• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi proses penyusunan anggaran dan pengendalian biaya pemasaran (studi kasus pada PT Indolakto)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi proses penyusunan anggaran dan pengendalian biaya pemasaran (studi kasus pada PT Indolakto)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN

(Studi Kasus pada PT Indolakto)

SKRIPSI

Digunakan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Laurensius Lusiano Michael Nim : 132114030

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSETAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

EVALUASI PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN

(Studi Kasus pada PT Indolakto)

SKRIPSI

Digunakan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Laurensius Lusiano Michael Nim : 132114030

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSETAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

There is no purpose for life, unless you create it for yourself

.”

Jerome Jarre

I will stop at nothing to achieve my goal and i will continue my

pursuit no matter the opposition.

Casey Neistat

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati

Kedua orang tuaku tercinta, Benedictus dan Rita

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

EVALUASI PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN

(Studi Kasus pada PT Indolakto)

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 21 Juli 2017 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Laurensius Lusiano Michael

Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 132114030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN

(Studi Kasus pada PT Indolakto)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan,

mendistribusikan secara terbatas, dam mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt. CA. selaku pembimbing skripsi

dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis

selama menjalani perkuliahan dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Orang tua dan kakak penulis yang selalu menjadi semangat bagi penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Sahabat-sahabat penulis (Juna, Yosi, Theo, Oscar, Reno, Tiara, Riri) yang

selalu membantu dan menemani penulis selama kuliah.

5. Kezia yang selalu memberikan semangat dalam penulisan skripsi.

(9)

viii

7. Teman-teman MPAT Bu Reni yang saling memberikan nasehat dalam

proses penyelesaian skripsi.

8. Teman-teman mahasiswa akuntansi 2013 atas dukungan dan

kebersamaannya selama perkuliahan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 15 Juni 2017

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

5. Anggaran Tahunan Perusahaan Manufaktur ... 14

6. Proses Penyusunan Anggaran... 15

7. Tahap-tahap Penyusunan Anggaran ... 18

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran .. 21

B. Pemasaran ... 23

C. Biaya ... 23

1. Pengertian Biaya ... 23

2. Penggolongan Biaya ... 24

3. Memisahlan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel ... 29

4. Biaya dan Fungsi Pemasaran ... 31

(11)

x

D. Hasil Penelitian Terdahulu ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Jenis Penelitian ... 47

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 47

D. Data yang Dicari ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ... 49

F. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 51

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 51

B. Lokasi Perusahaan ... 53

C. Struktur Organisasi ... 54

D. Kegiatan perusahaan ... 59

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Penyusunan Anggaran Pemasaran pada PT Indolako ... 62

B. Perbandingan Antara Langkah-langkah Penyusunan Anggaran PT Indolakto dengan Teori ... 64

C. Analisis Kesesuaian Proses Penyusunan Anggaran Pemasaran . 70 D. Pembahasan ... 74

BAB VI PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Keterbatasan Penelistian ... 81

C. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Pedoman Umum Dasar Distribusi Tidak Langsung ... 40

Tabel II.2 Pedoman Umum Satuan Pengukur Jasa Setiap Fungsi Pemasaran ... 41

Tabel V.1 Perbandingan Analisis Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran ... 64

Tabel V.2 Anggaran Biaya Pemasaran PT Indolakto Tahun 2015 ... 66

Tabel V.3 Alat Satuan Pengukur Jasa PT Indolakto ... 67

Tabel V.4 Biaya Pemasaran Sesungguhnya PT Indolakto tahun 2015 ... 68

Tabel V.5 Satuan Kapasitas Sesungguhnya PT Indolakto Tahun 2015 ... 69

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

xiii

ABSTRAK

EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN BIAYA PEMASARAN

(Studi Kasus Pada PT Indolakto)

Laurensius Lusiano Michael NIM : 132114030 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian proses penyusunan anggaran dan untuk mengetahui fungsi anggaran sebagai alat pengendali.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan untuk rumusan masalah pertama adalah membandingkan proses penyusunan anggaran biaya pemasaran dengan teori. Untuk rumusan masalah kedua tekhik analisis yang digunakan adalah membandingkan antara anggaran dan realisasi biaya pemasaran dan menganalisis selisih anggaran pada setiap fungsi anggaran biaya pemasaran.

Hasil penelitian menunjukkan proses penyusunan anggaran biaya pemasaran sudah sesuai dengan teori dan realisasi biaya pemasaran sudah terkendali pada fungsi penggudangan karena tidak melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan oleh PT Indolakto yaitu 5%. Fungsi yang belum terkendali adalah fungsi penjualan, fungsi pembungkusan dan pengiriman, fungsi administrasi pemasaran, fungsi advertensi dan promosi, dan fungsi kredit dan penagihan.

(15)

xiv

ABSTRACT

EVALUATION OF BUDGET PREPARATION AND MARKETING COST CONTROL

(A Case Study at PT Indolakto)

Laurensius Lusiano Michael marketing budget at PT Indolakto and to determine the function of the budget as a controling tool.

This study was a case study. This sudy obtatined the data by interviews and documentaion. The data analysis technique for the first resecarch question was done by comparing between making marketing cost budget in PT Indolakto with those in the theory. Meanwhile, the second was done by comparing the budget and realization of marketing costs and analyzing the budget gap on each function of the marketing budget. The research was conducted at PT Indolakto.

The result of the research shows that the process of budget preparation of marketing cost is in accordance with the theory and the realization of marketing cost is controlled in the warehouse function because it does not exceed the tolerance limit set by PT Indolakto that is 5%. Besides, the uncontrolled functions is the sales function, the packaging and delivery function, marketing administration functions, advertising and promotional functions, and credit and billing functions.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian indonesia saat ini berada pada kondisi yang baik

dan stabil, hal ini dibuktikan dengan data BPS yang menunjukkan

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 yaitu 5,02% melebihi

pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 yaitu 4,88%. Dalam

menyikapi hal ini tentunya setiap perusahaan memiliki strategi untuk

menjalankan usahanya dengan lebih baik sehingga perusahaan mampu

memperoleh laba yang optimal. Perusahaan akan membuat sistem

manajemen yang baik guna meningkatkan daya saing dengan perusahaan

lain.

Perusahaan harus menyusun strategi dan rencana baik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang dan strategi tersebut disusun secara

bertahap dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

strategi agar tujuan perusahaan tercapai. Salah satunya ialah menyusun

anggaran. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan.

Dalam hubungannya dengan sistem pengendalian manajemen, proses

penyusunan anggaran merupakan rencana yang didasarkan atas dampak

rencana kerja tersebut terhadap laba. Sistem penganggaran memiliki peran

yang penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Keberhasilan anggaran

(17)

manakah anggaran dapat memenuhi fungsi-fungsinya. Permasalahan yang

dihadapi adalah apakah sistem penganggaran yang diterapkan perusahaan

dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian manajemen

untuk mencapai tujuan perusahaan dengan maksimal.

Dalam kaitannya dengan pemasaran sistem penganggaran yang

diterapkan dengan baik akan membantu perusahaan untuk mengetahui

jumlah rincian biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran yang

dapat digunakan untuk perencanaan dan pengarahan usaha pemasaran.

Kegiatan pemasaran perlu diprioritaskan oleh perusahaan karena kegiatan

pemasaran berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan

perusahaan.

Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang

ada maupun pembeli potensial. Pemasaran yang berhasil akan membuat

produksi menjadi meningkat, namun untuk menunjang keberhasilan

pemasaran diperlukan berbagai macam biaya seperti biaya advertensi dan

biaya penjualan.

Menurut Mulyadi (2015: 487) dalam arti luas biaya pemasaran

meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai diproduksi dan

disimpan dalam gudang sampai produk tersebut diubah kembali dalam

(18)

Menurut Supriyono (2014: 200) untuk dapat memasarkan produk

dengan sukses, perusahaan harus menggunakan konsep pemasaran yang

baik, yaitu bagaimana melayani langganan atau pembeli yang dapat

memuaskan mereka tetapi perusahaan dapat pula memperoleh laba yang

diharapkan.

Penyusunan anggaran dan pengendalian biaya pemasaran

merupakan kegiatan yang saling berkaitan. Ada beberapa cara

mengelompokkan biaya pemasaran diantaranya menurut jenis biaya dan

obyek pengeluaran. Banyak manfaat yang akan didapatkan oleh

perusahaan dengan adanya analis biaya pemasaran. Selain untuk

penentuan besarnya biaya. Analisis biaya pemasaran bermanfaat untuk

perencanaan dan pengarahan usaha pemasaran.

Anggaran sebagai alat pengendalian biaya pemasaran memberikan

kontribusi besar bagi perusahaan untuk menghindari kerugian. Apabila

tidak adanya pengukuran dan evaluasi terhadap biaya pemasaran,

perusahaan tidak akan mengetahui posisinya, tingkat keberhasilan serta

tingkat kegagalannya.

Beberapa peneliti telah meneliti mengenai anggaran dan kaitannya

pengendalian biaya pemasaran. Nofianti (2005) melakukan penelitian di

UD Kartika Plastik dari tahun 2001-2003 menunjukkan bahwa proses

pembuatan anggaran sesuai dengan teori namun setiap tahun ada fungsi

pemasaran yang tidak terkendali. Yashinta Anastasia (2010) melakukan

(19)

anggaran ada yang tidak sesuai dengan teori dan total selisih menunjukkan

angka yang besar yaitu 141,13%.

Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil dari penelitian

terdahulu yang menunjukkan hasil yang tidak terkendali, maka penulis

tertarik untuk meneliti “Evaluasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian

Biaya Pemasaran” pada perusahaan untuk mengetahui bagaimana cara kerja perusahaan manufaktur dalam menyusun dan mengendalikan

anggaran biaya pemasaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah proses penyusunan anggaran biaya pemasaran yang dibuat

oleh PT Indolakto sudah sesuai dengan teori?

2. Apakah realisasi biaya pemasaran pada PT Indolakto sudah terkendali?

C. Batasan Masalah

Peneliti membatasi kegiatan pemasaran berdasarkan fungsi

pemasaran. Anggaran yang digunakan adalah anggaran pemasaran dan

(20)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses penyusunan anggaran biaya pemasaran PT Indolakto apakah sudah sesuai dengan teori atau belum.

2. Untuk mengetahui realisasi biaya pemasaran PT Indolakto apakah sudah terkendali atau belum.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi perusahaan mengenai

penerapan perusahaan dalam efisiensi anggaran biaya pemasaran dan

dapat digunakan untuk penentuan kebijakan di masa yang akan datang.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat dijadikan koleksi pustaka Universitas Sanata

Dharma khususnya dalam bidang penganggaran dan pemasaran.

3. Bagi Penulis

Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan ilmu secara langsung

mengenai langkah-langkah penyusunan dan pengendalian anggaran

(21)

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini menjelaskan teori-teori yang mendukung untuk

pengolahan data.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan

tempat penelitian, data yang akan dicari, subjek dan objek

penelitian, jenis data, tekhnik pengumpulan data, dan

tekhnik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan yang

berkaitan dengan sejarah perusahaan, letak perusahaan,

struktur organisasi, bentuk badan usaha dan jenis usahanya,

serta data yang relevan yang mendukung penelitian.

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan analisis data yang telah dilakukan di

(22)

BAB VI Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran, serta keterbatasan

(23)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Anggaran

1. Pengertian Anggaran

a. Menurut Munandar (2007: 1) Anggaran adalah suatu rencana

yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan

perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter

yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan

datang.

b. Menurut Steven M. Bragg (2014: 1) Angggaran adalah

dokumen tentang ramalan hasil dan posisi keuangan

perusahaan bisnis tertentu, untuk satu atau lebih periode.

2. Keuntungan Anggaran

Anggaran mempunyai banyak manfaat dalam perusahaan.

kegunaan pokok anggaran menurut Supriyono (2014: 18), yaitu:

a. Penyusunan anggaran merupakan kekuatan manajemen dalam

menyusun perencanaan, di mana manajemen melihat ke depan

untuk menentukan tujuan perusahaan yang dinyatakan di dalam

ukuran finansial.

b. Anggaran dapat digunakan alat koordinasi berbagai kegiatan

perusahaan, misalnya koordinasi antara kegiatan penjualan

(24)

c. Implementasi anggaran dapat menciptakan alat untuk

pengawasan kegiatan perusahaan. Penyimpangan antara

anggaran dengan realisasi dihitung dan di analisa, dan

manajemen dapat mengetahui penyebab adanya penyelewengan

tersebut.

d. Berdasar teknik yang digunakan di dalam anggaran, manajemen

dapat memeriksa dengan seksama penggunaan sumber ekonomi

yang dimiliki perusahaan apakah dapat berdaya guna (efisien)

atau berhasil guna (efektif).

e. Pemakaian anggaran mengakibatkan timbulnya suasana yang

bersemangat untuk memperoleh laba. Timbul kesadaran tentang

pentingnya biaya sebelum dana disediakan. Tekanan anggaran

bukan semata-mata menekan biaya akan tetapi adalah

memaksimalkan laba dalam jangka panjang, dan tambahan

biaya yang dibenarkan apabila tambahan biaya tersebut

diperkirakan dapat meningkatkan laba.

f. Pemakaian anggaran dapat mendorong dipakainya standar

sebagai alat pengukur prestasi suatu bagian atau individu di

dalam organisasi perusahaan.

g. Pemakaian anggaran dapat membantu manajemen di dalam

pengambilan keputusan untuk memilih beberapa alternatif yang

mungkin dilaksanakan misalhnya : membuat atau membeli,

(25)

khusus, mendorong atau mengurangi produk tertentu dan

sebagainya.

3. Keterbatasan Anggaran

Terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran. Menurut

Supriyono (2014: 18-19) kelemahan tersebut antara lain:

a. Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atas kegiatan

yang akan datang, ketepatan dari estimasi sangat tergantung

kepada pengalaman dan kemampuan dari estimator atau

proyektor, ketidaktepatan anggaran berakibat tidak dapat

dipakai sebagai alat perencanaan, koordinasi, dan pengawasan

baik.

b. Anggaran harus selalu disesuaikan dengan perubahan kondisi

dan asumsi. Anggaran disusun atas dasar kondisi dan asumsi

tertentu, oleh karena itu perubahan kondisi dan asumsi yang

mendasari penyusunan anggaran mengharuskan adanya revisi

anggaran agar anggaran tersebut dapat digunakan sebagai alat

pengendalian. Perubahan kondisi dan asumsi misalnya dapat

berupa: laju inflasi atau kebijakan pemerintah dibidang

ekonomi

c. Anggaran dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya hanya

apabila semua pihak, terutama manajer-manajer perusahaan,

(26)

bertanggung jawab atas tercapainya tujuan yang telah

ditentukan di dalam anggaran.

d. Semua pihak di dalam perusahaan perlu menyadari bahwa

anggaran adalah alat untuk mengendalikan biaya, akan tetapi

tidak dapat menggantikan fungsi manajemen dan “judgement

manajemen masih diperlukan atas dasar pengetahuan dan

pengalamannya.

4. Jenis-jenis Anggaran

Untuk memudahkan dalam penyusunan anggaran maka anggaran

perlu dikelompokkan. Pengelompokkan anggaran dibagi dalam

beberapa jenis. Menurut Nafarin (2007: 31-35) , antara lain:

a. Menurut dasar penyusunan , anggaran terdiri dari:

1. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun

berdasarkan interval kepastian tertentu dan pada intinya

merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada

tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

2. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan

suatu tingkat kepastian tertentu disebut juga anggaran statis.

b. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:

1. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk

suatu periode tertentu. Umumnya periode satu tahun, yang

(27)

2. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk

memperbaiki anggaran yang telah dibuat.

c. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari:

1. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran

yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu

tahun.

2. Anggaran jangka panjang (anggaran strategi) adalah

anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu

tahun.

d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari:

1. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun

anggaran laporan laba rugi.

2. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun

anggaran neraca. Anggaran keuangan terdiri dari:

a. Anggaran kas.

b. Anggaran piutang.

c. Anggaran persediaan.

d. Anggaran utang.

e. Anggaran neraca.

e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:

1. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari

(28)

2. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak

secara lengkap, anggaran hanya menyusun bagian bagian

tertentu saja.

f. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:

1. Anggaran apropriasi (appropriation budget) adalah anggaran yang dibentuk untuk tujuan tertentu dan tidak

boleh digunakan untuk tujuan lain.

2. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan

dalam organisasi (perusahaan) yang dikeluarkan oleh

masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

5. Anggaran Tahunan Perusahaan Manufaktur

Menurut Supriyono (2014: 20-21) pada perusahaan manufaktur

dapat disusun program anggara tahunan dalam bentuk anggaran

operasional (master) yang merupakan koordinasi antara:

a. Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan dapat disusun berdasar jenis produk yang

dijual, daerah penjualan, atau faktor lainnya, atau kombinasi

beberapa faktor tersebut.

b. Anggaran Produksi:

1. Anggaran biaya produksi.

a. Anggaran biaya bahan.

(29)

c. Anggaran biaya overhead pabrik.

2. Anggaran Persediaan.

3. Anggaran Pembelian.

c. Anggaran Biaya Komersial dan Finansial:

1. Anggaran biaya distribusi atau pemasaran.

2. Anggaran biaya administrasi dan umum.

3. Anggaran biaya finansial (keuangan).

d. Anggaran Kas yang Meliputi:

1. Anggaran penerimaan kas.

2. Anggaran pengeluaran kas.

e. Anggaran Pengeluaran Modal:

1. Anggaran penggantian aktiva tetap.

2. Anggaran penambahan aktiva tetap.

3. Anggaran ekspansi.

6. Proses Penyusunan Anggaran

Menurut Sofyan Syafri H. (2001: 83-84) proses penyusunan

anggaran adalah sebagai berikut:

a. Anggaran Puncak-Bawahan (Top-Down Budgeting)

Top-Down Budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran ditentukan oleh manajemen puncak dengan

sedikit atau bahkan tidak ada konsultasi dengan manajemen

tingkat bawah. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak

(30)

tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini biasa terjadi

dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian

cukup untuk menyusun suatu budget. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim untuk menyusunnya.

b. Anggaran Bawahan-Atasan (Bottom-Up Budgeting)

Bottom-Up budgeting adalah prosedur penyusunan anggaran dimana anggaran disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan

anggaran tersebut, kemudian anggaran akan diberikan oleh

pihak yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuannya.

c. Metode Campuran (Top-Down dan Bottom-Up)

Di sini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari

atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan

oleh karyawan. Jadi, ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan

dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.

Sedangkan menurut Supriyono (2000: 49-50) anggaran

memerlukan proses penyusunan. Penyusunan anggaran adalah

proses akuntansi dan juga proses manajemen. Proses akuntansi

berarti penyusunan anggaran merupakan studi terhadap

mekanisme, prosedur untuk merakit data, dan membentuk

anggaran. Proses manajemen berarti penyusunan anggaran

merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam

(31)

Penyusunan anggaran berhubungan dengan peran departemen

anggaran dan komite anggaran. Departemen anggaran adalah

departemen yang bertugas mengadministrasikan aliran informasi

sistem pengendalian melalui anggaran. Fungsi departemen ini

adalah:

a. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyusunan anggaran.

b. Mengkoordinasikan dan menerbitkan setiap asumsi-asumsi

dasar yang dikeluarkan kantor pusat untuk digunakan dalam

menyusun anggaran.

c. Menjamin bahwa informasi dikomunikasikan secara wajar di

antara unit-unit organisasi yang saling berhubungan.

d. Membantu pusat-pusat pertanggungjawaban di dalam menyusun

anggaran.

e. Menganalisis usulan anggaran dan membuat rekomendasi, pada

penyusun anggaran dan selanjutnya pada manajemen puncak.

f. Menganalisis laporan prestasi sesungguhnya dibandingkan

anggarannya, menginterpretasikan hasilnya dan menyiapkan

laporan ringkas untuk manajemen puncak.

g. Mengadministrasikan proses pengubahan atau penyesuaian

anggaran selama tahun yang bersangkutan.

h. Mengkoordinasikan dan secara fungsional mengendalikan

(32)

Komite anggaran adalah komite dibentuk oleh manajemen puncak

untuk mengkoordinasi proses manajemen dalam penyusunan

anggaran. Tugas-tugas komite anggaran mencakup:

a. Mengusulkan kepada manajemen puncak mengenai pedoman

umum penyusunan anggaran.

b. Menyebarkan pedoman tersebut setelah disetujui manajemen

puncak.

c. Mengkoordinasikan berbagai macam usulan anggaran yang

disusun secara terpisah oleh berbagai unit organisasi.

d. Menyelesaikan perbedaan yang timbul di antara usulan anggaran

e. Menyerahkan anggaran final pada manajemen puncak dan

dewan komisaris untuk disahkan.

f. Mendistribusikan anggaran yang telah disahkan kepada berbagai

unit organisasi.

Anggaran biasanya berjangka waktu satu tahun dan dirinci untuk

setiap semester atau setiap triwulan, atau setiap bulan selama tahun

yang bersangkutan. Langkah-langkah di dalam penyusunan

anggaran biasanya sebagai berikut:

a. Menentukan pedoman perencanaan.

b. Menyiapkan anggaran penjualan.

c. Menyiapkan komponen anggaran lainnya.

d. Perundingan untuk menyesuaikan rencana final setiap

(33)

e. Mengkoordinasi dan menelaah komponen-komponen anggaran.

f. Pengesahan anggaran final.

g. Pendistribusian anggaran yang telah disahkan.

7. Tahap-tahap Penyusunan Anggaran

Menurut Supriyono (2000: 51-53) tahap-tahap penyusunan

anggaran adalah sebagai berikut:

a. Memahami SWOT

Manajemen puncak atau “Chief Executive Officer (CEO)”

menganalisis informasi masa lalu dan perubahan lingkungan

luar melalui analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) atau kekepan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) yang dimiliki organisasi dari

lingkungannya.

b. Memahami perumusan strategi dan perencanaan strategis

Atas dasar SWOT, manajemen puncak menyusun perumusan

strategi yaitu proses penentuan tujuan dan strategi pokok yang

akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Mengkomunikasikan tujuan, strategi pokok, dan program

Manajemen puncak selanjutnya mengkomunikasikan SWOT,

tujuan strategi, dan program yang telah ditetapkan kepada

komite anggaran, para manajer divisi, dan para manajer di

bawahnya agar mereka mengetahui dan memahami lingkungan

(34)

yang akan dilaksanakan, serta program yang mendasari

anggaran yang akan disusunnya.

d. Memilih taktik, mengkoordinasi dan mengawasi operasi

Manajer divisi atas dasar SWOT, tujuan, strategi, dan program

yang telah ditetapkan selanjutnya memilih taktik yang akan

digunakan. Taktik adalah cara-cara yang akan digunakan untuk

melaksanakan program. Selanjutnya manajer departemen

membuat keputusan pengoperasian. Keputusan pengoperasian

digunakan untuk mengkoordinasi kegiatan di bawah

departemennya. Manajer seksi bertanggung jawab

merencanakan pengendalian operasional. Pengendalian

operasional adalah proses digunakan untuk mengarahkan

aktivitas-aktivitas operasional di semua seksi agar efisien dan

efektif.

e. Menyusun usulan anggaran

Setiap manajer divisi menyusun dan mengkoordinasikan

penyusunan anggaran untuk bagian organisasi di bawahnya

yaitu departemen. Demikian pula manajer departemen juga

menyusun dan mengkoordinasikan anggaran bagian organisasi

di bawahnya yaitu seksi. Usulan anggaran semua divisi

(35)

f. Menyarankan revisi atau usulan anggaran

Komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan anggaran

setiap divisi agar terdapat penyelarasan dengan anggaran divisi

yang lain dan sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan

organisasi yang telah ditentukan oleh manajemen puncak.

g. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi

anggaran perusahaan

Setelah usulan anggaran direvisi oleh setiap divisi yang

bersangkutan dan revisinya telah disetujui oleh komite

anggaran, maka komite merakit usulan tersebutmenjadi

anggaran perusahaan.

h. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan

Anggaran perusahaan mungkin masih memerlukan revisi

sebelum disahkan oleh manajemen puncak menjadi anggaran

perusahaan yang resmi. Setelah dilakukan revisi, anggaran

tersebut disahkan dan didistribusikan pula ke setiap divisi dan

bagian organisasi di bawahnya sebagai pedoman pelaksanaan

(36)

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran

Menurut Munandar (2007:11-12) faktor-faktor yang

mempengaruhi anggaran antara lain:

a. Data dan informasi internal, yaitu data dan informasi yang

terdapat di dalam perusahaan sendiri, sehingga jika ingin

mengetahui dan mengumpulkannya cukup dengan melihat

catatan-catatan perusahaan sendiri. Data internal semacam ini

misalnya:

1. Data penjualan waktu-waktu yang lalu.

2. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah

harga jual, syarat pembayaran produk yang dijual, jaringan

saluran distribusi dan sebagainya.

3. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.

4. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya

(kuantitas) maupun keterampilan dan keahliannya

(kualitas).

5. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.

6. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, seperti

gudang, kendaraan pengangkut, dan sebagainya.

7. Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan

pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, yaitu fungsi

(37)

(pembelanjaan), fungsi administrasi, dan fungsi

pengelolaan sumber daya manusia.

b. Data dan informasi eksternal, yaitu data dan informasi yang

terdapat di luar lingkungan perusahaan sendiri, tetapi dirasa

mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kehidupan

perusahaan. Dengan demikian, jika ingin mengetahui dan

mengumpulkannya, maka harus dicari ke luar lingkungan

perusahaan. Data eksternal semacam ini misalnya:

1. Keadaan persaingan.

2. Kondisi perusahaan pesaing.

3. Jumlah penduduk.

4. Tingkat pertumbuhan penduduk.

5. Tingkat penghasilan penduduk.

6. Tingkat pendidikan penduduk.

7. Tingkat penyebaran penduduk.

8. Selera dan keinginan konsumen.

9. Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.

10.Ekspor dan impor barang.

11.Berbagai kebijakan pemerintah, baik di bidang ekonomi,

politik, hukum, sosial, budaya maupun keamanan.

12.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

13.Keadaan perekonomian nasional maupun internasional,

(38)

B. Pemasaran

Menurut Kotler (2004: 7) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial yang didalam individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak

lain. Menurut Boyd (2000: 4) Pemasaran adalah suatu proses yang

melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu

dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

melalui pertukaran dengan pihak lain. Menurut Downey (2002: 3)

Pemasaran didefenisikan sebagai telaah terhadap aliran produk secara

fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara sampai

ke tangan konsumen.

C. Biaya

1. Pengertian Biaya

a. Menurut Henry Simamora (2002: 36)

Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk

barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat

ini atau di masa mendatang bagi organisasi.

b.Sedangkan menurut Mulyadi (2015: 8)

Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan

uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan

(39)

2. Penggolongan Biaya

Menurut Mulyadi (2005: 13-16) penggolongan biaya adalah

sebagai berikut:

a. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran.

Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran

merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek

pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran

yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan

bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek

pengeluaran dalam Perusahaan Kertas adalah sebagai berikut:

biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda,

biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga dan biaya

zat warna.

b. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok Perusahaan.

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu

fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan

umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya

dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

1. Biaya produksi.

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan

baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut

obyek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini

(40)

langsung dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi

(convertion cost), yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk

jadi.

2. Biaya pemasaran.

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan

pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan; biaya

promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang

pembeli; gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan

kegiatan pemasaran; biaya contoh (sample). 3. Biaya administrasi dan umum.

Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan

kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh

biaya ini adalah biaya gaji karyawan Bagian Keuangan,

Akuntansi, Personalia dan Bagian Hubungan Masyarakat,

(41)

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu

yang dibiayai.

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen.

Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya

dikelompokkan menjadi dua golongan:

1. Biaya langsung.

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab

satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai.

Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya

langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya

langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu

yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya

langsung departemen (direct departmental cost) adalah semua yang terjadi di dalam departemen tertentu.

2. Biaya tidak langsung.

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak

hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak

langsung dalam hubungnnya dengan produk disebut dengan

istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead

(42)

hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung

adalah biaya yang terjadi di suatu departemen.

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya

dengan perubahan volume kegiatan.

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan,

biaya dapat digolongkan menjadi:

1. Biaya variabel.

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh

biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung.

2. Biaya semivariabel.

Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya

semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya

variabel.

3. Biaya semifixed.

Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah

(43)

4. Biaya tetap.

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam

kisar volume kegiatan tertentu. Contoh dari biaya tetap

adalah biaya gaji.

e. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangaka Waktu Manfaatnya.

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi

menjadi dua:

1. Pengeluaran modal (capital expenditures).

Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat

lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini

pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok

aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati

manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau

deplesi.

2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures).

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya

mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya

pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran

pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan

dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya

tersebut.

Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan

(44)

pencapaian tujuan perusahaan. Penggolongan biaya ini

didasarkan pada hubungan biaya dengan: objek

pengeluaran; fungsi pokok perusahaan yaitu biaya

produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi &

umum: sesuatu yang dibiayai yaitu biaya langsung dan

biaya tidak langsung; volume kegiatan yaitu biaya variabel,

biaya semivariabel, biaya semifixed, dan biaya tetap; dan jangka watu manfaatnya yaitu pengeluaran modal dan

pengeluaran pendapatan.

3. Memisahkan Biaya Tetap dengan Biaya Variabel

Menurut Carter (2009:72) pemisahan biaya tetap dan biaya

variabel diperlukan untuk tujuan-tujuan berikut:

a. Perhitungan tarif biaya overhead yang ditentukan sebelumnya

dan analisis varians.

b. Penyusunan anggaran fleksibel dan analisis varians.

c. Perhitungan biaya langsung dan analisis margin kontribusi.

d. Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba.

e. Analisis biaya diferensial dan komparatif.

f. Analisis maksimalisasi laba dan minimisasi biaya jangka

pendek.

g. Analisis anggaran modal.

h. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk,

(45)

Terdapat tiga metode untuk memisahkan biaya semivariabel

menjadi biaya tetap dan biaya variabel yaitu metode tinggi rendah

(high-low method), metode scattergraph, dan metode kuadrat terkecil (least squares method).

a. Metode tinggi rendah (high-low method)

Metode tinggi-rendah adalah metode yang

memperkirakan biaya pada tingkat kegiatan yang

paling tinggi dan paling rendah di masa lalu dan selisih

biaya yang dihitung yang merupakan unsur biaya

variabel dalam biaya tersebut.

b.Metode scattergraph (Scattergraph Method)

Dalam metode ini, terdapat variabel dependen dan variabel

independen. Variabeldependen mengenai data biaya dan diplot

di garis vertikal atau sumbu y sedangkan variabel independen

mengenai tingkat aktivitas dan diplot di garis horizontal atau

sumbu x. Penggunaan metode scattergraph merupakan

kemajuan dari metode tinggi-rendah karena bukan hanya

menggunakkan dua titik data serta memungkinkan inspeksi

data secara visual untuk menentukan apakah biaya tersebut

tampak terkait dengan aktivitas dan apakah hubungannya

mendekati linear. Namun, metode ini bisa saja menjadi bias

karena garis biaya yang digambar melalui plot data berdasarkan

(46)

c. Metode kuadrat terkecil (least square method).

Metode ini menentukan dengan cara matematis atau

garis regresi linear melalui sekelompok titik, sehingga

jumlah pengkuadratan deviasi (selisih) vertikal antara

titik-titik dengan garis akan minimum. Metode ini

menganggap bahwa hubungan antara biaya dengan

volume kegiatan berbentuk hubungan garis lurus

dengan persamaan garis regresi yaitu y= a + bx, di mana y

merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) yaitu variabel yang perubahannya ditentukan oleh perubahan

pada variabel x yang merupakan variabel bebas

(independent variable).

4. Biaya dan Fungsi Pemasaran

Menurut Mulyadi (2015: 487-489) Biaya pemasaran adalah

semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan

disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah

kembali dalam bentuk uang tunai.

Menurut fungsi pemasaran, biaya pemasaran digolongkan sebagai

(47)

a. Fungsi penjualan.

Fungsi penjualan terdiri dari kegiatan untuk memenuhi

pesanan yang diterima dari pelanggan biaya fungsi-fungsi

penjualan terdiri dari gaji karyawan fungsi penjualan, biaya

depresiasi kantor, biaya sewa kantor.

b. Fungsi advertensi.

Fungsi terdiri dari kegiatan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan order getting melalui kegiatan advertensi dan

promosi. Biaya fungsi advertensi terdiri dari gaji karyawan

fungsi advertensi, biaya iklan, biaya pameran, biaya promosi,

biaya contoh (cost of sample). c. Fungsi penggudangan.

Fungsi penggudangan terdiri dari kegiatan penyimpanan

produk jadi yang siap untuk dijual. Biaya fungsi pengudangan

terdiri dari gaji karyawan bagian gudang, biaya depresiasi

gudang, dan biaya sewa gudang.

d. Fungsi pembungkusan dan pengiriman.

Fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri dari kegiatan

pembungkusan produk dan pengiriman produk kepada

pembeli. Biaya fungsi pembungkusan dan pengiriman terdiri

dari biaya karyawan fungsi pembungkusan dan pengiriman,

biaya pengiriman, biaya depresiasi kendaraan, biaya operasi

(48)

e. Fungsi kredit dan penagihan.

Fungsi kredit terdiri dari kegiatan pemantauan kemampuan

keuangan pelanggan dan penagihan piutang dari pelanggan.

Biaya fungsi kredit dan penagihan terdiri dari gaji karyawan

bagian penagihan, kerugian penghapusan piutang, potongan

tunai.

f. Fungsi akuntansi pemasaran.

Fungsi akuntansi pemasaran terdiri dari kegiatan pembuatan

faktur dan penyelenggaraan catatan akuntansi penjualan. Biaya

fungsi pemasaran terdiri dari gaji karyawan fungsi akuntansi

pemasaran dan biaya kantor.

5. Karakteristik Biaya Pemasaran

Menurut Mulyadi (2015: 489-490) biaya pemasaran memiliki

karakteristik yang berbeda dengan biaya produksi. Karakteristik

biaya pemasaran adalah sebagai berikut:

a. Banyak ragam kegiatan pemasaran ditempuh oleh perusahaan

dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan yang

sejenis produknya, belum tentu menempuh cara pemasaran

yang sama. Hal ini sangat berlainan dengan kegiatan produksi.

Dalam memproduksi produk, pada umumnya digunakan bahan

baku, mesin, dan cara produksi yang sama dari waktu ke

(49)

b.Kegiatan pemasaran seringkali mengalami perubahan sesuai

dengan tuntutan perubahan kondisi pasar. Disamping terdapat

berbagai macam metode pemasaran, seringkali terjadi

perubahan metode pemasaran untuk menyesuaikan dengan

perubahan kondisi pasar. Karena perubahan kebutuhan

konsumen yang menghendaki pelayanan cepat, maka suatu

perusahaan mungkin akan mengganti saluran distribusinya

yang selama ini digunakan. Begitu juga kegiatan perusahaan

pesaing akan mempunyai pengaruh terhadap metode

pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan, sehingga

metode pemasaran produk sangat fleksibel. Hal ini

menimbulkan masalah penggolongan dan interpretasi biaya

pemasaran.

c. Kegiatan pemasaran berhadapan dengan konsumen yang

merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh

perusahaan. Manajemen dapat mengendalikan biaya tenaga

kerja, biaya bahan baku, jam kerja dan jumlah mesin yang

digunakan, tetapi tidak seorangpun dapat mengatakan apa yang

dilakukan oleh konsumen. Dalam kegiatan produksi, efisiensi

diukur dengan melihat jumlah biaya yang dapat dihemat untuk

setiap satuan produk yang diproduksi. Sebaliknya dalam

(50)

ukuran efisiensi meskipun tidak setiap kenaikan volume

penjualan diikuti dengan kenaikan laba.

d. Dalam biaya pemasaran terdapat biaya tidak langsung dan

biaya bersama (joint cost) yang lebih sulit pemecahannya bila dibandingkan dengan yang terdapat dalam biaya produksi. Jika

suatu perusahaan menjual berbagai macam produk dengan cara

pemasaran yang berbeda-beda diberbagai daerah pemasaran,

maka akan menimbulkan masalah biaya bersama yang

kompleks.

6. Penggunaan Anggaran Untuk Pengendalian Biaya Pemasaran

Teknik dan langkah-langkah pengawasan dan analisis biaya

pemasaran menurut Mulyadi (2015: 490-491):

a. Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya

Dalam cara analisis ini, biaya pemasaran dipecah sesuai

dengan jenis-jenis biaya pemasaran seperti: gaji, biaya iklan,

biaya perjalanan, biaya depresiasi peralatan kantor, biaya

operasi dan pemeliharaan truk dan sebagainya. Dengan analisis

ini manajemen dapat mengetahui rincian jenis biaya

pemasaran, namun tidak dapat memperoleh informasi

mengenai biaya yang telah dikeluarkan untuk menjalankan

kegiatan pemasaran tertentu. Oleh karna itu, cara analisis ini

hanya baik dilakukan jika manajemen tidak menghadapi

(51)

kemampuan tiap-tiap produk yang dijual dalam menghasilkan

laba, cara penjualan yang djalankan dan kemampuan

menghasilkan laba tiap-tiap daerah pemasaran.

b.Analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran

Fungsi pemasaran adalah suatu kegiatan pemasaran yang

memerlukan pengeluaran biaya. Analisis biaya pemasaran

menurut fungsi pemasaran bertujuan untuk pengendalian biaya

dan untuk analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran.

Langkah analisis biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan dengan jelas fungsi-fungsi pemasaran sehingga

dapat ditentukan secara tepat manajer yang bertanggung

jawab untuk melaksanakan fungsi tersebut.

2. Menggolongkan tiap-tiap jenis biaya pemasaran sesuai

dengan fungsinya.

3. Menentukan satuan ukuran jasa yang dihasilkan oleh

tiap-tiap fungsi.

4. Menentukan biaya persatuan kegiatan pemasaran dengan

cara membagi total biaya pemasaran yang dilkeluarkan

untuk fungsi tertentu dengan jumlah satuan jasa yang

(52)

Biaya per satuan kegiatan pemasaran tersebut dipakai sebagai

biaya standar dan digunakan untuk mengendalikan biaya yang

sesungguhnya terjadi.

c. Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran

Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya dan fungsi

pemasaran berguna untuk pengendalian biaya, tetapi tidak

membantu dalam mengarahkan kegiatan pemasaran.

Analisis biaya pemasaran menurut usaha pemasaran dapat

dibagi sebagai berikut:

1. Menurut jenis produk.

2. Menurut daerah pemasaran.

3. Menurut besar pesanan.

4. Menurut saluran distribusi.

Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam mengadakan

analisis biaya pemasaran, baik menurut jenis produk, daerah

pemasaran, besar pesanan maupun menurut saluran distribusi

adalah sebagai berikut:

1. Menggolongkan jenis biaya pemasaran menurut fungsinya.

2. Menentukan jenis analisis yang akan dijalankan.

3. Menggolongkan jenis biaya distribusi ke dalam biaya

langsung, biaya setengah langsung, dan biaya tidak

langsung.

(53)

Sedangkan Teknik dan langkah-langkah pengawasan dan analisis

biaya pemasaran menurut (Supriyono, 2014: 205-210):

a. Menyusun anggaran biaya pemasaran atas dasar jenis atau

elemen biaya pemasaran.

1. Hubungannya dengan kegiatan pemasaran digolongkan

menjadi:

a. Biaya pemasaran langsung.

b. Biaya pemasaran tidak langsung.

Penggolongan biaya pemasaran langsung dan tidak

langsung bermanfaat untuk mendistribusikan setiap jenis

biaya pemasaran. Biaya langsung dapat didistribusikan

secara langsung kepada objek atau pusat biaya tertentu.

Sedangkan biaya tidak langsung harus didistribusikan

dengan dasar tertentu yang relatif adil, tepat, tetapi juga

praktis.

2. Hubungannya dengan variabilitas biaya terhadap volume

atau kegiatan dalam penggolongan ini biaya

dikelompokkan:

a. Biaya pemasaran tetap.

b. Biaya pemasaran variabel.

Penggolongan biaya pemasaran berdasar tingkatan

variabilitasnya terhadap volume atau kegiatan ini

(54)

Terhadap elemen biaya pemasaran yang bersifat semi

variabel harus dipisahkan ke dalam elemen biaya tetap dan

elemen biaya variabel dengan menggunakan teknik

tertentu.

3. Penggolongan biaya pemasaran dihubungkan dengan dapat terkendalikan atau tidaknya suatu biaya, dalam hal

ini biaya dikelompokkan:

a. Biaya pemasaran terkendalikan.

b. Biaya pemasaran tidak terkendalikan.

Penggolongan biata pemasaran terkendalikan dan tidak

terkendalikan bermanfaat untuk tujuan pengendalian biaya

pemasaran. Dalam jangka pendek biaya yang

terkendalikan umumnya adalah elemen biaya variabel dan

biaya tidak terkendalikan umumnya adalah elemen biaya

tetap.

b. Mendistribusikan setiap jenis biaya pemasaran ke dalam setiap

fungsi pemasaran.

Untuk tujuan pengendalian biaya pemasaran perlu disusun

anggaran fleksibel dan tarif biaya untuk setiap fungsi. Untuk

itu langkah-langkah yang ditempuh adalah:

1. Mendistribusikan setiap jenis biaya yang dianggarkan ke

dalam setiap fungsi pemasaran yang ada. Untuk biaya

(55)

setiap fungsi yang menikmatinya, sedangkan untuk biaya

tidak langsung fungsi diperlukan dasar distribusi kepada

setiap fungsi. Dasar distribusi yang dipilih tersebut harus

memiliki syarat:

a. Dasar distribusi harus mencerminkan manfaat dari biaya

yang didistribusikan sehingga distribusinya relatif adil

dan teliti.

b. Dasar distribusi dapat digunakan dengan praktis

sehingga dapat dilaksanakan.

Pedoman umum dasar distribusi biaya tidak langsung dapat

dilihat pada tabel II.1

Tabel II. 1 Pedoman Umum Dasar Distribusi Biaya Tidak Langsung

Jenis Biaya Tidak Langsung Dasar distribusi pada setiap fungsi 1. Kesejahteraan karyawan Jumlah karyawan setiap

fungsi

2. Asuransi aktiva tetap Nilai aktiva tetap setiap fungsi

3. Penyusutan bangunan Luas lantai bangunan yang digunakan setiap fungsi

4. Telepon Frekuensi dan lamanya waktu calling

(sambungan)

5. Gaji manajer pemasaran Jumlah karyawan setiap fungsi

6. Sewa bangunan Luas lantai bangunan setiap fungsi

(56)

2. Menetapkan satuan pengukur jasa yang dihasilkan oleh

setiap fungsi satuan pengukur jasa akan dipakai untuk :

a. Menentukan persamaan dari anggaran fleksibel dan tarif

biaya setiap fungsi.

b. Dasar alokasi biaya pemasaran dari setiap fungsi ke

dalam setiap pusat laba tertentu yang merupakan usaha

pemasaran, misalnya kepada setiap daerah pemasaran,

atau setiap jenis produk, atau pusat laba yang lain secara

adil, teliti, dan praktis.

Selain pedoman umum, satuan pengukur jasa yang

dihasilkan oleh setiap fungsi dapat dipilih dasar seperti

tampak pada tabel II. 2.

Tabel II. 2 Satuan Pengukur Jasa

Fungsi Pemasaran Satuan Pengukur Jasa 1. Penjualan - Jumlah rupiah hasil

(57)

Tabel II. 2 Satuan Pengukur Jasa (lanjutan)

4. Pak dan Pengiriman - Berat produk yang dikirim dengan jarak

(58)

c. Pengumpulan biaya pemasaran yang sesungguhnya

Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengumpulan biaya

pemasaran yang sesungguhnya adalah sebagai berikut :

1. Atas dasar dokumen atau bukti transaksi dicatat dalam jurnal

biaya pemasaran dan rekening buku besar pembantu biaya

pemasaran.

2. Mendistribusikan biaya pemasaran sesungguhnya kepada

setiap fungsi yaitu : fungsi promosi dan advertensi, fungsi

penjualan, fungsi penggudangan, fungsi pengepakan dan

pengiriman, fungsi pemberian kredit dan penagihan serta

fungsi administrasi pemasaran. Dalam mendistribusikan

biaya ini menggunakan cara dan dasar distribusi biaya

pemasaran dianggarkan.

3. Mengalokasikan biaya pemasaran sesungguhnya dari setiap

fungsi ke dalam setiap pusat laba yang digunakan dalam

menganalisa efektivitas usaha pemasaran. Dari langkah ini

manajemen akan memperoleh infoemasi apakah realisasi

usaha pemasaran telah sesuai dengan yang direncanakan

d. Analilsis penyimpangan biaya pemasaran

Pengawasan biaya pemasaran tidak cukup hanya dengan

menentukan probabilitas setiap pusat laba dalam usaha

pemasaran. Dalam hal ini tidak kalah pentingnya adalah

(59)

dengan efisien, untuk tujuan tersebut perlu mengukuru kegiatan

setiap fungsi pemasaran dengan menggunakan tarif yang

dianggarkan atau standar. Apabila dalam menilai efektifitas

fungsi pemasaran digunakan standar, harus diperhatikan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menggolongkan biaya pemasaran sesuai dengan fungsi

kegiatan pemasaran agar dapat menggambarkan tingkat

pertanggungjawaban manajemen atas biaya pemasaran.

b. Memilih dasar atau satuan pengukur yang relatif adil, teliti

dan praktis untuk setiap fungsi dan selanjutnya dipakai

sebagai dasar penentuan tarif standar dengan menganalisa

oenympangan biaya yang terjadi.

c. Menentukan besarnya tarif standar untuk setiap fungsi.

d. Menentukan besarnya biaya yang dibebankan pada setiap

fungsi atas dasar tarif standar.

e. Mengumpulkan biaya yang sesungguhnya hanya terjadi

untuk setiap fungsi.

f. Membandingkan biaya yang dibebankan berdasar standar

dengan biaya yang sesungguhnya terjadi untuk setiap

(60)

D. Hasil Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan

anggaran dan biaya pemasaran diantaranya adalah:

1. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pemasaran (Studi

Kasus Pada UD. Kartika Plastik) (Nofianti:2005) menunjukkan:

Proses langkah-langkah pengendalian anggaran biaya pemasaran

yang dilakukan oleh UD. Kartika Plastik sesuai dengan teori,

sehingga dapat dikatakan bahwa proses langkah-langkah

pengendalian anggaran biaya pemasaran pada UD. Kartika Plastik

sudah tepat. Pada tahun 2001 biaya pemasaran UD. Kartika Plastik

untuk semua fungsi pemasaran dapat dikatakan belum sepenuhnya

terkendali. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya penyimpangan

yang melebihi batas toleransi -3% untuk fungsi pengepakan dan

pengiriman (4,3%) hal ini disebabkan karena adanya beberapa

pembatalan pengriman barang dari pihak pemesan.

Pada tahun 2002 biaya pemasaran untuk setiap fungsi pemasaran

belum dapat dikatakan terkendali, karena terdapat tiga fungsi yang

melebihi batas toleransi 3% yaitu fungsi penjualan 6,97%, fungsi

penggudangan gudang 3,54%, fungsi pengepakan danpengiriman

3,52%. Pada tahun 2003, fungsi akuntansi pemasaran kembali

mengalami penyimpangan yang melebihi batas toleransi 3% yaitu

(61)

pengepakan dan pengiriman sehingga biaya pemasaran untuk

setiap fungsi pemasaran dapat dikatakan terkendali.

2. Evaluasi Implementasi Angaran Sebagai Alat Pengendalian Biaya

Pemasaran (Studi Kasus Pada PT Madubaru (PG Madukismo)

(Yashinta:2010) menunjukkan:

Proses langkah-langkah penyusunan anggaran biaya pemasaran

yang dilakukan oleh PG Madukismo pada langkah pertama tidak

sesuai dengan teori, karena pada langkah pertama yaitu menyusun

anggaran biaya pemasaran atas jenis atau elemen biaya pemasaran,

PG Madukismo secara langsung menggolongkan biaya semi

variabel ke biaya variabel. Total selisih pada tahun 2009 yaitu

tidak terkendali (TT). Hal ini dapat dilihat dari total selisih pada

tiap fungsi pemasaran yang lebih dari batas toleransi

penyimpangan yang ditetapkan oleh PG Madukismo yaitu 10%.

Untuk fungsi penjualan total selisih sebesar Rp 45.863.544 atau

41,38%. Sedangkan untuk fungsi penggudangan total selisihnya

sebesar Rp 62.615.660 atau 47,28%. Fungsi pembungkusan dan

pengiriman mengalami total selisih sebesar Rp 57.825.480 atau

40.9%. dan fungsi administrasi mengalami total selisih sebesar Rp

(62)

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan metode kuantitatif

yang didukung dengan data kualitatif pada PT Indolakto. Penelitian ini

dikatakan sebagai studi kasus karena penulis mengadakan penelitian

langsung terhadap perusahaan untuk pengumpulan data dengan

mengambil data yang relevan. Masing-masing data tersebut dianalisis dan

ditarik suatu kesimpulan dimana kesimpulan tersebut hanya berlaku bagi

subyek dan obyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Indolakto, Jakarta bulan Februari

2017.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian adalah:

a. Pimpinan perusahaan.

Untuk mengetahui alasan memilih lokasi perusahaan, tugas dan

wewenang pada masing-masing bagian perusahaan, dan

(63)

b. Kepala bagian pemasaran.

Untuk mengetahui proses pembuatan dan penyusunan anggaran

pemasaran, batas toleransi perusahaan pada anggaran pemasaran,

jumlah karyawan bagian pemasaran dan sebagainya.

c. Kepala bagian human resource development.

Untuk mengetahui jaminan sosial kesejahteraan karyawan, jam dan

hari kerja, dan sebagainya.

2. Obyek penelitian adalah:

a. Anggaran biaya pemasaran PT Indolakto tahun 2015.

b. Biaya pemasaran sesungguhnya PT Indolakto tahun 2015.

c. Proses penyusunan anggaran yang terdapat di dalam perusahaan.

D. Data yang Dicari

1. Gambaran umum perusahaan.

2. Anggaran biaya pemasaran PT Indolakto tahun 2015.

3. Biaya pemasaran sesungguhnya PT Indolakto tahun 2015.

4. Proses penyusunan anggaran biaya pemasaran.

(64)

E. Teknis Pengumpulan Data

1. Teknik wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara

langsung dengan subyek penelitian untuk memperoleh informasi

maupun data mengenai kegiatan pemasaran serta penyusunan anggaran

biaya pemasaran.

2. Teknik dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data dengan mengumpulkan dan

mencatat data atau keterangan dari buku-buku catatan dan

laporan-laporan yang dimiliki perusahaan berkaitan dengan masalah yang

diteliti. Data-data yang dicari dari dokumentasi seperti data anggaran

perusahaan dan data lain yang mendukung penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab masalah pertama teknik yang dipakai adalah:

1. Mendeskripsikan langkah-langkah penyusunan anggaran pemasaran

menurut PT Indolakto.

2. Membandingkan antara langkah-langkah penyusunan anggaran

pemasaran menurut PT Indolakto dengan langkah-langkah penyusunan

anggaran yang sesuai dengan teori. Setelah semua langkah-langkah

penyusunan anggaran pemasaran menurut PT Indolakto dibandingkan

dengan langkah-langkah penyusunan anggaran menurut teori, maka

(65)

3. Menganalisis perbedaan langkah-langkah penyusunan anggaran

pemasaran menurut PT indolakto dengan langkah-langkah penyusunan

anggaran yang sesuai dengan teori.

Untuk menjawab masalah kedua teknik yang dipakai adalah:

1. Mencari selisih antara anggaran dan realisasi biaya pemasaran.

2. Menganalisis penyebab terjadinya selisih pada setiap elemen biaya

pemasaran dengan cara membandingkan anggaran dan realisasinya.

3. Membandingkan selisih realisasi anggaran dengan selisih kapasitas

sesungguhnya agar dapat diketahui sifat selisih tersebut sebenarnya

menguntungkan atau merugikan, terkendali atau tidak terkendali pada

setiap fungsinya, dan untuk mengetahui apakah ada ketidak efisienan

Gambar

Tabel II.1
Tabel II.1
Tabel II. 1 Pedoman Umum Dasar Distribusi Biaya Tidak
Tabel II. 2 Satuan Pengukur Jasa
+7

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA MEDICAL PADA KARYAWAN PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION.. REGION I MEDAN

Hal ini dapat dilihat dari prosedur penyusunan anggaran biaya produksi yang dilakukan perusahaan, yaitu pada langkah penyusunan rencana produksi dan penyusunan anggaran penjualan

Langkah yang dilakukan untuk mengetahui apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi PT Intan Pariwara sudah sesuai dengan kajian teori adalah dengan membandingkan

Dari hasil perbandingan antara anggaran biaya produksi dan realisasi biaya produksi yang terjadi tahun 2009 diketahui bahwa terdapat selisih menguntungkan pada biaya bahan

Hasil penelitian pada proses penyusunan APBD berbasis kinerja menunjukkan bahwa i Penyusunan anggaran identik dengan anggaran inkremental incremental budgeting ii Dokumen

Hal ini dapat dilihat dari prosedur penyusunan anggaran biaya produksi yang dilakukan perusahaan, yaitu pada langkah penyusunan rencana produksi dan penyusunan anggaran penjualan

1. Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya atau obyek pengeluaran. Biaya pemasaran dalam analisis ini dipecah sesuai dengan jenis-jenis biaya pemasaran seperti :

Keterangan : Anggaran < Realisasi = Unfavorable Berdasarkan data perbandingan dan perhitungan analisis variansi antara realisasi dengan anggaran dari PT Kharisma Pemasaran Bersama