• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI WACANA BAHASA ARAB SISWA KELAS X MAN KISARAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI WACANA BAHASA ARAB SISWA KELAS X MAN KISARAN."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN PENGUASAAN

KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN SISWA

MEMAHAMI WACANA BAHASA ARAB SISWA

KELAS X MAN KISARAN

TESIS

Tesis ini Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

EFRIANI SIREGAR

NIM. 8126122014

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRACK

Siregar. Efriani. (2015) Effect of Learning Models And Vocabulary Student on the

Ability Student to Understanding Text Arabic Class X MAN Kisaran. Thesis ,

Department of Educational Technology ,Graduate University of Medan

This study aims to determine: (1) the results of Senior high school students to understanding text Arabic by TPS learning model higher than directional model, (2) overall, students who have more vocabulary are higher than students who have less vocabularys, (3) there is an interaction between learning models and vocabularys students on the ability students to understanding the text Arabic class X MAN Kisaran.

This research was conducted at the senior high school students of class X MAN Kisaran Terrain semester academic year 2014/2015 on learning to understanding the text Arabic. The sampling technique used by cluster random sampling based on the type of personality of students, so that the study sample in each study group consisted of 42 to 42 people for the experimental and control groups. The method used is a quasi experiment with 2 x 2 factorial analysis technique used is the analysis of variance of two lanes with a significance level α = 0.05 by F test, further testing using Scheffe test. The research findings show (1) Results of ability student to understanding the text Arabic self-Terrain hope taught by cooperative learning model TPS higher than the learning model of directional at significance level = 0.05 to 4.08 and Ftabel Fh = 3.96, so Fhitung> Ftable = 4.08> 3.96. The hypothesis has been verified Ha Ho accepted and rejected. (2) the results of the ability student to understanding the text Arabic calculation of the difference between the result student who have vocabulary more and the less vocabulary at significance level α = 0.05 at 27.45 and Ftabel Fh = 3,96 so F count> F table = 27.45 > 3.96, the hypothesis has been tested kebenaranya Ha Ho accepted and rejected, (3) the average size of each learning outcome study Arabic 45,42 and A1B2 A1B1 = = 36.96 while 39,71 and A2B2 A2B1 = = 38.05. Factorial ANOVA calculation results obtained calculation results Fh = 14.01 and the price table is Ft (0.05) (1.80) = 3.96, so that it can be stated Fh (14.01)> Ft (3.96), then hypothesis has been verified accepted Ha Ho is rejected.

(6)

ii ABSTRAK

Siregar. Efriani. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran dan Penguasaan Kosakata

Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Memahami Wacana Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN Kisaran. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan,

Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kemampuan siswa hasil belajar bahasa Arab siswa Madrasah Aliyah Negeri Kisaran yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dibandingkan hasil belajar bahasa arab yang diajarkan dengan model pembelajaran langsung, (2) secara keseluruhan, siswa yang memiliki tingkat pengusaan kosakata tinggi memiliki hasil belajar bahasa Arab yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata rendah, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab siswa kela X Madrasah Aliyah Negeri Kisaran.

Penelitian ini dilakukan pada siswa MAN Kisaran kelas X semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 terhadap kemampuan siswa memahami wacana bahasa Arab. Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling berdasarkan tingkat penguasaan kosakata siswa, sehingga sampel penelitian ini pada kelompok pembelajaran masing-masing terdiri dari 42 untuk eksperimen dan 42 orang untuk kelompok kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varian dua jalur dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan Uji F, pengujian lanjut menggunakan Uji Scheffe.

Temuan penelitian menunjukan (1) Kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab siswa kelas X MAN Kisaran yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif TPS lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran langsung pada taraf signifikan = 0,05 dengan Fh sebesar 4,08 dan Ftabel = 3,96,

jadiFhitung> Ftabel = 4,08>3,96. Hipotesis Telah teruji kebenarannya Ha diterima dan

Ho ditolak. (2) hasil perhitungan tentang perbedaan kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab antara kelompok siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata tinggi dan tingkat penguasaan kosakata rendah pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan Fh sebesar 27,45 dan Ftabel = 3,96 jadi Fhitung> Ftabel =

27,45>3,96, maka hipotesis telah teruji kebenaranya Ha diterima dan Ho ditolak, (3) Besarnya rata-rata kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab setiap pembelajaran � A1B1 = 45,42 dan� A1B2 = 36,96 sedangkan � A2B1 = 39,71dan� A2B2

= 38,05. Hasil perhitungan Anava Factorial diperoleh hasil perhitungan Fh = 14,01 dan

harga tabel adalah Ft(0,05)(1,80) = 3,96, sehingga dapat dinyatakan Fh(14,01) > Ft(3,96),

maka hipotesis telah teruji kebenarannya Ha diterima Ho ditolak.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran dan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Siswa Memahami Wacana Bahasa Arab Kelas X MAN Kisaran ”.

Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar master kependidikan di Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Tesis ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Penelitiaan ini merupakan studi eksperimen yang melibatkan pelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan model pembelajaran. Sejak mulai persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis mendapatkan semangat, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini. Semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:

(8)

iv

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M. Pd, selaku Dosen pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II. Untuk membimbing dan mengarahkan penulisan. Sumbangan pikiran yang amat berharga sejak awal pemunculan ide dan kritik demi kritik serta pertanyaan kritis guna mempertajam gagasan telah membuka dan memperluas cakrawala berpikir penulis dalam penyusunan tesis ini. Juga untuk dorongan beliau agar penulis segera menyelesaikan studi secepatnya.

3. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd , Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M. Pd , Bapak. Dr. R. Mursid, M. Pd selaku Narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd dan Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd, selaku Ketua dan Sekretaris Program Teknologi Pendidikan yang setiap saat memberikan kemudahan, arahan dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis.

5. Direktur, Asisten Direktur I, II dan III beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi pengembangan wawasan keilmuan selama mengikuti studi dan penulisan tesis ini, Bapak Asrul, S. Pd.I sebagai staf Prodi Teknologi Pendidikan yang telah banyak membantu penulis khususnya dalam administrasi perkuliahan di Unimed

7. Kepala Madrasah MAN Kisaran, Bapak H. Makmur Syukri, M.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.

(9)

v

Semoga Allah SWT membalas semua yang telah diberikan oleh Bapak/Ibu serta saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya Teknologi Pendidikan. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa pemikiran yang terbungkus dalam saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Mei 2015

Penulis

(10)

vi

BAB II : KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis 1. Hakikat Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab 19

2. Hakikat Model Pembelajaran ... 26

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 59

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 59

C. Metode Penelitian dan Rancangan penelitian ... 60

D. Defenisi Operasional ... 61

G. Teknik dan Alat Pengumpul Data 1. Instrumen Pengumpulan Data ... 68

2. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ... 71

(11)

vii

b. Taraf Kesukaran ... 72

c. Uji Reliabilitas ... 73

H. Teknik Analisis Data ... 75

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 77

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 87

1. Uji Normalitas Data ... 87

2. Homogenitas Varian Sampel ... 89

C. Pengujian Hipotesis ... 91

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

E. Keterbatasan Penelitian ... 107

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ... 109

B. Implikasi... 109

C.

Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ...

113

(12)

viii

5. Perbedaan Model Pembelajaran TPS dan Langsung………. ... 43

6. Rancangan Penelitian Faktorial 2 x 2 ... 60

7. Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Kosakata ... 69

8. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab ... 70

9. Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan tipe Kooperatif TPS ... 77

10.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Langsung ... 79

11.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa dengan penguasaan kosakata tinggi ... 80

12.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa dengan penguasaan kosakata rendah ... 81

13.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TPS dengan penguasaan kosakata tinggi ... 83

14.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model kooperatif TPS dengan penguasaan kosakata rendah ... 84

15.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model langsung dengan penguasaan kosakata tinggi ... 85

16.Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model langsung dengan penguasaan kosakata rendah ... 87

(13)

ix

18.Rangkuman uji normalitas Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab

siswa dengan tingkat penguasaan kosakata tinggi dan rendah ... 88

19.Rangkuman uji normalitas Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa untuk model pembelajaran berdasarkan penguasaan kosakata ... 89

20.Perhitungan homogenitas Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab siswa yang dibelajarkan dengan model pemebelajaran koperatif tipe TPS dan Model pembelajaran Langsung ... 90

21.Uji homogenitas ... 90

22.Ringkasan hasil perhitungan uji homogenitas kelompok model pembelajaran menurut penguasaan kosakata tinggi dan rendah ... 91

23.Rangkuman Data Hasil Perhitungan Ananlisis Deskriptif... 92

24.Ringkasan Hasil Perhitungan ANAVA Faktorial 2 x 2 ... 92

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kooperatif Tipe TPS ... 98

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Langsung ... 103

3. Instrumen Tes Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab ... 107

4. Instrumen Tes Penguasaan Kosakata ... 111

5. Skenario Model Pembelajaran ... 117

9. Analisis Butir Soal Kemampuan Memahami Wacana Bahasa Arab ... 120

10. Data Induk Penelitian ... 122

(16)

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wahana untuk membangun dan meningkatkan

martabat bangsa. Pendidikan yang baik akan menciptakan manusia yang cerdas,

masyarakat yang berkualitas dan bangsa yang unggul dengan beragam keahlian.

Dengan keunggulan itu dapat mengantarkan bangsa kedalam kehidupan

bermartabat yang mencirikan antara lain maju, makmur, dan sejahtera. Hal itu

sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta

bertanggung jawab.

Salah satu tujuan penyelenggaraan proses belajar adalah untuk mencapai

tujuan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran secara khusus, maupun

pendidikan secara umum. Tujuan terpenting dari pendidikan adalah

mengembangkan mental yang memungkinkan seseorang dapat belajar. Untuk

mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana sumber daya manusia, maka perlu

dikembangkan iklim belajar mengajar yang konstruktif bagi berkembangnya

suasana, kebiasaan, dan model belajar mengajar juga dilandasi dengan

pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi serta implikasinya dalam

(17)

2

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai

edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. interaksi

yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum

pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya

secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan

pengajaran.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana

bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara

tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru.

Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala

keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang

yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang

satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis.

Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan

bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang

menjadi tugas cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik.

Keluhan-keluhan guru sering terlontar hanya karena masalah sukarnya mengelola

kelas. Akibat kegagalan guru mengelola kelas, tujuan pengajaran pun sukar untuk

dicapai.

Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang menempati posisi

yang penting dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kedua institusi penyelenggara

pendidikan di Indonesia yaitu negeri dan swasta, pada jenjang dan program studi

(18)

3

yang harus diajarkan sejajar dengan mata pelajaran yang lain. Lebih-lebih lagi di

lembaga pendidikan islam, bahasa Arab merupakan suatu keniscayaan untuk

diajarkan kepada peserta didik mereka.

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan, pikiran,

pendapat, dan perasaan. Bahasa Arab adalah bahasa asing yang diajarkan di

Indonesia yang dianggap penting untuk penyerapan dan pengembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan pembinaan hubungan dengan

bangsa-bangsa lain di dunia.

Mempelajari bahasa bertujuan agar dapat berkomunikasi atau berinteraksi

menggunakan bahasa secara lisan ataupun tulisan dengan benar dan tepat. Fungsi

utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi interaksi yang hanya dimiliki

manusia yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya. Mempelajari

bahasa Arab merupakan kebutuhan mendasar bagi umat Islam, karena bahasa

Arab adalah bahasa dalam Al-qur’an dan Al-hadits sebagai dasar atau pedoman

bagi agama dan kebudayaan Islam. Bahasa Arab sebagai bahasa yang unik perlu

untuk dipelajari dengan kesungguhan dan keuletan untuk mempelajarinya

sehingga diperlukan suatu pendekatan, metode atau teknik yang tepat dan

didukung oleh tenaga pengajar yang professional di bidangnya.

Program pembelajaran bahasa Arab secara umum memiliki tujuan agar

peserta didik berkembang dalam hal (1) kemampuan mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis secara baik,(2)berbicara secara sederhana tapi efektif

dalam berbagai konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan,

serta menjalin hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif,

(19)

4

sederhana dan merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif, dan

menyenangkan, (4) menulis kreatif meskipun pendek sederhana berbagai bentuk

teks untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan fikiran dan perasaan, (5)

menghayati dan menghargai karya sastra, (6) kemampuan untuk berdiskusi dan

menganalisis teks secara kritis, (7) perbendaharaan kata Arab fushah sebanyak

1500 kosa kata lebih dalam berbagai bentuk kata dan pola kalimat yang

diprogramkan melalui tema tentang kegiatan sehari-hari, dan kajian keislaman (

Departemen pendidikan Nasional, 2004).

Proses pembelajaran bahasa Arab di Indonesia selama ini dianggap lamban

dan kurang berhasil bila dibandingkan dengan pembelajaran bahasa Inggris. Siswa

maupun mahasiswa telah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk belajar

bahasa Arab, mulai dari tingkat Ibtidaiyah (SD) sampai Perguruan Tinggi, namun

mereka belum mampu menguasai standar kompetensi bahasa Arab yang telah

ditetapkan.Meskipun bahasa Arab sudah masuk dalam mata pelajaran tersendiri

disekolah-sekolah, tidak semudah membalikkan telapak tangan siswa dapat

menyerap, memahami serta menguasai materi bahasa Arab yang telah diajarkan.

Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam berbicarauntuk menyerap dan

memahami, apalagi menguasai materi bahasa Arab yang diajarkan oleh gurunya.

Bahkan banyak diantara mereka yang menganggap pelajaran bahasa Arab momok

yang menakutkan karena terlalu dibebani dengan sederet hafalan-hafalan dan

berbicara dengan menggunakan bahasa Arab.

Pembelajaran bahasa Arab sering kali kurang menarik dan kurang

merangsang partisipasi siswa dan bersuasana kaku sehingga kegiatan

(20)

5

dihadapi bahwa hasil belajar bahasa Arab siswa cukup rendah.Sebagai contoh

adalah di kelas X MAN Kisaran bahwa hasil belajar bahasa Arab siswa belumlah

memuaskan. Berdasarkan Tabel I berikut akan dijelaskan rata-rata nilai Ujian

Akhir Semester bahasa Arab siswa kelas X MAN Kisaran.

Tabel 1 Hasil UAS Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN Kisaran

No Tahun Pelajaran Rata-rata Nilai Jumlah Siswa

1 2010 – 2011 6,50 214

2 2011 – 2012 6,00 210

3 2012 – 2013 6,70 215

Sumber Data : MAN Kisaran

Data diatas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar bahasa Arab siswa

masih cenderung kurang memuaskan dengan rata-rata nilai hasil belajar bahasa

Arab belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 7,20 sesuai

dengan yang sudah ditetapkan oleh guru bidang studi tersebut di MAN Kisaran.

Dalam rangka penguasaan bahasa Arab tidak bisa mengabaikan masalah

pendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Kegagalan

penguasaan bahasa Arab oleh siswa, salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya

pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti sejarah, fasilitas,

dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Kegagalan pengajaran tersebut

tentu saja tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena akan menjadi masalah bagi

siswa dalam setiap jenjang pendidikan yang dimasukinya. Karenya perlu

dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah

pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan.

Beberapa konsep penting yang menyadari pendekatan ini dapat diuraikan:

(1) bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan

(21)

6

sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan), (2)

makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang

merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa

yang natural, didukung oleh pemahaman lintas budaya, (3) makna dapat

diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis.

Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat

kalimat itu digunakan. Jadi, keragaman ujaran diakui keberadaannya dalam

bentuk bahasa lisan atau tertulis, (4) belajar bahasa asing adalah belajar

berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan

maupun tertulis, (5) motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang

menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh

kadar kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran memiliki siswa

yang bersangkutan. Dengan kata lain, kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan

pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam keberhasilan belajar

siswa, (6) bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna

bagi siswa jika berhubungan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa

depannya. Karena itu, pengalaman siswa dalam lingkungan, minat, tata nilai, dan

depannya harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengajaran

dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa.

