• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum PLTU Suralaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum PLTU Suralaya"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum PLTU Suralaya

Cadangan BBM di Indonesia semakin berkurang. Program Konversi minyak tanah ke gas di masyarakat secara luas sudah berjalan. Namun tampaknya pemanfaatan batubara untuk sektor industri belum terasa optimal. Sebagian besar industri masih menggunakan BBM sebagai bahan bakar. Konversi batubara ini merupakan cara yang paling murah bagi industri.

Harga BBM naik secara drastis pada tahun 2005. Sejak saat itu batubara mulai menjadi bahan bakar penting untuk industri. Batubara merupakan bahan bakar pengganti yang sangat relevan digunakan saat ini. Penghematan biaya bahan bakar dengan menggunakan pembakar siklon ini bisa mencapai 60 persen. (Soemarjono & Setiawan, 2011)

Salah satunya PLTU Suralaya yang merupakan industri dengan menggunakan bahan bakar abu batubara. Pembangunan PLTU Suralya ini dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik, khususnya di Pulau Jawa, sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik.

PLTU Suralaya dibangun dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama yang merupakan sumber energi primer. Pengalihan kepada batubara merupakan salah satu yang ditempuh pemerintah mencari sumber energi pengganti.

PLTU Suralaya adalah unit bisnis terbesar dari PT Indonesia Power sebagai anak Perusahaan Listrik Negara (PLN). PLTU Suralaya dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Therma Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing dari Montreal Engeneering Company (Monenco) Canada untuk Unit satu sampai dengan empat. Unit lima sampai dengan tujuh dari Black & Veatch International (BVI) Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan, proyek PLTU Suralaya dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.

PLTU Suralaya memiliki visi yaitu menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan. Dalam mewujudkan visi

(2)

tersebut PLTU Suralaya menetapkan misi dengan melakukan usaha bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.

Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya dibangun di atas areal seluas 239 hektar yang terdiri dari Gedung Sentral seluas 73 hektar, Ash valley delapan hektar, komplek perumahan 30 hektar dan sisanya merupakan daerah perbukitan serta hutan yang berfungsi sebagai paru-paru bagi lingkungan sekitarnya. PLTU Suralaya mengelola tujuh unit PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. Total kapasitas terpasang 3.400 Megawatt.

PLTU Suralaya berada di Pantai Laut Jawa Propinsi Banten, Desa Suralaya, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. Sesuai dengan tata ruang Kota Cilegon, tiga desa yang berada di sekitar PLTU Suralaya antara lain Desa Suralaya, Desa Salira Indah, dan Desa Lebak Gede (Gambar 3).

Gambar 3. Lokasi PLTU Suralaya pada Tiga Desa

(3)

PLTU Suralaya dapat ditempuh sejauh 120 kilometer ke arah barat dari Jakarta menuju Pelabuhan Ferry Merak, dan tujuh kilometer ke arah utara dari Pelabuhan Merak tersebut. Luas area PLTU Suralaya adalah lebih kurang 254 Hektar. Ada empat lokasi alternatif yang dipilih sebelumnya untuk lokasi PLTU dengan bahan bakar utamanya batubara yaitu Cigading, Anyer; Suralaya, Merak; Gorenjang, Balaraja; dan Tanjung Pasir, Tangerang.

Berdasarkan hasil studi kelayakan, Suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik karena adanya beberapa faktor di antaranya tersedia tanah dataran yang cukup luas di mana tanah tersebut dipandang tidak produktif untuk pertanian serta pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih sehingga dinilai baik untuk pelabuhan dan air pendingin yang akan membantu atau memperlancar pengangkutan peralatan berat dan bahan bakar, jalan masuk lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah ada jalan namun belum begitu baik, jumlah penduduk di sekitar lokasi masih relatif sedikit sehingga tidak perlu pembebasan penduduk guna pemasangan saluran transmisi, tanah memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat, tersedia tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari sisa pembakaran batubara, tersedia tenaga kerja yang cukup memperlancar pelaksanaan pembangunan, dan dampak lingkungan yang baik karena terletak diantara perbukitan dan laut.

Divisi Public Relations (Humas dan SDM) UBP Suralaya

Suatu perusahaan membutuhkan struktur organisasi yang baik, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Semakin besar perusahaan, maka semakin kompleks organisasinya. Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi yang dibatasi.

PT Indonesia Power kantor pusat membawahi PT Indonesia Power UBP Suralaya. Dengan demikian, bagan struktur organisasi PT Indonesia Power UBP Suralaya menggambarkan secara umum yang berada di bawah PT Indonesia Power kantor pusat. PT Indonesia Power UBP Suralaya tidak memiliki divisi khusus Community Development (Comdev) dalam struktur organisasi. Comdev

(4)

merupakan program yang dimiliki Divisi Humas dan SDM sebagai tanggung jawab sosial perusahaan yang dinamakan CSR. Namun dalam struktur organisasi PT Indonesia Power kantor pusat, memiliki Divisi CSR yang berada pada posisi Bidang Komunikasi Korporat. Struktur organisasi PT Indonesia Power kantor pusat dan PT Indonesia Power UBP Suralaya (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3).

Bagian yang satu dengan yang lain dalam bagan struktur organisasi terjalin kerja sama satu sama lain. Hal ini dimaksudkan agar keberlanjutan di dalam internal perusahaan tetap terjaga. Selain itu, kerja sama antar bagian ini juga membuat lingkungan kerja seperti di lingkungan keluarga sendiri. Situasi saat bekerja menimbulkan rasa bahagia dan penuh rasa kekeluargaan. Kondisi ini tentunya diharapkan kinerja perusahaan akan semakin meningkat.

Abu Batubara PLTU Suralaya

Jenis dan Kualitas Abu Batubara

PLTU Suralaya membutuhkan 27.000 ton batubara setiap hari pada kapasitas penuh. Batubara yang digunakan PLTU Suralaya adalah batubara yang diperoleh dari Tambang Bukit Asam, Sumatra Selatan dan Berau, Kalimantan. Pembagian batubara tersebut sebagai berikut: Unit satu sampai empat menggunakan batubara yang berasal dari Bukit Asam, Sumatra Selatan dan Unit lima sampai tujuh menggunakan batubara dari Berau, Kalimantan. Batubara digunakan PLTU Suralaya sebagai bahan bakar utama dalam proses produksi listrik (Prijatama dan Sumarnadi, 1996).

Penggunaan bahan bakar batubara tersebut menghasilkan sisa pembakaran berupa abu batubara. Abu batubara sisa hasil produksi PLTU Suralaya dihasilkan dari tujuh unit pembangkit yang dimilikinya. Ketujuh unit pembangkit menghasilkan abu batubara sebanyak 1.500 sampai 2.000 ton setiap hari. Abu batubara sisa hasil PLTU Suralaya dikategorikan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Namun berdasarkan studi lingkungan, dampak emisi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara 10.000 MW masih di bawah baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kualitas Udara Ambien. (EL&Ant,

(5)

2008). Berikut data dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium Terpadu IPB (Tabel 2):

Tabel 2. Sisa Hasil Abu Basah dan Abu Kering Menurut Parameter dan Ambang Batas Berdasarkan Penelitian di Laboratorium IPB 1999

No Parameter Ambang Batas (PP 85/1999)

Hasil Abu Basah Abu Kering

1 Cadmium (Cd) 1.0 0.19 0.10

2 Barium (Ba) 100.0 <2 <2

3 Chromium (Cr) 5.0 0.07 0.27

4 Boron (B) 500.0 <40 <40

5 Nickel (Ni) N/A 0.77 1.74

6 Lead (Pb) 5.0 1.91 1.25

7 Silver (Ag) 5.0 <0.2 <0.2

8 Zinc (Zn) 50.0 6.59 5.69

9 Selenium (Se) 1.0 <0.04 <0.04

10 Copper (Cu) 10.0 <0.2 <0.2

11 Cobalt (Co) N/A <1 1.41

12 Mercury (Hg) 0.20 <0.004 <0.004 13 Arsenic (As) 5.0 <0.04 <0.04 14 Fluoride (F) 150.0 <2 <2 15 Cyanide (CN) 20.0 0.22 <0.2 16 Nitrite (NO2) 100.0 <2 <2 17 Nitrate (NO3) 100.0 <2 <2 18 Cadmium (Cd) 1.0 0.19 0.10 19 Barium (Ba) 100.0 <2 <2 20 Chromium (Cr) 5.0 0.07 0.27 21 Boron (B) 500.0 <40 <40

Sumber: Data sekunder

Berdasarkan laporan tes laboratorium IPB di atas, bahan kimia masih di bawah ambang batas dalam Peraturan Pemerintah (PP) 85/1999. Data ini membuktikan, abu batubara tidak berbahaya dan tidak beracun yang ditetapkan oleh KNLH-RI sesuai dengan PP 85/1999. Namun, KNLH-RI masih menggolongkan abu batubara sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

Penggunaan Abu Batubara

PLTU Suralaya mengonsumsi 4,5 sampai 5 juta ton batubara Bukit Asam setiap tahun. Pembakaran batubara di PLTU Suralaya menghasilkan abu batubara.

(6)

Setiap hari abu batubara yang dihasilkan sebanyak 1500 sampai 2000 ton (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 6). Abu batubara tersebut terbagi menjadi 80 persen sebagai flay ash (abu terbang atau abu kering) dan 20 persen sebagai bottom ash ( abu dasar atau abu basah). Abu terbang ditangkap dengan menggunakan presipitator elektrostatik, filter, atau siklon.

Abu batubara sebagai bahan bakar utama PLTU Suralaya menimbulkan masalah lingkungan. Dampak negatif dari abu batubara terhadap kesehatan dan lingkungan timbul karena terhirupnya abu yang beterbangan oleh manusia dan hewan serta pengaruhnya terhadap air dan tanah di sekitar tempat pembuangan. Butiran abu yang ringan mudah terbawa angin dapat terhirup oleh manusia dan hewan. Abu batubara mengandung sejumlah kecil kandungan logam berat seperti Pb, Cr, dan Cd. (Prijatama&Sumarnadi, 1996)

Unsur-unsur tersebut apabila terhirup secara rutin dan berakumulasi di dalam tubuh dapat berakibat buruk terhadap kesehatan manusia dan hewan. Sedangkan pencemaran tanah oleh abu batubara dapat terjadi karena terbawanya unsur-unsur logam berat tersebut oleh air hujan di permukaan dan di dalam tanah yang dapat mencemari air tanah. Selain itu, abu batubara dapat merubah tingkat keasaman tanah yang berpengaruh pada kesuburan tanah dan tanaman yang tumbuh di tanah tersebut. Masalah lingkungan tersebut dapat diminimalkan dengan cara dan lokasi pembuangan yang tepat.

PLTU Suralaya melakukan pengendalian dan pemantauan secara terus-menerus agar memenuhi persyaratan yang ditentukan pemerintah dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 02/MENLH/1998 tanggal 19 Januari 1998 tentang Nilai Ambang Batas dan No. 13/MENLH/3/1995 tanggal 7 Maret 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. Untuk itu, PLTU Suralaya dilengkapi dengan peralatan antara lain:

1. Electronic Precipitator, yaitu alat penangkap abu batubara hasil sisa pembakaran dengan efisiensi 99,5 persen (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 7).

2. Cerobong asap setinggi 218 meter dan 275 meter, bertujuan agar kandungan debu dan gas sisa pembakaran sampai ground level masih di bawah ambang batas (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 8).

(7)

3. Sewage Treatment dan Neutralizing Basin yaitu pengolahan limbah cair agar air buangan tidak mencemari lingkungan (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 9).

4. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan oleh suara mesin produksi di unit 5 sampai 7.

5. Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar PLTU Suralaya, misalnya sumur pemantau yang digunakan untuk memantau air sumur di daerah sekitarnya.

6. Discharge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem saluran terbuka. 7. Pemasangan Stack Emmission.

Pemasangan peralatan-peralatan di atas merupakan salah satu bentuk tanggung jawab PLTU Suralaya dengan lingkungan sekitar tempat mereka beroperasi. PLTU Suralaya telah meminimalisasi dampak lingkungan yang terjadi pada masyarakat sekitar Desa Suralaya, Desa Lebakgede, dan Desa Salira.

Hal tersebut dilakukan guna menjaga hubungan PLTU Suralaya dengan komunitas lokal. Pada mulanya PLTU Suralaya menangani abu batubara dengan cara membuangnya ke tempat penimbunan abu batubara (ash-valley) dengan luas tanah sekitar 8 hektar (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 10). Ash-valley ini merupakan lahan terbuka yang disediakan PLTU Suralaya untuk menimbun abu batubara.

Abu batubara tersebut ditampung lebih dulu di sebuah tempat penampungan abu batubara yang bernama silo beton sebelum sampai di ash-valley. Setelah silo beton penuh, abu batubara tersebut diangkut oleh konveyor menuju ash-valley yang terletak di area perbukitan PLTU Suralaya.

Penempatan abu batubara sisa hasil produksi listrik di tempat penimbunan abu telah mendapat persetujuan KNLH-RI Nomor B. 142/Dep.IV/LH/01/2007. PLTU Suralaya diwajibkan untuk:

1. Menempatkan sementara abu basah (bottom-ash) pada tempat yang aman secara lingkungan sebelum dimanfaatkan oleh industri semen, industri readymix dan bahan baku material bangunan.

(8)

2. Membangun sumur pantau dan melakukan pemeriksaan terhadap kualitas air sumur pantau di sekitar lokasi penempatan serta melaporkannya setiap tiga bulan ke Kementrian Lingkungan Hidup.

Kedua cara tersebut ternyata dinilai belum efektif untuk mengurangi jumlah timbunan abu batubara di PLTU Suralaya. Tahun 1996, Universitas Gajah Mada (UGM) melakukan kajian penelitian mengenai abu batubara di PLTU Suralaya. Mahasiswa Fakultas Teknik UGM melakukan pengkajian tentang studi kelayakan genteng beton dari bahan abu batubara.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, abu batubara memiliki sifat pozzolan yang artinya abu batubara mempunyai prospek yang baik untuk bahan baku tambahan dalam pembuatan bahan bangunan, misalnya genteng beton ringan, batako, batubata, conblock, dan lain-lain.

Akhirnya PLTU Suralaya melalui Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) mengelola abu batubara dengan cara mendistribusikannya pada perusahaan produsen bahan material. Selain itu, PLTU Suralaya melakukan sosialisasi dengan masyarakat sekitar yang tentunya terkena dampak negatif abu batubara tentang penggunaan abu batubara. Masyarakat sekitar pun mendapatkan dampak positif dari abu batubara di PLTU Suralaya. Abu batubara dengan jenis fly-ash digunakan sebagai bahan pembuat keperluan bangunan, antara lain beton, keramik beton, pavingblok, relief, batako, batubata, dan lain-lain (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 11). Abu batuabara dengan jenis bottom-ash digunakan sebagai pupuk dan bahan campuran.

Penggunaan abu batubara ini membawa perubahan bagi komunitas lokal. Pertama, berubahnya mata pencaharian masyarakat sekitar yang semula petani menjadi karyawan di PLTU Suralaya. Ini disebabkan kondisi tanah di daerah tersebut tidak produktif untuk pertanian. Pekerjaan yang ditempati komunitas lokal umumnya antara lain ash-handling, coal-handling, operator pengisian abu batubara, pengawas lapangan (ash-valley), pekerja overhaul dan jasa kebersihan unit. Kondisi finansial komunitas lokal dan adanya polusi akan mengalami perubahan yang baik

Kedua, komunitas lokal juga dapat bekerja pada usaha lokal atau CV lokal yang tumbuh di sekitar perusahaan. Beberapa CV lokal ini tumbuh seiring dengan

(9)

peluang beberapa pekerjaan yang ditenderkan oleh PLTU Suralaya kepada pengusaha lokal. Beberapa CV lokal yang tumbuh di sekitar PLTU Suralaya memiliki fokus usaha antara lain penyedia tenaga kebersihan, penyedia jasa keamanan, dan pengelola abu batubara.

Adanya mitra usaha lokal tersebut dalam kegiatan pemanfaatan abu batubara merupakan bentuk kerja sama antara korporasi dengan pengusaha lokal. Kerja sama ini menguatkan eksistensi PT Indonesia Power, khususnya PLTU Suralaya, dalam komunitas lokal. Selain itu, kemitraan ini membantu pemerintah Provinsi Banten dalam rangka mengurangi jumlah pengangguran (Hastuti, 2009).

Pengolahan Pemberdayaan Masyarakat oleh PLTU Suralaya

UBP Suralaya melakukan pembinaan masyarakat di tiga desa yaitu Desa Suralaya, Desa Salira Indah, dan Desa Lebakgede. Desa Suralaya menjadi wilayah binaan karena PLTU Suralaya terletak di Desa Suralaya. Sementara Desa Lebakgede disebabkan akses keluar masuk unit dari arah Merak melalui desa ini. Jalur transportasi batubara berdampingan dengan Desa Salira Indah.

Penyelenggaraan kegiatan program Comdev berdasarkan SK Direksi Nomor 08. KP/010/IP/2004 mengenai Pedoman Pelaksanaan kegiatan community development di lingkungan PT Indonesia Power. Tujuan utama penyelenggaraan kegiatan comdev adalah mewujudkan visi dan misi perusahaan, khususnya bersahabat dengan lingkungan, serta perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bagian dari tata kelola perusahaan yang baik. Secara khusus, penyelenggaraan kegiatan Community Development ditujukan untuk :

a. Mewujudkan tanggung jawab moral UBP Suralaya terhadap lingkungan sekitarnya.

b. Memberikan dukungan terhadap keberhasilan bisnis secara jangka panjang. c. Mempromosikan niat baik (goodwill) perusahaan dan membangun reputasi

positif di antara masyarakat dan pemerintah daerah setempat serta stakeholder perusahaan pada umumnya

d. Menciptakan lingkungan yang kondusif dan harmonis antara perusahaan dengan masyarakat di sekitar wilayah kegiatan perusahaan.

Secara administratif, pelaksanaan program Comdev yang dilakukan oleh UBP Suralaya telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh PT Indonesia Power.

(10)

Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian kinerja yang baik dan mendapat penghargaan nasional pada 2003 yaitu Padma Award.

Banyak jenis kegiatan dalam program Comdev yang telah dilakukan oleh Humas dan SDM. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan tersebut di antaranya:

a. Bakti Pelayanan masyarakat (Community Services), yaitu pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan masyarakat berdasarkan kebutuhan maupun permintaan komunitas sebagai dukungan terhadap kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah daerah tersebut. Kegiatan yang dilakukan antara lain perbaikan sarana transportasi, perbaikan sarana umum (olah raga, tempat ibadah, pendidikan dan kesehatan), bantuan kesehatan masyarakat, serta bantuan biaya pendidikan dan beasiswa.

1) Bantuan Air bersih kepada Warga Lingkungan Cisalak dan Kembang Suralaya pada 17 Oktober 2006.

2) Pembangunan gedung Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-kanak (TK) di Desa Suralaya.

Gedung sekolah ini dibangun tepatnya berada di Komplek Perumahan PLTU Suralaya. SD dan TK tersebut diberi nama Wukir Retawu PLTU Suralaya. TK Wukir Retawu dibangun pada tahun 1986, sedangkan SD Retawu dibangun pada tahun 1985. Biaya operasional sekolah dasar dan taman kanak-kanak ini menggunakan uang dari hasil pemasukan penjualan abu batubara.

Pembayaran gaji guru, renovasi gedung sekolah, dan beasiswa TK dan SD Wukir Retawu dibiayai oleh YPK PT Indonesia Power. Siswa TK dan SD Wukir Retawu yang berstatus tidak mampu ini tidak dipungut uang SPP. Fasilitas belajar dan prestasi yang dihasilkan siswa-siswi Wukir Retawu cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya piala dan piagam yang diterima siswa-siswi Wukir Retawu ketika mengikuti perlombaan antar sekolah.

Fasilitas yang cukup baik ditunjukkan dengan adanya laboratorium IPA, laboratorium computer, dan perpustakaan. Sedangkan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah ini salah satunya yaitu ruang UKS untuk esktrakurikuler dokter cilik (Dokcil). Kegiatan, sarana, dan prasarana TK dan SD ini dibiayai dari hasil penjualan abu batubara UBP Suralaya.

(11)

Sekolah Wukir Retawu ini mendapat predikat sebagai sekolah terbaik dan sekolah swasta dengan SPP termurah se-Kota Cilegon. Hal ini disebabkan sarana dan prasarana pendukung belajar sangat lengkap dan menunjang. Dengan demikian, tingkat pendidikan anak-anak di Suralaya pun meningkat melalui kegiatan pemanfaatan abu batubara tersebut.

3) Kegiatan Pelatihan untuk Para Guru di kecamatan Pulomerak

Training ESQ Peduli Pendidikan merupakan salah satu kegiatan pelatihan untuk guru. Training ini terselenggara dengan adanya kerja sama PT Indonesia Power UBP Suralaya dengan ESQ Leadership Center yang diadakan pada 20 sampai 22 Juni 2008 di Convention Hall Hotel Permata Krakatau, Cilegon. Training ESQ Peduli pendidikan ini diikuti oleh 310 peserta yang terdiri dari guru-guru di Kecamatan Pulomerak.

Para guru di Kecamatan Pulomerak diharapkan ada peningkatan untuk mencerdaskan siswanya dengan mengikuti pelatihan ESQ ini. Kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan para siswa. Jumlah masyarakat lokal yang bekerja pada posisi strategis di PT Indonesia Power UBP Suralaya pun akan meningkat apabila kualitas pendidikan siswa meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh, persentase masyarakat lokal yang menduduki posisi ini masih sangat sedikit karena rendahnya kualitas pendidikan.

Training ESQ Peduli Pendidikan ini merupakan salah satu wujud comdev yang dilakukan PT Indonesia Power UBP Suralaya. Training ini dapat terselenggara dengan adanya bantuan dana dari YPK UBP Suralaya. Dana yang digunakan berasal dari penjualan abu batubara.

4) Pengembangan SDM

Divisi Humas dan SDM Comdev melalui Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) memberikan perhatian dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini, pemberian beasiswa mulai dari tingkat SD hingga S1 ditujukan untuk anak pegawai. Bantuan ini diberikan setiap satu tahun sekali. Pemberian beasiswa biasanya dilakukan setiap tanggal 17 Agustus. Ini merupakan salah satu bentuk peningkatan kesejahteraan di lingkungan internal perusahaan.

(12)

5) Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat dalam bantuan pengobatan gratis diadakan oleh Divisi Humas dan SDM. Bantuan ini secara bergilir diberikan satu kali dalam satu minggu, pukul 12.00 sampai 13.00 WIB, pada masing-masing desa yang mengapit PLTU Suralaya (Desa Suralaya, Desa Lebakgede, dan Desa Salira Indah). Pengobatan gratis ini merupakan koordinasi Divisi Humas dan SDM dengan kelurahan dan puskesmas. Selain pengobatan gratis, Divisi Humas dan SDM pun mengadakan khitanan massal (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 12).

b. Bakti Pemberdayaan Masyarakat, yaitu

program yang berkaitan dengan usaha memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat setempat untuk menunjang kemandiriannya. Kegiatan yang dilakukan antara lain bantuan peningkatan modal usaha dan kursus atau pelatihan keterampilan usaha.

1) Pelatihan pengrajin Conblock kepada masyarakat di sekitar UBP Suralaya pada 12 Oktober 2006 (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 12).

2) Usaha Jahit Konveksi di Desa Suralaya

Usaha jahit konveksi di Desa Suralaya ini merupakan kepedulian PT Indonesia Power UBP Suralaya melalui Divisi Humas dan SDM kepada pengusaha konveksi skala kecil. Pemberdayaan ini dilakukan dengan pemberian mesin jahit kepada masyarakat Suralaya yang memiliki usaha konveksi. Usaha jahit ini sebagai bentuk kerja sama antara Kelurahan Suralaya dengan Divisi Humas dan SDM PT Indonesia Power UBP Suralaya.

3) Usaha Pengrajin Keripik Pisang di Desa Lebakgede

Usaha keripik pisang ini dikelola oleh komunitas lokal. Ini disebabkan potensi pisang di Kecamatan Pulomerak sangat banyak. Divisi Humas dan SDM bekerja sama dengan pengrajin usaha keripik pisang untuk meminjamkan sejumlah dana untuk usaha mereka.

4) Pelatihan Komputer

Pelatihan ini diselenggarakan oleh public relations kepada masyarakat sekitar yang ingin meningkatkan kemampuan di bidang teknologi komputer. (Lampiran 7)

(13)

5) Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Kelompok Usaha Bersama Berprestasi Simpan Pinjam (KUBTASI)

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Kelompok Usaha Bersama Berprestasi Simpan Pinjam (KUBTASI) adalah salah satu model bentuk pemberdayaan yang diresmikan pada 27 Agustus 2007. LKM KUBTASI merupakan lembaga keuangan mikro milik masyarakat binaan PT Indonesia Power UBP Suralaya. Lembaga ini bergerak dalam bidang pemberdayaan ekonomi keluarga yang berbasis kerakyatan. LKM KUBTASI memiliki wilayah kerja yang mencakup ring satu stakeholders PT Indonesia Power UBP Suralaya yaitu Kelurahan Lebakgede, Salira, dan Suralaya. PLTU Suralaya mendapatkan penghargaan atas pengembangan kualitas kehidupan masyarakat di sekitar PLTU Suralaya melalui LKM KUBTASI (Contoh gambar dapat dilihat pada Lampiran 13).

Bisnis utama LKM KUBTASI adalah simpan pinjam dengan menyalurkan modal usaha secara bergilir kepada anggotanya dan menerima titipan tabungan dari anggota. Modal bergilir tersebut diperoleh dari PT Indonesia Power UBP Suralaya. Berikut ini persyaratan LKM KUBTASI:

(1) Keanggotaan

Masyarakat yang menjadi anggota LKM KUBTASI adalah masyarakat di lingkungan PT Indonesia Power UBP Suralaya yang sudah memiliki usaha dengan kategori pengusaha mikro yang masih kesulitan untuk mendapat tambahan modal dalam menjalankan usahanya. Anggota LKM KUBTASI dijaring melalui seleksi dengan aturan-aturan sebagai berikut:

a. Membentuk kelompok sebanyak lima orang, bertempat tinggal tetap dan berdekatan.

b. Anggota harus satu homogen (laki-laki semua atau perempuan semua) dalam satu kelompok.

c. Memiliki usaha atau berpenghasilan tetap.

d. Anggota dalam setiap kelompok tidak memiliki hubungan keluarga satu tingkat.

e. Bersedia mengikuti pendidikan wajib kelompok sebelum ditetapkan menjadi anggota.

(14)

g. Membayar iuran wajib dan tabungan prestasi setiap pecan.

h. Pencairan pinjaman diberikan setelah mengikuti 16 kali pertemuan.

i. Pencairan pinjaman dilakukan tiga kali dengan pola 2-2-1. Pola ini artinya pencairan uang pinjaman dilakukan untuk dua orang terlebih dahulu. Apabila pengembalian cicilannya lancer, maka pinjaman diberikan kembali untuk dua orang anggota yang lain. Terakhir, pencairan pinjaman diberikan pada satu orang. Pola ini bertujuan agar pinjaman yang diberikan tidak macet.

(2) Pertemuan Pekanan

Pertemuan pekanan ini dilaksanakan setiap kelompok dengan waktu dan tempat yang ditentukan oleh anggota masing-masing setelah konfirmasi dengan pendamping lapangan. Pertemuan pekanan berfungsi sebagai wahana pembinaan bagi anggota, tempat berlangsungnya transaksi keuangan, dan silaturahmi sesama anggota. Setiap anggota LKM KUBTASI wajib mengikuti pertemuan pekanan. Pertemuan ini dihadiri oleh satu orag pendamping lapangan yang akan membantu anggota dalam masalah ekonomi maupun keagamaan.

(3) Iuran Wajib Anggota

Iuran wajib anggota adalah iuran milik anggota yang bersifat wajib dibayar setiap minggu. Iuran wajib ini sebesar Rp1000,00. Iuran ini sebagai tanda ikatan keanggotaan yang dijadikan jaminan bila ada anggota kelompok yang macet dalam pembayaran dana bergilir. Iuran kelompok dapat dibagikan kembali pada anggota apabila pecahnya kelompok tersebut.

