• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan penulis adalah pengurus manajemen dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan penulis adalah pengurus manajemen dari"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan penulis adalah pengurus manajemen dari

suppliers yaitu wholesaler, retail dan service center telepon seluler dengan merek

Nokia, Samsung dan BlackBerry yang ada di Jakarta Barat.

3.1.1 Nokia

Nokia Corporation adalah produsen peralatan telekomunikasi terbesar di

dunia serta merupakan perusahaan terbesar di Finlandia. Kantor pusatnya berada

di kota Espoo, Finlandia, dan perusahaan ini paling dikenal lewat

produk-produk telepon genggamnya. Nokia memproduk-produksi telepon genggam untuk seluruh

pasar dan protokol utama, termasuk GSM, CDMA, and W-CDMA (UMTS).

a.

Sejarah Nokia

Kata Nokia berasal dari nama sebuah komunitas yang tinggal di

sungai Emakoski di negara Finlandia Selatan. Nokia didirikan sebagai perusahaan

penggilingan pulp oleh Fredrik Idestam pada tahun 1865. Perusahaan Karet

Finlandia kemudian mendirikan pabriknya di kawasan sekitarnya pada

awal keduapuluh dan mulai menggunakan merek Nokia.

Tak lama setelah usainya Perang Dunia I, Perusahaan Karet Finlandia

mengakuisisi Perusahaan Penggilingan Kayu Nokia dan Perusahaan Kabel

Finlandia (sebuah produsen kabel telepon dan telegraf). Ketiga perusahaan

(2)

27

tersebut digabung menjadi Nokia Corporation pada tahun 1967. Kemudian

dikembangkan menjadi mesin bubur kayu dan pembuat kertas pada tahun 1920

dan merupakan pabrik pembuat kertas terkemuka di Eropa.

Pada tahun 1950-an

Chief Executive Officer (CEO) Björn Westerlund

meramalkan, bahwa masa depan pertumbuhan beberapa sektor bubur kayu dan

kertas akan terbatas dan sebagai gantinya dibangun sebuah divisi elektronik di

pabrik kabel Helsinki, dari sinilah cikal bakal mulai menjurus ke sektor seluluer.

Selama 15 tahun Nokia elektronik mengalami masa percobaan dari beragam

kesalahan. Akan tetapi, dari semua kesalahan dan percobaan itu, secara bertahap

justru terbangun keterampilan substansial dari sekumpulan ahli yang berbakat.

Tahun 1970-an Nokia dan pabrik pembuat televisi Salora bergabung untuk

mengembangkan telepon genggam (telepon seluler).

Pada tahun 1980-an seluruh Salora terintegrasi menjadi Nokia. Pada saat

yang sama Nokia memperoleh operasi jaringan telepon dari Perusahaan

Telekomunikasi Pemerintah Televa. Namun, tidak semua usaha yang dilakukan

Nokia menjadi produsen telepon seluler terkemuka di dunia berjalan sukses.

Tahun 1980-an perusahaan ini membeli pabrik televisi Jerman, SEL, tetapi

terpaksa meninggalkannya karena tidak berjalan mulus.

Pada awal 1981, Nokia berhasil meluncurkan produk bernama

Nordic

Mobile Telephony (NMT)

. NMT merupakan jaringan selular multinasional

pertama di dunia. Karena itu, sepanjang dekade 1980-an NMT diperkenalkan ke

sejumlah negara dan mendapat sambutan yang luar biasa.

(3)

28

Kemudian pada awal tahun 1990-an, Nokia sempat mengalami krisis,

tetapi CEO yang baru, Jorma Ollila, memutuskan untuk memfokuskan pada

telepon seluler dan jaringan telepon. Hasilnya, telepon GSM pertama kali di dunia

muncul di Finlandia tahun 1991. Kemudian pasar telepon seluler global mulai

berkembang sangat cepat pada pertengahan 1990-an dan produk Nokia menjadi

yang nomor satu.

Kini sebanyak 2.100 seri ponsel Nokia mendulang sukses.Target penjualan

sebanyak 500 ribu unit berhasil diraih pada 1994. Dengan tenaga kerja sebanyak

54 ribu orang, produk Nokia terjual di 130 negara. Sekarang mungkin setiap orang

tau telepon seluler yang mudah dalam pengoperasiannya adalah Nokia, karena

itulah moto Nokia.

b.

Sistem Logistik Nokia

Nokia sebagai perusahaan yang pelanggannya ada di seluruh dunia,

membangun banyak pabrik di beberapa wilayah China. Dibutuhkan sistem yang

terintegrasi untuk mengatur logistik dan supply chain dengan tepat sasaran.

Nokia menerapkan konsep

Logistic Information System

yang memiliki

fungsi sebagai berikut:

Simplify Management Processes, meningkatkan efisiensi

pertukaran informasi internal dan antar perusahaan:

1.

Meningkatkan kecepatan operasi dalam perusahaan sehingga barang atau

layanan sampai ke pelanggan dengan tepat waktu.

2.

Pengaturan resources utilization lebih optimal

3.

Sangat berguna untuk proses analisis informasi

suppliers,

customers

dan

partners dalam proses pengambilan keputusan.

(4)

29

Berikut flow diagram bagaimana pendistribusian barang yang diterapkan

Nokia berikut pertukaran dokumen / informasi untuk operasi dalam negeri, tujuan

ekspor, dan kepabeanan.

Sumber: Wikipedia Indonesia

Gambar 3.1: Pendistribusian barang Nokia

Kini, keberadaan iPhone dan dominasi Android di segmen smartphone

terbukti mampu membuat Nokia cukup kelimpungan, bahkan setahun terakhir

vendor asal Finlandia ini harus rela kehilangan market share mereka direbut oleh

para pesaing.

Namun mereka masih sangat kuat di pasar menengah ke bawah melalui

dukungan ponsel model Nokia Asha. Lebih beruntung lagi, flagship baru andalan

mereka yang mengusung sistem operasi Windows Phone 8 mulai mendapatkan

angin segar di pasar smartphone saat ini.

Pada kuartal pertama 2013, Nokia memperoleh penjualan sejumlah 63,2

juta unit ponsel. Dengan perolehan market share sebesar 14,8%.

(5)

30

Sumber: International Data Corporation

Gambar 3.2: Grafik Tingkat Keuntungan dan Penjualan Nokia pada

2010-2013

3.1.2 Samsung

Samsung Group (merupakan salah satu perusahaan elektronik terbesar

dunia) didirikan oleh Lee Byung-chull pada 1 Maret 1938 di Daegu, Korea,

perusahaan ini beroperasi di 58 negara dan memiliki lebih dari 208.000 pekerja.

Pada 2003 pendapatannya adalah US$101.7 miliar.

Pada dekade 1990an, Samsung

Group mengeluarkan

Mobile Phone.

Berawal mengikuti perkembangan jaman, Samsung Group mengeluarkan produk

mobile phone (handphone) yang ternyata lumayan menarik pasar dunia.

(6)

31

Hingga pada tahun 1993 Samsung mengembangkan ponsel ringan

SCH-800 GSM, serta tersedia Jaringan CDMA. Ditahun-tahun berikutnya, Samsung

Group mengembangkan kembali Ponsel Pintar dan Gabungan Mp3 Player yaitu

menjelang abad ke- 20.Dan pada sekarang ini, Samsung dapat dikatakan sebagai

pioneer android.

a.

Penjualan Samsung

Posisi Samsung di puncak memang masih sulit digoyahkan. Meski telah

menguasai jagat smartphone Android lewat flagship Galaxy S yang membesarkan

namanya, Samsung masih giat meluncurkan ponsel berjenis feature phone. Hal ini

semakin memperkokoh posisi puncak raihan penjualan yang diperolehnya.

Samsung mencatatkan penjualan yang cukup fantastis, pada kuartal

pertama 2013 mereka berhasil mengapalkan sejumlah 100,6 juta unit ponsel.

Membuat vendor asal Korea Selatan ini meraih pangsa pasar cukup besar 23,6%.

Sumber: International Data Corporation

(7)

32

3.1.3 BlackBerry

Sebelum dikenal dengan nama Blackberry, perusahaan asal Kanada ini

dikenal dengan nama

Research in Motion. Pada tahun 1984, Mike Lazaridis

mendirikan Research in Motion yang mana perusahaan ini bekerja dalam bidang

mengubah jaringfan data nirkabel Mobitex milik Ericsson menjadi jaringan Pager

dua arah dan surel nirkabel yang bekerja sama dengan RAM

Mobile Data dan

Ericsson. Namun pada akhir Januari 2013, RIM membuat keputusan besar untuk

merubah nama perusahaannya menjadi BlackBerry.

Perkembangan RIM dibantu oleh sejumlah investor Kanada pada tahun

1995 melalui pembentukan suatu perusahaan swasta. Working Ventures Canadian

Fund Inc. melakukan investasi pertama senilai $5.000.000 untuk menyelesaikan

pengembangan perangkat keras dan lunak pager dua arah RIM.

Pada awalnya RIM mengeluarkan produk berupa sebuah pager yang diberi

nama BlackBerry 850 pada tahun 1999, perangkat ini mampu menerima surel

masuk dari server Microsoft Exchange dengan perangkat lunak servernya,

BlackBerry Enterprise Server (BES). BlackBerry 850 tersebut, menjadi cikal

terbentuknya telepon genggam pintar yang digunakan pada saat ini. BlackBerry

mulai membuat telepon pintar dengan menggunakan Operating System tersendiri

pada tahun 2000, yaitu BlackBerry 957. BlackBerry 957 bukanlah produk yang

diciptakan untuk ditawarkan secara umum kepada konsumen, produk awal dari

RIM yang dipublikasikan sebagai telepon genggam pintar untuk khalayak umum

(8)

33

adalah BlackBerry

Pearl 8100, telepon ini sudah dilengkapi dengan fitur

multimedia seperti kamera.

Cara RIM memperkenalkan diri ke seluruh dunia adalah dengan membuka

fasilitas baru di North Sydney, New South Wales, Australia pada Februari 2009.

Kantor baru RIM secara resmi dibuka oleh Thomas A. MacDonald, Konsul

Jenderal Kanada, dalam acara peresmian yang dihadiri pejabat pemerintah New

South Wales dan North Sydney Council, serta mitra dan pelanggan RIM. Kantor

baru ini memiliki fasilitas pelatihan, pusat riset dan pengembangan, pusat

pemasaran mitra strategis dan layanan bantuan teknis.

BlackBerry memiliki jangkauan daya jual yang sangat luas, dengan

menggunakan pemanfaatan berbagai media informasi yang semakin berkembang.

Contoh dari pemanfaatan tersebut adalah, dengan membuatkansecara khusus

aplikasi shortcut suatu media. Semisal seorang pengguna BlackBerry ingin

membuka suatu website ternama tertentu, maka BlackBerry menyediakan suatu

icon shortcut yang dapat membawa pengguna langsung menuju ke website yang

diinginkan, begitu juga dengan konten lainnya yang secara khusus dibuatkan icon

shortcut

oleh BlackBerry.

Website yang sering dikunjungi oleh umum, biasanya

memiliki link download tersendiri untuk aplikasi yang dapat digunakan oleh

ponsel BlackBerry.

Pada awalnya BlackBerry memiliki pelayanan kualitas jaringan yang

sangat baik, hal ini dibuktikan dengan saat serangan terorisme 11 September 2001

di Amerika Serikat (AS), atau lebih dikenal dengan peristiwa 9/11, semua jaringan

(9)

34

operator seluler mengalami gangguan, namun jaringan BlackBerry tetap berjalan

baik. Media massa di AS memuji kehebatan BlackBerry. Namun seiring

bertumbuhnya pengguna BlackBerry yang meningkat pesat dan layanan

BlackBerry

Mesenger yang memerlukan daya simpan besar di server serta

transmisi yang tidak sedikit, kualitas jaringan BlackBerry sering terganggu yang

dikarenakan gangghuan server.

BlackBerry memiliki laba penjualan yang terus meningkat sampai

akhirnya ditahun 2011. Berbagai aspek telah mempengaruhi laba penjualan, mulai

dari kekurangan Ponsel BlackBerry sampai dengan kemunculan telepon pintar

berjenis sistem operasi terbaru yang memiliki spesifikasi lebih baik ketimbang

BlackBerry. Alhasil dalam tahun 2013, BlackBerry memangkas 50%

karyawannya diseluruh dunia. Adapun laba yang didapat BlackBerry sampai

dengan tahun 2011 :

Tabel 3.1 Penjualan BlackBerry dan tingkat labanya

Tahun

Penjualan ($ Juta) Laba Operasi ($ Juta) Laba Bersih ($ Juta)

2002

294

(58)

(28)

2003

307

(64)

149

2004

595

78

32

2005

1350

386

206

2006

2066

617

375

2007

3037

807

632

2008

6009

1731

1294

2009

11065

2722

1893

2010

14953

3507

2457

2011

19907

4739

3444

Sumber: Wikipedia Indonesia

(10)

35

Tabel 3.2 Penjualan Blackberry pada tahun 2012-2013

Sumber: International Data Corporation

3.2

Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua metode penelitian.

Pertama, metode penelitian deskriptif digunakan penulis untuk menganalisis,

mengidentifikasi dan mendeskripsikan bagaimana sistem

reverse logistics dapat

memberikan ketertarikan yang cukup besar terhadap

suppliers telepon seluler.

Kedua, dengan analisis kausal yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar

sistem

reverse logistics dapat berpengaruh terhadap kinerja

suppliers telepon

seluler.

3.3

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pembahasan yang harus

diuji secara empiris. Dalam penelitian ini, didapatkan hipotesis sebagai berikut:

(11)

36

Ha: Terdapat ketertarikan

suppliers

telepon seluler

terhadap kegiatan

reverse logistics.

1.

Terdapat ketertarikan

wholesaler

telepon seluler

terhadap

kegiatan reverse logistics.

2.

Terdapat ketertarikan

service center/gerai resmi

telepon seluler

terhadap kegiatan reverse logistics.

3.

Terdapat ketertarikan

retailer

telepon seluler

terhadap kegiatan

reverse logistics.

3.4

Variabel dan Skala Pengukuran

Tabel 3.3 Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel

Dimensi

Indikator

Skala

Pengukuran

Reverse

Logistics

(RL)

Pentingnya

Kegiatan

Reverse

Logistics

Manfaat besar bagi perusahaan

Skala Likert

Pemulihan asset

Peningkatan kualitas

Nilai telepon seluler yang sudah

tidak terpakai

Penanganan Limbah

Kebijakan

Perusahaan

Penerapan Kegiatan RL

Senjata strategis untuk bersaing

Sistem

Perencanaan kegiatan RL

Tersedianya teknologi untuk

melakukan recycle telepon

seluler

Sumber

daya

keuangan

dan

aparatur

Penghematan dalam biaya

operasional

Peningkatan profit

Alokasi personil

(12)

37

Tabel 3.3 Variabel dan Skala Pengukuran (lanjutan)

Variabel

Dimensi

Indikator

Skala

Pengukuran

Suppliers:

a.Wholesaler

b.Service

Center / Gerai

Resmi

c. Retailer

Tingkat penerimaan

pengembalian telepon seluler

akibat garansi

Skala Likert

Tingkat penerimaan penjualan

telepon seluler bekas

Penanganan terhadap telepon

selular yang diterima dari

konsumen

Telepon seluler yang

dikembalikan masih

mempunyai nilai

Tingkat pembelian telepon

seluler yang sudah direcycle

Harga jual menarik

Penjualan meningkat

Tingkat keuntungan

Ketidakraguan Pembelian

Telepon Seluler Recycle oleh

Konsumen

Sumber: Chan, Felix dan Chan, Hing, Kai (2008); Sutapa (2009)

3.5

Definisi Operasional Variabel

Menurut Rogers dan Tibben-Lembke dalam Chan, Felix dan Chan, Hing,

Kai (2008),

reverse logistics adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian yang efisien, efektif aliran bahan baku, dalam proses persediaan,

barang jadi, dan informasi terkait dari titik konsumsi ke titik asal untuk tujuan

merebut kembali atau menciptakan nilai atau pembuangan yang tepat.