Kegagalan atau kurang berhasilnya proses pembelajaran bahasa Arab di

Indonesia salah satunya dipengaruhi dan disebabkan oleh teknik pengajaran yang

terpisah-pisah ketika seseorang berusaha mempelajari bahasa Arab dari awal. Hal

ini tidak mencerminkan bahasa sebagai sebuah sistem sehingga proses

(22)

7

bahasa Arab dan keadaan lainnya. Salah satu bagian terpenting dari sistem

pembelajaran bahasa, yakni subsistem tata bunyi, yang menjadi landasan

kemahiran menyimak dan berbicara, bila seseorang pembelajar yang sudah lama

mempelajari bahasa Arab tetap kurang mahir untuk mengutarakan pikiran dan

perasaannya, baik secara lisan atau tulisan dalam ungkapan bahasa Arab. Dengan

perkataan lain, pembelajar itu tidak mampu untuk menggunakan bahasa Arab

secara aktif.

Kegagalan dalam pengajaran bahasa Arab yang dibuktikan dengan

beberapa penelitian juga mendapat tanggapan dari Azyumardi Azra yang melihat

bahwa kegagalan ini ditandai dengan semakin langkanya

cendekiawan-cendekiawan muslim yang mampu berbahasa Arab dengan baik, minat para

pelajar agama untuk mempelajari bahasa Arab pun semakin menurun. Padahal,

pengetahuan dan pemahaman Islam bagi seseorang di kalangan masyarakat

tertentu seringkali diukur dengan ukuran yang sederhana, yaitu sejauh mana

mereka menguasai bahasa Arab.Jika seseorang diketahui mampu berbahasa Arab,

apalagi bisa membaca kitab kuning, maka orang tersebut dianggap memiliki

pengetahuan Islam secara baik.

Belajar bahasa Arab (bahasa asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu,

oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut

metode, materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Setiap anak manusia

pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap bahasa, walaupun

dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara perbedaan-perbedaan

tersebut adalah menjadi tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan

(23)

8

mempelajari bahasa asing akan lebih sulit difahami daripada bahasa Ibu (bahasa

sendiri) karena selain kosa kata yang jarang digunakan, struktur kata dan kalimat

pun memerlukan waktu khusus untuk dipelajari. Oleh sebab itu, pengajaran

bahasa asing dalam lembaga formal dan informal memerlukan model

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan umum pengajaran bahasa itu

sendiri.

Pembelajaran bahasa Arab dengan berbagai karakteristiknya serta motivasi

mempelajarinya di kalangan masyarakat non Arab seperti halnya di Indonesia

tetap saja memiliki banyak kendala dan problematika yang dihadapi karena

bahasa Arab tetap bukanlah bahasa yang mudah untuk dikuasai secara

total.Problematika yang biasanya muncul dalam pembelajaran bahasa Arab bagi

non Arab terbagi ke dalam dua problema, yaitu problem linguistik(problem

kebahasaan) dan non-linguistik(problem non kebahasaan).Problem kebahasaan

antara lain meliputi: (problem Aswat Arabiyah, problem qowaid dan i,rab, serta

problem Tarokib), sedangkan problem non kebahasaan antara lain meliputi:

(motivasi dan minat belajar, sarana belajar, kompetensi guru baik akademik

maupun paedagogik, kepribadian dan sosial, pemilihan model pembelajaran yang

digunakan, dan waktu yang tersedia). Dari kedua problem diatas tampaknya yang

paling dominan mempengaruhi berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Arab

adalah problem-problem non-kebahasaan yang salah satunya adalah model

pembelajaran.Pengetahuan guru tentang kedua problem itu penting agar guru

dapat meminimalisir problem tersebut dan dapat mencari solusi yang tepat untuk

mengatasinya, sehingga apa yang diharapkan dari pengajaran bahasa Arab dalam

(24)

9

Pembenahan terhadap pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu

keharusan, baik dari manajemen, kurikulum, proses, ataupun evaluasinya, karena

tanpa melalui rekonstruksi terhadap pembelajaran bahasa Arab, pengetahuan

bahasa Arab yang mempengaruhi pengetahuan keislaman para pelajar akan

semakin mengkhawatirkan. Guru sebagai perancang dalam pembelajaran sangat

berperan dalam menentukan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan

pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

mengoptimalkan kemampuan guru untuk dapat mengorganisasikan informasi

sehingga bahan pelajaran menjadi menarik serta menyenangkan.Saat ini terdapat

kecenderungan guru sering menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang

kurang memobilisasi dan menumbuhkan potensi berpikir, sikap, dan keterampilan

siswa.

Menurut Tarigan (1985: 38) syarat minimal yang harus dipenuhi oleh guru

keterampilan berbahasa ialah penguasaan materi tentang keterampilan berbahasa

serta dapat mengajarkannya kepada siswa.Disamping kuat dalam penguasaan

materi pelajaran, guru juga harus kaya pengalaman dengan beraneka ragam

strategi pengajaran atau teknik pengajaran. Guru keterampilan berbahasa harus

mahir dan kaya pengalaman dengan teknik pengajaran keterampilan berbahasa.

Pembelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan, mulai dari tingkat dasar

hingga perguruan tinggi, idealnya memungkinkan pembelajar menguasai empat

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan mendengar (maharah

al-istima’),keterampilan berbicara (maharah al-kalam), keterampilan membaca

(maharah al-qiraah) dan keterampilan menulis (maharah al-Kitabah) secara

(25)

10

hanya berfungsi pasif, yaitu mendengar ataupun membaca berupa berita teks,

bacaan dan wacana, melainkan juga berfungsi aktif, yaitu untuk memberikan

pemahaman kepada orang lain melalui komunikasi lisan maupun tulisan.

Dalam matapelajaran bahasa Arab, siswa dituntut untuk dapat memahami

bentuk wacana yang ada untuk dapat memvisualisasikan dalam bentuk

keterampilan berbahasa secara efektif. Belajar bahasa Arab memang sebuah

keharusan yang layak dikuasai oleh umat Islam. Sebab sejak awal mula

diturunkan ajaran Islam sampai hari ini, bahasa yang digunakan adalah bahasa

Arab.Dengan adanya tuntutan kualifikasi seperti ini, maka secara ideal siswa

harus memiliki kemampuan dasar yang secara esensial dapat membantu mereka

untuk memahami teks/wacana bahasa Arab. Berdasarkan pengalaman peneliti,

penguasaan kosakata merupakan syarat mutlak yang harus dikuasai oleh siswa

dalam matapelajaran bahasa Arab ini, selain penguasaan tatabahasa (nahwu wa

sharf /

ﻑﺭﺹﻝﺍ ﻭ ﻭﺡﻥﻝﺍ

).

Penguasaan kosakata merupakan salah satu komponen bahasa yang harus

dikuasai oleh siswa dalam memahami teks bahasa Arab. Penguasaan kosakata

terutama berkaitan dengan penguasaan makna kata-kata, disamping kemampuan

menggunakannya pada konteks yang tepat dalam sebuah wacana. Makna suatu

wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa, sebagian besar ditentukan oleh

kosakata yang digunakan dalam pengungkapannya. Dari kosakata tersebut suatu

wacana memperoleh sebagian besar maknanya, disamping juga dari unsur-unsur

lain dari wacana seperti tekanan suara dan intonasi. Penguasaan kosakata yang

dimiliki siswa dijadikan sebagai kemampuan awal bagi siswa untuk lebih dapat

(26)

11

upaya memaknai bahasa Arab. Mahmud Yunus (2000) mengatakan bahwa

penguasaan mufradat (kosakata) merupakan suatu modal utama dalam memahami

bahasa asing, khususnya bahasa Arab yang memiliki uslubul lughah (tatanan

bahasa) yang lebih rumit dibandingkan dengan bahasa asing lainnya. Siswa dalam

hal ini dituntut untuk dapat menggali kosakata yang lebih banyak, baik melalui

kamus, buku serta televisi dan media pembelajaran lainnya. Hal ini senada dengan

pendapat yang dikemukakan oleh ahli tata bahasa Arab Ibn Faris dan para

cendikiawan muslim yang menyatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa

yang memiliki kekayaan kosakata serta membutuhkan pemahaman yang lebih

mendalam untuk memahami bahasa tersebut.

Mahmud Yunus (2000) mengatakan bahwa penguasaan mufradat

(kosakata) merupakan suatu modal utama dalam memahami bahasa asing,

khususnya bahasa Arab yang memiliki uslubul lughah (tatanan bahasa) yang lebih

rumit dibandingkan dengan bahasa asing lainnya. Siswa dalam hal ini dituntut

untuk dapat menggali kosakata yang lebih banyak, baik melalui kamus, buku,

serta televisi dan media pembelajaran lainnya. Hal ini senada dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Ahli tata bahasa Arab Ibn Faris dan para cendikiawan

Muslim yang menyatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang memiliki

kekayaan kosakata serta membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam untuk

dapat memahami bahasa tersebut.

Hal ini sangat bertolak belakang dengan kemampuan penguasaan kosakata

yang dimiliki siswa yang cenderung masih rendah, yang ditandai dengan

kurangnya penguasaan siswa dalam memahami materi bahasa Arab. Hal ini juga

(27)

12

hendaknya menguasai minimal 25 kosakata baru dalam memaknai satu pokok

bahasan bahasa Arab. Pernyataan ini senada dengan standar kompetensi bahasa

Arab MAN Kisaran kelas X yang menyatakan bahwa siswa harus mampu

menguasai 250 kata-kata baru ditambah dengan 250 kata baru dikelas satu dan

dua dengan struktur kalimat (tarkib al-kalimat) yang benar dan baik, sesuai

dengan tema-tema yang tersedia dalam materi pokok untuk dapat memahami

teks-teks berbahasa Arab, serta penggunaan dalam bahasa percakapan dan insya’

muwajjah.

Pada hakikatnya kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau

hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Guru sebagai salah satu komponen

dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan penting. Guru bukan hanya

sekadar penyampai materi atau transfer knowledge saja, tetapi lebih dari itu guru

dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran yang mendidik dengan karakter.

Oleh karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif

dan menarik minat siswa sehingga bahan pelajaran yang disampaikan bisa

benar-benar dipahami oleh siswa.

Usaha untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Arab diperlukan suatu

model pembelajaran yang efektif dan efesien.Kurang tepatnya guru dalam

memilih model pembelajaran atau teknik pembelajaran menjadikan siswa kurang

berminat dalam mengikuti pelajaran.Siswa merasa jenuh dan bosan karena yang

diajarkan guru dalam pembelajaran selalu monoton dan membosankan sehingga

siswa cenderung bosan mengikuti pembelajaran di kelas.Dengan demikian maka

perlu kiranya dirancang suatu proses pembelajaran yang dapat membangkitkan

(28)

13

merupakan peranan utama seorang guru selain menjadi sumber informasi harus

menjadi motivator dan fasilitator dan mengkondisikan siswa agar belajar aktif

sehingga potensi pada dirinya dapat berkembang maksimal sehingga timbul minat

belajarnya.

Melalui model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru, diharapkan

siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan yang ditransfer oleh guru, tetapi

hendaknya siswa dapat menemukan sendiri suatu pengetahuan.Pembelajaran yang

menarik berarti mempunyai unsur menggelitik bagi siswa untuk diikuti.Dengan

begitu siswa mempunyai motivasi untuk terus mengikuti

pembelajaran.Pembelajaran yang menyenangkan berarti pembelajaran yang cocok

dengan suasana yang terjadi dalam diri siswa. Jika siswa tidak senang, tentu pasti

juga siswa tidak ada perhatian dan akan menyebabkan siswa akan pasif, jenuh,

dan masa bodoh. Guru yang baik harus mampu menangani masalah tersebut.

Menyenangkan atau tidaknya proses pembelajaran bahasa Arab yang berlangsung

akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran bahasa Arab.

Jika dari awal proses pembelajaran bahasa Arab ini sudah diterapkan berbagai

macam strategi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan maka tidak mustahil

siswa akan semakin semangat, semakin termotivasi untuk terus belajar bahasa

Arab. Karena itulah penentuan model pembelajaran yang tepat sangatlah penting

untuk diperhatikan oleh guru bahasa Arab.

Metode pembelajaran langsung (direct method) merupakan salah satu dari

bagian model ekspositori yang telah diterapkan selama ini di MAN Kisaran

dimana terpusatnya kegiatan pembelajaran kepada guru, guru sebagai pemberi

(29)

sekali-14

kali turut dilibatkan. Dalam penelitian ini model ekspositori akan dibandingkan

dengan model pembelajaran Think Pair Share yang merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Think Pair Share merupakan

pembelajaran berpusat pada pebelajar (student centered) merupakan rangkaian

tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa

dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran

dengan jalan berperan aktif.

Model pembelajaran yang selamaini hanya menekankan pada

pemikiranreproduktif, hafalan dan mencari satujawaban yang benar terhadap

soal-soalyang diberikan, sudah saatnya untukditinggalkan dan kini beralih ke

prosesberpikir kreatif dan inovatif, karena berpikirkreatif, inovatif dan produktif

sangatdibutuhkan untuk menghadapi berbagaiperubahan dan perkembangan

ilmupengetahuan dan teknologi. Sudahsaatnya untuk mencari dan

mempelajarimodel pembelajaran yang sesuai dengansilabus, lebih menarik dan

bermanfaatbagi siswa, dalam belajar.Salah satuupaya yang dilakukan adalah

melakukaneksperimen terhadap suatu modelpembelajaran. Oleh karena itu,

penelitian ini mencoba menerapkan model pembelajaran yang dirasacocok untuk

mengaktifkan siswa dalam belajar adalah modelpembelajaran kooperatif tipe

Think Pairand Share(TPS).

Model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)atau berpikir

berpasangan berbagi adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa yang pertama kali

dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai

(30)

15

merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi

kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan

pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang

digunakan dalam Think Pair Share(TPS) dapat memberi siswa lebih banyak waktu

berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya

melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang

menjadi tanda tanya.

Salah satu upaya yang dilakukan sebagai solusi dalam meningkatkan

kemampuan memahami wacana/teks bahasa Arab adalah dengan menerapkan

model pembelajaran yang bervariasi yang disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Oleh karena itu penelitian ini mencoba menerapkan model pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)yang akan dibandingkan dengan model

pembelajaran langsung(direct Learning) yaitu kegiatan pembelajaran yang

berpusat pada guru, penyampaian informasi yang bersumber dari buku teks,

referensi, atau pengalaman pribadi dalam proses pembelajarannya, karena selama

ini model pembelajaran langsung banyak digunakan pada pelajaran bahasa Arab.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah berkenaan dengan penelitian ini, yakni sebagai berikut:(1)

Bagaimana tingkat penguasaan kosakata bahasa Arab siswa? (2) Bagaimana

motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab? (3)

Bagaimana tingkat kecerdasan siswa? (4) Apakah model pembelajaran bahasa

Arab yang digunakan selama ini sesuai dengan karakteristik siswa? (5)Model

(31)

16

pembelajaran TPS dengan model pembelajaran Langsung? (6) Apakah perbedaan

tingkat penguasaan kosakata siswa mempengaruhi tingkat kemampuan dalam

memahami wacana bahasa Arab? (7) Apakah terdapat interaksi antara model

pembelajaran dengan tingkat penguasaan kosakata siswa dalam memahami suatu

wacana bahasa Arab?

C. Pembatasan Masalah

Dari hasil identifikasi masalah di atas maka perlu dicari jawaban terhadap

semua permasalahan dengan melakukan penelitian yang lebih luas. Mengingat

keterbatasan waktu, dana, kemampuan penulis serta ruang lingkupnya terlalu luas,

dan agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu dibuat pembatasan masalah

sehingga peneliti memperoleh tujuan yang diharapkan.

Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada tiga variabel;

satu variabel terikat yaitu kemampuan memahami wacana bahasa Arab, satu

variabel bebas yaitu model pembelajaran dan satu sebagai variabel moderatornya

yaitu penguasaan kosakata.

Model pembelajaran yang dikaji adalah model pembelajaran Think Pair

Share (TPS) dan model pembelajaran ekspositori.Variabel moderatornya adalah

penguasaan kosakata yang dalam hal ini adalah penguasaan kosakata tinggi dan

rendah.Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X MAN Kisaran.Selanjutnya

kemampuan memahami wacana bahasa Arab dalam ranah kognitif yang diperoleh

(32)

17

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka masalah tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab siswa

yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair

Share (TPS) lebih tinggi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran langsung?

2. Apakah kemampuan memahami wacana bahasa Arab siswa yang

memiliki tingkat penguasaan kosakata tinggi lebih tinggi dari pada siswa

yang memiliki tingkat penguasaan kosakata rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajarandan penguasaan

kosakata siswa terhadap kemampuan memahami wacana bahasa Arab?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian:

a. Untuk mengetahui kemampuan memahami wacana bahasa Arab

siswayang diajarkan dengan model pembelajaran Think Pair

Share(TPS)dankemampuan siswa yang diajarkan dengan menggunakan

model pembelajaran langsung

b. Untuk mengetahui kemampuan memahami wacana bahasa Arab siswa

yang memiliki penguasaan kosakata tinggi dan siswa yang memiliki

penguasaan kosakata rendah.

c. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan penguasaan

(33)

18

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan praktis.

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: (1) untuk memperkaya

khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang pembelajaran bahasa pada umumnya,

(2) untuk menstimulasi buah pikiran yang berguna sebagai rujukan maupun

bandingan bagi penelitian lanjutan yang mengkaji masalah model pembelajaran

dan penguasaan kosakata dan pengaruhnya terhadap kemampuan memahami

wacana bahasa Arab.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: (1) sebagai

bahan masukan bagi guru bahasa Arab, yang berguna sebagai bahan pertimbangan

dalam merancang program pembelajaran khususnya dalam memilih model

pembelajaran yang akan dilakukan untuk siswa, (2) sebagai pedoman bagi guru

bahasa Arab yang ingin menerapkan model pembelajaran Think Pair Share

dengan memperhatikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran

kosakata, dan (3) sebagai bahan masukan bagi siswa, yang berguna sebagai bahan

pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai bagi mereka

(34)

109

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan:

1. Kemampuan memahami wacana bahasa Arab siswa kelas X MAN Kisaran yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung 2. Secarakeseluruhan, siswa yang memilki tingkat penguasaan kosakata tinggi

memiliki pemahaman wacana bahasa Arab lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata rendah

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan siswa memahami wacana bahasa Arab siswa kelas X MAN Kisaran

B. Implikasi

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, beberapa implikasi dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik daripada model pembelajaran langsung dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami wacana bahasa Arab. Hal ini dikarenakan penerapan model pembelajarankooperatiftipe TPS pada siswa kelas X MAN Kisaran memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan memahami wacana bahasa Arab. Model pembelajaran kooperatiftipe TPS

(35)

110

mampumemotivasisiswa agar mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajarnya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Materi pembelajaran disesuaikan dengan permasalahan-permasalahan yang berorientasi terhadap mata pelajaran Bahasa Arab. Pembelajaran didasarkan pada karakteristik siswa, guru perlu mengetahui tipe kepribadian yang dimiliki siswa sebagai salah satu karakteristik yang turut mempengaruhi hasil belajar, dengan demikian guru dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran mata pelajaran Bahasa Arab

3. Siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata memiliki kemampuan memahami wacana bahasa Arab yang lebih tinggi jika diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, Tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu alasan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini dikarenakan terdapat pembagian tugas secara pribadi maupun secara berpasangan dengan teman sebangku untuk bersama-sama mendiskusikan materi yang disampaikan.

(36)

111

mengemukakan gagasan dan argumentasinya, sehingga siswa terhindar dari cara belajar menghafal

5. Hasil penelitian ini juga dapat memotivasi guru dalam mengembangkan model pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran langsung dan mempublikasikannya ke media cetak dan jaringan internet. Pengembangan model pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengembangkan kemampuannya untuk merancang pembelajaran dengan memperhatikan materi yang tepat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, penyusunan scenario dan pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran yang akan membuat tercapai tujuan pembelajaran yang bermakna

6. Dalam mengembangkan khasanah pengetahuan di bidang pendidikan dalam upaya pengenalan model pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe TPS dan model pembelajaran langsung dapat dikembangkan melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), ataupun pelatihan-pelatihan bagi guru, workshop ataupun seminar yang memacu guru dalam menggunakan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik siswa

C. Saran

(37)

112

1. Para guru bahasa Arab disarankan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sebagai model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab.

2. Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik mata pelajaran sangat mempengaruhi, maka guru perlu merancang dan mengembangkan model pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran

(38)

113

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman, Yasin. (2000). At-tadris wa I’daadul Muallim. Riyadh: Daar al-basyar Ad-dauli

Abu Khatab, Fuad. (1980). Ilmu an-nafsi at-tarbawi. Kairo: Maktabah Anjlo Al-Mishri

Ahmad Tu’aimah, Rusydi. (1989). Ta’liimul Arabiyah Lighairi Annathiqiin biha

waManaahijuhu wa Asaalibuhu. Ribath: Jami’ah Al-Manshuroh

Anderson, dike. 2001. A Taxonomy for Learning Teaching and Asseing: A

Version of Bloom Taxonomi of Educational. Longon: New York. Inc

Arikunto, Suharsimi. (2008) .Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Asri, Budiningsih. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Bahri Djamarah, Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. 2010. Jakarta: Rineka Cipta

Budiningsih, C. Asri. (2004) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Burn, Paul C. Betty. D. Roe dan Elinor P. Ross. 1984. Teaching Reading in

Today’s Elementary Schools. Boston : Hougton Mifflin Company

Chaer, Abdul. Psikolinguistik Kajian Teoritik. 2002. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta

Cruse, D.A. 1986. Lexical Semantic. London: Cambridge University Press

Danning Fussy.2013. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kecerdasan Ganda Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa

Universitas Negeri Medan. Tesis: Universitas Negeri Medan

Dimyati dan Mudjono. (2009). Belajar dan pembelajaran .Jakarta : Rineka Cipta

Dick, W, dan Carey, L. (1985).The systematic Design of Instruction. Gleview: Scott, Foresman and Company

Dick and Carey 2005. Thes Systematic Design of Distruction. New York : Happer Collins Publisher

(39)

114

Fachrurrozi, Azi. (2008). Asaalib Tadrisul Mahaarah Al-lughowiyah Al-Arabiyah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Fuad Effendy, Ahmad. (2005). Metodologi pengajaran Bahasa Arab.Malang: Misykat

Gagne,Robert M. Leslie J.Briggs,And Walter W. Wager. 1992. Principles of

instructional Design.New York: Holt, Rinerhart and Winston Inc

Hamid, A. K (2007).Teori belajar dan Pembelajaran. Medan: PPs Unimed

Joice Bruce and Weil Marsha. 1992.Models of Teaching. Yokyakarta : Pustaka Pelajar

Kustaryo, Sukirah. 1990. Reading Technique for College Student. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK

Lie, A. (1999). Cooperative Learning: Mempraktekkan cooperative learning di

ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo

Lie ,Anita. 2008. Cooperatve Learning.Jakarta: Grasindo

Lyon, Jhon. 1981. Language Meaning and Context. Great Britain. The Chaiser Press

Matsna, Mohammad. 2006. Orientasi Semantik Al-Zamakhsyari. Jakarta: Anglo Media

Miarso (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Muhammad, Yunus. 2000. Durus Al-Lughah Al’Arabiyah: Jakarta: Hidakarya Agung

Muhbib, Abdul Wahab. Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. 2010. Jakarta: UIN Press

Mulyana, Slamet (2000). Lesson Study (makalah). Kuningan: LPMP Jawa Barat

Ngalim Purwanto, M. 2002. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: Sinar Baru

(40)

115

Sakinah. 2011. “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Siswa Memahami Wacana/ Teks Bahasa Arab Kelas XI MAN I Padang Sidempuan Mahasiswa Universitas Negeri

Medan. Tesis: Universitas Negeri Medan

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran . Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Slavin, E Robert.2009. cooperative Learning. Bandung : Nusamedia

Suparman, Atwi, 2012. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga

Suparno. 1998. Jurnal Penelitian Pendidikan. “Kondisi Pengajaran Bahasa

Indonesia di SLTP”. Malang: IKIP Malang

Syah, Muhibbib. 1996. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Tarigan, Henry. 1985. Pengajaran Wacana: Bandung

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan 3, Jakarta: Balai Pustaka

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Vina Susanti. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Intrinsik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Membaca Bahasa Ara Mahasiswa

Universitas Negeri Medan. Tesis: Universitas Negeri Medan

______Kelemahan & Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif.http://ww.Scibd.

com/doc/28143712/ Bab-2-cevi-Baru. ( online ). Diakses Oktober 2014

_____Prinsip prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif http.//ww. Scribd.Com /do

Gambar

Gambar
Tabel 1 Hasil UAS Bahasa Arab Siswa Kelas X MAN Kisaran

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Melalui Kegiatan Melukis Untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus Anak Kelompok B Tk Aisyiyah 21 Tahun Ajaran

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bahwa penggunaan metode spektrofotometri derivatif dengan cara penentuan zero crossing dapat dilakukan

Hasil dari penilaian daya terima panelis terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan brownies kukus dengan substitusi tepung ampas tahu dari tepung

perdagangan, tempat jual beli kebutuhan sehari-hari dan Klenteng sebagai tempat peribadatan, mesti tak sebagus kini sudah dibangun di sana. 1911

Kreativitas (berfikir kreatif atau berfikir divergen) merupakan kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia untuk menemukan banyak kemugkinan jawaban terhadap

 Menyaksikan, menyimak, meniru, dan berpartisipasi dalam interaksi yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait nama benda, dan bangunan publik (

Deskripsi hasil penelitian sebelum diberikan tindakan permainan book scavenger hunt atau pra-siklus, tingkat kemampuan berhitung anak dari seluruh jumlah anak yaitu

[r]