• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURUSAN TARBIYAH PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA

PETAK PERSEGI SATUAN DALAM MENGUKUR LUAS

DAERAH PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG PADA SISWA

KELAS III MI DARUSSALAM BANTAL KECAMATAN

BANCAK KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kependidikan Islam

Oleh

SITI MUSIYAM

NIM 125 08 004

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2011

(2)
(3)

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA

PETAK PERSEGI SATUAN DALAM MENGUKUR LUAS

DAERAH PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG PADA SISWA

KELAS III MI DARUSSALAM BANTAL KECAMATAN

BANCAK KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kependidikan Islam

Oleh

SITI MUSIYAM

NIM 125 08 004

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2011

(4)
(5)
(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Siti Musiyam

NIM : 12508004

Jurusan : Tarbiyah Program Studi : PGMI

Menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 23 Pebruari 2011 Penulis,

(7)

MOTTO

BERAKIT-RAKIT KE HULU BERENANG-RFNANG KETEPIAN BERSAKIT-SAKIT DAHULU BERSENANG-SENANG KEMUDIAN





























“ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan

melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Q.S. Al-Zalzalah 7-8)

(8)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

1. Bapak Jumadi Ibu Sulimah tercinta yang telah membimbing, mendidik dan memotivasi untuk terus maju dalam belajar, terima kasih atas doa restu dan kasih sayangnya.

2. Keluargaku, kakak Siti Alfiyah adik-adikku Muhamad Asmawi, Muhamad Syukron yang senantiasa selalu mendukung, memberi dorongan, memotifasi dan membantu dengan keikhlasannya.

3. Para Ustadz, Murabbi, Mu’alim yang telah mengantarku ke lautan ilmu yang tiada habisnya.

4. Teman-teman perjuangan, PGMI Transfer 2008 yang telah banyak membantuku

5. Bapak Ibu guru dan karyawan MI Darussalam Bantal atas bantuan dan pengertiannya saya bisa terus menuntut ilmu dan ijinnya untuk menggunakan fasilitas sekolah dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk kepada manusia menuju kebaikan. Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Uswah Khasanah Rasululllah Muhammad SAW.

Berkat Inayah Allah jualah penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang sederhana ini, untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Semoga penulis dan pembaca umumnya bisa mengambil manfaat dari tulisan ini. Penulis menulis skripsi dengan judul: UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PETAK PERSEGI SATUAN DALAM MENGUKUR LUAS DAERAH PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG PADA SISWA KELAS III MI DARUSSALAM BANTAL KEC. BANCAK KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M Ag, selaku ketua STAIN Salatiga . 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku ketua jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd, selaku ketua program studi PGMI. 4. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

(10)

5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan berbagai ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di bangku kuliah

6. Bapak Muhlasin, selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bantal Kecamatan Bancak serta para guru dan karyawan yang telah membantu memberikan informasi atau data penelitian tentang MI Darussalam Bantal, juga kepada para siswa yang telah banyak membantu.

7. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah rela berkorban baik material maupun spiritual.

8. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan khususnya PGMI 2008 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

Besar harapan penulis, semoga amal baik tersebut diterima oleh Allah SWT dan mendapat pahala yang sepantasnya. Tak lupa penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis.

Salatiga, 23 Pebruari 2011

Penulis

(11)

ABSTRAK

Musiyam, Siti. 2011. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui

Penggunaan Alat Peraga Petak Persegi Satuan dalam Mengukur Luas Daerah Persegi dan Persegi Panjang (Di Siswa Kelas III MI Darussalam Bantal Kec.Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011) Skripsi.

Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Peni Susapti, M.Si.

Kata Kunci : Prestasi Belajar Matematika dan Alat Peraga Petak Persegi Satuan Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui Penggunaan Alat Peraga Petak Persegi Satuan dalam Mengukur Luas Daerah Persegi dan Persegi Panjang yang diterapkan pada siswa kelas III MI Darussalam Bantal kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010-2011. Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan, yaitu apakah penggunaan alat peraga petak persegi satuan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang pada mata pelajaran matematika, siswa kelas III MI Darussalam Bantal Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010-2011.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi. Setiap siklus diakhiri dengan pemberian evaluasi secara individu untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Adapun subyek yang diteliti adalah siswa kelas III MI Darussalam Bantal Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010-2011 sebanyak 16 siswa. Sedangkan pengumpulan data yang diperoleh berupa lembar pengamatan dan hasil evaluasi yang kemudian dilakukan analisis data dengan persentase.

Kesimpulan dari penelitian ini, antara lain: Pembelajaran Matematika melalui penggunaan alat peraga petak persegi satuan mampu meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Aktifitas siswa dalam pembelajaran Matematika dengan penggunaan alat peraga petak persegi satuan serta ketuntasan belajar siswa secara klasikal juga meningkat yaitu siklus I mencapai (68,75%), Siklus II (81,25%), dan siklus III (87,5%).

(12)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL . . . . . . HALAMAN LOGGO . . . . . . HALAMAN JUDUL . . . . . . … PERSETUJUAN PEMBIMBING . . . …. HALAMAN PENGESAHAN . . . PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN . . . . . . …. MOTTO . . . . . . ……… PERSEMBAHAN . . . . . . …… KATA PENGANTAR . . . . . . ABSTRAK . . . . . . ……. DAFTAR ISI . . . . . . …… DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . DAFTAR TABEL . . . . . . …. BAB I PENDAHULUAN. . .

A. Latar Belakang Masalah . . . B. Rumusan Masalah . . . C. Tujuan Penelitian . . . D. Definisi Operasional . . . E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.. . . F. Manfaat Penelitian . . . G. Metode Penelitian . . . H. Sistematika Penulisan. . . …. i ii iii iv v vi vii viii ix xi xii xiv xv 1 1 5 6 6 9 10 11 18

(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. . . A. Kajian Tentang Prestasi Belajar . . . B. Kajian Tentang Matematika . . . C. Alat Peraga . . . D. Petak Persegi Satuan . . . BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN . . .

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian . . . B. Subyek Penmelitian . . . C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian . . . .. . . BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . .

A. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) . . . B. Hasil Penelitian Tiap Siklus . . . C. Perbandingan Hasil Siklus I, II, dan III . . . BAB V PENUTUP . . . .. . . . A. Kesimpulan . . . B. Saran . . . DAFTAR PUSTAKA . . . . . . LAMPIRAN-LAMPIRAN . . . 20 20 32 36 40 44 44 48 51 61 61 62 72 76 76 77 78 80

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : RPP I, II, dan III 81,92,103

LAMPIRAN 2 :

Lembar Pengamatan Aktifitas Peneliti/guru Siklus I, II, dan III

89,100,111

LAMPIRAN 3 : Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I, II, dan III

90,101,112 LAMPIRAN 4 : Hasil test siswa Siklus I, II, dan III 91,102,113

LAMPIRAN 5 : Dokumentasi 114

LAMPIRAN 6 : Riwayat Hidup 116

LAMPIRAN 7 : SK Penelitian 117

LAMPIRAN 8 : Lembar Konsultasi 118

(15)

DAFTAR TABEL

TABEL I : DATA KEADAAN KEPALA DAN GURU MI

DARUSSALAM BANTAL TAHUN PEAJARAN 2010-2011 . . . .. .. . . 45

TABEL II : DATA KEADAAN PESERTA DIDIK MI

DARUSSALAM BANTAL TAHUN PELAJARAN 2010-2011 . . . 46

TABEL III : DAFTAR NAMA SISWA KELAS III MI

DARUSSALAM BANTAL . . . 48

TABEL III : DAFTAR NILAI SISWA PADA PRASIKLUS

(OBSERVASI) . . . 61

TABEL IV : DAFTAR PERSENTASE NILAI PRASIKLUS

(OBSERVASI) . . . .. . . 62

TABEL V : DAFTAR HASIL PENGAMATAN AKTIFITAS

PENELITI/GURU PADA SIKLUS I . . . 63

TABEL VI : DAFTAR HASIL PENGAMATAN AKTIFITAS

SISWA PADA SIKLUS I . . . 64

TABEL VII : DAFTAR HASIL EVALUASI SISWA PADA

SIKLUS I . . . 65

TABEL VIII : DAFTAR HASIL PENGAMATAN AKTIFITAS

PENELITI/GURU PADA SIKLUS II . . . 66

TABEL IX : DAFTAR HASIL PENGAMATAN AKTIFITAS

SISWA PADA SIKLUS II . . . 67

TABEL X : DAFTAR HASIL EVALUASI SISWA PADA

SIKLUS II . . . 68

TABEL XI : DAFTAR HASIL PENGAMATAN AKTIFITAS

PENELITI/GURU PADA SIKLUS III . . . 69

TABEL XII : DAFTAR HASIL PENGAMATAN AKTIFITAS

SISWA PADA SIKLUS III . . . 70

TABEL XIII : DAFTAR HASIL EVALUASI SISWA PADA

SIKLUS III . . . .. . . .. . . 71

(16)

AKTIFITAS PENELITI/GURU PADA SIKLUS I, II DAN III . . .

TABEL XV : PERBANDINGAN HASIL EVALUASI SISWA

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar (Basic Science) yang cukup berkembang pesat saat ini, baik menyangkut materi sebagai penunjang ilmu-ilmu yang lain maupun kegunaan dalam kehidupan manusia. Melalui pembelajaran matematika siswa dilatih agar dapat berpikir kritis, logis, sistematis, dan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Proses belajar mengajar ada empat komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa, yaitu bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai subyek pembelajaran. Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam proses belajar, sehingga melemahnya satu atau lebih komponen dapat menghambat tercapainya tujuan belajar yang optimal.

Hasil penelitian telah memperlihatkan media telah menunjukkan keunggulannya membantu para guru dan staf pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah ditangkap oleh para siswa. Dalam perkembangan saat ini media bukan lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral dalam sistem pendidikan dan pembelajaran (Asnawir dan Usman, 2002:13).

Selama ini para siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika, karena karakteristik matematika merupakan serangkaian konsep-konsep yang abstrak. Tahap perkembangan mental para siswa belum semuanya berada dalam tahap berpikir formal. Oleh

(18)

karena itu kita sebagai guru harus dapat menjembatani siswa yang belum berpikir formal agar dapat mempelajari konsep yang abstrak. Dengan demikian diharapkan agar pandangan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang paling sulit sedikit demi sedikit dapat berubah.

Berdasar dari konsep-konsep matematika yang abstrak, maka guru harus membantu siswa untuk memvisualisasikan konsep yang abstrak tersebut menjadi sesuatu yang nyata dan mudah dipahami siswa. Pada dasarnya siswa itu belajar dari sesuatu yang konkret, bahkan tidak hanya siswa, orang dewasa pun dalam waktu tertentu membutuhkan visualisasi untuk memahami konsep-konsep yang abstrak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika untuk menanamkan konsep agar mudah dimengerti oleh siswa. Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata atau konkrit (Rahadi, 2003:10).

Mengajar dapat diartikan sebagai upaya untuk menciptakan suatu sistem lingkungan belajar supaya proses belajar dapat berlangsung. Sebagai bagian dari masukan instrumental dalam proses pembelajaran, sarana pendidikan dalam hal ini alat peraga mempunyai peranan yang sangat penting, bahkan dalam hal-hal tertentu akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran itu sendiri. Manfaat alat peraga dalam keseluruhan sistem lingkungan belajar harus mendapatkan perhatian para pendidik/pengajar secara baik. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar haruslah diciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan, dinamis namun terarah dalam mencapai

(19)

tujuan pembelajaran. Untuk tujuan tersebut diperlukan strategi metode serta media yang tepat sehingga menunjang keefektifan proses pembelajaran.

Media sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran dipilih atas dasar tujuan dan bahan pelajaran yang telah ditetapkan. Guru sebagai subyek pembelajaran harus dapat memilih media dan sumber belajar yang tepat, sehingga bahan pelajaran yang disampaikan dapat diterima siswa dengan baik. Konsep-konsep dalam matematika itu abstrak, sedangkan pada umumnya siswa berpikir dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, maka salah satu jembatannya agar siswa mampu berpikir abstrak tentang matematika, adalah dengan menggunakan media pendidikan dan alat peraga. Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual anak SD/MI yang masih dalam tahap operasi konkret, maka siswa SD/MI dapat menerima konsep-konsep matematika yang abstrak melalui benda-benda konkret. Untuk membantu hal tersebut dilakukan manipulasi-manipulasi obyek yang digunakan untuk belajar matematika yang lazim disebut alat peraga.

Melihat kenyataan menunjukkan bahwa nilai siswa pada awal prasiklus dilaksanakan kemampuan mengukur luas bangun datar persegi dan persegi panjang masih rendah. Perolehan nilai rata-rata kelas dalam ulangan harian untuk Sub Pokok Bahasan mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang adalah 56,25. Hal ini merupakan angka yang sangat rendah dan jauh dibawah standar, karena nilai KKM untuk mata pelajaran matematika yang ditetapkan di MI Darussalam Bantal adalah 6,0. Setelah

(20)

dicari dan dilihat penyebabnya ternyata sebagian besar siswa kelas III di MI Darussalam Bantal Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010/2011 merasa binggung pada pokok bahasan mengukur daerah luas persegi dan persegi panjang.

Penyebab hasil belajar matematika rendah dapat dilihat dari komponen penting dalam proses belajar mengajar yakni : kemampuan guru, kemampuan siswa, lingkungan tempat belajar, media atau alat peraga, dan materi atau bahan pembelajaran. Menurut Sriyono (1991:162) bahwa dalam pengajaran matematika diperlukan alat peraga. Suatu alat atau media dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep, mengingat corak berfikir siswa terutama usia SD/MI masih bersifat konkret. Dengan adanya media pendidikan atau alat peraga siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan senang dan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Siswa akan senang tertarik, terangsang dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. Menurut Bakar dan Fitriyah (2008:24) mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran atau alat peraga pada pembelajaran matematika akan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan alat peraga atau media pendidikan dalam pembelajaran. Judul dalam penelitian ini adalah “UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PETAK PERSEGI SATUAN DALAM MENGUKUR LUAS DAERAH PERSEGI DAN

(21)

PERSEGI PANJANG PADA SISWA KELAS III MI DARUSSALAM BANTAL KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: “Apakah penggunaan alat peraga petak persegi

satuan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang siswa kelas III MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang tahun pelajaran 2010/2011?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang dengan menggunakan alat peraga petak persegi satuan, pada siswa kelas III MI Darussalam Bantal Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran dalam memahami istilah-istilah yang ada dalam judul perlu adanya penegasan istilah-istilah dan pembatasan ruang lingkup penelitian, bagian-bagian yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata tingkat mendapat imbuhan pe-an. Kata tingkat berarti jenjang, susuatu yang menunjukkan tinggi rendah tentang kelajuan dan kelas. Dengan demikian kata peningkatan dapat

(22)

diartikan sebagai perubahan kejenjang yang lebih tinggi atau mengalami kemajuan yang lebih baik.

2. Prestasi Belajar Matematika

Menurut Arifin (1990:2-3) Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa Indonesia “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi adalah hasil usaha yang telah dicapai, dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya (KBBI, 1996:186). Prestasi adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan. Belajar adalah suatu proses aktif, mental, berfikir dan mengingat yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman terhadap suatu masalah (Sriyanti, 2009:6).

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi merupakan perubahan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran sehingga anak mempunyai pengertian, kecakapan, kepandaian dan kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

Prestasi belajar matematika adalah hasil akhir dari suatu proses yang telah dilakukan, dalam hal ini adalah berupa skor dari tes yang dikerjakan siswa. Jika skor dari tes itu menunjukkan hasil yang tinggi dengan banyaknya siswa yang mendapat nilai bagus dari sebelumnya ini berarti hasil belajar matematika meningkat.

3. Alat Peraga

Alat peraga artinya alat bantu untuk menyampaikan pembelajaran atau materi yang sisampaikan supaya mudah dimengerti

(23)

oleh siswa. Alat peraga merupakan alat bantu atau sumber yang digunakan guru dalam pembelajaran (Usman dan Asnawir, 2002:13). Menurut Anderson Alat peraga merupakan media perlengkapan yang digunakan untuk membantu guru mengajar (Hidayah, 2004:4). Jadi alat peraga merupakan alat bantu yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar pelajaran mudah dipahani oleh siswa.

4. Persegi dan Persegi Panjang

Persegi adalah segi empat yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a) sisi-sisi yang berhadapan sejajar, b) keempat sudutnya siku-siku, c) keempat sisinya sama panjang. Persegi disebut juga bujur sangkar. Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah sudut yang kesemuannya adalah sudut siku-siku (Karim, 2009:25).

5. Pengukuran Petak Persegi Satuan

Pengukuran merupakan suatu tindakan atau proses untuk memastikan luas atau kuantitas sesuatu. Pengukuran umumnya berkenaan dengan masalah kuantitatif. Oleh karena itu diperlukan alat bantu (Arifin, 1990:2). Pengukuran adalah proses membandingkan suatu obyek yang akan diukur dengan obyek yang telah diketahui ukurannya. Kedua obyek tersebut adalah sejenis atau serupa. Obyek yang telah diketahui ukurannya itu disebut satuan (Karim, 2009:3). Pengukuran luas daerah juga merupakan suatu proses membandingkan suatu daerah tertentu yang ingin diketahui ukurannya dengan suatu satuan standar petak persegi (Karim, 2009:15). Petak persegi satuan

(24)

adalah peraga yang dibuat dari mika atau plastik transparan, berbentuk daerah persegi yang diberi garis sehingga membentuk petak-petak persegi, yang tiap petak berukuran sama sebagai alat pengajaran.

Dengan demikian batasan istilah judul penelitian tindakan kelas ini secara keseluruhan adalah suatu penelitian tindakan kelas yang bertujuan menaikkan taraf hasil berlatih dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang dengan alat peraga (petak persegi satuan) yang berfungsi untuk membangkitkan motivasi belajar, memberi kejelasan dan memberi rangsangan siswa dalam belajar, sehingga tercipta hasil belajar dan prestasi yang baik bagi siswa-siswa kelas III MI Darussalam Bantal Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010/2011. E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan hipotesis sebagai berikut: “Penggunaan alat peraga petak persegi satuan dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang siswa kelas III MI Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang tahun pelajaran 2010/2011”.

2. Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan indikator yang ingin dicapai pada siklus tindakan terakhir sebagai berikut: Prestasi belajar siswa dari segi afektif dan psikomotorik menunjukkan kemampuan dan keaktifan siswa meningkat. Prestasi siswa dari segi kognitif mencapai nilai sesuai dengan Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan madrasah untuk mata pelajaran Matematika yaitu 6,0.

(25)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis maupun praktis.

1. Dari segi teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa ilmu pengetahuan, bagi pemilihan pendekatan pembelajaran, pada khususnya dalam menggunakan alat peraga yang dilakukan pada siswa MI Darussalam Bantal Kecamatan Bancak pada mata pelajaran Matematika, dan dapat juga digunakan pada mata pelajaran yang lain.

2. Dari segi praktis a. Bagi siswa

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang melalui penggunaan alat peraga petak persegi satuan.

2) Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

a. Bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran Matematika maupun mata pelajaran yang lain.

2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran Matematika.

(26)

b. Bagi guru / peneliti

1) Mendapatkan strategi belajar mengajar yang tepat dalam menyampaikan materi Matematika.

2) Meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar sebagai wujud inovasi dalam dunia pendidikan.

3) Sebagai masukan bagi guru Matematika dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

c. Bagi instansi / lembaga

Bagi MI Darussalam Bantal, dapat memperoleh ilmu, pengertian dan pemahaman tentang manfaat penggunaan alat peraga petak persegi satuan dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa.

d. Bagi Pengembangan Keilmuan

Menjadi rujukan penelitian yang dilakukan orang lain yang tertarik dan mengalami masalah yang sama.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Alasan peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subyek yang diteliti/ pelaku. Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus. Dalam setiap siklus mempunyai 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

2. Subyek, waktu, dan lokasi Penelitian a. Subyek Penelitian

(27)

Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah semua siswa kelas III MI Darussalam Bantal Kecamatan Bancak dengan jumlah 16 siswa, terdiri dari 9 laki-laki dan 7 perempuan. Dipilihnya siswa kelas III ini dengan alasan karena siswa kesulitan mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang dalam pembelajaran matematika. Diharapkan dengan penggunaan alat peraga petak persegi satuan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang siswa kelas III MI Darussalam Bantal Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

b. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini selama 3 bulan yang dimulai pada bulan Oktober - Desember 2010.

c. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah MI Darussalam Bantal Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Dengan pertimbangan bahwa selain karena permasalahan yang ada, lokasi tersebut merupakan tempat mengajar peneliti dan belum pernah untuk penelitian.

3. Langkah-langkah (siklus) Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan meliputi : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

(28)

Siklus pemecahan masalah menurut Arikunto ( 2006:16)

Dalam Penelitian tindakan kelas ini, peneliti memerlukan beberapa siklus/tahapan hingga dapat mencapai hasil yang sesuai dengan indikator penelitian. Adapun tahap penelitian tersebut yaitu : a. Perencanaan (Planing)

Peneliti telah menyiapkan rencana pembelajaran, media pembelajaran matematika yaitu alat peraga petak persegi satuan untuk memudahkan siswa dalam mengukur luas persegi dan persegi panjang. Peneliti mengarahkan siswa untuk melakukan, mengamati dan menemukan sendiri pengetahuan yang ada.

b. Pelaksanaan Tindakan ( Action)

Peneliti menyajikan materi pembelajaran matematika dalam mengukur luas daerah persegi dan persegi panjang menggunakan alat peraga petak persegi satuan.

Perencanaan Pengamatan SIKLUS I Perencanaan Pelaksanaan Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi Refleksi Pengamatan Perencanaan SIKLUS III Refleksi Pelaksanaan Pengamatan

(29)

c. Pengamatan ( Observasition)

Peneliti melakukan pengamatan, perhatian siswa, tanggapan siswa, dan keaktifan siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berkaitan dengan tolak ukur yang di pakai dalam pelaksanaan Observasi, maka kriteria yang dipakai adalah sebagai berikut:

1) Terjadinya peningkatan praktek pembelajaran, seperti: peningkatan minat belajar siswa.

2) Terjadinya keterlibatan siswa secara maksimal untuk tercapainya proses pembelajaran.

d. Refleksi ( Reflection )

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas di pahami sebagai kegiatan analisis-analisis, pemaknaan, penjelasan dan evaluasi terhadap informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

Tindakan ini tidak hanya dilakukan di akhir tindakan, melainkan di lakukan pada saat merancang tindakan, saat tindakan di lakukan dan saat setelah berakhir kegiatan refleksi di arahkan tidak saja pada diri guru, melainkan seluruh konteks pembelajaran yang di lakukannya, termasuk siswa dan lingkungannya.

4. Instrumen Penelitian

Bentuk instrumen yang dipakai untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut:

(30)

1) Lembar Observasi bagi guru di gunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang berlangsung oleh pengamat atau rekan guru.

2) Lembar Observasi bagi siswa, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Pedoman Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan gambar umum sekolah, keadaan proses pembelajaran dan hasil evaluasi yang berlangsung.

c. Lembar Evaluasi/Tes 5. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian ini penulis menggunakan :

a. Observasi ( Pengamatan )

Peneliti dibantu oleh teman seprofesi untuk mengamati langsung proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa di kelas III MI Darussalam Bantal Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

b. Metode Dokumentasi.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa serta proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar siswa kelas III MI Darussalam Bantal tahun pelajaran 2010/2011.

(31)

c. Tes

Menurut Arifin (1990:22) Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku siswa tersebut. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Metode tes adalah serentetan pertanyaan latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150) dan digunakan untuk memperoleh data tentang pencapaian hasil belajar kognitif siswa sehingga mengetahui tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh siswa setelah memperoleh proses pembelajaran. Dalam penelitian ini diperoleh data berupa data prestasi belajar diantaranya kognitif, afektif, dan psikomotorik (Syah, 1995:151). 6. Analisis Data

Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul melalui wawancara, catatan lapangan, observasi dan evaluasi. Adapun metode analisis dihitung menggunakan statistik sederhana yaitu untuk mengetahui rata-rata dari hasil data observasi, maka dirumuskan sebagai berikut, Rumus Analisis Persentase :

(32)

f

P = X 100 %

N

B. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut :

1. Bagian awal skripsi memuat tentang halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.

2. Bagian inti skripsi terdiri atas V bab yang meliputi :

Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

(33)

Berisi tentang : kajian tentang prestasi belajar, kajian tentang belajar matematika, kajian tentang alat peraga, dan sekilas tentang petak persegi satuan.

BAB III Pelaksanaan penelitian

Beerisi : gambaran umum lokasi penelitian, subyek penelitian, deskripsi pelaksanaan penelitian (siklus I, siklus II, dan siklus III).

BAB IV Hasil Peneltiian dan Pembahasan

Berisi : hasil penelitian dan pembahasan, yaitu bab yang menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan serta perbandingan hasil prestasi antar siklus. BAB V Penutup

Berisi : Kesimpulan dan Saran terhadap hasil penelitian.

3. Bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.

(34)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Secara etimologis kata prestasi berasal dari Belanda, yaitu

“prestatie” kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang

berarti hasil usaha (Arifin, 1990:2-3). Para ahli pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam mengartikan istilah belajar. Namun perbedaan tersebut masih dalam tahap kewajaran yang justru menjadi pemahaman tentang belajar, berikut ini dikemukakan pendapat beberapa tokoh yang menjelaskan tentang pengertian belajar.

Menurut Crow and Crow (Sriyanti, 2009:17) belajar adalah

perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru. Belajar adalah proses ditandai dengan adanya perbuahan-perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahamannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek individu.

Menurut Hamalik (2002:16) belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan, Hilgard dan Bower (dalam Purwanto, 1997:84) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang

(35)

dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Sedangkan menurut Morgan dalam buku yang sama menambahkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan. Menurut Lilik Sriyanti (2009:6-7) dalam bukunya ”Psikologi Pendidikan”, menambahkan dari berbagai pengertian dan definisi belajar dapat diambil pokok-pokok penting yang merupakan karakteristik dari belajar antara lain:

a. Belajar membawa perubahan baik potensial maupun aktual. Perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil dari perbuatan belajar.

b. Perubahan hasil belajar dicirikan dengan diperolehnya kecakapan baru, yang bersifat positif fungsional.

c. Perubahan hasil belajar terjadi karena usaha, artinya dilakukan dengan sengaja.

Dalam Al-Qur’an sendiri juga terdapat anjuran untuk belajar (membaca) yang dijelaskan dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 dan merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW:



















































Artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

(36)

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah merupakan hasil dari aktivitas belajar siswa baik berupa usaha, latihan, dan pengalaman serta di pengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Adapun hasil yang diperoleh oleh anak didik setelah mereka mengikuti pelajaran adalah berupa kecakapan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Sedangkan perubahan yang diharapkan adalah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, kecakapan, kebiasaan maupun sikap mental. Untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang dilakukan setelah proses belajar tersebut perlu diadakan penelitian. Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran secara nyata mengenai hasil perubahan. Hasil perubahan tersebut biasa disebut prestasi belajar.

2. Fungsi Prestasi Belajar

Fungsi prestasi belajar, antara lain :

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Asumsinya bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada manusia.

(37)

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidik. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat di jadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam hal ini bahwa dalam prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik (Arifin, 1990:3).

3. Ciri-ciri Belajar

Proses belajar akan menghasilkan perubahan tingkah laku dalam belajar maka terdapat ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut seperti dikemukakan oleh Slameto (1991:3-5) dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu :

a. Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu sekurang-kurangnya ia merasa telah terjadi adanya perubahan dalam dirinya.

(38)

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara kesinambumgan,tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan mengebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar meliputi suatu proses belajar dan perubahan keseluruhan tingkah laku.

4. Prinsip-prinsip Belajar

Untuk melengkapi pengertian dan pemahaman mengenai makna belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan

(39)

belajar. Menurut Hamalik (2002:280) prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut :

a. Belajar adalah suatu proses aktif, dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dengan lingkungan. b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas bagi siswa,

karena tujuan akan menuntut dalam belajar.

c. Belajar paling efektif bila didasari motivasi yang murni bersumber dari dalam dirinya sendiri.

d. Dalam belajar senantiasa ada rintangan dan hambatan, karena itu siswa harus sanggup mengatasi secara tepat.

e. Belajar memerlukan bimbingan, baik dari guru atau tuntunan dari buku pelajaran.

f. Jenis belajar yang paling utama adalah untuk berpikir kritis, lebih baik dari pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.

g. Cara belajar yang paling efektif dalam bentuk pemecahan masalah melalui kerja kelompok, asal masalah tersebut telah didasari bersama.

h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga memperoleh pengertian-pengertian.

i. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang telah dipelajari dapat dikuasi.

j. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan dan hasil.

k. Belajar berhasil apabila pelajar telah sanggup mentrasferkan atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari.

(40)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Pada Prinsipnya belajar adalah merupakan suatu aktifitas yang berlangsung dengan melalui proses dimana proses tersebut tidak lepas adanya pengaruh. Demikian halnya dengan prestasi atau hasil belajar bidang studi Matematika yang merupakan hasil adanya suatu proses atau aktivitas belajar juga tidak lepas dari adanya pengaruh tersebut.

Berkaitan dengan hal ini Sumadi Suryabrata (Sriyanti, 2009:24) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah sebagai berikut :

a. Faktor eksternal 1) Faktor non sosial

Faktor non sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar, diantaranya berupa cuaca, alat, gedung dan sejenisnya.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat termasuk teman pergaulan anak. Faktor sosial yang di maksud di sini adalah faktor manusiawi yang dalam hal ini adalah adanya interaksi antara sesama manusia yakni lingkungan di mana anak itu melakukan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat di bedakan menjadi tiga macam, yaitu :

(41)

a) Lingkungan keluarga

Keluarga adalah lingkungan utama yang di kenal dan digeluti oleh anak didik. Pada lingkungan ini banyak indentifikasi yang di peroleh anak dari anggota keluarganya, baik yang berupa bimbingan atau didikan. Secara informal anak diberikan pengetahuan yang tidak diberikan di sekolahnya. Berkaitan dengan lingkungan keluarga ini, maka keluarga yang sehat akan sangat berarti besar untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran kecil maupun besar yaitu pendidikan bangsa, Negara, dan dunia (Slameto, 1991:61).

b) Lingkungan Sekolah

Sebagai mana telah kita ketahui bersama bahwa lingkungan sekolah adalah merupakan lingkungan belajar secara sistematis dan terampil serta terarah. Sekolah merupakan tempat belajar yang sangat efektif, maka dari itu tugas dan tanggung jawab sekolah mempunyai arti yang sangat besar dalam mempengaruhi pendidikan anak (Sriyanti, 2009:24) .

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil atau tidaknya pendidikan. Karena pendidikan anak itu sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Mengingat demikian besarnya

(42)

pengaruh dari lingkungan masyarakat maka perlu sekali untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa atau anak didik, sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya dengan hasil yang maksimal dan memuaskan.

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1). Faktor fisiologi

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini misalnya, tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait

(43)

dengan fungsi panca indera merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam individu.

c) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian kematangan dan lain sebagainya.

Faktor eksternal dan internal mempengaruhi keberhasilan belajar. Pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung) namun bisa juga negatif (menghambat) (Sriyanti, 2009:21).

Dalam kegiatan belajar siswa, faktor psikologis ini akan memberikan andil dan pengaruh yang cukup besar, karena faktor-faktor psikologis ini anak senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal (Sardiman, 1994:88). Adapun faktor psikologis adalah yang berhubungan dengan kejiwaan peserta didik. Yang termasuk dalam faktor ini adalah kecerdasan, perhatian, bakat, minat, emosi dan motivasi. Motivasi sangatlah berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Motivasi adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri baik dalam aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif (sikap). Menurut Winataputra motivasi berfungsi sebagai motor penggerak aktivitas bila motornya tidak ada maka aktivitastidak akan terjadi. Motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar itu sendiri. Seseorang

(44)

dari dalam dirinya. Begitu pula dengan kegiatan belajar, siswa melakukan belajar karena adanya dorongan untuk melakukan aktivitas itu demi tujuan yang diinginkan.

Dalam hubungan dengan belajar ini, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan seseorang melakukan aktivitas belajar. Dengan adanya faktor penggerak, siswa akan melakukan kegiatan belajar, dengan segenap energi yang dimiliki secara optimal. Jadi dalam hal ini motivasi mempunyai peranan untuk menumbuhkan gairah, merasa senang, dan bersemangat melakukan aktivitas belajar. Sardiman (1994:84) mengatakan bahwa dengan motivasi yang tinggi senantiasa akan melakukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Dari pendapatan tersebut diatas bahwa siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi akan menaruh perhatian yang besar terhadap pelajaran yang diberikan dan diaktualisasikan dalam kegiatan belajarnya. Berdasarkan peranan dari motivasi tersebut, menurut Sardiman (1994:85) motivasi belajar mempunyai empat fungsi yaitu sebagai berikut :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor dari setiap kegiatan belajar yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai, sesuai yang diinginkan.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan dan sesuai dengan tujuan serta menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat lagi tujuan tersebut.

(45)

d. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk pencapaian prestasi belajar.

Dari fungsi-fungsi motivasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi mendorong untuk berbuat, menentukan arah perbuatan belajar, menyeleksi perbuatan belajar, berfungsi meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian maka motivasi yang dimiliki siswa, semakin tinggi intensitas belajarnya, semakin tinggi pula kemungkinan untuk berhasil dan untuk berprestasi.

B. Kajian Tentang Matematika 1. Ruang lingkup matematika

Matematika merupakan mata pelajaran yang penting dalam kehidupan manusia baik secara formal maupun secara ilmu. Secara formal matematika merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai oleh semua siswa mulai dari Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional (UAN).

Departemen Agama RI (2004:174) dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) memaparkan bahwa ruang lingkup pada standar kompetensi matematika meliputi bilangan, pengukuran dan geometri, dan pengelolaan data :

a. Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. b. Kompetensi dalam pengukuran dan geometri ditekankan pada

(46)

bangun ruang serta menentukan keliling, luas, dan volume dalam pemecahan masalah.

c. Kompetensi dalam pengelolaan data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan mengolah data.

Belajar matematika seharusnya menggunakan cara yang kreatif dan menyenangkan menginggat anak-anak pada usia SD/MI mempunyai kebutuhan untuk belajar dan bermain yang dapat membawa kegembiraan. Sarana yang menarik, bermutu, dan efektif sangat berperan dalam meningkatkan minat maupun penerimaan anak dalam mempelajari matematika. Materi pelajaran yang diberikan dengan sarana yang tepat guna dapat bertahan lebih lama di dalam ingatan siswa karena sifat sarana mempunyai daya stimulus yang kuat. (Chaeruddin dalam Bakar dan Fitriyah, 2008:2).

Brunner (dalam Simanjuntak, 1993:70) mengatakan tentang belajar matematika sebagai berikut :

“Belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi-materi yang dipelajari serta menjalankan hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur itu. Lain dari itu peserta didik lebih mudah mengingat matematika itu, bila yang dipelajari merupakan pola yang terstruktur.”

Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar matematika mempunyai empat aspek yaitu fakta, konsep, prinsip dan skill.

a. Fakta adalah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan atau sesuatu yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Contoh : simbol, angka, notasi.

(47)

b. Konsep adalah ide abstrak yang dimungkinkan untuk mengelompokkan benda-benda (obyek) ke dalam contoh atau bukan contoh. Konsep memiliki tiga dimensi yaitu :

1) Internalisasi pengembangan pola mental yang memberikan pada kita untuk merasakan dan menggunakan konsep tersebut. 2) Verbalisasi atau kemampuan mendefinisikan konsep tersebut. 3) Nama artinya mengetahui nama yang memberikan pada

konsep-konsep tersebut. Contoh konsep adalah persegi, persegi panjang, lingkaran.

c. Prinsip sebagai pola hubungan fungsional antara konsep-konsep, prinsip-prinsip pokok disebut hukum atau teorema yang disajikan dalam bentuk rumus. Contoh prinsip adalah penjumlahan dua bilangan real adalah komutatif, dua garis lurus yang tidak sejajar dan terletak dalam suatu bidang datar akan berpotongan di satu titik.

d. Skill (keterampilan) adalah keterampilan mental untuk menjalankan prosedur dalam menyelesaikan masalah atau suatu kemampuan memberikan jawaban yang benar dan cepat. Contoh dari skill adalah kemampuan dapat menyelesaikan materi pengukuran luas daerah persegi dan persegi panjang.

2. Fungsi matematika

Menurut Departemen Agama (2004:173) matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan, pengukuran,

(48)

geometri, dan pengelolaan data. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel.

3. Tujuan matematika

Tujuan pembelajaran matematika menurut Departemen Agama RI (2004:173-174) antara lain :

a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, ekaplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi. b. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,

intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

c. Mengembangkan kemampuan mamacahkan masalah.

d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa SD/MI setelah selesai mempelajari matematika bukan saja diharapkan memiliki sikap kritis, jujur, cermat, dan cara berpikir logis dan rasional dalam menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga harus mampu menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan matematika yang cukup kuat sebagai bekal untuk mempelajari matematika lebih lanjut dan dalam mempelajari

(49)

ilmu-ilmu lain. Dengan demikian tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah memberi tekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta juga memberi tekanan pada keterampilan dan penerepan matematika.

C. Alat Peraga

1. Pengertian alat peraga

Pada dasarnya secara individual manusia itu berbeda-beda. Demikian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda. Suatu keyakinan bahwa anak belajar melalui dunia nyata menuju ke dunia abstrak dengan memanipulasi benda-benda nyata dapat digunakan sebagai perantaranya. Setiap konsep abstrak dalam matematika yang baru dipahami anak perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap, melekat dan tahan lama tertanam, sehingga menjadi miliknya dalam pola pikir maupun pola tindakan. Dalam pengajaran matematika diperlukan alat peraga (Sriyono, 1991:162). Suatu alat atau media dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep, mengingat corak berfikir siswa masih bersifat konkrit.

Menurut Darhim (Hidayah dan Sugiarto, 2004:4) Alat peraga merupakan bagian dari media pendidikan penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran mata pelajaran matematika dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

(50)

Penggunaan alat peraga pembelajaran pada pembelajaran matematika akan dapat meningkatkan mint dan prestasi belajar siswa. Selain itu bahwa dengan menggunakan alat peraga pembelajaran yang efektif, kreatif, dan menarik melalui alat peraga petak persegi satuan diharapkan akan termotivasi baik murid maupun guru, terutama murid, minatnya akan terbangun yang pada akhirnya akan menimbulkan sikap positif pada mata pelajaran matematika (Bakar dan Fitriyah, 2008:21).

Menurut Hidayah dan sugiarto (2004:5) nilai praktis dari pengunaan alat peraga antara lain:

a. Mampu mengatasi keterbatasan pengalaman pribadi siswa b. Mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas

c. Mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda

d. Mampu mengatasi keterbatasan kecepatan gerak benda e. Mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa

f. Mampu mempengaruhi daya abstraksi siswa

g. Memungkinkan pembelajaran yang lebih bervariasi

Untuk menggunakan alat peraga pembelajaran, hendaknya memperhatikan persyaratan dalam penggunaan alat peraga sebagai berikut :

a. Tahan lama

b. Bentuk dan warna menarik

c. Dapat menyajikan dan memperjelas konsep d. Ukuran sesuai dengan kondisi fisik siswa e. fleksibel

(51)

h. mudah disimpan saat tidak digunakan ( Hidayah dan Sugiarto, 2004:7)

3. Faktor-faktor dalam menentukan alat peraga

Menurut Simanjuntak dan Pasaribu (1983:36-37) ada beberapa faktor yang dipakai dalam menentukan alat peraga yaitu :

a. Berdaya-guna (Effectiveness)

Alat peraga itu benar-benar berguna dan membantu siswa dalam menerima materi pelajaran.

b. Kesederhanaan

Alat peraga yang kompleks membutuhkan banyak waktu bagi pengajar dan penggunanya. Seandainya alat peraga yang sederhana dapat memberikan hasil yang optimal, maka alat peraga yang sederhana itu yang harus dipakai. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat yang sederhana dan mudah di dapat yaitu : kertas karton, plastik mika yang digaris membentuk petak-petak persegi, dan isolatip.

c. Jumlah waktu yang tersedia dalam menyiapkan alat peraga

Waktu yang peneliti butuhkan dalam menyiapkan alat peraga tersebut juga tidak terlalu lama, karena semua alat yang dibutuhkan mudah didapat.

d. Fasilitas lingkungan yang mengharuskan digunakannya alat peraga.

Dari uraian di atas dijelaskan bahwa penggunaan alat peraga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Alat peraga dapat mengatasi beberapa masalah pengajaran dan dapat menunjang

(52)

tercapainya tujuan pengajaran. Akan tetapi ini sama dengan syarat kita untuk dapat memilih dan menggunakannya. Oleh karena itu ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan alat peraga yang akan dipakai. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :

a. Alat peraga sebaiknya sederhana. b. Mudah diperoleh.

c. Mudah digunakan. d. Mudah disimpan.

e. Memperlancar pengajaran.

f. Dapat digunakan untuk beberapa topik. g. Tahan lama.

h. Disertai petunjuk.

i. Sesuai dengan topik yang diajarkan. j. Disertai lembar kerja.

k. Tidak menimbulkan salah tafsir. l. Mengarah pada satu pengertian. m. Disesuaikan.

D. Petak Persegi Satuan

Menurut Hidayah dan Sugiarto (2004:20) yang dimaksud dengan petak persegi satuan untuk menentukan luas daeerah persegi dan persegi panjang adalah peraga yang dibuat dari plastik transparan (mika) berbentuk persegi atau persegi panjang, digaris menjadi petak-petak persegi. Dalam menentukan luas daerah persegi dan persegi panjang ada syarat yang harus

(53)

dikuasai oleh siswa yaitu siswa mengenal satuan panjang dan satuan luas serta mengenal persegi dan persegi panjang beserta unsur-unsurnya.

Menurut Sriani dan Triyono (2008:34) dalam bukunya ”Belajar Matematika dari lingkungan sekitar” dijelaskan bahwa bentuk (gambar) dan

cara menentukan luas daerah persegi dan persegi panjang menggunakan petak persegi, dapat dilihat dalam gambar berikut :

Gambar Bentuk petak persegi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(54)

1. Menentukan Rumus Luas Daerah Persegi

Prasyarat : Mengenal satuan sisi dan satuan luas Cara penggunaan : Mengambil tiga model daerah persegi

(i) S (ii)

S

(iii)

a. Tempelkan tiga model daerah persegi pada papan planel seperti pada gambar di atas.

b. Perhatikan pada setiap gambar persegi (i), (ii), dan (iii) diatas, kemudian isi tabel berikut :

Daerah Persegi Sisi sisi Luas Daerah

Gambar (i) 3 3 9 = 3 x 3

Gambar (ii) 4 4 16 = 4 x 4

Gambar (iii) S S S x S

c. Berdasarkan pembahasan di atas, jika persegi mempunyai sisi = s, maka daerahnya memiliki luas L = s x s

(55)

2. Menentukan Rumus Luas Daerah Persegi Panjang

Persyaratan : mengenal satuan panjang, satuan lebar dan luas Cara penggunaan : Mengambil tiga model daerah persegi panjang

(i) (ii)

P L

a. Tempelkan tiga model daerah persegi panjang pada papan planel seperti pada gambar di atas

b. Perhatikan pada setiap gambar persegi panjang (i), (ii), dan (iii) diatas, kemudian isi tabel berikut :

Daerah Persegi

Panjang

Panjang Lebar Luas Daerah

Gambar (i) 3 2 6 = 3 x 2

Gambar (ii) 4 3 12 = 4 x 3

Gambar (iii) P L P x L

c. Berdasarkan pembahasan di atas, ternyata untuk daerah persegi panjang secara umum, jika persegi panjang mempunyai panjang = p, dan lebar = l, maka daerahnya memiliki luas L = p x l

(56)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis MI Darussalam Bantal

Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bantal terletak di Desa Bantal Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Desa Bantal merupakan Desa yang berbatasan langsung dengan daerah Kabupaten Boyolali dan Grobogan. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:

a. Sebelah timur berbatasan dengan jalan desa yang langsung menghubungkan dengan daerah Kabupaten Boyolali dan Grobogan. b. Sebelah selatan berbatasan dengan perkampungan warga.

c. Sebelah barat berbatasan dengan Masjid Jami’ Darussalam Desa Bantal Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang.

d. Sebelah utara berbatasan dengan area persawahan milik warga. 2. Sejarah Singkat Berdirinya MI Darussalam Bantal

Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bantal didirikan pada tanggal 12 Juni 1965. Berdirinya MI Darussalam Bantal diprakarsai oleh tokoh-tokoh agama Islam desa Bantal diantaranya Bp. KH. Khudlori, Bp. KH. Khomaedi, Bp. KH. Muhtarulloh, Bp. Muh. Khozin (Alm) dan di bantu oleh masyarakat desa Bantal. MI Darussalam Bantal didirikan dengan tujuan supaya putra-putri masyarakat Bantal dan sekitarnya bisa belajar terutama pendidikan agama Islam dan juga pengetahuan umum. Tanah tempat didirikannya MI Darussalam Bantal adalah tanah wakaf dari salah seorang warga dan sudah menjadi hak milik MI Darussalam Bantal sepenuhnya dengan luas tanah 910 m².

(57)

3. Keadaan Gedung MI Darussalam Bantal

Jumlah gedung MI Darussalam Bantal sudah layak dan memadai sebagai salah satu sarana pendididkan. Gedung-gedung yang dimiliki MI Darussalam Bantal meliputi:

a. Ruang kelas 6 lokal untuk kelas I - VI dengan ukuran 6 x 7 m² b. Ruang guru 1 lokal ukuran 7 x 9 m² terbagi menjadi ruang kepala

sekolah, ruang guru dan perpustakaan. c. Ruang kesehatan

d. WC 3 lokal 2 WC untuk siswa dan 1 WC untuk guru. e. Gudang

4. Keadaan Pengajar atau Guru MI Darussalam Bantal

Jumlah guru yang mengajar di MI Darussalam Bantal seluruhnya berjumlah 8 orang. Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, para guru juga bertanggungjawab terhadap program ekstra kulikuler. Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI Darussalam Bantal dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Keadaan Kepala dan Guru MI Darussalam Bantal Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama/NIP TTL L/P Ijzh Jab.

1 Muhlasin, A.Ma Smg, 19-03-1977 L D2 Kep. Sek

2 Siti Anisa'un Nasiha, S.Pd NIP. 198202072005012009

Mgl, 07-02-1982 P SI Guru Kls III

3 Siti Musiyam, A.Ma Smg, 23-06-1984 P D2 Guru Kls IV

4 Muhamad Muslihin,

S.P.dI

(58)

Lanjutan tabel 3.1

5 Uswatun Khoiriyah, S.Pdi Smg, 21-04-1982 P SI Guru Kls V

6 Rizka fanti Smg, 06-12-1986 P SMA Guru Kls II

7 Windarti Smg, 19-01-1987 P SMA Guru Kls I

8 Siti Nuryani Smg, 13-08-1987 P MAN Guru Mapel

Sebagian guru yang mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bantal belum memenuhi persyaratan sebagai seorang guru yaitu sudah memiliki ijazah minimal S1. Ada lima guru belum memiliki ijazah SI namun sekarang sedang melanjutkan pendidikan untuk mendapatkan gelar sarjana (S1). Mayoritas guru-guru yang mengajar di MI Darussalam Bantal berdomisili tidak jauh dari madrasah ini sehingga memudahkan siswa maupun wali siswa untuk berkomunikasi langsung dengan guru-guru tersebut baik untuk bertanya tentang tugas rumah maupun hal-hal lain.

5. Keadaan Siswa MI Darussalam Bantal

Jumlah peserta didik MI Darussalam Bantal dari kelas I sampai kelas VI tahun pelajaran 2010/2011 seluruhnya berjumlah 87 siswa. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik MI Darussalam Bantal Tahun Ajaran 2010/2011

Kelas Jumlah Siswa Jumlah

L P LP I 5 7 12 II 7 7 14 III 9 7 16 IV 6 12 18 V 5 7 12 VI 9 6 15 Jumlah 41 46 87

(59)

6. Visi, Misi, dan Tujuan MI Darussalam Bantal

a. Visi : ”terwujudnya generasi Islam yang terampil qiro’ah, tekun beribadah, berakhlakul karimah dan unggul dalam prestasi.”

b. Misi :

1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi,

2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Alqur’an dan menjalankan ajaran agama Islam,

3) Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat,

4) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan,

5) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntanbel.

a. Tujuan : ”Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.”

7. Kurikulum MI Darussalam Bantal

Kurikulum yang diajarkan di MI Darussalam Bantal adalah sebagai berikut :

a. Kurikulum KTSP yang memuat jenis-jenis mata pelajaran serta pembagian waktu masing-masing mata pelajaran. Adapun mata pelajaran yang diajarkan di MI Darussalam Bantal adalah:

Gambar

TABEL   I  :  DATA  KEADAAN  KEPALA  DAN  GURU  MI  DARUSSALAM  BANTAL  TAHUN  PEAJARAN  2010-2011
Gambar Bentuk petak persegi
Tabel 4.1 Nilai Siswa pada  Prasiklus (Observasi)
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktifitas Peneliti pada Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan yang disahkan pada tanggal 12 November 2012, telah memberikan batasan-batasan

Data from observation, interview, and questionnaire are classified into three domains based on the purpose of the research: the types of questioning skills used by the

singkat, temperatur yang digunakan lebih rendah, dapat menghasilkan serbuk metal oksida dengan ukuran nano partikel dan dapat menghasilkan karakteristik yang lebih baik

Sebagai pedoman bersama dalam pelaksanaan Pendidikan Tertib Lalu Lintas (PTLL) untuk menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas sehingga tercipta

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik kasus Tetanus Neonatorum di Jawa Timur, mendapatkan model terbaik pada kasus Tetanus Neonatorum di Jawa

20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional khususnya pasal pasal 17 ayat 2 dan pasal 18 ayat 3, sudah sangat jelas menyebutkan bahwa status madrasah tidak hanya

Mu'adz bin Anas Radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : "Siapa yang menanggalkan pakaian yang mewah karena tawadlu' kepada Allah

Selain biasanya digunakan menjadi bungkus makanan, kulit jagung yang seringnya dibuang bisa juga kita manfaatkan menjadi dekorasi ruangan dengan membentuknya menjadi bunga nan