• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Beta Saham Pada Peride Bullish dan Periode Bearish Di BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbedaan Beta Saham Pada Peride Bullish dan Periode Bearish Di BEI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan

harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Tujuan investasi

adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor, dalam hal ini kesejahteraan

yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

unsur risiko dan return. Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan

resiko tertentu dengan return yang terbesar, atau return tertentu dengan resiko

terkecil. Jika ada dua usulan investasi yang memberikan return yang sama, tetapi

mempunyai resiko yang berbeda, maka investor yang rasional akan memilih

investasi yang mempunyai resiko yang lebih kecil. Return merupakan salah satu

faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas

keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya

(Tandelilin, 2001). Return dapat berupa return realisasi (aktual) yang sudah

terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi

dimasa yang akan datang. Keputusan investasi menyangkut pengharapan pada

masa yang akan datang dan bersifat tidak pasti sehingga didalamnya mengandung

unsur risiko bagi investor terutama terkait dengan ketidaktepatan antara harapan

dengan kenyataan atas penghasilan yang diperoleh dari investasi tersebut. Risiko

merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat return ekspektasi dengan

tingkat return realisasi. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar

(2)

preferensi mereka terhadap risiko. Investor yang lebih berani (less risk averse)

cenderung memilih investasi yang berisiko tinggi dengan harapan akan

memperoleh return yang tinggi. Sebaliknya investor yang tidak mau menanggung

risiko yang tinggi (more risk averse) akan kecil pula kemungkinannya mendapat

return yang tinggi (Tandelilin, 2003). Hal ini sesuai dengan penelitian Jogiyanto

(1998) yang menyatakan bahwa return ekspektasi dan risiko mempunyai

hubungan positip. Semakin besar risiko suatu sekuritas, semakin besar return

yang diharapkan. Sebaliknya juga benar, yaitu semakin kecil return yang

diharapkan, semakin kecil risiko yang harus ditanggung.

Ketidakpastian dalam investasi disebut juga dengan risiko investasi. Salah

satu penyebab terjadinya risiko investasi adalah kondisi perekonomian dan politik

yang selalu berubah-ubah. Dalam pasar modal, pergerakan indeks saham selain

dipengaruhi faktor internal perusahaan seperti kinerja perusahaan, juga

dipengaruhi oleh kondisi moneter. Fakta yang membuktikan bahwa kondisi

moneter dapat mempengaruhi indeks harga saham ialah saat terjadinya krisis

keuangan global tahun 2008 yang menempatkan indeks harga saham gabungan

pada posisi terendah hingga mencapai di level 1.111,390 pada 28 Oktober 2008,

hal ini yang kemudian menurut direktur utama BEI Erry Firmansyah menjadi

faktor yang mendorong BEI mensuspen perdagangan saham di seluruh pasar

(Kompas, 30 Desember 2008). Kondisi politik yang kurang stabil dan

perekonomian yang tidak kondusif juga turut mendorong investor untuk menarik

(3)

menimbulkan risiko yang berbeda. Suad Husnan (1994) mengelompokkan risiko

kedalam 2 bagian, yaitu :

1. Risiko sistematis, yaitu risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan cara

diversifikasi.

2. Risiko tidak sistematis, yaitu risiko yang dapat dihilangkan dengan cara

diversifikasi.

Penjumlahan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis ini disebut

dengan risiko total. Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan

perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan, seperti inflasi, resesi,

kebijakan pajak dan lain sebagainya atau dengan kata lain lebih terkait pada

faktor-faktor makro. Risiko ini tidak dapat didiversifikasikan dan mencerminkan

tingkat sensitivitas perubahan saham terhadap indeks pasar. Sedang risiko tidak

sistematis lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan. Risiko

sistematik ini disebut juga dengan risiko umum (general risk), risiko pasar

(market risk) dan beta (β). Beta (β) merupakan pengukur risiko sistematis dari

suatu saham terhadap risiko pasar. Nilai beta menggambarkan volatilitas dari

return saham terhadap return pasar. Beta sama dengan 1 juga menunjukkan jika

return pasar bergerak naik (turun), return sekuritas akan bergerak naik (turun)

sama besarnya mengikuti return pasar (H. M Jogiyanto, 1998). Tandelilin (2001)

menyatakan bahwa beta merupakan ukuran kepekaan return sekuritas terhadap

return pasar. Semakin besar beta suatu sekuritas, semakin besar kepekaan return

(4)

disebut sebagai saham yang agresif, sedangkan saham yang mempunyai beta

kurang dari satu disebut sebagai saham yang defensif (Husnan, 1994).

