• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)PADA RESTORAN DEPOT JOGJA DI YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)PADA RESTORAN DEPOT JOGJA DI YOGYAKARTA."

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)

PADA RESTORAN DEPOT JOGJA

DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Teknik

Disusun Oleh :

NUR ROCHMAH

005624014

(2)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “ Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada

Restoran Depot Jogja di Yogyakarta ” ini telah dipertahankan di depan Dewan

Penguji pada tanggal 26 Juni 2007 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda tangan Tanggal

Sutriyati Purwanti, M.Si Ketua Penguji ……… …………..

Kokom Komariah, M.Pd Sekretaris Penguji ……… …………..

Mutiara Nugraheni, M.Si Penguji Utama ……… …………..

Yogyakarta, 26 Juni 2007 Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta Dekan

(3)

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “ Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada

Restoran Depot Jogja di Yogyakarta” telah disetujui oleh pembimbing untuk

diujikan.

Yogyakarta, 18 Juni 2007

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

ditertibkan orang lain sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan

karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, 18 Juni 2007

Yang menyatakan

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya di samping kesulitan ada kemudahan, karena itu bila

engkau telah selesai dari satu pekerjaan, kerjakanlah urusan lain dengan

tekun dan hanya kepada Allah SWT sajalah hendaknya kamu

mengharapkan pahala. (QS. Al Insyirah 6-8)

Kerjakanlah apa yang bisa kau kerjakan dengan keikhlasan dan kesabaran,

walaupun itu hanya menambah sedepa langkahmu.(Penulis)

(6)

PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)

PADA RESTORAN DEPOT JOGJA DI YOGYAKARTA

Oleh : Nur Rochmah

005624014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bauran pemasaran dan tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subyek penelitian adalah pemilik, manajer pemasaran dan konsumen Depot Jogja berjumlah 28 orang. Obyek penelitian adalah pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket, observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan analisis kualitatif dengan SWOT dan kuantitatif dengan teknik prosentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bauran pemasaran aspek produk dari kualitas menggunakan pengukuran bahan dengan jumlah yang dikerjakan, jenis produk yang ditawarkan mulai dari appetizer sampai dessert, cita rasa produk didasarkan pada resep standar yang dipegang teguh oleh para koki, pemeliharaan peralatan dengan ketepatan penggunaan peralatannya, jaminan diberikan dengan kesediaan mengganti produk jika tidak sesuai dengan pesanan. Aspek harga dari biaya produksi akan diketahui cara penetapan harga dengan keuntungan yang di harapkan sebesar 25%, jumlah permintaan tidak mempengaruhi harga yang sudah berlaku, penetapan harga tidak mengubah harga diluar batas pesaing pelaku usaha sejenis, harga disesuaikan dengan biaya produksi. Dari aspek promosi dilihat dari masih kurangnya frekuensi promosi yang dilakukan, media promosi yang digunakan surat kabar harian sebulan sekali, radio dua bulan sekali dan menggunakan plakat, spanduk di sekitar lokasi restoran, sasaran utama promosi semua pengunjung Galeri mall. Sedangkan dari aspek distribusi dapat dilihat dari lokasi yang strategis karena berada di pusat mall, jangkauan distribusi makanan dengan makan dengan kondisi panas di tempat atau akan bibawa pulang, kecepatan dalam penyajian didukung kemampuan koki koki mengolah makanan dan kecepatan waiter/ss dalam mendistribusikan makanan kepada konsumen. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja berdasarkan skor rerata aspek produk 43,29 termasuk setuju/baik, skor rerata aspek harga 6,64 termasuk setuju/baik, skor rerata aspek promosi 2,75 termasuk setuju/baik dan skor rerata aspek distribusi 13,39 termasuk sangat setuju/sangat baik.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

yang berjudul “ Pelaksanaan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada Restoran Depot Jogja di Yogyakarta “dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penelitian dan

penulisan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini

diperkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Sugiyono, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik UNY yang telah

memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Kokom Komariah, M.Pd. Ketua Jurusan PTBB yang telah memberikan

kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Sutriyati Purwanti, M.Si. Dosen pembimbing yang telah memberikan

pengarahan, dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Pihak restoran Depot Jogja yang telah membantu selama pelaksanaan

penelitian.

5. Pihak-pihak yang telah membantu tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka yang telah

memberikan bantuan kepada peneliti. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………..

HALAMAN PENGESAHAN………

HALAMAN PERSETUJUAN……….

HALAMAN PERNYATAAN………..

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….

ABSTRAK………

KATA PENGANTAR………..

DAFTAR ISI……….…....

DAFTAR TABEL……….

DAFTAR GAMBAR………

DAFTAR LAMPIRAN………

BAB I. PENDAHULUAN……….

A. Latar Belakang ………...

B. Identifikasi Masalah………...

C. Batasan Masalah………

D. Rumusan Masalah………..…

E. Tujuan Penelitian………...…

F. Manfaat Penelitian……….…

BAB II. KAJIAN PUSTAKA………

A. Deskripsi Teori………

1. Pemasaran………

2. Konsep Pemasaran……….. 3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)………..

a. Produk……….

b. Harga………...

c. Promosi ………...

d. Distribusi ……….

B. Kerangka Berpikir………..

C. Pertanyaan Penelitian……….

BAB III. METODE PENELITIAN……….

A. Pendekatan Penelitian……….

B. Tempat dan Waktu Penelitian……….

C. DefinisiOperasional………...

D. Subjek Penelitian……….

E. Objek Penelitian………..

F. Populasi dan Sampel………...

G. Teknik Pengumpulan Data………..

H. Instrumen Penelitian………...

I. Uji Validitas dan Reabilitas………

J. Teknik Analisa Data………

(9)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….

A. Deskripsi Data………

B. Hasil Penelitian………...

1. Pelaksanaan Bauran Pemasaran AspekProduk…………

a. Aspek Produk………..

b. Aspek Harga………

c. Aspek Promosi………

d. Aspek Distribusi………..

2. Tanggapan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran

Pemasaran restoran Depot Jogja………...

3. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja

dari Analisis SWOT………..

4. Alternatif Strategi Pelaksanaan Bauran Pemasaran

(Marketing mix)Restoran Depot Jogja……….

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN………

A. Simpulan……….

42 42 42 43 42 58 61 63

66

74

75

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Pemilik Restoran Depot Jogja………..….. 34

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tanggapan Konsumen Restoran Depot Jogja.….. 35

Tabel 3. Model Matrik SWOT………..….. 41

Tabel 4. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Produk………..….. 42

Tabel 5. Standar Kualitas Hewani………..……. 45

Tabel 6. Jenis Bumbu Depot Jogja……….. 46

Tabel 7. Variasi Menu………...………. 48

Tabel 8. Peralatan Penyajian………...………… 54

Tabel 9. Alat Persiapan Dapur………..…………. 55

Tabel 10. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Harga……… 58

Tabel 11. Modal Awal………..…. 59

Tabel 12. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Promosi……….…… 61

Tabel 13. Pelaksanaan Bauran Pemasaran Aspek Distribusi………. 63

Tabel 14. Alur Penyajian Makanan………..……….. 65

Tabel 15.Asal Konsumen Depot Jogja……….……. 66

Tabel 16. Jenis Kelamin……….…… 67

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Produk………… 67

Tabel 18.Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Harga………69

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Promosi………….70

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Distribusi………..71

Tabel 21. Analisis SWOT Pelaksanaan Bauran Pemasaran Depot Jogja.……. 70

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir………26

Gambar 2. Diagram Frekuensi Skor Hasil Tanggapan Aspek Produk…………..68

(12)

PERHITUNGAN PENYUSUNAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Tanggapan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot

Jogja

1. Menghitung jumlah kelas interval K = 1+ 3,3 log n

= 1+3,3 log 28 = 1+4,752 = 5,752 dibulatkan menjadi 6

2. Menghitung rentang data 84-21 = 63

3. Menghitung panjang kelas 63 : 6 = 10,5 =10

Kelas Interval

Frekuensi Absolut

Frekuensi relatif

(%)

Frekuensi komulatif

Frekuensi relatif komulatif (%)

49-54 5 17,85 5 17,85

55-60 1 3,57 6 21,42

61-66 6 21,42 12 42,85

67-72 4 14,28 16 57,14

73-78 10 35,71 26 92,85

79-84 2 7,14 28 96,42

(13)

PERHITUNGAN STATISTIK DESKRIPTIF

1. Tanggapan Konsumen terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja

Me ideal = ½ (skor tertinggi+skor terendah) = ½(79+49)

= 64

S ideal = 1/6 (skor tertinggi-skor terendah) = 1/6 (79-49)

= 5

Kategori sangat setuju = Mi + 1,5 Sdi = 64+ 1,5. 5 ke atas = 71,5 ke atas

Kategori setuju = Mi s/d (Mi+1,5 Sdi) = 64 s/d (64+1,5. 5) = 64 s/d 71,5 keatas

Kategori tidak setuju = (Mi-1,5 Sdi) s/d 64 = (64–1,5 . 5) s/d 64 = 56,5 s/d 64

Kategori sangat tidak setuju = Mi–1,5 Sdi kebawah = 64–1,5 . 5 ke bawah = 56,5 ke bawah

2. Tanggapan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran restoran Depot Jogja

Aspek produk = Mean 47,46 = 3,39

Jumlah Item 14

Aspek harga = Mean 6,78 = 3,3

Jumlah Item 2

Aspek promosi = Mean 3,34 = 3,3

(14)
(15)
(16)

LAMPIRAN 2

(17)
(18)

LAMPIRAN 3

(19)

NASKAH UJIAN SKRIPSI

Nama : Nur Rochmah

NIM : 005624014

Judul : Pelaksanaan Bauran Pemasaran

( Marketing Mix ) Pada Restoran Depot Jogja di Yogyakarta Hari / Tanggal : Selasa, 26 Juni 2007

Jam : 09.00 WIB

Tempat : Ruang ujian lantai 3

LAMPIRAN 4

(20)

PERSYARATAN UJIAN

NAMA : NUR ROCHMAH

NIM : 005624014

JURUSAN : PTBB / TATA BOGA

JUDUL :PELAKSANAAN BAURAN PEMASARAN

(MARKETING MIX) PADA RESTORAN DEPOT

JOGJA DI YOGYAKARTA

(21)
(22)

(MARKETING MIX) PADA

RESTORAN DEPOT JOGJA

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Konsep pemasaran

2. Pemasaran sebagai alat pencapaian tujuan

perusahaan.

3. Faktor eksternal dan internal restoran

Depot Jogja

4. Faktor internal dalam aktivitas pemasaran

Depot Jogja

B. Identifikasi Masalah

1. Kondisi sistem produksi restoran Depot

Jogja dalam menjual produk makanan.

2. Pelaksanaan bauran pemasaran Depot

Jogja menghadapi persaingan.

3. Faktor

internal

dan

eksternal

yang

(24)

1. Pelaksanaan

bauran

pemasaran

pada

restoran Depot Jogja

2. Tanggapan

konsumen

terhadap

pelaksanaan bauran pemasaran Depot

Jogja.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran

Depot Jogja yang meliputi aspek produk,

harga, promosi dan distribusi.

2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap

pelaksanaan bauran pemasaran.

E. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan

pelaksanaan

bauran

pemasaran

F. Manfaat Penelitian

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pemasaran

1. Merupakan suatu sistem kegiatan usaha

2. Dapat memenuhi kebutuhan pembeli umum

dan pembeli potensial

3. Untuk merencanakan produk, menentukan

harga,

mempromosikan

dan

mendistribusikan barang/jasa.

B. Bauran pemasaran

Adalah variabel-variabel pemasaran yang

dapat dikontrol, yang akan dikombinasikan

oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang

maksimal.

C. Produk

(26)

D. Harga

Elemen penentu adalah harga bahan baku,

biaya tenaga kerja, biaya umum dan biaya

penjualan.

E. Promosi

Semua

kegiatan

perusahaan

untuk

memperkenalkan

produk

untuk

menarik

konsumen.

F. Distribusi

Kegiatan untuk menyampaikan barang kepada

konsumen.

G. Kerangka berpikir

Mendapatkan pelanggan merupakan tugas

pemasaran namun akan lebih efektif jika

seluruh bagian dapat menjalankan sistem

pemasaran.

H. Pertanyaan penelitian

1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran

di restoran Depot Jogja yang meliputi aspek

produk, harga, promosi dan distribusi?

2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap

pelaksanaan

bauran

pemasaran

yang

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

dengan satu variabel utama yaitu bauran

pemasaran dan merupakan penelitian survey.

Tempat penelitian restoran Depot Jogja.

B.Populasi dan sampel penelitian

Dengan cara Accidental sampling, menggunakan

skala likert

(28)

2. Perancanaan produk

3. Penetapan harga

4. Promosi

5. Distribusi

D. Teknik pengumpulan data

1. Observasi

2. Wawancara

3. Dokumentasi

4. Angket

E. Instrumen penelitian

F. Uji coba instrumen

1. Validitas

: validitas konstruksi

2. Reabilitas

: alpa cronbach

3. Analisis data : analisis teknik statistik

(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pelaksanaan bauran pemasaran restoran depot

Jogja meliputi :

a. Aspek produk sudah berjalan baik karena

sudah sesuai dengan standar mutu yang di

tetapkan oleh pihak Depot Jogja.

(30)

d. Aspek distribusi sudah berjalan lancar sesuai

dengan SDM yang dimiliki.

2. Tangapan konsumen terhadap pelaksanaan

bauran pemasaran Depot Jogja.

Dari hasil perhitungan tanggapan konsumen

secara keseluruhan termasuk pada kategori

sangat setuju yaitu 57,14% hal tersebut dapat

dilihat dari konsumen yang datang ke Depot

Jogja.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dilihat

dari unsur produk meliputi :

(31)

Kualitas bahan baku memiliki peranan

penting untuk menentukan hasil produksi

yang terjamin keamanannya.

b. Produk

Variasi produk yang dihasilkan Depot Jogja

beraneka ragam mulai dari Appetizer sampai

Dessert.

c. Citarasa

Cita rasa produk yang dihasilkan Depot Jogja

disesuaikan dengan selera konsumen.

d. Pelayanan / penyajian

Depot Jogja mengutamakan kecepatan dalam

pelayanan dan ketepatan dalam penyajian

kepada konsumen.

e. Jaminan

Depot Jogja memberikan jaminan kepada

konsumen jika terdapat ketidak sesuaian

menu dan penyajian yang diinginkan.

2. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dari

aspek harga

a. Biaya produksi

Harga yang dibuat oleh restoran Depot Jogja

didapat dari biaya produksi ditambah biaya

operasional ditambah prosentase laba yang

diinginkan.

b. Jumlah permintaan

(32)

Depot Jogja memberikan suatu kebijakan

yaitu penetapan harga yang kompeten sesuai

dengan iklim pasar yang sejenis.

d. Pilihan harga

Depot Jogja memberikan pilihan harga yang

bervariatif.

3. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dilihat

dari promosi

a. Frekuensi

Promosi yang dilakukan Depot Jogja sebulan

sekali untuk surat kabar, setiap hari untuk

plakat.

b. Media

Media yang digunakan untuk kegiatan

promosi melalui surat kabar harian

Kedaulaataan Raakyat, radio Petra FM dan

neon box yang ditempel langsung didepan

lokasi restoran.

c. Sasaran

Sasaran yang utama adalah semua

pengunjung Galeria Mall, khususnya etnis

Cina dan wisatawan asing yang kebetulan

berkunjung di Galeria Mall.

4. Bauran pemasaran restoran Depot Jogja dari

unsur distribusi

(33)

Lokasi yang diambil strategis dan nyaman

karena berada di pusat keramaian yaitu di

Galeria Mall.

b. Jangkauan

Jangkauan distribusi produk ditujukan

kepada semua kalanngan.

c. Peralatan

Kelengkapan peralatan di Depot Jogja sesuai

dengan standar restoran. Dengan

pemeliharaan yang baik sehingga kondisi

peralatan higienis.

B. Saran

1. Untuk restoran Depot Jogja, perlunya

peningkatan mutu dan kualitas makanan

yang disajikan mengingat citra yang sudah

dimiliki oleh Depot Jogja dikalangan agar

lebih baik. pemasangan papan nama pada

lokasi yang strategis akan mempermudah

konsumen untuk mencari dan menemukan

lokasi Depot Jogja dengan cara penunjukan

kejelasan lokasi restoran Depot Jogja.

(34)
(35)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu aspek penting yang dirasakan oleh setiap kegiatan bisnis adalah

bagaimana usaha manajemen untuk meningkatkan penjualan dan mendapatkan

laba yang diharapkan. Pada era pasar bebas sekarang, persaingan dalam dunia

bisnis semakin ketat. Konsumen semakin selektif dalam memilih barang dan jasa,

sehingga perusahaan berusaha menawarkan keunggulan produknya

masing-masing, Konsep produk telah tergeser oleh konsep pemasaran, oleh karena itu

perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam kegiatan

pemasaran agar dapat mencapai sasaran serta mampu bersaing dengan perusahaan

yang sejenis.

Perusahaan menerapkan konsep produk, konsumennya akan memilih

produk-produk yang berkualitas, kinerja dan ciri-ciri inovatif terbaik yang

ditawarkan perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan yang berorientasi

pada produk akan memusatkan perhatiannya untuk membuat produk terbaik dan

menyempurnakannya secara terus menerus.

Konsep pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan

organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan

pemenuhan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada

(36)

2

yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Dalam hal ini suatu perusahaan menggunakan cara pemasaran yang tepat untuk

pencapaian tujuan. Sedangkan efisien adalah kemampuan untuk menyelasaikan

suatu pekerjaan dengan benar, dengan kata lain dapat meminimumkan biaya

penggunaan sumber daya untuk mencapai keluaran yang telah ditentukan (Hani

Handoko,1993: 7).

Perusahaan bisa menghadapi persaingan dengan lebih baik apabila mereka

dapat mengganti dari filosofi produk dan penjualan ke filosofi pelanggan dan

pemasaran. Pemasaran dalam suatu perusahan memegang peranan penting, yaitu

memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen. Kepuasan

konsumen tercermin dalam tanggapannya yang bersedia membeli kembali dan

berbicara tentang kebaikan suatu produk perusahaan. Karena salah satu tujuan

pemasaran untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Seiring dengan perkembangan zaman berbagai industri juga berkembang,

begitu juga dengan industri makanan yang memilih tempat di salah satu pusat

perbelanjaan yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dari

berbagai lapisan masyarakat. Salah satunya Restoran Depot Jogja yang

merupakan restoran dengan berbagai pilihan produk, dari masakan kontinental,

oriental dan Indonesia. Akan tetapi, dalam pelaksanaan kegiatan promosi dalam

rangka sosialisasi keberadaan restoran ini masih sebatas dari mulut ke mulut,

sehingga berakibat konsumen kurang mengetahui keberadaannya. Disamping itu

(37)

sekitarnya menambah ketat persaingan yang menyebabkan jumlah konsumen

menjadi menurun karena konsumen mulai menggemari menu yang siap saji

dengan harga yang lebih murah.

Melihat ketatnya persaingan ini, restoran Depot Jogja harus dapat

mengadaptasikan usahanya dengan kegiatan pemasaran yang efektif. Perusahaan

harus pandai memahami sikap konsumen yang dapat berubah dari waktu ke waktu

sehingga kebijakan yang diambil lebih baik dalam kegiatan pemasaran. Ada

beberapa faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi berhasil

tidaknya pemasaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Faktor eksternal

merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol perusahaan yang meliputi :

demografi, kondisi perekonomian, sosial budaya, politik dan hukum, teknologi,

kompetitor, kebijakan pemerintah setempat, kondisi ekternal dan internal

perusahaan lainnya. Faktor internal merupakan faktor yang dapat dikontrol

perusahaan yang meliputi : produk, harga, tempat, promosi, disrtibusi, dan

sumber daya manusia.

Pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja ini juga memiliki

beberapa kendala baik yang bersifat eksternal maupun internal seperti halnya

kondisi perusahaan pada umumnya. Misalnya disekitar lokasi muncul aneka

makanan modern yang lebih menarik dan praktis. Kendala yang bersifat internal

diantaranya adalah harga produk yang relatif tinggi, kurangnya pengenalan menu,

kurang memanfaatkan kegiatan promosi, lokasi yang belum begitu dikenal

(38)

4

Melihat kondisi tersebut maka perlu ada upaya untuk meningkatkan

aktivitas kegiatan pemasaran restoran Depot Jogja ini agar keberadaannya

benar-benar mampu memberikan andil terhadap penyerapan tenaga kerja serta

peningkatan pendapatan restoran Depot Jogja serta sebagai penyedia jasa boga

yang mampu menawarkan alternatif menu di sekitar kawasan Galeria mall.

Langkah awal dari usaha ini adalah dengan melakukan penelitian tentang

pelaksanaan pemasaran agar bisa diperoleh gambaran bauran pemasaran untuk

restoran Depot Jogja sehingga bisa direncanakan langkah penanganan lebih lanjut

terhadap pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja ini. Dari data

pelaksanaan bauran pemasaran, kemudian menggunakan tanggapan konsumen,

selanjutnya dapat dilakukan suatu analisa untuk mengetahui faktor eksternal dan

internal yang mempengaruhi keberadaan restoran Depot Jogja yaitu dengan

analisa SWOT (Stength Weakness Opprtunity Threath). Kondisi faktor eksternal

terdiri dari peluang (opportunity) yang muncul serta ancaman (threath) yang

dihadapi restoran Depot Jogja, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan

(strength) da kelemahan (weakness) yang dimiliki restoran Depot Jogja. Maka penulis mengambil judul “Pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) pada

(39)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dapat diidentifikasikan

beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi sistem produksi restoran Depot Jogja dalam menjual

produk makanan kepada konsumen?

2. Bagaimana kondisi pasar yang dihadapi oleh restoran Depot Jogja?

3. Bagaimana produk yang ada di restoran Depot Jogja?

4. Bagaimana harga produk yang ditawarkan restoran Depot Jogja?

5. Bagaimana promosi yang dilakukan oleh restoran Depot Jogja?

6. Bagaimana distribusi yang dilakukan di restoran Depot Jogja?

7. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran yang dijalankan oleh Depot Jogja

dalam menghadapi persaingan dengan pelaku usaha yang sejenis?

8. Faktor internal dan ekternal apa saja yang mempengaruhi pemasaran?

9. Alternatif strategi apakah yang bisa ditemukan untuk membantu pelaksanaan

bauran pemasaran di restoran Depot Jogja?

C. Batasan Masalah

Supaya lebih terfokus, maka penulis membatasi penelitian ini pada :

1. Pelaksanaan bauran pemasaran pada restoran Depot Jogja.

2. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran pada restoran

(40)

6 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran di restoran Depot Jogja yang

terdiri dari aspek produk, aspek harga, aspek promosi dan aspek distribusi?

2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran di

restoran Depot Jogja?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk mendapatkan

gambaran tentang :

1. Pelaksanaan bauran pemasaran yang terdiri dari aspek produk, aspek harga,

aspek promosi dan aspek distribusi di restoran Depot Jogja.

2. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran di restoran

Depot Jogja.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan

Sumber informasi dan masukan bagi pihak restoran Depot Jogja tentang

pelaksanaan bauran pemasaran yang meliputi kegiatan dari aspek produk,

(41)

strategi yang bisa diterapkan berkenaan dengan langkah-langkah yang

dilakukan perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Bagi peneliti

a. Sebagai referensi bagi mahasiswa jurusan PTBB khususnya program studi

Tata Boga yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka yang akan

menambah pengetahuan terutama dalam bidang pemasaran di restoran.

b. Sebagai media latihan dari teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan

kenyataan yang terjadi di lapangan

(42)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pemasaran

Sejak orang mengenal kegiatan pemasaran telah banyak definisi-definisi

pemasaran yang dikemukakan. Definisi-definisi tersebut mula- mula

menitikberatkan pada harga, kemudian pada lembaga-lembaga yang

diperlukan untuk melaksanakan proses penjualan dan kemudian pada

fungsi-fungsi yang dijalankan untuk memungkinkan dilakukannya transaksi –

transaksi pemasaran.

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik

kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial (Hani Handoko dan

Ibnu Sukotjo,1995:179).

Berhasil tidaknya dalam mencapai tujuan bisnis tergantung pada

keahlian mereka dalam bidang pemasaran, produksi, keuangan, personalia

maupun bidang lainnya. Pemasaran sebagai salah satu faktor penting dalam

siklus kehidupan suatu perusahaan maka dengan pemasaran yang tetap akan

dapat mempertahankan kelangsungan hidup sebuah perusahaan, meningkatkan

pendapatan yang akan diterima, selain itu tujuan perusahaan dapat

ditingkatkan. Untuk dapat memahami pengertian pemasaran ini ada beberapa

(43)

9

memiliki prinsip - prinsip yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka

meninjau pemasaran dari segi yang berbeda.

Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000:4), pemasaran adalah

suatu sistem keseluruhan dari kegiatan –kegiatan usaha yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang

ada maupun pembeli potensial.

Selanjutnya menurut Marwan Asri (1991:15), pemasaran adalah usaha

yang terpadu untuk mengembangkan rencana strategis yang diarahkan pada

usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan

penjualan yang menghasilkan laba. Dengan adanya pemasaran yang baik, hasil

produksi akan cepat sampai kepada konsumen, sehingga tidak akan terjadi

penghentian produk akibat over suplay.

Sedangkan menurut Phillip Kotler (2000:7), pemasaran adalah suatu

proses dan managerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran

segala sesuatu yang bernilai (product of value) dengan orang atau kelompok

lain.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang pemasaran diatas, maka

pemasaran yang peneliti maksud adalah :

a. Kegiatan manusia yang berasal dari kebutuhan, keinginan dan permintaan

akan produk yang didukung oleh kesediaan untuk membelinya

(44)

10

e. Merupakan kegiatan penjualan produk (barang, jasa dan gagasan atau ide)

yang berorientasi pada pasar dan konsumen.

Dengan demikian pengertian pemasaran adalah suatu usaha yang benar–

benar memperhatikan konsumen dengan memberikan pelayanan yang

memuaskan dan kepuasan konsumen itulah yang menjadi tujuan perusahaan

agar usahanya mendapat laba dan berkembang.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat diperoleh 3 hal pokok sebagai

berikut :

a. Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan usaha.

b. Pemasaran dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pembeli umum

maupun pembeli potensial.

c. Pemasaran ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa.

Sedangkan aplikasi yang telah dilakukan Restoran Depot Jogja dalam

hal ini adalah:

a. Sebagai suatu sistem kegiatan usaha

Restoran Depot Jogja telah menerapkan suatu sistem atau cara yang

digunakan untuk mensukseskan kegiatan usahanya, yaitu dengan

melaksanakan cara kerja yang terorganisasi.

b. Ditujukan untuk merencanakan produk, mementukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa. Kegiatan ini

tercantum dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Merencanakan, yaitu kegiatan menetukan pola-pola kegiatan terlebih

(45)

11

2) Menentukan harga, yaitu kegiatan menetapkan harga yang dilakukan

setelah semua biaya dan besarnya keuntungan yang diharapkan

diperhitungkan terlebih dahulu.

3) Mempromosikan dan mendistribusikan, yaitu memperkenalkan dan

membujuk konsumen serta menyalurkan barang yang dihasilkan

melalui media promosi yang ada dan saluran yang dipilih.

c. Dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Perusahaan

memproduksi barang-barang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen

sehingga mereka dapat mendapatkan suatu kepuasan.

2. Konsep Pemasaran

Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko (2000:6), ada 3 unsur pokok

dalam konsep pemasaran sebagai berikut :

a. Orientasi pada konsumen (Costumer Oriented), pemasaran yang

benar-benar ingin memperhatikan konsumen

1) Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan

dilayani dan dipenuhi.

2) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran

penjualan. Perusahaan tidak mungkin memenuhi kebutuhan pokok

konsumen, maka perusahaan harus memilih kelompok pembeli tertentu

dari kelompok pembeli tersebut.

(46)

12

mode yang berbeda dan yang dipasarkan dengan program pemasaran

yang berlainan.

4) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan

menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku mereka.

5) Menentukan dengan melaksanakan strategi yang paling baik apakah

menitikberatkan mutu yang tertinggi, harga yang murah atau model

yang menarik.

b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral (Integrated Marketing)

Pengintegrasian berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam

perusahaan turut andil dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk

memberikan kepuasan konsumen. Sehingga tujuan perusahaan dapat

terealisir. Selain itu, terdapat juga penyesuaian dan koordinasi antara

produk, harga, saluran distribusi dan promosi untuk menciptakan

pertukaran yang kuat dengan konsumen.

c. Kepuasan Konsumen (Customer Satisfation)

Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang akan menentukan

laba perusahaan jangka panjang, yaitu dengan melihat banyak atau

sedikitnya kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan

perusahaan.

3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Marketing mix adalah variabel-variabel pemasaran yang dapat dikontrol,

yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil yang

maksimal. Sedangkan target market adalah suatu kelompok konsumen yang

(47)

13

berhubungan erat, target market merupakan suatu sasaran yang dituju,

sedangkan marketing mix merupakan alat untuk menuju sasaran tersebut

(Marwan Asri,1991: 30).

