EVALUASI PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN
(Studi Kasus pada PT Indolakto)
SKRIPSI
Digunakan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Laurensius Lusiano Michael Nim : 132114030
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSETAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
EVALUASI PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN
(Studi Kasus pada PT Indolakto)
SKRIPSI
Digunakan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Laurensius Lusiano Michael Nim : 132114030
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSETAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
“
There is no purpose for life, unless you create it for yourself
.”
Jerome Jarre
“
I will stop at nothing to achieve my goal and i will continue my
pursuit no matter the opposition.
”
Casey Neistat
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati
Kedua orang tuaku tercinta, Benedictus dan Rita
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
EVALUASI PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN
(Studi Kasus pada PT Indolakto)
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 21 Juli 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Laurensius Lusiano Michael
Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 132114030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
EVALUASI PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN
(Studi Kasus pada PT Indolakto)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan,
mendistribusikan secara terbatas, dam mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt. CA. selaku pembimbing skripsi
dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis
selama menjalani perkuliahan dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Orang tua dan kakak penulis yang selalu menjadi semangat bagi penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Sahabat-sahabat penulis (Juna, Yosi, Theo, Oscar, Reno, Tiara, Riri) yang
selalu membantu dan menemani penulis selama kuliah.
5. Kezia yang selalu memberikan semangat dalam penulisan skripsi.
viii
7. Teman-teman MPAT Bu Reni yang saling memberikan nasehat dalam
proses penyelesaian skripsi.
8. Teman-teman mahasiswa akuntansi 2013 atas dukungan dan
kebersamaannya selama perkuliahan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 15 Juni 2017
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
5. Anggaran Tahunan Perusahaan Manufaktur ... 14
6. Proses Penyusunan Anggaran... 15
7. Tahap-tahap Penyusunan Anggaran ... 18
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran .. 21
B. Pemasaran ... 23
C. Biaya ... 23
1. Pengertian Biaya ... 23
2. Penggolongan Biaya ... 24
3. Memisahlan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel ... 29
4. Biaya dan Fungsi Pemasaran ... 31
x
D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47
A. Jenis Penelitian ... 47
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 47
D. Data yang Dicari ... 48
E. Teknik Pengumpulan Data ... 49
F. Teknik Analisis Data ... 49
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 51
A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 51
B. Lokasi Perusahaan ... 53
C. Struktur Organisasi ... 54
D. Kegiatan perusahaan ... 59
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 62
A. Penyusunan Anggaran Pemasaran pada PT Indolako ... 62
B. Perbandingan Antara Langkah-langkah Penyusunan Anggaran PT Indolakto dengan Teori ... 64
C. Analisis Kesesuaian Proses Penyusunan Anggaran Pemasaran . 70 D. Pembahasan ... 74
BAB VI PENUTUP ... 80
A. Kesimpulan ... 80
B. Keterbatasan Penelistian ... 81
C. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 83
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Pedoman Umum Dasar Distribusi Tidak Langsung ... 40
Tabel II.2 Pedoman Umum Satuan Pengukur Jasa Setiap Fungsi Pemasaran ... 41
Tabel V.1 Perbandingan Analisis Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran ... 64
Tabel V.2 Anggaran Biaya Pemasaran PT Indolakto Tahun 2015 ... 66
Tabel V.3 Alat Satuan Pengukur Jasa PT Indolakto ... 67
Tabel V.4 Biaya Pemasaran Sesungguhnya PT Indolakto tahun 2015 ... 68
Tabel V.5 Satuan Kapasitas Sesungguhnya PT Indolakto Tahun 2015 ... 69
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
ABSTRAK
EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN
(Studi Kasus Pada PT Indolakto)
Laurensius Lusiano Michael NIM : 132114030 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian proses penyusunan anggaran dan untuk mengetahui fungsi anggaran sebagai alat pengendali.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan untuk rumusan masalah pertama adalah membandingkan proses penyusunan anggaran biaya pemasaran dengan teori. Untuk rumusan masalah kedua tekhik analisis yang digunakan adalah membandingkan antara anggaran dan realisasi biaya pemasaran dan menganalisis selisih anggaran pada setiap fungsi anggaran biaya pemasaran.
Hasil penelitian menunjukkan proses penyusunan anggaran biaya pemasaran sudah sesuai dengan teori dan realisasi biaya pemasaran sudah terkendali pada fungsi penggudangan karena tidak melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan oleh PT Indolakto yaitu 5%. Fungsi yang belum terkendali adalah fungsi penjualan, fungsi pembungkusan dan pengiriman, fungsi administrasi pemasaran, fungsi advertensi dan promosi, dan fungsi kredit dan penagihan.
xiv
ABSTRACT
EVALUATION OF BUDGET PREPARATION AND MARKETING COST CONTROL
(A Case Study at PT Indolakto)
Laurensius Lusiano Michael marketing budget at PT Indolakto and to determine the function of the budget as a controling tool.
This study was a case study. This sudy obtatined the data by interviews and documentaion. The data analysis technique for the first resecarch question was done by comparing between making marketing cost budget in PT Indolakto with those in the theory. Meanwhile, the second was done by comparing the budget and realization of marketing costs and analyzing the budget gap on each function of the marketing budget. The research was conducted at PT Indolakto.
The result of the research shows that the process of budget preparation of marketing cost is in accordance with the theory and the realization of marketing cost is controlled in the warehouse function because it does not exceed the tolerance limit set by PT Indolakto that is 5%. Besides, the uncontrolled functions is the sales function, the packaging and delivery function, marketing administration functions, advertising and promotional functions, and credit and billing functions.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian indonesia saat ini berada pada kondisi yang baik
dan stabil, hal ini dibuktikan dengan data BPS yang menunjukkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 yaitu 5,02% melebihi
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 yaitu 4,88%. Dalam
menyikapi hal ini tentunya setiap perusahaan memiliki strategi untuk
menjalankan usahanya dengan lebih baik sehingga perusahaan mampu
memperoleh laba yang optimal. Perusahaan akan membuat sistem
manajemen yang baik guna meningkatkan daya saing dengan perusahaan
lain.
Perusahaan harus menyusun strategi dan rencana baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang dan strategi tersebut disusun secara
bertahap dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
strategi agar tujuan perusahaan tercapai. Salah satunya ialah menyusun
anggaran. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan.
