• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUH-KEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUH-KEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

TESIS

DiajukanUntukMemenuhiPersyaratan DalamMemperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

DEWI SARTIKA

NIM : 8136142005

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

DEWI SARTIKA

NIM : 8136142005

Menyetujui: Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ajat Sudrajat, M.Si. Dr.Retno Dwi Suyanti, M.Si

NIP. 19640625 199003 1 003 NIP. 19580222 198903 1 002

Mengetahui:

Ketua Program StudiPendidikan Kimia

(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Dewi Sartika . Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuh-kembangkan Karakter Siswa pada Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat menumbuhkembangkan nilai karakter siswa. (3) Perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah. (4) Perbedaan antara peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah. (5) Hubungan karakter siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan. Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, dengan sampel sebanyak 2 kelas yang diambil secara purposive sampling pada kelas eksperimen 1 diajar dengan model pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang dikembangkan dan pada kelas eksperimen II diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA Sekolah. Instrumen penelitian menggunakan: (1) tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh; (2) lembar observasi untuk mengukur karakter siswa. Data berdistribusi normal dan homogen. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji- t satu pihak. Data dianalisis menggunakan SPSS 17.0 dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian dan pengujian menunjukkan bahwa Hipotesis ketiga, keempat dan kelima Ha diterima Sig.< α (0,000 < 0,05). Berdasarkan perhitungan diperoleh peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen 1 adalah 0,50 atau 50% lebih tinggi dibandingkan peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen 2 yaitu 0,37 atau 37 %. Nilai karakter komunikatif, kreatifitas, rasa ingin tahu, tanggung jawab dan toleransi siswa pada kelas yang menggunakan buku ajar kimia yang dikembangkan dalam penelitian ini lebih berkembang dibandingkan karakter siswa pada kelas yang menggunakan buku kimia sekolah

(6)

ii ABSTRACT

Dewi Sartika: Implementation of Cooperative Based Learning Model Integrated Textbook Problems in Improving Learning Outcomes and Grow-developed characters Students on Electrolytes and Non-Electrolytes. Thesis. Medan: Chemical Education Studies Postgduate Program, State University of Medan, 2015.

This Study aims to determine: (1) The cooperative proble based learning with the integration of senior text book can improve the student result in chemistry. (2) The cooperative problem based learning integration with senior text book develop with the students value characteristic. (3)The differences of the result study students in chemistry by using cooperative problem based learning with intergration of using text book ini senior high school which is developing with learning by using cooperative problem based learning in students text book. (4) The differences would be increase study result especially for students in chemistry which learn by cooperative problem based learning integration students text book which develope by learn using cooperative based learning for students text book. (5) The relation of students character with the result in chemistry by using cooperative problem based learning integration chemistry text book in senior high school that has been developed. The experimental study, with a sample of two classes are taken by purposive sampling at 1 experimental class taught by cooperative problem-based learning model integrated chemistry textbook SMA/ MA are developed and the experimental class II taught using cooperative problem-based learning model integrated chemistry textbook SMA/ MA. Research instruments used: (1) the test results in the form of multiple-choice study tested the validity, reliability, power differences, level of difficulty and detractors; (2) pieces of observation during the learning process is performed to measure the character of students. Normal distribution of data and homogeneous. The hypothesis was tested by using the self-t one party. Data were analyzed menggunakanSPSS 17.0 with 0.05 significance level . The results of research and testing indicate: The result of this study shows for three hypothes, four and five showed Sig.< α (0,000 < 0,05). Based on the calculation of the average values obtained in gain range 0,51 or 51% higher than experimental class 2 (37%). The value of chacarter Communicative. Creativity, Responsibilities end Tolerance in the experimental class 1 in more developed than experimental class.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran

Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar dalam Meningkatkan

Hasil Belajar dan Menumbuh-kembangkan Karakter Siswa pada Larutan

Elektrolit dan Non Elektrolit” Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah

ke arwah Nabi besar Muhammad SAW yang Insya Allah akan selalu menjadi suri

tauladan bagi umat manusia dan guru dari semua guru ada.

Penyelesaian tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam

menyelesaikan Program Magister pada Program Studi Pendidikan Kimia

Universitas Negeri Medan. Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bimbingan

dan arahan dari pembimbing yang terhormat Bapak Dr. Ajat Sudrajat M.Si. selaku

dosen pembimbing I dan Ibu Prof. Dr. Dwi Retno Suyanti, M.Si. selaku dosen

pembimbing II. Terima kasih atas segala bimbingan, arahan, nasihat, saran,

motivasi, dan kemudahan yang selalu Bapak dan Ibu berikan sejak awal penulisan

sampai penyelesaian tesis ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan terima kasih kepada

yang terhormat nara sumber: Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Dr.

Mahmud, M.Sc, Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd yang dengan keluasan dan

kedalaman ilmunya masing-masing telah memberikan masukan yang begitu

berarti terhadap tesis ini.

Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku

Direktur PPs Universitas Negeri Medan. Terima kasih juga kepada Bapak dan Ibu

Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia yang telah banyak memberikan ilmu

(8)

iv

mahasiswa seangkatan yang banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam

penyusunan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gamel Natser, S.Pd

selaku Kepala SMA Negeri 1 Ulu Barumun yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk menempuh pendidikan dan melaksanakan penelitian di SMA Negeri

1 Ulu Barumun. Terima kasih juga kepada rekan-rekan guru SMA Negeri 1 Ulu

Barumun yang telah bekerja sama selama penelitian sampai saat ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada orangtua tercinta,

Ayahanda Alm. Rahim Ritonga dan Ibunda Fera Anriani Siagian atas segala

motivasi dan doa yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis. Khususnya

Kepada Suami tercinta Suparman, Amd dan buat anak-anakku tersayang

Fathiyyah Muthmainnah dan Ahmad Faqih Al- Banna yang penuh kesabaran dan

pengertian serta keikhlasan hati untuk ditinggalkan selama penulis menjalani

pendidikan.

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu

yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan. Semoga

semua bantuan yang telah diberikan menjadi amal yang akan mendapat balasan

yang lebih baik di sisi Allah SWT. Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat

bagi semua yang membutuhkannya.

Medan, 2015

Penulis,

Dewi Sartika

(9)

v

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

2.1Kajian Teoritis ... 12

2.1.1 Hasil Belajar ... 12

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

2.1.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 17

2.1.4 Model Kooperatif Berbasis Masalah... 18

2.1.5 Buku Ajar ... 20

2.1.6 Karakteristik Ilmu Kimia ... 22

2.1.7 Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit ... 23

2.1.8 Pendidikan Karakter ... 24

2.2Kerangka Konseptual ... 27

2.2.1 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar yang telah dikembangkan terhadap meningkatnya hasil belajar siswa ... 29

2.2.2 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar yang telah dikembangkan terhadap Peningkatan hasil belajar siswa ... 30

2.2.3 Hubungan Karakter Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar Kimia Pada Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit ... 33

2.3Studi Pendahuluan yang Telah dan Sedang Dilaksanakan ... 35

(10)

vi

3.7Instrumen Penelitian dan Analisis Data ... 43

3.7.1 Instrumen Penelitian ... 43

3.8.1 Hubungan Karakter Siswa Terhadap Hasil Belajar ... 48

BAB IV HASIL DANPEMBAHASAN 4.1Deskripsi Data ... 49

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian ... 50

4.1.1.1. Validitas InstrumenTes... 50

4.1.1.2. Validitas Isi... 51

4.1.1.3. Reliabilitas Instrumen tes ... 52

4.1.1.4. Tingkat Kesukaran Tes ... 52

4.1.1.5. Daya Pembeda InstrumenTes ... 53

4.1.1.6. Pengecoh ... 53

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 53

4.1.3. Gain Hasil Belajar ... 55

4.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif berbasis Masalah terintegrasi Buku Ajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar 4.3.2 Model Pembelajaran Kooperatif berbasis Masalah terintegrasi Buku Ajar dalam Peningkatkan Hasil Belajar 4.3.3 Hubungan Karakter Siswa Terhadap Hasil Belajar yang diajar dengan Model Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar Kimia SMA/ MA yang Telah dikembangkan. 4.4Temuan Penelitian ... 70

(11)

vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 73 5.2 Saran ... 74

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 46

Tabel 3.2 Data interpretasi nilai r 48

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar dan Karakter 53

Tabel 4.2 Nilai Rata- Rata Gain 56

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest 57

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data 58

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Pertama 60

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Kedua 62

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 81

Lampiran 2. RPP CPBL 83

Lampiran 3. Sintak CPBL 95

Lampiran 4. Kisi- Kisi Instrumen Soal 96

Lampiran 5. Soal Instrumen 98

Lampiran 6. Lembar Observasi Karakter 108

Lampiran 7. Instrumen Tes 120

Lampiran 8. Data Nilai Skor Soal Instrumen 121

Lampiran 9. Validitas Instrumen 122

Lampiran 10. Tingkat Kesukaran Tes 123

Lampiran 11. Daya Pembeda Tes 124

Lampiran 12. Pengecoh 125

Lampiran 13. RekapAnalisisButir 126

Lampiran 14. Data Hasil Belajar dan Karakter 127

Lampiran 15. Uji Normalitas 138

Lampiran 16. Uji Homogenitas 150

Lampiran 17. Uji Hipotesis Pertama 151

Lampiran 18. Uji Hipotesis Kedua 153

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan dalam kehidupan manusia

untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mengubah tingkah laku ke

arah yang lebih baik. Di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber

daya manusia yang berkualitas dan kualitas sumber daya manusia ini hanya dapat

diperoleh dari proses belajar yaitu melalui pendidikan.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

dinyatakan bahwa : “Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang No. 20,

Tahun 2003).

Berdasarkan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional di atas, maka

pelaksanaan pendidikan tidak hanya menjadikan anak didik menjadi manusia

yang berilmu saja, tetapi juga harus dapat menumbuh-kembangkan nilai-nilai

karakter yang mulia.Selama ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia hanya

berorientasi pada tujuan menjadikan anak didik menjadi manusia yang berilmu

terutama pengetahuan kognitifnya yang diukur dengan test. Pemahaman bahwa

hasil belajar hanya diukur sebagai penguasaan.

Kognitif kompetensi materi ajar, menjadikan pencapaian tujuan

(16)

2

pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam semua mata pelajaran harus

memasukkan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam proses pembelajaran.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pendidikan di

sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya

menumbuh-kembangkan karakter siswa. Pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di

sekolah, harus ikut bertanggung jawab terhadap tumbuh dan berkembang

nilai-nilai karakter siswa.

Selama ini pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, hanya terfokus

pada tuntutan penguasaan kompetensi siswa terhadap bahan ajar (matter

contents). Sedangkan nilai-nilai karakter anak didik kurang menjadi perhatian guru. Akibatnya, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah mengalami

ketimpangan dalam usaha untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional.

Selain model pembelajaran yang harus mengalami inovasi yang

mengintegrasikan nilai-nilai karakter mulia siswa, buku ajar yang merupakan

media dalam proses pembelajaran yang digunakan terutama buku ajar kimia di

SMA/MA belum ada yang memasukan nilai-nilai karakter masuk dalam rumusan

Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar sesuai dengan Kurikulum 2013 yang

berbasis pendidikan karakter. Akibatnya pendidikan yang dilaksanakan selama ini

menghasilkan anak didik yang pandai dan berilmu, namun kurang memiliki

karakter yang baik. Bila hal ini terus berlangsung maka terjadinya kemerosotan

moral bangsa Indonesia akan terus berlanjut.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun

2007 tentang Standar Proses, mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran

(17)

3

bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar merupakan suatu hal yang sangat

penting.

Oleh karena itu, bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini

dilengkapi dengan nilai-nilai karakter terintegrasi dalam materi ajar yang

menunjang tercapainya kompetensi inti dan kompetensi dasar.

Pengembangan bahan ajar dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter

ke dalam mata pelajaran dimaksudkan agar pada diri siswa di samping menguasai

isi materi ajar di bidang kognitifnya, diharapkan juga dapat berkembang nilai-nilai

karakter mulia siswa sehingga tujuan Pendidikan Nasional dapat terwujud.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan

menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan teori pembelajaran

konstruktivisme. Teori pembelajaran ini menganjurkan peran aktif siswa dalam

pembelajaran, sedangkan guru berperan membantu siswa dalam menemukan

fakta, konsep, dan prinsip, bukan sebagai pengendali seluruh kegiatan kelas.

Diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif, saling

berinteraksi, saling berdiskusi memecahkan masalah, sehingga siswa mampu

membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, akan berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

Selain hasil belajar, soft skill siswa juga perlu ditingkatkan terutama

kecakapan sosial (social skill). Sayangnya praktik pendidikan di Indonesia

cenderung lebih berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill (keterampilan

teknis) yang lebih bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ), namun

kurang mengembangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam emotional

(18)

4

menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan maupun nilai hasil ujian

(Wibowo, 2013). Pendidikan soft skill sangat penting dalam pembentukan

karakter generasi bangsa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan

santun, dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian di

Harvard University Amerika Serikat bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya

ditentukan oleh aspek kognitif (pengetahuan dan kemampuan teknis) atau hard

skill saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (afektif dan

psikomotorik atau soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, bahwa keberhasilan

hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill

(Wibowo, 2013).

Dalam upaya untuk menumbuh-kembangkan karakter siswa selama

proses pembelajaran, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang inovatif yang

dapat memasukkan pendidikan karakter terintegrasi dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran tersebut harus dapat mengaktifkan siswa sehingga selama

proses pembelajaran itu berlangsung, karakter siswa dapat tumbuh dan

berkembang.

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan pada konstruktivisme

serta mampu mengembangkan nilai-nilai karakter mulia pada siswa adalah model

pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Menurut Arends (2008) model

pembelajaran kooperatif dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan

prestasi akademis, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman, dan

pengembangan keterampilan sosial siswa. Model pembelajaran kooperatif

membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep untuk menumbuhkan

(19)

5

membangun persahabatan dan sikap positif terhadap orang lain yang memiliki

prestasi, etnisitas, dan gender berbeda. Menurut Slavin (2005) penggunaan

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus

dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima

kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Pembelajaran

kooperatif juga dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir,

memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

dan tumbuhkembangnya karakter siswa adalah model pembelajaran kooperatif

berbasis masalah (CPBL).

Menurut Suharta (2013), model pembelajaran CPBL terbukti secara

signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat

menumbuh-kembangkan karakter mulia siswa. Hamid dan Abbas (2012) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa model CPBL sangat efektif dalam meningkatkan nilai karakter

positif siswa. Handayani (2009), menyatakan bahwa model CPBL dapat

meningkatkan persentasi hasil belajar siswa baik dalam aktivitas, kognitif, afektif

maupun psikomotor. Selain itu, Yusof, dkk (2010) menyatakan bahwa penerapan

model CPBL dapat meningkatkan keikutsertaan dan motivasi siswa dalam

pembelajaran.

Larutan elektrolit dan non elektrolit merupakan salah satu pokok bahasan

ilmu kimia yang diberikan di kelas X SMA. Pokok bahasan ini memiliki beberapa

karakteristik sebagai berikut : 1. bersifat abstrak, seperti pada teori ion Svante

Arrhenius serta terurainya larutan menjadi ion-ion yang dapat menghantarkan arus

(20)

6

Penerapan konsep, yaitu saat menguji larutan untuk membedakan sifat-sifat

larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit. Karakteristik pokok

bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit ini menjadi salah satu penyebab

kesulitan belajar siswa.

Materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi

pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti

di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan menjadi berarti

dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan

pembelajaran, pengalaman dan pengatahuan sebelumnya untuk membangun

pengetahuan baru. Dan, selanjutnya siswa memanfaatkan kembali pemahaman

pengetahuan dan kemampuannya itu dalam berbagai konteks di luar sekolah untuk

menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks, baik secara mandiri maupun

dengan berbagai kombinasi dan struktur kelompok (Trianto, 2007).

Pokok bahasan ini sebenarnya sangat menarik dan akrab dengan

kehidupan sehari-hari, sehingga proses pembelajaran dapat lebih realistis. Dalam

upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, perlu dilakukan inovasi

pembelajaran yang memperhatikan kesesuaian antara metode dan media

pendukung dengan karakteristik materi yang disampaikan agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai seperti yang diharapkan. Maka peneliti mengusulkan

untuk menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah

Terintegrasi Buku Ajar Kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dalam

mengajarkan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diharapkan secara efektif

dapat meningkatkan hasil belajar dan menumbuh-kembangkan nilai-nilai karakter

(21)

7

antara lain : 1. Komunikatif, 2. Kreativitas , 3.Rasa ingin tahu, 4.Tanggung jawab

5. Toleransi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : ”Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuh-kembangkan Karakter Siswa pada Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”

1.2 Identifikasi Masalah

1. Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, masih Terfokus pada tuntutan

penguasaan kompetensi siswa terhadap bahan ajar (matter contents).

Sedangkan nilai-nilai karakter anak didik kurang menjadi perhatian guru.

2. Buku ajar yang merupakan media dalam proses pembelajaran yang

digunakan terutama buku ajar kimia di SMA/MA belum ada yang

memasukan nilai-nilai karakter masuk dalam rumusan Kompetensi Inti, dan

Kompetensi Dasar sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berbasis pendidikan

karakter.

3. Pembelajaran masih lebih dominan dalam mengembangkan ranah kognitif

(hard skill) dan kurang memperhatikan ranah afektif dan psikomotorik (soft

skill).

4. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam memilih model pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah :

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku

ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil

(22)

8

2. Apakah model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku

ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat

menumbuh-kembangkan nilai-nilai karakter siswa ?

3. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah

terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan

hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah?

4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil

belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis

masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan

dengan penigkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia

SMA/MA sekolah?

5. Apakah terdapat hubungan yang signifikan karakter siswa dengan hasil

belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis

masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan?

1.4 Batasan Masalah :

Dalam penelitian ini sesuai dengan tujuannya, agar permasalahan tidak terlalu

meluas dan penelitian ini lebih efektif maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif berbasis masalah.

2. Buku ajar yang digunakan adalah buku ajar kimia SMA/MA yang telah

(23)

9

3. Materi pelajaran yang akan dibelajarkan dalam penelitian ini adalah

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit kelas X semester genap Tahun

Pelajaran 2014/2015.

4. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif taksonomi Bloom C1 –C3.

5. Karakter yang akan ditumbuhkembangbangkan adalah : komunikatif

kreativitas, rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan toleransi

1.5 Tujuan Penelitian :

Tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia

SMA/MA yang telah dikembangkan.

2. Mengetahui bahwa model pembelajaran kooperatif berbasis masalah

terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat

menumbuh-kembangkan nilai-nilai karakter siswa.

3. Mengetahui perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku

ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan hasil belajar siswa

yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah

terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah?

4. Mengetahui perbedaan peningkatan belajar siswa yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar

kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan penigkatan hasil belajar

siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah

(24)

10

5. Mengetahui adanya hubungan yang signifikan karakter siswa dengan hasil

belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis

masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Model pembelajaran kooperatif berbasis masalah dapat menjadi acuan

dalam pengembangan dan implementasi model pembelajaran inovatif di

Indonesia sehingga tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan dapat

tercapai.

2. Buku ajar kimia yang telah dikembangkan terintegrasi dengan model

pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk bahan acuan dalam

pengembangan buku ajar di Indonsia dengan memasukkan nilai-nilai

karakter terintegrasi kedalamnya.

3. Dapat menumbuh-kembangkan nilai-nilai karakter positif pada siswa

sehingga diharapkan akan membentuk lingkungan sekolah yang berbudaya

sehat dan inovatif, sehingga pada akhirnya tujuan pendidikan nasional

dapat terwujud.

4. Dapat meningkatkan kemampuan dan mutu pendidikan pascasarjana di

Universitas Negeri Medan, khususnya pada Program Studi Pendidikan

Kimia.

5. Dapat meningkatkan mutu penelitian di Program Studi Pendidikan Kimia,

(25)

11

1.7 Defenisi operasional

Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat

pada perumusan masalah untuk menghindari perbedaan penafsiran terhadap istilah

tersebut

1. Implementasi yang dimaksud adalah proses penerapan model

pembelajaran kooperatif terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah

dikembangkan

2. Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah: Suatu

pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Nurhadi, dkk dalam Handayani dan Sapir (2009)

3. Terintegrasi maksutnya adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang

utuh atau bulat

4. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat berupa

bahan tertulis maupun tidak tertulis (Depdiknas, 2008)

5. Hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mencakup

bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang diperoleh melalui suatu

penilaian. (Hamalik, 2003:30)

6. Peningkatan hasil belajar dapat dihitung dengan menggunakan g faktor

(gain score ternormalisasi). (Meltzer, 2002)

7. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran

(26)

12

terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan,

maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. (Kusuma

(27)

74 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Adapun beberapa simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1. Hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah

dikembangkan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar

dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar

kimia SMA/MA sekolah.

2. Terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia

SMA/MA yang telah dikembangkan dengan hasil belajar siswa yang diajar

dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar

kimia SMA/MA sekolah.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar siswa

yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah

terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan

penigkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah

4. Nilai Karakter Komunikatif, Kreatifitas, Rasa Ingin Tahu, Tanggung Jawab

dan Toleransi siswa pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran

(28)

75

dikembangkan lebih tinggi dibandingkan dengan karakter siswa yang diajar

dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar

kimia SMA/MA sekolah.

5. Terdapat hubungan yang signifikan karakter siswa dengan hasil belajar siswa

yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah

terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan.

5.2.Saran

Berdasarkan simpulan yang dikemukakan sebelunya, maka sesuai dengan

hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan:

1. Melihat Implementasi model pembelajaran kooperatif berbasis masalah

terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan guru kimia berusaha untuk

mengajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif berbasis

masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan.

2. Penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para peneliti lain dalam

mendesain penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan model

pembelajaran terintegrasi Buku ajar kimia SMA/ MA dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran pada umumnya, dan secara khusus pada

pembelajaran kimia.

3. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi penulis dan penerbit untuk

memperhatikan pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan standar

(29)

76

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, O. & R. O. Tandogan, (2007), The Effects Of Problem-Based Active Learning In Science Education On Students’ Academic Achievement,

Attitude And Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science

& Technology Education 3(1): 71-81.

Ali, R., Akhter, A., Shahzad, S., Sultana, N., & Ramzan, M., (2010). The Impact Of Motivation On Students’ Academic Achievement In Mathematics In

Problem Based Learning Environment. International Journal of Academic

Research. 3 (1). 306-309.

Arends, I. Richard., (1998), Classroom Instructional and Management, New York :

Mc. Graw Hill.

Arends, I. Richard., (2008). Learning to Teaching. Terjemahan oleh Helly P.S. dan Sri

Mulyantini S. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Arikunto, S., (2008), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,

Jakarta

Arnyana, I.B.P. (2004). Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan

Masalah Dipadu Strategi Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang.

Bilgin, Ibrahim. (2009). The Effects of Problem-Based Learning Instruction on University Students' Performance of Conceptual and Quantitative Problems

in Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology

Education, 5 (2), 153-164.

BSNP. (2006). Model KTSP dan Model Silabus Mata Pelajaran SD/MI. BP. Cipta

Jaya. Jakarta.

Depdiknas. 2007. Konsep Pengembangan Model Integrasi Kurikulum Pendidikan

Kecakapan Hidup. (online). Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. DeRoche, E. and Williams, M. (2009). The What, Why, and How of Character

Education. http://www.csee.org/products/108

Fatokun, J. O., dan Fatokun, K. V. F., (2013), A Problem Based Learning (PBL) Application For The Teaching of Mathematics And Chemistry In Higher

Schools And Tertiary Education : An Integrative Approach, Axademic

(30)

77

Fogarty, R. (1997). Problem based learning and other curriculum models for the

multiple intelligences classroom. Arlington Heights, Illionis: Sky Light. Hamid,H. Dan Abbas.M., (2012), Problem based teaming with Cooperative Learning on

Performance in Solving Moral Dilemmas among Form Four Students That

Different Gender, Birth Order, and Family Size. International Journal of

Scientific ami Engeenerlng Research, 3s 1-5

Handayani S., dan Sapir. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, dan Respon Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2

Malang. JPE. Vol. II (1) : 38 – 51, (Online), diakses tanggal 9 Nopember

2010.

Heller, P., Heller K., Henderson C. & Vince H. K., (2004). ”Students Learning Problem Solving in Introductory Physics – Forming an Initial Hypothesis of

Instructors Beliefs”. Journal of research : University of Minnesota.

Joyce, B., & Weil, M. (1980). Model of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Joyce, B., Weil, M., and Calhoun, E., (2009), Models of Teaching, Pustaka Pelajar,

Jogjakarta.

Joyce, B., Marsha Weil., Emily Calhoun, 2011. Models of Teaching. Edisi Kedelapan.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Kazembe, T.,(2010), Combining Lectures with Cooperative Learning Strategies to Enhance Learning of Natural Products Chemistry, Chemistry, 19 (2).

Lickona, Thomas & Matthew Davidson. (2005). Smart & good high schools: Integrating excellence and ethics for success in school, work, and beyond.

Cortland, NY: The Character Education Partnership.

www.cortland.edu/character/highschool

Meltzer. (2002). The relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in Diagnostic

Pretest Scores”. American Journal Physics.

Nurhadi, (2004), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang,

Universitas Negeri Malang.

Oludipe, Daniel & Awokoy, Joanthan O. (2010). Effect of Cooperative Learning Teaching Strategy on the Reduction of Students’ Anxiety for Learning

(31)

78

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, No. 11, Tahun 2005, tentang Buku Teks Pelajaran.

Pingel. F., 2010, UNESCO Guidebook on Texbook Research and Texbook Revision, 2n*

revised and undated edition, Paris, United Nation Educational Scientific and Cuitare Organization.

Prayitno dan Belferik Manullang. (2011). Pendidikan Karakter dalam Pembangunan

Bangsa. Grasindo. Jakarta.

Rumansyah., (2002), Penerapan Metode Latihan Berstruktur dalam Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia, Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, No.035, Tahun ke-8.

Rusman. (2012). Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Ramdani, Yani. (2012). Pengembangan Instrumen Dan Bahan Ajar Untuk Meningkatkankemampuan Komunikasi, Penalaran, Dan Koneksi Matematis

Dalam Konsep Integral. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 1, April

2012. FPMIPA Unisba Bandung.

Santyasa, I W. (2005). Model pembelajaran inovatif dalam Implementasi kurikulum

berbasis Kompetensi Makalah. Disajikan Dalam Penataran Guru-Guru

SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Jembrana Juni – Juli 2005, di Jembrana. Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja, di Singaraja.

Santyasa, I W. (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif. Makalah Disampaikan dalam Pelatihan Pembelajaran dan Asesmen Inovatif bagi Guru- guru Sekolah Menengah Kecamatan Nusa Penida, Bali, Tanggal 22 -24 Agustus 2008.

Smith, A. Karl., (2000), Inquary- Based Cooperative Learning, Journal of Education.

Soegiranto,M.A.(2010). Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul. Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

(32)

79

Makalah disajikan dalam Pendidikan dan Pelatihan MGMP Matematika SMK ,Kabupaten Karangasem Agustus 2010.

Sudjana, Nana., (2005), Penilaian hasil proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Sudjana, Nana dan Ibrahim., (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru

Algensindo, Bandung.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendekatan kuatitatif, Kualitatif dan R&D,

Alfabeta, Bandung.

Suharta, Dalimunthe, M., dan Aritonang, M. (2013). Pengembangan Model

Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Mulia Siswa dalam Pelajaran Kimia di SMA, Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia Tahun 2013, 28 September 2013 di Universitas Negeri Semarang.

Suharta, (2013), Pendidikan Karakter yang Terintegrasi dalam Perkuliahan Kimia

Lingkungan di Universitas Negeri Medan, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 5

No. 1, April 2013.

Suharta dan Luthan, P.L.A., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran dan

Penyusuan Bahan Ajar dengan pendekatan PAKEM PLUS untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Mulia Siswa dalam Pelajaran Kimia di SMA, Universitas Negeri Medan, Medan. Supriadi Dedi, Dr. (2000). "Anatomi Buku sekolah di Indonesia'' ( Problematika

penilaian, penyebaran dan penggunaan Buku pelajaran, Buku bacaan dan Buku sumber). Adicita Karya Nusantara. Yogyakarta.

Tarigan, HG., (1990), Pengajaran Keterampilan Membaca,Angkasa. Bandung.

Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wachanga, Samuel W. & Mwangi, John Gowland. 2004. Effect of the Cooperative Class Experiment Teaching method on Secondary School Student’s

Chemistry Achievement in Kenya’s Nakuru District. International

Educational Journal, 5 (1): 26 -36.

Wibowo, A. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Membangun Karakter

Ideal Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(33)

80

Zakaria, E., Titi, S., Yussof, D., Zulkarnain, Z, A. 2013. Effect of Cooperative Learning

on Secondary School Students’ Mathematics Achievement. Journal of Scientific

Research: Creative Education. 4(2): 98-100.

Zuchdi, D., Kuntoro, S.A., Kunprasetya, Z., dan Marzuki, (2010), Pendidikan karakter

dengan pendekatan komprehensif terintegrasi dala perkuliahan dan pengembangan kultur Universitas, UNY Press, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 3.1   Rancangan Penelitian Tabel 3.2   Data interpretasi nilai r
Gambar 3.1   Skema Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

11 Beberapa lembaga peradilan khusus di negara-negara tertentu menandakan bahwa hadirnya lembaga peradilan khusus bukan hanya menjadi kebutuhan Indonesia saja

karena kedaulatan adalah wewenang tertinggi yang tidak dibatasi oleh hukum dari pada penguasa atas warga negara dia dan orang-orang lain dalam

Solusi yang ditawarkan oleh tim pengabdian untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah (1) pembuatan laporan keuangan simpan pinjam berbasis IT yang bisa digunakan oleh

Jenis ayam lokal yang umum dipelihara pemilik ayam kabupaten Bogor dan Wonosobo yaitu ayam kampung, pelung, bangkok, gaga’, birma, arab, dan kate.. Preferensi masyarakat terhadap

Berdasarkan pengepasan pola survival penduduk Pulau Sumatera yang dilakukan terhadap fungsi survival Makeham dan fungsi survival ME, diperoleh perbandingan antara

Pada hari ini, Jum'at Tanggal Tiga Bulan November Tahun Dua Ribu Tujuh Belas (03 November 2017) , Pokja Bagian Layanan Pengadaan (BLP) Kabupaten Kutai Kartanegara telah

Setelah dilakukan recountouring area tersebut akan disebari tanah pucuk sehingga siap untuk dilakukan penanaman, dengan terlebih dahulu pada lapisan top soil diberi cover crop

Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting di dalam. ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi