TITRASI REDUKSI OKSIDASI
HERMAN, S.Pd., M.Si FARMASI UNMUL
TITRASI REDUKSI OKSIDASI
DEFINISI
analisis titrimetri yang didasarkan pada
reaksi
reduksi
danoksidasi
yangberkaitan dengan
perpindahan
elektron
Titrasi redoks banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifat sebagai oksidator atau reduktor.
Oksidasi adalah reaksi peningkatan
oksigen dan dapat melepaskan elektron
serta kenaikan bilangan oksidasi oleh suatu
atom, ion atau molekul.
Sedangkan reduksi ialah reaksi pelepasan
oksigen atau pengambilan elektron serta
penurunan bilangan oksidasi oleh suatu
1. Banyaknya oksigen
• Berat ekivalen (1 grek) suatu zat adalah banyaknya mol zat dimaksud yang dapat melepaskan atau menerima ½ mol oksigen Contoh :
a) KMnO4 dalam suasana asam
2 KMnO4 K2O + 2MnO + 5 O
2 mol KMnO4 dapat melepaskan 5 mol O
maka 1 grek KMnO4 = 0,2 mol
b) Asam oksalat H2C2O4 dalam suasana asam teroksidasi sbb :
H2C2O4 + O → 2 CO2 + H2O
1 mol H2C2O4 dapat menerima 1 mol
2. Banyaknya elektron
1 grek suatu zat adalah banyaknya mol zat
dimaksud yang dapat menerima atau
melepaskan 1 buah elektron Contoh:
a) K2Cr2O7 dalam suasana asam
Cr2O72-+14 H++6e- → 2 Cr3++7H2O
1 mol Cr2O72- dapat menerima 6e- maka 1
b) FeSO4 teroksidasi menjadi Fe2(SO4)3
Fe2+ → Fe3+ + e-
1 mol ferro melepaskan 1 elektron
3. Perubahan bilangan oksidasi
1 grek suatu zat adalah banyaknya mol zat dimaksud yang dapat mengalami perubahan 1 satuan bilangan oksidasi
Contoh :
I2 → 2 I- dalam suasana asam
1 grek = ½ mol
Prinsip reaksi redoks (Reduksi – Oksidasi)
Ox1 + Red2 Red1 + Ok2
Tereduksi
teroksidasi
Proses oksidasi – reduksi terjadi bersama sama pada pelaksanaan TITRASI.
½ reaksi syst reduksi
Zat pengoksid lemah cenderung kurang
shg hanya dpt mengoksidai zat pereduksi yg plg siap menghasilkan e-
Kekuatan zat pengoksidasi dan pereduksi di
POTENSIAL STANDAR
SETENGAH REAKSI Sistem Redoks Eo Volt
H2O2 + 2H+ + 2e- 2 H2O 1,77 MnO4- + 4H+ + 3e- MnO 2 + 2H2O 1,695 Ce4+ + e- Ce3+ 1,6 1 MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4 H 2O 1,51 Cr2O72- + 14 H+ + 6e- 2Cr3+ + 7H 2O 1,3 3 MnO2 + 4H+ 2e- Mn2+ + 2H 2O 1,23 2IO3- + 12H+ + 10e- I2 + 6H 2O 1,20 H2O2 + 2e- 2OH- 0,88 Cu2+ + I- + e- CuI 0,86 Fe3+ + e- Fe2+ 0,771 O2 + 2H+ + 2e- H 2O2 0,682 I2(aq) + e- 2I- 0,6197 H3AsO4 + 2H+ + 2e- HAsO 2 + 2H2O 0,559
SETENGAH REAKSI Sistem Redoks Eo Volt I3- + 2e- 3I- 0,5355 Sn4+ + 2e- Sn2+ 0.154 S4O62- + 2e- S 2O3 2- 0,08 2H+ + 2e- H 2 0,0000 ** Zn2+ + 2e- Zn -0,763 2H2O + 2e- H 2 + 2OH- -0,828
TITIK AKHIR TITRASI
Titik akhir titrasi dalam titrasi redoks dapat dilakukan dengan membuat kurva titrasi antara potensial larutan dengan volume titrant, atau dapat juga menggunakan indikator.
mL titran E Volt Daerah setelah TE Daerah Sebelum TE Daerah TE X TE KURVE TITRASI
INDIKATOR
• Auto indikator
Contoh : KMnO4 • Indikator spesifik
Contoh : Indikator kanji untuk Iodium
• Indikator redoks yang dapat berbeda warna pada keadaan tereduksi dan teroksidasi.
MACAM-MACAM TITRASI
REDOKS DAN APLIKASINYA
• Permanganometri • Dikromatometri
• Iodo-iodimetri • Bromatometri
PERMANGANOMETRI
• Permanganometri adalah titrasi
redoks yang menggunakan KMnO4
sebagai titran.
• Kalium permanganat adalah oksidator kuat.
• Mangan mempunyai bilangan oksidasi +2, +3+, +4, +6,dan +7. MnO4- + e- → MnO 42- MnO4- + 4H+ + 3e- → MnO2 + 2H2O MnO4- + 8H+ + 4e- → Mn3+ + 4H 2O MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O
• Reaksi yang paling umum ditemukan di laboratorium MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O Eo = +1,51 V • Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak
zat pereduksi berdasarkan reaksi tersebut, namun ada yang perlu pemanasan atau penggunaan katalis untuk mempercepat reaksi.
KMnO4 baik dalam suasana asam maupun basa adalah oksidator kuat
dalam suasana asam ion MnO4- tereduksi
menjadi Mn2+ sehingga 1 grek KMnO4 = 1/5 mol
dalam suasa basa ion MnO4- tereduksi menjadi
Contoh Soal
Dalam suasana asam besi (II)
dititrasi dengan larutan kalium
permanganat 0,0206 M, larutan KMnO4 yang diperlukan 40,20 mL. Hitunglah mg besi dalam larutan tersebut?
PENYELESAIAN
• Dalam suasan asam:
MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn2+ + 4H2O X1
Fe2+ → Fe3+ + e X5
MnO4- + 8H+ + 5Fe2+ → Mn2+ + 4H2O + 5Fe3+
• Pada titik ekivalen:
Mol KMnO4 = M.V
= 0,0206 M x 40,2 mL = 0,828 mmol
5 mol Fe ≈ 1 mol KMnO4
mol Fe yang diperlukan = 5 x 0,828 mmol = 4,14 mmol
Banyaknya Fe yang diperlukan adalah: mg = 4,14 mmol x Ar.Fe.
mg = 231,8 mgram
• • •
DIKROMATOMETRI
• Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa dikromat sebagai oksidator.
• Ion dikromat direduksi menjadi ion Cr3+
yang berwarna hijau.
• Senyawa dikromat merupakan oksidator kuat tetapi lebih lemah dari permanganat.
• Keuntungan dikromat sebagai oksidator adalah larutannya sangat stabil dan tersedia dalam bentuk yang cukup murni serta merupakan standar primer
• Kelemahannya adalah reaksinya lambat.
• Penggunaan utama titrasi dikromatometri adalah untuk penentuan kadar besi (II) dalam larutan asam klorida.
Contoh soal
5 mL larutan beralkohol diencerkan menjadi 1L dalam labu ukur. Etanol (C2H5OH) dalam 25 mL aliquot didestilasi dalam 50 mL K2Cr2O7 0,02 M dan dioksidasi menjadi asam asetat dengan pemanasan. Setelah dingin, 20 mL Fe2+ 0.1235 M dipipetkan kedalam labu. Kelebihan Fe2+ dititrasi dengan 7,46 mL bikromat. Hitunglah persen (b/v) etanol (Mr=46,07 g/mol) dalam larutan tsb
Penyelesaian
Jumlah total K2Cr2O7 =(50+7,46) mL x 0,02 M = 1,1492 mmol Jumlah K2Cr2O7 untuk menitrasi Fe2+ =
20 ml x 0,1235 x 1/6 = 0,41767 mmol Jumlah K2Cr2O7 untuk menitrasi etanol = 1,1492 – 0,41767 = 0,73153 mmol Reaksinya adalah :
massa etanol = 3/2 x 0,73153 mmol x 46,07 g/mol = 50,552 mgram = 0,05 gr Persen etanol = Persen etanol = 40,4 % b/v 100% x ml ml/1000 25 x sampel ml 5 etanol g 05 , 0
BROMATOMETRI
Garam kalium bromat (KBrO3) adalah
oksidator kuat dan zat standar primer
Dalam suasana asam tereduksi menjadi garam bromida :
BrO3- + 6 H+ + 6e- → Br - + 3H2O
1 grek KBrO3 = 1/6 mol
Titik ekivalen ditandai dgn terjadinya brom
bebas (Br2) bewarna kuning muda :
TITRASI BROMATOMETRI
bisa juga menggunakan indikator metil oranye, metil merah, atau indigo karmin.
Penggunaan :
- Secara langsung utk ion As3+ dan Sb3+
BrO3- + 3As3+ + 9H2O → Br - + 3H3AsO4 +9H+
- Secara tidak langsung untuk ion logam seperti
TITRASI BROMATOMETRI
•
Secara tidak langsung1. Ion logam diendapkan sempurna dengan
oksin atau 8-hidroksiquinolin (C9H6NOH)
berlebihan.
2. Endapan dilarutkan kembali dlm lar. HCl
3. Larutan yang mengandung oksin bebas dgn ditambah garam KBr dititrasi dgn
•
Secara tidak langsung Reaksi kimia yg terjadi :3 C9H6NOH + 2 BrO3- + 4Br - → 6H2O + 3 C9H4 NBr2OH
Shg 1 grek oksin = ¼ mol
Reaksi pengendapan ion logam (Mn+) dgn
oksin :
Mn+ + n C9H6NOH → M(C9H6NO)n+ nH+
Contoh Soal
• Sampel obat antibiotik sebanyak 0,2981 g mengandung sulfanilamid dilarutkan dalam HCl dan diencerkan hingga 100 mL. 20 mL larutan tersebut dimasukkan dalam sebuah labu dan
ditambah 25 mL KBrO3 0,01767 M. 10 gram
KBr ditambahkan untuk membentuk Br2 yang
bereaksi dengan sulfanilamid dalam sampel. Setelah 10 menit, ditambahkan KI berlebihan dan Iodin yang dibebaskan dititrasi dengan 12,92 mL natrium tiosulfat 0,1215 M.
• Reaksi yang terjadi adalah :
• BrO3- + 5 Br - + 6 H+ → 3 Br 2 + 3 H2O • Br2 + 2 I- → 2 Br - + I2 (KI berlebihan) • I2 + 2 S2O32- → S4O62- + 2I- • Hitunglah % NH2C6H4SO2 (Mr = 172,21Penyelesaian :
• Jumlah total Br2 = 3 x 25 ml x 0,01767 M
= 1,32535 mmol
• mmol Br2 kelebihan KI
= mmol I2 = ½ mmol tiosulfat
= ½ x 12,92 ml x 0,1215 M = 0,78489
• Jumlah Br2 yg dibutuhkan sampel
Massa sulfanilamida
= ½ x 0,54036 mmol x 172,21 = 46,53 mg % sulfanilamida
IODO-IODIMETRI
• Iodometri → larutan standar Na
2S
2O
3• Iodimetri → larutan standar Iodium (I
2)
• Indikator larutan amilum (kanji)
• Reaksi yang terjadi dalam iodo-iodimetri :
2 S
2O
32-+ I
2→ S
4O
62-+ 2I
-I
2+ 2e
-→ 2I
-1 grek I
2= ½ mol
TITRASI IODO-IODIMETRI
• Larutan standar I2 dapat digunakan untuk
penetapan langsung beberapa reduktor:
H2S + I2 → S + 2I- + 2H+
Sn2+ + I2 → Sn4+ + 2I-
H3AsO3 + H2O + I2 → HAsO42- + 2I- + 4H+
• Natrium tiosulfat mudah diperoleh dalam keadaan murni, tetapi kandungan air kristalnya tidak selalu tetap, sehingga garam tersebut bukan merupakan standar primer
Contoh
Untuk menentukan banyaknya K2Cr2O7 yang terkandung dalam suatu larutan, ke dalam suatu larutan dimaksud ditambahkan KI berlebihan dan diasamkan. Bila I2 yg terjadi dapat dititrasi dgn 48,8 ml lar.standar Na2S2O3 0,1N
A. bagaimana reaksi kimia yang terjadi?
Penyelesaian
• A. Reaksi yg terjadi dalam larutan :
Cr2O72- + 6I- + 14H+ → 2Cr3+ + 3I2 + 7H2O
2 S2O32- + I2 → 2I- + S4O62-
• B. Na2S2O3 = 48,8 ml x 0,1N = 4,88 mgrek
K2Cr2O7 = 4,88 mgrek = 4,88/6 mmol