PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
PADA RESTORAN DEPOT JOGJA
DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Teknik
Disusun Oleh :
NUR ROCHMAH
005624014
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “ Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada
Restoran Depot Jogja di Yogyakarta ” ini telah dipertahankan di depan Dewan
Penguji pada tanggal 26 Juni 2007 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama Jabatan Tanda tangan Tanggal
Sutriyati Purwanti, M.Si Ketua Penguji ……… …………..
Kokom Komariah, M.Pd Sekretaris Penguji ……… …………..
Mutiara Nugraheni, M.Si Penguji Utama ……… …………..
Yogyakarta, 26 Juni 2007 Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta Dekan
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “ Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada
Restoran Depot Jogja di Yogyakarta” telah disetujui oleh pembimbing untuk
diujikan.
Yogyakarta, 18 Juni 2007
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
ditertibkan orang lain sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan
karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, 18 Juni 2007
Yang menyatakan
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesungguhnya di samping kesulitan ada kemudahan, karena itu bila
engkau telah selesai dari satu pekerjaan, kerjakanlah urusan lain dengan
tekun dan hanya kepada Allah SWT sajalah hendaknya kamu
mengharapkan pahala. (QS. Al Insyirah 6-8)
Kerjakanlah apa yang bisa kau kerjakan dengan keikhlasan dan kesabaran,
walaupun itu hanya menambah sedepa langkahmu.(Penulis)
PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
PADA RESTORAN DEPOT JOGJA DI YOGYAKARTA
Oleh : Nur Rochmah
005624014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran pemasaran dan tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah pemilik, manajer pemasaran dan konsumen Depot Jogja berjumlah 28 orang. Obyek penelitian adalah pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket, observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan analisis kualitatif dengan SWOT dan kuantitatif dengan teknik prosentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bauran pemasaran aspek produk dari kualitas menggunakan pengukuran bahan dengan jumlah yang dikerjakan, jenis produk yang ditawarkan mulai dari appetizer sampai dessert, cita rasa produk didasarkan pada resep standar yang dipegang teguh oleh para koki, pemeliharaan peralatan dengan ketepatan penggunaan peralatannya, jaminan diberikan dengan kesediaan mengganti produk jika tidak sesuai dengan pesanan. Aspek harga dari biaya produksi akan diketahui cara penetapan harga dengan keuntungan yang di harapkan sebesar 25%, jumlah permintaan tidak mempengaruhi harga yang sudah berlaku, penetapan harga tidak mengubah harga diluar batas pesaing pelaku usaha sejenis, harga disesuaikan dengan biaya produksi. Dari aspek promosi dilihat dari masih kurangnya frekuensi promosi yang dilakukan, media promosi yang digunakan surat kabar harian sebulan sekali, radio dua bulan sekali dan menggunakan plakat, spanduk di sekitar lokasi restoran, sasaran utama promosi semua pengunjung Galeri mall. Sedangkan dari aspek distribusi dapat dilihat dari lokasi yang strategis karena berada di pusat mall, jangkauan distribusi makanan dengan makan dengan kondisi panas di tempat atau akan bibawa pulang, kecepatan dalam penyajian didukung kemampuan koki koki mengolah makanan dan kecepatan waiter/ss dalam mendistribusikan makanan kepada konsumen. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja berdasarkan skor rerata aspek produk 43,29 termasuk setuju/baik, skor rerata aspek harga 6,64 termasuk setuju/baik, skor rerata aspek promosi 2,75 termasuk setuju/baik dan skor rerata aspek distribusi 13,39 termasuk sangat setuju/sangat baik.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi
yang berjudul “ Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada Restoran Depot Jogja di Yogyakarta “dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penelitian dan
penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini
diperkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. Sugiyono, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik UNY yang telah
memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Kokom Komariah, M.Pd. Ketua Jurusan PTBB yang telah memberikan
kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Sutriyati Purwanti, M.Si. Dosen pembimbing yang telah memberikan
pengarahan, dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Pihak restoran Depot Jogja yang telah membantu selama pelaksanaan
penelitian.
5. Pihak-pihak yang telah membantu tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka yang telah
memberikan bantuan kepada peneliti. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..
HALAMAN PENGESAHAN………
HALAMAN PERSETUJUAN……….
HALAMAN PERNYATAAN………..
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….
ABSTRAK………
KATA PENGANTAR………..
DAFTAR ISI……….…....
DAFTAR TABEL……….
DAFTAR GAMBAR………
DAFTAR LAMPIRAN………
BAB I. PENDAHULUAN……….
A. Latar Belakang ………...
B. Identifikasi Masalah………...
C. Batasan Masalah………
D. Rumusan Masalah………..…
E. Tujuan Penelitian………...…
F. Manfaat Penelitian……….…
BAB II. KAJIAN PUSTAKA………
A. Deskripsi Teori………
1. Pemasaran………
2. Konsep Pemasaran……….. 3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)………..
a. Produk……….
b. Harga………...
c. Promosi ………...
d. Distribusi ……….
B. Kerangka Berpikir………..
C. Pertanyaan Penelitian……….
BAB III. METODE PENELITIAN……….
A. Pendekatan Penelitian……….
B. Tempat dan Waktu Penelitian……….
C. DefinisiOperasional………...
D. Subjek Penelitian……….
E. Objek Penelitian………..
F. Populasi dan Sampel………...
G. Teknik Pengumpulan Data………..
H. Instrumen Penelitian………...
I. Uji Validitas dan Reabilitas………
J. Teknik Analisa Data………
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….
A. Deskripsi Data………
B. Hasil Penelitian………...
1. Pelaksanaan Bauran Pemasaran AspekProduk…………
a. Aspek Produk………..
b. Aspek Harga………
c. Aspek Promosi………
d. Aspek Distribusi………..
2. Tanggapan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran
Pemasaran restoran Depot Jogja………...
3. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja
dari Analisis SWOT………..
4. Alternatif Strategi Pelaksanaan Bauran Pemasaran
(Marketing mix)Restoran Depot Jogja……….
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN………
A. Simpulan……….
42 42 42 43 42 58 61 63
66
74
75
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Pemilik Restoran Depot Jogja………..….. 34
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tanggapan Konsumen Restoran Depot Jogja.….. 35
Tabel 3. Model Matrik SWOT………..….. 41
Tabel 4. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Produk………..….. 42
Tabel 5. Standar Kualitas Hewani………..……. 45
Tabel 6. Jenis Bumbu Depot Jogja……….. 46
Tabel 7. Variasi Menu………...………. 48
Tabel 8. Peralatan Penyajian………...………… 54
Tabel 9. Alat Persiapan Dapur………..…………. 55
Tabel 10. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Harga……… 58
Tabel 11. Modal Awal………..…. 59
Tabel 12. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Promosi……….…… 61
Tabel 13. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Distribusi………. 63
Tabel 14. Alur Penyajian Makanan………..……….. 65
Tabel 15.Asal Konsumen Depot Jogja……….……. 66
Tabel 16. Jenis Kelamin……….…… 67
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Produk………… 67
Tabel 18.Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Harga………69
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Promosi………….70
Tabel 20. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Distribusi………..71
Tabel 21. Analisis SWOT Pelaksanaan Bauran Pemasaran Depot Jogja.……. 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir………26
Gambar 2. Diagram Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Produk…………..68
PERHITUNGAN PENYUSUNAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
Tanggapan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot
Jogja
1. Menghitung jumlah kelas interval K = 1+ 3,3 log n
= 1+3,3 log 28 = 1+4,752 = 5,752 dibulatkan menjadi 6
2. Menghitung rentang data 84-21 = 63
3. Menghitung panjang kelas 63 : 6 = 10,5 =10
Kelas Interval
Frekuensi Absolut
Frekuensi relatif
(%)
Frekuensi komulatif
Frekuensi relatif komulatif (%)
49-54 5 17,85 5 17,85
55-60 1 3,57 6 21,42
61-66 6 21,42 12 42,85
67-72 4 14,28 16 57,14
73-78 10 35,71 26 92,85
79-84 2 7,14 28 96,42
PERHITUNGAN STATISTIK DESKRIPTIF
1. Tanggapan Konsumen terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja
Me ideal = ½ (skor tertinggi+skor terendah) = ½(79+49)
= 64
S ideal = 1/6 (skor tertinggi-skor terendah) = 1/6 (79-49)
= 5
Kategori sangat setuju = Mi + 1,5 Sdi = 64+ 1,5. 5 ke atas = 71,5 ke atas
Kategori setuju = Mi s/d (Mi+1,5 Sdi) = 64 s/d (64+1,5. 5) = 64 s/d 71,5 keatas
Kategori tidak setuju = (Mi-1,5 Sdi) s/d 64 = (64–1,5 . 5) s/d 64 = 56,5 s/d 64
Kategori sangat tidak setuju = Mi–1,5 Sdi kebawah = 64–1,5 . 5 ke bawah = 56,5 ke bawah
2. Tanggapan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran restoran Depot Jogja
Aspek produk = Mean 47,46 = 3,39
Jumlah Item 14
Aspek harga = Mean 6,78 = 3,3
Jumlah Item 2
Aspek promosi = Mean 3,34 = 3,3
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
NASKAH UJIAN SKRIPSI
Nama : Nur Rochmah
NIM : 005624014
Judul : Pelaksanaan Bauran Pemasaran
( Marketing Mix ) Pada Restoran Depot Jogja di Yogyakarta Hari / Tanggal : Selasa, 26 Juni 2007
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang ujian lantai 3
LAMPIRAN 4
PERSYARATAN UJIAN
NAMA : NUR ROCHMAH
NIM : 005624014
JURUSAN : PTBB / TATA BOGA
JUDUL :PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN
(MARKETING MIX) PADA RESTORAN DEPOT
JOGJA DI YOGYAKARTA
(MARKETING MIX) PADA
RESTORAN DEPOT JOGJA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Konsep pemasaran
2. Pemasaran sebagai alat pencapaian tujuan
perusahaan.
3. Faktor eksternal dan internal restoran
Depot Jogja
4. Faktor internal dalam aktivitas pemasaran
Depot Jogja
B. Identifikasi Masalah
1. Kondisi sistem produksi restoran Depot
Jogja dalam menjual produk makanan.
2. Pelaksanaan bauran pemasaran Depot
Jogja menghadapi persaingan.
3. Faktor
internal
dan
eksternal
yang
1. Pelaksanaan
bauran
pemasaran
pada
restoran Depot Jogja
2. Tanggapan
konsumen
terhadap
pelaksanaan bauran pemasaran Depot
Jogja.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran
Depot Jogja yang meliputi aspek produk,
harga, promosi dan distribusi.
2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap
pelaksanaan bauran pemasaran.
E. Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan
pelaksanaan
bauran
pemasaran
F. Manfaat Penelitian
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemasaran
1. Merupakan suatu sistem kegiatan usaha
2. Dapat memenuhi kebutuhan pembeli umum
dan pembeli potensial
3. Untuk merencanakan produk, menentukan
harga,
mempromosikan
dan
mendistribusikan barang/jasa.
B. Bauran pemasaran
Adalah variabel-variabel pemasaran yang
dapat dikontrol, yang akan dikombinasikan
oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang
maksimal.
C. Produk
D. Harga
Elemen penentu adalah harga bahan baku,
biaya tenaga kerja, biaya umum dan biaya
penjualan.
E. Promosi
Semua
kegiatan
perusahaan
untuk
memperkenalkan
produk
untuk
menarik
konsumen.
F. Distribusi
Kegiatan untuk menyampaikan barang kepada
konsumen.
G. Kerangka berpikir
Mendapatkan pelanggan merupakan tugas
pemasaran namun akan lebih efektif jika
seluruh bagian dapat menjalankan sistem
pemasaran.
H. Pertanyaan penelitian
1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran
di restoran Depot Jogja yang meliputi aspek
produk, harga, promosi dan distribusi?
2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap
pelaksanaan
bauran
pemasaran
yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif
dengan satu variabel utama yaitu bauran
pemasaran dan merupakan penelitian survey.
Tempat penelitian restoran Depot Jogja.
B.Populasi dan sampel penelitian
Dengan cara Accidental sampling, menggunakan
skala likert
2. Perancanaan produk
3. Penetapan harga
4. Promosi
5. Distribusi
D. Teknik pengumpulan data
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
4. Angket
E. Instrumen penelitian
F. Uji coba instrumen
1. Validitas
: validitas konstruksi
2. Reabilitas
: alpa cronbach
3. Analisis data : analisis teknik statistik
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan bauran pemasaran restoran depot
Jogja meliputi :
a. Aspek produk sudah berjalan baik karena
sudah sesuai dengan standar mutu yang di
tetapkan oleh pihak Depot Jogja.
d. Aspek distribusi sudah berjalan lancar sesuai
dengan SDM yang dimiliki.
2. Tangapan konsumen terhadap pelaksanaan
bauran pemasaran Depot Jogja.
Dari hasil perhitungan tanggapan konsumen
secara keseluruhan termasuk pada kategori
sangat setuju yaitu 57,14% hal tersebut dapat
dilihat dari konsumen yang datang ke Depot
Jogja.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dilihat
dari unsur produk meliputi :
Kualitas bahan baku memiliki peranan
penting untuk menentukan hasil produksi
yang terjamin keamanannya.
b. Produk
Variasi produk yang dihasilkan Depot Jogja
beraneka ragam mulai dari Appetizer sampai
Dessert.
c. Citarasa
Cita rasa produk yang dihasilkan Depot Jogja
disesuaikan dengan selera konsumen.
d. Pelayanan / penyajian
Depot Jogja mengutamakan kecepatan dalam
pelayanan dan ketepatan dalam penyajian
kepada konsumen.
e. Jaminan
Depot Jogja memberikan jaminan kepada
konsumen jika terdapat ketidak sesuaian
menu dan penyajian yang diinginkan.
2. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dari
aspek harga
a. Biaya produksi
Harga yang dibuat oleh restoran Depot Jogja
didapat dari biaya produksi ditambah biaya
operasional ditambah prosentase laba yang
diinginkan.
b. Jumlah permintaan
Depot Jogja memberikan suatu kebijakan
yaitu penetapan harga yang kompeten sesuai
dengan iklim pasar yang sejenis.
d. Pilihan harga
Depot Jogja memberikan pilihan harga yang
bervariatif.
3. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dilihat
dari promosi
a. Frekuensi
Promosi yang dilakukan Depot Jogja sebulan
sekali untuk surat kabar, setiap hari untuk
plakat.
b. Media
Media yang digunakan untuk kegiatan
promosi melalui surat kabar harian
Kedaulaataan Raakyat, radio Petra FM dan
neon box yang ditempel langsung didepan
lokasi restoran.
c. Sasaran
Sasaran yang utama adalah semua
pengunjung Galeria Mall, khususnya etnis
Cina dan wisatawan asing yang kebetulan
berkunjung di Galeria Mall.
4. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dari
unsur distribusi
Lokasi yang diambil strategis dan nyaman
karena berada di pusat keramaian yaitu di
Galeria Mall.
b. Jangkauan
Jangkauan distribusi produk ditujukan
kepada semua kalanngan.
c. Peralatan
Kelengkapan peralatan di Depot Jogja sesuai
dengan standar restoran. Dengan
pemeliharaan yang baik sehingga kondisi
peralatan higienis.
B. Saran
1. Untuk restoran Depot Jogja, perlunya
peningkatan mutu dan kualitas makanan
yang disajikan mengingat citra yang sudah
dimiliki oleh Depot Jogja dikalangan agar
lebih baik. pemasangan papan nama pada
lokasi yang strategis akan mempermudah
konsumen untuk mencari dan menemukan
lokasi Depot Jogja dengan cara penunjukan
kejelasan lokasi restoran Depot Jogja.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek penting yang dirasakan oleh setiap kegiatan bisnis adalah
bagaimana usaha manajemen untuk meningkatkan penjualan dan mendapatkan
laba yang diharapkan. Pada era pasar bebas sekarang, persaingan dalam dunia
bisnis semakin ketat. Konsumen semakin selektif dalam memilih barang dan jasa,
sehingga perusahaan berusaha menawarkan keunggulan produknya
masing-masing, Konsep produk telah tergeser oleh konsep pemasaran, oleh karena itu
perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam kegiatan
pemasaran agar dapat mencapai sasaran serta mampu bersaing dengan perusahaan
yang sejenis.
Perusahaan menerapkan konsep produk, konsumennya akan memilih
produk-produk yang berkualitas, kinerja dan ciri-ciri inovatif terbaik yang
ditawarkan perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan yang berorientasi
pada produk akan memusatkan perhatiannya untuk membuat produk terbaik dan
menyempurnakannya secara terus menerus.
Konsep pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan
pemenuhan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada
2
yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Dalam hal ini suatu perusahaan menggunakan cara pemasaran yang tepat untuk
pencapaian tujuan. Sedangkan efisien adalah kemampuan untuk menyelasaikan
suatu pekerjaan dengan benar, dengan kata lain dapat meminimumkan biaya
penggunaan sumber daya untuk mencapai keluaran yang telah ditentukan (Hani
Handoko,1993: 7).
Perusahaan bisa menghadapi persaingan dengan lebih baik apabila mereka
dapat mengganti dari filosofi produk dan penjualan ke filosofi pelanggan dan
pemasaran. Pemasaran dalam suatu perusahan memegang peranan penting, yaitu
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Kepuasan
konsumen tercermin dalam tanggapannya yang bersedia membeli kembali dan
berbicara tentang kebaikan suatu produk perusahaan. Karena salah satu tujuan
pemasaran untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Seiring dengan perkembangan zaman berbagai industri juga berkembang,
begitu juga dengan industri makanan yang memilih tempat di salah satu pusat
perbelanjaan yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dari
berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya Restoran Depot Jogja yang
merupakan restoran dengan berbagai pilihan produk, dari masakan kontinental,
oriental dan Indonesia. Akan tetapi, dalam pelaksanaan kegiatan promosi dalam
rangka sosialisasi keberadaan restoran ini masih sebatas dari mulut ke mulut,
sehingga berakibat konsumen kurang mengetahui keberadaannya. Disamping itu
sekitarnya menambah ketat persaingan yang menyebabkan jumlah konsumen
menjadi menurun karena konsumen mulai menggemari menu yang siap saji
dengan harga yang lebih murah.
Melihat ketatnya persaingan ini, restoran Depot Jogja harus dapat
mengadaptasikan usahanya dengan kegiatan pemasaran yang efektif. Perusahaan
harus pandai memahami sikap konsumen yang dapat berubah dari waktu ke waktu
sehingga kebijakan yang diambil lebih baik dalam kegiatan pemasaran. Ada
beberapa faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi berhasil
tidaknya pemasaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Faktor eksternal
merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol perusahaan yang meliputi :
demografi, kondisi perekonomian, sosial budaya, politik dan hukum, teknologi,
kompetitor, kebijakan pemerintah setempat, kondisi ekternal dan internal
perusahaan lainnya. Faktor internal merupakan faktor yang dapat dikontrol
perusahaan yang meliputi : produk, harga, tempat, promosi, disrtibusi, dan
sumber daya manusia.
Pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja ini juga memiliki
beberapa kendala baik yang bersifat eksternal maupun internal seperti halnya
kondisi perusahaan pada umumnya. Misalnya disekitar lokasi muncul aneka
makanan modern yang lebih menarik dan praktis. Kendala yang bersifat internal
diantaranya adalah harga produk yang relatif tinggi, kurangnya pengenalan menu,
kurang memanfaatkan kegiatan promosi, lokasi yang belum begitu dikenal
4
Melihat kondisi tersebut maka perlu ada upaya untuk meningkatkan
aktivitas kegiatan pemasaran restoran Depot Jogja ini agar keberadaannya
benar-benar mampu memberikan andil terhadap penyerapan tenaga kerja serta
peningkatan pendapatan restoran Depot Jogja serta sebagai penyedia jasa boga
yang mampu menawarkan alternatif menu di sekitar kawasan Galeria mall.
Langkah awal dari usaha ini adalah dengan melakukan penelitian tentang
pelaksanaan pemasaran agar bisa diperoleh gambaran bauran pemasaran untuk
restoran Depot Jogja sehingga bisa direncanakan langkah penanganan lebih lanjut
terhadap pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja ini. Dari data
pelaksanaan bauran pemasaran, kemudian menggunakan tanggapan konsumen,
selanjutnya dapat dilakukan suatu analisa untuk mengetahui faktor eksternal dan
internal yang mempengaruhi keberadaan restoran Depot Jogja yaitu dengan
analisa SWOT (Stength Weakness Opprtunity Threath). Kondisi faktor eksternal
terdiri dari peluang (opportunity) yang muncul serta ancaman (threath) yang
dihadapi restoran Depot Jogja, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan
(strength) da kelemahan (weakness) yang dimiliki restoran Depot Jogja. Maka penulis mengambil judul “Pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) pada
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi sistem produksi restoran Depot Jogja dalam menjual
produk makanan kepada konsumen?
2. Bagaimana kondisi pasar yang dihadapi oleh restoran Depot Jogja?
3. Bagaimana produk yang ada di restoran Depot Jogja?
4. Bagaimana harga produk yang ditawarkan restoran Depot Jogja?
5. Bagaimana promosi yang dilakukan oleh restoran Depot Jogja?
6. Bagaimana distribusi yang dilakukan di restoran Depot Jogja?
7. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran yang dijalankan oleh Depot Jogja
dalam menghadapi persaingan dengan pelaku usaha yang sejenis?
8. Faktor internal dan ekternal apa saja yang mempengaruhi pemasaran?
9. Alternatif strategi apakah yang bisa ditemukan untuk membantu pelaksanaan
bauran pemasaran di restoran Depot Jogja?
C. Batasan Masalah
Supaya lebih terfokus, maka penulis membatasi penelitian ini pada :
1. Pelaksanaan bauran pemasaran pada restoran Depot Jogja.
2. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran pada restoran
6 D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
masalah diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja yang
terdiri dari aspek produk, aspek harga, aspek promosi dan aspek distribusi?
2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran di
restoran Depot Jogja?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk mendapatkan
gambaran tentang :
1. Pelaksanaan bauran pemasaran yang terdiri dari aspek produk, aspek harga,
aspek promosi dan aspek distribusi di restoran Depot Jogja.
2. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran di restoran
Depot Jogja.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan
Sumber informasi dan masukan bagi pihak restoran Depot Jogja tentang
pelaksanaan bauran pemasaran yang meliputi kegiatan dari aspek produk,
strategi yang bisa diterapkan berkenaan dengan langkah-langkah yang
dilakukan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Bagi peneliti
a. Sebagai referensi bagi mahasiswa jurusan PTBB khususnya program studi
Tata Boga yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka yang akan
menambah pengetahuan terutama dalam bidang pemasaran di restoran.
b. Sebagai media latihan dari teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan
kenyataan yang terjadi di lapangan
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pemasaran
Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran telah banyak definisi-definisi
pemasaran yang dikemukakan. Definisi-definisi tersebut mula- mula
menitikberatkan pada harga, kemudian pada lembaga-lembaga yang
diperlukan untuk melaksanakan proses penjualan dan kemudian pada
fungsi-fungsi yang dijalankan untuk memungkinkan dilakukannya transaksi –
transaksi pemasaran.
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial (Hani Handoko dan
Ibnu Sukotjo,1995:179).
Berhasil tidaknya dalam mencapai tujuan bisnis tergantung pada
keahlian mereka dalam bidang pemasaran, produksi, keuangan, personalia
maupun bidang lainnya. Pemasaran sebagai salah satu faktor penting dalam
siklus kehidupan suatu perusahaan maka dengan pemasaran yang tetap akan
dapat mempertahankan kelangsungan hidup sebuah perusahaan, meningkatkan
pendapatan yang akan diterima, selain itu tujuan perusahaan dapat
ditingkatkan. Untuk dapat memahami pengertian pemasaran ini ada beberapa
9
memiliki prinsip - prinsip yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka
meninjau pemasaran dari segi yang berbeda.
Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000:4), pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan –kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial.
Selanjutnya menurut Marwan Asri (1991:15), pemasaran adalah usaha
yang terpadu untuk mengembangkan rencana strategis yang diarahkan pada
usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan
penjualan yang menghasilkan laba. Dengan adanya pemasaran yang baik, hasil
produksi akan cepat sampai kepada konsumen, sehingga tidak akan terjadi
penghentian produk akibat over suplay.
Sedangkan menurut Phillip Kotler (2000:7), pemasaran adalah suatu
proses dan managerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran
segala sesuatu yang bernilai (product of value) dengan orang atau kelompok
lain.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pemasaran diatas, maka
pemasaran yang peneliti maksud adalah :
a. Kegiatan manusia yang berasal dari kebutuhan, keinginan dan permintaan
akan produk yang didukung oleh kesediaan untuk membelinya
10
e. Merupakan kegiatan penjualan produk (barang, jasa dan gagasan atau ide)
yang berorientasi pada pasar dan konsumen.
Dengan demikian pengertian pemasaran adalah suatu usaha yang benar–
benar memperhatikan konsumen dengan memberikan pelayanan yang
memuaskan dan kepuasan konsumen itulah yang menjadi tujuan perusahaan
agar usahanya mendapat laba dan berkembang.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat diperoleh 3 hal pokok sebagai
berikut :
a. Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan usaha.
b. Pemasaran dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pembeli umum
maupun pembeli potensial.
c. Pemasaran ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa.
Sedangkan aplikasi yang telah dilakukan Restoran Depot Jogja dalam
hal ini adalah:
a. Sebagai suatu sistem kegiatan usaha
Restoran Depot Jogja telah menerapkan suatu sistem atau cara yang
digunakan untuk mensukseskan kegiatan usahanya, yaitu dengan
melaksanakan cara kerja yang terorganisasi.
b. Ditujukan untuk merencanakan produk, mementukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa. Kegiatan ini
tercantum dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Merencanakan, yaitu kegiatan menetukan pola-pola kegiatan terlebih
11
2) Menentukan harga, yaitu kegiatan menetapkan harga yang dilakukan
setelah semua biaya dan besarnya keuntungan yang diharapkan
diperhitungkan terlebih dahulu.
3) Mempromosikan dan mendistribusikan, yaitu memperkenalkan dan
membujuk konsumen serta menyalurkan barang yang dihasilkan
melalui media promosi yang ada dan saluran yang dipilih.
c. Dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Perusahaan
memproduksi barang-barang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen
sehingga mereka dapat mendapatkan suatu kepuasan.
2. Konsep Pemasaran
Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000:6), ada 3 unsur pokok
dalam konsep pemasaran sebagai berikut :
a. Orientasi pada konsumen (Costumer Oriented), pemasaran yang
benar-benar ingin memperhatikan konsumen
1) Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan
dilayani dan dipenuhi.
2) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran
penjualan. Perusahaan tidak mungkin memenuhi kebutuhan pokok
konsumen, maka perusahaan harus memilih kelompok pembeli tertentu
dari kelompok pembeli tersebut.
12
mode yang berbeda dan yang dipasarkan dengan program pemasaran
yang berlainan.
4) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku mereka.
5) Menentukan dengan melaksanakan strategi yang paling baik apakah
menitikberatkan mutu yang tertinggi, harga yang murah atau model
yang menarik.
b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (Integrated Marketing)
Pengintegrasian berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam
perusahaan turut andil dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk
memberikan kepuasan konsumen. Sehingga tujuan perusahaan dapat
terealisir. Selain itu, terdapat juga penyesuaian dan koordinasi antara
produk, harga, saluran distribusi dan promosi untuk menciptakan
pertukaran yang kuat dengan konsumen.
c. Kepuasan Konsumen (Customer Satisfation)
Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang akan menentukan
laba perusahaan jangka panjang, yaitu dengan melihat banyak atau
sedikitnya kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan
perusahaan.
3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Marketing mix adalah variabel-variabel pemasaran yang dapat dikontrol,
yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang
maksimal. Sedangkan target market adalah suatu kelompok konsumen yang
13
berhubungan erat, target market merupakan suatu sasaran yang dituju,
sedangkan marketing mix merupakan alat untuk menuju sasaran tersebut
(Marwan Asri,1991: 30).
Tekanan utama dari pemasaran adalah suatu pasar yang merupakan pusat
perhatian untuk semua keputusan yang menyangkut pemasaran. Kegiatan–
kegiatan ini perlu dikombinasikan dan dikoordinir agar perusahaan dapat
melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin.
Dalam sistem pemasaran sebuah organisasi terdapat 4 unsur yang
membentuk suatu kesatuan, yaitu perencanaan produk, penetapan harga,
kegiatan promosi dan sistem distribusi (Hani Handoko dan Ibnu Sukotjo,
1995:193) Adapun masing–masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Produk
1) Pengertian produk
Produk adalah produk yang dibutuhkan konsumen, sehingga
pengusaha harus selalu mengadakan perbaikan disesuaikan dengan
keadaan pembeli. Perbaikan dalam arti peningkatan mutu atau kemampuan
menghasilkan produk baru atau memodifikasi produk yang sudah ada.
Menurut Murti Sumarni dan John Suprihanto (1995:240), produk
adalah setiap apa saja yang ditawarkan di pasaran untuk mendapatkan
perhatian, permintan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan.
Sedangkan menurut Philip Kotler (2000:9), produk adalah segala
14
konsumen yang kebetulan berada disekitar lokasi mall, baik dalam rasa,
kualitas, jenis, bentuk, harga dan pelayanan.
2) Strategi Produk
Produk dapat berwujud dan dapat juga tidak berwujud. Produk yang
berwujud biasa disebut barang dan yang tidak berwujud disebut jasa.
Terdapat tiga aspek strategi produk yang perlu diperhatikan agar
memudahkan dalam mempelajari strategi produk. Menurut Indriyo (1995 :
179), tiga aspek strategi produk tersebut adalah :
(a) Produk inti
Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh
suatu produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta
keinginannya. Hal utama pemasaran adalah menjual manfaat inti dari
produk yang ditawarkannya bukan kandungan bahan kimia yang
terdapat dalam produk tersebut.
(b) Produk yang diperluas
Produk yang diperluas mencakup berbagai tambahan manfaat
yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang dibelinya.
Dalam pengertian produk yang diperluas termasuk obyek fisik atau
jasa, pelayanan, pembungkusan, petunjuk pemakaian, penyajian
maupun garansi.
(c) Produk formal
Produk formal adalah produk yang merupakan penampilan atau
wujudnya dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk
15
daya tarik tampak langsung di mata konsumen. Dalam hal ini ada 5
komponen yang terdapat dalam produk formal yaitu : desain atau
bentuk atau corak, daya tahan atau mutu, daya tarik atau
keistimewaan, pengemasan atau bungkus, nama merk atau brand
name.
3) Atribut Produk
Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat
produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Atribut produk dapat berupa
sesuatu yang berwujud atau tangible dapat berupa desain produk, merk
maupun bungkusnya dan tidak berwujud atau intangible misalnya nama
baik yang terdapat dalam angan-angan atau image konsumen terhadap
nama merk yang diberikan pada produk perusahaan. Atribut yang tidak
berwujud biasanya menunjukkan aspek nonteknis, yang tercermin pada
produk atau inti dari produk.
Sedangkan menurut Indriyo (1995:192), atribut teknis dapat
ditampilkan dalam beberapa macam bentuk antara lain:
(a) Desain produk
Desain merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk.
Sebuah desain yang menarik dapat menjadi suatu ciri pembeda
produk. Banyak perusahaan percaya bahwa ada daya tarik promosi
16
Desain produk yang terbaik dapat meningkatkan pemasaran
produk dalam berbagai hal misalnya dapat mempermudah operasi
pemasaran produk, meningkatkan nilai kualitas produk, serta
menambah daya penampilan produk. Sedangkan desain yang efektif
dapat membantu penghematan dalam biaya pembuatan produk.
(b) Bungkus atau kemasan
Kemasan dapat digunakan sebagai salah satu strategi bersaing
dengan perusahaan yang memproduksi atau menjual produk yang
sejenis. Kegiatan pengemasan yang direncanakan secara matang dan
dilaksanakan secara baik akan menguntungkan pihak perusahaan
karena berbagai hal antara lain : kemasan yang menarik/ indah akan
menambah hasrat untuk membeli, kemasan yang khas akan
mempermudah pembeli mengingat produknya, kemasan yang baik
akan melindungi kualitas (mutu) produk, memudahkan dalam
pendistribusian, memudahkan penyimpanan. Ditinjau dari aspek
ekonomis pembungkus tidak boleh menimbulkan biaya ekstra yang
dapat meningkatkan harga jual.
(c) Merek
Nama merek (brand name) merupakan kata-kata, huruf atau
angka yang dapat diucapkan. Diperlukan untuk membedakan dalam
memasarkan produk contohnya nama restoran “DEPOT JOGJA”.
Sedangka merek dagang (trade mark) dinyatakan dalam bentuk
simbol atau logo, gambar, warna atau huruf tertentu. Misalnya logo
17
Perusahaan mempunyai beberapa alasan dalam penggunaan
merek yaitu, perusahaan akan memperoleh lebih banyak ruang atau
etalase penjualan sehingga dapat memikat konsumen pada
perusahaan. Sebab beberapa konsumen akan setia pada suatu merek.
Penciptaan merek baru dapat meningkatkan semangat dalam
organisasi perusahaan.
Dalam proses pemilihan nama merek di restoran Depot Jogja
mempunyai urut-urutan, yaitu : identifikasi kriteria nama merek yang
berarti mencari nama sesuai dengan perusahaan tersebut didirikan
yaitu di kota Yogyakarta, menyusun calon nama-nama merek seperti
restoran atau rumah makan, menyaring nama-nama unggulan dan
menggunakan nama istilah depot tetapi bukan sekedar tempat orang
singgah makan, melainkan didukung dengan lingkungan bersih,
nyaman dan pelayanan yang ramah, meneliti merek dagang yaitu
meneliti apakah sudah ada perusahaan lain yang menggunakan nama
Depot Jogja atau belum, kemudian memilih salah satu diantara nama
merek yang tersedia.
(d) Label
Adalah bagian dari sebuah produk yang berupa keterangan/
penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya. Label dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : brand label adalah label yang
semata-mata sebagai merek. Contohnya pada kantong plastik khusus
18
Depot Jogja, descriptive label adalah label yang menggambarkan
tentang cara penggunaan, formula atau kandungan isi, pemeliharaan,
hasil kerja dari suatu produk.
(e) Pelayanan
Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah layanan
yang dijanjikan dalam jaminan. Pemeliharaan hubungan dengan para
konsumen merupakan hal terpenting bagi sebuah perusahaan
khususnya restoran, karena mewakili kepentingan terhadap tamu
sebagai klien yang harus dilayani. Penting untuk senantiasa diingat,
bahwa hubungan baik dengan tamu akan menyebabkan kenyamanan
bagi mereka yang datang serta menjamin kemungkinan kalau para
tamu untuk selalu datang kembali (Ichsan, 2000 : 43).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan
terhadap konsumen antara lain : sifat dan sikap yang suka melayani
atau membuat senang orang lain (tamu), keramah-tamahan dalam
berhubungan dengan orang lain pemahaman yang baik mengenai
pelayanan, kesiapan untuk menghadapi kemungkinan dan keadaan
yang tidak menyenangkan dalam pelayanan bagi tamu. Kesiapan
untuk bekerjasama, yang berarti saling menolong dengan rekan kerja
dan bukan menciptakan suasana persaingan yang tidak sehat.
b. Harga
Harga juga merupakan variable controllable yang menentukan
diterima tidaknya oleh perusahaan. Didalam penetapan harga tidak
semata-mata tergantung pada kebijakan produsen atau penjual tetapi juga
mempertimbangkan berbagai hal, seperti harga yang ditetapkan para
19
tinggi atau sebaliknya, tetapi harga yang yang ditentukan kompetitif.
Harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh
barang atau jasa tertentu bagi seseorang (Marwan Asri, 1991:301).
Menurut Manullang (1994:141), beberapa elemen penentu harga
pokok adalah harga bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya umum dan biaya
penjualan.
Sedangkan menurut Harimurti Subanar (1995:144), menuliskan
biaya-biaya yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga pokok yaitu :
1) Biaya bahan baku / bahan langsung
2) Biaya bahan penunjang / biaya tak langsung
3) Biaya tenaga kerja
4) Biaya tenaga kerja tak langsung
5) Biaya tak langsung pabrik atau overhead
6) Biaya administrasi dan umum
Berdasarkan 2 pendapat di atas tentang penentuan harga pokok
tersebut dapat dijelaskan bahwa elemen inti penentuan harga pokok adalah
biaya langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, sedangkan biaya tak langsung adalah biaya overhead.
Sebelum harga ditetapkan, perusahaan manetapka tujuan penetapan
harga tersebut. Menurut Indriyo (1995:232), tujuan penetapan harga
sebagai berikut :
1) Memaksimalkan keuntungan atau laba.
20
4) Menyeimbangkan harga itu sendiri
5) Sebagai penentu market share, karena dengan harga tertentu dapat
diperkirakan kenaikan atau penurunan penjualannya.
Sedangkan penetapan harga di restoran Depot Jogja adalah sebagai
berikut:
1) Penetapan harga berdasarkan biaya
Yaitu penetapan harga jual dengan menambahkan persentase tertentu
yang diinginkan sebagai keuntungan di atas biaya atau harga perolehan
atau harga pokoknya disebut cost-plus pricing atau juga dikenal
mark-up pricing. Dalam hal ini penentuan harga dengan metode cost plus
dapat diformulasikan sebagai berikut :
Sumber : pemilik restoran Depot Jogja
Sedangkan penetapan harga berdasarkan mark-up formulasinya adalah
:
Sumber : pemilik restoran Depot Jogja
Mark up merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Cara
ini sering digunakan oleh para makelar atau pedagang. Dengan
demikian keuntungan dan biaya-biaya diambilkan dari mark up
tersebut.
2) Penetapan harga berdasarkan permintaan
Harga ditetapkan lebih tinggi bila permintaan kuat dan harga
ditetapkan rendah bila permintaan sedikit.
3) Penetapan harga berdasarkan persaingan
Harga ditetapkan di atas atau di bawah harga para pesaing. Harga jual = Biaya pokok + Margin keuntungan
21
c. Promosi
1) Pengertian
Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena
dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya di perusahaan.
Oleh karena itu promosi dipandang sebagai arus informasi yang dibuat
untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Promosi mencakup semua kegiatan perusahaan untuk
memperkenalkan produk dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk
membelinya (Murti Sumarni dan John Suprihanto, 1995:257).
2) Promotional mix
Menurut Basu Swastha (1990:349), promotional mix adalah
kombinasi strategis yang paling baik dari variabel–variabel periklanan,
personal selling dan alat promosi yang lain yang semuanya
direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
Dari definisi tersebut mengandung arti bahwa variabel–variabel
dalam promotional mix itu ada empat, yaitu :
(a) Periklanan
Yaitu bentuk presentasi promosi non pribadi tentang ide,
barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Yang
berfungsi memberikan informasi, membujuk atau mempengaruhi,
22
periklanan untuk menjual atau meningkatkan penjualan,
memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru,
memperkenalkan produk baru.
(b) Personal selling
Yaitu presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu
calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan
penjualan. Dalam prakteknya, interaksi antar individu dilakukan
oleh waiter/ss saat proses pemesanan menu yang ditujukan untuk
menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan
hubungan pertukaran yang saling menguntungkan antara pihak
pembeli dan perusahaan.
(c) Hubungan masyarakat dan publisitas
Fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang
sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari
individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan
melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian
serta pengakuan masyarakat. Sedangkan publisitas merupakan
sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi
yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut
biaya atau pengawasan dari sponsor.
(d) Promosi penjualan
Yaitu kegiatan pemasaran selain personal selling,
periklanan, publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan
23
menggunakan alat - alat seperti peragaan, pameran dan
demonstrasi. Ada beberapa macam metode promosi penjualan
konsumen meliputi :product sampling (pemberian contoh
barang), kupon atau nota, hadiah, kupon berhadiah, undian, cash
refund (rabat), display. d. Distribusi
Menurut American Marketing Associatian yang dikutip oleh Irawan
dan Basu Swastha (1990:285), distribusi adalah struktur unit organisasi
dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer,
pedagang besar dan pengecer, melalui sebuah komoditi, produk atau jasa
dipasarkan.
Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha untuk
menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang
kepada konsumen. Penyaluran dilakukan oleh lembaga-lembaga atau
struktur organisasi terdiri dari agen, dealer, pedagang besar , pengecer
namun tidak dijelaskan hubungan dari masing-masing lembaga tersebut.
Menurut Hani Handoko dan Ibnu Sukotjo (1995:200), ada 4 macam
saluran distribusi barang yang digunakan oleh produsen sampai ke
konsumen atau pemakai industri :
1) Dari produsen langsung ke konsumen.
2) Dari produsen ke pengecer terus ke konsumen.
3) Dari produsen ke grosir, kemudian ke pengecer dan langsung ke
24
Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2000 : 42), ada beberapa faktor
pertimbangan untuk memilih :
1) Akses, lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi
umum.
2) Visibilitas, lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.
3) Lalu lintas (traffic), ada hal yang perlu dipertimbangkan yaitu,
banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar
terjadinya pembelian tanpa terencana (impulse buying).
4) Tempat parkir yang luas dan aman
5) Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk memperluas
usaha di kemudian hari.
6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung usaha yang
ditawarkan.
7) Persaingan, lokasi pesaing. Misalnya dalam menentukan lokasi
restoran, perlu dipertimbangkan apakah di daerah yang sama banyak
pula terdapat usaha yang hampir sejenis.
B. Kerangka Berpikir
Banyak perusahaan yang berpikir bahwa mendapatkan pelanggan
merupakan tugas bagian pemasaran. Jika kegiatan tersebut tidak mampu
mendapatkan pelanggan, perusahaan akan berkesimpulan bahwa tenaga
pemasaran mereka kurang baik. Dalam kenyataannya pemasaran sebagai salah
satu faktor untuk menarik pelanggan. Bagian pemasaran dapat menjadi efektif
di perusahaan yang seluruh bagian dan karyawannya dapat merancang dan
25
Langkah awal adalah dengan melakukan penelitian tentang bauran
pemasaran restoran Depot Jogja. Selanjutnya dari pelaksanaan bauran
pemasaran tersebut dapat dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui kondisi
faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberadaan restoran. Faktor
internal ini meliputi kekuatan ( strenght ) dan kelemahan (weakness) yang
dimiliki industri, sedangkan faktor eksternal meliputi peluang (opportunity)
yang dimiliki dan ancaman (threat) yang dihadapi oleh restoran.
Setelah diidentifikasi tentang kondisi faktor internal dan eksternal yang
ada, selanjutnya dilakukan perumusan strategi dengan menggunakan matrik
SWOT. Ada 4 sel kemungkinan alternatif strategi yang dihasilkan dari matrik
SWOT ini yaitu, SO : menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,
ST : menggunakan kekuatan untuk menghidari ancaman dari luar, WO :
memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan, WT : meminimalkan
kelemahan-kelemahan dan menghindari ancaman.
26
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Pelaksanaan
Bauran Pemasaran
Produk
•Produk
•Kualitas
•Cita rasa
•Penyajian •Peralatan restoran •Jaminan Harga • Biaya produksi • Pesaing • Jumlah permintaan
• Pilihan harga
Promosi
• Media promosi
• Frekuensi promosi
• Sasaran promosi
• Anggaran
Distribusi
• Jangkauan distribusi
• Lokasi usaha
• Pelayanan
Tanggapan Konsumen
Analisa SWOT Faktor Internal :
- Strength (Kekuatan) - Weakness (Kelemahan)
Faktor Eksternal :
- Opportunity (Peluang) - Threat (Ancaman)
27
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir maka dapat diajukan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran di Restoran Depot Jogja yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian tentang “Pelaksanaan bauran pemasaran (Marketing mix) pada
restoran Depot Jogja di Yogyakarta termasuk ke dalam penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan dengan variabel lain
(Sugiyono,2004:11).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu bauran pemasaran dan
tanggapan konsumen. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari organisasi, baik obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2004:32). Dalam penelitian ini variabel utama yang dimaksud adalah
pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pemilik, manajer dan konsumen restoran
Depot Jogja. Waktu penelitian dilaksanakan pad bulan Juni 2005. Dasar
pertimbangan dalam memilih konsumen didasarkan atas konsumen sebagai
sumber informasi yang tidak dapat dipengaruhi atau terpengaruh dengan
kondisi restoran dan atas dasar sudah datang dan membeli ke restoran Depot
C. Definisi Operasional
Definisi operasional sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena
dengan definisi ini, variabel penelitian akan menghindari kesalahpahaman dalam
menafsirkan beberapa istilah. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
menafsirkan beberapa istilah, maka peneliti memberikan definisi yang
berhubungan dengan obyek penelitian, antara lain sebagai berikut :
1. Pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) adalah suatu kegiatan bauran
pemasaran yang dianalisis yang meliputi penggambaran kondisi perusahaan
secara jelas dilihat dari aspek produk, aspek harga, aspek promosi dan aspek
distribusi
2. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (marketing
mix) restoran Depot Jogja yang dilihat dari aspek bauran pemasaran yang
meliputi produk, harga, promosi dan distribusi yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya.
D. Subjek Penelitian
Untuk memahami pemecahan masalah yang diteliti agar lebih mendalam
maka subjek penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Pemilik dan manajer, sebagai pelaksana bauran pemasaran
2. Sebagian konsumen, sebagai pengcross cek dalam tanggapan konsumen
terhadap pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja dalam hal ini
sebagai sampel penelitian.
F. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2004:20) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang datang ke restoran
Depot Jogja.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik “Accidental sampling”
artinya pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan
pemilihan waktu yang menurut peneliti dimana restoran akan banyak dikunjungi
konsumen seperti pada jam makan siang mulai jam 12.00-02.00 WIB dan makan
malam 06.00-08.00 WIB, selama satu minggu dan diperoleh sampel 28 orang.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode :
1. Observasi
Metode ini digunakan untuk mengungkap data tentang pelaksanaan
bauran pemasaran yang meliputi aspek produk, harga, promosi dan ditribusi.
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan pengamatan dan
pencatatan langsung terhadap obyek, gejala atau kegiatan tertentu.
Pengamatan dalam hal ini membutuhkan kejelian pengamat dalam mencatat
data. Sedangkan kata partisipan menunjukkan bahwa pengamat atau observer
Kemudian atas dasar derajat keterlibatan pengamat, maka dapat disebut
observasi partisipan (Sugiyono,2004 : 139).
Penelitian menggunakan teknik observasi partisipan, artinya peneliti ikut
mengambil bagian dalam kegiatan dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Peneliti melihat kemungkinan untuk bisa mengikuti proses produksi,
dimana selama melakukan pengamatan peneliti dapat melakukan
wawancara kepada karyawan langsung terhadap hal-hal yang kurang jelas
selama melakukan observasi.
b. Agar dapat menjalankan keakraban dengan para karayawan. Observasi
partisipan merupakan teknik pengumpulan data yang utama karena
peneliti dapat terjun langsung ditengah-tengah obyek dan subyek
penelitian. Secara aktif mendekati subyek dan obyek mengikuti kegiatan
yang sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mencari
informasi dan memperoleh data yang lebih lengkap dan terperinci dimulai
dari awal sampai akhir kegiatan.
2. Wawancara
Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data
primer yang berupa data tentang identitas pengusaha atau identitas responden
dan semua aktifitas yang dilakukan industri tersebut (Lexy J.
a. Menjalankan hubungan baik dengan subyek yang akan diwawancarai.
b. Mengemukakan maksud wawancara dan mendengar agar subyek yang
diwawancara mengemukakan informasi yang diinginkan.
c. Menggunakan pedoman yang berupa pokok-pokok pertanyaan atau
pernyataan yang terperinci mengenai hal-hal yang dipertanyakan.
d. Mencatat sambil melakukan wawancara, jika tidak dapat mencatat
dengan langsung dilengkapi setelah wawancara selesai.
e. Setelah wawancara selesai dilaksanakan, maka hasil wawancara
diperbaiki kembali.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang jadwal
kerja, susunan karyawan, daftar menu, jobsheet dan pengambilan gambar di
dalam restoran maupun di ruang produksi.
4. Angket
Angket ditujukan kepada konsumen untuk mengetahui tanggapan
konsumen terhadap pelaksanan bauran pemasaran.
H. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2004:119), instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yan diamati. Secara
spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian. Alat ukur yang digunakan
untuk mngukur variabel akan diteliti dari penelitian ini adalah menetapkan
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja
Variabel Sub
Variabel Indikator Sub indikator Item
Bauran Pemasaran
Produk 1. Kualitas 2. Produk
3. Cita rasa
4. Peralatan restoran 5. Penyajian
6. Jaminan
1.1 Standar kualitas 1.2 Kualitas bahan baku 2.1 Variasi menu 2.2 Desain produk 2.3 Menu baru
2.4 Evaluasi produk/menu 2.5 Paket produk/menu 2.6 Kemasan produk 2.7 Pelengkap produk 3.1 Resep standar 3.2 Selera konsumen 4.1 Variasi alat penyajian 4.2 Kelengkapan peralatan 4.3 Pemeliharaan peralatan 5.1 Variasi garnish 6.1 Komplain konsumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Harga 1. Biaya produksi
2. Jumlah permintaan 3. Pesaing
4. Pilihan harga
1.1 Angka keuntungan 2.1 Sirkulasi kedatangan
Konsumen
3.1 Persaingan mutu produk Variasi harga
17 18 19 20 Promosi 1. Frekuensi promosi
2. Media promosi 3. Sasaran promosi 4. Anggaran promosi
2.1 Periklanan 2.2 Personal selling 2.3 Publisitas
21 22 23 24 25 26 Distribusi 1. Lokasi usaha 1.1 Lokasi strategis
1.2 Kenyamanan lingkungan
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tanggapan Konsumen Restoran Depot Jogja
Variabel Sub
Variabel Indikator Sub indikator Item
Bauran Pemasaran
Produk 1. Kualitas 2. Produk
3. Cita rasa 4. Peralatan 5. Penyajian 6. Jaminan
1.1 Standar kualitas 1.2 Kualitas bahan baku 2.1 Variasi produk/menu 2.2 Desain produk 2.2 Produk baru/menu 2.4 Paket produk/menu 2.5 Kemasan produk 2.6 Pelengkap produk 3.1 Selera konsumen 5.1 Kelengkapan peralatan 5.2 Pemeliharaan peralatan 6.1 Variasi garnish
6.2 Variasi alat penyajian 7.1 Komplain konsumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Harga 1. Biaya produksi
2. Jumlah permintaan 3. Pesaing
4. Pilihan harga
3.1 Persaingan mutu produk Variasi harga
15
16 Promosi 1. Frekuensi promosi
2. Media promosi 3. Sasaran promosi 4. Anggaran promosi
2.1 Periklanan 17
Distribusi 1. Lokasi usaha 2. Jangkauan distribusi 3. Pelayanan
1.1 Lokasi strategis
1.2 Kenyamanan lingkungan 3.1 Kecepatan pelayanan 3.2 Penampilan SDM
I. Uji Validitas Instrumen dan Reabilitas
Dalam penelitian ini uji validitas instrumen yang digunakan adalah
judgment expert. Cara ini adalah dengan meminta pertimbangan para ahli untuk
memeriksa instrumen dan mengevaluasi secara sistematik apakah butir-butir
instrumen telah mewakili apa yang hendak diukur (Sugiyono,2004:114).
Instrumen diujicobakan kepada konsumen di Depot Jogja yang berjumlah 10
orang, setelah dilakukan uji coba kemudian dihitung validitas dan reabilitasnya
dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment.
1. Uji Validitas
Validitas adalah taraf di mana suatu instrumen dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur atau kesesuaian antara data yang dikumpulkan
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti ( Sugiyono,
2004:102).
Dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen menggunakan
validitas konstruksi (connstruct product), karena disusun berdasarkan teori
yang dipakai. Pengukuran validitas konstruksi instrumen menggunakan
analisis butir yaitu denga cara mengkorelasikan skor setiap butir dengan skor
totalnya sehingga diperoleh indek tiap butir ®. Rumus yang digunakan untuk
keterangan :
rxy = koefisien korelasi x dan y
N = jumlah butir
X = skor butir
Y = skor total
∑x = jumlah skor butir ∑Y = jumlah skor total
∑X2 = jumlah kuadrat skor butir ∑Y2 = jumlah kuadrat skor total
Pelaksanaan perhitungan validitas menggunakan SPS (seri program
statistik) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih (1994) program
analisis kesahihan butir. Selanjutnya untuk menginterprestasikan harga
tiap-tiap butir adalah dengan cara membandingkan harga r hitung dengan harga r
tabel. Apabila r hasil perhitungan lebih atau sama dengan t tabel pada taraf
signifikansi 5% berarti item tersebut valid. Validitas instrumen dilakukan
dengan cara menyebar angket kepada konsumen sebanyak 10 orang.
2. Uji Reabilitas
Sebelum instrumen dapat dipergunakan untuk penelitian dilakukan uji
reabilitas. Pengukuran reabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
rumus Alpha untuk instrumen tanggapan konsumen. Rumus Alpha :
r1.1= k 1- σ²b
k-1 σ²1
keterangan :
r1.1 = reabilitas instrumen
k = jumlah butir soal
∑σb² = jumlah rata-rata
J. Teknik Analisa Data
Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
statistik deskriptif dan analisa SWOT.
1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2004:21).
Perhitungan skor (nilai) berdasarkan pedoman tanggapan konsumen
menggunakan skala likert dengan 4 alternatif jawaban sangat penting diberi
skor 4, jawaban penting diberi skor 3, jawaban tidak penting diberi skor 2
dan jawaban sangat tidak penting diberi skor 1 untuk pernyataan negatif
altenatif jawaban adalah kebalikannya.
Untuk memberikan penilaian pada masing-masing indikator, maka akan
dibuat pengkategorian penilaian pada masing-masing indikator dengan
ketentuan sebagai berikut :
Skor maksimal : skor tertinggi x jumlah item
Skor minimal : skor terendah x jumlah item
Rumus yang digunakan untuk mencari prosentase dalam penelitian
Langkah-langkah analisis data sebagai berikut :
a. Menentukan kelompok skor
b. Membandingkan skor yang diperoleh dengan skor yang diharapkan.
c. Menetapkan tabulasi sehingga dapat diketahui frekuensi dalam penelitian.
d. Menentukan efektivitas yang dilihat dari hasil prosentase berdasarkan
kelompok skor yang dikategorikan.
2. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang memaksimalkan kekuatan ( strength ) dan peluang ( opportunity ),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness ) dan
ancaman ( threath) ( Fredi Rangkuti, 1997: 18 ).
Pada dasarnya analisis SWOT dibagi menjadi dua yaitu :
a. Analisis lingkungan eksternal
Analisa lingkungan eksternal dilakukan untuk mendapatkan informasi
tentang adany