• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEUTUHAN DAN PEMANFAATAN DANA PEMELIHARAAN KESEHATAN OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PENSIUNAN DI TA i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEEUTUHAN DAN PEMANFAATAN DANA PEMELIHARAAN KESEHATAN OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PENSIUNAN DI TA i"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEEUTUHAN DAN PEMANFAATAN DANA PEMELIHARAAN KESEHATAN

OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PENSIUNAN DI

TA-

197811 979

i Oleh : L. Ratna Budiarso *)

J

ABSTRACT

Household interviews were conducted in 19 78, to study the characteristics of health insurance policy holders and the utilization of health insurance service by civil servants and retired civil servants. The sur- vey was done in three sample areas, i. e. the Metropolitan city of Jakarta, two regencies in East Java and two regencies in Bali.

An analysis was done to study the utilization of the health insurance service.

The demand for medical treatment among civil servants and retired civil servants was respectively 13.6 - 20.1 and 11.9 - 18.2 per 100 people monthly, and the monthly utilization of health insurance service amounted to 6.9 - I I. 1 and 6.7 - 11.5 per 100 people. Demands for hospital care and spectacles among civil servants and retired civil servants were respectively 3.0 - 3.3 and 2.2 - 2.6 per 100 people in 6 months period, and the utilization of health insurance was respectively 1.6 - 2.4 and 1.0 - 1.5per 100 people in the same period.

The health insurance service could meet the need of health insurance policy holders in that respective- ly 59.0 % and 56.1 % of the demand for medical treatment among civil servants and retired civil servants were fulfilled by the health insurance service. 71.3 % of civil servants and 80.6 % of retired civil servants had made use of the health insurance service for their demand for hospital care, spectacles and hearing aid.

PENDAHULUAN

Asuransi Kesehatan (Askes), yang sekarang disebut Dana Pemeliharaan Kesehatan, adalah satu cara dalsm usaha pemeliharaan kcsehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, (kecuali Pegawai Ne- geri Sipil Departemen Hankam) dan Penerima Pensiunan Sipil/ABRI beserta anggota keluarga- nya, guna memberikan bantuan untuk biaya pe- meliharaan kesehatannya, sehingga tidak menja- di beban yang berat bagi mereka.

Dana dikumpulkan dari iuran wajib Pegawai Negeri sebesar 2 % dari gajinya dan Penerima Pensiunan sebesar 5 % dari Pokok Pensiun yang dipensiunkan sebelum tanggal 1 Januari 1977, dan 2 % penghasilan dari Penerima Pensiun yang dipensiunkan sejak tanggal 1 Januari 1977 (Keppres No. 8 tahun 1977).

Untuk meningkatkan pelayanannya, Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan

*) Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan Badan Litbang- kes, Depkes.

Pusat pada 1978 bekerja sama dengan Badan Pe- nelitian dan Pengembangan Kesehatan, telah menyelenggarakan penelitian untuk mengevalu- asi pola pemanfaatan pelayanan asuransi kese- hatan di beberapa daerah yang dipilih sebagai sampel, ialah di DKI Jakarta, Kabupaten Ngan- juk dan Kediri di Jawa Timur, Kabupaten Jem-

brana dan Badung di ~ a l i . ' )

Dalam laporan dari hasil survai pada tahun 1978 telah disajikan antara lain data mengenai peserta dana pemeliharaan kesehatan yang per- nah memanfaatkan dana tersebut sejak ia men- jadi peserta, di mana didapati 83,l % Pegawai Negeri Sipil dan 63,3 % Pensiunan yang pernah memanfaatkan untuk keperluan memperoleh pelayanan kesehatan. Bila diperinci menurut daerah survai didapati angka yang pernah me- manfaatkan pelayanan dank pemeliharaan kese- hatan di Nganjuk-Kediri (Jawa Timur) sebanyak 9 1,3 % dan peserta di Denpasar-Jembrana (Bali) 8 3 5 % dan di DKI Jakarta 75,9 %.' )

Hal ini memberikan garnbaran bahwa sebagi- an besar kebutuhan akan pelayanan kesehatan dari peserta dana pemeliharaan kesehatan bagi

(2)

L. RATNA BUDIARSO

Pegawai Negeri Sipil dan Pensiunan telah dila- yani.

Berikut ini dibahas kebutuhan pelayanan medis dan pemanfaatan pelayanan dana peme- liharaan kesehatan, dari Pegawai Negeri Sipil dan Pensiunan dalarn batas waktu tertentu; ke- b u t ~ . , a n akan pelayanan medis untuk berobat jalan dalam kurun waktu 1 bulan, dan untuk perawatan di rumah sakit, membeli kacamata atau alat penolong pendengaran (hearing aid) dalam kurun waktu 6 bulan.

BAHAN DAN CARA

Pengumpulan data dilaksanakan dengan mengadakan survai dari suatu sampel Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Penerirna Pensiun (PP) yang telah dipilih secara random dari daftar PNS dan PP.

Survai dilakukan pada akhir tahun 1978 di DKI Jakarta, Kabupaten Nganjuk dan Kediri (Jawa Timur), Kabupaten Jembrana dan Ba- dung (Bali) di mana belum diadakan reorgani- sasi dalam pelayanan Askes.

Data dikumpulkan oleh pewawancara yang terdiri dari tenaga penillk kesehatan, sosiolog dan mahasiswa fakdtas kedokteran.

Wawancara dilakukan dengan responden PNS dan PP, di rumahnya masing-masing.

Sebagai alat pengumpul data, digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan

mengenai sifat-sifat rumah tangga, pemilikan dan pemanfaatan KTP. Di samping itb kepada masing-masing keluarga ditanyakan berapa kali berobat jalan dalam 1 bulan terakhir dan apa- kah menggunakan KTP. Dan juga ditanyakan apakah ada di antara anggota keluarga yang di- rawat di rumah sakit, membeli kacamata atau alat penolong pendengaran dalam 6 bulan ter- akhir, dan apakah menggunakan KTP.

HASIL

Pada survai ini telah dikunjungi 3.218 kelu- arga Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 749 keluar- ga Penerima Pensiun (PP); di antaranya 2.985 (92,8 %) keluarga PNS dan 610 (81,4 %) keluar- ga PP yang telah memiliki kartu tanda peserta (KTP) dana pemeliharaan kesehatan, di mana didapati bahwa angka yang belum memiliki KTP pada golongan PP adalah lebih besar dari- ~ a d a golongan PNS (p<a,Ol). Hal ini didapati pada ketiga daerah survai (Tabel 1).

Angka pengobatan jalan antara PNS dan PP di DKI Jakarta ialah 20,l dan 18,2 per 100 ang- gota keluarga yang menjadi tanggungan dana pemeliharaan kesehatan; adalah lebih tinggi' (p

<

0,Ol) daripada di Jawa Timur dan Bali (Tabel 2).

Di antara mereka yang berobat jalan, persen- tasi yang menggunakan KTP di DM Jakarta

Tabel 1. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Penerima Pensiun (PP) yang merniliki

kartu tanda pengenal (KTP)

D a e r a h Pegawai Negeri Sipil Penerima Pensiun Jurnlah Merniliki K T P Jumlah Merniliki K T P

# %

4k

Yo

D K I Jakarta Jatim B a l i

(3)

ilmumnya adalah lebih rendah daripada di dua daerah lainnya, baik pada golongan PNS (6,9 per 100 anggota keluarga) maupun PP (8,4 per

100 anggota keluarga).

Angka perawatan di rumah sakit, membeli kacamata atau alat penolong pendengaran da- lam 6 bulan terakhir, pada golongan PNS ada- lah 3,O-3,3 per 100 anggota keluarga dan pada golongan PP 2,2-2,6 per 100 anggota keluarga dengan perbedaan yang tidak bermakna (Ta- be1 2).

