• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Temperatur Kalsinasi Pada Ekstraksi Silika Dari Abu Cangkang Kelapa Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Temperatur Kalsinasi Pada Ekstraksi Silika Dari Abu Cangkang Kelapa Sawit"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap 100 ton tandan buah segar yang diproses akan menghasilkan lebih kurang 20 ton

cangkang, 7 ton serat dan 25 ton tandan kosong. Limbah padat berupa cangkang sawit

biasanya dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan diantaranya sebagai bahan baku

arang, bahan campuran untuk makanan ternak, sebagai pengeras jalan dan bahan bakar

ketel uap (boiler) (Fauzi, 2012).

Saat ini limbah hasil pengolahan sawit belum dimanfaatkan secara maksimal,

limbah padat yang berupa cangkang digunakan sebagai bahan bakar boiler untuk

menghasilkan energi mekanik dan panas pada penggilingan minyak kelapa sawit,

Masalah yang kemudian timbul adalah dari sisa pembakaran pada boiler berupa abu

cangkang dibuang dekat pabrik sebagai limbah padat yang tidak dimamfaatkan dan

menimbulkan gangguan terhadap lingkungan dan kesehatan (Fauziah, 2013).

Pemanfaatan limbah kelapa sawit selama ini banyak diteliti sebagai bahan teknik

konstruksi. Penelitian-penelitian yang selama ini dilakukan antara lain penggunaan abu

tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan tambahan untuk aspal concrete binder

course (AC BC) (Fauziah & Febriansyah, 2013), abu cangkang sawit juga digunakan

untuk mempengaruhi daya kuat tekan mortar semen pasangan (Elhusna dkk, 2013),

pemanfaatan abu cangkang sawit terhadap kuat tekan bata merah (Rosalia dkk, 2013),

penggunaan abu cangkang sawit sebagai daya dukung dan kuat tekan pada tanah

lempung (Endriani, 2012), kapur tohor dan abu sawit digunakan sebagai bahan

tambahan atau substitusi semen pada mortar (Kurniawandy dkk 2012), abu cangkang

kelapa sawit juga digunakan sebagai bahan tambahan pada pembuatan batako (Fitriyani,

(2)

2010) dan pemanfaatan abu kerak boiler cangkang kelapa sawit sebagai campuran

semen pada beton (Siregar, 2008).

Silika ditemukan sedikitnya dalam dua belas bentuk yang berbeda. Bentuk silika

yang umum yakni quartz, trymimit, cristobalit, sedangkan bentuk silika amorf berupa

endapan silika, silika gel, koloidal sol silika dan silika pyrogenik (Rouqe-Malherbe,

2007). Berbagai kegunaan silika antara lain bahan dasar kaca, keramik, industri

refraktori, material pembentuk silikon dan silika karbida. Silika juga memiliki kegunaan

khusus sebagai kristal piezoelektrik, elemen optik dan peralatan gelas. Dalam bentuk

amorf silika digunakan sebagai adsorben, bahan penguat, pengisi dan campuran katalis

(Kirk & Othmer, 2001).

Pemanfaatan abu dari kelapa sawit pada beton maupun sebagai katalisator telah

banyak digunakan dan diteliti, namun ekstraksi komponen silika dalam abu cangkang

sawit yang berasal dari pemanasan boiler belum ada ditemukan informasinya. Menurut

Graille dkk (1985) kandungan SiO2 dalam cangkang sawit 61%, kalium 7.5%, natrium

1.1%, kalsium 1.5%, magnesium 2.8%, klorida 1.3%, karbonat sebagai CaCO3 1.9%,

nitrogen 0.05% dan phospat 0.9%. Menurut Hutahean (2007) kandungan abu cangkang

sawit adalah SiO2 58.02%, Al2O3 8.7%, Fe2O3 2.6%, CaO 12.65%, MgO 4.23% Na2O

0.41%, K2O 0.72%, H2O 1.97% dan hilang Pijar 8,59%. Menurut Nugroho dkk (2013)

menyatakan komposisi pembakaran serat dan cangkang memiliki kandungan SiO2

45.2%, Al2O3 1.83%, Fe2O3 1.91%, CaO 11.16%, Na2O 0.09%, K2O 4.91%. Dari

data-data tersebut di atas dapat dilihat bahwa abu cangkang kelapa sawit memiliki

kandungan utama SiO2.

