• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struma"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

STRUMA

A. Pengertian

Struma adalah perbesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di bagian depan leher (Dorland, 2002).

Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea. Tiroid menyekresikan dua hormon utama, tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3), serta hormon kalsitonin yang mengatur metabolisme kalsium bersama dengan parathormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid (Guyton and Hall, 2007).

Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh kurangnya diet iodium yang dibutuhkan untuk produksi hormon tiroid. Terjadinya pembesaran kelenjar tiroid dikarenakan sebagai usaha meningkatkan hormon yang dihasilkan.

Jadi, kesimpulan menurut kelompok struma adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda -tanda hypertiroidisme.

B. Etiologi

Adanya struma atau pembesaran kelenjar tiroid dapat oleh karena ukuran sel-selnya bertambah besar atau oleh karena volume jaringan kelenjar dan sekitarnya yang bertambah dengan pembentukan struktur morfologi baru. Yang mendasari proses itu ada 4 hal utama.

1. Gangguan perkembangan, seperti terbentuknya kista (kantongan berisi cairan) atau jaringan

tiroid yang tumbuh di dasar lidah (misalnya pada kista tiroglosus atau tiroid lingual).

2. Proses radang atau gangguan autoimun seperti penyakit Graves dan penyakit tiroiditis

Hashimoto.

3. Gangguan metabolik (misal, defisiensi iodium) serta hyperplasia, misalnya pada struma koloid

(2)

4. Pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau neoplasia meliputi adenoma – sejenis tumor

jinak – dan adenokarsinoma, suatu tumor ganas.

5. Defisiensi iodium

6. Konsumsi goitrogenik glikosida agent secara berlebihan (memakan sekresi hormon tiroid).

7. Mengkonsumsi obat-obatan anti tiroid jangka panjang

8. Peradangan atau tumor/neoplasma

C. Klasifikasi

1. Berdasarkan fisiologisnya :

1.1 Eutiroid : aktivitas kelenjar tiroid normal

1.2 Hipotiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang kurang dari normal

1.3 Hipertiroid : aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan

2. Berdasarkan klinisnya :

2.1 Non-Toksik (eutiroid dan hipotiroid)

a. Difusa : endemik goiter, gravid

b. Nodusa : neoplasma

2.2 Toksik (hipertiroid)

a. Difus : grave, tirotoksikosis primer

b. Nodusa : tirotoksikosis skunder

3. Berdasarkan morfologinya :

3.1 Struma Hyperplastica Diffusa

Suatu stadium hiperplasi akibat kekurangan iodine (baik absolut ataupun relatif). Defisiensi iodine dengan kebutuhan excessive biasanya terjadi selama pubertas, pertumbuhan, laktasi dan kehamilan. Karena kurang iodine kelenjar menjadi hiperplasi untuk menghasilkan tiroksin dalam jumlah yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan supply iodine yang terbatas. Sehingga terdapat vesikel pucat dengan sel epitel kolumner tinggi dan koloid pucat. Vaskularisasi kelenjar juga akan bertambah. Jika iodine menjadi adekuat kembali (diberikan iodine atau kebutuhannya

(3)

menurun) akan terjadi perubahan di dalam struma koloides atau kelenjar akan menjadi fase istirahat.

3.2 Struma Colloides Diffusa

Ini disebabkan karena involusi vesikel tiroid. Bila kebutuhan excessive akan tiroksin oleh karena kebutuhan yang fisiologis (misal, pubertas, laktasi, kehamilan, stress, dsb.) atau defisiensi iodine telah terbantu melalui hiperplasi, kelenjar akan kembali normal dengan mengalami involusi. Sebagai hasil vesikel distensi dengan koloid dan ukuran kelenjar membesar.

3.3 Struma Nodular

Biasanya terjadi pada usia 30 tahun atau lebih yang merupakan sequelae dari struma colloides. Struma noduler dimungkinkan sebagai akibat kebutuhan excessive yang lama dari tiroksin. Ada gangguan berulang dari hiperplasi tiroid dan involusi pada masing-masing periode kehamilan, laktasi, dan emosional (fase kebutuhan). Sehingga terdapat daerah hiperinvolusi, daerah hiperplasi dan daerah kelenjar normal. Ada daerah nodul hiperplasi dan juga pembentukan nodul dari jaringan tiroid yang hiperinvolusi.