Dalam hubungannya dengan sistem pengendalian manajemen, proses
penyusunan anggaran merupakan rencana yang didasarkan atas dampak
rencana kerja tersebut terhadap laba. Sistem penganggaran memiliki peran
yang penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Keberhasilan anggaran
manakah anggaran dapat memenuhi fungsi-fungsinya. Permasalahan yang
dihadapi adalah apakah sistem penganggaran yang diterapkan perusahaan
dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian manajemen
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan maksimal.
Dalam kaitannya dengan pemasaran sistem penganggaran yang
diterapkan dengan baik akan membantu perusahaan untuk mengetahui
jumlah rincian biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran yang
dapat digunakan untuk perencanaan dan pengarahan usaha pemasaran.
Kegiatan pemasaran perlu diprioritaskan oleh perusahaan karena kegiatan
pemasaran berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan.
Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial. Pemasaran yang berhasil akan membuat
produksi menjadi meningkat, namun untuk menunjang keberhasilan
pemasaran diperlukan berbagai macam biaya seperti biaya advertensi dan
biaya penjualan.
Menurut Mulyadi (2015: 487) dalam arti luas biaya pemasaran
meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai diproduksi dan
disimpan dalam gudang sampai produk tersebut diubah kembali dalam
Menurut Supriyono (2014: 200) untuk dapat memasarkan produk
dengan sukses, perusahaan harus menggunakan konsep pemasaran yang
baik, yaitu bagaimana melayani langganan atau pembeli yang dapat
memuaskan mereka tetapi perusahaan dapat pula memperoleh laba yang
diharapkan.
Penyusunan anggaran dan pengendalian biaya pemasaran
merupakan kegiatan yang saling berkaitan. Ada beberapa cara
mengelompokkan biaya pemasaran diantaranya menurut jenis biaya dan
obyek pengeluaran. Banyak manfaat yang akan didapatkan oleh
perusahaan dengan adanya analis biaya pemasaran. Selain untuk
penentuan besarnya biaya. Analisis biaya pemasaran bermanfaat untuk
perencanaan dan pengarahan usaha pemasaran.
Anggaran sebagai alat pengendalian biaya pemasaran memberikan
kontribusi besar bagi perusahaan untuk menghindari kerugian. Apabila
tidak adanya pengukuran dan evaluasi terhadap biaya pemasaran,
perusahaan tidak akan mengetahui posisinya, tingkat keberhasilan serta
tingkat kegagalannya.
Beberapa peneliti telah meneliti mengenai anggaran dan kaitannya
pengendalian biaya pemasaran. Nofianti (2005) melakukan penelitian di
UD Kartika Plastik dari tahun 2001-2003 menunjukkan bahwa proses
pembuatan anggaran sesuai dengan teori namun setiap tahun ada fungsi
pemasaran yang tidak terkendali. Yashinta Anastasia (2010) melakukan
anggaran ada yang tidak sesuai dengan teori dan total selisih menunjukkan
angka yang besar yaitu 141,13%.
Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil dari penelitian
terdahulu yang menunjukkan hasil yang tidak terkendali, maka penulis
tertarik untuk meneliti “Evaluasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian
Biaya Pemasaran” pada perusahaan untuk mengetahui bagaimana cara kerja perusahaan manufaktur dalam menyusun dan mengendalikan
anggaran biaya pemasaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah proses penyusunan anggaran biaya pemasaran yang dibuat
oleh PT Indolakto sudah sesuai dengan teori?
2. Apakah realisasi biaya pemasaran pada PT Indolakto sudah terkendali?
C. Batasan Masalah
Peneliti membatasi kegiatan pemasaran berdasarkan fungsi
pemasaran. Anggaran yang digunakan adalah anggaran pemasaran dan
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses penyusunan anggaran biaya pemasaran PT Indolakto apakah sudah sesuai dengan teori atau belum.
2. Untuk mengetahui realisasi biaya pemasaran PT Indolakto apakah sudah terkendali atau belum.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi perusahaan mengenai
penerapan perusahaan dalam efisiensi anggaran biaya pemasaran dan
dapat digunakan untuk penentuan kebijakan di masa yang akan datang.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat dijadikan koleksi pustaka Universitas Sanata
Dharma khususnya dalam bidang penganggaran dan pemasaran.
3. Bagi Penulis
Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan ilmu secara langsung
mengenai langkah-langkah penyusunan dan pengendalian anggaran
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka
Bab ini menjelaskan teori-teori yang mendukung untuk
pengolahan data.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan
tempat penelitian, data yang akan dicari, subjek dan objek
penelitian, jenis data, tekhnik pengumpulan data, dan
tekhnik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan yang
berkaitan dengan sejarah perusahaan, letak perusahaan,
struktur organisasi, bentuk badan usaha dan jenis usahanya,
serta data yang relevan yang mendukung penelitian.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menguraikan analisis data yang telah dilakukan di
BAB VI Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, serta keterbatasan
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Anggaran
1. Pengertian Anggaran
a. Menurut Munandar (2007: 1) Anggaran adalah suatu rencana
yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter
yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan
datang.
b. Menurut Steven M. Bragg (2014: 1) Angggaran adalah
dokumen tentang ramalan hasil dan posisi keuangan
perusahaan bisnis tertentu, untuk satu atau lebih periode.
2. Keuntungan Anggaran
Anggaran mempunyai banyak manfaat dalam perusahaan.
kegunaan pokok anggaran menurut Supriyono (2014: 18), yaitu:
a. Penyusunan anggaran merupakan kekuatan manajemen dalam
menyusun perencanaan, di mana manajemen melihat ke depan
untuk menentukan tujuan perusahaan yang dinyatakan di dalam
ukuran finansial.
b. Anggaran dapat digunakan alat koordinasi berbagai kegiatan
perusahaan, misalnya koordinasi antara kegiatan penjualan
c. Implementasi anggaran dapat menciptakan alat untuk
pengawasan kegiatan perusahaan. Penyimpangan antara
anggaran dengan realisasi dihitung dan di analisa, dan
manajemen dapat mengetahui penyebab adanya penyelewengan
tersebut.
d. Berdasar teknik yang digunakan di dalam anggaran, manajemen
dapat memeriksa dengan seksama penggunaan sumber ekonomi
yang dimiliki perusahaan apakah dapat berdaya guna (efisien)
atau berhasil guna (efektif).
e. Pemakaian anggaran mengakibatkan timbulnya suasana yang
bersemangat untuk memperoleh laba. Timbul kesadaran tentang
pentingnya biaya sebelum dana disediakan. Tekanan anggaran
bukan semata-mata menekan biaya akan tetapi adalah
memaksimalkan laba dalam jangka panjang, dan tambahan
biaya yang dibenarkan apabila tambahan biaya tersebut
diperkirakan dapat meningkatkan laba.
f. Pemakaian anggaran dapat mendorong dipakainya standar
sebagai alat pengukur prestasi suatu bagian atau individu di
dalam organisasi perusahaan.
g. Pemakaian anggaran dapat membantu manajemen di dalam
pengambilan keputusan untuk memilih beberapa alternatif yang
mungkin dilaksanakan misalhnya : membuat atau membeli,
khusus, mendorong atau mengurangi produk tertentu dan
sebagainya.
