• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memorizing the Qur'an is good not only the pronunciation, but must be accompanied by understanding and practice.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Memorizing the Qur'an is good not only the pronunciation, but must be accompanied by understanding and practice."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

HAK ANAK UNTUK MENDAPATKAN PENDIDIKAN DI DALAM KELUARGA BERDASARKAN PRESPEKTIF ISLAM

Oleh: Fitria Ulfa

Dosen STIT Al Quran Al-Ittifaqiah Indralaya

ABSTRACT

The holly Qur‟an is the only holy book on earth that is awake, both pronunciation and its contents. Rashid Ridha once said that the only holy scriptures that are mutely mutually memorized and written are the holly qur‟an. Allah SWT promise will always keep it until doomsday. One of the guarding of Allah SWT to the holly Qur'an is to glorify the memorizers. Apart from being the guardian of Muslims against the holy book, memorizing the holly Qur'an is the identity and needs of every Muslim. This is because the holly Qur'an is the way of life of every Muslim. Without the memorization of the Qur'an, one can never know what is commanded and forbidden by religion, his soul will never be filled with the spirit of religious teachings. Allah's Messenger (may peace be upon him) said: "The one who does not have the recitation of the Qur'an is a bit like a

rundown slum.

Memorizing the Qur'an is good not only the pronunciation, but must be accompanied by understanding and practice.

(2)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

ABSTRAK

Al-Qur`an merupakan satu-satunya kitab suci di muka bumi ini yang terjaga, baik secara lafadz dan isinya. Rasyid Ridha pernah berkata bahwa satu-satunya kitab suci yang dinukil secara mutawatir dengan cara dihafal dan ditulis adalah Al-Qur`an. Allah SWT janji akan selalu menjaganya sampai hari kiamat.

Salah satu penjagaan Allah SWT terhadap Al-Qur`an adalah dengan memuliakan para penghafalnya. Selain sebagai penjagaan umat Islam terhadap kitab sucinya, menghafal Al-Qur`an merupakan identitas dan kebutuhan setiap muslim. Hal tersebut karena Al-Qur`an adalah jalan hidup setiap muslim. Tanpa adanya hafalan Al-Qur`an, seseorang tidak akan pernah tahu apa yang diperintahkan dan dilarang oleh agama, jiwanya tidak akan pernah terisi oleh ruh ajaran agama. Rasulullah saw bersabda, "Orang yang tidak mempunya hafalan Al-Qur`an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh. Menghafal Al-Qur`an baiknya tidak hanya lafadznya, namun harus diiringi dengan pemahaman dan pengamalan.

(3)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

I. PENDAHULUAN

Al-Qur‟an adalah kitab suci bagi umat Islam. Di dalamnya terkandung berbagai ilmu pengetahuan untuk manusia. Untuk itu membacanya termasuk suatu kebaikan bahkan kewajiban. Selain itu, Al-Qur‟an berisi petunjuk untuk hidup manusia.Mengamalkan Al-Qur‟an adalah kewajiban bagi seluruh umat muslim di dunia. Karena, di dalamnya terdapat penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang bagi umat Islam. Bahkan di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan mulai dari kesehatan, politik, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu lainnya. Maka Al-Qur‟an adalah petunjuk yang berisi penjelasan seluruh aspek kehidupan manusia.

Untuk mengamalkannya harus dimulai dari membacanya. Setelah dibaca, isinya pun harus dijaga. Caranya dengan memahami isi Al-Qur‟an dari artinya. Tak hanya dipahami artinya, harus juga di amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, beberapa orang yang ingin menjaga sepenuh hati Al-Qur‟an juga menghafalkan ayat-ayat di dalamnya.

Menghafal Al-Qur‟an sebagai bentuk menjaga sepenuh jiwa dan raga amalan dalam Al-Qur‟an. Apalagi dalam sholat, umat Islam diwajibkan untuk membaca surah pendek atau surah lain selain Al-Fatihah. Untuk itu, menghafal dan membaca Al-Qur‟an adalah bagian penting dari kehidupan seorang muslim dan muslimah.

Kini, sudah banyak bermunculan kembali anak-anak penghafal Al-Qur‟an. Dengan bimbingan orang tua mereka, akhirnya mereka berhasil menjadi seorang hafidz. Ternyata hal ini pun didasari karena kesadaran orang tua akan manfaat membaca dan menghafal Al-Qur‟an.Anda juga ingin tahu apa saja manfaat yang bisa diambil dari menghafal dan membaca Al-Qur‟an?

(4)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Menghafal Al Qur’an

Tahfidz Al-Qur‟an terdiri dari dua kata yaitu tahfidz dan Al-Qur‟an. Kata tahfidz merupakan bentuk masdar ghoir mim dari kata اًظٍِْفْحَت - ُظِّفَحٌُ – َظَّفَح yang mempunyai arti menghafalkan. Sedangkan menurut Abdul Aziz Abdul Rauf definisi tahfidz atau menghafal adalah proses mengulang sesuatu, baik dengan membaca atau mendengar. Pekerjaan apapun jika sering diulang, pasti menjadi hafal.

1. Pengertian Al-Quran secara etimologi dan terminologi a. Pengertian Etimologi (bahasa).

Secara bahasa Al-Quran berasal dari bahasa Arab , yaitu qaraa-yaqrau-quraanan yang berarti bacaan. Hal itu dijelaskan sendiri oleh Al-Quran dalam Surah Al-Qiyamah ayat 17-18 Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dalam dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu. QS. Al-Qiyamaah 17-18

b. Pengertian Al-Quran Terminologi (istilah).

Sedangkan secara terminologi Al-Qur‟an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai mukjizat yang tertulis dalam lembaran-lembaran, yang diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya merupakan ibadah. tetapi banyak ulama yang mendefinisikan pengertian al-Qur‟an secara terminologi diantaranya:

a. Menurut Manna‟ Al-Qhattan :

ِهِذَو َلَِرِت ُدَثَعَرَُْىَا ٌََّيَصَو ِهَُْيَع ُالله ٍَّيَص ٍدَََّحٍُ ٍَيَع ُهًّّزََُْىا ِالله ًُ َلََم Artinya : kitab Allah yang diturnkan kepada Nabi Muhammad SAW dan orang yang membacanya memperoleh pahala.

b. Menurut Al-Jurjani :

َع ُهَّزََُْْىَا َىُه ٍحَهْثُش َلَِت اًّسِذاَىَرٍُ ًّلَْقَّ ُهَْْع ُهىُقََْْْىَا ِفِحاَصََْىا ًِف ِبىُرْنََىا ِهىُصَّسىا ًَي

: Artinya Al Qur‟an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW., ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawattir tanpa keraguan.

(5)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

c. Menurut kalangan pakar ushul fiqh, fiqh, dan bahasa Arab :

ُذاَىَّرىاِت ُهىُقََْْْىَا ِهِذَو َلَِرِت ُدَّثَعَرَُْىَا ِزِجْعَُْىَا ً.ص ٍدَََّحٍُ ِهُِِّثَّ ًَيَع ُهَّزََُْىا ِالله ًُ َلََم ٍِِْ ِفِحاَصََْىَا ًِف ِبىُرْنََْىَا ِس

ِهَّوَا ِساَّْىا ٍجَزىُص ًَىِا ِحَحِذاَفْىَا ٍجَزْىُص Artinya : kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad.

Lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai ibadah, diturunkan secara mutawattir, dan ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai pada surat An-Nass.

Dari pengertian di atas, ada beberapa bagian yang unsur penting, 1. Al-Qur‟an adalah firman Allah.

Artinya : ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). QS. An-Najm 4

Ayat ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah wahyu (bisikan dalam sukma dan isyarat yang cepat yang bersifat rahasia disampaikan oleh Allah kepada Nabi dan Rasul) yang diturunkan oleh Alla kepada nabi Muhammad SAW.

2. Al-Quran adalah mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

Tak satu pun jin dan manusia yang dapat menandinginya, meskipun mereka berkerjasama.

Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". QS. Al Isra‟ 88

3. Al-Quran disampaikan secara mutawatir.

Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr 9) Ayat ini memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al Quran selama-lamanya.

(6)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

4. Membaca Al-Quran bernilai ibadah.

Nabi bersabda: “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali lipat” (Al-Hadist).

5. Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Artinya : Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". QS. An-Nahl 102

Setelah melihat pengertian tahfidz/menghafal dan Al-Qur‟an di atas dapat disimpulkan bahwa menghafal Al-Qur‟an adalah suatu proses untuk memelihara, menjaga dan melestarikan kemurnian Al-Qur‟an yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. diluar kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik secara keseluruhan ataupun sebagiannya.

Sesuatu yang paling berhak dihafal adalah Al Qur‟an, karena Al Qur‟an adalah Firman Allah, pedoman hidup umat Islam, sumber dari segala sumber hukum, dan bacaan yang paling sering dulang-ulang oleh manusia. Oleh Karenanya, seorang penuntut ilmu hendaknya meletakan hafalan Al Qur‟an sebagai prioritas utamanya. Berkata Imam Nawawi : “ Hal Pertama ( yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu ) adalah menghafal Al Quran, karena dia adalah ilmu yang terpenting, bahkan para ulama salaf tidak akan mengajarkan hadits dan fiqh kecuali bagi siapa yang telah hafal Al Quran. Kalau sudah hafal Al Quran jangan sekali- kali menyibukan diri dengan hadits dan fikih atau materi lainnya, karena akan menyebabkan hilangnya sebagian atau bahkan seluruh hafalan Al Quran. “( Imam Nawawi, Al Majmu‟,( Beirut, Dar Al Fikri, 1996 ) Cet. Pertama, Juz: I, hal : 66)

B. Langkah-Langkah Menghafal Al Qur’an

Di bawah ini beberapa langkah efektif untuk menghafal Al Qur‟an yang disebutkan para ulama, diantaranya adalah sebagai berikut:

(7)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Langkah Pertama: Pertama kali seseorang yang ingin menghafal Al Qur‟am hendaknya mengikhlaskan niatnya hanya karena Allah saja. Dengan niat ikhlas, maka Allah akan membantu anda dan menjauhkan anda dari rasa malas dan bosan. Suatu pekerjaan yang diniatkan ikhlas, biasanya akan terus dan tidak berhenti. Berbeda kalau niatnya hanya untuk mengejar materi ujian atau hanya ingin ikut perlombaan, atau karena yang lain.

Langkah Kedua: Hendaknya setelah itu, ia melakukan Sholat Hajat dengan memohon kepada Allah agar dimudahkan di dalam menghafal Al Qur‟an. Waktu sholat hajat ini tidak ditentukan dan do‟anyapun diserahkan kepada masing-masing pribadi. Hal ini sebagaimana yang diriwayat Hudzaifah ra, yang berkata :

ًيص سٍأ هتزح اذإ ٌيصو هُيع الله ًيص الله هىصز ُام “ Bahwasanya Rosulullah saw jika ditimpa suatu masalah beliau langsung mengerjakan sholat. “

Adapun riwayat yang menyebutkan doa tertentu dalam sholat hajat adalah riwayat lemah, bahkan riwayat yang mungkar dan tidak bisa dijadikan sandaran.

Begitu juga hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas ra yang menjelaskan bahwa Rosulullah saw mengajarkan Ali bin Abu Thalib sholat khusus untuk meghafal Al Qur‟an yang terdiri dari empat rekaat , rekaat pertama membaca Al Fatihah dan surat Yasin, rekaat kedua membaca surat Al Fatihah dan Ad Dukhan, rekaat ketiga membaca surat Al Fatihah dan Sajdah, dan rekaat keempat membaca surat Al Fatihah dan Al Mulk, itu adalah hadist maudhu‟ dan tidak boleh diamalkan.

Langkah Ketiga: Memperbanyak do‟a untuk menghafal Al Qur‟an.

Do‟a ini memang tidak terdapat dalam hadits, akan tetapi seorang muslim bisa berdo‟a menurut kemampuan dan bahasanya masing-masing. Mungkin anda bisa berdo‟a seperti ini:

اٌ اىع كٍضزٌ يذلا هجىلا ىلع راهىلا فازطأو لٍللا ءاوأ هتولات ًىقسرو مٌزكلا نآزقلا ظفحل ًىقفو مهللا محرأ . هٍمحازلا “ Ya Allah berikanlah kepada saya taufik untuk bisa menghafal Al Qur‟an, dan berilah saya kekuatan untuk terus membacanya siang dan malam sesuai dengan ridho dan tuntunan-Mu , wahai Yang Maha Pengasih “.

(8)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Langkah Keempat: Menentukan salah satu metode untuk menghafal Al Qur‟an. Sebenarnya banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk menghafal Al Qur‟an, masing-masing orang akan mengambil metode yang sesuai dengan dirinya. Akan tetapi di sini hanya akan disebutkan dua metode yang sering dipakai oleh sebagian kalangan, dan terbukti sangat efektif.:

Metode Pertama: Menghafal per satu halaman (menggunakan Mushaf Madinah). Kita membaca satu lembar yang mau kita hafal sebanyak tiga atau lima kali secara benar, setelah itu kita baru mulai menghafalnya. Setelah hafal satu lembar, baru kita pindah kepada lembaran berikutnya dengan cara yang sama. Dan jangan sampai pindah ke halaman berikutnya kecuali telah mengulangi halaman- halaman yang sudah kita hafal sebelumnya. Sebagai contoh: jika kita sudah menghafal satu lembar kemudian kita lanjutkan pada lembar ke-dua, maka sebelum menghafal halaman ke-tiga, kita harus mengulangi dua halaman sebelumnya. Kemudian sebelum menghafal halaman ke-empat, kita harus mengulangi tiga halaman yang sudah kita hafal. Kemudian sebelum meghafal halaman ke-lima, kita harus mengulangi empat halaman yang sudah kita hafal. Jadi, tiap hari kita mengulangi lima halaman : satu yang baru, empat yang lama. Jika kita ingin menghafal halaman ke-enam, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya, yaitu halaman dua, tiga, empat dan lima. Untuk halaman satu kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali. Jika kita ingin menghafal halaman ke-tujuh, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya, yaitu halaman tiga, empat, lima, dan enam. Untuk halaman satu dan dua kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali, dan begitu seterusnya.

Perlu diperhatikan juga, setiap kita menghafal satu halaman sebaiknya ditambah satu ayat di halaman berikutnya, agar kita bisa menyambungkan hafalan antara satu halaman dengan halaman berikutnya.

Metode Kedua: Menghafal per-ayat, yaitu membaca satu ayat yang mau kita hafal tiga atau lima kali secara benar, setelah itu, kita baru menghafal ayat tersebut. Setelah selesai, kita pindah ke ayat berikutnya dengan cara yang sama, dan begiu seterusnya sampai satu halaman. Akan tetapi sebelum pindah ke ayat

(9)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

berikutnya kita harus mengulangi apa yang sudah kita hafal dari ayat sebelumnya. Setelah satu halaman, maka kita mengulanginya sebagaimana yang telah diterangkan pada metode pertama.

Untuk memudahkan hafalan juga, kita bisa membagi Al Qur‟an menjadi tujuh hizb/ bagian:

1. Surat Al Baqarah sampai Surat An Nisa‟ 2. Surat Al Maidah sampai Surat At Taubah 3. Surat Yunus sampai Surat An Nahl 4. Surat Al Isra‟ sampai Al Furqan 5. Surat As Syuara‟ sampai Surat Yasin 6. Surat As Shoffat sampai Surat Al Hujurat 7. Surat Qaf sampai Surat An Nas

Boleh juga dimulai dari bagian terakhir yaitu dari Surat Qaf sampai Surat An Nas, kemudian masuk pada bagian ke-enam dan seterusnya.

Langkah Kelima: Memperbaiki Bacaan. Sebelum mulai menghafal, hendaknya kita memperbaiki bacaan Al Qur‟an agar sesuai dengan tajwid. Perbaikan bacaan meliputi beberapa hal, di antaranya:

1. Memperbaiki Makhroj Huruf. Seperti huruf ( dzal) jangan dibaca ( zal ), atau huruf ( tsa) jangan dibaca ( sa‟ ) sebagaimana contoh di bawah ini :

ٌث —— َِرىا / ٌص > -َِزىا >

2. Memperbaiki Harakat Huruf. Seperti yang terdapat dalam ayat-ayat di bawah ini: 1 ُهُّتَز ٌَُِهاَسْتِإ ًَيَرْتا ِذِإَو / : جسقثىا ( خاَِيَنِت 124 ) -﴾ ٌُُهاستإ> 2 : جدئاَىا ( ٌِْهَُْيَع َةُِقَّسىا َدَّْأ َدُْْم ٍَِْرَُّْفَىَذ اَََّيَف ٌِْهُِف ُدٍُْد اٍَ اًّدُِهَش ٌِْهَُْيَع ُ دُْْمَو / 116 ) < ُ دُْْمَو ——— َدُْْم > 3 َأ َعَثَّرَ َُْأ ُّقَحَأ ِّقَحْىا ًَىِإ ٌِدْهََ َََِْفَأ / : شّو ( يَدْهَُ َُْأ َّلَِإ ٌِّدِهََ َلَ ٍَِْ ًْ 35 ) -ٌِدْهََ لَ ٍِ ًأ > 4 : ديصف ( ِشِّْ ْلْاَو ِِِّجْىا ٍَِِ اَّ َّلََضَأ ََِِْرَّىا اَِّزَأ اََّْتَز / 22 ) َِِرَّىا > 5 ُءاَز َج َلِىَذَو اَهُِف ََِِْدِىاَخ ِزاَّْىا ٍِف اََُهََّّأ اََُهَرَثِقاَع َُاَنَف / :سشحىا ﴾ ََُِِِىاَّظىا 17 ) اهُف َِِدىاخ >

Langkah Keenam : Untuk menunjang agar bacaan baik, hendaknya hafalan yang ada, kita setorkan kepada orang lain, agar orang tersebut membenarkan jika bacaan kita salah. Kadang, ketika menghafal sendiri sering terjadi kesalahan

(10)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

dalam bacaan kita, karena kita tidak pernah menyetorkan hafalan kita kepada orang lain, sehingga kesalahan itu terus terbawa dalam hafalan kita, dan kita menghafalnya dengan bacaan tersebut bertahun-tahun lamanya tanpa mengetahui bahwa itu salah, sampai orang lain yang mendengarkannya akhirnya memberitahukan kesalahan tersebut.

Langkah Ketujuh : Faktor lain agar bacaan kita baik dan tidak salah, adalah memperbanyak untuk mendengar kaset-kaset bacaan Al Qur‟an murattal dari syekh yang maupan dalam bacaannya. Kalau bisa, tidak hanya sekedar mendengar sambil mengerjakan pekerjaan lain, akan tetapi mendengar dengan serius dan secara teratur.

Langkah Kedelapan : Untuk menguatkan hafalan, hendaknya kita mengulangi halaman yang sudah kita hafal sesering mungkin, jangan sampai kita sudah merasa hafal satu halaman, kemudian kita tinggal hafalan tersebut dalam tempo yang lama, hal ini akan menyebabkan hilangnya hafalan tersebut. Diriwayatkan bahwa Imam Ibnu Abi Hatim, seorang ahli hadits yang hafalannya sangat terkenal dengan kuatnya hafalannya. Pada suatu ketika, ia menghafal sebuah buku dan diulanginya berkali-kali, mungkin sampai tujuh puluh kali. Kebetulan dalam rumah itu ada nenek tua. Karena seringnya dia mengulang-ulang hafalannya, sampai nenek tersebut bosan mendengarnya, kemudian nenek tersebut memanggil Ibnu Abi Hatim dan bertanya kepadanya: Wahai anak, apa sih yang sedang engkau kerjakan ? “ Saya sedang menghafal sebuah buku “ , jawabnya. Berkata nenek tersebut : “ Nggak usah seperti itu, saya saja sudah hafal buku tersebut hanya dengan mendengar hafalanmu.” . “ Kalau begitu, saya ingin mendengar hafalanmu “ kata Ibnu Abi Hatim, lalu nenek tersebut mulai mengeluarkan hafalannya. Setelah kejadian itu berlalu setahun lamanya, Ibnu Abi Hatim datang kembali kepada nenek tersebut dan meminta agar nenek tersebut menngulangi hafalan yang sudah dihafalnya setahun yang lalu, ternyata nenek tersebut sudah tidak hafal sama sekali tentang buku tersebut, dan sebaliknya Ibnu Abi Hatim, tidak ada satupun hafalannya yang lupa. Cerita ini menunjukkan bahwa mengulang-ulang hafalan sangatlah penting. Barangkali kalau sekedar menghafal banyak orang yang bisa melakukannya dengan cepat, sebagaimana nenek tadi.

(11)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Bahkan kita sering mendengar seseorang bisa menghafal Al Qur‟an dalam hitungan minggu atau hitungan bulan, dan hal itu tidak terlalu sulit, akan tetapi yang sulit adalah menjaga hafalan dan mengulanginya secara kontinu.

Langkah Kesembilan: Faktor lain yang menguatkan hafalan adalah menggunakan seluruh panca indra yang kita miliki. Maksudnya kita menghafal bukan hanya dengan mata saja, akan tetapi dibarengi dengan membacanya dengan mulut kita, dan kalau perlu kita lanjutkan dengan menulisnya ke dalam buku atau papan tulis. Ini sangat membantu hafalan seseorang. Ada beberapa teman dari Marokko yang menceritakan bahwa cara menghafal Al Qur‟an yang diterapkan di sebagian daerah di Marokko adalah dengan menuliskan hafalannya di atas papan kecil yang dipegang oleh masing-masing murid, setelah mereka bisa menghafalnya di luar kepala, baru tulisan tersebut dicuci dengan air.

Langkah Kesepuluh: Menghafal kepada seorang guru.

Menghafal Al Qur‟an kepada seorang guru yang ahli dan mapan dalam Al Qur‟an adalah sangat diperlukan agar seseorang bisa menghafal dengan baik dan benar. Rosulullah saw sendiri menghafal Al Qur‟an dengan Jibril as, dan mengulanginya pada bulan Ramadlan sampai dua kali katam.

Langkah Kesebelas: Menggunakan satu jenis mushaf Al Qur‟an dan jangan sekali-kali pindah dari satu jenis mushaf kepada yang lainnya. Karena mata kita akan ikut menghafal apa yang kita lihat. Jika kita melihat satu ayat lebih dari satu posisi, jelas itu akan mengaburkan hafalan kita. Masalah ini, sudah dihimbau oleh salah seorang penyair dalam tulisannya:

ف سصثذ اٍ ُذلأا وثق ظفحذ ُِعىا ٍقاثىا كسَع فحصٍ لضفْى سرخا

.

“ Mata akan menghafal apa yang dilihatnya- sebelum telinga- , maka pilihlah satu mushaf untuk anda selama hidupmu.

Yang dimaksud jenis mushaf di sini adalah model penulisan mushaf. Di sana ada beberapa model penulisan mushaf, diantaranya adalah : Mushaf Madinah atau terkenal dengan Al Qur‟an pojok, satu juz dari mushaf ini terdiri dari 10 lembar, 20 halaman, 8 hizb, dan setiap halaman dimulai dengan ayat baru. Mushaf Madinah ( Mushaf Pojok ) ini paling banyak dipakai oleh para pengahafal Al Qur‟an, banyak dibagi-bagikan oleh pemerintah Saudi kepada para jama‟ah haji.

(12)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Cetakan-cetakan Al Qur‟an sekarang merujuk kepada model mushaf seperti ini. Dan bentuk mushaf seperti ini paling baik untuk dipakai menghafal Al Qur‟an.

Disana ada model lain, seperti mushaf Al Qur‟an yang dipakai oleh sebagain orang Mesir, ada juga mushaf yang dipakai oleh sebagain orang Pakistan dan India, bahkan ada model mushaf yang dipakai oleh sebagian pondok pesantren tahfidh Al Qur‟an di Indonesia yang dicetak oleh Manar Qudus , Demak.

Langkah Keduabelas : Pilihlah waktu yang tepat untuk menghafal, dan ini tergantung kepada pribadi masing-masing. Akan tetapi dalam suatu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, disebutkan bahwasanya Rosulullah saw bersabda:

ححوسىاو جودغىات اىُْعرصاو ، اوسشتأ و اىتزاقو اوددضف ، هثيغ لَإ دحأ َِدىا داشَ ِىو ، سضَ َِدىا ُإ حجىدىا ٍِ ئشو “ Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada yang mempersulit diri dalam agama ini kecuali dia akan capai sendiri, makanya amalkan agama ini dengan benar, pelan-pelan, dan berilah kabar gembira, serta gunakan waktu pagi, siang dan malam ( untuk mengerjakannya ) “ ( HR Bukhari )

Dalam hadist di atas disebutkan waktu pagi ,siang dan malam, artinya kita bisa menggunakan waktu-waktu tersebut untuk menghafal Al Qur‟an. Sebagai contoh: di pagi hari, sehabis sholat subuh sampai terbitnya matahari, bisa kita gunakan untuk menghafal Al Qur‟an atau untuk mengulangi hafalan tersebut, waktu siang siang, habis sholat dluhur, waktu sore habis sholat Ashar, waktu malam habis sholat Isya‟ atau ketika melakukan sholat tahajud dan seterusnya. Langkah Ketigabelas : Salah satu waktu yang sangat tepat untuk melakukan pengulangan hafalan adalah waktu ketika sedang mengerjakan sholat-sholat sunnah, baik di masjid maupun di rumah. Hal ini dikarenakan waktu sholat, seseorang sedang konsentrasi menghadap Allah, dan konsentrasi inilah yang membantu kita dalam mengulangi hafalan. Berbeda ketika di luar sholat, seseorang cenderung untuk bosan berada dalam satu posisi, ia ingin selalu bergerak, kadang matanya menengok kanan atau kiri, atau kepalanya akan menengok ketika ada sesuatu yang menarik, atau bahkan kawannya akan

(13)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

menghampirinya dan mengajaknya ngobrol . Berbeda kalau seseorang sedang sholat, kawannya yang punya kepentingan kepadanya-pun terpaksa harus menunggu selesainya sholat dan tidak berani mendekatinya, dan begitu seterusnya.

Langkah Ketigabelas : Salah satu faktor yang mendukung hafalan adalah memperhatikan ayat-ayat yang serupa (mutasyabih) . Biasanya seseorang yang tidak memperhatikan ayat-ayat yang serupa (mutasyabih), hafalannya akan tumpang tindih antara satu dengan lainnya. Ayat yang ada di juz lima umpamanya akan terbawa ke juz sepuluh. Ayat yang mestinya ada di surat Surat Al-Maidah akan terbawa ke surat Al-Baqarah, dan begitu seterusnya. Di bawah ini ada beberapa contoh ayat-ayat serupa ( mutasyabihah ) yang seseorang sering melakukan kesalahan ketika menghafalnya :

- 173 جسقثىا ﴾ ِ َّالله ِسَُْغِى ِهِت َّوِهُأ اٍََو ﴿< ———— > ،145 ًاعّلأاو ،3 جدئاَىا ) ِهِت ِ َّالله ِسَُْغِى َّوِهُأ اٍََو ﴿ وحْىا و 115 - ( 61 : جسقثىا ) قحىا سُغت ُُِِِّثَّْىا َُىُيُرْقَََو ِ َّالله ِخاََآِت َُوُسُفْنََ اىُّاَم ٌُْهََّّؤِت َلِىذ ( 21 : ُاسَع هآ ) قح سُغت ُُِِِّثَّْىا َُىُيُرْقَََو ِ َّالله خاَآت ُوسفنَ َِرىا ُإ ( 112 : ُسَع هآ ) قح سُغت ءاُثّلأا َُىُيُرْقَََو ِ َّالله ِخاََآِت َُوُسُفْنََ اىُّاَم ٌُْهََّّؤِت َلِىذ Langkah Kelima belas: Setelah hafal Al Qur‟an, jangan sampai ditinggal begitu saja. Banyak dari teman-teman yang sudah menamatkan Al Qur‟an di salah satu pondok pesantren, setelah keluar dan sibuk dengan studinya yang lebih tinggi, atau setelah menikah atau sudah sibuk pada suatu pekerjaan, dia tidak lagi mempunyai program untuk menjaga hafalannya kembali, sehingga Al-Qur‟an yang sudah dihafalnya beberapa tahun di pesantren akhirnya hanya tinggal kenangan saja. Setelah ditinggal lama dan sibuk dengan urusannya, ia merasa berat untuk mengembalikan hafalannya lagi. Fenomena seperti sangat banyak terjadi dan hal itu sangat disayangkan sekali. Boleh jadi, ia mendapatkan ijazah sebagai seorang yang bergelar ” hafidz ” atau ” hafidhzah “, akan tetapi jika ditanya tentang hafalan Al- Qur‟an, maka jawabannya adalah nihil.

Yang paling penting dalam hal ini bukanlah menghafal, karena banyak orang bisa menghafal Al Qur‟an dalam waktu yang sangat singkat, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga hafalan tersebut agar tetap

(14)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

terus ada dalam dada kita. Di sinilah letak perbedaan antara orang yang benar-benar istiqamah dengan orang yang hanya rajin pada awalnya saja. Karena, untuk menjaga hafalan Al Qur‟an diperlukan kemauan yang kuat dan istiqamah yang tinggi. Dia harus meluangkan waktunya setiap hari untuk mengulangi hafalannya. Banyak cara untuk menjaga hafalan Al Qur‟an, masing-masing tentunya memilih yang terbaik untuknya. Diantara cara untuk menjaga hafalan Al Qur‟an adalah sebagai berikut:

1. Mengulangi hafalan menurut waktu sholat lima waktu. Seorang muslim

tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk mengulangi hafalannya. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian, sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat umpamanya :i sebelum adzan, dan waktu antara adzan dan iqamah. Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi hafalannya lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir ba‟da sholat atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan setelah dzkir sore setelah sholat Ashar. Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak seperempat juz dan sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia bisa mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau bisa istiqamah seperti ini, maka dia bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita waktunya sama sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz setiap hari pada sholat malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan bisa menghatamkan Al Qur‟an pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali.

2. Ada sebagian orang yang mengulangi hafalannya pada malam saja, yaitu ketika ia mengerjakan sholat tahajud. Biasanya dia menghabiskan sholat tahajudnya selama dua jam. Cuma kita tidak tahu, selama dua jam itu berapa juz yang ia dapatkan. Menurut ukuran umum, kalau hafalannya lancar, biasanya ia bisa menyelesaikan satu juz dalam waktu setengah jam.

(15)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Berarti, selama dua jam dia bisa menyelesaikan dua sampai tiga juz dengan dikurangi waktu sujud dan ruku.

3. Ada juga sebagian teman yang mengulangi hafalannya dengan cara masuk dalam halaqah para penghafal Al Qur‟an. Kalau halaqah tersebut berkumpul setiap tiga hari sekali, dan setiap peserta wajib menyetor hafalannya kepada temannya lima juz berarti masing-masing dari peserta mampu menghatamkan Al Qur‟an setiap lima belas hari sekali. Inipun hanya bisa terlaksana jika masig-masing dari peserta mengulangi hafalannya sendiri-sendiri dahulu.

C. Efek Positive Menghafal Al Qur’an

Menghafal Al-Qur‟an sebagai bentuk menjaga sepenuh jiwa dan raga amalan dalam Al-Qur‟an. Apalagi dalam sholat, umat Islam diwajibkan untuk membaca surah pendek atau surah lain selain Al-Fatihah. Untuk itu, menghafal dan membaca Al-Qur‟an adalah bagian penting dari kehidupan seorang muslim dan muslimah.

Kini, sudah banyak bermunculan kembali anak-anak penghafal Al-Qur‟an. Dengan bimbingan orangtua mereka, akhirnya mereka berhasil menjadi seorang hafidz. Ternyata hal ini pun didasari karena kesadaran orangtua akan manfaat membaca dan menghafal Al-Qur‟an.

Anda juga ingin tahu apa saja manfaat yang bisa diambil dari menghafal dan membaca Al-Qur‟an, yakni

1. Mendapat Kenikmatan Dunia

Menurut beberapa hadits, salah satu kenikmatan dunia adalah hafal dengan Al-Qur‟an. Dengan menjaga Al-Qur‟an, Allah senantiasa memberikan kemudahan baginya. Bahkan Allah izinkan hambanya untuk iri pada seseorang yang diberi kenikmatan hafal Al-Qur‟an.”Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al-Qur‟an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, „Andaikan aku diberi

(16)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat‟” (HR. Bukhari)

2. Mendapat Pahala Kebaikan

Manfaat menghafal Al-Qur‟an selanjutnya adalah bertambahnya pahala kebaikan. Semua manusia berlomba untuk bisa memperoleh pahala. Pahala inilah yang akan menghantarkan manusia ke surga. Pahala diperoleh dari kebaikan yang dilakukan selama manusia hidup. Salah satunya dengan membaca dan menghafal Al-Qur‟an. Allah pun akan lipat gandakan pahala ini bagi orang-orang yang rajin. “Barang siapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah maka seseorang akan mendapatkan kebaikan satu kali. tetapi setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kalinya.” (HR. Tirmidzi)

3. Mendapat Penghargaan Khusus Tasyrif Nabawi

Rasulullah sangat menghargai para hafidz Qur‟an. Diberikannya berbagai keutamaan khusus. Seperti saat wafat akan didahulukan di kubur, dan juga dijadikan pemimpin delegasi atau pasukan khusus. Orang yang punya hafalan banyak pun diizinkan menjadi imam sholat berjamaah. Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al-Qur‟an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari). Rasulullah SAW bersabda, ”Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim). Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab, ”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa‟i)

(17)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

4. Mencerminkan Seseorang yang Memiliki Ilmu

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa orang berilmu punya nilai lebih. Karena, ilmulah yang menjaga seseorang. Dibandingkan harta, orang yang berilmu senantiasa punya jabatan lebih. Dalam Al-Qur‟an pun, orang yang hafal Al-Qur‟an sangat istimewa. “Sebenarnya, Al Qur‟an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS Al-Ankabuut 29:49)

5. Memberikan Derajat dan Wibawa yang Lebih Baik

Membaca Al-Qur‟an akan membuat diri lebih berilmu. Dengan demikian, orang-orang pun akan menghormati penghafal Qur‟an. Seorang penghafal Al-Qur‟an akan disenangi, disayangi, bahkan dikagumi banyak orang. Karena, ingin mencontoh kemampuannya.“Orang orang yang hebat dalam membaca Al-Qur‟an akan selalu ditemani para malaikat pencatat yang paling dimuliakan da taat pada Allah SWT dan orang orang yang terbata-bata membaca Al-Qur‟an lalu bersusah payah mempelajarinya maka dia akan mendapatkan dua kali pahala,” (HR. Bukhari)”

6. Menghormati Seorang Hafidz juga Disukai Allah

Dalam hal ini Allah melihat seseorang yang menyenangi dan mengagumi hafidz sama halnya mengagungkan Allah. Artinya, dengan kuasa Allah seorang hafidz dimampukan untuk bisa hafal banyak ayat. Itulah sama halnya mengagumi kuasa Allah berupa rahmat pada seorang penghafal Al-Qur‟an.“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al-Qur‟an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan Penguasa yang adil.” (HR. Abu Daud)

7. Hafidz Merupakan Orang-orang Terpilih

Manfaat menghafal Al-Qur‟an sangat banyak bagi seorang hafidz atau orang yang fasih menghafalkan Al Qur‟an. Hidayah Allah diketahui hanya untuk orang-orang tertentu saja. Termasuk seorang yang hafal Al-Qur‟an, mereka juga adalah orang-orang pilihan Allah. “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di

(18)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al-Qur‟an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)

8. Mendapat Perlindungan dan Rahmat Lewat Malaikat

Allah sangat menyukai orang-orang yang menjaga Al-Qur‟an dalam dirinya. Termasuk dengan membaca dan menghafalnya. Apalagi dengan memahami isi dan mengamalkannya. Allah memberi perhatian khusus bagi orang-orang ini. Allah melindungi mereka dari kejahatan. Selain itu juga melimpahkan banyak rahmat bagi mereka.” Ketika para kaum muslim berkumpul di masjid masjid allah dan mereka membaca Al-Qur‟an dan mempelajarinya, maka akan datang kepada mereka ketentraman , rahmat allah dan dilindungi malaikat malaikat dan allah menyebut mereka dihadapan makhluk yang ada didekatnya. 9. Al-Qur’an Menjadi Syafa’at (Penolong) bagi para Pembacanya

Membaca Al-Qur‟an bisa menyelamatkan kita di akhirat. Al-Qur‟an akan menolong dan menemani setelah hidup berakhir. Bahkan sampai kematian pun, seorang yang dekat dengan Qur‟an akan memperoleh kemuliaan.“Bacalah Al-Qur‟an karena sesungguhnya pada hari kiamat nanti akan datang memberikan syafaat yang baik kepada pembacanya.” (HR. Muslim)”.

10. Memperoleh Mahkota Kemuliaan yang disebut dengan Tajul Karomah Manfaat menghafal Al-Qur‟an selanjutnya adalah memperoleh mahkota kemuliaan atau Tahjul Karomah. Penghargaan ini datangnya langsung dari Allah. Merekalah orang-orang terpilih yang dianggap bisa melewati ujian di dunia yang hanya sementara. Mereka dianggap berhasil lulus dari segala cobaan duniawi. Mereka akan dipanggil, “Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?” Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. (HR. At-Tabrani)

11. Orangtua Mereka pun Dijanjikan Kemuliaan

Ternyata, tak hanya seorang penghafal Al-Qur‟an saja yang dijanjikan kemuliaan. Orangtua mereka pun juga. Sungguh, seorang anak yang berbakti pada

(19)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

orangtua salah satu caranya adalah memberikan kemuliaan. “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al-Qur‟an.” (HR. Al-Hakim)

12. Mendapatkan Pahala Terbanyak

Tahukah Anda, jika membaca Al-Qur‟an paling banyak pahalanya? Pahala bagi orang yang membaca Al-Qur‟an dihitung dari huruf yang dibacanya. Semakin panjang ayatnya maka semakin besar pahalanya. Apalagi jika menghafal, akan mengulang-ulang kata yang dibaca. Pahala pun berlipat-lipat. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur‟an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. At-Turmudzi)

13. Membuat Seseorang Berperilaku Mulia

Membaca Qur‟an bisa merubah seseorang. Dengan membaca Al-Qur‟an seseorang bisa mendapat ilmu baru untuk memperbaiki hidupnya. Seseorang juga bisa mendapat pencerahan yang lebih baik untuk hidupnya seperti hidayah. Al-Qur‟an memberi jalan bagi seseorang untuk jadi lebih baik. “Sebaik baiknya manusia adalah yang membaca dan mempelajari Al-Qur‟an serta mengajarkannya pada orang lain.” (HR.Bukhari)”

14. Diberikan Keberuntungan dalam Perdagangan

Allah sangat menyukai jual beli yang berarti perdagangan. Karena, Allah melihat orang-orang yang menghafal Al-Qur‟an adalah orang yang bersyukur. Allah pun menjanjikan bahwa orang yang bersyukur akan ditambah lagi nikmatnya. Salah satunya lewat perniagaan. “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Faathir 35:29-30).

(20)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

15. Meningkatkan Kecerdasan

Menghafal adalah salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan seseorang. Dengan menghafal otak akan lebih cepat menyerap informasi juga menyimpannya dalam jangka waktu lama. Semakin sering membaca Al-Qur‟an ternyata melatih juga peningkatan otak dalam mencerna informasi. Beberapa penelitian pun menunjukkan bahwa orang yang pandai menghafal punya kecerdasan yang baik. Terbukti dengan mereka rajin menghafal, mereka juga akan lebih mudah mengingat hal-hal kecil yang mereka harus ingat. Jadi, jika Anda ingin punya anak cerdas bisa mulai mengajarkan untuk membaca dan menghafalkan Al-Qur‟an sejak dini.

16. Menyelamatkan di Dunia Maupun di Akhirat

Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa Al-Qur‟an akan menyelamatkan. Tak hanya di dunia, tapi di akhirat. Al-Qur‟an sebagai ilmu akan menjaga manusia dari kejahatan. Al-Qur‟an di akhirat pun bisa menyelamatkan dengan pahala kebajikan. Rasulullah bersabda bahwa: “Ibadah yang paling berkah dan istimewa adalah membaca dan mempelajari Al-Qur‟an serta mengamalkannnya dalam kehidupan sehari hari bahkan pada tiap satu ayatnya yang telah dibaca mengandung 10 kebaikan dan ajaran kebenaran didalamnya.”

17. Penyembuh dari Berbagai Macam Penyakit

Dan makanlah oleh kamu bermacam macam buah serta tempuhlah jalan jalan yang telah ditetapkan pada tubuhmu dengan lancar .Ada madu yang bermacam macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk manusia. Di alam semesta terdapat banyak tanda tanda kekuasaan Allah bagi orang orang yang memikirkan hal itu.” (QS An-nahl 16 : 69). Dalam ayat tersebut sangat jelas bahwa seorang yang dekat dengan Al-Qur‟an dijauhkan dari penyakit. Tak hanya dijauhkan, namun juga bisa disembuhkan. Al-Qur‟an adalah ilmu yang mencakup berbagai aspek kehidupan. Dalam hal penyembuhan dalam Al-Qur‟an ada ilmu kesehatan termasuk didalamnya adalah obat. Maka bagi orang yang hafal dengan Al-Qur‟an akan berpikir dan mengambil ilmu darinya.

(21)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

18. Memberi Ketentraman Hati

Manusia kadang diliputi dosa dan hal-hal duniawi. Hal ini yang menyulitkan manusia untuk tetap tenang dan fokus. Dengan membaca Al-Qur‟an, manusia akan disadarkan betapa luasnya dunia. Akhirnya manusia pun bisa bersyukur. Dari rasa syukur inilah yang bisa memunculkan ketentraman. “Orang orang yang beriman akan memiliki hati yang tenang dan tenteram jika selalu ingat dengan Allah SWT, maka ingatlah karena hanya dengan mengingatnya Allahlah, hatimu menjadi tenteram.” (Ar-Rad : 28)

19. Mengobati Penyakit Hati

Manusia memang makhluk yang tidak pernah puas dan sulit sekali merasa cukup. Kadang hal ini mendatangkan penyakit hati. Penyakit itu adalah iri hati, dengki, dan dendam. Dalam Al-Qur‟an ada ketentraman yang bisa ditemukan. Ketentraman ini berupa keikhlasan yang menyadarkan betapa kecilnya manusia dibandingkan alam semesta. Cobaan kecil tidak menghalangi manusia untuk terus berusaha.

20. Pelindung dari Segala Keraguan

Manusia seringkali digoda oleh keraguan. Banyak hal yang ingin dilakukan tapi masih merasa ragu. Padahal, keraguan adalah salah satu sifat yang tidak disukai Allah. Manusia harus bisa memantapkan hatinya dengan kerendahan diri. Dalam Al-Qur‟an, manusia bisa melihat betapa bukti-bukti kuasa Allah itu sangat nyata di depan mata. Dengan demikian manusia tak perlu meragukan lagi hal apapun.

21. Kehidupan Dunia dan Akhirat yang Lebih Seimbang

Dalam Al-Qur‟an terdapat berbagai petunjuk bagaimana menjalani kehidupan sebaik-.baiknya. Manusia senantiasa mencari kebenaran. Dalam Al-Qur‟anlah kebenaran itu berada. Didalamnya ada petunjuk bagaimana menjalani hidup dengan sabar dan selamat dunia juga akhirat. Manusia pun bisa hidup lebih baik lagi karena menemukan keseimbangan.

(22)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

22. Sebagai Pelebur Dosa

Dosa adalah bagian yang pasti pernah dilakukan setiap manusia. Tak ada manusia yang bisa luput dari berbuat dosa. Baik dosa kecil ataupun besar sama saja berdosa. Untuk itu, Allah beri kesempatan bagi manusia untuk memohon ampunan dan bertaubat. Dengan Al-Qur‟an, manusia dijaga dari mengulangi dosa kembali. Selain itu, juga mencegah manusia untuk berada di jalan yang salah. 23. Penghafal Al-Qur’an Dijauhkan dari Pikun

Dengan rajin menghafal, pikiran seorang penghafal sudah kuat karena terbiasa mengulang bacaan. Hal ini yang membuat kisah para penghafal tidak pernah terdengar pikun. Mereka senantiasa dijaga ingatannya dan selalu belajar setiap hari. Seorang yang menghafal Al-Qur‟an berbeda dari penghafal biasa karena apa yang dihafalnya juga dibaca dalam bacaan sholat.

24. Dimudahkan dalam Berbicara

Bicara adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki seseorang. Dengan berbicara, seseorang mampu menggerakkan sekumpulan besar orang lainnya. Artinya, berbicara bisa menarik simpati banyak orang. Seorang yang menghafal Al-Qur‟an akan lebih banyak yang menyukai dan seringkali diberi kepercayaan. Hal ini karena saat ia berbicara banyak orang yang mendengarkan. Ini juga merupakan kelebihan dari seseorang yang hafal AL-Qur‟an yaitu mudah atau lancar dalam berbicara.

25. Mendapat Ketenangan Psikis

Sekarang banyak sekali tuntutan hidup yang membuat hati sempit. Karena kesempitan ini membuat orang jadi punya banyak masalah. Masalah itu datangnya dari harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Seringkali manusia tak sanggup menghadapi kenyataan dan menjadi terguncang jiwanya.

Seorang penghafal Al-Qur‟an tidak mengalami keguncangan jiwa karena masalah kehidupan seperti ini. Mereka lebih terlihat tenang saat menghadapi masalah duniawi. Hal ini karena mereka membaca dan mengamalkan apa yang ada dalam Al-Qur‟an yang membuat mereka senantiasa yakin bahwa Allah itu Maha Melihat dan Mengetahui. Mereka pun tidak takut apa yang akan mereka hadapi karena Allah senantiasa melindungi Hamba-Nya.

(23)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Sebuah kajian baru membuktikan bahwa semakin banyak hafalan seseorang terhadap Al-Qur‟an Al-Karim, maka semakin baik pula kesehatan. Dr. Shalih bin Ibrahim Ash-Shani‟, guru besar psikologi di Universitas Al-Imam bin Saud Al-Islamiyyah, Riyadh, meneliti dua kelompok responden, yaitu mahasiswa/i Universitas King Abdul Abdul Aziz yang jumlahnya 170 responden, dan kelompok mahasis Al-Imam Asy-Syathibi yang juga berjumlah 170 responden

Peneliti mendefinisikan kesehatan psikologis sebagai kondisi dimana terjadi keselarasan psikis individu dari tiga faktor utama: agama, spiritual, sosiologis, dan jasmani. Untuk mengukurnya, peneliti menggunakan parameter kesehatan psikis –nya Sulaiman Duwairiat, yang terdiri dari 60 unit.

Penelitian ini menemukan adanya korelasi positif antara peningkatan kadar hafalan dengan tingkat kesehatan psikis, dan mahasiswa yang unggul di bidang hafalan Al-Qur‟an itu memiliki tingkat kesehatan psikis dengan perbedaan yang sangat jelas.

Ada lebih dari tujuh puluh kajian, baik Islam atau asing, yang seluruhnya menegaskan urgensi agama dalam meningkatkan kesehatan psikis seseorang, kematangan dan ketenangannya. Sebagaimana berbagai penelitian di Arab Saudi sampai pada hasil yang menegaskan peran Al-Qur‟an Al-Karim dalam meningkatkan ketrampilan dasar siswa-siswa sekolah dasar, dan pengaruh yang positif dari hafalan Al-Qur‟an untuk mencapai IP yang tinggi bagi mahasiswa. Kajian tersebut memberi gambaran yang jelas tentang hubungan antara keberagamaan dengan berbagai bentuknya, terutama menghafal Qur‟an Al-Karim, dan pengaruh-pengaruhnya terhadap kesehatan psikisi individu dan kepribadiannya, dibanding dengan individu-individu yang tidak disiplin dengan ajaran-ajaran agama, atau tidak menghafal Al-Qur‟an, sedikit atau seluruhnya.

Setiap orang yang menghafal sebagian dari Al-Qur‟an dan mendengar bacaan Al-Qur‟an secara kontinu itu pasti merasakan perubahan yang besar dalam hidupnya. Hafalan Al-Qur‟an juga berpengaruh pada kesehatan fisiknya. Melalui pengalaman dan pengamatan, dipastikan bahwa hafalan Al-Qur‟an itu dapat

(24)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada seseorang, dan membantunya terjaga dari berbagai penyakit.

26. Menjadi Hujjah dalam Perang Pemikiran (Ghazwul Fikri) Saat Ini Al-Qur‟an berisi bukti yang nyata atas kuasa Allah baik di langit maupun di bumi. Tetap saja, ada manusia yang menentang kekuasaan Allah. Namun, seorang penghafal Al-Qur‟an bisa melawan para penentang kekuasaan Allah tersebut.

Penghafal Al-Qur‟an diberi ilmu lebih untuk membuktikan kebenaran. Hal ini juga kelebihan yang Allah berikan bagi para penghafal Al-Qur‟an. Dengan memberikan ilmu yang dipelajarinya lewat Al-Qur‟an, para penghafal ini mampu bertarung dalam peliknya perang pemikiran di masa sekarang yang semakin gencar.

27. Memberi Kesehatan Jasmani

Berdasarkan fakta penelitian oleh Dr. Shalih bin Ibrahim Ash-Shani‟, guru besar psikologi di Universitas Al-Imam bin Saud Al-Islamiyyah, Riyadh menyatakan bahwa menghafal Al-Qur‟an akan memberikan kesehatan jasmani. Kesehatan ini didapatkan dari keseimbangan pola kehidupan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kehidupan seperti jasmani, rohani, dan sosial akan selaras hasilnya dan menunjukkan nilai yang baik oleh orang yang menghafal Al-Qur‟an. Semakin banyak hafalannya keseimbangan jiwa dan raganya semakin baik. Jasmani yang baik didapatkan dari dalam diri yang baik juga. Dengan demikian, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Nah, itulah beberapa manfaat dalam menghafal dan membaca Al-Qur‟an bagi kita semua. Al-Qur‟an memang memiliki sejuta manfaat dan diantaranya sudah disebutkan diatas. Manfaat tersebut bisa bertambah lagi sesuai orang yang merasakan manfaatnya. Dari sekian banyak manfaat Al-Qur‟an, tentu Anda ingin merasakannya. Tidak perlu lagu untuk memulai hafalan Al-Qur‟an dari sekarang. Berapa pun usia Anda, kini sudah ada berbagai metode yang canggih untuk

(25)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

meningkatkan kemampuan hafalan Anda. Salah satunya adalah saling menguji hafalan dengan teman seusia. Jika Anda memiliki anak yang masih berusia 3-12 tahun akan sangat bermanfaat sekali hafalan Al-Qur‟an. Selain memberikan pahala untuk anak, pahala tersebut juga bisa diberikan untuk orang tua. Prestasi anak pun bisa lebih meningkat dengan hafalan Al-Qur‟an. Anda bisa memulai dari diri sendiri dan menyebarkannya ke orang terdekat. Lalu, bersama-sama merasakan nikmat dan manfaat dari Al-Qur‟an. Dengan berbagi, jadwal membaca dan menghafal Al-Qur‟an pun lebih baik karena ada proses saling mengingatkan di dalamnya.

28. Menjadi Syafaat di Yaumil Hisab Dari Abi Umamah ra. Ia berkata :

“Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, „Bacalah olehmu Al-Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat pada hari kiamat bagi para sahabatnya”. (HR Muslim)

Yang dimaksud sahabat Al Quran adalah orang-orang yang senantiasa berinteraksi dengannya. Baik itu membaca, menghafal, mentadabburi, mengajarkan dan sebagainya. Orang-orang yang dekat dengan Al Quran ini kelak pada hari penghitungan amal akan mendapat „bantuan‟ dari Al Quran. Ia akan datang menjadi saksi bagi kita.

29. Sebaik-baik Mukmin

Diriwayatkan dari Sayyidina „Utsman bin Affan, Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan yang mengajarkannya”. (HR Al-Bukhari)

Hadits ini menjadi penyemangat bagi para pengajar dan penuntut ilmu khususnya dalam ilmu yang berkaitan dengan ilmu Al Quran. Seperti belajar membaca, menghafal, ilmu tafsir dan lain-lain.

30. Memberi Ketenangan Jiwa

Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta‟ala di surat Ar-Ra‟d ayat ke-28:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”.

(26)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Mengingat Allah (dzikir) dapat menenangkan hati dan fikiran kita ketika kita sedang dilanda rasa cemas dan gelisah. Dan diantara dzikir yang paling utama adalah dengan membaca Al Quran.

31. Mendapat Rahmat serta Naungan dari Malaikat

Hal ini bersandarkan kepada hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, yakni:

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu masjid daripada masjid-masjid Allah, sedangkan mereka membaca Al-Quran dan mempelajarinya kecuali akan turun kepada mereka ketenteraman, mereka diliputi dengan rahmat, malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka dihadapan makhluk yang ada disisi-Nya.” (HR Muslim)

32. Mendapat Pahala Istimewa Membaca Al-Quran

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka akan memperoleh satu kebaikan. Setiap satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi)

Perlu diketahui pahala membaca Al Quran sangat spesial karena ketika kita membaca Al Quran pada hakikatnya kita sedang membaca perkataan Allah (kalamullah). Jika membaca satu huruf Al Quran sudah mendapat 10 ganjaran kebaikan dari Allah SWT, tentulah kita sudah tahu sebanyak apa pahala kita jika membaca satu baris, satu halaman, sepuluh halaman, satu juz atau bahkan meng-khatam-kan Al-Quran.

Manfaat-manfaat Menghafal Al-Qur‟an

Berbagai kajian kontemporer membuktikan bahwa hafalan Al-Qur‟an dapat menjaga seseorang dari berbagai penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, serta meningkatkan kreatifitas dan relaksasi.

Amal terbaik yang bisa dikerjakan seseorang adalah membaca Al-Qur‟an, mengamalkan kandungannya, menerapkan perintah Allah, dan menjauhi larangan Allah. Selama pengalaman interaksi dengan Al-Qur‟an dalam kurun waktu lebih dari dua puluh tahun, saya menemukan sebuah kepastian bahwa Al-Qur‟an memiliki pengaruh yang besar terhadap kepribadian manusia.

(27)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Ketika Anda membaca sebuah bukti tentang Neuro Linguistic Programming, atau tentang seni manajemen waktu, atau seni bergaul, maka penulisnya akan mengatakan: membaca buku ini dapat mengubah hidup Anda. Artinya, kitab apapun yang dibaca seseorang itu akan memengaruhi perilaku dan kepribadiannya, karena kepribadian meurpakan hasil dari wawasan dan pengalaman seser, serta apa yang dibaca, dilihat dan didengarnya.

Sudah barang tentu buku-buku karangan manusia ini pengaruhnya terbatas. Tetapi, ketika berbicara tentang Kitab Allah yang menciptakan manusia, dimana Dia lebih mengetahui apa yang ada dalam diri manusia dan apa yang menjadikannya lebi hbaik, maka sudah barang tentu kita menemukan dalam kitab ini informasi-informasi yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya di dunia dan akhirat. Karena Al-Qur‟an adalah cahaya, obat dan petunjuk. Di dalam kita temukan masa lalu dan masa mendatang. Allah berfirman, “Yang tidak datang kepadanya (Al Qur‟an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS Fushshilat [41]: 42).

Dapat saya tegaskan bahwa setiap ayat yang Anda baca, renungkan dan hafal itu dapat menciptakan perubahan dalam hidup Anda! Bagaimana dengan orang yang membaca dan menghafal seluruh Al-Qur‟an? Tidak diragukan bahwa bacaan Al-Qur‟an, perenungan, dan penyimakan dengan khusyuk itu dapat merekonstruksi kepribadian seseorang, karena Al-Qur‟an mengandung berbagai prinsip dan dasar-dasar yang solid bagi caracter building.

Saya akan menyampaikan pengalaman sederhana tentang sejauh mana pengaruh Al-Qur‟an terhadap kepribadian seseorang, bahkan satu ayat saja! Saya pernah membaca firman Allah: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2]: 216) Dalam hati saya berkata, ayat ini pasti mengandung sebuah hukum pasti yang memberi kebahagiaan bagi orang yang mengimplemensikannya dalam hidup.

(28)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Sebelum membaca ayat ini, saya sedang merasa sedih karena mengalami suatu musibah, atau merasakan ketakutan terhadap masa depan, karena saya sedang mencemaskan suatu hal.

Setelah merenungkan ayat ini dalam waktu yang cukup lama, saya menyadari bahwa Allah telah menadirkan segala sesuatu, dan Dia tidak akan memilihkan untukku selain yang terbaik bagiku, karena Dia mengetahui masa depan, sedangkan saya tidak. Demikianlah, akhirnya saya memandang segala sesuatu dengan optimis, meskipun secara lahir menyedihkan. Saya selalu mengharapkan terjadinya hal baik, meskipun menurut perhitungan tidak demikian. Allah telah menetapkan setiap hal yang akan terjadi padaku sejak usiaku 42 hari dalam kandungan. Lalu, untuk apa aku bersedih. Selama Allah mendengar dan mengatur alam semesta ini, untuk apa takut dan cemas? Karena Allah yang menakdirkan dan memilihkannya untukku, maka itu pasti baik, bermanfaat, dan memberi kebahagiaan.

Demikianlah, kepribadian saya berubah dari akarnya menjadi pribadi yang optimis dan bahagia, dan terbebas dari banyak masalah yang mungkin saja terjadi seandainya Allah tidak memberiku kesempatan untuk merenungkan ayat ini, memahami, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulannya, berpegang teguh pada Al-Qur‟an dan menjaga tilawahna itu dapat berpengaruh positif terhadap kepribadian seseorang, meninggalkan sistem kekebalan dalam dirinya, melindunginya dari berbagai penyakit psikologis, membantunya untuk sukses dan mengambil keputusan-keputusan yang sulit. Jadi, Al-Qur‟an adalah jalan Anda untuk menjadi kreatif, memimpin, bahagia dan sukses!

Sebuah kajian baru membuktikan bahwa semakin banyak hafalan seseorang terhadap Al-Qur‟an Al-Karim, maka semakin baik pula kesehatan. Dr. Shalih bin Ibrahim Ash-Shani‟, guru besar psikologi di Universitas Al-Imam bin Saud Al-Islamiyyah, Riyadh, meneliti dua kelompok responden, yaitu mahasiswa/i Universitas King Abdul Abdul Aziz yang jumlahnya 170 responden, dan kelompok mahasis Al-Imam Asy-Syathibi yang juga berjumlah 170 responden

(29)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Peneliti mendefinisikan kesehatan psikologis sebagai kondisi dimana terjadi keselarasan psikis individu dari tiga faktor utama: agama, spiritual, sosiologis, dan jasmani. Untuk mengukurnya, peneliti menggunakan parameter kesehatan psikis –nya Sulaiman Duwairiat, yang terdiri dari 60 unit.

Penelitian ini menemukan adanya korelasi positif antara peningkatan kadar hafalan dengan tingkat kesehatan psikis, dan mahasiswa yang unggul di bidang hafalan Al-Qur‟an itu memiliki tingkat kesehatan psikis dengan perbedaan yang sangat jelas.

Ada lebih dari tujuh puluh kajian, baik Islam atau asing, yang seluruhnya menegaskan urgensi agama dalam meningkatkan kesehatan psikis seseorang, kematangan dan ketenangannya. Sebagaimana berbagai penelitian di Arab Saudi sampai pada hasil yang menegaskan peran Al-Qur‟an Al-Karim dalam meningkatkan ketrampilan dasar siswa-siswa sekolah dasar, dan pengaruh yang positif dari hafalan Al-Qur‟an untuk mencapai IP yang tinggi bagi mahasiswa.

Kajian tersebut memberi gambaran yang jelas tentang hubungan antara keberagamaan dengan berbagai bentuknya, terutama menghafal Qur‟an Al-Karim, dan pengaruh-pengaruhnya terhadap kesehatan psikisi individu dan kepribadiannya, dibanding dengan individu-individu yang tidak disiplin dengan ajaran-ajaran agama, atau tidak menghafal Al-Qur‟an, sedikit atau seluruhnya.

Setiap orang yang menghafal sebagian dari Al-Qur‟an dan mendengar bacaan Al-Qur‟an secara kontinu itu pasti merasakan perubahan yang besar dalam hidupnya. Hafalan Al-Qur‟an juga berpengaruh pada kesehatan fisiknya. Melalui pengalaman dan pengamatan, dipastikan bahwa hafalan Al-Qur‟an itu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada seseorang, dan membantunya terjaga dari berbagai penyakit.

Karena itu Allah berfirman, “Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang lalim.” (QS Al-„Ankabut [29]: 49)

Ini adalah sebagian dari manfaat keduniaan. Ada manfaat-manfaat yang jauh lebih besar di akhirat, yaitu kebahagiaan saat berjumpa dengan Allah, memperoleh

(30)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

ridha dan nikmat yang abadi, mendapatkan tempat di dekat kekasih mulia Muhammad Saw.

III. KESIMPULAN

Al Qur‟an selain berfungsi sebagai pedoman hidup umat manusia yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, ternyata mempunyai berbagai manfaat.

Berbagai ilmu pengetahuan terdapat di dalam Al Qur‟an, baik ilmu sains (ilmiah) maupun ilmu tentang tata cara berhubungan dan bersosiallisasi terhadap sesama umat manusia di masyarakat.

Salah satu manfaatnya adalah membantu perkembangan peserta didik dalam meningkatkan kemampuan diri mereka, baik dari segi akademik, akhlak, tingkah laku, psikis dan kemampuan bersosialisasi dengan sesama.

(31)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdur Rahman Al Baz Taufiq, Ashal Nidham Li Hifdhi Al Qur‟an, ( Kairo, Maktabah Al Islamiyah, 2002 ) Cet. Ke-Tiga

Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam,PT Raja Grafindo Persada,Jakarta 1996,

Abu Azmi Azizah, Berfikir Cerdas Berbasis Al Qur‟an, Bina Insani Press,Solo, 2005,

Abu I‟rob Nawabudin, Metode Efektif Menghafal Al Qur‟an, CV Tri Daya Inti,Jakarta, 1992,

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1997)

Ali bin Umar Badhdah, Kaifa Tahfadu Al Qur‟an.

Abu Dzar Al Qalamuni, „Aunu Ar Rahman fi Hifdhi Al Qur‟an, ( Kairo, Dar Ibnu Al Haitsam, 1998 ) Cet Pertama.

Anwar, Rosihon, Ulum Al-Quran (untuk UIN, STAIN, dan PTAIS), PT. Pustaka Setia.

Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994)

Darwis Hude, Petunjuk Menghafal Al Qur‟an, (Banda Aceh: Pendidikan Tahfidzul Qur‟an, 1990)

(32)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Departemen Pendidikan Nasional, Tesaurus bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Pusat Bahasa Indonesia,Jakarta, 2008

Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,Yayasan Penyelenggara Penterjemah/PenafsirAl-Qur‟an, Jakarta

Fauzan dan Farid Wajdi, Quantum Tahfifiz (Metode Titian Ingatan, Sistem Cantol, TTS, One Day One Ayat, Oudio)Palembang : YKM Press, 2010 ---, Kiat Jitu Bersahabat Dengan Al-Qur‟an, (Palembang: Club Sahabat Al

Qur‟an, 2013)

Jawwad Ablah al Harsyi, Kecil-kecil Hafal al Qur‟an, (Jakarta: Al Hikmah, 2006) Jurnal Suhuf, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016

Imam Nawawi, Al Majmu‟,( Beirut, Dar Al Fikri, 1996 ) Cet. Pertama, Juz : I LTQ ibadurrahman http://blog.ltq-ibadurrahman.com diakses pada 25 Novemer

2017

Ngaliman Poerwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992)Abu

Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Duta Rakyat, 2002) Syah, Muhibbin, 2008, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT.

Remaja Rosdakarya,Bandung.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)

Umar Abdullah bin Muhammad Al Hamadi, Al Asinatu Al Musyri‟atu fi At Tahdhir min As Solawat Al Mubtadi‟ah, ( Kairo, Maktabah At Tabi‟in, 2002)

http://dkm.paramadina.ac.id.religiusitas-spiritual-anak. http://www.ibudanbalita.com.meningkatkan-spiritual-anak.

http://al-atsariyyah.com/cara-termudah-menghafal-al-quran-al-karim.html, Muhammad Fuad „Abd Baqi, Mu‟jam Mufahras li alfaz al Qur‟an

al-Karim, ( Kairo: Darul Hadits, 2001)

Muhammad bin Ismail al-Bukhori, Shohih al Bukhari juz 1, ( Indonesia: Maktabah Dahlan, tt)

(33)

Jurnal Taujih: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 1 No. 02 Juli Desember 2017

Muhaimin Zen, Tata Cara/Problematika Menghafal Al Qur‟an dan Petunjuk-petunjuknya, ( Jakarta: al-Husna, 1985)

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur‟an,Mizan, Bandung, 1997,

M. Sulaiman Al Asyqar, Al Wadhih Fi Ushulil Fiqih,Dar‟an Nafa‟is,Oman

Manna'ul Qathan, Mahabits Fi Ulumil Qur‟an,Mansyuraatil „ushril Hadits, Bairut, 1993,

Muhammad Musrofi, Melejitkan Potensi Otak, Pustaka Insan Madani, 2008, Muhammad Razi, 50 Ilmuwan Muslim Populer,Quantum Media, Jakarta, 2005, Nur Khoiri, Metode Penelitian Pendidikan, Inisnu, Jepara, 2012

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1993,

WJS. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia,Balai Pustaka,Jakarta 1976,

Referensi

Dokumen terkait

Kelancaran proses kredit dan penerapan manajemen risiko kredit yang efektif serta ketersediaan informasi kualitas debitur yang diandalkan dapat dicapai apabila didukung oleh sistem

Hasil analisis data lainnya pada penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Martinez-marti, Avia, dan Hernands-Loreda (2010) yang menunjukan bahwa

Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang patut diperhatikan adalah dalam

Jenis yang paling sedikit ditemui adalah Balanophora dioica yang hanya tersebar di dua lokasi di Gunung Talang, Pada penelitian ini jenis yang hanya di temukan

Pertanyaannya adalah bagaimanakah proses pembelajaran dalam perkuliahan geometri untuk mahasiswa calon guru matematika yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir

Saat ini hijab selain menjadikan jati diri seorang muslimah dan memenuhi perintah Ilahi, hijab juga mempunyai nilai tren positif dalam perubahan penampilan pada perempuan

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Mata kuliah ini memberikan pemahaman gempa dan penyebabnya, susunan lapisan bumi dan teori pelat tektonik, pengaruh gaya gempa pada bangunan-bangunan teknik sipil,