• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MASERAT DAUN JATI BELANDA (GUAZUMA ULMIFOLIA LAMK.) PADA MENCIT JANTAN YANG DIKAWINKAN DENGAN MENCIT BETINA (MUS MUSCULUS L.) GALUR SWISS WEBSTER TERHAHAP JUMLAH ANAK YANG DIHASILKAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MASERAT DAUN JATI BELANDA (GUAZUMA ULMIFOLIA LAMK.) PADA MENCIT JANTAN YANG DIKAWINKAN DENGAN MENCIT BETINA (MUS MUSCULUS L.) GALUR SWISS WEBSTER TERHAHAP JUMLAH ANAK YANG DIHASILKAN."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

PENGARUH MASERAT DAUN JATI BELANDA (Guazuma Ulmifolia Lamk.)

PADA MENCIT JANTAN YANG DIKAWINKAN DENGAN MENCIT BETINA

(Mus Musculus L.) GALUR SWISS WEBSTER TERHAHAP JUMLAH ANAK YANG

DIHASILKAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi

Oleh:

Pratiwi Wulandari

0905596

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH MASERAT DAUN JATI BELANDA (Guazuma Ulmifolia Lamk.) PADA

MENCIT JANTAN YANG DIKAWINKAN DENGAN MENCIT BETINA (Mus

Musculus L.) GALUR SWISS WEBSTER TERHAHAP JUMLAH ANAK YANG

DIHASILKAN

Oleh Pratiwi Wulandari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Pratiwi Wulandari2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MASERAT DAUN JATI BELANDA (Guazuma Ulmifolia Lamk.)

PADA MENCIT JANTAN JANTAN YANG DIKAWINKAN DENGAN MENCIT

BETINA (Mus Musculus L.) GALUR SWISS WEBSTER TERHAHAP JUMLAH

ANAK YANG DIHASILKAN

Oleh

PratiwiWulandari

0905596

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. H. Saefudin M.Si

NIP. 196307011988031003

Pembimbing II

Dra. Soesy Asiah Soesilawaty, M. Si

NIP. 195904011983032002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Dr. H. Riandi, M.Si

(4)

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus musculus L.) Galur Swiss Webster

Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian dengan tujuan pengaruh maserat daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia lamk.) pada mencit jantan yang dikawinkan dengan mencit betina (Mus musculus l.) galur swiss Webster terhahap jumlah anak yang dihasilkan. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah tapak implantasi dan jumlah anak mencit yang dilahirkan oleh mencit betina yang telah dikawinkan dengan mencit jantan yang diberi maserat daun Jati Belanda. Mencit betina yang digunakan berjumlah 24 ekor yang dibagi menjadi 4 kelompok yang dikawinkan dengan kelompok mencit jantan yang telah diberi maserat daun Jati Belanda. Adanya sumbat vagina dinyatakan sebagai H-0 kebuntingan. Masa kebuntingan mencit rata-rata 19-21 hari. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 kali pengulangan dan 4 dosis perlakuan (0,00 g/BB/hari; 0,15 g/BB/hari;0,25 g/BB/hari; 0,35 g/BB/hari) digunakan dalam penelitian ini. Hasil analisis data menunjukan adanya pengaruh terhadap jumlah anak jika dibandingkan dengan control. Jumlah rata-rata tapak implantasi tertinggi pada dosis 0,0 g/BB/hari (10,833±1,169) sedangkan jumlah tapak implantasi terendah pada dosis 0,35 g/BB/hari (3,33±2,732). Begitupun halnya dengan rerata jumlah anak yang dilahirkan tertinggi pada dosis 0,0 g/BB/hari (9,66±1,366) sedangkan jumlah anak dilahirkan terendah pada dosis 0,35 g/BB/hari (1,66±1,8619). Senyawa bioaktif tumbuhan Jati Belanda (steroid,

alkaloid, tanin, flavonoid, triterpenoid) dapat menyebabkan gangguan spermatogenesis,

menurunkan daya konsepsi, mencegah atau menghambat implantasi danmereduksi jumlah anak sekelahiran. Hal tersebut berarti bahwa pemberian maserat daun Jati Belanda sejumlah 0,015 g/BB/hari, 0,25 g/BB/hari, 0,35 g/BB/hari pada mencit jantan berpengaruh terhadap penurunan jumlah anak. Dosis paling berpengaruh menurunkan jumlah anak pada mencit betina yang dikawinkan dengan mencit jantan adalah dosis 0,35 g/BB/hari.

(5)

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

Effect Of Guazuma Ulmifolia Leaf Macerat On Mice The Rams Which Mated With Mice Hen(Mus Musculus) Swiss Webster Strain On The Number Of Children Resultd

ABSTRAC

Research has been conducted with the aim of Dutch influence maserat (Guazuma ulmifolia

Lamk.) in male mice (Mus musculus l.) swiss webster strains on number of children

produced. The parameters used in this research is the number of implantation sites and the number of older mice are born of the female mice that had neonatal mice mated with males who were given macerat Guazuma ulmifolia leaves. Female mice used totaled 24 tail are divided into 4 groups that mated with the male House mouse group has been given a Teak

Guazuma ulmifolia leaf. The presence of either a vagina is expressed as H-0 pregnancy. The

average house mouse pregnancy 19-21 days. A complete Random design (RAL) with 6 repetitions and 4 dose treatments (0.00 g/w/day; 0.15 g/w/day; 0.25 g/w/day; 0.35 g/w/day) used in this study. The results of data analysis showed the presence of an impact on the number of children when compared with the control. The results of data analysis showed the presence of an impact on the number of children when compared with the control. The average amount of tread on the highest dose implantation 0.0 g/w/day (10,833 1,169) while the lowest amount of points implantation dose treatment 0.35 g/w/day (2,732 3.33). As was the case with the average number of children born at the highest dose 0.0 g/w/day (9,66, 366), while the number of children born in the lowest dose of 0.35 g/w/day (1.66 1,8619). Bioactive compounds of plants Guazuma ulmifolia (steroids, alkaloids, tannins, flavonoids, triterpenoid) can cause disorders of spermatogenesis, lowering power conception, prevent or hinder implantation and reduction of the number of children. It means that giving. Take of