3. Keterbatasan Anggaran
Terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran. Menurut
Supriyono (2014: 18-19) kelemahan tersebut antara lain:
a. Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atas kegiatan
yang akan datang, ketepatan dari estimasi sangat tergantung
kepada pengalaman dan kemampuan dari estimator atau
proyektor, ketidaktepatan anggaran berakibat tidak dapat
dipakai sebagai alat perencanaan, koordinasi, dan pengawasan
baik.
b. Anggaran harus selalu disesuaikan dengan perubahan kondisi
dan asumsi. Anggaran disusun atas dasar kondisi dan asumsi
tertentu, oleh karena itu perubahan kondisi dan asumsi yang
mendasari penyusunan anggaran mengharuskan adanya revisi
anggaran agar anggaran tersebut dapat digunakan sebagai alat
pengendalian. Perubahan kondisi dan asumsi misalnya dapat
berupa: laju inflasi atau kebijakan pemerintah dibidang
ekonomi
c. Anggaran dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya hanya
apabila semua pihak, terutama manajer-manajer perusahaan,
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan yang telah
ditentukan di dalam anggaran.
d. Semua pihak di dalam perusahaan perlu menyadari bahwa
anggaran adalah alat untuk mengendalikan biaya, akan tetapi
tidak dapat menggantikan fungsi manajemen dan “judgement”
manajemen masih diperlukan atas dasar pengetahuan dan
pengalamannya.
4. Jenis-jenis Anggaran
Untuk memudahkan dalam penyusunan anggaran maka anggaran
perlu dikelompokkan. Pengelompokkan anggaran dibagi dalam
beberapa jenis. Menurut Nafarin (2007: 31-35) , antara lain:
a. Menurut dasar penyusunan , anggaran terdiri dari:
1. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun
berdasarkan interval kepastian tertentu dan pada intinya
merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada
tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
2. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
suatu tingkat kepastian tertentu disebut juga anggaran statis.
b. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:
1. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk
suatu periode tertentu. Umumnya periode satu tahun, yang
2. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk
memperbaiki anggaran yang telah dibuat.
c. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari:
1. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran
yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu
tahun.
2. Anggaran jangka panjang (anggaran strategi) adalah
anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu
tahun.
d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:
1. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun
anggaran laporan laba rugi.
2. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun
anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari:
a. Anggaran kas.
b. Anggaran piutang.
c. Anggaran persediaan.
d. Anggaran utang.
e. Anggaran neraca.
e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:
1. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari
2. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak
secara lengkap, anggaran hanya menyusun bagian bagian
tertentu saja.
f. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:
1. Anggaran apropriasi (appropriation budget) adalah anggaran yang dibentuk untuk tujuan tertentu dan tidak
boleh digunakan untuk tujuan lain.
2. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan
dalam organisasi (perusahaan) yang dikeluarkan oleh
masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
5. Anggaran Tahunan Perusahaan Manufaktur
Menurut Supriyono (2014: 20-21) pada perusahaan manufaktur
dapat disusun program anggara tahunan dalam bentuk anggaran
operasional (master) yang merupakan koordinasi antara:
a. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan dapat disusun berdasar jenis produk yang
dijual, daerah penjualan, atau faktor lainnya, atau kombinasi
beberapa faktor tersebut.
b. Anggaran Produksi:
1. Anggaran biaya produksi.
a. Anggaran biaya bahan.
c. Anggaran biaya overhead pabrik.
2. Anggaran Persediaan.
3. Anggaran Pembelian.
c. Anggaran Biaya Komersial dan Finansial:
1. Anggaran biaya distribusi atau pemasaran.
2. Anggaran biaya administrasi dan umum.
3. Anggaran biaya finansial (keuangan).
d. Anggaran Kas yang Meliputi:
1. Anggaran penerimaan kas.
2. Anggaran pengeluaran kas.
e. Anggaran Pengeluaran Modal:
1. Anggaran penggantian aktiva tetap.
2. Anggaran penambahan aktiva tetap.
3. Anggaran ekspansi.
6. Proses Penyusunan Anggaran
Menurut Sofyan Syafri H. (2001: 83-84) proses penyusunan
anggaran adalah sebagai berikut:
a. Anggaran Puncak-Bawahan (Top-Down Budgeting)
Top-Down Budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran ditentukan oleh manajemen puncak dengan
sedikit atau bahkan tidak ada konsultasi dengan manajemen
tingkat bawah. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak
tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini biasa terjadi
dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian
cukup untuk menyusun suatu budget. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim untuk menyusunnya.
b. Anggaran Bawahan-Atasan (Bottom-Up Budgeting)
Bottom-Up budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan
anggaran tersebut, kemudian anggaran akan diberikan oleh
pihak yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuannya.
c. Metode Campuran (Top-Down dan Bottom-Up)
Di sini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari
atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan
oleh karyawan. Jadi, ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan
dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.
Sedangkan menurut Supriyono (2000: 49-50) anggaran
memerlukan proses penyusunan. Penyusunan anggaran adalah
proses akuntansi dan juga proses manajemen. Proses akuntansi
berarti penyusunan anggaran merupakan studi terhadap
mekanisme, prosedur untuk merakit data, dan membentuk
anggaran. Proses manajemen berarti penyusunan anggaran
merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam
Penyusunan anggaran berhubungan dengan peran departemen
anggaran dan komite anggaran. Departemen anggaran adalah
departemen yang bertugas mengadministrasikan aliran informasi
sistem pengendalian melalui anggaran. Fungsi departemen ini
adalah:
a. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyusunan anggaran.
b. Mengkoordinasikan dan menerbitkan setiap asumsi-asumsi
dasar yang dikeluarkan kantor pusat untuk digunakan dalam
menyusun anggaran.
c. Menjamin bahwa informasi dikomunikasikan secara wajar di
antara unit-unit organisasi yang saling berhubungan.
