ISSN: 2355-5343
~ Berkala terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ~
Ketua Umum Julia, M.Pd Wakil Ketua Indra Safari, M.Pd Ketua Dewan Editor Diah Gusrayani, M.Pd
Dewan Editor Dr. Tatang Muhtar, M.Si Dr. Ayi Suherman, M.Pd Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd
Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd Atep Sujana, M.Pd
Maulana, M.Pd Ani Nur Aeni, M.Pd
Tata Usaha Achdi, M.Pd Karmah Setiawati Pemasaran Drs. Dadan Djuanda, M.Pd Pelaksana Teknis Hj. Sri Utami, S.Pd Layout dan Publikasi Online
Ariana, S.Kom Yudi Kusumah, M.Pd
Berkala Mimbar Sekolah Dasar diterbitkan oleh Program Studi PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang. Pelindung: Dr. Herman Subarjah, M.Si (Direktur). Pembina: Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd (Sekretaris). Penanggung Jawab: Riana Irawati, M.Si & Respati Mulyanto, M.Pd (Ketua Prodi PGSD Kelas dan PGSD Penjas). Berkala Mimbar Sekolah Dasar terbit pertama kali pada tahun 2014.
Alamat Redaksi:
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang, Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 45322 Jawa Barat. Telp & Fax (0261) 201244. Email: mimbar.sd@upi.edu.
Alamat Publikasi:
http://jurnal.upi.edu/mimbar-sekolah-dasar
HALAMAN 1 – 132
DAFTAR ISI 1. INTERAKSI PBL-MURDER, MINAT
PENJURUSAN, DAN KEMAMPUAN DASAR MATEMATIS TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR DAN DISPOSISI KRITIS …… HAL. 1-20
~ MAULANA
2. PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA DI KELAS IV SD …… HAL. 21-36
~ ASIAH
3. MENEMUKAN KEMBALI RUMUS LUAS
PERSEGI PANJANG DENGAN
KONSTRUKTIVISME (STUDI KASUS PADA MAHASISWA PGSD) …… HAL. 37-47
~ ISROK’ATUN
4. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD PADA
PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI JENIS MAKANAN HEWAN DI SD …… HAL. 48-63
~ OCIH SUKAESIH
5. MENINGKATKAN ECOLITERACY SISWA SD MELALUI METODE FIELD-TRIP KEGIATAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL …… HAL. 64-76 ~ RANA GUSTIAN NUGRAHA
6. IDENTIFIKASI TINGKAT KEJUJURAN SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI GEROBAK KEJUJURAN DI KOTA SEMARANG …… HAL. 77-83
~ FINE REFFIANE, HENRY JANUAR SAPUTRA, TAUFIK HIDAYAT
7. EFEKTIVITAS DAN PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI PADA
PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR …… HAL. 84-93
~ RIF’AT SHAFWATUL ANAM
8. PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN MENGENAL SEJARAH UANG …… HAL. 94-100
~ YENA SUMAYANA
9. SIARAN RADIO CITRA 99.4 FM SEBAGAI MEDIA PELESTARIAN TEMBANG SUNDA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR …… HAL. 101-120
~ MAYLAN SOFIAN
10. LEARNING TASKS’ WHAT AND HOW: PERSPEKTIF DOSEN DAN MAHASISWA MENGENAI TUGAS PEMBELAJARAN …… HAL. 121-132
~ DIAH GUSRAYANI
REDAKSI BERKALA MIMBAR SEKOLAH DASAR MENERIMA TULISAN HASIL PENELITIAN, HASIL IDE/GAGASAN, ATAU RESENSI BUKU BARU, YANG MERUPAKAN KAJIAN-KAJIAN BAIK DALAM TATARAN PRAKTEK MAUPUN TEORI PENDIDIKAN, DAN KHUSUS BERKAITAN DENGAN KE-SD-AN.
[21]
PENDEKATAN KOMUNIKATIF DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERBICARA SISWA DI KELAS IV SD
Asiah
SDN Jatiroke I Jatinangor
Jl. Letda Lukito No. 56 Jatinangor Sumedang Email: asiahaja42@yahoo.com
ABSTRACT ABSTRAK
This research aims to improve students' skills in speaking. Researchers apply a communicative approach through Classroom Action Research. Based on the results of research, learning Indonesian with the application of communicative approach showed an increase in the students' speaking skills class IV SDN Jatiroke I both orally and in writing. This increase can be seen from the observation and implementation of corrective actions at each cycle. First cycle who scored above 60 KKM there are 16 students (61.53%) with an average grade 62.30 increase significantly in the second cycle to 25 students (96.15%) with an average grade of 80.
Keywords: approach, communicative skills, speaking, elementary school students.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara. Peneliti menerapkan pendekatan komunikatif melalui metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Berdasarkan hasil penelitian,
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
penerapan pendekatan komunikatif
menunjukkan adanya peningkatan dalam keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Jatiroke I baik secara lisan maupun tulisan. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil observasi dan pelaksanaan tindakan perbaikan pada setiap siklusnya. Siklus I yang mendapat nilai di atas KKM 60 ada 16 siswa (61,53%) dengan rata-rata kelas 62,30 meningkat secara signifikan di siklus II menjadi 25 siswa (96,15%) dengan rata-rata kelas 80.
Kata kunci: pendekatan, komunikatif,
keterampilan berbicara, siswa SD.
PENDAHULUAN ~ Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31 dan Konstitusi Bangsa Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan berkembang. Dinamisasi dan perkembangan pendidikan sejalan dengan perubahan daya nalar dan daya pikir manusia itu sendiri. Perubahan itu harus berlangsung dan terus terbaharui, untuk meningkatkan kualitas masyarakat pada umumnya.
Perubahan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Implementasi UU No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi, Standar proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
[22]
Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidik.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik bicara lisan maupun tulis. Serta menumbuhkan apresiasi hasil karya kesusastraan manusia Indonesia.
Seseorang dapat membaca atau menulis secara mandiri, dapat menyimak siaran radio sendiri. Tetapi, sangatlah jarang, orang melakukan kegiatan berbicara tanpa hadirnya orang kedua sebagai pemerhati atau penyimak. Oleh karena itu, Valette (1977) berpendapat bahwa berbicara merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat sosial”.
Menurut Solchan, dkk. (2001: 6.41): Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa sering diasosiasikan dengan silabus. Pemilihan materi silabus itu sendiri tidak didasarkan pada tingkat kesukaran dan kerumitar butir struktur, tetapi didasarkan pada kebutuhan pembelajar. Oleh karena itu, analisis kebutuhan merupakan kebutuhan yang mutlak.