Guazuma ulmifolia leaf macerat 0,015 g/w/day, 0.25 g/w/day 0.35 g/w/day in male mice to

decrease the number of children. The most influential dose decreases the number of older mice females mated with male mice is a dose of 0.35 g/w/h.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Asumsi ... 5

G. Hipotesis ... 5

(7)

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

B.Kandungan Zat Dan Manfaat Tanaman Jati Belanda (Guazuma

Ulmifolia Lamk.)... 9

C. Mencit (Mus musculus)... 11

D.Biologi Reproduksi Mencit... 14

1. Reproduksi Mencit Betina... 14

2. Reproduksi Mencit Jantan... 16

E.JumlahAnak Per kelahiran ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian ... 19

B. DesainPenelitian ... 19

C. Populasi dan Sampel ... 21

D. WaktudanLokasiPenelitian ... 22

E. Prosedur Penelitian ... 22

1. TahapPersiapan ... 22

a. Persiapan Alat dan Bahan ... 22

b.Pembuatan Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma umlifolia).... 22

2. Tahap Pelaksanaan ... 23

a. Aklimatisasi Mencit ... 23

b.PenentuanDosis... 24

c. Pemberian Maserat Daun Jati Belanda ... 24

d. Pemeriksaan Fase Estrus Pada Mencit Betina ... 24

e. Pengawinan Mencit Jantan yang Telah Diberi Perlakuan dengan Mencit Betina dara... ... 25

3. Tahap Pengambilan Sampel dan Analisis Kualitas Sperma... 25

(8)

b. Jumlah Tapak Implantasi………. 26

c. PenghitunganKonsentrasiSperma... 26

d. PengamatanMotilitasSperma... 27

e. PengamatanAbnormalitasSperma... 27

f. Pengamatan Kecepatan Sperma………... 28

4. Analisis Data ... 28

5. Alur Penelitian ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

1. Kualitas Sperma Mencit ... 30

2. Jumlah Anak ... 34

a. TapakImplantasi... ... 35

b.JumlahAnakMencit Yang Lahir... 41

B. Pembahasan ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 53

(9)

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Deskripsi Mus musculus ... 13

3.1 Pengaturan Pengacakan Mencit Jantan ...20

3.2 Peta Kandang Jantan ...20

3.3 Pengaturan Pengacakan Mencit Betina ...21

3.4 Peta Kandang Betina ...21

4.1 Rata-rata Hasil Analisis Kualiatas Sperma Mencit Jantan …. 31 4.2 Data Jumlah Tapak Implantasi……… 35

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 (a) Pohon Jati Belanda, (b) Daun Jati Belanda ...6

2.2 Daun Jati Belanda ...7

2.3 Bunga Jati Belanda ...8

2.4 (a) & (b) Buah Jati Belanda ... 8

2.5 Struktur Orlistat ...10

2.6 Jenis Flavonoid pada Tumbuha ... 10

2.7 Struktur Triterpenoid ...11

2.8 Mencit (Musmusculus) ...12

2.9 Uterus Mencit ...15

2.10 Spermatogenesis ...17

3.1 Improved Nebauer(Haemocytometer)……….. 27

3.2 Alur Penelitian……… 29

4.1 Sperma Abnormal………... 32

4.2 Grafik Rata-rata Tapak Implantasi……….. 36

4.3 Uterus Mencit………... ……….. 36

4.4 Gambar Preparat Uterus Pada Kelompok Kontrol……….. 37

4.5 Gambar Preparat Uterus PadaKelompok perlakuan 0.15 g/BB/hari………. 38

4.6 Gambar Preparat Uterus Pada Kelompok perlakuan 0.25 g/BB/hari………. 39

4.7 Gambar Preparat Uterus Pada Kelompok perlakuan 0.35 g/BB/hari………... 40

4.5 Anak Mencit……… 41

(11)

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Konsentrasi Sperma Mencit……… 53

2. Data Persentase Abnormalitas Sperma Mencit……… 54

3.

Data Persentase Jumlah Sperma Mencit Bergerak Maju

(KriteriaA)………..

55

4. Data Persentase Jumlah Sperma Sperma Mencit Bergerak di

Tempat(KriteriaB)………..

56

5. Data Kecepatan Sperma Mencit Bergerak Maju (Kriteria A) 57

6.

Uji Statistika Hasil Tapak Implantasi & Jumlah Anak yang Dilahirkan mencit betina dara yang dikawinkan dengan mencit jantan yang diberi ekstrak daun Jati Belanda

(Guazuma ulmifolia)dengan Software SPSS 20 for Windows………...

58

7.

Uji Statistika Hasil Pengamatan Konsentrasi Sperma Mencit ( Mus musculus L.) dengan Software SPSS 20 for

Windows……… .

63

8.

Uji Statistika Hasil Pengamatan Persentase Abnormalitas Sperma Mencit ( Mus musculus L.) dengan Software SPSS

20 for Windows……….... .

65

9.

Uji Statistika Hasil Pengamatan Persentase Jumlah Sperma Mencit ( Mus musculus L.) Bergerak Maju dengan Software

SPSS 20 for Windows...

67

10.

Uji Statistika Hasil Pengamatan Persentase Jumlah Sperma Mencit ( Mus musculus L.) Bergerak di Tempat dengan

Software SPSS 20 for Windows……….

69

11.

Uji Statistika Hasil Pengamatan Kecepatan Motilitas Sperma Mencit ( Mus musculus L.) Bergerak Maju dengan Software

SPSS 20 for Windows... .

71

12. Daftar Alat dan Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian…. 73

(12)
(13)

1

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Program Keluarga Berencana telah lama dijalankan dan dikenal masyarakat

di Indonesia. Ada beberapa cara yang dianjurkan oleh Pemerintah yaitu Keluarga

Berencana Modern menggunakan pil, suntikan, IUD atau spiral, norplant atau tusuk

KB, kondom, sterilisasi wanita (tubektomi), sterilisasi pria (vasektomi), dan

Keluarga Berencana Tradisional menggunakan pantang berkala, senggama terputus,

pijat atau urut dan jamu. Pemilihan Keluarga Berencana Modern bukan tanpa

masalah terutama yang berhubungan dengan cara hormonal seperti norplant,

suntikan dan pil, karena dapat menimbulkan efek samping seperti : berat badan naik

atau turun, perdarahan, darah tinggi, sakit kepala, mual, tidak haid dan lain-lain

(Sundari & Winarno, 1997).

Namun keberhasilan program KB tersebut hanya diperuntukan kaum wanita,

karena kaum pria kurang partisi aktif . Bila dilihat lebih dalam, sebelum fertilisasi,

kehamilan, sampai kelahiran pria dan wanita mempunyai tanggung jawab dan peran

yang sama. Hal ini menunjukan kesinambungan dan kelancaran program KB sangat

diperlukan sebagai parstisi aktif kaum pria. Akan tetapi sampai saat ini bahan atau

alat kontrasepsi masih sangat terbatas (Adimunca, 1996).

Usaha menemukan alat atau bahan kontrasepsi pria telah dilakukan oleh

peneliti dibeberapa negara dengan memanfaatkan bahan alami (tumbuhan)

(Adimunca, 1996). Penggunaan jamu atau tumbuhan sebagai kontrasepsi (KB) telah

lama dikenal masyarakat terutama di beberapa daerah di Indonesia. Penggunaan

kontrasepsi tradisional banyak ditemukan didaerah pedesaan, yang tradisi

masyarakatnya masih memegang teguh kebiasaan nenek moyangnya (Sundari &

(14)

2

Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) atau dikenal dengan nama

Jati Londo di daerah Jawa, dan Bastard Caddar dalam bahasa Inggris (Khalid,

2009). Jati Belanda diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophyta, sub divisi

Angiospermae, kelas Dicotyledonae, bangsa Malvales, suku Sterculiaceae, marga

Guazuma, jenis Guazuma ulmifolia Lamk (Conqruist, 1981). Tanaman ini,

merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman herbal yang sering digunakan

masyarakat indonesia sebagai obat (Rachmadani, 2001). Ekstrak daun Jati Belanda

dalam berbagai bentuk olahan banyak diedarkan dipasaran sebagai obat.

Kandungan kimia daun dan kulit batang Jati Belanda adalah alkaloid, dan

flavonoid, dengan kandungan utama pada daunnya adalah tanin, alkaloid,

triterpenoid, dan saponin (Rahardjo, et al., 2006; Sukandar, et al., 2009; Utomo,

2008; Yuliani, 2012). Penggunaan tanaman Jati Belanda secara tradisional adalah

bagian daun sebagai pelangsing tubuh, biji sebagai sembelit, kulit batang sebagai

diaforetik, bengkak kaki, dan bagian buah atau daun untuk obat diare, batuk, nyeri

perut, tonik, astringen (Sukandar, et al., 2009).

Penggunaan tanaman Jati Belanda sebagai obat pelangsing tubuh telah di uji

oleh beberpa peneliti. Salah satu penelitian dilakukan oleh Rahardjo (2006)

menyebutkan bahwa alkaloid dan tanin dalam maserat daun Jati Belanda memiliki

kemampuan untuk menghambat pertumbuhan berat badan pada tikus putih. Selain

itu juga dalam beberapa penelitian menyebutkan senyawa (Flavonoid, Tanin,

alkaloid, triterpenoid, saponin dan golongan steroid merupakan senyawa bioaktiv

yang dapat digunakan sebagai pengontrol fertilitas (Adnan, 2002; Chattopadhyay, et

al., 1983; Susetyarini, 2008; Robertzon, et al., 2002). Dalam tulisanya Yuliani

(2012) menyatakan pemberian maserat daun Jati Belanda sejumlah 0,05 g/BB/hari

hingga 0,25 g/BB/hari berpengaruh menurunkan kualitas sperma mencit (Mus

musculus L). Hasil yang paling berpengaruh pada kualitas sperma didapat pada

(15)

3

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

Menurut Yatim (1994) bentuk sperma lain dari biasa (abnormal) , motilitas

dan kerapatan sperma ikut juga menentukan kemandulan. Hal tersebut

mengakibatkan beberapa penetrasi sperma ke oosit terhambat. Dengan demikian

jumlah fertilisasi juga berkurang dan berakibat terjadi penurunan jumlah implantasi.

Hal-hal tersebut yang mendasari penelitian lanjutan mengenai jumlah anak mencit

betina yang dikawinkan dengan mencit jantan yang diberi maserat daun Jati Belanda

belum dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan agar dapat diketahui

bagaimana jumlah anak mencit betina yang dikawinkan dengan (Mus musculus L.)

jantan yang diberi maserat daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan

masalah yang di dapat adalah :

Bagaimanakah Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus

Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan?”

Rumusan masalah diatas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian.

Pertanyaan penelitian yang diajukan ialah:

1. Berapa rata-rata jumlah tapak implantasi dan jumlah anak yang dilahirkan

oleh mencit betina yang dikawinkan dengan mencit jantan yang telah diberi

maserat daun Jati Belanda pada setiap dosis pemberian?

2. Pada dosis berapa maserat daun Jati Belanda berpengaruh signifikan

terhadap jumlah anak mencit betina yang dikawinkan dengan mencit

jantan (Mus musculus L.) galur Swiss Webster yang diberi maserat daun

(16)

4

C.Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dalam penelitian ini adalah:

1. Hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) galur Swiss Webster

jantan usia empat bulan yang telah diberi maserat daun Jati Belanda dengan

cara per oral dengan dosis 0 g/BB/hari, 0,15 g/BB/hari, 0,25 g/BB/hari, dan

0,35 g/BB/hari, (Adjirni, at al., 2001; Rahardjo, at al., 2006; Utomo, 2008;

Yuliani, 2012) dan mencit (Mus musculus) galur Swiss Webster betina dara yang

sedang dalam umur dewasa seksual (3 bulan) (Rugh, 1968 dalam Suparni,

2009).

2. Parameter yang diukur adalah jumlah anak yang meliputi tapak implantasi dan

jumlah anak yang dilahirkan mencit betina yang dikawinkan dengan mencit

jantan yang telah diberi maserat daun Jati Belanda.

D.Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh maserat daun Jati

Belanda (guazuma ulmifolia lamk.) pada mencit jantan yang dikawinkan dengan

mencit betina (mus musculus l.) galur swiss webster terhahap jumlah anak yang

dihasilkan.

E.Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan memberi informasi yang lebih banyak

tentang pengaruh pemberian maserat daun Jati Belanda terhadap kemampuan

reproduksi mencit. Diharapkan masyarakat mengetahui manfaat lain dari tanaman

(17)

5

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

F. Asumsi

Adapun asumsi yang dijadikan landasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Senyawa bioaktif pada tumbuhan, khususnya kelompok senyawa steroid,

alkaloid, isoflavonoid, flavonoid, triterpenoid dan xanthon memiliki khasiat

sebagai bahan pengatur fertilitas (Adnan, 2002; Susetyarini, 2008 ;

Robertzon, et al., 2002; Wahyuningsih, 2012).

2. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) memiliki kandungan bahan kimia

steroid, alkaloid, tanin, flavonoid, triterpenoid, dan xanthon (Rachmadani,

2001; Rahardjo, et al., 2006; Sukandar, et al., 2004; Seigler, et al., 2005;

Silitonga, et al., 2011).

3. Senyawa bioaktif tumbuhan dapat menyebabkan gangguan spermatogenesis,

menurunkan daya konsepsi, mencegah/ menghambat implantasi dan

mereduksi jumlah anak sekelahiran (Farmsworth et al., 1975).

4. Bentuk sperma lain dari biasa (abnormal) , motilitas dan kerapatan sperma

ikut juga menentukan kemandulan. Hal tersebut mengakibatkan beberapa

penetrasi sperma ke oosit terhambat (Yatim, 1994).

G.Hipotesis

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut , maka hipotesis yang diajukan pada

penelitian ini adalah pemberian maserat daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia

Lamk.) pada mencit jantan yang dikawinkan dengan mencit betina (Mus musculus)

(18)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen, karena pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek penelitian

serta adanya kontrol (Nazir, 2003).

B.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL), dimana terdapat kelompok perlakuan dan kontrol dengan

faktor lingkungan yang homogen (Nazir, 2003). Kelompok perlakuan terdiri dari

empat kelas. Dimana kelompok kelas tersebut diberi perlakuan dengan pemberian

ekstrak daun jati belanda sebesar 0,15 g/BB/ hari, 0,25 g/BB/hari dan 0,35 g/BB/

hari. Dengan kontrol negatif tidak diberikan maserat daun Jati Belanda. Lalu

kemudian dikawinkan dengan mencit betina. Konsentrasi tersebut berdasarkan

adaptasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yuliani (2012). Banyaknya

pengulangan yang dilakukan (replikasi) diperoleh dari Federer, 1983 yaitu:

T (r-1) ≥ 20 Keterangan: T = Jumlah perlakuan

4 (r-1) ≥ 20 n = Jumlah replikasi

4r-4 ≥20 4r ≥ 24

r≥ 6

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah pengulangan yang

dilakukan untuk setiap perlakuan ialah n > 6. Hasil tersebut menunjukan bahwah

(19)

20

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

24 mencit betina dara. Setiap kandang perlakuan masing-masing diisi dengan 6 ekor

mecit jantan. Setelah pemberian maserat daun Jati Belanda mencit jantan dikawinkan

dengan mencit betina dara. Pengawinan dilakakukan secara single mating (satu

jantan satu betina).

Berikut merupakan denah pengacakan mencit dan penempatan dalam kandang:

Tabel 3.1. Pengaturan Pengacakan Mencit Jantan

1

Tabel 3.2. Peta Kandang Jantan

Kandang Nomor Mencit

B : Diberi maserat daun Jati Belanda dengan dosis 0,15 g/BB/hari

(20)

21

D : Diberi maserat daun Jati Belanda dengan dosis 0,35 g/BB/hari

Tabel 3.3. Pengaturan Pengacakan Mencit Betina

1

Tabel 3.4. Peta Kandang Betina

Kandang Nomor Mencit

A : Dikawinkan dengan Kontrol

B : Dikawinkan dengan jantan yang diberi maserat daun Jati Belanda dengan

dosis 0,15 g/BB/hari.

C : Dikawinkan dengan jantan yang diberi maserat daun Jati Belanda

dengandosis 0,25 g/BB/hari.

D : Dikawinkan dengan jantan yang diberi maserat daun Jati Belanda

dengandosis 0,35 g/BB/hari.

(21)

22

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

Populasi dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus L.) jantan dan

betina galur Swiss Webster. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian

adalah sperma mencit (Mus musculus L.), uterus dan anak mencit.

D.Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan mei hingga September 2013. Perlakuan,

pemeliharan mencit, pengambilan sampel uterus, dan menghitung jumlah anak yang

dilahirkan dilakukan di rumah hewan Kebun Botani Jurusan Pendidikan Biologi

FPMIPA UPI. Pembuatan maserat, penyiapan bahan yang diperlukan, dan

pengambilan sampel serta pengamatan kualitas sperma dadilakukan di Laboratorium

Fisiologi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.Bandung

E.Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Persiapan Alat dan Bahan

Dalam penelitian ini digunakan bernagai alat-alat dan bahan-bahan yang

menunjang. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdapat pada

Lampiran 12.

b.Pembuatan Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma umlifolia)

Bubuk daun Jati Belanda didapat dari pemasok obat herbal Cina di daerah

Pasar Baru, Bandung. Kemudian dilakukan maserasi dengan cara hydrolitic

maseration atau maserasi hidrolisis. Yakni maserasi dengan menggunakan air

sebagai pelarut bahan yang diekstraksi (Tandon, 2008).

