• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN SPILLWAY BENDUNGAN TUGU BAB 3 MANAJEMEN PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN SPILLWAY BENDUNGAN TUGU BAB 3 MANAJEMEN PROYEK"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

MANAJEMEN PROYEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN

SPILLWAY BENDUNGAN TUGU

(2)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 11

BAB 3

MANAJEMEN PROYEK

3.1 Uraian Umum

Proyek pembangunan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis dan terkoordinasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan. Sedangkan manajemen proyek merupakan penerapan fungsi dari pengelolaan manajemen suatu proyek dengan maksud menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, agar tercapai tujuan secara optimal. Tujuan yang diharapkan mampu tercapai dalam ukuran keberhasilan proyek sesuai dengan pelaksanaan manajemen proyek antara lain:

 Tepat waktu (time)

 Tepat biaya (cost)

 Tepat mutu (quality)

 Tepat kuantitas pekerjaan (quantity)

 Tepat keselamatan kerja (safety)

 Tepat lingkungan (green construction)

Unsur-unsur yang dikelola dalam sebuah proyek konstruksi, antara lain:

1) Man (tenaga ahli dan tenaga tidak ahli atau tenaga kerja) 2) Money (uang)

3) Material (bahan konstruksi) 4) Machine (alat konstruksi) 5) Method (metode pelaksanaan)

Manajemen merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk memperoleh suatu hasil, dalam rangka mencapai tujuan dengan metode atau teknik secara sistematik melalui kegiatan sekelompok orang, untuk memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan pekerjaan (actuating), pengawasan pekerjaan (controlling), evaluasi (evaluating), dan pemeliharaan (maintenance).

(3)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 12

daya selama masa pelaksanaan pekerjaan proyek, agar terwujud sasaran proyek sesuai dengan rencana kerja yang telah ditentukan.

Kegiatan-kegiatan dalam manajemen antara lain:

1) Perencanaan (planning)

Perencanaan yaitu pekerjaan awal berupa pemikiran mengenai rencana kerja sebelum kegiatan dilaksanakan. Kegiatan perencanaan meliputi antara lain:

a. Penentuan strategi, kebijakan proyek, program kerja, prosedur pelaksanaan, metode dan sistem kerja, kalkulasi anggaran, jadwal atau schedule pelaksanaan, serta standar kerja yang menjadi acuan untuk mencapai target dan tujuan pekerjaan.

b. Penyusunan rencana induk kerja jangka panjang dan jangka pendek.

c. Persiapan sumber pendanaan awal.

d. Manfaat dan fungsi perencanaan sebagai cara pengawasan maupun pengendalian kegiatan pelaksanaan kerja dan pedoman yang akan dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan proyek.

2) Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian yaitu kegiatan yang dilakukan setelah ditetapkannya perencanaan awal dan penyusunan kebijakan kerja, meliputi kegiatan merancang dan mengembangkan sekelompok orang dalam suatu organisasi kerja yang diharapkan akan dapat melaksanakan rencana kerja yang telah dirancang dan ditetapkan. Dimana sumber daya manusia yang terdiri dari berbagai latar belakang ilmu, yang terorganisir dan terkoordinir dalam lingkup kerja tertentu yang melaksanakan tugas dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan pengorganisasian antara lain:

a. Penentuan dan pembagian kerja sumber daya manusia untuk mencapai tujuan kerja organisasi

b. Perancangan dan pembentukan suatu organisasi kerja dari sekelompok sumber daya manusia yang akan menentukan keberhasilan program kerja c. Penentuan struktur organisasi kerja proyek agar jelas batasan lingkup kerja

dan tanggung jawab dari masing-masing bagian kerja

d. Pengkoordinasian antar pekerja agar terjadi kesinambungan kerja

(4)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 13

sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing.

3) Pelaksanaan pekerjaan (actuating)

Pelaksanaan pekerjaan berupa tindakan dari seluruh pelaku stakeholder dan pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan kerja yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan pekerjaan itu antara lain:

a. Pendistribusian tugas, wewenang, dan tanggung jawab pekerjaan

b. Pengarahan serta penugasan masing-masing bagian agar tidak tejadi over lap pekerjaan

c. Pembagian pekerjaan ke dalam unit-unit kerja agar proses pekerjaan bias berjalan lebih maksimal.

Manfaat dari fungsi pelaksanaan pekerjaan ini adalah agar tercipta keseimbangan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam organisasi kerja dan untuk mendorong terciptanya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan kerja yang telah ditetapkan.

4) Pengawasan pekerjaan (controlling)

Pengawasan pekerjaan yaitu kegiatan menjaga agar kualitas kerja terjaga dan mutu material yang digunakan sesuai spesifikasi teknis dan sesuai dengan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini dilakukan penilaian serta evaluasi agar tetap berjalan sesuai rencana kerja yang telah ditetapkan. Jika terjadi kesalahan dan penyimpangan kerja dapat segera diambil tindakan koreksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Fungsi dari pengawasan pekerjaan antara lain:

a. Penetapan standar pelaksanaan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku agar terjamin mutu sesuai spesifikasi teknis

b. Penetapan ukuran pelaksanaan pekerjaan agar tepat kuantitas

c. Pengawasan langsung pelaksanaan kerja di lapangan dan membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan

d. Pengambilan tindakan koreksi apabila dalam pelaksanaan kerja terjadi kesalahan dan penyimpangan dari standar spesifikasi teknis.

5) Evaluasi (evaluating)

Evaluasi merupakan suatu kegiatan pembahasan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan pekerjaan, dimana evaluasi ini membandingkan pelaksanaan

(5)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 14

digunakan untuk mengkoreksi pelaksanaan pekerjaan dan dapat menentukan kekurangan yang terjadi apabila terjadi kesalahan dan penyimpangan kerja untuk selanjutnya dilakukan tindakan pengambilan keputusan agar mendapatkan solusi yang tepat dalam penanganan pekerjaan ulang (rework).

Di dalam pelaksanaan evaluasi memungkinkan untuk dilakukannya pekerjaan replanning, rework, dan reorganizing agar mutu dan kualitas kerja dapat optimal sesuai rencana kerja.

6) Pemeliharaan (maintenance)

Pemeliharaan adalah pekerjaan pasca konstruksi, dimana sangat dibutuhkan agar mutu dan kualitas bangunan masih tetap sama dengan hasil pekerjaan konstruksi. Masa pemeliharaan ditetapkan setelah masa pekerjaan konstruksi berakhir sesuai dengan dokumen kontrak kerja. Pada saat masa pemeliharaan biasa dilakukan tahapan uji coba terhadap kualitas bangunan apakah dapat memenuhi umur rencana bangunan yang telah direncanakan.

3.2 Unsur-unsur Pengelola Proyek

Pelaksanaan suatu proyek pembangunan yang dimulai dari proses perancangan, perencanaan, pelaksanaan pembangunan fisik sampai pemanfaatan dan perawatannya adalah proses tahapan yang harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

Dalam proses ini bermacam-macam unsur pendukung saling berkaitan satu sama lain, dimana setiap unsur tidak dapat berdiri dan berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi tetap akan saling terkait dalam melaksanakan tugasnya. Setiap unsur mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Untuk mengatur setiap unsur diterapkan sistem manajemen yang merupakan alat bantu untuk menjamin terlaksananya proyek dengan baik.

(6)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 15

Tugu terdiri dari:

1. Pemilik Proyek : SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Brantas 2. Konsultan Perencana : PT. Indra Karya (Persero)

3. Konsultan Supervisi : PT. INAKKO-Bina Karya KSO 4. Kontarktor Pelaksana : PT. Nindya Karya-Minarta KSO

Struktur organisasi pada Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu dapat dilihat pada Gambar 3.1

(7)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 16

Gambar 3.1 Skema Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu

(8)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 17

3.2.1 Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek adalah suatu pihak baik perseorangan atau badan usaha (badan hukum atau bukan badan hukum) baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai kekuasaan penuh terhadap kepemilikan suatu proyek konstruksi dan memberi pekerjaan kepada pihak lain untuk melaksanakan proyek tersebut dengan membayar semua biaya pekerjaan tersebut kepada pihak yang telah ditetapkan.

Adapun tugas, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab pemilik proyek antara lain:

1. Mengurus perijinan dan menyelesaikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak terkait dalam pembangunan proyek tersebut.

2. Menyediakan lahan yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan proyek konstruksi.

3. Menyediakan dana untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan proyek konstruksi.

4. Mengadakan pengadaan penyedia jasa konsultan manajemen konstruksi.

5. Meminta laporan kerja dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan konstruksi kepada konsultan manajemen konstruksi.

6. Menetapkan perubahan pengalihan pekerjaan.

7. Mengesahkan adanya perubahan pekerjaan baik dalam desain pekerjaan maupun pelaksanaan pekerjaan.

8. Menetapkan denda kepada kontraktor pelaksana jika terjadi keterlambatan dalam penyelesaikan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak kerja.

9. Memerintahkan pembongkaran pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik pada dokumen kontrak kerja.

Dalam hubungannya dengan pengawasan kerja, pemilik proyek memiliki wewenang antara lain:

1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan bersama atau tanpa konsultan pengawas sebagai wakilnya

2. Meminta laporan kerja dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan konstruksi kepada kontraktor pelaksana

3. Menandatangani berkas berita acara pemeriksaan kerja

(9)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 18

4. Mengadakan pengadaan penyedia jasa manajemen konstruksi

Selama masa pelaksanaan konstruksi pembangunan, pemilik proyek mempunyai wewenang antara lain:

1. Menetapkan perubahan pengalihan pekerjaan tambahan maupun pekerjaan pengurangan

2. Mengesahkan adanya perubahan pekerjaan baik dalam desain pekerjaan maupun pelaksanaan pekerjaan

3. Memberikan instruksi kerja kepada konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, dan kontraktor pelaksana.

Dalam Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu yang bertindak sebagai pemilik proyek adalah SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Brantas.

3.2.2 Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah seorang atau badan hukum yang menerima tugas dari pemilik proyek untuk merencanakan dan memberi nasihat dalam bentuk gambar bestek atau gambar konstruksi. Dalam Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu, yang bertindak sebagai konsultan bidang Supervisi adalah PT INAKKO dan PT Bina Karya KSO,sedangkan Konsultan Perencana dari Pembangunan Spillway Bendungan Tugu adalah PT Indra Karya (Persero) pada paket 1

Fungsi dari Konsultan Perencana antara lain:

1. Melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan dan dokumen untuk pelaksanaan konstruksi

2. Memberikan penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi

3. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada Pimpro/Pimbagpro.

Tugas dan wewenang Konsultan Perencana antara lain:

1. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, merencanakan alat dan bahan yang digunakan serta metode pelaksanaan dan membuat Rencana Anggaran Biaya proyek (RAB) sesuai ide dan gagasan dari Owner, baik untuk

(10)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 19

perancangan struktur dan arsitektur berdasarkan peraturan-peraturan dan syarat–syarat kerja yang telah ada di Indonesia.

2. Bila sketsa tersebut disetujui, kemudian dibuat gambar-gambar lengkap dengan detail-detailnya.

3. Membuat perhitungan struktur.

4. Membuat spesifikasi pekerjaan dan jenis material yang digunakan.

5. Mengadakan koordinasi dengan pemilik proyek.

6. Memberikan saran kepada pemilik proyek, terutama jika ada masalah dalam pelaksanaan proyek.

3.2.3 Konsultan Supervisi

Konsultan Supervisi adalah pihak perseorangan atau badan usaha (badan hukum atau bukan badan hukum) yang diangkat oleh pemilik proyek selaku perwakilan dari pemilik proyek dalam memimpin, mengkoordinasi, dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan dalam batasan yang telah ditentukan. Pada Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu ini, konsultan supervisi adalah INAKKO – Bina Karya KSO.

Konsultan Supervisi bertugas mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana, agar pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya, serta kualitas mutu dari pekerjaan dapat tercapai secara maksimal sesuai dengan standar spesifikasi teknis.

Fungsi Konsultan Supervisi antara lain:

1. Melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan dan tahap konstruksi, baik ditingkat program maupun tingkat operasional

2. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada Pimpro/Pimbagpro

(11)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 20

Konsultan Supervisi mempunyai tugas antara lain:

1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.

2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.

3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek berdasarkan laporan teknis dari konsultan perencana untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.

4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.

5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.

6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai spesifikasi, tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.

(12)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 21

Berikut adalah struktur organisasi Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu:

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu

3.2.4 Kontraktor Pelaksana

Kontraktor pelaksana adalah perseorangan atau badan usaha (badan hukum atau bukan badan hukum) yang melaksanakan pembangunan secara fisik berdasarkan gambar kerja perencanaan beserta perhitungan dan keterangan spesifikasi teknis yang berhubungan, sesuai dengan dokumen kontrak kerja. Kontraktor pelaksana dipilih melalui tender penyedia jasa konstruksi oleh pemilik proyek. Pada Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu, kontraktor pelaksana adalah Nindya- Minarta KSO

Kontraktor pelaksana bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek.

Dalam melaksanakan pekerjaannya, kontraktor pelaksana diawasi oleh konsultan

(13)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 22

manajemen konstruksi dan dapat berkonsultasi secara langsung apabila ada kendala yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga menyebabkan terjadi perubahan desain kerja yang harus dikonsultasikan langsung dengan pemilik proyek untuk disetujui.

Fungsi Kontraktor Pelaksana antara lain:

1. Melaksanakan konstruksi fisik pada tahap pelaksanaan;

2. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemilik proyek.

Tugas dan wewenang Kontraktor Pelaksana antara lain:

1. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborongan.

2. Membuat/mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong (gambar kerja, bestek).

3. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan kepada pemberi tugas.

4. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.

5. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan.

6. Melakukan perbaikan atas kerusakan-kerusakan atau kekurang sempurnaan pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua biayanya.

7. Bertanggung jawab penuh kepada pengawas atau wakil pemilik yang ditunjuk pemilik untuk melaksanakan proyek.

8. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan material dan peralatan yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.

9. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan melaksanakan pemeliharaan pasca proyek sesuai dengan kontrak.

10. Menghadiri rapat koordinasi proyek.

(14)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 23

11. Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada pengawas secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, jumlah bahan bangunan yang masuk dan hal-hal yang menghambat pekerjaan.

12. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan waktu pelaksanaan kepada pengawas dalam hal keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal yang bersifat di luar dugaan dan mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek (Owner).

Semua tugas di atas harus dilaksanakan dan dimonitoring dengan baik demi kelancaran penyelenggaraan pembangunan proyek. Kontraktor Pelaksana juga berkewajiban mengajukan usul kepada pengawas dan owner apabila ada kesulitan.

3.3 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Proyek

Nindya – Minarta KSO sebagai kontraktor pelaksana Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu membentuk badan pelaksana proyek yang mempunyai tugas melaksakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Tujuan badan pelaksana ini adalah untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan dengan sistem kerja yang jelas dan terarah. Pihak-pihak dalam badan ini mempunyai tanggung jawab dan kewajiban masing-masing yang semuanya dikoordinasi oleh Kepala Proyek.

Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing pihak pada struktur organisasi kontraktor pelaksana proyek ini sebagai berikut:

3.3.1 Kepala Proyek/ Project Manager

Seorang kepala proyek dituntut untuk mengkoordinasikan seluruh aparat organisasi proyek dan memberikan informasi lengkap yang berhubungan dengan kemajuan proyek kepada pemilik proyek. Tugas dan tanggung jawab kepala proyek antara lain:

1. Memilih dan menetapkan metode konstruksi yang akan digunakan.

2. Monitoring pelaksanaan dan penggunaan sumber daya di proyek.

3. Menyetujui program mingguan dan bulanan berdasarkan master schedule.

(15)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 24

4. Memimpin rapat koordinasi proyek.

5. Memonitor proses pengadaan logistik proyek.

6. Mempelajari dokumen kontrak 7. Melakukan assesment resiko proyek.

8. Mempersiapkan proses serah terima pertama pekerjaan.

9. Melaksanakan moving in dan moving out.

10. Melakukan penyerahan dokumen as built drawing.

3.3.2 Wakil Kepala Proyek / Deputy Project Manager

Deputy Project Manager merupakan wakil dari Project Maager yang

bertugas membantu Project Manager dalam mengendalikan jalannya proyek di lapangan. Tugas dan kewajiban Deputy Project Manager adalah sebagai berikut:

1. Menguasai detail dan spesifikasi teknis kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan proyek

2. Menjamin pelaksanaan sehari-hari di lapangan sesuai schedule yang dibuat

3. Menjamin tersedianya tenaga kerja, material, dan alat yang memadai 4. Menjamin tersedianya gambar kerja untuk dapat digunakan oelh mandor

di lapangan

5. Menjamin tersedianya dana pembayaran upah/opname bagi mandor 6. Memimpin/mengarahkan secara langsung Project Production Manager

untuk pelaksanaan konstruksi di lapangan agar memenuhi persyaratan mutu, waktu, dan biaya

7. Tertib administrasi sesuai dengan system administrasi

(16)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 25

3.3.3 Humas

Humas merupakan bagian dari hubungan masyarakat yang mana

menghubungkan anatar internal dengan eksternal dimana mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut:

1. Melaksanakan fasilitasi dan koordinasi bidang urusan kehumasan meliputi Kehumasan dan Publikasi, Bina Pengembangan Informasi serta Peliputan dan Dokumentasi

2. Penyusunan perencanaan dan bahan kebijakan Pemerintah Daerah di bidang hubungan masyarakat meliputi Kehumasan dan Publikasi, Bina Pengembangan Informasi serta Peliputan dan Dokumentasi

3. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan instansi/lembaga lain dalam penyelenggaraan tugas dibidang Kehumasan dan Publikasi, Bina Pengembangan Informasi serta Peliputan dan Dokumentasi

4. Pengordinasian dan pembinaan terhadap penyelenggaraan tugas

dibidang Kehumasan dan Publikasi, Bina Pengembangan Informasi serta Peliputan dan Dokumentasi

3.3.4 Kepala Lapangan / Site Operational Manager

Kepala Lapangan mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:

1. Mengatur dan mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan metode pelaksanaan dan urutan pekerjaan yan telah ditentukan

2. Mempersiapkan pekerjaan agar dilaksanakan dalam kondisi yang aman sesuai standar dan prosedur keselamatan kerja

3. Melakukan koordinasi dan komuikasi dengan Engineering Manager maupun Project Manager sehubungan dengan pekerjaan tersebut

(17)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 26

4. Memonitor pelaksana dalam melaksanakan sistem keselamatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan.

5. Membuat/mempersiapkan rencana kerja harian (daily schedule) untuk progress pekerjaan.

6. Melakukan koordinasi dengan pihak suplier/subkontraktor.

7. Melakukan koordinasi dengan Pelaksana lapangan

3.3.5 Kepala Seksi Teknik / Site Engineering Manager

Kepala teknik lapangan memberikan pertimbangan teknis kepada kepala proyek dan kepala konstruksi proyek terhadap masalah teknis yang dihadapi di lapangan, serta mengawasi pekerjaan teknis dilapangan.

Tugas dan tanggung jawab dari kepala teknik antara lain:

1. Menyiapkan metoda kerja yang digunakan sebagai acuan di lapangan berupa alat dan material.

2. Memeriksa tahapan pekerjaan di lapangan.

3. Mempesiapkan gambar kerja.

4. Mempersiapkan dokumen material.

5. Bekerjasama dengan GSP terkait melakukan monitoring dan pengadaan material

6. Melakukan koordinasi teknis dengan pihak subkontraktor terkait.

3.3.6 Kepala Keuangan dan SDM / Site Administration Manager Adapun tugas dan wewenang kepala keuangan dan SDM antara lain:

1. Menyusun dan mengendalikan anggaran BUA proyek.

2. Melakukan assesment resiko proyek.

3. Menyiapkan materi rapat moving in dan moving out proyek.

4. Mengevaluasi penyimpangan biaya yang terjadi dan melaporkan ke kepala proyek.

5. Membuat berita acara progress lapangan.

6. Menyiapkan addendum kontrak dengan owner.

7. Menyusun konsep tentang perjanjian dengan pihak ke tiga.

8. Mengevaluasi kinerja subkontraktor.

(18)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 27

Kepala Keuangan dan SDM Kepala Bagian Umum yang membawahi 3 tim, yaitu:

a. Driver

Tugas dari seorang driver adalah:

1. Mengantarkan Kepala Proyek dan pimpinan lainnya untuk kepentingan proyek.

2. Mengantarkan bidang logistik dalam pembelian barang.

3. Menjamin kelancaran transportasi yang dibutuhkan di proyek.

4. Bertanggung jawab kepada administrasi proyek.

b. Satpam

Tugas dari satpam pada Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu ini adalah untuk menjamin keamanan dan ketertiban di lingkungan atau kawasan kerja khususnya pengamanan fisik.

c. Office Boy (OB)

Tugas dari office boy pada Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu ini adalah untuk membantu mengurus bagian rumah tanggaan (house keeping) dan kebersihan kantor.

3.3.7 HSE Officer

Tugas dan tanggung jawab dari bagian Health, Safety, and Environmental antara lain:

1. HSE bersama tim engineer akan membantu dan memastikan pekerjaan tersebut mengikuti ketentuan dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

2. Memberikan Safety Induction kepada semua pekerja maupun pengunjung 3. Mengontrol dan mengadakan Toolbox Talk, Toolbox Meeting secara rutin 4. Menciptakan dan memonitor lingkungan kerja yang sehat dan aman 5. Memastikan semua peralatan layak dan aman digunakan

6. Memastikan material ditempatkan, dipakai, dan dibuang pada tempat yang tepat

(19)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 28

7. Memastikan menggunakan Alat Pelindung Diri kepada semua pihak yang berada di area pekerjaan

- Menggunakan pelindung mata (googles) saat melakukan pengeboran - Menggunakan platform yang benar saat bekerja di area atas

- Menggunakan body harness saat akan bekerja pada ketinggian

3.3.8 Project Planning

Project planning adalah orang yang merencanakan gambar, apabila gambar

dari pihak konsultan perencana terdapat perubahan maka planner yang membuat gambar baru dengan koordinasi dari konsultan perencana dan pengawas. Gambar yang dibuat ini merupakan gambar shop drawing yaitu gambar pelaksanaan yang akan dilaksanakan di lapangan.

3.3.9 Admin Teknik

Admin Teknik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keluar masuknya surat-surat. Tugas dan tanggung jawab admin Teknik disini adalah:

1. Mengurus pengarsipan dan balasan untuk surat masuk dan surat keluar 2. Sebagai notulen saat rapat mingguan

3. Memelihara dan mempersiapkan peralatan administrasi di proyek untuk menunjang kelancaran pelaksanaan proyek

4. Melakukan inventarisasi terhadap peralatan administrasi di proyek 5. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan untuk laporan progress.

(20)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 29

3.3.10 Drafter

Drafter adalah orang yang membantu planner dalam merealisasikan

perubahan gambar rencana dari konsultan perencana menjadi suatu bentuk fisik berupa gambar yang Digambar dengan software. Tugas dan kewajiban drafter adalah sebagai berikut:

1. Membuat gambar kerja yang diperlukan dalam suatu proyek (shop drawing)

2. Membuat gambar kerja setelah pelaksanaan proyek (as built drawing) 3. Membuat detail-detail gambar seperti tampak dan potongan

3.3.11 Surveyor

Surveyor mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:

1. Membuat schedule pemakaian alat survey dan kalibrasi

2. Membuat metode survey dan mempelajari informasi batas patok proyek dan Bench Mark (BM)

3. Membuat marking posisi dan elevasi bagian bangunan di lapangan sesuai dengan gambar kerja

4. Membuat marking posisi dan elevasi bagian begisting 5. Mengkonfirmasikan marking posisi kepada tim pelaksana

6. Membuat data ukuran atau posisi kondisi lapangan sebagai masukan ke bagian engineering

7. Membuat arsip data hasil pengukuran lapangan.

8. Melakukan Survey lapangan pada saat persiapan serta selesai pekerjaan.

3.3.12 Quality Control (QC)

Tugas dan tanggung jawab Quality Control antara lain:

1. Memastikan pelaksaan pekerjaan sesuai dengan Metode Pelaksanaan dengan melakukan kontrol terhadap proses pelaksanaannya

(21)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 30

2. Mengkoordinir Ijin Pelaksanaan Pekerjaan / Work Inspection Request (WIR)

3. Melaksanakan pemeriksaan hasil kerja sesuai dengan tahap-tahap yang tersebut dalam IPT dan memastikan hasil pekerjaan dibuat dan disimpan dengan baik

4. Membuat laporan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi (NCR) dan menindaklanjutinya

5. Membuat laporan/map lokasi kerja

6. Membuat laporan, mendokumentasikan, mengarsipkan seluruh kegiatan tes atau uji.

7. Mengecek setiap bahan yang masuk ke proyek sesuai yang disyaratkan

3.3.13 Quantity Surveyor (QS)

Tugas dan tanggung jawab Quantity Surveyor antara lain:

1. Memahami hal terkait volume, harga satuan, dan tata cara pembayaran yang dijelasakan dalam dokumen lelang atau dokumen kontrak.

2. Membuat bill of quantity sesuai dengan gambar kerja, data teknik lapangan, dan spesifikasi teknis yang digunakan pada pekerjaan proyek konstruksi tersebut

3. Melakukan evaluasi atas kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan di lapangan seperti, bahan, alat dan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan

4. Menghitung jumlah volume, bahan, serta tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.

5. Memeriksa perubahan terkait volume pekerjaan di lapangan 6. Mempersiapkan data terkait pengajuan penagihan hasil pekerjaan 7. Memeriksa dan menghitung hasil pekerjaan sub kontraktor

8. Memberikan penjelasan dan saran terkait permasalah yang timbul di lapangan.

9. Memberikan saran dan data yang dibutuhkan kepada site manager

(22)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 31

3.3.14 Pelaksana Lapangan

Tugas dan tanggung jawab pelaksana lapangan antara lain:

1. Bekerjasama dengan pelaksana vendor dalam pelaksanaan pekerjaan 2. Memberikan training pemakaian alat dan material

3. Mematuhi dan mengarahkan semua pekerja mengikuti K3 kontraktor utama

4. Melakukan monitoring aspek material, alat, dan tenaga kerja 5. Melakukan evaluasi dan laporan atas hasil pekerjaan

6. Membuat laporan secara berkala

3.3.15 Logistik dan Peralatan

Tugas dan tanggung jawab bagian logistik dan peralatan antara lain:

1. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang telag ditetapkan.

2. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan bangunan dengan melaksanakan seleksi sebelumnya sehingga bisa mendapatkan harga material termurah pada supplier terpilih.

3. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan baik jumlah pendatangan dan pemakaiannya.

4. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan barang lain.

5. Mencatat keluar masuknya barang serta bertanggung jawab atas penandatanganan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan.

6. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang sudah menjadi standar perusahaan kontraktor.

7. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material setelah melalui kontrol kualitas bahan oleh QC.

(23)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 32

8. Menyusun laporan logistik yang diminta oleh perusahaan.

9. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek mengenai jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan.

Bidang Logistik dan Peralatan terdiri dari 2 tim, yaitu:

a. Staff Logistik

Staff logistik bertugas untuk berkoordinasi dan mengawal barang atau alat yang akan dikirim dan digunakan di proyek.

b. Staff Peralatan

Bertugas sebagai pengawas dan menjaga peralatan yang digunakan agar sesuai dengan pemakaian agar tidak terjadi suatu trouble yang akan mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan.

3.3.16 Kasir

Kasir mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut:

1. Membuat data-data kearsipan yang berhubungan dengan pembukuan untuk pembiayaan pelaksanaan proyek di lapangan

2. Menyelenggarakan pengurusan keuangan baik yang bersifat penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran serta bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan keuangan proyek.

3.3.17 Akuntansi dan Pajak

Akuntansi dan pajak bertugas untuk mengurus segala hal tentang keuangan. Tugasnya lebih terarah keluar proyek, seperti proses keuangan dengan pihak owner, quantity surveyor, serta perpajakan dengan pemerintah.

(24)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 33

3.3.18 Mandor

Tugas dan tanggung jawab mandor antara lain:

1. Mengontrol perincian bahan dan peralatan sesuai yang direncanakan baik terhadap jumlah maupun mutunya

2. Menyimpan serta mengamankan dengan benar terhadap bahan dan peralatan yang ada di proyek

3. Mengecek kualitas semua material yang ada

4. Mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan perijinan dalam pekerjaan lapangan

5. Membuat laporan kemajuan fisik pekerjaan setiap minggu serta dilengkapi dengan foto-foto dan keterangan lengkap.

3.3.19 Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah orang yang menjalankan tugas dan melaksanakan pekerjaan di lapangan secara langsung dari waktu yang telah ditentukan dengan mendapat upah yang diterima setiap hari, mingguan maupun bulanan.

Pengaturan jam kerja untuk tenaga kerja pada semua kontraktor pelaksana hampir sama. Hanya sistem dan cara pengupahan tenaga kerja mempunyai pengaturan dan peraturan tersendiri. Tetapi pada prinsipnya pengaturan dan peraturan tenaga kerja ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan yang didalamnya terdapat peraturan mengenai waktu kerja, jam lembur, pengupahan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan.

3.4 Rencana Kerja

Rencana kerja merupakan kegiatan penting bagi kontraktor pelaksana dalam merancang sistem pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya rencana kerja akan diperoleh gambaran secara jelas dan terperinci tentang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta waktu yang disediakan untuk masing-masing kegiatan pekerjaan. Bentuk rencana kerja yang digunakan dalam proyek ini adalah Time

(25)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 34

Schedule. Time Schedule merupakan suatu bentuk sistem rencana kerjaberupa diagram sesuai dengan skala waktu dan berisi jenis-jenis lingkup pekerjaan disertai range waktu dimulai, ditunda, dan diselesaikan untuk setiap jenis pekerjaan tersebut. (Ilmu Manajemen Konstruksi Untuk Perguruan Tinggi, 1997)

Di dalam time schedule terdapat:

3.4.1 Kurva S (S-Curve)

Kurva S merupakan time schedule yang dilengkapi dengan bobot atau nilai pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan yang telah selesai. Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S. Bobot masing-masing pekerjaan dapat dihitung dengan rumus:

% 100 pekerjaan x

harga jumlah

pekerjaan jenis

suatu harga Jumlah pekerjaan

Total

Bobot

Kurva S menunjukan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macam-macam pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya.

Secara garis besar tujuan dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang, dan yang akan diselesaikan.

2. Mengontrol kegiatan selama pelaksanaan untuk mengatisipasi waktu jika ada perubahan jadwal sehingga tidak mengganggu kegiatan secara keseluruhan dan mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik jika kurva S realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya.

3. Memudahkan konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan apakah sesuai dengan rencana.

(26)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 35

Gambar 3.3 Kurva S

(27)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 36

3.4.2 Network Planning

Network Planning merupakan suatu sistem perencanaan kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu dengan cara menganalisa seluruh kegiatan dan menggabungkan masing-masing kegiatan yang ada. Dalam penyusunan network planning, dikumpulkan terlebih dahulu semua kegiatan yang akan dikerjakan dan mencatat kegiatan-kegiatan yang saling tergantung satu sama lain antar pekerjaan.

Dari network planning dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:

1. Kegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis, sehingga dapat dijaga agar kegiatan tersebut tidak sampai mengalami keterlambatan waktu dan mengakibatkan keterlambatan waktu bagi kegiatan lain yang mengikuti atau berhubungan

2. Kegiatan yang mandahului, menyusul ataupun kegiatan yang mulai pada saat bersamaan dengan kegiatan lain

3. Kegiatan mana yang dapat ditunda pelaksanannya sampai pada saat batas waktu tertentu tanpa mempengaruhi kegiatan yang lain.

3.4.3 Rapat

Dalam praktek kerja di lapangan, meskipun setiap tahapan kegiatan dalam proyek sudah direncanakan sedemikian rupa dengan baik, namun masih terjadi permasalahan yang dapat menghambat berlangsungnya pekerjaan proyek yang pada akhirnya akan mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaian proyek tersebut. Permasalahan yang terjadi dapat berupa ketidaksamaan pendapat antar pihak, maupun masalah teknis yang dalam pengambilan keputusannya melibatkan berbagai pihak untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu perlu diadakan rapat pertemuan atau meeting untuk menyelesaikannya, diantaranya:

a. Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi yaitu rapat yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu permasalahan yang muncul dalam proses pelaksanaan suatu proyek konstruksi dan untuk menyatukan visi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tuguini dibedakan menjadi dua jenis rapat koordinasi, yaitu:

- Internal

(28)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 37

Rapat koordinasi internal dihadiri oleh Kepala Proyek, Kepala Seksi (Kasie) setiap bidang yang ada dalam proyek dan Pelaksana Lapangan.

- Eksternal

Rapat koordinasi eksternal dihadiri oleh pihak owner, perencana, konsultan manajemen serta kontraktor pelaksana.

b. Rapat Teknis

Rapat teknis yaitu rapat eksternal yang dihadiri oleh konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, dan kontraktor pelaksana untuk membicarakan masalahketidakjelasan gambar kerja, ketidak samaan pendapat, maupun adanya perubahan kerja yang akan dilakukan.

c. Rapat Khusus

Dalam rapat khusus dibicarakan masalah khusus yang terjadi di proyek maupun di lingkungan proyek. Rapat khusus biasa diadakan oleh kontraktor pelaksana dengan dengan sub kontraktor.

3.5 Pengendalian dan Pengawasan Proyek

Suatu proyek tidak akan terlaksana dengan baik apabila pimpinan proyek tidak dapat mengendalikan jalannya proyek tersebut dengan baik. Pengendalian proyek harus dilakukan terus menerus selama proyek tersebut berlangsung. Peninjauan secara periodik sangat efektif dalam membandingkan kemajuan proyek. Metode pengendalian proyek didasarkan pada perencanaan dan rencana kerja sebagai dasar untuk membandingkan kemajuan proyek.

Pengendalian proyek mutlak diperlukan untuk mencapai pekerjaan yang diharapkan. Kualitas pekerjaan menjadi target tanpa meninggalkan segi ekonomis dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian pekerjaan proyek yang dilakukan antara lain:

a. Pengendalian mutu (Quality Control).

b. Pengendalian biaya (Cost Control).

c. Pengendalian waktu (Time Control).

(29)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 38

Pengawasan adalah proses penilaian pekerjaan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua anggota kelompok dapat melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada perencanaan serta mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi penyimpangan.

Keberhasilan suatu proyek dilihat dari beberapa hal, yaitu:

a. Kualitas hasil pekerjaan (mutu bangunan) yang dihasilkan.

b. Biaya yang digunakan selama proyek tersebut berlangsung.

c. Waktu penyelesaian pekerjaan.

3.5.1 Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan pengarahan pelaksanaan serta uji mutu bahan material selama pelaksanaan berlangsung maupun setelah selesai pekerjaan. Dari pengendalian mutu diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak kerja.

Pengendalian dan pengawasan mutu dilakukan oleh kontraktor dan pengawas.

Kontraktor melakukan pengendalian dan pengawasan melalui tim-tim yang telah dibentuk sesuai dengan struktur organisasi kontraktor. Setiap tim melakukan pengendalian mutu sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing-masing. Setiap tim memberikan laporan secara berkala kepada Kepala Proyek untuk dilaporkan kepada Owner.

3.5.2 Pengendalian Biaya (Cost Control)

Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang dikeluarkan pada proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah direncanakan.

Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan penekanan pengeluaran beberapa hal:

(30)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 39

a. Material atau Bahan

Dalam pemakaian bahan harus diusahakan seefisien mungkin dan diusahakan tidak terjadi pembuangan material secara berlebihhan. Hal tersebut dapat dicapai dengan memperhitungkan secara teliti kebutuhan bahan yang digunakan. Pengadaan bahan di lokasi proyek harus sesuai dengan kepentingannya. Jadwal kedatangan material berdasarkan volume kegiatan yang dapat dihitung dari jumlah dan jenis material yang diperlukan sehingga tidak terjadi pemuatan material secara percuma, misalnya: pasir atau kerikil yang datang diperiksa oleh pengawas apakah volume material tersebut sesuai dengan volume yang direncanakan, yaitu dengan cara mengukur bak truk dikaitkan dengan ketinggian material yang ada di dalamnya.

Pengendalian material digunakan untuk mengetahui mutu pekerjaan yang dihasilkan apakah sesuai dengan persyaratan dalam kontrak kerja.

Pengendalian material yang digunakan ini, misal: bahan material semen dimana pengawas berhak memeriksa semen yang disimpan di gudang pada setiap waktu dan dapat menyatakan menerima atau menolak semen tersebut.

b. Peralatan

Perencanaan secara cermat terhadap jenis peralatan yang dipakai sangat diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan pelaksanaan pekerjaan yang akhirnya akan berpengaruh pada biaya operasi yang akan dikeluarkan. Peralatan yang digunakan pada proyek ini telah sesuai dengan jumlah dan volume pekerjaan yang telah direncanakan. Jika terdapat keterlambatan waktu kedatangan peralatan maka hal ini disebabkan adanya masalah teknis.

c. Tenaga Kerja

Pemakaian tenaga kerja pada suatu pekerjaan harus disesuaikan dengan volume pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat dicapai kondisi yang optimal antara jumlah tenaga kerja yang ada dengan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan. Pada proyek yang ditinjau dapat diamati jumlah tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan pekerjaan, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya pekerja yang beristirahat saat jam kerja.

(31)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 40

Dari point-point tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian biaya pelaksanaan pada Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu ini telah dilaksanakan dengan baik.

3.5.3 Pengendalian Waktu (Time Control)

Pengendalian waktu pelaksanaan adalah upaya untuk mengontrol agar pelaksanaan proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang didalamnya dibantu pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan kritis dalam suatu kerangka target waktu. Pada lintasan kritis tidak boleh terjadi keterlambatan waktu, karena akan mempengaruhi umur proyek. Dalam monitoring dan pengendalian waktu juga digunakan bar chart dan network planning yang selanjutnya akan digunakan Critical Path Method (CPM), untuk dapat mengendalikan waktu dengan tepat.

Pengendalian terhadap waktu pelaksanaan dititikberatkan pada upaya menyelesaikan proyek dalam waktu yang ditetapkan. Pengendalian waktu sangat penting terutama menyangkut waktu pelaksanaan proyek.

a. Man Power Schedule

Man power schedule merupakan bagian yang menganalisa kebutuhan tenaga kerja untuk menjaga waktu tertentu. Man power schedule disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule yaitu dengan meninjau kemampuan satu orang pekerja untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan dalam satuan waktu (hari/minggu/bulan). Pekerjaan alat berat, jumlah pekerjaan yang dibutuhkan, dihitung dengan mempertimbangkan kapasitas alat. Kebutuhan pekerja saat awal kegiatan akan mengalami peningkatan sampai pertengahan kegiatan dan akan menurun saat akhir pekerjaan.

b. Material Schedule

Material schedule disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule.

Material schedule menyatakan jumlah material dan peralatan yang dibutuhkan untuk jangka waktu tertentu. Penyusunan material schedule diperlukan untuk menjamin ketersediaan material dan peralatan yang diperlukan di lapangan.

Jenis material yang diperlukan tergantung pada metode pelaksanaan proyek.

(32)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 41

Dalam Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu pengendalian waktu secara riil dapat dimonitoring langsung dengan kurva S, sehingga dapat diketahui perencanaan, pelaksanaan, dan kemajuan pekerjaan proyek, serta kontrol terhadap waktu bisa dikendalikan. Bentuk material schedule yang diterapkan dalam kurva S merupakan grafik hubungan antara bobot prestasi pekejaan dengan waktu pelaksanaan.

Untuk mengetahui prestasi pekerjaan, caranya dengan menghitung bobot tiap jenis pekejaan dalam suatu interval waktu. Setelah menentukan bobot prestasi kemudian dibuat rencana waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan, kemudian menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan terlebih dahulu.

Adapun fungsi sebenarnya dari kurva S adalah:

a) Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan setiap saat sehingga jangka waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat memenuhi jadwal yang ditentukan.

b) Untuk mempermudah bagi direksi atau pengawas dalam memeriksa dan menilai sampai dimana prestasi kerja kontraktor.

Selama kerja praktek dilakukan, pengendalian waktu pelaksanaan tersebut telah dilakukan dengan baik. Pengawasan pekerjaan yang dilakukan meliputi:

a) Pengawasan Pekerjaan Penulangan

Pengawasan pekerjaan penulangan meliputi pekerjaan pemotongan, perangkaian tulangan, pengecekan diameter tulangan, pengecekan jarak antar tulangan, penyambungan tulangan, jari-jari pembengkokan tulangan serta pemeriksaan kesesuaian hasil perakitan telah sesuai dengan gambar shop drawing.

b) Pengawasan Pekerjaan Bekisting

Pengawasan pekerjaan bekisting meliputi pekerjaan bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan bekisting, dalam proyek ini digunakan papan bekisting plywood film dan besi hollow. Dalam pemasangan bekisting dinding saluran, harus dilakukan dengan teliti dengan mengukur ukuran kolom dari as ke as, sehingga didapatkan kesesuaian ukuran yang pas.

(33)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 42

c) Pengawasan Pekerjaan Cor

Pada proyek ini pemadatan dilakukan pemadatan dengan vibrator. Pemadatan ini dilakukan untuk mengurangi rongga udara maupun air pada saat pengecoran serta guna menempatkan beton memadat ke seluruh ruang dalam bekisting.

3.6 Sistem Pelaporan dan Koordinasi

Pengertian sistem pelaporan dan koordinasi di sini adalah perpaduan integrasi permasalahan dan sinkronisasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan proyek pembangunan. Tujuan dari sistem pelaporan dan koordinasi dalam kegiatan proyek pembangunan adalah untuk menyelaraskan dan mewujudkan tanggung jawab dan semua pihak sesuai dengan peraturan yang ada. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui prestasi dan tingkat kemajuan dari jalannya pelaksanaan pekerjaan di lapangan sehingga bila tidak sesuai dengan rencana dan jadwal dapat diketahui.

Laporan ini berbentuk laporan harian, mingguan, dan bulanan.

3.6.1 Laporan Harian

Laporan harian berisi tentang hal-hal yang terjadi di lapangan pada hari tersebut dan dibuat setiap hari oleh kontraktor/pelaksana. Isi laporan harian antara lain:

1. Pekerjaan yang dilaksanakan.

2. Waktu dan jam kerja.

3. Jumlah tenaga kerja

4. Bahan material dan alat pekerjaan 5. Keadaan cuaca dan lain-lain

Dengan adanya laporan ini, maka segala kegiatan proyek dilaksanakan tiap hari dapat dimonitor dengan baik. Keuntungan adanya laporan harian ini adallah bila suatu waktu di masa yang akan dating terjadi hal-hal yang memaksa untuk melihat kembali data maka penelusuran data akan lebih mudah dilakukan.

3.6.2 Laporan Mingguan

Laporan mingguan dibuat berdasrkan laporan-laporan harian untuk memperoleh gambaran kemajuan yang telah dicapai dalam satu minggu. Laporan mingguan ini berisi tentang:

(34)

Fadli Wahyu Susanto

I 0117046 43

1. Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.

2. Volume pekerjaan.

3. Visual/ foto.

4. Laporan progres bobot pekerjaan.

5. Laporan grafik kemajuan pekerjaan.

6. Laporan jadwal pelaksanaan proyek.

7. Laporan pantauan jumlah tenaga kerja.

8. Laporan penandatanganan bahan/ material.

9. Laporan penggunaan peralatan.

10. Laporan pengamatan cuaca.

Dari laporan mingguan ini, maka bobot prestasi pekerjaan dapat diplotkan ke waktu rencana (time schedule) yang ada, sehingga kemajuan proyek dapat diketahui dan dievaluasi.

3.6.3 Laporan Bulanan

Dimaksudkan untuk memperoleh gambaran kemajuan pekerjaan yang dicapai dalam 1 (satu) dan disusun berdasrkan laporan mingguan selama satu bulan tersebut. Kemudian dibahas bersama dalam rapat koordinasi antara kontrktor/pelaksana dengan manager konstruksi. Dari laporan-laporan ini, segala permasalahan di lapangan dapat dimonitor dengan baik dan prestasi pekerjaan dapat dievaluasi dengan mudah.

Pada proyek ini, kontraktor mengadakan rapat koordinasi rutin secara personal dan pihak terkait lainnya. Dalam rapat koordinasi hal-hal yang dibahas adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan proyek dan masalah yang terjadi pada proses pelaksanaannya kemudian diusahakan untuk mencari solusinya.

2. Membahas program yang sedang dikerjakan dan program pada masa depan.

3. Menerima laporan-laporan dari semua pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai saat laporan dibuat.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu
Gambar 3.3 Kurva S

Referensi

Dokumen terkait

Tidak melampirkan spesifikasi teknis pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan dalam dokumen pengadaan.. Tidak melampirkan spesifikasi standart uji mutu material besi

Pengendalian biaya pada proyek bellini Tower ini dilakukan dengan penggunaan kembali material yang digunakan daam pekerjaan khususnya bekisting, pemotongan besi dilakukan

Melalui Praktek Kerja Profesi di Industri Farmasi ini diharapkan calon Apoteker mengetahui tugas dan fungsi apoteker di industri farmasi, yakni bidang pemastian mutu, pengawasan

Membuat pasangan dinding bata sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis Melaksanakan pekerjaan persiapan Menyiapkan material, peralatan, dan tata letak area

Spesifikasi tugas yang diberikan selama pelaksanaan Kerja Praktek selama 60 hari adalah: 3.1.1 Pekerjaan Pondasi Konstruksi Jaring Rusuk Beton KJRB Gedung Utama Pondasi yang di pakai

BAB III BIDANG PEKERJAAN SELAMA KP 3.1 Spesifikasi Tugas Yang Dilaksanakan Adapun tugas yang diberikan selama melaksanakan kerja praktek di Kantor Pelayanan Perbendaharan Neagara

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI Spesifikasi teknik pekerjaan konstruksi ini meliputi :  Bahan/material bangunan diupayakan agar menggunakan bahan bangunan setempat/produksi

Spesifikasi tugas yang diberikan selama pelaksanaan Kerja Praktek KP selama 60 hari adalah : 3.1.1 Pekerjaan pondasi Bored Pile Pondasi yang dipakai pada proyek Pembangunan Gedung