(13)

38

Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam

bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi

barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada

konsumen akhir (Baihaqi,2006). Maka dapat disimpulkan bahwa

supply chain

position merupakan kumpulan perusahaan/organisassi yang mengangkat bahan

baku dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi

bahan setengah jadi atau komponen,

suppliers bahan-bahan pendukung produk,

perusahaan perakitan, distributor, dan

retailer yang menjual barang tersebut ke

konsumen akhir.

3.6

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian lapangan (field

research) yang datanya diambil langsung sesuai dengan kenyataan yang ada,

yakni dengan menggunakan kuesioner, dimana kuesioner tersebut digunakan

untuk memperoleh data dan mengetahui tingkat ketertarikan

suppliers

telepon

seluler terhadap reverse logistics.

3.7

Jenis Data

Dalam sebuah penelitian, data memegang peranan penting. Penulis harus

bisa mengetahui jenis data apa saja yang diperlukan agar data tersebut dapat

diolah menjadi informasi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu

diperoleh secara langsung dengan membagi kuesioner atau daftar pertanyaan

kepada responden.

(14)

39

3.8

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perwakilan staff dari seluruh

suppliers telepon seluler di Jakarta Barat. Sampel penelitian ini adalah perwakilan

staff dari

suppliers telepon seluer, yaitu sebanyak 30

wholesaler, 60

service

center/gerai resmi dan 150 retailer telepon seluler dengan merek Nokia, Samsung

dan Blackberry.

3.9

Metode Analisis Data

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif, maksudnya digunakan skala penilaian untuk menyatakan bobot antara

hubungan variabel satu dengan variabel yang lainnya. Untuk dapat mengetahui

signifikasi pengaruh antar variabel, maka data diolah dengan menggunakan

metode analisis SEM (Structural Equation Modeling) dengan menggunakan

software Lisrel 8.7.

3.9.1 Spesifikasi Model

Spesifikasi model ini merupakan pembentukan model awal persamaan

pengukuran dan strukural. Spesiikasi model pengukuran merupakan persamaan

notasi matematik yang membentuk variabel-variabel teramati. Sedangkan

spesifikasi model struktural adalah persamaan notasi matematik berdasarkan

hubungan antara satu variabel laten ke variabel laten lainnya. Kemudian, akan

ditunjukkan output path diagram hybrid model dengan notasi matematik.

(15)

40

Adapun penelitian ini dapat digambarkan berdasarkan SEM (Structural

Equation Modeling) sebagai berikut:

Keterangan:

=

Variabel Laten (eksogen dan Endogen)

=

Variabel Teramati (Indikator)

ξ

=

Variabel Eksogen

η

=

Variabel Endogen

x

=

Variabel Bebas (Independent)

y

=

Variabel Terikat (dependent)

Y

=

Gamma (parameter yang menunjukkan regresi variabel

laten endogen psds variabel eksogen) ditandai dengan tanda panah

(16)

41

Spesifikasi Model SEM

(17)

42

3.9.2 Confirmatory Factor Analysis

Penelitian ini menggunakan pengukuran dengan dua tahap, di sebut

two-step approach. Tingkat pertama, yaitu CFA merupakan model pengukuran yang

menunjukkan suatu variabel laten diukur oleh satu atau lebih variabel-variabel

teramati. Hal ini didasari alasan bahwa variabel-variabel laten atau konstruk

tertentu yang mendasarinya (Wijanto, 2008). Hasil CFA harus diperiksa terlebih

dahulu dari kemungkinan terjadinya

offending estimate, kemudian dilakukan uji

validitas dan realibilitas. Kemudian tingkat kedua dilakukan, yaitu Second Order

CFA (2

nd

CFA) menunjukkan hubungan antara variabel-variabel laten pada tingkat

pertama sebagai indikator dari sebuah variabel laten tingkat kedua.

Keuntungan menggunakan CFA adalah model dibentuk terlebih dahulu,

jumlah variabel laten ditentukan oleh peneliti, pengaruh suatu variabel laten

terhadap variabel teramati ditentukan lebih dahulu, beberapa efek langsung

terhadap variabel teramati dapat ditetapkan sama dengan nol atau suatu konstanta,

kesalahan pengukuran boleh berkolerasi, kovarian variabel-variabel laten dapat

diestimasi atau ditetapkan pada nilai tertentu dan identifikasi parameter

diperlukan.

