• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Ketua Kelompok dalam Solidaritas Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo T1 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Ketua Kelompok dalam Solidaritas Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo T1 BAB I"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah kata yang sering kita dengar sehari-hari. Bahkan setiap

hari kita selalu melakukan komunikasi dalam kehidupan. Komunikasi dilakukan

manusia untuk mencapai sebuah tujuan tertentu, karena manusia merupakan

makhluk sosial yang selalu melakukan interaksi dengan orang lain. Dalam setiap

interaksi sosial antar individu tindakan komunikasi biasanya melibatkan dua belah

pihak yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Kehidupan sosial

mendorong manusia untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan manusia

lain, yang kemudian tergabung dalam sebuah kelompok. Dimana kelompok

tersebut dapat terbentuk karena tujuan dan pemikiran yang sama.

Ada beberapa pengertian kelompok menurut para ahli, salah satunya

menurut Merton (1990) kelompok yaitu sekumpulan orang yang saling

berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan di dalam kelompok

tersebut ada rasa solidaritas karena adanya nilai bersama. Selain itu pengertian

kelompok menurut Homans (1950) mengatakan bahwa kelompok merupakan

sejumlah individu yang berkomunikasi satu dengan lainnya, dalam jangka eaktu

tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga hal tersebut memberikan

kesempatan bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara langsung. Dan

terakhir yaitu menurut De Vito (1997) kelompok adalah sekumpulan individu

yang berhubungan satu sama lain yang memiliki tujuan bersama dan adanya

organisasi atau struktur diantara mereka. Di dalam kelompok dikembangkan

norma-norma yang dianggap sebagai dasar berperilaku anggotanya.

Kelompok terdiri dari beberapa individu, dimana setiap individu selalu

memiliki pemikiran dan gagasan serta ide dari masing-masing, dengan adanya hal

ini terjadilah gesekan serta hambatan yang terjadi di dalam sebuah kelompok.

Melalui gesekan dan hambatan inilah suatu kelompok dapat diuji tingkat

(2)

2 terjadi di dalam kelompok adalah hambatan mengenai komunikasi di dalam suatu

kelompok.

Di dalam sebuah kelompok pastilah ada komunikasi yang terjalin di

dalamnya, antara anggota yang satu dengan anggota yang lain. Menurut Ronald

Adler dan George Rodman dalam bukunya : Understanding Human

Communication (Adler & Roman :2013), komunikasi kelompok adalah proses

pertukaran informasi, penyaluran gagasan ide dari anggota kelompok yang saling

berinteraksi, biasanya melalui tatap muka langsung atau melalui beberapa

pertemuan. Komunikasi kelompok haruslah berjalan dengan baik, karena melalui

kemunikasi kelompok inilah tujuan dari sebuah kelompok dapat terwujud melalui

kerjasama dan usaha dari semua anggota kelompok.

Suatu kelompok dapat dikatakan berhasil karena beberapa faktor yang

mendukung. Faktor keberhasilan suatu pemimpin juga menjadi salah satu kunci

keberhasilan suatu kelompok. Pemimpin suatu kelompok diharapkan adalah

seseorang yang mampu mengarahkan semua anggota kelompoknya. Seorang

pemimpin adalah individu yang mampu mengarahkan individu-individu lain

untuk bersama-sama mewujudkan visi yang seragam (Wahjosumidjo: 1987).

Dimana visi tersebut adalah tujuan yang telah dibuat serta disetujui oleh seluruh

anggota kelompok. Seorang pemimpin kelompok diharuskan mampu

mempertahankan keutuhan kelompok yang dipimpinnya, meskipun di dalamnya

terdapat kendala yang dihadapi, hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab

dari seorang peimpin kelompok. Pemimpin dikatakan berhasil jika pemimpin

tersebut mampu membawa misi kelompoknya kearah yang lebih baik dan tetap

teguh merangkul semua anggota kelompok supaya kesatuan kelompok tetap

terjaga dan bisa tetap utuh dari waktu ke waktu. Ada beberapa karakter yang harus

dimiliki oleh seorang pemimpin menurut Warren Bennis (2011) dalam bukunya

yang berjudul : Menjadi Pemimpin Efektif,antara lain sebagai berikut :

 Kecerdasan, merupakan point utama seorang pemimpin, hal ini menentukan

langkah apa yang akan diambil untuk kelompok pada saat mengalami

(3)

3

 Berinisiatif tinggi, sifat ini jelas dibutuhkan oleh seorang pemimpin demi

terciptanya solusi yang bersifat nyata dan menjanjikan.

 Bertanggung jawab, sifat yang tetap teguh dan mampu berpikir taktis untuk

menerima segala resiko yang timbul dari keputusan yang diambil.

 Dapat dipercaya, anggotanya akan dengan kesungguhan hati mampu

mempercayai pemimpin dalam mengambil keputusan. Setiap anggota lebih

terpacu untuk menyatukan hati dan menciptakan keseragaman kelompok demi

terciptanya keutuhan.

 Jujur, mampu menjanjikan keterbukaan dan keluwesan dalam memberikan

segala informasi yang mencakup kepentingan kelompok.

 Rela berkorban, berarti rela menerjunkan diri dalam kepentingan kelompoknya

dibandingkan dengan kepentingan pribadi.1

Sosok pemimpin seperti inilah yang didambakan oleh hampir semua

kelompok. Begitu juga dengan Kelompok Wanita Tani Sedyo Mulyo yang berdiri

sejak tahun 2012. Pemimpin yang ideal ini di harapkan ada dalam sosok Ibu

Sujiyah, seorang guru SD yang selama ini memimpin KWT Sedyo Mulyo dari

awal KWT Sedyo Mulyo ini dibentuk hingga sekarang. Ibu Sujiyah inilah yang

selama ini menjadi panutan dalam kelompok wanita tani Sedyo Mulyo.

Pada saat ini di Indonesia sektor industri telah menggeser sektor

pertanian. Dimana hal ini dapat ditunjukkan dengan mulai banyak muncul

perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang industri menenggelamkan

sektor pertanian di Indonesia. Walaupun demikian, sudah banyak usaha yang

dilakukan agar sektor pertanian, yang digunakan sebagai sumber mata

pencaharian bagi sebagian besar penduduk, dapat terus memperbaiki diri. Salah

satunya dengan cara membentuk kelompok tani.

Kabupaten Semarang adalah salah satu daerah yang kebanyakan

masyarakatnya hidup dari sektor pertanian, meskipun di wilayah kabupaten ini

banyak terdapat pabrik-pabrik industri. Karena itu di wilayah Kabupaten

Semarang terdapat banyak kelompok tani. Menurut data dari dinas pertanian, di

1

(4)

4 Kecamatan Pabelan, Kabupatem Semarang sekarang ini terdapat 111 kelompok

tani.2 Dimana kita tahu bahwa sebagian besar warga Kecamatan Pabelan bekerja

sebagai petani mengolah sawah dan sektor pertanian lainnya. Dari kelompok tani

tersebut terdapat kelompok tani yang anggotanya wanita saja, yang dikenal

dengan nama Kelompok Wanita Tani (KWT). Kelompok Wanita Tani, adalah

kelompok yang anggotanya adalah perempuan, baik yang bekerja sebagai petani,

maupun ibu rumah tangga yang suaminya bekerja sebagai petani.

Berikut data KWT yang ada di Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan,

kelompok wanita tani terdapat di setiap dusun. Berikut adalah daftar nama Ketua

KWT yang ada di Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan :

1. KWT Sedyo Mulyo : Ibu Sujiyah (Guru Sekolah Dasar)

2. KWT Dadi Makmur : Ibu Juwati (Guru Paud)

3. KWT Mekar Sari :Ibu Ira Hariyani (Ibu Rumah Tangga)

4. KWT Jadi Makmur : Ibu Sugiyati (Ibu Rumah Tangga)

5. KWT Jaya Lestari : Ibu Muyasaroh (Ibu Rumah Tangga)

6. KWT Melati : Ibu Suharti (Ibu Rumah Tangga)

7. KWT Harapan Makmur : Ibu Rohaniyah (Guru Sekolah Dasar)

Dari tujuh ketua kelompok di atas, dapat diketahui bahwa selain Ibu Sujiyah

(KWT Sedyo Mulyo) ada juga Ibu Juwati (KWT Dadi Makmur) dan juga Ibu

Rohaniyah (KWT Harapan Makmur) yang berprofesi sebagai seorang guru

(pegawai negeri).

