• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lap Pendahuluan PK RTRW Binjai (versi awal)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lap Pendahuluan PK RTRW Binjai (versi awal)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan

I | 1

I | 1

BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1.

1.1.

LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Binjai Tahun 2011-2030 yang ditetapkan melalui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Binjai Tahun 2011-2030 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012, telah berlaku hampir memasuki tahun ke-4 (empat). Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012, telah berlaku hampir memasuki tahun ke-4 (empat). Selama kurun waktu tersebut, banyak perkembangan/perubahan terjadi baik dalam lingkungan Selama kurun waktu tersebut, banyak perkembangan/perubahan terjadi baik dalam lingkungan eksternal maupun internal Kota Binjai yang mempengaruhi kinerja Perda ini sebagai pedoman eksternal maupun internal Kota Binjai yang mempengaruhi kinerja Perda ini sebagai pedoman dan arah pembangunan dan pemanfaatan ruang di Kota

dan arah pembangunan dan pemanfaatan ruang di Kota Binjai.Binjai.

Perubahan dari eksternal paling terlihat dengan perubahan kebijakan nasional dan daerah telah Perubahan dari eksternal paling terlihat dengan perubahan kebijakan nasional dan daerah telah diperkirakan mempengaruhi pembangunan di Kota Binjai, yaitu : Perpres 62 tahun 2012 tentang diperkirakan mempengaruhi pembangunan di Kota Binjai, yaitu : Perpres 62 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo (Mebidangro), yang Rencana Tata Ruang Kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo (Mebidangro), yang menjadi acuan penyelenggaran penataan ruang dan pembangunan yang terpadu di seluruh menjadi acuan penyelenggaran penataan ruang dan pembangunan yang terpadu di seluruh wilayah pemerintahan pada kawasan ini. Begitu juga pedoman terkait substansi produk dan wilayah pemerintahan pada kawasan ini. Begitu juga pedoman terkait substansi produk dan proses penyusunan randperda RTRW hingga evaluasi ranperda untuk mendapatkan proses penyusunan randperda RTRW hingga evaluasi ranperda untuk mendapatkan pengesahannya, dan dasar penyusunan aspek legal perlu diamati tentang Penyelenggaraan pengesahannya, dan dasar penyusunan aspek legal perlu diamati tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang diperkirakan mempengaruhi nomenklatur

Penataan Ruang diperkirakan mempengaruhi nomenklatur

Dinamika perkembangan Kota Binjai menunjukkan tidak mengalami perkembangan Dinamika perkembangan Kota Binjai menunjukkan tidak mengalami perkembangan perekonomian yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan jumlah penduduk Kota perekonomian yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan jumlah penduduk Kota Binjai pada tahun 2012 menjadi sebesar 250.252 jiwa dan, pertumbuhan ekonomi (PDRB) Binjai pada tahun 2012 menjadi sebesar 250.252 jiwa dan, pertumbuhan ekonomi (PDRB) berdasarkan harga konstan sebesar 2,284,050.93 juta. Sebagai kota sekunder atau kota satelit berdasarkan harga konstan sebesar 2,284,050.93 juta. Sebagai kota sekunder atau kota satelit terbesar di

terbesar di Kawasan MKawasan Metropolitan, Kota etropolitan, Kota Binjai Binjai diharapkan bediharapkan berkembang menjrkembang menjadi adi kotakota penyangga dengan menikmati dampak perkembangan metropolitan.

penyangga dengan menikmati dampak perkembangan metropolitan.

Karena itu, perlu dikaji peran penataan ruang memberikan ruang yang lebih menarik bagi Karena itu, perlu dikaji peran penataan ruang memberikan ruang yang lebih menarik bagi pelaku ekonomi/investor untuk mengembangkan usaha di Kota Binjai, diantarnya melalui pelaku ekonomi/investor untuk mengembangkan usaha di Kota Binjai, diantarnya melalui kebijakan dan strategi yang mendorong penyediaan infratruktur bagi pengembangan kawasan kebijakan dan strategi yang mendorong penyediaan infratruktur bagi pengembangan kawasan industri skala kawasan dan mengendalikan penyediaan lahan pangan berkelanjutan di wilayah industri skala kawasan dan mengendalikan penyediaan lahan pangan berkelanjutan di wilayah perkotaan Binjai dan kawasan selatan kota sebagai kawasan hijau.

(2)

Binjai sepanjang koridor Jl. Binjai-Medan dan

Binjai sepanjang koridor Jl. Binjai-Medan dan sekitarnya, berupa pembangunan kegiatan industrisekitarnya, berupa pembangunan kegiatan industri dan perumahan yang terus marak terjadi, bahkan perkembangan ini sudah menyentuh wilayah dan perumahan yang terus marak terjadi, bahkan perkembangan ini sudah menyentuh wilayah timur kota Binjai, dengan pembangunan perumahan di Kecamatan Binjai Selatan dan timur kota Binjai, dengan pembangunan perumahan di Kecamatan Binjai Selatan dan pembangunan pabrik-pabrik industri di sekitar Jl. Megawati.

pembangunan pabrik-pabrik industri di sekitar Jl. Megawati.

Rencana peruntukan/kawasan industri Kota Binjai yang diarahkan ke Keluruahan Binjai Utara Rencana peruntukan/kawasan industri Kota Binjai yang diarahkan ke Keluruahan Binjai Utara tidak mendapatkan respon bagi pemilik modal untuk mengembangkan kegiatan industri di tidak mendapatkan respon bagi pemilik modal untuk mengembangkan kegiatan industri di kawasan yang direncanakan. Sedangkan, seperti yang dijelaskan di atas terdapat pabrik/pabrik kawasan yang direncanakan. Sedangkan, seperti yang dijelaskan di atas terdapat pabrik/pabrik atau kegiatan industri yang telah

atau kegiatan industri yang telah berkembang di luar kawasan tersebut, sehingga membutuhkanberkembang di luar kawasan tersebut, sehingga membutuhkan perwujudan suatu kawasan industri bagi industri- industri yang ada maupun yang akan perwujudan suatu kawasan industri bagi industri- industri yang ada maupun yang akan diinvestatasikan di Kota Binjai.

diinvestatasikan di Kota Binjai.

Atas dasar masa berlaku Perda yang hampir empat tahun, mengadopsi perubahan kebijakan Atas dasar masa berlaku Perda yang hampir empat tahun, mengadopsi perubahan kebijakan dan arah pembangunan di tingkat yang lebih tinggi, menangkap peluang perkembangan dan arah pembangunan di tingkat yang lebih tinggi, menangkap peluang perkembangan perekonomian wilayah Mebidangro serta menyelesaikan kendala- kendala yang menghambat perekonomian wilayah Mebidangro serta menyelesaikan kendala- kendala yang menghambat perkembangan tersebut maka

perkembangan tersebut maka diperlukan perdiperlukan perubahan ubahan (revisi) rencana (revisi) rencana tata ruang yang lebihtata ruang yang lebih dapat menarik perkembangan kota, khususnya industri dan kegiatan ekonomi lainnya dan dapat menarik perkembangan kota, khususnya industri dan kegiatan ekonomi lainnya dan selanjutnya meningkatkan pelayanan, pendapatan

selanjutnya meningkatkan pelayanan, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat Kota BinjaiKota Binjai.. Menurut ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Menurut ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang untuk melakukan revisi produk RTRW terlebih dahulu melakukan peninjauan Penataan Ruang untuk melakukan revisi produk RTRW terlebih dahulu melakukan peninjauan embali terhadap RTRW Kabutten/kota. Secara periodek peninjauan kembali dapat dilakukan 1 embali terhadap RTRW Kabutten/kota. Secara periodek peninjauan kembali dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RTRWK mempertimbangkan kondisi (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Peninjauan kembali RTRWK mempertimbangkan kondisi perubahan lingkungan strategis atau perubahan kebijakan nasional yang mempengaruhi perubahan lingkungan strategis atau perubahan kebijakan nasional yang mempengaruhi pembangunan/pemanfaatan

pembangunan/pemanfaatan ruang ruang kabupaten kabupaten dan/atau dan/atau internal internal kabupaten.kabupaten.

Berdasarkan kondisi-kondisi di atas, Pemerintah Daerah Kota Binjai perlu untuk melaksanakan Berdasarkan kondisi-kondisi di atas, Pemerintah Daerah Kota Binjai perlu untuk melaksanakan peninjauan kembali RTRW Binjai pada Tahun 2017 untuk mengetahui apakah substansi RTRWK peninjauan kembali RTRW Binjai pada Tahun 2017 untuk mengetahui apakah substansi RTRWK masih relevan dengan dinamika pembangunan yang terjadi, dan sejauhmana RTRW masih relevan dengan dinamika pembangunan yang terjadi, dan sejauhmana RTRW dimplementasikan. Begitu pun, Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 menegaskan, dimplementasikan. Begitu pun, Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 menegaskan, bahwa peninjauan kembali tidak diartikan untuk melakukan pemutihan penyimpangan bahwa peninjauan kembali tidak diartikan untuk melakukan pemutihan penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan ruang. Peninjauan kembali rencana tata ruang akan pelaksanaan pemanfaatan ruang. Peninjauan kembali rencana tata ruang akan merekomendasikan perlu melakukan revisi RTRW atau tidak pe

merekomendasikan perlu melakukan revisi RTRW atau tidak pe rlu revisi RTRW. Tidak rlu revisi RTRW. Tidak perlu revisiperlu revisi RTRW akan diikuti

RTRW akan diikuti dengan langkah penerdengan langkah penertiban pengendalian pemanfaatan tiban pengendalian pemanfaatan ruang yang telaruang yang telahh menyimpang dari rencananya.

menyimpang dari rencananya.

Kegiatan peninjauan kembali akan dilihat melihat secara utuh kinerja pemanfaan ruang dan Kegiatan peninjauan kembali akan dilihat melihat secara utuh kinerja pemanfaan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, dan menghasilkan penyempurnaan substansi atau revisi pengendalian pemanfaatan ruang, dan menghasilkan penyempurnaan substansi atau revisi RTRW, namun tidak menyusun rencana yang baru. Peninj

RTRW, namun tidak menyusun rencana yang baru. Peninjauan auan kembali RTRW Kota Binjai Tahunkembali RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031 akan menghasilkan rekomendasi tentang penyempurnaan dalam hal apa saja yang 2011-2031 akan menghasilkan rekomendasi tentang penyempurnaan dalam hal apa saja yang perlu dilakukan pada sisa masa berlakunya RTRW demi mencapai tujuan penataan ruang Kota perlu dilakukan pada sisa masa berlakunya RTRW demi mencapai tujuan penataan ruang Kota Binjai.

(3)

Tujuan dari kegiatan Peninjauan Kembali RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031 adalah menyiapkan Tujuan dari kegiatan Peninjauan Kembali RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031 adalah menyiapkan dokumen tinjauan dan rekomendasi bagi revisi RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031.

dokumen tinjauan dan rekomendasi bagi revisi RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031. Tujuan tersebut dicapai melalui sasaran:

Tujuan tersebut dicapai melalui sasaran: 1.

1. Tersusunnya kajian peninjauan kembali RTRW Tersusunnya kajian peninjauan kembali RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031;Kota Binjai Tahun 2011-2031; 2.

2. Tersusunnya evaluasi penilaian terhadap Tersusunnya evaluasi penilaian terhadap RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031;RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031; 3.

3. Terumuskannya rekomendasi hasil peninjauan kembali bagi revisi RTRW Kota Binjai TahunTerumuskannya rekomendasi hasil peninjauan kembali bagi revisi RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031.

2011-2031.

1.3.

1.3. LANDASAN HUKUMLANDASAN HUKUM

Dasar pelaksanaan kegiatan penyusunan Peninjauan Kembali RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031 Dasar pelaksanaan kegiatan penyusunan Peninjauan Kembali RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031 adalah:

adalah: 1.3.1

1.3.1 Kelompok Undang-Undang:Kelompok Undang-Undang:

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 Tentang Perind5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian;ustrian; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedu28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;ng; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Daya Air;Air; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 31 Tahun 2004 Tentang Peri31 Tahun 2004 Tentang Perikanan;kanan; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Daerah; Pusat dan Daerah;

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;38 Tahun 2004 Tentang Jalan; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi;30 Tahun 2007 Tentang Energi; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerban1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;gan; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan;10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan; 

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;Lintas dan Angkutan Jalan; 

 Undang-undang RI No. Undang-undang RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Pengel32 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan olaan Lingkungan Hidup;Hidup; 

 Undang-undang RI No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;Undang-undang RI No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; 

 Undang-Undang Undang-Undang RI RI No. No. 2 2 Tahun 2012 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tentang Pengadaan Tanah BagiTanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum; Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 21 Tahun 21 Tahun 2012 Tentang 2012 Tentang Pembentukan Kota Binjai Pembentukan Kota Binjai Di Di ProvinsiProvinsi

Sumatera Utara; Sumatera Utara;

 Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27Undang-Undang RI No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27

Tahun 2007 Tent

Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan ang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Pulau-Pulau Kecil;Kecil;

(4)

 Undang-Undang RI No. Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daera23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;h;

1.3.2

1.3.2 Kelompok Peraturan/Keputusan Presiden Kelompok Peraturan/Keputusan Presiden dan Menteri:dan Menteri:

 Peraturan Presiden RI No. 63 Tahun 2012 tentang Peraturan Presiden RI No. 63 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan MebidangroRencana Tata Ruang Kawasan Mebidangro 

 Peraturan Pemerintah RI No. 80 Tahun 1999 Tentang Kawasan Siap Bangun Dan LingkunganPeraturan Pemerintah RI No. 80 Tahun 1999 Tentang Kawasan Siap Bangun Dan Lingkungan

Siap Bangun yang Berdiri Sendiri; Siap Bangun yang Berdiri Sendiri;

 Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas dan PengendalianPeraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian

Pencemaran Air; Pencemaran Air;

 Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 2006 Tentang Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan;Jalan; 

 Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;Ruang Wilayah Nasional; 

 Peraturan Pemerintah RI No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antaraPeraturan Pemerintah RI No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota. Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota.

 Peraturan Pemerintah RI No. Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 20042 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber D8 Tentang Pengelolaan Sumber Daya aya Air.Air. 

 Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2008 tentang Air Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;Tanah; 

 Peraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan KawasanPeraturan Pemerintah RI No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan

Perkotaan; Perkotaan;

 Peraturan Pemerintah RI No. 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;Peraturan Pemerintah RI No. 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; 

 Peraturan Pemerintah RI No. 68 Tahun 2010 Tentang bentuk dan tata cara peran masyarakatPeraturan Pemerintah RI No. 68 Tahun 2010 Tentang bentuk dan tata cara peran masyarakat

dalam penataan ruang; Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta dalam penataan ruang; Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 2013 Tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;

Rencana Tata Ruang;

 Peraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan PelaksanaanUndang-UndangPeraturan Pemerintah RI No. 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan PelaksanaanUndang-Undang

No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa; No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa;

 Peraturan Presiden RI No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka MenengahPeraturan Presiden RI No. 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional Tahun 2015

Nasional Tahun 2015 –– 2019; 2019;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka HijauPeraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau

Kawasan Perkotaan; Kawasan Perkotaan;

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara EvaluasiPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Evaluasi

Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah; Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis AnalisisPeraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Analisis

Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Aspek Fisik Dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;

Ruang;

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 41/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Kriteria TeknisPeraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 41/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknis

Kawasan Budi Daya; Kawasan Budi Daya;

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan danPeraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan; Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;

(5)

Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan

I | 5

I | 5

RTRW Kota; RTRW Kota;

 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 Tentang PedomanPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman

Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup; Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup;

 Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi danPeraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan

Informatika

Informatika dan dan Kepala Kepala Badan Badan koordinasi koordinasi Penanaman Penanaman Modal Modal No. No. 18 18 Tahun Tahun 2009 2009 TentangTentang Pedoman Pembangunan

Pedoman Pembangunan dan Penggunaan dan Penggunaan Bersama Menara Bersama Menara Telekomunikasi;Telekomunikasi;

 Peraturan Menteri Peraturan Menteri Negara LiNegara Lingkungan Hidungkungan Hidup No. 2p No. 27 Tahun 7 Tahun 2009 2009 Tentang Tentang PedomanPedoman

Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Pedoman PersetujuanKeputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Pedoman Persetujuan

Substansi dalam Rancangan Penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Substansi dalam Rancangan Penetapan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta Rencana Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, beserta Rencana Rincinya;

Rincinya;

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011 Tentang Pedoman PenyusunanPeraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota; Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;

 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana/ UsahaPeraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana/ Usaha

dan/atau kegiatan yang wajib

dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan;memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan;

 Kepmen Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001 Tentang Pedoman Penentuan SPM BidangKepmen Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2001 Tentang Pedoman Penentuan SPM Bidang

Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum; Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum;

1.3.3

1.3.3 Kelompok Peraturan Provinsi/DaerahKelompok Peraturan Provinsi/Daerah

 Draft Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara No. Tahun -- Tentang RTRW PropinsiDraft Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara No. Tahun -- Tentang RTRW Propinsi

Sumatera Utara; Sumatera Utara;

 Peraturan Daerah Kota Binjai No. -- Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan JangkaPeraturan Daerah Kota Binjai No. -- Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang

Panjang Daerah Daerah Kota Kota Binjai Binjai Tahun Tahun - - ;;

 Peraturan Peraturan Daerah Daerah Kota Kota Binjai Binjai No. No. Tahun Tahun Tentang Tentang Rencana Rencana Pembangunan Pembangunan JangkaJangka

Menengah

Menengah Daerah Daerah Kota Kota BinjaiTahun BinjaiTahun - - ;;

1.4.

1.4. RUANG LINGKUPRUANG LINGKUP 1.4.1

1.4.1 Lingkup WilayahLingkup Wilayah

Kegiatan ini meliputi wilayah administrasi Kota Binjai yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini meliputi wilayah administrasi Kota Binjai yang terletak di Provinsi Sumatera Utara.

Sebelah

Sebelah Utara Utara : : Kabupaten Kabupaten Langkat Langkat dan dan Kabupaten Kabupaten Deli Deli SerdangSerdang Sebelah

Sebelah Selatan Selatan : : Kabupaten Kabupaten Langkat Langkat dan dan Kabupaten Kabupaten Deli Deli SerdangSerdang Sebelah

Sebelah Barat Barat : : Kabupaten Kabupaten LangkatLangkat Sebelah

(6)
(7)

A.

A.

Proses persiapanProses persiapan

 Penyusunan rencana kerjaPenyusunan rencana kerja 

 Desk Study (studi literatur) : best Desk Study (studi literatur) : best practice, pedoman, literatur,studi terdahulu, terkait.practice, pedoman, literatur,studi terdahulu, terkait. 

 Field study (studi lapangan) : Inventarisasi data dilakukan dengan pengumpulan dataField study (studi lapangan) : Inventarisasi data dilakukan dengan pengumpulan data

sekunder pada instansi terkait maupun survey pengamatan langsung. sekunder pada instansi terkait maupun survey pengamatan langsung.

B.

B.

Melakukan kajian Melakukan kajian peninjauan kembalipeninjauan kembali, yang , yang terdiri dari :terdiri dari :

 Kajian terhadap keabsahan RTRWKajian terhadap keabsahan RTRW 

 Kajian Kepentingangan Peninjauan Kembali RTRWKajian Kepentingangan Peninjauan Kembali RTRW 

 Kajian Tipologi Peninjauan KembaliKajian Tipologi Peninjauan Kembali 

 Melaksanakan Peninjauan KembaliMelaksanakan Peninjauan Kembali

C.

C.

Melakukan kajian dan diskusi-diskusiMelakukan kajian dan diskusi-diskusi

Melakukan kajian dan diskusi pada masing-masing kelompok diskusi (FGD) untuk melihat Melakukan kajian dan diskusi pada masing-masing kelompok diskusi (FGD) untuk melihat pelaksanaan indikasi program RTRW melalui program-program pembangunan, serta pelaksanaan indikasi program RTRW melalui program-program pembangunan, serta penerapan pengendalian pemanfaatan ruang RTRW dalam tahap perijinan dan penertiban penerapan pengendalian pemanfaatan ruang RTRW dalam tahap perijinan dan penertiban pemanfaatan ruang.

pemanfaatan ruang.

D.

D.

Merumuskan rekomendasi hasil penilaian peninjauan kembali RTRW Kota Binjai, Merumuskan rekomendasi hasil penilaian peninjauan kembali RTRW Kota Binjai, yangyang berisikan hasil skoring dan p

berisikan hasil skoring dan penilaiannya, yaituenilaiannya, yaitu

E.

E.

ang dapat berisikan perubahan tujuan, kebijakan, strategi, rencana struktur ruang, rencanaang dapat berisikan perubahan tujuan, kebijakan, strategi, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, arahan pemanfaatan ruang dan arahan pengendalian pemanfaatan

pola ruang, arahan pemanfaatan ruang dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang.ruang.

F.

F.

Melaksanakan pembahasan hasil rekomendasi bersama Melaksanakan pembahasan hasil rekomendasi bersama seluruh Tim Pelaksana Peninjauanseluruh Tim Pelaksana Peninjauan Kembali untuk mendapatkan tanggapan penyempurnaan rekomendasi. Setelah pembahasan Kembali untuk mendapatkan tanggapan penyempurnaan rekomendasi. Setelah pembahasan dan mendapatkan kesepakatan

dan mendapatkan kesepakatan seluruh anggota Tim Pelaksanan Peninjauan Kembali disusunseluruh anggota Tim Pelaksanan Peninjauan Kembali disusun Surat Keputusan tentang

Surat Keputusan tentang Rekomendasi Peninjauan KembaiRekomendasi Peninjauan Kembai

G.

(8)

1.5.

(9)

BAB 2 BAB 2 DASAR HUKUM

DASAR HUKUM

Terkait pada kegiatan Peninj

Terkait pada kegiatan Peninjauan Kembali Peauan Kembali Perda Rencana Tata Ruang rda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWilayah (RTRW) W) KotaKota Binjai Tahun 2011-2030 pelaksanaan didasarkan pada 6 (enam) peraturan perundang-undangan, Binjai Tahun 2011-2030 pelaksanaan didasarkan pada 6 (enam) peraturan perundang-undangan, yaitu :

yaitu : 1.

1. UU 26/2007 tentang UU 26/2007 tentang Penataan Ruang,Penataan Ruang, 2.

2. UU 12/2011 tentUU 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undanganang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan 3.

3. PP 15/2015 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, ,PP 15/2015 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, , 4.

4. Permendagri 28/2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah TentangPermendagri 28/2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah,

Rencana Tata Ruang Daerah, 5.

5. Permendagri 1/2014 tentang Pembentukan Peraturan Permendagri 1/2014 tentang Pembentukan Peraturan Daerah, danDaerah, dan 6.

6. Permen PU 17/2009 tentPermen PU 17/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.ang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Proses peninjauan kembali rencana tata ruang merupakan upaya untuk melihat kesesuaian Proses peninjauan kembali rencana tata ruang merupakan upaya untuk melihat kesesuaian antara rencana tata ruang dan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan antara rencana tata ruang dan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan lingkungan strategis dan dinamika internal, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang. Berikut dasar lingkungan strategis dan dinamika internal, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang. Berikut dasar hukum pelaksanaan peninjauan kembali dan kdudukannya dalam proses penyelenggaraan hukum pelaksanaan peninjauan kembali dan kdudukannya dalam proses penyelenggaraan penataan ruang.

(10)

2.1

2.1

UU NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANGUU NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Hal-hal yang diatur pada UU No.

Hal-hal yang diatur pada UU No. 26/2007 tentang peninjauan kembali Rencana Tata Ruang26/2007 tentang peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah dilihat sebagai berikut :

Wilayah dilihat sebagai berikut : a)

a) Pasal 16Pasal 16

 ayat 1, bahwa Rencana Tata Ruang dapat ayat 1, bahwa Rencana Tata Ruang dapat ditinjau kembali (PKditinjau kembali (PK)) 

 ayat 2, ayat 2, bahwa PK bahwa PK menghasilkan dua kemungkinan rekomendasi, yaitu :menghasilkan dua kemungkinan rekomendasi, yaitu :

1)

1) rencana tata ruang yang dapat berlaku sesuai dengan masa berlakunya (tidak perlurencana tata ruang yang dapat berlaku sesuai dengan masa berlakunya (tidak perlu direvisi), atau

direvisi), atau 2)

2) rencana tata rencana tata ruang yang ada perlu direvisi.ruang yang ada perlu direvisi.

 ayat 3, jika PK tersebut menghasilkan rekomendasi perlu revisi (1), maka revisi rencanaayat 3, jika PK tersebut menghasilkan rekomendasi perlu revisi (1), maka revisi rencana

tata ruang dilaksanakan dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai tata ruang dilaksanakan dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan ketentuan

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.peraturan perundang-undangan. b)

b) Pasal 26Pasal 26

 ayat 5, bahwa Rencana tata ruang wilayah kabupaten (mutatis mutandis wilayah kota)ayat 5, bahwa Rencana tata ruang wilayah kabupaten (mutatis mutandis wilayah kota)

ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam

ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tah5 (lima) tahun,un,

 ayat 6, dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali ayat 6, dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, jika :dalam 5 (lima) tahun, jika : o

o dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alamdalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam

skala besar yang d

skala besar yang d itetapkan dengan peraturan perundang-undangan, dan/atauitetapkan dengan peraturan perundang-undangan, dan/atau

o

o perubahan batas teritorial negara, wilayah provinsi, dan/atau wilayah kabupatenperubahan batas teritorial negara, wilayah provinsi, dan/atau wilayah kabupaten

yang ditetapkan dengan Undang-Undang. yang ditetapkan dengan Undang-Undang.

 Penjelasan pasal 26 ayat 5 (dan pasal 28 mutatis mutandi pada Penjelasan pasal 26 ayat 5 (dan pasal 28 mutatis mutandi pada tata ruang wilayah kota),tata ruang wilayah kota),

bahwa bahwa

o

o peninjauan kembali rencana tata ruang merupakan upaya untuk melihat kesesuaianpeninjauan kembali rencana tata ruang merupakan upaya untuk melihat kesesuaian

antara rencana tata ruang dan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan antara rencana tata ruang dan kebutuhan pembangunan yang memperhatikan perkembangan lingkungan strategis dan dinamika internal serta pelaksanaan perkembangan lingkungan strategis dan dinamika internal serta pelaksanaan pemanfaatan ruang.

pemanfaatan ruang.

o

o Hasil peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota berisiHasil peninjauan kembali rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota berisi

rekomendasi tindak

rekomendasi tindak lanjut sebagai berikut:lanjut sebagai berikut: a.

a. perlu dilakukan revisi karena adanya :perlu dilakukan revisi karena adanya :

i.i. perubahan kebijakan dan strategi nasional dan/atau provinsi yangperubahan kebijakan dan strategi nasional dan/atau provinsi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang

(11)

ii.

ii. terjadi dinamika internal kabupaten terjadi dinamika internal kabupaten yang mempengaruhi pemanfaatanyang mempengaruhi pemanfaatan ruang kabupaten secara mendasar; atau

ruang kabupaten secara mendasar; atau b.

b. tidak perlu dilakukan revisi karenatidak perlu dilakukan revisi karena

i.i. tidak ada :perubahan kebijakan dan strategi nasional dan/atau provinsitidak ada :perubahan kebijakan dan strategi nasional dan/atau provinsi dan

dan ii.

ii. tidak terjadi dinamika internal kabupaten yang mempengaruhitidak terjadi dinamika internal kabupaten yang mempengaruhi mempengaruhi pemanfaatan ruang kabupaten secara mendasar.

mempengaruhi pemanfaatan ruang kabupaten secara mendasar.

o

o Untuk peninjauan kembali dan revisi dalam waktu yang kurang dari 5 (lima) tahun,Untuk peninjauan kembali dan revisi dalam waktu yang kurang dari 5 (lima) tahun,

dilakukan apabila : strategi pemanfaatan ruang dan struktur ruang wilayah dilakukan apabila : strategi pemanfaatan ruang dan struktur ruang wilayah kabupaten yang bersangkutan menuntut adanya suatu perubahan yang mendasar kabupaten yang bersangkutan menuntut adanya suatu perubahan yang mendasar sebagai akibat dari penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan/atau sebagai akibat dari penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan/atau rencana tata ruang wilayah provinsi dan dinamika pembangunan di wilayah rencana tata ruang wilayah provinsi dan dinamika pembangunan di wilayah kabupaten yang bersangkutan.

kabupaten yang bersangkutan.

o

o Peninjauan kembali dan revisi rencana tata ruang wilayah kabupaten dilakukanPeninjauan kembali dan revisi rencana tata ruang wilayah kabupaten dilakukan

bukan untuk pemutihan penyimpangan pemanfaatan ruang. bukan untuk pemutihan penyimpangan pemanfaatan ruang.

Gambar 2.1 Gambar 2.1

Kedudukan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang dalam Sistem Penataan Ruang Kedudukan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang dalam Sistem Penataan Ruang

(12)
(13)

2.2

2.2

PP NO. 15 TAPP NO. 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANGHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Secara khusus, PP No. 15/2011 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dilihat pada seluruh Secara khusus, PP No. 15/2011 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dilihat pada seluruh pasal pada Bab V Bagian Keenam tentang Kriteria dan Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana pasal pada Bab V Bagian Keenam tentang Kriteria dan Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang, meliputi :

Tata Ruang, meliputi : 1.

1. Pasal 81, lingkup PK meliputi peninjauan kembali terhadap rencana tata ruang wilayah danPasal 81, lingkup PK meliputi peninjauan kembali terhadap rencana tata ruang wilayah dan peninjauan kembali terhadap rencana rinci tat

peninjauan kembali terhadap rencana rinci tat a a ruang.ruang. 2.

2. Pasal 82, kurun waktu PK Pasal 82, kurun waktu PK dilakukan :dilakukan : a.

a. 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, atau1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, atau b.

b. lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkunganlebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan strategis berupa:

strategis berupa:

i.i. bencana alam skala besar bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan; ii.

ii. perubahan batas teritorial negara perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undangyang ditetapkan dengan undang-undang; -undang; atauatau iii.

iii. perubahan batas wilayah daerah yang perubahan batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan undang-undang.ditetapkan dengan undang-undang. 3.

3. Pasal 83, tahapan kegiatan PK meliputi :Pasal 83, tahapan kegiatan PK meliputi : a.

a. penetapan pelaksanaan peninjauan kembali penetapan pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang;rencana tata ruang; b.

b. pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang; danpelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang; dan c.

c. perumusan rekomendasi tindak lanjut hasil pelaksanaan peninjauan kembali rencanaperumusan rekomendasi tindak lanjut hasil pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang.

tata ruang. 4.

4. Pasal 84, bentuk Pasal 84, bentuk penetapan pelaksanaan PK melalui :penetapan pelaksanaan PK melalui : a.

a. keputusan Menteri untuk peninjauan kembali terhadap Rencana Tata Ruang Wilayahkeputusan Menteri untuk peninjauan kembali terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan Nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional;

strategis nasional; b.

b. keputusan gubernur untuk peninjauan kembali rencana tata ruang terhadap rencanakeputusan gubernur untuk peninjauan kembali rencana tata ruang terhadap rencana tata ruang wilayah provinsi d

tata ruang wilayah provinsi dan rencana tata ruang an rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dankawasan strategis provinsi; dan c.

c. keputusan bupati/walikota untuk peninjauan kembali rencana tata ruang terhadapkeputusan bupati/walikota untuk peninjauan kembali rencana tata ruang terhadap rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, rencana tata ruang kawasan strategis rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota, rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota, dan rencana

kabupaten/kota, dan rencana detail tata ruang.detail tata ruang. 5.

5. Pasal 85, pelaksana PK adalah :Pasal 85, pelaksana PK adalah : a.

a. Tim yang dibentuk oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuaiTim yang dibentuk oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya.

kewenangannya. b.

b. Tim terdiri dari unsur-unsur : pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi danTim terdiri dari unsur-unsur : pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan lembaga penelitian

(14)

6.

6. Pasal 86, proses Pasal 86, proses kegiatan pelaksanaan PK adalah :kegiatan pelaksanaan PK adalah : a.

a. pengkajian,pengkajian, b.

b. evaluasi, sertaevaluasi, serta c.

c. penilaian terhadap rencana tata ruangpenilaian terhadap rencana tata ruang 7.

7. Pasal 87, tentang Pasal 87, tentang hasil pelaksanaan PK, berupa :hasil pelaksanaan PK, berupa :

 ayat (1), rekmeondasi tindak lanjut ayat (1), rekmeondasi tindak lanjut berupa :berupa :

1)

1) tidak perlu dilakukan revisi terhadtidak perlu dilakukan revisi terhadap rencana tata ap rencana tata ruang; ruang; atauatau 2)

2) perlunya dilakukan revisi terhadap rencana tperlunya dilakukan revisi terhadap rencana t ata ruang.ata ruang.

 ayat (2), apabila PK menghasilkan rekomendasi : Tidak Perlu Dilakukan Revisi, dapatayat (2), apabila PK menghasilkan rekomendasi : Tidak Perlu Dilakukan Revisi, dapat

disertai dengan

disertai dengan usulan untuk usulan untuk didilakukan pdidilakukan penertiban terhadap enertiban terhadap pelanggaran rencanapelanggaran rencana tata ruang.

tata ruang.

 ayat (3), apabila PK menghasilkan rekomendasi dilakukan revisi rencana tata ruang,ayat (3), apabila PK menghasilkan rekomendasi dilakukan revisi rencana tata ruang,

dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan ketentuan peraturan dengan tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

perundang-undangan.

8.

8. Pasal 88, syarat rekomendasi Pasal 88, syarat rekomendasi perlu Revisi terhadap RTRW, perlu Revisi terhadap RTRW, adalah :adalah : a.

a. terjadi perubahan kebijakan nasional dan perubahan kebijakan provinsi yangterjadi perubahan kebijakan nasional dan perubahan kebijakan provinsi yang mempengaruhi penataan ruang

mempengaruhi penataan ruang wilayah kabupaten/kota; dan/atauwilayah kabupaten/kota; dan/atau b.

b. terdapat dinamika pembangunan kabupaten/kota yang menuntut perlunya dilakukanterdapat dinamika pembangunan kabupaten/kota yang menuntut perlunya dilakukan peninjauan kembali dan revisi rencana tat

peninjauan kembali dan revisi rencana tat a ruang wilayah kaa ruang wilayah kabupaten/kota.bupaten/kota.

9.

9. Pasal 89, prosedur Revisi terhadap RTRW, adalah : sama dengan prosedur penyusunan danPasal 89, prosedur Revisi terhadap RTRW, adalah : sama dengan prosedur penyusunan dan prosedur penetapan rencana tata ruang yang baru disusun (Pasal 25 sampai dengan Pasal prosedur penetapan rencana tata ruang yang baru disusun (Pasal 25 sampai dengan Pasal 38, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 53 sampai dengan Pasal 58, Pasal 61, Pasal 62, Pasal 67 sampai 38, Pasal 43, Pasal 44, Pasal 53 sampai dengan Pasal 58, Pasal 61, Pasal 62, Pasal 67 sampai dengan Pasal 70, dan Pasal 75 sampai d

dengan Pasal 70, dan Pasal 75 sampai d engan Pasal 8engan Pasal 80)0) 10.

10. Pasal 90,Pasal 90,

 revisi terhadap rencana tata ruang yang materi perubahannya tidak lebih dari 20% (duarevisi terhadap rencana tata ruang yang materi perubahannya tidak lebih dari 20% (dua

puluh persen), penetapannya dapat dilakukan melalui perubahan peraturan puluh persen), penetapannya dapat dilakukan melalui perubahan peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang.

undangan tentang rencana tata ruang.

  jangka waktu rencana tata ruang hasil revisi berakhir sampai dengan berakhirnya jangka jangka waktu rencana tata ruang hasil revisi berakhir sampai dengan berakhirnya jangka

waktu rencana tata

(15)

11.

11. Pasal 91,Pasal 91,

 Revisi terhadap rencana tata ruang dilakukan bukan untuk pemutihan terhadapRevisi terhadap rencana tata ruang dilakukan bukan untuk pemutihan terhadap

penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan ruang. penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan ruang.

2.3

2.3

PERMEN PERMEN PU PU No. No. 17 17 TAHUN TAHUN 2009 2009 TENTANG TENTANG PENYUSUNAN RENCANA TAPENYUSUNAN RENCANA TATATA RUANG KOTA

RUANG KOTA

Permen PU No. 17 tahun 2009, pada

Permen PU No. 17 tahun 2009, pada bagian Lampiran menyatakan bahwa :bagian Lampiran menyatakan bahwa : 1.

1. Peninjauan kembali RTRW kota dapat dPeninjauan kembali RTRW kota dapat dilakukan kurang dari 5 ilakukan kurang dari 5 (lima) tahun (lima) tahun jika:jika: a.

a. terjadi perubahan kebijakan dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruangterjadi perubahan kebijakan dan strategi yang mempengaruhi pemanfaatan ruang wilayah; dan

wilayah; dan b.

b. terjadi dinamika internal yang mempengaruhi pemanfaatan ruang secara mendasarterjadi dinamika internal yang mempengaruhi pemanfaatan ruang secara mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar dan pemekaran wilayah yang antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar dan pemekaran wilayah yang ditetapkan dengan p

ditetapkan dengan p eraturan perundang-undangan.eraturan perundang-undangan. 2.

2. Peninjauan kembali dan revisi RTRW kota dPeninjauan kembali dan revisi RTRW kota d ilakukan bukan untuk pemutihan terhadapilakukan bukan untuk pemutihan terhadap penyimpangan pemanfaatan ruang.

penyimpangan pemanfaatan ruang.

2.4

2.4

KEPMEN KIMPRASWIL NO. 327 TAHUN 2002 TENTANG PENETAPAN ENAM PEDOMANKEPMEN KIMPRASWIL NO. 327 TAHUN 2002 TENTANG PENETAPAN ENAM PEDOMAN BIDANG PENATAAN RUANG

BIDANG PENATAAN RUANG

Berdasarkan Pasal 92 PP 15 tahun 2011, dinyatakan bahwa ketentuan mengenai tata cara Berdasarkan Pasal 92 PP 15 tahun 2011, dinyatakan bahwa ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan kembali

pelaksanaan kembali (PK) ren(PK) rencana tata ruacana tata ruang diatur dengang diatur dengan Peraturan n Peraturan Menteri Menteri yangyang membidangi urusan tata ruang, sementara pada Permen PU

membidangi urusan tata ruang, sementara pada Permen PU No. 17 tahun 2009 tidak teNo. 17 tahun 2009 tidak termasukrmasuk menguraikan tentang PK tersebut. Karena belum ada pedoman turunan PP 15

menguraikan tentang PK tersebut. Karena belum ada pedoman turunan PP 15 tahun 2011tahun 2011 tersebut, layak ditimbang menggunakan pedoman yang dicantumkan pada Keputusan Menteri tersebut, layak ditimbang menggunakan pedoman yang dicantumkan pada Keputusan Menteri Pemukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor 327/Kpts/M/2002 Tentang Penetapan Enam

Pemukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor 327/Kpts/M/2002 Tentang Penetapan Enam

Pedoman Bidang Penataan Ruang, Lampiran VI tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Pedoman Bidang Penataan Ruang, Lampiran VI tentang Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kawasan Perkotaan.

(16)

1.

1. Bab II : Bab II : Proses dan Tahapan Peninjauan KembaliProses dan Tahapan Peninjauan Kembali

Faktor yang menentukan diperlukan melaksanakan kegiatan peninjauan

Faktor yang menentukan diperlukan melaksanakan kegiatan peninjauan kembali rencanakembali rencana tata ruang, adalah :

tata ruang, adalah : a.

a. Faktor EksternalFaktor Eksternal

i.i. Adanya perubahan dan/atau penyempurnaan peraturan dan/atau rujukan sistemAdanya perubahan dan/atau penyempurnaan peraturan dan/atau rujukan sistem penataan ruang;

penataan ruang; ii.

ii. Adanya perubahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang dan/atau sektoral kawasanAdanya perubahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang dan/atau sektoral kawasan perkotaan yang berdampak pada pengalokasian kegiatan pembangunan yang perkotaan yang berdampak pada pengalokasian kegiatan pembangunan yang memerlukan ruang berskala besar;

memerlukan ruang berskala besar; iii.

iii. Adanya ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah paradigma sistemAdanya ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah paradigma sistem pembangunan dan pemerintahan serta p

pembangunan dan pemerintahan serta p aradigma perencanaan tata ruang;aradigma perencanaan tata ruang; iv.

iv. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat danAdanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dan seringkali radikal dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam meminimalkan seringkali radikal dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam meminimalkan kerusakan lingkungan;

kerusakan lingkungan; v.

v. Adanya bencana alam yang cukup besar sehingga mengubah struktur dan polaAdanya bencana alam yang cukup besar sehingga mengubah struktur dan pola pemanfaatan ruang, dan memerlukan relokasi kegiatan budidaya maupun pemanfaatan ruang, dan memerlukan relokasi kegiatan budidaya maupun lindung yang ada

lindung yang ada demi pembangunan pasca bencana.demi pembangunan pasca bencana. b.

b. Faktor InternalFaktor Internal

i.i. Rendahnya kualitas Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang dipergunakanRendahnya kualitas Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang dipergunakan sebagai acuan untuk penertiban perizinan lokasi pembangunan, sehingga kurang sebagai acuan untuk penertiban perizinan lokasi pembangunan, sehingga kurang dapat mengoptimalisasi perkembangan dan pertumbuhan aktivitas sosial dapat mengoptimalisasi perkembangan dan pertumbuhan aktivitas sosial ekonomi yang cepat

ekonomi yang cepat dan dinamis;dan dinamis; ii.

ii. Rendahnya kualiRendahnya kualitas ini dapat tas ini dapat disebabkan karena disebabkan karena tidak diikutinytidak diikutinya proses a proses teknisteknis dan prosedur kelembagaan perencanaan

dan prosedur kelembagaan perencanaan tata ruang;tata ruang; iii.

iii. Terbatasnya pengertian dan komitmen aparat yang terkait dengan tugasTerbatasnya pengertian dan komitmen aparat yang terkait dengan tugas penataan ruang, mengenai fungsi dan kegunaan Rencana Tata Ruang Kawasan penataan ruang, mengenai fungsi dan kegunaan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan dalam

Perkotaan dalam pelaksanaan pembangunapelaksanaan pembangunan;n; iv.

iv. Adanya perubahan atau pergeseran nilai/norma dan tuntutan hidup yang berlakuAdanya perubahan atau pergeseran nilai/norma dan tuntutan hidup yang berlaku di dalam masyarakat;

(17)

v.

v. Lemahnya aparatur yang berwenang dalam bidang pengendalian pemanfaatanLemahnya aparatur yang berwenang dalam bidang pengendalian pemanfaatan ruang.

ruang.

2.

2. Bab IV Bab IV : : Tata CaraTata Cara

Tahapan Pelaksanaan Peninjauan Kembali Tahapan Pelaksanaan Peninjauan Kembali a.

a. Tahap Evaluasi Data dan InformasiTahap Evaluasi Data dan Informasi

 Menyusun profil, kualitas Menyusun profil, kualitas dan kesahan rencana tata ruangdan kesahan rencana tata ruang 

 Menginventarisasi tingkat permasalahan pemanfaatan ruang, berupa simpanganMenginventarisasi tingkat permasalahan pemanfaatan ruang, berupa simpangan

pemanfaatan ruang dan lokasi pembangunan pemanfaatan ruang dan lokasi pembangunan

 Mengumpulkan perubahan kebijkan eksernal yang mempengaruhi rencana danMengumpulkan perubahan kebijkan eksernal yang mempengaruhi rencana dan

pemanfaatan ruang. pemanfaatan ruang. b.

b. Tahap Penentuan Tahap Penentuan Perlu/Tidaknya Peninjauan KembaliPerlu/Tidaknya Peninjauan Kembali Proses peninjauan kembali

Proses peninjauan kembali dilaksanakan, jidilaksanakan, jika sekurang-kurangnya salah satu ka sekurang-kurangnya salah satu daridari kriteria dibawah ini dipenuhi:

kriteria dibawah ini dipenuhi:

 Terjadi perubahan kebijaksanaan pemerintah/sektor untuk pembangunan berskalaTerjadi perubahan kebijaksanaan pemerintah/sektor untuk pembangunan berskala

besar atau kegiatan penting yang tidak dapat ditampung oleh struktur dan pola besar atau kegiatan penting yang tidak dapat ditampung oleh struktur dan pola pemanfaatan ruang dalam Rencana

pemanfaatan ruang dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang yang ada;ada;

 Terjadi perubahan faktor-faktor internal dalam pembangunan daerah karenaTerjadi perubahan faktor-faktor internal dalam pembangunan daerah karena

adanya perubahan prioritas, perkembangan kawasan atau sektor yang tidak adanya perubahan prioritas, perkembangan kawasan atau sektor yang tidak dipertimbangkan sebelumnya;

dipertimbangkan sebelumnya;

 Terjadinya simpangan-simpangan besar dalam struktur dan pola pemanfaatanTerjadinya simpangan-simpangan besar dalam struktur dan pola pemanfaatan

ruang. ruang. c.

c. Tahap Penentuan Tipologi Tahap Penentuan Tipologi Peninjauan KPeninjauan Kembaliembali Penentuan tipologi PK dimaksudkan agar p

Penentuan tipologi PK dimaksudkan agar p elaksanaannya lebih fokus pemecahanelaksanaannya lebih fokus pemecahan masalah ketidaksesuaian rencana terhadap perkembangan yang berlangsung. masalah ketidaksesuaian rencana terhadap perkembangan yang berlangsung. Penentuan tipologi berdasarkan 3 (tiga) kriteria penentuan PK, yaitu :

Penentuan tipologi berdasarkan 3 (tiga) kriteria penentuan PK, yaitu : 1)

1) Kesahan Rencana Tata Ruang Kesahan Rencana Tata Ruang yang berlaku, meliputi :yang berlaku, meliputi :

 Kelengkapan dan keabsahan dataKelengkapan dan keabsahan data 

 Metode dan analisisMetode dan analisis 

(18)

 Prosedur penyusunan RTRW Prosedur penyusunan RTRW KotaKota

2)

2) Perubahan Faktor Eksternal, Perubahan Faktor Eksternal, meliputi :meliputi :

 Terdapanya peraturan, rujukan baru dan kTerdapanya peraturan, rujukan baru dan k ebijaksanaan ebijaksanaan barubaru 

 Terdapat perubahan Terdapat perubahan dinamis akibat kebijaksanaan atau dinamis akibat kebijaksanaan atau pertumbuhan pertumbuhan ekonomiekonomi 

 Terdapat paradigma baruTerdapat paradigma baru

3)

3) Simpangan, meliputi :Simpangan, meliputi :

 Simpangan dalam pemanfaatanSimpangan dalam pemanfaatan 

 Simpangan dalam pengendalianSimpangan dalam pengendalian

Tipologi Peninjauan Kembali yang dihasilkan, berupa : Tipologi Peninjauan Kembali yang dihasilkan, berupa :

Tipologi

Tipologi Kesahihan Kesahihan Eksternal Eksternal SimpanganSimpangan A

A Sah Sah TetaTeta KecilKecil

B

B Sah Sah Berubah Berubah KecilKecil C

C Sah Sah BerubahBerubah BesarBesar

D

D Sah Sah TetaTeta BesarBesar

FF Tdk Tdk Sah Sah Berubah Berubah KecilKecil G

G Tdk Tdk Sah Sah TetaTeta KecilKecil H

H Tdk Tdk Sah Sah Berubah Berubah BesarBesar II Tdk Tdk Sah Sah TetaTeta BesarBesar

d.

d. Tahap Kegiatan Peninjauan KembaliTahap Kegiatan Peninjauan Kembali Proses pelaksanaan PK mencakup : Proses pelaksanaan PK mencakup : 1)

1) Kajian/penilaian dan/atau evaluasi Rencana Tata Ruang Kegiatan Kajian/penilaian dan/atau evaluasi Rencana Tata Ruang Kegiatan ini berupa :ini berupa :

 Kajian/penilaian terhadap kelengkapan materi dan proses penyusunan, denganKajian/penilaian terhadap kelengkapan materi dan proses penyusunan, dengan

pedoman pada UU Penataan Ruang serta standar dan pedoman teknis pedoman pada UU Penataan Ruang serta standar dan pedoman teknis penyusunan Rencana Tata Ruang;

(19)

 Evaluasi kemampuan Rencana Tata Ruang sebagai alat perencanaan,Evaluasi kemampuan Rencana Tata Ruang sebagai alat perencanaan,

khususnya dalam identifikasi pelaksanaan program dan proyek pembangunan khususnya dalam identifikasi pelaksanaan program dan proyek pembangunan yang terkait dengan

yang terkait dengan penataan ruang;penataan ruang;

 Penyesuaian materi Rencana Tata Ruang dalam mengakomodasi perubahanPenyesuaian materi Rencana Tata Ruang dalam mengakomodasi perubahan

kebijaksanaan, tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan kebijaksanaan, tujuan, sasaran, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang;

ruang;

 Evaluasi kemampuan Rencana Tata Ruang untuk mengakomodasi dinamikaEvaluasi kemampuan Rencana Tata Ruang untuk mengakomodasi dinamika

perkembangan pemanfaatan ruang serta sekaligus melakukan penyesuaian perkembangan pemanfaatan ruang serta sekaligus melakukan penyesuaian rencana;

rencana;

 Evaluasi kesesuaian antara perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruangEvaluasi kesesuaian antara perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang

yang ditetapkan pada Rencana Tata Ruang yang dituju, dan mencari yang ditetapkan pada Rencana Tata Ruang yang dituju, dan mencari tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk menanggulangi penyimpangan yang tindakan yang perlu dilakukan untuk menanggulangi penyimpangan yang terjadi.

terjadi. 2)

2) Penyempurnaan Rencana Tata RuangPenyempurnaan Rencana Tata Ruang Tergantung pada t

Tergantung pada tipologinya, yaitu berupa:ipologinya, yaitu berupa: a)

a) Pembakuan materi Rencana Tata Ruang jika berdasarkan hasil peninjauanPembakuan materi Rencana Tata Ruang jika berdasarkan hasil peninjauan ditemukan bahwa materi yang ditinjau tidak memenuhi persyaratan minimal ditemukan bahwa materi yang ditinjau tidak memenuhi persyaratan minimal sebagai Rencana Tata

sebagai Rencana Tata Ruang yang baku;Ruang yang baku; b)

b) Penyesuaian terhadap materi Rencana Tata Ruang agar mampuPenyesuaian terhadap materi Rencana Tata Ruang agar mampu mengakomodasi perubahan kebijaksanaan, tujuan, sasaran, dan dinamika mengakomodasi perubahan kebijaksanaan, tujuan, sasaran, dan dinamika pembangunan, serta untuk mengkoreksi struktur

pembangunan, serta untuk mengkoreksi struktur dan pola pemanfaatan ruang.dan pola pemanfaatan ruang. Bentuk dari kegiatan ini adalah:

Bentuk dari kegiatan ini adalah:

 Penambahan komponen-komponen rencana;Penambahan komponen-komponen rencana; 

 Perbaikan sebagai komponen rencana;Perbaikan sebagai komponen rencana; 

 Perumusan kembali kebijaksanaan dan strategi pengembangan wilayah sertaPerumusan kembali kebijaksanaan dan strategi pengembangan wilayah serta

tujuan dan sasaran pembangunan; tujuan dan sasaran pembangunan;

(20)

3)

3) Pemantapan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Rencana TatPemantapan Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Rencana Tat a Ruanga Ruang Kegiatan ini berupa diseminasi Rencana Tata Ruang ke setiap sektor, pemanfaatan Kegiatan ini berupa diseminasi Rencana Tata Ruang ke setiap sektor, pemanfaatan Rencana Tata Ruang sebagai alat koordinasi, sebagai acuan pembangunan, Rencana Tata Ruang sebagai alat koordinasi, sebagai acuan pembangunan, penyempurnaan kegiatan pemantauan dan pelaporan evaluasi dan sebagainya. penyempurnaan kegiatan pemantauan dan pelaporan evaluasi dan sebagainya.

e.

e. Tahap Pengesahan RencanaTahap Pengesahan Rencana

Masing-masing tipologi mempunyai tingkat kedalaman aspek yang perlu di tinjau Masing-masing tipologi mempunyai tingkat kedalaman aspek yang perlu di tinjau kembali dan secara prinsip menentukan tata cara pengesahan dari hasil peninjauan kembali dan secara prinsip menentukan tata cara pengesahan dari hasil peninjauan kembali tersebut.

kembali tersebut.

Penjelasan untuk masing-masing jenis pengesahan adalah: Penjelasan untuk masing-masing jenis pengesahan adalah: 1)

1) Tanpa PengesahanTanpa Pengesahan

Apabila peninjauan kembali mempunyai kondisi tidak mempengaruhi isi kesahan Apabila peninjauan kembali mempunyai kondisi tidak mempengaruhi isi kesahan suatu Rencana Tata Ruang

suatu Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan. Tipologi yang sesuai dalam kategoriKawasan Perkotaan. Tipologi yang sesuai dalam kategori ini adalah tipologi I, dan IV.

ini adalah tipologi I, dan IV. 2)

2) Pengesahan dengan SK WalikotaPengesahan dengan SK Walikota

Apabila RTR masih sah dan faktor eksternal berubah, tetapi tidak merubah tujuan, Apabila RTR masih sah dan faktor eksternal berubah, tetapi tidak merubah tujuan, strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang. Dalam hal dapat dilakukan strategi serta struktur dan pola pemanfaatan ruang. Dalam hal dapat dilakukan peninjauan kembali dengan menyampaikan aturan tambahan dalam rangka peninjauan kembali dengan menyampaikan aturan tambahan dalam rangka penyesuaian rencana. Tipologi yang sesuai dalam kategori ini adalah tipologi II, dan penyesuaian rencana. Tipologi yang sesuai dalam kategori ini adalah tipologi II, dan III.

III.

Pengesahan Rencana Tata Ruang hasil peninjauan kembali perlu disesuaikan dengan Pengesahan Rencana Tata Ruang hasil peninjauan kembali perlu disesuaikan dengan bentuk legal rencana yang ditinjau kembali. Bila rencana yang ditinjau kembali bentuk legal rencana yang ditinjau kembali. Bila rencana yang ditinjau kembali ditetapkan dengan Perda (RTRW Kota), maka hasil penyempurnaannya juga ditetapkan ditetapkan dengan Perda (RTRW Kota), maka hasil penyempurnaannya juga ditetapkan dengan Perda sebagai amandemen dari Perda sebelumnya.

(21)

BAB 3 BAB 3 REVIEW RTRW KOTA BINJAI

REVIEW RTRW KOTA BINJAI

3.1

3.1

TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KOTA BINJAIPENATAAN RUANG KOTA BINJAI

3.1.1

3.1.1

Tujuan Penataan RuangTujuan Penataan Ruang

Tujuan penataan ruang Kota Binjai hingga tahun 2030 adalah : Tujuan penataan ruang Kota Binjai hingga tahun 2030 adalah :

Terwujudnya kegiatan pemukiman skala besar pusat perdagangan/jasa regional, dan kota Terwujudnya kegiatan pemukiman skala besar pusat perdagangan/jasa regional, dan kota industri skala regional dan nasional yang aman, nyaman, berkelanjutan, produktif dengan industri skala regional dan nasional yang aman, nyaman, berkelanjutan, produktif dengan pertumbuhan ekonomi tinggi dan meningkatkan kesejahteraan penduduk Kota Binjai.

pertumbuhan ekonomi tinggi dan meningkatkan kesejahteraan penduduk Kota Binjai.

3.1.2

3.1.2

Kebijakan Dan Strategi Penataan RuangKebijakan Dan Strategi Penataan Ruang

Untuk mewujudkan tujuan penataang ruang tersebut dirumuskan kebijakan dan strategi Untuk mewujudkan tujuan penataang ruang tersebut dirumuskan kebijakan dan strategi penataang ruang Kota Binjai merupakan arah penataan ruang yang diharapkan dan penataang ruang Kota Binjai merupakan arah penataan ruang yang diharapkan dan langkah-langkah untuk mencapainya, yaitu meliputi :

langkah untuk mencapainya, yaitu meliputi : 1.

1. Kebijakan dan strateKebijakan dan strate gi pengembangan struktur ruang gi pengembangan struktur ruang Kota Kota BinjaiBinjai a.

a. pengembangan pusat-pusat pengembangan pusat-pusat kegiatan pelayanan kegiatan pelayanan perkotaanperkotaan b.

b. pengembangan sistem pengembangan sistem jaringan prasaranajaringan prasarana 2.

2. kebijakan dan strategi pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan pola ruangpola ruang a.

a. pengembangan kawasan lindung;pengembangan kawasan lindung; b.

b. pengembangan kawasan budi daya.pengembangan kawasan budi daya. 3.

3. Kebijakan pengembangan kawasan Kebijakan pengembangan kawasan strategis Kota Binjai.strategis Kota Binjai.

Uraian tujuan, kebijakan dan strategi penataang ruang pada RTRW Kota

Uraian tujuan, kebijakan dan strategi penataang ruang pada RTRW Kota Binjai dapat dilihatBinjai dapat dilihat pada Tabel 3.1 hingga Tabel 3.2.

(22)

3.2

3.2 RENCANA STRUKTUR RUANGRENCANA STRUKTUR RUANG Rencana struktur ruang Kota

Rencana struktur ruang Kota Binjai selanjutnya dituangkan dalam bentuk hirarki pusat pelayananBinjai selanjutnya dituangkan dalam bentuk hirarki pusat pelayanan kegiatan perkotaan yang menggambarkan pembentukan pusat-pusat pertumbuhan eksisting kegiatan perkotaan yang menggambarkan pembentukan pusat-pusat pertumbuhan eksisting saat ini, yaitu terbentuknya Kota Binjai sebagai pusat pertumbuhan regional Mebidang-ro, pusat saat ini, yaitu terbentuknya Kota Binjai sebagai pusat pertumbuhan regional Mebidang-ro, pusat utama Kota Binjai dan pusat-pusat SPK sebagai sub pusat kota.dan sistem jaringan prasarana, utama Kota Binjai dan pusat-pusat SPK sebagai sub pusat kota.dan sistem jaringan prasarana, yaitu meliputi :

yaitu meliputi : 1.

1. Rencana sistem Rencana sistem pusat-pusat pelayanan;pusat-pusat pelayanan; 2.

2. Rencana sistem Rencana sistem jaringan transportasi;jaringan transportasi; 3.

3. Rencana sistem Rencana sistem jaringan enjaringan energi/kelistrikan;ergi/kelistrikan; 4.

4. Rencana sistem Rencana sistem jaringan telekomunikasijaringan telekomunikasi;; 5.

5. Rencana sistem jaringan sumber Rencana sistem jaringan sumber daya air; dandaya air; dan 6.

6. Rencana sistem Rencana sistem jaringan infrastruktur perkotaanjaringan infrastruktur perkotaan

3.3

3.3 RENCANA POLA RUANGRENCANA POLA RUANG

Rencana pola ruang pada dasarnya merupakan penetapan lokasi serta besaran ruang untuk Rencana pola ruang pada dasarnya merupakan penetapan lokasi serta besaran ruang untuk mewadahi berbagai jenis kegiatan fungsional perkotaan. Pola ruang wilayah Kota Binjai terdiri mewadahi berbagai jenis kegiatan fungsional perkotaan. Pola ruang wilayah Kota Binjai terdiri dari :

dari : 1.

1. Rencana Kawasan Lindung, danRencana Kawasan Lindung, dan 2.

2. Rencana Kawasan Budidaya.Rencana Kawasan Budidaya.

3.4

3.4 RENCANA PENETAPAN KAWASAN STRATEGISRENCANA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Kawasan strategis kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena Kawasan strategis kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Berdasarkan UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, penetapan dan/atau lingkungan. Berdasarkan UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, penetapan kawasan strategis pada setiap jenjang wilayah administratif Kota Binjai dapat berkaitan dengan kawasan strategis pada setiap jenjang wilayah administratif Kota Binjai dapat berkaitan dengan aspek atau kepentingan berikut :

aspek atau kepentingan berikut : 1.

1. Kawasan Strategis Kawasan Strategis Berkaitan Dengan Peningkatan Pertumbuhan Berkaitan Dengan Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi, Ekonomi, dandan 2.

2. Kawasan Strategis Berkaitan Dengan AspKawasan Strategis Berkaitan Dengan Asp ek Social Budaya, danek Social Budaya, dan 3.

(23)

LaporanPendahuluan

LaporanPendahuluan III| 3III| 3

Tabel 3.1. Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kota Binjai Tabel 3.1. Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kota Binjai

KEBIJAKAN STRATEGI

KEBIJAKAN STRATEGI

1.

1. Pengembangan Pengembangan sistem sistem pusat-pusat pusat-pusat kegiatan kegiatan pelayanan pelayanan perkotaanperkotaan Pengembangan pusat-pusat kegiatan pelayanan

Pengembangan pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan secara terpadu, berhirarki, dan saling perkotaan secara terpadu, berhirarki, dan saling berhubungan untuk mendukung penetapan Kota berhubungan untuk mendukung penetapan Kota Binjai sebagai bagian Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Binjai sebagai bagian Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Mebidangro oleh Pemerintah.

Mebidangro oleh Pemerintah.

a.

a. membangun kawasan industri dengan membangun kawasan industri dengan skala pelayanan regional dan Nasional diskala pelayanan regional dan Nasional di Kecamatan Binjai Utara dengan disertai pembangunan jalan dan infrastruktur Kecamatan Binjai Utara dengan disertai pembangunan jalan dan infrastruktur penunjang kegiatan industri;

penunjang kegiatan industri; b.

b. mengembangkan pusat perdagangan/jasa regional Kota Binjai untuk melayanimengembangkan pusat perdagangan/jasa regional Kota Binjai untuk melayani penduduk Kota Binjai dan kota-kota di sekitarnya;

penduduk Kota Binjai dan kota-kota di sekitarnya; c.

c. membagi wilayah kota menjadi 6 (enam) subpusat pelayanan kota, membagi wilayah kota menjadi 6 (enam) subpusat pelayanan kota, selanjutnyaselanjutnya dilakukan pembagian fungsi-fungsi kegiatan kota ke seluruh subpusat

dilakukan pembagian fungsi-fungsi kegiatan kota ke seluruh subpusat pelayanan kota;

pelayanan kota; d.

d. membangun pusat-pusat kegiatan pelayanan baru di membangun pusat-pusat kegiatan pelayanan baru di setiap subpusat pelayanansetiap subpusat pelayanan kota secara sinergis dan terpadu dengan pusat-pusat kegiatan pelayanan yang kota secara sinergis dan terpadu dengan pusat-pusat kegiatan pelayanan yang sudah ada;

sudah ada; e.

e. melengkapi prasarana dan sarana lingkungan serta melengkapi prasarana dan sarana lingkungan serta fasilitas pelayanan umum difasilitas pelayanan umum di setiap hirarki pusat-pusat kegiatan pelayanan; dan

setiap hirarki pusat-pusat kegiatan pelayanan; dan 2.

2. Pengembangan Pengembangan sistem sistem jaringan jaringan prasarana prasarana wilayahwilayah Pengembangan dan peningkatan kualitas dan Pengembangan dan peningkatan kualitas dan  jangkauan pelayanan sistem jaringan prasa  jangkauan pelayanan sistem jaringan prasaranarana

wilayah kota untuk menunjang pertumbuhan wilayah kota untuk menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah, pemerataan pembangunan, dan ekonomi wilayah, pemerataan pembangunan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang peningkatan kesejahteraan masyarakat yang meliputi:

meliputi: a.

a.  jaringan transportasi; jaringan transportasi; b.

b.  jaringan energi; jaringan energi;

1.

1. Strategi pengembangan jaringan transportasi :Strategi pengembangan jaringan transportasi : a.

a. mendukung fungsi Kota Binjai mendukung fungsi Kota Binjai sebagai salah satu pusat kegiatan transportasisebagai salah satu pusat kegiatan transportasi Kawasan Perkotaan Mebidangr

Kawasan Perkotaan Mebidangro o dengan:dengan: 

 meningkatkan aksesibilitas Kota Binjai menuju Medan meningkatkan aksesibilitas Kota Binjai menuju Medan dengandengan meningkatkan kapasitas da

meningkatkan kapasitas dan kinerja jalan arteri n kinerja jalan arteri MedanMedan –– Binjai; Binjai; 

 meningkatkan pelayanan transportasi massal dengan layanan perekeretaapianmeningkatkan pelayanan transportasi massal dengan layanan perekeretaapian Medan

Medan –– Binjai; Binjai; 

 mendorong percepatan pembangunan ruas jalan Tol Medanmendorong percepatan pembangunan ruas jalan Tol Medan –– Binjai; Binjai;

Peninjauan Kembali RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031

Peninjauan Kembali RTRW Kota Binjai Tahun 2011-2031

d.

d.  jaringan sumber daya air; dan jaringan sumber daya air; dan e.

e.  jaringan prasarana perkotaan. jaringan prasarana perkotaan.

 membangun terminal Tipe A membangun terminal Tipe A di Kecamatan Binjai Timur; dandi Kecamatan Binjai Timur; dan 

 memantapkan terminal Tipe B Ikan Pmemantapkan terminal Tipe B Ikan P aus di Kecamatan Binjai Kota yangaus di Kecamatan Binjai Kota yang terintegrasi antar moda dan antar

terintegrasi antar moda dan antar wilayah.wilayah. b.

b. membangun jalan kolektor sekunder/jalan lingkar dan jalan lingkungan Kotamembangun jalan kolektor sekunder/jalan lingkar dan jalan lingkungan Kota Binjai;

Binjai; c.

c. membangun terminal Tipe C yang merupakan subterminal di setiap subpusatmembangun terminal Tipe C yang merupakan subterminal di setiap subpusat pelayanan kota;

pelayanan kota; d.

d. meningkatkan pelayanan angkutan umum yang nyaman menuju seluruhmeningkatkan pelayanan angkutan umum yang nyaman menuju seluruh kelurahan di Kota Binjai;

kelurahan di Kota Binjai; e.

e. membangun ruas-ruas membangun ruas-ruas jalan baru jalan baru dan peningkatan dan peningkatan akses sertakses sert a a layananlayanan  jaringan jalan arteri, kolektor, dan jaringan jal

 jaringan jalan arteri, kolektor, dan jaringan jalan lokal, yang menghubungkanan lokal, yang menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan dan antara pu

antar pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan dan antara pu sat-pusatsat-pusat kegiatan dengan masing-masing wilayah pelayanan; dan

kegiatan dengan masing-masing wilayah pelayanan; dan f.

f. membangun dan meningkatkan kualitas layanan terminal umummembangun dan meningkatkan kualitas layanan terminal umum sebagai simpul transportasi, mencakup di

sebagai simpul transportasi, mencakup di dalamnya pembangunandalamnya pembangunan simpul-simpul baru dan pengembangan jalur-jalur

Gambar

Tabel 3.1. Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kota BinjaiTabel 3.1. Kebijakan Dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kota Binjai
Tabel 3.2 Kebijakan Dan Strategi Pen
Tabel 3.4 Rencana Pola Ruang dan Penatapan Kawasan Strategis di Kota  Tabel 3.4 Rencana Pola Ruang dan Penatapan Kawasan Strategis di Kota  BinjaiBinjai NO
Tabel 3.4 Rencana Pola Ruang dan Penatapan Kawasan Strategis di Kota  Tabel 3.4 Rencana Pola Ruang dan Penatapan Kawasan Strategis di Kota  BinjaiBinjai NO
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut (1) bahan ajar matematika bercirikan Guided Discovery Learning

Berdasarkan ketentuan Pasal 26 Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah, untuk sementara

Quality Management Systems merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek – praktek standar untuk manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian

Petani kayu berskala kecil di Propinsi Lampung sering mengolah pohon kayu yang cepat tumbuh menjadi papan yang dijual di pasar lokal atau propinsi (Yuliyanti, 2000). Kegiatan

The MoCA assess several cognitive domains including executive function, visuospatial function, attention and concentration, memory, language, calculation and

b) Secara berganda kedua variabel independen yaitu : hubungan antar karyawan, dan etos kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Perusahaan Daerah Air Minum

Guru seharusnya memperhatikan kesalahan-kesalahan jawaban siswa yang sering muncul dalam menyelesaikan soal-soal jajargenjang dan trapesium sehingga dalam proses

Dari kelima faktor tersebut, faktor yang paling berpengaruh adalah faktor pengalaman, artinya siswa yang sering diberikan soal-soal pembuktian matematis akan lebih