• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Self-Efficacy Matematis Siswa SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Self-Efficacy Matematis Siswa SMP"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)41588.pdf. TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM). PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN. SELF-EFFICACYMATEMATIS SISWA SMP. ~..,. S. TE. ~. R BU KA. .... -­ ~. TA. TAPM Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh. N IV. ER SI. Gelar Magister Pendidikan Matematika. U. Disusun Oleh :. USEP SUWANJAL NIM: 017987647. PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA 2013 Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(2) 41588.pdf. ABSTRAK Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Self-Efficacy Matematis Siswa SMP Usep Suwanjal Universitas Terbuka. KA. usep.suwanjal@gmail.com. U. N. IV. ER. SI TA S. TE. R. BU. Kemampuan berpikir kritis dan self-efficacy matematis yang dikuasai siswa merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki terutama dalam era persaingan global seperti sekarang ini. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kedua kemampuan tersebut adalah pendekatan kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (I) kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional, (2) self-efficacy matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan yang memperoleh pembelajaran konvensional dan (3) hubungan antara kemampuan berpikir kritis dan self-efficacy matematis siswa pada pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual. Metode Penelitian kuasi eksperimen dengan desain "pretest-postest non equivalent control group". Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 3 Menggala dengan sampel penelitian adalah siswa kelas VIII. Teknik sampel yang digunakan purposive sampling, terpilih kelas VIII C sebagai kelas eksperimen (pendekatan kontekstual) dan VIII D. sebagai kelas kontrol (pembelajaran konvensional). Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen tes kemampuan berpikir kritis dan skala sikap self-efficacy matematis. Analisis data peningkatan kemampuan berpikir kritis dengar. menggunakan uji t. Dan analisis peningkatan self-efficacy matematis siswa dengan menggunakan uji mann whitney karena data self-efficacy berskala ordinal. Selanjutya uji korelasi peningkatan kemampuan berpikir kritis dan self-efficacy matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual menggunakan uji rank spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan : (I) kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, (2) self-efficacy maternatis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dan (3) self-efficacy matematis siswa tidak berkorelasi dengan peningkatan kemampuan bepikir kritis siswa melalui pembelajaran kontekstual. Kata Kunci : Pendekatan kontekstual, kemampuan berpikir kritis, self-efficacy matematis Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(3) 41588.pdf. ABSTRACT Effect Of Contextual Approach To Critical Thinking Skills And Students' Self-Efficacy Of Mathematics Junior High School Usep Suwanjal Open University usep.suwanjal@gmail.com. U. N. IV. ER. SI. TA S. TE. R BU KA. Critical thinking skills and self-efficacy of mathematics mastered by students is very important, especially in the competition of globalitation era. An approach that can improve both of them is contextual approach in learning. This research aims are to determine : (I) the students' critical thinking skills the class which used contextual approach in learning and the one which used conventional learning, (2) the students' self-efficacy of mathematics the class which used contextual approach in learning and the one which used conventional learning and (3) the relationship between the critical thinking skills and students' self-efficacy of mathematics through contextual approach in learning. Quasi-experiment methods was used in the research and the design was "pretest-posttest non equivalent control group". Population of this research was the students of SMP Negeri 3 Menggala and class VIII as the research sample. Technique of samples used purposive sampling and choosed VIII C as experiment class (contextual approach) and V1I1 D as control class (conventional learning). Data collected by the instrument test critical thinking skills and self-efficacy of mathematics attitude scale. The improvement of critical thinking skills data analysed by using the t- test. And improvement students'self-efficacy of mathematics analysed by using Mann Whitney test. Then correlation improvement critical thinking skills and students' self-efficacy of mathematics obtained contextual approach in learning by using rank spearman test. The [mdings of this study indicated: (I) the students' critical thinking skills the class which used contextual approach in learning was highter than which used conventional learning, (2) the students' self-efficacy of mathematics the class which used contextual approach in learning was highter than which used conventional learning and (3) the students' self-efficacy mathematics was not correlated with the Improvement of critical thinking skills through contextual approach inlearning.. Keywords. Contextual approach, critical thinking skills, self-efficacy of mathematics. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(4) 41588.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA. LEMBAR PERSETUJUAN TAPM. : Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Self-Efficacy Matematis Siswa SMP. Penyusun TAPM. : USEP SUWANJAL. NIM. : 017987647. Program Studi. : Magister Pendidikan Matematika. Hariffanggal. : Sabtull6November20I3. S. TE. R. BU. KA. Judul TAPM. SI TA. Menyetujui :. Pembimbing II. N IV. ER. Pembimbing I. Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd. U. Dr. Ir. Sri Harijati, M.A NIP.l962091 11988032002. NIP. I 96909141994031 002. /'. Ketua Bidang Magiste '/ I1mu Pendidikan dan. ~~. \. \. n.. (. Dr. Sandra Sukmaning A., NIP. 195901051985032001. .,. . .,. ~:m;rl:r,VI".Sc.,. Ph.D NIP. 195202131985032001. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka iii.

(5) 41588.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA. PENGESAHAN. : USEP SUWANJAL. NIM. : 017987647. Program Studi. : Magister Pendidikan Matematika. Judul Tesis. : Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstual Terhadap. KA. Nama. BU. Kemampuan Berpikir Kritis Dan Self-Efficacy Matematis. Telah dipertahankan dihadapan. TE. R. SiswaSMP Sidang. Panitia Penguji. Tesis. Program. Terbuka pada:. SI TA S. Pascasarjana, Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas. : Sabtu/I6 November 2013. Waktu. : 09.30 WIB. IV ER. Hariffanggal. Dan telah dinyatakan LULUS. U. N. PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Komisi Penguji. : Dr. Tita Rosita, M.Pd. Penguji AhIi. : Prof. Dr. Wahyudin. Pembimbing I. : Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd. Pembimbing I 1. : Dr. Ir. Sri Harijati, M.A. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka iv.

(6) 41588.pdf. UNIVERSITAS TERBUKA PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA. BU KA. LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI. TAPM yang berjudul Pengaruh Penerapan Pendekatan Kontekstua1 Terhadap. R. Kemampuan Berpikir Kritis Dan Self-Efficacy Matematis Siswa SMP adaIah basil. TE. karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya. AS. nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari temyata ditemukan adanya. IV ER. SI T. penjip\akan (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi akademik.. Bandar Lampung,. Desember 2013. U. N. enyatakan. . usep Suwanjal NIM 017987647. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(7) 41588.pdf. KATAPENGANTAR. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayahNYA, saya dapat menyelesaikan penulisan TAPM (Tesis) ini. Penulisan TAPM ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Pendidikan Matematika Program PascasaIjana Universitas Terbuka Saya. KA. menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, angatlah. BU. sulit bagi saya unuk menyelesaikan TAPM ini. Oleh karena itu saya mengucapkan. M.Sc., Ph.D selaku Direktur Program PascasaIjana. SI TA. Universitas Terbuka.. S. 1. Ibu Suciati,. TE. R. terima kasih kepada :. 2. Bapak Drs. Irian Soelaeman, M.E<!. selaku Kepala UPBJJ-UT Bandar. ER. Lampung.. IV. 3. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah. N. menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam. U. penyusunan TAPM ini. 4.. Ibu Dr. Ir. Sri Harijati, M.A. selaku Pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan TAPM ini. 5. Ibu Dr. Sandra Sukmaning Adji, M.Pd., M.E<! selaku Kabid MIPK penanggung. jawab. Matematika.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. Program. PascasaIjana. Magister. Pendidikan.

(8) 41588.pdf. 6. Bapak Suradi, S.Pd., MM.Pd. selaku kepala SMP Negeri 3 Menggala Kabupaten Tulang Bawang yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk melaksanakan penelitian di SMP Negeri 3 Menggala. 7. Orang tua, Istri dan Anakku tercinta yang senantiasa tulus, ikhlas memanjatkan do'a dan dorongan semangat selama saya mengikuti perkuliahan bingga terselesaikannya TAPM ini.. sm berkenan membalas segala kebaikan semua. TE R. Akhir kata, saya berharap Allah. BU. saya dalam menyelesaikan TAPM ini.. KA. 8. Sahabat dan Rekan-rekan angkatan 2011 yang telah banyak membantu. pihak yang telah membantu. Semoga TAPM ini membawa manfaat bagi. U. N. IV ER. SI TA S. pengembangan ilmu.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. Bandar Lampung,. Penulis. November 2013.

(9) 41588.pdf. DAFfARISI HaJaman Abstrak iii. Lembar Pengesahan. iv. Lembar Pemyataan. v. BU KA. Lembar Persetujuan. Kata Pengantar. Daftar Tabel. x XII. TA S. Daftar Diagram. xiii. ER SI. Daftar Larnpiran. PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang masaIah. I. B. Perumusan MasaIah. 8. C. Tujuan PeneIitian. 9. D. Kegunaan Penelitian. 9. TINJAUAN PUSTAKA. 10. A. Kajian Teon. ]0. U. N. IV. Bab I. viii. TE R. Daftar lsi. vi. BAB II. I. Kemarnpuan Berpikir Kritis. 10. 2. Self-Efficacy......................................................................... 13. 3. Pendekatan Kontekstual. I7. 4. Pembelajaran Konvensional. 23. 5. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional B. KerangkaBerfikir Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. .. 24. 26.

(10) 41588.pdf. c.. Definisi OperasionaI. 29. D. Hipotesis Penelitian. 29 31. A. Desain Penelitian. 31. B. Populasi Dan Sampel. 32. C. Instrumen Penelitian. 34. D. Prosedur Pengumpulan Data. 47. E. Metode Analisis Data. 49. KA. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BU. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. TE R. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN A. Sirnpulan B. Saran. SI TA. S. DAFTAR PUSTAKA. U. N. IV. ER. LAMPIRAN. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 55 81 81 82.

(11) 41588.pdf. DAFfAR TABEL. Tabel. Halaman. 2.1.. Strategi pengubahan sumber efficacy expectation. 22.. Perbedaan pendekatan kontekstuaJ dengan pernbelajaran. Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Matematika Ujian Akhir Semester. BU. 3.1.. 24. KA. konvensional... 16. Kriteria Penafsiran Koefisian Korelasi.................................................. 36. 3.3.. HasH Uji Validitas lsi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis. 37. 3.4.. Hasil Uji Validitas lsi Postes Kemampuan BerpikirKritis................... 37. 3.5.. K1asifikasi Tingkat Reliabilitas. 39. 3.6.. Tingkat Reliabilitas Pretes Kernarnpuan Berpikir Kritis....................... 40. 3.7.. Tingkat Reliabilitas Postes Kemampuan Berpikir Kritis. 3.8.. Kriteria Penafsiran Daya Pembeda........................................................ 3.9.. IV. SI. 3.2.. TA S. 33. ER. TE R. Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013........................................................ U. N. 40. Penafsiran Daya Pembeda Pretes Kemampuan Berpikir 41. Kritis 3.10.. Penafsiran Daya Pembeda Postes Kemampuan Berpikir 42. Kritis 3.11. Kriteria Penafsiran Indeks Kesukaran 3.12.. 41. '". Tingkat Kesukaran Pretes Kemampuan Berpikir Kritis........................ 43 43. 3.13. Tingkat Kesukaran Postes Kemampuan Berpikir Kritis. 43. 3.14.. 45. HasH Uji Validitas lsi Self-Efficacy Matematis Kedua. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(12) 41588.pdf. Hasil Vji Validitas lsi Self-Efficacy Matematis..................................... 46. 3.16.. Tingkat reliabilitas Self-Efficacy matematis........ 47. 3.17.. Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis. 48. 3.18.. Interpretasi Gain. 49. 4.1.. Statistik Deskriptif Skor Kemarnpuan Berpikir Kritis. 57. 4.2.. Statistik Deskriptif Skor Kemarnpuan Self-Efficacy Matematis. 58. 4.3.. Vji Nonnalitas Gain Ternonnalisasi Berpikir Kritis. 60. 4.4.. Vji Homogenitas Varians Gain Ternonnalisasi Berpikir Kritis........... 61. 4.5.. Vji Perbedaan Rerata Kemampuan Berpikir Kritis. 62. 4.6.. Vji Perbedaan Rerata Self-Efficacy Matematis..................................... 64. 4.7.. Statistik Deskriptif Skor Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy. SI. TA S. TE. R. BU. KA. 3.15.. Vji Korelasi Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy. IV E. 4.8.. N. Matematis. Rangkuman Hasil Vji Hipotesis Penelitian........................................... U. 4.9.. 65. R. Matematis rnelalui pembelajaran kontekstual. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. 66 67.

(13) 41588.pdf. DAFfAR DIAGRAM. 58. Diagram 4.2 Rerata (N-Gain) Self-Efficacy Matematis. 59. U. N. IV ER. SI T. AS. TE. R. BU KA. Diagram 4.1 Rerata (N-Gain) Kemampuan Berpikir Kritis ritis....................... Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(14) 41588.pdf. DAFTAR LAMPlRAN Larnpiran. Halarnan. Silabus Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII..... 90. 2.. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (Pembelajaran Konvensional).......... 94. 3.. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (Pendekatan Kontekstual)................ 99. 4.. Lembar KeIja Siswa................................................................................. 108. 5.. Kisi-Kisi Instrumen Pretes Kemarnpuan Berpikir Kritis. 117. 6.. Kisi-Kisi Instrumen Postes Kemarnpuan Berpikir Kritis. 7.. Kriteria Pemberian Skor Untuk Perangkat Tes. R BU. Kernampuan Berpikir Kritis Siswa. KA. I.. 125. 133. Soal Uj i Coba Pretes Kemarnpuan Berpikir Kritis. 9.. Soal Uji Coba Postes Kemampuan Berpikir Kritis. 135. 10.. Soal Pretes Kemarnpuan Berpikir Kritis. 136. II.. Soal Postes Kemampuan Berpikir Kritis. 137. 12.. Kunci Jawaban Pretes Kemampuan Berpikir Kritis. 138. 13.. Kunci Jawaban Postes Kemampuan Berpikir Kritis. 143. 14.. Data Skor Uji Coba Prestes Kernarnpuan Berpikir Kritis. 147. 15.. Perbitungan Validitas Dan Reliabilitas Soal Uji Coba Pretes. IV. ER SI. TA. S. TE. 8.. N. Kemarnpuan Berpikir Kritis............................ Data Skor Uji Coba Posstes Kemarnpuan Berpikir Kritis. 17.. Perhitungan Validitas Dan Reliabilitas Soal Uji Coba Postes Kemampuan Berpikir Kritis................ 18.. 149. 150. Perhitungan Daya Beda Dan Tingkat Kesukaran Uji Coba Pretes Kemampuan Berpikir Kritis..................................................................... 19.. 148. U. 16.. 134. 151. Perhitungan Daya Beda Dan Tingkat Kesukaran Uji Coba Postes Kemampuan Berpikir Kritis.......................................................... 152. 20.. Kisi-kisi Skala Sikap Self-Efficacy Matematis. 154. 21.. Uji Coba Skala SikapSelf-Efficacy Matematis....................................... 155. 22.. Pretes dan Poster Skala Sikap Self-Efficacy Matematis.......................... 157. 23.. Skor Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas KontroJ.......................... 159. 24.. Skor Postes Kemarnpuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol......................... 160. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(15) 41588.pdf. 25.. Skar Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen. 161. 26.. Skar Pastes Kemampuan Berpikir Kritis Ke1as Eksperimen................... 162. 27.. Skor Pretes, Postes dan Gain Temormalisasi Kernampuan Berpikir Kritis Kelas Kontrol....... 28.. 163. Skor Pretes, Postes dan Gain Temormalisasi Kemampuan Berpikir Kritis 164. 29.. Perhitungan Uji Norma1itas Data Kemampuan Berpikir Kritis.............. 165. 30.. Perhitungan Homogenitas Varians Kemampuan Berpikir Kritis. 166. 31.. Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Kemampuan. KA. Kelas Eksperimen. BU. Berpikir Kritis. 167. Skor Pretes Self-Efficacy Matematis Kelas Kontrol................................ 169. 33.. Skar Postes Self-Efficacy Matematis Ke1as Kontral................................ 171. 34.. Skor Pretes Self-Efficacy Matematis Kelas Eksperimen.......................... 173. 35.. Skor Postes Self-Efficacy Matematis Kelas Eksperimen. 175. 36.. Skor Pretes, Postes dan Gain Temormalisasi Self-Efficacy Kelas Kontrol...... 37.. SI TA S. TE. R. 32.. 177. Skor Pretes, Postes dan Gain Temormalisasi Self-Efficacy Kelas. ER. Eksperimen. Uji Mann-Whitney U Self-Efficacy Matematis. 39.. Skor N-Gain Berpikir Kritis Dan Self-efficacy Matematis Siswa. 180. Kelas Eksperimen (melalui pendekatan kontekstual).............................. 182. 40.. U. N IV. 38.. I 79. Uji Korelasi Spearman Rank. 183. 41.. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian............................... 184. 42.. Kartu Bimbingan Tesis. 185. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(16) U. N IV. ER SI. TA. S. TE R. BU KA. 41588.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(17) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41588.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(18) U. N IV E. R. SI T. AS. TE R. BU KA. 41588.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(19) U. N. IV ER. SI T. AS. TE R. BU. KA. 41588.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(20) U N. IV ER. SI. TA S. TE R. BU. KA. 41588.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(21) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41588.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(22) U. N. IV E. R. SI TA. S. TE. R. BU. KA. 41588.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(23) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41588.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(24) U. N. IV. ER. SI. TA. S. TE R. BU. KA. 41588.pdf. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(25) 41588.pdf. 10. BAD II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori 1.. Kemampuan Berpikir Kritis Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi yang menghubungkan bagian­. KA. bagian pengetahuan yang telah dimiliki dalam diri dan dikontrol oleh akal.. BU. Menurut Sagala (2006) berpikir berarti proses menentukan hubungan-hubungan. R. secara bermakna antara aspek-aspek dari suatu bagian pengetahuan. Kemampuan. TE. berpikir yang paling rendah adalah mengingat atau pengetahuan, kemampuan. AS. berikutnya yaitu kemampuan memahami konsep-konsep matematika. Sedangkan. SI T. kemampuan yang lebih tinggi adalah kemampuan berpikir kritis. Kemapuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting. ER. dalam proses pendidikan dan kehidupan. Berpikir kritis juga merupakan. IV. kemampuan kognitif yang harus dirniliki dan dikembangkan oleh siswa. Untuk. U. N. memecahkan masaiah, maka diperlukan data yang tepat untuk diambil sebuah keputusan yang tepat, mengambil sebuah keputusan yang tepat maka diperlukan pola berpikir kritis. Begitu pentingya berpikir kritis maka pola berpikir kritis menjadi salah satu tujuan dari proses belajar. Tujuan berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang kompleks. Pemahaman membuat kita dapat melihat ide - ide lain di sarnping ide-ide yang lazim digunakan dan menghasilkan makna dari proses belajar.. Berpikir kritis termasuk dalam kemampuan kognitif siswa. Berpikir kritis tergolong kompetensi tingkat tinggi dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(26) 41588.pdf. 11. kompetensi dasar. Beberapa ahli mendefinisikan berpikir kritis dengan cara yang berbeda-beda. Scanlan (2006) berpikir kritis adalah bahwa cara berpikir tentang subjek apapun, konten, atau masalah di mana pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan terampil menganalisis, menilOO, dan merekonstruksi. Paul & Elder (2006) berpendapat bahwa berpikir kritis adaIah seni menganalisis dan. KA. mengevaluasi pemikiran dengan maksud untuk meningkatkan kernampuan.. BU. Kernampuan berpikir kritis sangat erat hubungannya dengan pemrosesan. R. suatu informasi. Ristontowi (20 II) berpendapat bahwa berpikir kritis adaIah. TE. kemampuan-kemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informasi. AS. yang penting untuk menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi,. SI T. merumuskan dan menyeleksi hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan. ER. yang valid dan menentukan kevalidan dari kesimpulan-kesimpulan. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis perlu dikembangkan dengan baik.. N. IV. Menurut Ennis (20 II) critical thinking is reasonable and reflective. U. thinking focused on deciding what to believe or do. Dapat diartikan bahwa berpikir kritis adaIah berpikir masuk aka! dan reflektif berfokus pada apa yang diputuskan untuk dipercaya atau dilakukan. Sedangkan Nugroho, dkk (2012) berpendapat bahwa berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat. Manusia selalu dihadapkan pada perrnasalahan sehingga diperlukan data-data agar rnampu membuat. keputusan yang logis. Menurut Ennis (2011) berpikir kritis merniliki lima indicator yOOtu : (1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), (2) membangun Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(27) 41588.pdf. 12. keteranpilan dasar (basic support), (3) membuat kesimpulan, (inferring), (4) membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification), (5) mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics). Sedangkan Facione (1998) berpendapat adapun keterampilan kognitif sebagai bagian paling inti dari berpikir kritis yaitu: (1). Interpretasi, (2) analisis,. kognitif tersebut dapat diuraikan sebgai berikut:. Penafsiran adalah untuk memahami dan mengungkapkan arti atau makna. BU. a.. KA. (3) evaluasi, (4) kesimpulan, (5) penjelasan, (6) self-regulasi. Keterampilan. TE R. dari berbagai pengalaman, situasi, data, peristiwa, penilaian, aturan, prosedur.. Analisis untuk mengidentifikasi kesimpulan sebenarnya, hubungan antara. AS. b.. c.. IV ER. representasi.. SI T. pemyataan dengan pertanyaan, konsep, deskripsi, atau bentuk lain dari. Evaluasi berarti untuk menilai kredibilitas pemyataan atau representasi. U N. lainnya yang merupakan deskripsi dari seseorang, persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, keyakinan, atau pendapat, dan untuk menilai logis. kekuatan aktual yang disimpulkan.. d.. Kesimpulan berarti. mengidentifIkasi dan memastikan elemen yang. diperlukan untuk menarik kesimpulan yang masuk aka1, untuk membentuk dugaan dan hipotesis, untuk mempertimbangkan informasi yang relevan dari data.. e.. Penjelasan mampu untuk menyatakan hasil dari satu penalaran, penalaran untuk membenarkan hal-hal bukti konseptual, metodologis, criteriological,. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(28) 41588.pdf. 13. dan kontekstual pertimbangan di mana hasil yang didasarkan pada keyakinkan argurnen. f.. Self-regulasi dapat berarti sadar diri untuk memantau salah satu kegiatan kognitif, unsur-unsur yang digunakan dalam kegiatan tersebut.. Dari pendapat ahli di alas, maka peneliti menyimpulkan bahwa. KA. kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan menafsirkan dan menganalisis. R BU. terhadap inforrnasi yang diterima, diperiksa dan dibandingkan dulu kebenarannya dengan pengetahuan dan pemaharnan yang dirniliki sebelurnnya sehingga. TE. seseorang tersebut mampu memberikan kesimpulan terhadap inforrnasi tersebut. TA S. dengan alasan yang tepat. Indikator kernarnpuan berpikir kritis yang menjadi fokus penelitian ini adalah kemampuan menafsirkan, analisis dan kesirnpulan.. ER. SI. 2. Self-ejJicacy Matematis. Salah satu hal yang diperlukan untuk berkembang adalah keyakinan diri.. IV. Berhubungan dengan keyakinan diri terdapat sebuah istilah yaitu self-efficacy. Self. U. N. yang berarti diri dan merupakan bagian dari struktur kepribadian sedangakan. efficacy yang dapat diartikan sebagai keberhasilan. Menurut Sobur (2010) diri adalah semua eiri, jenis kelarnin, pengalaman, sifat-sifat, latar belakang budaya, pendidikan dan sebagainya yang melakat pada seseorang. Self belurn ada pada saat manusia dilahirkan, atau pada waktu rnasa kanak-kanak, selanjutnya self lahir dan terbentuk sebagai basil dari hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Menurut Bandura (1994) " self-efficacy is defined as people's beliefs about. their capabilities to produce designated levels of performance that exercise influence over events that affect their lives ". Self-efficacy didefJnisikan sebagai Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(29) 41588.pdf. 14. keyakinan orang mengenai kemampuan mereka untuk berhasil atas pengaruh latihan yang mepengaruhi hidup mereka. Asrori (2008) mengungkapkan bahwa. self-efficacy adalah keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu menemukan eara­ eara tertentu untuk meneapai tujuan serta keyakinan bahwa eara-cara itu dapat mengantarkannya kepada tereapainya nuuan. Noer (2012) bahwa self-efficacy (SE) merefleksikan seberapa yakinnya. BU KA. siswa tentang kemampuannya melakukan suatu tugas tertentu, sehingga tingginya SE seseorang pada bagian tertentu belwn menjamin tingginya SE seseorang pada. diri. dan. mengontrol. lingkungan. TE. memotivasi. R. bagian lainnya. Individu yang mempunyai keyakinan diri tinggi akan rnampu sekitarnya sehingga dapat. AS. menampilkan perilaku-perilaku tertentu sesuai dengan keinginannya. SI T. Terdapat tiga dimensi yang berperan penting dalam pembentukan keyakinan. IV ER. diri individu, yaitu, level, generality, dan strength menunrt Bandura (1994). Pertama level (tingkat kesulitan) mengarah pada tingkat keyakinan individu akan kemarnpuannya dalarn menyelesaikan tugas dengan tingkat kesulitan yang sesuai. dengan. kemarnpuan. yang. dirniliki.. Kedua. generality,. U. N. berbeda. merepresentasikan kemampuan wnwn hingga kemarnpuan dasar yang dirnilki individu. Ketiga strength (kekuatan), merujuk pada ketahanan yang dimiliki oleh individu dalarn melaksanakan tugasnya. Self-efficacy dapat terbentuk meIalui 4 swnber (Bendura, 1994) yaitu: a.. Pengalaman Otenlik (authentic mastery experiences) adalah pengalaman yang dicapai pada masa lalu. Sebagai swnber performansi masa lalu menjadi pengubah dan pengaruh swnber keyakinan diri yang paling kuat.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(30) 41588.pdf. 15. Keberhasilan pengalaman masa lalu akan meningkatkan keyakinan diri, sedangkan kegagalan masa lalu akan menurunkan keyakinan diri. b.. Pengalaman orang lain (Vicarious Experience) pengalaman yang diperoleh melalui pengamatan modelJorang lain. Self-efficacy akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain, sebaliknya self-efficacy akan menurun jika mengamati orang yang kemampuannya kira-kira sarna dengan dirinya. KA. mengalami kegagalan. Pengaruh pengalaman ini tidak begitu berpengaruh. Persuasi Sosial (Social Persuasion) merupakan suatu penguatan keyakinan. R. c.. BU. besar,jika model yang diamati tidak sarna dengan sipengamat.. TE. seseorang yang berasal dari keadaan sosialJlingkungan bahwa mereka. SI TA. S. memiliki kemampuan untuk mencapai apa yang mereka inginkan Persuasi sosial merupakan upaya untuk meyakinkan individu bahwa ia mampu. (Emotional/Physiological. Stales),. Pembangkitan. Emosi. mengandalkan. keadaan emosional dalam menilai kemampuan mereka. N IV. d.. ER. mencapai hasil tertentu.. seseorang. U. Dalam situasi stres, orang biasanya menunjukkan tanda-tanda kesulitan: getar, sakit dan nyeri, kelelahan, ketakutan, mual, dll. Persepsi respon. psikologilemosional pada diri sendiri dapat mengubah self-efficacy.. Keyakinan diri (self-efficacy) seseorang dapat mengalami perubahan tingkah laku jika sumber efficacy expectation juga berubah. AlwisoL (dalam Widyastuti,. 2010) mengatakan bahwa keempat sumber tersebut dapat diubah dengan berbagai strategi sehingga dapat dijadikan sebagai indikator, hal tersebut yang dirangkum dalam Tabe12.1 berikut. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(31) 41588.pdf. 16. Tabel 2.1 Strategi Pengubaban Sumber Efficacy Expectation. Sumber. Cara Induksi Participant. I. Meniru model yang berprestasi. modeling Menghilangkan pengaruh bmuk. desensitization. prestasi masa lalu. Performance. Menonjolkan keberhasilan yang. expensure. pemah di raih. Self-instructed. Melatih diri untuk melakukan. performance. yang terbaik. Pengalaman. Life modeling. Mengamati model yang nyata. Vikarius atau. Symbolic. Mengamati model simbolik,. Pengalaman. Modeling. BU. SI TA S. Ortuig lliirt. R. otentik. TE. Pengalaman. Suggestion. ER. Exhortation. Persuasi. U. N IV. Verbal. KA. Performance. film, komik, atau cerita. Mempengaruhi dengan kata-kata berdasar kepercayaan Nasihat, peringatan yang mendesak atau memaksa. Self instruction. Memerintah diri sendiri. Interpretille. Interpretasi baru dan. Treatment. memperbaiki interpretasi lama yang salah. Relaxation. Relaksasi. biofeedback Attribution. jawab suatu kejadian emosional. Pembangkitan Emosi. Mengubah atribusi penanggung. Symbolic. Menghilangkan sikap emosional. Desensitization. dengan modeling symbolic. Symbolic. Memunculkan emosi secara simbolik. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(32) 41588.pdf. 17. Dari berbagai definisi Self-efficacy di atas, maka dapat disimpulkan bahwa selfefficacy adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri dalam. melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif untuk mendapatkan basil yang diharapkan. Sedangkan Self-Efficacy matematis diartikan sebagai keyakinan diri siswa terhadap kemampuan menyelesaikan masaJah matematika., dan cara. berinteraksi belajar dengan teman dan guru selama pembelajaran matematika. BU. 3.. KA. berlangsung. Pendekatan Kontekstual. TE. R. Dipengaruhi oleh pandangan abad ke-20 para pendidik memikirkan ulang. SI TA S. cara mereka dalam mendesain pembelajaran. Menurut Sutawidjaya dan Afgani (2011) pendekatan kontekstual, sebagai sebuah sistem mengajar, didasarkan pada pemikiran bahwa makna muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya.. IV ER. Melalui hubungan yang terjadi di dalam dan di luar kelas, pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. me~adikan. pengalarnan lebih berrnakna dan berarti bagi. N. siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam. U. pembelajaran sehari-hari. Belajar akan lebih berrnakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya dan inforrnasi yang dipero!eh sesuai dengan kondisi dunia mereka. Menurut Trianto (2007) teori Ausubel tentang belajar bermakna, Belajar berrnakna merupakan suatu proses dikaitkanya informasi bam pada konsep relevan yang rerdapat pada struktur kognitif seseorang. Pembelajaran yang berorientasi pada target pengnasaa n materi terbukti berbasil dalam jangka pendek tetapi tidak dapat membekaIi anak untuk memi1iki kemampuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah sehari-hari.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(33) 41588.pdf. 18. Seperti yang dikemukakan oleh Hull (1999) menurut teori pembelajaran kontekstual, pembelajaran terjadi hanya ketika siswa memproses informasi barn atau pengetahuan sedemikian rupa sehingga masuk akal bagi mereka dalam kerangka pikir mereka sendiri. Diperkuat oleh pendapat Emilia, Gunawan & Satriani (2012) bahwa pembelajaran kontekstual memotivasi peserta didik untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri dan untuk berhubungan. KA. antara pengetahuan dan aplikasinya ke berbagai konteks kehidupan mereka.. BU. Menurut Faridah (2012) pembelajaran kontekstual merupakan konsep. TE R. pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik. AS. marnpu menghubungkan dan menerapkan kompetensi basil belajar daIam. SI T. kehidupan sehari-hari. Senada dengan pendapat Deen dan Smith (2006) bahwa. IV ER. pembelajaran kontekstual didefmisikan sebagai konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan isi mala. pengajaran dan pel~aran. dengan. U N. situasi dunia nyata. Dari \leberapa pendapat ahIi dapat disimpulkan definisi singkat pendekatan. kontekstual adaIah proses belajar pengajar yang era! dengan pengalaman nyata. Pengajaran kontekstuaI adaIah pengajaran yang memungkinkan peserta didik dari TK sampai dengan SMU untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka daIam berbagai macam tatanan daIam sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masaIah-masaiah yang disajikan. Berdasarkan pemabaman tersebut, teon pembelajaran kontekstual berfokus pada multiaspek lingkungan belajar. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(34) 41588.pdf. 19. mendorong para guru untuk mendesain lingkungan belajar yang mungkin untuk mengaitkan berbagai pengetahuan dalam duma nyata. Dalam lingkungan belajar demikian, siswa menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstraks dan penerapan praktis dalam dunia nyata. Guru bukanlah sebagai yang paling tahu, melainkan guru hams mendengarkan siswa dalam berpendapat. BU KA. mengungkapkan ide. Guru bukan lagi sebagai penentu kemajuan siswa, tetapi guru sebagai seorang pendamping siswa dalam pencapaian kompetensi dasar.. a.. Komponen Pembelajaran Kontekstual. bertanya (questioning),. TE. yaitu kontruktivisme (contructivism),. R. Tujuh komponen utarna pendekatan kontekstual menurut Faridah (2012) menemukan. AS. (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling),. SI T. refleksi (reflection), dan penilaian sebenamya (authentic assessement).. U. N. IV ER. 1) Kontruktivisme (contructivism) merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran kontekstua1, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang basilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit). Pengetahuan bukan1ah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Siswa hams mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme ada1ah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan satu informasi komplek ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik sendiri. 2) Bertanya (questioning) adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan­ gagasan. Bertanya merupakan strategi utarna pembelajaran yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai keterampiJan berpikir siswa. Hal ini merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi, menginfonnasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan pada aspek yang belurn diketahuinya. 3) Menemukan (inquiry) merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstua1. Pengetahuan dan keterampilan Koleksi Perpustakaanyang Universitas Terbuka diperoleh siswa diharapkan bukan basil mengikat seperangkat.

(35) 41588.pdf. 20. S. U. N. IV. 7). ER. SI TA. 6). TE R. BU. 5). KA. 4). fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dalam inkuiri terdiri atas siklus yang mempunyai langkah-langkah antara lain (l) merumuskan masalah, (2) mengumpulkan data melalui observasi, (3) menganalisi dan menyajikan hasil tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya, (4) mengkomunikasikan atau menyajikan basil karya pada pembaca, ternan sekelas, atau audiens yang lain. Masyarakat belajar (learning community), hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antarteman, antarkelompok, dan antarmereka yang tahu ke mereka yang sebelum tahu. Dalam masyarakat belajar, anggota kelompok yang terlibat dalam kegiatan masyarakat memberi informasi yang diperlukan oleh ternan bicaranya dan juga meminta informasi yang diperlukan dari ternan bicaranya. Pemodelan (modeling) yaitu dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaiman guru menginginkan para siswanya untuk belajar, dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswa­ siswanya melakukan. Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Refleksi (reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang bam dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan yang bam saja diterirna Kunci dari itu semua adalah, bagaimana pengetahuan mengendap dibenak siswa Siswa mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide bam. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessement), merupakan prosedur penilaian pada pembelajaran konekstual yang memberikan gambaran perltembangan belajar siswanya Assessement adalah proses pengumpulan berbagai data yar.g bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalarni proses pembelajaran dengan benar.. Dalam penelitian ini ketujuh komponen pendekatan kontekstual yang telah dijelaskan di atas akan dilaksanakan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran. Karena ketujuh komponen tersebut saling terkait dan dalam pelakjlanaannya dapat diterapkan dalam penyusunan rencana pembelajaran.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(36) 41588.pdf. 21. b.. Penerapan dan Penyusunan Rencana Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual Pembelajaran Kontekstual dapat diterapkan pada kurikulum apa saja, bidang. studi apa saja, dan kondisi kelas ataupun siswa dengan kondisi bagaimanapun juga. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual di dalam kelas cukup mudah. Dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual hams memunculkan. R BU KA. 7 komponen utama tersebut. Secara garis besar, langkah-langkah penerapan pendekatan kontekstual sebagai berikut, Depdiknas (dalam Sutawidjaya dan. Afgani (2011).. TE. S. N IV. 5) 6) 7). TA. 2) 3) 4). Kembangkan bahwa pemikiran anak akan lebih bennakna dengan cara belajar sendiri, menemulcan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untulc semua topik! Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya! Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok­ kelompok)! Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran! Lakulcan refleksi diakhir pembelajaran! Melakulcan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara!. ER SI. I). U. Secara umum tidak terdapat perbedaan yang mendasar untulc format antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran kontekstual. Yang membedakan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran kontekstual hanya pada penekanannya. Pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan untulc pembelajaran kontekstuallebih menekankan pada skenario pembelajarannya yang tertuang pada Rencana Pelaksanaa n pembelajaran kontekstual (lapiran 3 halaman 99). Faridah (2012) program untulc pembelajaran kontekstuallebih menekankan palla skenario pembelajarannya. Atas dasar itu, sasaran pokok dalam penyusunan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(37) 41588.pdf. 22. rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstua1 adalah sebagai berikut. I). Pertama, nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pemyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Peneapaian Hasil Belajar. Kedua, nyatakan tujuan umum pembelajarannya. Ketiga, rincilah media untuk mendukung kegiatan itu. Keempat, buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa Ke1ima, nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.. Dengan. memperhatikan. kegiatan. BU. KA. 2) 3) 4) 5). pembelajaran. dengan. pendekatan. TE. R. kontekstua1, maka skenario pembelajaran dapat difokuskan sebagai berikut: (1) siswa dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 4-5 siswa, (2) guru memberikan. SI TA S. apersepsi, menje1askan tujuan dan kegunaan materi yang dipelajari, (3) siswa diberikan situasi masalah kontekstua1 atau yang dipilih. IV ER. permasalahan. menantang. sesuatu yang disimulasikan,. siswa untuk. mengarahkan pada. kemampuan berpikir kritis, (4) siswa menggali pengetahuan dengan cara dalam menyelesaikan. N. menghubungkan pengetahuan yang mereka miliki. U. permasalahan yang dihadapi secara kelompok maupun individu (berbantuan LKS dengan memprhatikan petunjuk penye1esaian), (5) guru melakukan tanya jawab dalam proses pembelajaran agar mewakili pertanyaan siswa yang be1um mengerti. dengan penjelasan guru, (6) saat siswa mengeljakan LKS ( lampiran 4 halaman 104) seeara kelompok, guru dapat berkeliling sebagai fasilitator dan sumber bagi kelompok yang kesulitan, (7) setelah selesai berdiskusi kelompok, guru menunjuk siswa untuk maju mempresentasikan hasil diskusi dengan kelompoknya, kemudian dibahas secara bersama, (8) pada akhir pembelajaran guru me1akukan refleksi. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(38) 41588.pdf. 23. 4.. Pembelajaran Konvensional Model pembelajaran konvensional adaIah suatu model pembelajaran yang. pada umumnya dilakukan guru di sekolah. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa dipakOO oleh guru dalam proses pembelajaran saat ini, yang dicirikan : (1) Lebih bersifat informatif daripada penemuan konsep, (2) lebih mengutarnakan basil dari pada proses, (3) dalam. R BU KA. diskusi guru lebih bertindak sebagOO hakim dari pada sebagOO pembimbing atau fasilitator, (4) dalam percobaan atau demonstrasi lebih banyak bersifat membuktikan teori.. TE. Model pembelajaran konvensional bisa dinyatakan sebagai kondisi yang. S. sudah lama terjadi dan pembelajaran yang biasa digunakan selarna ini adalah. TA. model pembelajaran langsung. Adapun fase dan peran guru dalam model. N IV. Fase I, menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Fase 2, Presentasi dan mendemostrasikan pengetahuan dan ketrampilan. Fase 3, memberikan praktik dan bimbingan. Fase 4, memeriksa pemaharnan siswa dan memberikan umpan balik. Fase 5, memberikan praktik dan transfer yang diperJuas.. U. 1) 2) 3) 4) 5). ER SI. pembelajaran langsung menurut Afgani (2011) yOOtu :. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konvensional adaIah model pembelajaran yang biasa di1akukan guru di sekolah selama ini yOOtu berpusat pada guru, dengan aktifitas guru sangat dominan. Guru lebih banyak menggunakan waktunya dalam menyampaikan rnateri dan lebih bersifat informatif, lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung daripada pemahaman konsep. Hal tersebut tertuang pada Rencana Pelaksanaan Pembeljaran konvensional (lampiran 2 halarnan 94) Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(39) 41588.pdf. 24. 5. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional. Terdapat perbedaan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional. Pada Tabel 2.2 secara garis besar dapat dijelaskan perbedaan antara pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dengan pembelajaran konvensional yang dikelompokan berdasar segi. R BU KA. siswa dan guru, kegiatan belajar, media dan sarana belajar sebagai berikut: Tabel2.2. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional. Pendekatan Kontekstual. TA. S. • Siswa aktifterlibat belajar.. TE. a. Dan segi siswa dan guru. ER SI. • Siswa belajar dengan kerja sarna dan berkomunikasi positif.. Pembelajaran KonYensional. • Siswa pasif dalarn belajar hanya menerima informasi.. •. Siswa belajar individual dan tidak terjadi komunikasi positif.. • Siswa pasif dan tidak kritis.. • Bahasa diajarkan oleh guru. • Bahasa diajarkan dengan. U. N IV. • Siswa kritis bergelut dengan ide.. •. dengan pendekatan komunikatif,. pendekatan Struktural, kemudian. digunakan dalarn kontek nyata. dilatihkan. Siswa bertanggungjawab memonitor dan mengembangkan pembelajaran.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. • Guru adalah penentu jalannya. proses pembelajaran..

(40) 41588.pdf. 25. b. Dan segi kegiatan belajar Pendekatan Kontekstual. Pembelajaran Konvensional. • Belajar berkaitan dengan. •. Belajar abstrak dan teoritis.. •. Rumus ada di luar diri siswa, yang. kehidupan nyata. • Pemahaman rumus dikembangkan atas dasar. harus diterangkan, diterima,. skemata yang sudah ada dalarn. dihafalkan.. diri siswa.. R BU KA. I. • Pengetahuan ditangkap dari fakta,. • Pengetahuan dibangun dari. konsep, atau hukum.. kebermaknaan. • Pengetahuan selalu berkembang. • Pembelajaran terjadi di berbagai. • Pembelajaran hanya terjadi di dalarn kelas.. TA. S. tempat, konteks, dan setting.. pengetahuan bersifat fInal. TE. sejalan dengan fenomena baru.. • Kebenaran bersifat absolut dan. ER SI. c. Dan segi media dan sarana belajar Pendekatan Kontekstual. •. N IV. • Media belajar menggunakan. Pembelajaran Konvensional. media sederhana dan konkrit di. U. seperengkat buku teks yang tidak konkrit.. sekitar lingkungan sekolah.. • Sarana belajar yang terdapat disekitar sekolah dan lingkungan. Media belajar menggunakan. •. Arana belajar hanya terpaku di dalarn ruangan kelas.. alarn sekolah.. Penelitian relevan tentang kemampuan berpikir kritis dilakukan pada siswa SMP yang berasal dari sekolah level tinggi, sedang, dan rendah di kota Palembang oleh Somakim (2011) menunjukkan bahwa hasH anaIisis data baik dari anaIisis deskriptif maupun uji statistik menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(41) 41588.pdf. 26. signifikan peningkatan kemarnpuan berpikir kritis rnatematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realisitik (PMR) dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional (PMB). Somakim (2011) mengemukakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara kemarnpuan Self-Efficacy siswa yang pembelajarannya m!:D.ggunakan pembeajaran matematik realistik dan pembelajaran matematik. sekolah. tinggi, level sekolah. R BU KA. biasa. Penelitian dilakukan terhadap siswa SMP di kola Palembang dari level sedang, dan level sekolah. rendah. Selain itu. penelitian lain yang berhubungan dengan self-efficacy dilakukan oleb Noer (2012). TE. menyimpulkan bahwa secara umum mahasiswa menunjukkan self-efficacy yang. TA. ER SI. B. Kerangka Berpikir. S. positifterbadap matematika. Matematika. merupakan mala pelajaran yang diajarkan dari jenjang. N IV. pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran matematika akan terlaksana dengan baik apabila setiap siswa mernilild kemarnpuan matematis.. U. Sehingganya setelah belajar matematika diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah,. menemukan. pembelajaran. dan. matematika. mengembangkannya.. dengan. Pada. kemarnpuan matematis. akhirnya yang. dalarn dirniliki. diharapkan basil belajar yang akan dicapai mendapatkan basil yang memuaskan. Pola pembelajaran yang dipakai guru selarna ini di kelas masih bersifat pengajaran dan belum membelajarkan siswa, maka sebaliknya siswa dalam kondisi tidak belajar. Artinya siswa hanya berdiam diri yaitu mendengar, melihat, menyalin, menghafal dan mengerjakan tugas sehingga siswa belum mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal. Hal ini Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(42) 41588.pdf. 27. cenderung menjadikan siswa pasif, malas belajar, tidak memiliki pola berpikir kritis dan proses pembelajaran menjadi membosankan sehingganya rasa keyakinan diri (self-efficacy) yang dimiliki siswa sebagai hal yang dibutuhkan untuk belajar juga tidak dapat muncul. Rendahnya kemampuan berpikir kritis dan self-efficacy matematis siswa dipengaruhi oleh beberapa factor yang diantaranya dari diri siswa maupun dari. KA. guru yang mengajar. Dari diri siswa misainya pada saat pembelajaran ditemukan. BU. siswa yang kurang terlibat secara pikiran atau dengan kata lain siswa pasif dalam. TE R. belajar. Hal ini dapat ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak, keaktifan siswa dalam mengerjakan soal. AS. latihan pada saat proses pembelajaran juga masih kurang serta siswa jarang. SI T. mengajukan pertanyaan, walau guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada. IV ER. hal-hal yang kurang dipahami. Ketidakaktifan siswa dalam proses belajar salah. satunya dapat juga dipengaruhi oleh pendek&tan pembelajaran yang dilaksanakan. U N. oleh guru.. Dalam pembelajaran konvensional, kegiatan belajar berpusat pada guru,. materi matematika ditransfer dengan cara ceramah, siswa. m~adi. pasif,. pertanyaan dari siswa jarang muncul, ide-ide matematika sedikit sekali muncul, selalu hanya satu jawaban saja yang benar dan yang paling terlihat proses pembelajaran tidak kontekstua1 dan tidak mengarahkan seluroh kegiatan belajar sebagai suatu konteks kehidupan nyata. Kegiatan belajar tersebut sangat sempit memberikan ke1elnasaan bagi siswa untuk menampilakan kemapuan pemecahan masa1ah, penalaran, representasi, koneksi dan komunikas\ matematis, pada. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(43) 41588.pdf. 28. akhirnya kreatifitas siswa tidak dapat berkernbang dan kemarnpuan siswa dalarn hal tersebut menjadi rendah. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya penerapannya. dalarn. kehidupan. mereka. sehari-hari.. Pendekatan. KA. dengan. kontekstual merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menarnpilkan. BU. keadaan alamiah dari pengetahuan. Dari interaksi di dalarn dan di luar ruang. TE. R. kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan bermakna bagi siswa dalarn membangun pengetahuan yang akan. TA S. mereka terapkan dalarn pembelajaran sepanjang hayat.. SI. Melihat perbedaan proses pembelajaran matematika melalui pembelajaran. ER. konvensional dengan pendekatan kontekstuaJ tersebut rnaka akan teIjadi pula. IV. perbedaan pada pola berpikir kritis dan keyakinan diri ( self-efficacy) siswa, dan. N. yang diajar rnelalui pendekatan kontekstual akan lebih baik dalarn pola berpikir. U. kritis dan keyakinan dirinya (self-efficacy) daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional, serta akan timbul juga hubungan antara proses berpikir kritis dan keyakinan diri (self-efficacy) siswa dengan pembelajaran kontekstual.. Hal ini didasarkan pada pembelajaran rnatematika dengan. menggunakan pendekatan kontekstual siswa akan iebih. terIihat aktif belajar. bermakna daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional siswa. cenderung pasif dan hanya menerima informasi dari guru saja.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(44) 41588.pdf. 29. C. Defmisi Operasional variabel. Untuk menghindari perbedaan penafsiran terhadap istiah-istilah yang terdapat pada penelitian ini, perlu dikemukakan penjelasan sebagai berikut: 1. Kemampuan adalah potensi, daya atau kesanggupan untuk melakukan suatu pekerjaan.. R BU KA. 2. Berpikir kritis adalah kemampuan menafsirkan, menganalisis terhadap inforrnasi yang diterima, diperiksa kebenarannya sehingga seseorang. dengan alasan yang tepat.. TE. tersebut mampu memberikan kesimpulan terhadap inforrnasi tersebut. S. 3. Self-efficacy adalah keyakinkan pada kemampuan dan penilaian diri. TA. sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. ER SI. untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. 4. Pendekatan kontektual merupakan konsep belajar yang membantu guru. N IV. mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. U. dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai. anggota keluarga dan masyarakat. D. Hipotesis 1. Kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(45) 41588.pdf. 30. 2. Self-efficacy matematis slswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. 3. Terdapat. hubungan antara kemapuan berpikir kritis dan self-efficacy. matematis siswa pada pembelajaran matematika melalui pembelajaran. U. N. IV. ER. SI TA. S. TE R. BU. KA. kontekstual.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(46) 41588.pdf. 31. BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk "pretest-postest. KA. non equivalent control group". Pada metode penelitian kuasi eksperimen ini,. BU. subjek tidak dipilih secara acak tetapi peneliti menerima subjek apa adanya. R. Penggunaan desain ini bertujuan untuk efisiensi waktu, agar tidak membuat kelas. TE. bam yang akan merubah jadwal yang telah ada pada tempat penelitian. Hal. SI TA S. tersebut senada yang diungkapkan oleh Juandi & Sugilar (2011) bahwa desain penelitian ini, dipilih karena selama eksperimen tidak memungkinkan untuk mengubah kelas yang telah ada.. IV ER. Sebelum mendapatkan perlakuan, diberikan pretes dan setelah mendapatkan perlakuan diberikan postes. Juandi & Sugilar (2011) memberikan bentuk desain. U. N. pada penelitian ini sebagai berikut:. Pretest-Postest Non Equivalent Control Group. 0,. XI. O2. 01. X2. O2. Keterangan. X, : Pendekatan kontekstual. X2 : Pembelajaran konvensional.. 0,: Pretes kemampuan berpikir kritis dan self-efficacy.. 02: postes kemampuan berpikir kritis dan self-efficacy. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(47) 41588.pdf. 32. B. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Sekolah Menengah Pertama. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 3 Menggala. Rencana penelitian ini akan dilakukan pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Subjek dari penelitian ini adalah kelas VIII di SMP Negeri 3. KA. Menggala - Tulang Bawang yang beIjumlah 106 siswa dan tediri dari empat kelas.. BU. Populasi yang tersedia memiliki karakteristik sarna atau homogen dari keempat kelas tersebut tidak terdapat kelas yang diunggulkan, Tidak terdapat. TE. R. kelas dengan katagori siswa pintar ataupun katagori siswa biasa, namun semua kelas dalam kondisi memiliki kemampuan rata-rata yang sarna. Siswa kelas VIII. SI TA S. SMPN 3 Menggala beIjumlah 106 siswa dan dibagi atas empat kelas yaitu VIII A terdiri atas 27 siswa (13 siswa laki-Iaki dan 14 siswa perempuan), VIII B terdiri. ER. atas 27 siswa (12 Iaki-Iaki dan 15 perempuan), VIII C terdiri atas 26 siswa (II. IV. laki-Iaki dan 15 perempuan), VIII D terdiri atas 26 siswa (10 laki-Iaki dan 16. N. perempuan).. U. Kondisi lingkungan di sekitar sekolah, dalam hal ini SMPN 3 Menggala. dapat dikatakan lingkungan pinggiran kota. Dengan keadaan lingkungan. sekitar yang dapat dikatagorikan pedesaan dan suasana lingkungan yang masih alami. Keadaan kondisi demikian memungkinkan pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas. Dengan pembelajaran di luar kelas tersebut, guru dapat leluasa melakukan pembelajaran dengan. mengaitkan materi pembelajaran sesuai dengan kondisi dunia nyata. Dan memungkinkan guru untuk mendesain lingkungan belajar sesuai dengan penerapan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(48) 41588.pdf. 33. Untuk pengambilan sampel pada penelitian ini, dilakukan secara purposive sampling yaitu teknik sampling yang digllnakan oleh peneliti karena adanya pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampeJ (Riduan, 2006). Menurut Sudjana (2005) menyatakan bahwa sampling purposif terjadi apabila pengambilan sarnpel dilakukan berdasarkan pertirnbangan perorangan atau pertirnbangan peneliti. Dari keempat ke1as yang ada merniliki kemampuan yang. KA. relatif homogen atau sama, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata mata. R BU. pelajaran maternatika Ujian Akhir Semester ganjil tahun pelajaran 201212013 yang didokurnentasikan dalam Tabel3.l berikut:. S. TE. Tabel3.1 Nilai Rata-Rata Mata Pelajaran Matematika Ujian Akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran 201212013 NILAI RATA-RATA MATEMATIKA. TA. KELAS. ER SI. VilLA. 67,4 66,8. VIILC. 67,2. VIII.D. 67,4. IV. VIII.B. N. .. . Surnber: Guru mata pelaJaran matematika kelas VIII semester ganJl1 Tahun. U. Pelajaran 201212013, SMPN 3 Menggala. Berdasarkan Tabel 3.1 tersebut, peneliti menentukan kelas VIII.C dan VIII.D dijadikan sebagai sarnpeJ. Kelas VIILC sebagai kelas eksperirnen (pembelajaran dengan pendekatan kontekstual) dan VIILD sebagai kelas control (pembelajaran. secara. konvensional).. Dipilih. kedua. kelas. tersebut. atas. pertirnbangan alrumulasi rata-rata nilai matematika kelas tersebut relatif sarna yaitu kelas VIIIC dengan nilai rata sebesar 67,2 dan kelas VIIID dengan nilai rata sebesar 67,4. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(49) 41588.pdf 34. C. Instrumen Penelitian. Instrumen tes matematika disusun dalarn dua perangkat, yaitu tes kernarnpuan berpikir kritis dan angket skala sikap selfefficacy matematis. 1.. Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kemarnpuan berpikir kritis yang digunakan berbentuk uraIan. Tes ini. KA. bertujuan untuk mengetahui kemarnpuan berpikir kritis siswa, yang meliputi pretes dan postes. Dala.rn penyusunan tes, diawali dengan penyusunan silabus. R BU. (Iarnpiran I halarnan 90) kemudian dilanjutkan dengan kisi-kisi (kisi-kisi. TE. instrumen pretes kernarnpuan beripikir kritis, larnpiran 5 halarnan II 7 dan kisi­ kisi instrurnen postes kemampuan beripikir kritis, larnpiran 6 halaman 125). TA. S. Dilanjutkan dengan membuat soal beserta kunci jawaban. Jurnlah soal yang. ER SI. digunakan untuk mengetahui kernarnpuan berpikir kritis siswa berjurnlah 5 soal. Soal uji coba (soal uji coba pretes larnpiran 8 halarnan 134 dan soal uji coba. IV. postes larnpiran 9 halarnan 135) • soal pretes (larnpiran 10 halarnan 136), soal. N. postes (larnpiran II halarnan 137) dan kunci jawaban (larnpiran 12 kunci jawaban. U. pretes halarnan 138 dan larnpiran 13 kunci jawahan postes halarnan 143) Dalarn uji coba instrurnen tes kemarnpuan berpikir kritis pada siswa perlu dilakukan pengembangan uji instrumen yaitu validitas, realibitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran.. a. Validitas Untuk mengetahui tingkat validitas tes, peneliti menggunakan validitas isi hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011) bahwa untuk instrumen yang berbentuk. tes,. maka. pengujian. validitas. isi. dapat dilakukan. dengan. membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(50) 41588.pdf. 35. diajarkan. Dalam hal ini tes yang akan diuji validitasnya mencakup soal pretes. dan soal postes. Validitas isi berarti kesesuaian alat yang digunakan ditinjau dari segi materi yang diajukan, yaitu materi. yang dipakai sebagai tes tersebut merupakan. pengetahuan yang hams dikuasai, termasuk kesesuaian antara indikator dan butir. R BU KA. soal, kesesuaian soal dengan tingkat kemampuan siswa serta tujuan yang ingin dicapai dari siswa kelas VIII. Selanjutnya soal-soal yang memiliki validitas isi ini diujicobakan kepada siswa di luar sampel dan uji coba tes ini dilakukan kepada. TE. siswa-siswa yang sudah pernah mendapatkan rnateri geometri dan pengukuran. TA. scrta menentukan ukurannya.. S. yaitu memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya,. ER SI. Adapun koefisien korelasi yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah korelasi Pearson. U. N IV. Product Moment yaitu :. Keterangan : r hitung. =. Koefesien Korelasi. N. =. Banyaknya Subyek. LX LY. =. Jumlah Skor item tiap Nomor. = Jumlah Skor Total,. Sugiyono (20 II) Selain validitas isi akan dilihat pula validitas tes tisp instrumen. Untuk. tes tisp boor soal digunakan Uji-t dengan rumus : mengetahui validitas Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(51) 41588.pdf. 36. r~. t hiturl8::::; r:---l ,,1- r. Dimana: t = nilai t hitung r = kooefisien kore1asi hasil r hitung n = jurnlah resposnden,. KA. Sudjana (2005) Kemudian thitung dibandingkan dengan ttabel dengan taraf signifikan dihitung. = 0,05. thitung 2: t. label. =n -. dan derajat kebebasan (dk. lable. jika. berarti tidak valid. Perhitungan. TE R. berarti valid, jika ~itung < t. 2). Kaidah keputusan. BU. dengan a. dilakukan dengan bantuan Statistical Product and Service Solutions (SPSS).. SI TA. S. Kriteria penafsiran mengenai koefisien korelasi (r) menurut Sugiyono, (2011) dapat dilihat pada Tabe13.2 sebagai berikut:. ER. Tabe13.2 Kriteria Penafsiran Koefisian Korelasi. IV. Interval Koefesien. U. N. 0,00 - 0,199. Tingkat Hubungan Sangat rendah. 0,2Q - 0,399. Rendah. 0,40 - 0,599. Sedang. 0,60 - 0,799. Tinggi. 0,80 - 1,000. Sangat Tinggi. Berdasarkan hasil uji cooo pada kelas di luar sampel dan diperoleh data skor uji coba kemampun berpikir kritis (skor uji coba pretas kemampun berpikir kritis lampiran 14 halaman 147 dan skor uji coba postes kemampun berpikir kritis lampiran 16 halaman 149), maka dilakukan uji validitas (validitas pretes lampiran 15 halaman 148 dan validitas postes lampiran 17 halaman 150) dengan bantuan. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(52) 41588.pdf. 37. Statistical Product and Service Solutions (SPSS),. Hasil uji validitas disajikan pada Tabel3.3 dan 3.4 berikut ini.. Tabel3.3 Hasil Uji Validitas lsi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Scale. No.. Mean if. Variance. Soal. Item. iUtem. Deleted. Deleted. Corrected Item-Total Correlation. Cronbach's. rbitung>. Alpha if. rtahel. Item. Q= 0,05. Deleted. Il. 5,93. 9,495. ,671. ,873. n02. 6,21. 7,884. ,743. ,861. n03. 6,07. 7,495. ,815. no4. 6,97. 9,034. n05. 6,00. 10,143. .671> .367. Valid Valid. ,842. .815> .367. Valid. ,827. ,843. .827> .367. Valid. ,881. .648> .367. Valid. TE. R. BU. .743> .367. S. nol. Ket. = 29. KA. Scale. SI TA. ,648. IV. Seale. Soal. Jtem. iUtern. U. ER. Tabel3.4 Hasil Uji Validitas lsi Postes Kemampuan Berpikir Kritis. Deleted. Deleted. Mean if. Variance. N. No.. Seale. Corrected. Cronbach'.. Item-Total. Alpha if. Correlation. Item Deleted. rbitung> rtabel. Q= 0,05. Ket. n=29. nol. 5.55. 10.328. .881. .887. .881> .367. Valid. n02. 5.79. 8.956. .855. .893. .855> .367. Valid. n03. 5.79. 9.456. .793. .906. .793> .367. Valid. no4. 6.62. 11.601. .745. .915. .745> .367. Valid. n05. 5.48. 10.973. .769. .908. .769> .367. Valid. Untuk mengetahui tingkat validitas, perhatikan Corrected Item-Total Koleksi Perpustakaan Universitas yang Terbuka merupakan korelasi skor item dengan skor total (I),inq). Jika Correlation.

(53) 41588.pdf. 38. rhitung >. ftab.". maIm item soal tersebut valid (Riduan, 2006). Dari hasil analisis. dengan bantuan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) pada tabel 3.3 di atas dapat disimpulkan bahwa nomor butir soal 1, 2, 3, 4, 5 dinyatakan valid untuk soal pretes. Dan pada tabel 3.4 juga dapat disimpulkan bahwa nomor butir soal 1, 2.3.4.5 dinyatakan valid untuk soal postes.. Reliabilitas. R BU KA. a.. Uji reliabilitas diJakul<an untuk mengetahui tingkat keajegan dan ketetapan tes yang digunakan. Tes dikatakan reliabel yaitu jika soal tes tersebut memberikan. TE. hasil yang relatif sarna (konsisten). walaupun soal tes tersebut diberikan pada. S. subjek yang sarna, meskipun soal tes tersebut diberikan pada orang. waktu dan. TA. tempat yang berbeda Untuk mengetahui reliabilitas tes pada. N IV. ER SI. menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :. U. Dengan :. "s. 2 _. JK;. JK.. LJi-N-W Keterangan : rll. :. Reliabilitas yang dicari. LSi. :Jumlah varians skor tiap item. n. : Banyaknya butir soal. S,. : Varians total. JKi : Jumlah Kuadrat skor seluruh item Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. soal. essay.

(54) 41588.pdf. 39. JKs. : Jumlah Kuadrat subyek. L X,. 2 :. Jumlah Kuadrat X total. [L X IF: Jumlah item X dikuadratkan Kriteria penguJlan reliabilitas tes yaitu setelah didapatkan harga rll dikonsultasikan dengan harga product moment dengan dk. ~ Ttabeb. reliabel atau T11. dengan. Ttabeb. < Ttabel, tidak reliabel.. dengan kriteria uji : Jika. BU. T11. T11. N - I, taraf nyata. KA. 5%. Kemudian membandingan. =. R. Tingkat reliabilitas dari soal uji coba kemampuan berpikir kritis siswa. TE. didasarkan pada k1asifikasi Guilford (dalam Ruseffendi,1991) disajikan pada. SI TA S. Tabel3.5 sebagai berikut:. Tabel3.5 Klasiflkasi Tingkat Reliabilitas. U. N IV. ER. Besamya r. Tingkat Reliabilitas. T11. :5 0,20. Kecil. 0,20. < T11. :5 0,40. Rendah. 0.40. < T11 < 0.60. Sedang. 0,60. < T11. :5 0,80. Tinggi. 0,80. < T11. :5 1.00. Sangat tinggi. Berdasarkan basil uji coba reliabilitas butir soal secara keseluruhan untuk tes kemampuan berpikir kritis dengan bantuan SPSS, diperoleh nilai tingkat reliabilitas untuk soal pretes sebesar 0,886 dan nilai tingkat reliabilitas untuk soal postes sebesar 0,92, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa soal tes kemampuan berpikir kritis mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi. Hasil perhitungan Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(55) 41588.pdf. 40. reliabilitas selengkapnya (reliabilitas pretes lampiran 15 halaman 148 dan reliabilitas postes lampiran 17 halaman 150), basil perhitungan SPSS disajikan pOOa Tabel3.6 dan 3.7 berikut:. Tabel3.6 Tingkat Reliabilitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis N of Items. 0,886. 5. R BU KA. Cronbach's Alpha. Tabel3.7 Tingkat Reliabilitas Postes Kemampuan Berpikir Kritis. 5. Daya pembeda. ER SI. b.. TA. S. 0,920. TE. Cronbach's Alpha. Daya pembeda soal adaJah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan. N IV. antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya beda disebut dengan indeks. U. deskriminasi (diskrimination indeks). Untuk perhitungan daya pembeda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :. DP DP. = indeks daya pembeda suatu butir soal =. jumlah skor kelompok atas. = jumlah skor kelompok bawah. J A = jumlah skor ideal kelompok atas. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(56) 41588.pdf. 41. Kriteria penafsiran Daya Pembeda suatu butir soal menurut Suhennan dan Sukjaya(l990) disajikan pada Tabe13.8 sebagai berikut: Tabel3.8 Kriteria PeDafsiraD Daya Pembeda KlasifJkasi. DP:S 0,00. Sangat jelek. 0,00 < DP:S 0,20. Jelek. 0,20 < DP:S 0,40 0,40 < DP:S 0,70. Cukup Baik. Sangat baik. TE. 0,70 < DP:s 1,00. R BU KA. NilaiDP. TA. S. Hasil perhitungan selengkapnya untuk daya pembeda (daya pembeda. ER SI. pretes kemmpuan berpikir kritis lampiran 18 halaman 151 dan daya pembeda postes kemampuan berpikir kritis lampiran 19 halaman 153) , hasil perhitungan. N IV. untuk daya pembeda tes kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan bantuan program Anates. hasil perhitungan disajikan pada Tabe13.9 dan 3.10 berikut:. U. Tabel3.9 PeDafsiraD Daya Pembeda Pretes KemampuaD Berpikir Kritis NO. DP(%). DP. KeteraDgaD. 1. 50.00. 0,5. Baik. 2. 75.00. 0,75. Sangat baik. 3. 83.33. 0,8333. Sangat baik. 4. 50.00. 0,5. Baik. 5. 41.67. 0,4167. Baik. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. I.

(57) 41588.pdf. 42. Tabe13.10 Penafsiran Daya Pembeda Postes Kemampuan Berpikir Kritis DP(%). DP. Keterangan. I. 58.33. 0,5833. Baik. 2. 91.67. 0,9167. Sangat baik. 3. 75.00. 0,75. Sangat baik. 4. 45.83. 0,4583. Baik. 5. 54.17. 0,5417. Baik. c.. BU. KA. NO. Indeks kesukaran. TE. R. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlau sukar. Tingkat kesukaran (difficulty level) suatu butir soal merupakan persentase subjek. SI TA. S. yang menjawab butir tes tertentu dengan benar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index).. ER. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00 menurut Arikunto. N IV. (2012). Formula yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kesukaran soal. U. sebagai berikut:. Keterangan: P,. = tingkat kesukaran butir i. LXI. = banyaknya testee menjawab benar. Sml. =. skor maksirnum. N. =. Jumlah testee. Kriteria penafsiran barga Indeks Kesukaran suatu butir soal menurut Rasyid dan Mansur (2007) disajikan pada Tabel 3.11 sebagai berikut. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(58) 41588.pdf. 43. TabeI3.11 Kriteria Penafsiran Indeks Kesukaran Nilai TK K1asifikasi p :5 0,30. Butir sOal Sukar. 0,30 < p:5 0,70. Butir soal Sedang. p? 0,70. Butir soal Mudah. KA. Hasil perhitungan tingkat kesukaran selengkapnya (tingkat kesukaran pretes kernmpuan berpikir kritis lampiran 18 halaman 151 dan tingkat kesukaran. BU. postes kernampuan berpikir kritis lampiran 19 halarnan 153). Dan Hasil. TE. R. perhitungan tingkat kesukaran untuk tes kemampuan berpikir kritis matematis dengan bantuan program Anates disajikan dalam Tabel3.12 dan 3.13 berilrut ini:. ER. SI TA S. Tabe13.12 Tin2kat Kesukaran Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Tingkat No Butir Tingkat Tafsiran Kesukaran Kesukaran Soal (%) I. 66,67. 0,6667. Sedang. 58,33. 0,5833. Sedang. 3. 58,33. 0,5833. Sedang. 4. 33,33. 0,3333. Sedang. 5. 62,50. 0,625. Sedang. I. N IV. 2. U. I.. TabeI3.13 Tin2kat Kesukaran Postes Kemampuan Berpikir Kritis Tingkat Tingkat No Butir Tafsiran Kesukaran Soal Kesukaran (%) I. 1. 62,5. 0,625. Sedang. 2. 50. 0,5. Sedang. 3. 54,17. 0,5417. Sedang. 4. 27,08. 0,2708. Sukar. 5. 64,58. 0,6458. Sedang. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(59) 41588.pdf. 44. 2.. Skala self-efficacy matematis siswa Skala self-efficacy matematis siswa digunakan untuk mengukur keyakinan. siswa terhadap kemampuannya dalam melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang melibatkan kemampuan berpikir kritis. Keyakinan pada Self-efficacy memliki empat surnber yaitu: (I). KA. pengalaman otentik, (2) pengalaman vikarius, (3) persuasi sosial dan (4) pembangkitan emosi yang dapat dikembangkan sebagai kisi-kisi pertanyaan pada. R BU. angket. Kisi-kisi angket skala sikap Self-efficacy ditunjukkan pada lampiran 20. TE. halaman 155.. Model skala yang digukanan mengacu pada model skala likert. Dalam. TA S. penelitian ini, hanya empat respon yang digunakan yaitu setuju sekali (ss), setuju. SI. (s), tidak setuju (ts), dan tidak setuju sekali (sts). Dalam uji coba instrumen angket. ER. skala sikap self - efficacy matematis pada siswa perlu dilakukan pengembangan. N. Validitas. U. a.. IV. uji instrumen yaitu validitas dan realibitasnya.. Sebelurn diteskan, instrurnen yang akan digunakan untuk mengukur self ­. efficacy rnatematis siswa tersebut dikomunikasikan validitas nya guru maternatika SMP Negeri 3 Menggala yang kemudian hasilnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Selanjutnya soal-soal yang merniIiki validitas isi ini diujicobakan kepada siswa di luar sampel dan uji coba tes (uji coba tes mengukur self- efficacy rnatematis lampiran 21 halaman 156) ini dilakukan kepada siswa-siswa yang sudah pemah mendapatkan materi geometri dan pengukuran yaitu memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

(60) 41588.pdf. 4S. Validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validitas muka. Menurut Rasyid dan Mansyur (2007) menyatakan bahwa terdapat dua tipe validitas isi yaitu validitas muka dan validitas logis. Validitas muka disebut pula validitas bentuk soal (pertanyaan, pemyataan, suruhan) yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam saal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan. KA. tafsiran lain. Berdasarkan uji coba validitas pada kelas di luar sampel, maka dengan. R. TE. uji validitas disajikan pada Tabel 3.14.. BU. bantuan SPSS, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran. HasiI. U. N. NOI N02 N03 N04 N05 N06 N07 N08 N09 NOlO N011 NOl2 NO 13 N014 N0l5 N0l6 N0l7 N0l8 NOl9 N020. Scale Corrected Variance if Item-Total Item Correlation Deleted .914 56.591 61.507 .564 .917 57.421 60.709 .503 59.278 .465 60.251 .783 56.591 .914 59.076 .643 63.616 .407 .854 58.734 .765 60.815 .772 59.815 .720 60.709 .616 63.421 .885 58.190 I 61.076 .798 61.241 .443 .471 60.044 .467 59.234 .621 57.195. IV ER. NO. Scale Mean if Item Deleted 55.34 54.69 55.28 54.93 55.28 56.41 55.34 56.17 54.48 55.34 55.38 55.38 55.Q7 56.28 56.24 55.17 55.79 55.48 55.34 55.14. SI TA S. Tabe13.14 Hasil Uji Validitas lsi Self-EffICacy Matematis Kedua. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. Cronbach's Alpha if I. Item Deleted .930 .937 .930 .938 .941 .934 .930 .935 .939 .932 .934 .934 .935 .937 .931 .934 .939 .939 .941 .937. rhitung > rtabel a = 0,05; 0=29 .914 > .367 .564 > .367 .917 > .367 .503 > .367 .465 > .367 .783 > .367 .914 > .367 .643 > .367 .407 > .367 .854 > .367 .765 > .367 .772 > .367 .720 > .367 .616 > .367 .885 > .367 .798 > .367 .443 > .367 .471 > .367 .467 > .367 .621 > .367. Ket. Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid.

(61) 41588.pdf. 46. Jika rh;lUng > rtabcl, maka item soal tersebut valid (Riduan, 2006). Dari hasil uji validitas kedua dapat disimpukan bahwa seluruh item seal valid, Basil uji validitas tersebut dilakukan dua kali uji coba. Pada uji validitas yang pertama hanya 17 item seal yang valid, kemudian dilakukan uji coba kedua dengan hasil seluruh item soal valid dengan mengganti 3. KA. pemyataan pada uji validitas pertama yang tidak valid yaitu nomor 4, 5 dan 19. Basil perhitungan uji vaiditas pertama se1engkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.15. BU. berikut ini.. U. N. Corrected Item-Total Correlation. SI TA S. NOI N02 N03 N04 N05 N06 N07 N08 N09 NOlO NOli NOl2 NO 13 NOl4 NOl5 NOl6 NOl7 NOl8 NOl9 N020. Scale Variance ifltem Deleted 40,507 41,648 41,030 45,884 45,404 42,261 40,507 41,044 45,362 41,079 42,707 41,778 43,608 44,815 41,608 43,401 42,571 42,076 53,448 40,034. IV ER. No. Scale Mean if Item Deleted 51,69 51,83 51,62 52,21 52,24 52,76 51,69 52,52 50,83 51,69 51,72 51,72 51,41 52,62 52,59 51,52 52,00 51,83 52,66 51,97. TE. R. Tabe13.15 Hasil Uji Validitas lsi Self-Efficacy Matematis. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. ,780 ,727 ,796 ,101 ,134 ,835 ,780 ,706 ,413 ,886 ,827 ,839 ,603 ,740 ,768 ,767 ,571 ,499 -,651 ,671. Cronbach's Alpha if Item Deleted ,886 ,889 ,886 ,909 ,909 ,888 ,886 ,889 ,897 ,885 ,889 ,887 ,893 ,894 ,888 ,891 ,893 ,896 ,928 ,890. rhitung > rtabel a = 0,05; n=29 ,780> ,367 ,727> ,367 ,796> ,367 ,101 > ,367 ,134> ,367 ,835> ,367 ,780> ,367 ,706 > ,367 ,413> ,367 ,886> ,367 ,827> ,367 ,839> ,367 ,603> ,367 ,740> ,367 ,768> ,367 ,768> ,367 ,571> ,367 ,499> ,367 -,651 > ,367 ,671> ,367. Ket. Valid Valid Valid T.Valid T.Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid T.Valid Valid.

(62) 41588.pdf. 47. b.. Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan dan ketetapan. tes yang digunakan. Tes dikatakan reliabel yaitu jika soal tes tersebut memberikan hasil yang relatif sarna (konsisten), walaupun soal tes tersebut diberikan pada subjek yang sama, meskipun soal tes tersebut diberikan pada orang, waktu dan. KA. tempat yang berbeda. Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas butir soal secara keseluruhan untuk. BU. tes skala sikap self-efficacy matematis dengan bantuan SPSS versi 15, diperoleh. TE R. nilai tingkat reliabilitas sebesar 0,938 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa soal tes skala sikap self-efficacy matematis mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi.. AS. Hasil perhitungan selengkapnya clapat dilihat pada Lampiran, hasil perhitungan. SI T. SPSS disajikan pada Tabel 3.16 berikut:. Cronbaeh's Alpha. U N. IV ER. Tabel3.16 Tingkat reliabilitss self-effieacy matematis. D.. 0,938. N ofltems 20. Prosedur Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu reknik tes. dan reknik angket. Teknik tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, yang meliputi pretes dan postes. Angket dignnakan untuk. mengumpulkan data self-efficacy matematis siswa. Kemudian data yang telah terkumpul dilakukan perhitungan secara statistic untuk res kemampuan berpikir kritis dan hasil angket self-efficacy. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel	  Halaman
Diagram 4.1  Rerata (N-Gain)  Kemampuan Berpikir Kritis ritis......................  58  Diagram 4.2 Rerata (N-Gain)  Self-Efficacy Matematis  59
Tabel  2.1  Strategi Pengubaban Sumber Efficacy Expectation.
Gambar  di  samping  adalah  kerangka  kubus  yang  terbuat  dari kawat.  Jika kawat  yang dibutuhkan sepanjang 48 cm, tentukan:

Referensi

Dokumen terkait

Untuk metode Indeks Sentralitas Marshall, pembentukan orde wilayah 28 administrasi kecamatan berdasarkan karakteristik kekotaan yang ditinjau dari 19 fasilitas

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan terhadap temuan di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa persepsi pola asuh otoriter dan kemampuan

Kajian ini akan difokuskan kepada pengalaman respon Nahdlatul Ulama (NU) terhadap negara, karena NU adalah organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia dan dikenal

Sebagai bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan mempelajari

Terdapat tiga soalan yang dijawab oleh kajian ini iaitu; (1) adakah terdapat perbezaan dari segi min pencapaian dalam ujian pra dan ujian pasca; (2) bagaimanakah tahap

Pejabat Pengadaan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Proses Evaluasi Kualifikasi

Data ini diperoleh peneliti dari hasil wawancara dan terjun ke lapangan dengan para pihak yang terlibat dalam kegiatan halal network atau Multi Level Marketing (MLM) Syariah

Dari tugas akhir yang akan dikerjakan ini, diharapkan dapat diketahui secara simulasi perubahan aliran daya yang terjadi pada saluran, profil tegangan dan penurunan