Tiap folikel normal melalui suatu siklus sekresi dan istirahat untuk memberikan kebutuhan akan tiroksin tubuh. Saat satu golongan sekresi, golongan lain istirahat untuk aktif kemudian. Pada struma nodular, kebanyakan folikel berhenti ambil bagian dalam sekresi sehingga hanya sebagian kecil yang mengalami hiperplasi, yang lainnya mengalami hiperinvolusi (involusi yang berlebihan/mengecil).

D. Patofisiologi

Akibat dari Proses radang atau gangguan autoimun seperti penyakit Graves dan penyakit tiroiditis Hashimoto dan gangguan metabolic seperti defisiensi iodium menyebabkan sekresi hormon tiroid tidak adekuat yang menyebabkan kadar hormon tiroid menurun. Dengan kadar hormon tiroid yang rendah, aktivitas daripada kelenjar tiroid meningkat secara berlebih mengakibatkan pembesaran (hipertopi) pada kelenjar tiroid. Efek dari pembesaran kelenjar tersebut dapat menyebabkan hormon kembali seimbang namun lehernya membesar atau asimetris juga dapat menekan saraf di sekitar kelenjar tiroid yang akan mengakibatkan nyeri. Pembesaran juga dapat menekan organ-organ yang berada disekitar tiroid seperti esophagus,

(4)

trakea dan pita suara. Ketika pembesaran menekan esophagus dapat menyebabkan kesulitan menelan hingga intake pemenuhan nutrisi tidak adekuat. Jika pembesaran menekan trakea dapat menyebabkan kesuliatan bernafas dan/atau disfagia. Dan bila pembesaran menekan pitasuara akan mengakibatkan suara serak dan/atau suara menjadi parau. Jika kelenjar membesar keluar akan menyebabkan rasa nyaman dan konsep diri menurun.

E. Manifestasi Klinis

1. Berdebar-debar/meningkatnya denyut nadi

Berdebar-debar dan terasa berat pada bagian jantung akibat kerja perangsangan jantung, sehingga curah jantung dan tekanan darah sistolik akan meningkat. Bila akhirnya penyakit ini menghebat, bias timbul fibrilasi atrial dan akhirnya gagal jantung kongestif. Tekanan nadi hampir selalu dijumpai meningkat (pulsus celer) Pulsus celer biasanya terdapat pada peyakit 3A, 3B dan IN (anemia gravis, arterioveneus shunt, aorta insufficiency, botali persisten, beri-beri, basedow dan nervositas. Pembuluh darah di perifer akan mengalami dilatasi. Laju filtrasi glomerulus, aliran plasma ginjal, serta traspor tubulus akan meningkat di ginjal, sedangkan di hati pemecahan hormone steroid dan obat akan dipercepat.

2. Keringat

Metabolisme energi tubuh akan meningkat sehingga meningkatkan metabolisme panas, proteolisis, lipolisis, dan penggunaan oksigen oleh tubuh. Metabolisme basal hampir mendekati dua kalinya menyebabkan pasien tidak tahan terhadap hawa panas lalu akan mudah berkeringat.

3. Konstipasi

Karena pada penderita kurang asupan nutrisi dan cairan, yang mengakibat kurangnya atau tidak adanya nutrisi dan cairan yang bisa diserap oleh usus. Maka dari itu system eliminasi pada penderita struma terganggung.

4. Gemetar

Kadang-kadang pasien menggerakkan tangannya tanpa tujuan tertentu, timbul tremor halus pada tangan

5. Gelisah

Peningkatan eksitabilitas neuromuscular akan menimbulkan hiperrefleksia saraf tepi oleh karena hiperaktifitas dari saraf dan pembuluh darah akibat aktifitas T3 dan T4. Gangguan sirkulasi

(5)

ceberal juga terjadi oleh karena hipervaskularisasi ke otak, menyebabkan pasien lebih mudah terangsang. Nervous, gelisah depresi dan mencemaskan hal-hal yang sepele.

6. Berat badan menurun

Lipolisis (proses pemecahan lemak yang tersimpan dalam sel lemak tubuh) menyebabkan berat badan menurun, asam lemak bebas dihasilkan menuju aliran darah dan bersirkulasi ke tubuh. Lipolisis juga menyebabkan hiperlipidasidemia dan meningkatnya enzim proteolitik sehingga menyebabkan proteolisis yang berlebihan dengan peningkatan pembentukan dan ekresi urea.

7. Mata membesar

Gejala mata terdapat pada tirotoksikosis primer, pada tirotoksikosis yang sekunder, gejala mata tidak selalu ada dan kalaupun ada tidak seberapa jelas. Pada hipertiroidisme imunogenik (morbus Graves) eksoftalmus dapat ditambahkan terjadi akibat retensi cairan abnormal di belakang bola mata; penonjolan mata dengan diplopia, aliran air mata yang berlebihan, dan peningkatan fotofobia. Penyebabnya terletak pada reaksi imun terhadap antigen retrobulbar yang tampaknya sama dengan reseptor TSH. Akibatnya, terjadi inflamasi retrobulbar dengan pembengkakan bola mata, infiltrasi limfosit, akumulasi asam mukopolisakarida, dan peningkatan jaringan ikat retrobulbar.

8. Nyeri pada tenggorokan ( Karena area trakea tertekan )

9. Kesulitan bernapas dan menelan ( Karena area trakea tertekan )

Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma mendorong trachea sehingga terjadi kesulitan bernapas yang akan berdampak pada gangguan pemenuhan oksigen.

10. Suara serak

Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong pita suara, sehingga terdapat penekanan pada pita suara yang menyebabkan suara menjadi serak atau parau.

F. Komplikasi

1. Suara menjadi serak/parau

Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong pita suara, sehingga terdapat penekanan pada pita suara yang menyebabkan suara menjadi serak atau parau.

(6)

Jika terjadi pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat simetris atau tidak.

3. Disfagia (Kesulitan Menelan)

Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakhea dan eshopagus, jika struma mendorong eshopagus sehingga terjadi disfagia yang akan berdampak pada gangguan pemenuhan nutrisi, cairan, dan elektrolit.

4. Sulit bernapas

Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma mendorong trachea sehingga terjadi kesulitan bernapas yang akan berdampak pada gangguan pemenuhan oksigen.

5. Penyakit jantung hipertiroid

Gangguan pada jantung terjadi akibat dari perangsangan berlebihan pada jantung oleh hormon tiroid dan menyebabkan kontratilitas jantung meningkat dan terjadi takikardi sampai dengan fibrilasi atrium jika menghebat. Pada pasien yang berumur di atas 50 tahun, akan lebih cenderung mendapat komplikasi payah jantung.

6. Oftalmopati Graves

Oftalmopati Graves seperti eksoftalmus, penonjolan mata dengan diplopia, aliran air mata yang berlebihan, dan peningkatan fotofobia dapat mengganggu kualitas hidup pasien sehinggakan aktivitas rutin pasien terganggu.

7. Dermopati Graves

Dermopati tiroid terdiri dari penebalan kulit terutama kulit di bagian atas tibia bagian bawah (miksedema pretibia), yang disebabkan penumpukan glikosaminoglikans. Kulit sangat menebal dan tidak dapat dicubit.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Palpasi, teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih, konsistensinya kenyal. Jika di

auskultasi terdengar bunyi seperti pluit.

2. Termografi

Termografi adalah suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu tempat. Alatnya adalah Dynamic Tele-Thermography. Hasilnya disebut n panas apabila perbedaan panas dengan sekitarnya > 0,9°C dan dingin apabila <0,9°C. Pada penelitian Alves

(7)

didapatkan bahwa yang ganas semua hasilnya panas. Dibandingkan dengan cara pemeriksaan yang lain ternyata termografi ini adalah paling sensitif dan spesifik.

3. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan serum T4 (troksin) dan T3 (triyodotironin) dalam

batas normal. Nilai normal : 3.1 T4 serum : 4.9 – 12.0 µg/dL 3.2 Tiroksin bebas : 0.5 – 2.8 µg/dL 3.3 T3 serum : 115 - 190 µg/dL 3.4 TSH serum : 0.5 – 4 µg/dL 3.5 FT1 serum : 6.4 - 10 %

4. Pada pemeriksaan USG (ultrasonografi)

Dapat menentukan apakah lesi tersebut kistik ataukah padat. Kebanyakan karsinoma adalah padat, kebanyakan lesi yang kistik atau campuran adalah jinak. Teknik ultasonografi digunakan untuk menentukan apakah nodul tiroid, baik yang teraba pada palpasi maupun yang tidak, merupakan nodul tunggal atau multiple padat atau kistik. Pemeriksaan ultasonografi ini terbatas nilainya dalam menyingkirkan kemungkinan keganasan tapi hanya dapat mendeteksi nodul yang berpenampang lebih dari setengah centimeter.

Kelainan- kelainan yang dapat didiagnosis secar USG ialah:

4.1 Kista; kurang lebih bulat, seluruhnya hipoekoik sonolusen, dindingnya tipis.

4.2 Adenoma/ nodul padat; iso atau hiperekoik, kadang-kadang disertai hal yaitu suatu

lingkaran hipoekoik disekelilingnya.

4.3 Kemungkinan karsinoma; nodul padat, biasanya tanpa halo.

4.4 Tiroditis; hipoekoik, difus, meliputi seluruh kelenjar.

USG bermanfaat pada pemeriksaan tiroid untuk: 4.1 Dapat menentukan jumlah nodul.

4.2 Dapat membedakan antara lesi tiroid padat dan kistik.

4.3 Dapat mengukur volume dari nodul tiroid.

4.4 Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidak menangkap iodium,

(8)

4.5 Pada kehamilan di mana pemeriksaan sidik tiroid tidak dapat dilakukan, pemeriksaan

USG sangat membantu mengetahui adanya pembesaran tiroid.

4.6 Untuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan dilakukan biopsi

terarah.

4.7 Dapat dipakai sebagai pengamatan lanjut hasil pengobatan.

5. Pemeriksaan sidik tiroid.

Hasil pemeriksaan dengan radioisotope adalah teraan ukuran, bentuk lokasi, dan yang utama ialah fungsi bagian-bagian tiroid. Pada pemeriksaan ini pasien diberi Na peroral dan setelah 24 jam secara foto grafik ditentukan konsentrasi yadium radioaktif yang ditangkap oleh tiroid. Dari hasil sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk, yaitu :

5.1 Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan

sekitarnya.Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.

5.2 Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan

ini memperlihatkan aktivitas yang berlebih.

5.3 Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti fungsi

nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan apakah nodul itu ganas atau jinak.

6. Dilakukan foto thorak posterior anterior.

Memperjelas adanya deviasi trakea, atau pembesaran struma retrosternal, untuk evaluasi kondisi jalan nafas.

7. Foto polos leher antero posterior dan lateral.

8. Biopsy dan Sitologi Tiroid

Biopsy ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Biopsy aspirasi jarum halus tidak nyeri, hampir tidak menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian pemeriksaan dengan cara ini adalah dapat memberikan hasil negative palsu karena lokasi biopsy kurang tepat, teknik biopsy kurang benar, pembuatan preparat yang kurang baik atau positif palsu karena salah interpretasi aleh ahli sitologi.

Jarum yang diletakan ke spuid dan ditahan dalam penahan dimasukan ke dalam

pembengkakan tiroid yang akan menjalani biopsy.

(9)

Dengan mempertahankan pengisapan, jarum digerakkan maju mundur pada

pembengkakan dalam berbagai arah.

Pengisap dilepaskan dari spuid.

Jarum dan spuid lalu ditarik dari pembengkakan tiroid.

Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan biopsy aspirasi jarum halus ( fine needle aspioration biopsy, FNA ). Cara pemeriksaan ini cukup akurat untuk mendiagnosis karsinoma tiroid, tiroiditis, atau limfoma. Biopsy aspirasi tidak mempunyai batasan dalam hal ukuran tumor, asalkan lesi ini dapat dipalpasi. Saat dilakukan penusukan tidak perlu dilakukan anastesi lokal.

Jarum diambil dari spuid. Udara ditarik ke dalam spuid. Jarum dan spuid disambung lagi.

Penghisap spuid didorong lembut ke bawah, yang mengeluarkan sel ke atas gelas objek

mikroskop

H. Penatalaksanaan

1. Struma Difus Toksik (Grave's Disease)

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

1.1 Obat antitiroid

Indikasi :

3.4 Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap,

pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis.

3.5 Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau

sesudah pengobatan pada pasien yang mendapat yodium aktif. 3.6 Persiapan tiroidektomi

3.7 Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia.

3.8 Pasien dengan krisis tiroid.

(10)

Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeliharaan (mg/hari)

Karbimazol 30-60 5-20

Metimazol 30-60 5-20

Propiltourasil 300-600 5-200

1.2 Pengobatan dengan yodium radioaktif

Indikasi :

a. Pasien umur 35 tahun atau lebih

b. Hipertiroidisme yang kambuh sesudah penberian dioperasi

c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid

d. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik

Iodium radioaktif diberikan melalui oral, dalam bentuk cairan 1-2 ml, tidak berasa dan berbau dan dengan cepat diserap melalui saluran cerna. Iodium radioaktif ini akn masuk ke kelenjar tiroid melalui aliran darah dan merusak kelenjar tiroid. Walaupun radioaktivitas ini menetap selama beberapa waktu dalam kelenjar tiroid, iodium radioaktif ini akan dikeluarkan melalui bagian tubuh dalam beberapa hari. Efek pada kelenjar tiroid akan terjadi dalam 1-3 bulan dan efek maksimal terjadi antara 3-6 bulan. Pada sebagian kasus pengobatan iodium radioaktif cukup satu kali saja, akan tetapi pada keadaan dengan kelenjar tiroid yang besar diperlukan dosis iodium radioaktif yang kedua untuk mengablasi/mematikan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang diablasi lama kelamaan produksi hormon tiroid akan berkurang bahkan tidak ada samasekali dan dalam jangka panjang dapat terjadi hipotiroid. Oleh karena itu setelah mendapat pengobatan iodium radioaktif secara berkala setiap 6-12 bulan diperiksa fungsi tiroid dan bila terjadi hipotiroid, harus diberikan penganti hormone tiroid yang diberikan seumur hidup dengan dosis sesuai kebutuhan.

1.3 Operasi

Tiroidektomi adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan semua atau sebagian dari kelenjar tiroid. Klasifikasi dari tiroidektomi adalah total tiroidektomi dan

(11)

nyaris total tiroidektomi. Indikasi dilakukan tiroidektomi adalah gondok, kanker tiroid, hipertiroidisme, gejala obstruksi, kosmetik.

Tiroidektomi parsial atau total dapat dilaksanakan sebagai terapi primer terhadap karsinoma tiroid, hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme

• Tiroidektomi total : kelenjar tiroid diangkata seluruhnya • Tiroidektomi parsial : mengangkat sebagian kelenjar tiroid Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme. Indikasi :

a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat

antitiroid.

b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar

c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif

d. Adenoma toksik atau struma multinodular toksik

e. Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

2. Struma Nodular Toksik

Terapi dengan pengobatan antitiroid atau beta bloker dapt mengurangi gejala tetapi biasanya kurang efektif dari pada penderita penyakit Graves. Radioterapi tidak efektif seperti penyakit Graves karena pengambilan yang rendah dan karena penderita ini membutuhkan dosis radiasi yang besar. Untuk nodul yang soliter, nodulektomi atau lobektomi tiroid adalah terapi pilihan karena kanker jarang terjadi. Untuk struma multinodular toksik, lobektomi pada satu sisi dan subtotal lobektomi pada sisi yang lain adalah dianjurkan (Sadler et al, 1999)

3. Struma Non Toksis

Terapi dengan pengobatan antitiroid atau beta bloker dapt mengurangi gejala tetapi biasanya kurang efektif dari pada penderita penyakit Graves. Radioterapi tidak efektif seperti penyakit Graves karena pengambilan yang rendah dan karena penderita ini membutuhkan dosis radiasi yang besar. Untuk nodul yang soliter, nodulektomi atau lobektomi tiroid adalah terapi pilihan karena kanker jarang terjadi. Untuk struma multinodular toksik, lobektomi pada satu sisi dan subtotal lobektomi pada sisi yang lain adalah dianjurkan (Sadler et al, 1999)

(12)

3.1 Keganasan

3.2 Penekanan

3.3 Kosmetik

Tindakan operasi yang dikerjakan tergantung jumlah lobus tiroid yang terkena. Bila hanya satu sisi saja dilakukan subtotal lobektomi, sedangkan kedua lobus terkena dilakukan subtotal tiroidektomi. Bila terdapat pembesaran kelenjar getah bening leher maka dikerjakan juga deseksi kelenjar leher fungsional atau deseksi kelenjar leher radikal/modifikasi tergantung ada tidaknya ekstensi dan luasnya ekstensi di luar kelenjar getah bening.

Hormonal terapi dengan ekstrak tiroid diberikan selain untuk suplemen juga sebagai supresif untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasca bedah karsinoma tiroid diferensiasi baik (TSH dependence). Terapai supresif ini juga ditujukan terhadap metastase jauh yang tidak resektabel dan terapi adjuvan pada karsinoma tiroid diferensiasi baik yang inoperabel.

Preparat : Thyrax tablet, dosis 3 x 75 Ug/hari per-oral THYRAX

Thyrax adalah obat untuk pengobatan hipotiroid, dan menekan hormon TSH pada pasien dengan goiter, nodul (benjolan) atau kanker tiroid yang menjalani operasi dan atau radiasi.

INDIKASI

a. Hipotiroidisme karena berbagai macam sebab.

b. Menekan kadar TSH (hormon perangsang tiroid) pada keadaan goiter, nodulus, &

setelah pengobatan kanker tiroid dengan radiologi dan atau pembedahan.

c. Menekan efek goitrogenik dari obat-obat lain, untuk diagnosis & pada penekanan tes.

PERHATIAN

Hipertiroidisme, penyakit jantung dan pembuluh darah dan atau miksoedema berat dan yang lama terjadi.

(13)

EFEK SAMPING

Takhikardia, kegugupan, gemetar, sakit kepala, kemerahan pada leher & wajah, berkeringat, kehilangan berat badan. KEMASAN Tablet 100 mcg x 100 buah.

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan data

Anamnese

Dari anamnese diperoleh: 1.1 Identifikasi pasien.

1.2 Keluhan utama pasien.

Pada pasien post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan pada umumnya adalah nyeri akibat luka operasi.

1.3 Riwayat penyakit sekarang

Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang semakin membesar sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan karena penekanan trakhea eusofagus sehingga perlu dilakukan operasi.

1.4 Riwayat penyakit dahulu

Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit gondok, misalnya pernah menderita gondok lebih dari satu kali, tetangga atau penduduk

sekitar berpenyakit gondok. 1.5 Riwayat kesehatan keluarga

Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita sama dengan pasien saat ini.

1.6 Riwayat psikososial

Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik sehingga ada kemungkinan pasien merasa malu dengan orang lain.

2. Pemeriksaan fisik

(14)

Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya composmentis dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang berubah.

1.2 Kepala dan leher

Pada pasien dengan post operasi thyroidectomy biasanya didapatkan adanya luka operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril yang direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain. Drain perlu diobservasi dalam dua sampai tiga hari.

1.3 Sistem pernafasan

Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari anestesi, atau karena adanya darah dalam jalan nafas.

1.4 Sistem Neurologi

Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan ekspresi wajah yang tegang dan gelisah karena menahan sakit.

1.5 Sistem gastrointestinal

Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam lambung akibat anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan dengan efek anestesi yang hilang.

1.6 Aktivitas/istirahat

Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.

1.7 Eliminasi

Urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.

1.8 Integritas ego

Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.

1.9 Makanan/cairan

Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid.

1.10 Rasa nyeri/kenyamanan

Nyeri orbital, fotofobia. 1.11 Keamanan

Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis,

(15)

kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.

1.12 Seksualitas

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dapat disimpulkan bila formasi yang akan dilalui oleh bubur semen merupakan formasi yang porous dan permeable, maka perlu penambahan additive yang sesuai sebelum

Tekanan terhadap aliran dalam pipa yang menyebabkan hilang tinggi tekanan, tidak hanya disebabkan oleh panjang pipa akan tetapi juga oleh perlengkapan pipa seperti

AKMAL Padang Kandis, 50 Kota, pada tanggal 10 Oktober SMKN 1 Kecamatan Guguak Teknik Mekanik

Segala puji hanya bagi Allah swt, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan komprehensif dengan judul: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny S

Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia (Nugroho, 1990:267) menyebutkan bahwa news feature merupakan suatu artikel atau berita yang khusus dan istimewa atau ditonjolkan

Adsorpsi akan konstan jika terjadi kesetimbangan antara konsentrasi adsorbat yang diserap dengan konsentrasi yang tersisa dalam larutan (Oscik,

Politik luar negeri merupakan kepentingan sosial suatu Negara terhadap Negara lainya dan kepentingan utama yang menjadi keputusan suatu Negara dalam menentukan politik

Dalam hal pewayangan, pihak Surakarta mempertahankan aliran Kyai Panjang Mas yang hanya memiliki tiga orang panakawan (Semar, Gareng, dan Petruk), sedangkan pihak