d. Membantu pusat-pusat pertanggungjawaban di dalam menyusun
anggaran.
e. Menganalisis usulan anggaran dan membuat rekomendasi, pada
penyusun anggaran dan selanjutnya pada manajemen puncak.
f. Menganalisis laporan prestasi sesungguhnya dibandingkan
anggarannya, menginterpretasikan hasilnya dan menyiapkan
laporan ringkas untuk manajemen puncak.
g. Mengadministrasikan proses pengubahan atau penyesuaian
anggaran selama tahun yang bersangkutan.
h. Mengkoordinasikan dan secara fungsional mengendalikan
Komite anggaran adalah komite dibentuk oleh manajemen puncak
untuk mengkoordinasi proses manajemen dalam penyusunan
anggaran. Tugas-tugas komite anggaran mencakup:
a. Mengusulkan kepada manajemen puncak mengenai pedoman
umum penyusunan anggaran.
b. Menyebarkan pedoman tersebut setelah disetujui manajemen
puncak.
c. Mengkoordinasikan berbagai macam usulan anggaran yang
disusun secara terpisah oleh berbagai unit organisasi.
d. Menyelesaikan perbedaan yang timbul di antara usulan anggaran
e. Menyerahkan anggaran final pada manajemen puncak dan
dewan komisaris untuk disahkan.
f. Mendistribusikan anggaran yang telah disahkan kepada berbagai
unit organisasi.
Anggaran biasanya berjangka waktu satu tahun dan dirinci untuk
setiap semester atau setiap triwulan, atau setiap bulan selama tahun
yang bersangkutan. Langkah-langkah di dalam penyusunan
anggaran biasanya sebagai berikut:
a. Menentukan pedoman perencanaan.
b. Menyiapkan anggaran penjualan.
c. Menyiapkan komponen anggaran lainnya.
d. Perundingan untuk menyesuaikan rencana final setiap
e. Mengkoordinasi dan menelaah komponen-komponen anggaran.
f. Pengesahan anggaran final.
g. Pendistribusian anggaran yang telah disahkan.
7. Tahap-tahap Penyusunan Anggaran
Menurut Supriyono (2000: 51-53) tahap-tahap penyusunan
anggaran adalah sebagai berikut:
a. Memahami SWOT
Manajemen puncak atau “Chief Executive Officer (CEO)”
menganalisis informasi masa lalu dan perubahan lingkungan
luar melalui analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) atau kekepan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) yang dimiliki organisasi dari
lingkungannya.
b. Memahami perumusan strategi dan perencanaan strategis
Atas dasar SWOT, manajemen puncak menyusun perumusan
strategi yaitu proses penentuan tujuan dan strategi pokok yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Mengkomunikasikan tujuan, strategi pokok, dan program
Manajemen puncak selanjutnya mengkomunikasikan SWOT,
tujuan strategi, dan program yang telah ditetapkan kepada
komite anggaran, para manajer divisi, dan para manajer di
bawahnya agar mereka mengetahui dan memahami lingkungan
yang akan dilaksanakan, serta program yang mendasari
anggaran yang akan disusunnya.
d. Memilih taktik, mengkoordinasi dan mengawasi operasi
Manajer divisi atas dasar SWOT, tujuan, strategi, dan program
yang telah ditetapkan selanjutnya memilih taktik yang akan
digunakan. Taktik adalah cara-cara yang akan digunakan untuk
melaksanakan program. Selanjutnya manajer departemen
membuat keputusan pengoperasian. Keputusan pengoperasian
digunakan untuk mengkoordinasi kegiatan di bawah
departemennya. Manajer seksi bertanggung jawab
merencanakan pengendalian operasional. Pengendalian
operasional adalah proses digunakan untuk mengarahkan
aktivitas-aktivitas operasional di semua seksi agar efisien dan
efektif.
e. Menyusun usulan anggaran
Setiap manajer divisi menyusun dan mengkoordinasikan
penyusunan anggaran untuk bagian organisasi di bawahnya
yaitu departemen. Demikian pula manajer departemen juga
menyusun dan mengkoordinasikan anggaran bagian organisasi
di bawahnya yaitu seksi. Usulan anggaran semua divisi
f. Menyarankan revisi atau usulan anggaran
Komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan anggaran
setiap divisi agar terdapat penyelarasan dengan anggaran divisi
yang lain dan sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan
organisasi yang telah ditentukan oleh manajemen puncak.
g. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi
anggaran perusahaan
Setelah usulan anggaran direvisi oleh setiap divisi yang
bersangkutan dan revisinya telah disetujui oleh komite
anggaran, maka komite merakit usulan tersebutmenjadi
anggaran perusahaan.
h. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan
Anggaran perusahaan mungkin masih memerlukan revisi
sebelum disahkan oleh manajemen puncak menjadi anggaran
perusahaan yang resmi. Setelah dilakukan revisi, anggaran
tersebut disahkan dan didistribusikan pula ke setiap divisi dan
bagian organisasi di bawahnya sebagai pedoman pelaksanaan
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran
Menurut Munandar (2007:11-12) faktor-faktor yang
mempengaruhi anggaran antara lain:
a. Data dan informasi internal, yaitu data dan informasi yang
terdapat di dalam perusahaan sendiri, sehingga jika ingin
mengetahui dan mengumpulkannya cukup dengan melihat
catatan-catatan perusahaan sendiri. Data internal semacam ini
misalnya:
1. Data penjualan waktu-waktu yang lalu.
2. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah
harga jual, syarat pembayaran produk yang dijual, jaringan
saluran distribusi dan sebagainya.
3. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
4. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya
(kuantitas) maupun keterampilan dan keahliannya
(kualitas).
5. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
6. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, seperti
gudang, kendaraan pengangkut, dan sebagainya.
7. Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, yaitu fungsi
(pembelanjaan), fungsi administrasi, dan fungsi
pengelolaan sumber daya manusia.
b. Data dan informasi eksternal, yaitu data dan informasi yang
terdapat di luar lingkungan perusahaan sendiri, tetapi dirasa
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kehidupan
perusahaan. Dengan demikian, jika ingin mengetahui dan
mengumpulkannya, maka harus dicari ke luar lingkungan
perusahaan. Data eksternal semacam ini misalnya:
1. Keadaan persaingan.
2. Kondisi perusahaan pesaing.
3. Jumlah penduduk.
4. Tingkat pertumbuhan penduduk.
5. Tingkat penghasilan penduduk.
6. Tingkat pendidikan penduduk.
7. Tingkat penyebaran penduduk.
8. Selera dan keinginan konsumen.
9. Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
10.Ekspor dan impor barang.
11.Berbagai kebijakan pemerintah, baik di bidang ekonomi,
politik, hukum, sosial, budaya maupun keamanan.
12.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
13.Keadaan perekonomian nasional maupun internasional,
B. Pemasaran
Menurut Kotler (2004: 7) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang didalam individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain. Menurut Boyd (2000: 4) Pemasaran adalah suatu proses yang
melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu
dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui pertukaran dengan pihak lain. Menurut Downey (2002: 3)
Pemasaran didefenisikan sebagai telaah terhadap aliran produk secara
fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara sampai
ke tangan konsumen.
C. Biaya
1. Pengertian Biaya
a. Menurut Henry Simamora (2002: 36)
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat
ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
b.Sedangkan menurut Mulyadi (2015: 8)
Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan
2. Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (2005: 13-16) penggolongan biaya adalah
sebagai berikut:
a. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran.
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran
merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek
pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran
yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan
bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek
pengeluaran dalam Perusahaan Kertas adalah sebagai berikut:
biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda,
biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga dan biaya
zat warna.
b. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu
fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan
umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
1. Biaya produksi.
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan
baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut
obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini
langsung dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi
(convertion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk
jadi.
2. Biaya pemasaran.
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan; biaya
promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang
pembeli; gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan
kegiatan pemasaran; biaya contoh (sample). 3. Biaya administrasi dan umum.
Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh
biaya ini adalah biaya gaji karyawan Bagian Keuangan,
Akuntansi, Personalia dan Bagian Hubungan Masyarakat,
c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu
yang dibiayai.
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya
dikelompokkan menjadi dua golongan:
1. Biaya langsung.
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.
Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya
langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya
langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu
yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya
langsung departemen (direct departmental cost) adalah semua yang terjadi di dalam departemen tertentu.
2. Biaya tidak langsung.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung dalam hubungnnya dengan produk disebut dengan
istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead
hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung
adalah biaya yang terjadi di suatu departemen.
d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan.
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan,
biaya dapat digolongkan menjadi:
1. Biaya variabel.
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh
biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung.
2. Biaya semivariabel.
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya
semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya
variabel.
3. Biaya semifixed.
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah
4. Biaya tetap.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam
kisar volume kegiatan tertentu. Contoh dari biaya tetap
adalah biaya gaji.
e. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangaka Waktu Manfaatnya.
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi
menjadi dua:
1. Pengeluaran modal (capital expenditures).
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat
lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini
pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok
aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati
manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau
deplesi.
2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures).
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya
mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya
pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran
pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan
dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya
tersebut.
Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan
pencapaian tujuan perusahaan. Penggolongan biaya ini
didasarkan pada hubungan biaya dengan: objek
pengeluaran; fungsi pokok perusahaan yaitu biaya
produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi &
umum: sesuatu yang dibiayai yaitu biaya langsung dan
biaya tidak langsung; volume kegiatan yaitu biaya variabel,
biaya semivariabel, biaya semifixed, dan biaya tetap; dan jangka watu manfaatnya yaitu pengeluaran modal dan
pengeluaran pendapatan.
3. Memisahkan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel
Menurut Carter (2009:72) pemisahan biaya tetap dan biaya
variabel diperlukan untuk tujuan-tujuan berikut:
a. Perhitungan tarif biaya overhead yang ditentukan sebelumnya
dan analisis varians.
b. Penyusunan anggaran fleksibel dan analisis varians.
c. Perhitungan biaya langsung dan analisis margin kontribusi.
d. Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba.
e. Analisis biaya diferensial dan komparatif.
f. Analisis maksimalisasi laba dan minimisasi biaya jangka
pendek.
g. Analisis anggaran modal.
h. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk,
Terdapat tiga metode untuk memisahkan biaya semivariabel
menjadi biaya tetap dan biaya variabel yaitu metode tinggi rendah
(high-low method), metode scattergraph, dan metode kuadrat terkecil (least squares method).
a. Metode tinggi rendah (high-low method)
Metode tinggi-rendah adalah metode yang
memperkirakan biaya pada tingkat kegiatan yang
paling tinggi dan paling rendah di masa lalu dan selisih
biaya yang dihitung yang merupakan unsur biaya
variabel dalam biaya tersebut.
b.Metode scattergraph (Scattergraph Method)
Dalam metode ini, terdapat variabel dependen dan variabel
independen. Variabeldependen mengenai data biaya dan diplot
di garis vertikal atau sumbu y sedangkan variabel independen
mengenai tingkat aktivitas dan diplot di garis horizontal atau
sumbu x. Penggunaan metode scattergraph merupakan
kemajuan dari metode tinggi-rendah karena bukan hanya
menggunakkan dua titik data serta memungkinkan inspeksi
data secara visual untuk menentukan apakah biaya tersebut
tampak terkait dengan aktivitas dan apakah hubungannya
mendekati linear. Namun, metode ini bisa saja menjadi bias
karena garis biaya yang digambar melalui plot data berdasarkan
c. Metode kuadrat terkecil (least square method).
Metode ini menentukan dengan cara matematis atau
garis regresi linear melalui sekelompok titik, sehingga
jumlah pengkuadratan deviasi (selisih) vertikal antara
titik-titik dengan garis akan minimum. Metode ini
menganggap bahwa hubungan antara biaya dengan
volume kegiatan berbentuk hubungan garis lurus
dengan persamaan garis regresi yaitu y= a + bx, di mana y
merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan
pada variabel x yang merupakan variabel bebas
(independent variable).
4. Biaya dan Fungsi Pemasaran
Menurut Mulyadi (2015: 487-489) Biaya pemasaran adalah
semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan
disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah
kembali dalam bentuk uang tunai.
Menurut fungsi pemasaran, biaya pemasaran digolongkan sebagai
a. Fungsi penjualan.
Fungsi penjualan terdiri dari kegiatan untuk memenuhi
pesanan yang diterima dari pelanggan biaya fungsi-fungsi
penjualan terdiri dari gaji karyawan fungsi penjualan, biaya
depresiasi kantor, biaya sewa kantor.
b. Fungsi advertensi.
Fungsi terdiri dari kegiatan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan order getting melalui kegiatan advertensi dan
promosi. Biaya fungsi advertensi terdiri dari gaji karyawan
fungsi advertensi, biaya iklan, biaya pameran, biaya promosi,
biaya contoh (cost of sample). c. Fungsi penggudangan.
Fungsi penggudangan terdiri dari kegiatan penyimpanan
produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya fungsi pengudangan
terdiri dari gaji karyawan bagian gudang, biaya depresiasi
gudang, dan biaya sewa gudang.
d. Fungsi pembungkusan dan pengiriman.
Fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri dari kegiatan
pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada
pembeli. Biaya fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri
dari biaya karyawan fungsi pembungkusan dan pengiriman,
biaya pengiriman, biaya depresiasi kendaraan, biaya operasi
e. Fungsi kredit dan penagihan.
Fungsi kredit terdiri dari kegiatan pemantauan kemampuan
keuangan pelanggan dan penagihan piutang dari pelanggan.
Biaya fungsi kredit dan penagihan terdiri dari gaji karyawan
bagian penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan
tunai.
f. Fungsi akuntansi pemasaran.
Fungsi akuntansi pemasaran terdiri dari kegiatan pembuatan
faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. Biaya
fungsi pemasaran terdiri dari gaji karyawan fungsi akuntansi
pemasaran dan biaya kantor.
5. Karakteristik Biaya Pemasaran
Menurut Mulyadi (2015: 489-490) biaya pemasaran memiliki
karakteristik yang berbeda dengan biaya produksi. Karakteristik
biaya pemasaran adalah sebagai berikut:
a. Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan
dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang
sejenis produknya, belum tentu menempuh cara pemasaran
yang sama. Hal ini sangat berlainan dengan kegiatan produksi.
Dalam memproduksi produk, pada umumnya digunakan bahan
baku, mesin, dan cara produksi yang sama dari waktu ke
b.Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai
dengan tuntutan perubahan kondisi pasar. Disamping terdapat
berbagai macam metode pemasaran, seringkali terjadi
perubahan metode pemasaran untuk menyesuaikan dengan
perubahan kondisi pasar. Karena perubahan kebutuhan
konsumen yang menghendaki pelayanan cepat, maka suatu
perusahaan mungkin akan mengganti saluran distribusinya
yang selama ini digunakan. Begitu juga kegiatan perusahaan
pesaing akan mempunyai pengaruh terhadap metode
pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan, sehingga
metode pemasaran produk sangat fleksibel. Hal ini
menimbulkan masalah penggolongan dan interpretasi biaya
pemasaran.
c. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang
merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan. Manajemen dapat mengendalikan biaya tenaga
kerja, biaya bahan baku, jam kerja dan jumlah mesin yang
digunakan, tetapi tidak seorangpun dapat mengatakan apa yang
dilakukan oleh konsumen. Dalam kegiatan produksi, efisiensi
diukur dengan melihat jumlah biaya yang dapat dihemat untuk
setiap satuan produk yang diproduksi. Sebaliknya dalam
ukuran efisiensi meskipun tidak setiap kenaikan volume
penjualan diikuti dengan kenaikan laba.
d. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan
biaya bersama (joint cost) yang lebih sulit pemecahannya bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya produksi. Jika
suatu perusahaan menjual berbagai macam produk dengan cara
pemasaran yang berbeda-beda diberbagai daerah pemasaran,
maka akan menimbulkan masalah biaya bersama yang
kompleks.
6. Penggunaan Anggaran Untuk Pengendalian Biaya Pemasaran
Teknik dan langkah-langkah pengawasan dan analisis biaya
pemasaran menurut Mulyadi (2015: 490-491):
a. Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya
Dalam cara analisis ini, biaya pemasaran dipecah sesuai
dengan jenis-jenis biaya pemasaran seperti: gaji, biaya iklan,
biaya perjalanan, biaya depresiasi peralatan kantor, biaya
operasi dan pemeliharaan truk dan sebagainya. Dengan analisis
ini manajemen dapat mengetahui rincian jenis biaya
pemasaran, namun tidak dapat memperoleh informasi
mengenai biaya yang telah dikeluarkan untuk menjalankan
kegiatan pemasaran tertentu. Oleh karna itu, cara analisis ini
hanya baik dilakukan jika manajemen tidak menghadapi
kemampuan tiap-tiap produk yang dijual dalam menghasilkan
laba, cara penjualan yang djalankan dan kemampuan
menghasilkan laba tiap-tiap daerah pemasaran.
b.Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran
Fungsi pemasaran adalah suatu kegiatan pemasaran yang
memerlukan pengeluaran biaya. Analisis biaya pemasaran
menurut fungsi pemasaran bertujuan untuk pengendalian biaya
dan untuk analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran.
Langkah analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan dengan jelas fungsi-fungsi pemasaran sehingga
dapat ditentukan secara tepat manajer yang bertanggung
jawab untuk melaksanakan fungsi tersebut.
2. Menggolongkan tiap-tiap jenis biaya pemasaran sesuai
dengan fungsinya.
3. Menentukan satuan ukuran jasa yang dihasilkan oleh
tiap-tiap fungsi.
4. Menentukan biaya persatuan kegiatan pemasaran dengan
cara membagi total biaya pemasaran yang dilkeluarkan
untuk fungsi tertentu dengan jumlah satuan jasa yang
Biaya per satuan kegiatan pemasaran tersebut dipakai sebagai
biaya standar dan digunakan untuk mengendalikan biaya yang
sesungguhnya terjadi.
c. Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran
Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya dan fungsi
pemasaran berguna untuk pengendalian biaya, tetapi tidak
membantu dalam mengarahkan kegiatan pemasaran.
Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran dapat
dibagi sebagai berikut:
1. Menurut jenis produk.
2. Menurut daerah pemasaran.
3. Menurut besar pesanan.
4. Menurut saluran distribusi.
Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam mengadakan
analisis biaya pemasaran, baik menurut jenis produk, daerah
pemasaran, besar pesanan maupun menurut saluran distribusi
adalah sebagai berikut:
1. Menggolongkan jenis biaya pemasaran menurut fungsinya.
2. Menentukan jenis analisis yang akan dijalankan.
3. Menggolongkan jenis biaya distribusi ke dalam biaya
langsung, biaya setengah langsung, dan biaya tidak
langsung.
Sedangkan Teknik dan langkah-langkah pengawasan dan analisis
biaya pemasaran menurut (Supriyono, 2014: 205-210):
a. Menyusun anggaran biaya pemasaran atas dasar jenis atau
elemen biaya pemasaran.
1. Hubungannya dengan kegiatan pemasaran digolongkan
menjadi:
a. Biaya pemasaran langsung.
b. Biaya pemasaran tidak langsung.
Penggolongan biaya pemasaran langsung dan tidak
langsung bermanfaat untuk mendistribusikan setiap jenis
biaya pemasaran. Biaya langsung dapat didistribusikan
secara langsung kepada objek atau pusat biaya tertentu.
Sedangkan biaya tidak langsung harus didistribusikan
dengan dasar tertentu yang relatif adil, tepat, tetapi juga
praktis.
2. Hubungannya dengan variabilitas biaya terhadap volume
atau kegiatan dalam penggolongan ini biaya
dikelompokkan:
a. Biaya pemasaran tetap.
b. Biaya pemasaran variabel.
Penggolongan biaya pemasaran berdasar tingkatan
variabilitasnya terhadap volume atau kegiatan ini
Terhadap elemen biaya pemasaran yang bersifat semi
variabel harus dipisahkan ke dalam elemen biaya tetap dan
elemen biaya variabel dengan menggunakan teknik
tertentu.
3. Penggolongan biaya pemasaran dihubungkan dengan dapat terkendalikan atau tidaknya suatu biaya, dalam hal
ini biaya dikelompokkan:
a. Biaya pemasaran terkendalikan.
b. Biaya pemasaran tidak terkendalikan.
Penggolongan biata pemasaran terkendalikan dan tidak
terkendalikan bermanfaat untuk tujuan pengendalian biaya
pemasaran. Dalam jangka pendek biaya yang
terkendalikan umumnya adalah elemen biaya variabel dan
biaya tidak terkendalikan umumnya adalah elemen biaya
tetap.
b. Mendistribusikan setiap jenis biaya pemasaran ke dalam setiap
fungsi pemasaran.
Untuk tujuan pengendalian biaya pemasaran perlu disusun
anggaran fleksibel dan tarif biaya untuk setiap fungsi. Untuk
itu langkah-langkah yang ditempuh adalah:
1. Mendistribusikan setiap jenis biaya yang dianggarkan ke
dalam setiap fungsi pemasaran yang ada. Untuk biaya
setiap fungsi yang menikmatinya, sedangkan untuk biaya
tidak langsung fungsi diperlukan dasar distribusi kepada
setiap fungsi. Dasar distribusi yang dipilih tersebut harus
memiliki syarat:
a. Dasar distribusi harus mencerminkan manfaat dari biaya
yang didistribusikan sehingga distribusinya relatif adil
dan teliti.
b. Dasar distribusi dapat digunakan dengan praktis
sehingga dapat dilaksanakan.
Pedoman umum dasar distribusi biaya tidak langsung dapat
dilihat pada tabel II.1
Tabel II. 1 Pedoman Umum Dasar Distribusi Biaya Tidak Langsung
Jenis Biaya Tidak Langsung Dasar distribusi pada setiap fungsi 1. Kesejahteraan karyawan Jumlah karyawan setiap
fungsi
2. Asuransi aktiva tetap Nilai aktiva tetap setiap fungsi
3. Penyusutan bangunan Luas lantai bangunan yang digunakan setiap fungsi
4. Telepon Frekuensi dan lamanya waktu calling
(sambungan)
5. Gaji manajer pemasaran Jumlah karyawan setiap fungsi
6. Sewa bangunan Luas lantai bangunan setiap fungsi
2. Menetapkan satuan pengukur jasa yang dihasilkan oleh
setiap fungsi satuan pengukur jasa akan dipakai untuk :
a. Menentukan persamaan dari anggaran fleksibel dan tarif
biaya setiap fungsi.
b. Dasar alokasi biaya pemasaran dari setiap fungsi ke
dalam setiap pusat laba tertentu yang merupakan usaha
pemasaran, misalnya kepada setiap daerah pemasaran,
atau setiap jenis produk, atau pusat laba yang lain secara
adil, teliti, dan praktis.
Selain pedoman umum, satuan pengukur jasa yang
dihasilkan oleh setiap fungsi dapat dipilih dasar seperti
tampak pada tabel II. 2.
Tabel II. 2 Satuan Pengukur Jasa
Fungsi Pemasaran Satuan Pengukur Jasa 1. Penjualan - Jumlah rupiah hasil
Tabel II. 2 Satuan Pengukur Jasa (lanjutan)
4. Pak dan Pengiriman - Berat produk yang dikirim dengan jarak
c. Pengumpulan biaya pemasaran yang sesungguhnya
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengumpulan biaya
pemasaran yang sesungguhnya adalah sebagai berikut :
1. Atas dasar dokumen atau bukti transaksi dicatat dalam jurnal
biaya pemasaran dan rekening buku besar pembantu biaya
pemasaran.
2. Mendistribusikan biaya pemasaran sesungguhnya kepada
setiap fungsi yaitu : fungsi promosi dan advertensi, fungsi
penjualan, fungsi penggudangan, fungsi pengepakan dan
pengiriman, fungsi pemberian kredit dan penagihan serta
fungsi administrasi pemasaran. Dalam mendistribusikan
biaya ini menggunakan cara dan dasar distribusi biaya
pemasaran dianggarkan.
3. Mengalokasikan biaya pemasaran sesungguhnya dari setiap
fungsi ke dalam setiap pusat laba yang digunakan dalam
menganalisa efektivitas usaha pemasaran. Dari langkah ini
manajemen akan memperoleh infoemasi apakah realisasi
usaha pemasaran telah sesuai dengan yang direncanakan
d. Analilsis penyimpangan biaya pemasaran
Pengawasan biaya pemasaran tidak cukup hanya dengan
menentukan probabilitas setiap pusat laba dalam usaha
pemasaran. Dalam hal ini tidak kalah pentingnya adalah
dengan efisien, untuk tujuan tersebut perlu mengukuru kegiatan
setiap fungsi pemasaran dengan menggunakan tarif yang
dianggarkan atau standar. Apabila dalam menilai efektifitas
fungsi pemasaran digunakan standar, harus diperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menggolongkan biaya pemasaran sesuai dengan fungsi
kegiatan pemasaran agar dapat menggambarkan tingkat
pertanggungjawaban manajemen atas biaya pemasaran.
b. Memilih dasar atau satuan pengukur yang relatif adil, teliti
dan praktis untuk setiap fungsi dan selanjutnya dipakai
sebagai dasar penentuan tarif standar dengan menganalisa
oenympangan biaya yang terjadi.
c. Menentukan besarnya tarif standar untuk setiap fungsi.
d. Menentukan besarnya biaya yang dibebankan pada setiap
fungsi atas dasar tarif standar.
e. Mengumpulkan biaya yang sesungguhnya hanya terjadi
untuk setiap fungsi.
f. Membandingkan biaya yang dibebankan berdasar standar
dengan biaya yang sesungguhnya terjadi untuk setiap
D. Hasil Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
anggaran dan biaya pemasaran diantaranya adalah:
1. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pemasaran (Studi
Kasus Pada UD. Kartika Plastik) (Nofianti:2005) menunjukkan:
Proses langkah-langkah pengendalian anggaran biaya pemasaran
yang dilakukan oleh UD. Kartika Plastik sesuai dengan teori,
sehingga dapat dikatakan bahwa proses langkah-langkah
pengendalian anggaran biaya pemasaran pada UD. Kartika Plastik
sudah tepat. Pada tahun 2001 biaya pemasaran UD. Kartika Plastik
untuk semua fungsi pemasaran dapat dikatakan belum sepenuhnya
terkendali. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya penyimpangan
yang melebihi batas toleransi -3% untuk fungsi pengepakan dan
pengiriman (4,3%) hal ini disebabkan karena adanya beberapa
pembatalan pengriman barang dari pihak pemesan.
Pada tahun 2002 biaya pemasaran untuk setiap fungsi pemasaran
belum dapat dikatakan terkendali, karena terdapat tiga fungsi yang
melebihi batas toleransi 3% yaitu fungsi penjualan 6,97%, fungsi
penggudangan gudang 3,54%, fungsi pengepakan danpengiriman
3,52%. Pada tahun 2003, fungsi akuntansi pemasaran kembali
mengalami penyimpangan yang melebihi batas toleransi 3% yaitu
pengepakan dan pengiriman sehingga biaya pemasaran untuk
setiap fungsi pemasaran dapat dikatakan terkendali.
2. Evaluasi Implementasi Angaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya
Pemasaran (Studi Kasus Pada PT Madubaru (PG Madukismo)
(Yashinta:2010) menunjukkan:
Proses langkah-langkah penyusunan anggaran biaya pemasaran
yang dilakukan oleh PG Madukismo pada langkah pertama tidak
sesuai dengan teori, karena pada langkah pertama yaitu menyusun
anggaran biaya pemasaran atas jenis atau elemen biaya pemasaran,
PG Madukismo secara langsung menggolongkan biaya semi
variabel ke biaya variabel. Total selisih pada tahun 2009 yaitu
tidak terkendali (TT). Hal ini dapat dilihat dari total selisih pada
tiap fungsi pemasaran yang lebih dari batas toleransi
penyimpangan yang ditetapkan oleh PG Madukismo yaitu 10%.
Untuk fungsi penjualan total selisih sebesar Rp 45.863.544 atau
41,38%. Sedangkan untuk fungsi penggudangan total selisihnya
sebesar Rp 62.615.660 atau 47,28%. Fungsi pembungkusan dan
pengiriman mengalami total selisih sebesar Rp 57.825.480 atau
40.9%. dan fungsi administrasi mengalami total selisih sebesar Rp
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan metode kuantitatif
yang didukung dengan data kualitatif pada PT Indolakto. Penelitian ini
dikatakan sebagai studi kasus karena penulis mengadakan penelitian
langsung terhadap perusahaan untuk pengumpulan data dengan
mengambil data yang relevan. Masing-masing data tersebut dianalisis dan
ditarik suatu kesimpulan dimana kesimpulan tersebut hanya berlaku bagi
subyek dan obyek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Indolakto, Jakarta bulan Februari
2017.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah:
a. Pimpinan perusahaan.
Untuk mengetahui alasan memilih lokasi perusahaan, tugas dan
wewenang pada masing-masing bagian perusahaan, dan
b. Kepala bagian pemasaran.
Untuk mengetahui proses pembuatan dan penyusunan anggaran
pemasaran, batas toleransi perusahaan pada anggaran pemasaran,
jumlah karyawan bagian pemasaran dan sebagainya.
c. Kepala bagian human resource development.
Untuk mengetahui jaminan sosial kesejahteraan karyawan, jam dan
hari kerja, dan sebagainya.
2. Obyek penelitian adalah:
a. Anggaran biaya pemasaran PT Indolakto tahun 2015.
b. Biaya pemasaran sesungguhnya PT Indolakto tahun 2015.
c. Proses penyusunan anggaran yang terdapat di dalam perusahaan.
D. Data yang Dicari
1. Gambaran umum perusahaan.
2. Anggaran biaya pemasaran PT Indolakto tahun 2015.
3. Biaya pemasaran sesungguhnya PT Indolakto tahun 2015.
4. Proses penyusunan anggaran biaya pemasaran.
E. Teknis Pengumpulan Data
1. Teknik wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara
langsung dengan subyek penelitian untuk memperoleh informasi
maupun data mengenai kegiatan pemasaran serta penyusunan anggaran
biaya pemasaran.
2. Teknik dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan mengumpulkan dan
mencatat data atau keterangan dari buku-buku catatan dan
laporan-laporan yang dimiliki perusahaan berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Data-data yang dicari dari dokumentasi seperti data anggaran
perusahaan dan data lain yang mendukung penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab masalah pertama teknik yang dipakai adalah:
1. Mendeskripsikan langkah-langkah penyusunan anggaran pemasaran
menurut PT Indolakto.
2. Membandingkan antara langkah-langkah penyusunan anggaran
pemasaran menurut PT Indolakto dengan langkah-langkah penyusunan
anggaran yang sesuai dengan teori. Setelah semua langkah-langkah
penyusunan anggaran pemasaran menurut PT Indolakto dibandingkan
dengan langkah-langkah penyusunan anggaran menurut teori, maka
3. Menganalisis perbedaan langkah-langkah penyusunan anggaran
pemasaran menurut PT indolakto dengan langkah-langkah penyusunan
anggaran yang sesuai dengan teori.
Untuk menjawab masalah kedua teknik yang dipakai adalah:
1. Mencari selisih antara anggaran dan realisasi biaya pemasaran.
2. Menganalisis penyebab terjadinya selisih pada setiap elemen biaya
pemasaran dengan cara membandingkan anggaran dan realisasinya.
3. Membandingkan selisih realisasi anggaran dengan selisih kapasitas
sesungguhnya agar dapat diketahui sifat selisih tersebut sebenarnya
menguntungkan atau merugikan, terkendali atau tidak terkendali pada
setiap fungsinya, dan untuk mengetahui apakah ada ketidak efisienan