• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Laporan Operasional Lapo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Antara Laporan Operasional Lapo"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Antara Laporan Operasional, Laporan Perubahan 

Ekuitas dan Neraca dalam Belanja Modal atau Belanja Barang

 Dibuat: Kamis, 29 Januari 2015 11:16

 Ditulis oleh Pusdiklat AP

Oleh: Imam Subroto, Widyaiswara Muda Pusdiklat AP

 

Abstraksi

Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) dan Neraca merupakan 

output

 dari Sistem 

Akuntansi Instansi Berbasis Akrual yang digunakan oleh Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga 

Pemerintah Pusat mulai tahun 2015. Terdapat perbedaan antara pengeluaran/belanja negara yang 

masuk ke dalam klasifikasi belanja modal dengan belanja barang. Perbedaan tersebut akan tercermin 

dalam hubungan antara LO, LPE dan Neraca di tiap jenis belanja tersebut.

Kata kunci: LO, LPE, Neraca, belanja modal, belanja barang, aset

A. PENDAHULUAN

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, mulai 

tahun 2015, pemerintah diwajibkan menggunakan basis akrual dalam menyusun dan menyajikan laporan 

keuangannya. Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan 

peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi 

tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Aplikasi yang 

digunakan oleh satuan kerja (satker) kementerian negara/lembaga dalam memproses dan menyajikan 

laporan keuangan yang berbasis akrual di tahun 2015 tersebut adalah aplikasi SAIBA (Sistem Akuntansi 

Instansi Berbasis Akrual).

B. JENIS­JENIS LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan satker yang dihasilkan oleh SAIBA adalah:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

(2)

2. Laporan Operasional (LO)

adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan 

penggunaannya untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu periode pelaporan.

3. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

yaitu laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan

dengan tahun sebelumnya.

4. Neraca

adalah laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah yaitu aset, utang, dan ekuitas 

dana pada tanggal tertentu.

5. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai 

suatu pos yang disajikan dalam LRA, neraca, LO dan LPE dalam rangka pengungkapan yang memadai.

C. HUBUNGAN ANTARA LO, LPE DAN NERACA

Dalam proses akuntansi yang dilaksanakan satker, agar bisa menghasilkan laporan keuangan LO, LPE 

dan Neraca, dimulai dari proses input/penjurnalan dokumen sumber yang dapat berupa DIPA (Daftar 

Isian Pelaksanaan Anggaran), SSP (Surat Setoran Pajak), SSBP (Surat Setoran Bukan Pajak) untuk 

transaksi penerimaan/pendapatan dan SPP (Surat Permintaan Pembayaran), SPM (Surat Perintah 

Membayar) maupun SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) untuk transaksi pengeluaran/belanja yang 

dilanjutkan dengan posting ke buku besar dan penyajian ke dalam laporan keuangan LO, LPE dan 

Neraca. Penjurnalan transaksi belanja modal berbeda dengan belanja barang. Untuk dapat memperjelas 

perbedaan tersebut, akan kita uraikan dengan urutan peristiwa sebagai berikut:

1. Neraca awal

Satker contoh memiliki neraca awal 1 Januari 2015 sebagai berikut:

SATUAN KERJA CONTOH

NERACA

(3)

ASET

 

Aset Lancar

 

  Persediaan

120.000.000

 

Jumlah Aset Lancar

120.000.000

Aset Tetap

 

  Tanah

550.000.000

  Peralatan dan mesin

200.000.000

  Gedung dan Bangunan

660.000.000

  Akumulasi Penyusutan

(76.400.000)

 

Jumlah Aset Tetap

1.333.600.000

 

Jumlah Aset

1.453.600.000

KEWAJIBAN

 

Kewajiban Jangka Pendek

 

  Utang kepada Pihak Ketiga

15.500.000

 

Jumlah Kewajiban

15.500.000

EKUITAS

 

  Ekuitas

1.438.100.000

 

Jumlah Ekuitas

1.438.100.000

 

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas

1.453.600.000

2. Mendapatkan DIPA

(4)

(dalam ribuan rupiah)

KODE

URAIAN SATKER / PROGRAM / KEGIATAN / 

OUTPUT

BELANJA

PEGAWA

I

BARANG MODAL JUMLAH

1

2

3

4

5

8

125375 SATUAN KERJA CONTOH

1.500.000 300.000 200.000 2.000.000

015.01.01 Program Dukungan Manajemen

1.500.000 300.000 200.000 2.000.000

01.1629 Koordinasi Penyusunan Renja

1.500.000 300.000 200.000 2.000.000

1629.997 Peralatan & Fasilitas Perkantoran

1.500.000 300.000 200.000 2.000.000

JUMLAH

1.500.000 300.000 200.000 2.000.000

D. TRANSAKSI BELANJA MODAL

Tanggal 9 Januari 2015 dilakukan perikatan/pembuatan kontrak pembelian komputer 15 unit dengan nilai 

Rp150.000.000. Dilakukan serah terima komputer, pembuatan SPP, penerbitan SPM dan SP2D tanggal 

15 Januari 2015.

Transaksi pembelian komputer tersebut akan diinput dengan menggunakan SP2D sebagai dokumen 

sumber. SAIBA memiliki Buku Besar Kas yang akan menghasilkan LRA dan Buku Besar Akrual untuk 

menghasilkan LO, LPE dan Neraca. Jurnal yang dibuat SAIBA adalah:

Jurnal Kas

D / K

Uraian

Debet

Kredit

D

Belanja Modal

150.000.000

 

K

Piutang Dari KUN

 

150.000.000

Jurnal Akrual:

(5)

D

Aset Tetap Yang Belum Diregister

150.000.000

 

K

Ditagihkan Ke Entitas Lain

 

150.000.000

Setelah diverifikasi oleh pengelola Barang Milik Negara (BMN) dan kemudian diregistrasi, maka dilakukan

input SAIBA menu transaksi jurnal penyesuaian sebagai berikut:

D / K

Uraian

Debet

Kredit

D

Peralatan dan Mesin

150.000.000

 

K

Aset Tetap yang Belum Diregister

 

150.000.000

Laporan keuangan yang dihasilkan dari jurnal/buku besar akrual tersebut adalah:

LAPORAN OPERASIONAL

TINGKAT SATUAN KERJA

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 Desember 2015 DAN 2014

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

SATUAN KERJA : 125375 CONTOH

URAIAN

JUMLAH

Kenaikan (Penurunan)

2015 2014 Jumlah

%

1

2

3

4

5

KEGIATAN OPERASIONAL

 

 

 

 

PENDAPATAN OPERASIONAL

 

 

 

 

JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL

0

0

0

0

BEBAN OPERASIONAL

 

 

 

 

(6)

Beban Pemeliharaan

0

0

0

0

JUMLAH BEBAN OPERASIONAL

0

0

0

0

SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN

0

0

0

0

OPERASIONAL

 

 

 

 

SURPLUS / DEFISIT LO

0

0

0

0

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

TINGKAT SATUAN KERJA

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 Desember 2015 DAN 2014

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

SATUAN KERJA : 125375 CONTOH

URAIAN

JUMLAH

Kenaikan (Penurunan)

2015

2014

 

2015

1

2

3

1

2

EKUITAS AWAL

1.438.100 0

1.438.100

0

SURPLUS / DEFISIT ­ LO

0

0

0

0

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN

0

0

0

0

AKUNTANSI / KESALAHAN MENDASAR

0

0

0

0

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS

150.000

0

150.000

0

KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS

150.000

0

150.000

0

(7)

NERACA

TINGKAT SATUAN KERJA

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

SATUAN KERJA : 125375 CONTOH

NAMA PERKIRAAN

JUMLAH

Kenaikan (Penurunan)

2015

2014

Jumlah

%

1

2

3

4

5

ASET

 

 

 

 

ASET LANCAR

 

 

 

 

Persediaan

120.000

120.000

0

0

JUMLAH ASET LANCAR

120.000

120.000

0

0

ASET TETAP

 

 

 

 

Tanah

550.000

550.000

0

0

Peralatan dan Mesin

350.000

200.000

150.000

75,00

Gedung dan Bangunan

660.000

660.000

0

0

Akumulasi Penyusutan

(76.400)

(76.400)

0

0

JUMLAH ASET TETAP

1.483.600 1.333.600 150.000

11,25

JUMLAH ASET

1.603.600 1.453.600 150.000

10,32

(8)

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

 

 

 

 

Utang Kepada Pihak Ketiga

15.500

15.500

0

0

JUMLAH KEWAJIBAN

15.500

15.500

0

0

EKUITAS

 

 

 

 

Ekuitas

1.588.100 1.438.100 150.000

10,43

JUMLAH EKUITAS

1.588.100 1.438.100 150.000

10,43

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

1.603.600 1.453.600 150.000

10,32

E. TRANSAKSI BELANJA BARANG (YANG TIDAK MENGHASILKAN ASET)

Tanggal 16 Januari 2015 dilakukan perbaikan/pemeliharaan kendaraan dinas. Setelah pekerjaan selesai 

dilaksanakan, dilakukan pembayaran melalui KPPN (SPP/SPM/SP2D LS) pada tanggal 20 Januari 2015. 

Jumlah yang dibayarkan sebesar Rp7.500.000. Transaksi tersebut akan dijurnal sebagai berikut:

Jurnal Kas

D / K

Uraian

Debet

Kredit

D

Belanja Barang

7.500.000

 

K

Piutang Dari KUN

 

7.500.000

Jurnal Akrual:

D / K

Uraian

Debet

Kredit

D

Beban Pemeliharaan

7.500.000

 

K

Ditagihkan Ke Entitas Lain

 

7.500.000

(9)

TINGKAT SATUAN KERJA

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 Desember 2015 DAN 2014

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

SATUAN KERJA : 125375 CONTOH

URAIAN

JUMLAH

Kenaikan (Penurunan)

2015

2014 Jumlah

%

1

2

3

4

5

KEGIATAN OPERASIONAL

 

 

 

 

PENDAPATAN OPERASIONAL

 

 

 

 

JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL

0

0

0

0

BEBAN OPERASIONAL

 

 

 

 

Beban Persediaan

0

0

0

0

Beban Pemeliharaan

7.500

0

7.500

0

JUMLAH BEBAN OPERASIONAL

7.500

0

7.500

0

SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN

(7.500) 0

(7.500)

0

OPERASIONAL

 

 

 

 

SURPLUS / DEFISIT LO

(7.500) 0

(7.500)

0

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

TINGKAT SATUAN KERJA

(10)

SATUAN KERJA : 125375 CONTOH

URAIAN

JUMLAH

Kenaikan (Penurunan)

2015

2014

 

2015

1

2

3

1

2

EKUITAS AWAL

1.438.100 0

1.438.100

0

SURPLUS / DEFISIT ­ LO

(7.500)

0

(7.500)

0

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN

0

0

0

0

AKUNTANSI / KESALAHAN MENDASAR

0

0

0

0

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS

7.500

0

7.500

0

KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS

0

0

0

0

EKUITAS AKHIR

1.438.100 0

1.438.100

0

NERACA

TINGKAT SATUAN KERJA

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(DALAM RIBUAN RUPIAH)

SATUAN KERJA : 125375 CONTOH

NAMA PERKIRAAN

JUMLAH

Kenaikan (Penurunan)

2015

2014

Jumlah

%

1

2

3

4

5

(11)

ASET LANCAR

 

 

 

 

Persediaan

120.000

120.000

0

0

JUMLAH ASET LANCAR

120.000

120.000

0

0

ASET TETAP

 

 

 

 

Tanah

550.000

550.000

0

0

Peralatan dan Mesin

200.000

200.000

0

0

Gedung dan Bangunan

660.000

660.000

0

0

Akumulasi Penyusutan

(76.400)

(76.400)

0

0

JUMLAH ASET TETAP

1.333.600 1.333.600 0

0

JUMLAH ASET

1.453.600 1.453.600 0

0

KEWAJIBAN

 

 

 

 

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

 

 

 

 

Utang Kepada Pihak Ketiga

15.500

15.500

0

0

JUMLAH KEWAJIBAN

15.500

15.500

0

0

EKUITAS

 

 

 

 

Ekuitas

1.438.100 1.438.100 0

0

JUMLAH EKUITAS

1.438.100 1.438.100 0

0

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

1.453.600 1.453.600 0

0

(12)

Setelah dilakukan perbandingan antara belanja modal dengan belanja barang yang tidak menghasilkan 

aset, maka dapat disimpulkan bahwa LO untuk belanja modal tidak terpengaruh (kosong), LPE akan 

memberikan informasi bahwa ada penambahan ekuitas sebesar perolehan aset yang bersangkutan. 

Begitu juga dengan neraca, tergambar adanya penambahan aset yang bersangkutan sebesar harga 

perolehan.

Untuk belanja barang yang tidak menghasilkan aset, LO akan menjadi minus/defisit. Minus/defisit 

tersebut akan menjadi hilang dengan adanya transaksi antar entitas (Ditagihkan ke Entitas Lain) yang 

merupakan kontra dari defisit LO akibat belanja barang yang menjadi beban. Neraca tidak akan 

terpengaruh akibat adanya belanja barang yang tidak menghasilkan aset tersebut, sehingga 

kondisi/nilainya menjadi sama seperti pelaporan sebelumnya. Transaksi antar entitas (Ditagihkan ke 

Entitas Lain) merupakan informasi bahwa yang melakukan pembayaran belanja bukan satker tetapi 

Bendaharawan Umum Negara (BUN)/Kuasa BUN.

Daftar Pustaka:

1. PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

2. PMK 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

3. PMK 215 Tahun 2013 tentang Jurnal Akuntansi Pemerintah pada Pemerintah Pusat;

4. PMK 219/PMK.05/2013 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat

5. PMK 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada 

Pemerintah Pusat

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-

perbendaharaan/20441-hubungan-antara-laporan-operasional,-laporan-perubahan-ekuitas-dan-neraca-dalam-belanja-modal-atau-belanja-barang

Pengertian Laporan Keuangan Dan Menurut Para Ahli

Diposkan oleh Gibran_Ramadhan di 08.01 on Jumat, 26 April 2013

(13)

Menurut Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan

sebagai berikut:

“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.”

Selanjutnya menurut Harahap (2002:7) mengemukakan bahwa:

“Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang

menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya.”

Universitas Sumatera UtaraSedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (IAI:2004:04)

mengemukakan bahwa:

Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang

diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang

terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan kuitas, laporan arus kas dan catatan atas

laporan keuangan.”

Laporan keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang

lengkap biasanya meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas (yang dapat disajikan

dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), dan catatan atas

laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat

memberikan informasi bagi pemakai. Seperti yang kita tahu bahwa informasi adalah data yang sudah

diolah sehingga berguna untuk mengambil keputusan. Informasi yang tepat akan sangat berguna

dalam mengambil berbagai keputusan.

(14)

Neraca

Neraca menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang

dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.

Menurut harahap (2007:107) mengemukakan bahwa:

“Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini

menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini disusun setiap

saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu.”

Dalam penyajiannya neraca dapat dibagi dalam 3 bentuk, menurut Harahap (2002:75) bentuk neraca

yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

a. Bentuk Neraca Staffel (Refort Form)

Neraca ini dilaporkan satu halaman bertikal. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan di bawahnya

disajikan pos kewajiban dan pos modal.

b. Bentuk Neraca Skontro (Account Form)

Di sini aktiva disajikan di sebelah kiri dan kewajiban serta modal ditempatkan di sebelah kanan

sehingga penyajiannya sebelah-menyebelah.

c. Bentuk yang Menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form)

Dalam bentuk ini posisi keuangan tidak dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang

berpedoman pada persamaan akuntansi. Dalam bentuk ini pertama-tama dicantumkan aktiva lancar

dikurangi utang lancar dan pengurangannya diketahui modal kerja. Modal kerja ditambah aktiva tetap

dan aktiva lainnya kemudian dikurangi utang jangka panjang, maka akan diperoleh model pemilik.

Perhitungan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban-beban suatu perusahaan

selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan utama untuk mengukur tingkat

(15)

adalah keuntungan bersih atau kerugian. Kemudian bila perusahaan tidak membagi deviden, maka

seluruh hasil akhir tersebut menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi deviden, maka

hasil akhir tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan deviden untuk memperoleh nilai laba ditahan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan

usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan. Menurut Harahap (2002:93)

mengemukakan bahwa:

“Laporan arus kas ini dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba dan likuiditas di masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan

informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu

periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi,

pembiayaan dan investasi.”

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Menurut Rivai, Veithzal dan Idroes (2007:619) mengemukakan bahwa:

“Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan saldo akun ekuitas

(16)

Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan

kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam

menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan

(bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah

berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan

harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.

5. Laporan Keuangan (Financial Statements)

Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan merupakan seperangkat laporan keuangan formal (full set) yang terdiri dari:

• Neraca (balance sheet), yang menggambarkan posisi keuangan dari satu kesatuan usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva (assets), utang (liabilities), dan modal (equity) pada suatu tanggal tertentu.

• Laporan laba rugi (income statement) merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.

• Laporan perubahan ekuitas (statement of change of equity) adalah laporan perubahan modal dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu, yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik (investment by and distributions to owner’s)

• Laporan arus kas (cash flow statement) berisi seluruh penerimaan dan pengeluaran kas baik yang berasa dari aktivitas operasional, investasi dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu peride tertentu.

• Catatan atas pelaporan keuangan (notes of financial statement) berisi informasi yang tidak dapat diungkapkan dalam keempat laporan keuangan di atas, yang mengungkapkan seluruh prinsip, prosdur, metode, dan teknik yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersebut.

6. Pelaporan Keuangan (Financial Reporting)

Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan informasi-informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistemakuntansi keuangan, seperti informasi tentang sumber daya perusahaan, earnings, current cost, informasi tentang prospek erusahaan yang merupakan baian integral dengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup.

(17)

• Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis.

• Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan.

• Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya.

Rumusan tujuan pelaporan keuangan tersebut, berkaitan dengan aspek-aspek sebagai berikut:

• Informasi yang berguna untuk keputusan kredit dan investasi.

• Informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas.

• Informasi tentang alokasi sumber daya ekonomi, klaim dan perubahannya.

Dalam paragraf berikutnya SFAC mengemukakan bahwa pelaporan harus menyajikan tentang kinerja dan earnings dari satu kesatuan usaha tersebut, yaitu:

• Pelaporan harus menyediakan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan (financial performance) selama suatu periode tertentu.

• Pelaporan kinerja keuangan tersebut berguna untuk mengukur earning power dengan seluruh komponennya, karena para pengguna sangat berkepentingan atas prospek penerimaan kas bersih dari perusahaan.

• Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi, bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan kepada para stakeholders¬-nya atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang telah dipercayakan kepada manajemen.

Sementara itu, bagi organisasi nirlaba (nonbisnis) tujuan pelaporan keuangan akan berbeda dengan pelaporan keuangan untuk perusahaan bisni. Perbedaan tujuan tersebut dikarenakan karakteristik organisasi yang berbeda. Berikut adalah karakteristik dari organisasi nonbisnis, antara lain:

• Tidak terdapatnya indicator kinerja seperti pada perusahaan bisnis.

• Tujuannya tidak mencari keuntungan.

(18)

• Hak kepemilikan tidak dapat dijual, ditransfer atau ditebus, atau tidak terdapat hak untuk memperoleh bagian distribusi sumber daya residual ketika organisasi tersebut dilikuidasi.

Contoh organisasi nirlaba adalah yayasan social, lembaga swadaya masyarakat (LSM), non-government organization (NGO), universitas, unit pemerintahan pusat dan daerah, dan organisasi keagamaan. Jadi siapa pengguna informasi dari organisasi nonbisnis ini? Berikut ini merupakan pengguna informasi dari organisasi nirlaba, diantaranya:

1. Penyandang dana dan pemberi kontribusi.

2. Anggota dari organisasi tersebut yang memperoleh manfaat dari jasa yang diberikan oleh organisasi tersebut.

3. Badan pengawas yang mengatur dan bertangungjawab dalam menyusun kebijakan dari organisasi tersebut.

4. Manajer yang mengelola organisasi tersebut. (Yadiati, 2007:53)

Statement of Financial Accounting Concepts (SPAC) mengemukakan bahwa tujuan pelaporan keuangan organisasi nonbisnis sebagai berikut:

a. Memberikan informasi yang berguna kepada pengguna dalam mengambil keputusan rasional tentang alokasi sumber daya dalam organisasi.

b. Memberika informasi yang berguna bagi penyedia sumber daya dalam menilai jasa yang diberikan dalam olhe organisasi nonbisnis dan kemampuannya untuk meneruskan penyediaan jasa tersebut.

c. Memberika informasi yang berguna untuk menilai pekerjaan manajemen dan kinerja manajer organisasi nonbisnis dalam melaksanakan tugasnya, seperti akuntabilitasnya.

d. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, penggunaan sumber daya, (aktivitas organisasi), atau sumber daya bersih dari organisasi nonbisnis tersebut.

Tujuan laporan keuangan menurut Trueblood Report dalam diikhtisarikan seperti dalam gambar 3.2 pada halaman berikut ini. Gambar tersebut menunjukkan struktur hierarki dari tujuan akuntansi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Tujuan dasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi untuk membuat dasar keputusan ekonomi.

• Pemakai informasi memiliki keterbatasan wewenang informasi. Oleh karena itu, bagaimana laporan keuangan tersebut harus dapat menyajikan informasi kepada berbagai jenis pengguna yang memiliki segala keterbatasan.

(19)

• Earning power adalah bukan semata-mata kemampuannya dalam menghasilkan laba bersih semata (akuntansi) tetapi meliputi kemampuan perusahaan untuk menghasilan kas.

Tujuan laporan keuangan harus menyajikan informasi yang factual, akurat, objektif, dan informative yang cukup untuk melakukan penafsiran tentang transaksi-transaksi bisnis yang berguna untuk memprediksi, membandingkan earning power tersebut. Perlu diketahui bahwa informasi yang diperlukan untuk penafsiran dan prediksi tersebut kadang kala bersifat subjektif, oleh Karen aitu, asumsi-asumsi yang digunakan yang mendasari evaluasi dan prediksi tersebut harus diungkapkan.

Dari tujuan pelaporan dalam teori akuntansi yang telah diuraikan di atas, diakui bahwa kenyatannya masih ada kelemahan yang dirasakan dari konseptual framework tersebut. Kelemahan tersebut pada akhirnya akan menimbulkan erosi kredibilitas pelaporan keuangan, seperti berikut ini:

• Beberapa metode akuntansi diterapkan untuk fakta yang sama.

• Metode akuntansi kadang diterapkan untuk melakukan praktik income smoothing secara artificial.

• Laporan keuangan gagal memberiakn tanda terhadap masalah keuangan perusahaan di masa mendatang.

• Off balance sheet financing dianggap praktik lazim.

Laporan Keuangan Menurut Para Ahli

Myer dalam bukunya Financial Statement Analisis yang mengatakan laporan keuangan itu adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu berupa neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau rugi-laba. Namun, dewasa ini sudah menjadi kebiasaan bagi perusahaan untuk menambah daftar ketiga, yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (Munawir, 1992:5). Laporan keuanganpada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.

(20)

Zaki Baridwan menyatakan bahwa Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di dalam standar akuntansi keuangan, Laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian integral dari laporan keuangan.

Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, serta laporan perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan sumber dan penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lain-lain. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat berkomunikasi dengan pihak-pihak berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, dan karena itulah sering juga disebut sebagai language of business.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari empat laporan dasar, yaitu:

 Neraca, menunjukkan posisi keuangan yang meliputi kekayaan, kewajiban serta modal pada waktu tertentu.

 Laporan rugi-laba, menyajikan hasil usaha perusahaan yang meliputi pendapatan dan biaya (beban) yang dikeluarkan sebagai akibat dari pencapaian tujuan dalam suatu periode tertentu.

 Laporan perubahan modal/laba ditahan, yang memuat tentang saldo awal dan akhir laba

ditahan dalam Neraca untuk menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya laba selama jangka waktu tertentu.

 Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama periode tertentu, serta memberikan

informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan dalam periode yang dicakup.

Jadi, idealnya sebuah catatan laporan keuangan harus mampu mencerminkan dan memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan kinerja suatu perusahaan. Sekian, Semoga bermanfaat.

Referensi

Dokumen terkait

Biometrik menerapkan teknologi seperti scanning sidik jari, retina dan iris untuk otentikasi individu yang meminta akses ke sumber daya, dan paket perangkat lunak kontrol

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan analisis rasio keuangan perusahaan

Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, sampel paling banyak terdapat pada kelompok tamat SMP, sebanyak 49 orang (40.2%).Berkaitan dengan lama hukuman dijatuhkan,

Sudah banyak penelitan yang telah dilakukan dengan menggunakan bahan- bahan alami yang terdapat di alam dengan komposit resin poliester tak jenuh, untuk memperbaiki sifat

Untuk mengaktifkan Menu Design, coba anda klik tab Menu Design pada tab menu atau tekan Alt+J kemudian tekan T, perhatikan ribbon menu yang tampil.. Untuk

Tujuan dari penelitian ini membuat aplikasi untuk memudahkan kinerja administrasi dan pengelolaan data laporan masyarakat, agar petugas SPKT lebih efektif

menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul PENEGAKAN HUKUM PRAKTIK USAHA CURANG DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG PIDANA KHUSUS EKONOMI, Merupakan salah satu syarat untuk

Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama menggunakan rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio pasar dalam