15 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan utama untuk penelitian berupa ampas tebu diperoleh dari area penghasil tebu di Semarang. Bahan-bahan kimia untuk keperluan analisa adalah sebagai berikut.
1 Trichoderma reesei 6. Metylen Blue
2. Aquadest 7. NaOH
3. Fehling A 8. Minyak kelapa
4. Fehling B 9. H2SO4 (p)
5. Glukosa anhidrid 10. Buffer acetat
Beberapa alat yang digunakan untuk percobaan dan sebagai pendukung terutama untuk keperluan analisa adalah
1. Erlenmeyer 8. Buret
2. Oven 9. Beaker glass
3. Magnetic strirer 10. Termometer
4. Centrifuge 11. Cawan porselen
5. Autoclave 12. Labu leher tiga
6. Pemanas 13. pH meter
[image:1.595.322.496.546.744.2]7. Gelas ukur
Gambar alat Keterangan :
1. Magnetic Stirer 2. Water Bath 3. Labu Leher Tiga 4. Pemanas
5. Termometer 6. Statif
16 3.2 Variabel Percobaan
Variabel-variabel tetap dalam reaksi hidrolisa selulosa secara enzimatis pada percobaan pertama adalah:
Konsentrasi larutan sulfat : 98% Suhu pretreatment : 1100C Waktu pretreatment : 40 menit
Tekanan : 1 atm
Bahan : ampas tebu ( 5 gram)
Suhu hidrolisa : 50OC
Batas atas dan batas bawah untuk masing masing variabel adalah sebagai berikut
1. Waktu : Level rendah = 24 jam
Level tinggi = 48 jam
2. pH : Level rendah = 4
Level tinggi = 5 3. Rasio Enzim-substrat : Level rendah = 1: 1
Level tinggi = 1:1,75
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Analisa Kadar Glukosa
a. Sampel hidrolisa yang sudah dingin disaring dan diambil 5 mL. b. Kemudian diencerkan sampai 100 mL dan di netralkan dengan NaOH. c. Larutan netral diambil 25 mL dan dicampur dengan 5 mL fehling A dan
5 mL fehling B.
d. Campur kemudian dididihkan 2 menit , kemudian dititrasi dengan larutan glukosa standar sampai warna biru hampir hilang.
e. Menambah 1-3 tetes indikator metylen blue.
f. Melanjutkan titrasi sampai warna biru berubah menjadi merah bata. Kadar glukosa = (F–M) x 0,002 x (v total / 5) x 100 / 5
w
F : Larutan glukosa standar yang digunakan untuk menitrasi larutan fehling A dan fehling B.
M : Larutan glukosa standar untuk menitrasi 5 ml hasil hidrolisa. w : Berat sampel yang dihidrolisa.
17 3.3.2 Proses Hidrolisa
Pretreatment
5 gr ampas tebu (bagas) dihaluskan kemudian direndam dalam 2 ml larutan asam sulfat 98% yang diencerkan sampai 100 ml selama satu malam dengan konsentrasi. Slurry hasil perendaman kemudian dimasukkan kedalam labu leher tiga dan dipanaskan hingga 1100C selama 40 menit.
Hidrolisa
Slurry hasil pretreatment dihidrolisa, dengan rasio enzim substrat, pH sesuai variabel percobaan. Larutan dipreinkubasi pada suhu 50O C di dalam air menggunakan magnetic Stirer. Enzim ditambahkan untuk memulai reaksi hidrolisis segera setelah proses aklimatisasi. Sampel diambil untuk analisa kadar glukosanya setiap 6 jam selama waktu sesuai variabel pecobaan.
3.4 Respon
Pengamatan pengaruh waktu, penambahan albumin dan rasio enzim-substrat terhadap kadar glukosa yang dihasilkan. Pengamatan dilakukan setiap 6 jam.
3.5 Metode
Pada penelitian ini digunakan metode faktorial design
3.6 Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Faktorial Desain
18 3.6.2 Perhitungan Efek
[image:4.595.203.435.171.313.2]Percobaan yang dilakukan sebanyak 23= 8 run merupakan suatu kombinasi dari kedua level dari ketiga variabel yang ada, seperti ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Tempuhan Faktorial Desain
Run pH rasio waktu
1 4 (-) 1 : 1.75 (-) 24 (-) 3 5 (+) 1 : 1.75 (-) 24 (-) 2 4 (-) 1 : 1 (+) 24 (-) 4 5 (+) 1 : 1 (+) 24 (-) 1 4 (-) 1 : 1.75 (-) 48 (+) 3 5 (+) 1 : 1.75 (-) 48 (+) 2 4 (-) 1 : 1 (+) 48 (+) 4 5 (+) 1 : 1 (+) 48 (+)
3.6.3 Penentuan Variabel Yang Paling Berpengaruh
Dengan menggunakan metode normal probality plot maka akan didapatkan variabel yang paling berpengaruh dari hasil perhitungan efek-efek utama dan interaksi, maka dapat dibuat grafik hubungan antara P Vs I (Efek) dengan P sebagai ordinat dan I sebagai absis. Selanjutnya titik-titik yang mengumpul atau merapat ditarik lurus. Titik terjauh dari kerapatan atau garis lurus merupakan titik efek yang menunjukkan variabel proses yang paling berpengaruh dalam eksperimen yang dilakukan.