• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kuantitatif dengan desain survey. Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:3) menjelaskan bahwa “penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Adapun tujuan umum dilakukannya penelitian survey ini yaitu untuk memperoleh gambaran umum sebuah populasi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Fraenkel dan Norman (2007:398) bahwa “the major purpose of surveys is to describe the

characteristics of a population”, tujuan umum survey yaitu untuk

menggambarkan karakteristik sebuah populasi.

Dalam hal ini, yang ingin diketahui oleh peneliti yaitu tentang bagaimana lingkungan sosial dapat memberikan kontribusi kepada peserta didik mengenai pembentukan sikap nasionalisme mereka. Selain itu, survey dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan keuntungan sebagaimana yang dikatakan oleh Fawler (1988); Babbie (1990); Sudman dan Bradburn (1986); Fink dan Kosecoff (1985) dalam Creswell (2002:113) mengenai beberapa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan desain survei, yaitu bahwa “keuntungan desain survei diantaranya penghematan desain, cepatnya perubahan dalam pengumpulan data, serta mampu untuk mengidentifikasi sifat-sifat suatu populasi dari sekelompok kecil individu”,

(2)

selain itu hasil penelitian survey juga dapat dijadikan generalisasi untuk populasi yang besar.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Fraenkel dan Norman (2007:399) mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan penelitian survey ini. Pertama, mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Setelah mengetahui masalah apa yang akan dijadikan fokus dalam penelitian maka langkah selanjutnya yaitu menentukan populasi yang akan dijadikan subjek penelitian. Langkah selanjutnya dalam penelitian survey yang dikemukakan oleh Fraenkel dan Norman (2007:403) yaitu menyiapkan instrumen penelitian.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi yaitu seluruh peserta didik SMA Negeri Program IPS kelas XI di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau, berikut dipaparkan dalam tabel jumlah populasi di bawah ini:

Tabel . 3.1

Jumlah Populasi Peserta didik SMAN di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

No Nama Sekolah Jumlah Peserta didik Seluruhnya Jumlah Peserta didik Program IPS 1 SMA N 1 Bintan 756 120 2 SMA N 2 Bintan 411 108 3 SMA N 3 Bintan 368 64 4 SMA N 4 Bintan 224 80 5 SMA N 5 Bintan 466 94 Total 2225 466

(3)

Dari jumlah populasi di atas kemudian dipilih subjek yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian dengan menggunakan teknik simple random sampling. Banyak cara yang dapat digunakan dalam menentukan jumlah subjek yang dijadikan sampel, namun karena populasi di atas berasal dari populasi yang bersifat homogen, maka tidak perlu menggunakan cara khusus dalam penentuan jumlah sampel. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Sugiyono (2009:88) bahwa “jika populasi bersifat homogen, maka tidak perlu menggunakan teknik khusus dalam penentuan jumlah sampel”. Berdasarkan hal tersebut maka dari seluruh jumlah peserta didik yang mengambil Program IPS (466 peserta didik) ditetapkan 117 peserta didik (25%) untuk dijadikan sampel yang kemudian dianggap dapat mewakili keadaan atau kondisi populasi.

C. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Lingkungan Sosial (X), namun dari satu variabel bebas tersebut dibagi menjadi tiga sub-variabel, diantaranya Lingkungan Keluarga (X1), Lingkungan Sekolah (X2), dan Lingkungan Masyarakat (X3) dimana masing-masing sub-variabel diasumsikan memberikan kontribusi positif terhadap sikap nasionalisme peserta didik (Y) yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini. Adapun definisi konseptual dari Lingkungan Keluarga (X1) yang dipaparkan oleh Tirtarahardja (2005) dalam Hartoto (2008:1) bahwa “lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal dan kodrati, dimana orangtua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik”.

(4)

Dengan demikian, pola asuh atau cara didik orangtua dalam sebuah keluarga akan sangat mempengaruhi sikap anak di masa yang akan datang.

Definisi konseptual Lingkungan Sekolah (X2) yang diungkapkan oleh Dewantara (Hartoto, 2008:1) bahwa “lingkungan sekolah merupakan tripusat pendidikan selain lingkungan keluarga dan masyarakat”. Berbeda dengan lingkungan keluarga, dalam lingkungan sekolah guru memegang peranan penting dalam pembentukan sikap peserta didik, namun bukan berarti guru menjadi satu-satunya faktor penentu dalam pembentukan sikap peserta didik. Kondisi fisik sekolah dan hubungan peserta didik dengan anggota sekolah lainnya juga turut memberikan kontribusi.

Sama halnya dengan Lingkungan Sekolah, Lingkungan Masyarakat (X3) juga merupakan tripusat pendidikan yang dapat memberikan pengaruh terhadap pembentukan sikap peserta didik. Frederick dalam Sundari (2008:46) menyatakan bahwa “pengaruh lingkungan memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat, dan kebudayaan tersebutlah yang menanamkan garis pengaruh sikap individu terhadap berbagai masalah”. Dengan demikian, norma yang berlaku dalam masyarakat, sikap para anggota masyarakat dalam menyikapi suatu masalah, hubungan antar anggota masyarakat akan sangat memberikan pengaruh terhadap pembentukan sikap seseorang yang tergabung dalam komunitas masyarakat tersebut.

Sikap Nasionalisme (Y) di era seperti sekarang ini tidak lagi diartikan sebagai cinta tanah air yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk membela tanah air hingga tetes darah penghabisan, melainkan bagaimana membuat negara

(5)

ini bebas dari kebodohan, korupsi, dan hal-hal kekinian lainnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2011:3) bahwa “generasi muda yang tidak pernah mengalami penderitaan masa penjajahan lebih peduli terhadap masalah-masalah kekinian seperti ledakan penduduk, kerusakan lingkungan, bencana alam, dan pemanasan global”. Dijelaskan lebih lanjut oleh Wiriaatmadja (2011:6) mendefinisikan nasionalisme sebagai “sense of belonging terhadap tanah air, merasakan diri sebagai bagian dari tanah air, peduli terhadap masa depan negerinya, membangun solidaritas, dan kesadaran kolektif bermasyarakat bangsa”.

Untuk memudahkan penelitian dan agar variabel penelitian dapat lebih operasional, maka dikemukakan beserta indikator-indikator dari masing-masing variabel penelitian tersebut. Berikut disajikan dalam bentuk matriks:

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR

Variabel Independent Lingkungan Sosial (X) Lingkungan Keluarga X 1

 Penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari

 Pola asuh atau cara didik orang tua dalam pembentukan jati diri anak

 Hubungan orang tua dengan anak

 Hubungan anak dengan anggota keluarga lainnya

 Penanaman nilai-nilai/adab/ tata krama/ etika

(dalam berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, dan anggota

(6)

Lanjutan...

Lingkungan Sekolah

X 2

 Metode yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar

 Pemberian pendidikan kebangsaan

 Sportif

 Pengembangan aspek intelektual dan emosi peserta didik dalam dimensi kemanusiaannya

 Sikap peserta didik terhadap guru (etika)

 Gaya hidup teman-teman sekolah

 Hubungan peserta didik dengan peserta didik lainnya

 Penanaman nilai-nilai kedisiplinan dan motivasi Lingkungan Masyarakat X 3  Empati  Toleransi  Menghormati perbedaan

 Menghargai sesama dalam kesederajatan

 Kemampuan berinteraksi sosial

(7)

Lanjutan... Variabel Dependent Sikap Nasionalisme (Y)

 Peduli terhadap nasib bangsa

 Mempertahankan identitas atau jati diri sebagai bangsa timur

 Menerima kemajemukan

 Memiliki rasa bangga terhadap bangsa (sense of pride)

 Memiliki rasa keterpautan dan rasa memiliki (sense of belonging)

 Memiliki harga diri, kebersamaan, dan keterkaitan (sense of solidarity)

 Memiliki kesadaran kebangsaan (sense of identity)

 Menghargai orang lain (terutama para pahlawan)  Jujur  Cerdas  Bertanggung jawab  Mandiri  Percaya diri

 Produktif (tidak konsumtif)

 Kreatif

 Bermental positif

 Peduli terhadap orang lain

 Memiliki motivasi yang tinggi dalam menuntut ilmu

 Peduli atau ramah terhadap lingkungan

 Memiliki disiplin dan komitmen yang tinggi terhadap kewajiban

 Menciptakan hubungan sosial yang serasi

 Mampu mengambangkan aspirasi dan menampilkan diri

Diadopsi dari Baron dan Donn Byrne (2005); Darmawan dan Momon Sudarma (2011); Maryani (2010); dan Wiriaatmadja (2011)

(8)

X1 Lingkungan Keluarga X2 Lingkungan Sekolah Sekolah X3 Lingkungan Masyarakat Y Sikap Nasionalisme