Penggunaan KTP untuk perawatan di rumah sakit, membeli kacamata atau alat penolong pendengaran, di DKI Jakarta pada golongan PNS 1,6 per 100 anggota keluarga adalah lebih rendah (p

<

0,05) daripada di daerah lainnya, Jawa Tirnur 2,4 % dan Bali 2,3 %. Tetapi pada golongan PP, persentasi penggunaan KTP, di DKI Jakarta 1,O % tidak menunjukkan perbeda- an yang bermakna bila dibandingkan dengan di Jawa Timur 1,5 % dan Bali 1 ,l % (Tabel 2).

Tabel 2. Angka pengobatan dan perawatan dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pene- rima Pensiun (PP) serta penggunaan kartu tanda peserta (KTP) dana pemeli- haraan kesehatan

-

Keterangan D K I Jakarta . l a t h Ball

Pegawai Negeri S i p i l

Jumlah anggota keiuarga tanggungan dana pemeliharaan kesehatan Berobat jalan d d a m 1 b u l a n

- per 1 0 0 anggota keluarga

- dengan K T P per 1 0 0 anggota keluarga

Perawatan, b e l i kacamata/alat p e n o l o n g pendengaran

- p e r 1 0 0 anggota keluarga

- dengan K T P per 1 0 0 anggota keluarga

Panerima Penslun

Jumlah anggota keluarga tanggungan dana pemeliharaan kesehatan Berobat Jalan dalam 1 b u l a n

- per 1 0 0 anggota keluarga

- dengan K T P per 1 0 0 anggota keluarga 8.4% 11,5%

Perawatan, b e l l kecamata/alet p a n o l o n g pendengaran

- per 1 0 0 anggota keluerga

(4)

L. RATNA BUDIARSO

Tabel 3. Penggunaan KTP oleh keluarga PNS dan PP dalarn 6 bulan terakhir.

Pegawai Negeri Sipil Penerima Pensiun D w r a h

Jumlah Menggunakan % * Jumlah Menggunakan % *

D K I Jakarta 1096 640 58,4 238 105 44.1

J a t i p 907 672 74,l 193 120 62,2

B a l i 972 753 77,5 173 104 60.1

Jumlah seluruh 2975 2065 69,4 604 329 54,5

Jumlah peserta dana yang pernah menggunakan KTP dalam 6 bulan terakhir

-- X 100%

Jumlahgeserta dana

Tabel 4. Penggunaan KTP untuk pengobatan jalan dalarn 1 bulan terakhir, rnenurut golongan pegawai

Pegawai Negeri Sipil Penerlma Pensiun Golongan

-Berobat Dengan K T P %' Berobat Dengan K T P % *

-

Jumlah seluruhnya 835 493 59 ,O 107 60 56.1

Jumlah berobat jalan dengan KTP dalam 1 bulan terakhir

X 100% Jumlah berobat jalah dalam 1 bulan terakhir

Peserta dana pemeliharaan kesehatan di DKI

Jakarta yang pernah memanfaatkan dana terse- but dalam 6 bulan terakhir, adalah kurang di- bandingkan dengan di dua daerah lainnya (Ta- be1 3).

Pemanfaatn dana menurut golongan pegawai atau pensiunan, secara umum didapati persenta- si penggunaan KTP pada golongan I1 cenderung

lebih tinggi daripada golongan I dan III/IV (Ta- be1 4). Bila ditinjau secara terpisah pada kelom-

pok PNS, didapati persentasipenggunaan KTP pada golongan I adalah lebih rendah daripada

golongan 11, I11 dan I V (p

<<

0,Ol). Pada ke-

lompok pensiunan walaupun terlihat perbedaan persentasi penggunaan KTP, tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna.

Di antara yang dirawat di rumah sakit, mem- beli kacamata atau alat penolong pendengaran dalam 6 bulan terakhir, pada PNS golongan I11

dan

IV

didapati persentasi penggunaan KTP yang rendah dibandingkan dengan golongan I

dan I1 (p

<

0,05), sebaliknya pada PP golongan

I didapati persentasi penggunaan KTP yang ren-

dah dibandingkan dengan golongan 11, I11 dan

IV,

namun perbedaan ini tidak bermakna (p

>

0,05) (Tabel 5).

(5)

Tabel 5. Penggunaan KTP untuk perawatan di rurnah sakit, rnernbeli kacarnata atau

alat penolong pendengaran dalarn 6 bulan terakhir, rnenurut golongan pe-

gawai.

Pegawai Negeri Sipil Penerima Pensiun Golongan

Berobat Dengan K T P %* Berobat Dengan K T P %*

Jumlah seluruhnya 275 196 71,3 36 2 9 80.6

Jumlah yang dirawat, membeli kacamata atau alat penolong pendengaran dengan KTP

Jumlah yang dirawat, membeli kacamata atau alat penolong pendengaran X 100%

Tabel 6. PNS dan PP yang belurn pernah rnernanfaatkan KTP dalarn 6 bulan

terakhir rnenurut golongan.

Pegawai Negeri Sipil Penerima Pensiun Golongan Jumlah Tak pernah % Jumlah Tak pernah %

memanfaatkan memanfaatkan

Jumlah seluruh 2924 8 9 9

Pegawai Negeri Sipil yang belum pernah me- manfaatkan dana dalarn 6 bulan terakhir adalah 30,8 %, dan Penerima Pensiun 44,5 %. Persenta- si yang tinggi terutama pada golongan 111 dan

IV

dan PP golongan I (Tabel 6).

DISKUSI

Keluarga Penerima Pensiun sebagian besar terdiri dari golongan lanjut usia, maka diperki- rakan akan lebih banyak membutuhkan pela- yanan kesehatan, karena angka kesakitan (mor- biditas) pada golongan lanjut usia (2.53 %) le- bih tinggi daripada golongan usia muda (10,O

%) 2).

30,8 455 203 44,5

Namun pada penelitian ini angka pengobatan dan perawatan tidak menunjukkan perbedaan antara keluarga PNS dan PP. Hal ini mungkin disebabkan oleh tinpginya angka kesakitan dari anak-anak Balita dari keluarga PNS, yang seba- gian besar terdiri dari keluarga pasangan muda. DKI Jakarta mempunyai angka pengobatan jalan yang jauh lebih tinggi dibandingkan di Ja- wa Timur dan Bali, baik pada keluarga PNS maupun PP. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kesadaran akan penyakit (perceive- ness) dan kebutuhan (demand) akan pengobat- an, yang banyak dipengaruhi oleh faktor sosial dan lingkungan, tetapi persentasi penggunaan KTP untuk pengobatan jalan di DKI Jakarta adalah jauh lebih rendah daripada di Jawa Ti-

(6)

L RATNA BUDIARSO

mur dan Bali; dan tidak terlihat adanya penggu- naan KTP yang berlebihan. Demikian pun de- ngan pemanfaatan KTP untuk perawatan, mem- beli kacamata atau alat penolong pendengaran. Penggunaan KTP untuk berobat jalan di DKI Jakarta adalah 3,8 kali per KTP/tahun pa- da 1978, sedangkan dari laporan pemellharaan kesehatan Pegawai Negeri Sipil tahun 19791

1980 tercatat 4,6 kali per ~ ~ ~ / t a h u n ~ ) ' yang berarti bahwa setelah reorganisasi terlihat ada- nya kenaikan dalam pemanfaatan KTP di DKI Jakarta.

Penggunaan KTP untuk pengobatan jalan tidak menunjukkan perbedaan bermakna anta- ra golongan I, I1 dan 111-TV, kecuali pada ke- lompok PNS golongan I yang pemanfaatannya rendah.

Penggunaan KTP dalam 6 bulan terakhir oleh PNS golongan IIIIIV dan PP terbatas pada 46,8 - 66,5 % keluarga tertentu saja, sedangkan pada PNS golongan I dan TI terlihat bahwa pe- manfaatan dana lebih merata, meliputi 71,2 - 72,7 % keluarga.

KESIMPULAN

Sebagian besar kebutuhan pelayanan kese- hatan dalam pengobatan jalan telah tercakup oleh sistem dana pemeliharaan kesehatan (59,O

% PNS dan 56,l %PP). Terutama dalam hal pe- rawatan, membeli kacamata atau alat penolong pendengaran, terlihat pemanfaatan dana yang jauh lebih tinggi (7 1,3 % PNS dan 80,6 % PP).

Pada tahun 1978 telah dikumpulkan data ke- butuhan pelayanan medis dan pemanfaatan da- na pemeliharaan kesehatan oleh Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun di 3 daerah. Telah dibahas kebutuhan pelayanan medis dan pe- manfaatan dana pemeliharaan kesehatan oleh Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun, untuk berobat jalan, perawatan, membeli kaca- mata dan alat penolong pendengaran.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alasan utama yang diajukan oleh mereka Ucapan terima kasih disampalkan kepada yang tidak pernah menggunakan KTP, pada Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kese- PNS ialah karena mampu bayar sendiri (32,8%), hatan, yang telah mengizinkan kami' untuk dan pada PP ialah karena kurang tahu cara pe- mehggunakan hasil penelitiannya sebagai bahan

manfaatan KTP (29,8 %). untuk penulisan naskall ini.

KEPUSTAKA AN

1. Kawengian, B.A. dan kawan-kawan : Pola poran Survai Kesehatan Rumah Tangga,

Pemanfaatan Pelayanan Asuransi serta 1980.

Determinan. Determinannya di bebera- 3. Data dalam rangka penyusunan rencana pro-

pa daerah Indonesia, 1979. gram Badan Penyelenggara Dana Pemeli-

2. Budiarso, L. Ratna dan kawan-kawan : La- haraan Kesehatan tahun 198211983 ;

Gambar

Tabel  1.  Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Penerima Pensiun (PP) yang merniliki  kartu tanda pengenal (KTP)
Tabel  2.  Angka pengobatan dan perawatan dari Pegawai Negeri Sipil  (PNS) dan Pene-  rima Pensiun (PP) serta penggunaan kartu tanda peserta (KTP) dana pemeli-  haraan kesehatan
Tabel 3.  Penggunaan KTP oleh keluarga PNS dan PP dalarn 6 bulan terakhir.
Tabel  6.  PNS dan PP yang belurn pernah rnernanfaatkan KTP dalarn  6  bulan  terakhir rnenurut golongan

Referensi

Dokumen terkait

Bantu, pada akhir bulan di rekap ke buku kuning atau merah sesuai dengan desa asal sasaran. ? Laporan hasil imunisasi di balai pengobatan swasta dicatat di buku biru dari bulan

Dengan kata lain suatu informasi dikatakan memiliki kandungan (content) jika pasar menyerap informasi dengan cepat dan terefleksikan pada perubahan harga

Tempat pergeseran tersebut tidak halus, tetapi ada kekasaran atau benjolan (terlihat dengan loupe), maka perlu pelumasan. Dengan adanya minyak pelumas, maka yang terjadi nantinya

Oleh karena legitimasi jabatan tersebut ditentukan oleh rakyat dengan agenda politik yang disebut dengan pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkadasung), maka gereja juga

• Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, maka basis akuntansi yang digunakan dalam Penyusunan Laporan

Overall, the findings show that online news media usage was positively associated with higher political participation and effi - cacy among Indonesian students during the.

Perpanjangan aksial terjadi dibarengi dengan kontraksi lateral (kontraksi terjadi dalam arah tangensial terhadap arah beban yang diberikan) yang proporsional