Pembuatan stok maserat dilakukan dengan cara melarutkan 1 bagian bubuk

daun Jati Belanda ke dalam 10 bagian air. Kemudian didiamkan dalam wadah

tertutup alumunium foil selama 24 jam pada suhu ruangan serta diberi agitasi 60

rpm. Setelah 24 jam, disaring dan residunya diperas. Setelah itu maserat cair

(22)

23

kemudian disimpan dalam wadah tertutup dan dijadikan sebagai stok untuk dijadikan

maserat (Indriani, 2006).

Untuk masing-masing konsentrasi, dilakukan pengenceran dengan cara :

a. Kontrol Negatif

Mencit hanya diberi minum aquades setiap harinya

b. 0,15 g/bb/hari

1,5 gram maserat dilarutkan dalam aquades hingga 10 ml.

c. 0,25 g/bb/hari

2,5 gram maseratdilarutkan dalam aquades hingga 10 ml

d. 0,35 g/bb/hari

3,5 grammaserat dilarutkan dalam aquades hingga 10 ml

Penentuan dosis didasarkan pada penelitian Utomo (2008) yang menyatakan

bahwa pemberian ekstrak sejumlah 6324 mg/bb/hari pada tikus putih tidak

menyebabkan kematian. Jika dikonversi pada mencit, maka pemberian 903,5

mg/bb/hari atau setara dengan 0,9 g/bb/hari tidak menyebabkan kematian pada

mencit (Yuliani, 2012).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Aklimatisasi Mencit

Pemeliharaan hewan dilakukan di Rumah Hewan Kebun Botani Jurusan

Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Sebelum diberi perlakuan mencit di aklimatisasi

pada suhu ruangan rata-rata 23-290 C. Periode eini dilaksanalan selama tujuh hari

dengan tujuan agar hewan uji dalam keadaan kondisi lingkungan yang sama dengan

kondisi linggkungan saat dia di beri perlakuan. Mencit-mencit di tempatkan pada

(23)

24

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

dengan kepadatan enam ekor setiap kandang. Sama halnya dengan mencit jantan,

mencit betina pun diaklimatisasi dalam kondisi yang sama.

Selama aklimatisasi, semua kelompok diberi pakan mencit sejumlah 5

gram/ekor, dan minum secara ad libitum. Botol minuman dibersihkan tiap dua hari

sekali dan diisi ulang dengan air yang baru apabila air telah habis. Kandang

dibersihkan sebanyak 2 kali dalam 1 minggu untuk menjaga kebersihan dan

kesehatan hewan uji. Keadaan selama aklimatisasi dan perlakuan dikontrol pada

kisaran lingkungan yang tetap dengan tujuan agar hewan uji beradaptasi dengan

kondisi yang akan ditempati selama percobaan.

b. Penentuan Dosis

Dosis yang diberikan pada penelitian ini terdiri dari 0,15 g/bb/hari, 0,2

5g/bb/hari, 0,35 g/bb/hari dan kontrol negatif yang tidak menggunakan maserat daun

jati belanda. Dengan pertimbangan dari penelitian Utomo (2008) yang menyatakan

bahwa pemberian ekstrak alkohol Jati Belanda sejumlah 6314 mg/kg BB tidak

memberikan kematian pada tikus. Jika dikonversi pada mencit, maka pemberian

903,5 mg/bb/hari atau setara dengan 0,9 g/bb/hari tidak menyebabkan kematian pada

mencit (Yuliani, 2012). Dosis optimum yang berpengaruh pada penurunan kualitas

jumlah sperma adalah 0,25 g/BB/hari dari dosis 0,1 g/BB/hari, 0,15 g/BB/hari, 0,2

g/BB/hari, 0,25 g/BB/hari (Yuliani, 2012).

c. Pemberian Maserat Daun Jati Belanda

Pemberian maserat daun Jati Belanda dilakukan selama 14 hari

menggunakan jarum gavage, dimana hewan percobaan dibagi menjadi 4 kelompok

perlakuan yaitu dengan dosis 0 g/bb/hari, 0.15 g/bb/hari/, 0.25 g/bb/hari dan 0,35

g/bb/hari. Maserat daun Jati Belanda yang diberikan sebanyak 0.5 ml/hari setiap

harinya untuk masing-masing dosis perlakuan.

(24)

25

Pemeriksaan Fase Estrus pada mencit betina dilakukan dengan cara membuat

preparat apusan vagina. Pertama ambil seekor mencit betina, kemudian pegang

dengan tangan kiri, ibu jari dan telunjuk jari memegang tengkuknya atau leher

dosrsal. Dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking memegang badan ekor.

Bagian vagina disemprotkan NaCl 0,9% menggunakan pipet yang tumpul, kemudian

dihisap sampai 3 sampai 4 kali dengan hati-hati dan perlahan.cairan pada pipets dari

hasil penyemprotan/pengisapan kemudian diteteskan ke gelas objek 1-2 tetes.

Biarkan hingga kering dan tetesi dengan larutan pewarna eosin 1 % . Biarkan 5

sampai 10 menit, bilas dengan aquadest. Tutup dengan glass penutup dan amati

dibawah mikroskop. Pada fase estrus ini ditandai dengan adanya sel kornifikasi atau

sel epitel menanduk yang sangat banyak. Sel epitel dengan inti berdegenerasi.

e. Pengawinan Mencit Jantan Yang Telah Diberi Perlakuan Dengan Mencit

Betina Dara

Pengawinan dilakukan pada mencit jantan yang telah diberi perlakuan

dengan mencit betina yang sedang pada masa estrus. Satu ekor mencit jantan dari

setiap dosis perlakuan ditempatkan dengan satu mencit betina yang sedang dalam

masa estrus. Mencit betina diperiksa setiap harinya untuk menentukan

kebuntingannya. Adanya sumbat vagina menandai telah terjadinya kopulasi dan

dihitung sebagai umur kebuntingan 0 (H-0). Masa kebuntingan mencit berkisar

selama19- 21 hari.