Bagan 3.1 Hubungan Antarvariabel D. Hubungan Antarvariabel

Bertolak pada definisi operasional dari masing-masing variabel, maka dapat dirumuskan hubungan antarvariabel guna memperjelas subtansi penelitian seperti tergambar dalam bagan di bawah ini:

berdasarkan bagan hubungan antar variabel tersebut, terlihat keterkaitan antar variabel satu dengan variabel lainnya, yaitu :

1. Variabel X1 memiliki hubungan dengan variabel Y 2. Variabel X2 memiliki hubungan dengan variabel Y 3. Variabel X3 memiliki hubungan dengan variabel Y

4. Variabel X1, X2 dan X3 secara bersama-sama memiliki hubungan dengan variabel Y

(9)

E. Teknik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang diperlukan untuk menjawab masalah dan membuktikan hipotesis yang diambil oleh peneliti, dibutuhkan instrumen sebagai alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu questionnaire. Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden) yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Kuesioner/angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran skala sikap model Likert (empat poin) untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap sikap nasionalisme peserta didik. Adapun langkah-langkah penyusunan kuesioner tersebut yaitu: (a) tahap persiapan; diantaranya menyusun kisi-kisi; merumuskan pernyataan dan pertanyaan; melakukan uji coba; menguji tingkat validitas dan reliabilitas soal yang ada, kemudian melakukan revisi terhadap pernyataan dan pertanyaan yang tidak valid dan reliabel. Tahap selanjutnya yaitu (b) menyebarkan angket kepada peserta didik yang dijadikan sampel penelitian, dan yang terakhir (c) mengolah dan menganalisis data, yang kemudian disusun dalam bentuk laporan.

(10)

1. Lingkungan Keluarga

Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan keluarga terhadap sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 15 item soal, dimana masing-masing butir menggunakan skala likert dengan empat kategori (4 untuk kategori Selalu; 3 kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah). Berikut disusun dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Keluarga

Variabel Indikator No Item

Lingkungan Keluarga

X 1

 Penanaman nilai-nilai keagamaan

dalam kehidupan sehari-hari 1,5

 Pola asuh atau cara didik orang tua dalam pembentukan jati diri anak

2, 6, 9, 10, 12

 Hubungan orang tua dengan anak 3, 4, 7, 8

 Hubungan anak dengan anggota

keluarga lainnya 11, 15

 Penanaman nilai-nilai/adab/ tata krama/ etika

(dalam berinteraksi dengan orang tua, teman sebaya, dan anggota masyarakat lainnya)

(11)

2. Lingkungan Sekolah

Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan sekolah terhadap sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 25 item soal, dimana masing-masing butir menggunakan skala likert dengan empat kategori (4 untuk kategori Selalu; 3 kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah). Berikut disusun dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Sekolah

Variabel Indikator No Item

Lingkungan Sekolah

X 2

 Metode yang digunakan guru dalam

proses belajar-mengajar 1,2,3

 Pemberian pendidikan kebangsaan

5, 6, 7, 9, 10, 13, 14,

16, 18, 21

 Sportif 8

 Pengembangan aspek intelektual dan emosi peserta didik dalam dimensi kemanusiaannya

4, 12, 17, 24

 Sikap peserta didik terhadap guru

(etika) 20, 23

 Gaya hidup teman-teman sekolah 15

 Hubungan peserta didik dengan

peserta didik lainnya 11

 Penanaman nilai-nilai kedisiplinan

(12)

3. Lingkungan Masyarakat

Instrumen untuk mengukur kontribusi lingkungan masyarakat terhadap sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 15 item soal, dimana masing-masing butir menggunakan skala likert dengan empat kategori (4 untuk kategori Selalu; 3 kategori Sering; 2 kategori Kadang-kadang; 1 kategori Tidak pernah). Berikut disusun dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Masyarakat

Variabel Indikator No Item

Lingkungan Masyarakat X 3  Empati 8  Toleransi 4, 6  Menghormati perbedaan 1, 3, 9

 Menghargai sesama dalam

kesederajatan 2, 11

 Kemampuan berinteraksi sosial 5, 7, 12, 13, 14, 15

 Peduli terhadap lingkungan

10

4. Sikap Nasionalisme Peserta didik

Instrumen untuk mengukur sikap nasionalisme peserta didik terdiri dari 45 item soal, dimana masing-masing butir menggunakan skala likert dengan empat kategori (4 untuk kategori Sangat Setuju; 3 kategori Setuju; 2 kategori Tidak Setuju; 1 Sangat Tidak Setuju). Berikut disusun dalam tabel di bawah ini:

(13)

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Sikap Nasionalisme

Variabel Indikator No Item

Sikap Nasionalisme

(Y)

 Peduli terhadap nasib bangsa 11, 25, 32

 Mempertahankan identitas atau jati

diri sebagai bangsa timur 3, 10

 Menerima kemajemukan 15, 16,

27, 36

 Memiliki rasa bangga terhadap

bangsa (sense of pride) 5, 8, 30

 Memiliki rasa keterpautan dan rasa

memiliki (sense of belonging) 9, 21, 31

 Memiliki harga diri, kebersamaan, dan keterkaitan (sense of solidarity)

35, 37, 39, 44, 45

 Memiliki kesadaran kebangsaan (sense of identity)

13, 22, 23

 Menghargai orang lain (terutama

para pahlawan) 33  Jujur 6  Cerdas 26  Bertanggung jawab 7  Mandiri 17, 45  Percaya diri 29

 Produktif (tidak konsumtif) 42

 Kreatif 12, 18,

42

 Bermental positif 14, 20, 34,

40, 45

 Peduli terhadap orang lain 19

 Memiliki motivasi yang tinggi

dalam menuntut ilmu 4

 Peduli atau ramah terhadap

lingkungan 1, 2, 24

 Memiliki disiplin dan komitmen

yang tinggi terhadap kewajiban 38

 Menciptakan hubungan sosial yang

serasi 41

 Mampu mengambangkan aspirasi

(14)

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari penyebaran angket/kuesioner diolah dan dianalisis serta diambil kesimpulan yang kemudian dilaporkan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis data yaitu memeriksa jumlah kuesioner, memberikan kode berupa nomor pada tiap kuesioner kemudian mentabulasi data yang ada. Setelah itu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen terlebih dahulu menggunakan bantuan software SPSS 17.

1. Uji validitas dan reliabilitas instrumen

Instrumen yang akan djadikan alat ukur dalam penelitian harus diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya, hal tersebut guna meminimalisir kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengumpulan data yang diperlukan. Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47) menyatakan bahwa “uji reliabilitas dan validitas diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kecenderungan keliru dapat diminimalkan”. Validitas itu sendiri dilakukan untuk menilai kualitas alat ukur, Singarimbun dan Sofian Effendi (1995:124) menjelaskan bahwa “validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur”, sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen sebagai alat ukur sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:47-48) menjelaskan bahwa “hasil pengukuran dikatakan dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum

(15)

perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur validitas yaitu sebagai berikut:

}

)

(

}{

)

(

{

)

(

2 2 2 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

xy

Dimana: rxy =koefisien korelasi X = skor tiap item Y = skor total

n = jumlah peserta tes

Saifuddin Azwar (2003) dalam Kusnendi (2009) menyatakan bahwa “item soal yang memiliki nilai koefisien korelasi ≥ 0.25 atau ≥ 0.30, maka item tersebut dikatakan valid”. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2009:173) bahwa “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dijelaskan lebih lanjut oleh Sugiyono mengenai kaidah keputusan nilai korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan nilai t-tabel pada taraf nyata sebesar α = 0,05 Setelah dibandingkan. Adapun kaidah yang dimaksud yaitu sebagai berikut :

1) Jika nilai korelasi yang dihasilkan lebih besar dari harga tabel, maka alat ukur yang digunakan dinyatakan valid.

2) Jika nilai korelasi yang dihasilkan lebih kecil atau sama dengan nilai t-tabel maka alat ukur yang digunakan dinyatakan tidak valid.

(16)

Sedangkan untuk mengukur reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach's Alpha (C), menggunakan rumus sebagai berikut:

              v c k v c k C 1  Dimana:

k = jumlah item dalam skala

c= rata-rata kovariansi antar-item

v = rata-rata variansi skor item

Hair, Anderson, Tatham & Black (1998) dalam Kusnendi (2009) menyatakan bahwa “jika nilai Cronbach's Alpha (C)  0,70 maka diindikasikan model pengukuran (instrumen pengukuran) memiliki reliabilitas internal yang memadai dalam mengukur konstruk yang diteliti”. Dari pernyataan tersebut serta melihat hasil perhitungan Cronbach's Alpha yang tertera dalam tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen pengukuran tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Setelah mengadakan uji coba instrumen dan mengetahui hasilnya, butir soal instrumen yang valid digunakan sebagai alat untuk mengukur sikap, namun yang tidak valid di-drop dari butir pernyataan dalam angket tersebut. Berikut dipaparkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas butir soal dalam instrumen yang telah diujicobakan pada sekolah yang memiliki kualifikasi yang sama:

(17)

Tabel 3.7

Validitas Variabel Lingkungan Keluarga (X1)

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item 1 78.15 78.182 .436 . .874 item 2 77.98 77.974 .544 . .872 item 3 78.13 77.035 .572 . .871 item 4 78.05 76.818 .597 . .870 item 5 78.48 75.948 .610 . .869 item 6 78.15 78.131 .441 . .874 item 7 77.88 80.010 .469 . .874 item 8 78.38 74.446 .659 . .867 item 9 78.03 77.410 .643 . .870 item 10 78.10 77.682 .554 . .872 item 11 78.63 74.292 .664 . .867 item 12 78.00 76.103 .674 . .868 item 13 78.68 74.328 .582 . .869 item 14 78.15 77.003 .576 . .871 item 15 78.60 74.913 .510 . .872 Tabel 3.8

Reliabilitas Variabel Lingkungan Keluarga (X1)

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .878 .889 15

(18)

Tabel 3.9

Validitas Variabel Lingkungan Sekolah (X2)

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item 1 69.85 74.233 .556 . .861 item 2 69.55 78.921 .416 . .866 item 3 69.45 79.536 .340 . .868 item 4 69.83 75.481 .480 . .864 item 5 69.40 76.605 .552 . .862 item 6 70.00 79.692 .202 . .872 item 7 69.60 75.221 .558 . .862 item 8 70.85 78.490 .397 . .866 item 9 69.88 74.881 .519 . .863 item 10 71.10 77.836 .387 . .867 item 11 69.35 79.003 .399 . .867 item 12 70.55 75.023 .474 . .864 item 13 70.02 75.153 .503 . .863 item 14 69.55 76.767 .549 . .863 item 15 69.60 74.451 .619 . .860 item 16 70.02 78.384 .276 . .871 item 17 70.20 76.574 .382 . .867 item 18 70.10 78.297 .295 . .870 item 19 70.50 78.359 .394 . .866 item 20 70.27 75.333 .519 . .863 item 21 70.43 76.712 .476 . .864 item 22 69.58 76.558 .502 . .863 item 23 69.73 75.538 .538 . .862 item 24 70.68 78.840 .329 . .868 item 25 70.13 81.394 .118 . .873 Tabel 3.10

Reliabilitas Variabel Lingkungan Sekolah (X2)

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .870 .871 25

(19)

Tabel 3.11

Validitas Variabel Lingkungan Masyarakat (X3)

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item 1 69.40 78.092 .671 . .853 item 2 70.00 80.359 .460 . .859 item 3 69.53 79.794 .464 . .859 item 4 70.15 76.849 .579 . .855 item 5 69.85 80.079 .473 . .859 item 6 69.80 79.344 .498 . .858 item 7 70.13 80.010 .470 . .859 item 8 69.55 79.997 .436 . .860 item 9 69.33 77.917 .705 . .852 item 10 69.53 78.615 .504 . .858 item 11 69.20 81.292 .475 . .859 item 12 69.65 78.233 .668 . .853 item 13 69.70 78.933 .462 . .859 item 14 69.45 80.459 .523 . .858 item 15 69.55 78.972 .661 . .854 Tabel 3.12

Reliabilitas Variabel Lingkungan Masyarakat (X3)

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .865 .866 15

(20)

Tabel 3.13

Validitas Variabel Sikap Nasionalisme Peserta didik (Y) Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted item 1 107.93 123.199 .371 . .894 item 2 108.55 124.459 .309 . .895 item 3 107.68 126.840 .363 . .893 item 4 107.73 121.640 .605 . .889 item 5 108.63 127.317 .213 . .896 item 6 108.13 122.830 .434 . .892 item 7 107.90 123.169 .504 . .891 item 8 108.28 121.333 .569 . .890 item 9 107.63 127.933 .252 . .895 item 10 108.10 125.118 .350 . .894 item 11 107.80 126.933 .308 . .894 item 12 107.78 120.948 .656 . .888 item 13 107.83 123.687 .513 . .891 item 14 107.80 123.395 .611 . .890 item 15 107.88 123.394 .637 . .890 item 16 107.95 127.997 .236 . .895 item 17 107.88 122.676 .598 . .890 item 18 107.93 120.122 .757 . .887 item 19 107.90 128.656 .197 . .896 item 20 108.23 124.435 .423 . .892 item 21 107.65 127.464 .313 . .894 item 22 107.85 125.105 .419 . .893 item 23 108.15 123.105 .379 . .894 item 24 108.10 126.195 .344 . .894 item 25 108.03 127.410 .331 . .894 item 26 108.05 123.997 .445 . .892 item 27 108.30 126.523 .325 . .894 item 28 107.75 122.654 .574 . .890 item 29 107.90 126.092 .361 . .893 item 30 108.10 124.451 .499 . .891 item 31 107.98 123.358 .515 . .891 item 32 108.28 123.794 .468 . .892 item 33 107.98 118.794 .681 . .887 item 34 108.10 132.246 -.065 . .900 item 35 108.28 125.538 .355 . .894 Item 36 107.75 126.092 .611 . .895 Item 37 108.03 124.451 .637 . .890

(21)

Lanjutan... Item 38 108.63 120.948 .445 . .892 Item 39 108.13 123.687 .325 . .894 Item 40 107.90 123.395 .574 . .890 Item 41 108.28 123.394 .361 . .893 Item 42 107.63 127.997 .499 . .891 Item 43 108.10 122.676 .515 . .891 Item 44 108.03 120.122 .468 . .892 Item 45 108.05 128.656 .681 . .887 Tabel 3.14

Reliabilitas Variabel Nasionalisme Peserta didik (Y)

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .895 .897 45

Sebelum menganalisis lebih jauh mengenai kontribusi antar variabel, terlebih dahulu dihitung tingkat normalitas dan homogenitas serta linieritas data yang ada. Hal tersebut dilakukan untuk mencari tahu apakah data yang akan diolah termasuk kedalam data yang berdistribusi normal dan homogen serta linier atau tidak . Dalam penghitungan normalitas, homogenitas dan linieritas tersebut digunakan bantuan software SPSS v.17, setelah melalui uji normalitas, homogenitas dan linieritas data barulah melangkah pada tahapan selanjutnya, yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mencari tahu apakah asumsi dasar mengenai masalah penelitian terbukti kebenarannya atau tidak.

(22)

2. Uji normalitas data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara frekuensi hasil observasi dengan frekuensi harapan (teoretis), Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:292) menjelaskan bahwa “jika frekuensi hasil observasi sangat dekat dengan frekuensi yang diharapkan, maka hal tersebut menunjukkan kesesuaian yang baik, dan kesesuaian yang baik akan membawa kepada penerimaan hipotesis”. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software SPSS v.17 dengan menggunakan uji kolmogorof-Smirnov, dimana

kriteria yang digunakan untuk mengukur apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dengan cara melihat nilai signifikansi yang tertera pada hasil pengolahan.

Adapun kaidah yang digunakan menurut Priyatno (2009:58) yaitu sebagai berikut jika nilai signifikansi (Sig.) > 0.05, maka data yang ada berdistribusi normal, sedangkan jika nilai signifikansi (Sig.) < 0.05, maka data yang ada tidak berdistribusi normal. Jika hasil data yang diolah merupakan data normal, maka selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistika parametrik, namun jika hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal maka dalam pengujian hipotesis menggunakan perhitungan statistika non parametrik. Jika uji normalitas dilakukan secara manual, maka langkah-langkah yang diperlukan sebagai berikut (Riduwan, 2008:187):

(23)

1) Menentukan skor terbesar dan skor terkecil yang kemudian dilanjutkan menghitungan Rentangan (R) dengan rumus

2) Menentukan banyaknya kelas interval

3) Menentukan panjang kelas (i) dengan rumus:

BK R i `

4) Menentukan rata-rata dengan rumus

n fx X

i

5) Menentukan simpangan baku dengan rumus

 1 . 2   

n n fx fx n S i i

6) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan langkah sebagai berikut:

o Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan skor kanan kelas ditambah 0,5.

o Mencari nilai Z-score dengan rumus

S X BK

Z  

o Mencari Chi Kuadrat dengan rumus

   k i e e o f f f 1 2 2 

o Kriteria pengujian adalah pada taraf signifikansi α 0,05 dikatakan data berdistribusi normal jika χ2

hitung ≤ χ2tabel, sedangkan jika χ2hitung > χ2tabel

(24)

3. Uji homogenitas data

Uji homogenitas dilakukan guna mengetahui apakah skore setiap variabel memiliki varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini sendiri merupakan salah satu syarat untuk menggunakan statistik parametrik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2009:150) bahwa “statistik parametris memerlukan terpenuhi beberapa asumsi atau syarat, diantaranya yaitu data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, varians data harus homogen dan harus memenuhi asumsi linieritas”. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS v.17, dengan kriteria pengujian jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α (0.05) maka variansi setiap sampel sama (homogen), namun jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α (0.05) maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen). Jika hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variansi data homogen, maka pengujian hipotesis dapat menggunakan statistik parametris.

Jika uji homogenitas dilakukan secara manual, maka langkah-langkah yang diperlukan sebagai berikut:

1) Mencari nilai F dengan menggunakan rumus (Fisher, 1985:23):

) 1 ( ) 1 ( 2 2

R

R

XY XY k k n F     Vk Vb F  dimana V = S2

(25)

Keterangan Vb = variansi terbesar Vk = variansi terkecil S = standar deviasi n = jumlah responden R = reliabel k = variabel

2) Menentukan nilai F daftar dengan mencari nilai Fα = (n1-1)(n2-1)

3) Menentukan homogenitas dengan kriteria, jika F hitung < Fα (n1-1)(n2-1) maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika F hitung ≥ Fα (n1-1)(n2-1) maka kedua variansi tidak homogen.

4. Uji linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas, yang dimaksud dengan linieritas disini adalah apakah garis regresi antara variabel X dan Y membentuk garis linier atau tidak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sugiyono (2008:265) bahwa “jika tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan”. Untuk itulah mengapa sebelum dilakukannya uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji linieritas.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Sugiyono (2008:274) mengenai kriteria uji linieritas bahwa untuk mengetahui regresi tersebut linier atau tidak, maka dapat dilihat dari nilai Fhitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai Ftabel. Adapun kriterianya yaitu apabila Fhitung<Ftabel maka regresi tersebut dikatakan linier, namun sebaliknya jika Fhitung>Ftabel maka regresi tersebut tidak linier, dan

(26)

konsekuensinya analisis regresi tidak dapat dilanjutkan. Adapun langkah-langkah uji linieritas yaitu:

a) Hitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

 

n Y JK g a 2 ) ( Re

b) Hitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg [b/a]) dengan rumus:

         

 

n Y X XY b JKReg(b/a)

c) Hitung Jumlah Kuadrat Residu (JKRes) dengan rumus:

 

 2 Re ( / ) Re ( )

Res Y JK gb a JK ga

JK

d) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg[a]) dengan rumus:

) ( Re ) ( Rega

JK

ga

RJK

e) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg[b/a]) dengan rumus:

) / ( Re ) / ( Regb a

JK

g b a

RJK

f) Hitung Raa-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKRes) dengan rumus:

2 Re Re  n JK RJK s s

g) Hitung Jumlah Kuadrat Error (JKE) dengan rumus:

 

          k E n Y Y JK 2 2

h) Hitung Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus:

E s TC

JK

JK

JK

Re

(27)

i) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (R JKTC) dengan rumus: 2   k JK RJK TC TC

j) Hitung Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) dengan rumus:

k n

JK

RJK E

E

k) Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

E TC hitung RJK RJK F

l) Tentukan aturan untuk pengambilan keputusan atau kriteria uji linier; jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima (linier).

m) Carilah nilai Ftabel menggunakan tabel F n) Bandingkan nilai Fhitung dan Ftabel

5. Uji hipotesis

a) Analisis korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan atau kontribusi variabel independent dengan variabel dependent. Jika koefisien semakin mendekat 1 atau -1 maka terdapat hubungan yang kuat, atau dapat dikatanan memberikan kontribusi yang berarti, sedangkan jika koefisien semakin mendekati 0 maka hubungan lemah. Untuk mengetahui hubungan tersebut berarti atau tidak maka dilakukan pengujian signifikansi, Priyatno (2009:17) mengemukakan bahwa langkah awal yang dilakukan yaitu menentukan hipotesis nol dan dan hipotesis alternatif:

(28)

1) Ho Lingkungan keluarga sebagai sumber pembelajaran sejarah tidak memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

Ha Lingkungan keluarga sebagai sumber pembelajaran sejarah dapat memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

2) Ho Lingkungan sekolah sebagai sumber pembelajaran sejaraih tidak memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

Ha Lingkungan sekolah sebagai sumber pembelajaran sejarah memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

3) Ho Lingkungan masyarakat sebagai sumber pembelajaran sejarah

tidak memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap

nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

(29)

Ha Lingkungan masyarakat sebagai sumber pembelajaran sejarah memberikan kontribusi berarti terhadap pembentukan sikap nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

4) Ho Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, secara bersama-sama tidak memberikan kontribusi berarti terhadap sikap nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau.

Ha Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, secara bersama-sama memberikan kontribusi berarti terhadap sikap nasionalisme peserta didik SMA di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

Sugiyono (2008:274) menjelaskan bahwa korelasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

 

 

2 2 2 2 i i i i i i i i

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

r

Untuk mengambil keputusan perlu memperhatikan kaidah yang telah ditetapkan, yaitu jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau dengan kata lain bahwa variabel independent tidak memberikan kontribusi berarti pada variabel dependent, sedangkan jika nilai signifikansi ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan

(30)

Ha diterima, atau dapat dikatakan bahwa variabel independent memberikan kontribusi terhadap variabel dependent.

b) Analisis regresi

Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana keadaan variabel dependent jika tiga variabel independent (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat) dijadikan sebagai prediktor. Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

3 3 2 2 1 1

X

b

X

b

X

b

a

Y

Uji-t

Uji-t dilakukan untuk menguji signifikansi antar variabel independent dan variabel dependent dengan cara membandingkan nilai t-tabel dan t-hitung. Jika nilai t-hitung ≤ t-tabel maka Ho diterima, namun jika nilai t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa variabel independent memberikan kontribusi yang berarti terhadap variabel dependent. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari t-hitung secara manual yaitu sebagai berikut:

2

1

3

parsial parsial hitung

r

n

r

t

(31)

Uji-F

Uji-f digunakan untuk mengetahui pengaruh atau kontribusi variabel independent secara serentak atau bersama-sama terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Jika nilai F-hitung ≤ F-tabel maka Ho diterima, namun jika nilai Ft-hitung >F-tabel maka Ho ditolak. Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai F yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2008:286):

2

2

1

1

R

m

m

N

R

F

G. Alur Penelitian

Penelitian ini dimulai masalah yang timbul dari hasil studi lapangan dan kepustakaan yang kemudian dilakukan penentuan lokasi dan subjek yang akan diteliti. Dalam lingkungan tempat penelitian, dikumpulkan data yang dibutuhkan namun sebelumnya dibuat isntrumen (yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya) yang akan digunakan sebagai salah satu alat pengumpulan data. Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut, kemudian disusun dalam sebuah laporan hasil penelitian, dan mengambil kesimpulan. Berikut digambarkan dengan bagan mengenai alur penelitian yang dilakukan:

(32)

Bagan 3.2. Alur Kegiatan Penelitian Persiapan Penelitian Studi Lapangan Studi Kepustakaan Masalah Penyusunan Instrumen

Uji Coba Butir Soal

Hasil Revisi Butir Soal

Penentuan Lokasi dan Subjek

Penelitian Analisis Data Penyusunan Laporan Kesimpulan Pengumpulan Data

Gambar

Tabel 3.2  Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pupuk organik cair urin sapi untuk pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus tricolor L) sebanyak 10% dan setara dengan urea.. Saran- saran yang dapat digunakan sebagai

Dari latar belakang yang diutarakan diatas maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui implementasi strategi pembelajaran metakognitif dalam meningkatkan

Instrumen informasi lapangan merupakan alat yang digunakan buat mengumpulkan data primer pada penelitian ini dikembangkan dari variabel penelitian, baik independen

Jika petani mendapatkan informasi 3 jenis terkait adanya sosialisasi benih padi varietas Mekongga.. 2) Kemampuan adalah keikutsertaan anggota kelompok tani pada saat

Seluruh hasil pengukuran oil and grease telah memenuhi NAB yang terdapat pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2014, yaitu 10 mg/L. (5) TSS dapat dipengaruhi

Penelitian tentang produksi polihdroksialkanoat (PHA) sudah lama dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Bioproses Departemen Teknik Kimia ITB, namun cara yang

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda,

Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah probability value (sig), apabila probability value dalam hasil pengujian lebih kecil dari 0,05, maka dapat