• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN Teori Typography Typography adalah ilmu yang mempelajari tentang tata letak, karakter, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN Teori Typography Typography adalah ilmu yang mempelajari tentang tata letak, karakter, dan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Teori Typography

Typography adalah ilmu yang mempelajari tentang tata letak, karakter, dan penggunaan huruf pada suatu desain. Setiap jenis huruf memiliki jenis karakter yang berbeda-beda, dan pada kondisi tertentu dapat mempengaruhi audience serta pesan yang hendak disampaikan.

Menurut Danton Sihombing MFA (2005,Jakarta), kelancaran dan keberhasilan sebuah aktivitas komunikasi ditentukan oleh perangkat yang menjembatani antara si pengirim pesan dan penerima pesan. Selama berabad-abad lamanya telah terbukti bahwa bahasa tulis merupakan sebuah perangkat komunikasi yang efektif. Dapat dikatakan bahwa bahasa tulis merupakan representasi fisik dari struktur pemikiran yang ada di otak kita yang tidak dapat terlihat secara kasat mata.

Typography merupakan upaya menyampaikan sebuah gagasan yang tidak hanya dinilai dari tingkat keterbacaannya, tetapi apa yang ditangkap audience melalui indera penglihatan untuk membawa mereka lebih dalam lagi memahami gagasan atau pesan yang disampaikan.

Kriteria – kriteria dalam pemilihan huruf :

• Huruf – huruf decoratif dan script memiliki limitasi dalam pengunaannya, tidak seperti halnya jenis huruf – huruf mainstream yang memiliki kompabilitas untuk

(2)

digunakan dalam berbagai tujuan. Biasanya penggunaan huruf – huruf dekoratif dan script diterapkan untuk keperluan atau tujuan – tujuan tertentu seperti dalam

desain logo, label, judul buku, ataupun menu hidangan. Contoh huruf dekoratif :

Camelot ; Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 !@#$%^&*()_+<>?::”{}[]

Custom typefaces adalah huruf – huruf yang khusus diciptakan untuk keperluan sebuah rancangan grafis. Gagasan diciptakannya huruf khusus guna memberikan pewarnaan baru pada setiap desain yang akan dibuat.

Contoh huruf custom typefaces :

Palatino Linotype :   Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo         Pp Qq Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz 

      0 1 2 3 4 5 6 7 8 9         !@#$%^&*()_+<>?::”{}[]  4.1.2 Teori Warna

4.1.2.1Teori Skema Warna

Dalam pendekatannya di visual, warna sangatlah mempengaruhi pesan yang akan disampaikan, menciptakan hasrat dan ikut terlibat dalam emosi. Yang membuat dampak merasa dan ikut terlibat. Berikut ini adalah ragam skema warna yang akan

(3)

digunakan salah satunya untuk mendukung publikasi buku kebaya ini, yang diambil dari buku Color Harmony, Hideaki Chijiwa.

4.1.2.1 Warna-warna Hangat

Turunan warna dari merah ke kuning, meliputi oranye, merah jambu, coklat dan merah keungu-unguan, disebut warna-warna hangat. Pada kenyataannya warna merah sendiri memiliki radiasi sinar infra merah yang sangat besar dimana memang mewakili warna yang sangat mencolok, agresif, tidak dapat ditebak dan masih banyak lagi karakter lainnya. Sangat berbeda dengan warna-warna yang lain, warna ini sangat membangkitkan emosi kita. Di lingkungan pekerjaan warna ini dapat memacu mereka untuk bekerja lebih giat lagi, dan lebih cepat lagi. Dan penggunaan warna-warna itu selalu menarik perhatian kita jikalau diletakkan dibagian depan sampul majalah,

(4)

poster-poster dsb. Warna-warna hangat selalu dapat membuat warnanya terlihat menyenangkan, ceria dan luar biasa.

4.1.2.2 Warna-warna dingin

Penurunan warna dari hijau ke violet, termasuk biru dan pengembangan dari warna abu - abu, seperti yang kita tahu mereka semua adalah warna yang memiliki sifat dingin mungkin disebabkan karena mereka mengingatkan kita pada salju dan es. Warna-warna ini memberikan efek yang hampir sama dengan warna hangat tetapi kebalikannya, warna dingin ini lebih menenangkan, contoh hal warna ini sering kali di pakai untuk menenangkan pasien di rumah sakit yang sedang panik. Bagaimanapun juga warna biru dan penurunan hijau ini memiliki nilai yang positif karena mereka memberikan kesan bersih.

4.1.2.3 Warna-warna terang

Warna terang pada penurunan warna terang memiliki kesan yang sangat lembut dan kalem, seperti gulali yang menghiasi langit biru muda di angkasa. Warna-warna ini tidaklah begitu penting walaupun merupakan penurunan dari warna-warna terang seperti oranye, ataupun ungu. Warna ini biasanya disebut warna pastel. Warna ini memiliki karakter yang lembut, dan manis.

4.1.2.4Warna-warna Gelap

Hitam dan warna gelap lainnya memiliki rasa yang berantakan seperti langit yang di selimuti awan mendung. Warna hitam dan warna gelap lainnya memiliki karakteristik warna yang kuat dan solid dan cenderung diwakilkan dengan warna-warna yang mencerminkan besi dan sejenisnya. Warna ini juga terkesan warna mahal, misterius,

(5)

elegan dan sangat mewakilkan kaum pria. Dan merupakan warna yang sangat konvensional.

4.1.2.5 Warna-warna Kontras

Masing-masing warna kontras memiliki ciri masing-masing dan membawa karakter sendiri-sendiri. Warna merah akan selalu tampak lebih menonjol dibanding warna-warna kontras lainnya, karena warna merah memang memiliki warna yang kuat dibanding kuning dan biru. Begitu juga dengan hitam dan putih, warna tersebut dapat menonjolkan kekuatanya masing-masing, hanya di butuhkan pengaturannya saja. Kadang kala warna terang memang menonjol tetapi warna gelam akan lebih dominan lagi jika kita mengetahui cara menempatkannya. Karena mata kita akan menangkap warna yang pertama kali terlihat lebih mencolok.

4.1.3 Teori Photography

Menurut Jonathan Hilton(1996,Australia) Dalam studi Photography ijelaskan bahwa Photography yang umum ada pada masyarakat adalah fine art ( seni photografi ) dan commercial ( komersial ) photografi.

Seni photografi biasanya menggunakan teknik :

• Portraits : Komposisi yang dipakai lebih banyak tegak lurus atau berdiri.

( tampak muka dari dekat, setengah bahu keatas, setengah pinggang keatas tegak lurus seluruh badan

Biasanya dilakukan didalam studio karena dapat mengatur cahaya yang kita inginkan.

(6)

• Landscape : Pengambilan gambar yang dipakai mengikuti ruang yang ada atau ruang / objek lain turut dimasukan ( 1/3 dari atas, 1/3dari bawah, 1/3 dari bawah). Dapat dilakukan diluar ruangan / di luar studio dan dapat juga di dlam studio.

• Lighting : Pencahayaan memiliki andil yang penting dalam pengambilan gambar yang baik.

Spotlight ; Cahaya yang di dapat akan keras sehingga dapat membuat cahaya menjadi over.

Softbox ; Cahaya yang akan dihasilkan akan menjadi lembut atau lebih sendu , dan terkesan kalem

Shadowsless lighting ; Cahaya yang di pakai dapat membuat bayangan yang mendukung photo tersebut menjadi lebih baik lagi

Berdasarkan data tersebut di atas maka penulis mencoba untuk mengaplikasikan photo-photo yang akan mendukung buku kebaya ini dengan menggunakan teknik photografi tersebut.

4.1.4 Teori Layout

Diartikan sebagai penataletakan atau pengorganisasian atau strukturisasi dari beberapa unsur desain agar teratur dan tercipta hirarki yang baik guna mendapatkan dampak yang kuat bagi pelihat (kamus istilah periklanan, Matari Advertising).

Kriteria layout yang baik menurut Lori Siebert & Lisa Ballard (Making a Good Layout, 1992), yaitu :

1. Works : sesuai dengan tujuan pembuatannya, sesuai dengan target pembaca serta tempat beredarnya.

(7)

2. Organizes : memiliki hirarki baca yang baik untuk diikuti, menyampaikan pesan secara jelas dan teratur.

3. Attracts : menarik perhatian pembaca, mampu tampil beda dari keadaan sekelilingnya.

Prinsip-prinsip sebuah layout :

1. Balance (seimbang) : keseimbangan membantu menentukan ukuran dan pengaturan setiap bagian-bagian dalam layout. Layout yang tidak seimbang membuat pembaca kesulitan membaca, dan akan merasakan ada sesuatu yang salah pada halaman yang dibaca. Ada 2 macam pendekatan balance, yaitu symmetric balance (kuat, stabil) dan asymmetric balance (variatif, bergerak). 2. Rhythm (irama) : irama merupakan bentuk yang dihasilkan dengan

mengulang elemen secara bervariasi. Pengulangan secara konsisten dan bervariasi adalah kunci utamanya. Keduanya saling melengkapi karena tanpa adanya variasi, pengulangan akan tampak membosankan. Setiap variasi elemen yang mengalami pengulangan juga harus memiliki kesatuan yang utuh.

3. Emphasis (titik berat) : dalam upaya menarik perhatian pembaca, setiap pesan pada layout harus memiliki daya tarik yang tinggi. Jika tidak khalayak akan cepat berpaling.

4. Unity (kesatuan) : keseluruhan elemen pada sebuah layout harus saling memiliki satu dengan yang lainnya. Hal ini membantu menentukan banyaknya elemen yang ingin digunakan atau bagaimana penggunaannya

(8)

4.1.5 Teori Grid

Sistem Grid : Grid memudahkan penempatan teks dari halaman ke halaman berikutnya, sehingga halaman per halaman dari setiap buku dapat tampil konsisten. Selain teks grid juga bisa menepatkan gambar sebagai elemen pendukung atau utama. Di dalam grid kita juga dapat memanfaatkan ruang kosong sebagai penyeimbang atau kedinamisan layout. (Dikutip dari : Goodman, Allison (2000). 7 Essentials of Graphic Design) Tujuan dari grid untuk merapihkan penempatkan teks & gambar. Grid menolong pembaca untuk dengan mudah menemukan materi yang diharapkan setiap saat, walau saat membuka majalah dengan bahan glossy dengan santai ataupun membuka halaman per halaman secara cepat oleh seorang jurnalis yang hanya memerlukan informasi tertentu. Desainer sudah sepantasnya menganggap grid sebagai bantuan untuk mempermudah di baca dan dipahami (Dikutip dari: Jute, Andre. (1995) Grids; The Structure of Graphic Design,p110).

Menurut Danton Sihombing(2001,p87-89)Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen – elemen visual dalam sebuah ruang. Grid system digunakan sebagai perangakat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid systems seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik

(9)

• Repetability : Halaman per halaman mempunyai penempatan yang identik.

• Composition : Komposisi menggabungkan teks dengan ilustrasi juga fotografi agar terlihat bagus dengan alas an estetis.

• Communication : Tujuan desain grafis untuk mengkomunikasikan pesan grid membantu agar pesan tersebut tersampaikan dengan baik.

4.1.6 Teori Komunikasi Massa

Menurut Joseph A. Devito, komunikasi massa adalah komunikasi yang diarahkan kepada khalayak yang sangat luas, disalurkan melalui sarana audio atau visual. Komunikasi massa dapat diartikan dengan memusatkan perhatian pada lima variable yang terdukung dalain setiap tindak komunikasi dan memperlihatkan bagaimana variable-variabel ini bekerja pada media massa. Variabel-variabel tersebut adalah sumber, khalayak, pesan, proses dan konteks. Sarana yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi dengan massa adalah televisi, radio, surat kabar, majalah, buku dan hasil rekaman kaset (audio), piringan hitam atau compact disc.

Beberapa tujuan yang lazim dari komunikasi massa adalah menghibur, meyakinkan (mengukuhkan, mengubah, mengaktifkan), memberi informasi, mengukuhkan status, membius dan menciptakan rasa persatuan.

Media massa mempunyai kelemahan tetapi juga kekuatan dalam mempengaruhi pandangan, sikap dan tindakan masyarakat. Kelemahan komunikasi melalui media massa adalah pengirim pesan tidak mengenal penerima pesan. la hanya bisa membayangkan keadaan penerima pesan, misalnya tingkat pendidikan, pengetahuan

(10)

dan sebagainya. Kelemahan ini tidak dapat dijembatani dengan dialog langsung. Keadaan ini membatasi efektivitas media massa. dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Namun media massa juga mempunyai kekuatan, karena memberikan kemungkinan penyampaian pesan berulang-ulang. Pengulangan pesan selalu mempunyai dampak lebih besar daripada penyampaian pesan sekali saja.

Tetapi, tetapi tidak semua jenis media massa mempunyai kekuatan dan keterbatasan yang sama. Masing-masing jenis media massa. mempunyai karakteristik. Karakteristik ini perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media untuk penyampaian pesan, agar penyampaian pesan lebih efektif (Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi).

4.2 Strategi Kreatif

Menjadikan buku tersebut menjadi bagian dari buku kebudayaan di Indonesia serta diharapkan dapat menunjang Informasi yang dapat menambah pengetahuan masyarakat di Indonesia pada umumnya, mengingat segala sesuatu yang berkaitan tentang sejarah sering kali dilupakan. Maka diharapkan tidak seperti itu jika buku tentang kebaya ini disusun dengan visual menarik dan memberikan tambahan data dan informasi yang disusun dengan baik.

4.2.1 Strategi Komunikasi 4.2.1.1Fakta Kunci

Ada beberapa hal nyata yang dapat dijadikan sebagai kekuatan atau pendukung maupun kelemahan atau penghambat dalam penyampaian komunikasi kepada masyarakat sehubungan dengan pembuatan buku mengenai Kebaya, yaitu antara lain :

(11)

a. Kebaya merupakan busana Nasional wanita Indonesia dan akan menjadi abadi jikalau kebaya terus menerus dikenakan dan tidak ditinggalkan.

b. Dari setiap daerah di Nusantara hampir seluruhnya mengenal busana kebaya yang disesuaikan dengan adat masing-masing daerah

c. Sudah ada beberapa buku kebaya lebih banyak bercerita dengan full text dimana image hanya sebagai pelengkap.

4.2.1.2 Masalah yang akan dikomunikasikan

Mengangkat kisah perjalanan Kebaya di Indonesia dari tahun ke tahun secara garis besar ke dalam sebuah buku dari sisi yang berbeda dari buku-buku kebaya yang sudah ada sebelumnya, dimana penggunaan photography dan ilustrasi menjadi bagian dalam desain buku ketimbang rangkaiaan kata-kata. Untuk menonjolkan kisah kebaya di setiap tahun yang berbeda.

4.2.1.3 Tujuan Komunikasi

Proses komunikasi yang ingin dituju dalam hal ini adalah AIDA, yaitu Attention, Interest, Desire, Action.

a. Attention : Menarik perhatian masyarakat untuk membeli buku Kebaya

b. Interest : Menarik minat masyarakat untuk membaca dan mendalami isi buku Kebaya Sebuah Untaian Kisah Balutan Cantik Nan Anggun.

c. Desire : Membangkitkan emosi pembaca untuk ikut merasakan seluruh kisah perjalanan buku tersebut, sekaligus menjadikan buku tersebut sebagai panduan dalam sebagian kecil sejarah busana Nasional Indonesia.

(12)

d. Action : Memotivasi pembaca untuk berlajar dan menambah pengetahuan tentang sejarah kebudayaan Indonesia khususnya tentang perkembangan tata busana di Indonesia

4.2.1.4 Profil Target

Yang menjadi target dalam hal ini antara lain : 1. Demografis

• Jenis kelamin :Wanita

• Usia :Usia produktif 20 – 45 tahun

• Domisili :Perkotaan metropolitan (kota besar khususnya di Jakarta)

• Pendidikan :Mahasiswa yang sedang di bangku kuliah ataupun yang sudah lulus dari bagku kuliah, dan para ibu – ibu sosialita yang sudah menjadi sarjana / pernah mengenyam bangku perkuliahan serta yang sangat mengagumi busana kebaya dan kebudayaan Indonesia

• Tingkat sosial : Untuk kalangan menengah keatas A, B+,B 2. Geografis

• Wilayah : Pusat kota metropolitan

• Kepadatan : Sangat padat dan fokus dengan kehidupan masing – masing / individualis serta kemacetan dimana – mana.

(13)

Psikografi

a. Lifestyle : Gaya hidup modern, terbuka, menyukai sejarah dan pengetahuan tentang seni, memiliki rasa seni yang baik, senang dengan kebudayaan, adat istiadat, hal – hal yang berbau etnik, menyukai keindahan

b. Perilaku : Memiliki kesopanan dan santun dalam bersikap. Sering datang ke pameran – pameran kebudayaan, gemar mengumpulkan benda-benda seni sebagai koleksi.

c. Rutinitas : Kuliah atau bekerja baik di luar ataupun di rumah. Sering mengikuti arisan dan berkumpul sesama para wanita karier. Insight : Orang yang memiliki penghargaan tinggi terhadap seni dan

kebudayaan khususnya tentang sejarah busana Nasional wanita Indonesia yang merasa memiliki kebanggaan tersendiri apabila memiliki sebuah benda koleksi yang unik.

4.2.1.5 Positioning / Unique Selling Proposition

Buku yang menjelaskan secara garis besar tentang perkembangan busana kebaya dari tahun ke tahun yang dilihat dari sisi sejarah dan mengandung pesan bijak yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembacanya mengenai perkembangan sejarah tata busana di Indonesia.

4.2.1.6 Judul Buku

(14)

4.2.1.7 Pendekatan Visual

Pada pembuatan desain buku kebaya ini digunakan dua pendekatan sekaligus, yaitu :

1. Pendekatan Emosional

Dalam hal ini pendekatan rasional diaplikasikan pada penyampaian pesan secara verbal (teks/tulisan) yang bersifat informatif berupa keterangan atau data yang berkaitan dengan hal-hal penting yang terjadi pada perkembangan busana kebaya di Indonesia. Dengan tujuan utama sekedar memberikan informasi.

2. Pendekatan Emosional

Pendekatan emosional yang digunakan disini diwujudkan dalam berbagai cara atau media. Cara yang pertama adalah melalui penggunaan atau pemilihan kata-kata dalam penulisan teks yang dapat menggugah emosi pembaca untuk sekedar memberikan penilaian ataupun menciptakan cara pemikiran dan tindakan tertentu yang berbeda dari sebelumnya. Cara yang kedua adalah melalui ilustrasi atau foto yang memiliki karakter yang kuat. Dimana tiap-tiap foto dapat menampilkan suasana yang berbeda sesuai dengan zamannya. Cara ketiga melalui penggunaan warna.

(15)

4.2.2 Strategi Desain

4.2.2.1 Looks, Mood, Tone and Manner • Etnik • Anggun • Elegan • Feminin • Bersahabat • Hangat 4.2.2.2 Strategi Verbal

Sesuai dengan karakter buku kebaya yang hangat dan feminin, gaya bahasa yang digunakan baik dalam penulisan judul buku, judul bab maupun isi (teks) buku adalah menggunakan bahasa formal namun tidak kaku, sedikit puitis.

4.2.2.3 Strategi visual

Unsur-unsur desain yang dipilih dalam pembuatan buku kebaya adalah sebagai berikut :

• Penggunaan warna hangat/keras dan warna tua, karena disesuaikan dengan zaman yang berbeda pada setiap babnya yang menjadi objek pembahasan dalam buku.

• Typography semi serif dalam penulisan bodycopy untuk menonjolkan keanggunan, sifat klasik namun sekaligus modern. • Typography decoratif dalam penulisan judul buku dan beberapa

(16)

• Photography sephia, black and white, color. Disesuaikan dengan pembagian setiap babnya dan mencerminkan warna yang ada pada saat itu.

• Ilustrasi manual untuk memberikan kesan pendukung pada foto. • Elemen-elemen desain tambahan yang bergaya etnik.

4.2.2.4 Pemilihan Item

Item-item yang digunakan adalah :

1. Buku , meliputi desain jaket buku, halaman sampul dan halaman isi. Ukuran : 31 x 24 cm

Tebal : 72 halaman Warna : full color Cover : hard cover

Penjualan toko-toko buku besar (Gramedia, TGA bookstore, QB, Kinokuniya, Periplus, Aksara, dan lain-lain)

Referensi

Dokumen terkait

Berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian, seperti kualitas pelayanan dan elemen kualitas pelayanan, harga dan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) manakah yang mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik, siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif

Hasil penelitian Ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan ayu wulan puspitasari (2010:83) dengan penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Inflasi pada awal bulan Januari 2008 menurut IHK (Indeks Harga Konsumen) pada masing-masing kelompok/sub kelompok. Bahan makanan mengalami inflasi yang cukup besar yaitu 11,35

STEL Batas paparan jangka pendek: 2) batas paparan jangka pendek: nilai batas yang di atasnya paparan hendaknya tidak terjadi dan yang terkait dengan jangka 15-menit kecuali

Saya sangat bersemangat untuk bisa memulai perjalanan 2-minggu ini dengan Anda sewaktu kita membaca bersama ayat-ayat Firman Tuhan setiap hari dan melihat apa yang Tuhan

Sasaran IPBP adalah: (1) memberikan penghargaan / insentif kepada peternak yang memiliki sapi/kerbau betina produktif yang bunting lebih dari 5 bulan;

Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang langsung menyatakan sesuatu, sedangkan tindak tutur tidak langsung menyatakan apa adanya, tetapi menggunakan bentuk