• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA NON FISIK TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA NON FISIK TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Rumusan Masalah ... 11

1.4 Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Kegunaan Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

(2)

2.1.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja ... 13

2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 15

2.1.1.3 Teori Kepuasan Kerja ... 19

2.1.2 Konsep Lingkungan Kerja ... 23

2.1.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja ... 23

2.1.2.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja ... 24

2.1.2.3 Lingkungan Kerja Non Fisik ... 27

2.1.2.4 Faktor-Faktor Lingkungan Kerja Non Fisik ... 29

2.1.3 Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kepuasan Kerja ... 33

2.2 Kerangka Pemikiran ... 35

2.3 Hipotesis ... 42

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 44

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian... 44

3.2.1 Metode Penelitian ... 44

3.2.2 Desain Penelitian ... 45

3.3 Operasional Variabel... 46

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.4.1 Sumber Data ... 49

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 50

(3)

3.5.1 Populasi ... 51

3.5.2 Sampel ... 52

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 53

3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 54

3.6.1 Uji Validitas ... 54

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 57

3.7 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 59

3.7.1 Rancangan Analisis Data ... 59

3.7.2 Methode Successive Interval (MSI) ... 61

3.7.3 Analisis Korelasi ... 63

3.7.4 Analisis Regresi Sederhana ... 64

3.7.5 Koefisien Determinasi... 66

3.7.6 Uji Hipotesis ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 68

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 68

4.1.1.1 Profil P4TK IPA ... 68

4.1.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi P4TK IPA... 69

4.1.1.3 Visi dan Misi P4TK IPA ... 70

4.1.1.4 Struktur Organisasi P4TK IPA ... 71

(4)

4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 74

4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 75

4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 76

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 78

4.1.3.1 Gambaran Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik (X) ... 78

4.1.3.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik (X) ... 90

4.1.3.3 Gambaran Variabel Kepuasan Kerja (Y)... 93

4.1.3.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Kepuasan Kerja ... 105

4.1.4 Hasil Pengujian Statistik ... 108

4.1.4.1 Koefisien Korelasi ... 108

4.1.4.2 Analisis Regresi Sederhana ... 109

4.1.4.3 Uji Hipotesis ... 111

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 113

4.2.1 Pembahasan Lingkungan Kerja Non Fisik di P4TK IPA ... 113

4.2.2 Pembahasan Kepuasan Kerja di P4TK IPA ... 117

4.2.3 Pembahasan Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Struktural P4TK IPA ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 123

(5)

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Pegawai P4TK IPA Tahun 2011 ... 1

Tabel 1.2 Persentase Kehadiran Pegawai Struktural P4TK IPA Periode Januari - Desember 2011 ... 4

Tabel 1.3 Rekapitulasi Jumlah Keterlambatan Pegawai Struktural P4TK IPA Periode Januari - Desember 2011 ... 6

Tabel 1.4 Penilaian Peserta Diklat mengenai Kegiatan Pelatihan ... 8

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik ... 47

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Kepuasan Kerja ... 48

Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data ... 50

Tabel 3.4 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 51

Tabel 3.5 Populasi Pegawai Struktural P4TK IPA ... 52

Tabel 3.6 Alokasi Sampel ... 54

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel X (Lingkungan Kerja Non Fisik) ... 56

Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Kepuasan Kerja) ... 56

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Kerja Non Fisik & Kepuasan Kerja .... 58

Tabel 3.10 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 59

Tabel 3.11 Tabel Rekapitulasi Pengubahan Data ... 60

Tabel 3.12 Pengubahan Data Ordinal Ke Interval ... 63

Tabel 3.13 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 64

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Beradasarkan Jenis Kelamin ... 73

(7)

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 75

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 76

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kejelasan Mengenai Struktur Organisasi dan Struktur Kerja ... 79

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kejelasan Mengenai Deskripsi Kerja ... 80

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kejelasan Mengenai Tanggung Jawab Kerja ... 81

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Beban Kerja yang Diberikan kepada pegawai ... 82

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kebebasan dalam Pengambilan Keputusan Tanpa Ada Tekanan dari Pimpinan ... 82

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kesempatan untuk Menentukan Keputusan ... 83

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Peluang antar Pegawai untuk Menciptakan Kebersamaan ... 84

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Pemberian Ucapan Selamat dari Pimpinan untuk Setiap Pekerjaan yang Telah Diselesaikan ... 85

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Perhatian dan Dukungan

Pimpinan terhadap Pegawai ... 86

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kebersamaan dalam

Menyelesaikan Pekerjaan ... 87

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kerja Sama dengan Rekan Kerja dalam Menyelesaikan Pekerjaan ... 87

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Komunikasi antar Sesama

Pegawai ... 88

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Intensitas dalam Bertanya

(8)

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Komunikasi antara Bawahan dan Atasan ... 90

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kesesuaian Pekerjaan yang Diberikan dengan Keahlian dan Pengalaman yang Dimiliki ... 93

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepuasan terhadap Pekerjaan yang Diberikan ... 94

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kesesuaian Pekerjaan yang Diberikan dengan Keinginan Pegawai ... 95

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepuasan terhadap Penempatan Pegawai ... 96

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kesesuaian Gaji dengan

Pekerjaan yang Diberikan ... 97

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepuasan terhadap Gaji yang Diterima... 97

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kesempatan Pegawai untuk Mendapatkan Peluang Promosi Jabatan ... 98

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepuasan terhadap Promosi yang Diberikan ... 99

Tabel 4.27 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Pengawasan Pimpinan terhadap Pekerjaan yang Diberikan kepada Pegawai ... 100

Tabel 4.28 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepuasan terhadap Pengawasan yang Diberikan ... 100

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Perhatian Pimpinan terhadap Kondisi Kerja Pegawai ... 101

Tabel 4.30 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepuasan terhadap Perhatian dari Pimpinan ... 102

(9)

Tabel 4.32 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepuasan terhadap Kerja Sama yang Dilakukan ... 104

Tabel 4.33 Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kepuasan terhadap Rekan Kerja ... 104

Tabel 4.34 Output Korelasi ... 108

Tabel 4.35 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 109

Tabel 4.36 Output Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Kepuasan Kerja ... 109

Tabel 4.37 Output Koefisien Regresi ... 110

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Persentase Kehadiran Pegawai Struktural P4TK IPA Periode

Januari - Desember 2011 ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kepuasan Kerja ... 41

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 42

Gambar 3.1 Garis Kontinum Variabel X dan Y ... 61

Gambar 4.1 Struktur Organisasi P4TK IPA ... 71

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 76

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 77

Gambar 4.6 Daerah Kriterium Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik (X) ... 92

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Administratif

Lampiran 2 Angket Penelitian

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Manual

Lampiran 4 Output Validitas dan Reliabilitas Variabel X dan Y

Lampiran 5 Data Ordinal

Lampiran 6 Data Interval

Lampiran 7 Rekapitulasi Total Skor Variabel

Lampiran 8 Output Regresi dan Korelasi Variabel X dan Y

Lampiran 9 Catatan Bimbingan

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) adalah unit pelaksana teknis

di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional di bidang pengembangan dan

pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan. Hal tersebut tertuang dalam SK

Mendikbud No. 0529/O/1990. P4TK IPA merupakan sebuah lembaga yang

ditugasi untuk mengembangkan sains melalui berbagai kegiatan diklat,

pengkajian, penelitian dan pengembangan bahan ajar guna meningkatkan kualitas

sumber daya manusia bagi tenaga teknis dan tenaga fungsional di bidang ilmu

pengetahuan alam.

Peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui pendidikan formal baik di

dalam maupun luar negeri yaitu untuk pendidikan S1, S2, S3 dan pendidikan

nonformal lainnya melalui short course di dalam dan luar negeri. Saat ini P4TK

IPA memiliki 171 pegawai yang terdiri dari tenaga struktural dan tenaga

fungsional. Tabel 1.1 berikut menyajikan tentang jumlah pegawai P4TK IPA.

Tabel 1.1

Data Jumlah Pegawai P4TK IPA Tahun 2011

No Keterangan Jumlah Pegawai

1 Tenaga Struktural 118

2 Tenaga Fungsional 53

Jumlah 171

(13)

Tabel 1.1 memberikan informasi tentang jumlah pegawai di P4TK IPA.

Dengan 171 pegawai yang dimiliki, maka peserta diklat diharapkan mendapatkan

pelayanan yang terbaik dan maksimal.

Lembaga P4TK IPA memiliki tujuan untuk tumbuh menjadi lembaga yang

unggul dalam skala global dan mampu beroperasi dengan mengombinasikan,

mensinergikan berbagai sumber daya termasuk sumber daya alam, sumber daya

manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal yang harus diperhatikan untuk

mencapai tujuan tersebut diantaranya adalah kehandalan dan kemampuan pegawai

untuk mengoperasikan unit-unit yang terdapat dalam organisasi yang

bersangkutan. Seperti diketahui, organisasi itu sendiri dapat hidup karena adanya

manusia sebagai pegawainya.

Sebagai lembaga yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM

tenaga teknis dan tenaga fungsional, khususnya di bidang ilmu pengetahuan alam,

sudah sewajarnya P4TK IPA dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik

bagi peserta diklat dan juga pelayanan yang terbaik bagi para pegawainya. Untuk

itu, kondisi pegawai P4TK IPA, harus selalu diperhatikan agar dalam pelaksanaan

program diklat, tidak akan ada keluhan dari para pesertanya. Namun, mengelola

pegawai bukanlah hal yang mudah karena setiap pegawai mempunyai pikiran,

status, serta latar belakang yang heterogen. Dengan kondisi pegawai yang

beraneka ragam ini, sebuah organisasi dituntut untuk bisa mendorong mereka agar

tetap efektif dalam mengerjakan tugasnya masing-masing. Untuk itu, dibutuhkan

pengelolaan sumber daya manusia yang baik di P4TK IPA sehingga mampu

(14)

Begitu banyak permasalahan-permasalahan seputar manajemen sumber

daya manusia yang menyebabkan sebuah organisasi mengalami kemunduran.

Permasalahan ini pada akhirnya akan berkembang menjadi suatu permasalahan

yang kompleks yang berakibat pada segala aspek organisasi. Masalah yang timbul

ini disebabkan oleh adanya ketidakpuasan pegawai dalam bekerja. Salah satu

indikasi dari menurunnya tingkat kepuasan kerja adalah tingginya tingkat absensi

(absenteeism), tingginya keluar masuknya pegawai (turnover), menurunnya

produktivitas atau prestasi kerja pegawai (performance). Pegawai-pegawai yang

kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya (absen) tinggi. Mereka sering

tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subjektif.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi ketidakpuasan kerja, seperti

upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan

pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi dan lain

sebagainya. Faktor-faktor tersebut apabila tetap dibiarkan akan berdampak

terhadap disiplin kerja yang menurun yang diakibatkan oleh ketidakpuasan kerja

pegawainya.

Kenyataan tentang adanya masalah kepuasan kerja dialami pula oleh

lembaga P4TK IPA, terutama pegawai strukturalnya. Hal tersebut dapat dilihat

dari data ketidakhadiran pegawai struktural selama tahun 2011. Berikut data

berupa tabel dan grafik kehadiran pegawai struktural P4TK IPA dari mulai bulan

(15)

Tabel 1.2

Persentase Kehadiran Pegawai Struktural P4TK IPA Periode Januari - Desember 2011

No Bulan Persentase Kehadiran (%)

1 Januari 93,88

Sumber: Sub Bagian Tata Laksana & Kepegawaian P4TK IPA Tahun 2011

Gambar 1.1

Grafik Persentase Kehadiran Pegawai Struktural P4TK IPA Periode Januari - Desember 2011

Berdasarkan data pada tabel 1.2 dan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa

tingkat kehadiran pegawai struktural P4TK IPA selama periode 2011 berfluktuatif

dan cenderung mengalami penurunan selama periode Januari sampai dengan

(16)

Desember 2011. Persentase kehadiran paling rendah sebesar 90,69% terjadi pada

bulan Oktober 2011. Selain itu, tingkat kehadiran selama tahun 2011 setiap

bulannya berada dibawah standar toleransi yang telah ditetapkan yaitu sebesar

100% setiap bulannya. Rendahnya tingkat kehadiran yang belum memenuhi

standar tersebut mengindikasikan adanya masalah ketidakpuasan kerja yang

cukup serius dan harus segera ditangani. Masalah kepuasan kerja pegawai

struktural yang terjadi di lembaga P4TK IPA ini harus segera ditangani agar

semua tujuan lembaga ini dapat tercapai.

Kepuasan kerja merupakan cerminan dari perasaan pegawai terhadap

pekerjaannya. Ketika seorang pegawai merasakan kepuasan dalam bekerja,

tentunya ia akan berusaha semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang

dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Kepuasan kerja harus

diciptakan sebaik-baiknya agar moral kerja, dedikasi, kecintaan dan kedisiplinan

pegawai meningkat.

Selain ketidakhadiran pegawai, terdapat faktor lain yang mengindikasikan

adanya ketidakpuasan kerja dalam sebuah organisasi, salah satunya adalah

keterlambatan pegawai dalam masuk kerja. Keterlambatan pegawai dalam masuk

kerja seringkali dianggap hal yang wajar oleh beberapa pegawai dalam setiap

organisasi. Padahal seharusnya hal tersebut dapat diminimalisisasi oleh setiap

pegawai agar mereka dapat segera melaksanakan pekerjaannya sehingga

pekerjaan yang mereka lakukan akan selesai tepat pada waktunya. Keterlambatan

pegawai dalam masuk kerja juga terjadi di lembaga P4TK IPA. Meskipun sistem

(17)

electric/fingerprint sehingga dapat diketahui jam masuk dan keluar pegawainya,

namun tetap saja masih ditemukan beberapa pegawai yang terlambat masuk kerja.

Berikut rekapitulasi jumlah keterlambatan pegawai struktural P4TK IPA dalam

masuk kerja dari mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2011.

Tabel 1.3

Rekapitulasi Jumlah Keterlambatan Pegawai Struktural P4TK IPA Periode Januari - Desember 2011

No Bulan Jumlah Keterlambatan (Orang)

1 Januari 26

2 Februari 18

3 Maret 20

4 April 16

5 Mei 25

6 Juni 13

7 Juli 23

8 Agustus 14

9 September 12

10 Oktober 18

11 November 24

12 Desember 28

Sumber: Sub Bagian Tata Laksana & Kepegawaian P4TK IPA Tahun 2011

Dari rekapitulasi keterlambatan pegawai struktural pada tabel 1.3 dapat

dilihat bahwa masih terdapat beberapa pegawai yang datang terlambat dari waktu

yang ditentukan oleh lembaga yaitu pukul 07.30 WIB, walaupun rata-rata

keterlambatan pegawai hanya 5-15 menit dari waktu yang ditentukan. Meskipun

demikian, keterlambatan pegawai dalam masuk kerja akan mengakibatkan

pekerjaan menjadi terbengkalai dan terkadang tidak selesai tepat pada waktunya

sehingga akan berdampak kurang baik bagi tujuan lembaga P4TK IPA.

Masih adanya pegawai yang datang terlambat mengindikasikan kepuasan

(18)

segera dibenahi. Hal ini dapat disebabkan oleh kebosanan akibat lingkungan kerja

yang menjadikan pekerjaan mereka menjadi monoton dan mungkin juga akibat

pekerjaan yang dikerjakan terlalu sederhana. Hal ini diperkuat oleh hasil

wawancara prapenelitian peneliti dengan Kasubbag. Tata Laksana &

Kepegawaian P4TK IPA, Bapak Aang Gumilar. Menurut beliau “Banyak

keluhan-keluhan yang masuk dari pegawai yang menyatakan bahwa mereka

merasa bosan akibat apa yang mereka kerjakan hanya itu-itu saja. Selain itu,

kondisi kerja yang kurang stabil di P4TK IPA menyebabkan mereka merasa tidak

nyaman dalam bekerja”. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada

ketidakpuasan kerja pegawai struktural di lembaga P4TK IPA.

Salah satu cara untuk meningkatkan kepuasan kerja seorang pegawai

adalah dengan lingkungan kerja yang baik agar pegawai dapat bekerja dengan

baik sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan

harus selalu memonitor dan mengevaluasi kondisi lingkungan kerja secara teratur

agar pegawai selalu merasa nyaman dalam bekerja. Perusahaan juga dapat

memberikan reward & punishment kepada pegawai yang berprestasi dan pegawai

yang lalai dalam bekerja. Dengan begitu pegawai pun akan semakin terpacu untuk

memberikan kontribusi lebih kepada perusahaan dan mau mengerahkan segala

kemampuan dan upayanya agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan kata

lain, kepuasan kerja akan didapatkan pegawai apabila ada kesesuaian antara

harapan dengan kenyataan yang ditemui dan didapatkan dari tempatnya bekerja.

Selain data-data yang telah dipaparkan sebelumnya, untuk memperkuat

(19)

menyebarkan angket prapenelitian kepada 20 peserta diklat supervisi akademik

pengawas sekolah provinsi Jawa Barat mengenai bagaimana kegiatan pelatihan

yang dilaksanakan P4TK IPA dan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1.4

Penilaian Peserta Diklat mengenai Kegiatan Pelatihan

Pertanyaan

1. Bagaimana kesesuaian jadwal

kegiatan pelaksanaan diklat? 2 6 10 2 -

2. Bagaimana efisiensi waktu

pelaksanaan diklat? 1 2 13 4 -

3. Bagaimana keramahan panitia diklat dalam melayani peserta diklat?

1 5 8 6 -

4. Bagaimana kecekatan panitia diklat dalam melayani peserta diklat?

5 7 5 3 -

5. Bagaimana kualitas pelayanan

panitia diklat secara keseluruhan? 3 5 8 4 -

Dari penilaian peserta diklat mengenai kegiatan pelatihan pada tabel 1.4

dapat diketahui bahwa masih terdapat peserta diklat yang mengungkapkan bahwa

kegiatan pelatihan yang dilaksanakan P4TK IPA adalah buruk dan mayoritas dari

20 peserta diklat tersebut hanya menyatakan cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari

tanggapan peserta diklat mengenai kualitas pelayanan panitia diklat secara

keseluruhan. Untuk mewujudkan tujuan lembaga P4TK IPA yang memiliki tujuan

meningkatkan kualitas SDM tenaga teknis dan fungsional, sudah sewajarnya

lembaga ini memberikan program diklat secara maksimal dan seharusnya

tanggapan dari mayoritas peserta diklat tersebut adalah sangat baik atau paling

(20)

Kualitas pelayanan yang diberikan panitia diklat terhadap peserta diklat

sangat erat kaitannya dengan kepuasan kerja panitia diklat, dalam hal ini panitia

diklat adalah pegawai struktural P4TK IPA, apabila panitia diklat sudah merasa

puas dalam bekerja maka hasil akhir atau output yang dihasilkan akan baik pula,

output yang dihasilkan yaitu pelayanan yang diberikan kepada peserta diklat.

Berdasarkan data penilaian peserta diklat mengenai kegiatan pelatihan yang

dilaksanakan P4TK IPA dapat diketahui bahwa panitia diklat tersebut

diindikasikan mengalami ketidakpuasan dalam bekerja sehingga pelayanan yang

diberikan kepada peserta diklat tidak maksimal.