3. Tahap Pengambilan Sampel Dan Analisis Kualitas Sperma

a. Jumlah Anak Mencit Yang Lahir

Penghitungan jumlah anak mencit dilakukan berdasarkan berapa jumlah anak

mencit yang dilahirkan oleh induk betina mencit yang sebelumnya dikawinkan

(25)

26

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

sudah terjadinya kopulasi antara mencit jantan dan mencit betina yang dapat dilihat

dengan adanya sumbat vagina serta terdapatnya sperma pada apusan vagina mencit

betina. Masa kebuntingan mencit betina berkisar selama 19-21 hari.

b. Jumlah Tapak Implantasi

Penghitungan jumlah tapak implantasi dilakukan dengan cara membedah

mencit, memisahkan organ uterusnya. Organ uterus yang telah dipidahkan diberi

larutan NaCl 0,9% kemudian di tetesi larutan Kalium Permangangat sebagai zat

pewarna untuk memudahkan menghitung titik implantasi yang ada. Pembedahan

dilakukan stelah mencit betina melahirkan. Untuk mencit yang tidak mengalami

kelahiran di bedah pada hari ke 21 pasca terjadinya kopulasi.

c. Penghitungan Konsentrasi Sperma

Pengambilan sampel sperma dilakukan setelah perlakuan selama 14 hari.

Hewan uji dimatikan dengan cara dislokasi leher kemudian dibedah dan dipisahkan

organ reproduksinya. Suspensi sperma yang digunakan berasal dari cauda

epididiymis. Organ reproduksi dipisahkan dari organ yang lainnya dan diletakan

pada cawan petri berisi NaCl 0,9%, kemudian bagian cauda epididiymis dipisahkan

dengan cara memotong bagian proksimal korpus epididimis dan bagian distal vas

deferens. Bagian cauda epididiymis dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berisi 1

ml NaCl 0,9%. Cauda epididiymis dipotong-potong kemudian ditekan-tekan

menggunakan sonde sehingga cairan pada epididimis tersebut keluar dan tersuspensi

dengan NaCl 0,9% dan homogenkan suspensi yang telah didapat. Kemudian ambil

suspensi sebanyak 10 µl lalu diteteskan ke dalam haemocytometer Neubauer lalu.

Serta ditutup dengan cover glass untuk selanjutnya diamati dan dihitung konsentrasi

sperma yang ada di bawah mikroskop cahaya (Machmudin, et al., 2008). Jumlah

sperma/ml suspensi semen dari kauda epididimis dengan menggunakan rumus

(26)

27

Jumlah sperma=N/2x105 sperma/ml (Suparni, 2009)

Keterangan: N=jumlah sperma pada kotak A, B, C, D, dan E (improved neubauer

haemocytometer).

Gambar 3.1 Improved Neubauer(Haemocytometer)

(Sumber: Perez, 2006)

d. Pengamatan Motilitas Sperma

Pengamatan motilitas spermatozoa dibagi dalam dua kriteria, krtiteria A

(bergerak maju) dan B (bergerak di tempat) berdasarkan penampakan spermatozoa

(Ashfahani, et al., 2008; Yatim, 1994). Penghitungan motalitas spermatozoa dihitung

dengan cara menghitung presentase (%) per lima bidang pandang pada

haemocytometer.

e. Pengamatan Abnormalitas Sperma

Pengamatan abnormalitas sperma dilakukan dengan cara pengamatan

morfologi sperma dari lima bidang pandang pada haemocytometer dengan

mikroskop binokuler pada pembesaran 400x. Kemudian dilakukan penghitungan dan

menghitung jumlah presentase (%) jumlah sperma abnormal. Pengamatan morfologi C

D E

(27)

28

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

abnormalitas sperma kemudian dilanjutkan dengan cara pembuatan apusan sperma

dengan pewarnaan eosin. Cairan suspensi yang telah diamati diteteskan pada kaca

objek, kemudian dengan kaca objek lainnya smearsuspensi sperma. Hasil

smeardidiamkan kering pada suhu ruangan kemudian difiksasi dengan alkohol 96%,

kemudian dibiarkan hingga kering kembali. Hasil smearyang telah kering ditetesi

dengan eosin 1%, kemudian dibiarkan mengering serta dibilas dengan menggunakan

akuades. Preparat ditetesi minyak emersi dan diamati dibawah mikroskop dengan

pembesaran 400x.

f. Pengamatan Kecepatan Sperma

Pengamatan kecepatan spermatozoa dilakukan dengan cara menghitung

waktu yang diperlukan oleh 1 ekor sperma untuk menempuh 8 kotak (200 µm)

Hemacytometer Nebauer. Setiap pengamatan kecepatan sperma dilakukan sebanyak

tiga kali pengulangan, yang berasal dari sperma yang bergerak lurus (Ashfahani, et

al., 2008).

4. Analisis Data

Data yang didapatkan diuji homogenitas dan normalitasnya. Uji normalitas

menggunakan uji Test of Normality (Kolmogorov-Smirnov) dan uji homogenitas

menggunakan Test of Homogeneity of Variances (Levene Statistic). Data yang

terdistribusi normal dan bervarian homogen dianalisis secara statistik parametrik

yaitu, Analisis varian (ANOVA). Sedangkan data non parametrik akan dilanjutkan

dengan uji Kruskall-Wallis. Uji lanjutan yang di gunakan adalah post hockTukey

HSDa. Analisis data menggunakan Software SPSS 20 for Windows.

(28)

29

Urutan penjelasanprosedur penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

TAHAPAN PERENCANAAN

Studi Lapangan Observasi Literatur

Pembuatan Proposal

TAHAPAN PRAPENELITIAN

Persiapan Alat dan Bahan Persiapan Kandang Pemeliharaan

mencit Pembuatan

Maserat Daun Jati

Belanda

Aklimatisasi

TAHAP PERLAKUAN

Pemberian maserat Daun Jati Belanda terhadap mencit jantan (Dosis 0.0 g/BB/hari; 0.15 g/BB/hari; 0.25 g/BB/hari; 0.35 g/BB/hari sebanyak 0.5 ml/ekor mencit/hari selama 14 hari

MengawinkanMencit Jantan dari Setiap Perlakuan dengnan Mencit Betina Dara.

Penghitungan Jumlah Sperma, motilitas sperma dan abnormalitas sperm/ml suspensi semen Cauda epididiymis

(29)

30

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

(30)

47

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa maserat daun Jati

Belanda sejumlah 0,015 g/BB/hari, 0,25 g/BB/hari, 0,35 g/BB/hari pada mencit

jantan berpengaruh terhadap penurunan jumlah tapak implantasi dan anak yang

dilahirkan. Dosis paling berpengaruh menurunkan jumlah anak mencit betina yang

dikawinkan dengan mencit jantan adalah dosis 0,35 g/BB/hari.

B. Saran

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui dosis maserat daun

Jati Belanda yang dapat menurunkan jumlah anak pada mencit, yang dapat

diaplikasikan nantinya untuk KB pada laki-laki. Selain itu perlu dilakukannya

penelitian lebih lanjut mengenai presentase keberhasilan reproduksi pemberian

(31)

48 Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia

Adimunca. (1996). Kemungkinan Pemanfaatan Ekstrak Buah Pare Sebagai Bahan

Kontrasepsi Pria. Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular, Badan Penelitian

Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Adjirni., Wahyoedi, B., dan Nuratmi, B. ( 2001). Penelitian Toksisitas Akut dan Subkronik Daun Jati Belanda pada Hewan Percobaan. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Farmasi. [Online] Tersedia: http://www.kalbe. co.id/files

/cdk/files/16TokisisitasAkut98.pdf/16TokisisitasAkut98.html [20 Februari 2013]

Adnan. (2002). Potensi Tumbuhan Sebagai Bahan Pengatur Fertilitas. [Online] Tersedia:http://www.scribd.com/doc/56934039/Potensi-TumbuhanAntifertilitas-adnan-UNM.html [12 November 2012]

Andriani, Y. (2005). Pengaruh Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia

Lamk.) Terhadap Bobot Badan Kelinci Yang Diberi Pakan Berlemak. Jurnal

Gradien Vol.1 No.2 Juli 2005 : 74-76

Ashfahani, E., Wiratmini, N., & Sukmaningsih, A. (2008). Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus L.) Setelah Pemberian Ekstrak Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe). Jurnal Biologi. Vol. 14. 20-23.

Campbell, N., Reece, J.B., Lawrence, G.M., Urry, L., Minorsky, P., Niles, M.J., Stretton, A. (1999). Biologi Fith Edition. San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings.

Chattopadhyay. (1983). Effect Of Hippadine, An Amaryllidaceae Alkaloid On

Testicular Function In Rats. J. Planta. Med .Vol. 49: 252 - 254.

Conqruist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press.

(32)

49

Han, L., Fang, Y., Li, M., Yang, H., & Huang, F.(2013). The Antitumor Effects of Triterpenoid Saponins from the Anemone flaccid and the Underlying Mechanism. [Online]. Tersedia : http://www .ncbi.nih. gov/pmc/ articels/PMC3804048 [21 September 2013]

Harlis. (2011). Morfologi Spermatozoa Epididimis Tikus (Rattus novergicus, L) setelah Diperlakukan Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri, L.).

Paradigma. Vol. 15. 39-44

Hendri, J. (2008). Jati Belanda si Pelangsing Pengusir Kaki Gajah. [Online] Tersedia:http://www.smallcrab.com/kesehatan/338--jati-belanda-sipelangsing-pengursir-kaki-gajah.html [01 Oktober 2012]

Hogan, B., Constantini, F., & Beddington R. (1994) Manipulating the Mouse

Embryo: A Laboratory Manual. ISBN-10: 0879693843

Indriani, S. (2006). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava

L) . Jurnal Pertanian Indonesia. Vol. 11 (1) 13-17.

Khalid. (2009). Obat Pelangsing Jati Belanda. [Online] Tersedia: http://www.tokoislam.info/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=17 6.html[12 November 2012]

Keine, B. (2007). Orlistat. [Online]. Tersedia: http:// www.pharmawawiki. ch/wiki/index.php?wiki=Orlistat [18 oktober 2013]

Lakhanpal, P. (2007). A Versatile Flavonoid. IJMU, Vol.2 No.2 Juli- Desember 2007

Machmudin, D., Hernawati., Priyandoko, D.,& Sintawati, R. (2008). Embriologi

Hewan. Bandung : Biologi FPMIPA UPI

Malole, M.B.M. and Pramono, C.S.U. (1989). .Pengantar Hewan-Hewan Percobaan di Laboratorium. Bogor. Pusat Antara Universitas Bioteknologi IPB.

Modareshi, M., Messripouri, M., & Khorami, H. (2011). “Effect of Soybean on Male

Reproductive Physiology in Mice”. International Conference on Life Science

and Technology. [Online] Tersedia: http://www.ipcbee.com/vol3/5-L014.pdf [8

Februari 2012]

(33)

50

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Norris, D.O. (1980). Vertebrate Endocrinology. Philadelphia: Lea & Febiger.

Rachmadani. (2001). Repository Institut Pertanian Bogor “Pemberian Ekstrak Air Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Berpotensi Menurunkan Kadar

Lipid Darah pada Tikus Putih”. [Online] Tersedia:

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/16917/G01rac_abstract.p df? Sequence=2.pdf [20 November 2012]

Rachmadi, A. (2008). Disertasi Universitas Diponegoro “Kadar Gula Darah dan Kadar Hormon Testosteron pada Pria Penderita Diabetes Melitus Hubungannya dengan Disfungsi seksual dan Perbedaannya Dengan yang Tidak Mengalami

Disfungsi Seksual”. [Online] Tersedia: http://eprints. undip.ac.id /16266/

1/Rachmadi.pdf [25 November 2012]

Rachmawati, I. (2011). Pengaruh Pemberian Jus Biji Pinang Terhadap Berat Testis

Mencit (Mus musculus L.)Galur Swiss Webster. Skripsi FPMIPA UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Rahardjo, S, Ngatijan, &Pramono, S. (2006). Aktivitas Lipase Pankreas Rattus novergicus Akibat Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma

ulmifolia Lamk.). Jurnal Berkala Ilmu Kedokteran Vol.38 (1), 15-23. [Online]

Tersedia: http://i-lib.ugm. ac.id/jurna l/download.p hp?dataId =56 22.pdf [ 01 November 2012]

Rinindar& Isa, M. (2007). J. Ked. Hewan Vol. 1 No. 1 (Maret 2013)

Robertzon, K., O'Donnell, L., Simpson, E., dan Jones, M. (2002). The Phenotype of the Aromatase Knockout Mouse Reveals Dietary Phytoestrogens Impact

Significantly on Testis Function”. Journal of Endocrinology. Vol. 8. 2913-2921.

[Online] Tersedia:http://endo.endojournals.org/content/143/8/2913 .full.pdf [8 Februari 2013]

Rugh, R. (1968) . The Mouse, Its Reproduction and Development. Burgess Pub. Co. Minneapolis.

Seigler. (2005). “Cyanogenic Glycosides and Menisdaurin from Guazuma ulmifolia,

Ostrya virginiana, Tiquilia canescens”. Journal of Phytochemistry Vol.66 (1)

(34)

51

Silitonga, R., Iswantini, D., Martatilofa, E., & Darusman, L. (2011). Zingiber

cassumunar, Guazuma ulmifolia, and Murraya paniculata Extracts as

Antiobesity : In Vitro Inhibitory Effect on Pancreatic Lipase activity. Hayati

Journal of Biosciences Vol. 8 (1) 6-10. [Online] Tersedia:http:// journal.ipb /ac

/id/index.php/hayatiDOI:10.4308/hjb.18.1.6.pdf [25 Juni 2013]

Steven, P. (2006). Guazuma ulmifolia.Smithsonian Tropical Research Institut. [Online] Tersedia: http://www.discoverlife.org/m/Guazuma [21 Juni 2013]

Sukandar, E.Y., Elfahmi, & Nurdewi. (2009). Pengaruh Pemberian Air Daun Jati

Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Terhadap Kadar Lipid Darah Pada Tikus Jantan. JKM. Vol.8 No.2 Februari 2009: 102-112

Sundari, D &Winarno .( 1997). Informasi Tanaman Obat Untuk Kontrasepsi

Tradisional. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Suparni. (2009). Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Jumlah Sperma dan Morfologi Sperma Mencit Jantan Dewasa( Mus musculus L.) yang Dipaparkan Monosodium Glutamat (MSG). Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara Medan: tidak diterbitkan

Susetyarini, E. (2008). Laporan Karya Ilmiah Universitas Muhammadiyah Malang. Efek Senyawa Aktif Daun Beluntas terhadap Kadar Testosteron Tikus Putih (Ratus norwegicus) Jantan”. [Online] Tersedia: http://researchreport.umm. Ac. id/index.php/researchreport/article/viewFile/193/259_umm_research_report_full text.pdf [7 November 2012]

Taman Nasional Alas Purwo. (2007). Jati Belanda. [Online]. Tersedia: http://www.tnalaspurwo.org/jati_belanda.pdf [26 September 2013]

Toelihere. (1985). Inseminasi Buatan Pada Ternak. Cetakan kedua. Angkasa Bandung.

Utami, N. (2011). Pengaruh Pemberian Jus Biji Pinang Terhadap Kualitas Sperma

Mencit (Mus musculus L.) Galur Swiss Webster. Skripsi FPMIPA UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Utomo, A. (2008). Laporan Karya Ilmiah Universitas Diponegoro “ Uji Toksisitas akut Ekstrak Alkohol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Pada Tikus

Wistar”. [Online] Tersedia: http:/ /eprints. Undip .ac .id/23952/1/Astika.pdf [25

(35)

52

Pratiwi Wulandari, 2014

Pengaruh Maserat Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Pada Mencit Jantan Yang Dikawinkan Dengan Mencit Betina (Mus Musculus L.) Galur Swiss Webster Terhahap Jumlah Anak Yang Dihasilkan

Wahyuningsih, R.S. (2012). Pengaruh Isoflavon Kedelai Terhadap Kadar Hormon

Testosteron, Berat Testis, Diameter Tubulus Seminiferus, dan Spermatgenesis Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus). Tesis. Sekolah Pascasarjana Program

Studi Biomedik Universitas Diponegoro. [Online] Tersedia: http://pasca.unand. ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/Pengaruh-Isoflavon-Kedelai-Terhadap-Kadar-Hormon-Testosteron-Berat-Testis Diameter-Tubulus-Seminiferus-Dan-Spermatogenesis-Tikus-Putih-Jantan-Rattus-Norvegicus.Pdf [25 November 2012]

Wahyuingsih, Astutu dkk. (2004). Efek Ekstrak Testis Terhadap Jumlah Implantasi

Dan Jumlah Anak Pada Mencit (Mus Musculus).Berk. Penel. Hayati: 10 (67– 70), 2004

Yatim, W. (1994). Histologi. Bandung : Tarsito ( a)

Yatim, W. (1994). Reproduksi dan Embryologi untuk Mahasiswa Biologi dan

Kedokteran. Bandung : Tarsito (b)

Yuliani, N. (2012). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 3.1. Pengaturan Pengacakan Mencit Jantan
Tabel 3.3. Pengaturan Pengacakan Mencit Betina
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis seduhan daun kering Jati Belanda (Guazuma ulmifolia lamk) terhadap penurunan berat badan pada

Pengembangan antivirus dari ekstrak Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) merupakan upaya yang diharapkan dapat menanggulangi masalah DBD yang ada di Indonesia.C. Apakah

Grafik yang Menunjukkan Hubungan Antar Formula terhadap nilai Viskositas Sediaan Pelembab Ekstrak Air Daun Jati Belanda ( Guazuma ulmifolia Lamk.) .... Uji Homogenitas

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan tablet hisap

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan tablet hisap

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun Jati Belanda ( Guazuma ulmifolia Lamk) dapat memperbaiki profil lipid pada darah tikus

Gambar 4.4 Pengaruh Lama Perendaman dalam Asam Sulfat terhadap Persentase Daya Berkecambah terhadap Biji Jati Belanda ( Guazuma ulmifolia

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada bagian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu: Apakah pemberian ekstrak daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk)