• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Angka Paling Mungkin (APM) Coliform pada Teh Kering Dalam Kemasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Angka Paling Mungkin (APM) Coliform pada Teh Kering Dalam Kemasan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tanaman Teh

Tanaman teh adalah salah satu tanaman perdu yang berdaun hijau yang

dapat tumbuh 15 sampai 30 kaki tingginya, apabila tanaman teh telah mencapai

tinggi 3–5 kaki akan dipotong. Tanaman teh diperkirakan berasal dari daerah

Pegunungan Himalaya dan daerah-daerah pegunungan yang berbatasan dengan

Republik Rakyat Cina, India, Birma (Spillane,1992).

Tanaman teh dapat tumbuh dengan tinggi sekitar 6-9 meter. Di

perkebunan-perkebunan, tanaman teh dipertahankan hanya sekitar 1 meter tingginya dengan

pemangkasan secara berkala. Hal ini untuk memudahkan pemetikan daun dan agar

diperoleh tunas-tunas daun teh yang cukup banyak. Tanaman teh umumnya mulai

dapat dipetik daunnya secara terus-menerus setelah umur 5 tahun dan dapat

memberi hasil daun teh cukup besar selama 40 tahun (Spillane, 1992).

Pohon kecil tampak seperti perdu karena seringnya dilakukan pemangkasan.

Bila tidak dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5-10 m, dengan bentuk

tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang - cabang, ujung ranting

dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling,

helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal

runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6-18 cm, lebar 2-6

cm, warnanya hijau, permukaannya mengkilap. Bunga di ketiak daun, tunggal

atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3-4

(2)

berbentuk kotak, berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau,

setelah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1-3 cm, dan yang digunakan untuk

pembuatan minuman teh adalah pucuk dan daun muda. Perbanyakan dilakukan

dengan biji, setek, sambungan atau cangkokan (Fitri, 2008).

2.2Jenis dan Pengolahan Teh

Komoditas teh dihasilkan dari pucuk daun tanaman teh (Camellia sinensis)

melalui proses pengolahan tertentu. Secara umum berdasarkan cara atau proses

pengolahannya, teh dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu teh hijau, teh

oolong dan teh hitam. Teh hijau dibuat dengan cara menginaktifasi enzim

oksidase atau fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar, dengan cara

pemanasan atau penguapan menggunakan uap panas, sehingga oksidasi enzimatik

terhadap katekin dapat dicegah. Teh hitam dibuat dengan cara memanfaatkan

terjadinya oksidasi enzimatis terhadap kandungan katekin teh. Sementara, teh

oolong dihasilkan melalui proses pemanasan yang dilakukan segera setelah proses

rolling atau penggulungan daun, dengan tujuan untuk menghentikan proses

fermentasi, yang memiliki karakteristik khusus dibandingkan teh hitam dan teh

hijau (Fitri, 2008).

Pengolahan teh terbesar didominasi dalam bentuk teh hitam, sisanya teh

hijau, sedangkan industri teh wangi merupakan hasil olahan teh hitam.

Pengolahan daun teh dimaksudkan untuk mengubah komposisi kimia daun teh

segar secara terkendali, sehingga menjadi hasil olahan yang dapat memunculkan

sifat-sifat yang dikehendaki pada air seduhannya, seperti warna, rasa, dan aroma

(3)

empat kelompok yaitu substansi fenol (katekin dan flavanol), substansi bukan

fenol (pektin, resin, vitamin, dan mineral), substansi aromatik, dan enzim-enzim

(Tindao, 2009).

Sistem pengolahan teh hitam di Indonesia dapat dibagi menjadi dua yaitu

sistem orthodox (orthodox murni dan orthodox rotorvane) dan sistem baru yaitu

sistem CTC (Crushing, Tearing, Curling). Sistem yang paling umum di Indonesia

adalah sistem orthodox rotorvane (Tindao, 2009).

Pengolahan teh hitam orthodox rotorvane terdiri dari beberapa tingkat

kegiatan yaitu sebagai berikut :

a. Penyediaan pucuk daun segar

Mutu teh hitam hasil pengolahan terutama ditentukan oleh bahan bakunya

yaitu daun teh yang segar hasil petikan. Mutu teh hitam yang baik sebenarnya

akan lebih mudah dicapai apabila bahan segarnya (pucuk) bermutu baik. Secara

fisik, pucuk yang bermutu adalah daun muda yang utuh, segar dan berwarna

kehijauan. Menurut beberapa ahli pengolahan, 75% mutu teh ditentukan di kebun

(ketinggian tempat, jenis petikan, dan penanganan hasil petikan), sisanya yang

25% ditentukan oleh proses pengolahan. Untuk mencapai tujuan, sebelum masuk

proses pengolahan di pabrik, daun hasil petikan harus memenuhi syarat sebagai

berikut (Tindao, 2009) :

− Masih dalam keadaan segar, tidak rusak seperti patah-patah, sobek, dan

terperam.

− Tidak terlalu lama tertahan di kebun dan tidak terkena sinar matahari secara

(4)

− Ditampung dalam wadah pengumpul daun dengan tidak melebihi kapasitas

optimum.

− Diangkut dari kebun dengan hati-hati.

− Dipisahkan antara daun yang baik dari daun yang rusak.

b. Pelayuan

Setelah di pabrik daun teh dipaparkan pada alat untuk melayukan daun

selama 14-18 jam. Agar seluruh daun dapat merata, maka setiap 6 jam harus

dibalik. Proses ini disesuaikan dengan keadaan daun (Spillane, 1992).

c. Penggulungan (Rolling)

Penggulungan akan membuat daun memar dan dinding sel rusak, sehingga

cairan sel keluar di permukaan dengan merata, dan pada saat itu telah terjadi

oksidasi enzimatis (fermentasi). Dengan adanya penggulungan, secara fisik daun

yang sudah di gulung akan memudahkan tergiling dalam proses penggilingan

(Tindao, 2009).

d. Penggilingan

Setelah proses kedua selesai daun digiling secara bertingkat diikuti dengan

pengayakan. Tujuan dari penggilingan ini adalah agar daun menjadi memar

sehingga terjadi proses kimiawi dan agar daun dapat menggulung. Sisa yang tidak

terayaki dimasukkan dalam fermentasi (Spillane, 1992).

e. Sortasi Basah

Sortasi bubuk basah bertujuan untuk memperoleh bubuk yang seragam,

memudahkan sortasi kering, serta memudahkan dalam pengaturan proses

pengeringan. Mesin sortasi basah yang dipakai adalah rotary ball breaker. Mesin

(5)

diinginkan. Hasil sortasi terdiri dari bubuk dan badag. Setiap jenis bubuk diberi

nomor sesuai dengan nomor urut gilingan bubuk tersebut dihasilkan, seperti

bubuk 1, bubuk 2, dan bubuk 3, serta badag. Badag adalah bubuk kasar yang

tidak dapat melewati ayakan terakhir (Tindao, 2009).

f. Fermentasi

Daun teh yang telah digiling kemudian dimasukkan dalam ruang fermentasi

dan disimpan dalam rak-rak khusus selama 90-120 menit sejak mulai daun

digiling. Disini diperlukan kelembaban udara 98% dan suhu 22oC. Tujuannya

adalah agar aroma, rasa dan warna teh menjadi baik (Spillane, 1992).

g. Pengeringan

Tujuan utama dari pengeringan adalah menghentikan proses fermentasi

senyawa polifenol dalam bubuk teh pada saat komposisi zat-zat pendukung

kualitas mencapai keadaan optimal. Dengan adanya pengeringan, kadar air dalam

teh bubuk akan berkurang, sehingga teh kering akan tahan lama dalam

penyimpanan. Proses pengeringan berlangsung dalam mesin pengering (Tindao,

2009).

h. Sortasi Kering

Sortasi kering adalah kegiatan memisah-misahkan teh bubuk kering (teh

hitam) menjadi jenis-jenis tertentu sesuai dengan yang dikehendaki dalam

perdagangan. Tujuan sortasi kering adalah mendapatkan ukuran dan warna

partikel teh kering yang seragam sesuai dengan standar yang diinginkan. Sortasi

kering dilakukan dengan cara memasukkan teh kering ke dalam mesin pengayak

yang memiliki ukuran mesh berkisar antara 8 sampai 32 mesh (Tindao, 2009).

(6)

Pengemasan atau pengepakan adalah upaya memberikan wadah bagi produk

teh hitam agar memudahkan pengiriman produk tersebut ke konsumen atau pasar

dan pengiriman produk ke luar negeri sebagai komoditi ekspor. Tujuan

pengemasan adalah untuk melindungi teh hitam dari kerusakan, memudahkan

transportasi dari lokasi produsen ke konsumen, efisiensi dalam penyimpanan di

gudang, serta sebagai alat promosi (Tindao, 2009).

2.3Manfaat Teh Bagi Kesehatan

Teh hitam ini mempunyai rasa dan aroma berbeda tergantung pada

ketinggian tempat tumbuh dan jenis teh serta proses pembuatannya. Teh hitam

menghasilkan larutan yang berwarna merah tembaga. Manfaat teh bagi kesehatan

adalah sebagai berikut (Tindao, 2009) :

− Meningkatkan metabolisme

− Mengurangi nafsu makan

− Mengurangi resiko serangan jantung

− Menstimulir pembentukan sel darah putih

− Membantu melawan keracunan makanan

− Digunakan sebagai obat luar

− Digunakan sebagai bahan kosmetik

2.4Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari

tentang organisme yang terlalu kecil untuk diidentifikasi oleh mata manusia tanpa

(7)

lebih kecil dari 0,1 mm, maka kita tidak akan dapat mengidentifikasinya sama

sekali, dan hanya sebagian kecil yang dapat kita identifikasi pada benda yang

memiliki diameter sebesar 0,1 mm. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa

organisme dengan diameter 1 mm atau lebih kecil disebut mikroorganisme dan

memiliki cakupan yang cukup luas dalam bidang ilmu mikrobiologi.

Mikroorganisme memiliki taksonomi yang tersebar luas, termasuk beberapa

hewan, protozoa, beberapa alga dan fungi, bakteri, dan virus. Keberadaan dari

dunia mikroba ini tidak diketahui sampai adanya penemuan mikroskop, suatu alat

optik yang memungkinkan untuk melakukan perbesaran suatu benda yang sangat

kecil yang tidak dapat dilihat dengan jelas dengan mata manusia. Akibat dari

ukuran mikroorganisme yang kecil, informasi yang dapat diperoleh dari hasil

pengujian tersendiri tentang siklus hidupnya sangatlah terbatas, disamping itu

populasi dari mikroba tersebut merupakan kumpulan dari jutaan bahkan miliaran

dari mikroba. Populasi ini dapat diperoleh dari menumbuhkan mikroorganisme

pada kondisi yang sesuai, yang disebut kultur. Suatu kultur yang hanya

mengandung satu macam mikroorganisme disebut kultur murni. Sedangkan kultur

yang mengandung lebih dari satu macam mikroorganisme disebut kultur

campuran jika terdapat dua macam mikroorganisme (Adelberg, dkk., 1977).

Mikroorganisme tersebar luas di alam dan dijumpai juga pada pangan.

Beberapa diantaranya, jika terdapat dalam jumlah yang cukup banyak dapat

menyebabkan keracunan makanan. Mikroorganisme merupakan penyebab utama

merosotnya mutu pangan, misalnya kerusakan pangan. Namun demikian tidak

semua mikroorganisme berperan penting dalam semua bentuk kehidupan, karena

(8)

unsur hara ke dalam tubuh. Mikroorganisme juga dipergunakan oleh manusia

untuk memproduksi beberapa jenis makanan, misalnya roti dan yogurt (Gaman,

1981).

Mikroorganisme pada umumnya memiliki temperatur optimal pada suhu

5oC dan ada yang tumbuh pada suhu 85 oC. Tetapi organisme yang menyebabkan

penyakit pada manusia adalah mikroorganisme yang tumbuh optimal pada suhu

yang mendekati suhu tubuh manusia, yaitu 37 oC dan mikroorganisme ini disebut

mikroorganisme mesofil (Brock, 1978).

2.5Bakteri

Kelompok mikroorganisme yang paling penting dan beraneka ragam, yang

berhubungan dengan makanan dan manusia adalah bakteri. Adanya bakteri dalam

bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau

menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat

melangsungkan fermentasi yang menguntungkan. Bakteri terdapat secara luas di

lingkungan alam yang berhubungan dengan hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air

dan tanah (Buckle, 1987).

Bakteri adalah salah satu golongan organisme prokariotik (tidak mempunyai

selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu memiliki informasi genetik

berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus (nukleus) dan tidak ada

membran inti. Bentuk DNA bakteri adalah sirkuler, panjang dan biasa disebut

nukleoid. Pada DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas

ekson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung

(9)

2.6Bakteri Koliform

Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator

adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap pangan.

Adanya bakteri koliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan

kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan atau

toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Fardiaz, 1993).

Grup koliform pada umumnya aerobik, dan hanya sedikit secara fakultatif

anaerobik, merupakan gram negatif, batang pendek, berbentuk lonjong, tidak

membentuk spora dan memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang

dideteksi dalam waktu 48 jam pada temperatur 37oC (Mukono, 2006).

Bakteri koliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam

saluran pencernaan manusia. Bakteri koliform merupakan bakteri indikator

keberadaan bakteri patogenik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang

sering digunakan sebagai indikator. Bakteri koliform ini menghasilkan zat etionin

yang dapat menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga

memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang dapat

menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Bakteri koliform

dapat digunakan sebagai indikator karena bakteri ini memiliki daya tahan yang

lebih tinggi dari pada bakteri patogen serta lebih mudah diisolasi dan

ditumbuhkan. Bakteri koliform memiliki sifat-sifat sebagai berikut (Whardany,

2015) :

− mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat dan dapat mempergunakan

berbagai jenis karbohidrat dan komponen organik lain sebagai sumber energi

(10)

− mempunyai sifat dapat mensintesa vitamin

− mempunyai interval suhu pertumbuhan antara 10-46,5oC

− mampu menghasilkan asam dan gas pada gula

− dapat menghilangkan rasa pada bahan pangan

Bakteri koliform memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

− bakteri koliform berbentuk batang

− kelompok dari bakteri gram negatif

− tidak membentuk spora

− bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan

menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan pada suhu 35°C.

Bakteri koliform secara umum memiliki sifat dapat tumbuh pada media agar

sederhana, koloni sirkuler berdiameter 1-3 mm, sedikit cembung, permukaan

koloni halus, tidak berwarna atau abu-abu dan jernih. Bakteri koliform dapat

dibedakan atas dua grup yaitu :

Coliform fekal, misalnya Escherichia coli

Coliform non-fekal, misalnya Enterobacter aerogenes.

Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan

maupun manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada

hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati (Fardiaz, 1993).

Escherichia coli terdapat secara normal dalam alat-alat pencernaan manusia

dan hewan. Bakteri ini adalah gram negatif, bergerak, berbentuk batang, bersifat

fakultatif anaerob dan termasuk golongan Enterobacteriaceae. Suatu serotipe

tertentu bersifat enteropatogenik dan dikenal sebagai penyebab diare (Buckle,

(11)

2.7Media

Media perbenihan adalah media nutrisi yang disiapkan untuk menumbuhkan

bakteri di dalam skala laboratorium. Beberapa bakteri dapat tumbuh dengan baik

pada setiap media perbenihan, sedangkan yang lain membutuhkan media khusus.

Media perbenihan harus dapat menyediakan energi yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan bakteri. Media harus mengandung sumber karbon, nitrogen, sulfur,

fosfor, dan faktor pertumbuhan organik. Sejumlah bakteri yang diinokulasikan

pada sebuah media perbenihan disebut inokulum. Bakteri yang tumbuh dan

berkembangbiak dalam media perbenihan itu disebut biakan bakteri. Media

perbenihan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Radji, 2011) :

− Harus mengandung nutrisi yang tepat untuk bakteri spesifik yang akan

dibiakkan

− Kelembaban harus cukup, pH sesuai, dan kadar oksigen cukup baik

− Media perbenihan harus steril dan tidak mengandung mikroorganisme lain

− Media diinkubasi pada suhu tertentu

2.8Metode Angka Paling Mungkin (Most Probable Number/MPN)

Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam sampel biasanya digunakan

metode MPN (Most Probable Number) dengan cara fermentasi tabung ganda.

Metode ini lebih baik bila dibandingkan dengan metode hitungan cawan karena

lebih sensitif dan dapat mendeteksi koliform dalam jumlah yang sangat rendah di

dalam sampel (Fardiaz, 1993).

Metode MPN menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana

(12)

ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu.

Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya

kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang

diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. Untuk

setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau lima seri tabung. Lebih

banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi

alat gelas yang digunakan juga lebih banyak (Fardiaz, 1992).

Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada

pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi

medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut

mengandung satu sel jasad renik, beberapa tabung mungkin mengandung lebih

dari satu sel, sedangkan tabung lainya tidak mengandung sel. Dengan demikian,

setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung, yang

dinyatakan sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif. Metode

MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik di dalam contoh

yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk

padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut

(Fardiaz, 1992).

Prinsip pengujian angka paling mungkin (MPN) Coliform menurut Metode

Analisis Mikrobiologi (MA PPOM 69/MIK/06) yaitu pertumbuhan bakteri

coliform setelah cuplikan diinokulasikan pada media cair yang sesuai, dengan

mengamati adanya reaksi fermentasi dan pembentukan gas dalam tabung durham.

(13)

pengencer, Mac Conkey Broth (MCB) dan Brilliant Green Lactose Bile 2% Broth

(BGLB) sebagai media cairnya (Arifah, 2010).

Beberapa kelemahan metode MPN ini antara lain adalah (Suriawiria, 1986) :

− Membutuhkan banyak ulangan untuk memperoleh hasil yang teliti.

− Untuk mendapatkan kultur yang baik dibutuhkan waktu beberapa hari.

− Membutuhkan banyak media dan perlengkapan.

− Membutuhkan banyak biaya.

− Di dalam menghitung jumlah bakteri Coli hanya didapatkan jumlah perkiraan

secara kasar.

Keuntungan dari metoda ini adalah (Buckle, 1987) :

− Dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum sampel yang

lebih besar dar 1 ml/ tabung.

− Bahan-bahan dapat dipersiapkan untuk tugas lapangan.

− Media pertumbuhan selektif dapat digunakan untuk menghitung jenis

mikroorganisme yang diharapkan di antara jenis-jenis lainnya yang ada dalam

bahan pangan tersebut.

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan

pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform

dalam sampel yang diuji. Jumlah koliform ini bukan merupakan perhitungan yang

tepat namun merupakan angka yang mendekati jumlah yang sebenarnya. Uji ini

(14)

2.8.1 Uji pendugaan(Presumptive test)

Merupakan test pendahuluan tentang ada atau tidaknya kehadiran bakteri

coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi

laktosa oleh bakteri golongan coli. Terbentuknya gas dapat dilihat dari kekeruhan

pada media laktosa dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham

berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak

10% atau lebih dari volume di dalam tabung durham. Banyaknya kandungan

bakteri golongan coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan

reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN.

Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam sampel

berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 35°C. Jika dalam waktu 2 x 24

jam tidak terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif.

Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga

dapat dihitung dengan melihat tabel MPN.

2.8.2 Uji penegasan (Confirmed test)

Uji penegasan dilakukan untuk menegaskan bahwa gas yang terbentuk

disebabkan oleh bakteri koliform. Uji positif pada uji penegasan menghasilkan

angka indeks, angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah

koliform dalam sampel.

2.8.3 Uji lengkap (Completed test)

Bila diperlukan uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan media yang

menunjukkan hasil positif pada uji penegasan. Uji koliform tidak harus selalu

dilakukan secara lengkap, tergantung dari berbagai faktor seperti waktu, mutu

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif observasional yaitu menghitung jumlah koloni bakteri coliform dengan melakukan Uji Most Probable Number (MPN) dan

diatas memperlihatkan bahwa pada sampel air minum depot B, positif adanya bakteri Coliform karena terjadi pembentukan gas pada tabung Durham dan terjadi perubahan

Hasilnya adalah empat dari lima sampel susu sapi segar positif bakteri Escherichia coli dengan jumlah koliform rata-rata 460 MPN/ml, dan tidak terdapat bakteri

Pemeriksaan kehadiran bakteri coli dari air dilakukan berdasarkan penggunaan medium kaldu laktosa yang ditempatkan di dalam tabung reaksi berisi tabung durham

Sampel dinyatakan positif mengandung bakteri Escherichia coli apabila setelah penambahan pereaksi terbentuk cincin merah sempurna pada permukaan tabung.. Tabung yang

Kemudian disuspensikan dan ditanamkan pada media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) secara aseptik dan jika positif maka pada tabung durham terbentuk asam dan gas,

Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan dan susu, adanya bakteri

Deteksi Coliform di media EMBA dengan koloni bakteri berwarna hijau metalik Eschericia (panah biru) dan merah muda Citrobacter (panah putih) Berdasarkan hasil dapat