• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K-II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K-II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Rapat / Sidang

Rapat Komisi Kelembagaan (K-II) Senat Akademik ITB

No. : 07/RK2-SA-ITB/20140618

Hari / Tanggal

Rabu / 18 Juni 2014

Waktu

pkl. 15.30 – 17.15

Tempat

Ruang Rapat Senat Akademik

Balai Pertemuan Ilmiah ITB

Jalan Dipati Ukur No. 4 Bandung

Peserta

Hadir (7 orang): Andi Isra Mahyuddin, Jann Hidayat Tjakraatmadja,

Joko Siswanto, M. Salman AN, Reynaldo Zoro, Mikrajuddin Abdullah,

Tutus Gusdinar Kartawinata

Tidak hadir (8 orang): Deddy Kurniadi, B. Kombaitan, Dicky R. Munaf,

Indratmo Soekarno, Intan Ahmad, Puti Fatida Marzuki,

Ricky Lukman Tawekal, Tati Suryati Syamsudin

Hadir ( 6 orang) Guru Besar Wakil Fakultas: Bambang Sunendar (FTI),

Benhard Sitohang (STEI), Doddy Sutarno (FMIPA), Iwan Kridasantausa (FTSL),

Rudi Sayoga Gautama (FTTM), Sri Nanan Widiyanto (SITH),

Tidak hadir (6 orang): Ketut Wikantika (FITB), Mardjono Siswosuwarno

(FTMD), Setiawan Sabana (FSRD), Sukrasno (SF), Togar M. Simatupang (SBM),

Tommy Firman (SAPPK)

Agenda Rapat

1. Pembahasan tentang Pembentukan Forum Guru Besar ITB

Catatan Rapat

1. Pembahasan tentang Pembentukan Forum Guru Besar ITB

Salman:

• Menyampaikan terima kasih kepada semua Tim Adhoc untuk

Membentuk FGB dan anggota Komisi II SA yang telah hadir

• Masa kerja Tim Adhoc sampai 30 Agustus 2014

• Pimpinan rapat selanjutnya diserahkan kepada ketua Tim Adhoc

Tutus:

• Menanyakan kepada peserta untuk memulai pembahasan dari draf

yang telah dibuat (terlampir) atau memulai dari awal

Disepakati bahwa pembahasan dimulai dari draf yang telah dibuat dan

diagendakan pembahasan rapat hari ini tentang sumbang pemikiran untuk

perbaikan mukadimah.

(2)

2

Benhard:

• Pada mukadimah terkesan FGB rendah hati

• FGB terlihat hanya berpikir untuk kelangsungan ITB, sebaiknya FGB

berkontribusi keluar ITB

• Fungsi FGB tidak hanya di aspek pendidikan tetapi tridarma PT

• FGB diharapkan dapat memberikan saran kepada masyarakat

• Kata “dosen yunior” sebaiknya diganti dengan kata lain

Seharusnya

FGB bisa berpikir utuh tidak hanya dari segi akademik saja Bambang:

• Kata “forum” diusulkan diganti dengan “dewan” • Output FGB tidak hanya ke dalam ITB

Joko:

• Alenia kedua: guru besar tidak ditekankan berfungsi dalam bidang administratif

• Apakah “probono” diartikan “gratis”? Tutus;

• Probono diartikan “baik” Jann:

• Pada mukadimah sebaiknya disampaikan latar belakang dan pentingnya diadakan FGB

• FGB sebaiknya tidak “merecoki” ke dalam ITB

• Peran FGB ke dalam sebatas untuk memberikan saran/pertimbangan • Tujuan FGB untuk berkontribusi dalam penyelesaian masalah bangsa Mikrajuddin:

• Pada mukadimah sebaiknya ada aturan yang memayungi pendirian FGB • FGB harus dapat berkontribusi secara proaktif untuk menyelesaikan

masalah bangsa

• Sebaiknya jangan terlampau terperinci agar lebih fleksibel Doddy:

• naskah akademik sebaiknya tidak terlampau teknis

• FGB memberikan sumbangan pemikiran untuk penetapan kebijakan di tingkat nasional

Rudi:

• Pada mukadimah perlu dituliskan alasan internal dan eksternal pembentukan FGB

• FGB merupakan wadah untuk menginstitusikan GB sehingga dapat berperan lebih

(3)

3 Nanan:

• Sebaiknya dituliskan tugas GB sehingga dipandang perlu dibentuk FGB • Nilai profesionalisme tidak diartikan tidak boleh menerima “penghasilan” Andi:

• Penekanan peran FGB lebih ke arah eksternal

• Peran FGB diharapkan tidak tumpah tindih dengan peran SA Iwan:

• Forum terkesan tidak “mengikat” • Peran internal dapat sebagai akselerator Mikrajuddin:

• FGB dapat menghasilkan dokumen yang berisi pemikiran untuk penyelesaian masalah bangsa

Joko:

• “Kedudukan FGB adalah wahana guru besar ITB untuk turut serta berkontribusi meningkatkan kesejahteraan dan kedaulatan bangsa yang didukung oleh MWA, SA, dan Rektor ITB dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang cerdas dan bijaksana berdasarkan kearifan lokal yang dituangkan dalam naskah akademis dan buku putih yang dapat disumbangkan kepada masyarakat.”

Jann:

• Sebaiknya dimulai dari tugas dan wewenang FGB • FGB bersifat netral

• FGB berfungsi membangun pemikiran akademik, keilmuan, tradisi dan nilai-nilai

Benhard:

• Apakah dapat disepakati bahwa FGB adalah suatu wadah guru besar ITB yang berperan untuk Indonesia?

Doddy:

• FGB juga berperan untuk berkontribusi meningkatkan kebudayaan bangsa Rudi:

• Perlu ditambahkan alasan pembentukan FGB antara lain ada potensi lebih jika guru besar diwadahi dalam suatu forum dan dapat memberikan pendapat atas nama institusi

Reynaldo :

(4)

4 Salman:

• Mukadimah sebaiknya dibuat ringkas dan efektif, berisikan definisi FGB, alasan pembentukannya, dan fungsi eksternal yang diharapkan dari FGB Joko:

• FGB diharapkan dapat menghasilkan kumpulan pemikiran Nanan:

• Apa respon anggota SA yang bukan guru besar tentang pembentukan FGB? Bambang:

• Perlu dijadwalkan kegiatan sosialisasi pembentukan FGB Benhard:

• Apakah anggota FGB termasuk guru besar yang sudah pensiun Rudi:

• Anggota FGB yang sudah pensiun tidak menjadi anggota, tetapi dapat diundang

Kesimpulan:

FGB adalah suatu wadah guru besar ITB yang berperan untuk Indonesia

• Meminta dengan hormat Pak Tutus untuk memperbaiki naskah

akademik tentang Pembentukan FGB dengan mengakomodir

masukan pada rapat ini

• Revisi naskah akademik dapat dilakukan/didiskusikan melalui milis

Bandung, 18 Juni 2014

Komisi Kelembagaan SA-ITB

Menyetujui

Sekretaris,

Ketua Komisi Kelembagaan SA-ITB

(5)

5

Draft Lampiran Surat Keputusan Senat Akademik ITB

Naskah Akademik tentang Forum Guru Besar ITB

Mukadimah

Jabatan gurubesar merupakan mandat penugasan yang diberikan oleh negara kepada seorang dosen di perguruan tinggi berdasarkan atas pengakuan kepakaran (expertise) dan kecendikiaan (scholarship) di dalam suatu disiplin ilmu pengetahuan. Dengan mandat tersebut seorang gurubesar memiliki kewenangan tertinggi untuk menjadi pendidik dalam bidang keilmuannya.

Dalam bidang tugasnya, sekurang-kurangnya gurubesar harus mampu melaksanakan enam tugas profesional sebagai berikut: memimpin pengajaran dan seminar ilmiah di bidang studi yang ditekuninya; melaksanakan riset terdepan secara mandiri; memberikan layanan komunitas secara pro bono termasuk melaksanakan fungsi konsultasi, memberikan saran kepada pemerintah dan organisasi non profit; mengajar dalam perkuliahan di kampus atau secara on line dengan mengikuti perkembangan teknologi pengajaran; melatih tenaga akademik baru atau dosen junior termasuk mahasiswa program doktor; serta menyelenggarakan fungsi administratif dan manajerial pendidikan tinggi. Keseimbangan proporsi pada enam tugas profesional tersebut sangat tergantung kepada kondisi institusi pendidikan, masa pengabdian dan situasi negara tempat ia melaksanakan pekerjaan.

Penyelenggaraan dan pengembangan kegiatan akademik di perguruan tinggi membutuhkan arena curah pendapat serta penyamaan persepsi dan fondasi kelembagaan, sebagai wahana untuk dapat mendedikasikan dengan tepat pemikiran akademik bagi masa depan budaya bangsa yang selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Masyarakat akademik membutuhkan suatu forum untuk menyelenggarakan diskusi, baik yang sifatnya terbatas maupun terbuka, bahkan mungkin informal, yang dapat meningkatkan peran para guru besar dalam menjalankan fungsi kepemimpinan akademik (academic leadership) di perguruan tinggi, selain juga menjadi wahana penting untuk menampung saran dan gagasan pihak lain yang berguna bagi pengembangan institusi.

Kehadiran forum guru besar seyogianya penting diarahkan dengan menyiapkan konsep-konsep strategis yang diperlukan untuk menata sistem kelembagaan dan untuk mencapai tujuan perguruan tinggi. Forum tersebut berperan aktif menyelenggarakan fokus kajian terhadap suatu permasalahan fundamental yang dapat memacu gerakan perubahan pemikiran, atau sekedar menginisiasi suatu kajian mendalam tentang masalah akademik. Forum diskusi tentang masalah akademik dapat pula menyer-takan para tokoh bangsa, eksekutif senior pengelola pendidikan tinggi dan guru besar pensiun.

Output dari Forum Guru Besar ITB adalah hasil pemikiran bernilai manfaat bagi gerak dinamis unit-unit pemegang kunci kebijakan di ITB, yaitu Senat Akademik (SA), Majelis Wali Amanat (MWA) dan Rektor. Hendaknya pula, forum tersebut dapat dikelola dengan sedikit melonggarkan ikatan administratif struktural, mengingat masyarakat akademik terbiasa menghendaki fleksibilitas dan

(6)

6

hubungan kolegial yang erat dalam upayanya membuahkan sinergi olahpikir, tanpa mengurangi integritas kepada institusi perguruan tinggi.

Dalam aspek teknis, seyogianya forum tersebut dapat secara cepat dan tepat memberikan pandangan dan rekomendasi, baik diminta maupun tidak, kepada unit akademik yang dipimpin oleh para Wakil Rektor, Dekan, Ketua Lembaga, serta unit lain yang berbentuk kepanitiaan.

Peran dan Fungsi

FGB ITB berperan sebagai pemberi saran kepada institut pada tataran kebijakan dan strategi. Atas permintaan MWA, SA atau Rektor, forum berfungsi membahas, merumuskan dan menyampaikan pertimbangan akademik berupa strategi pelaksanaan, pengembangan pengajaran dan pembimbingan pada tataran pendidikan pasca-sarjana, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Forum bersifat memperkuat peran dan fungsi Senat Akademik dalam menyiapkan kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan akademik. Forum menjadi sumber nominasi guru besar yang layak disiapkan untuk menjadi penyelia unit-unit strategis seperti komite manajemen riset, komite promosi jabatan guru besar.

Dengan berada di dalam forum yang bersifat kolegial, maka diharapkan para guru besar dapat berkontribusi dalam memberikan saran untuk pengembangan profesionalisme yang relevan dengan proses pembentukan kepemimpinan akademik.

Bentuk Kegiatan

FGB ITB dapat menyelenggarakan beberapa kegiatan sebagai berikut:

Diskusi tentang strategi riset: kebijakan pusat riset, review kegiatan riset, menyusun research quality framework , pengelompokkan disiplin ilmu dan keprofesian, penyusunan makalah untuk menata kebijakan nasional, peran institut bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, mutu pengajaran dan pembelajaran, membangun dan memperkuat budaya akademik di perguruan tinggi.

Pertemuan tahunan FGB dengan MWA seyogianya mampu membuahkan perubahan cara pandang yang menuju kepada kemajuan budaya bangsa dan perkembangan ITB di masa depan.

Sebagai anggota FGB ITB, para guru besar dapat dilibatkan dalam proses penyusunan makalah konsepsional, berdiskusi terbuka dan informal dengan para guru besar senior dan eksekutif senior untuk membahas berbagai issue aktual, dalam upaya mewujudkan concern dan peran aktif guru besar dalam menyiapkan pemimpin akademik dan memberikan pertimbangan untuk pembangunan institut.

Bentuk Organisasi

FGB merupakan wadah aspirasi guru besar institut yang diselenggarakan periodik dan terprogram, diarahkan untuk membahas masalah aktual perguruan tinggi ataupun kehidupan berbangsa dan

(7)

7

bernegara, menfasilitasi arena dialog yang mampu menampilkan scholarship dan sosok keilmuan yang tumbuh berkembang di lingkungan Kelompok Keahlian.

Sebagai organisasi fasilitatif, FGB dipimpin oleh seorang Ketua yang berperan sebagai pimpinan sidang, dibantu oleh seorang Sekretaris yang bertindak sebagai pelaksana harian. Kepemimpinan FGB bersifat kolektif-representatif dilengkapi beberapa Wakil Ketua, masing-masing merupakan representasi kelompok riset dan bidang kepakaran yang ada di institut.

Organisasi berbentuk forum seyogianya mampu menampilkan hakikat guru besar yang mumpuni dalam memberikan respon berupa solusi akademik terhadap permasalahan yang muncul dari budaya dan struktur kehidupan masyarakat.

Keanggotaan

Anggota FGB adalah seluruh guru besar ITB, kecuali Rektor dan Wakil Rektor. Namun demikian, Rektor dan Wakil Rektor dapat diundang hadir pada sidang tertentu untuk membahas materi yang relevan dengan bidang tugasnya.

Pimpinan

Anggota forum memilih seorang Ketua dan para Wakil Ketua untuk masa jabatan 2 tahun. Nominasi (nama dan formulir kesediaan) calon Ketua dan Wakil Ketua diajukan dua minggu sebelum pemilihan. Sidang pemilihan dipimpin oleh Sekretaris.

Rapat dan Sidang

Sekurang-kurangnya diselenggarakan dua kali sidang pleno tahunan yang dapat dilaksanakan satu hari penuh. Di luar sidang pleno tahunan dapat diselenggarakan rapat dan sidang khusus sesuai dengan kebutuhan.

Dukungan finansial dan administrasi

FGB memperoleh dukungan administrasi dan keuangan dari kantor Senat Akademik. Kantor Senat Akademik menyediakan seorang sekretaris profesional yang bertugas menyusun dan melaporkan minute of meeting dan dukungan administrasi lainnya.

Penutup

Pembentukan FGB ITB hendaknya dipandang sebagai langkah baru bagi masyarakat akademik ITB untuk dapat melihat prospek dan tata lembaga di masa depan yang sesuai dengan perkembangan generasi bangsa. Forum ini diharapkan tetap memposisikan ITB sebagai agen peradaban yang memiliki integritas untuk mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan secara universal. Beberapa permasalahan yang dapat dijunjung tinggi untuk dibicarakan dalam fora FGB antara lain: nilai kemanusiaan dan nilai-nilai luhur akademik; komitmen warga ITB sebagai komponen bangsa yang berjiwa pelopor dalam

(8)

8

pembangunan bangsa sesuai dengan bidang keilmuannya; penyelenggaraan pendidikan karakter bangsa yang beradab.

Di sisi nasional, ITB harus memiliki niat kuat untuk membantu penyelenggara negara dalam upaya mengejar ketertinggalan teknologi dari bangsa lain. Dalam keadaan demikian diperlukan kesungguhan ITB untuk berpikir kritis tentang permasalahan bangsa secara terfokus. Di sisi internal perlu disadari, bahwa bentuk organisasi FGB memberi peluang dan kesempatan bagi komunitas guru besar untuk berpola pikir baru, bahwa ITB telah membuka cara untuk memperkaya kultur akademik, membaca budaya bangsa secara realistik dan meningkatkan fleksibilitas dengan mengurangi keketatan struktur administratif. Struktur organisasi yang ‘rather loosed’ hendaknya dapat pula dimaknai sebagai hadirnya kondisi ‘less structured but enriched in culture’ untuk mampu menghadirkan pemikiran yang tajam dan bisa merealisasikan program yang mendapat dukungan apresiasi dari masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu kemampuan membaca pemahaman, perlu ditingkatkan dengan menerapkan metode pembelajaran yang baru dan berbeda dari pembelajaran sebelumnya, agar kemampuan

Dengan pembuatan Software ini diharapkan dapat menghilangkan batasan ruang dan waktu, serta dapat membantu dalam penelitian, dengan menggunakan fitur automatic citation dapat

Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan pada PT PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Retrieved from E-Jurnal Universitas

Pada semua massa burung, tegangan yang terjadi pada bagian paling atas windshield telah melebihi kekuatan luluh material (68 MPa) bahkan hampir sama dengan kekutan maksimum

Nilai keserempakkan kontak PMT saat membuka atau menutup didasarkan pada hasil penunjukkan circuit breaker analyzer (Goeritno & Syaputra, 2014).. Dari tabel 4 dapat

Struktur perekonomian Kabupataen Lamongan yang masih besar ditopang oleh sektor pertanian mengakibatkan laju pertumbuhan ekonominya masih dibawah rata-rata Jawa

Skripsi yang berjudul “Peranan Sri Paku Alam VIII Pada Masa Agresi Militer Belanda Kedua di Yogyakarta tahun (1948-1949)” telah disetujui pembimbing

Prilaku mahasiswa dalam penelitian ini adalah perilaku mahasiswa yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan dalam penelitian ini khusunya kebersihan lingkungan kampus di