• Tidak ada hasil yang ditemukan

JMBK Vol. 1 No. 02, April-Oktober 2020 e-issn X DOI: - Hlm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JMBK Vol. 1 No. 02, April-Oktober 2020 e-issn X DOI: - Hlm"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

31

PENGARUH BIAYA PROMOSI, BIAYA PENDIDIKAN PELATIHAN DAN RENCANA STRATEGIS PEMERINTAH TERHADAP MARKET SHARE PERBANKAN SYARIAH

DI INDONESIA

Molbi Febrio Harsanto, SEI, MESy.

[email protected]

Abstract

Studies in this research is about The Influence of Promotion Cost, Education and Training Cost, and Government’s Strategic Planning toward Market Share of Islamic Banking in Indonesia in wellbeing perspective. This research used regression analysis with 1 period lagged of dynamic model. This analysis was used to figure out how big the influence of promotion cost, education training cost, and government’s strategic plan as independent variable toward market share as dependent variable, and how deep of wellbeing value (θ/β) that came from learning process of recent period. This article used secondary data, taken from 77 months period of January 2009 up to June 2015.

The result of this analysis show us that the significant influence of each variable toward sharia banking’s market share do exist in small number, though. (1) Eventually, promotion cost, education and training cost, and government’s strategic plan influence the market share significantly; (2) The wellbeing value of these three independent variable toward sharia banking’s market share is still low, θ/β as much as 0,04 (still approach 0 (zero)). Furthermore, by going deeper into this result of analysis, it is really expected that all of entities, regulator, academics, customer, and society respect and honor the tawhidy, obedience, usefulness, and moral/ethics in empowering Indonesia sharia banking for more better position.

Key words: promotion cost, education and training cost, strategic planning, and market share. Abstrak

Studi dalam penelitian ini mengenai pengaruh biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan dan rencana strategis pemerintah terhadap pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia dalam perspektif kemaslahatannya. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda dengan dynamic model lagged 1 period. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar pengaruh biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan dan rencana strategis pemerintah sebagai variabel bebas terhadap pangsa pasar sebagai variabel terikat, serta untuk mengetahui seberapa jauh nilai kemaslahatan (θ/β) dari proses pembelajaran dari periode sebelumnya. Data yang dipakai merupakan data sekunder, diambil selama 77 bulan dari periode Januari 2009 hingga Juni 2015. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing variabel terhadap market share perbankan syariah tetapi nilai kemaslahatan masih kecil. (1) secara simultan, biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan, dan rencana strategis pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pangsa pasar; (2) nilai kemaslahatan ketiga variabel independen

(2)

32

terhadap pangsa pasar masih sangat minim dengan nilai θ/β sebesar 0,04 (masih mendekati angka 0 (nol)). Dengan hasil tersebut, diharapkan seluruh entitas, regulator, akademisi, nasabah, dan masyarakat untuk senantiasa mengedepankan aspek ketauhidan, ketaatan, kemaslahatan, dan etika/akhlaq dalam pembangunan dan pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia ke posisi lebih baik lagi.

(3)

29

I. PENDAHULUAN

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memaparkan kinerja industri perbankan syariah pada tahun 2014 merupakan yang terendah dibanding dengan tahun-tahun belakang. Tetapi meskipun melambat, total asset bank syariah dari tahun 2014 tetap mengalami pertumbuhan. Namun pertumbuhannya tidak sebesar pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai 30%. Pertumbuhan asset dari 2013 ke 2014 berada dikisaran 12%. Pertumbuhan asset tersebut memberikan dampak terhadap rasio market share bank syariah yang hanya terpaku dibawah angka 5%. Pada tahun akhir 2014, market share bank syariah hanya mencapai angka 4,85% turun 0,04% dari tahun 2013 yang mencapai angka 4,89%.

Pada Blue Print Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2004, telah meletakkan beberapa sasaran guna tercapainya visi “Terwujudnya sistem perbankan yang kompetitif, efisien dan memenuhi prinsip kehati-hatian yang mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan perbiyaan berbasis bagi hasil

(share-based financing) dan transaksi riil dalam

rangka keadilan, tolong menolong dan menuju kabaikan guna mencapai kemaslahan masyarakat”. Sasaran pengembangan perbankan syariah hingga tahun 2011 yang menjadi fokus dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1. Terwujudnya kerangka pengaturan

dan pengawasan berbasis risiko yang sesuai dengan karakteristiknya dan dan didukung oleh SDI yang handal. 2. Terciptanya pemain-pemain yang

mampu bersaing secara global.

3. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat yang menginginkan layanan bank syariah di seluruh Indonesia dengan target pangsa sebesar 5% dari total

asset perbankan nasional.

Promosi merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan perbankan syariah dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat. Salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk dan jasa yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru, serta sebagai sarana mempertahankan nasabah yang sudah ada. Berdasarkan statistik perbankan syariah OJK, Biaya promosi bank syariah pada selama tahun 2014 tercatat sebesar 300 milyar menurun 18,92% dari biaya promosi tahun 2013 yang tercatat sebesar 370 milyar. Tren penurunan ini juga terlihat pada kinerja tahun 2013 lalu yang turun 0,54% dibanding tahun 2012 yang mancapai 372 milyar.

Tabel 1.1. Pertumbuhan Asset, Biaya Promosi dan Biaya Diklat Perbankan

Syariah

Menurut Wakil Bendahara ICMI, Rifda Ammarina (ICMI: 2015) menuturkan, tidak ada aturan baku untuk promosi berapa besarnya. Sedangkan keuangan konvensional, promosinya terus berjalan semakin gencar. Akibatnya, perkembangan keuangan syariah lebih kecil dari pada konvensional. Daya beli masyarakat meningkat sekian persen pun lebih banyak diserap oleh konvensional. Pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Manusia di perbankan syariah juga menjadi perhatian dari waktu ke waktu. Dalam perbankan pelatihan dan pendidikan harus berjalan berkelanjutan guna menghindari karyawan dari kurang memilki kompetensi (competency gap) dan kinerja yang rendah (low

productivity). Kesenjangan kompetensi dalam milyar Rupiah

Des 2012 Growth Des 2013 Growth Des 2014 Asset Perbankan Syariah 195,018 24.23% 242,276 12.41% 272,343 Biaya Promosi 372 -0.54% 370 -18.92% 300 Biaya Diklat 119 30.25% 155 -27.74% 112 Jumlah Tenaga Kerja 27,219 40.45% 38,228 19.85% 45,818

(4)

30 yang dimaksud tidak hanya kesenjangan pengetahuan (knowledge) saja, tetapi juga kesenjangan keterampilan (skill) atau bahkan masalah kesenjangan motivasi. Dalam tabel 1.1, terlihat bahwa pada tahun 2013 biaya pendidikan dan pelatihan di perbankan syariah terjadi peningkatan 30,25% dari 119 milyar pada tahun 2012 menjadi 155 milyar. Potret berbeda terjadi pada tahun 2014, dimana biaya pendidikan dan pelatihan merosot tajam -27,74% menjadi 112 milyar, bahkan lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan pada tahun 2012, padahal jumlah karyawan mengalami pertumbuhan 19,85% dari 38.228 karyawan di tahun 2013 menjadi 45.818 karyawan di tahun 2014.

Peningkatan pangsa pasar (market share) perbankan syariah yang menjadi harapan kita semua, tidak dapat disangkalkan bahwa telah terjadinya persaingan di segala sisi antara perbankan syariah dengan konvensional, dari segi portfolio bisnis, promosi bisnis, bahkan persaingan di sisi Sumber Daya Insani. Pertumbuhan perbankan syariah harus lebih besar dan lebih berkualitas dari pada pertumbuhan perbankan konvensional. Market share merupakan perbandingan antara bagian pasar yang mampu dikuasi perusahaan yang bersangkutan dengan total penjualan industri. Dalam bisnis perbankan, yang menjadi dasar pembagi market share dilihat dari total asset industri. Besar kecilnya market share akan sangat ditentukan oleh kemampuan perbankan syariah dalam menyikapi konsumen atau pasar dan kemampuan memenangkan persaingan.

Tabel 1.2. Pertumbuhan Asset Perbankan Syariah, Asset Perbankan,

dan Pangsa Pasar Perbankan Syariah

Pada tabel diatas, pertumbuhan asset perbankan syariah pada tahun 2013 senilai 24,23% lebih besar daripada pertumbuhan asset perbankan konvensional dan pertumbuhan asset industri, sehingga menaikkan pangsa pasar senilai 0.31% dari tahun 2012 menjadi 4,89% di tahun 2013. Tetapi hal yang sebaliknya terjadi pada tahun 2014 dimana pertumbuhan asset perbankan syariah lebih kecil daripada pertumbuhan asset perbankan konvensional dan asset industri, sehingga market share terkoreksi -0.04% menjadi 4,85%.

Atas kondisi yang telah terjadi diatas dan dengan segala macam kendala dalam pengembangan perbankan syariah, pada tahun 2015 ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Roadmap Perbankan Syariah Indonesia untuk periode 2015-2019 dalam upaya meningkatkan kembali pertumbuhan kegiatan usaha perbankan syariah dan mencapai visi untuk memberikan kontribusi perbankan syariah yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Visi yang terbangun pada roadmap tersebut adalah “Mewujudkan perbankan syariah yang berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan stabilitas sistem keuangan serta berdaya saing tinggi.”

Masih belum selarasnya visi dan kurangnya koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah, menjadi perhatian utama pada roadmap perbankan syariah yaitu dengan mentargetkan penguatan sinergi kebijakan antara otoritas dengan pemerintah dan stakeholder lainnya. Pengembangan SDM dan promosi perbankan syariah juga menjadi sasaran

dalam milyar Rupiah

Des 2012 Growth Des 2013 Growth Des 2014 Total Aset Perbankan 4,262,587 16.23% 4,954,467 13.34% 5,615,150 Asset Perbankan Konvensional 4,067,570 15.85% 4,712,191 13.38% 5,342,806 Asset Perbankan Syariah 195,018 24.23% 242,276 12.41% 272,343

(5)

31 utama pengembangan perbankan syariah hingga 2019 mendatang, dengan cara: 1. Memperbaiki kuantitas dan kualitas

SDM dan IT serta infrastruktur lainnya.

2. Meningkatkan literasi dan preferensi masyarakat

Hal tersebut di atas yang mendasari penulis untuk meneliti tentang “Pengaruh Biaya Promosi, Biaya

Pendidikan Pelatihan dan Rencana

Strategis Pemerintah terhadap

Market Share Perbankan Syariah di

Indonesia”. Rencana Strategis

pemerintah menjadi variabel penelitian, dikarenakan penting dan strategisnya peran pemerintah guna meningkatkan peran dan tumbuh kembang Perbankan Syariah di Indonesia ini.

Salah satu yang menarik pada perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana mengidentifikasi nilai kemashlahatan pada biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan dan rencana strategis pemerintah secara simultan. Perlu kita ketahui bahwa variabel mengalami perubahan yang dinamis dari waktu ke waktu membentuk suatu keseimbagan dinamis atau

“Evolutionary”. Dengan pemahaman

bahwa kondisi dinamis adalah kondisi dimana tidak ada suatu kondisi keseimbangan statis. Untuk maksud lebih memudahkan pemahaman dalam konsep dinamis dalam TSR (Tawhidy

String Relation), penelitian ini

dikonstruksi dengan identifikasi keseimbangan dinamis.

Pembentukan model dinamis merupakan satu hal yang penting dalam pembentukan model ekonomi dan analisis yang menyertainya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar analisis ekonomi berkaitan erat dengan analisis runtun waktu (time series) yang sering diwujudkan oleh hubungan antara perubahan suatu besaran ekonomi dan

kebijakan ekonomi pada waktu tertentu dan pengaruhnya terhadap gejala dan perilaku ekonomi pada waktu yang lain.

II. KAJIAN TEORI 1. Promosi

a. Promosi dalam Tinjauan

Konvensional

Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran (marketing mix). Pada sub bab ini akan dibahas pemikiran-pemikiran

konvensional dalam

mendefinisikan pemasaran. Beberapa definisi promosi menurut beberapa ahli diantaranya sebagai berikut.

Menurut Djaslim Saladin (2003: 171), promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran suatu perusahaan yang

didayagunakan untuk

memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan.

Hal yang senada juga dikemukan oleh Buchari Alma (2007: 79), mengatakan bahwa promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.”

Menurut Fandy Tjiptono secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi promasi juga terdapat komponen-komponen yang mendukung promosi, diantaranya personal selling, mass selling,

(6)

32 promosi penjualan, public relation, direct marketing.

b. Promosi dalam Tinjauan

Syariah

Etika dalam bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secatra universal dan secara ekonomi, sosial, dan penerapan norma serta moralitas untuk menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.

Jika promosi adalah bagian dalam bisnis, maka dapat disimpulkan bahwa promosi yang

dilakukan dengan

memperhatikan norma dan moralitas. Menurut Hermawa Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula mengkonsepkan bahwa bisnis Islami harus mencakup 4 (empat) point agar mendapat celupan nilai-nilai moral yang tinggi, antara lain adalah Shidiq (benar dan jujur), Amanah

(terpercaya, kredibel), Fathanah (cerdas), dan Tabligh

(komunikatif).

Arham menyatakan bahwa ada 4 (empat) karakteristik pemasaran Islam, yaitu spiritual (rabbaniyah), ethical

(akhlaqiyah), realistic

(waqi’iyyah), dan humanistic

(insaniyah). Sedangkan Mahabub Alom dan Shariful Haque mengemukakan bahwa strategy (hikmah), need

(kebutuhan), halal (thayyibat),

mutual consent (saling

menyetujui) dan welfare

(falah/kesejahteraan) merupakan hal-hal yang mendasari pemasaran Islam. Sehingga keduanya mendifinisikan

Pemasaran Islam (Islamic

Marketing) sebagai:

“Proses dan strategi (hikmah) tentang pemenuhan kebutuhan melalui produk dan jasa halal (thayyibat) dengan persetujuan yang timbal balik (bersama) dan kesejahteraan (falah) bagi kedua pihak yaitu para pembeli dan para penjual untuk tujuan mencapai kesejahteraan material dan spiritual di dunia dan akhirat.”

2. Pendidikan dan Pelatihan

a. Pendidikan dan Pelatihan dalam Tinjauan Konvensional

pelatihan merupakan proses mengajar keterampilan yang dibutuhkan karyawan baru untuk melakukan pekerjaannya. Pelatihan adalah proses terintegrasi yang digunakan oleh pengusaha untuk memastikan agar para keryawan bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengusaha dalam melakukan beberapa langkah untuk meningkatkan motivasi belajar peserta. Memberikan kesempatan untuk praktik-pratik aktif, dan memperbolehkan peserta melakukan kesalahan dalam mengeksplor berulang-ulang solusi untuk meningkatkan motivasi dan pembelajaran. Umpan balik, termasuk penilaian kinerja secara periodik dan kritik langsung secara berulang, juga penting. Para pengusaha juga harus membuat dan memastikan program itu menggunakan contoh-contoh dan konsep yang telah dikenal untuk mengilustrasikan hal-hal penting. Kita dapat

meringkaskan hal-hal

(7)

33 1. Proses Belajar yang

Berguna;

2. Buatlah Proses Transfer Keterampilan menjadi Mudah;

3. Memberikan Motivasi kepada Orang yang Belajar.

Beberapa metode pelatihan yang dilakukan oleh suatu perusahaan, secara ringkas diantaranya adalah on job training, magang, belajar secara informal, job instruction training, pengajaran, pelajaran yang terprogram, teknik pelatihan kemampuan membaca dan menulis, pelatihan dengan peralatan audiovisual, pelatihan dengan simulasi, pelatihan berbasis komputer, sistem pendukung kinerja elektronik, pelatihan jarak jauh berbasis internet.

Pelatihan dan pendidikan yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi tidak lepas dari biaya yang akan dan telah dikeluarkan dari segala program yang dijalankan. Dengan ditekankan pengukuran dampak keuangan manajeman SDM saat ini, sangatlah penting bagi pengusaha untuk membuat susunan persyaratan untuk mengevaluasi program pelatihan. Menurut Desler, pada dasarnya, ada 3 (tiga) hal yang dapat diukur, yaitu reaksi partisipan terhadap program, apa (jika ada) yang dipelajari peserta dari program tersebut, dan jauh perubahan perilaku mereka pada pekerjaan sebagai hasil dari program tersebut.

Desler menambahkan penjelasanya, bahwa pengusaha

dapat mengukur 4 (empat) kategori dasar dari hasil pelatihan, yaitu reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasil.

b. Pendidikan dan Pelatihan dalam Tinjauan Syariah

Beberapa kajian kontemporer terkait HRD Syariah ini juga bermunculan belakangan ini, salah satunya adalah karya Ust. Abu Fahmi dan rekan yang memberikan penjelasan atas pentingnya implementasi pendidikan dan pelatihan berbasis syariah. Pada manajemen training syariah disamping soft skill dan hard skill, juga terdapat faktor penting yang perlu terus dijaga dan dikembangkan, yaitu syariah

skill atau dapat juga dipahami

sebagai syariah competence.

Syariah competence lebih

dimaknai sebagai suatu kompetensi yang dibutuhkan bagi karyawan di industri syariah. Pada praktiknya, hal tersebut diwujudkan sebagai suatu rangkaian program pelatihan dan workshop mengenai Tauhid, Syariah dan Muamalah sebagai

suatu kesatuan.

Penulis merangkum beberapa indikator pelatihan dan pendidikan dalam kajian Tawhidy

String Relationship (TSR)

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan meneguhkan keyakinan kepada Allah dan Rasulnya.

2. Memberikan pemahaman atas fungsi manusia sebagai Khalifatullah di muka bumi.

(8)

34 3. Memberikan pengetahuan

kehalalan dan keharaman serta status hukum lainnya.

4. Pelatihan dan pendidikan sesuai dengan keahlian dan kerja keras mereka. 5. Kesempatan yang merata

dalam pendidikan dan pelatihan.

6. Berfokus pada

profesionalisme dalam bekerja dan menghindari hal-hal yang merugikan perusahaan tempat bekerja.

7. Pelatihan yang dilakukan secara terus menerus melihat perkembangan dalam suatu bidang pekerjaan.

8. Pelatihan yang bertahap sehingga terdapat peningkatan ilmu dan kompetensi. 9. Memberikan pemahaman atas pentingnya keberkahan dan kemaslahatan dalam bekerja.

3. Rencana Strategis Pemerintah untuk Perbankan Syariah

a. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia (2002-2011)

Visi pengembangan perbankan syariah di Indonesia adalah “Terwujudnya sistem perbankan syariah yang kompetitif, efisien dan memenuhi prinsip kehati-hatian yang mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan pembiayaan berbasis bagi hasil (share-based financing) dan transaksi riil dalam kerangka keadilan, tolong menolong dan

menuju kebaikan guna mencapai kemashlahatan masyarakat”.

Misi yang menjelaskan peran Bank Indonesia dalam mencapai visi di atas adalah “Mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan perbankan syariah yang istiqomah terhadap prinsip-prinsip syariah dan mampu berperan dalam sektor riil, yang meliputi:

• melakukan kajian dan penelitian tentang kondisi, potensi serta kebutuhan perbankan syariah secara berkesinambungan; • mempersiapkan konsep dan

melaksanakan pengaturan dan pengawasan berbasis risiko guna menjamin kesinambungan operasi perbankan syariah yang sesuai dengan karakteristiknya; • mempersiapkan infrastruktur guna peningkatan efisiensi operasional perbankan syariah; • mendesain kerangka ‘entry and

exit’ perbankan syariah yang

dapat mendukung stabilitas sistem perbankan.”

Sasaran pengembangan perbankan syariah sampai tahun 2011 adalah terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional perbankan, diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah, terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien, terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat luas.

b. Roadmap Perbankan Syariah Indonesia (2015-2019)

Berbagai macam isu srategis yang dihadapi dan berdampak terhadap pengembangan perbankan syariah nasional mesti menjadi perhatian para pemangku

(9)

35 kepentingan. Isu-isu strategis dimaksud adalah sebagi berikut: • Belum selarasnya visi dan

kurangnya koordinasi pemerintah dan otoritas dalam pengembangan perbankan syariah,

• Modal yang belum memadai, skala industri dan individual bank yang masih kecil serta efisiensi yang rendah,

• Biaya dana yang mahal yang berdampak pada keterbatasan segmen pembiayaan,

• Produk yang tidak variatif dan pelayanan yang belum sesuai ekspektasi masyarakat,

• Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang belum memadai serta teknologi informasi (IT) yang belum dapat mendukung pengembangan produk dan layanan,

• Pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah,

• Peraturan dan pengawasan yang masih belum optimal.

Berdasarkan kondisi dan isu strategis yang dihadapi oleh industri perbankan syariah nasional, maka disusunlah visi pengembangan perbankan syariah nasional yaitu “Mewujudkan perbankan syariah yang berkontribusi signifikan bagi

pertumbuhan ekonomi

berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan stabilitas sistem keuangan serta berdaya saing tinggi.”

Visi pengembangan tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk arah kebijakan besarta program kerja dan rencana waktu

pelaksanaannya yang terdiri dari tujuh kebijakan, yaitu:

 Memperkuat sinergi kebijakan arah otoritas dengan pemerintah dan stakeholder lainnya,

 Memperkuat permodalan dan skala usaha serta memperbaiki efisiensi,

 Memperbaiki struktur dana untuk mendukung perluasan segmen pembiayaan,

 Memperbaiki kualitas layanan dan keragaman produk,

 Memperbaiki kuantitas dan kualitas SDM dan IT serta infrastruktur lainnya,

 Meningkatkan literasi dan preferensi masyarakat,

 Memperkuat serta

mengharmonisasi pengaturan dan pengawasan.

4. Market Share (Pangsa Pasar)

Pangsa pasar adalah perbandingan antara hasil penjualan suatu perusahaan dengan total penjualan industri. Pangsa pasar menggambarkan struktur pasar yang relatif lebih baik dibandingkan dengan hanya melihat jumlah perusahaan yang bersaing di dalam industri yang bersangkutan. Elemen ini merupakan indikator dalam menentukan tingkat kekuasaan pasar (market power) suatu perusahaan. Semakin tinggi pangsa pasarnya, maka semakin tinggi pula kekuasaan pasar yang dimiliki (Jaya, 1993: 33).

Definisi market share menurut American Marketing Association dalam Kotler (2002:812) adalah proporsi atau persentase dari hasil penjualan dari suatu perusahaan (produk tertentu) terhadap seluruh penjualan yang terjadi di suatu pasar tertentu.

(10)

36 Berdasarkan latar belakang masalah, kajian pustaka, dan hasil dari penelitian terdahulu, disusunlah sebuah kerangka pemikiran teoritis yang akan menggambarkan alur pemikiran pada penelitian ini. Secara umum, kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini akan menjelaskan hubungan langsung antara variabel-variabel independen dengan kinerja sebagai variabel dependen.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian ini mengacu pada kajian pustaka yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya. Berdasarkan kajian pustaka diatas maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1o : biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan dan rencana strategis tidak ada pengaruh terhadap pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia.

H1a : biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan dan rencana strategis terdapat pengaruh terhadap pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia.

H2o : θ mendekati angka 0 : nilai kemaslahatan 3 variabel biaya promosi, biaya pendidikan

pelatihan dan rencana strategis sangat kurang.

H2a : θ mendekati angka 1 : nilai kemaslahatan 3 variabel biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan dan rencana strategis sangat baik.

III. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian.

Jenis penelitian ini penelitian yang bersifat deskriptif, ekploratif dan implementatif, didesain dengan metode kuantitatif, dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder didapatkan dari data yang sudah dipublikasikan dan telah menjadi domain untuk masyarakat umum dalam penelitian akan memakai data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perhitungan kuantitatif dan bersifat implementatif dengan analisis dan hipotesis secara empiris di lapangan. Model promosi dan konsep pendidikan dan pelatihan sistem liberalisme dan kapitalisme yang masih merupakan mainstream pada saat ini, kemudian dirancang dan dikolaborasikan dengan konsep dimensi moralitas, etika dan nilai-nilai sosial dengan pendekatan berdasarkan perspektif dan aqidah Islam, yaitu pendekatan metode Tawhidy String

Relation (TSR).

2. Variabel dan Pengukurannya.

Definisi konseptual dan operasionalisasi variable pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel Indikator Skala

Pengukura n X1 Biaya Promosi Total Biaya Promosi Perbankan Syariah Kuantitatif dalam Milyar Rupiah (data

(11)

37 (Data Statistik Perbankan Syariah) bulanan-MtD) X2 Biaya Pendidikan Pelatihan Total Biaya Pendidikan dan Pelatihan Perbankan Syariah (Data Statistik Perbankan Syariah) Kuantitatif dalam Milyar Rupiah (data bulanan-MtD) X3 Rencana Strategis Pemerintah (Dummy Variabel) Ada tidaknya rencana strategis Pemerintah untuk Perbakan Syariah Skala Dummy  Jika terdapat rencana strategi s (1)  Jika tidak terdapat rencana (0) Y1 Pangsa Pasar Total Asset Perbankan Syariah dibagi dengan Total Asset Perbankan Indonesia Kuantitatif dalam persetase (data bulanan)

3. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel pada penelitian ini diambil dari data bulanan statistik perbankan syariah Indonesia, periode yang diambil untuk penelitian ini selama 77 Bulan dari bulan Januari 2009 hingga Juni 2015. Data pada penelitian ini tidak termasuk pada

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

4. Jenis data dan Teknik Pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder melalui studi kepustakaan. Data sekunder didapatkan dari data statistik perbankan syariah yang terbitkan dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Data yang utama didapatkan dari berbagai sumber tersebut di atas difokuskan pada data variabel utama/inti yang ada dalam penelitian.

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yang disesuaikan dengan jadwal penelitian dan tingkat kebutuhan :

 Melakukan pemeriksaan data sekunder yang ada di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Bank Indonesia (BI) untuk mendapatkan realisasi data pada spesifikasi periode yang tercantum dalam batasan penelitian.

 Melakukan pengolahan data melalui Eviews-6 dengan regresi berganda model dinamik (Lagged

1 Period).

5. Instrument dan Model Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksploratif dengan model empiris dalam sistem persamaan regresi dengan perspektif Islam (metode TSR). Metode regresi berganda akan dianalisis dengan perspektif Islam (TSR) yang menggunakan dinamik model (Lagged 1

Period) dapat dijabarkan dalam

persamaan berikut:

Yt = f{Pr-1 ; Di-1 ; G-1 ; Yt-1 ; ε} Θ = β = (1- koefisien Yt-1)

(12)

38 Dimama (β) menggambarkan nilai dimanis proses atau kita sebutkan menggambarkan nilai θ (Tawhidi String

Relation)

Selanjutnya metode analisis akan dikembangkan dan meliputi beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Analisis deskriptif untuk mendeskripsikan faktor terkait dengan Nash Allah dari Al-Qur’an dan Sunnah yang nantinya akan menjadi indikator

(θ) pada 2 (dua) variabel bebas.

b. Analisis regresi berganda (Lagged 1 period) digunakan untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen dengan tipe data kuantitatif. Serta didukung juga dengan penggunaan Log Natural (Ln) untuk mengukur ekastisitas dari setiap variabel.

6. Filosofi atas Metode Model Dinamis

Metode dinamis merupakan metode yang muncul karena betapa pentingnya peran waktu/masa terhadap segala macam perbaikan manusia dan segala peranannya. Berikut ini beberapa urgensi diantaranya:

a. Mempersiapkan untuk hari esok (masa depan)

b. Waktu menentukan sebab akibat dari amal.

Dapat kita simpulkan bahwa pengertian dinamis secara bahasa adalah ingin selalu bergerak, perubahan ke arah yang lebih baik. Lawannya adalah sikap Statis (diam tak berubah/sama).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Statistik dan Analisis Data

Data sekunder yang didapat dalam dari data publikasi Otoritas Jasa

Keuangan dan Bank Indonesia dengan sampel bulanan dengan periode Januari 2009 hingga Mei 2015 terlihat sebagai berikut: No M Pr Di G 1 2.24 14.23 1.04 1.000 2 2.23 11.99 2.91 1.000 3 2.20 5.99 2.13 1.000 4 2.24 13.50 3.81 1.000 5 2.30 9.38 2.16 1.000 - - - - -- - - - -73 4.69 16.66 10.34 0.001 74 4.66 15.65 12.56 0.001 75 4.64 23.23 13.06 0.001 76 4.65 21.52 15.90 0.001 77 4.67 41.35 14.17 0.001

a. M = Market Share (dalam persentase dan tidak termasuk BPRS)

b. Pr = Biaya Promosi (dalam milyar rupiah, data MtD, dan tidak termasuk BPRS)

c. Di = Biaya Pendidikan Pelatihan (dalam milyar rupiah, data MtD, dan tidak termasuk BPRS)

d. G = Rencana Strategsis Pemerintah (dummy). Asumsi

yang dipakai adalah Jan 2009 – des 2011 (nilai dummy 1) dan Jan 2011 – Mei 2015 (nilai dummy 0.001). Roadmap belum diperhitungkan untuk data 2015 dikarenakan baru dikeluarkan oleh OJK pada bulan Juni 2015, sedangkan sampel penelitian hanya sampai bulan Mei 2015.

2. Model Penelitian

Pada bab III telah dijabarkan model regresi dinamik yang telah terbangun adalah:

Yt = f{Pr-1 ; Di-1 ; G-1 ; Yt-1 ; ε} (1)

Mt = f{Pr-1 ; Di-1 ; G-1 ; Yt-1 ; ε} (2)

Pembuatan log natural pada setiap variabel penelitian kecuali dummy variabel menjadi sebagai berikut:

(13)

39 M  LnM-1 = Log(M-1)  LnM

Pr  LnPr-1 = Log(Pr-1)  LnPr Di  LnDi-1 = Log(Di-1)  LnDi Persamaan dinamik menjadi sebagai berikut:

LnM = aLnPr-1 + bLnDi-1 + cG-1 +

dLnM-1 (3)

Persamaan (LS) input dalam eviews sebagai berikut:

Ls LnM LnPr-1 LnDi-1 G-1 LnM-1 (4)

3. Output Regresi Model Dinamik

Setelah data penelitian dilakukan proses least square sesuai dengan persamaan (4) sebelumnya pada eviews 6, maka dapat kita temukan hasilnya sebagai berikut:

Dari output diatas, dapat disusun

persamaan regresi model dinamik sebagai berikut:

a. Nilai koefisien regresi biaya

promosi (Pr) sebesar 0,33

menunjukkan bahwa variabel biaya promosi berpengaruh

positif terhadap pangsa pasar

perbankan syariah (market

share).

b. Nilai koefisien regresi biaya

pendidikan dan pelatihan (Di) sebesar 0,06 menunjukkan bahwa variabel biaya diklat berpengaruh positif terhadap pangsa pasar perbankan syariah (market share).

c. Nilai koefisien regresi variabel

dummy yang merupakan

kebijakan strategis

pemerintah (G) sebesar 0,96

menunjukkan bahwa kebijakan strategis pemerintah berpengaruh positif terhadap pangsa pasar perbankan syariah (market share).

d. Nilai koefisien 0.96 pada variabel market share lagged 1 period (M-1) menujukkan bahwa nilai perubahan perubahan variabel setelah adanya kebijakan-kebijakan pada waktu periode sebelumnya.

4. Pengujian Hipotesis

Dengan didasarkan output regresi sebelumnya, maka selanjutnya dapat kita lakukan pengjian atas hipotesis yang kita buat sebelumnya.

a. Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kemaslahatan biaya promosi, biaya pendidikan dan pelatihan, serta kebijakan strategis pemerintah terhadap pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia. Hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1o : tidak ada pengaruh

H1a : ada pengaruh

Pada output regresi menunjukkan nilai Adjusted R Square 0,773 menandakan terdapat pengaruh yang cukup kuat antara 3 (tiga) variabel penelitian terhadap

(14)

40 variabel terikat. Nilai F hitung tidak muncul pada tabel regresi dikarena masing-masing variabel memiliki signifikansi yang sangat besar terhadap variabel bebas (Pr=0,00; Di=0,032; G=0,073; M-1=0,00), maka dapat kita simpulkan bahwa H1o ditolak dan H1a diterima yang berarti pengaruh kemaslahatan biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan dan kebijakan strategis pemerintah terhadap pangsa pasar (market share) adalah signifikan. b. Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah bagaimanakah nilai kemaslahatan biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan dan kebijakan strategis pemerintah terhadap market share perbankan syariah di Indonesia. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H2o = θ mendekati angka 0 : nilai kemaslahatan 3 variabel sangat kurang H2a = θ mendekati angka 1 : nilai kemaslahatan 3

variabel sangat baik

Hasil dari persamaan regresi sebelumnya adalah sebagai berikut:

LnM = 0,33LnPrt-1 +

0,06LnDit-1 + 0,16Gt-1 + 0,96LnMt-1

Dari persamaan diatas serta disesuai dengan persamaan regresi yang terbentuk dengan model dinamik, maka dapat kita mencari

nilai kemaslahatan (θ/β) sebagai

berikut: Yt = aβPr-1 + bβDi-1 + cβG-1 + (1-β) (Yt-1) + ε (9) Θ = β = (1- koefisien Yt-1) (1-β) (Yt-1)  dLnM-1 0,96LnMt-1 Θ = β = (1- 0,96) Θ = β = 0,04

Dari hasil nilai θ/β tersebut, terlihat bahwa nilai mendekati

angka 0, maka dapat kita simpulkan bahwa H2a ditolak dan H2o diterima yang berarti secara simultan, kemaslahatan biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan dan kebijakan strategis pemerintah sangat kurang (minim) terhadap pangsa pasar

(market share) perbankan syariah di Indonesia. Nilai yang sangat

kecil yakni 0,04 (angka maksimal

adalah 1) memberikan gambaran kepada kita bahwa kurangnya proses pembelajaran, kurangnya adaptasi bisnis Islami, ataupun masih terdapatnya pola-pola konvensional masih ada baik di dalam karyawan bank syariah, nasabah bank syariah, ataupun di pihak regulator.

V. PENUTUP 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :

1. Biaya promosi, biaya pendidikan dan pelatihan, serta kebijakan strategis pemerintah secara simultan memiliki pengaruh

positif yang signifikan terhadap

market share Perbankan Syariah di Indonesia.

2. Nilai kemaslahatan secara simultan antara biaya promosi, biaya pendidikan pelatihan dan kebijakan strategis pemerintah

(15)

41

masih sangat minim. Hal ini

menggambarkan bahwa

kurangnya proses pembelajaran, kurangnya adaptasi bisnis Islami, ataupun masih terdapatnya pola-pola konvensional masih ada baik di dalam karyawan bank syariah, nasabah bank syariah, ataupun di pihak regulator.

2. Saran

a. Promosi Bank Syariah

i. Melakukan promosi-promosi yang baik kepada

nasabah tanpa

mengesampingkan aspek etika, akhlaq dan kaidah syariah.

ii. Mengedepankan

keberkahan dan

kemaslahatan dengan bertransaksi keuangan di Bank Syariah yang selalu berupaya menjaga kehalalan produknya, dibanding dengan Bank Konvensional yang nyata keharamannya.

b. Pendidikan dan Pelatihan Bank Syariah

i. Membuat dan

melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan dan/atau calon karyawan dengan kurikulum yang tidak hanya mengedepankan profesionalitas dan etos kerja, tetapi juga aspek

sharia knowledge dan

sharia competence.

ii. Menerapkan sistem pendidikan yang baik

dengan membangun sharia

knowledge menjadi sharia spirit. Serta memberikan

bekal profesionalisme (soft

skill dan hard skill) yang

mumpuni.

iii. Menerapkan pembelajaran, pengajaran dan penelitian yang berdasarkan dimensi ketauhidan (Tawhidy

String Relation-TSR),

tidak hanya dalam pandangan matrealistik dan keduniawian.

c. Rencana Strategis Pemerintah i. Berkoordinasi dengan

segala pihak untuk merealisasikan rencana-rencana pengembangan Perbankan Syariah sesuai

dengan Roadmap

Perbankan Syariah.

ii. Memberikan peluang lebih besar kepada Bank Syariah sebagai Lembaga Keuangan Utama dalam sistem dan transaksi keuangan Penyelenggara Negara, baik tingkat pusat ataupun tingkat daerah. iii. Menjadikan Bank Syariah

sebagai pilihan utama dalam transaksi keuangan negara. Hal tersebut menjadi salah satu faktor dorongan kepada Bank Syariah untuk senantiasa melakukan peningkatan dan perbaikan kualitas layanan kepada nasabah.

(16)

42

DAFTAR PUSTAKA

Al-Haritsi, Jarubah bin Ahmad. 2006.

Fikih Ekonomi Umar bin Khatab.

Jakarta: Khalifa. Al-Qur’an Al Karim

Ash-Shadr, Muhammad Baqir. 2008.

Buku Induk Ekonomi Islam Iqtishaduna.

Jakarta: Zahra.

Bank Indonesia. 2002. Cetak Biru

Pengembangan Perbankan Syariah

Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.

Buchari, Alma. 2007. Manajemen

Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Bandung: CV. Alfabeta.

Desler, Gary. 2008. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jilid Pertama. Jakarta:

Indeks.

Fahmi, Abu, et. al. 2014. HRD Syariah

Teori dan Implementasi, Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Hicks, Sabrina. 2009. Successful Orientation Program, Training and Development.

Ikatan Banking Indonesia dan LSPP. 2014. Mengelola Bank Syariah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Karim, Adiwarman. 2007. Bank Islam. Edisi 3. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kertajaya, Hermawan dan Muhamad Syakir Sula. Syari’ah Marketing. Bandung: Mizan.

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Roadmap

Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019. Jakarta: Departemen Perbankan

Syariah.

Saladin, Djaslim, 2003. Intisari

Pemasaran dan Unsur-unsur

Pemasaran. Cetakan Ketiga. Bandung:

Linda Karya.

Sri Sugiarti. 2015. Kembangkan Keuangan Syariah, Promosi Harus Gencar.

http://keuangansyariah.mysharing.co/ke

mbangkan-keuangan-syariah-promosi-harus-gencar/ diakses pada 15

September 2015.

Suharyadi dan Purwanto. 2009.

Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Edisi 2. Buku 2. Jakarta:

Salemba Empat,

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Bisnis

Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

P3EI UII Yogyakarta dan Bank Indonesia. 2008. Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Qardhawi, Yusuf. 2001. Peran Nilai dan

Moral dalam Perekonomian Islam.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Disclosed factoring atau juga disebut dengan notification factoring adalah pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak

Untuk fenomena tanggap chaos (chaotic response), dengan tinjauan sejarah waktu (time history) yang sangat sensitif terhadap syarat awal dimana perubahan yang kecil terhadap

Berdasarkan hasil dari uji korelasi menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima, yaitu ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kebutuhan akan

Dengan demikian, luas permukaan tanah yang diperlukan untuk pengambilan contoh tanah melebihi luasan kuadran 0,5 m x 0,5 meter (untuk pengukuran tumbuhan bawah

Hasil penelitian analisis bivariat dengan menggunakan kai kuadrat, menunjukkanterdapat hubungan yang bermakna dengan kepatuhan diet DM adalah dukungan keluarga

Berdasarkan analisis menggunakan teori elastika (elastica theory), maka lendutan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan teori linier, perbedaaan semakin membesar

Nani Tahapary (45 tahun) dan Rulli Tahapary (42 tahun) punya anak lelaki dan anak wanita. Nani and Rulli Tahapary has a son and a daughter. Rully punya paman/ oom. Mala punya

Data yang telah direduksi kemudian disajikan atau ditampilkan (display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan komponen-komponen penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan