• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS) (Penelitian pada SD Sekecaman Ngadirejo Kabupaten Temanggung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU BERBASIS SEKOLAH (MPMBS) (Penelitian pada SD Sekecaman Ngadirejo Kabupaten Temanggung)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. PENDAHULUANPENDAHULUAN

Salah satu strateg kebjakan pemerntah dalam menngkatkan kualtas sumber daya ma-nusa Indonesa adalah melalu penngkatan mutu penddkan. Banyak reformas penddkan saat n yang melput gerakan menuju pemberdayaan guru, yatu menngkatkan partspas guru d dalam keputusan yang mempengaruh pekerjaan dan karer mereka. Cara untuk mendesentralsas kekuasaan pembuatan keputusan d dalam penddkan dkenal dengan menajemen berbass sekolah. Manajemen berbass sekolah adalah sebuah sstem dmana sekolah secara ndvdu membuat banyak keputusan mengena kurku-lum, pengajaran, pengembangan pegawa, alokas dana, dan penugasan pegawa. Dapat dartkan juga bahwa manajemen penngkatan mutu berbass sekolah adalah desentralsas wewenang dar pemerntah pusat ke tngkat sekolah.

Manajemen penngkatan mutu berbass sekolah dapat danggap secara konseptual sebaga perubahan formal dar struktur pengaturan, dmana bentuk desentralsas yang mengidentifikasikan sekolah secara individu sebaga unt utama penngkatan dan bergantung pada redstrbus wewenang pembuatan keputus-

an sebaga cara utama penngkatan dapat dstmulas dan dpertahankan (Marn, 2014: 114).

Phak yang berpengaruh dalam Manajemen Penngkatan Mutu Berbass Sekolah adalah kepala sekolah, guru, sswa dan masyarakat. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen penddkan yang palng beperan dalam penngkatan kualtas penddkan. Kepala sekolah dhadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan penddkan secara terarah, terencana, berkesnambungan untuk menngkatkan kualtas penddkan. Dalam melaksanakan hal tersebut maka perlu adanya penngkatan manajemen kepala sekolah secara profesonal.

Stud pra peneltan tentang manajemen penngkatan mutu berbass sekolah d SD seke-camatan ngadrejo kabupaten temanggung, real-tanya manajemen penngkatan mutu berbass sekolah sudah bagus. Beberapa faktor mash belum berjalan dengan bak dan peran kepala sekolah kurang optmal karena SD d kecamatan ngadrejo kabupaten temanggung yang letaknya mash jauh dar kota dan mmmnya pengetahuan

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU

BERBASIS SEKOLAH (MPMBS)

(Penelitian pada SD Sekecaman Ngadirejo Kabupaten Temanggung)

Noviana Ulfah Mahfudhoh, Rasidi Abstract

This study aimed to describe the condition of school-based management quality improvement, supporting factors and inhibiting factors management school based quality improvement, as well as the principal’s role in the management of school based quality improvement.

This research uses descriptive quantitative method. Subjects in this study were principals and objects in this study is based on improving the quality of school. Source of research data is the principal, teachers, and the school community. Data obtained through questionnaires, interviews, and observations.

The result showed that the role of the principal in the management of school based quality improvement at the elementary sekecamatan Ngadirejo Temang- has run quite effectively. Pendukunnya factor is teacher resources which are adequate, facilities and infrastructure are adequate, innovation that has made the principal. Inhibiting factor is the lack of books owned by the school, a library room that has not been used optimally. Based on observations, interviews and questionnaires were carried out, the value of an average of 84%. These results illustrate that the principal’s role in the management of school based quality improvement and the principal result was very instrumental in the management of school based quality improvement.

(2)

kepala sekolah dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah. Dbuktkan dengan mash kurangnya sarana dan prasarana sekolah yang memada, keberadaan kepala sekolah yang jarang dsekolah karena kesbukan dluar sekolah membuat sekolah kurang pengawasan dar kepala sekolah.

Berdasarkan ura tersebut, penuls bermak-sud mengadakan peneltan tentang menejemen penngkatan mutu berbass sekolah khususnya sekolah-sekolah d Kecamatan Ngadrejo Kabu-paten Temanggung. Maka dsusunlah peneltan yang berjudul “Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen Penngkatan Mutu Berbass Sekolah (MPMBS) (Peneltan pada SD Sekecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung”.

Peneltan dlakukan untuk memecahkan masalah. Sesua perumusan masalah datas, tujuan yang ngn dcapa dalam peneltan n adalah sebaga berkut, mengetahu konds manajemen penngkatan mutu berbass sekolah d SD sekecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung, mengetahu faktor pendukung manajemen penngkatan mutu berbass sekolah d SD sekecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung mengetahu faktor penghambat manajemen penngkatan mutu berbass sekolah d SD sekecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung, dan mengetahu peran kepala sekolah dalam manajemen mutu berbass sekolah d SD sekecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung.

Dalam Undang-undang Republk Indonesa Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sstem Pendkan Nasonal, Pasal 51, ayat (1) dsebutkan bahwa pengelolaan satuan penddkan anak usa dn, penddkan dasar, dan penddkan menengah d-laksanakan berdasarkan standar pelayanan mn-mal dengan prnsp manajemen berbass sekolah/ madrasah. Prnsp manajemen berbass sekolah yang dmaksud adalah model manajemen yang memberkan otonom lebh besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengamblan keputusan secara partspatf untuk memenuh kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapa tujuan mutu sekolah dalam kerangka penddkan nasonal. Dengan otonom yang lebh besar, maka sekolah memlk kewenangan yang lebh besar dalam mengelola sekolahnya, sehngga sekolah lebh mandr.

Penjelasan Pasal 51, ayat (1) menyebutkan bahwa yang dmaksud dengan manajemen berbass sekolah/madrasah adalah bentuk

otonom manajemen manajemen penddkan pada satuan penddkan, dalam hal n kepala sekolah/madrasah dan guru dbantu oleh komte sekolah/madrasah dalam mengelola kegatan penddkan.

Mallen, Ogawa, dan Kranz (dalam Umaed, 2011:3) yang membahas tentang Manajeman Ber-bass Sekolah sebaga suatu bentuk desentralsas yang memandang sekolah sebaga suatu unt dasar pengembangan dan bergantung pada retrbus otortas pengamblan keputusan.

Dar sn dkatakan bahwa dalam Manajemen Berbass Sekolah dtandadengan adanya sejum- lah penyelesaan pekerjaan yang melbatkan ba-nyak orang dlevel sekolah untuk membuahkan suatu keputusan. Manajemen berbas sekolah serng memula dengan desentralsas, pendele-gasan kewenangan tertentu dar tngkat yang hal-hal yang tertentu sampa hampr keseluruan faktor kebutuhan sekolah.

Sehubungan dengan adanya perubahan paradgma baru dalam manajemen sekolah tersebut masyarakat merasa yakn bahwa salah satu upaya pentng yang harus dlakukan dalam penngkatan kualtas penddkan adalah dengan memberdayakan sekolah melalu penngkatan mutu berbass sekolah, dengan menerapkan pendekatan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).

Sesua dengan cr-cr sekolah sebaga organsas yang bersfat kompleks dan unk, tugas dan fungs kepala sekolah dapat dpandang sebaga pejabat formal, sedang dar ss lan kepala sekolah dapat berperan sebaga manajer, sebaga pemmpn (leader), sebaga penddk (educator), sebaga supervsor dan kepala sekolah juga berperan sebaga staf.

Jad menurut Mulyasa (2007:98) peran kepala sekolah ada lma, yatu, sebaga pemmpn, sebaga manajer, sebaga penddk, sebaga adm-nstrator, dan sebaga motvator.

Sekolah merupakan lembaga penddkan yang berfungs sebaga Unt Pelaksana Tekns (UPT) penddkan jalur sekolah. Secara gars besar memlk tugas dan tanggung jawab kepala sekolah terkat dengan mplementas manajemen penngkatan mutu berbass sekolah adalah, pe-ngelolaan Proses Belajar Mengajar, perencana dan Evaluas, dan pengelolaan Kurkulum

Peneltan tentang peranan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah sudah banyak d-lakukan. Peneltan tentang pengelolaan sekolah merujuk pada hasl peneltan Wlkns. Wlkns,

(3)

2007 (dalam Purwanto, 2012:7) mengemukakan tentang sekolah sebaga organsas post modern. Menurut Wlkns, sekolah sebaga organsas post modern memlk cr-cr antara lan adanya struktur jarngan berdasarkan tenaga kerja mult ketramplan, adanya pembagan kerja nformal, pengamblan keputusan yang bersfat partspatf serta adanya teknolog nformas dan komunkas yang sudah maju.

Peneltan yang dlakukan oleh Daves, 2006 (dalam Purwanto, 2012:7) tentang kepemm-pnan sekolah abad ke dua puluh satu menjelas-kan bahwa organsas sekolah pada abad modern mengalam perubahan. Perubahan organsas sekolah mencakup dua dmens, yatu 1) pe-rubahan organsasonal kerangka kerja untuk provs jasa dar hrakh menuju pasar; dan 2) perubahan campuran dan varas penyelenggara penddkan dan jasa penddkan. Perubahan tersebut berlangsung dalam tga tahap. Tahap pertama perubahan adalah membangun sstem sekolah swakelola. Dalam tahapan n sstem yang melput kurkulum terpusat, pengukuran dan akuntabltas serta pengendalan sumber daya sekolah menjad tanggungjawab d tngkat sekolah. Tahap kedua adalah focus terhadap hasl pembelajaran. Pada tahap n sekolah bebas untuk menentukan standar pencapaan outcome penddkan. Tahap ketga dar reformas penddkan sekolah mencptakan sekolah sebaga masyarakat belajar. Pada tahap n sekolah dharapkan tetap menjad masyarakat pembelajaran.

Kerangka berpkr adalah sebuah pema-haman yang melandas pemapema-haman-pemapema-haman yang lannya, sebuah pemahaman yang palng mendasar dan menjad pondas bag setap pemkran atau suatu bentuk proses dar keseluruhan dar peneltan yang akan dlakukan.

Faktor Manajemen Penngkatan Mutu Berbass Sekolah ada tga, yatu: 1) Pengaruh pelaksanaan manajemen penngkatan mutu berbass sekolah dtnjau dar ss kemandran sekolah, 2) Pengaruh pelaksanaan manajemen penngkatan mutu berbass sekolah dtnjau ss pengamblan keputusan partspatf, 3) Pengaruh pelaksanaan manajemen penngkatan mutu berbass sekolah dtnjau dar ss transparans manajemen.

Jad kepala sekolah sangat berperan pentng dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah.

Menurut Sugyono (2008:64) hpotess merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah peneltan, dmana rumusan masalah peneltan telah dnyatakan dalam bentuk kalmat pernyataan. Dkatakan sementara, karena jawaban yang dberkan baru ddasarkan pada teor yang relevan, belum ddasarkan pada fakta-fakta emprs yang dperoleh melalu pengumpulan data. Jad hpotess juga dapat dnyatakan sebaga jawaban teorts terhadap rumusan masalah peneltan, belum jawaban yang emprk.

Hpotess dapat dsmpulkan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang mash ber-sfat praduga karena mash harus dbuktkan kebenarannya. Hpotess dalam peneltan n adalah kepala sekolah sangat berperan pentng dalam Manajemen Penngkatan Mutu Berbass Sekolah.

METODE

Dkemukakan oleh Sugyono (2008:1) bahwa “Metode peneltan pada dasarnya merupakan cara lmah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu”. Metode yang dgunakan dalam peneltan n termasuk dalam peneltan dengan pendekatan kuanttatf dan menggunakan jens deskrptf kuanttatf. Peneltan n bersfat ex-post facto yang mengungkap kenyataan atau gejala perswa yang telah terjad dan bermplkas pada berbaga tndakan sesudahnya yang dperkrakan sebaga objek yang dtelt. Tdak ada perlakuan apapun terhadap varabel oleh penelt.

Sudjana dan Ibrahm (2007:64) menjelaskan “Peneltan deskrptf adalah peneltan yang ber-usaha mendskrpskan suatu gejala, perstwa, kejadan yang terjad pada saaat sekarang”. Menurut Purwanto (2010:177) peneltan deskrptf adalah peneltan yang hanya me-lbatkan satu varabel pada satu kelompok, tanpa menghubungkan dengan varabel lan atau membandngkan dengan kelompok lan. Peneltan dlakukan atas satu kelompok dalam hal satu varabel.

Prosedur dalam peneltan n adalah meru-muskan masalah, menyusun kerangka teor dan mengajukan hpotess, mengembangkan nstrumen berdasarkan kerangka teor dan menggunakannnya untuk pengumpulan data, dan menganalss data untuk menguj hpotess dan menjawab masalah (Purwanto, 2010:26). Analss statstk deskrptf dapat dbedakan menjad: (1)

(4)

analss potret data (frekuens dan persentase), (2) anals kecenderungan sentral data (nla rata-rata, medan dan modus), serta (3) analss varas nla (ksaran dan smpangan baku atau varan) dalam (Toha, 2008:12).

Pengertan kepala sekolah adalah orang yang memlk kekuasan d sekolah. Peran kepala sekolah sebaga berkut: 1)Kepala Sekolah sebaga pemmpn, 2)Kepala Sekolah sebaga Manajer, 3)Kepala Sekolah sebaga penddk, 4)Kepala Sekolah sebaga Admnstrator, 5)Kepala Sekolah sebaga motvator yang dgunakan sebaga dasar penyusunan nstrumen dalam peneltan n.

Manajemen penngkatan mutu berbass sekolah adalah model manajemen yang mem-berkan otonom lebh besar kepada sekolah dan mendorong pengamblan keputusan partspatf yang melbatkan secara langsung semua warga sekolah untuk menngkatkan mutu sekolah berdasarkan kebjakan penddkan nasonal. Manajemen penngkatan mutu berbass sekolah mempunya aspek-aspek yatu; 1) Perencanaan dan evaluas sekolah, 2) Pengelolaan kurkulum, 3) Pengelolaan proses belajar mengajar, 4) Pengelolaan ketenagaan, 5) Pengelolaan keuangan, 6) Pengelolaan pelayanan sswa, 7) Hubungan sekolah dengan masyarakat yang dgunakan sebaga dasar penyusunan nstrumen dalam peneltan n.

Populas dalam peneltan n adalah kepala sekolah d SD Sekecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung yang berjumlah 34 kepala sekolah dengan jumlah guru 381 guru.

Sampel pada peneltan n 8 SD d kecamatan ngadrejo pada gugus merbabu dengan jumlah responden peneltan adalah 48 guru.Teknk samplng yang dgunakan dalam peneltan n adalah teknk purposive sampling yatu pengamblan sampel secara sengaja sesua dengan persyaratan sampel yang dperlukan.

Angket adalah teknk pengumpulan data yang dlakukan dengan cara member se-perangkat pertanyaan atau pernyataan tertuls kepada responden untuk djawabnya (Sugyono, 2008:142). Penelt mempergunakan angket n sebaga alat pengumpulan data yang palng utama yang dkembangkan berdasarkan ks-ks yang telah dtentukan sebelumnya.

Observas sebga teknk pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknk yang lan, yatu wawancara dan kuesoner. Kalau wawancara dan kuesoner selalu berkomunkas dengan orang, maka observas

tdak terbatas pada orang, tetap juga obyek-obyek alam yang lan.

Teknk pengumpulan data dengan observas dgunakan bla peneltan berkenaan dengan per-laku manusa, proses kerja, gejala-gejala alam dan bla responden yang damat tdak terlalu besar (Sugyono, 2008:145).

Wawancara dgunakan sebaga teknk pe-ngumpulan data apabla penelt ngn melakukan stud pendahhuluan untuk menemukan permasa-lahan yang harus dtelt, dan juga apabla penelt ngn mengetahu hal-hal dar responden yang lebh mendalam dan jumlah respondennya sedkt/kecl (Sugyono, 2008:137).

Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf kuanttatf. Metode deskrptf kuanttatf bertujuan untuk menjabarkan, mengurakan, dan menafsrkan konds perstwa yang sedang terjad dalam konteks permasalahan yang ada dlapangan. Analss data deskrptf kuanttatf dengan cara membandngkan antar skor mentah dengan skor total mentah maksmal dan mengkalkannya dengan seratus persen kemudan dperoleh presentase dan dmakna secara kualtatf. Jad rumusnya sebaga berkut: (Wahdmurn, 2010: 116)

Skor mentah

Nilai = x

100%

Skor total mentah maksimal Keterangan:

Skor mentah = Hasl dar jumlah perkalan alternatve bobot kal jumlah centang

Skor total mentah maksmal = Jumlah butr soal (50) dkalkan dengan skor maksmal (4)

Krtera Penlaan (Wardan, 2006:216) : A = 81% - 100% (Bak Sekal) B = 70% - 80% (Bak)

C = 60% - 69% (Cukup) D = 40% - 59% (Kurang)

HASIL

Berdasarkan hasl observas, wawancara dan penyebaran angket yang dlakukan penelt, dperoleh data nla angket peran kepala sekolah dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah dperoleh data nla rata-rata 82%, nla maksmal 89% dan nla mnmal 72%.

(5)

Hasl tersebut menggambarkan bahwa peran kepala sekolah dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah haslnya masuk kategor sedang. Hal n dbuktkan dengan obsevas dan wawancara yang dlakukan oleh penelt kepada kepala sekolah dan guru bla mash ada hambatan dalam menngkatkan manajemen mutu sekolah.

Secara gars besar faktor pendukung dalam manajemen pengkatan mutu berbass sekolah d SD gugus merbabu Kecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung adalah sumber daya guru yang sudah cukup bagus dengan semua guru sebagan besar sudah sarjana, sarana prasarana yang sudah terseda walaupun ada beberapa yang mash kurang lengkap, novas-novas yang dlakukan kepala sekolah, ekstrakulkuler dan kepala sekolah selalu melakukan sosalsat tentang manajemen penngkatan mutu sekolah setap awal semester.

Faktor penghambat dalam menngkatkan manajemen mutu sekolah d 8 SD gugus merbabu Kecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung, secara gars besar adalah mash kurangnya buku-buku yang dmlk sekolah, ruang perpustakaan tdak dpaka dengan bak hal n ddukung dengan observas penelt bahwa ruang perpustakaan saat jam strahat ruangan tdak dbuka agar sswa bsa mengs waktu strahat dengan membaca buku tetap malah d kunc dan dgembok sehngga ruang perpustakaan tdak dgunakan dengan semestnya, kepala sekolah mencar bbt sswa yang banyak untuk mencar sswa yang berprestas tetap perbedaan untuk menyamakan semua sswa menjad kendala untuk menngkatkan mutu sekolah, peran masyarakat untuk andl dalam kegatan sekolah mash kurang adanya kesadaran bahwa kut andl dalam kegatan sekolah sangat pentng untuk menngkatkan mutu sekolah. Tap, dss lan kepala sekolah juga berperaan untuk menngkatkan mutu sekolah dengan selalu mensosalsaskan manajemen penngkatan mutu sekolah setap awal semester, menjaln hubungan bak dengan guru, karyawan dan masyarakat.

Peran kepala sekolah dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah pada SD d gugus merbabu Kecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung kepemmpnan kepala sekolah sudah menngkatkan partspas masyarakat, efisiensi serta melahirkan manajemen yang bertumpu dtngkat sekolah. Hal n dmaksudkan untuk menngkatkan otonom sekolah, dalam

mengelola sekolah dan mencptakan kepala sekolah, guru dan admnstrator profesonal. Kepala sekolah pada SD d gugus merbabu Kecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung sudah menjalankan fungs kepemmpnannya dengan bak.

SIMPULAN

Dar hasl angket, observas dan wawancara yang dlakukan Konds manajemen penngkatan mutu berbass sekolah d SD gugus merbabu Kecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung sudah bagus walau ada beberapa faktor yang belum berjalan dengan bak dan peran kepala sekolah mash kurang optmal. Faktor penghambat peran kepala sekolah dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah adalah mash kurangnya sarana dan prasarana yang ada dsekolah. Faktor pendukung peran kepala sekolah dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah adalah sumber daya guru yang bak.

Berdasarkan hasl observas, wawancara dan penyebaran angket yang dlakukan penelt, dpe-roleh data nla angket peran kepala sekolah dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah dperoleh data nla rata-rata 82%, nla maksmal 89% dan nla mnmal 72%. Hasl tersebut me-nggambarkan bahwa peran kepala sekolah dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah pada 8 SD d gugus merbabu Kecamatan Ngadrejo Kabupaten Temanggung haslnya masuk kategor sedang. Hal n dbuktkan dengan obsevas dan wawancara yang dlakukan oleh penelt kepada kepala sekolah dan guru bla mash ada hambatan dalam menngkatkan manajemen mutu sekolah. Maka dar tu kepala sekolah sangat berperan pentng dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah.

Saran

1. Bag kepala sekolah

a. Kepala sekolah untuk terus menng-katkan kepemmpnannya bak dar seg perencanaan, pengorgansasan, pelaksanaan (memotvas) dan penga- wasan. Serta berusaha untuk menngkat-kan kepemmpnan yang ada sekarang menjad lebh bak lag.

b. Kepala sekolah perlu menjaga, me-nngkatkan komunkas dan partspas dengan warga sekolah melalu

(6)

so-DAFTAR PUSTAKA

Marn, Arta. 2014. Manajemen Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakar-ya .

Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto. 2012. Kinerja Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan MPMBS. Naskah Puplkas, 2012:7-8

Sudjana dan Ibrahm. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Snar Baru Algensndo. Sugyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Umaed, Hadyanto, & Sswantar. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Unverstas Terbuka. Undang-undang Republk Indonesa Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sstem Penddkan Nasonal. Wahdmurn, dkk. 2010. Evaluasi Pembelajaran (Kompetensi dan Praktik). Yogyakarta: Nuha Ltera. Wardan. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Unverstas Terbuka.

salsas program-program dan tujuan yang terkat dengan pelaksanaan manajemen penngkatan mutu berbass sekolah supaya dapat dpaham oleh warga sekolah.

2. Bag penelt lan, penelt lan yang tertark untuk melakukan peneltan tentang peran kepala sekolah dalam manajemen penngkatan mutu berbass sekolah semoga dapat memberkan reverens dan bermanfaat.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian terhadap keladi tikus oleh Fakultas Farmasi Universutas Pancasila Jakarta dengan menggunakan bahan koleksi Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI menunjukkan bahwa

Posisi Kerja Pemotongan Bahan Baku Posisi tubuh operator yang bekerja pada saat melakukan pemotongan lebih cenderung membungkuk (lihat Gambar 5), pada posisi tersebut akan

Perjanjian tersebut harus memasukkan isi dari Memorandum of Understanding dengan demikian ia mempunyai kekuatan mengikat”.103 Ciri-ciri Memorandum of understanding adalah

Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam

Iradat Konsultan yang sedang berjalan adalah adanya pertukaran data yang tidak efisien antara gedung kantor pusat dan kantor cabang yang belum terhubung secara fisik,

Dengan metode tanya jawab guru mengarahkan siswa untuk memahami materi sebelumnya yang berkaitan dengan volume tabung, kerucut dan bola.. Menginformasikan

1) Secara ilmiah dapat mengetahui pengaruh pemberian dosis solid pada berbagai media tanam galian C terhadap pertumbuhan kelapa sawit varietas tenera di pre nursery. 2)

Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau