BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Minyak merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi kebutuhan
tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi dimana satu
gram minyak dapat menghasilkan 9 kal. Minyak (nabati) mengandung asam
lemak tak jenuh dan beberapa asam lemak esensial seperti asam olet, linolet dan
linolenat. Minyak berperan penting bagi pengolahan bahan pangan, kerena
minyak mempunyai titik didih yang tinggi (± 200oC). Oleh karena itu minyak
dapat digunakan untuk menggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng
menjadi kehilangan kadar air dan menjadi kering. Selain itu minyak dapat juga
memberikan rasa yang gurih dan aroma yang spesifik. Penggunaan minyak kelapa
di Indonesia nomor dua terbanyak setelah minyak sawit (lebih dari 70%). Minyak
kelapa dapat mengalami perubahan aroma dan cita rasa selama penyimpanan.
Perubahan ini disertai dengan terbentuknya senyawa-senyawa yang dapat
menyebabkan kerusakan minyak. Kerusakan minyak secara umum disebabkan
oleh proses oksidasi dan hidrolisis (Suastuti, 2009).
Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak
yang bermutu baik. Istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan atas dua arti.
Pertama adalah mutu dalam arti benar-benar murni dan tidak bercampur dengan
minyak-minyak nabati lainnya. Mutu minyak dalam arti pertama dapat ditentukan
dengan menilai sifat-sifat fisiknya, antara lain titik lebur, bilangan penyabunan
dan bilangan iodium. Sedangkan yang kedua adalah mutu minyak dalam arti
penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini syarat mutunya diukur berdasarkan
spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas, air,
kotoran, logam, besi, tembaga, peroksida dan ukuran pemucatan (Damanik, 2008).
Minyak kelapa yang bermutu baik dibutuhkan untuk keamanan serta kenyamanan
konsumen, maka perlu diketahui apakah minyak kelapa yang beredar di pasaran
telah memenuhi syarat mutu minyak kelapa berdasarkan SNI 01-2902-1992.
Dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan analisa penetapan kadar air dan
bilangan penyabunan pada minyak kelapa curah dan minyak kelapa bermerek.
1.2Tujuan Percobaan
a. Untuk mengetahui kadar air pada minyak kelapa curah dan minyak kelapa
bermerek.
b. Untuk mengetahui bilangan penyabunan pada minyak kelapa curah dan
bermerek.
c. Untuk mengetahui apakah kadar air pada minyak kelapa curah dan minyak
kelapa bermerek memenuhi persyaratan mutu minyak kelapa berdasarkan
SNI 01-2902-1992.
d. Untuk mengetahui apakah bilangan penyabuan pada minyak kelapa curah
dan minyak kelapa bermerek memenuhi persyaratan mutu minyak kelapa
berdasarkan SNI 01-2902-1992.
1.3Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari penetapan kadar air dan bilangan penyabunan pada
minyak kelapa adalah agar mengetahui apakah kadar air dan bilangan penyabunan
minyak kelapa yang diperoleh telah memenuhi standar mutu minyak kelapa
berdasarkan SNI 01-2902-1992.