• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomo 59, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6197);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); 6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun

2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 1 Seri E Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 7);

7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpian dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 93);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 2017 tentang Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 2017 tentang Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 584); 10. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi

Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 Nomor 37).

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KESATU : Rencana Kerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020, sebagaimana tercantum dalam Lampiran I merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

(3)
(4)

RENCANA KERJA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2020

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan fungsi-fungsi Pemerintah Daerah dilakukan oleh lembaga Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana dijelaskan dalam ketentuan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah diharapkan mampu bersinergi dengan pemerintah daerah dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Sebagai bagian dari penyelenggara pemerintahan daerah, Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memiliki hubungan kemitraan yang sejajar dan tidak saling membawahi. Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bersama-sama membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sebagai lembaga perwakilan rakyat di tingkat daerah, yang diwujudkan dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada ketiga fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yakni fungsi Pembentukan Peraturan Daerah, Fungsi Anggaran dan Fungsi Pengawasan. Penegasan ketiga fungsi tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN DPRD PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2019………. TANGGAL 10 Oktober 2019……….

(5)

2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota.

Dalam mendukung kelancaran tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, maka diperlukan belanja penunjang yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam Rapat Paripurna, sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpian dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, bahwa Belanja Penunjang Kegiatan disediakan untuk mendukung kelancaran tugas, fungsi dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan disusun berdasarkan Rencana Kerja yang ditetapkan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Untuk itu maka perlu disusun suatu program-program atau kegiatan-kegiatan kedewanan yang diformulasikan dalam Rencana Kerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Renja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dibuat secara periodik setiap tahunnya sebagai pedoman atau acuan bagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam melaksanakan kegiatannya dan juga sebagai dasar sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam melaksanakan kesekretariatannya dalam menjalankan fungsi fasilitator kepada Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara efektif, efisien, ekonomis, dan transparan. Hal itu sebagaimana tercantum dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah disebutkan bahwa Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menyusun belanja Pimpinan dan Anggota DPRD yang terdiri atas penghasilan, penerimaan lain, tunjangan pph Pasal 21 dan tunjangan kesejahteraan serta belanja penunjang kegiatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang diformulasikan ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Disisi lain pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah menuntut peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang memiliki rasa tanggungjawab dan kemampuan yang profesional dalam menjalankan peran dan fungsinya, baik dalam tatanan pembentukan peraturan daerah, anggaran maupun pengawasan sehingga dapat mendorong akuntabilitas kinerja. Untuk mengaktualisasikan tiga fungsi sebagaimana diatas, perlu disusun program kerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020, sehingga keberadaan Dewan akan dapat lebih mengedepankan peran yang dapat dirasakan oleh masyarakat, karena Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(6)

merupakan Lembaga yang berkedudukan sebagai wakil rakyat, maka tidak mungkin melepaskan dirinya dari kehidupan rakyat yang diwakilinya.

B. LANDASAN HUKUM

Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2020, memperhatikan arah dan garis kebijakan terkait yang telah dirumuskan, antara lain :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler Dan Keuangan Pimpinan Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler Dan Keuangan Pimpinan Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomo 106, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6057);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 59, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6197);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);

(7)

6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpian dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 93);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 2017 tentang Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 2017 tentang Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 584);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);

10. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 Nomor 37).

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Rencana Kerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 merupakan dokumen perencanaan yang berisi rencana program kegiatan peningkatan layanan kedewanan yang akan digunakan sebagai acuan atau dasar bagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah di dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan

(8)

kewajibannya/wewenang secara terarah, efisien, dan efektif sesuai dengan mandat yang diberikan.

Selain itu juga sebagai pedoman dan tolok ukur pencapaian kinerja Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan kegiatannya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatannya secara sinergi dan terjadwal dan sebagai bahan bagi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah untuk mendukung dan memfasilitator kelancaran tugas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah.

Dengan kata lain perencanaan yang baik akan dapat menghasilkan yang baik pula yang dapat memberikan manfaat serta dampak yang jauh lebih besar.

Adapun tujuan dari Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah yaitu :

1. Mewujudkan visi dan misi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah ke dalam rencana kegiatan.

2. Landasan Rencana Kerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 3. Terwujudnya perencanaan yang tertib

4. Dasar untuk melaksanakan program-program dan kegiatan 5. Dasar Pengukuran Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 6. Dasar Evaluasi Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

7. Kepastian hukum hubungan kinerja antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan Satuan Kerja Pemerintah Daerah

D. VISI DAN MISI

Visi adalah pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi Pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Misi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi Pemerintah.

Visi

Mendukung meningkatnya kualitas sumber daya manusia menuju Provinsi Jawa Tengah yang semakin sejahtera dan berdikari tetep mboten korupsi, mboten ngapusi di Tahun 2020 secara berkelanjutan melalui efektifitas pelaksanaan fungsi pembentukan peraturan daerah, anggaran dan

(9)

pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah serta penanganan aspirasi masyarakat.

Misi

Misi merupakan suatu yang harus dilakukan agar visi-visi dapat terwujud yang dapat memberikan arah dan batasan dalam proses mencapai tujuan. 1. Membangun masyarakat jawa tengah yang religius, toleran dan guyup

untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Mempercepat reformasi birokrasi serta memperluas sasaran ke

Pemerintah Kabupaten/Kota.

3. Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan memperluas lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran; dan.

4. Menjadikan masyarakat Jawa Tengah, lebih sehat, lebih pintar, lebih berbudaya, dan mencintai lingkungan.

(10)

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KEDUDUKAN, FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

1. KEDUDUKAN.

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen kedua Pasal 18 ayat 3 menyebutkan bahwa “Pemerintah Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten dan Kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui Pemilihan Umum”, yang pembentukannya diarahkan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kedudukan DPRD diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaiman telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015. Sesuai ketentuan Pasal 95 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. Sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah memiliki hubungan kerja yang sejajar dan bersifat kemitraan. Pemerintah Daerah dan DPRD bersama-sama membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sebagai lembaga perwakilan rakyat. Selain itu Kedudukan DPRD diatur juga oleh Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan perwakilan Rakyat Daerah. Sesuai ketentuan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan perwakilan Rakyat Daerah yang diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpian dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, bahwa dalam menjalankan tugasnya DPRD mendapat fasilitas berupa belanja penunjang kegiatan DPRD. Belanja penunjang kegiatan disediakan untuk mendukung kelancaran tugas, fungsi dan wewenang DPRD yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan oleh Pimpinan DPRD.

(11)

2. FUNGSI DPRD

Sesuai ketentuan Pasal 96 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi mempunyai fungsi Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi, Anggaran dan Pengawasan.

a. Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi

Fungsi Pembentukan Perda merupakan fungsi untuk membentuk produk hukum yang bersifat mengatur yang berkenaan dengan kewenangan untuk menentukan peraturan yang mengikat warga masyarakat dengan norma-norma hukum yang mengikat dan membatasi. Fungsi Pembentukan Perda berdasarkan Pasal 97 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dilaksanakan dengan cara :

1. Membahas bersama Gubernur dan menyetujui atau tidak menyetujui Rancangan Perda;

2. Mengajukan usul Rancangan Peraturan Daerah;

3. Menyusun program Pembentukan Perda bersama Gubernur Program Peraturan Daerah tersebut memuat daftar urutan dan skala prioritas Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang akan dibuat dalam 1 (satu) tahun anggaran. Dalam menetapkan Program Pembentukan Peraturan Daerah, DPRD melakukan koordinasi dengan Gubernur.

b. Anggaran

Fungsi anggaran diwujudkan dalam bentuk pembahasan untuk persetujuan bersama terhadap Rancangan Peraturan Daerah mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah yang diajukan oleh Gubernur. Dilaksanakan dengan cara :

1. Membahas KUA dan PPAS yang disusun oleh Gubernur berdasarkan RKPD;

(12)

2. Membahas Rancangan Perda tentang APBD Provinsi Jawa Tengah;

3. Membahas Rancangan Perda Provinsi tentang Perubahan APBD Provinsi Jawa Tengah;

4. Membahas Rancangan Perda tentang Pertanggungjawabaan APBD Provinsi Jawa Tengah.

c. Pengawasan

Dalam hal pelaksanaan wewenang di bidang Fungsi Pengawasan DPRD sesuai ketentuan Pasal 100 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, fungsi pengawasan diwujudkan dalam bentuk pengawasan terhadap :

1. Pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur;

2. Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan lain yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi;

3. Pelaksanaan Tindak Lanjut hasil pemeriksaan Laporan Keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Pengawasan ini berkaitan dengan Hak Budget. Dengan demikian hak pengawasan yang di miliki oleh DPRD yakni pengawasan pada waktu penetapan dan pada waktu pelaksanaan APBD. Fungsi Pengawasan ini menjadi titik krusial penciptaan Pemerintahan yang baik (good governance) dengan bertumpu pada lima prinsip yaitu responsibility (pertanggungjawaban),

accountability (akuntabilitas), fairness (kesetaraan dan kewajaran),

independency (kemandirian) dan tranparancy (keterbukaan

informasi).

Pelaksanaan ketiga fungsi tersebut secara ideal diharapkan dapat melahirkan output yaitu perda-perda yang aspiratif dan responsif, APBD yang efektif dan efisien serta terdapat kesesuaian yang logis dengan kondisi kemampuan keuangan daerah dan Pemerintahan daerah yang transparan dan akuntabilitas, baik dalam proses Pemerintahan maupun penganggaran.

3. TUGAS DAN WEWENANG

Tugas dan wewenang DPRD sebagaimana tercantum dalam ketentuan Pasal 23 Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Tata

(13)

Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota adalah sebagai berikut :

a. Membentuk Peraturan Daerah bersama Kepala Daerah;

b. Membahas dan memberikan persetujuan rancangan Perda tentang APBD yang diajukan oleh kepala daerah;

c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan APBD; d. Memilih Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah atau wakil Kepala

Daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan untuk meneruskan sisa masa jabatan lebih dari 18 (delapan belas) bulan;

e. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian gubernur dan wakil gubemur kepada Presiden melalui Menteri, pengangkatan dan pemberhentian bupati/wali kota dan wakil bupati/wali kota kepada Menteri melalui Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan pemberhentian;

f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;

g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah;

h. meminta laporan keterangan pertanggungiawaban Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

i. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain atau dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah; dan

j. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. ALAT KELENGKAPAN DEWAN

Alat Kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah sesuai ketentuan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terdiri atas : a. Pimpinan DPRD; b. badan musyawarah; c. komisi; d. Bapemperda; e. badan anggaran;

(14)

g. alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk berdasarkan rapat paripurna.

Berdasarkan Ketentuan Pasal 35, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota menyatakan bahwa pimpinan DPRD bersifat kolektif dan kolegial.

1. PIMPINAN DPRD

Berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, Pimpinan DPRD mempunyai tugas sebagai berikut:

a. memimpin rapat DPRD dan menyimpulkan hasil rapat untuk diambil keputusan;

b. menyusun rencana kerja Pimpinan DPRD;

c. menetapkan pembagian tugas antara ketua dan wakil ketua;

d. melakukan koordinasi dalam upaya menyinergikan pelaksanaan agenda dan materi kegiatan dari alat kelengkapan DPRD;

e. mewakili DPRD dalam berhubungan dengan lembaga/ instansi lain; f. menyelenggarakan konsultasi dengan Kepala Daerah dan pimpinan

lembaga/ instansi vertikal lainnya; g. mewakili DPRD di pengadilan;

h. melaksanakan keputusan DPRD tentang penetapan sanksi atau rehabilitasi Anggota DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

i. menyampaikan laporan kinerja Pimpinan DPRD dalam rapat paripuma yang khusus diadakan untuk itu;

j. menindaklanjuti pertimbangan yang disampaikan oleh fraksi.

Dalam hal Pimpinan DPRD berhenti dari jabatannya sebelum berakhir masa jabatannya karena :

Meninggal dunia;

Mengundurkan diri sebagai Pimpinan DPRD;

Diberhentikan sebagai anggota DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Diberhentikan sebagai pimpinan DPRD.

Penggantian Pimpinan yang berhenti dari jabatannya digantikan berasal dari Partai Politik yang sama dengan Pimpinan DPRD yang berhenti yang diusulkan oleh Pimpinan Partai Politik dan diumumkan dalam Rapat Paripurna dan ditetapkan dengan Keputusan DPRD.

(15)

2. BADAN MUSYAWARAH

Badan Musyawarah merupakan alat kelengkapan DPRD bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan keanggotaan DPRD. Keaanggota badan musyawarah paling banyak 1/2 (satu perdua) dari jumlah Anggota DPRD berdasarkan perimbangan jumlah anggota tiap-tiap Fraksi. Jumlah Anggota Badan Musyawarah dan Susunan keanggotaan badan musyawarah ditetapkan dalam rapat paripurna setelah terbentuknya Pimpinan DPRD, Fraksi, komisi, dan badan anggaran serta Pimpinan DPRD karena jabatannya juga sebagai pimpinan badan musyawarah dan merangkap anggota badan musyawarah.

Setiap anggota Badan Musyawarah wajib mengadakan konsultasi dengan Fraksi sebelum mengikuti Rapat Badan Musyawarah dan menyampaikan pokok-pokok hasil Rapat badan Musyawarah kepada Fraksi. Adapun tugas dari Badan Musyawarah sesuai ketentuan Pasal 46 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota adalah sebagai berikut :

1. mengoordinasikan sinkronisasi penyusunan rencana kerja tahunan dan 5 (lima) tahunan DPRD dari seluruh rencana kerja alat kelengkapan DPRD;

2. menetapkan agenda DPRD untuk 1 (satu) tahun masa sidang, sebagian dari suatu masa sidang, perkiraan waktu penyelesaian suatu masalah, dan jangka wakhr penyelesaian rancangan Perda;

3. memberikan pendapat kepada Pimpinan DPRD dalam menentukan garis kebiiakan pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD;

4. meminta dan/atau memberikan kesempatan kepada aLat kelengkapan DPRD yang lain untuk memberikan keterangan atau penjelasan mengenai petaksanaan tugas masing-masing;

5. menetapkan jadwal acara rapat DPRD;

6. memberi saran atau pendapat untuk memperlancar kegiatan DPRD; 7. merekomendasikan pembentukan panitia khusus; dan

8. Melaksanakan tugas lain yang diserahkan oleh rapat Paripurna DPRD kepada Badan Musyawarah.

(16)

3. KOMISI

Setiap Anggota DPRD, kecuali Pimpinan DPRD menjadi anggota salah satu komisi. Jumlah keanggotaan setiap komisi ditetapkan dengan mempertimbangkan perimbangan dan pemerataan jumlah anggota antar komisi, Keanggotaan dalam komisi diputuskan dalam rapat paripurna atas usul Fraksi pada awal tahun anggaran untuk Ketua, wakil ketua, dan sekretaris komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi dan dilaporkan dalam rapat paripuma sedangkan Masa jabatan ketua, wakil ketua, dan sekretaris komisi selama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan tertuang dalam ketentuan pasal 45 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota.

Tugas Komisi sebagaimana ketentuan Pasal 48 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota adalah:

1. Memastikan terlaksananya kewajiban daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. Melakukan pembahasan rancangan Perda;

3. Melakukan pembahasan rancangan keputusan DPRD sesuai dengan ruang lingkup tugas komisi;

4. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda sesuai dengan ruang lingkup tugas komis;

5. Membantu Pimpinan DPRD dalam penyelesaian masalah yang disampaikan oleh Kepala Daerah dan/atau masyarakat kepada DPRD; 6. Menerima, menampung, dan membahas serta menindaklanjuti aspirasi

masyarakat;

7. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah;

8. Melakukan kunjungan kerja komisi atas persetujuan Pimpinan DPRD; 9. Mengadakan rapat kerja dan rapat dengar pendapat

10. Mengajukan usul kepada Pimpinan DPRD yang termasuk dalam ruang lingkup bidang tugas komisi; dan.

11. Memberikan laporan tertulis kepada Pimpinan DPRD tentang hasil pelaksanaan tugas komisi.

(17)

4. BADAN PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

Keanggotan Bapemperda ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan pemerataan anggota komisi, Jumlah dari anggota Bapemperda paling banyak sejumlah anggota komisi yang terbanyak Pimpinan Bapemperda terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 1 (satu) orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Bapemperda serta Sekretaris DPRD karena jabatannya juga sebagai sekretaris Bapemperda dan bukan sebagai anggota Bapemperda untuk Masa jabatan pimpinan Bapemperda selama 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan. Tugas Badan pembentukan Perda antara lain :

1. menyusun rancangan program pembentukan Perda yang memuat daftar urut rancangan Perda berdasarkan skala prioritas pembentukan rancangan Perda disertai alasan untuk setiap tahun anggaran di lingkungan DPRD;

2. mengoordinasikan penyusunan program pembentukan Perda antara DPRD dan Pemerintah Daerah;

3. menyiapkan rancangan Perda yang berasal dari DPRD yang menrpakan usulan Bapemperda berdasarkan program prioritas yang telah ditetapkan;

4. melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan Perda yang diajukan anggota, komisi, atau gabungan komisi sebelum rancangan Perda disampaikan kepada Pimpinan DPRD;

5. mengikuti pembahasan rancangan Perda yang diqiukan oleh DPRD dan Pemerintah Daerah;

6. memberikan pertimbangan terhadap usulan penrusunan rancangan Perda yang diajukan oleh DPRD dan Pemerintah Daerah di luar program pembentukan Perda;

7. memberikan pertimbangan kepada Pimpinan DPRD terhadap rancangan Perda yang berasal dari Pemerintah Daerah;

8. mengikuti perkembangan dan melakukan evduasi terhadap pembahasan materi muatan rancangan Perda melalui koordinasi dengan komisi dan/atau panitia khusus;

9. memberikan masukan kepada Pimpinan DPRD atas rancangan Perda yang ditugaskan oleh badan musyawarah;

(18)

11. Membuat laporan kinerja pada masa akhir keanggotaan DPRD baik yang sudah maupun yang belum terselesaikan untuk dapat digunakan sebagai bahan oleh Komisi pada masa keanggotaan berikutnya.

5. BADAN ANGGARAN

Keanggotaan badan anggaran diusulkan oleh masing-masing Fraksi dengan mempertimbangkan keanggotaannya dalam komisi dan paling banyak 1/2 (satu perdua) dari jumlah Anggota DPRD untuk Ketua dan wakil ketua DPRD juga sebagai pimpinan badan anggaran dan merangkap anggota badan anggaran yang susunan keanggotaan, ketua, dan wakil ketua badan anggaran ditetapkan dalam rapat paripurna serta Sekretaris DPRD karena jabatannya juga sebagai sekretaris badan anggaran dan bukan sebagai anggota.

Berdasarkan ketentuan Pasal 54 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, tugas Badan Anggaran antara lain :

1. Memberikan saran dan pendapat berupa pokok pikiran DPRD kepada Kepala Daerah dalam mempersiapkan rancangan APBD sebelum peraturan Kepala Daerah tentang nencana kerja Pemerintah Daerah ditetapkan;

2. Melakukan konsultasi yang dapat diwakili oleh anggotanya kepada Komisi terkait untuk memperoleh masukan dalam rangka pembahasan Rancangan kebijakan Umum APBD serta prioritas dan Plafon Anggaran Sementara;

3. Memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Daerah dalam mempersiapkan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungiawaban pelaksanaan APBD;

4. Melakukan penyempurnaan rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungiawaban pelaksanaan APBD berdasarkan hasil evaluasi Menteri bagi DPRD provinsi dan gubemur sebagai wakil Pemerintah Pusat bagi DPRD kabupaten/kota bersama tim anggaran Pemerintah Daerah;

5. Melakukan pembahasan bersama tim anggaran Pemerintah Daerah Terhadap rancangan kebijakan umum APBD dan rancangan prioritas

(19)

dan plafon anggaran sementara yang disampaikan oleh Kepala Daerah; dan

6. Memberikan saran kepada Pimpinan DPRD dalam penyusunan Anggaran Belanja DPRD.

6. BADAN KEHORMATAN

Keanggotaan badan kehormatan dipilih dari dan oleh Anggota DPRD provinsi yang beranggotakan lebih dari 1OO (seratus) orang berjumlah 9 (sembilan) orang untuk Pimpinan badan kehormatan terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 1 (satu) orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota badan kehormatan sedangkan Anggota badan kehormatan dipilih dan ditetapkan dalam rapat paripurna berdasarkan usul dari masing-masing Fraksi. Masing-masing-masing Fraksi berhak mengusulkan 1 (satu) orang calon anggota badan kehormatan. Adapun tugas Badan kehormatan sebagai berikut :

1. memantau dan mengevaluasi disiplin dan kepatuhan Anggota DPRD terhadap sumpah/ janji dan Kode Etik;

2. meneliti dugaan pelanggaran terhadap sumpah/janji dan Kode Etik yang dilakukan Anggota DPRD;

3. melakukan penyelidikan, verilikasi, dan klarifikasi atas pengaduan Pimpinan DPRD, Anggota DPRD, dan/atau masyarakat; dan

4. Melaporkan keputusan Badan Kehormatan atas hasil penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas pengaduan Pimpinan DPRD, Anggota DPRD, dan/ atau masyarakat kepada Rapat Paripurna DPRD.

Kewenangan Badan Kehormatan sebagaimana tertuang dalam ketentuan Pasal 57 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota adalah:

1. memanggil Anggota DPRD yang diduga melakukan pelanggaran sumpah/janji dan Kode Etik untuk memberikan klarifikasi atau pembelaan atas pengaduan dugaan pelanggaran yang dilakukan;

2. meminta keterangan pelapor, saksi, atau pihak lain yang terkait termasuk meminta dokumen atau bukti lain; dan

3. menjatuhkan sanksi kepada Anggota DPRD yang terbukti melanggar sumpah/janji dan Kode Etik.

Dalam hal menjatuhkan sanksi yang dilakukan oleh Badan Kehormatan, sanksi yang diberikan berupa : teguran lisan, teguran tertulis, pemberhentian sebagai pimpinan alat kelengkapan DPRD, dan

(20)

pemberhentian sebagai anggota DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sanksi tersebut disampiakan oleh Pimpinan DPRD kepada anggota yang bersangkutan, Pimpinan Fraksi, dan Pimpinan Partai Politik yang bersangkutan.

7. ALAT KELENGKAPAN LAIN

Sesuai ketentuan Pasal 31 ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota Sesuai menyatakan bahwa Alat kelengkapan lain berupa panitia khusus yang bersifat tidak tetap disamping hal tersebut sesuai dengan Pasal 74 ayat (4) menyatakan bahwa dibentuk panitia angket dan Pembentukan alat kelengkapan lain DPRD ditetapkan dengan keputusan DPRD.

C. FRAKSI

Fraksi merupakan suatu wadah berhimpun anggota DPRD untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPRD. Setiap anggota DPRD beranggotakan harus menjadi anggota salah satu Fraksi. Dalam hal Partai Politik yang jumlah anggotanya di DPRD tidak memenuhi ketentuan maka dapat bergabung dengan Fraksi yang ada atau membentuk Fraksi gabungan. Pembentukan Fraksi gabungan dilaporkan kepada Pimpinan DPRD untuk diumumkan dalam Rapat Paripurna. Fraksi gabungan dimaksud mempunyai sekretariat Fraksi yang berfungsi untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas Fraksi. Untuk melasanakan tugas dan fungsi DPRD, setiap Fraksi dibantu oleh satu (satu) Tenaga Ahli. Tenaga Ahli tersebut paling sedikit memenuhi persyaratan:

1. berpendidikan paling rendah strata satu (S1) dengan pengalaman ke{a paling singkat 3 (tiga) tahun.

2. menguasai bidang pemerintahan; dan 3. menguasai tugas dan fungsi DPRD

Terkait dengan pemberian honorarium tenaga Ahli dilakukan sesuai dengan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Adapun Fraksi-Fraksi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah Masa Bhakti 2019 – 2024 terdiri atas :

a. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI Perjuangan); b. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB);

(21)

d. Fraksi Partai Golongan Karya (FPG); e. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS);

f. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP); g. Fraksi Partai Amanat Nasional (FPPAN); dan h. Fraksi Partai Demokrat;

Fraksi mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Merumuskan dan menjalankan hal-hal yang menjadi kebijakan Partai Politiknya;

b. Menentukan dan mengatur segala sesuatu yang menyangkut urusan Fraksi masing-masing;

c. Menigkatkan kualitas, kemampuan, disiplin, daya guna dan hasil guna Anggota Fraksi dalam melaksanakan tugas yang tercermin dalam setiap kegiatan DPRD;

d. Menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi Anggota Fraksi masing-masing;

e. Menetapkan setiap anggotanya dalam penugasan Komisi-Komisi, Badan-Badan dan Panitia-Panitia: dan

f. Melakukan pengawasan terhadap kinerja anggotanya dalam setiap kegiatan DPRD;

Pimpinan Fraksi terdiri dari Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris yang dipilih dari dan oleh Anggota Fraksi. Hasil pembentukan dari susunan Pimpinan Fraksi dilaporkan kepada Pimpinan DPRD dan diumumkan dalam Rapat paripurna. Apabila ada perubahan Pimpinan Fraksi maka perubahn dimaksud dilaporkan kepada Pimpinan yang kemudian diumumkan dalam rapat Paripurna DPRD. Fraksi baik diminta atau tidak dapat memberikan pertimbangan kepada Pimpinan DPRD mengenai hal-hal yang dianggap perlu berkenaan dengan bidang tugas DPRD.

D. KELOMPOK PAKAR ATAU TIM AHLI

Dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenang DPRD, dibentuk kelompok pakar atau tim ahli untuk Kriteria, jumlah, dan pengadaan kelompok pakar atau tim ahli dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Kelompok pakar atau tim ahli dibentuk sesuai kebutuhan atas usul Anggota DPRD yang diangkat dan diberhentikan dengan keputusan Sekretaris DPRD serta bekerja dengan pengelompokan tugas dan wewenang DPRD yang tercermin dalam alat kelengkapan DPRD.

Pemberian honor kepada kelompok pakar atau tim ahli didasarkan sesuai dengan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(22)

BAB III

RENCANA KERJA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH - PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2020

i. RENCANA KERJA

A. Penyelenggaraan Rapat :

Rapat-rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi : 1. Rapat Paripuma;

2. Rapat Pimpinan DPRD; 3. Rapat Fraksi;

4. Rapat Konsultasi;

5. Rapat Badan Musyawarah; 6. Rapat Komisi;

7. Rapat Gabungan Komisi; 8. Rapat Badan Anggaran; 9. Rapat Bapemperda;

10. Rapat Badan Kehormatan; 11. Rapat Panitia Khusus; 12. Rapat Kerja;

13. Rapat Dengar Pendapat;

14. Rapat Dengar Pendapat Umum;

B. PEMBENTUKAN PERDA :

1. PERENCANAAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH a. Kegiatan rapat untuk membahas surat masuk usulan Program

Pembentukan Peraturan Daerah tahun 2021.

b. Untuk menentukan Skala Prioritas dilakukan kegiatan Konsultasi ke Kementrian terkait sebanyak 1 (satu) kali @ 4 (empat) hari mengenai Judul Rancangan Peraturan Daerah yang akan masuk Program Pembentukan Peraturan Daerah Tahun 2021.

2. PEMBUATAN PERDA INISIATIF DPRD

Tahun 2020 direncanakan akan diusulkan 6 Raperda Inisiatif DPRD, dengan tahapan pembuatan sebagai berikut ;

a. Kegiatan Penyusunan Naskah Akademik dan Draft meliputi : 1) Seminar dilaksanakan 1(satu) kali dalam 1{satu} hari di daerah

di Jawa Tengah per Raperda.

2) Konsultasi Awal 1 (satu) kali ke Kementerian terkait dengan alokasi waktu 4 (empat) hari per Raperda.

(23)

3) Studi Banding dilaksanakan 1 (satu) kali, yaitu Luar Provinsi Dalam Pulau Jawa paling lama 4 Hari atau Luar Provinsi Luar Jawa paling lama 6 Hari Per Raperda dengan mempertimbangkan Jarak dan Obyek Kunjungan.

4) Kunjungan Kerja Dalam Daerah 3 (tiga) kegiatan dengan alokasi waktu masing-masing kegiatan 2 (dua) hari.

b. Pengkajian Raperda Inisiatif

1) Konsultasi Ke Kemendagri 1 (satu) kali dengan alokasi waktu 4 (empat) hari per Raperda

c. Kegiatan Pembahasan Raperda dilaksanakan sebagai berikut : 1) Studi Banding/Kunjungan Kerja dilaksanakan 2 (dua) kali,

yaitu ke dalam Pulau Jawa dengan alokasi waktu 3 (tiga) hari per kegiatan dan Keluar Pulau Jawa dilaksanakan 4 (empat) hari dengan mempertimbangkan Jarak dan Obyek Kunjungan. 2) Kunjungan Kerja Dalam Daerah 3 (tiga) kegiatan dengan alokasi

waktu masing-masing kegiatan 2 (dua) hari.

3) Uji Publik dilaksanakan dalam rangka mencarikan masukan untuk penyempurnaan Raperda Usul Prakarsa DPRD dengan alokasi waktu 1 (satu) hari pada setiap Raperda.

4) Konsultasi Final ke Kementerian terkait dilaksanakan sebanyak 1 (satu) Kali pada setiap Raperda dengan alokasi waktu 4 (empat) hari per Raperda.

3. PEMBUATAN PERDA USULAN GUBERNUR

Tahun 2020 direncanakan akan mengusulkan pembuatan 11 Perda. Kegiatan Pembahasan dilaksanakan Pansus melalui rapat-rapat dan pendalaman materi melalui tahapan sebagai berikut :

a. Konsultasi Awal dilaksanakan sebanyak 1 (satu) Kali pada awal pembahasan setiap Raperda dengan alokasi waktu 4 (empat) hari per Raperda.

b. Studi Banding dilaksanakan 2 (dua) Kali pada setiap Raperda. Kegiatan Study Banding ke Provinsi dalam Pulau Jawa dengan alokasi waktu 3 (tiga) hari per kegiatan. Dan Keluar Pulau Jawa dilaksanakan 4 (empat) hari dengan mempertimbangkan Jarak dan Obyek Kunjungan.

c. Kunjungan Kerja Dalam Daerah dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kegiatan dengan alokasi waktu masing-masing kegiatan 2 (dua) hari. d. Konsultasi Final dilaksanakan sebanyak 1 (satu) Kali pada setiap

(24)

4. PEMBUATAN PERATURAN DPRD

Tahun 2020 direncanakan akan disuse 3 Peraturan DPRD dan akan dibahas oleh Pansus melalui rapat-rapat dan pendalaman materi melalui tahapan sebagai berikut :

a. Konsultasi Awal Peraturan DPRD ke Kementerian terkait dilaksanakan sebanyak 1 (satu) Kali pada setiap Peraturan DPRD dengan alokasi waktu 4 (empat) hari per Peraturan.

b. Studi Banding dilaksanakan 2 (dua) Kali dalam setiap pembahasan Rancangan Peraturan DPRD. Kegiatan Study Banding ke Provinsi dalam Pulau Jawa dengan alokasi waktu 3 (tiga) hari per kegiatan, dan Keluar Pulau Jawa dilaksanakan 4 (empat) hari dengan mempertimbangkan Jarak dan Obyek Kunjungan.

c. Kunjungan Kerja Dalam Daerah 2 (dua) Kali pada setiap Kegiatan pembahasan Draft Rancangan Peraturan DPRD dengan alokasi waktu 3 (tiga) hari per kegiatan.

d. Konsultasi Final dilaksanakan sebanyak 1 (satu) Kali pada setiap Raperda dengan alokasi waktu 4 (empat) hari per Peraturan.

5. PEMBAHASAN PERDA APBD Provinsi Jawa Tengah, meliputi :

a. Pelaksanaan Workshop APBD Provinsi Jawa Tengah 2021 dilaksanakan 1(satu) kali selama 3 (tiga) hari.

b. Pembahasan dan Persetujuan Raperda tentang APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2021.

c. Pembahasan dan Persetujuan Raperda tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020.

d. Pembahasan dan Persetujuan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2019.

C. PENGAWASAN :

1. Pengawasan terhadap pelaksanaan PERDA & PERKADA dilaksanakan oleh Bapemperda ke wilayah Kabupaten/Kota (Dalam Daerah) dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam setahun dengan alokasi waktu 2 (dua) hari.

2. Pengawasan terhadap permasalahan substantif yg menjadi kewenangan Provinsi dilaksanakan oleh Pimpinan Dewan & Komisi

(25)

ke wilayah Kabupaten/Kota (Dalam Daerah) setiap bulan 10 (sepuluh) hari dan 5 (lima) kali bermalam.

3. Pelaksanaan pengawasan dan menampung secara langsung aspirasi dari masyarakat oleh Pimpinan DPRD dilaksanakan 6 (enam) kali dalam setahun dengan alokasi waktu paling lama 4 (empat) hari.

4. Pelaksanaan pengawasan oleh Badan Musyawarah, Badan Anggaran, Badan Kehormatan dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam setahun dengan alokasi waktu 2 (dua) hari.

5. Pembahasan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Gubernur oleh Pansus LKPJ Gubernur :

a. Konsultasi ke Kementrian terkait 1(satu) kali paling lama 4 {empat} hari.

e. Kegiatan Study Banding dilaksanakan 2 (dua) kali oleh PANSUS LKJP didalam Pulau Jawa dengan alokasi waktu 3 (tiga) hari per kegiatan, dan diluar Pulau Jawa dilaksanakan 4 (empat) hari dengan mempertimbangkan Jarak dan Obyek Kunjungan.

b. Kunjungan Kerja Dalam Daerah, 2 (dua) kali masing-masing paling lama 3 (tiga) hari.

D. PENYERAPAN ASPIRASI

1. Reses merupakan kegiatan anggota DPRD secara perseorangan atau kelompok untuk mengunjungi daerah pemilihannya dengan tujuan menyerap aspirasi masyarakat dan memantau langsung program Pemerintah yang pelaksanaannya di daerah pemilihan sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Kegiatan Reses dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) Tahun Anggaran yang dibagi 1 (satu) kali pada masa sidang I, masa sidang II dan pada masa sidang III dengan alokasi waktu selama maksimal 8 (delapan) Hari dalam setiap kegiatan Reses.

2. Kunjungan Dapil

Kunjungan Dapil dilaksanakan dalam rangka merespon usulan masyarakat di Dapil masing-masing anggota. Dilaksanakan 12 kali kegiatan selama 2 (dua) hari.

(26)

3. Penerimaan Unjuk Rasa

Aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui unjuk rasa diterima oleh Pimpinan dan/atau anggota DPRD sesuai bidang tugas materi yang disampaikan.

E. Peningkatan Kapasitas & Profesionalisme SDM DPRD

Bimbingan Teknis (Pendalaman Tugas) untuk membangun kerjasama dan etos kerja anggota DPRD, salah satunya dengan dilaksanakan

Character Building, dari total 6 (enam) Kegiatan yakni 3 (tiga) kegiatan

pendalaman tugas dilaksanakan di Dalam Daerah, dan 3 (tiga) kegiatan pendalaman tugas dilaksanakan di Luar Daerah, masing-masing 3 hari. F. SOSIALISASI/ PUBLIKASI

1. Sosialisasi Peraturan Daerah merupakan kegiatan DPRD untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat terkait substansi Perda inisiatif DPRD, sehingga dapat di implementasikan secara baik. Sosialisasi dilaksanakan oleh anggota Alat Kelengkapan Dewan pengusul di Dapil masing-masing 2 (dua) kali kegiatan selama 2 (dua) hari dalam kurun waktu satu tahun.

2. Sosialisasi 4 Pilar merupakan kegiatan DPRD untuk menanamkan karakter kebangsaan yang ada pada bangsa ini yang bersumber pada Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, sehingga dapat di implementasikan secara baik. Sosialisasi dilaksanakan oleh semua anggota DPRD di Daerah Pemilihan dan atau Luar Daerah pemilihan masing-masing 1 (satu) kali kegiatan selama 2 (dua) hari dalam kurun waktu satu tahun.

3. Kegiatan Wakil Rakyat Mengajar Tujuan dilaksanakan untuk menyampaikan Tugas, fungsi dan Program DPRD yang sudah dilaksanakan dan/atau yang akan dilaksanakan guna memberikan informasi dan pemahaman kepada anak SMU/SMK. Dilaksanakan 12 (dua belas) Kali dalam 1 (satu) Tahun dengan alokasi waktu 1 (satu) hari.

4. Sosialisasi Program & Kinerja DPRD

a. Melalui Media Tradisional {mealui kesenian dan budaya} dilaksanakan 12 {dua belas} kali dalam 1{satu} tahun.

b. Melalui Media Massa 1) Dialog Prime Topik :

Merupakan Suatu kegiatan interaktif dengan tema aktual berupa dialog interaktif bersama lebih dari 1 (satu) nara

(27)

sumber dari Pimpinan/Anggota DPRD dengan Nara Sumber lain yang berkompeten di bidangnya (Eksekutif, Perguruan tinggi, Pakar, dsb). Tujuan program tersebut untuk mengupas secara mendalam tentang kebijakan, dampak dari kebijakan dan solusinya untuk kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah yang diikuti para wartawan berbagai media massa, pengamat dan masyarakat terkait. Kegiatan tersebut dilaksanakan 24 (dua puluh empat) kali dalam kurun waktu satu tahun.

2) Ekspose

Merupakan suatu kegiatan penyampaian materi yang terkait dengan Tugas Pokok Fungsi Dewan / Lembaga Legislatif : Budgeting, Legislating dan Controlling secara periodik oleh Pimpinan DPRD / Anggota DPRD / Komisi-Komisi di DPRD Prov Jateng yang dihadiri berbagai media massa baik cetak, elektronik maupun online. Tujuan kegiatan tersebut untuk menyebarluaskan kegiatan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh Pimpinan DPRD / Anggota DPRD / Komisi-Komisi dalam melaksanakan tugas pokok fungsi kedewanan sehingga dapat diketahui masyarakat luas Kegiatannya dilakukan 4 kali dalam kurun waktu satu tahun.

3) Penyiaran Radio / TV

Kegiatan Penyiaran baik dialog maupun Penyiaran langsung kegiatan DPRD atau Iklan Layanan Masyarakat melalui Radio / Televisi oleh Pimpinan / Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dengan Tema atau Non tema untuk dipublikasikan kepada masyarakat.

4) Advetorial dan Rubrik Surat Kabar

Berita terarah dari Pimpinan / Anggota DPRD yang dimuat dalam media cetak, Elektronik dan online.

5) Warta legislatif TV : Berita terarah dari Pimpinan / Anggota DPRD yang dimuat dalam media televisi.

6) Dialog TVRI merupakan suatu kegiatan Talk Show santai, menghibur, sarat informasi persoalan aktual kepublikan, mendidik dan kontrol sosial Dewan bagian masyarakat Jawa Tengah yang menghadirkan 3 (tiga) atau lebih Narasumber serta menampilkan 3 (tiga) host/Pembawa Acara yang diiringi oleh Grup Musik. Kegiatan ini dilaksanakan 12 (dua belas) Kali dalam kurun waktu satu tahun.

(28)

c. Melalui Media Social dilaksanakan rutin sebelum/pada saat/setelah kegiatan berlangsung.

d. Melalui Media Luar Ruang dilaksanakan sesuai kebutuhan.

G. PENINGKATAN KAPASITAS LEMBAGA.

1. Penyusunan rancangan Pokok-Pokok Pikiran DPRD dalam : a. pembahasan rancangan awal RKPD 2021; dan

b. pembahasan rancangan awal RKPD Perubahan 2021.

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun dan mempersiapkan bahan dan materi sebagai Pokok-Pokok Pikiran DPRD yang akan dijadikan bahan/materi pembahasan dan dasar kebijakan perencanaan pembangunan dan penganggaran.

2. Fokus Grup Discusion (FGD) dilaksanakan untuk selama 12 (dua belas) kali dalam setahun, yang masing-masing 2 (dua) hari.:

a. menindaklanjuti hasil dari pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD yang dilaksanakan oleh Alat Kelengkapan Dewan.

b. Menindaklanjuti hasil analisis media yang berkembang dimasyarakat serta melalui kajian akademisi.

c. membahas issu yang berkembang dimasyarakat, dengan mengundang perwakilan masyarakat/Ormas/ Mahasiswa dll serta para pemangku kepentingan.

3. Peningkatan kapasitas Pimpinan Dewan dan Komisi melalui Studi Banding dilaksanakan 12 (dua belas) Bulan, ke Provinsi dalam Pulau Jawa dengan alokasi waktu tiap bulan 2 (dua) kegiatan selama 3 (tiga) hari, dan Keluar Pulau Jawa tiap bulan 1 (satu) kegiatan selama dilaksanakan 4 (empat) hari dengan mempertimbangkan Jarak dan Obyek Kunjungan.

4. Peningkatan kapasitas Badan Musyawarah, BAPEMPERDA, Badan Anggaran dan Badan Kehormatan DPRD melalui studi banding 2 (dua) kali masing-masing 6 (enam) hari, atau 3 (tiga) kali masing-masing 4 (empat) hari.

5. Kajian-kajian Materi Strategis sejumlah 12 Dokumen.

H. Menghadiri acara-acara yang bersifat insidentil di dalam daerah 12 (dua belas) kali masing-masing selama 2 (dua) hari, sedangkan untuk luar daerah 12 (dua belas) kali masing-masing selama 2 (dua) hari dalam 1 (satu) tahun.

(29)

I. Menghadiri Acara Kunjungan/ Undangan ke luar negeri untuk Pimpinan 2 (dua) kali kegiatan dan Anggota 1 (satu) kali kegiatan masing-masing selama 7 (tujuh) hari dalam 1 (satu) tahun.

ii. STANDART OPERASIONAL KEGIATAN

Pelaksanaan atas setiap kegiatan pada dasarnya harus melalui pertimbangan Badan Musyawarah (Banmus), kecuali dalam kondisi tertentu dapat ditetapkan oleh Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

iii. MATRIK RENCANA KERJA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2020

Seluruh agenda kerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 beserta rencana pelaksanaannya tertuang dalam Matrik Rencana Kerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020 terlampir II.

(30)

BAB IV

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tahapan Kegiatan

Kegiatan yang merupakan pelaksanaan dari fungsi pembentukan peraturan daerah, anggaran dan pengawasan agar dapat berjalan dengan baik maka harus disusun melalui tahapan perencanaan, penetapan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi.

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan hanya dibatasi pada alat kelengkapan Dewan dalam bentuk Komisi, Badan Musyawarah, Badan Anggaran, Badan Pembentukan Peraturan Daerah, Badan Kehormatan, dan Alat Kelengkapan Dewan Lainnya.

Untuk menyusun perencanaan dimaksud maka setiap Alat Kelengkapan Dewan harus menuangkan dalam jadwal kegiatan yang disusun setiap bulan untuk bulan berikutnya, yang selanjutnya akan dijadikan bahan pembahasan dalam Rapat Badan Musyawarah.

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang telah disetujui oleh Pimpinan Dewan dan atau oleh Badan Musyawarah dilaksanakan oleh Alat Kelengkapan Dewan dengan rasa penuh tanggung jawab, baik pelaksanaannya dalam kegiatan Alat Kelengkapan Dewan ataupun Perorangan.

Pelaksanaan kegiatan tersebut Pimpinan Alat Kelengkapan Dewan mengkoordinasikan langkah dan kegiatan sehingga menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

3. Pelaporan

Setiap pelaksanaan kegiatan berakhir, maka wajib menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, apakah pada rapat paripurna atau kepada Pimpinan Dewan.

4. Evaluasi

Berdasarkan atas laporan kegiatan, maka dilakukan evaluasi untuk disampaikan dalam rapat Badan Musyawarah sebagai dasar pertimbangan Badan Musyawarah melakukan pembahasan dan penetapan kegiatan berikutnya.

(31)

A. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Pimpinan dan Anggota Dewan dilaksanakan dalam bentuk: Rapat, Studi Banding, Kunjungan Kerja, Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), Pengkajian, Reses, Uji Publik, Seminar, Workshop, FGD, Dialog Interaktif dan Sosialisasi.

1. Rapat

Kegiatan rapat-rapat baik yang diselenggarakan dalam bentuk rapat paripurna maupun rapat alat kelengkapan Dewan dilaksanakan untuk melakukan pembahasan sesuai dengan fungsi rapat yang dimaksud. 2. Studi Banding

Studi Banding adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi, masukan, contoh pengalaman dan referensi tentang suatu materi serta pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD Provinsi di Indonesia dan Negara lain, untuk peningkatan kualitas materi dan kinerja DPRD Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan dimaksud dilakukan 2 kali setiap masa sidang dan dilakukan 3 hari dalam jawa dan 4 atau 5 hari luar jawa.

Studi Banding ke Luar Negeri dilakukan sesuai dengan bidang kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah dan sesuai kebutuhan.

3. Kunjungan Kerja

Kunjungan Kerja adalah bentuk kegiatan Dewan untuk berkomunikasi dengan masyarakat secara langsung dalam bentuk tetap untuk menjaring aspirasi masyarakat. Dalam kegiatan ini dilakukan dengan perjalanan dinas Dalam Daerah.

Kunjungan dalam Daerah dikategorikan dalam 4 (empat) kegiatan yang sifatnya program regular yaitu :

1). Penyerapan aspirasi masyarakat masukan Rancangan Peraturan Daerah;

2). Penyerapan aspirasi masyarakat usulan pembangunan sarana prasarana;

3). Sosialisasi Peraturan Daerah.

4). Pengawasan terhadap pelaksanaan Produk Hukum Daerah.

Untuk kunjungan Dalam Daerah dapat dilakukan baik dalam kaitan dengan Pembahasan Raperda maupun untuk pengembangan wawasan, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan. Kegiatan Kunjungan Kerja Dalam Daerah dilaksanakan 10 hari dalam setiap bulannya dengan alokasi waktu 1 hari.

4. Reses

Substansi kegiatan Reses bagi Anggota DPRD , selain menyerap dan menampung aspirasi konstituen, juga kewajiban Anggota DPRD

(32)

menyampaikan pertanggung-jawaban secara moral dan politis kepada konstituennya di Daerah Pemilihan ( Dapil ) masing-masing.

Sehubungan dengan urgensi Reses, maka tahapan kegiatan Reses ditata sebagai berikut :

a. Badan Musyawarah (Banmus) dengan merujuk pada Rencana Kerja Dewan menetapkan waktu pelaksanaan Reses;

b. Jadwal dan kegiatan acara selama masa reses ditetapkan oleh Pimpinan DPRD setelah mendengar pertimbangan Badan Musyawarah.

c. Masa Reses dilaksanakan paling lama 8 (delapan) hari kerja dalam 1 (satu) kali Reses.

d. 5 (hari) hari setelah waktu kegiatan Reses, Anggota Dewan menyampaikan laporan hasil Reses.

Anggota DPRD secara perseorangan atau kelompok wajib membuat laporan tertulis atas hasil pelaksanaan tugasnya pada masa reses yang disampaikan kepada Pimpinan DPRD dalam rapat Paripurna, apabila tidak mengumpulkan pertanggungjawaban dan laporan Reses maka tidak diperbolehkan mengikuti Reses berikutnya.

5. Pengkajian

Pengkajian adalah bentuk kegiatan DPRD untuk mengkaji, dan menelaah atas kondisi atau tema-tema aktual yang ditentukan. Dalam proses pengkajian ini, DPRD menugaskan Tim Ahli DPRD untuk membuat kajian dan telaah awal sesuai dengan kondisi/tema yang diarahkan oleh Alat Kelengkapan DPRD. Hasil kajian ini digunakan oleh DPRD dalam merumuskan pendapat, kebijakan dan analisa terkait dengan tugas dan fungsi DPRD. Dalam pengkajian juga dapat melaksanakan Kunjungan Kerja dalam daerah, Study Banding maupun Konsultasi ke Instansi Pusat. Konsultasi dilaksanakan 1 kali 3 hari dan Study Banding dilaksanakan 3 Hari Dalam Jawa dan 4 atau 5 hari Luar Jawa dengan mempertimbangkan Jarak dan Obyek Kunjungan.

6. Konsultasi Program Pembentukan Peraturan Daerah

Konsultasi Program Pembentukan Peraturan Daerah dilaksanakan dalam rangka menyusun Program Pembentukan Peraturan Daerah. Kegiatannya dilaksanakan 1 kali dengan alokasi waktu 3 hari.

7. Seminar

Seminar merupakan suatu kegiatan ilmiah yang sedang dilakukan guna mencari masukan dari berbagai narasumber berdasarkan latar belakang pengetahuan.

Tujuan dilaksanakannya seminar dalam kegiatan anggota Dewan adalah untuk mencari suatu pemecahan dan masukan dari stokholder dalam pembuatan Raperda sehingga tidak bertentangan dengan kepentingan

(33)

masyarakat dan peraturan perundang-undangan dan tercipta suatu pemahaman yang sama.

Sasaran yang dituju adalah para pemangku kepentingan sesuai Raperda yang akan dibahas.

8. Sosialisasi

Sosialisasi kebijakan dan kegiatan DPRD serta Produk Hukum Daerah adalah merupakan kegiatan DPRD untuk menyebarluaskan informasi tersebut kepada masyarakat atas kebijakan dan kegiatan serta Produk Hukum Daerah sehingga kebijakan dan Produk Hukum Daerah dapat diimplementasikan secara baik dan kegiatan DPRD dapat diketahui secara luas di masyarakat.

Sosialisasi dapat dilakukan melalui 5 (lima) jalur yaitu : 1. Tatap muka

2. Dialog Interaktif 3. Media Elektronik 4. Media Cetak 5. Website.

Kegiatan sosialisasi dalam bentuk tatap muka dilaksanakan secara Kelembagaan DPRD dengan keanggotaannya merupakan representasi komisi-komisi, dengan target sasaran masyarakat Jawa Tengah secara umum. Adapun tahapan pelaksanaan kegiatan sosialisasi dalam bentuk tatap muka sama seperti jaring aspirasi masyarakat.

9. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Peningkatan wawasan dan pengetahuan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan, Seminar, Workshop, Lokakarya dan sebagainya dapat dilakukan secara swakelola oleh Sekretariat Dewan atas dasar kebutuhan, atau dilaksanakan oleh pihak ketiga yang mempunyai rekomendasi atau sertifikat dari lembaga negara yang berwenang sebagai penyelenggara.

Peningkatan wawasan dan pengetahuan yang dilaksanakaan oleh pihak ketiga dapat diterapkan melalui pembayaran kontribusi sesuai dengan yang ditetapkan oleh pihak ketiga.

a. Diselenggarakan oleh Sekretariat DPRD.

Kegiatan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diselenggarakan oleh Sekretariat DPRD, didasarkan pada usulan Pimpinan atau Anggota DPRD dengan disertai kebutuhan materi.

(34)

Narasumber dalam pelaksanaan ini berasal dari pejabat yang secara fungsional membidangi atau pihak lain yang mempunyai sertifikasi dibidangnya.

b. Diselenggarakan oleh pihak ketiga

Keikutsertaan Anggota DPRD dalam kegiatan yang diselenggarakan pihak Ketiga didasarkan atas plotting waktu yang ditetapkan oleh Badan Musyawarah (Banmus). Bagi Anggota yang berminat mengikuti dapat menyampaikan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD dengan melampirkan undangan serta profil lembaga penyelenggara yang memenuhi ketentuan yang berlaku.

Anggota dapat mengikuti setelah mendapatkan penugasan dari Pimpinan DPRD dan selanjutnya Sekretariat DPRD memberikan biaya kontribusi dan perjalanan dinas.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan fungsi lembaga kedewanan, dalam rangka mendukung pencapaian target sasaran dan kinerja program kebiijakan pembangunan pemantapan implementasi reformasi birokrasi menuju penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang bersih dan baik.

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia yang ada digunakan secara efektif

6 Academic Staff Quality Recruitment criteria, staff qualifications, peer review & appraisal system, career plan, student feedback, award & recognition systems,

Begitu juga dengan pelaksanaan penggunaan media sosial Twitter oleh akun @TongkronganSolo dalam kegiatan promosi kuliner di Kota Solo yang mengaplikasikan cara

Rasional : Penurunan darah pada plasenta mengakibatkan penurunan pada pertukaran gas dan kerusakan fungsi nutrisi plasenta.Penurunan aktifitas janin menandakan kondisi yang

Kecepatan tempuh dalam (MKJI, 1997) didefinisikan sebagai kecepatan rata- rata (km/jam) arus lalulintas dari panjang ruas jalan dibagi waktu tempuh rata-rata.. kendaraan yang lewat

Yudha Triguna, ed., Estetika Hindu dan Pembangunan Bali, Denpasar: Ilmu Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia Bekerja Sama dengan Penerbit Widya

berkesinambungan membutuhkan berkoordinasi dengan semua bidang baik pada tingkat universitas (akademik dan non akademik), fakultas dan program pascasarjana, maupun program

interpersonal guru mempengaruhi motivasi berprestasi dan kepuasan kerja guru serta untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap kepuasan kerja guru. Berdasarkan