Tingginya kandungan silika yang terdapat dalam abu cangkang sawit berpotensi

untuk dapat dimanfaatkan sehingga abu cangkang sawit menjadi lebih bernilai. Selain

mengandung silika, abu cangkang sawit juga mengandung logam-logam pengotor

seperti kalium dan natrium, silika dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat diperoleh

dengan menggunakan larutan asam (Ramadhan dkk, 2014). Setelah diekstraksi

menggunakan HCl kadar silika dalam sampel meningkat diikuti dengan penurunan

kadar pengotor (Pratomo,dkk. 2013). Syafni 2014 telah melakukan penelitian tentang

ekstraksi dan karakterisasi silika amorf dari limbah abu cangkang kelapa sawit

(3)

menghasilkan luas permukaan spesifik BET 395.275 m2/g. Berdasarkan hal-hal di atas

maka peneliti tertarik untuk optimasi ekstraksi silika dari abu cangkang kelapa sawit

dengan melakukan variasi suhu kalsinasi pada 300oC, 500oC, 700oC, dan 900oC. Variasi

kalsinasi diharapkan dapat menghasilkan silika dengan ukuran partikel yang beraturan,

pori-pori seragam, dan luas permukaan yang kecil.

1.2. Permasalahan

1. Bagaimana pengaruh kalsinasi terhadap silika yang diperoleh dari abu cangkang sawit

2. Bagaimana sifat-sifat silika yang diperoleh yang dilihat dari ukuran pori, ukuran partikel dan ukuran Kristal dari abu cangkang kelapa sawit.

1.3. Tujuan

1. Untuk mendapatkan silika dari abu cangkang boiler dengan cara ekstraksi

dan kalsinasi

2. Melakukan variasi kalsinasi dalam proses ekstraksi abu cangkang kelapa

sawit.

1.4. Manfaat

1. Memanfaatkan abu boiler yang terbuang

2. Memberikan informasi teknik ekstraksi silika dari abu cangkang kelapa sawit.

1.5. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Anorganik dan Kimia Dasar

FMIPA USU Medan (LIDA). Analisa FT-IR dilakukan di laboratorium

PT.SOCI MAS Medan, Analisa X-Ray diffraction (XRD) dan

Brunauer-Emmet-Teller (BET) dilakukan di laboratorium kimia Universitas Negeri Yogyakarta

(UNY).

(4)

1.6. Metodologi Penelitian

Abu cangkang sawit yang berasal dari proses pemanasan boiler yang diambil

dari PT Musimmas Group, Kawasan Industri Medan tahap II. Abu boiler

dilakukan preparasi dengan pengayakan 100 mesh sampel dianalisa

komposisinya dengan metode RIR dengan alat XRD. Selanjutnya dilakukan

penghilangan pengotor dengan menggunakan HCl 10 M dipanaskan dan

didiamkan kemudian diabukan kembali selanjutnya di analisa XRD. Setelah itu

silika yang diperoleh ditambahkan NaOH 6 M lalu dididihkan sambil distirer

kemudian disaring, filtrat ditambahkan HCl 6 M hingga pH 2 lalu di

sentrifugasi. Endapan dipisahkan dari pelarutnya lalu dioven pada suhu 80oC

selanjutnya di cuci dengan aquadest dan dikeringkan di oven pada suhu 80oC,

silika dikarakterisasi dengan XRD. Selanjutnya silika yang diperoleh di

kalsinasi pada dengan variasi suhu 300oC, 500oC, 700oC dan 900oC dan produk

yang diperoleh dikarakterisasi silika dengan FT-IR dan Brunauer, Emmet,

Teller (BET).

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan harga sewa dan penyewa bagi persil tanah yang terdapat 2 (dua) orang atau lebih peminat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah nilai tawaran tertinggi dalam lelang

We not only want to reward great dedication shown by young talents but also to motivate them to continue to contribute to sustainability research together with other

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 44 Peraturan Desa Jatilor Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan Lembaga

keuntungan  dari  PT  kepada  anggota/pengurus  yang  berstatus  orang  pribadi  disamakan  atau  dianggap  sebagai  deviden  (Ps.4  ayat  1  huruf 

rendah dalam pelaksanaan tugas menyebabkan tingginya tingkat penurunan kualitas audit 15 Adanan Silaban (2009)/Perilaku Disfungsional Auditor dalam Pelaksanaan

Islam mengenai perkawinan beda agama. Dalam KHI ditetapkan bahwa seorang laki-laki yang beragama Islam. dilarang menikah dengan perempuan dengan salah satu dari tiga

Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara

Kon-sentrasi ekstrak buah sirih hijau pada K1 (2,5%) dan K2 (5%) secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan, kemungkinan disebabkan oleh senyawa