Kelompok wanita tani di Desa Kadirejo ini digunakan sebagai wadah

komunikasi antar ibu-ibu rumah tangga selain kelompok PKK . Rata-rata anggota

dari kelompok wanita tani di desa ini adalah ibu-ibu yang masih dalam usia

produktif, yang memiliki anak kecil yang harus di asuh setiap hari. Rata-rata

kegiatan mereka sehari-hari adalah petani, membantu suami mereka dalam

bercocok tanam, dan juga mengasuh anak. Tempat tinggal yang jauh dari akses

2

BP3K Kabupate Se ara g “Rekap kelompok tani per wilayah Provinsi Jawa Tengah

Kabupaten Semarang BP3K Kecamatan Pabelan periode : 09-09-2016 ” diakses

(5)

5 kendaraan, serta tingkat ekonomi yang rendah menyebabkan tingkat pendidikan

masyarakat pedesaan menjadi rendah pula. Tidak banyak warga yang sekolah

sampai ke bangku SMA.

Karena faktor pendidikan yang rendah ini di dusun Wonolelo inilah, yang

menyebabkan komunikasi yang berjalan di dalam kelompok wanita tani kerap

mengalami hambatan. Tidak semua anggota kelompok aktif di dalam pertemuan

yang diadakan setiap bulan. Adanya kesenjangan pendidikan yang menyebabkan

wanita dengan tingkat pendidikan yang rendah cenderung pasif dan tidak percaya

diri dalam menuangkan ide atau gagasan yang dimiliki.

Walaupun banyak kelompok tani yang ada di Desa Kadirejo, tidak semua

kelompok tani memiliki prestasi dan juga kestabilan perkembangan kelompok,

banyak kelompok tani yang tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, saah satunya bisa diambil contoh

adalah faktor kepemimpinan seseorang. Jika kita menyoroti KWT Sedyo Mulyo,

yang dipimpin oleh seorang perempuan, yang bekerja sebagai Guru Sekolah

Dasar, hal ini termasuk yang yang menarik untuk dikaji. Melihat perbandingan

antara ketua kelompok wanita tani yang sama-sama berprofesi sebagai guru

memanglah berbeda. Hal ini ditunjukkan oleh salah satu ketua KWT di Desa

Kadirejo yang lain, yaitu KWT Harapan Makmur dari Dusun Demangan, yang

dipimpin oleh Ibu Rohaniyah. Beliau juga berprofesi sebagai guru sekolah dasar.

Perempuan, biasanya dipandang sebelah mata dalam masyarakat

khususnya dalam kepemimpinan, hal ini disebabkan oleh sistem patriarki yang

dianut di negara Indonesia ini, dimana laki-laki selalu berada di atas perempuan.

Kemampuan perempuan di dalam memimpin sebuah kelompok, kurang dapat

dipercayai, karena perempuan masih dianggap lemah, kurang dapat tegas dalam

(6)

6 Namun, jika kita melihat dari kepemimpinan Ibu Sujiyah di KWT Sedyo

Mulyo, kita dapat melihat bahwa keahliannya dalam memimpin sebuah kelompok

dapat dikatakan berhasil, dilihat dari keutuhan, kekompakkan anggota kelompok

serta berkembangnya kegiatan di dalam kelompok. Untuk kelompok tani yang

lain, yang dipimpin oleh laki-laki, justru malah kurang bisa berkembang, baik dari

segi keanggotaan, sampai dengan variasi kegiatan yang dibentuk oleh kelompok.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap fenomena di

(7)

7

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pola komunikasi ketua kelompok dalam

mempertahankan solidaritas di Kelompok Wanita Tani Sedyo

Mulyo?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Menggambarkan pola komunikasi ketua kelompok dalam

mempertahankan solidaritas di Kelompok Wanita Tani Sedyo

Mulyo.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui teori yang

berkaitan dengan Ilmu Komunikasi, baik secara umum maupun

secara khusus dan juga mengembangkan ilmu komunikasi

khususnya dalam melihat bagaimana pola komunikasi ketua

kelompok dalam mempertahankan solidaritas serta keutuhan

KWT Sedyo Mulyo.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi Fakultas

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang

akademik, serta memberikan referensi bagi mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, khususnya

dalam bidang komunikasi kelompok dalam lingkup

kelompok sosial masyarakat.

2. Manfaat bagi Kelompok Wanita Tani

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

masukan serta dapat memberikan perubahan yang lebih

baik dalam komunikasi kelompok wanita tani. Karena jika

(8)

8

semua anggota kelompok akan terdorong untuk

mempertahankan solidaritas dan keutuhan kelompok.

1.5 Konsep-Konsep Dalam Penelitian

1.5.1 Kepemimpinan Wanita atau Feminist Leardership

Wanita memimpin dengan cara yang berbeda dengan pria, meskipun

demikian kepemimpinan seorang wanita tidak berbeda dengan kaum pria.

Dalam buku yang berjudul Leadership Untuk Profesional dan Mahasiswa

karangan Tikno Lensufiie (2010) Kepemimpinan Wanita atau Feminist

Leadership memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 Menggunakan konsensus dalam mengambil keputusan

Pemimpin wanita menggunakan pandangan atau pendapat

umum yang berlaku di masyarakat. Menggunakan

ukuran-ukuran dengan batas wajar yang sudah berkembang dikalangan

masyarakat. Seandainya ada perubahan yang akan dilakukan

para pemimpin wanita melakukan penerapan dengan cara yang

halus dan tidak spontan sehingga kemungkinan diterima di

dalam sebuah kelompok lebih besar karena resiko konflik

dalam kelompok lebih kecil.

 Menunjukkan kekuatan rasional

Pemimpin wanita tidak terlepas dari kodratnya sebagai seorang

wanita. Pengalaman-pengalaman dalam membina relasi yang

positif di dalam kehidupannya merupakan stimulus yang dapat

digunakan dalam kepemimpinannya. Secara prinsip, kekuatan

membina relasi ini terasa sangat kental pada Kepemimpinan

Wanita.

 Mendahulukan pendekatan-pendekatan yang produktif

(9)

9 Kepemimpinan Wanita memiliki kecenderungan merangkul dan tidak frontal.

Thomas dan Kilman menangkap adanya unsur-unsur kepemimpinan yang

kooperatif (untuk memuaskan pihak lain) dan untuk memuaskan pihak sendiri di

dalam sebuah konflik.

Membangun suasana kerja yang saling mendukung

Kekuatan dari Kepemimpinan Wanita adalah adanya unsur-unsur kehangatan,

saling pengertian, saling menguatkan, saling mendukung, mengajak tumbuh

bersama, mendengarkan, empati dan saling percaya. Tipe kepemimpinan gender

approach, berasal dari gaya Kepemimpinan Wanita. Meskipun demikian, tipe

kepemimpinan semacam ini juga kerap dipraktekan oleh kaum pria. Dari

prespektif feminist ini munculah gaya kepemimpinan baru untuk pria dan

perempuan yang disebut androgynious, yang dapat diterjemahkan sebagai

kepemimpinan lintas gender.

1.5.2 Gaya Kepemimpinan

Bagian ini membicarakan tentang gaya atau style kepemimpinan yang banyak

mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku

pengikut-pengikutnya. Jika kepemimpinan terjadi dalam suatu organisasi tertentu,

dan seseorang tadi perlu mengembangkan staf dan membangun iklim motivasi

yang menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi, maka orang tersebut lantas

perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan itu merupakan

norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha

menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan

orang yang perilakunya akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya.

Gaya kepemimpinan inilah yang merupakan pola komunikasi yang

dibentuk oleh ketua kelompok dalam mengarahkan anggota kelompoknya. Ini

juga merupakan salah satu cara untuk mempertahankan solidaritas. Dalam

menggerakkan semua anggota kelompoknya, seorang ketua harus bisa

(10)

10 mudah diikuti oleh semua anggota kelompok. Pola komunikasi inilah yang

nantinya akan membawa seorang pemimpin untuk maju dan berkembang dalam

memimpin sebuah kelompok. Pola komunikasi ini akan menjadi acuan dan

kebiasaan semua anggota kelompok dalam menyelesaikan beberapa hal di dalam

sebuah kelompok. Maka, adanya pola komunikasi yang baik dan efektif dalam

sebuah kelompok sangatlah penting dan dibutuhkan.

1.5.3. Kelompok Wanita Tani

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 4 tahun 1992 tentang

Pedoman Pembinaan Kelompok Tani-Nelayan (Dinas Tanaman Pangan DT. 1

Jabar (1985) kelompok tani adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar

kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya), keakraban dan

keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua. Dengan jumlah anggota minimum

20 orang dan maksimum disesuaikan dengan jenis usaha tani dan juga kondisi

setempat.

Dengan demikian, kelompok wanita tani adalah kelompok petani beranggotakan

wanita-wanita, ibu-ibu rumah tangga dengan mata pencaharian sebagai petani atau

juga hanya membantu suami mereka dalam bertani di sawah yang digarap.

Menurut Departemen Pertanian (2000), dengan paradigm baru pembangunan

pertanian yang arahnya melihat petani sebagai subyek atau pelaku pembangunan,

maka kelompok tani dapat berperan sebagai :

 Lembaga pengubah (change institution), yaitu lembaga petani yang dapat

mengubah perilaku anggotanya untuk meningkatkan keberhasilan usaha

taninya.

 Lembaga pembaharu (reform institution), yaitu lembaga petani yang dapat

menciptakan pembeharuan bagi anggotanya melalui inovasi baru di bidang

pertanian.

 Lembaga Permodernisasi (modernizing institution), yaitu lembaga petani yang

dapat membawa anggotanya menjadi petani yang lebih modern (mengikuti

(11)

11

1.5.4. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan antara 1 orang dengan

orang lain di dalam sebuah wadah yang telah di bentuk. Menurut B. Curtis, James

J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, hlm. 149) menyatakan komunikasi kelompok

terjalin ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan

seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama, dan

mempengaruhi satu sama lain. Lebih mendalam ketiga ilmuwan terkenal,

menjabarkan sifat-sifat dari komunikasi kelompok sebagai berikut :

1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka

2. Kelompok memiliki sedikit partisipan

3. Kelompok bekerja di bawah arahan seorang pemimpin

4. Kelompok membagi tugas dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok usaha wanita yang merupakan kelompok industri rumah tangga pengolahan hasil pertanian di Kota Salatiga sebagian mendapatkan bantuan modal melalui BLM

Ketua kelompok tani sebagai pemimpin kelompok haruslah merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk memimpin anggotanya dalam mencapai tujuan kelompok dan mempunyai interaksi

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perempuan Desa Kaliabu yang memiliki pekerjaan sebagai petani maupun buruh tani masih memiliki waktu luang dirumah yang

Berbeda dengan kelompok tani yang lainnya, kelompok wanita tani dalam pembinaannya diarahkan untuk mempunyai suatu usaha produktif dalam skala rumah tangga yang

Masalah ekonomi tidak bisa terlepas dari kehidupan Bu Tum, beliau adalah ibu rumah tangga biasa sedangkan suaminya bekerja sebagai buruh bangunan yang

Hal ini dikarenakan bagi ibu bekerja, mereka harus menjalani dua peran yang berbeda yakni menjadi wanita pekerja dan sebagai ibu rumah tangga, dan bagi ibu bekerja yang

Tenaga kerja yang bekerja sebagai petani rumput laut berasal dari anggota rumah tangga petani rumput laut walaupun ada yang berasal dari luar anggota rumah tangga petani

Peran aktif wanita di pedesaan tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga dalam pengelolaan pendapatan rumah tangga melalui kegiatan usaha tani, prosesing,