43
DAFTAR PUSTAKA
Amir, I., dan Bidiyanto, A. (1996). Mengenal Spons Laut (Demospongia) secara Umum. Jurnal Oseana. 21 (2): 15-23.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi. Padang: Andalas University Press. Hal. 7-21.
Day, A.R., dan Underwood, A.L. (2002). Analisis KimiaKuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Hal. 383-387
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 322-337, 516, 518, 522.
Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 10-17.
Ditjen POM RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 33.
Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceuticals Science. 55(3): 247-268.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Analisis Obat Secara Spektrofotometri Dan Kromatografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 349-351.
Gritter, R.J., Bobbitt, J., dan Schwarting, A.E. (1991). Pengantar Kromatografi
Penerjemah: Kokasih Padmawinata. Edisi Kedua. Bandung: ITB. Hal. 107-109.
Harborne, J.B. (1987). MetodeFitokimia. Terjemahan: KosasihPadmawinata, danIwang Soediro. Edisikedua. Bandung: Penerbit ITB. Hal.147-151, 234
Hostettmann, K., Hostettmann, M., dan Marston, A. (1995). Cara Kromatografi Preparatif: Penggunaan pada Isolasi Senyawa Alam. Penerjemah Kosasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 9-11.
Ilan, M., dan Loya, Y. (1990). Sexual Reproduction And Settlement Of The Coral Reef SpongeChalinula Sp. From The Red Sea. Marine Biology. 105: 25-31
Joseph, B., dan Sujatha, S. (2011). Pharmacologically Important Natural Products From Marine Sponges. Journal Of Natural Products. 4: 5-12.
Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia. Hal. 222-223, 248.
44
Murniasih, T. (2003). Metabolit Sekunder Dari Sponge Sebagai Bahan Obat-Obatan. Jurnal Oseana. 28(3): 27-33.
Pechenik, A.J. (2005). Biology Of The Invertebrates. Edisi Kelima. New York: Mc Graw Hill. Hal. 82-85.
Robinson, T. (1995).KandunganOrganikTumbuhanTinggi. Edisi Keenam. Bandung: Penerbit ITB.Hal. 139, 154.
Sastrohamidjojo, H. (1985).Kromatografi. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Hal. 22-36.
Silverstein, R.M., Bassler, G.C., dan Morrill, T.C. (1986). Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 112-115.
Stahl, E. (1985).Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Iwany Soediro. Bandung: ITB. Hal. 3-18.
Suparno. (2005). Kajian Bioaktif Spons Laut (porifera: Demospongiae) Suatu Peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia Dalam Dibidang Farmasi.Jurnal Perikanan Indonesia. 24(21): 41-45.
Suriani., Usman, H., dan Ahmad, A. (2012). Isolasi, Karakterisasi, Dan Uji Bioaktifitas Metabolit Sekunder Dari Sponge Callyspongia sp. Marina Chimica Acta. 12(1): 2-7
Suwignyo, S., Bambang, W., Yusli, W., dan Majariana, K. (2005). Avertebrata Air. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 34-40.
Teta, R., Renga, B., Mangoni, A., Fiorucci, S., dan Costantino, V. (2012). Chalinusterol, a chlorinated Steroid Disulfate From The Caribbean Sponge
Chalinula molitba. Evaluation Of Its Role As PXR Receptor Modulator.
Marine Drugs. 10: 1383-1390.
Tyler, V.E., Brady, L.R., dan Robbers, J.E. (1977). Pharmacognosy. Edisi Ketiga. Philadelphia: Lea and Febriger. Hal. 25-26.