• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon Indonesia. Irfan D. Yananto,SE, MERE - Direktorat Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon Indonesia. Irfan D. Yananto,SE, MERE - Direktorat Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan Pembangunan

Rendah Karbon

Indonesia

(2)

Faktanya,

emisi karbon

&

perubahan iklim

telah berdampak pada terjadinya bencana &

penurunan kualitas lingkungan di Indonesia

Menurunnya kualitas

udara, laut, air dan

tutupan lahan

Kegagalan panen

disebabkan

kekeringan ekstrem

Biodiversitas terancam

dan ekosistem alam

terganggu

Tinggi Gelombang Ekstrem

yang mengurangi daya jelajah

atau wilayah tangkap ikan

Kompas Tribunnews

(3)

Artikel 3.4 UNFCCC

sebagai landasan integrasi Pembangunan Rendah Karbon

ke dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Artikel 3.4

of UNFCCC

“policies and measures to protect the climate system against human-induced…

should be integrated with national development programmes, taking into account that

economic development is essential for adopting measures to address climate change”

Keywords

Mengedepankan

pembangunan

berkelanjutan

Mengintegrasikan

dengan perencanaan

pembangunan

Sejalan dengan

pembangunan

ekonomi

Indonesia telah menjalankan mandat tersebut dengan mengintegrasikan

Pembangunan Rendah Karbon dalam RPJMN 2020-2024

(4)

• Pembangunan Rendah Karbon adalah

kebijakan, rencana, program dan

pelaksanaan pembangunan yang

menghasilkan

pertumbuhan

ekonomi rendah emisi

gas rumah

kaca sebagai bentuk upaya

penanggulangan dampak

perubahan iklim, perbaikan kulitas

lingkungan

dan

pencapaian tujuan

pembangunan berkelanjutan

.

• Pembangunan Rendah Karbon

meminimalisir

trade-off

antara

pembangunan ekonomi dan

pelestarian lingkungan.

Lingkungan

Ekonomi

Sosial

RPJMN 2020-2024

(Ekonomi Hijau & Rendah Karbon)

Apa itu

Pembangunan Rendah Karbon?

PRK menjadi bagian dalam pencapaian

target SDGs, dengan menempatkan isu

perubahan iklim (Goal SDGs 13) sebagai

basis utama untuk mendukung pilar

(5)

PN 1

PN 2

PN 3

PN 4

PN 5

PN 6

PN 7

Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan Meningkatkan SDM yang Berkualitas dan

Berdaya Saing Membangun Kebudayaan dan Karakter Bangsa Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi & Pelayanan

Dasar

Membangun Lingkungan Hidup,

Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim

Memperkuat Stabilitas Polhukhankam & Transformasi Pelayanan Publik PP 1

Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

PP 2

Peningkatan Ketahanan Bencana dan Iklim

PP 3

Pembangunan Rendah Karbon

Keterangan: PN -Prioritas Nasional | PP -Program Prioritas | KP -Kegiatan Prioritas

KP1 Pembangunan Energi Berkelanjutan KP2 Pemulihan Lahan Berkelanjutan KP3 Penanganan Limbah KP4 Pengembangan Industri Hijau KP5 Rendah Karbon Pesisir & Laut

Green RPJMN:

Pembangunan Rendah Karbon sebagai salah satu

Prioritas Pembangunan dalam RPJMN 2020-2024

(6)

Penanganan COVID

VS

Pemulihan Ekonomi?

Data sampai dengan 10 Desember 2020

(Sumber: https://covid19.go.id/peta-sebaran)

COVID-19 belum menunjukkan

tren menurun

Pemerintah dihadapkan pada pilihan antara “

flatten COVID

curve

” dan “

economic recovery

”.Kebijakan PSBB

mengakibatkan kontraksi pertumbuhan ekonomi.

Trade-off antara penanganan COVID

dengan Pemulihan Ekonomi

https://voxeu.org/content/mitigating-covid-economic-crisis-act-fast-and-do-whatever-it-takes

598.933

TERKONFIRMASI

+6.033 Kasus

88.622

KASUS AKTIF

14,8% dari Terkonfirmasi

(7)

Apakah respons kita saat ini terhadap COVID-19

merupakan respons terbaik?

Sumber: Greenness of Stimulus Index - Vivid Economics, 2020

Greenness Stimulus Index

Kebijakan pemulihan dan stimulus yang diluncurkan

Pemerintah Indonesia masih sedikit mengalokasikan

inisiatif hijau dan rendah karbon

Upaya Pemulihan Ekonomi melalui PEN

203,9

106,11 123,46

53,57

120,61

Program Pemulihan Ekonomi Nasional 2020 (Rp triliun) (Diluar Program Kesehatan)

Perlindungan Sosial Sektoral K/L dan Pemda

UMKM

Pembiayaan Korporasi

(8)

Pemulihan pasca COVID-19 memiliki potensi

rebound emisi CO

2

Contoh kasus emisi di

China

yang mengalami peningkatan

pada masa pemulihan bulan

April 2020

1

.

Pendekatan business as usual

pasca krisis berpotensi

menimbulkan rebound emisi CO

2

1. Bagaimana strategi untuk pemulihan

jangka menengah

dan

jangka panjang

yang berkelanjutan?

2. Bagaimana dengan fenomena alam yang mengancam, seperti

perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati

?

Strategi pemulihan

saat ini meninggalkan

pertanyaan

[1] https://www.carbonbrief.org/analysis-chinas-co2-emissions-surged-past-pre-coronavirus-levels-in-may

Rebound emisi CO2 di China meningkat di masa pemulihan, lebih tinggi dari tingkat emisi di tahun sebelumnya

(9)

Respons terhadap Pandemi

COVID-19 tidak cukup dengan

hanya memperhatikan dampak

jangka pendek karena krisis

saat ini

tidak menghilangkan

ancaman di masa yang akan

datang

Perubahan iklim dan hilangnya

keanekaragaman hayati

adalah

tantangan kita berikutnya yang

berpotensi mendatangkan

ancaman yang lebih besar

dibandingkan pandemi yang

sekarang kita hadapi

Note: Risiko global tertinggi pada tahun

2020 diantaranya

perubahan iklim

dan

hilangnya keanekaragaman hayati

(World Economic Forum Global Risk Report, Januari 2020)

(10)

Indonesia harus Membangun Lebih Baik (Build Back Better)

ke arah masa depan yang berketahanan iklim &

berkelanjutan melalui Pembangunan Rendah Karbon

Diadopsi dari pemulihan pasca-bencana, Build Back Better

(BBB) bertujuan untuk menghindari terjadinya kondisi kerentanan semula (yang lama) dan menjadikan proses pemulihan sebagai transformasi menuju arah yang lebih baik

mencakup transformasi sosial, ekonomi dan lingkungan.

Indonesia dapat membangun kembali dengan lebih baik melalui Pembangunan Rendah Karbon(Build Back Better with

Low Carbon Development)

atau B3-LowCarbon

Melalui B3-LowCarbon, selama masa pemulihan ekonomi pasca Pandemi COVID-19:

1. Green jobs dan green investments meningkat 2. Kontribusi PRK terhadap pertumbuhan

ekonomi meningkat

3. Intensitas emisi terhadap baseline berkurang

Build Back Better dalam

Konteks Pemulihan Ekonomi

Dalam konteks pemulihan ekonomi, BBB adalah

gagasan untuk tidak hanya mengembalikan

ekonomi dan mata pencaharian sesegera mungkin,

tapi juga

melindungi kesejahteraan untuk jangka

yang lebih panjang

(OECD,2020)

(11)

Rencana Strategi Build Back Better

Memetakan Ketersediaan Skema Pendanaan

Pembangunan Rendah Karbon (sampai Oktober 2020)

Melakukan analisis cepat untuk menilai efektifitas pendanaan PRK yang sudah ada

(sampai November 2020)

Menyusun Roadmapuntuk

implementasi pengembangan pendanaan PRK dalam bentuk

Stimulus untukGreen Recovery

pada era New Normal

(Desember 2020)

Terselesaikannya Perumusan Kebijakan Pendanaan PRK untuk mendukung Ekonomi Hijau (Jangka Menengah) – 2021

Melakukan analisis potensi yang perlu dikembangkan

(sampai Juni 2021)

Melakukan prioritasi terhadap beberapa instrument stimulus hijau yang memiliki daya ungkit (leverage) tinggi terhadap

pencapaian target PRK

Menyusun mekanisme instrumen stimulus hijau terpilih agar dapat dilaksanakan secara operasional di tahun 2022

Terlaksananya Instrumen

stimulus Hijau untuk Pembangunan Rendah Karbon dalam era pemulihan

dampak COVID-19 Tersedia Peraturan Menteri (PMK, Permen ESDM, Permen KLHK, dsb) Dana terkumpul di Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (BPDLH)

(12)

Saat ini, masih terdapat ruang yang begitu besar untuk

menguatkan komitmen pemerintah terhadap PRK

24%

76%

Rp 306 T

Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Rendah Karbon

(Bappenas, 2020)

Pendanaan ideal PRK adalah 2%

dari PDB = 306 T Rupiah

Pendanaan ideal PRK dari APBN

sebesar 24% – 39% = 72,22 T –

120,37 T Rupiah.

Saat ini pemerintah baru

mengalokasikan sebesar 23,44 T –

34,87 T Rupiah atau sebesar 8%

-11% sehingga masih

terdapat gap

yang cukup besar.

Diperlukan langkah-langkah

konkrit di sepanjang 2021 dan

seterusnya untuk mendorong

implementasi

B3-LowCarbon

Proporsi pendanaan oleh Pemerintah

Rp 72,22 T

Proporsi pendanaan oleh non-Pemerintah

Rp 232,56 T

(13)

Analisis dan Rekomendasi B3-LowCarbon melalui

Pertanian Hijau & Perkebunan Berkelanjutan

Sektor pertanian adalah sektor yang tetap tumbuh positif di masa Pandemi COVID-19 sebesar 1,5% (yoy)

sepanjang Q1, Q2 dan Q3 2020.

Subsektor pangan dan hortikultura dapat tumbuh masing-masing 2,2% dan 3% (yoy)1

• Sektor pertanian berperan

sebagaipenopang ekonomi

• pentingnyamengembangkan pertanian berkelanjutan.

Potensi

Penciptaan

Lapangan

Pekerjaan

1. Melalui

pengembangan pangan dan tata guna lahan yang berkelanjutan

, sektor pertanian

berkontribusi pada

peningkatan nilai ekonomi sebesar USD 2,3 triliun

dan menciptakan

lebih dari 70 juta

lapangan kerja pada tahun 2030.

2

2. Perkebunan berkelanjutan

berpotensi menciptakan sekitar

700 ribu lapangan kerja baru

3

.

No Komoditas Persentase Luas Perkebunan Rakyat +Produksi Perkebunan Rakyat (ton) +Tenaga Kerja Perkebunan Rakyat Anggaran Perkebunan Rakyat Anggaran Perkebunan Rakyat Pertahun (Rp juta) Anggaran Padat Karya Tunai (Rp juta) 1 Sawit 38% 594.797 79.726 9.735.804 1.946.961 1.071.511 2 Karet 88% 188.376 111.877 7.611.322 1.522.264 1.503.629 3 Kakao 98% 169.559 309.035 2.298.678 479.736 4.153.432 4 Kopi 97% 2.347.638 204.307 1.224.323 244.865 2.799.645 Total 708.945 20.969.127 4.193.825 9.528.217

[1] Badan Pusat Statistik,Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan III-2020

[2] The Global Commission on the Economy and Climate. Unlocking the Inclusive Growth Story of the 21st Century: Accelerating Climate Action in Urgent Times. Washington, DC: World Resource Institute

https://newclimateeconomy.report/2018/wp-content/uploads/sites/6/2018/09/NCE_2018_FULL-REPORT.pdf

(14)

Contoh B3-LowCarbon di tingkat tapak:

Rehabilitasi Hulu DAS Ciliwung - #0kmciliwung

M anf aat

Ek

on

omi

M anf aat

Li

ng

kung

an

Rp

15-30

Jt

Per 3 bulan tambahan pendapatanbagi penjualan kopi dan madu

Tambahan pendapatan dari berbagai kegiatan kelola hutan desa dan manajemen usaha ekonomi

Potensi Penurunan Emisi GRK dari rehabilitasi hulu DAS Ciliwung

100

ha

Lahan terdegradasi telah direhabilitasi

Meningkatkan kapasitas kelompok LMDH

untuk mengelola kawasan DAS Ciliwung Hulu

M

anf

aat

Sosial

menciptakan

green job, peningkatan tambahan

(15)

Manfaat Implementasi PRK untuk meningkatkanketahanan pangan dan air, pendapatan ekonomi dan membangun kolaborasi multipihak

Produktivitas pada meningkat dari 1,8 ton/ha menjadi 4,8 ton/ha Proyek direplikasi ke seluruh Kabupaten Sumba TImur Proyek telah menjadi percontohan nasional penerapan smart farming

Rp 1 juta

Tambahan pendapatan Per keluarga/bulan

200%

Peningkatan produktivitas padi

Potensi penurunan Emisi

GRK dari penggunaan pupuk organik Meningkatkan ketahanan pangan dan air MembangunKolaborasi

& Sinergi antara K/L, pemda dan universitas

Meningkatkan

Kapasitas Petani dalam menerapkan smart farming

Manfaat Ekonomi Manfaat Lingkungan Manfaat Sosial Penggunaan teknologi telemetriuntuk memudahkan petani mengetahuiwaktu yang tepat untuk melakukan penanaman, pengairan

dan pemupukan berdasarkan rekomendasi ahli

Peningkatan Produktivitas Pertanian

(16)

Kab. Pidie Kab. Aceh Utara

Kab. Nagan Raya

Kab. Tapanuli Tengah Kab. Mandailing Natal Kab. Padangsidempuan Kab. Labuhanbatu Kab. Nias Selatan Kab. Pelalawan

Kab. Indragiri Hilir Kab. Padanglawas Kab. Musi Rawas Utara Kab. Pasaman Kab. Empat Lawang Kab. Pesawaran Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Seruyan Kab. Kotawaringin Timur Kab. Kotabaru Kab. Hulu Sungai

Selatan Kab. Mamuju Kab. Mamasa Kab. Luwu Kab. Manggarai Barat Kab. Manggarai Timur Kab. Malaka

Kab. Timor Tengah Selatan

Kab. Merauke Kab. Manokwari

Selatan Kab. Nunukan

Kab. Sumba Timur

Lokasi Adaptasi Pertanian

61%

23.5%

26,5%

11%

39.5%

Super Prioritas Top Prioritas Prioritas

58

Kab/Kota

136

Kab/Kota

117

Kab/Kota 6%

Wilayah intervensi kegiatanadaptasi untuk Sektor Pertanian

(17)

Kedepan, masih banyak pekerjaan yang harus

diselesaikan dan memerlukan sinergi berbagai pihak

1. Menyusun roadmap

untuk

implementasi pengembangan

stimulus hijau dan pendanaan

PRK

2. Mendorong terlaksananya

stimulus Hijau

pada tahun 2021

dan 2022

3. Meningkatkan alokasi pendanaan

PRK serta mendorong investasi

hijau menuju pertumbuhan

ekonomi hijau

4. Bekerjasama dengan berbagai

pihak, termasuk parlemen untuk

implementasi B3-LowCarbon

5. Peningkatan kapasitas SDM

1. Implementasi bisnis yang

mengarah pada

praktik bisnis

berkelanjutan

(mis. memakai ET

dan ekonomi sirkular)

2. Inovasi bisnis dan kolaborasi

multipihak

untuk memberikan

nilai tambah bagi masyarakat dan

lingkungan

3. Transisi model bisnis yang

business as usual

menjadi model

berkelanjutan yang

mendorong

green jobs

1. Mengimplementasikan gaya

hidup ramah lingkungan dalam

kehidupan sehari-hari

2. Mendukung barang dan jasa

yang ramah lingkungan

3. Mendukung

outreach

dari

B3-LowCarbon melalui berbagai

macam

platform

(18)

“Climate Change is

the defining issue of our time

– and we are at

defining moment”

Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB

T E R I M A K A S I H

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaannya, pada penelitian yang peneliti lakukan menggunakan objek tindak tutur perlokusi yang diperoleh dari guru Dari tuturan tersebut dihasilkan beberapa

Dan juga mendukung penelitian Sumodiningkrat, (2000) bahwa keterlibatan fasilitator sebagai pelaku pemberdayaan dalam mengawal proses pemberdayaan merupakan sumber

Berkaca dari pengalaman penerapan pajak karbon di berbagai negara, perlu kajian mendalam apabila akan diterapkan di Indonesia. Pemerintah perlu membuat Regulatory Impact

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PENYERTAAN  MODAL  PEMERINTAH  DAERAH  

Proses mediasi dilakukan di kantor Bank Indonesia yang terdekat dengan domisili nasabah, pelaksanaan fungsi mediasi perbankan oleh Bank Indonesia dilakukan sampai

kayu/ kayu kayu/ kertas kayu/ tekstil kayu/ logam kayu/ serat alam kayu/ cat logam/ logam logam/ kain logam/ kertas logam/ cat logam/ kulit logam/ plaster logam/ ancur. Tabel

Manfaat penghitungan BOSP yang rinci bagi masyarakat/orangtua adalah sebagai informasi yang transparan dan mudah dimengerti tentang (1) biaya operasional yang harus

waktu aktivitas puncak insulin dan selama atau s etelah latihan. Penambahan berat badan yang tidak diinginkan Penambahan berat badan yang tidak diinginkan.. Remaja yang meningkatkan