Sebelum berinvestasi, investor melakukan pengamatan terhadap portofolio

investasi yang akan dibentuk. Melalui beta suatu sekuritas, investor bisa

menganalisa suatu sekuritas. Selain itu, mengetahui beta masing-masing sekuritas

juga berguna untuk pertimbangan memasukkan sekuritas tersebut ke dalam

portofolio investasi yang akan dibentuk. Dikarenakan portofolio investasi terus

menerus berubah berdasarkan sentimen pasar, ada baiknya investor melakukan

pengamatan terhadap perubahan kondisi pasar. Karena perubahan kondisi pasar

akan berpengaruh terhadap return. Saat kondisi pasar membaik (yang ditunjukkan

indeks pasar yang tersedia) harga- harga saham individual juga meningkat.

Demikian pula sebaiknya pada saat kondisi pasar memburuk maka harga-harga

saham akan turun harganya, hal ini mencerminkan bahwa tingkat keuntungan

(return) suatu saham berkorelasi dengan perubahan pasar (Husnan, 1994).

Di dunia pasar modal terdapat dua kondisi pasar, yaitu pasar bullish dan

pasar bearish. Bullish adalah suatu kondisi dimana pasar saham sedang

mengalami tren naik atau menguat. Kenaikan pasar saham ini dapat dipengaruhi

oleh kondisi ekonomi disuatu negara bahkan diseluruh dunia yang sedang

mengalami pertumbuhan ekonomi. Sektor usaha dan bisnis berkembang, tingkat

pendapatan perkapita naik, pertumbuhan laba perusahaan yang meningkat, dan

faktor lainnya. Bearish adalah suatu kondisi dimana pasar saham sedang

mengalami tren turun atau melemah. Penurunan pasar saham ini dipengaruhi oleh

(5)

tingkat pengangguran bertambah, defisit neraca perdagangan, laba perusahaan

yang tumbuh negatif dan faktor lainnya. Pasar bullish ditandai dengan

meningkatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) secara terus-menerus dari

waktu ke waktu. Sebaliknya, pasar bearish ditunjukkan oleh menurunnya indeks

harga saham gabungan (IHSG) secara kontiniu dari waktu ke waktu.

Koefisien beta digunakan sebagai proxy untuk mempresentasikan

sensitivitas suatu sekuritas terhadap pergerakan pasar. Karenanya mengetahui beta

suatu aset adalah berguna untuk manajemen portofolio. H.M Jogiyanto (1998a,

1998b) menyatakan bahwa pada pasar modal indonesia terjadi aktivitas

perdagangan yang tidak sinkron sehingga perlu dilakukan penyesuaian terhadap

perhitungan nilai beta pada pasar yang ada. Untuk itu perlu diteliti lebih lanjut

penelitian mengenai beta pada kondisi pasar yang berbeda.

Penelitian ini didasari oleh penelitian.yang menyatakan risiko sistematis

(beta) saham sebagai komponen penting untuk mengestimasi return suatu saham

tidaklah bersifat stasioner dari waktu ke waktu, sehingga perlu disesuaikan dengan

kondisi pasar yang sedang terjadi. Pengukuran beta dengan mempertimbangkan

kondisi pasar yang terjadi akan lebih akurat untuk dijadikan sebagai dasar

pengambilan keputusan investasi, karena beta yang bersifat kondisional cenderung

lebih dapat menjelaskan hubungan antara risiko dan return yang diterima

(Tandelilin, 2001;).

Hal ini berbeda dengan penelitian yang menyatakan bahwa koefisien beta

secara relatif cenderung stasioner sepanjang waktu, khususnya untuk portofolio

(6)

CAPM mengasumsikan bahwa beta adalah stasioner dari waktu ke waktu.

Sedangkan penelitian Levy (1971) menyatakan bahwa perlu untuk menghitung 2

beta, satu untuk periode bullish dan satu untuk periode bearish, hal ini

dikarenakan penghitungan CAPM tidak dapat menjelaskan kondisi pasar bullish

dan pasar bearish. Fabozzi dan Francis (1979), menyatakan bahwa penelitian

tentang perbedaan beta saham pada pasar yang sedang bullish dan bearish didasari

oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Levy (1971), serta Black (1972),

yang meneliti hubungan risiko dan return dalam model keseimbangan Capital

Asset Pricing Model (CAPM). Dalam penelitian tersebut mereka melakukan

pengujian terhadap kemampuan beta sebagai ukuran risiko sistematis saham

dalam menjelaskan variabel return saham. Salah satu hasil penting dalam

penelitian tersebut adalah perlunya penghitungan beta saham secara terpisah pada

kondisi pasar yang sedang bullish dan bearish, untuk memperoleh hasil estimasi

return yang lebih akurat dan bisa mengakomodasikan perubahan risiko sistematis

beta akibat perubahan kondisi pasar. Model yang digunakan untuk mengestimasi

beta saham yang digunakan dalam penelitian tersebut disebut model pasar dua

faktor (two-factor market model), yang memungkinkan penghitungan beta secara

terpisah pada dua kondisi pasar bullish dan bearish. Penelitian Fabozzzi dan

Francis (1977,1979) melakukan penentuan pasar bullish dan pasar bearish dengan

melihat return bulanan dari suatu indeks harga saham yang digunakan sebagai

proxy pasar, apabila return tersebut adalah positif, maka pasar pada bulan tersebut

dikategorikan bullish demikian pula halnya apabila ditemukan return negatif,

(7)

mengusulkan adanya penelitian mengenai ada perbedaan risiko sistematis saham

pada kondisi bullish dan bearish. Mereka menggunakan mean dari return pasar

saham yang ada pada waktu penelitian untuk membedakan kondisi bullish dan

bearish. Apabila return pasar saham suatu bulan tertentu lebih besar dari daripada

mean maka pasar pada bulan tersebut dikategorikan bullish, demikian juga

sebaliknya.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang akurat mengenai

keadaan pasar. Hal ini karena dalam pengambilan keputusan investasi, informasi

yang diterima oleh para investor sangat berpengaruh, juga tingkat kemampuan dan

pengetahuan investor mengenai pergerakan pasar. Warren Buffet menjalankan

aktivitas investasinya menggunakan Bearish Market Indicator sebagai salah satu

strategi investasinya. Strategi yang digunakan Warren ini berguna untuk

menentukan kapan harus masuk dan kapan harus keluar dari pasar dan untuk

menilai apakah pasar sudah over bullish atau tidak. Penelitian Fabozzzi dan

Francis (1977) mengatakan bahkan beberapa penasihat investasi dan broker di

pasar modal Amerika sudah menyediakan jasa penghitungan beta saham secara

terpisah pada pasar yang sedang bullish dan bearish. Hal ini mengindikasikan

bahwa penelitian beta pada saat kondisi pasar sedang bullish atau sedang bearish

adalah penting untuk membantu investor mendapatkan informasi yang lebih

akurat untuk membuat keputusan investasi yang tepat. Penelitian ini dilakukan di

Bursa Efek Indonesia dengan mengambil sampelsaham-saham yang termasuk

(8)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah beta dari return pasar saham berpengaruh pada return saham pada

pasar yang bullish.

2. Apakah beta dari return pasar saham berpengaruh pada return saham pada

pasar yang bearish.

3. Apakah terdapat perbedaan beta saham pada kondisi bullish dan kondisi

bearish?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian :

1. Untuk menganalisis adakah perbedaan beta saham pada kondisi bullish

dan kondisi bearish.

2. Untuk mengetahui apakah beta dari return pasar saham berpengaruh pada

return saham pada pasar yang bullish.

3. Untuk mengetahui apakah beta dari return pasar saham berpengaruh pada

return saham pada pasar yang bearish.

Manfaat Penelitian :

1. Bagi investor, dengan mengetahui perbedaan beta saham pada periode

bullish dan periode bearish, diharapkan dapat menjadi informasi yang

memudahkan investor untuk membuat keputusan investasi yang akurat.

2. Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian

(9)

3. Bagi pihak lain, sebagai wawasan tambahan dan panduan dalam

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya inovasi, organisasi akan dapat merespon tantangan, dapat bertahan dan lebih mudah berkembang (Van den Ven, 1986; Carmelli, Meitar, & Weisberg,dalam

23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai

Kampung Sumber Alam Resort merupakan kawasan wisata yang terletak di Kabupaten Garut yaitu objek wisata Cipanas yang tepatnya berada di Kecamatan Tarogong Kidul atau

Background Grouping Membership Form Name: Address: City: State: Zip: Dues: Pubs: Total: OK Cancel  Warna memberi tambahan.

Hasil dari penelitian dalam penyusunan studi kasus ini menunjukan bahwa tanggung jawab maskapai terhadap penumpang yang mengalami kecelakaan pesawat adalah dengan

Disc memiliki granul atau butiran-butiran menyerupai pasir yang rapat, juga oral plate dan Oral shield (Ophiuridae).. Tidak terdapat arm

Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT Dexa Medica yang.. berlangsung pada tanggal 1 Oktober hingga 30 November

Berdasarkan hasil validasi model di atas, maka model matematika dan penyelesaian numerik menggunakan metode beda hingga skema implisit Euler dari magnetohidrodinamik fluida