Tekanan utama dari pemasaran adalah suatu pasar yang merupakan pusat

perhatian untuk semua keputusan yang menyangkut pemasaran. Kegiatan–

kegiatan ini perlu dikombinasikan dan dikoordinir agar perusahaan dapat

melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin.

Dalam sistem pemasaran sebuah organisasi terdapat 4 unsur yang

membentuk suatu kesatuan, yaitu perencanaan produk, penetapan harga,

kegiatan promosi dan sistem distribusi (Hani Handoko dan Ibnu Sukotjo,

1995:193) Adapun masing–masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Produk

1) Pengertian produk

Produk adalah produk yang dibutuhkan konsumen, sehingga

pengusaha harus selalu mengadakan perbaikan disesuaikan dengan

keadaan pembeli. Perbaikan dalam arti peningkatan mutu atau kemampuan

menghasilkan produk baru atau memodifikasi produk yang sudah ada.

Menurut Murti Sumarni dan John Suprihanto (1995:240), produk

adalah setiap apa saja yang ditawarkan di pasaran untuk mendapatkan

perhatian, permintan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi

keinginan atau kebutuhan.

Sedangkan menurut Philip Kotler (2000:9), produk adalah segala

(48)

14

konsumen yang kebetulan berada disekitar lokasi mall, baik dalam rasa,

kualitas, jenis, bentuk, harga dan pelayanan.

2) Strategi Produk

Produk dapat berwujud dan dapat juga tidak berwujud. Produk yang

berwujud biasa disebut barang dan yang tidak berwujud disebut jasa.

Terdapat tiga aspek strategi produk yang perlu diperhatikan agar

memudahkan dalam mempelajari strategi produk. Menurut Indriyo (1995 :

179), tiga aspek strategi produk tersebut adalah :

(a) Produk inti

Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh

suatu produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta

keinginannya. Hal utama pemasaran adalah menjual manfaat inti dari

produk yang ditawarkannya bukan kandungan bahan kimia yang

terdapat dalam produk tersebut.

(b) Produk yang diperluas

Produk yang diperluas mencakup berbagai tambahan manfaat

yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang dibelinya.

Dalam pengertian produk yang diperluas termasuk obyek fisik atau

jasa, pelayanan, pembungkusan, petunjuk pemakaian, penyajian

maupun garansi.

(c) Produk formal

Produk formal adalah produk yang merupakan penampilan atau

wujudnya dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk

(49)

15

daya tarik tampak langsung di mata konsumen. Dalam hal ini ada 5

komponen yang terdapat dalam produk formal yaitu : desain atau

bentuk atau corak, daya tahan atau mutu, daya tarik atau

keistimewaan, pengemasan atau bungkus, nama merk atau brand

name.

3) Atribut Produk

Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat

produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan

dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Atribut produk dapat berupa

sesuatu yang berwujud atau tangible dapat berupa desain produk, merk

maupun bungkusnya dan tidak berwujud atau intangible misalnya nama

baik yang terdapat dalam angan-angan atau image konsumen terhadap

nama merk yang diberikan pada produk perusahaan. Atribut yang tidak

berwujud biasanya menunjukkan aspek nonteknis, yang tercermin pada

produk atau inti dari produk.

Sedangkan menurut Indriyo (1995:192), atribut teknis dapat

ditampilkan dalam beberapa macam bentuk antara lain:

(a) Desain produk

Desain merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk.

Sebuah desain yang menarik dapat menjadi suatu ciri pembeda

produk. Banyak perusahaan percaya bahwa ada daya tarik promosi

(50)

16

Desain produk yang terbaik dapat meningkatkan pemasaran

produk dalam berbagai hal misalnya dapat mempermudah operasi

pemasaran produk, meningkatkan nilai kualitas produk, serta

menambah daya penampilan produk. Sedangkan desain yang efektif

dapat membantu penghematan dalam biaya pembuatan produk.

(b) Bungkus atau kemasan

Kemasan dapat digunakan sebagai salah satu strategi bersaing

dengan perusahaan yang memproduksi atau menjual produk yang

sejenis. Kegiatan pengemasan yang direncanakan secara matang dan

dilaksanakan secara baik akan menguntungkan pihak perusahaan

karena berbagai hal antara lain : kemasan yang menarik/ indah akan

menambah hasrat untuk membeli, kemasan yang khas akan

mempermudah pembeli mengingat produknya, kemasan yang baik

akan melindungi kualitas (mutu) produk, memudahkan dalam

pendistribusian, memudahkan penyimpanan. Ditinjau dari aspek

ekonomis pembungkus tidak boleh menimbulkan biaya ekstra yang

dapat meningkatkan harga jual.

(c) Merek

Nama merek (brand name) merupakan kata-kata, huruf atau

angka yang dapat diucapkan. Diperlukan untuk membedakan dalam

memasarkan produk contohnya nama restoran “DEPOT JOGJA”.

Sedangka merek dagang (trade mark) dinyatakan dalam bentuk

simbol atau logo, gambar, warna atau huruf tertentu. Misalnya logo

(51)

17

Perusahaan mempunyai beberapa alasan dalam penggunaan

merek yaitu, perusahaan akan memperoleh lebih banyak ruang atau

etalase penjualan sehingga dapat memikat konsumen pada

perusahaan. Sebab beberapa konsumen akan setia pada suatu merek.

Penciptaan merek baru dapat meningkatkan semangat dalam

organisasi perusahaan.

Dalam proses pemilihan nama merek di restoran Depot Jogja

mempunyai urut-urutan, yaitu : identifikasi kriteria nama merek yang

berarti mencari nama sesuai dengan perusahaan tersebut didirikan

yaitu di kota Yogyakarta, menyusun calon nama-nama merek seperti

restoran atau rumah makan, menyaring nama-nama unggulan dan

menggunakan nama istilah depot tetapi bukan sekedar tempat orang

singgah makan, melainkan didukung dengan lingkungan bersih,

nyaman dan pelayanan yang ramah, meneliti merek dagang yaitu

meneliti apakah sudah ada perusahaan lain yang menggunakan nama

Depot Jogja atau belum, kemudian memilih salah satu diantara nama

merek yang tersedia.

(d) Label

Adalah bagian dari sebuah produk yang berupa keterangan/

penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya. Label dapat

dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : brand label adalah label yang

semata-mata sebagai merek. Contohnya pada kantong plastik khusus

(52)

18

Depot Jogja, descriptive label adalah label yang menggambarkan

tentang cara penggunaan, formula atau kandungan isi, pemeliharaan,

hasil kerja dari suatu produk.

(e) Pelayanan

Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah layanan

yang dijanjikan dalam jaminan. Pemeliharaan hubungan dengan para

konsumen merupakan hal terpenting bagi sebuah perusahaan

khususnya restoran, karena mewakili kepentingan terhadap tamu

sebagai klien yang harus dilayani. Penting untuk senantiasa diingat,

bahwa hubungan baik dengan tamu akan menyebabkan kenyamanan

bagi mereka yang datang serta menjamin kemungkinan kalau para

tamu untuk selalu datang kembali (Ichsan, 2000 : 43).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelayanan

terhadap konsumen antara lain : sifat dan sikap yang suka melayani

atau membuat senang orang lain (tamu), keramah-tamahan dalam

berhubungan dengan orang lain pemahaman yang baik mengenai

pelayanan, kesiapan untuk menghadapi kemungkinan dan keadaan

yang tidak menyenangkan dalam pelayanan bagi tamu. Kesiapan

untuk bekerjasama, yang berarti saling menolong dengan rekan kerja

dan bukan menciptakan suasana persaingan yang tidak sehat.

b. Harga

Harga juga merupakan variable controllable yang menentukan

diterima tidaknya oleh perusahaan. Didalam penetapan harga tidak

semata-mata tergantung pada kebijakan produsen atau penjual tetapi juga

mempertimbangkan berbagai hal, seperti harga yang ditetapkan para

(53)

19

tinggi atau sebaliknya, tetapi harga yang yang ditentukan kompetitif.

Harga adalah suatu nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh

barang atau jasa tertentu bagi seseorang (Marwan Asri, 1991:301).

Menurut Manullang (1994:141), beberapa elemen penentu harga

pokok adalah harga bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya umum dan biaya

penjualan.

Sedangkan menurut Harimurti Subanar (1995:144), menuliskan

biaya-biaya yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga pokok yaitu :

1) Biaya bahan baku / bahan langsung

2) Biaya bahan penunjang / biaya tak langsung

3) Biaya tenaga kerja

4) Biaya tenaga kerja tak langsung

5) Biaya tak langsung pabrik atau overhead

6) Biaya administrasi dan umum

Berdasarkan 2 pendapat di atas tentang penentuan harga pokok

tersebut dapat dijelaskan bahwa elemen inti penentuan harga pokok adalah

biaya langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung, sedangkan biaya tak langsung adalah biaya overhead.

Sebelum harga ditetapkan, perusahaan manetapka tujuan penetapan

harga tersebut. Menurut Indriyo (1995:232), tujuan penetapan harga

sebagai berikut :

1) Memaksimalkan keuntungan atau laba.

(54)

20

4) Menyeimbangkan harga itu sendiri

5) Sebagai penentu market share, karena dengan harga tertentu dapat

diperkirakan kenaikan atau penurunan penjualannya.

Sedangkan penetapan harga di restoran Depot Jogja adalah sebagai

berikut:

1) Penetapan harga berdasarkan biaya

Yaitu penetapan harga jual dengan menambahkan persentase tertentu

yang diinginkan sebagai keuntungan di atas biaya atau harga perolehan

atau harga pokoknya disebut cost-plus pricing atau juga dikenal

mark-up pricing. Dalam hal ini penentuan harga dengan metode cost plus

dapat diformulasikan sebagai berikut :

Sumber : pemilik restoran Depot Jogja

Sedangkan penetapan harga berdasarkan mark-up formulasinya adalah

:

Sumber : pemilik restoran Depot Jogja

Mark up merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Cara

ini sering digunakan oleh para makelar atau pedagang. Dengan

demikian keuntungan dan biaya-biaya diambilkan dari mark up

tersebut.

2) Penetapan harga berdasarkan permintaan

Harga ditetapkan lebih tinggi bila permintaan kuat dan harga

ditetapkan rendah bila permintaan sedikit.

3) Penetapan harga berdasarkan persaingan

Harga ditetapkan di atas atau di bawah harga para pesaing. Harga jual = Biaya pokok + Margin keuntungan

(55)

21

c. Promosi

1) Pengertian

Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena

dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya di perusahaan.

Oleh karena itu promosi dipandang sebagai arus informasi yang dibuat

untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

Promosi mencakup semua kegiatan perusahaan untuk

memperkenalkan produk dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk

membelinya (Murti Sumarni dan John Suprihanto, 1995:257).

2) Promotional mix

Menurut Basu Swastha (1990:349), promotional mix adalah

kombinasi strategis yang paling baik dari variabel–variabel periklanan,

personal selling dan alat promosi yang lain yang semuanya

direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.

Dari definisi tersebut mengandung arti bahwa variabel–variabel

dalam promotional mix itu ada empat, yaitu :

(a) Periklanan

Yaitu bentuk presentasi promosi non pribadi tentang ide,

barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Yang

berfungsi memberikan informasi, membujuk atau mempengaruhi,

(56)

22

periklanan untuk menjual atau meningkatkan penjualan,

memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru,

memperkenalkan produk baru.

(b) Personal selling

Yaitu presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu

calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan

penjualan. Dalam prakteknya, interaksi antar individu dilakukan

oleh waiter/ss saat proses pemesanan menu yang ditujukan untuk

menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan

hubungan pertukaran yang saling menguntungkan antara pihak

pembeli dan perusahaan.

(c) Hubungan masyarakat dan publisitas

Fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang

sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari

individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan

melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian

serta pengakuan masyarakat. Sedangkan publisitas merupakan

sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi

yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut

biaya atau pengawasan dari sponsor.

(d) Promosi penjualan

Yaitu kegiatan pemasaran selain personal selling,

periklanan, publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan

(57)

23

menggunakan alat - alat seperti peragaan, pameran dan

demonstrasi. Ada beberapa macam metode promosi penjualan

konsumen meliputi :product sampling (pemberian contoh

barang), kupon atau nota, hadiah, kupon berhadiah, undian, cash

refund (rabat), display. d. Distribusi

Menurut American Marketing Associatian yang dikutip oleh Irawan

dan Basu Swastha (1990:285), distribusi adalah struktur unit organisasi

dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer,

pedagang besar dan pengecer, melalui sebuah komoditi, produk atau jasa

dipasarkan.

Distribusi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha untuk

menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang

kepada konsumen. Penyaluran dilakukan oleh lembaga-lembaga atau

struktur organisasi terdiri dari agen, dealer, pedagang besar , pengecer

namun tidak dijelaskan hubungan dari masing-masing lembaga tersebut.

Menurut Hani Handoko dan Ibnu Sukotjo (1995:200), ada 4 macam

saluran distribusi barang yang digunakan oleh produsen sampai ke

konsumen atau pemakai industri :

1) Dari produsen langsung ke konsumen.

2) Dari produsen ke pengecer terus ke konsumen.

3) Dari produsen ke grosir, kemudian ke pengecer dan langsung ke

(58)

24

Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2000 : 42), ada beberapa faktor

pertimbangan untuk memilih :

1) Akses, lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi

umum.

2) Visibilitas, lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3) Lalu lintas (traffic), ada hal yang perlu dipertimbangkan yaitu,

banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar

terjadinya pembelian tanpa terencana (impulse buying).

4) Tempat parkir yang luas dan aman

5) Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas untuk memperluas

usaha di kemudian hari.

6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung usaha yang

ditawarkan.

7) Persaingan, lokasi pesaing. Misalnya dalam menentukan lokasi

restoran, perlu dipertimbangkan apakah di daerah yang sama banyak

pula terdapat usaha yang hampir sejenis.

B. Kerangka Berpikir

Banyak perusahaan yang berpikir bahwa mendapatkan pelanggan

merupakan tugas bagian pemasaran. Jika kegiatan tersebut tidak mampu

mendapatkan pelanggan, perusahaan akan berkesimpulan bahwa tenaga

pemasaran mereka kurang baik. Dalam kenyataannya pemasaran sebagai salah

satu faktor untuk menarik pelanggan. Bagian pemasaran dapat menjadi efektif

di perusahaan yang seluruh bagian dan karyawannya dapat merancang dan

(59)

25

Langkah awal adalah dengan melakukan penelitian tentang bauran

pemasaran restoran Depot Jogja. Selanjutnya dari pelaksanaan bauran

pemasaran tersebut dapat dilakukan analisis SWOT untuk mengetahui kondisi

faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberadaan restoran. Faktor

internal ini meliputi kekuatan ( strenght ) dan kelemahan (weakness) yang

dimiliki industri, sedangkan faktor eksternal meliputi peluang (opportunity)

yang dimiliki dan ancaman (threat) yang dihadapi oleh restoran.

Setelah diidentifikasi tentang kondisi faktor internal dan eksternal yang

ada, selanjutnya dilakukan perumusan strategi dengan menggunakan matrik

SWOT. Ada 4 sel kemungkinan alternatif strategi yang dihasilkan dari matrik

SWOT ini yaitu, SO : menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,

ST : menggunakan kekuatan untuk menghidari ancaman dari luar, WO :

memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan, WT : meminimalkan

kelemahan-kelemahan dan menghindari ancaman.

(60)
[image:60.595.107.512.105.616.2]

26

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Pelaksanaan

Bauran Pemasaran

Produk

•Produk

•Kualitas

•Cita rasa

•Penyajian •Peralatan restoran •Jaminan Harga • Biaya produksi • Pesaing • Jumlah permintaan

• Pilihan harga

Promosi

• Media promosi

• Frekuensi promosi

• Sasaran promosi

• Anggaran

Distribusi

• Jangkauan distribusi

• Lokasi usaha

• Pelayanan

Tanggapan Konsumen

Analisa SWOT Faktor Internal :

- Strength (Kekuatan) - Weakness (Kelemahan)

Faktor Eksternal :

- Opportunity (Peluang) - Threat (Ancaman)

(61)

27

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir maka dapat diajukan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan bauran pemasaran di Restoran Depot Jogja yang

(62)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian tentang “Pelaksanaan bauran pemasaran (Marketing mix) pada

restoran Depot Jogja di Yogyakarta termasuk ke dalam penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel

atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan dengan variabel lain

(Sugiyono,2004:11).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu bauran pemasaran dan

tanggapan konsumen. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

dari organisasi, baik obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2004:32). Dalam penelitian ini variabel utama yang dimaksud adalah

pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pemilik, manajer dan konsumen restoran

Depot Jogja. Waktu penelitian dilaksanakan pad bulan Juni 2005. Dasar

pertimbangan dalam memilih konsumen didasarkan atas konsumen sebagai

sumber informasi yang tidak dapat dipengaruhi atau terpengaruh dengan

kondisi restoran dan atas dasar sudah datang dan membeli ke restoran Depot

(63)

C. Definisi Operasional

Definisi operasional sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena

dengan definisi ini, variabel penelitian akan menghindari kesalahpahaman dalam

menafsirkan beberapa istilah. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam

menafsirkan beberapa istilah, maka peneliti memberikan definisi yang

berhubungan dengan obyek penelitian, antara lain sebagai berikut :

1. Pelaksanaan bauran pemasaran (marketing mix) adalah suatu kegiatan bauran

pemasaran yang dianalisis yang meliputi penggambaran kondisi perusahaan

secara jelas dilihat dari aspek produk, aspek harga, aspek promosi dan aspek

distribusi

2. Tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (marketing

mix) restoran Depot Jogja yang dilihat dari aspek bauran pemasaran yang

meliputi produk, harga, promosi dan distribusi yang saling berkaitan satu

dengan yang lainnya.

D. Subjek Penelitian

Untuk memahami pemecahan masalah yang diteliti agar lebih mendalam

maka subjek penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Pemilik dan manajer, sebagai pelaksana bauran pemasaran

2. Sebagian konsumen, sebagai pengcross cek dalam tanggapan konsumen

terhadap pelaksanaan bauran pemasaran restoran Depot Jogja dalam hal ini

sebagai sampel penelitian.

(64)

F. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2004:20) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang datang ke restoran

Depot Jogja.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik “Accidental sampling”

artinya pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan

pemilihan waktu yang menurut peneliti dimana restoran akan banyak dikunjungi

konsumen seperti pada jam makan siang mulai jam 12.00-02.00 WIB dan makan

malam 06.00-08.00 WIB, selama satu minggu dan diperoleh sampel 28 orang.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode :

1. Observasi

Metode ini digunakan untuk mengungkap data tentang pelaksanaan

bauran pemasaran yang meliputi aspek produk, harga, promosi dan ditribusi.

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan pengamatan dan

pencatatan langsung terhadap obyek, gejala atau kegiatan tertentu.

Pengamatan dalam hal ini membutuhkan kejelian pengamat dalam mencatat

data. Sedangkan kata partisipan menunjukkan bahwa pengamat atau observer

(65)

Kemudian atas dasar derajat keterlibatan pengamat, maka dapat disebut

observasi partisipan (Sugiyono,2004 : 139).

Penelitian menggunakan teknik observasi partisipan, artinya peneliti ikut

mengambil bagian dalam kegiatan dengan mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut :

a. Peneliti melihat kemungkinan untuk bisa mengikuti proses produksi,

dimana selama melakukan pengamatan peneliti dapat melakukan

wawancara kepada karyawan langsung terhadap hal-hal yang kurang jelas

selama melakukan observasi.

b. Agar dapat menjalankan keakraban dengan para karayawan. Observasi

partisipan merupakan teknik pengumpulan data yang utama karena

peneliti dapat terjun langsung ditengah-tengah obyek dan subyek

penelitian. Secara aktif mendekati subyek dan obyek mengikuti kegiatan

yang sedang berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mencari

informasi dan memperoleh data yang lebih lengkap dan terperinci dimulai

dari awal sampai akhir kegiatan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data

primer yang berupa data tentang identitas pengusaha atau identitas responden

dan semua aktifitas yang dilakukan industri tersebut (Lexy J.

(66)

a. Menjalankan hubungan baik dengan subyek yang akan diwawancarai.

b. Mengemukakan maksud wawancara dan mendengar agar subyek yang

diwawancara mengemukakan informasi yang diinginkan.

c. Menggunakan pedoman yang berupa pokok-pokok pertanyaan atau

pernyataan yang terperinci mengenai hal-hal yang dipertanyakan.

d. Mencatat sambil melakukan wawancara, jika tidak dapat mencatat

dengan langsung dilengkapi setelah wawancara selesai.

e. Setelah wawancara selesai dilaksanakan, maka hasil wawancara

diperbaiki kembali.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang jadwal

kerja, susunan karyawan, daftar menu, jobsheet dan pengambilan gambar di

dalam restoran maupun di ruang produksi.

4. Angket

Angket ditujukan kepada konsumen untuk mengetahui tanggapan

konsumen terhadap pelaksanan bauran pemasaran.

H. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2004:119), instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yan diamati. Secara

spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian. Alat ukur yang digunakan

untuk mngukur variabel akan diteliti dari penelitian ini adalah menetapkan

(67)
[image:67.612.116.532.131.686.2]

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja

Variabel Sub

Variabel Indikator Sub indikator Item

Bauran Pemasaran

Produk 1. Kualitas 2. Produk

3. Cita rasa

4. Peralatan restoran 5. Penyajian

6. Jaminan

1.1 Standar kualitas 1.2 Kualitas bahan baku 2.1 Variasi menu 2.2 Desain produk 2.3 Menu baru

2.4 Evaluasi produk/menu 2.5 Paket produk/menu 2.6 Kemasan produk 2.7 Pelengkap produk 3.1 Resep standar 3.2 Selera konsumen 4.1 Variasi alat penyajian 4.2 Kelengkapan peralatan 4.3 Pemeliharaan peralatan 5.1 Variasi garnish 6.1 Komplain konsumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Harga 1. Biaya produksi

2. Jumlah permintaan 3. Pesaing

4. Pilihan harga

1.1 Angka keuntungan 2.1 Sirkulasi kedatangan

Konsumen

3.1 Persaingan mutu produk Variasi harga

17 18 19 20 Promosi 1. Frekuensi promosi

2. Media promosi 3. Sasaran promosi 4. Anggaran promosi

2.1 Periklanan 2.2 Personal selling 2.3 Publisitas

21 22 23 24 25 26 Distribusi 1. Lokasi usaha 1.1 Lokasi strategis

1.2 Kenyamanan lingkungan

(68)
[image:68.612.115.536.130.696.2]

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tanggapan Konsumen Restoran Depot Jogja

Variabel Sub

Variabel Indikator Sub indikator Item

Bauran Pemasaran

Produk 1. Kualitas 2. Produk

3. Cita rasa 4. Peralatan 5. Penyajian 6. Jaminan

1.1 Standar kualitas 1.2 Kualitas bahan baku 2.1 Variasi produk/menu 2.2 Desain produk 2.2 Produk baru/menu 2.4 Paket produk/menu 2.5 Kemasan produk 2.6 Pelengkap produk 3.1 Selera konsumen 5.1 Kelengkapan peralatan 5.2 Pemeliharaan peralatan 6.1 Variasi garnish

6.2 Variasi alat penyajian 7.1 Komplain konsumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Harga 1. Biaya produksi

2. Jumlah permintaan 3. Pesaing

4. Pilihan harga

3.1 Persaingan mutu produk Variasi harga

15

16 Promosi 1. Frekuensi promosi

2. Media promosi 3. Sasaran promosi 4. Anggaran promosi

2.1 Periklanan 17

Distribusi 1. Lokasi usaha 2. Jangkauan distribusi 3. Pelayanan

1.1 Lokasi strategis

1.2 Kenyamanan lingkungan 3.1 Kecepatan pelayanan 3.2 Penampilan SDM

(69)

I. Uji Validitas Instrumen dan Reabilitas

Dalam penelitian ini uji validitas instrumen yang digunakan adalah

judgment expert. Cara ini adalah dengan meminta pertimbangan para ahli untuk

memeriksa instrumen dan mengevaluasi secara sistematik apakah butir-butir

instrumen telah mewakili apa yang hendak diukur (Sugiyono,2004:114).

Instrumen diujicobakan kepada konsumen di Depot Jogja yang berjumlah 10

orang, setelah dilakukan uji coba kemudian dihitung validitas dan reabilitasnya

dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment.

1. Uji Validitas

Validitas adalah taraf di mana suatu instrumen dapat mengukur apa

yang seharusnya diukur atau kesesuaian antara data yang dikumpulkan

dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti ( Sugiyono,

2004:102).

Dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen menggunakan

validitas konstruksi (connstruct product), karena disusun berdasarkan teori

yang dipakai. Pengukuran validitas konstruksi instrumen menggunakan

analisis butir yaitu denga cara mengkorelasikan skor setiap butir dengan skor

totalnya sehingga diperoleh indek tiap butir ®. Rumus yang digunakan untuk

(70)

keterangan :

rxy = koefisien korelasi x dan y

N = jumlah butir

X = skor butir

Y = skor total

∑x = jumlah skor butir ∑Y = jumlah skor total

∑X2 = jumlah kuadrat skor butir ∑Y2 = jumlah kuadrat skor total

Pelaksanaan perhitungan validitas menggunakan SPS (seri program

statistik) edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih (1994) program

analisis kesahihan butir. Selanjutnya untuk menginterprestasikan harga

tiap-tiap butir adalah dengan cara membandingkan harga r hitung dengan harga r

tabel. Apabila r hasil perhitungan lebih atau sama dengan t tabel pada taraf

signifikansi 5% berarti item tersebut valid. Validitas instrumen dilakukan

dengan cara menyebar angket kepada konsumen sebanyak 10 orang.

2. Uji Reabilitas

Sebelum instrumen dapat dipergunakan untuk penelitian dilakukan uji

reabilitas. Pengukuran reabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

rumus Alpha untuk instrumen tanggapan konsumen. Rumus Alpha :

r1.1= k 1- σ²b

k-1 σ²1

keterangan :

r1.1 = reabilitas instrumen

k = jumlah butir soal

∑σb² = jumlah rata-rata

(71)

J. Teknik Analisa Data

Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

statistik deskriptif dan analisa SWOT.

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan

analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono, 2004:21).

Perhitungan skor (nilai) berdasarkan pedoman tanggapan konsumen

menggunakan skala likert dengan 4 alternatif jawaban sangat penting diberi

skor 4, jawaban penting diberi skor 3, jawaban tidak penting diberi skor 2

dan jawaban sangat tidak penting diberi skor 1 untuk pernyataan negatif

altenatif jawaban adalah kebalikannya.

Untuk memberikan penilaian pada masing-masing indikator, maka akan

dibuat pengkategorian penilaian pada masing-masing indikator dengan

ketentuan sebagai berikut :

Skor maksimal : skor tertinggi x jumlah item

Skor minimal : skor terendah x jumlah item

Rumus yang digunakan untuk mencari prosentase dalam penelitian

(72)

Langkah-langkah analisis data sebagai berikut :

a. Menentukan kelompok skor

b. Membandingkan skor yang diperoleh dengan skor yang diharapkan.

c. Menetapkan tabulasi sehingga dapat diketahui frekuensi dalam penelitian.

d. Menentukan efektivitas yang dilihat dari hasil prosentase berdasarkan

kelompok skor yang dikategorikan.

2. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika

yang memaksimalkan kekuatan ( strength ) dan peluang ( opportunity ),

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness ) dan

ancaman ( threath) ( Fredi Rangkuti, 1997: 18 ).

Pada dasarnya analisis SWOT dibagi menjadi dua yaitu :

a. Analisis lingkungan eksternal

Analisa lingkungan eksternal dilakukan untuk mendapatkan informasi

tentang adany

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Bauran Pemasaran Restoran Depot Jogja
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tanggapan Konsumen Restoran Depot Jogja
Tabel 3. Model matrik SWOT
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Hasil penelitian dari tanggapan konsumen dapat diketahui bahwa aspek product dengan rata-rata 3,34 dalam kategori sangat baik.. Aspek promotion dengan rata-rata

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti adanya pengaruh dengan konsep bauran pemasaran jasa dengan menggunakan empat 4P yang perlu digunakan oleh restoran D’Palm yang

Loyalitas konsumen terhadap Restoran Bakmi Japos Bogor salah satunya dapat dilihat dari sebagian besar konsumen yang menyatakan akan pindah ke restoran lain yang lebih

Analisa Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Konsumen Di Restoran Lokomotif Kuliner Bandung Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skala likert dengan

Hasil tersebut menunjukkan pelaksanaan bauran eceran yang dilakukan oleh restoran BMC Outlet Aceh Bandung cukup baik diterima oleh responden karena, restoran BMC

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan bauran pemasaran dan keputusan pembelian jamu Tolak Angin di Surakarta, mengetahui besarnya pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi bauran pemasaran (marketing mix) ditinjau dari produk, harga, tempat, promosi pada obat prekursor

Dari penelitian yang penyusun lakukan terhadap analisis adanya bauran pemasaran pada produk tabungan faedah pada BRI Syariah KCP Ajibarang Banyumas, adalah