(4) Pola Pencairan Modal Usaha

Modal dari PT Indonesia Power UBP Suralaya diberikan kepada masyarakat melalui LKM KUBTASI. LKM KUBTASI menyalurkan modal usaha kepada anggota secara bergilir dan bersifat pinjaman. Penyaluran modal usaha kepada anggotanya diberikan secara kolektif. Dalam arti, modal usaha diberikan kepada satu kelompok yang terdiri dari lima orang anggota dengan tanggung jawab kolektif. Pencairan dilakukan dengan pola 2-2-1 seperti yang sudah dijelaskan di atas. Pencairan pertama diberikan hanya kepada dua orang lebih dulu. Dua minggu kemudian, pencairan diberikan kepada dua orang lagi. Dua minggu selanjutnya, pencairan diberikan kepada satu orang. Modal usaha akan diberikan jika semua anggota lancar membayar angsuran pinjaman.

(15)

(5) Angsuran Modal Usaha

Pinjaman modal usaha dari anggota kepada LKM KUBTASI lamanya tiga sampai dua belas bulan dengan sistem Qordul Hasan dan sistem infak. Qurdul Hasan artinya sistem pinjam tanpa lebih atau bunga (riba). Angsuran dana bergilir adalah satu kali seminggu. Besar angsuran adalah besar pinjaman dibagi lama waktu pinjaman. Ketentuan Qurdul Hasan hanya berlaku pada tahun pertama. Peminjam dikenakan infak pinjaman setelah pinjaman kedua. Besarnya pinjaman kedua tidak ada ketentuan. Infak ini sebagai keuntungan yang diperoleh LKM KUBTASI.

(6) Penyertaan Modal Usaha

LKM KUBTASI memberikan bantuan kepada anggota berupa pinjaman penyertaa usaha selain pemberian dana bergilir reguler. Apabila anggota ada proyek yang membutuhkan dana segera dan tagihannya cepat, maka LKM KUBTASI dapat memberikan pinjaman melalui proses tertentu.

c. Bakti Pembinaan Hubungan (Community Relation), yaitu kegiatan

komunikasi dua arah yang dilakukan untuk memfasilitasi tumbuhnya pemahaman bersama dan mewujudkan komitmen bersama di antara para stakeholders untuk mencapai tujuan bersama; mendorong lahirnya sikap positif masyarakat setempat terhadap perusahaan serta memperbaiki dan mendorong lahirnya kebijakan publik yang kondusif terhadap keberlangsungan bisnis perusahaan.

Kegiatan yang dilakukan antara lain ceramah agama, silaturahmi, dan partisipasi dalam kegiatan masyarakat. Pada 5 Oktober 2006 dilakukan kunjungan silaturahmi antara manajemen UBP Suralaya, Camat Pulo Merak dengan warga Kampung Jelawe Suralaya dan penyerahan bantuan dana untuk sarana ibadah Mushola Jelawe dalam rangka Safari Ramadhan 1427 H (Hastuti, 2009).

Keadaan Umum Lokasi Penelitian

PLTU Suralaya dikelilingi oleh tiga desa yaitu Desa Suralaya, Desa Salira Indah, dan Desa Lebak Gede. Masing-masing desa memiliki luas wilayah, batas wilayah, dan mata pencaharian. Gambaran keadaan umum ketiga desa tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

(16)

Tabel 3. Luas Wilayah, Batas Wilayah, dan Mata Pencaharian di Tiga Desa Penelitian Tahun 2010

Uraian Desa Suralaya Desa Salira Desa Lebakgede Luas Wilayah 339 Ha 344, 7 Ha 683 Ha Batas Utara Batas Selatan Batas Barat Batas Timur Desa Pakuncen Selat Sunda Kel. Lebakgede Desa Salira Laut Ds. Kedung Soka Kel. Suralaya Desa Mangunreja Kel. Suralaya Kel. Tamansari Laut Selat Sunda Ds. Pakuncen Bojonegara Mata Pencaharian Pedagang Petani Nelayan Pegawai 186 orang 203 orang 50 orang 697 orang 154 orang 350 orang 21 orang 15 orang 546 orang 488 orang 170 orang 550 orang Sumber: Data Monografi Desa

Berdasarkan data monografi, Desa Lebakgede merupakan desa terluas dibandingkan dengan Desa Salira dan Desa Suralaya. Desa Lebakgede memiliki wilayah seluas 683 Ha. Batas sebelah utara desa ini adalah Kelurahan Suralaya; batas sebelah selatan adalah Kelurahan Taman Sari; sebelah Barat adalah Laut Selat Sunda; dan sebelah Timur adalah Desa Pakuncen Bojonegara. Umumnya penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai pegawai sebanyak 550 orang.

Begitu juga dengan Desa Suralaya yang umumnya sebagai pegawai sebanyak 697 orang. Salah satu faktor penyebab banyaknya bermata pencaharian sebagai pegawai karena letaknya yang paling dekat dengan PLTU Suralaya. Namun desa ini memiliki wilayah yang tersempit dengan luas 339 Ha. Batas sebelah Utara adalah Desa Pakuncen; batas sebelah Selatan adalah Selat Sunda; batas sebelah Barat adalah Kelurahan Lebakgede; dan batas sebelah Timur adalah Desa Salira.

Sementara Batas sebelah Utara Desa Salira adalah Laut; batas sebelah Selatan adalah Desa Kedung Soka; batas sebelah Barat adalah Kelurahan Suralaya; dan batas sebelah Timur adalah Desa Mangunreja. Umumnya mata pencaharian penduduk Desa Salira sebagai patani yaitu sebanyak 350 orang. Kelompok tani yang mengelola lahan PLTU Suralaya diberikan pembinaan berupa pemberian bibit tanaman buah-buahan seperti aren, nangka, dan kacang.

(17)

Keadaan Umum Responden

Responden adalah masyarakat di sekitar PLTU Suralaya, yakni mereka yang berdomisili di Desa Suralaya, Desa Salira, dan Desa Lebakgede. Responden memiliki karakteristik antara lain jenis kelamin, pekerjaan, terpaan suratkabar, terpaan public relations, terpaan tokoh agama, serta terpaan tokoh masyarakat. Berikut gambaran keadaan umum responden dalam penelitian ini (Tabel 4).

Tabel 4. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin, Pekerjaan, Terpaan Suratkabar, Terpaan Public Relations, dan Terpaan Opinion Leader di Tiga Desa Penelitian Tahun 2010

Karakteristik Responden Kategori Jumlah Persentase Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 186 157 54.54.22 45.77.22 45.77 Pekerjaan Pedagang Petani Nelayan Pegawai 89 104 24 126 25.94 30.32 6.99 36.73 Terpaan Suratkabar Frekuensi Membaca Suratkabar dalam satu minggu > 6 kali (Sangat Tinggi) 11 3.20 4-6 kali (Tinggi) 20 5.83 2-4 kali (Sedang) 56 16.32 1-2 kali (Rendah) 256 74.63 Terpaan Public Relations Frekuensi Berkomunikasi dengan Public Relations dalam satu tahun Terakhir ini >6kali (Sangat Tinggi) 60 17.49 5-6 kali (Tinggi) 63 18.36 3-4 kali (Sedang) 95 27.69 1-2 kali (Rendah) 125 36.44 Terpaan Tokoh Agama Frekuensi Berkomunikasi dengan Tokoh Agama dalam satu tahun Terakhir ini

>6kali (Sangat Tinggi) 161 46.93 5-6 kali (Tinggi) 98 28.57 3-4 kali (Sedang) 45 13.11 1-2 kali (Rendah) 39 11.37 Terpaan Tokoh Masyarakat Frekuensi Berkomunikasi dengan tokoh masyarakat dalam satu tahun Terakhir ini >6kali (Sangat Tinggi) 87 25.36 5-6 kali (Tinggi) 80 23.32 3-4 kali (Sedang) 98 28.57 1-2 kali (Rendah) 78 22.74

(18)

Pekerjaan responden umumnya sebagai pegawai dan petani. Ini dapat dilihat, sebanyak 126 responden (36,73%) sebagai pegawai dan 104 responden (30,32%) sebagai petani. Pekerjaan sebagai petani tidak membuat tingkat kesejahteraan penduduk. Pada waktu itu, pekerjaan sebagai petani adalah pilihan hidup yang tidak dapat ditawar lagi, seperti Desa Suralaya. Mereka tidak memiliki keterampilan atau skill apa pun. Sementara penghasilan sebagai petani tidak menentu yang membuat kondisi perekonomian sangat miskin. Tidak hanya sebagai petani, ada beberapa masyarakat yang memilih pekerjaan sebagai nelayan. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan sebagai nelayan pun tidak menentu.

Kemudian berdiri PLTU Suralaya karena tersedianya tanah dataran yang cukup luas yang dipandang tidak produktif untuk pertanian dan cuaca yang sulit diperkirakan untuk pelayaran. Masyarakat sekitar PLTU Suralaya pun mendapat kesempatan sebagai pegawai PLTU Suralaya. Dengan demikian, perekonomian mereka membaik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka merasa terbantu dengan adanya PLTU Suralaya.

Mereka ingin merubah kondisi kehidupan perekonomian. Mereka menginginkan menjadi bagian dari PLTU Suralaya. Mereka dapat bekerja pada usaha lokal atau CV lokal yang tumbuh di sekitar perusahaan. Beberapa CV lokal ini tumbuh seiring dengan peluang beberapa pekerjaan yang ditenderkan oleh PLTU Suralaya kepada pengusaha lokal. Beberapa CV lokal yang tumbuh di sekitar PLTU Suralaya memiliki fokus usaha penyedia tenaga kebersihan, penyedia jasa keamanan, dan pengelola abu batubara.

Mitra usaha lokal tersebut merupakan bentuk kerja sama antara korporasi dengan pengusaha lokal. Kerja sama ini menguatkan eksistensi PT Indonesia Power, khususnya PLTU Suralaya, dalam komunitas lokal. Selain itu, kemitraan ini membantu pemerintah Provinsi Banten dalam rangka mengurangi jumlah pengangguran.

PT Indonesia Power UBP Suralaya melakukan peningkatan kesejahteraan dengan mengurangi tingkat pengangguran. Penggunaan tenaga kerja lokal dimulai dari berdirinya PT Indonesia Power UBP Suralaya, yakni tahun 1985. Tidak banyak masyarakat sekitar yang menempati posisi strategis pada PT Indonesia Power UBP Suralaya. Hal ini disebabkan faktor kualitas pendidikan. PT Indonesia

(19)

Power UBP Suralaya melakukan dua kali periode perekrutan tenaga kerja yang merupakan bentuk kepedulian PT Indonesia Power UBP Suralaya.

Masyarakat sekitar pun banyak yang membuka usaha sebagai pedagang. Tidak hanya bekerja sebagai pegawai PLTU Suralaya untuk mewujudkan peningkatan ekonomi. Kondisi ketiga desa yang berada di sekitar PLTU Suralaya karena keterbatasan fasilitas transportasi pada tahun 1980-an mendorong masyarakat membuka toko atau warung.

Perputaran usaha untuk sektor perdagangan relatif cepat, sehingga hasil usaha yang didapat juga relatif lebih cepat (jangka pendek). Hal ini terlihat pada penghasilan tiap bulan dari sektor perdagangan lebih tinggi daripada sektor lain. Apalagi dengan adanya pengembangan daerah wisata di Desa Salira (Pantai Salira Indah) dan Suralaya (Pantai Kelapa Tujuh).

Masyarakat umumnya lebih tertarik untuk melakukan usaha ekonomi yang hasilnya dapat dinikmati segera. Seperti masyarakat di Desa Suralaya, mereka tidak terbiasa melakukan usaha ekonomi jangka panjang dan cenderung memperoleh hasil dalam jangka pendek atau dalam waktu singkat. Selain itu, pekerjaan sebagai pedagang tidak memerlukan keterampilan khusus.

Responden umumnya mendapatkan informasi melalui opinion leader. Opinion leader sangat mempengaruhi informasi yang diperoleh masyarakat atas segala isu yang terjadi di sekitar. Ini artinya terpaan opinion leader sangat tinggi pengaruhnya bagi masyarakat lokal.

Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya tingkat komunikasi mereka dengan opinion leader dibandingkan dengan public relations dan suratkabar. Masyarakat lebih banyak berkomunikasi dengan opinion leader, baik tokoh agama maupun tokoh masyarakat.

Masyarakat lokal berkomunikasi dengan tokoh agama sebanyak 161 responden (46,93%) dan berkomunikasi dengan tokoh masyarakat sebanyak 87 responden (25,36%) dalam frekuensi lebih dari enam kali pada satu tahun terakhir ini. Masyarakat berkomunikasi dengan opinion leader dalam kesempatan ceramah keagamaan, kerja bakti, dan pertemuan-pertemuan. Komunikasi antara masyarakat dengan opinion leader dilakukan secara formal maupun informal.

(20)

Suralaya dengan masyarakat sekitar. Frekuensi pertemuan berpengaruh dalam melakukan komunikasi antara opinion leader dengan masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar mendapat informasi-informasi mengenai PLTU Suralaya, termasuk abu batubara, melalui opinion leader.

Berbeda halnya komunikasi yang dijalankan public relations. Frekuensi komunikasi yang dijalankan public relations tidak setinggi frekuensi komunikasi yang dijalankan opinion leader. Masyarakat lokal tidak sering bertemu dengan public relations sehingga kurang adanya komunikasi di antara mereka. Umumnya sebanyak 125 (36,44%) responden hanya berkomunikasi dengan public relations sebanyak satu sampai dua kali setiap tahunnya. Hal ini perlu adanya usaha public relations melakukan pendekatan dengan opinion leader. Opinion leader berada di tengah-tengah masyarakat sehingga lebih mudah sebagai perantara komunikasi antara public relations dengan masyarakat.

Public relations sendiri melakukan berbagai pendekatan dengan masyarakat lokal melalui program comdev. Namun public relations masih perlu melakukan berbagai pendekatan, khususnya dalam hal komunikasi. Masyarakat lokal menginginkan adanya perhatian dalam bentuk komunikasi verbal, baik formal maupun informal. Komunikasi yang diharapkan tidak hanya dalam bentuk komunikasi nonverbal berupa bantuan-bantuan.

Selain dari public relations dan opinion leader, suratkabar dapat dijadikan sebagai media komunikasi untuk mengetahui informasi tentang PLTU Suralaya. Seperti Radar Banten dan Fajar Banten, merupakan suratkabar yang masuk ke Desa Suralaya, Desa Salira, dan Desa Lebakgede. Namun minat baca masyarakat kurang meskipun ada suratkabar yang masuk ketiga desa sekitar PLTU Suralaya. Ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil penelitian, umumnya sebanyak 256 (74.63 persen) responden hanya membaca satu sampai dua kali membaca suratkabar setiap minggu. Ini disebabkan isi berita dalam suratkabar tidak menarik perhatian masyarakat sebagai pembaca, khususnya berita tentang PLTU Suralaya. Tidak ada perkembangan informasi tentang PLTU Suralaya yang dimuat di suratkabar.

(21)

Opini Publik tentang PLTU Suralaya

Opini publik dalam penelitian ini yaitu opini publik tentang dampak PLTU Suralaya. Dampak PLTU Suralaya terbagi menjadi dampak positif dan dampak negatif.

Dampak positif dari PLTU Suralaya yaitu ekonomi masyarakat menjadi lebih sejahtera, dan suasana lingkungan menjadi lebih ramai dengan adanya PLTU Suralaya. Dampak positif ini dapat meningkatkan citra PLTU Suralaya dalam opini publik. Pikiran, perasaan, dan subyektivitas publik membentukan citra terhadap isu yang sedang berkembang di sekitar mereka. Seseorang memperhitungkan pertikaian dan isu melalui interpretasi sehingga terbentuk citra yang baik atau positif.

Sementara dampak negatif dari PLTU Suralaya antara lain abu batubara mengganggu kesehatan, meracuni ikan di laut, merusak pertanian, dan dapat mengotori bahan dagangan. Dampak negatif tersebut merupakan pencemaran abu batubara dari PLTU Suralaya. Citra yang buruk atau negatif marupakan interpretasi yang dapat muncul dari publik terhadap dampak negatif dari PLTU Suralaya. Citra yang baik ataupun buruk timbul dari dampak yang dirasakan oleh masyarakat lokal. Hal ini tentu mempengaruhi keberlanjutan PLTU Suralaya.

Berikut opini publik tentang dampak PLTU Suralaya berdasarkan tiga desa penelitian, jenis pekerjaan, dan jenis kelamin (Tabel 5, 6, dan 7).

Opini Publik tentang PLTU Suralaya Berdasarkan Desa Penelitian

Opini publik tentang PLTU Suralaya berdasaran tiga desa penelitian dilakukan dengan uji Chi-Square. Pernyataan yang telah diuji yaitu ekonomi menjadi lebih sejahtera, suasana lingkungan menjadi lebih ramai, PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin, abu batubara mengganggu kesehatan, abu batubara meracuni ikan di laut, abu batubara merusak pertanian, dan abu batubara mengotori bahan dagangan. Berikut opini publik tentang PLTU Suralaya berdasarkan tiga desa penelitian (Tabel 5).

(22)

Tabel 5. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Domisili Desa Penelitian Menurut Dampak Positif dan Dampak Negatif

PLTU Suralaya Dampak Positif

PLTU Suralaya

Desa Lebakgede

Desa Salira Desa Suralaya Total SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS Ekonomi menjadi lebih sejahtera 55 31,42 120 68,57 23 42,59 31 57,40 52 45,61 62 54,38 130 100 213 100 Suasana lingkungan

menjadi lebih ramai

51 29,14 124 70,85 28 51,85 26 48,14 57 50 57 50 136 100 207 100 Dampak Negatif PLTU Suralaya Desa Lebakgede

Desa Salira Desa Suralaya Total SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS PLTU Suralaya menimbul-kan kebisingan dari suara mesin 164 93,71 11 6,28 47 87,03 7 12,96 111 97,36 3 2,63 322 100 21 100 Abu batubara mengganggu kesehatan 164 93,71 9 5,14 50 92,59 4 7,40 111 97,36 3 2,63 325 100 16 100 Abu batubara

meracuni ikan di laut 162 92,57 13 7,42 50 92,59 4 7,40 110 96,49 4 3,50 322 100 21 100 Abu batubara merusak pertanian 167 95,42 8 4,57 52 96,29 2 3,70 112 98,24 2 1,75 331 100 12 100 Abu batubara mengotori bahan dagangan 164 94,71 11 6,28 48 88,88 6 11,11 110 96,49 4 3,50 222 100 21 100

Keterangan: SS = Sangat Setuju; S = Setuju; KS = Kurang Setuju; TS = Tidak Setuju; Baris ke-2 menunjukkan persentase

Berdasarkan Tabel 5, umumnya masyarakat di tiga desa penelitian beropini negatif tentang PLTU Suralaya. Opini masyarakat terhadap dampak negatif lebih tinggi dibandingkan dengan dampak positif PLTU Suralaya.

Umumnya 120 (68,57%) masyarakat Desa Lebakgede beropini kurang setuju bahkan tidak setuju bahwa ekonomi menjadi lebih sejahtera sejak adanya PLTU Suralaya. Suasana lingkungan pun kurang bahkan tidak dirasakan menjadi lebih ramai oleh masyarakat Desa Lebakgede. Ini disebabkan letak Desa Lebakgede berjarak jauh dengan PLTU Suralaya. Masyarakat kurang bahkan tidak merasa adanya perubahan yang lebih baik dalam kehidupan ekonomi

(23)

maupun suasana lingkungan. Desa Suralaya merupakan desa yang masyarakatnya merasakan ekonominya menjadi lebih sejahtera, sedangkan Desa Salira Indah merupakan desa yang masyarakatnya merasakan suasana lingkungan yang lebih ramai sejak adanya PLTU Suralaya.

Desa Suralaya memiliki lokasi sangat dekat dengan PLTU Suralaya. dibandingkan dengan Desa Salira dan Desa Lebakgede. Maka suara mesin dari PLTU Suralaya terdengar jelas oleh masyarakat yang tinggal di Desa Suralaya. Secara umum, sebanyak 111 (97,36 persen) responden beropini bahwa PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin meskipun PLTU Suralaya telah berupaya melakukan peredam suara. Namun tidak semua masyarakat sekitar mengetahui informasi tersebut.

Masyarakat Desa Suralaya tidak hanya merasakan kebisingan dari suara mesin. Masalah kesehatan akibat abu batubara pun dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat umumnya 111 (97,36%) responden beropini bahwa PLTU Suralaya mengganggu kesehatan. Abu terbang dapat mengakibatkan polusi udara sehingga mengganggu pernafasan.

Saat ini PLTU Suralaya sudah memiliki alat penangkap abu yang dinamakan electronic precipitator. Selain itu, cerobong asap setinggi 218 meter dan 275 meter bertujuan agar kandungan debu dan gas sisa pembakaran sampai ground level masih di bawah ambang batas. Tidak semua masyarakat Desa Suralaya mengetahui informasi tersebut. Masyarakat sekitar perlu mengetahui perkembangan informasi sehingga masyarakat mengetahui PLTU Suralaya bukan penyebab adanya polusi. Hal ini disebabkan banyaknya industri di sekitar PLTU Suralaya.

Menurut Koordinator Forum Peduli Suralaya, Erick Rebiin, abu batubara tidak berhubungan dengan masalah kesehatan. Masyarakat menginginkan kompensasi secara langsung. Keluhan masyarakat tidak terpenuhi karena penyalahgunaan hasil penjualan flay ash sebesar satu milyar setiap bulan yang seharusnya dimiliki dan dikelola oleh masyarakat. Kondisi ini sangat ironis ketika abu batubara dikelola oleh Energi Prima Nusantara (EPN) sebagai anak perusahaan YPK (Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan).

(24)

Masyarakat Desa Suralaya umumnya tidak hanya beropini bahwa PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dan mengganggu kesehatan. Namun masyarakat juga beropini sangat setuju bahkan setuju bahwa abu batubara dapat meracuni ikan di laut, merusak pertanian, dan mengotori bahan dagangan.

Umumnya masyarakat Desa Suralaya sebanyak 110 (96,49%) responden beropini bahwa abu batubara dapat meracuni ikan di laut. Kini PLTU Suralaya sudah berupaya adanya pengolahan limbah cair agar buangan tidak mencemari lingkungan yang dinamakan sewage treatment dan neutralizing basin.

Umumnya sebanyak 110 (96,49%) beropini bahwa abu batubara mengotori bahan dagangan. Masyarakat Desa Suralaya mengetahui hal tersebut karena para penduduk sekitar pantai direkrut untuk berjualan di sekitar Pantai Kalapa Tujuh. Pantai Kelapa Tujuh merupakan pantai yang dikelola oleh PLTU Suralaya sebagai wujud kepedulian kepada publik. Pengelolaan pantai ini dapat membantu perekonomian tetapi bahan dagangan dapat kotor dari abu batubara.

Tabel 6. Berdasarkan Domisili Desa dengan Opini Publik tentang Dampak Positif dan Dampak Negatif

Opini Publik tentang Dampak Positif dan Dampak Negatif Signifikansi Uji Chi-Square

Ekonomi menjadi lebih sejahtera 0,086

Suasana lingkungan menjadi lebih ramai 0,003*

PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin 0,034*

Abu batubara mengganggu kesehatan 0,065

Abu batubara meracuni ikan di laut 0,315

Abu batubara merusak pertanian 0,698

Abu batubara mengotori makanan/dagangan 0,034*

α = 0.05 *= Signifikan

Berdasarkan hasil analisis, masyarakat yang tinggal di tiga desa penelitian berhubungan dengan pembentukan opini publik yang menyatakan bahwa suasana lingkungan menjadi lebih ramai dengan adanya PLTU Suralaya, PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin, dan abu batubara mengotori bahan dagangan. Masyarakat Desa Suralaya sebanyak 57 (50%) responden beropini bahwa suasana lingkungan menjadi ramai dengan adanya PLTU Suralaya.

(25)

Berbeda dengan masyarakat Desa Lebakgede dan Desa Salira Indah, masyarakat Desa Suralaya merasakan suasana lingkungan yang menjadi ramai karena jarak desa dengan lokasi PLTU Suralaya yang sangat dekat. Masyarakat tidak kesepian dengan adanya aktivitas pegawai di sekitar PLTU Suralaya.

Lokasi yang sangat dekat antara Desa Suralaya dengan PLTU Suralaya pun membuat masyarakat kebisingan akibat suara dari mesin produksi. Hal ini mengindikasikan bahwa pernyataan tersebut signifikan.

Opini publik mengenai abu batubara dapat mengotori bahan dagangan juga dinyatakan signifikan. Masyarakat Desa Suralaya paling tinggi merasakan bahwa abu batubara mengotori bahan dagangan dibandingan dengan Desa Salira dan Desa Lebakgede. Ini disebabkan para penduduk berjualan di sekitar Pantai Kalapa Tujuh. Pantai ini merupakan pantai yang dikelola oleh PLTU Suralaya sehingga masyarakat Desa Suralaya mendapatkan pengembangan daerah wisata. Selain itu, pedagang pun merasa bahan dagangan menjadi kotor karena abu terbang.

Opini Publik Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Uji Chi-Square dilakukan untuk mengetahui asosiasi antara dua peubah kategorik. Pernyataan yang telah diuji yaitu ekonomi menjadi lebih sejahtera, suasana lingkungan menjadi lebih ramai, PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin, abu batubara mengganggu kesehatan, abu batubara meracuni ikan di laut, abu batubara merusak pertanian, dan abu batubara mengotori bahan dagangan. Berikut opini publik tentang PLTU Suralaya berdasarkan jenis pekerjaan (Tabel 7).

(26)

Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Menurut Dampak Positif dan Dampak Negatif PLTU Suralaya

Keterangan: SS = Sangat Setuju; S = Setuju; KS = Kurang Setuju; TS = Tidak Setuju; Baris ke-2 menunjukkan persentase

Tabel 7 menunjukkan, umumnya masyarakat beropini negatif tentang PLTU Suralaya. Opini masyarakat terhadap dampak negatif lebih tinggi dibandingkan dengan dampak positif.

Secara umum, sebanyak 19 (79,16%) responden dengan jenis pekerjaan sebagai nelayan tidak merasakan adanya perubahan ekonomi dalam kehidupannya. PLTU Suralaya kurang bahkan tidak membuat ekonomi masyarakat menjadi lebih sejahtera.

Demikian pula umumnya 73 (70,19%) responden dengan jenis pekerjaan sebagai petani beropini hal yang sama. Penghasilan sebagai petani yang tak Dampak

Positif PLTU Suralaya

Nelayan Pedagang Pegawai Petani Total SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS Ekonomi menjadi lebih sejahtera 5 20,83 19 79,16 33 37,07 56 62,92 46 36,50 80 63,49 31 29,80 73 70,19 115 100 228 100 Suasana lingkungan menjadi lebih ramai 9 37,5 15 62,5 33 37,07 56 62,92 53 42,06 73 57,93 35 33,65 69 66,34 130 100 203 100 Dampak Negatif PLTU Suralaya

Nelayan Pedagang Pegawai Petani Total SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin 23 95,83 1 4,16 69 77,52 20 22,47 120 95,23 6 4,76 92 88,46 12 11,5 304 100 39 100 Abu batubara mengganggu kesehatan 21 87,5 3 12,5 72 80,89 17 19,10 119 94,44 7 5,55 94 90,38 10 9,61 306 100 37 100 Abu batubara meracuni ikan di laut 22 91,66 2 8,33 88 98,87 1 1,12 123 97,61 3 2,38 95 91,34 9 8,65 328 100 15 100 Abu batubara merusak pertanian 23 95,83 1 4,16 88 98,8 1 1,12 124 98,41 2 1,58 99 95,19 5 4,80 334 100 9 100 Abu batubara mengotori bahan dagangan 21 87,5 3 12,5 67 75,28 22 24,71 123 97,61 3 2,38 97 93,26 7 6,73 308 100 35 100

(27)

menentu membuat kondisi perekonomian sangat miskin. Ini dapat dilihat dengan banyaknya rumah yang terbuat dari anyaman bilik.

Masyarakat lokal mengelola usaha keripik pisang. Pisang merupakan salah satu tanaman yang dijadikan sebagai sumber penghasilan petani. Divisi Humas dan SDM bekerja sama dengan pengrajin usaha keripik pisang untuk meminjamkan sejumlah dana usaha masyarakat lokal.

PLTU Suralaya pun memberikan pembinaan kepada kelompok tani berupa pemberian bibit tanaman buah-buahan seperti aren, nangka, dan kacang. Pembinaan kepada kelompok peladang lokal untuk mengelola lahan PLTU Suralaya merupakan wujud kepedulian. Namun bantuan yang diberikan dari PLTU Suralaya dirasa tidak banyak memiliki perubahan bagi petani

Jenis pekerjaan sebagai pegawai yang merasakan perubahan ekonomi dibandingan dengan petani, nelayan, dan pedagang. Pegawai serta keluaganya mendapatkan peningkatan kesejahteraan dari PLTU Suralaya. Sebagian pemasukan yang disalurkan YPK digunakan untuk memberikan beasiswa, bantuan pendidikan, dan memberangkatkan haji pegawai.

Beasiswa dan bantuan pendidikan untuk anak pegawai ini diberikan setiap tahun. Peluang naik haji secara gratis pun dimiliki para pegawai. Biaya yang dikeluarkan untuk memberangkatkan haji para pegawai diperoleh melalui hasil penjualan abu batubara.

PLTU Suralaya tidak hanya memberikan perhatian kepada para pegawainya sebagai lingkup intern. Lingkup ekstern pun mendapatkan perhatian dari PLTU Suralaya. PLTU Suralaya memberikan bantuan kepada komunitas berupa kesempatan sebagai pegawai dalam proyek PLTU Suralaya. Penggunaan tenaga kerja lokal dilakukan sejak berdirinya PLTU Suralaya yaitu tahun 1985.

Masyarakat yang berada di sekitar PLTU Suralaya dapat bekerja di PLTU Suralaya melalui CV rekanan PT Indonesia Power UBP Suralaya. CV rekanan tersebut menempatkan masyarakat pada pekerjaan sebagai cleaning service, pekerja pada Divisi as-handling, dan pekerja saat overhaull.

Sebagian penduduk Suralaya kini mulai mendirikan CV sebagai penyalur tenaga kerja (outsourcing). CV penyalur tenaga kerja ini membuat penduduk

(28)

Suralaya semakin sejahtera meskipun masih ada beberapa penduduk yang tergolong keluarga prasejahtera.

Beberapa penduduk masih berstatus pengangguran karena belum bekerja setelah lulus menempuh pendidikan sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat. Masyarakat belum memiliki keterampilan sehingga Divisi Comdev memberikan pelatihan yang disesuaikan dengan tipologi masyarakat sebagai pekerja kasar. Program ini dapat membentuk citra positif PLTU Suralaya.

Masyarakat yang bekerja sebagai pegawai pun umumnya merasakan suasana lingkungan yang menjadi lebih ramai sejak adanya PLTU Suralaya selain merasakan adanya perubahan ekonomi yang lebih baik. Proyek PLTU suralaya menyebabkan masyarakat aktif sehingga membuka peluang yang membuat suasana lingkungan menjadi lebih ramai. Selain aktivitas para pegawai PLTU Suralaya, keramaian suasana lingkungan terlihat dari masyarakat lokal yang dapat memanfaatkannya dengan membuka berbagai usaha.

Masyarakat lokal tidak hanya mendapatkan dampak positif dari PLTU Suralaya. Namun masyarakat juga mendapatkan dampak negatif berupa kebisingan yang berasal dari suara mesin produksi. Para nelayan dan pegawai yang merasakan hal tersebut. Para pegawai tentu merasa bising dengan suara mesin poduksi selama bekerja, terutama pegawai yang bekerja di proyek PLTU Suralaya. Peredam suara kurang memberikan pengaruh besar.

Para pegawai pun merasakan bahwa PLTU Suralaya berpengaruh terhadap masalah kesehatan yang diakibatkan dari abu selain kebisingan suara mesin. Menurut Prijatama dan Sumarnadi (1996), butiran abu ringan mudah terbawa angin yang terhirup secara rutin oleh manusia dan berakumulasi di dalam tubuh dapat berakibat buruk terhadap kesehatan. Abu batubara mengandung sejumlah kecil kandungan logam berat seperti Pb, Cr, dan Cd.

Penyakit yang seringkali dikeluhkan oleh masyarakat adalah gangguan pada pernafasan. Pekerjaan sebagai pegawai yang paling besar menerima masalah kesehatan. PLTU Suralaya sudah memberikan bantuan kesehatan melalui program Comdev. PLTU Suralaya memberikan pengobatan gratis setiap dua kali dalam seminggu kepada masyarakat Desa Suralaya, Desa Salira Indah, dan Desa Lebakgede.

(29)

Umumnya sebanyak 88 (99%) pedagang beropini bahwa abu batubara merusak pertanian. Sama halnya dengan pegawai dan petani yang umumnya beropini demikian. Selain merusak pertanian, abu batubara pun dianggap dapat meracuni ikan di laut. PLTU Suralaya sudah berupaya melakukan pengolahan limbah cair yang dinamakan sewage treatment dan neutralizing basin. Ini dimaksudkan agar buangan tidak mencemari lingkungan. Namun hal tersebut terlihat kurang dipahami oleh masyarakat.

Pencemaran tanah oleh abu batubara dapat terjadi karena terbawanya unsur-unsur logam berat oleh air hujan di permukaan dan di dalam tanah yang dapat mencemari air tanah. Abu batubara dapat merubah tingkat keasaman tanah yang berpengaruh pada kesuburan tanah dan tanaman yang tumbuh di tanah tersebut. Masalah lingkungan tersebut dapat diminimalkan dengan cara dan lokasi pembuangan yang tepat. (Prijatama & Sumarnadi, 1996)

Abu batubara tidak hanya mencemari lingkungan. Bahan dagangan pun dapat menjadi kotor karena abu batubara yang berterbangan. Umumnya 123 (97,61%) pegawai yang berada di sekitar mengetahui hal tersebut secara jelas. Kotornya kaca dan lantai rumah penduduk pun diakibatkan dari abu batubara.

Tabel 8. Berdasarkan Jenis Pekerjaan dengan Opini Publik tentang Dampak Positif dan Dampak Negatif

α = 0.05 *= Signifikan

Jenis pekerjaan berhubungan dengan pembentukan opini publik yang menyatakan bahwa PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin dan dapat mengotori bahan dagangan.

Opini Publik tentang Dampak Positif dan Dampak Negatif Signifikansi Uji Chi-Square

Ekonomi menjadi lebih sejahtera 0,480

Suasana lingkungan menjadi lebih ramai 0,165

PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin 0,023*

Abu batubara mengganggu kesehatan 0,251

Abu batubara meracuni ikan di laut 0,211

Abu batubara merusak pertanian 0,188

(30)

Perbedaan terlihat dari opini pegawai.di antara jenis pekerjaan lainnya terhadap kebisingan suara mesin PLTU Suralaya. Pada umumnya, sebanyak 67 (75,28%) pegawai, termasuk pegawai PLTU Suralaya, beropini bahwa PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan suara mesin. Pegawai merasa bising dengan suara mesin karena bekerja di sekitar lingkungan PLTU Suralaya. Suara mesin dapat terdengar hingga ke pemukiman. PLTU Suralaya sudah berupaya melakukan peredam suara.

Responden yang bekerja sebagai pegawai pun beropini bahwa PLTU Suralaya mengotori bahan dagangan. Sebanyak 80 persen merupakan flay ash (abu terbang atau abu kering) yang dapat ditangkap dengan menggunakan presipitator elektrostatik, filter, atau siklon. Para pegawai mengetahui banyaknya penduduk yang berjualan di sekitar pantai. Masyarakat Desa Suralaya dan Desa Salira mendapatkan pengembangan daerah wisata pantai dengan direkrut oleh PLTU Suralaya untuk berjualan. Pantai Salira Indah di Desa Salira Indah dan Pantai Kelapa Tujuh di Desa Suralaya merupakan pantai yang dikelola oleh PLTU Suralaya.

Opini Publik Berdasarkan Jenis Kelamin

Uji Chi-Square telah dilakukan untuk mengetahui asosiasi antara dua peubah kategorik. Peubah kategorik jenis kelamin telah diuji terhadap opini publik yaitu ekonomi menjadi lebih sejahtera, suasana lingkungan menjadi lebih ramai, PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin, abu batubara mengganggu kesehatan, abu batubara meracuni ikan di laut, abu batubara merusak pertanian, abu batubara mengotori bahan dagangan. Berikut opini publik tentang PLTU Suralaya berdasarkan jenis kelamin (Tabel 9).

(31)

Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Dampak Positif dan Dampak Negatif PLTU Suralaya

Keterangan: SS = Sangat Setuju; S = Setuju; KS = Kurang Setuju; TS = Tidak Setuju; Baris ke-2 menunjukkan persentase

Berdasarkan Tabel 9, umumnya masyarakat beropini negatif tentang PLTU Suralaya. Opini masyarakat perempuan maupun laki-laki terhadap dampak negatif lebih tinggi dibandingkan dampak positif PLTU Suralaya.

Umumnya 115 (73,24 %) perempuan beropini kurang setuju bahkan tidak setuju jika ekonomi dinilai lebih sejahtera sejak adanya PLTU Suralaya. Hal ini disebabkan sebagian besar laki-laki yang merasakan peningkatan kesejahteraan dengan berpeluang sebagai tenaga kerja lokal di PLTU Suralaya.

Tenaga kerja lokal banyak yang diperbantukan sebagai tenaga pengangkutan bahan material, tenaga kebersihan unit, dan tenaga pengelasan. Namun saat ini, tenaga kerja lokal dipekerjakan pada overhaull dan ash-handling. Maka dari itu, pekerja kasar hanya cocok untuk laki-laki yang menggunakan kemampuan otot. Namun perempuan yang mendapatkan manfaat dengan adanya PLTU Suralaya.

Dampak Positif PLTU Suralaya

Laki-laki Perempuan Total SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS Ekonomi menjadi lebih sejahtera 62

33,33 124 66,67 42 26,75 115 73,24 104 100 239 100 Suasana lingkungan menjadi lebih

ramai 54 29,03 132 70,96 52 33,12 105 66,87 106 100 237 100 Dampak Negatif PLTU Suralaya

Laki-laki Perempuan Total SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS SS dan S KS dan TS PLTU Suralaya menimbulkan

kebisingan dari suara mesin

164 88,17 22 11,82 138 87,89 19 12,10 302 100 41 100 Abu batubara mengganggu kesehatan 168

90,32 18 9,67 145 92,35 12 7,64 313 100 30 100 Abu batubara meracuni ikan di laut 179

96,23 7 3,76 143 91,08 14 8,91 322 100 21 100 Abu batubara merusak pertanian 165

88,70 21 11,29 144 91,71 13 8,28 309 100 34 100 Abu batubara mengotori bahan

dagangan 170 91,39 16 8,60 151 96,17 6 3,82 321 100 22 100

(32)

Perempuan merasa suasana lingkungan menjadi lebih ramai sejak berdirinya PLTU Suralaya karena banyaknya pekerja proyek. Dengan demikian, mayoritas laki-laki beropini kurang setuju bahkan tidak setuju bahwa suasana lingkungan menjadi lebih ramai.

Mengenai masalah kesehatan, laki-laki maupun perempuan umumnya beropini bahwa abu batubara dapat mengganggu kesehatan. Responden perempuan beropini paling tinggi sebanyak 145 (92,35%) dibanding laki-laki. Perempuan mengetahui abu batubara dapat mengganggu kesehatan karena perannya sebagai ibu rumah tangga yang menangani anak-anaknya terkena dampak negatif tersebut.

Masyarakat perempuan sebanyak 144 (91,71%) pun beropini bahwa abu batubara dapat merusak pertanian. Tetapi laki-laki sebanyak 179 (96%) beropini sangat setuju bahkan setuju terhadap abu batubara yang dapat meracuni ikan di laut.

Laki-laki maupun perempuan beropini yang sama tentang abu batubara yang dapat mengotori bahan dagangan. Namun umumnya perempuan sebanyak 151 (96,17%) responden yang beropini demikian. Perempuan banyak yang membuka usaha dalam berdagang dibandingkan laki-laki.

Tabel 10. Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Opini Publik tentang Dampak Positif dan Dampak Negatif

Opini Publik tentang Dampak Positif dan Dampak Negatif Signifikansi Uji Chi-Square

Ekonomi menjadi lebih sejahtera 0,672

Suasana lingkungan menjadi lebih ramai 0.,333

PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin 0,975

Abu batubara mengganggu kesehatan 0,149

Abu batubara meracuni ikan di laut 0,007*

Abu batubara merusak pertanian 0,660

Abu batubara mengotori makanan atau bahan dagangan 0,281 α = 0.05

*=Signifikan

Sementara laki-laki maupun perempuan beropini yang sama terhadap suara mesin produksi PLTU Suralaya. Umumnya 164 (88,17%) beropini bahwa PLTU Suralaya menimbulkan kebisingan dari suara mesin produksi meskipun telah ada peredam suara.

(33)

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, jenis kelamin berhubungan dengan pembentukan opini publik yaitu tentang abu batubara yang dapat meracuni ikan di laut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan yaitu 0.007 yang dinyatakan lebih kecil dari α = 0.05.

Perbedaan terlihat dari opini publik antara laki-laki dan perempuan tentang abu batubara yang dapat meracuni ikan laki-laki. Umumnya sebanyak 179 (96,23%) responden laki-laki beropini sangat setuju bahwa abu batubara dapat meracuni ikan di laut. Ini merupakan wujud nyata banyak masyarakat, khususnya laki-laki, yang masih belum mengetahui informasi lebih jelas mengenai sewage treatment dan netralizing bazin. Sewage treatment dan netralizing bazin adalah pengolahan limbah cair agar buangan tidak mencemari lingkungan.

Kurangnya pengetahuan masyarakat disebabkan kurangnya komunikasi antara public relations dengan masyarakat. Dengan demikian, banyak masyarakat yang belum mengetahui upaya yang sudah dilakukan public relations dalam mengatasi masalah abu batubara.

Hubungan Suratkabar dengan Opini Publik

Faktor suratkabar terbagi menjadi tiga indikator yang mempengaruhinya, yaitu fungsi suratkabar, pesan suratkabar, dan frekuensi membaca suratkabar. Berikut pengaruh suratkabar terhadap opini publik (Tabel 11).

(34)

Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Perilaku Membaca di Suratkabar

Hubungan Surat Kabar Jumlah Persentase

Membaca Suratkabar Seminggu Ya 204 59,47

Tidak 139 40,52

Frekuensi Membaca Suratkabar Per Minggu

1-2 kali 256 74,63

2-4 kali 56 16,32

4-6 kali 20 5,83

> 6 kali 11 3,20

Membaca Berita tentang PLTU Suralaya Ya 124 36,15

Tidak 219 63,84

Tanggapan terhadap berita tentang PLTU Suralaya

Sangat setuju 27 7,87

Setuju 83 24,19

Kurang Setuju 14 4,08

Tidak Setuju 219 63,84

Tanggapan tentang PLTU Sangat setuju 18 5,24

Setuju 47 13,70

Kurang Setuju 39 11,37

Tidak Setuju 239 69,67

Kepuasan terhadap berita Sangat Puas 11 3,20

Puas 57 16,61

Kurang Puas 50 14,57

Tidak Puas 225 65,59

Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 204 (59%) responden membaca suratkabar. Umumnya masyarakat sebanyak 219 (64%) responden ternyata menyatakan tidak ada berita tentang PLTU Suralaya pada suratkabar. Namun sebanyak 124 (36%) responden menyatakan bahwa ada suratkabar yang menyampaikan berita tentang PLTU Suralaya. Interpretasi masyarakat terhadap pemberitaan tentang PLTU Suralaya di suratkabar disebabkan tingkat frekuensi membaca terhadap suratkabar sangat rendah. Umumnya masyarakat hanya membaca satu sampai dua kali dalam seminggu sebanyak 256 (75%) responden.

Suratkabar Fajar Banten dan Radar Banten sebagai media komunikasi untuk memperoleh informasi. Isi berita yang disampaikan dalam suratkabar umumnya tentang dampak negatif dari PLTU Suralaya yaitu isu pencemaran abu batubara. Sebanyak 239 (69,67%) responden tidak setuju jika adanya pernyataan suratkabar umumnya membangga-banggakan PLTU Suralaya.

Masyarakat merasa terganggu dengan masalah kesehatan pada pernafasan, khususnya masyarakat yang tinggal di Desa Suralaya. Keluhan ini bukan berasal dari pengaruh luar, termasuk LSM. Masalah ini dirasakan sendiri oleh masyarakat

Gambar

Gambar 3. Lokasi PLTU Suralaya pada Tiga Desa
Tabel 2. Sisa Hasil Abu Basah dan Abu Kering Menurut Parameter                 dan Ambang Batas Berdasarkan Penelitian di Laboratorium                 IPB 1999
Tabel 3. Luas Wilayah, Batas Wilayah, dan Mata Pencaharian di             Tiga Desa Penelitian Tahun 2010
Tabel 4. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin,             Pekerjaan, Terpaan Suratkabar, Terpaan Public Relations, dan               Terpaan Opinion Leader di Tiga Desa Penelitian Tahun 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, pertambahan negatif yang terjadi pada sapi perlakuan R3K2, R3K3, R3K4 dan R4K3 lebih disebabkan oleh posisi sapi ketika diukur pada suatu waktu tidak dalam posisi

Frekuensi gen asli Z id (bentuk shank hitam abu-abu) dan P (bentuk jengger pea) bernilai tinggi pada ayam Kampung Ciamis, Tegal dan Blitar, sedikit tinggi dibandingkan

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi pola sebaran spasial dan pola pencampuran lahan yang ada di Kota Makassar, (2) Menganalisis pengaruh pola spasial

Tikus yang diinduksi bising dengan intensitas 90-95 dB selama 8 jam sehari dalam jangka waktu 12 hari kemudian pada hari ke-13 sampai hari ke-19 tidak diberikan perlakuan

dengan warga negara mayoritas muslim, tentunya menjadi tolak ukur tersendiri bagi pelaku usaha dalam memproduksi produk yang halal dan boleh dikonsumsi sesuai dengan syar’i, oleh

Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang dipengaruhi banjir rob adalah dengan memilih bibit padi yang dapat beradaptasi

(1) Asisten Sekretaris Daerah atas nama Bupati menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat yang materinya merupakan penjelasan atau petunjuk pelaksanaan dari

Faktor Kultural mempunyai nilai signifikansi 0,184 yang berarti nilai ini lebih besar dari 0,05, ini menunjukkan bahwa secara parsial Faktor Kultural tidak berpengaruh