• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PLANTED QUESTION PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V DI MINU DURUNGBEDUG CANDI SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PLANTED QUESTION PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V DI MINU DURUNGBEDUG CANDI SIDOARJO."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PENER

UNTUK MENIN DI MIN

UNIVERSITA FAK

PROGRAM STUD

ERAPAN STRATEGI PLANTED QUESTIO

PADA MATA PELAJARAN IPA INGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA INU DURUNGBEDUG CANDI SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

LAILATUS ZAKIYAH NIM. D37213049

AS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SUR KULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IB

2017

ION

WA KELAS V JO

URABAYA N

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Lailatus Zakiyah, D37213049, 2017, Penerapan Strategi Planted Question pada Mata Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas V di MINU

Durungbedug Candi Sidoarjo”. Skripsi, Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah,

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing: Drs. Nadlir, M.Pd.I dan Drs. H. Munawir, M.Ag Kata Kunci: Minat Belajar, Strategi Pembelajaran,Planted Question

Latar belakang dilakukannya penelitian ini dikarenakan rendahnya minat belajar siswa kelas V di MINU Durungbedug Candi Sidoarjo. Hal ini disebabkan karena guru tidak pernah menggunakan strategi pembelajaran yang menarik. Dalam menyampaikan pembelajaran dikelas guru hanya menggunakan metode ceramah dan siswa hanya mendengarkan saja, akan tetapi ketika ditanya kebanyakan siswa tidak bisa menjawab dan begitu juga sebaliknya jika siswa disuruh bertanya tidak ada yang bertanya.

Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui penerapan strategi planted

questionpada mata pelajaran IPA kelas V di MINU Durungbedug Candi Sidoarjo, (2)

Untuk mengetahui peningkatan minat belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V MINU Durungbedug Candi Sidoarjo dengan menggunakan strategi planted question. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MINU Durungbedug Candi Sidoarjo dengan jumlah 25 siswa dengan jumlah 14 siswi dan 11 siswa. Pada penelitian ini peneliti membahas mengenai penerapan strategiplanted questiondalam meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dengan materi daur air.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kurt Lewin. Pada penelitian ini berlangsung selama dua siklus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara, pengisian angket dan dokumentasi. Kemudian dari data-data yang telah diperoleh tersebut akan dianalisis untuk mengetahui hasilnya.

Dari data penelitian yang ada, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi planted question pada pembelajaran IPA di kelas V dengan materi daur air dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus I dengan persentase skor 75% dan pada siklus II dengan persentase skor 85%. Selain itu juga peningkatan dapat ditunjukkan pada aktivitas mengajar guru di siklus I dengan persentase skor 82% dan pada siklus II dengan persentase skor 86%. Penerapan strategi pembelajaran planted

question ternyata mampu meningkatkan minat belajar siswa dengan persentase 40%

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN MOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR RUMUS ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tindakan yang Dipilih ... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Lingkup Penelitian ... 6

F. Signifikasi Penelitian... 6

(8)

1. Pengertian Strategi PembelajaranPlanted Question... 9

2. Manfaat Strategi PembelajaranPlanted Question ... 11

3. Cara Menggunakan Strategi PembelajaranPlanted Question ... 11

4. Kelebihan dan Kekurangan StrategiPlanted Question... 14

B. Minat Belajar ... 14

1. Pengertian Minat Belajar ... 14

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 16

3. Cara Meningkatkan Minat Belajar ... 17

4. Indikator Minat Belajar ... 18

C. Mata Pelajaran IPA Materi Daur Air ... 19

1. Pengertian IPA ... 19

2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 19

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA SD/MI ... 20

4. Materi Daur Air ... 21

D. Peningkatan Minat Belajar IPA MelaluiStrategi Planted Question ... 25

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian ... 27

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian ... 29

C. Variabel yang Diselidiki ... 30

D. Rencana Tindakan ... 31

E. Data dan Cara Pengumpulannya... 39

F. Indikator Kinerja ... 51

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 53

1. Pra Siklus ... 53

2. Siklus I ... 57

3. Siklus II ... 70

B. Pembahasan ... 78

1. Penerapan Strategi Planted Question ... 78

2. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 80

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradapan kehidupan manusia di dunia.1 Selain itu, juga menjadi elemen penting dalam pembangunan bangsa, karena melalui pendidikan dasar pembangunan karakter manusia dimulai. Pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha membudayakan manusia. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia.2 Dalam suatu pendidikan terjadi adanya suatu proses pembelajaran. Sepanjang perjalananya dalam proses pembelajaran tidak sepenuhnya mengalami kemajuan, melainkan ada kendala-kendala yang harus dihadapi.

Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dikelas, hampir semua guru ingin mewujudkan pembelajaran yang efektif. Suasana pembelajaran yang efektif tersebut dapat terwujud apabila dapat melibatkan siswa secara aktif dan dengan penggunaan strategi

1

Kunandar,Guru Profesional(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 5

2

(11)

2

pembelajaran yang menarik, sehingga dapat menumbuhkan minat dan perhatian siswa.

Namun, pada kenyataannya saat ini yang terjadi pada siswa kelas V di MINU Durungbedug Candi Sidoarjo belum terjadi pembelajaran yang berjalan dengan efektif. Dikarenakan pada saat proses pembelajaran siswa hanya mendengarkan saja dan tanpa ada umpan balik dari siswa. Ketika siswa tersebut ditanya apakah sudah faham tentang materi yang diajarkan kebanyakan tidak ada yang menjawab. Begitu pula saat siswa disuruh bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti siswa pun tidak ada yang bertanya dan siswa hanya diam saja. Hal demikian terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Jamal selaku guru mata pelajaran IPA di kelas V, proses pembelajaran IPA di kelas V masih kurang kondusif. Hal ini terlihat dari sedikitnya siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran yang di lakukan. Selain itu, siswa juga mengalami kendala seperti mengantuk dan bergurau dengan temannya sendiri tanpa memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Dari kegiatan pembelajaran tersebut dapat di lihat hanya ada sekitar 40% siswa yang berminat dalam pembelajaran IPA.3

3

(12)

3

Apabila kondisi demikian terus di biarkan maka akan berdampak buruk bagi kualitas pembelajaran IPA di kelas V MINU Durungbedug. Padahal menurut penelitian yang dilakukan oleh Tsamratul Fuaidah dijelaskan bahwa mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang mempelajari alam semesta, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan perangkat lingkungan alam serta lingkungan alam buatan. Dengan mempelajari mata pelajaran IPA dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang konsep-konsep alam agar cepat peka dan tanggap terhadap masalah-masalah alam yang ada di sekitar. IPA (sains) berupaya membangkitkan minat manusia agar dapat meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam dan segala sesuatu yang ada di alam.4

Salah satu cara pemecahan masalah yang ada di atas tersebut, yang mungkin untuk dilaksanakan oleh guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran planted

question. Harapan digunakannya strategi tersebut adalah untuk membantu

meningkatkan minat belajar siswa kelas V, karena dengan adanya strategi tersebut guru bisa bertatap muka secara individu dengan siswa, maka dengan begitu siswa bisa merasa mendapatkan perhatian dari gurunya.