Adanya keluhan pegawai akan kondisi pekerjaan, rendahnya penilaian

peserta diklat mengenai kegiatan pelatihan yang diberikan, meningkatnya tingkat

ketidakhadiran dan masih adanya pegawai yang terlambat masuk kerja merupakan

indikasi rendahnya tingkat kepuasan kerja pegawai yang diakibatkan oleh

lingkungan kerja yang tidak stabil. Lingkungan kerja bukan hanya berpengaruh

pada semangat kerja dan kegairahan kerja dalam pelaksanaan tugas, tetapi

seringkali pengaruhnya cukup besar terhadap kepuasan kerja pegawai. Karena

dengan lingkungan kerja yang baik akan memotivasi pegawai untuk bekerja

dengan baik agar dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik dalam

meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Lingkungan kerja itu sendiri terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan kerja

fisik dan lingkungan kerja non fisik. Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk

mengamati faktor lingkungan kerja non fisik karena lingkungan kerja non fisik ini

(21)

hubungan antar pegawai di tempat kerja. Oleh karena itu, lembaga P4TK IPA

harus dapat mengatur lingkungan kerja, terutama lingkungan kerja non fisik,

sebaik mungkin, sebab apabila hal tersebut diabaikan maka akan terjadi

kesenjangan antara tujuan dengan hasil yang diberikan oleh setiap pegawainya.

Melihat fenomena dan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil

judul “Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kepuasan Kerja

Pegawai (Studi Persepsional Pegawai Struktural Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan

Alam)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Salah satu bentuk sikap mental yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan

kerja non fisik adalah kepuasan kerja. Kepuasan kerja merupakan faktor yang

sangat penting bagi perusahaan guna mencapai produktivitas kerja. Seseorang

yang merasa puas dalam bekerja biasanya selalu diakaitkan dengan ketaatannya

dalam mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan perusahaan. Misalnya,

datang dan pulang kerja tepat waktu, tidak meninggalkan tanggung jawab

terhadap pekerjaannya dan tingkat kehadirannya yang baik.

Berdasarkan latar belakang masalah yang sebelumnya telah dipaparkan

terdapat beberapa permasalahan berkaitan dengan rendahnya tingkat kepuasan

kerja pegawai pada lembaga P4TK IPA, yaitu:

(22)

 Masih adanya pegawai yang terlambat masuk kerja

 Pegawai merasa bosan dengan apa yang dikerjakannya

 Pegawai merasa tidak nyaman dalam bekerja

 Rendahnya penilaian peserta diklat mengenai kegiatan pelatihan yang

diberikan

Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus dan tidak segera dibenahi, maka

dampak yang akan ditimbulkan sangat kompleks, lebih jauhnya visi dan misi

lembaga P4TK IPA tidak dapat sepenuhnya tercapai. Maka dari itu, perlu adanya

suatu pembenahan tentang peningkatan kepuasan kerja pegawai di lembaga P4TK

IPA dengan memperhatikan salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu

lingkungan kerja non fisik.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran persepsional pegawai mengenai lingkungan

kerja non fisik pegawai struktural di P4TK IPA?

2. Bagaimana gambaran persepsional pegawai mengenai kepuasan kerja

pegawai struktural di P4TK IPA?

3. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan

kerja pegawai struktural di P4TK IPA?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran persepsional pegawai

(23)

2. untuk mengetahui bagaimana gambaran persepsional pegawai

mengenai kepuasan kerja pegawai struktural di P4TK IPA.

3. untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan kerja non fisik

terhadap kepuasan kerja pegawai struktural di P4TK IPA.

1.5 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

informasi untuk bidang manajemen sumber daya manusia mengenai

lingkungan kerja non fisik dan kepuasan kerja.

2. Kegunaan Praktis

Peneliti berharap penelitian ini berguna bagi berbagai pihak, diantaranya:

 Bagi Peneliti, untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman,

khususnya bidang manajemen sumber daya manusia, agar dapat

membedakan antara apa yang terjadi di lapangan dengan ilmu dan

teori yang peneliti dapatkan selama di bangku perkuliahan.

 Bagi lembaga, penelitian ini diharapkan berguna dalam

memberikan informasi tambahan bagi perusahaan dalam

mengambil keputusan serta membuat kebijakan yang berkaitan

dengan lingkungan kerja non fisik dan kepuasan kerja pegawai

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalis studi kasus mengenai lingkungan kerja non fisik

terhadap kepuasan kerja pegawai Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA), yang

terletak di Jl. Diponegoro No. 12 Bandung. Objek penelitian yang menjadi

variabel bebas atau independent variabel adalah lingkungan kerja non fisik non

fisik (X) yang menjadi variabel terikat atau dependent variabel adalah kepuasan

kerja (Y). Pada penelitian ini, subjek yang dijadikan responden adalah pegawai

struktural P4TK IPA.

3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan

verifikatif. Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2007:11), “penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,

baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

menghubungkan dengan variabel yang lain”. Tujuan dari penelitian deskriptif

adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

(25)

mengenai persepsi pegawai atas lingkungan kerja non fisik dan kepuasan kerja

pegawai struktural P4TK IPA.

Jenis penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2006:8)

“penelitian verifikatif pada dasarnya menguji kebenaran dari suatu hipotesa yang

dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan”. Dalam hal ini, penelitian

verifikatif bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan kerja non

fisik terhadap kepuasan kerja pegawai struktural P4TK IPA.

Dilihat dari jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif,

maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory

survey. Metode explanatory survey digunakan untuk memprediksi dan

menjelaskan hubungan atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel lainnya.

Metode ini mengemukakan fakta-fakta yang didukung oleh penyebaran angket

kepada responden serta pemahaman literatur.

3.2.2 Desain Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:51), “Desain penelitian adalah rencana

atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan kegiatan yang akan

dilaksanakan”.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasional yang

bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan

dengan variasi faktor yang lain. Yaitu sesuai dengan masalah yang akan

(26)

antara dua variabel yaitu lingkungan kerja non fisik dan kepuasan kerja pada

pegawai struktural P4TK IPA.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian ini terdiri atas variabel lingkungan kerja non fisik dan

kepuasan kerja. Operasionalisasi masing-masing variabel tersebut diuraikan dalam

(27)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Kerja Non Fisik

Variabel Indikator Tingkat Pengukuran Skala

Lingkungan Kerja Non Fisik (X)

“Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”

1. Stuktur organisasi dan struktur kerja

 Tingkat kejelasan mengenai struktur organisasi dan struktur kerja

Ordinal

2. Deskripsi kerja  Tingkat kejelasan mengenai deskripsi kerja

Ordinal 3. Tanggung jawab

kerja

 Tingkat kejelasan mengenai tanggung jawab kerja

Ordinal 4. Tekanan kerja  Tingkat beban kerja yang

diberikan kepada pegawai

Ordinal 5. Kebebasan

mengambil keputusan

 Tingkat kebebasan dalam pengambilan keputusan tanpa ada tekanan dari pimpinan

Ordinal

 Tingkat kesempatan untuk menentukan keputusan

Ordinal 6. Peluang menciptakan

kebersamaan

 Tingkat peluang antar pegawai untuk menciptakan kebersamaan

Ordinal

7. Perhatian dan dukungan pimpinan

 Tingkat pemberian ucapan selamat dari pimpinan untuk setiap pekerjaan yang telah diselesaikan

Ordinal

 Tingkat perhatian dan dukungan pimpinan terhadap pegawai

Ordinal

8. Kebersamaan  Tingkat kebersamaan dalam menyelesaikan pekerjaan

Ordinal

 Tingkat kerja sama dengan rekan kerja dalam

menyelesaikan pekerjaan

Ordinal

9. Komunikasi  Tingkat komunikasi antar sesama pegawai

Ordinal

 Tingkat intensitas dalam bertanya kepada rekan kerja

Ordinal

 Tingkat komunikasi antara bawahan dan atasan

(28)

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Kepuasan Kerja

Variabel Indikator Tingkat Pengukuran Skala

Kepuasan Kerja (Y)

“Kepuasan kerja yaitu merupakan hasil dari persepsi pegawai tentang seberapa baik pekerjaan mereka menyediakan berbagai hal yang dianggap penting”

 Tingkat kepuasan terhadap pekerjaan yang diberikan

 Tingkat kepuasan terhadap penempatan pegawai

Ordinal 2. Gaji  Tingkat kesesuaian gaji

dengan pekerjaan yang diberikan

Ordinal

 Tingkat kepuasan terhadap gaji yang diterima

Ordinal 3. Kesempatan

promosi

 Tingkat kesempatan pegawai untuk mendapatkan peluang promosi jabatan

Ordinal

 Tingkat kepuasan terhadap promosi yang diberikan

Ordinal 4. Pengawasan  Tingkat pengawasan

pimpinan terhadap pekerjaan yang diberikan kepada pegawai

Ordinal

 Tingkat kepuasan terhadap pengawasan yang diberi

Ordinal

 Tingkat perhatian pimpinan terhadap kondisi kerja pegawai

Ordinal

 Tingkat kepuasan terhadap perhatian dari pimpinan

Ordinal 5. Rekan kerja  Tingkat kemampuan bekerja

sama dengan rekan kerja

Ordinal

 Tingkat kepuasan terhadap kerja sama yang dilakukan

Ordinal

 Tingkat kepuasan terhadap rekan kerja

(29)

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

Berdasarkan metode penelitian yang digunakan maka data yang diperlukan

dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden, pada saat

penelitian di lapangan dengan melakukan pengamatan langsung yaitu

dengan mengadakan wawancara dengan responden dan pengamatan tidak

langsung pada objek penelitian yaitu dengan menyebarkan kuesioner

kepada responden untuk diisi.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur seperti

buku-buku teori, dokumen-dokumen yang berisi informasi dari instansi yang

bersangkutan dengan penelitian, karya ilmiah yang dipublikasikan serta

artikel-artikel yang berasal dari internet berupa data dan teori yang ada

kaitannya dengan dengan masalah yang diteliti.

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan

(30)

Tabel 3.3

Jenis dan Sumber Data

No Data Penelitian Jenis Data

1 Data kehadiran pegawai struktural P4TK IPA Sekunder 2 Data keterlambatan kehadiran pegawai struktural P4TK IPA Sekunder 3 Data populasi pegawai struktural P4TK IPA Sekunder

4 Wawancara mengenai kepuasan kerja pegawai struktural

P4TK IPA Primer

5 Penilaian peserta diklat mengenai kegiatan pelatihan Primer 6 Jumlah pegawai struktural P4TK IPA yang diteliti Primer

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga

bagian yaitu:

1. Obsevasi, yaitu mengamati secara langsung kegiatan pada saat jam kerja

di P4TK IPA khususnya yang berhubungan dengan lingkungan kerja non

fisik dan kepuasan kerja pegawai struktural P4TK IPA.

2. Wawancara, yaitu dialog langsung dengan pihak perusahaan diantaranya

dengan Pimpinan serta beberapa pegawai struktural P4TK IPA, untuk

memperoleh data mengenai profil perusahaan dan hal-hal yang berkaitan

dengan masalah yang sedang diteliti.

3. Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu dengan cara mempelajari

bahan-bahan yang diangggap perlu dan berkaitan dengan masalah yang

diteliti untuk memperoleh bahan-bahan yang dapat dijadikan landasan

teori.

4. Penggunaan kuesioner (angket), yaitu cara pengumpulan data dengan

(31)

yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek

yang sedang diteliti. Daftar pertanyaan ini disebarkan kepada pegawai

struktural P4TK IPA.

Berikut langkah-langkah pembuatan angket:

1. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis

instrument yang digunakan bersifat tertutup, yaitu pegawai hanya perlu

mengisi angket dengan jawaban yang telah disediakan dalam bentuk

pilihan ganda.

3. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian

ini, kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.5.1 Populasi

Dalam penelitian ini, populasi yang akan diambil adalah populasi dari

pegawai struktural P4TK IPA yang berjumlah 118 orang. Berdasarkan data yang

ada jumlah populasi pegawai struktural P4TK IPA adalah sebagai berikut:

Alternatif Jawaban

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Positif 5 4 3 2 1

(32)

Tabel 3.5

Populasi Pegawai Struktural P4TK IPA

No Bagian Jumlah Pegawai

1 Pejabat Struktural 11 Orang

2 Seksi Program 7 Orang

3 Seksi Data dan Informasi 14 Orang

4 Seksi Penyelenggaraan 9 Orang

5 Seksi Evaluasi 3 Orang

6 Sub Bagian Tata Laksana & Kepegawaian 7 Orang

7 Sub Bagian Tata Usaha & Rumah Tangga 55 Orang

8 Sub Bagian Keuangan 12 Orang

JUMLAH 118 Orang

Sumber: Sub Bagian Tata Laksana & Kepegawaian P4TK IPA Tahun 2011

3.5.2 Sampel

Penarikan sampel tidak hanya sebatas menarik sebagian populasi yang

dilakukan begitu saja, melainkan ada aturan-aturan atau teknik-teknik tertentu.

Menggunakan teknik yang tepat akan memungkinkan peneliti dapat menarik data

yang reliabel. Karena itu ketentuan-ketentuan dalam penarikan sampel menjadi

penting dalam kegiatan penelitian ilmiah. Untuk menentukan sampel dari populasi

yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan

jumlah n. Husein Umar (2002:59), mengemukakan bahwa “Ukuran sampel dari

suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah

dengan menggunakan teknik Slovin”.

(33)

2

e = Taraf kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir (e=0.1)

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diukur besarnya sampel sebagai

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan jumlah sampel minimal

sebanyak 54 orang. Kemudian untuk meningkatkan kehandalan presisi atau

pendugaan dengan batas kesalahan yang terjadi sebesar 10% (0,1) dari 54 orang,

maka ukuran sampel dinaikkan menjadi 59 orang.

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel

Dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan, penelitian ini

menggunakan teknik proportionate stratified random sampling atau teknik

pengambilan acak sistematis untuk populasi yang bergerak. Rumus penarikan

sampel adalah sebagai berikut:

(34)

Keterangan:

ni = Anggota sampel pada proporsi ke-1

Ni = Populasi ke-1

N = Populasi total

n = Sampel yang diambil dalam penelitian

Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel berikut ini:

Tabel 3.6 Alokasi Sampel

No Bagian Total Sampel Jumlah

1 Pejabat Struktural 11 11/118X59 6

2 Seksi Program 7 7/118X59 3

3 Seksi Data dan Informasi 14 14/118X59 7

4 Seksi Penyelenggaraan 9 9/118X59 5

5 Seksi Evaluasi 3 3/118X59 2

6 Sub Bagian Tata Laksana &

Kepegawaian 7 7/118X59 3

7 Sub Bagian Tata Usaha &

Rumah Tangga 55 55/118X59 27

8 Sub Bagian Keuangan 12 12/118X59 6

TOTAL 118 59

Sumber: Hasil Pengolahan Data

3.6Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

keterpercayaannya suatu intrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai

tingkat validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang atau rendah

(35)

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner

yang disebar. Dalam uji validitas digunakan metode koefisien Korelasi Pearson

(product moment coefisient of corelation) dengan rumus:

2 2



2 2

(Suharsimi Arikunto 2006:274)

Keterangan:

rxy = Menunjukan indeks korelasi antara dua varabel yang

dikorelasikan

R = Koefisien validitas item yang dicari, dua variabel yang dikorelasikan

X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X

ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y ΣX2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ΣY2

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N = Jumlah populasi

Keputusan pengujian validitas dengan menggunakan taraf signifikansi 5%

adalah sebagai berikut:

 Jika rhitung ≥ rtabel, maka instrumen dikatakan valid.

 Jika rhitung ≤ rtabel, maka instrumen dikatakan tidak valid.

Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus di atas

menggunakan fasilitas software SPSS 17.0 for windows, dengan hasil yang

(36)

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Variabel X (Lingkungan Kerja Non Fisik)

No Bulir rhitung rtabel Keterangan

1 0,547 0,468 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Kepuasan Kerja)

No Bulir rhitung rtabel Keterangan

1 0,966 0,468 Valid

(37)

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 20

responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 yaitu

20-2=18, sehingga diperoleh nilai rtabel sebesar 0,468. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa setiap item pertanyaan dalam kuesioner dapat dikatakan valid,

karena setiap item pertanyaan memiliki ri(x-i) lebih besar daripada rtabel (ri(x-i)>rtabel).

Artinya, pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa

yang hendak diukur.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Setelah menguji validitas kuesioner, langkah selanjutnya adalah uji

reliabilitas. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul

data tersebut menunjukkan tingkat ketetapan, tingkat keakuratan, kestabilan atau

konsistensi dalam mengungkap gejala tertentu dari sekelompok individu

walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Suharsimi Arikunto (2006:178)

menyatakan bahwa “reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa

sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang sudah

dapat dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya”.

Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan teknik dengan

rumus Alpha Croanbach sebagai berikut:

�� = �

� −1 1− �� 2

�� 2 (Suharsimi Arikunto, 2006: 171)

Dimana:

(38)

k = Banyaknya item angket ∑αb2 = Jumlah varian bulir

αt2 = Varian total

Rumus variansnya adalah:

�� 2 =

�2 � 2

� (Suharsimi Arikunto, 2006: 196)

Dimana:

αt2 = Harga varians total

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor total

(∑Y)2

= Jumlah kuadrat dari jumlah skor total

N = Jumlah populasi

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

 Jika rhitung > rtabel, berarti item pertanyaan dikatakan reliabel

 Jika rhitung≤ rtabel, berarti item pertanyaan dikatakan tidak reliabel

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Kerja Non Fisik dan Kepuasan Kerja

Variabel Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan

Lingkungan Kerja Non Fisik Kepuasan Kerja

0,770 0,777

0,700 0,700

Reliabel Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Hasil uji reliabilitas variabel X dan variabel Y pada tabel 3.9 di atas

menunjukkan bahwa keduanya dinyatakan reliabel. Setelah memperhatikan kedua

pengujian instrumen di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa instrumen

(39)

tidak ada sesuatu hal yang menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian

dikarenakan oleh instrumen yang belum teruji kevalidan dan kereliabilitasannya.

3.7Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

3.7.1 Rancangan Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Secara

garis besar langkah-langkah pengolahan data yaitu:

1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang telah terkumpul setelah diisi oleh

responden seperti memeriksa kelengkapan pengisian angket dan pemeriksaan

jumlah lembaran.

2. Coding, yaitu pembobotan dari setiap item instrument berdasarkan pada

pembobotan untuk jawaban positif rangking pertama dimulai dari skor yang

terbesar sampai dengan yang terkecil dan untuk jawaban negatif rangking

pertama dimulai dari skor terkecil sampai dengan yang terbesar. Nilai atau

bobot untuk setiap jawaban positif diberi nilai 5-4-3-2-1 dan untuk jawaban

negatif diberi skor 1-2-3-4-5.

Tabel 3.10

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

Pilihan Jawaban Bobot Pertanyaan

Sangat tinggi/ sangat jelas/ sangat besar/ sangat baik/ sangat sesuai/ selalu

5

Tinggi/ jelas/ besar/ baik/ sesuai/ sering 4

Sedang/ cukup/ kadang-kadang 3

Rendah/ tidak jelas/ kecil/ buruk/ tidak sesuai/ jarang 2 Sangat rendah/ sangat tidak jelas/ sangat kecil/ sangat buruk/

sangat tidak sesuai/ tidak pernah

(40)

3. Tabulating adalah menghitung hasil scoring, yang dituangkan kedalam tabel

rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel

rekapitulasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Tabel Rekapitulasi Pengubahan Data

Responden Skor Item

1 2 3 n

1 2 3 n

4. Analisis Deskriptif

Yaitu mengolah data dari angket dengan menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:

SK = ST X JB X JR

Keterangan:

ST : Skor Tertinggi

JB : Jumlah Bulir

JR : Jumlah Responden

2. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium

untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan menggunakan rumus:

Xi = X1 + X2 + X3+ …. + Xn

Xi = jumlah skor hasil angket variabel x

(41)

Untuk melihat bagaimana gambaran tentang variabel secara keseluruhan

yang diharapkan responden, maka penulis menggunakan daerah kategori

sebagai berikut:

Tinggi = ST x JB x JR

Sedang = SS x JB x JR

Rendah = SR x JB x JR

Keterangan:

ST : Skor Tertinggi

SS : Skor Sedang

SR : Skor Terendah

JB : Jumlah Bulir

JR : Jumlah Responden

4. Menentukan garis kontinum dan menentukan daerah letak skor untuk

variabel lingkungan kerja non fisik (X) dan variabel kepuasan kerja (Y)

Rendah Sedang Tinggi

Gambar 3.1

Garis Kontinum Variabel X dan Y

3.7.2 Methode Successive Interval (MSI)

Merubah data ordinal ke interval. Mengingat data variabel penelitian

seluruhnya diukur dalam bentuk skala ordinal, sementara pengolahan data dengan

penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus

(42)

terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan

method of successive interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan

transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perhatikan setiap butir dan menentukan banyaknya frekuensi

berdasarkan banyaknya orang yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5.

b. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya

disebut proposisi, dengan menggunakan rumus: Pi = f/N

c. Dengan menggunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk

setiap proporsi kumulatif yang diperoleh

d. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh

e. Menghitung Scale Value (SV) dengan rumus:

SV = Density Lower Limit – Density at Upper Limit

Area Under Upper Limit – Area Under Liwer Limit

f. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus

Y = NS + k K = [1 + │Nsmin│]

Langkah-langkah diatas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat

(43)

Tabel 3.12

Pengubahan Data Ordinal Ke Interval

Kriteria/Unsur 1 2 3 4 5

Frekuensi

Proporsi

Proporsi Kumulatif

Nilai

Skala Value

Catatan: Skala terkecil dibuat sebesar 1, maka SV terkecil adalah +1

3.7.3 Analisis Korelasi

Setelah data yang terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka

langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan menggunakan analisis korelasi

yang bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan

dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan

yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan)

X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang dipakai

untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien

korelasi (r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar

1r1

artinya jika:

R = 1, hubungan antara X dan Y sempurna positif (mendekati

1, hubungan sangat kuat dan positif)

(44)

-1, hubungan sangat kuat dan negatif)

R = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada

hubungan

Penentuan koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini menggunakan

koefisien korelasi pearson (pearson’s product Moment Coeeficient of

Correlation). Dalam hal ini ryxi adalah korelasi antara variabel X dan Y dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:



i-1,2,3,..,9 dan k=Banyaknya variabel bebas

Untuk mengetahui tingkat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat

dilihat pada tabel Guilford sebagai berikut:

Tabel 3.13

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Besar Koefisien Klasifikasi

0,000 – 0,199 Sangat Rendah/Lemah dapat diabaikan

0,200 – 0,399 Rendah/Lemah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Tinggi/Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi/Sangat Kuat

3.7.4 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi adalah merupakan prosedur dimana dengan melalui

formulasi persamaan matematis, hendak diramalkan nilai variabel random

(45)

kontinyu berdasarkan nilai variabel kuantitatif lainnya yang diketahui (Riduwan,

2003:244).

Kegunaan analisis regresi sederhana adalah untuk meramalkan

(memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi

sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau

hubungan sebab akibat (kausal) lingkungan kerja non fisik (X) terhadap kepuasan

kerja (Y).

b = Nilai arah sebagai penentu nilai prediksi yang menunjukkan nilai

peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.

Dimana untuk mencari b, yaitu dengan menggunakan rumus:

b = 2

Sedangkan a dicari dengan rumus:

(46)

3.7.5 Koefisien Determinasi

Untuk menguji seberapa besar pengaruh dari variabel X terhadap variabel

Y, maka digunakan koefisien determinasi sebagai berikut:

KD = r2 x 100% (Suharsimi Arikunto, 2006:144)

Sebelum nilai r2 digunakan untuk membuat kesimpulan terlebih dahulu

harus diuji apakah nilai-nilai r2 ini terletak dalam daerah penerimaan atau

penolakan Ho.

3.7.6 Uji Hipotesis

Sebelum membuat kesimpulan, terlebih dahulu melakukan pengujian

atas tingkat keberartian korelasi hasil perhitungan tersebut. Tingkat keberartian ini

diuji dengan uji hipotesis. Rumus yang digunakan adalah uji signifikan dengan

korelasi (uji t student), yaitu:

(Riduwan, 2003:137)

Keterangan:

t = Distribusi student

rs = Koefisien korelasi dari uji independent (kekuatan korelasi)

N = Banyaknya sampel

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X (lingkungan

kerja non fisik) dan variabel Y (kepuasan kerja), maka dibutuhkan hipotesis yang

memenuhi syarat. Adapun hipotesa yang dapat diajukan adalah:

Ho : ρ = 0 : Korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan

s s

r N r t

  

(47)

antara lingkungan kerja non fisik dengan kepuasan kerja pegawai

struktural P4TK IPA.

Hi : ρ > 0 : Korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara

lingkungan kerja non fisik dengan kepuasan kerja pegawai struktural

P4TK IPA.

Dimana ρ merupakan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

Kriteria pengujian:

H0 ditolak jika t hitung  t tabel

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap pegawai struktural

P4TK IPA untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja non fisik terhadap

kepuasan kerja, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran lingkungan kerja non fisik pegawai struktural P4TK IPA berada

dalam kategori sedang. Hal ini berarti pegawai sebagai responden menilai

bahwa lingkungan kerja non fisik pegawai struktural P4TK IPA sudah

cukup sesuai dengan apa yang diinginkan walaupun masih belum optimal.

Berdasarkan hasil penelitian ini, skor yang paling tinggi terdapat pada

indikator stuktur organisasi dan struktur kerja. Sedangkan skor terendah

terdapat pada indikator perhatian dan dukungan pimpinan.

2. Gambaran kepuasan kerja pegawai struktural P4TK IPA berada dalam

kategori sedang. Hal ini berarti pegawai sebagai responden menilai bahwa

bahwa kepuasan kerja yang didapat dari pekerjaannya pegawai struktural

P4TK IPA sudah cukup sesuai dengan apa yang diinginkan walaupun

masih belum optimal. Berdasarkan hasil penelitian ini, skor yang paling

tinggi terdapat pada indikator rekan kerja. Sedangkan skor terendah

terdapat pada indikator pengawasan.

3. Diketahui bahwa lingkungan kerja non fisik memiliki pengaruh yang

(49)

bahwa kepuasan kerja sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja non fisik.

Koefisien korelasi yang diperoleh terdapat hubungan yang sedang antara

lingkungan kerja non fisik dengan kepuasan kerja. Hal ini menunjukan

bahwa kepuasan kerja dapat ditingkatkan melalui lingkungan kerja non

fisik.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh lingkungan

kerja non fisik terhadap kepuasan kerja pegawai struktural P4TK IPA, peneliti

mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan alternatif dari permasalahan dan

dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam menentukan

kebijakan organisasinya di masa yang akan datang.

1. Berdasarkan tanggapan responden mengenai lingkungan kerja non fisik,

peneliti menyarankan sebaiknya P4TK IPA harus meningkatkan perhatian

dan dukungan dari pimpinan sebab dalam penelitian ini, indikator tersebut

mendapatkan skor yang paling rendah. Perhatian dan dukungan dari

pimpinan harus selalu ditingkatkan karena dengan adanya perhatian dan

dukungan yang baik dari pimpinan, pegawai diharapkan mampu bekerja

sama dengan atasan karena hal tersebut merupakan hal penting yang harus

dilaksanankan agar terjalin kekompakan dan kebersamaan antara atasan

dan bawahan. Atasan hendaknya terbuka serta mendorong partisipasi dan

keberanian para bawahan untuk menyampaikan pendapatnya dan keluhan.

(50)

saling pengertian dan kerjasama yang tinggi. Dengan cara ini diharapkan

bawahan merasa mendapatkan perhatian dan dukungan dari atasan agar

kemampuan bekerjasama dengan atasan semakin baik dan pegawai dapat

menyelesaikan tugasnya dengan baik.

2. Berdasarkan tanggapan responden mengenai kepuasan kerja, peneliti

menyarankan sebaiknya P4TK IPA harus memperhatikan pengawasan

yang diberikan sebab dalam penelitian ini, indikator tersebut mendapatkan

skor yang paling rendah. Pengawasan yang diberikan hendaknya bersifat

persuasif secara kekeluargaan, sehingga pegawai tidak akan merasa

tertekan saat diberikan himbauan oleh atasannya. Dengan metode ini

diharapkan pegawai dapat dengan mudah memahami apa yang

diinstruksikan oleh atasannya tanpa merasa terbebani sedikitpun sehingga

tingkat kepuasan mereka terhadap pengawasan akan semakin tinggi dan

akhirnya pekerjaan akan terselesaikan dengan baik.

3. Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti variabel lingkungan kerja non

fisik yang mempengaruhi kepuasan kerja. Masih banyak vaiabel lain yang

secara teoritis dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Hal tersebut

diperlukan adanya penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel lain

(51)

DAFTAR PUSTAKA

A. Ahyari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Kerja. Bandung : Pionir Jaya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

As’ad, Mohammad. 2004. Psikologi Industri, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Edisi Empat. Yogyakarta : Liberty.

Handoko, Handi T. 2007. Mengukur Kepuasan Kerja. Jakarta : Erlangga.

Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Husein Umar. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kozlowski, S.J. dan M.L. Doherty. 1989. Integration of Climate and Leadership: Examination of A Neglected Issue. Journal of Applied Psychology, 74, 546-553.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Andi.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2005. Perilaku Budaya Organisasi. Bandung : Refika Aditama.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Newstrom, John W. dan Keith Davis. 2007. Perilaku dalam Organisasi. Edisi Ketujuh. Jakarta : Erlangga.

Nitisemito. 2008. Pengelolaan Tentang Kondisi Kerja. Jakarta : Erlangga.

Riduwan. 2003. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

Rita L. Atkinson. 1991. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga.

Rivai, Veithzal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan; dari Teori ke Praktek. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

(52)

Schultz, Duane P. dan Sydney E Schultz. 1994. Working Condition and Work Today. Sixth Edition. Macmillan : New York.

Sedarmayanti. 2008. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju.

Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

Wilson, Graham. 2008. Kondisi Kerja dan Faktor Kepuasan Kerja. Jakarta : Prentice Hall.

Internet :

http://repository.usu.ac.id

http://repository.upi.edu

http://www.p4tkipa.org

Sumber Lain :

Budi Kurniawan (2011). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Disiplin Kerja Pegawai pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Majalaya. Skripsi Sarjana Ekonomi Program Manajemen UPI : tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel 4.37 Output Koefisien Regresi ......................................................................
Tabel 1.1 Data Jumlah Pegawai P4TK IPA Tahun 2011
Gambar 1.1 Grafik Persentase Kehadiran Pegawai Struktural P4TK IPA
Tabel 1.3 Rekapitulasi Jumlah Keterlambatan Pegawai Struktural P4TK IPA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pegawai yang setuju dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh atas ada sebanyak 27 orang (72,97%), terdapat pegawai yang

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sanksi yang Diberikan Pimpinan. Berpengaruh pada

kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh

Kepuasan kerja (Job satisfacsion) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para pegawai memandang pekerjaan mereka sedangkan

Saran yang diberikan sebagai bahan pertimbangan kepada pimpinan perusahaan adalah: Untuk meningkatkan kinerja pegawai, sebaiknya perusahaan memperbaiki lingkungan

Hasil dari analisis deskriptif ini mencakup keseluruhan tanggapan responden terhadap 7 item yang terdapat dalam variabel lingkungan kerja non-fisik yaitu

Tabel 4.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kreativitas Kelompok 81 Tabel 4.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pengayaan Pekerjaan 82 Tabel 4.4 Tanggapan Responden

Tabel 4.16 Tanggapan Responden atas Pernyataan Hubungan Antara Karyawan dengan Sesama Rekan Kerja Membantu Karyawan dalam Bekerja ...Error!. Bookmark not