Atas dasar pemahaman tersebut, penulis
merasa ada kekurangan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV di SDN Jatiroke I, dilihat dari hasil evaluasi dan sikap siswa belum mencapai hasil yang optimal terutama dalam berbicara cara menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan isi pesan serta tidak sesuai dengan situasi dan konteks. Berdasarkan hasil identifikasi masalah, dapat ditemukan pula bahwa siswa kurang responsip dalam memberi tanggapan terhadap materi; siswa kurang aktif dan merasa takut untuk tampil di depan kelas; siswa kurang terampil berbicara dalam menyampaikan kembali pesan yang diterima dengan lafal dan intonasi yang tepat; siswa kurang fasih dalam melafalkan kata-kata bahasa Indonesia; dan sebagian siswa belum mendapat pertanyaan yang diberikan guru.
Apabila kondisi seperti itu terus dibiarkan akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang mengakibatkan semakin rendahnya keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Jatiroke I, sehingga perlu adanya inovasi dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu meningkatkan keterampilan berbicara dalam menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan isi pesan, lafal dan intonasi yang tepat.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud mengadakan perbaikan
[23] pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui penggunaan pendekatan komunikatif dengan mengacu pada rumusan masalah: apakah
pendekatan komunikatif dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Jatiroke I?
Pembelajaran Komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, juga mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara dan menulis), mengakui dan menghargai saling ketergantungan bahasa.
Ciri-ciri utama pendekatan komunikatif adalah adanya dua kegiatan yang saling berkaitan erat, yakni:
1. Kegiatan-kegiatan komunikasi fungsional (functional communication activities) yang terdiri atas empat hal, yakni mengolah informasi, berbagai dan mengolah informasi, berbagi informasi dengan kerjasama terbatas, dan berbagi informasi dengan kerjasama tak terbatas.
2. Kegiatan interaksi sosial (social interaction activities) terdiri atas enam hal, yaikni improvisasi, lakon-lakon pendek yang lucu, aneka simulasi, dialog dan bermain peran,
sidang-sidang konversasi dan diskusi, serta berdebat.
Aspek-Aspek yang Berkaitan Erat dengan Pendekatan Komunikatif
Delapan aspek yang berkaitan erat dengan pendekatan komunikatif (David Nunan 1989 dalam Solchan T.W., dkk. 2001:6.6).
Tabel 1. Aspek yang berkaitan dengan Pendekatan Komunikatif
No. Aspek yang
Berkaitan
Kebermaknaan dalam Pendekatan
Komunikatif
1. Teori Bahasa Pendekatan
komunikatif
berdasarkan teori
bahasa menyatakan
bahwa pada
hakikatnya bahasa
adalah suatu sistem untuk mengekspresikan
makna, yang
menekankan pada
dimensi semantik dan komunikatif daripada
ciri-ciri gramatikal
bahasa. Oleh karena
itu, yang perlu
ditonjolkan adalah
interaksi dan
komunikasi bahasa,
bukan pengetahuan tentang bahasa.
2. Teori Belajar Teori belajar yang
cocok untuk
pendekatan ini adalah
teori pemerolehan
bahasa kedua secara
[24]
beranggapan bahwa proses belajar lebih efektif apabila bahasa
diajarkan secara
alamiah sehingga
proses belajar bahasa
yang lebih efektif
dilakukan melalui
komunikasi langsung
dalam bahasa yang dipelajari.
3. Tujuan Kebutuhan siswa yang
utama dalam belajar
bahasa berkaitan dengan kebutuhan berkomunikasi maka tujuan umum pembelajaran bahasa adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi (kompetensi dan performasi komunikatif).
4. Silabus Silabus harus disusun
searah dengan tujuan
pembelajaran dan
tujuan-tujuan yang
dirumuskan dan
materi-materi yang
dipilih harus sesuai
dengan kebutuhan siswa. 5. Tipe Kegiatan Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatif, pembelajaran dipajankan pada
situasi komunikasi yang nyata, seperti tukar
menukar informasi,
negosiasi maka atau kegiatan lain yang sifatnya rill.
6. Peranan
Guru
Dalam pembelajaran
ini, guru hanya
berperan sebagai
fasilitas proses
komunikasi, partisipasi
tugas dan teks,
penganalisis
kebutuhan, konselor,
dan manajer proses belajar.
7. Peranan
Siswa
Dalam pembelajaran ini, pembelajar (baca:
siswa) berperan
sebagai pemberi dan penerima, negosiator,
dan interaktor
sehingga para siswa
tidak hanya
menguasai
bentuk-bentuk bahasa, tetapi
juga bentuk dan
maknanya dalam kaitannya dengan konteks pemakaiannya. 8. Peranan Materi Dalam pembelajaran ini, materi harus disusun dan disajikan dalam
peranan sebagai pendukung usaha meningkatkan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi nyata. Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
[25] Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang sangat tepat dalam pembelajaran Bahasa, termasuk Bahasa Indonesia. Ketepatan ini sangat berkaitan dengan pandangan-pandangan ilmu bahsa yang menggarisbawahi bahwa belajar bahasa pada intinya belajar berkomunikasi. Artinya, dalam proses tersebut pemakaian bahasa sesuai dengan fungsinya adalah hal yang sangat esensial dalam sebuah proses pembelajaran bahasa.
Berkaitan dengan kompetensi komunikatif ini, Canale dan Swain (dalam Solchan, T.W., dkk 2006:6.19) mengemukakan empat unsur yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi, yakni:
1. kemampuan gramatika: kemampuan penutur menggunakan kaidah
gramatika;
2. kemampuan sosiolinguistik : kemampuan penutur memahami konteks social tempat terjadinya komunikasi;
3. kemampuan wacana : kemampuan penutur menyampaikan maksud-maksud komunikasi secara koheren; 4. kemampuan strategi : kemampuan
penutur menggunakan berbagai cara/strategi dalam berkomunikasi.
METODE
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 17 Januari 2011 sampai dengan 14 Februari 2011. Jadwal pelaksanaan
perbaikan pembelajarannya sebagai berikut :
1. Siklus I: Senin, 07 Februari 2011. 2. Siklus II: Senin, 14 Februari 2011.
Tempat Penelitian
Penelitian bertempat di SDN Jatiroke I Jl. Letda Lukito no. 56 Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang 45363 sebagai populasi sekaligus sempel penelitian adalah siswa kelas IV SDN Jatiroke I dengan jumlah siswa 26 orang yang terdiri atas 16 siswa laki-laki, dan 10 siswa perempuan.
Karakteristik
Secara umum siswa yang bersekolah di SDN Jatiroke I Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah, dengan kondisi mata pencaharian dan latar belakang orang tua yang sangat beragam. Pada dasarnya siswa kelas IV mempunyai semangat belajar yang tinggi bila didukung dengan baik dan diberi kesempatan dengan penyajian pembelajaran yang maksimal. Dengan keragaman latar belakang itulah yang menjadi tantangan tersendiri bagi penulis untuk menggali dan berupaya terus memberikan perhatian khusus di dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang lebih bermutu dan berprestasi.
Prosedur Penelitian
Penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) direncanakan sejak tanggal 17 Januari 2011 sampai dengan 14 Februari 2011, akan tetapi pelaksanaan tindakan siklus I baru
[26]
dapat dilaksanakan pada tangal 07 Februari 2011 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2011.
Prosedur atau langkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagi dalam bentuk siklus, kegiatan mengacu pada model yang diadopsi dari Kemmis & Taggart (Hopkins; Wiriaatmadja, 2005), dimana setiap siklus terdiri atas empat kegiatan pokok adalah kegiatan: perencanaan, tindakan pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat kegiatan ini dilakukan secara simultan yang urutannya dapat mengalami modivikasi.
Desain Penelitian Tindakan Kelas mengikuti desain model Kemmis & Taggart (Wiriaatmadja, 2005) sebagai berikut:
Refleksi Awal → Perencanaan Tindakan I → Pelaksanaan Tindakan I → Observasi, Refleksi, dan Evaluasi I → Perencanaan Tindakan II → Pelaksanaan Tindakan II → Observasi, Refleksi dan Evaluasi II.
Berdasarkan desain di atas, tahapan penelitian dijelaskan sebagai berikut : 1. Refleksi Awal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah kurang terampilnya berbicara siswa kelas IV dalam menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai isi pesan lafal dan intonasi yang tepat. 2. Perencanaan Tindakan
Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah-langkah perencanaan tindakan, yaitu menyusun instrumen penelitian berupa: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa, Soal Tes, Angket, dan Lembar Observasi.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan pembelajaran, pengumpulan data hasil angket, lembar observasi dan hasil tes.
4. Observasi, Refleksi dan Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan menganalisisnya untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini.
HASIL
Penelitian yang telah dilakukan penulis dari siklus I tanggal 7 Februari 2011 hingga siklus II pada tanggal 14 Februari 2011, dibantu oleh lima orang guru rekan sejawat yang bertindak sebagai observer dan berfungsi sebagai teman diskusi dalam tahap refleksi.
Berdasarkan deskripsi data awal, peneliti bersama-sama dengan praktisi menyusun rencana tindakan perbaikan untuk memecahkan kesulitan-kesulitan dalam berbicara siswa kelas IV SDN Jatiroke I. peneliti dan praktisi sepakat untuk menggunakan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guna meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Jatiroke I.
Atas dasar kesepakatan itu maka disusun rencana perbaikan tindakan terhadap masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam berbicara, langkah-langkah perencanaan tindakan itu mencakup
[27] menyusun instrumen penelitian berupa: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa, Soal Test, dan Lembar Observasi serta Catatan Hasil Evaluasi.
Berikut ini hasil tindakan perbaikan pembelajaran selama dua siklus:
Siklus I
Deskripsi
Kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari senin, tanggal 1 Februari 2011 selama 2 jam pelajaran dimulai dari pukul 07.00 sampai 08.10. Kegiatan pembelajaran dihadiri 26 siswa, kompetensi dasar yang dipelajari berbicara. Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan isi pesan dengan indikator menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan isi pesan, lafal dan intonasi yang tepat. Pembelajaran dimulai dengan tanya jawab untuk menggali pengetahuan awal siswa. Pada kegiatan ini siswa terlihat ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tidak ada satu pun siswa yang mengajukan pertanyaan.
Memasuki kegiatan inti, siswa melakukan percakapan secara berpasangan di depan kelas. Awalnya siswa terlihat malu-malu dan kurang keberanian untuk tampil di depan kelas. Dalam pelaksanaan berbicara di depan kelas walau sudah diminta dengan jelas masih ada siswa yang kesulitan untuk berbicara dengan menggunakan bahasa indonesia dikarenakan bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa sunda. Tahap selanjutnya pelaksanaan percakapan dengan bermain peran, siswa masih ada yang malu-malu dan kurang keberaniannya walaupun telah diberi motivasi oleh guru. Pada saat siswa yang di tunjuk guru untuk tampil ke depan situasi menjadi ribut, segera guru memberikan arahan dan aturan cara berbicara di depan kelas dengan benar. Selain itu, peneliti juga menjanjikan memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling tertib dan disiplin dalam melaksanakan percakapan bermain peran dengan baik.
Pada tahap akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi untuk mengukur sejauh mana penguasaan materi yang telah diajarkan. Hambatan utama yang peneliti temukan pada tahap ini adalah adanya beberapa siswa yang masih kurang memahami pertanyaan dalam soal cerita yang ada dalam percakapan. Selain itu peneliti juga menemukan beberapa siswa yang masih bekerjasama bahkan mencontek pekerjaan temannya.
Berdasarkan hasil evaluasi akhir secara individu diperoleh nilai rata-rata kelas 62,30 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 20. Perolehan ini menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata pada pembelajaran awal yaitu 54,61. Perolehan nilai pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
[28]
Tabel 2. Hasil Evaluasi Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SDN Jatiroke I
No Nama
Hasil
Tes Lisan Tes Tertulis
Aw al Siklu s I Aw al Siklus I 1 Candra Irawan D D 20 20 2 Mena Risna D D 20 40 3 Syaeful Anwar .D D C 40 40 4 Ade Wawan .S D C 40 40 5 Agung Setiawan D C 40 60 6 Achmad Lathif D C 40 40 7 Ahmad Sopian D D 40 40 8 Ai Mulyanah D C 40 40 9 Ajang Burhanudin C B 60 80 10 Akbar Komara B B 80 80 11 Alfira Lupita .R B B 80 80 12 Anggi Andini B B 80 100 13 Anisa Sufia .L B B 100 100 14 Annisa Nurhidayanti B B 80 100 15 Azi Wisnu D C 40 60 16 Dadang Hermawan D D 40 60 17 Dalih Purwanto D C 40 60 18 Deriski Surya Putri C B 60 80 19 Dewi Daliah C C 60 80 20 Diana Wopita C B 60 60 21 Diki Purnama D C 40 40 22 Ega Nurhayati B B 80 80 23 Fajar Fadillah .H C B 80 80 24 Imer Sulistiya B B 80 80 25 Jajang Suhendar D C 40 40 26 Johan Taufik Fauzan D C 40 40 Jumlah 142 0 162 0 Rata-rata Kelas 54, 61 62,3 0 Nilai Tertinggi B B 100 100 Nilai Terendah D D 20 20
Dari data di atas diketahui hasil tes atau hasil evaluasi lisan dan tulisan yang diperoleh pada adalah:
Nilai lisan Siklus I:
Nilai tertinggi B artinya bagus, Nilai terendahnya D artinya kurang. Nilai tertulis
Siklus I:
Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 20
Tabel 3. Hasil Evaluasi Tertulis Presentasi Pelajaran Bahasa Indonesia Secara Kuantitatif Kelas IV SDN Jatiroke I
No Nilai Jumlah Siswa Presentase Awal Siklus I Awal Siklus I 1. 100 1 3 3,46 11,53
[29] 2. 80 7 8 26,92 30,76 3. 60 4 5 15,38 19,23 4. 40 12 9 46,15 34,61 5. 20 2 1 7,69 3,46 6. 0 - - - - Jumlah siswa 26 26 Rata - rata 54,61 62,30 Di atas KKM % 46,15 61,53 Di bawah KKM % 53,84 38,46
Dari data di atas diketahui hasil tes atau hasil evaluasi tulisan yang diperoleh adalah: Siklus I:
Nilai di atas KKM ada 16 siswa atau 61,53%. Nilai di bawah KKM ada 14 siswa atau 38,46%.
Tabel 4. Hasil Evaluasi Lisan Presentasi Pelajaran Bahasa Indonesia Secara Kualitatif Kelas IV SDN Jatiroke I
No Nilai Jumlah Siswa
Awal Siklus I 1. A - - 2. B 7 11 3. C 5 11 4. D 14 4 Jumlah siswa 26 26 Nilai tertinggi B B Nilai terendah D D
Dari data di atas diketahui hasil tes atau hasil evaluasi lisan yang diperoleh adalah: Siklus I:
Nilai tertinggi B. Nilai terendah D.
Grafik 1. Nilai Siklus I Grafik di atas menunjukkan hasil evaluasi di
antaranya:
Nilai 20 di Siklus I dari 3,46% (1 siswa).
Nilai 40 di Siklus I dari 34,61% (9 siswa). Nilai 60 di Siklus I dari 19,23% (5 siswa). Nilai 80 di Siklus I dari 30,76% (8 siswa).
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 40 60 80 100
[30]
Nilai 100 di Siklus I dari 11,53% (3 siswa).
Analisis
Berdasarkan deskripsi yang sudah dipaparkan pada bagian sebelumnya, peneliti menemukan beberapa penemuan penting yang perlu dianalisis. Temuan pertama, pada tahap awal pembelajaran siswa ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan guru bahkan tidak ada yang berani untuk bertanya.
Temuan kedua, pada kegiatan inti peneliti
menemukan waktu pelaksanaan
percakapan di depan kelas siswa malu-malu atau kurang keberaniannya. Ada pula siswa yang kesulitan untuk berbicara dengan menggunakan bahasa indonesia karena kebiasaan bahasa yang digunakan sehari-harinya menggunakan bahasa sunda.
Pada saat mengerjakan soal evaluasi siswa mengalamu kesulitan dalam menjawab pertanyaan soal cerita dan masih ada yang bekerjasama bahkan menyontek pekerjaan temannya. Akibatnya sebanyak 10 orang siswa memperoleh nilai di bawah KKM atau 38,07% siswa yang belum tuntas. Meskipun sebanyak 10 siswa memperoleh nilai di bawah KKM, namun secara keseluruhan pembelajaran siklus I telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Indikator peningkatan tersebut dapat dilihat dari perolehan rata-rata nilai akhir yang mengalami peningkatan dari 54,61 menjadi 62,30.
Refleksi
Berdasarkan hasil analisis, secara keseluruhan pembelajaran pada siklus I cukup berhasil. Indikator keberhasilan tersebut adalah perolehan nilai rata-rata kelas yang meningkat. Perolehan nilai rata-rata dan cara anak tampil di depan kelas didukung oleh pendekatan komunikatif dengan bermain peran.
Namun demikian ada beberapa hal yang harus diperbaiki agar pembelajaran pada siklus II memperoleh hasil yang lebih baik, yaitu:
1. Motivasi guru harus menyentuh secara merata terutama pada siswa yang malu-malu atau kurang keberaniannya tampil di depan kelas.
2. Dalam pelaksaan berbicara di depan kelas terutama bagi siswa yang kesulitan untuk berbicara menggunakan bahasa indonesia harus terus dilatih.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka tindakan selanjutnya yang akan diberikan pada siklus II adalah materi mengenai penyampaikan pesan yang diterima melalui telepon.
Siklus II
Deskripsi
Pembelajaran siklus II dialksanakan pada hari Senin, 14 Februari 2011 dan dihadiri oleha seluruh siswa yang berjumlah 26 orang. Indikator yang dipelajari pada siklus II adalah menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan isi pesan, lafal dan intonasi yang tepat. Seting pembelajaran siklus II dilakukan sesuai
[31] dengan RPP. Berdasarkan pengamatan peneliti konsentrasi dan antusias siswa terpusat pada pelajaran karena siswa merasa termotivasi dengan melihat contoh dialog yang terpampang di papan tulis. Pada awal pembelajaran siswa menjawab pertanyaan awal yang diajukan dengan penuh antusias. Selanjutnya, kegiatan yang berlangsung pada tahap ini berjalan cukup lancar.
Pada kegiatan inti siswa diberi keleluasaan berpasangan dengan siapa yang disukainya untuk melaksanakan percakapan di depan kelas. Seluruh siswa tampak sangat antusias dan melakukan percakapan dengan penuh kegembiraan. Berdasarkan hasil observasi siswa telah mampu menyampaikan percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Setelah kegiatan eksplorasi dan elaborasi selesai dilakukan, selanjutnya tahap evaluasi, siswa mampu mengerjakan soal secara mandiri peneliti tidak menemukan satu siswa pun yang mencontek atau bekerjasama dengan temannya. Siswa lebih terampil dalam menyampaikan pesan yang diterima dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik dn benar. Perolehan nilai rata-rata kelas untuk hasil belajar adalah 80 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Sementara perolehan nilai secara lisan rata-rata baik. Perolehan nilai tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Hasil Evaluasi Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SDN Jatiroke I
N
o Nama
Hasil
Tes Lisan Tes Tertulis
A w al Sikl us I Sikl us II A w al Siklu s I Siklu s II 1 Candra Irawan D D D 20 20 40 2 Mena Risna D D C 20 40 60 3 Syaeful Anwar .D D C B 40 40 60 4 Ade Wawan .S D C B 40 40 80 5 Agung Setiawa n D C B 40 60 80 6 Achma d Lathif D C B 40 40 80 7 Ahmad Sopian D D C 40 40 60 8 Ai Mulyan ah D C B 40 40 60 9 Ajang Burhanu din C B A 60 80 100 10 Akbar Komara B B A 80 80 100 11 Alfira Lupita .R B B A 80 80 100 12 Anggi Andini B B A 80 10 0 100 13 Anisa Sufia .L B B A 10 0 10 0 100
[32] 14 Annisa Nurhida yanti B B A 80 10 0 100 15 Azi Wisnu D C B 40 60 80 16 Dadan g Herma wan D D C 40 60 80 17 Dalih Purwant o D C B 40 60 80 18 Deriski Surya Putri C B B 60 80 80 19 Dewi Daliah C C B 60 80 80 20 Diana Wopita C B B 60 60 80 21 Diki Purnam a D C B 40 40 60 22 Ega Nurhay ati B B A 80 80 100 23 Fajar Fadillah .H C B B 80 80 80 24 Imer Sulistiya B B A 80 80 100 25 Jajang Suhend ar D C B 40 40 80 26 Johan Taufik Fauzan D C B 40 40 60 Jumlah 14 20 16 20 208 0 Rata-rata Kelas 54 ,6 1 62, 30 80 Nilai Tertinggi B B A 10 0 10 0 100 Nilai Terendah D D C 20 20 40
Dari data di atas diketahui hasil tes atau hasil evaluasi lisan dan tulisan yang diperoleh pada adalah:
Nilai lisan Siklus I:
Nilai tertinggi B artinya bagus, Nilai terendahnya D artinya kurang. Siklus II:
Nilai tertinggi A artinya sangat baik, Nilai terendahnya D artinya kurang
Nilai tertulis Siklus I: Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 20 Siklus II: Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 40
Tabel 6. Hasil Evaluasi Tertulis Presentasi Pelajaran Bahasa Indonesia Secara Kuantitatif Kelas IV SDN Jatiroke I
N o Nil ai Jumlah Siswa Aw al Sikl us I Sikl us II 7. 10 0 1 3 8 3,4 6 11, 53 30, 76 8. 80 7 8 11 26, 92 30, 76 42, 30 9. 60 4 5 6 15, 38 19, 23 23, 07 10. 40 12 9 1 46, 15 34, 61 3,4 6
[33] 11. 20 2 1 - 7,6 9 3,4 6 - 12. 0 - - - - Jumlah siswa 26 26 26 Rata - rata 54, 61 62, 30 80 Di atas KKM % 46, 15 61, 53 96, 15 Di bawah KKM % 53, 84 38, 46 3,4 6
Dari data di atas diketahui hasil tes atau hasil evaluasi tulisan yang diperoleh adalah: Siklus I:
Nilai di atas KKM ada 16 siswa atau 61,53%. Nilai di bawah KKM ada 14 siswa atau 38,46%.
Siklus II:
Nilai di atas KKM ada 25 siswa atau 96,15%. Nilai di bawah KKM ada 1 siswa atau 3,46%.
Tabel 7. Hasil Evaluasi Lisan Presentasi Pelajaran Bahasa Indonesia Secara Kualitatif Kelas IV SDN Jatiroke I
No Nilai Jumlah Siswa Awal Siklus I Siklus II 5. A - - 8 6. B 7 11 14 7. C 5 11 3 8. D 14 4 1 Jumlah siswa 26 26 26 Nilai tertinggi B B A Nilai terendah D D D
Dari data di atas diketahui hasil tes atau hasil evaluasi lisan yang diperoleh adalah: Siklus I: Nilai tertinggi B. Nilai terendah D. Siklus II: Nilai tertinggi A. Nilai terendah D.
[34]
Menurut grafik di atas menunjukkan setiap siklusnya ada peningkatan dilihat dari hasil evaluasi di antaranya:
Nilai 20 di Siklus I dari 3,46% (1 siswa) dan di Siklus II tidak ada.
Nilai 40 di Siklus I dari 34,61% (9 siswa) dan di Siklus II 3,46% (1 siswa).
Nilai 60 di Siklus I dari 19,23% (5 siswa) dan di Siklus II 23,07% (6 siswa).
Nilai 80 di Siklus I dari 30,76% (8 siswa) dan di Siklus II 42,30% (11 siswa).
Nilai 100 di Siklus I dari 11,53% (3 siswa) dan di Siklus II 30,76% (8 siswa).
Analisis
Temuan pertama pada tahap awal pembelajaran adalah siswa sudah memiliki pengetahuan awal mengenai konsep penyampaian pesan melalui telepon, hal ini menunjukkan pebelajaran pada siklus II sudah berhasil dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa di depan kelas untuk menyampaikan pesan yang diterimanya melalui telepon. Pengetahuan awal siswa sangat berpengaruh pada hasil belajar dan keterampilan berbicara karena menurut Solchan, dkk. (2001: 6.41):
Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa sering diasosiasikan dengan silabus. Pemilihan materi silabus itu sendiri tidak didasarkan pada tingkat kesukaran dan kerumitan butir struktur, tetapi didasarkan pada kebutuhan pembelajar. Oleh karena itu, analisi kebutuhan merupakan kebutuhan yang mutlak.
Memasuki kegiatan inti pembelajaran siswa terlihat antusias dan penuh dengan kegembiraan saat melaksanakan percakapan dengan bermain peran di depan kelas dengan teman yang disukainya.
Berdasarkan hasil analisis terhadap perolehan nilai hasil belajar dan keterampilan siswa dalam berbicara dapat disimpulkan pembelajaran pada siklus II telah berhasil secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang meningkat dari 62,30 menjadi 80 pada siklus II, selain itu nilai terkecil yang diperoleh pada siklus ini adalah 40. Siswa yang belum tuntas ada 1 orang itu dikarenakan siswa tersebut membutuhkan perhatian khusus.
Refleksi
Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil belajar siklus I dan siklus II disimpulkan bahwa pembelajaran pada kedua siklus tersebut telah meningkat secara signifikan. Dilihat dari hasil evaluasi secara lisan maupun secara tulisan. Siklus I dari 26 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan KKM ada 16 siswa (61,53%) dengan rata-rata kelas 62,30 naik di Siklus II menjadi 25 siswa (96,15%) dengan rata-rata kelas 80. Kemajuan tersebut berkat penyampaian materi secara terencana disertai dengan pendekatan komunikatif. Hal tersebut membuat siswa aktif, termotivasi dan meningkatnya keterampilan berbicara siswa di kelas IV untuk menyampaikan
[35] pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan isi pesan.
PEMBAHASAN Siklus I
1. Nilai pada siklus I sudah ada peningkatan namun tidak memuaskan sehingga materi diulang kembali dan diperluas yang hasilnya diperoleh siswa yang mendapat nilai sesuai dengan KKM 60 ada 16 siswa atau 61,53% dengan rata-rata kelas 62,30 peningkatan ini karena dengan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Kekuatan dalam pembelajaran
a. Memberikan arahan atau petunjuk cara-cara melakukan percakapan secara berpasangan.
b. Memberikan bimbingan terhadap pelaksanaan percakapan di depan kelas.
3. Kelemahan dalam pembelajaran
a. Motivasi guru kurang menyentuh secara merata terutama pada siswa yang malu-malu atau yang kurang keberaniannya maju ke depan kelas. b. Dalam pelakasanaan berbicara di kelas, kalau sudah diminta dengan jelas masih ada siswa yang kesulitan untuk berbicara.
c. Hasil evaluasi siswa masih belum memuaskan.
Siklus II
1. Pada siklus II penyampaian materi
pembelajaran menggunakan
pendekatan komunikatif dan diperjelas dengan pelaksanaan bermain peran
sehingga peserta didik terlihat lebih aktif dalam belajar dan termotivasi terlihat dari hasil evaluasi ada peningkatan yang signifikan.
2. Kekuatan
a. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan komunikatif bermain peran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang dipajangkan dalam situasi komunikasi nyata yang tujuannya
untuk mengembangkan
kemampuan siswa berkomunikasi. b. Dalam pelaksanaan berbicara di
kelas, siswa tanpa diminta guru sudah berani ke depan kelas secara
berpasangan melakukan
percakapan dengan lafal, intonasi yang tepat dan suara yang jelas. c. Guru memberikan bimbingan dan
motivasi terhadap pelaksanaan pembelajaran sehingga hasil tes lisan dan tulisan memuaskan.
3. Kelemahan
Masih ada satu siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata kelas dan cara bicara pun masih belum sesuai dengan konteks.
Proses perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia Siklus I dan Siklus II dengan penerapan komunikatif menunjukkan hasil yang baik dilihat dari keaktifan, motivasi dan keberanian siswa tampil di depan kelas untuk menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan isi pesan. Hal ini penulis berpendapat bahwa dengan
[36]
pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa di kelas IV SDN Jatiroke I.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan 2 siklus dapat
disimpulkan bahwa pendekatan
komunikatif dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa di depan kelas. Hal ini dapat dilihat dari siklus I dan II selama perbaikan pembelajaran sebagai berikut:
1. Sebelum dilakukan tindakan siswa yang terlibat aktif dan yang mendapat nilai di atas KKM atau sama dengan KKM 60 dari jumlah 26 siswa hanya 12 siswa (46,15%). 2. Pada Siklus I siswa yang aktif dan berani
tampil di depan kelas serta yang telah mencapai ketuntasan 16 siswa (61,53%). 3. Pada Siklus II meningkat secara signifikan
siswa yang mencapai ketuntasan 25 siswa (96,15%) dengan rata-rata kelas 80. 4. Secara keseluruhan dalam pelaksanaan berbicara di kelas siswa sangat termotivasi sehingga berani tampil di depan kelas tanpa disuruh guru dan keterampilan berbicara pun meningkat.
REFERENSI
Solchan, T.W., dkk.
2001. Hakikat Pendekatan Prosedur, dan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Pendekatan Komunikatif dalam Sistem Pembelajaran Bahasa Indonesia (Modul UT). Jakarta: Pusat Penerbitan UT.
Valette, R.
1977. Modern Language Testing. New York: Brace Jovanovich Inc.
Wiriaatmadja, Rochiati.
2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PPS UPI bekerjasama dengan PT. Remaja Rosdakarya.
Penerbit Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang http://kd-sumedang.upi.edu/
(Terbit April & Oktober) 1. Jenis Artikel
Artikel dapat berupa kajian hasil penelitian, kajian setara penelitian (ide/gagasan), dan resensi buku baru. Semua jenis artikel belum pernah dimuat di media apapun.
2. Format Tulisan
Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam bentuk ESAI dengan extensi file docx (Microsoft Word) dan menggunakan acuan sebagai berikut:
- Margin : Atas & Bawah (2,5 cm), Kanan & Kiri (2,5 cm)
- Ukuran Kertas : A4 (21 cm x 29,7 cm)
- Jenis huruf : Century Gothic
- Ukuran Font : 10 pt
- Spasi : 1,5 (kecuali judul, identitas penulis, abstrak dan referensi: 1 spasi)
Penulisan pada judul dan sub-bagian artikel menggunakan aturan sebagai berikut: Tulisan level 1 (Huruf besar semua/UPPERCASE, rata kiri, cetak tebal)
Tulisan level 2 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal)
Tulisan level 3 (Huruf besar kecil/Capitalize Each Word, rata kiri, cetak tebal & miring) Semua bagian penulisan level 1 dan 2 tidak menggunakan pointer – jika diperlukan keterangan atau penjelasan tambahan pada tubuh artikel gunakan footnote. Untuk keterangan tabel disimpan di atas tabel, untuk keterangan gambar atau diagram disimpan di bawahnya. Ukuran huruf di dalam tabel atau diagram lebih kecil, yakni dari 8-9 pt, spasi 1. Jumlah halaman termasuk tabel, diagram, foto, dan referensi adalah 10-20 halaman.
3. Struktur Artikel
a. Untuk artikel hasil penelitian menggunakan struktur sebagai berikut:
Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata, disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka, tujuan dan urgensi penelitian); Metode (Berisi metode/pendekatan, subjek, waktu dan tempat, teknik pengumpulan data dan analisis data); Hasil; Pembahasan; Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan/rumusan masalah); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir).
b. Untuk artikel setara penelitian (ide/gagasan) menggunakan struktur sebagai berikut: Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Abstrak (Dibuat dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, masing-masing maksimal 200 kata; disertai kata kunci masing-masing maksimal lima kata); Pendahuluan (Berisi latarbelakang disertai tinjauan pustaka dan tujuan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian); Simpulan (Sesuai dengan pendahuluan); dan Referensi (Memuat referensi yang diacu saja, minimal 80% terbitan 10 tahun terakhir).
c. Untuk artikel resensi buku menggunakan struktur sebagai berikut:
Judul (Tidak lebih dari 15 kata); Identitas Penulis (Baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: prodi/jurusan/instansi. Baris ketiga: alamat lengkap instansi. Baris keempat: alamat email dan nmr HP); Identitas Buku (Berisi judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ISBN, dan foto cover/sampul depan); Pembahasan (Judul bahasan disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dibagi ke dalam sub-bagian).
yang telah diadaptasi sesuai kebutuhan Universitas Pendidikan Indonesia. Contoh dapat melihat pada artikel yang telah dimuat, atau selengkapnya dapat dilihat di akhir pedoman penulisan ini.
5. Penyuntingan
a. Artikel dikirim kepada tim redaksi dengan alamat email: mimbar.sd@upi.edu. Jika diperlukan, tim redaksi akan meminta file dalam CD dan print-out sebanyak tiga eksemplar yang dikirim ke alamat: Redaksi Jurnal Mimbar Sekolah Dasar, Prodi PGSD UPI Kampus Sumedang - Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang Jawa Barat 45322.
b. Artikel yang telah dievaluasi oleh tim penyunting atau reviewer berhak untuk ditolak atau dimuat dengan pemberitahuan secara tertulis, dan apabila diperlukan tim penyunting akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan revisi sesuai dengan rekomendasi hasil penyuntingan. Untuk keseragaman format, penyunting berhak untuk melakukan pengubahan artikel tanpa mengubah substansi artikel.
c. Semua isi artikel adalah tanggung jawab penulis, dan jika pada masa pracetak ditemukan masalah di dalam artikel yang berkaitan dengan pengutipan atau HAKI, maka artikel yang bersangkutan akan dicancel untuk dimuat. Untuk artikel yang dimuat, penulis akan mendapatkan dua eksemplar berkala sebagai tanda bukti pemuatan serta 10 eksemplar cetak lepas untuk keperluan masing-masing penulis, dan wajib memberikan kontribusi biaya pencetakan sesuai ketentuan tim berkala Mimbar Sekolah Dasar sebesar Rp. 250.000 di luar ongkos kirim.
CONTOH PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI: JENIS
RUJUKAN DI DALAM TEKS ACUAN/REFERENSI/BIBLIOGRAFI DI DALAM PUSTAKA
Seorang
penulis A symbol is connected to its referent in the world by our sense of organs (Pinker, 2009 p.80)
atau
Pinker (2009, p. 80) claimed that a symbol ..
Pinker, S. (2009). How the mind works. New York, NY: W.W. Norton & Company, Inc.
Dua orang
penulis A set of verbs with individually similar meanings can be juxtaposed with a set of nouns with individually similar meanings ... (Hunston & Oakey, 2010)
atau
Hunston dan Oakey (1991) mengklaim bahwa …
Hunston, S. & Oakey, D. (2010). Introducing applied linguistics: Concepts and skills. New York, NY: Routledge.
Tiga s.d. 5
penulis Penjelasan (Coyle, Hood, & Marsh, 2010) menyimpulkan bahwa ...
Kutipan berikutnya dalam teks:
(Coyle et al., 2001)
Coyle, D., Hood, P. And Marsh, D. (2010). CLIL: Content and language integrated learning. Cambridge: Cambridge University Press.
Penulis sebagai penerbit
(Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Balitbang Depdiknas], 2010) Atau
Badan Penelitian dan Pengembangan,
Badan Penelitian dan Pengembangan [Balitbang]
(2007). The assessment of curriculum policy
of language subjects: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan.
Balitbang. (2008). The assessment of curriculum
policies in secondary education: Assessment report. Jakarta: Badan Penelitian dan
Depdiknas], (2010) menunjukan bahwa .... Kutipan berikutnya:
(Balitbang Depdiknas, 2010) Buku ber
editor (Waugh & Monville-Burston, 1990) Waugh, L.R., & Monville-Burston, M. (eds.). (1990). On language: Roman Jakobson. Cambridge, MA: Harvard University Press.
Beberapa karya dipublikasikan oleh seorang penulis pada tahun yang sama
(Sukyadi, 2011a, 2011b) Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011a). A
Semiotic Analysis of Cyber Emoticons (A Case Study of Kaskus Emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest
Indonesian Community. K@ta: A Biannual
Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50,
Sukyadi, D. & Mardiani, R. (2011b). The Washback Effect of National Examination (ENE) on
English teachers’ Classroom Teaching and
Students’ Learning. K@ta: A Biannual
Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 96-111,
(susun secara alfabetis berdasarkan judul) Buku yang
disusun oleh sebuah lembaga atau institusi
Badan Standar Nasional Pendidikan (2012)
merekomendasikan bahwa ...
(Badan Standar Nasional Pendidikan, 2012)
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2010). Pedoman penulisan buku ajar untuk perguruan tinggi. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
(Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, BHMN, 2009)
Laporan Tahunan Universitas Pendidikan Indonesia, Badan Hukum Milik Negara. (2009).Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia BHMN. Buku
elektronik Most authors begin their articles by explaining what caused them to conduct their
empirical investigations (Huck, 2012)
Huck, S.W. (2012). Reading statistics and research. Boston, MA: Pearson Education, Inc.
Available from NetLibrary database.
Buku
terjemahan (Young & Rang, 2005) Young, Y. S. & Rang, K. I. (2005). jorok ada di sini: Buku pengetahuan paling Semua yang jorok sedunia (M. Ayudiah, Trans.). Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Bab dalam
sebuah buku (Richards, 2002) Gunakan penulis Bab, bukan editor buku tersebut
Richards, J. C. (2002) Theories of Teaching in Language Teaching. In Richards, J.C. and
Renandya, W.A. (Eds.). (2002). Methodology
in language teaching: An anthology of current practice. Cambridge: Cambridge University Press.
Kutipan lebih dari 1 halaman
Kutipan pertama:
(Rush, Waldrop, Mitchell, & Dyches, 2005, pp. 283-284) Kutipan berikutnya dar sumber
yang sama:
(Rush et al., 2005, p. 291)
Rush, K. L., Waldrop, S., Mitchell, C., & Dyches, C. (2005). The RN-BSN distance education
experience: From educational limbo to more than
an elusive degree. Journal of Professional Nursing, 21, 283-292.
Dari
ensiklopedia (Crystal, 1987) Crystal, D. (1987). The Cambridge encyclopedia of
language). Cambridge: Cambridge University Press.
majalah mamala keur dirina. Mangle, 2364, pp.14-15. Dari artikel
koran cetak dengan penulis
(Kunaefi, 2012) Kunaefi, R. Mengidamkan postur polisi ideal.
(2012, January 4). The Republika, p. 4. Dokumen
pemerintah Jalal, Samani, Chang, Stevenson, Ragats, and Negara (2009) report that despite the positive contributions of MGMP, there are also ..
Jalal, F., Samani, M., Chang, M. C., Stevenson, R., Ragats, A.B. and Negara, S.D. (2009).
Teacher certification in Indonesia: A strategy for teacher quality improvement. Jakarta: Ministry of National Education and World bank. Retrived March 6, 2012, from: http://ddp-ext.worldbank.org/EdStats/ IDNprwp09c.pdf
Undang-undang Law of the Republic of
Indonesia Number 2, 1989 on National Education System, Article 5, Verse 1, states that ..
Law of the Republic of Indonesia, Number 2, 1989, on National Education System.
Makalah seminar atau konferensi atau prosiding
(Sukyadi, 2011) Pemakalah, A. A., & Pemakalah, B. B. (tahun).
Judul Makalah atau prosiding. Dalam A. Editor (Ed.), Judul simposium atau konferensi pp. x-x). tempat: Penerbit.
Penyaji, A. A. (Tahun, Bulan). Judul Makalah. Makalah disajikan dalam pertemuan nama organisasi, tempat
Sukyadi, D. (2011). The metaphorical use of English
address terms in indonesian blog comments (A pragmatic analysis of Indonesian bloggers). Disajikan pada Conference on English Studies (CONEST) 8, Unika Atma Jaya, Jakart Artikel jurnal dengan satu penulis (Karjo, 201) Atau Karjo (2011) berpendapat bahwa …
Karjo, C.H. (2011). Investigation of scalar implicature of Binus University students. K@ta: A Biannual Publication on the Study of Language and Literature, 13(1), pp. 56-75, Artikel jurnal
dengan 3-6 penulis
(Sukyadi, Setyarini, & Junida,
2011) Sukyadi, D., Setyarini, S. & Junida, A.I. (2011). A semiotic analysis of cyber emoticons (A case study of kaskus emoticons in The Lounge Forum at Kaskus-the Largest Indonesian
Community. K@ta: A Biannual Publication on the
Study of Language and Literature, 13(1), pp. 37-50,
Berasal dari tesis individu atau institusi
(Amalia, 2012) Amalia, A. (2012). The use of video in teaching
writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in
Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, Tidak diterbitkan) Skripsi/tesis/di
sertasi dari database
McNiel (2006)
(MCNiel, 2006) McNiel, D. S. (2006). personal narrative discussing growing up with Meaning through narrative: A an alcoholic mother. Retrieved from ProQuest Digital Dissertations. (AAT 1434728)
Abstrak dari
basis data (Morrissey, 2004) Morrissey, J. P. (2004). recidivism of mentally ill persons released Medicaid benefits and from jail (NCJ No. 214169) [Abstract].
Retrieved from National Criminal Justice Reference Service abstracts database. Abstrak
seminar atau simposisum
Brier, Pandelaere, Dewitte, &
Warlop (2006) Briers, B., Pandelaere, M., Dewitte, S., & Warlop, L. (2006, June). Hungry for money: The desire for caloric resources increases the desire for
Human Behavior and Evolution Society. Abstract retrieved from http://www.hbes .com/HBES/abst2006.pdf.
Skripsi/tesis/di sertasi dari Repositori
(Amalia, 2012) Amalia, A. (2012). The use of video in teaching
writing procedural text: A quasi-experimental study in one of Senior High Schools in
Bandung (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012). Retrieved from
http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_s kripsi=11587
Book review
(Telaah Buku) Cramond (2007) Cramond, B. (2007). Enriching the brain? Probably not for psychologists [Review of the book Enriching the brain: How to maximize every learner’s potential]. PsycCRITIQUES, 52(4), Article 2. Retrieved from
http://www.apa.org/psyccritiques/ Laman web
dengan penulis
(Ljungberg, 2012) Ljungberg, C.( 2012). Shadows, mirrors, and smoke
screens: zooming on iconicity. Retrieved March 22, 2012, from
http://www.iconicity.ch/en/iconicity/index.php Laman web
tanpa tahun (Sound Symbolism Checksheet, n.d.) Ling 131: Language & Style. (n.d.) symbolism checksheet. Retrieved March 22, Sound 2012, from http://www.lancs.ac.uk/fass/projects/stylistics/ topic5a/7soundchecksheet.htm Bila kutipan dari laman web sebuah institusi (Perpustakaan UPI, 2011) Sebagaimana dikatakan oleh Perpustakaan UPI (2011)
Perpustakaan UPI. (2011). Menyimak fungsi
perpustakaan. Retrieved March 26, 2012, from
http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option =com_content&task=view&id=26&Itemid=1 (Sekolah Pascasarjana UPI,
n.d.) Sekolah Pascasarjana UPI. (n.d.). pada tanggal 26 Maret 2012 dari: Sejarah. Diakses http://sps.upi.edu/tentang-sps/sejarah/
Gambar dari
Web Photo Paris Van JavaBandung-Indonesia (ID:
5081183ID, n.d.)
Paris Van Java-Bandung-Indonesia [Photo] (n.d.). Retrieved March 25, 2012 from
http://www.panoramio.com/photo/5081183