4

Tsamratul Fuaidah., “Peningkatan Minat Belajar Siswa melalui MediaAugmented Realitypada

(13)

4

Berdasarkan latar belakang masaah yang ada, maka dalam penelitian ini peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul

“PENERAPAN STRATEGI PLANTED QUESTION PADA MATA

PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS V DI MINU DURUNGBEDUG CANDISIDOARJO”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah disini dikemukakan dalam bentuk pertannyaan dasar yang akan dicari jawabannya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pertanyaan dasar yang merupakan rumusan masalah adalah : 1. Bagaimana penerapan strategi planted question pada mata pelajaran

IPA materi daur air dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas V di MINU Durungbedug Candi Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan minat belajar mata pelajaran IPA materi daur air pada siswa kelas V di MINU Durungbedug Candi Sidoarjo setelah menggunakan strategiplanted question?

C. Tindakan Yang Dipilih

(14)

5

pada saat proses pembelajaran suasana kelas menjadi kurang kondusif, dikarenakan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran tidak ada siswa yang mau bertannya dan ketika diberi pertanyaan tidak ada siswa yang bisa menjawab.

Strategi ini dapat dijadikan alternatif penunjang dalam melaksanakan proses pembelajaran yang efektif. Adapun alasan kedua diterapkannya strategi ini supaya dapat meningkatkan minat belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran IPA. Diharapkan dengan adanya strategi ini bisa menjadikan susana kelas yang efektif dan menyenangkan. Sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan proposal ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan strategi planted question pada mata pelajaran IPA materi daur air dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas V di MINU Durungbedug Candi Sidoarjo.

(15)

6

E. Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan masalah-masalah yang sesuai dengan permasalah-masalahan yang ada di atas, yaitu terkait dengan penerapan strategi planted question untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas V di MINU Durung Bedug Candi Sidoarjo pada mata pelajaran IPA materi daur air. Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini diantaranya :

1. Peneliti hanya membahas mengenai penerapan strategi planted

questionuntuk meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran

IPA materi daur air.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di MINU Durungbedug Candi Sidoarjo tahun pelajaran 2016/2017, dikarenakan dalam kelas tersebut kebanyakan tidak ada siswa yang bertanya saat proses pembelajaran. Jumlah siswa dalam kelas ini terdapat 25 siswa.

F. Signifikasi Penelitian

(16)

7

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan gambaran untuk memberikan alternatif dalam sebuah pembelajaran. Sehingga dapat menjadikan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan, yang nantinya akan membantu meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi yang diajarkan.

2. Praktis

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan untuk mengetahui lebih dalam tentang cara meningkatkan minat belajar siswa dengan menggunakan strategiplented question.

b. Bagi siswa

Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatnya minat belajar pada mata pelajaran IPA materi daur air.

c. Bagi guru

(17)

8

d. Bagi sekolah

(18)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. StrategiPlanted Question

1. Pengertian Strategi PembelajaranPlanted Question

Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut sebagai strategi pembelajaran.1 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat berjalan dengan baik.2

Istilah “strategi” pertamakali hanya dikenal dikalangan militer,

khususnya strategi perang. Dalam sebuah peperangan atau pertempuran, terdapat seorang (komandan) yang bertugas mengatur strategi untuk memenangkan peperangan. Semakin hebat strategi yang digunakan (selain kekuatan pasukan perang), semakin besar kemungkinan untuk menang.

1

Abdul Majid,Strategi Pembelajaran(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 6

2

(19)

10

Biasanya, sebuah strategi disusun dengan mempertimbangkan

medan perang, kekuatan pasukan, perlengkapan perang dan

sebagainya. Seiring berjalannya waktu, istilah “strategi” di dunia

militer tersebut diadopsi ke dalam dunia pendidikan. Dalam konteks

pendidikan, strategi digunakan untuk mengatur siasat agar dapat

mencapai tujuan dengan baik. Dengan kata lain, strategi dalam konteks

pendidikan dapat dimaknai sebagai perencanaan yang berisi

serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan.3

Banyak pendapat beberapa para ahli berkaitan dengan

pengertian strategi pembelajaran. Secara umum, strategi pembelajaran

merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk

penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau

kekuatan dalam pembelajaran.4

Planted question atau biasa disebut sebagai pertanyaan

rekayasa dan ada juga yang menyebutnya dengan pertanyaan yang

disiapkan. Strategi ini membantu anda untuk mempresentasikan

informasi dalam bentuk respon terhadap pertanyaan yang telah

ditanamkan/diberikan sebelumnya kepada siswa tertentu.

3

Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 13

4

(20)

11

Sekalipun anda memberikan materi pelajaran seperti biasanya,

tetapi efeknya adalah siswa melihat anda melaksanakan sesi tanya

jawab. Lebih dari itu, strategi ini dapat membantu siswa yang tidak

pernah bertanya atau bahkan tidak pernah berbicara pada jam-jam

pelajaran untuk meningkatkan kepercayaan diri dengan diminta untuk

menjadi seorang penanya.5

2. Manfaat Strategi PembelajaranPlanted Question

Strategi planted question membantu untuk mempresentasikan

informasi dalam bentuk respon terhadap pertanyaan yang telah

ditanamkan atau diberikan sebelumnya kepada peserta didik tertentu.

Strategi ini membantu peserta didik yang tidak pernah bertanya atau

bahkan tidak pernah berbicara pada jam-jam pelajaran untuk

meningkatkan kepercayaan diri dengan diminta menjadi penanya.6

3. Cara Menggunakan Strategi PembelajaranPlanted Question

Langkah-langkah dalam menggunakan strategi planted

question atau biasa dikenal dengan pertanyaan rekayasa ini adalah

sebagai berikut7:

5

Hisyam Zaini, et al., Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: CTSD Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2004), 48

6

Yetty D Novia, Plantet Question ( Pertanyaan Rekayasa) sebagai metode untuk merangsang keaktifan siswa dalam bertanya , 24 Juni 2015 (Diakses pada 17 November) : http://www.kompasiana.com/ye2t/plantet-question-pertanyaan-rekayasa-sebagai-metode-untuk-merangsang-keaktifan-siswa-dalam-bertanya_552c29106ea834ef7c8b456f

7

(21)

12

a. Pilihlah pertanyaan yang akan mengarahkan pada materi pelajaran

yang akan disajikan. Tulislah tiga sampai enam pertannyaan dan

urutkan pertanyaan tersebut secara logis.

b. Tulislah setiap pertanyaan pada kartu instruksi (sepotong kertas (10

x 15 cm)), dan tuliskan isyarat yang akan digunakan untuk

memberi tanda kapan pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan.

Tanda yang bisa digunakan diantaranya:

- Menggaruk atau mengusap hidung

- Membuka kacamata

- Membunyikan jari-jari

- Menguap, dll.

Kartu instruksinya bisa tampak seperti dibawah ini8:

8

Melvin L. Siberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nuansa Cendekia, 2014), 160

JANGAN PERLIHATKAN KARTU INI KEPADA SIAPAPUN!

Bila istirahat kita selesai, saya akan mendiskusikan pertanyaan: “Apakah kecerdasan

merupakan unsur keturunan?” dan kemudian tanyakan apakah siswa memiliki pertanyaan.

Bila saya menggaruk-garuk hidung saya, angkat tangan kamu dan ajukan pertanyaan

berikut ini:

Apakah memang ada lebih dari satu jenis kecerdasan?

Jangan membaca pertanyaannya keras-keras. Ingat-ingatlah pertanyaan itu atau ucapkan

(22)

13

c. Sebelum pelajaran dimulai, pilihlah siswa yang akan mengajukan

pertanyaan. Berikan masing-masing satu kartu indeks, dan jelaskan

tanda-tanda mereka. Pastikan bahwa mereka tidak mengungkapkan

kepada siapapun bahwa mereka telah diberi pertanyaan.

d. Bukalah sesi tanya-jawab dengan mengumumkan topiknya dan

berikan isyarat pertama anda. Panggillah siswa yang sudah

diberikan pertanyaan, jawablah pertanyaan itu, dan kemudian

lanjutkan dengan isyarat dan pertanyaan berikutnya.

e. Setelah itu, bukalah kesempatan bagi seluruh siswa untuk

mengajukan pertanyaan baru. Bukan yang telah diberikan

sebelumnya. Anda harus memastikan dulu adanya berapa siswa

yang unjuk jari.

f. Sertakan jawaban atas pertanyaan tersebut pada kertas lipat,

transparansi OHP, atau buku pegangan pengajaran yang anda

bagikan ketika masing-masing pertanyaan dijawab. Ungkapkan

secara dramatis jawabannya ketika pertanyaan diajukan.

g. Berikan pertanyaan yang telah anda persiapkan kepada siswa yang

paling sedikit memperlihatkan minat atau yang memperlihatkan

(23)

14

4. Kelebihan dan Kekurangan StrategiPlanted Question9

a. Kelebihan :

(1) Menumbuhkan rasa keberanian siswa dalam hal yang positif

(2) Dapat mengkondusifkan siswa secara penuh

(3) Meningkatkan kreativitas siswa

(4) Meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Kelemahan :

(1) Tidak semua siswa mendapat kesempatan bertanya

(2) Membutuhkan media yang cukup banyak.

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tsamratul

Fuaidah,dijelaskan bahwa minat adalah kecenderungan yang menetap

untuk memperhatikan beberapa aktivitas. Seseorang yang memiliki

minat terhadap suatu aktivitas dia akan memperhatikan secara

sungguh-sungguh tanpa ada yang menyuruh. Minat tidak hanya

diekspresikan melalui pernyataan tetapi dapat juga di implementasikan

9

(24)

15

melalui partisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.10Adapun definisi

minat menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Crow and Crow minat itu diartikan sebagai kekuatan

pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada

seseorang, sesuatu atau pada aktifitas-aktifitas lainnya.11

Menurut Mahmud, minat merupakan derajat preferensi pilihan

suka atau tidak suka terhadap suatu objek atau kegiatan yang

ditimbulkan ketertarikan orang tersebut pada objek atau kegiatan

tersebut.12 Menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka rasa

ketertarikan pada suatu benda atau aktivitas tanpa ada yang

menyuruh.13

Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli adalah

tergantung dari teori yang mereka anut. Menurut Winaryo Surahmad,

mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

dimana proses itu terjadi dalam suatu situasi bukan dalam suatu ruang

hampa.14 Dalam implementasinya belajar adalah kegiatan individu

memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan cara

10

Tsamratul Fuaidah.,“Peningkatan Minat Belajar Siswa melalui Media Augmented Realitypada Mata Pelajaran IPA di Kelas VI MI Nurus Syafi’i Gedangan Sidoarjo”, (Surabaya: digilib.uinsby.ac.id diakses pada 8 November 2016), 7

11

Rama Yudis,Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Kalam Mulik, 1998), 175 12

Mahmud,Metode Penelitian Pendidikan(Bandung: Pustaka Setia, 2011), 182 13

Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi( Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 180 14

(25)

16

mengolah bahan belajar. Para ahli psikologi dan guru-guru pada

umumnya memandang belajar sebagai kelakuan yang berubah.15

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa minat belajar merupakan kekuatan pendorong yang

menyebabkan seseorang dapat berproses untuk merubah tingkah laku

dimana proses tersebut terjadi dalam suatu kegiatan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang

menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam

tingkah laku atau kecakapan.16Akan tetapi, berhasil baik atau tidaknya

belajar itu, tergantung kepada bermacam-macam faktor. Salah satunya

adalah minat belajar siswa. Menurut Slameto faktor-faktor yang

mempengaruhi minat belajar siswa yaitu17:

a. Faktor Internal

1) Faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor psikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat,

kematangan dan kesiapan.

15

Endang Komara,Belajar dan Pembelajaran Interaktif...,1 16

M. Ngalim Purwanto,Psikologi Pendidikan(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), 102 17

(26)

17

b. Faktor Eksternal

1) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah, seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat

pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran,

keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.

3. Cara Meningkatkan Minat Belajar

Adapun salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan

minat belajar siswa adalah dengan menggunakan cara-cara seperti

halnya yang ada dibawah ini:

a. Penggunaan strategi pembelajaran yang menarik.

b. Penggunaan media yang tepat dan sesuia dengan materi yang di

ajarkan.

c. Penggunaan metode pembelajaran yang menarik, dengan begitu

siswa akan merasa senang dan nyaman dalam melaksanakan suatu

(27)

18

4. Indikator Minat Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia indikator adalah alat

pemantau (sesuatu) yang dapat memberi petunjuk/keterangan.18

Menurut Safari ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat

belajar yang tinggi. Hal ini dapat dikenali melalui proses belajar di

kelas maupun di rumah, yaitu19:

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka

terhadap mata pelajaran yang dipelajari, maka ia harus terus

mempelajari ilmu yang berhubungan dengan mata pelajaran

tersebut. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk

mempelajari bidang tersebut.

b. Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa

untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau

bisa berupa pengalaman efektif yang dirasakan oleh kegiatan itu

sendiri.

c. Perhatian dalam Belajar

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat.

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap

18

Depdikbud,Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga(Jakarta: Balai Pustaka, 2000), 430 19

(28)

19

pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan

hal yan lain. Seorang yang memiliki minat pada objek tertentu

maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut.

Misalnya, seorang siswa menaruh minat terhadap pelajaran IPA,

maka ia berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya.

d. Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan sesuatu objek yang

mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan

atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

C. Mata Pelajaran IPA Materi Daur Air

1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata

dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang ada di alam. Ilmu Pengetahuan

Alam membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara

sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang

dilakukan oleh manusia.20

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Adapun pentingnya dari pembelajaran IPA dalam kehidupan

sehari-hari adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui

20

(29)

20

pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan

IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk

terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan

pembelajaran SaLingTeMas (Sains, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk

merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA

dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Selain itu, belajar IPA (sains) seharusnya dimulai sejak dini,

karena dengan dimulainnya memperkenalkan alam dan lingkungan

akan memperkaya pengalaman anak. Hasilnya anak akan mampu

membangun suatu pengetahuan yang nantinya dapat digunakan pada

masa dewasanya.21

3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA SD/MI

Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD/MI, khususnya yang

ada pada kelas V antara lain:

a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

b. Benda dan sifatnya, meliputi: benda padat, cair dan gas.

c. Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

21

(30)

21

d. Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, daur air, dan

peristiwa alam.

Dari beberapa ruang lingkup di atas, yang menjadi ulasan

dalam penelitian ini adalah ruang lingkup bagian (d) yaitu bumi dan

alam semesta, yang sesuai dengan Standart Kompetensi (SK): 7.

Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya

dengan penggunaan sumber daya alam, dan Kompetensi Dasar (KD):

7.4. Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhinya.

4. Materi Daur Air

a. Kegunaan air

Air sangat diperlukan dalam kehidupan. Semua makhluk

hidup memerlukan air. Manusia memerlukan air untuk berbagai

keperluan dalam kehidupannya. Misalnya, untuk minum, memasak

dan mencuci. Hewan memerlukan air untuk minum. Tumbuhan

memerlukan air untuk mengangkut zat hara dari akar ke daun.

Tidak akan ada kehidupan tanpa air. Setiap hari kita mandi

menggunakan air. Jika haus, kita minum air. Ibu memasak dan

mencuci menggunakan air.22

22

(31)

22

b. Siklus air (daur air)

Hampir semua makhluk hidup membutuhkan air untuk

memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidupnya, oleh karena itu

kebutuhan akan air sangat penting bagi kehidupan. Menurut

sejarah, sejak seribu tahun masehi, para ilmuwan seperti Hometos

telah mencoba untuk menjawab tentang asal usul air yang ada di

mata air, sungai dan lain-lainya, tetapi belum didapatkan jawaban

yang jelas dan memuaskan. Demikian pula tokoh-tokoh yang lain

seperti Thales, Plato, dan Aristoteles.

Para ilmuwan saat itu beranggapan bahwa air (mata air)

berasal dari persediaan yang amat luas didalam perut bumi yang

abadi sifatnya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pada

kenyataannya keberadaan air dimuka bumi sangat beraneka ragam

dan tergantung oleh ruang dan waktu. Air di muka bumi memiliki

jumlah yang tetap dan selalu bergerak dalam suatu putaran secara

terus menerus yang disebut siklus hidrologi. Hal ini terjadi akibat

pengaruh sinar matahari.

Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air. Oleh

karena itu, bumi dinamakan planet berair. Seluruh air hujan yang

jatuh di permukaan bumi, hanya sepertigannya mengalir ke sungai.

Sisanya yang dua pertiga meresap ke dalam tanah dan batu-batuan.

(32)

23

tahun sebagai air tanah. Baik yang mengalir ke sungai maupun air

tanah pada akhirnya bermuara ke laut. Air tanah itu menyebabkan

terbentuknya mata air dan sumur. Selain itu, air tanah menjagaair

sungai tetap mengalir pada musim kemarau.

Penguapan dan aliran air menyebabkan air mengalami daur.

Adanya daur air menyebabkan air tidak pernah habis walaupun

digunakan terus-menerus. Daur air disebabkan oleh sifat air yang

terus-menerus mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.

Dalam pergerakan itu, air mengalami perubahan bentuk dari cair ke

uap, kemudian kembali lagi menjadi cair. Karena panas matahari,

air laut menguap. Uap air itu selanjutnya berkumpul menjadi satu

membentuk awan. Ketika awan menjadi dingin, uap air

mengembun dan berubah menjadi titik-titik air. Tititk-titik air

itulah yang jatuh menjadi hujan. Karena lautan lebih luas dari pada

daratan, sebagian besar hujan jatuh di lautan. Sebagian hujan yang

jatuh di daratan dan dimanfaatkan oleh hewan dan tumbuhan.

Sebagian lagi tertempung di danau dan sungai yang akan mengalir

menuju ke laut.23

23

(33)

24

Adapun gambar yang menunjukkan terjadinya siklus air

(daur air), dapat di lihat dibawah ini24:

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

c. Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Siklus Air

Daur air terjadi secara alami. Dalam proses itu, tidak ada

campur tangan manusia. Namun, kegiatan manusia dapat

mempengaruhi daur air. Diantara kegiatan manusia tersebut adalah

penebangan hutan. Penebangan hutan yang berlebihan dapat

24

(34)

25

mempengaruhi daur air. Hutan yang gundul tidak dapat menyerap

air. Akibatnya, ketika hujan turun, air akan langsung mengalir ke

laut.

Air yang langsung mengalir ke laut akan mengikis lapisan

tanah bagian atas dan humus. Hal itu dapat menyebabkan tanah

menjadi tandus. Selain itu, aliran air hujan yang deras dapat

menyebabkan banjir. Tindakan manusia menutupi jalan dengan

aspal serta menutupi sebagian halaman dengan beton dan semen

juga mengganggu daur air. Kedua tindakan itu, mengurangi

wilayah tempat air meresap ke dalam tanah.

D. Peningkatan Minat Belajar IPA Melalui Strategi Planted Question

Peningkatan minat belajar IPA materi daur air dengan

menggunakan strategi pembelajaran planted question merupakan sebuah

usaha untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA

khususnya materi daur air.

Strategi planted question ini merupakan salah satu cara yang

dilakukan untuk menumbuhkan minat belajar siswa, karena dalam

penggunaannya strategi ini dapat dilakukan secara individual. Dengan

memanggil salah satu siswa dan dengan memberikan pertanyaan rekayasa,

maka siswa merasa diperhatikan oleh seorang guru. Penggunaan strategi

(35)

26

Strategi pembelajaran seperti itu, bisa digunakan oleh seorang guru

untuk menjadikan suasana belajar yang aktif dan inovatif. Sehingga dapat

menciptakan suasana yang kondusif dan siswa akan merasa senang dengan

(36)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu kegiatan mengumpulkan,

mengelolah, menganalisis, dan menyimpulkan data untuk menentukan

tingkat keberhasilan jenis tindakan yang dilaksanakan oleh guru dalam

proses pembelajaran.1 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan tindakan

berupa penerapan strategi planted question.

Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas ini menggunakan

model Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari

empat langkah, yaitu sebagaimana dibawah ini:

1. Perencanaan/Planning

Pada tahap ini, kegiatan yang harus dilakukan adalah (1) membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) mempersiapkan fasilitas

dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, (3) mempersiapkan

instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan

hasil tindakan.

(37)

28

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan dalam RPP dalam situasi yang aktual, meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

3. Pengamatan/Observing

Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah (1) mengambil

perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) memantau

kegiatan diskusi/kerja sama dalam kelompok; (3) mengamati

pemahaman tiap-tiap siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran

yang telah dirancang sesuai dengan tujuan PTK.

4. Refleksi/Reflecting

Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah (1) mencatat hasil

observasi; (2) mengevaluasi hasil observasi; (3) menganalisis hasil

pembelajaran; (4) mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan

bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya.

Secara keseluruhan, empat tahapan tersebut membentuk suatu

siklus penelitian tindakan kelas yang digambarkan dalam bentuk spiral.

Untuk mengatasi suatu masalah, bisa lebih dari satu siklus bila masih

ada hal-hal yang kurang berhasil dalam siklus pertama. Siklus-siklus

tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Pelaksanaan penelitian ini

merupakan proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang

terus-menerus. Apabila digambarkan, proses penelitian ini dapat

(38)

29

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Model Kurt Lewin2

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi:

a. Tempat penelitian:

Penelitian ini dilaksanakan di MINU Durungbedug

Candi-Sidoarjo yang beralamatkan di desa Durungbedug Rt. 07 Rw. 02

Candi Sidoarjo.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada saat semester genap tahun

ajaran 2016-2017.

2. Subjek penelitian

Refleksi

Perencanaan

(39)

30

Yang menjadi subyek penelitian dalam PTK ini adalah siswa

kelas V MINU Durungbedug Candi Sidoarjo yang diselenggarakan

pada semester genap tahun ajaran 2016-2017 dengan jumlah

keseluruhan siswa 25 siswa yang terdiri dari 14 siswi perempuan dan

11 siswa laki-laki.

C. Variabel Yang Diselidiki

1. Variabel Input

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel input adalah siswa

Kelas V MINU Durungbedug Candi Sidoarjo.

2. Variabel Proses

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel proses adalah

strategi planted question.

3. Variabel Output

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel output adalah

peningkatan minat belajar siswa kelas V MINU Durungbedug Candi

Sidoarjo mata pelajaran IPA materi daur air.

D. Rencana Tindakan

1. Pra Siklus

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian

(40)

31

a. Melakukan kunjungan ke lembaga sekolah terkait.

b. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan.

c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

d. Menyiapkan instrumen penelitian seperti pedoman wawancara,

format observasi guru dan siswa, dan angket minat belajar siswa.

e. Membuat materi yang akan disampaikan.

f. Membuat instrumen angket.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan/ Planning

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa

persiapan-persiapan yang terdiri dari:

1) Menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran perbaikan.

2) Menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan untuk

memecahkan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah

maka untuk menyelesaikannya peneliti melaksanakan

pembelajaran perbaikan dengan menerapkan strategi

pembelajaran planted question.

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

sesuai dengan Standar Kompetensi dan kompetensi dasar

untuk mata pelajaran IPA di kelas V dan mengembangkan RPP

menggunakan strategi planted question.

(41)

32

5) Menyiapkan strategi pembelajaran planted question dengan

menyusun langkah-langkah strategi pembelajarannya dengan

tepat.

6) Menyiapkan media yang cocok untuk mengoptimalkan

penerapan strategi planted question.

7) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

8) Menyiapkan instrumen ukur berupa kuesioner untuk mengukur

minat belajar siswa.

b. Tahap Pelaksanaan/ Acting

Setelah mengembangkan perencanaan maka peneliti siap

melakukan tindakan perbaikan di kelas sesuai dengan tahap

perencanaan dan RPP yang telah disusun. Dalam pelaksaan

penelitian dan proses perbaikan, peneliti bekerjasama dengan guru

kelas V MINU Durungbedug Candi Sidoarjo. Sebelum perbaikan

pembelajaran dilakukan, guru terlebih dahulu memanggil siswa yang

bermasalah (siswa yang tidak pernah aktif untuk bertanya dan

menjawab) untuk datang ke kantor, dikarenakan guru akan

memberikan informasi tentang penggunaan strategi planted question.

Adapun langkah-langkah perbaikan pembelajarannya adalah sebagai

berikut:

1) Guru mengucapkan salam.

(42)

33

3) Guru bertanya tentang kabar siswa.

4) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab

terkait materi daur air.

5) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan

kompetensi yang ingin dicapai.

6) Guru menjelaskan materi tentang daur air dengan menggunakan

media kartu gambar.

7) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal

yang kurang dimengerti. (Penerapan strategi planted question)

8) Guru menjawab pertanyaan dari siswa.

9) Guru memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan soal

yang telah diberikan.

10) Guru menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut.

11) Guru mengoreksi hasil kerja siswa.

12) Siswa mendengarkan penguatan dan kesimpulan materi dari

guru.

13) Guru memberi kesempatan kembali pada siswa untuk bertanya

tentang hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa. (Diluar

penggunaan strategi planted question)

14) Guru memberikan tugas rumah.

15) Guru memimpin do’a sebelum mengakhiri pembelajaran.

(43)

34

c. Tahap Pengamatan/ Observing

Pada tahap ini, peneliti mengamati proses kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan strategi planted question, serta

mencatat mengenai proses dari implementasi tindakan yang di rancang

dengan menggunakan instrumen penelitian.

Selain itu, peneliti juga mengumpulkan data-data yang di

peroleh dari hasil angket yang telah dibagikan. Apabila analisis data I

sudah diketahui, baru dilakukannya tahap refleksi.

d. Tahap Refleksi/ Reflecting

Pada tahap refleksi ini yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1) Memeriksa instrumen penelitian.

2) Memeriksa hasil observasi.

3) Mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi tindakan yang

telah dilakukan.

4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus berikutnya.

5) Evaluasi siklus I.

3. Siklus II

Perencanaan siklus II merupakan perbaikan berdasarkan

identifikasi masalah pada pembelajaran yang dilakukan pada siklus I.

Adapun kegiatan dalam siklus II meliputi:

(44)

35

Siklus II.

2) Memperbaiki kekurangan pada siklus I dan menetapkan

alternatif pemecahan masalah.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

siklus II.

4) Mengoptimalkan langkah kegiatan strategi planted question.

5) Menyiapkan sumber belajar.

6) Menyiapkan strategi pembelajaran planted question dengan

menyusun langkah-langkah strategi pembelajarannya dengan

tepat untuk siklus II.

7) Menyiapkan media yang cocok untuk mengoptimalkan

penerapan strategi planted question.

8) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk

siklus II.

9) Menyiapkan instrumen ukur berupa kuesioner untuk mengukur

minat belajar siswa pada siklus II.

b. Tahap Pelaksanaan/ Acting

Setelah mengembangkan perencanaan maka peneliti siap

untuk melakukan tindakan perbaikan yang disesuaikan dengan

RPP yang telah disusun. Dalam pelaksanaan perbaikan penelitian

ini, peneliti juga bekerjasama dengan guru kelas V MINU

(45)

36

dirasa masih rendah minatnya (berdasarkan hasil angket siklus I)

untuk datang ke kantor, dikarenakan guru mata pelajaran IPA akan

menjelaskan kembali tentang pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukan dengan penerapan strategi planted question. Adapun

tahap pelaksanaan perbaikan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan segala sesuatu agar suasana kelas siap.

2) Guru mengucapkan salam.

3) Siswa berdoa bersama-sama dengan membaca surat Al-Fatihah

dengan bimbingan guru.

4) Guru menanyakan kabar siswa

5) Guru mengabsen kehadiran siswa.

6) Guru mengajak siswa untuk mereview materi sebelumnya.

7) Guru melakukan apersepsi dengan menghubungkan materi

yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

8) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari

hari ini.

9) Guru menjelaskan materi daur air.

10) Guru membagikan media pembelajaran daur air yang dibuat

dari potongan-potongan kertas, kemudian siswa menyunsun

bagian-bagian kertas tersebut menjadi bentuk daur air (puzzle

gambar).

(46)

37

question)

12) Guru menjawab pertanyaan dari siswa

13) Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS yang telah

disiapkan oleh guru.

14) Guru mengoreksi hasil kerja siswa.

15) Guru memberikan tugas rumah.

16) Guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa.

(diluar penerapan strategi planted question)

17) Siswa mendengarkan penguatan dan kesimpulan materi dari

guru.

18) Guru memimpin do’a sebelum mengakhiri pembelajaran.

19) Guru mengucap salam.

20) Peneliti membagikan angket minat belajar.

c. Tahap Pengamatan/ Observing

Pada tahap ini peneliti mengumpukan dan mengidentifikasi

data-data yang diperoleh selama pengamatan berlangsung, berupa

lembar observasi guru dan siswa, dokumen-dokumen serta angket

minat belajar siswa. Apabila analisis data siklus II sudah diketahui,

kemudian baru dilakukannya refleksi.

d. Tahap Refleksi/ Reflecting

Tahap refleksi dilakukan setelah guru melakukan tindakan.

(47)

38

melaksanakan proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah

dalam melaksanakan refleksi ini adalah:

1) Memeriksa instrumen penelitian.

2) Memeriksa hasil observasi.

3) Mendiskusikan dengan guru untuk mengevaluasi tindakan yang

telah dilakukan.

4) Evaluasi siklus II.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini yaitu siswa dan guru. Data

yang diperoleh dari siswa digunakan untuk menentukan tingkat minat

belajar siswa. Kemudian data yang diperoleh dari guru digunakan

untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan strategi planted question

pada kegiatan pembelajaran.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau

seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung

penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

adalah:

(48)

39

Observasi adalah suatu proses pengamatan secara

sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai

fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang

digunakan dalam melakukan observasi disebut pedoman

observasi.

Tujuan utama observasi adalah (1) untuk mengumpulkan

data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa

peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya

maupun dalam situasi buatan, (2) untuk mengukur perilaku kelas

(baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik), interaksi

antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat di

amati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skills).3

Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

dengan menggunakan strategi planted question. Observasi

dilakukan pada saat proses pembelajaran IPA yang dilakukan

dikelas V MINU Durungbedug Candi Sidoarjo oleh orang yang

terlibat aktif berperan dalam proses pelaksanaan tindakan.

(49)

40

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan

untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan

tanya-jawab sepihak. Tujuan wawancara adalah sebagai berikut4:

(a) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna

menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.

(b) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.

(c) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau

orang tertentu.

c. Angket

Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat

data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal.

Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara, kecuali dalam

implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan

wawancara dilaksanakan secara lisan.5

Angket atau biasa disebut kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data dari

responden tentang hal-hal yang diperlukan. Pertanyaan dan

jawaban sudah disediakan untuk dipilih yang dirasa paling sesuai

dengan keadaan, pendapat, perasaan, dan keyakinan responden.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk angket

(50)

41

telah disediakan dan tinggal dipilih oleh responden dengan bangun

item pertanyaan pilihan ganda (multiple choice). Bangun item

pertanyaan pilihan ganda adalah bentuk pertanyaan yang diikuti

dengan beberapa jawaban (lebih dari dua) yang disusun berukuran

menurut klasifikasi golongan. Dalam hal ini responden dapat

memilih hanya satu jawaban (jika satu jawaban telah dipilih,

jawaban lain tidak mungkin atau tidak dapat dipilih lagi).

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui

dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan

pernyataan tertulis yang disusun oleh seorang atau lembaga untuk

keperluan pengujian suatu peristiwa yang berguna bagi sumber

data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar

ditemuakan, dan membuka kesempatan untuk lebih memperluas

pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah serangkaian alat yang

digunakan dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang di

inginkan sesuai dengan instrumen-instrumen yang dipakai. Adapun

(51)

42

a. Lembar Observasi

Penelitian ini menggunakan lembar observasi siswa yang

berguna untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam kelas V

MINU Durungbedug dalam kegiatan proses belajar mengajar mata

pelajaran IPA materi daur air melalui strategi pembelajaran planted

question. Selain itu, digunakan juga lembar pengamatan aktivitas

guru untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru dalam

melakukan proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Dalam observasi ini yang diamati peneliti diantaranya:

keaktifan siswa untuk bertanya, keberanian siswa dalam

mengungkapkan pendapat, senang atau tidaknya siswa dalam

mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung, dsb.

b. Wawancara

Teknik wawancara ini juga digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini. Wawancara ini berupa

lembar pertanyaan dan dalam hal ini peneliti akan mewawancarai

guru kelas V yaitu bapak Moh. Jamal dan sebagian siswa yang

terlibat dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di MINU

Durungbedug Candi-Sidoarjo. Wawancara dilakukan sebelum

kegiatan pembelajaran menggunakan strategi planted question (pra

siklus) dan sesudah menggunakan strategi planted question.

(52)

43

Berupa lembar yang diberikan kepada siswa untuk

mengukur minat belajar siswa. Sebelum membuat lembar angket

minat belajar siswa terlebih dahulu peneliti membuat kisi-kisi butir

angket minat belajar siswa. Kisi-kisi butir angket dibuat

berdasarkan indikator minat belajar siswa. Berikut adalah kisi-kisi

butir angket minat belajar siswa:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Butir Angket Minat Belajar Siswa No. Indikator Minat

Belajar

Indikator Butir Angket Nomor

Butir

Angket

1. Perhatian Memperhatikan pada saat guru IPA

sedang menerangkan

2

Menyimak pelajaran dengan baik saat

kegiatan pembelajaran IPA berlangsung

10

2. Ketertarikan Tidak merasa bosan dengan

pembelajaran IPA

6

Tertarik dengan strategi pembelajaran

yang digunakan guru pada saat mengajar 7

3. Rasa Senang Merasa senang belajar IPA 1

Merasa semangat saat guru mengajar

(53)

44

Aktif bertanya saat mengikuti pelajaran

IPA

5

Aktif maju kedepan kelas untuk

mempresentasikan hasil tugas IPA

4

Setelah kisi-kisi butir angket selesai dibuat, langkah

selanjutnya yaitu membuat kerangka pertanyaan. Kerangka

pertanyaan dibuat berdasarkan indikator butir angket yang ada

pada kisi-kisi butir angket. Kerangka pertanyaan tersebut perlu

disesuaikan dengan bentuk angket. Karena peneliti memilih bentuk

angket tertutup maka peneliti perlu mempertimbangkan

bentuk-bentuk kemungkinan jawaban serta isi jawaban yang dapat

mencerminkan data yang diperlukan.

Selanjutnya setelah membuat kerangka pertanyaan, langkah

selanjutnya yaitu membuat format angket. Format angket dibuat

sedemikian rupa agar memudahkan responden dalam mengisinya,

dan tidak menimbulkan seolah-olah responden sedang diuji.

Setelah format angket selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu

membuat petunjuk pengisian. Selanjutnya peneliti memperbanyak

lembar angket yang telah dibuat sesuai dengan jumlah responden.

d. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

(54)

45

belajar berupa buku paket siswa, jumlah siswa, dan segala sesuatu

yang meliputi data mulai dari sebelum siswa belajar sampai

sesudahnya. Data tersebut meliputi juga hasil angket minat belajar

siswa, foto-foto dalam kegiatan pembelajaran, dan yang terakhir

instrumen pengamatan aktifitas guru serta siswa. Dokumentasi

yang didapatkan pada saat pelaksanaan penelitian dapat dilihat

pada lembar lampiran.

4. Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah data

tersebut dianalisis. Analisis data merupakan langkah untuk

memberikan interprestasi dan arti data yang telah dikumpulkan

sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan dalam

penelitian.

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data

berdasarkan variabel dan jenis responden, memilah data berdasarkan

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan

adalah kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang

dinyatakan dalam bentuk kata dan kalimat. Data kualitatif yang

(55)

46

Sedangkan analisis kuantitatif disini digunakan untuk data observasi

dan angket.

Data observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan

pembelajaran guru dan siswa selama di kelas. Sedangkan data angket

digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap mata

pelajaran IPA. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur

perolehan skor akhir dalam analisis data ini antara lain:

a. Analisis data angket

Setelah angket di isi, kemudian untuk menghitung hasil

angket setiap sampel untuk memperoleh skor akhir, digunakannya

rumus berikut:

Tabel 3.2

Rumus Menghitung Skor Akhir Minat Belajar Tiap Siswa6

Rumus Keterangan

SA = Skor Akhir

SP = Skor Perolehan

SM = Skor Maksimal

Selanjutnya, setelah didapatkan skor akhir tiap siswa.

Untuk mengetahui apakah siswa tersebut mempunyai minat belajar

rendah atau tinggi dapat dilihat dari kriteria skor akhir sebagaimana

dibawah ini:

(56)

47

Tabel 3.3

Kriteria Skor Akhir Minat Belajar Siswa7

Rentang Skor Akhir Kriteria Skor

51 – 100 Tinggi

33 – 50 Rendah

Selanjutnya data yang telah dianalisis setiap sampel

tersebut dirata-rata menggunakan rumus berikut:

Tabel 3.4

Rumus Menghitung Nilai Rata-rata Minat Belajar Siswa8

Rumus Keterangan

M = Rata-rata Minat Belajar

ƩSA = Jumlah Skor Akhir

n = Jumlah siswa

Untuk menghitung prosentasenya, peneliti menggunakan

rumus berikut:

Tabel 3.5

Rumus untuk Menghitung Persentase Minat Belajar Siswa9

Rumus Keterangan

P = Persentase minat belajar

F= Jumlah siswa dengan kriteria minat

belajar sangat tinggi

N = Jumlah siswa

Tabel 3.6

Kriteria Keberhasilan Minat Belajar10

7

Ibid

8

(57)

48

No. Kriteria Prosentase

1. Sangat Tinggi 86%-100%

2. Tinggi 76%-85%

3. Sedang 60%-75%

4. Rendah 55%-59%

5. Rendah Sekali <54%

b. Analisis data observasi guru

Analisis data observasi guru dihitung menggunakan rumus

seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Rumus Untuk Menghitung Skor Aktivitas Guru11

Rumus Keterangan

G = Skor aktivitas guru

F= Frekuensi (Jumlah skor yang

diperoleh)

n = Jumlah skor maksimal

Tabel 3.8

Kriteria Tingkat Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran12 Tingkat Keberhasilan (Prosentase) Kriteria

(58)

49

85-100 Sangat Baik

75-84 Baik

55-74 Cukup Baik

35-54 Kurang Baik

< 34 Kurang Sekali

c. Analisis data observasi siswa

Analisis data observasi siswa dihitung menggunakan rumus

seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.9

Rumus untuk Menghitung Skor Aktivitas Siswa13

Rumus Keterangan

S = Skor aktivitas siswa

F= Frekuensi (Jumlah skor yang

diperoleh)

n = Jumlah skor maksimal

Tabel 3.10

Kriteria Tingkat Keberhasilan Siswa14

Rentang Skor Kriteria

81-100 Baik

(59)

50

<61 Kurang

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari

kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan atau memperbaiki

proses belajar mengajar dikelas. Adapun indikator yang digunakan dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Skor hasil observasi aktivitas guru minimal 85

2. Skor hasil observasi aktivitas siswa sekurang-kurangnya berkategori

baik dengan skor perolehan 81.

3. Kriteria keberhasilan minat belajar >76%.

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, antara guru kelas

sebagai guru pendamping dan mahasiswa sebagai peneliti. Tugas guru

menerapkan penggunaan strategi planted question pada pembelajaran IPA

materi daur air. Adapun rincian tugas guru dan mahasiswa adalah sebagai

berikut:

1. Guru

a. Nama : Jamal

b. Jabatan : Guru Mata Pelajaran IPA kelas V

(60)

51

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan

strategi planted question yang telah di siapkan oleh peneliti

3) Terlibat dalam perencanaan, observasi, dan merefleksi pada

tiap- tiap siklus.

2. Peneliiti

a. Nama : Lailatus Zakiyah

b. NIM : D37213049

c. Status : Mahasiswa

d. Tugas :

1) Menyusun perencanaan pembelajaran, menyusun instrumen

penelitian, dan membuat lembar observasi

2) Menilai instrumen aktivitas guru dan aktivitas siswa

3) Menilai hasil tugas dan evaluasi akhir materi

4) Membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini, peneliti memaparkan dan menjelaskan hasil penelitian di

lapangan tentang peningkatan minat belajar siswa melalui strategi pembelajaran

Planted Question pada mata pelajaran IPA kelas V di MINU Durungbedug.

Berikut data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian.

A.Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Dalam tiap siklus terdiri dari

empat langkah pokok yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflection). Penelitian ini dilakukan

dengan menerapkan strategi planted question untuk meningkatkan minat

belajar siswa. Data awal untuk mengetahui bahwa minat belajar siswa kelas V

MINU Durungbedug dikatakan rendah didapatkan dari hasil wawancara

dengan guru mata pelajaran IPA. Adapun tahapan dalam penelitian ini terdiri

dari pra siklus, siklus I dan siklus II sebagaimana dijelaskan dibawah ini:

1. Pra Siklus

Tahap pra siklus dilakukan untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti melakukan

proses penelitian. Pengamatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu

(62)

54

berlangsungnya pembelajaran IPA dikelas V serta pembagian angket.

Tujuanya adalah untuk mengetahui bagaimana minat belajar IPA sebelum

diberikan tindakan dan sesudah diberikan tindakan.

Kegiatan pra siklus ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober

2016. Pada kegiatan ini peneliti belum melakukan tindakan penelitian di

kelas V MINU Durungbedug dengan menerapkan strategi pembelajaran

planted question untuk meningkatkan minat belajar siswa pada mata

pelajaran IPA. Akan tetapi peneliti hanya melakukan wawancara dan

observasi tanpa melakukan tindakan perbaikan.

Wawancara ini pertamakali dilakukan dengan Bapak H. Nasiruddin,

M.Pd selaku kepala sekolah serta diawali dengan pemberian surat izin untuk

mengadakan penelitian di kelas V MINU Durungbedug guna membantu

melengkapi data penelitian tindakan kelas yang sedang peneliti laksanakan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan didapatkan hasil tentang

jumlah siswa kelas V, buku pelajaran yang digunakan serta latar belakang

siswa-siswa kelas V yang dirasa bermasalah.

Wawancara ini kemudian dilanjutkan kepada Bapak Jamal selaku

guru kelas V yang mengajar mata pelajaran IPA. Adapun hasil yang

diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Jamal diketahui ada beberapa

kendala yang dilakukan saat proses pembelajaran dilakukan, yang berakibat

pada kurangnya minat belajar siswa. Kendala tersebut diantaranya dari

(63)

55

pembelajaran yang menarik. Selain itu juga kurangnya rasa percaya diri

siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru dan bertanya tentang hal-hal

yang kurang dimengerti, karena disaat guru memberikan pertanyaan tidak

ada siswa yang menjawab dan begitu juga sebaliknya.

Adanya hal tersebut dapat dilihat dari nilai mata pelajaran IPA saat

ulangan harian yang jauh dibawah KKM. Dari hasil ulangan harian yang ada

tersebut guru bisa menyimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas V dalam

mata pelajaran IPA tersebut dikatakan rendah, karena jika siswa senang

dengan mata pelajaran IPA maka siswa akan memperhatikan saat proses

pembelajaran dan akan mendapatkan hasil nilai ulangan yang baik.

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu siswa

kelas V dengan inisial I Z A didapatkan informasi bahwa anak ini tidak suka

dengan mata pelajaran IPA karena dirasa pelajaran IPA sangat sulit, selain

itu juga dikarenakan guru yang sering memberikan punishment dengan

menghafalkan materi apabila saat pelajaran berlangsung banyak siswa yang

bergurau. Hal tersebut juga telah peneliti buktikan dengan melihat secara

langsung proses pembelajaran IPA yang terjadi di kelas V.

Pada tahap pra siklus ini, peneliti meminta siswa untuk mengisi

angket setelah pembelajaran IPA selesai dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana minat belajar IPA sebelum diberikan tindakan dan sesudah

diberikan tindakan. Adapun hasil perhitungan angket tersebut sebagaimana

(64)

Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai

rata-rata minat belajar siswa kelas V terhadap mata pelajaran IPA

sebesar 43 dari 25 siswa. Dari 25 siswa tersebut ada 10 siswa

memiliki minat belajar tinggi. Sedangkan 15 lainnya memiliki

kriteria minat belajar rendah. Untuk menghitung prosentase minat

belajar siswa, peneliti menggunakan rumus sebagaimana berikut:

Tabel 4.2

Hasil Persentase Minat Belajar Pra Siklus

F N

Kriteria

10 25 40% Rendah

Keterangan:

P = Persentase Minat Belajar

F= Jumlah siswa dengan kriteria minat belajar sangat tinggi

N = Jumlah siswa

Persentase minat belajar siswa kelas V MINU

Durungbedug Candi Sidoarjo berdasarkan hasil analisis di atas

adalah sebesar 40% dengan kriteria rendah .

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
 Gambar 3.1
Kisi-Kisi Butir Angket Minat Belajar SiswaTabel 3.1
 Tabel 3.2 Rumus Menghitung Skor Akhir Minat Belajar Tiap Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajarn Index Card Match dapat meningkatkan minat belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas V

1. Dalam proses belajar mengajar, guru diharapkan tidak hanya bertumpu pada metode ceramah saja. Guru bisa menerapkan berbagai strategi, metode maupun model yang sesuai

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kurt Lewin. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Pengumpulan data dilakukan

Rumusan masalah yang diambil pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan strategi Identitas Korporat pada materi penggolongan makhluk hidup mata pelajaran

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini adalah : ”Apakah penerapan strategi Pair Check dapat meningkatkan

Berdasarkan latar belakang masalah yang dapat disampaikan diatas maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas tentang “Penerapan Strategi Pembelajaran Scramble Untuk

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA, dengan penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking melalui media

Sesuai dengan terbatasnya kemampuan, waktu, biaya dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti, maka dari itu peneliti memberi batasan masalah yaitu penerapan Model