• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

48 48

ANALISA PELAKSANAAN PEKERJAAN ANALISA PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1

3.1 Pengamatan StrukturPengamatan Struktur

Pada awal melaksanakan PKL yang terhitung sejak tanggal 17 Juni Pada awal melaksanakan PKL yang terhitung sejak tanggal 17 Juni 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 dengan mengamati beberapa 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013 dengan mengamati beberapa  pengamatan

 pengamatan struktur struktur yang yang meliputimeliputi bored pile, pile cap, caping beambored pile, pile cap, caping beam, plat, plat lantai,

lantai, Ground Water Thank (GWT), Sewage Treatment Plant (STP) danGround Water Thank (GWT), Sewage Treatment Plant (STP) dan retaining wall.

retaining wall. 3.1.1

3.1.1 Pekerjaan KonstruksiPekerjaan Konstruksi

Pengamatan konstruksi yang dilakukan meliputi

Pengamatan konstruksi yang dilakukan meliputi bored pile, pile cap,bored pile, pile cap, caping beam

caping beam, plat lantai,, plat lantai, Ground Water Thank (GWT), Sewage TreatmentGround Water Thank (GWT), Sewage Treatment Plant (STP) dan retaining wall.

Plant (STP) dan retaining wall. Adapun pengamatan pekerjaan strukturAdapun pengamatan pekerjaan struktur tersebut uraikan di bawah ini:

tersebut uraikan di bawah ini:

3.1.1.1

3.1.1.1 KonstruksiKonstruksi Bored Pile Bored Pile

Pondasi yang digunakan pada proyek pembangunan

Pondasi yang digunakan pada proyek pembangunan Bassura  Bassura CityCity

adalah pondasi jenis

adalah pondasi jenisbored pilebored piledan pondasi jenisdan pondasi jenis soldier pilesoldier pile. Pondasi. Pondasiboredbored  pile

 pile adalah merupakan struktur vertikal yang berfungsi menahan beban yangadalah merupakan struktur vertikal yang berfungsi menahan beban yang  bekerja

 bekerja (beban (beban aksial aksial & & beban beban lateral). lateral). TuTulangan langan yang yang digunakan digunakan padapada  pondasi

 pondasi bored pilebored pile ini adalah tulangan 14 D 22 dengan tulangan sengkangini adalah tulangan 14 D 22 dengan tulangan sengkang D10 – 150. Pondasi

(2)

 beton

 beton K-350, K-350, f’f’cc  29 MPa dan  29 MPa dan slumpslump 18. 18. Adapun Adapun langkah-langkah langkah-langkah metodemetode

kerja dari pondasi

kerja dari pondasibored pilebored pile, antara lain :, antara lain : 1.

1. Koordinasikan dengan pemberi tugas mengenai urutan – urutan kerja atauKoordinasikan dengan pemberi tugas mengenai urutan – urutan kerja atau  prioritas

 prioritas kerja dkerja dengan engan mempertimbangkan mempertimbangkan urutan penurutan penyelesaian peyelesaian pekerjaankerjaan yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapainya produktivitas yang yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapainya produktivitas yang  baik.

 baik. 2.

2. Tentukan/tetapkan penggunaan tanda-tanda yang disepakati untukTentukan/tetapkan penggunaan tanda-tanda yang disepakati untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pematokan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pematokan ((uitzet uitzet ) agar tidak jadi kesalahan atau kerancuan dalam membedakan titik-) agar tidak jadi kesalahan atau kerancuan dalam membedakan titik-titik pengeboran dengan titik-titik

titik pengeboran dengan titik as bangunan atau titik-as bangunan atau titik-titik titik bantu lainnya.bantu lainnya. 3.

3. Untuk menghindari pergeseran as tiang dari koordinat yang telahUntuk menghindari pergeseran as tiang dari koordinat yang telah ditentukan. Maka gunakanlah titik bantu (

ditentukan. Maka gunakanlah titik bantu (reference pointreference point ) selama proses) selama proses  pengeboran

 pengeboran 4.

4. Proses pengeboran dimulai dengan menggunakanProses pengeboran dimulai dengan menggunakanauger soil/ clayauger soil/ clay hinggahingga mencapai permukaan air tanah seperti pada gambar 3.1. Langkah kedua mencapai permukaan air tanah seperti pada gambar 3.1. Langkah kedua dilanjutkan dengan menggunakan

dilanjutkan dengan menggunakan drilling bucketdrilling bucket hingga mencapaihingga mencapai kedalaman lubang yang ditentukan (dalam kasus untuk lubang < 600 mm kedalaman lubang yang ditentukan (dalam kasus untuk lubang < 600 mm hanya digunakan

hanya digunakan auger soilauger soil  karena diameter kecil, sehingga tanah yang  karena diameter kecil, sehingga tanah yang terisi apabila menggunakan

terisi apabila menggunakan drilling bucketdrilling bucket lebih sedikit dibandingkanlebih sedikit dibandingkan dengan

dengan auger soilauger soil, sehingga terkadang apabila kita menggunakan, sehingga terkadang apabila kita menggunakandrillingdrilling bucket 

(3)

 beton

 beton K-350, K-350, f’f’cc  29 MPa dan  29 MPa dan slumpslump 18. 18. Adapun Adapun langkah-langkah langkah-langkah metodemetode

kerja dari pondasi

kerja dari pondasibored pilebored pile, antara lain :, antara lain : 1.

1. Koordinasikan dengan pemberi tugas mengenai urutan – urutan kerja atauKoordinasikan dengan pemberi tugas mengenai urutan – urutan kerja atau  prioritas

 prioritas kerja dkerja dengan engan mempertimbangkan mempertimbangkan urutan penurutan penyelesaian peyelesaian pekerjaankerjaan yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapainya produktivitas yang yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapainya produktivitas yang  baik.

 baik. 2.

2. Tentukan/tetapkan penggunaan tanda-tanda yang disepakati untukTentukan/tetapkan penggunaan tanda-tanda yang disepakati untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pematokan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pematokan ((uitzet uitzet ) agar tidak jadi kesalahan atau kerancuan dalam membedakan titik-) agar tidak jadi kesalahan atau kerancuan dalam membedakan titik-titik pengeboran dengan titik-titik

titik pengeboran dengan titik as bangunan atau titik-as bangunan atau titik-titik titik bantu lainnya.bantu lainnya. 3.

3. Untuk menghindari pergeseran as tiang dari koordinat yang telahUntuk menghindari pergeseran as tiang dari koordinat yang telah ditentukan. Maka gunakanlah titik bantu (

ditentukan. Maka gunakanlah titik bantu (reference pointreference point ) selama proses) selama proses  pengeboran

 pengeboran 4.

4. Proses pengeboran dimulai dengan menggunakanProses pengeboran dimulai dengan menggunakanauger soil/ clayauger soil/ clay hinggahingga mencapai permukaan air tanah seperti pada gambar 3.1. Langkah kedua mencapai permukaan air tanah seperti pada gambar 3.1. Langkah kedua dilanjutkan dengan menggunakan

dilanjutkan dengan menggunakan drilling bucketdrilling bucket hingga mencapaihingga mencapai kedalaman lubang yang ditentukan (dalam kasus untuk lubang < 600 mm kedalaman lubang yang ditentukan (dalam kasus untuk lubang < 600 mm hanya digunakan

hanya digunakan auger soilauger soil  karena diameter kecil, sehingga tanah yang  karena diameter kecil, sehingga tanah yang terisi apabila menggunakan

terisi apabila menggunakan drilling bucketdrilling bucket lebih sedikit dibandingkanlebih sedikit dibandingkan dengan

dengan auger soilauger soil, sehingga terkadang apabila kita menggunakan, sehingga terkadang apabila kita menggunakandrillingdrilling bucket 

(4)

Gambar 3.1 Proses Pengeboran

Gambar 3.1 Proses Pengeboran bored pile bored pile 5.

5. Untuk menghindari kelongsoran dinding tanah saat pelaksanaanUntuk menghindari kelongsoran dinding tanah saat pelaksanaan  pengeboran,

 pengeboran, maka maka setelah setelah pengeboran pengeboran dengan dengan kedalaman kedalaman ± ± 2 2 – – 4 4 mm (tergantung dengan kondisi tanah) dilakukan pemasangan

(tergantung dengan kondisi tanah) dilakukan pemasangan preliminary preliminary temporary casing

temporary casing seperti pada gambar 3.2 di bawah ini. seperti pada gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2 Pemasangan Casing

Gambar 3.2 Pemasangan Casing Bored Pile Bored Pile 6.

6. Setelah dasar lubang bersih dari endapan atau lumpur, maka dilanjutkanSetelah dasar lubang bersih dari endapan atau lumpur, maka dilanjutkan dengan pemasangan keranjang besi (memasukan tulangan yang telah dengan pemasangan keranjang besi (memasukan tulangan yang telah dibentuk ke dalam lubang).

(5)

Gambar 3.3 Pemasangan Besi

Gambar 3.3 Pemasangan Besi Bored Pil Bored Pilee 7.

7. Selanjutnya, pengecoran dilakukan dengan menggunakan beton mutu f’Selanjutnya, pengecoran dilakukan dengan menggunakan beton mutu f’cc

29 MPa dengan

29 MPa dengan slumpslump 18cm pada lubang menggunakan18cm pada lubang menggunakanconcrete bucket concrete bucket 

dengan beton yang dialirkan dari

dengan beton yang dialirkan dari truck mixer truck mixer . Hal itu guna mempercepat. Hal itu guna mempercepat dan mempermudah pekerjaan dibandingkan dengan menggunakan pipa dan mempermudah pekerjaan dibandingkan dengan menggunakan pipa tremi. Pekerjaan pengecoran dapat dilihat pada gambar 3.4.

tremi. Pekerjaan pengecoran dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Pengecoran

(6)

8.

8. Rekaman hasil kerja harian (pengeboran dan pengecoran) harus dimintaiRekaman hasil kerja harian (pengeboran dan pengecoran) harus dimintai  persetujuan

 persetujuan kepada pkepada pengawas dengawas dari pihari pihak pemberi tuak pemberi tugas ataugas atauownerowner setiapsetiap hari. Dokumen ini selanjutnya harus disimpan dengan rapi sebagai hari. Dokumen ini selanjutnya harus disimpan dengan rapi sebagai dokumen otentik proyek.

dokumen otentik proyek.

3.1.1.2

3.1.1.2 KonstruksiKonstruksiSoldier PileSoldier Pile Pondasi

Pondasi soldier pilesoldier pile merupakan struktur yang berfungsi sebagaimerupakan struktur yang berfungsi sebagai  penahan

 penahan galian galian tanah dtanah dalam alam (lateral) untuk (lateral) untuk lokasi yang lokasi yang kedalaman kedalaman muka muka airair tanahnya lebih rendah dari dasar galian. Struktur dari

tanahnya lebih rendah dari dasar galian. Struktur dari soldier pilesoldier pile tersusuntersusun dari barisan

dari barisan pile pile beton bertulang yang disusun membentuk dinding. Diantara beton bertulang yang disusun membentuk dinding. Diantara

space

space  (jarak) antar tiang  (jarak) antar tiang soldier pilesoldier pile,, diisi dengan bahandiisi dengan bahan bentonitebentonite yangyang  berfungsi

 berfungsi untuk untuk menahan menahan rembesnya rembesnya air air tanah tanah yang yang dapat dapat mengganggumengganggu  pekerjaan

 pekerjaan galian. galian. Tulangan Tulangan yang yang digunakan digunakan dalam dalam tiangtiang soldier pilesoldier pile iniini adalah tulangan 16 D 22 dengan tulangan sengkang D10 – 150. Pondasi adalah tulangan 16 D 22 dengan tulangan sengkang D10 – 150. Pondasi

soldier pile

soldier pile memilikimemiliki

ø

ø

600 mm dengan mutu beton K-250, f’600 mm dengan mutu beton K-250, f’cc 20 MPa dan 20 MPa dan

slump

slump 18. Untuk langkah-langkah metode kerja dari18. Untuk langkah-langkah metode kerja dari soldier pilesoldier pile hampirhampir sama dengan

sama dengan bored pilebored pile, namun ada sedikit penambahan beberapa urutan, namun ada sedikit penambahan beberapa urutan  pekerjaan, diantaranya :

 pekerjaan, diantaranya : 1.

1. Urutan pertama adalah pengerjaan tiangUrutan pertama adalah pengerjaan tiang bentonitebentonite semen dengan prosessemen dengan proses  pembuatan

 pembuatan tiangnya tiangnya hampir hampir sama sama dengan dengan tiangtiang bored pilebored pile. Bedanya. Bedanya adalah materi pengisinya berupa

adalah materi pengisinya berupa bentonitebentonite dan semen yang diadukdan semen yang diaduk dengan komposisi 1000 liter air + 300 kg semen + 50 kg

(7)

1 piledalam mixer dan disalurkan melalui pipa-pipa yang sudah disetting

dengan kapasitas yang dibutuhkan.

2. Sebelum digunakan, bentonite di test terlebih dahulu secara berkala tingkat viscositas  nya dengan alat marsh – funnel time yang nilainya minimal 47 detik.

3. Setelah bentonite dikerjakan, barulah tiang soldier piledikerjakan dengan tahapan yang sama dengan langkah-langkah metode pekerjaanbored pile. Posisi tiang soldier pile kemudian akan mengikis tiangbentonite ± 20 cm di sisi kiri dan kanan sehingga menjadi barisan tiang menerus.

4. Hal yang perlu diperhatikan saat pengerjaan tiang soldier pile, pastikan tiangbentonite sudah cukup umur/kering.

3.1.1.3 Konstruksi Pile Cap

Pengamatan konstrusi pile cap  dilakukan setelah pekerjaan pondasi telah selesai. Pekerjaan konstruksi pile cap  ini diawali dengan pekerjaan  pengukuran untuk menentukan elevasi dan as pile cap serta menandai batas ketinggian pile cap sampai ke permukaan lantai kerja. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pembesian pile cap. Untuk konstruksi pile cap  sendiri memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, semua itu bergantung pada  jumlah pondasi tiang pancang dalam 1 titik pile cap. Bentuk pile cap pada  proyek Bassura City ini adalah persegi, persegi panjang dan trapesium.

3.1.1.4 KonstruksiCapping Beam

Capping Beam  merupakan suatu bentuk struktur bangunan yang  berfungsi mengikat/menggabungkan beberapa tiang (soldier  pile) sehingga

(8)

 beban-beban yang diterima oleh masing-masing tiang pile  menjadi merata. Adapun perbedaan antara capping beam dengan pile cap ataupun tie beam

adalah  pile cap & tie beam  merupakan struktur yang mengikat/menggabungkan tiang-tiang pondasi, sehingga menghubungkan antar kelompok tiang untuk selanjutnya dibuat lantai kerja. Untuk capping beam, bentuk struktur ini hanya berfungsi sebagai pengikat dan penggabung tiang-tiang yang berfungsi sebagai penahan tanah atau beban lateral (soldier  pile). Capping beam yang digunakan dalam proyek pembangunan Bassura City ini memiliki dimensi 400 mm x 750 mm dengan tulangan 12 D 16 dan 10 D 16. Mutu beton K-350 (350 kg/cm²), f’c  29 MPa dan slump 18.

Selanjutnya akan disebutkan langkah-langkah metode kerja dari struktur

capping beam, antara lain :

1. Koordinasikan dengan pemberi tugas mengenai urutan – urutan kerja atau  prioritas kerja dengan mempertimbangkan urutan penyelesaian pekerjaan yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapainya produktivitas yang  baik.

2. Pastikan tiang - tiangsoldier pilesudah dalam kondisi cukup umur/kering untuk selanjutnya memasuki pekerjaan galian pada permukaan tiang. 3. Penggalian dilakukan untuk mencari kepala tiang soldier pile dengan

kedalaman yang sesuai dengan dimensi dari balokcapping beam.

4. Apabila telah didapat kepala tiang dengan kedalaman yang sesuai dengan dimensi balok capping beam, selanjutnya adalah pekerjaan pembobokan  beton. Pembobokan beton untuk kepala tiang adalah dimana kepala tiang

(9)

dibobok untuk didapatkan tulangannya, guna untuk mengikat tulangan dari struktur capping beamyang berada diatasnya.

5. Setelah semua kepala tiang selesai dibobok dengan kedalaman yang sama antara 1 tiang dengan tiang yang lainnya, maka dilanjutkan dengan  pemasangan tulangan struktur balokcapping beam.

6. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang. Pemotongan  papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan dibuat harus disesuaikan dengan ukuran/dimensi dari balok capping beam  tersebut. Pelumasan permukaan dalam bekisting dengan mud   oil, guna memudahkan pada saat bekisting dibongkar.

7. Mengatur dan mengarahkan penuangan betonreadymix dengan mutu f’c

29 MPa sesuai dengan metode pelaksanaan.

8. Setelah 2 – 3 hari, bekisting sudah dapat dibongkar dengan syaratcapping beamtidak menerima beban diatasnya.

9. Rekaman hasil kerja harian harus dimintai persetujuan kepada pengawas dari pihak pemberi tugas atauowner setiap hari.

(10)

3.1.1.5 Konstruksi Pelat lantai

Pekerjaan pelat lantai diawali dengan pengukuran dengan pinjaman kolom setinggi 1m. Setelah pengukuran, pasang bekisting dengan metode konensional lalu lakukan pengecekkan elevasi. Setelah bekisting terpasang, dilakukan pekerjaan pembesian dengan urutan pemasangannya adalah tulangan bawah, betondecking, tulangan kaki ayam, dan tulangan atas. Ikat semuanya dengan menggunakan bendrat . Setelah pekerjaan pembesian selesai, lakukan pembersihan area pelat lantai yang akan dicor dengan menggunakan compressor   kemudian checklist . Setelah checklist   selesai dilakukan pengecoran menggunakanconcrete pump. Permukaan pelat lantai yang dicor diratakan dengan trowel. Jika beton sudah mengeras bisa dilakukan proses curing  dengan menggunakan sika. Pelepasan bekisting

dilakukan minimal 14 hari.

· Mutu beton : K-350 (f’c 29 MPa) · Mutu baja : BJTD 40 (400 Mpa) · Slump : 12 ± 2

3.1.1.6 Konstruksi Retaining Wall 

 Retaining wall  adalah struktur yang memegang kembali tanah atau  batu dari sebuah bangunan, struktur atau area. Dinding pen ahan gerakan atau

downslope, mencegah erosi dan menyediakan dukungan untuk vertikal atau hampir vertikal.

(11)

Untuk pelaksanaan perencanaan dinding penahan tanah adapun langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memperkirakan ukuran atau dimensi dari dinding penahan tanah.

2. Mencari besarnya tekanan tanah, baik secara analitis maupun secara grafis berdasarkan cara yang sesuai dengan tipe dinding penahan tanahnya.

3. Lebar dasar dinding penahan tanah harus cukup untuk memobilisasi daya dukung tanahnya.

4. Perhitungan kekuatan struktur dari konsruksi penahan tanah,yaitu dengan memeriksa tegangan geser dan dan tekanan tekan yang di ijinkan dari dinding penahan tanah.

5. Dinding penahan harus aman dari stabilitas gesernya(sliding stability)

6. Dinding penahan harus aman dari stabilitas gulingnya (overtuning stability)

7. Tinjauan terhadap lingkungan lokasi dari penempatan dinding penahan.

3.1.2 Peralatan

Alat-alat yang digunakan dalam proses pembangunan proyek Bassura City sebagai berikut:

3.1.2.1 Tower Crane

Tower crane  merupakan alat berat yang dapat berputar 3600. Tower crane  berfungsi untuk mengangkut serta memindahkan material-material dan komponen-komponen struktur secara vertikal dan horizontal ke area  pekerjaan yang dituju. Dalam pengoperasiannya tower crane  ini

(12)

dioperasikan oleh seorang operator dengan sistem shift . Tower crane pada Proyek Pembangunan Bassura City  berjumlah 3 seperti pada gambar 3.6. Kapasitas angkut dengan beban ujung ± 2,4 ton, ± 1,8 ton.

Gambar 3.6Tower Crane

3.1.2.2 Truck Mixer

Truck Mixer   merupakan kendaraan sejenis truck   yang dilengkapi dengan  mixer (molen). Setiap truck mixer   dilengkapi surat jalan (docket ) yang berisi keterangan dari beton readymix  yang dibawanya. Cara kerja

truck mixer adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengendalikan perputaran molen digunakan dua buah tuas yang letaknya di bawah molen (belakang truk).

 b. Tuas 1 berfungsi untuk mengatur laju perputaran mixer   pada saat membawareadymix.

(13)

c. Tuas 2 berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya frekuensi penuangan

readymix pada saat dikeluarkan.

d. Apabila perputaran molen berlawanan arah jarum jam (dilihat dari  belakang) beton akan tetap terjaga dalam molen. Hal ini umumnya dilakukan untuk mencegah readymix  mengalami setting  (perkerasan)  pada saat diperjalanan atau saat menunggureadymix dituangkan.

e. Jika molen berputar searah jarum jam maka beton yang ada di dalamnya akan bergerak ke luar.

Truck Mixer  yang digunakan pada Proyek Pembangunan Bassura City  berasal dari PT. Pionir Beton selaku supplier   beton  Ready-Mixed . Pada

umumnya setiap truk berkapasitas ±8 m3seperti terlihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7Truck Mixer

3.1.2.3 Generator Set (Genset)

Generator set  (Genset ) adalah alat pembangkit listrik yang digunakan untuk kegiatan pekerjaan dilapangan yang membutuhkan tenaga listrik

(14)

seperti sebagai alat mensuplai listrik untuk penerangan pekerjaan pada malam hari dan untuk menjalankan tower  crane. Dalam proyek ini, digunakan 1 buahgenset .

Gambar 3.8Generator Set

3.1.2.4 Concrete Bucket

Concrete Bucket atau biasa disebut bucket cor adalah alat berbentuk corong besi dimana pada bagian bawahnya dilengkapi lubang di bawahnya dan katup yang dapat dibuka dan ditutup. Lubang di bawahbucket  tersebut dipasang sejenis pipa yang disebut pipa tremi untuk mempermudah  penuangan beton ke area pengecoran. Concrete Bucket   digunakan untuk mengangkut beton dari truck mixer menuju ke tempat pengecoran dengan  bantuan alat tower crane. Bucket  pada proyek ini berkapasitas 0,8 m3. Cara

kerjaconcrete bucketadalah sebagai berikut :

a. Concrete Bucket diletakkan pada landasan / area datar untuk kemudian diisi dengan beton readymix. (umumnya beton yang dituangkan ke dalam

concrete bucket tidak terisi penuh untuk menghindari tumpahnya beton saat pengangkatan dengantower crane).

(15)

 b. Concrete bucket dikaitkan dengan kait pada tower crane dan diangkut ke zona pengecoran.

c. Concrete bucket diturunkan untuk menaikkan seorang pekerja yang  bertugas mengendalikan tuas buka tutup katupconcrete bucket.

d. Pada saat pengecoran, kondisiconcrete buckettergantung pada kait tower crane.

Gambar 3.9Concrete Bucket

3.1.2.5 Concrete Pump

Concrete Pump  pada proyek pembangunan Bassura City disewa dari PT. Pionir Beton. Concrete Pumpdigunakan untuk memompa beton ready-mixed  daritruck mixed. Concrete Pumpdigunakan untuk pengecoran dengan volume pengecoran lebih dari 70 m3, pengecoran tersebut biasanya merupakan pengecoran pada pelat, balok dan tangga atau pekerjaan horizontal. Proses pendistribusian readymix  dimulai dari truck mixer   yang

(16)

dimasukan ke dalam concrete pump  yang berada di bagian belakang truck 

yang kemudian readymix  langsung dialirkan melalui pipa-pipa baja yang dapat di lepas dan pasang pada tiap segmennya sesuai dengan kebutuhan.

Gambar 3.10Concrete Pump

3.1.2.6 Vibrator

Vibrator adalah alat yang digunakan untuk menggetarkan beton yang  baru dicor agar beton tersebut rata di dalam bekisting dan juga untuk mengurangi rongga udara yang ada di dalam beton sehingga ketika beton tersebut kering, beton dalam keadaan padat dan tidak keropos. Dalam  penggunaanvibrator beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

a. Batang penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan beton secara vertikal, tetapi dalam keadaan khusus diperbolehkan miring maksimal 45°.

 b. Penggetaran harus dilakukan ketika adukan beton dituang ke dalam  bekisting dan dihentikkan bila permukaan beton sudah tampak mengkilap

(17)

dan air semen sudah tampak mengkilap mulai menggenang diatas  permukaan beton serta permukaan beton tidak lagi mengeluarkan gelembung-gelembung udara (maksimal 30 detik) dan tidak boleh lebih dari kedalaman 4 meter.

c. Batang penggetaran tidak boleh mengenai tulangan, sebab getarannya akan mempengaruhi proses pengikatan yang sedang berlangsung antara  beton yang sudah mulai mengering dengan tulangan tersebut.

Gambar 3.11Vibrator

3.1.2.7  Air Compressor

 Air Compressor merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan area pengecoran agar terbebas dari segala macam sisa-sisa kotoran seperti serpihan besi, sisa kawat, tanah, debu, sampah, dll karena dapat mengurangi mutu beton nantinya. Alat ini dapat mengeluarkan udara bertekanan tinggi sehingga mampu untuk membersihkan partikel kotoran yang ukurannya relatif lebih kecil.

(18)

Gambar 3.12 Air Compresssor

3.1.2.8  Bar Cutter

 Bar Cutter  adalah alat yang digunakan untuk memotong besi tulangan  pada tempat pabrikasi. Cara kerja alat ini sangat sederhana dan terdiri dari 2 orang yaitu pekerja satu mempersiapkan dan merapikan besi tulangan dan  pekerja lainnya mengoperasikan alat dengan menekan tombol ataupun

menginjak pedal seperti yang terlihat pada gambar 3.13 di bawah ini.

Gambar 3.13 Bar Cutter

3.1.2.9  Bar Bender

 Bar  Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokan besi tulangan, khususnya yang memiliki diameter besar. Pada alat ini besarnya

(19)

sudut pembengkokan dapat diatur sesuai kebutuhan. Cara kerja alat ini yaitu dengan meletakkan tulangan pada suatu tumpuan, dan pekerja menginjak  pedal yang ada di bawahnya. Mesin ini akan membengkokkan besi tersebut sesuai sudut yang telah direncanakan secara otomatis. Gambar bar bender 

dapat dilihat pada gambar 3.14.

Gambar 3.14 Bar Bender

3.1.2.10 Alat ukur

Alat-alat ini merupakan perlengkapan yang dipakai oleh tim surveyor 

untuk melaksanakan tugas-tugas pengukuran dilapangan, seperti: penentuan elevasi bangunan, kerataan dan ketegakan bekisting, pembuatan garis

marking, penentuan batas stop cor , dll. Adapun alat-alat pengukuran terdiri dari :

a. Pesawat Theodollite Topcon  b. BAAK

(20)

d. Rambu ukur

e. Sipatan Waterpass Air

f. Meteran, pilox , benang ,pensil, dll.

Gambar 3.15 Alat Ukur 3.1.2.11 Mesin Las

Mesin Las adalah Alat ini digunakan untuk mengelas sambungan material besi pada pekerjaan struktur dan pekerjaan yang berhubungan denganmekanikal elektrikal.

(21)

3.1.2.12 Bekisting

Merupakan alat yang berfungsi sebagai cetakan beton baik itu berupa kolom, balok maupun plat. Fungsi daribekisting adalah sebagai berikut : 1. Sebagai cetakan beton sesuai dengan ukuran beton yang diinginkan. 2. Menentukan posisi dari kerangka beton.

3. sebagai alat penahan/penyangga pada saat terjadi pengecoran. Adapun bagianbekisting sebagai berikut :

1. Bekisting Kolom

 Bekisting kolom dan core wall dapat di set sesuai dengan ukuran dari masing – masing struktur tersebut. adapun bagian– bagiannya antara lain: a. Steel waller 

Steel waller   adalah acuan berbentuk lurus dengan memiliki  beberapa jenis untuk panjangnya,steel waller  terbuat dari besi baja. steel

waller  biasa digunakan dalam pekerjaan bekisting vertikal.  b. Bracing

 Bracing adalah alat yang digunakan untuk menyanggahsteel waller 

agar tegak lurus. Bracing ini terbuat dari besi bulat dengan diameter 2

(22)

c. Stek 

Stek   adalah besi baja yang dipasang pada waktu pengecoran plat lantai yang berfungsi sebagai dudukanbracing.

d. Wing Nut 

Wing  Nut   adalah alat yang digunakan untuk mengencangkan dua  buah panel bekisting  kolom, alat ini bekerja dengan system ulir seperti

mur pada baut. e. Tie Rod 

Tie rod   adalah sejenis besi ulir yang digunakan untuk mengencangkan dua buah panelbekisting kolom.

2. Bekisting Balok dan Pelat

 Bekisting untuk balok dan pelat merupakan satu kesatuan. adapun  bagian – bagiannya antara lain :

a. Plywood

Plywood   adalah kayu multiplek   berlapis polyfilm. Pada proyek ini digunakan plywood  ukuran 120 x 80 cm² dengan tebal 4 cm.

 b. Girder 

Girder  berfungsi sebagai penyanggah plywood  agar tidak melendut  pada pengecoran karena desakan betongirder  dari kayu dengan panjang yang bermacam-macam sesuai kebutuhan panjang yang dibutuhkan,  biasanya sering digunakan dengan panjang 240 mm dan 390 mm.

(23)

c. Bottom Form

 Bottom Form  adalah rangkaian yang terdiri dari plywood , batang siku dan kaso sebagai dudukan balok dengan ukuran sesuai yang dibutuhkan.

d. Side Form.

Side  form  Sama seperti bottom form yang merupakan suatu rangkaian cetakan, tetapi dalam penempatannya di samping sebagai  pencetak balok.

e. Scaffolding

Scaffolding  merupakan alat yang terbuat dari besi baja, dimana  berfungsi untuk menahan bekisting dan juga pekerjaan  finishing. Penggunaan scaffolding  perlu memperhatikan spesifikasi dari pabrik mengenai ukuran dan kekuatannya sehingga dapat berfungsi dengan baik dan efisiensi.

f. Timber 

Timber   adalah kayu ukuran 6/12 yang digunakan sebagai las

bekisting  yang diletakkan pada plywood sehingga plywood   bawah tidak rusak akibat berhubungan langsung dengan pelat lantai.

g. Beam Clamp

 Beam Clamp adalah besi siku untuk mengencangkan kedua sisi agar  pada saat pengecoran tetap rapat.

(24)

h. Horry Beam

 Horry  Beam  adalah besi penghubung antar bekisting balok yang  berfungsi sebagai penopangbekisting plat.

Gambar 3.17 Bekisting

3.1.2.13 Scaffolding

Scaffolding adalah alat yang terbuat dari rangakian besi yang berfungsi menahan bekisting dan pekerjaan lain yang jangkauannya tinggi. Bagian- bagian dari scaffoldingantara lain :

a. U- Head 

Dipasang pada bagian paling atas dari Schafolding. Berfungsi sebagai tempat dudukan balok-balok kayu penyanggah bekisting.

 b. Ladder Frame 90

Adalah batang Scaffolding  yang biasanya dirangkai diatas Main Frame  apabila  Main Frame  tidak memungkinkan untuk mencapai

(25)

ketinggian yang dikehendaki sehingga membutuhkan penyambungan. Tinggi Ladder Frame yang digunakan yaitu 90 cm.

c. Join Pint 

Ujung bagian bawah dari main frame  yang berfungsi untuk menghubungkan atau menyambung antara frame yang satu dengan frame

 berikutnya apabila konstruksi perancah cukup tinggi. d. Main Frame 170

BatangScaffolding yang berfungsi menahan beban diatasnya secara vertikal baik beban manusia maupun beban material. Main Frame  170 memiliki tinggi 170 cm, mempunyai lebar 120 cm.

e. Cross Base

Batang menyilang yang menghubungkan 2 buah Main Frame,  berfungsi untuk menjaga kekuatan dan kekakuan Main Frame agar tidak  bergoyang ketika menopang beb an.

f.  Jack  Base

Adalah alat yang dipasang pada bagian bawah atau landasan Main Frame, berfungsi sebagai alas  Main Frame  sehingga tidak mudah  bergoyang pada saat menerima beban.

(26)

Gambar 3.18Scaffolding

3.1.3 Bahan

Bahan yang diguanakan dalam pembangunan ini harus memenuhi syarat – syarat dan spesifikasi bahan yang telah ditentuakan dan sesuai  peraturan – peraturan yang berlaku di Indonesia agar mendapatkan produk

yang berkualitas dan bermutu tinggi. Hal ini bertujuan agar menghasilkan konstruksi yang kuat dan bermutu. Spesifikasi bahan yang digunakan dalam  proyek pembangunan Bassura City yaitu :

3.1.3.1 Beton Ready-Mix

Beton ready mix yang digunakan berasal dari PT. Pionir Beton dengan  penggunaan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan untuk setiap jenis pekerjaan struktur. Semua Pekerjaan struktur menggunakan betonready mix  dengan mutu K-350 dan K-450 Mpa Untuk keseluruhan pekerjaan struktur

(27)

3.1.3.2  Portland Cement (PC)

Semen sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi, antara lain digunakan untuk pasangan batu bata, plesteran, pekerjaan lantai kerja.

3.1.3.3 Agregat

Agregat yang digunakan dalam pembangunan proyek Bassura City

terdiri dari :

a. Agregat Halus (pasir)

- Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu  beton.

- Mutu pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton harus terdiri dari:  butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur lebih

dari 5%, dan bahan-bahan organik.

b. Agregat kasar (kerikil, batu pecah)

- Agregat kasar yang dimaksud adalah kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan butir lebih dari 5mm sesuai SNI-2487-2002.

- Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering)

(28)

3.1.3.4 Baja Tulangan (Besi Beton)

Baja tulangan yang digunakan pada proyek pembangunan Bassura City yaitu BJTD 40 Tegangan Leleh 400 Mpa, Ulir untuk ≥ D10 mm. Untuk memperoleh baja tulangan yang baik mutunya maka harus diperhatikan  pengiriman dan cara penyimpanannya:

a. Batang tulangan dari berbagai jenis baja dan besi harus diberi label atau tanda yang jelas dan ditempatkan terpisah antara jenis satu dengan yang lainnya sehingga tidak mungkin saling tertukar.

 b. Penimbunan batang tulangan terbuka sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan korosi atau berkarat yang berakibat berkurangnya kualitas  baja.

Gambar 3.20 Tulangan Baja

3.1.3.5 Kawat Pengikat

Kawat pengikat dari baja lunak yang berfungsi sebagai pengikat tulangan agar tulangan tidak bergerak/ berpindah tempat selama proses

(29)

 pengecoran serta pemadatan dengan Vibrator   untuk dapat membentuk struktur yang dikehendaki.

Gambar 3.21 Kawat Pengikat

3.1.3.6  Metal Deck

 Metal deck  adalah plat baja berprofil khusus berlapis zinc yang tahan korosi. Dengan tambahan emboss atas serta tulangan positif dua arah yang  bila dikombinasi dengan cor beton akan membentuk struktur lantai komposit

yang sangat kuat dan sempurna sekaligus lebih ringan dan tipis.

Pelat metal deck   sebagai pengganti bekisting konvensional karena dapat di cor langsung. Pada proyek Bassura City  menggunakan metaldeck  berwarna silver ukuran 375 cm x 120 cm dan 367 c m x 120 cm.

(30)

3.1.3.7 Wiremesh

Wiremesh  adalah jaring kawat baja las yang berkualitas tinggi, setiap detil Wiremesh dibuat dengan pengawasan yang sangat teliti. Dimana mulai dari pemilihan material atau bahan yaitu besi melalui kontrol yang ketat kemudian di las dengan mesin las otomatis yang berteknologi tinggi terdepan dikelasnya. Pada pembangunan proyek  Bassura City

menggunakanwiremesh  sebagai material dalam mempercepat penyelesaian  proyek dengan ukuran 6 m x 3 m seperti pada gambar 3.23.

Gambar 3.23 Wiremesh

3.1.3.8 Beton Decking

Beton deking  berfungsi sebagai penyangga supaya besi tidak mengalami defleksi (perubahan bentuk saat terjadi pengecoran), sebagai selimut beton pada kolom, balok, plat lantai dan dinding basement, sebagai  pemisah antara tulangan dengan bekisting pada pengecoran. Ukuran beton

(31)

a. Ukuran 2 cm : untuk selimut balok dan plat lantai  b. Ukuran 4 cm : untuk selimut kolom dan dinding

Pembuatan beton deking dilakukan dilokasi proyek dengan campuran adukan 1: 2 yang dicetak ditas papan persegi. Kemudian beton deking tersebut dipotong secara horizontal dan vertikal sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Setelah itu disetiap potongan beton deking diberi kawat untuk  pengikat. Setelah kering beton deking direndam didalam drum yang berisi

air.

Gambar 3.24 Beton Decking

3.1.3.9 Tulangan Kaki Ayam

Merupakan bahan yang digunakan untuk penyangga antara tulangan  pelat agar tidak mengalami defleksi (lendutan) d an menjaga ketebalan pelat itu sendiri. Tulangan kaki ayam terbuat dari besi ulir diameter 10 mm. Tulangan kaki ayam mempunyai jarak antara tulangan kaki ayam lainnya yaitu radius 1m2.

(32)

Gambar 3.25 Tulangan Kaki Ayam

3.1.3.10 Calbond

Calbond  digunakan untuk menyatukan antara beton yang lama dengan  beton yang baru yang akan dilakukan pengecoran agar tidak terjadi keretakan pada garis pertemuan beton tersebut. Cara pelaksanaan cukup mudah yaitu dengan mengoleskan Calbond   pada beton lama sebelum memulai pekerjaan pengecoran yang baru.

Gambar 3.26 Calbond

3.1.3.11 Bahan untuk Pengeras Beton(Hardener)

Pada proyek Bassura City menggunakan bahan pengeras beton agar dapat mempercepat pengerasan beton yang telah dicor . Hardener   pada

(33)

 proyek ini dengan merk Sika Chapdur. Hardener merupakan suatu bahan yang dapat mempercepat pengerasan beton setelah dicor, terutama  pengecoran plat. Cara menggunakan bahan ini cukup dengan menaburkannya pada saat keadaan beton setengah kering kemudian di ratakan dengan menggunakan mesin trawel. Satu kilogram hardener dapat digunakan untuk 4 m2.

Gambar 3.27 Hardener

3.1.4 Pengujian Mutu Beton

Untuk mendapatkan beton yang diinginkan maka harus dilaksanakan  pengujian terhadap mutu beton, apakah beton tersebut memenuhi syarat atau tidak sehingga beton yang akan dicor adalah beton yang benar-benar dengan mutu yang baik dan telah memenuhi syarat. Pada proyek ini dilakukan dua macam pengujian yaitu:

3.1.4.1 Slump Test

Dalam proses pengecoran slump test   merupakan pengujian yang  pertama kali dilakukan dilapangan saat truck mixer   tiba, tujuannya untuk

(34)

mengetahui sejauh mana tingkat kekentalan beton dari betonready mix yang dipesan, sehingga akan mendapatkan mutu beton yang direncanakan. Beton yang terlalu encer atau terlalu kental dapat merubah mutu beton yang direncanakan pada saat pengecoran beton terlihat sudah mengeras nantinya.Tujuan darislump test  adalah untuk mengetahui kekentalan adukan  beton yang akan dicor. Peralatan yang digunakan adalah:

1. Kerucut Abrams dari besi atau baja dengan ukuran :

- Diameter atas : 10 cm - Diameter bawah : 20 cm - Tinggi : 30 cm

2. Pelat dasar dari baja dan besi

3. Tongkat pemadat dengan panjang 60 cm dan diameter 16 mm. 4. Sendok semen

5. Mistar ukur/meteran

(35)

Prosedur pelaksanaan :

1. Beton segar dari truck mixer dituang ke kereta dorong 2. Basahi cetakan dan pelat dasar dengan lap basah 3. Letakkan cetakan pada pelat dasar pada bidang datar

4. Tekan dengan kedua telapak kaki bagian bawah cetakan, dengan posisi  badan membungkuk pada waktu pen gisian benda uji kedalam cetakan. 5. Masukan adukan beton kedalam cetakan dalam tiga lapis, setiap lapisan

(1/3 volume) dipadatkan dengan menusuk-nusuk tongkat pemadat sebanyak 25 kali setiap lapisan.

Gambar 3.29 Pemadatan Uji Slump

6. Ratakan permukaan adukan beton dan pelatslump. 7. Angkat cetakan perlahan-lahan tegak lurus ke atas.

(36)

Gambar 3.30 Angkat Kerucut

8. Letakkan cetakan disamping benda uji secara terbalik, kemudian letakkan tongkat secara horizontal diatas kerucut

Gambar 3.31 Letakan Tongkat di atas Kerucut

9. Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi  permukaan adukan beton tersebut terhadap tinggikerucut abrams. Hasil dari pengukuran kemudian dirata – rata kan sehingga didapat nilai slump dari benda uji tersebut yang dinyatakan dalam cm

(37)

10. Pada proyek ini slump test , dilakukan di lokasi proyek yang disaksikan oleh konsultan pengawas dan kontraktor, jika nilai slump tidak sesuai dengan slump  rencana yaitu 12 ± 2 maka pihak pengawas ataupun konsultan berhak untuk menolak beton tersebut.

Gambar 3.32 Pengukuran Uji Slump

11.  Nilaislump test  diambil secara acak sesuai permintaan dari pihak owner 

atau kontraktor.

3.1.4.2 Crushing Test

Kuat tekan beton adalah muatan tekan maksimum yang dapat dipikul oleh beton persatuan luas penampang akibat adanya beban yang bekerja diatasnya.

Pada  Crushing test   menggunakan silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pembuatan benda uji dilakukan saat betonready mix

tiba dilokasi proyek, sebelumnya cetakan-cetakan sudah dioleskan oli atau vaselin agar nantinya adukan beton tidak melekat pada cetakan. Prosedur  pelaksanaan pembuatan benda uji :

(38)

1. Ambil adukan beton yang masih segar dari truck mixer dan dituangkan secukupnya ke kereta dorong , masukkan dalam cetakan silinder dalam 3 lapis (1/3 volume), setiap lapis ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali tusukan dengan tongkat pemadat.

2. Lakukan hal diatas hingga beton benar-benar penuh dan padat.

3. Pada setiap 1 benda uji diberi keterangan yang berisikan nama proyek, tanggal pengecoran, nomormixer , mutu beton, dan strukturnya.

4. Ratakan permukaan beton, biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan pada tempat bebas getaran serta ditutup dengan bahan kedap air.

5. Setelah 24 jam buka cetakan dan keluarkan benda uji, rendam beton uji ke dalam bak air sampai batas waktu pengujian kuat tekan.

6. Sampel beton dari proyek ini dikerjakan di Laboratorium Pionir.

7. Hasil test beton dari laboratorium Pionir untuk umur 7, 14, 21, dan 28 hari sebagai patokan untuk mutu beton.

3.2 Pengamatan Struktur Pile Cap

Pengamatan konstrusi pile cap  dilakukan setelah pekerjaan pondasi telah selesai. Pekerjaan konstruksi pile cap ini diawali dengan pekerjaan  pengukuran untuk menentukan elevasi dan as pile cap serta menandai batas ketinggian pile cap sampai ke permukaan lantai kerja. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pembesian pile cap. Untuk konstruksi pile cap  sendiri memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, semua itu bergantung pada

(39)

 jumlah pondasi tiang pancang dalam 1 titik pile cap.  Bentuk pile cap  pada  proyek Bassura City ini adalah persegi, persegi panjang dan trapesium.

Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile

yang tersisa dipermukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk membuat

 pile cap. Pile cap  tersusun atas tulangan baja berdiameter D13, D16, D22 dan D25 yang membentuk suatu bidang lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam.

Fungsi dari pile cap  adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke bored pile  dimana masing-masing pile

menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang di izinkan (Y ton) (N= Jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang  bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap  ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar  berada dititik pusat pondasi seehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom,  pile cap  juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari  pembebanan yang ada.

Selain itu bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan betuk trapesium,  persegi dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap

(40)

Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2, 3, 4, dan 8  buahbored pile diikat menjadi satu.

3.2.1 Tahapan-Tahapan Pengerjaan Pile Cap

Adapun tahap-tahap dalam pengerjaan pile cap adalah sebagai berikut: 1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile sesuai

elevasi pile cap yang diinginkan.

2. Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap  yang telah direncanakan.

3. Pada  pile  dilakukan pemboran pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai  pengikat dengan pile cap. Pemboran hanya sampai elevasi dasar pile cap

saja.

4. Melakukan pemasangan bekisting  dari batako disekeliling daerah pile. Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan  beban sebagaibekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun  bersama saat pengecoran.

5. Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan 5 cm.

6. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan  pile cap  yang meliputi tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking  dan pemasangan stek pile cap  sebagai penghubung menuju kolom.

(41)

7. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting di timbun kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.

8. Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan  pengecoran pada pile cap.

 3.2.2 Metode pelaksanaan Pile Cap

Setelah mengetahui tahap-tahap pengerjaan pile cap, maka selanjutnya adalah metode pelaksanaan. Adapun metode pelaksanaan pile cap  adalah sebagai berikut:

1. Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as pile cap  dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan

shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap. 2. Pekerjaan Galian

Kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi  pile cap. Lihat gambar 3.33.

(42)

3. Pekerjaan potongan kepalabored pile

Kepala bored pile dibobok sampai dengan elevasi yang diinginkan 40 D (±1m)

Gambar 3.34 Pekerjaan Potongan Kepala Bored Pile

4. Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, Bekisting

Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kerja setebal 10 cm. Kemudian pekerjaan bekisting  dengan batako putih dilakukan setelahnya.

(43)

5. Pekerjaan penulangan pile cap

Penulangan  pile cap  dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana.

Gambar 3.36 Pekerjaan Penulangan Pile Cap 6. Pekerjaan pengecoran

Pengecoran menggunakan beton K-350 dengan nilai slump 12 cm.

(44)

3.3 Perhitungan Struktur Pile Cap Tipe P2-100

Gambar 3.38 Gambar struktur pile cap yang diamati

Diketahui :

Qu = 500 kN

D = 1000 mm

Mutu beton = K-350 (29 MPa) Diameter tulangan rencana = 25 mm

Ukuran kolom diatas pile cap =450 x 800 mm

Tebal efektif d = 1000 – selimut – ½ .dia tulangan =1000 -150-0,5.25 = 837,5 mm

(45)

Gambar 3.39 Gambar Rencana Pile Cap

3.3.1. Penentuan Ukuran Panjang Pile Cap:

Perhitungan panjang pile cap untuk pile cap dengan dua buah

 pile  (berdasarkan sumber : Pile Design and Construction Practice

(Fifth Edition), M. Thomlinson & J. Woodward, 2009) adalah sebagai  berikut :

= (

+ 1)

+ 0,3

Keterangan :

(46)

 = diameter pile cap

 = jarak antara pile

Maka :

= (2,5 + 1)1 + 0,3 = 3,8

→ 

 4,5

3.3.2. Penentuan Ukuran Lebar Pile Cap:

Perhitungan lebar pile cap untuk pile cap dengan dua buah pile

(berdasarkan sumber : Pile Design and Construction Practice (Fifth  Edition), M. Thomlinson & J. Woodward, 2009) adalah sebagai  berikut :

=

+ 0,3

Keterangan :

 = lebar pile cap (m)

 = diameter pile cap (m)

(47)

Maka :

=

+ 0,3

= 1 + 0,3 = 1,3

 → 

2

Ukuran tebal pile cap dicoba 1 m.

3.3.3. Kuat Geser Satu Arah Pile Cap pada Pile :

Kuat geser satu arah adalah kuat geser nominal secara satu arah yang disumbangkan oleh beban. Perhitungan kuat geser satu arah  berdasarkan SNI 03-2847-2002 halaman 89 ketentuan bab 13.3(1(1))

adalah sebagai berikut:



=

  

6



Keterangan:

V c1 : Kuat Geser Nominal Beton Satu Arah

 f c’ : Mutu Beton (Mpa)

bw : LebarPile Cap (m)

(48)

Gambar 3.41 Lokasi Kritis Geser Satu Arah





=

  ′

6



= 0,75

√ 

29 6

.2000.837,5.10



= 1127,52



 Nilai kuat geser satu arah yang diijinkan (øV c1) harus lebih besar dari

gaya geser satu arah ultimit (V u1) agar pile cap tidak mengalami

kegagalan geser satu arah (øV c1 ≤ V u1 ; ø untuk geser sebesar 0,75

[berdasarkan SNI 03-2847-2002 halaman 61 ketentuan bab 11.3 (2(3))]). Gaya geser satu ara ultimit adalah besarnya gaya geser satu arah yang dihasilakan dari daya dukung pile. Sehingga perhitungan gaya geser satu arah ultimit adalah sebagai berikut:

(49)

Keterangan:

V u1 : Gaya Geser Satu Arah Ultimit (N)

∑ Pile : JumlahPile Di Bawah Pengaruh Area Geser Satu Arah

Qu : Daya Dukung Ultimit Satu Pile (N)

Maka:



=

∑

.

= 2 .500



= 1000



<





Maka tebal pile cap tidak perlu ditambah karena gaya geser yang terjadi lebih kecil dari pada kuat geser

3.3.4. Kuat geser dua arah Pile Cappada pile :

Gambar 3.42 Lokasi Kritis Geser Dua arah pada Pile

Perhitungan kuat geser satu arah berdasarkan SNI 03-2847-2002 halaman 89 ketentuan bab 13.3(1(1)) adalah sebagai berikut:



=



(50)

Keterangan:

V c1 : Kuat Geser Nominal Beton Satu Arah

 f c’ : Mutu Beton (Mpa)

bw : LebarPile Cap (m)

t  : Tebal EfektifPile Cap (m)





=

  ′

6



= 0,75

√ 

29 6

.(1000 + 837,5).837,5.10



= 1035,9





=

∑

.

= 2 .500



= 1000



<





Maka tebal pile cap tidak perlu ditambah karena gaya geser yang terjadi lebih kecil dari pada kuat geser

3.3.5. Momen Lentur Pile Cap:

Momen lentur pile cap adalah momen lentur yang dihasilkan dari  besarnya beban yang dipikul dikalikan dengan jarak tegak lurus dari setengah pile menuju titik kritis akibat pembebanan. Besarnya beban yang dipikul adalah jumlah  pile  dibawah pengaruh area lentur dikalikan dengan daya dukung pile.

=

∑



Keterangan:

(51)

∑ pile’ : Jumlah PileDi Bawah Area Lentur

Qu : Daya Dukung Ultimit 1 Pile (N)

=

∑

.

= 2 .500



= 1000



Pada pile cap dengan dua pile, kemungkinan lentur kritis yang akan terjadi seperti gambar 3.42 beikut ini

Gambar 3.43 Lokasi Momen Lentur Kritis

Momen lentur kritis terjadi di tepi kolom , maka:

=



2

−

2

Keterangan:

 M u1 : Momen Lentur Kritis (Nm)

Pu1 : Beban Ultimit (N)

(52)

 D : diameter pile (m) bc : lebar kolom (m) hc : tinggi kolom (m)

=



2

−

2

= 1000

2,5 .1 2

0,45 2

= 1025



3.3.6. Perhitungan Tulangan Tarik Pile Cap:

=



.

= 1025 .10

0,8.2000.837,5

= 0,9133





=0,85 .

 

  

1

− 

1

2

0,85.

 



=0,85 .29 400

1

− 

1

2 .0,9133 0,85.29

= 0,0023272



=1,4

 

= 1,4 400= 0,0035



=

0,85 .450 600+

 

0,85 .

 ′

  

(53)

=

0,85 .450 600 + 400



0,85 .35 400

 

= 0,0284







Maka, dipakai



.

 



=



.

.

= 0,0035 .2000.837,5 = 5862,5



 

1

25 = 0,25 .3,14 .25

= 491



Jumlah tulangan n =





= 11,96~12

ℎ

Jarak antar tulangan :

=

2.



−

1 =

2000

2.75

12

1 = 168



 ~ 140



Gambar

Gambar 3.6 Tower Crane 3.1.2.2 Truck Mixer
Gambar 3.7 Truck Mixer 3.1.2.3 Generator Set (Genset)
Gambar 3.9 Concrete Bucket
Gambar 3.10 Concrete Pump 3.1.2.6 Vibrator
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Perkiraan kedalaman tanah keras sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. • Perkiraan ketebalan tiap jenis tanah. Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai di daerah Mundu-Balongan.. Laporan

Untuk LDP BAB IV Poin D.3 Tidak Diper syar atkan,untuk point D.4 Uji mutu/ teknis/ fungsi Diper lukan untuk Bahan Beton Sesuai dengan spesifikasi teknis peker

metode penyelesaiaan pelaksanaan pekerjaan (hanya jenis pekerjaannya saja), dan kurang lengkap, serta tidak sesuai dengan jenis pekerjaannnya;.  Spesifikasi Teknis,

Pemasangan bahan metal dengan jenis, ukuran dan jarak seperti terlihat dalam Gambar Kerja, harus dilaksanakan sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis

harga bahan dan upah kerja sesuai dengan kondisi setempat;.. b) Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standar. spesifikasi teknis pekerjaan

Web Server atau server web merupakan perangkat lunak yang ditempatkan pada komputer jenis apapun yang sesuai dengan spesifikasi teknis minimal yang dianjurkan

a) Penggunaan abu batu sebagai subtitusi pasir pada bata beton ringan dapat menurunkan mutu bata beton ringan. b) Penggunaan abu batu hingga 15% dari jumlah pasir

4.2.3 Penentuan Bahan perlengkapan dan penunjang pekerjaan pengukuran yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam spesifikasi teknis kita bisa mendapatkan