• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung)."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS :4913/UN.40.2.7/PL/2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS

Oleh

Meta Lutfiani Miftahusadiah

1101006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung)

Oleh

Meta Lutfiani Miftahusadiah

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Faklutas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Meta Lutfiani Miftahusadiah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,

(3)

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua

orang tuaku tercinta semoga dapat membuat kalian

bangga dan semoga Allah SWT selalu memberikan

kebahagian kapanpun serta dimanapun kalian berada

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

META LUTFIANI MIFTAHUSADIAH

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP.19611014 198601 1 001

Pembimbing II,

Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd NIP. 19620718 198601 2 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan IPS

(5)

LEMBAR PENGUJI

Skripsi ini telah diujikan pada:

Hari, Tanggal :Kamis, 27 Agustus 2015

Tempat :Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekertaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 19611014 198601 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001

3.2

Muhamad Iqbal, S.Pd., M.Si. NIP. 19801112 200912 1 003

3.3

(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Karakter

Rasa Ingin Tahu Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Penerapan Pendekatan

Konstruktivisme (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015

Yang Membuat Pernyataan,

Meta Lutfiani Miftahusadiah

1101006

(7)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung)

ABSTRAK

(8)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPROVING THE CURIOSITY CHARACTER OF STUDENTS IN SOCIAL STUDIES LEARNING THROUGH THE IMPLEMENTATION

CONSTRUCTIVISM APPROACH

(Classroom Action Research Class VIII-5 SMPN 1 Bandung)

ABSTRACT

(9)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI... vii

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Sistematika Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7

A. Hakikat Pembelajaran IPS... 7

1. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran IPS... 7

2. Dimensi Pembelajaran IPS... 9

B. Karakter Rasa Ingin Tahu... 12

1. Pengertian Karakter... 12

2. Pendidikan Karakter... 12

3. Peran Pendidikan Karakter... 13

4. Nilai-nilai Karakter... 14

5. Hakikat Rasa Ingin Tahu... 14

6. Implementasi Rasa Ingin Tahu dalam Pembelajaran IPS... 16

C. Pendekatan Konstruktivisme... 17

1. Pengertian Konstruktivisme... 17

2. Karakteristik Pendekatan Konstruktivisme... 18

3. Prinsip-prinsip Pendekatan Konstruktivisme... 18

4. Langkah-langkah Pendekatan Konstruktivisme... 19

5. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme... 19

6. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPS... 20

D. Penelitian Terdahulu... 23

E. Kerangka Berfikir... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 25

B. Metode Peneleitian... 25

C. Desain Penelitian... 26

D. Verifikasi Konsep... 32

E. Instrumen Penelitian... 33

(10)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data... 36

H. Validasi Data... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41

A. Deskripsi Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 41

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...41

2. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Bandung... 41

3. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Bandung... 42

4. Profil Guru Mitra... 43

5. Deskripsi Kelas Penelitian... 43

B. Deskripsi Pembelajaran Sebelum Dilakukan Tindakan... 45

1. Pelaksanaan Observasi Awal... 45

2. Studi Pendahuluan... 45

3. Refleksi dan Rencana Penerapan Pembelajaran... 45

4. Rencana Tindakan... 46

C. Deskripsi Tindakan Penelitian Siklus 1... 46

1. Tindakan Ke-1... 46

2. Tindakan Ke-2... 55

3. Tindakan Ke-3... 62

4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dan Temuan Penelitian... 70

D. Deskripsi Tindakan Penelitian Siklus II... 71

1. Tindakan Ke-1... 71

2. Tindakan Ke-2... 78

3. Tindakan Ke-3... 86

4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dan Temuan Penelitian... 93

E. Deskripsi Tindakan Penelitian Siklus III... 94

1. Tindakan Ke-1... 94

2. Tindakan Ke-2... 103

3. Tindakan Ke-3... 109

4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dan Temuan Penelitian... 118

F. Deskripsi Hasil Pengolahan Data... 119

1. Data Hasil Wawancara... 119

2. Analisis Hasil Observasi... 121

G. Pembahasan Hasil Pembelajaran... 133

(11)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan dalam Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Karli dan

Margaretha 21

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Terhadap Siswa 33 Tabel 4.1 Nama Kelompok Pada Pelaksanaan Tindakan Ke-1 Siklus I 49 Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kegiatan Diskusi Dengan Penerapan Pendekatan

Konstrukrivisme Pada Tindakan Ke-1 Siklus I 52 Tabel 4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Tindakan Ke-1 Siklus I Dengan Fokus Penelitian dan Penilaian

Pencapaian Indikator Rasa Ingin Tahu 53

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Kegiatan Diskusi “Jika Kalian Menjadi Presiden” Dengan Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada

Tindakan Ke-2 Siklus I 59

Tabel 4.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Tindakan Ke-2 Siklus I Dengan Fokus Penelitian dan Penilaian

Pencapaian Indikator Rasa Ingin Tahu 60

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Kegiatan Diskusi Dengan Penerapan Pendekatan

Konstruktivisme Pada Tindakan Ke-3 Siklus I 67 Tabel 4.7 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Tindakan Ke-3 Siklus I Dengan Fokus Penelitian dan Penilaian

Pencapaian Indikator Rasa Ingin Tahu 68 Tabel 4.8 Nama Kelompok Pelaksanaan Tindakan Ke-1 Siklus II 73

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Kegiatan Diskusi Dengan Penerapan Pendekatan

Konstruktivisme Pada Tindakan Ke-1 Siklus II 75 Tabel 4.10 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Tindakan Ke-1

Siklus II Dengan Fokus Penelitian dan Penilaian Pencapaian

Indikator Rasa Ingin Tahu 76

Tabel 4.11 Hasil Penilaian Kegiatan Diskusi Dengan Penerapan Pendekatan

Konstruktivisme Pada Tindakan Ke-2 Siklus II 83 Tabel 4.12 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Tindakan Ke-2 Siklus II

Dengan Fokus Penelitian dan Penilaian Pencapaian

Indikator Rasa Ingin Tahu 84

Tabel 4.13 Hasil Penilaian Kegiatan Diskusi Dengan Penerapan Pendekatan

Konstruktivisme Pada Tindakan Ke-3 Siklus II 90 Tabel 4.14 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Tindakan Ke-3 Siklus II Dengan Fokus Penelitian dan Penilaian

Pencapaian Indikator Rasa Ingin Tahu 92

Tabel 4.15 Nama Kelompok Pelaksanaan Tindakan Ke-1 Siklus III 97 Tabel 4.16 Hasil Penilaian Kegiatan Diskusi Dengan Penerapan Pendekatan

Konstruktivisme Pada Tindakan Ke-1 Siklus III 100 Tabel 4.17 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Tindakan Ke-1 Siklus III Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian

Pencapaian Indikator Rasa Ingin Tahu 101

Tabel 4.18 Hasil Kegiatan Pembelajaran Dengan Penerapan Pendekatan

(12)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Tindakan Ke-2 Siklus III Dengan Fokus Penelitian dan Penilaian

Pencapaian Indikator Rasa Ingin Tahu 108

Tabel 4.20 Hasil Kegiatan Pembelajaran Dengan Penerapan Pendekatan

Konstruktivisme Pada Tindakan Ke-3 Siklus III 115 Tabel 4.21 Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Tindakan Ke-3 Siklus III dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian

Pencapaian Indikator Rasa Ingin Tahu 116

(13)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir 24

Gambar 3.1 Desain Penelitian Model Ebbut 31

Gambar 4.1 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Dengan Fokus Penelitian Terhadap Siswa 70

Gambar 4.2 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Dengan Fokus Penelitian Terhadap Siswa 94

Gambar 4.3 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Dengan Fokus Penelitian Terhadap Siswa 118

Gambar 4.4 Perkembangan Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan 123 Gambar 4.5 Perkembangan Siswa dalam Menjawab Pertanyaan Guru 124

Gambar 4.6 Perkembangan Siswa dalam Merespon 125

Gambar 4.7 Perkembangan Siswa dalam Memperhatikan Penjelasan Guru 126 Gambar 4.8 Perkembangan Inisiatif dan Antusias Siswa 127

Gambar 4.9 Perkembangan Sikap Kreatif Siswa 128

(14)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 332/UN40.2/DT/2015 Tentang Penetapan Dosen PembimbingSkripsi Jurusan dan Program Studi di Lingkungan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Lampiran 2 Silabus Lampiran 3 RPP

Lampiran 4 Catatan Lapangan

Lampiran 5 Pedoman Observasi Siswa Lampiran 6 Pedoman Wawancara Guru Lampiran 7 Pedoman Wawancara Siswa

(15)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia-manusia berkualitas yang akan mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional.Pada dasarnya manusia ingin meningkatkan semua potensi yang ada dalam dirinya, salah satu upayanya melalui pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1, ayat 1 menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan makna pendidikan di atas, jelas bahwa pendidikan memiliki tujuan penting yang hendak di capai. Sesuai tujuan pendidikan tersebut yang berkenaan dengan peningkatan akhlak dan kepribadian yang baik, jika dilihat realita saat ini pendidikan dalam sistem persekolahan selama ini lebih menekankan pengembangan kemampuan intelektual akademis dan kurang memberi perhatian pada aspek yang sangat fundamental, yakni pengembangan karakter (watak).

Mata Pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter individu yang lebih baik. Dalam proses pembelajarannya lebih menekankan pada kemampuan dan keterampilan siswa untuk memahami serta menanamkan nilai-nilai bersosial yang baik. Menurut NCSS (dalam Sapriya et al, 2002, hlm. 6) mengemukakan beberapa prinsip pembelajaran IPS yang memiliki kekuatan (powerful), yaitu bermakna (meaningful), terpadu (integrative), berbasis nilai (value-based), menantang (challenging) dan aktif (active)

(16)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Jumat, 5 September 2014, peneliti menemukan bahwa dalam pembelajaran IPS dikelas terjadi beberapa permasalahan salah satunya adalah masih kurangnya rasa ingin tahu siswa dalam kegiatan permbelajaran IPS. Hal tersebut terlihat dari masih rendahnya sikap siswa dalam merespon proses pembelajaran seperti terbiasa diam di kelas, terdapat siswa yang dominan, kurangnya partisipasi dalam kegiatan pembelajaran, jarang mengemukakan dan menyanggah pendapat. Siswa cenderung pasif dan menerima apapun yang guru berikan.

Peneliti berasumsi hal ini terjadi karena berbagai faktor penyebab salah satunya yaitu terdapat anggapan bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang membosankan . Selain itu permasalahan ini juga tidak terlepas dari keterlibatan guru IPS dalam mengelola dan mengemas pembelajaran sehingga terkesan hanya guru yang aktif sehingga siswa kurang termotivasi untuk mengemukakan pendapat, berkomentar maupun bertanya. Terdapat pula hal yang penting yakni dalam hal pengemasan pembelajaran yang dilakukan oleh guru IPS, pada umumnya guru IPS hanya melakukan metode ceramah dan memang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam proses pembelajarannya, IPS tidak terlepas dari metode ini. Namun, dengan pengemasan guru yang kreatif, guru bisa menggunakan metode lain agar suasana kelas saat kegiatan pembelajaran tidak membosankan dan monoton.

Disamping observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII- 5 SMPN 1 Bandung mengenai Pembelajaran IPS. Mereka berpendapat bahwa materi IPS yang cenderung hafalan membuat mereka malas untuk membaca buku, selain itu suasana di kelas saat pembelajaran IPS berlangsung terkesan membosankan karena terlihat banyak yang mengobrol dan mengantuk. Siswa mengatakan bahwa kurangnya pemanfaatan dari LCD dan proyektor karena terdapat kelas yang perangkatnya bisa berfungsi dengan baik dan adapula yang tidak sehingga bagi kelas VIII-5 yang penggunaan LCD dan proyektornya belum maksimal tidak bisa menikmati media pembelajaran dengan menggunakan LCD dan proyektor.

(17)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

siswa itu sendiri sehingga cenderung pasif dan kurangnya rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS. Menurut Sapriya dkk. (2008, hlm. 4) mengemukakan bahwa salah satu karakteristik dari definisi social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat sehingga siswa diharapkan memiliki rasa ingin tahu. Hariyanto (2012, hlm. 119) menyatakan bahwa rasa ingin tahu disini adalah untuk menyelidiki dan mencari pemahaman terhadap rahasia alam atau peristiwa sosial yang sedang terjadi.

Dari definisi diatas terlihat bahwa karakter rasa ingin tahu merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Karena pembelajaran diawali oleh rasa ingin tahu sehingga akan tercipta pembelajaran yang meaningful. Oleh karena itu guru disini berperan penting yang diharapkan dapat meminimalisir permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran, meningkatkan rasa ingin tahu saat pembelajaran, terutama dalam pembelajaran IPS.

Untuk mengatasi permasalahan kurangnya karakter rasa ingin tahu siswa di kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung pada pembelajaran IPS, peneliti manawarkan alternarif pendekatan yang bisa diterapkan dalam kegiatan pembelajaran IPS di kelas yaitu dengan penerapan pendekatan konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivisme belajar bukan hanya bergantung lingkungan atau kondisi belajar melainkan juga pengetahuam awal siswa. Dengan penerapan pendekatan konstruktivisme guru lebih kreatif dalam proses pembelajaran.Diharapkan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPS, siswa memiliki karakter rasa ingin tahu sehingga siswa peka dan aktif menggali informasi-informasi terbaru . Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : “Peningkatan Karakter Rasa Ingin Tahu Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Penerapan Pendekatan

Konstruktivisme” (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII- 5 SMPN 1 Bandung).

B. Rumusan Masalah

(18)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Ingin Tahu Siswa dalam Pembelajaran IPS dengan Penerapan Pendekatan Konstruktivisme di SMPN 1 Bandung?”.

Agar permasalah di atas dapat terarah, maka akan di jabarkan masalah tersebut ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana merencanakan pendekatan konstruktivisme sebagai upaya untuk meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran IPS di kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung?

2. Bagaimana melaksanakan pendekatan konstruktivisme sebagai upaya untuk meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran IPS di kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung?

3. Bagaimana merefleksikan pendekatan konstruktivisme sebagai upaya untuk meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran IPS di kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Sesuai rumusan masalah di atas, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memperoleh informasi tentang penerapan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dibuatnya penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Merencanakan pendekatan konstruktivisme sebagai upaya untuk

meningkatkan karakter rasa ingn tahu siswa terhapa pembelajaran IPS di kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung?

b. Melaksanakan pendekatan konstruktivisme sebagai upaya untuk meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran IPS di kelas VIII-5 SMPN 1 Bandung?

(19)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk memperkaya keilmuan serta sebagai referensi bagi peneliti sebelumnya

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar guru mengenai pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa.

2. Manfaat praktis

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai perbaikan dalam upaya meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa, selain itu manfaat lainnya diperuntuk sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Dengan pembelajaran IPS menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan karakter rasa ingin tahu yang dimiliki siswa. b. Bagi Guru

Dapat dijadikan alternatif pendekatan pembelajaran yang bisa dikembangkan oleh guru untuk meningkatkan karakter rasa ingin tahu dalam diri siswa.

c. Bagi Sekolah

Memberikan informasi sebagai masukan dalam peningkatan kualitas sekolah dan sekolah dapat mencermati kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran.

E. Sistematika Penelitian

Sistematika Penelitian dalam penyusunan skripsi ini, adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

(20)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi pemaparan konsep-konsep yang mendukung penelitia yaitu terkait Karakter Rasa Ingin Tahu dan Penerapan pendekatan Konstruktivisme yang diambil dari berbagai literatur, sebagai landasan dalam pelaksanaan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan tahapan-tahapan penelitian yang ditempuh untuk menyelesaikan penelitian, dimulai dari persiapan, prosedur pelaksaan, analisis data yang mencakup sumber data, teknik pengumpulan dan alat pengumpul data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini merupakan hasil penelitian yang didasarkan pada data, fakta, dan informasi yang dikolaborasikan dengan berbagai literatur.

BAB V KESIMPULAN

(21)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

(22)

25

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakasanakan di kelas VIII- 5 SMPN 1 Bandung yang beralamat di Jalan Ksatrian No 12 Bandung. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII- 5 dengan jumlah 35 siswa yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Dalam penelitian ini dibantu guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu Bu YH yang selanjutnya menjadi kolabolator. Berdasarkan observasi pra penelitian yang dilakukan di kelas VIII-5, maka dipilihlah kelas ini menjadi kelas penelitian. Alasan dipilihnya kelas VIII-5 karena kegiatan pembelajaran dikelas ini cenderung pasif dan situasi kelasnya membosankan, kalaupun terdapat siswa yang aktif itu hanya beberapa siswa saja. Berdasarkan hal tersebut siswa belum dominan aktif pada saat pembelajaran sehingga karakter rasa ingin tahu siswa belum terlihat secara maksimal. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah proses pembelajaran IPS dengan penerapan pendekatan konstruktivisme, dengan diadakannya penelitian ini diharapkan pada proses belajar mengajar selanjutnya dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS, selain itu siswa dapat merasa senang demgan kegiatan pembelajaran serta materi-materi yang diajarkan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom Action Research. Menurut para pakar bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbolah, 1999, hlm. 15)

(23)

26

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

dalam hal ini guru merencanakan segala sesuatuanya dengan matang dengan tujuan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar sehingga mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi tentunya dengan berbagai metode pengajara dan pendekatan yang beragam.

Adapun tujuan akhir dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah meningkatkan praktek pembelajaran di sekolah, relevansi pendidikan, mutu hasil pendidikan dan efisiensi pengolahan pendidikan. Mengacu pada tujuan tersebut, dlaksanakan penelitian tindakan kelas ini sangat bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran di kelas.

Metode penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung dengan materi-materi tentang perekonomian dan kondisi sosial yang beragam yang ada di Indonesia, khusunyan di lingkungan sekitarnya.

C. Desain Penelitian

Menurut Arikunto dkk. (2011, hlm. 3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.

(24)

27

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

1. Identifikasi masalah

Ide pemikiran dalam diri peneliti yaitu meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS dan hal ini menjadi suatu tindakan pemecahan masalah yang ada di dalam kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung. Permasalahan yang ada di lapangan menunjukan bahwa siswa hanya belajar satu arah, sehingga kurang dalam mengkontruksi pengetahuan awal yang dimiliki siswa sehingga siswa terbiasa diam dan kurang dalam mengemukakan pendapat. Dengan penerapan pendekatan konstruktivisme siswa dapat dibimbing guru untuk mengkonstruk pertanyaan dari pengetahuan awal yang siswa miliki sehingga diharapkan mampu meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa.

2. Memeriksa di lapangan (Reconnaissance)

Reconnaissance merupakan pemahaman mengenai situasi yang terjadi di kelas,hal ini diperlukan sehingga informasi di dalam melaksanakan penelitian, setelah memeriksa kondisi di lapangan (kelas) peneliti dapat menentukan cara yang tepat dalam mengubah maupun memperbaiki permasalahan yang terdapat di dalam kelas tersebut. Dalam penelitian ini reconnaissance telah dilakukan oleh pra observasi di kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung. Tahap ini digunakan untuk menetukan cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam pembelajaran IPS. Permasalahan yang menjadi fokus utama di dalam penelitian ini adalah untuk mengingkatkan karakter rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS. Penerapan pendektatan konstruktivisme dipilih untuk mengatasi permasalahan ini.

3. Perencanaan

(25)

28

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

menemukan masalah yaitu kurangnya karakter rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran. Tahapan perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan kelas penelitian yaitu kelas VIII-5.

b. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian.

c. Meminta kesediaan mitra yaitu guru mata pelajaran IPS atau rekan untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan dilakukan di kelas penelitian.

d. Menyusun waktu dengan kolabirator untuk menentukan waktu penelitian dilaksanakan.

e. Menentukan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat penelitian

f. Mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada tahap penelitian.

g. Menyususn alat observasi yang akan digunakan pada saat penelitian. Mempersiapkan hal-hal yang mendukung penggunaan media pembelajaran.

h. Merencanakan melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatan yang berkaitan dengan rasa ingin tahu siswa dalam hal ini menerapkan pendekatan konstruktivisme.

i. Membuat rencana untuk melakuakn perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang ditemukan seteleh berdiskusi dengan observer dan kolaborator.

j. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian selesai.

4. Tindakan (Act)

(26)

29

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

seksama. Tindakan dalam penelitian ini merupakan kegiatan praktis dan terencana. Hal ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun antara peneliti dengan mitra pada tahap perencanaan b. Menerapkan tugas kepada siswa untuk mengkonstruksi

pengetahuan awal berkaitan dengan materi pelajaran, guna menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.

c. Meminta siswa untuk melakukan diskusi tentang suatu permasalahan atau fenomena dan mengeksplorasi hasil temuan. d. Menerapkan tugas kepada siswa untuk memikirkan solusi dari

permasalahan atau fenomena sosial berkaitan dengan materi pelajaran.

5. Pengamatan (Observe)

Observasi di dalam PTK mempunyai fungsi mendokumentasi implikasi tindakan yang diberikan pada siswa yang disini berperan sebagai subjek. Jadi, observe mempunyai manfaat yang beranekaragam di dalam penelitian, seperti memiliki orientasi prospektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang akan datang.

Dalam tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini peneliti melakukan:

a. Pengamatan terhadap kelas VIII-5 yang sedang diteliti.

b. Pengamatan tentang perilaku siswa yang berkaitan dengan rasa ingin tahunya.

c. Pengamtan kesesuaian materi yang akan disajikan pada saat KBM dengan tujuan yang ingin dicapai peneliti.

(27)

30

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

e. Pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam menjawab, bertanggung jawab, menghargai pendapat, dan bekerjasama dengan siswa lainnya.

Pada tahap ini peneliti melakukan peninjauan terhadap siswa dan guru di kelas dan mencatat kekurangan setiap tindakan yang dilakukan sebelumnya untuk direvisi menjadi perencanaan baru dan tindakan selanjutnya.

6. Refleksi (Reflect)

Pada tahap ini peneliti bersama mitra secara bersama-sama mengkaji proses, masalah peersoalan, dan kendala yang ada dalam tindakan yang telah dilakukan, sekaligus mempertimbangkan berbagai persfektif yang mungkin terjadi dalam situasi kelas.

Kegiatan pada penelitian ini dilakukan bentuk diskusi maupun individu yang memiliki aspek evaluatif-refleksi yang memberikan dasar bagi perbaikan dalam bentuk perubahan tau revisi untuk rencana tindakan selanjutnya. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator atau mitra melakukan evaluasi terhadap seluruh proses penelitian. Pada kegiatan ini peneliti melakukan:

a. Kegiatan diskusi balikan dengan mitra peneliti dan siswa setelah tindakan dilakukan.

b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk silkus dan tindakan selanjutnya.

(28)

31

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Gambar 3.1 Desain Penelitian Model Ebbut Rencana yang diubah Survei (Penemuan fakta dan analisis)

Implementasi Survei (menjelaskan kegagalan

terhadap implementasi dan efek

Implementasi terhadap implementasi dan efek

(29)

32

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

D. Verifikasi Konsep

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka peneliti mendeskripsikan tafsiran yang jelas terhadap istilah-istilah yang digunakan tersebut. Secara operasional istilah-istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPS

Komalasari (2011, hlm.11) Pembelajaran IPS dapat di definisikan sebagai suatu sistem atau rencana proses membelajarkan subjek didik/ pembelajar IPS yang di rencanakan atau di desain, di laksanakan, dan di evalusai secara sistematis agar subjek didik/ pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran IPS.

2. Karakter

Helen G Douglas (dalam Samani dan Hariyanto, 2012, hlm. 41)

mengemukakan bahwa “ character isn’t inherited. One builds its daily by

the way thinks and act, thougt, action, but action” artinya karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran, perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan.

3. Rasa Ingin Tahu

Menurut Kemendikbud (dalam Sahlan dan Teguh, 2012, hlm. 39) rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

4. Pendekatan Konstruktivisme

(30)

33

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

E. Instrumen Penelitian

Satori dan Komariah (2012, hlm. 56) menyatakan “bahwa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian dapat berupa kegiatan obseravasi, partisipasi, studi dokumentasi dan wawancara”.

Dalam penelitian ini, pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil dengan menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan tersistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2012, hlm. 29)

Mengacu dari pendapat diatas, berikut ini beberapa instrumen-instrumen penelitian yang dilakukan dalam peneletian ini sebagai berikut:

a. Pedoman Observasi

Observasi menurut Sanjaya (2009, hlm. 86) adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadia yang sedang berlangsung dan mencatatnta dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati. Pedoman observasi untuk mengukur rasa ingin tahu siswa terdiri dari beberapa indikator, penilaiannya lebih kepada kegiatan siswa bertanya, berkomentar dan mencari informasi-informasi baru. Indikator tersebut dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian terhadap siswa

No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian Rasa Ingin tahu pada

2 Menjawab pertanyaan yang muncul pada proses pembelajaran

3 Keterampilan merespon 4 Memperhatikan

(31)

34

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

5 Memiliki inisiatif dan antusias

6 Memiliki sikap kreatif 7 Kontribusi siswa dalam

diskusi atau kegiatan pembelajaran

8 Pengayaan/ menambah pengetahuan di luar proses pembelajaran (enrichment)

Pedoman observasi, format/ lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari beberapa kegiatan siswa yang menunjukan rasa ingin tahu pada pembelajaran IPS antara lain: perhatian, antusias, keatifan, keberanian, kratif dalam pembelajaran IPS.

b. Pedoman Wawancara

Wawancara menurut Julainsyah Noor (2011, hlm. 138) wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan langsung dengan cara cara diwawancarai tetapi juga dapat diberikan draft pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan yang diajukan kepada siswa dan guru. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon dan pendapat siswa mengenai proses pelaksaan pembelajaran IPS dengan penerapan pendekatan konstruktivisme

c. Catatan Lapangan(Field Note)

(32)

35

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Bogdan dan Biklen (dalam J. Moleong, 1998, hlm. 209) yang mengemukakan bahwa catatan lapangan (field note) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat dan dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.

d. Dokumentasi

Menurut Guba dan Lincoln (Moleong, 2010,hlm. 217) dokumen merupakan sumber yang stabil, hasil penengkajian dokumen akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki. Dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi berupa foto proses pembelajaran sebagai data penunjang.

F. Teknik Pegumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data kemudian mengolahnya agar tercapainya tujuan penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan untuk mengolah data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan.

a. Teknik wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2000, hlm. 150). Wawancara di dalam penelitian ini dilakukan kepada siswa beserta guru mata pelajaran IPS di sekolah yang dijadikan penelitian. Wawancara ini bersifat tidak terstruktur, hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi secara mendalam.

b. Observasi

(33)

36

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau mencatat poin-poin inti proses pengajaran tersebut, kemudian mampu merekontruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb (Danial, 2009, hlm. 79).

Adapun menurut Sukmadinata (2009, hlm. 221) studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang dikumpulkan disesuaikan dengan tujuan dan fokus masalah dari penelitian tindakan kelas tersebut.

d. Catatan Lapangan (Field Note)

Catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan data yang utuh, lengkap dan tidak terdistorsi keterbatasan ingatan peneliti. Menurut Satori dan Aan K (2012, hlm. 176) catatn lapangan merupakan bentuk lengkap dari rekaman data lapangan yang diperoleh dari buku catatan lapangan, rekaman dari tape recorder, hasil jepretan foto atau rekaman video.

Catatan lapangan pada penelitian ini berisi hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Hal-hal yang dicatat antara lain iklim belajar, interaksi siswa (dengan guru atau teman), dan pengelolaan kelas.

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Analisis Data

(34)

37

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2009, hlm. 117).

Menurut Patton (dalam Basrowi,2008, hlm. 91) analisis data ialah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya pada suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Teknik analisis data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil observasi, wawncara, studi dokumentasi, studi litereture dan studi lapangan. Setelah data hasil penelitian terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data.

a. Analisis data kualitatif

Analisis data diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan kelas.Dengan melakukan refleksi peneliti akan menemukan wawasan autentik yang akan membantu dalam menfasirkan data penelitian (Kunandar, 2009, hlm. 101). Pada dasarnya analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data

Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008, hlm. 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

1) Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

2) Data Display (penyajian data)

Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya.

(35)

38

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang diperoleh.

3)Conclusion Drawing Verification

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

b. Analisis data kauntitatif

Selain melakukan analisis data kualitatif, peneliti juga melakukan analisis data kuantitatif untuk menganalisis data hasil penelitian ini.Pada proses penelitian, menganalisis dan menginterpretasikan data merupakan proses penting, karena data yang terkumpul tidak akan ada artinya jika tidak mengolahnya. Komalasari (2011, hlm. 156) menuliskan untuk menghitung perolehan skor dilakukan dengan rumus dibawah ini:

Perhitungan rata-rata (presentase) : Jumlah skor kelompok x 100%

Jumlah skor maksimal

Dari perhitungan rata-rata tersebut nilai keberhasilan terjadi ketika nilai menunjukan rata-rata sebagai berikut:

Rata-rata presentase

Nilai Skor presentase

Kurang 0%-33,3 %

Cukup 33,4%-66,6%

Baik 66,7%-100%

(36)

39

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

tindakan kelas ini, peneliti menetukan batas penelitian harus mencapai maksimal, yaitu ketika skor nilai rata-rata baik mecapai target 67 %.

c. Validasi Data

Validitas dalam PTK berbeda dengan Validitas pada penelitian formal lainnya seperti penelitian kuantitatif. Pada PTK validitas itu adalah keajekan proses penelitian seperti yang diisyaratkan dalam penelitian kualitatif (Sanjaya, 2009, hlm. 41).

Validasi adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan keabsahan data. Beberapa validasi data yang dapat peneliti lakukan dalam penelitian kelas menurut Hopkins yaitu member check, triangulasi, audit trail, expert opinion (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168).

Untuk menguji keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian,adapun penjelasan tentang validasi data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas yaitu:

1. Member Check

Dilakukan untuk meninjau kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancatra dari narasumber tentang kebenaran data penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti menginformasikan penemuan yang diperoleh baik kepada guru, maupun siswa pada setiap akhir kegiatan pembelajaran

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengecekan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu diluar data sebagai pembanding (Meleong. 2008, hlm. 330). Metode yang digunakan dalam triangulasi antara lain:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara

b. Membandingkan persepsi dan perilaku seseorang dengan orang lain c. Membandingkan data dokumentasi dengan wawancara

d. Melakukan perbandingan dengan teman sejawat e. Membandingkan hasil temuan dengan teori

(37)

40

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Audit trail yakni memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam mengambil kesimpulan. Selain itu, peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti Audit trial dapat dilakukan oleh teman sejawat peneliti yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas yang sama seperti peneliti itu sendiri ( Kunandar, 2009, hlm. 108).

4. Expert Opinion

(38)

138

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan berisi kesimpulan dan saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Berdasarkan dari hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada siklus I, II, dan III pada pembelajaran IPS di kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung mengenai “Peningkatan karakter rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS dengan penerapan pendekatan konstruktivisme” peneliti mengambil kesimpulan umum dan kesimpulan khusus. Adapun kesimpulan umum dan khusus dapat dipaparkan sebagai berikut.

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan umum yaitu: penerapan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung. Adapun kesimpulan khusus yang peneliti rumuskan yaitu:

(39)

139

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fenomen-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar dan kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Kedua, Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan penerapan pendekatan konstruktivisme dalam rangka meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa diawali dengan penjelasan materi yang dilakukan oleh guru, dalam menjelaskan materi guru menggali informasi dari pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa dengan pertanyaan yang dikaitkan pada fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terjadi peningkatan yang signifikan dari setiap siklus dengan 9 kali tindakan. Pada siklus I karakter rasa ingin tahu siswa belum sepenuhnya dimiliki oleh siswa, namun setelah siklus II dan III, karakter rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS mulai mengalami peningkatan dan di lihat dari pelaksanaan proses pembelajaran yakni meningkatnya indikator-indikator yang menunjukan adanya karakter rasa ingin tahu siswa.

Ketiga, merefleksikan penerapan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung.

Dalam penelitian presentase meningkat, ini ditemukan berbagai hasil dari refleksi yang dilakukan selama proses penelitian berlangsung dengan fokus peneliti yaitu, penerapan pendekatan konstruktivisme dalam upaya meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa. Setiap Indikator yang menjadi fokus peneliti untuk mengetahui rasa ingin tahu siswa meningkat dengan rata-rata telah mencapai kategori baik diatas 67%, Indikator sesuai dengan hasil refleksi yang dilakukan selama tiga siklus bahwa dalam menerapkan pendekatan konstruktivisme memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajarannya.

(40)

140

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya kelebihan penerapan pendekatan konstruktivisme secara efektif dapat diperoleh siswa secara langsung dari pengalamannya dan dapat membina kompetensi interpersonal mencakup kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, bekerja sama, membantu orang lain, dan menjalin hubungan dengan orang lain. Kompetensi interpersonal mencakup apresiasi terhadap keanekaragaman melakukan refleksi diri, mengkondisikan emosi, tekun, mandiri, dan mempunyai motivasi instrinsik

Kekurangan menerapkan pendekatan konstruktivisme memerlukan waktu yang cukup bagi siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri, harus memilih metode yang tepat serta latihan yang berkelanjutan agar siswa terbiasa dengan penerapan pendekatan konstruktivisme dan perlu kemampuan guru dalam menggali materi yang berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa

B.Saran

Mengacu pada pembahasan mengenai peningkatan karakter rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan pendekatan konstruktivisme di kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Diharapkan siswa dapat lebih bersemangat, antusias, kreatif dan inisiatif serta mampu berkontribusi dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. Selain itu siswa juga harus lebih berani dan percaya diri dalam mengemukakan pendapat, ide atau gagasan dan mengemukakan rasa ingin tahunya ataupun menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru pada saat kegiatan pembelajaran.

2. Bagi Guru

(41)

141

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketegasan saat mengajar. Menciptakan susana belajar yang menyenangkan sangatlah penting, apalagi IPS sering disebut sebagai mata pelajaran yang membosankan, kemampuan pengkondisian kelas tersebut harus dibarengi dengan pengetahuan guru terhadap permalahan-permasalahan sosial yang terbaru yang dapat menjadi bahan atau materi kajian dalam pembelajaran IPS.

3. Bagi sekolah

Penerapan pendekatan konstruktivisme ini dapat menjadi referensi bagi guru-guru mata pelajaran IPS di sekolah, karena dengan penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPS, siswa akan lebih aktif dan mampu mengkonstruk materi yang akan diberikan dengan pengetahuan-pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh siswa sehingga siswa mampu mengeluarkan pendapatnya dan mengemukakan rasa ingin tahunya terhadap pembelajaran IPS

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Skripsi ini bukanlah karya yang sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dan semoga skripsi ini bisa menjadi sumber yang relevan bagi peneliti selanjutnya

(42)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2011). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Barnawi dan Arifin. (2012). Strategi & Kebijakan PembelajaranPendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Danial, Endang. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Depdiknas.

Hopkins, David. (2011). Panduan Guru Penelitian Tindakan Kelas (Penerjemah Ahmad Fawaid). Yogyakarta. Pustaka Belajar.

Iwan, dkk. (2008). Wawasan Sosial. Semarang: PT. Sindua Pers.

Kasbolah. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.. Bandung: Refika Aditama.

Kunanadar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Jakarta : BPMIGAS.

Moleong, J.X. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

____________. (2008). Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

____________. (2010). Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

(43)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Remaja. Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Nurhadi. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan dalam KBK . Malang: Universitas Negeri Malang.

Puskur. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Puskur.

Sahlan dan Teguh. (2012). Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Jakarta: Ar Rizz Media.

Samani, M dan Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Model. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sanjaya, Wina (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media

Sapriya. (2002). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.

______. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI Bandung.

______. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Satori dan Komariah. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Somantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

__________. (2010). Inovasi Pembelajaran IPS. Bandung: Rizqi Press.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.

Suherman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Common Textbook. Bandung: JICA-Univesitas Pendidikan Indonesia.

Sukmadinata, Nana. (2009). Metode Penenlitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumaatmadja, N. (1984). Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka

Supardi dan Sudirjo. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UT.

(44)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Yuliariatiningsih, M, S dan Irianto, D, M. (2008). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar/ Buku Materi Pokok PGSD. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter:Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Perdana Media Group.

Skripsi:

Purnamasari, A. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 12 Lembang Kabupaten Bandung Barat. (Skripsi). FIP, UPI, Bandung.

Savitri, A. (2013). Penerapan Metode Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Wujud Benda dan Sifatnya. (Skripsi). FIP, UPI, Bandung.

(45)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Bandung Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : VIII/II

Standar Kompetensi : 7. Memahami Kegiatan perekonomian Indonesia.

Kompetensi Dasar : 7.2.Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian

Indikator : 1. Mendeskripsikan Mendeskripsikan arti sistem perekonomian dan macam-macamnya.

2. Menjelaskan ciri-ciri, kelemahan dan kelebihan dari bebrapa sistem perekonomian.

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran diharapkan siswa mampu mengkonstruk pengetahuan awal untuk mendeskripsikan jenis-jenis sistem perekonomian

2. Melalui kegiatan tanya jawab siswa dapat memberikan pendapat dan pertanyaan mengenai macam-macam sistem perekonomian

3. Siswa dapat memberikan contoh nyata kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis sistem perekonomian di dunia

4. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, diharapkan siswa dapat menkonstruk materi pembelajaran dengan penugasan

5. Selama melakukan diskusi diharapkan siswa mampu mengeksplorasi rasa ingin tahunya terhadap suatu sistem perekonomian

B. Materi Pelajaran

Sistem Perekonomian Indonesia

A. Mengenal Sistem Ekonomi

(46)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Dibawah ini terdapat beberapa macam sistem perekonomian yang ada di berbagai negara:

 Sistem Ekonomi Kapitalis

Sistem ekonomi kapitalis atau liberal adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian, seperti memproduksi barang, atau menyalurkan barang. Sistem ekonomi kapitalis diterapkan di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Denmark, Jepang, Korea Selatan, dan Afrika Selatan.

a. Perkembangan Sistem Ekonomi Kapitalis

Faham kapitalis berasal dari Inggris pada abad ke-18, menyebar ke Eropa Bagian Barat dan Amerika Bagian Utara. Sebagai akibat dari perlawanan terhadap ajaran gereja, tumbuh aliran pemikiran liberalisme di negara-negara Eropa Bagian Barat. Aliran ini kemudian merambat ke berbagai bidang termasuk bidang ekonomi.

b. Ciri-Ciri, Kelebihan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalis

Adapun dalam sistem ekonomi kapitalis, perekonomian didasarkan atas ciri-ciri sebagai berikut:

1) Semua faktor produksi dimiliki masyarakat individu

2) Individu diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi

3) Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi

4) Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja

5) Adanya persaingan dalam masyarakat terutama dalam mencari keuntungan

Sistem ekonomi kapitalis memiliki beberapa kelebihan diantaranya: 1) Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur

kegiatan ekonomi;

(47)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

3) Adanya persaingan menimbulkan semangat untuk maju dan berkembang lebih baik

Berikut beberapa kelemahan sistem ekonomi kapitalis, yaitu: 1) Terjadi persaingan yang tidak sehat

2) Terjadi kesenjangan yang jauh antara masyarakat yang kaya dan masyarakat miskin

3) Banyak terjadi monopoli masyarakat  Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi ada campur tangan pemerintah. Negara-negara yang menerapkan sistem ekonomi sosialis, diantaranya Kuba dan Korea Utara. a. Perkembangan Sistem Ekonimi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis muncul sebagai perlawanan terhadap ketidakadilan yang timbul dari sistem kapitalis.

b. Ciri-ciri, Kelebihan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis yang diterapkan di suatu negara memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:

1) Pemerintah dapat mengatur jenis-jenis produksi dan distribusi barang atau jasa yang dihasilakan;

2) Pengendalian dan pengawasan kegiatan ekonomi dapat dilakukan dengan mudah oleh pemerintah;

3) Kesenjangan antara masyarakat yang kaya dan yang miskin dapat dikurangi

4) Pemanfaat sumber daya ekonomi dapat terkendali

Selain memiliki kelebihan, sistem ekonomi sosialis juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

1) Hak milik perorangan tidak diakui;

2) Potensi, inisiatif, dan daya kreatif individu tidak berkembang; 3) Kegiatan ekonomi didominasi oleh negara;

 Sistem Ekonomi Komando (Terpusat)

(48)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

didistribusikan untuk kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan anggota masyarakat. Sistem ekonomi komando merupakan sistem ekonomi yang paling ekstrim dari sitem ekonomi sosialis. Sitem ekonomi ini kali pertama dicetuskan oleh Karl Marx, seorang ekonom asal Uni Soviet (Rusia)

a. Ciri-ciri, Kelebihan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Komando Ciri-ciri sistem ekonomi komando adalah sebagai berikut:

1) Semua unit bisnis mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan ekonomi dan kebersamaan.

2) Prinsip keadilan yang dianut, yaitu setiap orang menerima imbalan yang sama.

3) Campur tangan negara dalam kegiatan ekonomi sangat dominan 4) Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi

sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah

Berdasarkan ciri-ciri diatas, sistem ekonomi komando memiliki kelebihan diantaranya:

1) Pemerataan pendapatan dan distribusi barang kepada masyarakat dapat dicapai;

2) Perekonomian akan lebih mudah dikendalikan;

3) Pemerintah sepenuhnya bertanggungjawab terhadap kegiatan ekonomi.

Namun sistem ekonomi komando memiliki kelemahan, diantaranya: 1) Individu atau masyarakat tidak diberikan kebebasan dalam

mengelola sumber daya ekonomi karena sepenuhnya diatur oleh pemerintah.

2) Pemanfaatan sumber daya ekonomi tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

3) Ekonomi berjalan secara stagnan (dian di tempat) karena campur tangan pemerintah yang terlalu dominan.

4) Kualitas barang yang dihasilkan rendah karena diproduksi dalam jumlah banyak.

(49)

Meta Lutfiani Miftahusadiah, 2015

PENINGKATAN KARAKTER RASA INGIN TAHU SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Sistem ekonomi syariah berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis dan komando (terpusat). Sistem ekonomi syariah bertolak belakang dengan kapitalis yang bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggung jawab kepada warganya, dan komando yang ekstrim.

Sistem ekonomi syariah harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku uasaha. Sistem ekonomi ini diterapkan di negara-negara Timur Tenag seperti Arab Saudi dan Qatar.

 Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Pada umumnya sistem ekonomi ini diterapkan di negara-negara berkembang seperti Malaysia, Brunei Darussalam, India, dan Kanada. Sistem ekonomi campuran memiliki ciri-ciri diantaranya:

1) Adanya campur tangan pemerintah dalam mengatur kegiatan perekonomian, tetapi tidak dominan;

2) Keberadaan pihak swasta diakui sebagai mitra pemerintah dalam menjalankan kegiatan ekonomi;

3) Persaingan dan usaha diperbolehkan, tetapi melalui pengewasan pemerintah dan tidak merugikan masyarakat.

Dalam pelaksanaannya sistem ekonomi campuran memiliki kelebihan, diantaranya:

1) Kegiatan ekonomi anatara swasta dan pemerintah terpisah jelas.

2) Kegiatan ekonomi yang dilakukan swasta dan pemerintah sama-sama menguntungkan.

3) Kegiatan ekonomi yang dilakukan swasta terikat oleh aturan yang dibuat pemerintah

4) Penggunaan faktor-faktor produksi, terutama tenaga kerja diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan.

Adapun kelemahan dari sistem ekonomi campuran diantaranya:

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian Model Ebbut
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian terhadap siswa

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, yang dimaksud dengan kearifan sosial adalah seperangkat nilai dan/atau pengetahuan kebajikan yang mempengaruhi orang atau masyarakat dalam melakukan tindakan

Desa Giripanggung merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul dengan luas wilayah 2209,53 ha. Berdasarkan data monografi,

kimia dalam sehari-hari 32 Mendeskripsikan konfigurasi elektron 35-40 Menjelaskan Anatomi salah satu organ. tumbuhan dan fungsi 1 essai Menjelaskan gerak tumbuhan 2 essai

Arthroscope juga dapat dilengkapi dengan alat untuk mengambil sample biopsy atau untuk memotong, membersihkan serta mengelurakan loose fragments dari jaringan, tulang,

AHLI KESELAMATAN KERJA ADALAH TENAGA TEHNIS BERKEAHLIAN KHUSUS DARI LUAR DEPNAKER YANG DITUNJUK OLEH MENAKER UNTUK MENGAWASI DITAATINYA UNDANG-UNDANG INI

• Tidak ada sistem angka yg dpt diterapkan Tidak ada sistem angka yg dpt diterapkan u/ semua jenis jabatan dlm suatu orgs. u/ semua jenis jabatan

Abstrak : Diantara langkah terobosan MTs Negeri Sumber Bungur Pamekasan adalah merealisasikan program di bidang pengembangan kurikulum bahasa Arab. Tujuan penelitian

telah mewakili seluruh otot yang bekerja pada saat mendayung. Kedua telapak tangan menekan lantai dan sikut diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan