BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM MELALUI BUKU PANDUAN UNTUK MENCEGAH HAMIL DI LUAR NIKAH
PADA SISWI DI SMKNU BAHRUL ULUM PELEMWATU MENGANTI GRESIK
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh Fifi Kurnia Ilahi NIM. B03212036
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
ABSTRAK
Fifi Kurnia Ilahi (B03212036), Bimbingan dan Konseling Islam Melalui Buku
Panduan untuk Mencegah Hamil di Luar Nikah pada Siswi di SMKNU Bahrul Ulum Pelemwatu Menganti Gresik
Fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam bentuk buku panduan untuk mencegah hamil di luar nikah pada siswi di SMKNU Bahrul Ulum Pelemwatu Menganti Gresik? (2) Bagaimana efektifitas setelah diadakan Bimbingan dan Konseling Islam melalui buku panduan untuk mencegah hamil di luar nikah? (3) Bagaimana hasil uji kelayakan paket yang sesuai dengan ketepatan, kelayakan dan kegunaan?
Dalam menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian Reseach & Development, jenis penelitian Pengembangan dengan mengkolaborasikan data kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini berlatar belakang pada banyaknya para remaja yang tidak mengetahui dampak secara mendalam dari hamil diluar nikah beserta upaya pencegahannya. Dalam proses Bimbingan dan Konseling Islam melalui buku panduan untuk mencegah hamil di luar nikah ini menggunakan teknik Penyadaran diri diharapkan dapat membuat
remaja menyadari dan bisa meminimalisir kejadian hamil di luar nikah (Married
by Accident) pada remaja.
Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam melalui buku panduan untuk mencegah hamil di luar nikah, ada 4 sesi yang dimulai dari tanggal 1 Mei sampai 4 Mei 2016. Setiap sesi dilakukan selama 1 jam dengan rincian waktu; 5 menit pertama untuk pendahuluan; 40 menit untuk penyampaian materi dan perenungan diri serta 15 menit terakhir digunakan untuk mengisi lembar kosong atau lembar refleksi. Khusus untuk pelatihan sesi empat 10 menit akhir digunakan untuk mengisi kuisioner.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam melalui buku panduan untuk mencegah hamil di luar nikah berjalan efektif sesuai prosedur dan hasilnya dapat terukur dengan konkret, (2) Dari pelatihan tersebut terdapat adanya efektifitas Bimbingan dan Konseling Islam melalui buku panduan untuk mencegah hamil di luar nikah dari para siswi dengan teknik Penyadaran diri dinyatakan berhasil dengan prosentase 84% yang mana hasil tersebut dapat dilihat dari hasil penilaian uji kelompok terbatas/peserta pada respon positif siswi di SMKNU Bahrul Ulum, (3) Hasil uji kelayakan, ketepatan dan kegunaan dari buku panduan masih terdapat kekurangan, namun pada akhirnya paket tersebut mendapat penilaian akhir sebesar 87%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Definisi Konsep ... 9
F. Spesifikasi Produk ... 12
G. Metode Penelitian ... 15
H. Sistematika Pembahasan ... 30
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik... 32
1. Bimbingan dan Konseling Islam ... 32
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ... 32
b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam ... 33
c. Fungsi dan Peran Bimbingan dan Konseling Islam 35
d. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam ... 37
e. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Islam .. 41
2. Hamil di Luar Nikah (Married by Accident) ... 42
a. Perkembangan Remaja Usia 14-17 Tahun ... 42
b. Pengertian Hamil Di Luar Nikah ... 45
c. Faktor-faktor Remaja Melakukan Seks ... 48
B. Bimbingan dan Konseling Islam untuk Mencegah Hamil di Luar Nikah ... 51
C. Pengembangan Paket Pencegahan Hamil di Luar Nikah ... 52
D. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 52
BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 56
1. Letak Geografis ... 56
2. Struktur Organisasi SMKNU Bahrul Ulum ... 56
4. Keadaan Guru dan Murid SMKNU Bahrul Ulum ... 58
5. Kegiatan Ekstrakulikuler SMKNU Bahrul Ulum ... 59
6. Sarana dan Prasarana ... 59
7. Deskripsi Konselor ... 60
8. Deskripsi Klien ... 61
9. Deskripsi Masalah ... 62
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63
1. Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Melalui Buku Panduan untuk Mencegah Hamil di Luar Nikah 63
2. Efektifitas Bimbingan dan Konseling Melalui Buku Panduan untuk Mencegah Hamil di Luar Nikah ... 78
3. Hasil uji kelayakan, ketepatan dan kegunaan buku panduan Bimbingan dan Konseling Islam untuk Mencegah Hamil di Luar Nikah ... 81
BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam Melalui Buku Panduan untuk Mencegah Hamil di Luar Nikah ... 86
B. Analisis Efektifitas Bimbingan dan Konseling Melalui Buku Panduan untuk Mencegah Hamil di Luar Nikah ... 89
C. Ana,isis Hasil Uji Kelayakan, Ketepatan Dan Kegunaan Buku Panduan Bimbingan dan Konseling Islam untuk Mencegah Hamil di Luar Nikah ... 92
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Spesifik Produk Paket ... 13
Tabel 3.1 Struktur Organisasi SMKNU Bahrul Ulum ... 57
Tabel 3.2 Daftar Nama Konseli ... 62
Tabel 3.3 Pengelolaan Waktu Pelatihan Sesi I ... 66
Tabel 3.4 Pengelolaan Waktu Pelatihan Sesi II ... 66
Tabel 3.5 Pengelolaan Waktu Pelatihan Sesi III ... 66
Tabel 3.6 Pengelolaan Waktu Pelatihan Sesi IV ... 66
Tabel 3.7 Skoring Penilaian Efektifitas Pelatihan ... 81
Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Angket ... 81
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Uji Kelompok Terbatas ... 90
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era kontemporer sekarang merupakan dunia dimana zaman
kemajuan teknologi semakin canggih, ini terbukti semakin banyak
pengeluaran alat- alat canggih seperti komputer, laptop, Hp, dan lain lainnya.
Akibat kemajuan teknologi membawa perubahan dalam kehidupan
masyarakat terutama perubahan pola pergaulan remaja, terutama remaja
Indonesia. Pengaruh budaya asing, media informasi terutama film-film seks
dan bacaan serta media massa yang mengeksploitasi fisik menyebabkan
banyak remaja yang terpengaruh dan menempuh pola pergaulan bebas, lebih
mementingkan kenikmatan pribadi tanpa memperdulikan nilai-nilai dan
norma masyarakat.
Menurut ahli psikologi perkembangan, setiap manusia dilahirkan ke
dunia akan ditentukan berdasarkan faktor pembawaan (faktor indogen) dan
faktor lingkungan (faktor eksogen). Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa faktor indogen dalam perkembangannya, selanjutnya dipengaruhi oleh
faktor eksogen.1
Dari faktor tersebut hanya faktor eksogen yang bisa mempengaruhi pola
prilaku dan pikiran manusia yang membuat manusia bisa mendapatkan
1
2
kesenangan dan juga kesengsaraan tergantung pada lingkungan yang
mempengaruhi kita.
Masa remaja merupakan suatu masa yang telah matang mengenal
kehidupan seksual dan kematangan seksual ini sebenarnya baru salah satu
aspek saja serta pertumbuhan mentalnya secara penuh yang dapat diramalkan
melalui pengukuran tes-tes intelegensi. Manusia dewasa muda ini hidup
dalam alam nilai-nilai (kultur) dan perlu mengenal dirinya sebagai pendukung
dan pelaksana nilai-nilai untuk mengenal dirinya.2
Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan
tidak mantap. Saat remaja merupakan saat yang paling rentan. Pada saat
remaja emosi seseorang paling besar. Seseorang berusaha tampil lebih baik
daripada orang lain, ia tidak mau kalah dengan orang lain. Emosi yang tidak
stabil itu menyebabkan mudah masuknya pengaruh dari luar. Di usia remaja,
akibat pengaruh hormonal, juga mengalami perubahan fisik yang cepat dan
mendadak. Perubahan ini ditunjukkan dari perkembangan organ seksual
menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ genetalia sekunder. Hal
ini menjadikan remaja dekat dengan permasalahan seputar masalah seksual.3
Kehamilan sebelum nikah dan di luar nikah adalah kenyataan hidup.
Dari hari ke hari frekuensi kehamilan tersebut tampaknya semakin meningkat
bila upaya pencegahan tidak dilakukan. Hasil penelitian tentang kehamilan
remaja umumnya menunjukkan bahwa salah satu penyebab kehamilan adalah
kurangnya pemahaman remaja tentang masalah seksual. Untuk mengatasi
2
Panut Panuju, Psikologi Remaja, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999), hal. 8 3
3
masalah tersebut banyak pakar yang menyarankan agar remaja diberi
pengetahuan tentang seks melalui pendidikan seks, namun masalah
pendidikan seks ini menimbulkan perdebatan yang sangat panjang karena jika
diberi pendidikan seks maka remaja akan berkeinginan untuk bereksperimen
dalam bidang seksual.4
Pola kehidupan seks bebas (hubungan di luar nikah) pada remaja
terdapat suatu tindakan yang salah melanggar norma dan agama. Hal ini tidak
terpuji bagi diri sendiri dan lingkungan sosialnya serta mengganggu
kehidupan seseorang untuk menuju kehidupan yang ideal, apalagi pasangan
yang melakukan kumpul seks bebas tersebut belum tentu menjadi pasangan
yang abadi. Hubungan luar nikah (kawin) merupakan hubungan antara
laki-laki dan perempuan sebagaimana layaknya suami isteri tanpa dilandasi
dengan ikatan perkawinan yang dimaksud undang-undang No. 1 tahun 1974
tentang perkawinan.5
Jika di nilai secara hukum Islam maka perbuatan tersebut termasuk
perbuatan zina yang di larang oleh Allah SWT. Seperti dalam alqur’an telah
dijelaskan dalam surat al-isra’: 32
Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.6
4
Djamaluddin Ancok, Psikologi Islam, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 1995), hal. 32 5
Gatot Supramana, Segi-segi Hukum Hubungan Luar Nikah, (Jakarta: Djambatan, 1998), hal. 07
6
4
Menurut M.Quraish Shihab, ayat-ayat Al-Qur’an yang menggunakan
kata “jangan dekati” seperti ayat di atas biasanya merupakan larangan
mendekati sesuatu yang dapat merangsang jiwa. Kemudian larangan
perbuatan zina yang ditegaskan dalam ayat di atas ada kaitannya dengan
kondisi masyarakat Arab Jahiliyah saat itu, yaitu memiliki kebiasaan
membunuh anak perempuan, karena mereka khawatir nanti anak perempuan
itu diperkosa atau berzina. Oleh karena itu, turunlah ayat di atas yang
melarang tentang perzinahan.7
Artinya : Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.
Menurut ayat itu pezina harus dihukum cambuk 100 kali. Pezina yag
harus dihukum cambuk adalah pezina perempuan yang masih gadis dan
pezina laki-laki yang masih bujang. Sedangkan bila pezina itu sudah pernah
menikah, maka harus dirajam yaitu melempari batus sampai tewas. Kemudian
ayat itu mendahulukan penyebutan “az-zaniyatu” dari pada “az-zani” ini bukti
karena perzinaan lebih tampak pada perempuan seperti kehamilannya dan
7
5
dampak negative yang disebabkan oleh perbuatan zina lebih banyak
ditanggung oleh perempuan dari pada laki-laki.8
Pendidikan keagamaan serta pemeliharaan dan peningkatan keimanan
adalah upaya yang terus menerus dilakukan. Selain itu penerangan tentang
kenapa Al-Qur’an melarang perzinahan sangat sesuai dengan alasan ilmiah
demi menghindari terjadinya perzinahan.9
Berdasarkan penelitian diberbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20
hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks.
Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke
jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum
baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius.10
Menurut data BKKBN tahun 2008, sebanyak 63% remaja di beberapa
kota besar di Indonesia telah melakukan seks pranikah. Sementara data
Annisa Foundation tahun 2006 menunjukkan bahwa 42,3% remaja SMP dan
SMA di Cianjur, Jawa Barat, melakukan hubungan seks pertama kali di
bangku sekolah. Mereka melakukan berdasarkan suka sama suka dan tanpa
paksaan (Healty Life.com, 22 januari 2010). Survei lain menunjukkan 66%
remaja putri usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah
atas (SMA) tidak lagi perawan. Pada tahun 2014 51% remaja di Jabodetabek
telah melakukan seks pra nikah, di Surabaya mencapai 54%, di Medan 52%,
di Bandung 47% dan Yogyakarta 50%. Data yang dikumpulkan BKKBN
selama kurun waktu 2014 saja. Dari kasus perzinaan yang dilakukan para
8
Sudirman Tebba, Ayat-ayat Seks, hal. 116 9
Djamaluddin Ancok, Psikologi Islam, hal. 34 10
6
remaja putri tersebut yang paling dahsyat di Yogyakarta. Pihaknya
menemukan dari hasil penelitian di Yogyakarta kurun waktu 2014 setidaknya
tercatat sebanyak 50% dari 1160 mahasiswi di kota gudeg tersebut menerima
gelar MBA (marriage by accident) alias menikah akibat hamil sebelum nikah.
Banyak faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap hubungan
seks pranikah, diantaranya sikap remaja itu sendiri, sikap orang tua serta
pengaruh lingkungan sosialnya. Masalah seks remaja seringkali
mencemaskan orang tua, juga pendidik, penjabat pemerintah, para ahli dan
sebagainya.11
Masalah hubungan seksual memang merupakan masalah yang sangat
pelik, khususnya norma, adat istiadat, agama dan peraturan hukum melarang
adanya hubungan seks (bersenggama, bersetubuh dan sebagainya) sebelum
adanya perkawinan. Dengan demikian memang dibutuhkan sikap yang sangat
bijak dari para orang tua, pendidik, dan masyarakat pada umumnya serta
tentunya dari masyarakat itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa
transisi itu dengan selamat.
Berdasarkan pengamatan sementara di Desa yang saya tempati banyak
terjadinya perkawinan yang terjadi di luar nikah. Terhitung dari awal 2014
tercatat sekitar ±5 pasangan diketahui telah hamil sebelum menikah atau
bahkan melahirkan sebelum menikah. Sedangkan ada juga yang tidak
melaporkan ke pihak desa dikarenakan mereka takut aibnya diketahui oleh
masyarakat. Pada akhirnya untuk meminimalisir prilaku seks bebas
11
7
dibutuhkan beberapa pendampingan dan pencegahan baik dari pemerintah
atau dari masyarakat terdekat. Oleh karena itu penelitian ini mencoba untuk
meredakan tindakan-tindakan asusila dengan cara membuat buku panduan
atau studi pengembangan paket bagi konselor mengenai Bimbingan dan
Konseling Islam untuk mencegah dan meminimalisir masalah Married by
Accident dengan tujuan memberikan solusi serta pemahaman terhadap remaja
akan dampak negatif dari perilaku tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam bentuk
Buku Panduan untuk mencegah hamil di luar nikah pada Siswi di
SMKNU Bahrul Ulum Pelemwatu Menganti Gresik?
2. Bagaimana Efektifitas Bimbingan dan Konseling Islam melalui buku
panduan untuk mencegah hamil di luar nikah?
3. Bagaimana hasil uji kelayakan, ketepatan, kelayakan dan kegunaan buku
panduan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dalam mengadakan pendekatan penelitian tentunya tidak lepas dari
tujuan yang ingin dicapai untuk mewujudkan rasa keingintahuan dari sasaran
penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini secara umum untuk mengetahui
8
1. Untuk mengetahui pelaksanaan yang dilakukan melalui Bimbingan dan
Konseling Islam dalam mencegah hamil di luar nikah di SMKNU Bahrul
Ulum Pelemwatu kecamatan Menganti Gresik.
2. Untuk mengetahui efektifitas hasil penerapan buku panduan terhadap
Bimbingan dan Konseling Islam setelah pelaksanaan pelatihan untuk
mencegahhamil di luar nikah.
3. Mengetahui hasil uji paket yang sesuai dengan ketepatan, kelayakan dan
kegunaan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dalam penelitian ini diharapkan sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan menambah wawasan pemikiran bagi para pembaca
khususnya mahasiswa yang berkonsentrasi dalam bidang konseling
keluarga. Dan bagi para pembaca lain umumnya. Agar dapat mengetahui
bagaimana cara yang baik agar kita tidak terjebak dalam pergaulan bebas
dan Married by Accident.
2. Secara Praktis
Dapat dijadikan acuan yang dapat memberikan informasi kepada
seluruh konselor tentang bagaimana cara yang baik dalam memberikan
9
E. DEFINISI KONSEP
Untuk pembahasan ini perlulah kiranya peneliti membatasi dari
sejumlah konsep yang diajukan dalam penelitian yang berjudul “Bimbingan
dan Konseling Islam Dalam Bentuk Buku Panduan untuk Mencegah Hamil
Diluar Nikah Remaja di SMKNU Bahrul Ulum Pelem Watu Kecamatan
Menganti Gresik”.
1. Bimbingan dan Konseling Islam
Menurut M. Hamdani bakran Adz- dzaky, Bimbingan dan
Konseling Islam Islam adalah suatu aktivitas memberikan bimbingan dan
pedoman kepada klien dengan keterampilan khusus yang dimiliki
pembimbing dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien
mengembangkan potensi akal fikirannya, jiwa, dan keimanan, serta dapat
menanggulangi masalah dengan baik dan benar secara mandiri yang
berparadigma kepada Al- Qur’an dan As- Sunnah Rasulullah SAW.12
Menurut Aunur Rahim faqih Bimbingan dan Konseling Islam
adalah Proses pemberian bantuan kepada individu agar menyadari
kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT yang seharusnya
dalam kehidupan keagamaan selaras dengan ketentuan- ketentuan dan
petunjuk dari Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia
dan akhirat.13
12
M. Hamdani Bakran Adz-dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru,2001), hal. 137
13
10
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan Bimbingan dan
Konseling Islam merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terdiri
dari seorang konselor dan klien, dimana dalam kegiatan tersebut
diharapkan klien dapat mengatasi problematika kehidupannya
berdasarkan ketentuan Allah SWT dan Rasulnya.
2. Remaja
Seringkali orang mendefinisikan remaja sebagai periode transisi
antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau seseorang yang
menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah
terangsang perasaannya, dan sebagainya.14
Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang
lebih konseptual yang didalamnya terdapat tiga kriteria, yaitu biologis,
psikologis dan social ekonomi. Maka secara lengkap definisi tersebut
sebagai berikut:
Remaja adalah suatu masa ketika:
a) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual;
b) Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi
dari kanak-kanak mejadi dewasa;
14
11
c) Terjadi peralihan dari ketergantungan social-ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.15
Menurut Salman remaja merupakan masa perkembangan sikap
tergantung (dependen) terhadap orang tua kearah kemandirian
(independen), minat- minat seksual, perenungan diri, dan perhatian
terhadap nilai nilai estetika dan isu- isu moral.16 Dari beberapa penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari
anak-anak menjelang dewasa.
3. Hamil di Luar Nikah (Married by Accident)
Married dalam bahasa inggris berarti menikah, sedangkan by
accident yang berarti karena kecelakaan yang dimaksud kecelakaan
yakni karena timbul suatu sebab yakni menikah karena hamil. Dalam
keterangan lain hamil di luar nikah adalah perempuan yang mengandung
janin dalam rahimnya karena sel telur di buahi oleh spermatozoa serta
tidak dalam ikatan perkawinan yang sah.17
Yang di maksud dengan hamil di luar nikah dalam penelitian ini
adalah kasus perempuan yang hamil tanpa adanya ikatan pernikahan
yang resmi. Peristiwa ini terjadi disekitar sekolah yang akan peniliti
lakukan.
15
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, hal.9 16
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, hal. 184 17
12
4. Upaya Preventif
Preventif yaitu upaya konselor pemberian bantuan kepada individu
agar terhindar dari terjadinya masalah yang mungkin terjadi dan dapat
menghambat kegiatan belajar peserta didik.18
Yang dimaksud upaya preventif adalah kegiatan yang dilakukan
secara sistematis, berencana, dan terarah, untuk menjaga agar tidak
timbulnya suatu masalah.
5. Pengembangan dalam Penelitian
Serangkaian kegiatan mendesain, menyusun, mengevaluasi, dan
merevisi, suatu produk yang akan menghasilkan paket, modul dan
sebagainya dengan memiliki kriteria akseptabilitas yang meliputi 4 aspek
yaitu ketepatan, kelayakan, kegunaan, dan respon afeksi positif dari
subyek penelitian.19
F. Spesifik Produk Paket Hamil di Luar Nikah (Married by Accident)
Sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penelitian di atas, maka
penelitian pengembangan ini dirancang sedemikian rupa, agar dapat berguna,
praktis, menarik, dan mudah difahami. Oleh karena itu penelitian
pengembangan ini diharapkan dapat memiliki kriteria berikut, sebagaimana
yang di adaptasi dari tesis Agus Santoso yaitu:
1. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa isi paket yang dikembangkan
sesuai dengan tujuan dan prosedur paket. Hal ini dapat diketahui dengan
18
Shahudi Siradj, Pengantar Bimbingan & Konseling, (Surabaya: Revka Petra Media, 2012), hal. 59
19
13
cara mengukur tingkat validitas paket yang dikembangkan dengan
menggunakan instrument skala penelitian.
2. Kelayakan yang dimaksud adalah bahwa paket yang dikembangkan
memenuhi persyaratan yang ada, baik dari sisi prosedur maupun
pelaksanaannya, sehingga paket tersebut dapat diterima oleh remaja yang
berada di SMKNU Bahrul Ulum.
3. Kegunaan yang dimaksud adalah bahwa paket yang dikembangkan
memiliki daya guna bagi remaja, agar mereka dapat mengerti dan
memahami tentang Married by Accident.
4. Respon Afektif Positif yang dimaksud adalah bahwa tampilan dan isi
paket berpotensi dapat membuat remaja akan mencurahkan perhatiannya
untuk membaca tulisan, mengamati cerita, dan melakukan tugas paket
tersebut.20
Untuk lebih memperjelas hal ini dapat dilihat tabel berikut:
1.1Table Spesifik Produk Paket
No Variabel Indikator Alat
1 Ketepatan
a. Ketepatan obyek
b. Ketepatan rumusan tujuan
dan prosedur
c. Kejelasan rumusan umum
dan khusus
d. Kejelasan diskripsi tahap
dan materi
e. Kesesuaian gambar dan
materi
Angket
2 Kelayakan a. Prosedur praktis
b. Keefektifan biaya, waktu
Angket
20
14
dan tenaga
3 Kegunaan
a. Pemakaian produk
b. Kualifikasi yang
diperlukan
c. Dampak paket panduan
konseling remaja
pencegahan “Married by Accident”
Angket
Paket pelatihan dalam bentuk konseling keluarga dalam meningkatkan
kualitas peran ibu rumah tangga terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Bentuk Paket
Bentuk paket pelatihan konseling ini terdiri dari 4 topik bahasan
yaitu : 1) Kenali masa remaja anda, 2) Masa remaja ku segalanya bagiku,
3) Married by Accident, 4) Menjadi remaja yang istimewa
Topik-topik ini akan dilengkapi dengan gambar, ilustrasi dan
video-video yang memiliki korelasi dengan topik yang bersangkutan
yang diharapkan mampu menarik respon positif responden.
2. Isi paket
Paket ini terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Buku panduan bagi remaja yaitu petunjuk atau pedoman bagi remaja
yang mengikuti pelatihan konseling agar mengetahui bahwa
pentingnya menjaga diri dari orang yang bukan mahramnya supaya
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Materi pelatihan yaitu buku materi yang terdiri dari 1) Kenali masa
remaja anda, 2) Masa remaja ku segalanya bagiku 3) Married by
15
3. Pelaksanaan pelatihan
Pelaksanaan pelatihan ini dirancang dengan menggunakan sistem
focus group discussion yang dikemas seperti sarasehan. selain itu
pelatihan ini akan dilengkapi dengan simulasi pada paket yang
membutuhkan diadakannya simulasi.
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah Research and Development
(R&D) dengan jenis penelitian pengembangan yang mana metode
penelitian ini cukup ampuh untuk memperbaiki praktik, metode
penulisan yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, menguji
keefektifan produk tersebut, untuk dapat menghasilkan produk tertentu
digunakan penulisan yang bersifat analisis kebutuhan dan uji keefektifan
produk tersebut agar dapat berfungsi ditengah masyarakat.21 Dalam
proses penelitian dan pengembangan ini diawali dengan adanya
kebutuhan selanjutnya materi dan proses pembelajaran harus disesuaikan
dengan kondisi, latar belakang dan kemampuan yang akan
mempelajarinya, barulah dibuat suatu produk kemudian produk tersebut
diujicobakan di lapangan dengan sampel secara terbatas dan sampel lebih
luas secara berulang-ulang. Dalam pelaksanaan penelitian dan
21
16
pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode:
deskriptif, evaluative dan eksperimental.22
Di dalam bukunya “Reseach & Development” menjelaskan bahwa
R&D sebagai metode penelitian yang secara sengaja, sistematis,
bertujuan/diarahkan untuk mencaritemukan, merumuskan, memperbaiki,
mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk, model,
metode/ strategi/ cara, jasa, posedur tertentu yang lebih unggul, baru,
efektif, efesien, produktif, dan bermakna.23
Metode penelitian dan mengembangan ini telah banyak digunakan
pada ilmu pengetahuan teknologi, alam, kesehatan hampir semua produk
teknologi seperti kendaraan, alat rumah tangga, alat-alat kedokteran,
dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan.
Namun demikian metode penelitian dan pengembangan bisa juga
digunakan dalam ilmu sosial, seperti psikologi, konseling, pendidikan,
sosiologi, manajemen dan lain- lain. Dalam rangka mencari data yang
valid maka penelitian ini disusun dengan rancangan penulisan seefektif
dan seefesian mungkin, agar dalam penulisannya nanti tidak memakan
waktu yang terlalu lama dan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
yang diharapkan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan jenis penelitian
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari
22
Nana Syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2013), hal. 164-167
23
17
wawancara, observasi, saran, kritik, dan komentar tertulis. Sedangkan
data kuantitatif diperoleh dengan menggunakan skala penilaian yang
berupa angket.
2. Subyek penelitian
Subyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswi
SMKNU Bahrul Ulum Pelemwatu yang masih aktif mengikuti kegiatan
akademik. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil peserta remaja putri
usia 14-17 tahun sebanyak 25 siswi yang sudah ditentukan dari pihak
sekolah.
Sedangkan lokasi penelitiannya di SMKNU Bahrul Ulum
Pelemwatu penulis memilih lokasi ini karena di sekolah tersebut sering
terjadi kasus Married by Accident dikalangan remaja putri, karena hal itu
mengarah pada tujuan dari penelitian ini yaitu membuat pedoman bagi
konselor dalam memberikan konseling Married by Accident pada remaja
yang berbentuk buku panduan, maka dapat memudahkan para remaja
atau bahkan orang tua dalam mencegah terjadinya Married by Accident.
3. Tahap-tahap Penelitian Pengembangan
Agar dapat memberikan panduan Konseling pencegahan Married
by Accident pada remaja di SMKNU Bahrul Ulum Pelemwatu Menganti
Gresik, tentunya diperlukan sarana yang dapat membantu jalannya
bimbingan ini, karena adanya paket ini sangat dibutuhkan bagi orang tua
dan remaja terutama bagi yang belum mengerti akan dampak Married by
18
prosedur yang valid dalam membuat dan merancang paket konseling
pencegahan Married by Accident seperti yang diharapkan. Ada 9
prosedur dalam proses pengembangan konseling pencegahan Married by
Accident ini, yaitu: 1) Melaksanakan (need assessment), 2) menetapkan
prioritas kebutuhan, 3) Merumuskan tujuan umum, 4) merumuskan
tujuan khusus, 5) Menyusun naskah pengembangan, 6) Mengembangkan
panduan pelaksanaan bimbingan, 7) Menyusun strategi evaluasi
pelaksanaan layanan, 8) Melaksanakan evaluasi produk, 9) merevisi
produk pengembangan.24 dan prosedur- prosedur ini dibagi menjadi tiga
tahap:
a. Tahap Pertama : Perencanaan
1) Mengumpulkan dan mempelajari data yang berkaitan dengan
pencegahan Married by Accident Remaja. Dalam hal ini penulis
melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, dan beberapa
Guru. Dan melakukan observasi langsung pada remaja putri
yang berada di sekolah tersebut.
2) Menetapkan prioritas kebutuhan dengan menanyakan kepada
Staf sekolah tentang perlu tidaknya paket pencegahan Married
by Accident remaja.
b. Tahap Kedua : Pengembangan
1) Merumuskan tujuan umum dengan cara mengidentifikasi dan
mempelajari ketiga materi dalam isi paket, sehingga tiap- tiap
24
19
bagian dapat diketahui apa yang menjadi tujuan umumnya. Pada
dasarnya yang menjadi tujuan umum dari paket ini adalah untuk
mengetahui apa saja penyebab atau faktor remaja usia 14-17
tahun melakukan seks bebas yang berdampak terjadi Hamil di
luar Nikah dan bagaimana cara pencegahannya.
2) Merumuskan tujuan khusus dengan cara yang menggunakan
tujuan khusus dari bimbingan yang dilaksanakan, peserta
bimbingan dan keadaan yang dinginkan. Disini penulis
merumuskan tujuan khususnya adalah terciptanya kondisi
kekeluargaan dalam proses bimbingan atau pelatihan dengan
menggunakan model perenungan diri, agar peserta bimbingan
yang mayoritas remaja dapat dengan mudah mengerti isi dari
paket dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Menyusun naskah pengembangan dengan mempersiapkan tiga
materi yang telah ditentukan yaitu pengertian Married by
Accident (Hamil di Luar Nikah), dampak, dan cara pencegahan
Married by Accident.
4) Mengembangkan paket yang akan menjadi petunjuk bagi orang
tua serta remaja dalam melaksanakan dan mengikuti tata cara
bimbingan, sehingga dapat memudahkan peserta bimbingan
dalam memahami target yang ingin di capai setelah pelatihan.
20
pencegahan Married by Accident (Hamil di Luar Nikah)
dikalangan remaja.
5) Menyusun strategi evaluasi bimbingan. Karena, tingkat
keberhasilan dari paket ini sangat penting. Maka sangat perlu
dibuat strategi evaluasi dengan mengevaluasi layanan
bimbingan yang diberikan dalam batas waktu yang telah
ditentukan. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan paket yang dikembangkan.
c. Tahap Ketiga : Uji Coba
1) Tahap uji coba ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
produk, baik dari sisi isi maupun rancangannya. Kegiatan
ujicoba atau evaluasi ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu: uji
ahli, uji kelompok, kecil atau kelompok terbatas. Uji ahli
bertujuan untuk mengetahui kesalahan yang mendasar dalam hal
isi dan rancangan. Sedangkan uji kelompok kecil atau terbatas
bertujuan untuk mengetahui keefektifan perubahan produk yang
dihasilkan dari uji ahli serta menentukan tingkat pemahaman
orang tua serta remaja dalam Bimbingan dan Konseling Islam
dalam pencegahan Hamil di Luar Nikah.
2) Merevisi produk adalah kegiatan terakhir dari proses
pengembangan ini, dimana dari hasil perolehan data dan
21
atau terbatas dapat dianalisa untuk dijadikan bahan
penyempurna produk.25
4. Data dan Metode Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Jenis data adalah hasil pencatatan penelitian baik yang berupa
fakta ataupun angka, dengan kata lain segala fakta dan angka yang
dijadikan bahan untuk menyusun informasi. Penelitian akan kurang
valid jika tidak ditemukan jenis data dan sumber datanya. Adapun
jenis data pada penelitian ini adalah:
1. Data primer
Data primer adalah data pokok dalam penelitian ini, yaitu
faktor anak melakukan hubungan seks bebas dan cara tepat
upaya mencegah terjadinya Married by Accident dikalangan
remaja yang diambil dari hasil observasi di lapangan, serta
tanggapan dari obyek penelitian yaitu peserta konseling Married
by Accident yang berjumlah 25 orang yang telah selesai
mengikuti pelatihan di SMKNU Bahrul Ulum Pelemwatu
Menganti Gresik.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya
25
22
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan.26
b. Sumber Data
Sumber data adalah salah satu yang paling penting dalam
sebuah penelitian, hal ini dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam
menggunakan atau memahami sumber data maka data yang
diperoleh tidak sesuai dengan tujuan penelitian.27 Adapun sumber
datanya adalah:
1) Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung
diperoleh penulis di lapangan yaitu para remaja putri yang
berada di SMKNU Bahrul Ulum Pelemwatu Menganti Gresik
yang berusia 14-17 tahun.
2) Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu segala informasi baik yang
berupa literatur atau pakar remaja yang membahas bagaimana
cara yang baik dalam pencegahan perilaku seks bebas yang
berakibat Married by Accident pada remaja yang berusia 14-17
tahun, baik dari orang tua, guru BK maupun pihak sekolah
lainnya.
26
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal. 209
27
23
c. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian ini, maka
penulis akan menggemukakan beberapa metode pengumpulan data:
a. Observasi
Metode observasi adalah suatu metode yang digunakan
dengan cara pengamatan dan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto menyebutkan observasi meliputi
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.28
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data
mengenai kondisi sarana dan prasarana, ruang kegiatan belajar
mengajar serta untuk memperoleh data tentang aplikasi
pelatihan konseling untuk mencegah hamil diluar nikah di
SMKNU Bahrul Ulum Pelem Watu Menganti Gresik dan
memperoleh data tentang pengaruh setelah diadakan pelatihan
konseling untuk mencegah hamil diluar nikah di SMKNU
Bahrul Ulum Pelem Watu Menganti Gresik.
b. Wawancara
Wawancara merupakan alat recheking atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in dept interview)
28
24
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.29
Adapun metode ini dipergunakan untuk mewawancarai
kepala sekolah tentang sejarah berdirinya SMKNU Bahrul Ulum,
letak geografis dan struktur organisasi serta data mengenai
Married by Accident, dan juga data mengenai pengaruh
pelatihan konseling terhadap Bimbingan dan Konseling Islam
pencegahan Married by Accident pada remaja.
c. Angket
Angket adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang
diajukan peneliti kepada para responden untuk mendapatkan
jawaban secara tertulis. Sehubungan dengan itu, Suharsimi
Arikunto mengemukakan bahwa angket atau kuestioner
(questioner) ialah penyelidikan mengenai suatu masalah yang
banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak)
dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu formulir daftar
pertanyaan, diajukan secara tertulis kepada sejumlah obyek
untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan (respon) tertulis
seperlunya.30
29
Sugiyono, Metode Penulisan kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, hal.329 30
25
Pada tahap ini, penulis membuat suatu daftar
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden
(orang yang diteliti). Selanjutnya, dalam penelitian ini, penulis
menggunakan angket tipe pilihan dalam artian penulis telah
menyiapkan alternative jawaban yang sudah penulis sediakan
dan responden tinggal memilih satu/lebih diantara beberapa
jawaban yang tersedia. Pada tahap ini, penulis gunakan untuk
memperoleh data tentang pengaruh aplikasi pelatihan konseling
dalam bentuk buku paket untuk mencegah hamil diluar nikah.
5. Tehnik Analisis Data
Analisis data ini dilakukan peneliti untuk memperoleh suatu hasil
temuan dari lapangan yang sesuai dengan fokus permasalahan dalam
penelitian ini. Prosedur utama dalam penelitian pengembangan ini terdiri
dari langkah, yaitu:
a) Melakukan Analisis Produk Yang Akan Dikembangkan
Model pengembangan ini dimulai dari pengumpulan
informasi dan data. Informasi yang dibutuhkan adalah perlu tidaknya
paket panduan konseling pencegahan Married by Accident dan
bagaimana yang perlu dikembangkan. Untuk informasi tersebut
penulis melakukan need assessment dengan cara bertanya kepada
para remaja, pihak orang tua, untuk mengetahui apakah dari pihak
mereka mengerti atau mengetahui masalah Married by Accident, dan
26
b) Pengembangan Produk Awal
Model pengembangan ini dirancang dengan format dan
tahapan yang jelas, sederhana, dan sistematis sehingga tidak terlalu
rumit dilaksanakan.
c) Uji Coba Lapangan dan Revisi Produk
Pengembangan paket dalam model ini memiliki tahapan
khusus yang berbentuk uji lapangan dan revisi produk, sehingga
melalui penilaian dan revisi atas produk pengembangan, akan
dihasilkan produk yang efektif dan tentunya diharapkan menarik
bagi para penggunanya.
6. Tehnik Keabsahan Data
Uji keabsahan hasil penelitian merupakan hal yang urgen dalam
sebuah penelitian, hal ini dikarenakan banyak hasil penelitian yang
diragukan keabsahannya baik penelitian kualitatif maupun penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan tehnik
keabsahan data sebagai berikut:
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Dalam penelitian kualitatif kuantitas keikutsertaan peneliti
sangat menentukan hasil penelitian. Hal ini dikarenakan keikutsertaan
peneliti dapat menentukan kualitas pengumpulan data. Semakin
banyak peneliti ikut serta dalam proses penelitian maka akan semakin
27
Dengan adannya perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam
proses penelitian maka akan terjadi pengumpulan data yang
maksimal dan mendalam. Jika hal itu dilakukan maka akan
membatasi:
1) Gangguan dari dampak peneliti pada konteks
2) Kekeliruan penelitian
3) Mengkompensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak
biasa atau pengaruh sesat.31
b. Ketekunan Pengamatan
Dalam rangka memperoleh derajat pengabsahan hasil
penelitian yang maksimal maka perlu dilakukan peningkatan
ketekunan pengamatan di lapangan dengan melibatkan seluruh panca
indra seperti indra pendengaran, perasaan dan insting peneliti.
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan kriteria atau
unsur-unsur yang relevan dengan masalah atau isu yang sedang
diangkat oleh peneliti dan kemudian dapat lebih fokus terhadap
aspek tersebut. Dengan demikian peneliti melakukan pengamatan
dengan rinci, menyeluruh dan berkesinambungan terhadap
faktor-faktor yang nampak, kemudian menelaah secara menyeluruh sampai
faktor yang ada dapat benar-benar dipahami oleh peneliti.
31
28
c. Triangulasi
Triangulasi adalah tehnik pengabsahan data yang melibatkan
peneliti, metode, teori dan sumber data. Lebih jelasnya triangulasi
dibagi sebagai berikut:
1) Triangulasi peneliti adalah pengujian validitas hasil penelitian
yang melibatkan peneliti lain untuk melakukan pengecekan ulang
secara langsung baik dari segi wawancara ulang, atau perekaman
data yang sama di lapangan. Dengan kata lain triangulasi peneliti
adalah proses verifikasi terhadap hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh seorang peneliti.
2) Triangulasi sumber data adalah proses membandingkan hasil
pengamatan atau data yang satu dengan data yang lain dengan
berbagai sumber data yang berbeda.
3) Triangulasi metodologi proses membandingkan data sejenis
dengan menggunakan berbagai tehnik atau metode pengumpulan
data yang berbeda.
4) Triangulasi teoritis proses mengkaji satu permasalahan dilihat
dari berbagai sudut pandang teori yang lebih dari satu.32
Adapun triangulasi yang diterapkan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Dalam
triangulasi data atau sumbernya peneliti menggunakan beberapa
sumber untuk mengumpulkan data dengan jenis permasalahan yang
32
29
sama. Dengan kata lain proses pengambilan data di lapangan
dilakukan melalui beberapa sumber data yang berbeda dengan cara
sebagai berikut:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan yang dikatakan secara pribadi
3) Membandingkan pernyataan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang lain dengan strata sosial
yang berbeda.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.
Sedangkan triangulasi metode yang diterapkan oleh peneliti
adalah pengumpulan data sejenis dengan menggunakan beberapa
tehnik atau metode pengumpulan data yang berbeda yaitu wawancara,
observasi, dukumentasi dan kuisioner. hal ini dilakukan sebagai
upaya menutupi kekurangan atau kelemahan dari satu tehnik
pengumpulan data tertentu sehingga antara beberapa tehnik
pengumpulan data terjadi saling melengkapi. Dengan demikian lebih
30
Metode pengabsahan atau validitas data yang diambil oleh
peneliti lebih mengarah pada penelitian kualitatif, hal ini dikarenakan
dalam penelitian Research and Development yang dilakukan terjadi
pengkombinasian dua metode penelitian yaitu kualitatif dan kuantitaif
namun kualitatif lebih mendominasi dibandingkan metode penelitin
kuantitatif yang hanya sebagai pelengkap.
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari 5 bab pokok
bahasan yang meliputi:
Bab I : Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
konsep, metode penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II : Kerangka teoritik yang menyajikan tentang kajian teoritik
yaitu: Pengertian dan tujuan Bimbingan dan Konseling Islam Islam, fungsi
Bimbingan dan Konseling Islam, Perkembangan remaja, hamil diluar nikah,
sebab-sebab remaja melakukan seks sebelum nikah, dampak perilaku hamil
sebelum menikah.
Bab III : Bab ini berisikan tentang metode dan jenis penelitian, subjek
dan lokasi penelitian, jenis dan sumber penelitian, teknik pengumpulan data,
tahap-tahap dalam penelitian pengembangan, analisis data, teknik
pemeriksaan keabsahan data.
Bab IV : Bab ini menjelaskan tentang laporan penelitian. Di dalam
31
yang meliputi penyajian data, analisis, dan pembahasan. Penyajian data
tentang perkembangan anak remaja, penyajian tentang sebab- sebab remaja
melakukan seks sebelum nikah, analisis data tentang upaya pencegahan hamil
diluar nikah, analisis data tentang respon orang tua dan remaja setelah
bimbingan, dan revisi produk berdasarkan analisis data.
Bab V : Bab terakhir ini akan membahas hasil kajian produk yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik
1. Bimbingan dan Konseling Islam
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam
Bimbingan dan Konseling Islam adalah suatu proses pemberian
bantuaan kepada klien yang berupa informasi yang bersifat preventif
sehingga klien dapat memahami dirinya dan dapat mengenali
lingkungannya.33 Menurut Komarudin, konseling Islam adalah proses
pemberian bantuan yang berdasarkan Qur’an dan hadits, unuk menjadi
penerang bagi bagi seluruh umat manusia. Guna mengantarkan
manusia kepada kebahagiaan lahir batin dunia dan akhirat.34
Pada hakikatnya, Bimbingan dan Konseling Islam adalah upaya
membantu individu belajar mengembangkan fitrah atau kembali ke
fitrah dengan cara memberdayakan iman, akal dan kemampuan yang
dikaruniakan Allah SWT kepadanya untuk mempelajari tuntunan
Allah dan Rasulnya agar fitrah yang ada pada individu itu
berkembang dengan benar dan kukuh sesuai tuntunan Allah SWT.35
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Bimbingan dan
Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, kontinu
33
Sofyan S Willis, Konseling Individual, Teori dan Praktek, (Bandung: CV Alfabeta, 2010), hal. 6
34
Komaruddin, dkk, Dakwah dan Konseling Islam, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2008), hal. 54-55
35
33
dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan
potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan
cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam
Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW ke dalam dirinya, sehingga ia
dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadits.
b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam
Menurut A. Badawi Tujuan Bimbingan dan konseling islam
adalah Agar manusia dapat berkembang secara serasi dan optimal
unsur raga dan rohani serta jiwanya, berdasarkan ajaran islam dan
berkembang secara serasi dan optimal undur kedudukan individu dan
social berdasarkan ajaran islam.
Jika kita berbicara bimbingan dan konseling islam maka tidak
akan bisa luput dari pembahasan dasar hukum islam yakni al quran,
karena pelaksaan Bimbingan dan konseling islam berdasarkan al
quran dan as sunnah. Al quran memberikan rambu-rambu kehidupan
bagi manusia. Ia bisa digunakan sebagai obat penenang bagi hati yang
gelisah dan jiwa yang tidak tenang. 36 Maka dari sini tujuan
bimbingan dan konseling islam adalah membantu, mendorong,
memotivasi individu untuk menjalankan hidupnya sesuai dengan al
quran dan as sunnah dan berubah menjadi lebih baik.37serta memiliki
komitmen yang kuat untuk merealisasikan nilai keimanan dan
36
Ridho Syabibi, Metodologi Ilmu Da’wah kajian Ontologis Da’wah Ikhwan Al Safa’, (Yogyakarta: Bengkulu, 2008), hal. 50
37
34
ketaqwaan kepada Allah dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan
lingkungan masyarakat.38
Di samping tujuan sebagaimana di atas, bimbingan dan
konseling Islam juga memiliki tujuan yang secara rinci sebagai berikut:
1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan,
kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, damai, lapang dada, dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhan.
2. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat, baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja, maupun lingkungan social dan alam sekitarnya.
3. Untuk menghasilkan kecerdasa emosi pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong, dan rasa kasih sayang.
4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu
sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk bebrbuat taat kepada tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya, serta ketabahan menerima ujianNya.
5. Untuk menghasilkan potensi ilmiah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik
dan benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai hidup,
dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungan pada berbagai aspek kehidupan.39
c. Fungsi dan Peran Bimbingan dan Konseling Islam
1. Fungsi Pencegahan
38
Syamsul Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2009), hal. 14
39
35
Merupakan usaha pencegahan akan timbulnya problem.
Kegiatan pencegahan bisa berupa orientasi, program bimbingan
karir dan sebagainya.40
2. Fungsi Pemahaman
Bimbingan dan konseling membantu konseli untuk
memahami pesan-pesan al quran dan as sunnah serta al hikmah
(metode menghayati rahasia kebaikan dibalik peristiwa) secara
mantap. Ketika konseli telah mampu memahami maka ia akan
dapat berpikir, bersikap dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan,
jika sikap dan perilaku menyimpang dari tuntunan kebenaranNya
maka akan berakibat fatal.
Jika pemahaman konseli sudah matang maka akan terhindar
dari hal-hal yang dapar merusak dan menghancurkan eksitensi dan
esensi dirinya, baik kehidupan di dunia maupun di akhirat.
3. Fungsi Penyaluran
Membantu individu untuk mengenali potensi dirinya
kemudian diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang positif yang
bisa mengembangkan.41
4. Fungsi Pengembangan
40
Hadi Riyatno dan Abd. Syakur, Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam dalam Menangani Trauma Seorang Siswa Pasca Penganiayaan di SCCE (Surabaya children crisis centre, Vol. O3, No, 02, 2013), hal. 167
41
36
Konselor membantu individu untuk mengaktualisasikan
dirinya sebagai insan yang beragama dan beriman secara utuh.
Pada dasarnya factor penghambat tumbuh kembang individu
adalah pola-pola prilaku dan emosi individu yang kurang tepat.42
5. Fungsi Penyembuhan
Membantu individu keluar dari masalah yang dihadapinya.
konseling kuratif biasanya diberikan secara individual.43
Menurut Drs. H.M Arifin, M. Ed, bimbingan konseling
islam berfungsi membantu konseli agar memiliki Religious
Reference (sumber pagangan hidup) dalam memecahkan
problem.44
Peran Bimbingan dan Konseling Islam Islam adalah untuk
membantu klien menyadari kekuatan-kekuatan mereka sendiri,
menemukan hal-hal yang merintangi penggunaan kekuatan itu,
dan memperjelas tentang pribadi seperti apa yang diinginkan
klien45 dalam penelitian ini peran konselor menjadi penghubung
bagi konselor lainnya dengan memberikan paket konseling
pencegahan Married by Accident guna memberikan pembekalan
yang cukup untuk para remaja tentang dampak dan bahaya seks
bebas dan mencegah terjadi Married by Accident remaja.
42
Agus Santoso dkk, Terapi Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2013), hal. 36
43Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah,
Bimbingan Konseling Islami di sekolah Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 72
44
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2013), hal. 39 45
37
d. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
1) Asas Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor
tidak boleh disampaikan pada orang lain, atau lebih-lebih hal atau
keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain.
Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya Bimbingan
dan Konseling Islam akan mendapatkan kepercayaan dari klien.
Konseling ini dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama
tidak menggunakan asas tersebut karena mengingat bahwa dalam
kelompok maka dalam hal ini klien/penanya bersedia jika
permasalahannya itu dipublikasikan.
2) Asas Kesukarelaan
Dalam hal ini pembimbing berkewajiban mengembangkan
sikap sukarela pada diri klien itu sehingga klien mampu
menghilangkan rasa keterpaksaannya saat memberikan data
dirinya kepada pembimbing. Kesukarelaannya tidak hanya
dituntut pada diri klien, tetapi hendaknya berkembang pada diri
konselor.
Dalam mengungkapkan permasalahan, klien/penanya rela
ataupun tidak merasa tepaksa dalam menyampaikan masalahnya
kepada konselor dan konselor juga tidak terpaksa dalam
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
38
3) Asas Keterbukaan
Bimbingan dan Konseling Islam yang efensien hanya
berlangsung dalam suasana keterbukaan. Baik klien atau konselor
bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan sekedar berarti beserdia
menerima saran-saran dari luar tetapi hal ini lebih penting
masing-masing bersangkutan bersedia membuka diri untuk
kepentingan memecahkan masalah yang dimaksud.
Klien diharapkan bisa terbuka dalam menyampaikan
permasalahan yang dihadapinya, serta mengungkapkan segenap
fakta, data, dan seluk beluk berkenaan dengan masalahnya kepada
konselor sehingga dalam pemberian bantuan konselor dapat
membantu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh klien/penanya.
4) Asas Kekinian
Masalah klien yang langsung ditanggulangini melalui
upaya bimbingan dan konseling Islam ialah masalah-masalah
yang sedang dirasakan kini (sekarang), bukan masalah yang sudah
lampau, dan juga masalah yang mungkin akan dialami dimasa
mendatang.
Masalah yang ditangani konselor alam pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling Islam Islam pencegahan Married by
Accident adalah masalah-masalah yang dialami oleh
klien/penanya pada saat ini, ataupun masalah yang bisa dialami
39
5) Asas Kemandirian
Kemandirian merupakan tujuan dari usaha Bimbingan dan
Konseling Islam. Dalam memberikan layanan konselor hendaklah
selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada diri orang yang
dibimbing, jangan hendaknya orang yang di bimbing itu menjadi
tergantung pada orang lain, khususnya pada konselor.
Dalam pelatihan ini konselor mengajarkan kepada
klien/peserta tentang bagaimana upaya untuk mencegah
terjadinya Married by Accident hal ini bertujuan agar klien bisa
menyelesaikan permasalahannya sendiri tanpa tergantung pada
orang lain.
6) Asas Kegiatan
Usaha layanan bmbingan dan konseling akan memberikan
buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak
melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya
tetapi harus diraih oleh individu yang bersangkutan. Untuk
menunjang keberhasilan proses konseling, maka diharapkan para
remaja/klien dapat melaksanakan merealisasikan tentang apa yang
telah ada didalam buku paket pencegahan Married by Accident
agar mereka dapat terhindar atau meminimalisir terjadinya hamil
diluar nikah.
40
Upaya layanan Bimbingan dan Konseling Islam
menghendaki terjadinya perubahan pada diri individu yang
dibimbing yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik,
perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaharuan, sesuatu
yang lebih maju.
Diharapkan setelah adanya pelatihan pencegahan Married
by Accident untuk meminimalisir terjadinya masalah Married by
Accident dan remaja dapat berhati-hati dalam pergaulan.46
8) Asas Kenormatifan
Usaha layanan Bimbingan dan Konseling Islam tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau
dari norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu,
maupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini diterapkan
terhadap isi maupun proses penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Islam.
Dalam proses penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
Islam pencegahan Married by Accident harus sesuai dengan
norma-norma yang sudah ditetapkan.
9) Asas Keahlian
Usaha Bimbingan dan Konseling Islam Islam perlu
dilakukan asas keahlian secara teratur dan sistematis dengan
menggunakan prosedur, teknik dan alat (instrument Bimbingan
46
41
dan Konseling Islam Islam) yang memadai. Untuk itu para
konselor perlu mendapat latihan secukupnya, sehingga dengan itu
akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan.
Layanan Bimbingan dan Konseling Islam adalah pelayanan
profesional yang diselenggarakan oleh tenaga ahli yang dididik
untuk pekerjaan tersebut. Buku paket pencegahan Married by
Accident hanya dapat digunakan oleh konselor untuk melakukan
pelatihan pencegahan Married by Accident.47
e. Prinsip-prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling Islam
Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Islam Islam
diantaranya:
1. Membantu individu untuk mengetahui, mengenal, dan memahami
keadaan dirinya sesuai dengan hakikatnya (mengingatkan kembali
ke fitrahnya).
2. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana
adanya, baik dan buruknya, kekuatan dan kelemahannya, sebagai
sesuatu yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT, namun manusia
hendaknya menyadari bahwa diperlukan ikhtiar sehingga dirinya
mampu bertawakkal kepada Allah SWT.
3. Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi)
yang dihadapinya.
4. Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah.
47
42
5. Membantu individu mengemangkan kemampuannya
mengantisipasi masa depan, sehingga mampu memperkirakan
kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan keadaan sekarang
dan memperkirakan akibat yang akan terjadi, sehingga membantu
mengingat individu untuk lebih berhati-hati dalam melakukan
perbuatan dan bertindak.48
2. Hamil di Luar Nikah (Married by Accident)
a. Perkembangan remaja usia 14-17 tahun
Remaja yakni suatu periode transisi antara masa anak-anak ke
masa dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau jika seseorang
menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah
terangsang perasaannya dan sebagainya.49
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Pada masa ini individu banyak mengalami perubahan
mental, emosional, sosial, dan fisik.50 Menurut Gunarsa Masa remaja
juga merupakan suatu masa dimana remaja mengalami
perubahan-perubahan fisik dan psikis, seperti halnya pelepasan diri dari ikatan
emosional dengan orang tua dan pembentukan rencana hidup dan nilai
sendiri. Batas umur remaja antara 17 dan 22 tahun, pada masa ini
diutamakan perubahan dalam hubungan dengan lingkungan hidup
yang lebih luas, yakni masyarakat dimana ia hidup. Tinjauan
48
Tohari Musnamar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, hal. 35-40 49
Sarlito W Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), hal. 2 50
43
psikologis dilakukan terhadap usaha remaja dalam mencari dan
memperoleh tempat dalam masyarakat dengan peranan yang tepat.51
Dari uraian dan penjelasan diatas, maka dapat dikatakan masa
remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa
dewasa ditandai dengan perkembangan yang sangat pesat disegala
bidang baik fisik maupun sosial termasuk didalamnya terjadi
kemasakan organ seksual.
Beberapa ciri utama dari pada masa remaja atau pubertas yaitu:
Pertama, ciri Primer ya