3.9.3 Analisis Offending Estimates

Analisis awal ini harus dilakukan untuk memastikan tidak terdapat

offending estimates (nilai-nilai yang melebihi batas yang dapat diterima) dari hasil

estimasi di tingkat CFA. Berikut kriteria analisisnya, yaitu:

(18)

43

1.

offending estimates, terutama adanya negative error variences (dikenal

dengan heywod cases). Jika ada kesalahan varian negatif, maka varian

kesalahan tersebut perlu ditetapkan menjadi 0.005 atau 0.001.

2.

nilai

standardize loading factor

>0.50, namun peneliti menggunakan

SLF lebih dari atau sama dengan 0.30 (Igbaria et al. dalam Wijayanto

2008). Sehingga variabel-variabel terkait bisa dipertimbangkan untuk

dihapus.

3.

standard errors

yang berhubungan dengan koefisien-koefisien yang

diestimasi mempunyai nilai yang besar.

3.9.4 Uji Validitas dan Reabilitas

Untuk menguji kelayakan kostruk dari peertanyaan-pertanyaan yang

diajukan pada kuisioner penelitian, penulis kemudian melakukan uji validitas dan

reliabilitas. Validitas berhubungan dengan apakah suatu varibel mengukur apa

yang seharusnya diukur (Wijanto, 2008). Validitas dalam penelitian ini

menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya

yang diukur.

Menurut Ridgon dan Ferguson (1991) dan Toll, Xia, Torkzadeh (1994)

dalam Wijanto (2008) menyatakan suatu variabel latennya, jika:

Nilait-value>1.96 pada tingkat kepercayaan 95%

Muatan faktor standarnya (standardized loading factor)

≥0.70.

Semntara itu, Igbarta et al., (1997) menyatakan bahwa

standardized

loading factor ≥ 0.50 adalah sangat signifikan. Jika terdapat

(19)

variabel-44

variabel yang memiliki nilai

t-value < 1,96 dan

standardized loading

factor kurang dari 0.50 atau 0,70 maka harus dihilangkan/dihapuskan

dari model disebut juga model

trimming. Setelah itu, proses

pengukuran dilakukan kembali dengan CFA dan dianalisis sesuai

dengan syarat-syarat di atas.

Realibilitas adalah konsistensi suatu pengukuran (Wijayanto, 2008).

Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator mempunyai

konsistensi yang tinggi dalam mengukurvariabel latennya.Realibilitas suatu

konstruk dikatakan baik, jika nilai construct reabilitynya adalah ≥ 0.70. Cara lain

untuk menghitung reabilitas adalah dengan menggunakan

variance extracted

(VE), dimana nilai VE

≥ 0.50. Ekstrak varian mencerminkan jumlah varian

keseluruhan dalam indikator yang dijelaskan oleh

construct latent. Berikut ini

adalah rumus perhitungan pengukuran reliabilitas:

Varince Extracted =

std.loading

2

std.loading

2

+

ej

Keterangan:

= Jumlah keseluruhan

Std.Loading = Sandardized loading factors (muatan factor standar)

ej

= Kesalahan

(20)

45

Menurut Hair (1998), nilai CR yang baik adalah

≥ 0.70. Apabila nilai

CR berada di kisaran angka 0.60 dan 0.70, maka realibilitas masih termasuk

dalam kategori baik. Selain itu, untuk pengukuran nilai VE

≥ 0.50 merupakan

ukuran yang baik dalam mengukur reliabilitas, tetapi VE ini biasanya berupa

pilihan (optional) dalam penelitian, sehingga peneliti diperbolehkan hanya

menggunakan CR sebagai ukuran reliabilitas, namun akan lebih baik apabila VE

diikutsertakan.

3.9.5 Second Order (2ndCFA)

Second Order Confirmatory factor analysis

(2ndCFA) adalah model

pengukuran yang terdiri dari dua tingkat (Wijayanto, 2008). 2ndCFA merupakan

pengukuran tingkat kedua yang menunjukkan hubungan antara variabel-variabel

laten pada tingkat pertama sebagai indikator dari sebuah variabel laten tingkat

kedua. CFA tingkat kedua ini akan mengestimasi dan menganalisis kecocokan

model secara keseluruhan sertaterhadap model strukturalnya.

a.

Uji Kecocokan Keseluruhan Model

Struktural Equation Modeling (SEM) merupakan suatu teknik statistik

yang mampu menganalisis variabel laten, variabel teramati, dan kesalahan

pengukuran secara langsung. SEM mampu menganalisis hubungan antara variabel

laten dengan variabel indikatornya, hubungan antara variabel laten yang satu

dengan variabel laten yang lain, juga mengetahui besarnya kesalahan pengukuran

(Sitinjak dan Sugiarto, 2006). Hal tersebut sejalan dengan pendapat ahli yang

mengatakan SEM tidak seperti analisis multivariate biasa yang tidak bisa menguji

regresi berganda ataupun analisis faktor secara bersama-sama (Bollen, 1989: dala,

(21)

46

Ghozali, 2005).Disamping hubungan kausal searah, SEM juga memungkinkan

menganalisis hubungan dua arah.

Setelah model terbentuk, maka diperlukan analisis dalam uji kecocokan

model, indikator-indikator yang dapat digunakan antara lain (Wijanto, 2008) :

1.

Chi square /degrees of freedom (χ2/df)

Chi Square digunakan untuk menguji seberapa dekat kecocokan antara matrik

kovarian sampel dengan matrik kovarian model. Joreskog dan Sorbom dalam

Setyo Hari (2008) mengatakan bahwa

χ2 seharusnya lebih diperlakukan

sebagai ukuran goodness of fit (atau badness of fit) dan bukan sebagai uji

statistik. χ2 dapat disebut juga sebagai badness of fit karena nilai χ2 yang besar

menunjukkan kecocokan yang tidak baik (bad fit) sedangkan nilai

χ2 yang

kecil menunjukkan good fit (kecocokan yang baik).

2.

Non-Centrality Parameter (NCP)

NCP merupakan ukuran perbedaan antara matrik kovarian sampel (Σ) dengan

matrik kovarian model (Σ(θ)). NCP juga merupakan ukuran badness of fit

dimana semakin besar perbedaan antara

Σ dengan

Σ(θ) semakin besar nilai

NCP. Jadi, kita perlu mencari NCP yang nilainya kecil atau rendah.

3. Goodness of Fit Indices (GFI)

GFI dapat diklasifikasikan sebagai uji kecocokan absolut, karena pada

dasarnya GFI membandingkan model yang dihipotesiskan dengan tidak ada

model sama sekali. Nilai GFI harus berkisar antara 0 (poor fit) sampai 1

(22)

47

(perfect fit), dan nilai GFI ≥ 0,90 merupakan good fit (kecocokan yang baik),

sedangkan 0,80 ≤ GFI < 0,90 sering disebut marginal fit.

4. Root Mean Square Residual (RMR)

RMR mewakili nilai rerata residual yang diperoleh dari mencocokkan matrik

kovarian dari model yang dihipotesiskan dengan matrik

varian-kovarian dari data sampel. Standardized RMR mewakili nilai rerata seluruh

standardized residuals, dan mempunyai rentang dari 0 ke 1. Model yang

mempunyai kecocokan yang baik (good fit) akan mempunyai nilai

Standardized RMR < 0,05.

5. Root Mean Square Error of Approximation

RMSEA merupakan salah satu indeks yang informatif dalam SEM. Nilai

RMSEA

≤ 0,05 menandakan close fit, sedangkan 0,05 < RMSEA

0,08

menunjukkan good fit (Brown dan Cudek, 1993). McCallum (1996)

menambahkan bahwa nilai RMSEA antara 0,08 sampai 0,10 menunjukkan

mediocore (marginal fit), serta nilai RMSEA > 0,10 menunjukkan poor fit.

6. Expected Cross-Validation Index (ECVI)

ECVI diusulkan sebagai sarana untuk menilai, dalam sampel tunggal,

likelihood bahwa model divalidasi silang

(cross-validated) dengan

sampel-sampel dengan ukuran yang sama dari populasi yang sama (Browne dan

Cudeck, 1989). ECVI digunakan untuk perbandingan model dan semakin

kecil nilai ECVI sebuah model semakin baik tingkat kecocokannya.

(23)

48

7. Adjusted Goodness-of-Fit Index (AGFI)

AGFI adalah perluasan dari GFI yang disesuaikan dengan rasio antara degree

of freedom dari null/independence/baseline model dengan degree of freedom

dari model yang dihipotesiskan atau diestimasi. Seperti halnya GFI, nilai

AGFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai AGFI

≥ 0,90 menunjukkan good fit,

sedangkan 0,80 ≤ AGFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.

8. Normed Fit Index (NFI)

NFI mempunyai nilai yang berkisar antara 0 sampai 1. Nilai NFI ≥

0,90 menunjukkan

good fit, sedangkan 0,80

≤ NFI < 0,90 sering disebut

sebagai marginal fit.

9. Relative Fit Index (RFI)

Nilai RFI akan berkisar antara 0 sampai 1. Nilai RFI

≥ 0,90 menunjukkan

good fit, sedangkan 0,80 ≤ NFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.

10. Incremental Fit Index (IFI)

Nilai IFI akan berkisar antara 0 sampai 1. Nilai IFI ≥ 0,90 menunjukkan good

fit, sedangkan 0,80 ≤ IFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.

11. Comparative Fit Index (CFI)

Nilai CFI berkisar antara 0 sampai 1. Nilai CFI ≥ 0,90 menunjukkan good fit,

sedangkan 0,80 ≤ CFI < 0,90 sering disebut sebagai marginal fit.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program

Lisrel 8.8 sebagai

sarana pengolahan data. Program ini mengharuskan peneliti menulis perintah

syntax (perintah persamaan) dan hasilnya adalah path diagram dan printed output

yang dapat memberikan informasi mengenai

loading factor, t-value,

serta error

(24)

49

variance dari indikator-indikator dalam variabel laten, serta hubungan kausal

antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen.

3.9.6

Uji Kecocokan Model Struktural

Pengujian ini akan menganalisis tingkat signifikansi koefisien-koefisien

yang diestimasi terhadap model struktral. Tingkat signifikansi dapat dilihat dari

nilai t-value yang harus memenuhi syarat yaitu

≥ 1,96. Secara umum, pengujian

ini bertujuan untuk melihat apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak.

Selain itu, dilakukan evaluasi terhadap solusi standar dimana semua koefisien

mempunyai varian yang sama dan nilai maksimumnya adalah 1 (Wijanto, 2008).

Nilai koefisien yang mendekati akan berhubungan dengan peningkatan

pentingnya variabel terkait dalam hubungan kausal.

Gambar

Gambar 3.1: Pendistribusian barang Nokia
Gambar 3.2: Grafik Tingkat Keuntungan dan Penjualan Nokia pada 2010- 2010-2013
Gambar 3.3: Grafik Penjualan Samsung Mobile
Tabel 3.1 Penjualan BlackBerry dan tingkat labanya
+4

Referensi

Dokumen terkait

TUJUAN PEMBELAJARAN : Melalui kegiatan menyebutkan protokol kesehatan covid-19 yaitu 3M, anak mampu mengungkapkan keinginan, perasaan, dan pendapat dengan kalimat sederhana

Penelitian pengembangan instrumen asesmen otentik ini meliputi kegiatan mengembangkan instrumen asesmen otentik, menerapkan instrumen dalam pembelajaran, menganalisis

Untuk mengetahui kearifan lokal apa saja yang terdapat pada masyarakat Kampung Adat Cireundeu Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi..

Penulis selaku karyawan magang ingin mengaplikasikan sebuah tools yang dapat membantu perusahaan dalam monitoring dan controlling dari investasi proyek yaitu dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendampingan bagi lanjut usia dalam menuju lanjut usia sejahtera di Unit Rehabilitasi Sosial “Wiloso Wredho”

Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis persepsi pemuda desa terhadap pekerjaan sebagai petani, 2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

Dengan demikian daur pohon Eucalyptus hybrid yang optimum ditinjau dari berat jenis dan komposisi kimia tersebut adalah pada umur 10 tahun.. Dimensi serat dan

Setelah itu pengguna tinggal memilih button yang tersedia untuk masuk ke menu utama.Setelah pengguna memasukkan nama ke menu login, akan muncul tampilan menu utama,