PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASILBELAJARSISWAPADA MATERI POKOKELASTISITAS KELAS
XISEMESTERI DI MAN 1 MEDAN T.P 2013/2014
Oleh:
Fitriani NIM 409121031
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
i JuduJ Skripsi
N:mu
l\'11\f
Pengnrub Model Pembelajaran Inquiry Training terbadap HasiJ Belajar Siswa pada Matcri 'Pokok
Elastisitas Kelas XI Semester I di MAN 1 Medan T.'P 201312014
: Fitriani
: 409121031
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Fisilca
Mtn~ etujui: Dostn Pcmhimhint Skrip'i
1\t~ac~bui :
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sesuai waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul”Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Elastisitas di Kelas XI Semester I MAN 1 Medan
T.P2013/2014”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri
Medan.
Dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Alkhafi Maas Siregar, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis sejak awal
hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd, Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd, dan Ibu Dr.
Sondang R. Manurung, M.Pd selaku dosen penguji 1,2, dan 3 yang telah
memberikan masukan agar skripsi ini menjadi lebh baik, dan kepada Bapak Drs.
Ratelit Tarigan, M.Pd selaku dosen penasehat akademik yang telah membimbing
penulis selama menjalankan perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Dr.H.Burhanuddin, M.Pd selaku kepala sekolah MAN 1 Medan,
Bapak Drs. H. Samsul Bahri, M.Pd selaku ketua laboratorium fisika di MAN 1
Medan, dan Ibu Dewi Arisanti, S.Pd selaku guru bidang studi Fisika di MAN 1
Medan yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian
serta para guru serta staf administrasi MAN 1 Medan yang telah memberikan
kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda Khairul
v
Asmidar Dalimunthe, Poppy Aulia Septika, Samrihot Sihotang, Sarlestari
Hutauruk, Imam Novpriyandi, Pangeran Affandy Siregar, Dwi Pratiwi dan
seluruh teman-teman stambuk 2009 Pendidikan Fisika Reguler A yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamaan, kasih sayang,
dukungan, persahabatan dan kekeluargaan serta semua hal yang telah diberikan
kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun dan
menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi pembaca dan dunia
pendidikan pada umumnya.
Medan, Januari 2014 Penulis,
Fitriani
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASILBELAJARSISWAPADA MATERI POKOKELASTISITAS KELAS
XISEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.P 2013/2014
Fitriani (NIM 409121031)
ABSTRAK
Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok elastisitas kelas XI semester I di MAN 1 Medan T.P 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan menggunakan desain penelitian two group pretest-postest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Medan yang terdiri dari 7 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas XI IPA-3 dengan 43 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA-4 dengan 43 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu tes dan lembar observasi. Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 15 soal dengan 5 option dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh dua orang observer. Uji hipotesis menggunakan uji t dua pihak.
Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata pretes kelas eksperimen 43.8 dengan standar deviasi 13.5 dan kelas kontrol 40.7 dengan standar deviasi 12.9. Pada pengujian normalitas untuk pretes kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0.0951 dan Ltabel = 0.135 dan kelas kontrol dengan Lhitung = 0.0780, dan Ltabel = 0.135, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas pretes untuk kedua sampel diperoleh Fhitung = 1.08 dan Ftabel = 1.67 sehingga Fhitung < Ftabel , maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Setelah pembelajaran selesai diperoleh rata-rata postes kelas eksperimen 88.06 dengan standar deviasi 8.30 dan kelas kontrol 84.34 dengan standar deviasi 10.17. Hasil uji t dengan α = 0.05 diperoleh thitung = 3.20 dan ttabel= 1,99 sehingga thitung> ttabelmaka Hodi tolak dan Hadi terima. Dari hasil
vi DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
RIWAYAT HIDUP ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
DAFTAR TABEL x
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 9
2.1.3. Aktivitas Siswa 10
2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran 12
2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training 13
2.1.5.1. Peran Guru 16
2.1.5.2. Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training 17
2.1.6. Model Pembelajaran Konvensional 18
2.2. Materi Pelajaran 20
2.3. Kerangka Konseptual 24
2.4. Hipotesis 25
BAB III METODE PENELITIAN 26
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 26
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 26
3.2.1. Populasi Penelitian 26
3.2.2. Sampel Penelitian 26
3.3. Variabel Penelitian 26
3.3.1. Variabel Bebas (X) 26
3.3.2. Variabel Terikat (Y) 26
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 26
3.5. Prosedur Penelitian 27
3.6.1. Tes 28
3.6.1.1. Validitas Isi 29
3.6.1.2. Validitas Ramalan 30
3.6.2. Lembar Observasi 32
3.7. Teknik Analisa Data 33
3.7.1. Uji Normalitas 33
3.7.2. Uji Homogenitas 34
3.7.3. Uji Hipotesis 35
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36
4.1. Hasil Penelitian 36
4.1.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 36
4.1.2. Perlakuan dan Observasi 37
4.1.3. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39
4.1.4. Pengujian Analisa Data 40
4.1.4.1 Uji Normalitas Data 40
4.1.4.2 Uji Homogenitas Data 41
4.1.4.3 Uji Hipotesis Penelitian 41
4.2. Pembahasan 42
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 50
5.1. Kesimpulan 50
5.2. Saran Penelitian 50
DAFTAR PUSTAKA 52
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group Pretest-Postest Design 27 Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Elastisitas 28 Tabel 3.3 Kategori ketuntasan penguasaan materi pelajaran 29
Tabel 3.4 Kategori aktivitas 33
Tabel 4.1 Data nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 36 Tabel 4.2 Perkembangan aktivitas belajar sisiwa kelas eksperimen 38 Tabel 4.3 Data postest kelas eksperimen dan kelas kontrol 39 Tabel 4.4 Uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 40 Tabel 4.5 Uji normalitas data postest kelas eksperimen dan kelas kontrol 40 Tabel 4.6 Ringkasan hasil uji homogenitas data pretes 41 Tabel 4.7 Ringkasan hasil uji homogenitas data postes 41 Tabel 4.8 Ringkasan perhitungan uji t postes 42 Tabel 4.9 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas eksperimen 45
kategori tinggi
Tabel 4.10 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas eksperimen 45 kategori sedang
Tabel 4.11 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas eksperimen 46 kategori rendah
Tabel 4.12 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas kontrol 47 kategori tinggi
Tabel 4.13 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas kontrol 47 kategori sedang
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bahan elastis yang diberi gaya 20
Gambar 2.2 Sebuah benda elastis berbentuk batang 20
Gambar 2.3 Suspensi sepeda motor dipasang paralel 22
Gambar 2.4 Susunan pegas seri dan parallel 23
Gambar 2.5 Susunan pegas campuran 23
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas 54
Eksperimen
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas 73 Kontrol
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa 89
Lampiran 4. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 96
Lampiran 5. Tes Hasil Belajar 107
Lampiran 6. Kunci Jawaban 111
Lampiran 7. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa 112 Lampiran 8. Deskriptor Observasi Belajar Siswa 113
Lampiran 9. Tabulasi Hasil Validitas Tes 114
Lampiran 10. Analisis Butir Soal untuk Siswa Kelompok Atas dan 116 Kelompok Bawah
Lampiran 11. Perhitungan Validitas Tes 118
Lampiran 12. Rangkuman Analisis Validitas Ramalan Instrumen 123 Penelitian
Lampiran 13. Nama-nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 124 Lampiran 14. Distribusi Skor Nilai Pretes Kelas Eksperimen 126 Lampiran 15. Distribusi Skor Nilai Pretes Kelas Kontrol 128 Lampiran 16. Distribusi Skor Nilai Postes Kelas Eksperimen 129 Lampiran 17. Distribusi Skor Nilai Postes Kelas Kontrol 131 Lampiran 18. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 133 Lampiran 19. Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 135 Lampiran 20. Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi 137
Lampiran 21. Uji Normalitas 140
Lampiran 22. Uji Homogenitas 143
Lampiran 23. Uji Hipotesis 146
Lampiran 24. Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 149 Lampiran 25. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 158
Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian 160
RIWAYAT HIDUP
Fitriani dilahirkan di Teluk Kepayang, Aceh Tamiang pada tanggal 26
April 1992. Ayah bernama Khairul Adwar dan Ibu bernama Halimatun
merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk MIS
AL-Washliyah Medan Krio dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis
melanjutkan sekolah di MTsS AL-Washliyah Medan Krio dan lulus pada tahun
2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di MAN 1 Medan dan lulus
pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Universitas Negeri Medan
Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Trianto, 2011).
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus
dikembangkan adalah standar tentang proses. Standar proses adalah standar
nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria
minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Rusman, 2011).
Dalam upaya mengetahui hasil belajar siswa, pemerintah melakukan
evaluasi secara nasional melalui ujian nasional (UN) untuk beberapa
mata pelajaran termasuk fisika. Namun hasil UN belum menggambarkan mutu
pembelajaran karena belum ada data akurat tentang proses pembelajaran yang
terjadi di semua level pendidikan. Permasalahan penyelesaian soal UN di propinsi
Sumatera Utara terjadi untuk semua mata pelajaran yang diujikan secara nasional.
Setelah menelaah hasil UN selama 3 tahun terakhir diketahui bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam memahami wacana sebuah teks bahasa Indonesia.
Kondisi ini dapat terjadi karena proses belajar mengajar yang kurang tepat, atau
karena minimnya aktivitas siswa dalam membaca wacana, atau karena
kurangnya buku di sekolah terkait dengan aktivitas membaca, atau sebab lainnya
2
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala atau fenomena alam serta
berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta. Fisika
mempunyai arti penting dalam pengembangan teknologi. Konsep-konsep fisika
digunakan oleh para ilmuwan untuk mengembangkan teknologi sehingga
bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Sebagai contoh, internet yang saat ini
digunakan untuk sarana komunikasi di seluruh penjuru dunia menggunakan fisika
sebagai ilmu dasarnya. Begitu pentingnya fisika bagi kehidupan manusia
mendorong guru untuk selalu berusaha meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam
konteks pendidikan Fisika, sebagai contoh, hasil belajar dimaksud tidak hanya
pada aspek kemampuan mengerti fisika sebagai Ilmu Pengetahuan Alam atau
cognitive tetapi juga aspek sikap atau attitude terhadap Fisika. Rendahnya hasil
belajar fisika disebabkan oleh banyak hal antara lain: kurikulum yang padat,
materi pada buku pelajaran yang dirasakan terlalu sulit untuk di ikuti, media
belajar yang kurang efektif, laboratorium yang tidak memadai, kurang tepatnya
penggunaan media pembelajaran yang dipilih oleh guru, kurang optimal dan
kurangnya keselarasan siswa itu sendiri, atau sifat konvesional, dimana siswa
tidak banyak terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan kelas sebagian
besar didominasi oleh guru (Supardi, U.S, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di kelas XI IPA di MAN 1
Medan kepada 42 orang siswa yang telah disebari angket oleh peneliti, terdapat
sebanyak 57,1% (24 orang siswa) berpendapat fisika adalah pelajaran yang sulit
dan kurang menarik, 31% (13 orang siswa) berpendapat fisika biasa saja, dan
hanya 11,9% (5 orang siswa) yang berpendapat fisika mudah dan menyenangkan.
Data angket juga menunjukkan bahwa sebanyak 50% (21 orang siswa)
menyatakan mereka senang mengerjakan soal-soal fisika apabila dilakukan
3
Hasil observasi pada saat kegiatan pembelajaran yang terjadi di MAN 1
Medan berupa penyampaian materi pembelajaran yang berpusat pada guru,
pemberian contoh soal, mengerjakan soal latihan dan tanya jawab. Dengan kata
lain, model pembelajaran yang digunakan masih klasikal yakni model
pembelajaran konvensional. Dimana pada proses pembelajaran konvensional
tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan
sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan.
Siswa di MAN 1 Medan juga memberi respon yang kurang baik terhadap mata
pelajaran fisika, ini dapat dilihat ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran,
mereka kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru tersebut. Karena
kurangnya perhatian saat guru sedang menjelaskan, seringkali mereka mengalami
kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru tersebut.
Ketidakmampuan mengerjakan tugas mengakibatkan mereka menganggap
pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami. Inilah yang
menyebabkan rendahnya pencapaian hasil belajar siswa (Fitriani, 2013).
Berdasarkan pemaparan masalah di atas, peneliti menggunakan model
pembelajaran Inquiry Training. Dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat
mengatasi permasalahan tersebut. Hal ini didasarkan karena rangkaian kegiatan
pembelajaran Inquiry Training menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Pembelajaran ini juga menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri. Selain itu, pemilihan model pembelajaran ini
dasarkan pada pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa. Dimana
karakteristik siswa di lokasi penelitian memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu.
Penelitian mengenai Model Pembelajaran Inquiry Training ini sudah
pernah diteliti oleh Mawar Siregar (2012) pada sub materi Pemantulan Cahaya di
SMA Teladan Indrapura. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kelas
4
71,53 sedangkan kelas kontrol (dengan menggunakan Model Pembelajaran
Konvensional) adalah 63,04.
Pada penelitian diatas, peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah dari
Model Pembelajaran Inquiry Training sebagaimana yang ditekankan dalam model
ini, namun peneliti masih mengalami kendala yang mengakibatkan hasil
penelitian kurang maksimal. Menurut Mawar Siregar (2012) kendala yang dialami
adalah kondisi kelas yang sulit dikontrol karena jumlah siswa di dalam kelompok
terlalu banyak sehingga menimbulkan keributan serta mengakibatkan kurang
aktifnya siswa di dalam kelompok dan juga peneliti kurang mengarahkan situasi
belajar yang kondusif dan kurang memperhatikan aktivitas siswa. Untuk
mengatasi masalah di atas, peneliti menyarankan sebaiknya jumlah siswa dalam
setiap kelompok cukup 3-4 orang saja agar semua siswa bekerja dalam setiap
kelompoknya dan juga peneliti menyarankan sebelum pembelajaran dimulai lebih
baik jika melakukan adaptasi terlebih dahulu agar siswa serta peneliti tidak
bingung dengan tahap-tahap inquiry training.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi bahwa
rendahnya hasil belajar disebabkan oleh:
1. Anggapan siswa mengenai pelajaran fisika yang sulit dan kurang menarik.
2. Kurang aktifnya siswa pada saat pelajaran fisika berlangsung.
3. Penerapkan model pembelajaran yang belum bervariasi dan masih bersifat
konvensional.
4. Seringmya siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
5
2. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada Materi Pokok
Elastisitas.
3. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran pada
kelas eksperimen adalah Model Pembelajaran Inquiry Training.
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok elastisitas kelas XI di
MAN 1 Medan T.P 2013/2014?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN
1 Medan T.P 2013/2014?
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa di kelas XI di MAN 1 Medan T.P
2013/2014 selama pelaksanaan model pembelajaran Inquiry Training?
4. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1
Medan T.P 2013/2014?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok elastisitas kelas XI di
MAN 1 Medan.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN
1 Medan.
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa di kelas XI di MAN 1 Medan
6
4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN
1 Medan.
1.6 Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat, yakni:
1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru-guru fisika untuk
memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat pada pembelajaran
fisika.
2. Sebagai acuan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran Inquiry
Training dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada
materi pokok elastisitas.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi
peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model
ini.
1.7 Definisi Operasional
• Belajar merupakan akibat dari perubahan dalam struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu
dari struktur medan kognitif itu sendiri, yang lainnya dari kebutuhan dan
motivasi internal individu (Lewin dalam Sagala, 2012)
• Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari anak setelah belajar. Hasil belajar merupakan cerminan dari keberhasilan siswa yang diperoleh
dalam proses belajar. Hasil belajar yang baik dapat dicapai melalui usaha
yang keras dengan keuletan dan disiplin tinggi (Arikunto, 2002).
7
pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata
lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa
(Reekahdo, 2012)
• Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa
dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan
hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran inquiry
training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan
siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi
bidang-bidang baru secara efektif. Model pembelajaran inquiry training memiliki
lima tahap yaitu sebagai berikut : menghadapkan pada masalah,
pengumpulan data – verifikasi, pengumpulan data – eksperimen,
mengolah, merumuskan suatu penjelasan, dan analisis proses inquiry
(Joyce et al, 2009).
• Model pembelajaran konvensional merupakan sebuah sistem pengajaran yang biasa dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan
metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Model pembelajaran
konvensional adalah interaksi antara guru dan siswa dalam proses
pengajaran dipandang sebagai yang mengetahui sesuatu apapun.
Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:
kegiatan pendahuluan pembelajaran, guru mengkonsentrasikan siswa pada
materi yang akan dipelajari dengan memberikan apersepsi; kegiatan inti
pembelajaran, terdapat proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; dan
kegiatan penutup pembelajaran, guru mengajak siswa untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training pada
materi pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN 1 Medan T.P
2013/2014 memiliki rata-rata 88.06 termasuk ke dalam kategori baik
sekali.
2. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada materi
pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN 1 Medan T.P 2013/2014
memiliki rata-rata 84.34 termasuk ke dalam kategori baik sekali.
3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan model
pembelajaran Inquiry Training diperoleh nilai rata-rata aktivitas 79.43
dengan kriteria aktif.
4. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel (3.20 >
1.99) maka Hadi terima yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara
hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training dan
model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas di kelas
XI semester I MAN 1 Medan T.P 2013/2014.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran, yaitu :
1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih menguasai dalam mengelola
51
3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya membagi anggota kelompok saat
praktikum lebih baik jangan lebih dari 3 atau 4 orang siswa agar dapat
mengontrol siswa dalam melakukan praktikum.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Training disarankan agar memilih
kelas yang sudah terbiasa dalam membentuk dan bekerja kelompok karena
dalam pembelajaran Inquiry Training ini dituntut keaktifan dan kerjasama
siswa baik secara individu maupun dalam kelompok.
5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama
disarankan untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan
mempersiapkan permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa