• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Remaja Menurut Pendekatan Ekologi Serta Hubungannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perkembangan Remaja Menurut Pendekatan Ekologi Serta Hubungannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

#ty

JURNAL

PSIKOTOOI

Berta Esti Ari Prasetya Fakultas Psikolooi

Universitas Krist6n Satya Wacana Hendriati Agustiani

Fakultas Psikologi Universilas Padjadjaran Florensia F. Surjadi, M. Elisabeth Arman

Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya Sutardjo A. Wiramihardja Fakultas Psikologi U niv e r sitas P adjadj aran lNyoman Karma FKIP Universilas Mataram

Tb, Zulrizka lskandar Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Sutarto Wijono Fakultas Psikolooi

Universitas Krist6n Satya Wacana

Hubungrn Antara Nilai Sosial Obal dan Se/l Esteem dengan lntensi Penyalahgunaan Obat pada Bemaja

Perkembangan Remaja Menurut Pendekatan Ekologi serla Hubungannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja

Hubungan antara Tingkat Self Esteem dengan Kecenderungan Berbohong saal Chatting di lnternet

antara Tipe Kepribadian yang Didasari dan Ketegangan yang Bersumber pada dengan Timbulnya Gangguan Fungsi

Hubungan antara Pola Pengasuhan Orang Tua dan Otonomi Remaja (Studi lentang remaja perlengahan-pada budaya Sasal di Kabupaten Lombok Barat)

Kualitas Sumber Daya Manusia Parlai-partai (Suatu persepsi madyarakat tentang pdrtai politik)

Hubungan antara Karakleristik Pekerjaan dan Kepuasan Kerja S uperuisor Pasaraya Semarang

(2)

e

DAFTAR

ISI

Vol.

9.

No.

L,

Maret2002

Berta Esti

Ari

Prasetya Fakultas Psikologi Universitas Kristen

.

Satva Wacana

/J

c

/

Hendriati Agustiani

V

Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Florensia F. Surjadi, M. ElisabethArman

Fakultas Psikologi UnikaAtma Jaya

Sutardjo A. Wiramihardja

Fakultas Psikologi Universitas P adjadj aran

I

Nyoman Karma

FKIP Universitas Mataram

Tb. Zulrizka Iskandar Fakultas Psikologi Universitas Padjadj aran

Sutarto Wijono Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Satya Wacana

Hubungan Antara Nilai Sosial Obat dan Sef Esteem dengan Intensi Penyalahgunaan Obat pada Remaja

Perkembangan Remaja Menurut Pendekatan Ekologi serta Hubungannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja

Hubungan antara Tingkat Self Esteem dengan

Kecenderungan Berbohong saat Chattiny dt Internet

Keeratan Hubungan antara Tipe Kepribadian

yang Didasari Kebutuhan Psikologik dan

Ketegangan yang Bersumber .pada Peristiwa Kehidupan dengan Timbulnya Gangguan

Fungsi

Gastrointestinal

30

Hubungan antara Pola Pengasuhan Orang Tua dan Otonomi Remaja

(Studi tentang remaja petengahan pada budaya

Sasak di Kabupaten L,ombok Barat)

Kualitas Sumber Daya Manusia Partai-pafiai (Suatu persepsi masyarakat tentang panai

politik)

60

Hubungan antara Karakteristik Pekerjaan dan

Kepuasan Kerja Supervisor Pasaraya Semarang t3

(3)

PERKEMBANGAN

REMAJA

MENURUT PENDEKATAN

EKOLOGI

SERTA

HUBUNGANNYA DENGAN

KONSEP

DIRI

DAN

PENYESUAIAN

DIRI

PADA RE,MAJA

Hendriati Agustiani

Fakultas Psikologi Universitas Padjadj aran

ABSTRAK

Ketertarikan penulis pada konsep tugas perkembangan diawali oleh

adanya penelitian mengenai konsep tugas perkembangan pada remaja

yang dilakukan oleh Oerter dan Dreher (1986). Mengingat penelitian

mengenai Tugas Perkembangan

di

Indonesia masih

langk4

dan mengingat pula pentingnya untuk diketahui peran budaya dalam proses perkembangan manusia, penulis melihat betapa content lokal dari suatu

kelompok masyarakat akan memberikan konribusi dalam menentukan

tolok ukur untuk suatu tugas perkembangan.

Studi

ini

menelaah tentang tugas perkembangan remaja menurut

pendekarin ekologi. Secara khusus dilihat apakah terdapat adanya kesamaan konsep mengenai faktor-faktor tugas perkembangan antara

remaja dengan orang tua dan guru serta dilihat pula hubungan antara tugas perkembangan remaja dengan konsep diri dan penyesuaian diri. Uji hipotesis dilakukan sebagai usaha mencari kemantapan alat ukur dan diusahakan untuk dapat diaplikasikan bagi perkembangan remaja. Rancan gan penelitian men g gun akan ranc:u:r gan korelasional. S ubj ek

pene-litian terdiri dari 160 siswa SMU, orang tua dan guru, diperoleh dengan teknik Ttto Stage Cluster Sampling, lokasi penelitian di SMUN 22 Bandung.

Variabel penelitian mencakup Tugas Perkembangan Remaja, Konsep Diri Remaja dan Penyesuaian

Diri

Remaja. Variabel penelitian

ini

diukur melalui kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesamaan pandangan antara orang tua dengan remaja dalarn memandang tugas perkembangan remaja. Sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator pengajman bagi

remaja. Flasil penelitian mengenai Tugas Perkembangan Remaja dapat menghasilkan profil mengenai pencapaian tugas perkembangan remaja yang dapat dijadikan acuan mengoptimalkan konsep diri dan penyesuaian

diri remaja.

Melalui penelitian

ini faktor-faktor

tugas perkembangan remaja yang mengandung content lokal memiliki peran penLing dalam pembentukan

tugas perkembangan remaja. Prohl tugas perkembangan remaja dapat

(4)

t4

dijadikan sebagai alat bantu diagnostik untuk melakukan tindakan

preventif

bagi upaya optimalisasi

perkembangan remaja melalui pengembangan konsep diri dan penyesuaian diri remaja.

Kata kunci:

tugas perkembangan remaja, konsep diri remaja dan penyesuaian diri remaj a.

ABSTRACK

The writer's interest in the concept of developmtntal task v;as mativated

firstly

by

a

research

on

developmtntal task concept

of

adolescent conducted

by

Oerter and Dreher (1986). Considering that sttrdy of Developmental Task

is still rare

in Indonesia and also

in

view of the improtanre of knowing the cultural role in human developmental process, the writer lrus noticed how great tlxe local special collcent of a cerlain society group will give contribution to the determination of establishing

dev e lopme ntal t ask standards.

This research vlas carried oLrt

tritlt

the obiect

to study

adolescent developmental task according approaclt. Espcially taking into account whether there was

a

similaritl, of the corcept of developmental task factors behveen adolescent and parent, and teacher, besides also

observation n'as

done

to

see

the

ralation befiveen adolescent developmental task and self concept, an"d self adiustm.ent.

H)'pothetical test was conducted

in

the effprt to

find

a

definitive questionnaire and atlempts were mnde to enable the application in the developmtntal of the adole s cent.

The research design x'as based dn correlalional frame-ttork. Stufi subjects consisted

of

160 High Scltool students, parents and teacher obtained by using the Two Stage Cluster Sampling from the stu{* loiation

SMUN 22 in Bandung.

R e s e ar c h v ariab le s incl u de d Adol e s c e nt D ev e I o pmt nt al T a sk, Ado le s c ent Self Concept and Adolescent Adiustfltan Concept. These varibles were mtasured by using the questionnaires.

The study results shottted that there vas a similarity of point of view)

between parents and adolescent in mrtking iudgements about adolescent developmental task. Whereas teachers were acting more as edtrcational facilitators for the adolescent.

Study results concerninp, Adolescent Developrnental Task wiII be able to produce a descriptiort of the profile of adolescent developmtntal task achievement, that can be used as a point

of

reference in promoting optimal self concept and self adjustment.

Through this stltdt'the adolescent developmental taskfactors that include local special content have an impotant role in llrc formation of adolescent developmental task. Tltus the adolescent developmental task profile can be used as a diagnostic sr,tpporling tool in doing preventive measures in

(5)

the efforts to

form

in optimal

adolescent development through self concept an"d self adjusttrznt.

KeJ

word:

adolescent developmental task,

self

concept

and

self a^djLtstrnent.

PENDAHULUAN

Psikologi yang berkembang

di

Indonesia merupakan hasil dari

teori-teori

yang dikembangkan pakar Eropa dan Amerika. Merumuskan suatu

teori psikologi yang khas Indonesia merupakan dambaan para ahli psikologi

saat ini. Meskipun sejumlah ahli psikologi telah mencoba membangun suatu psikologi yang sesuai dengan realitas sosial budaya masyarakat setempat,

namun hasilnya belum mantap, Penelitian

ini

mencoba untuk memandang

dan mengkaji sebagian dari dari permasalahan tersebut dari sudut psikologi perkembangan khususnya

dari

sudut

pandang konsep tentang tugas perkemb angan dal am konteks rnas yarakat lndones ia.

Usaha yang dilakukan oleh sejumlah ahli Psikologi adalah mencoba

merumuskan suatr.l bangunan

teori

khas Indonesia.

Ada

gerakan untuk membangun suatu psikologi yang sesuai dengan realitas sosial budaya masyarakat setempat. Corak psikologi yang demikian disebut dengan istilah In d i g en o us P s1' ch olo 91,.

Upaya-upaya merumuskan psikologi yang memperhatikan aspek sosial

budaya masyarakat setempat

ini

diharapkan menghasilkan rumusan teori

psikologi yang sesuai dengan realitas khas Indonesia. Apabila berhasil

merumuskan psikologi yang demikian, rnaka sumbangan psikologi dalam pembangunan masyarakat akan lebih terarah. Usaha perumusan teori yang

mampu memahami realitas manusia Indonesia perlu mendapat dukungan terus menerus dan upaya pematangan. Pembahasan mengenai tugas perkem-bangan remaja secara kontekstual dilakukan meialui faktor-faktor dari tugas perkembangan, karena tugas yang harus dilakukan oleh individu tercermin rnelalui faktor-faktor dari tugas perkembangan pada periode usia tertentu.

Mempelajari konteks

dari

dunia remaja

di

masyarakat Barat dan

masyarakat lndoensia akan rnembantu dalam upaya mengerti tentang tugas

perkembangan remaja secara kontekstual. Remaja merupakan usia kritis

untuk memasuki masa dewasa. Dengan mengetahui tugas perkembangan

yang mengandung

"isi

lokal"

yang

sesuai dengan

kondisi

setempat,

diharapkan remaja

tidak

menemui banyak hambatan untuk masuk pada periode berikutnya yaitu masa dewasa.
(6)

Mengingat pada masa remaja terjadi perubahan tidak hanya di dalam

diri remaja, namun terdapat pula perubahan dalam lingkungan seperti sikap

orang

tua

atau

anggota keluarga

lain, guru,

teman

sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Maka penelitian mengenai tugas perkembangan remaja yang mengandung muatan lokal menjadi faktor penting dalam upaya memahami perilaku remaja.

Terdapat beberapa konsep yang diasumsikan dapat digunakan untuk

mengintegrasikan pemikiran mengenai hubungan antara organisme dengan lingkungan dalam perspeKif perkembangan. Salah satunya adalah konsep mengenai tugas perkembangan yang dikemukakan

oleh

Havighurst (i956).

Havighurst

menggunakan konsep tugas psikologi yang diungkap oleh

Erikson. Pendekatan

lain

terhadap faktor-faktor dari tugas perkembangan

adalah dari

vygotsky

(1978), berpendapat bahwa perkembangan manusia sebagai suatu proses yang tidak hanya terjadi melalui proses alamiah tetapi sebagai hasil dari tuntutan lingkungan yang berkesinambungan'

Heymans (1994) mengungkapkan bahwa upaya untuk mendapatkan penjelasan yang sistematis mengenai pencapaian dari tugas perkembangan

remaja memerlukan adanya penilaian

dari

orang

tua

dan guru terhadap

pencapaian tugas perkembangan tersebut. Tentunya kondisi lingkungan akan mewarnai

isi

dari

Tugas Perkembangan, maka

"isi

loka"

akan memberi

kontribusi pada tugas perkembangan.

Pembahasan

tugas

perkembangan

akan

lebih

dinamis

dengan menggunakan pendekatan

ekologi. Dengan

menggunakan pendekatan

ekologi

kita

dapat rnemahami kekhasan

individu

yang berkembang dan

lingkungan yang menjadi konteks perkembangan individu tersebut.

Adapun yang pertama kali mengintroduksi pendekatan ekologi adalah

Bronfentrrenner (1979), dengan konsepnya mengenai pengaruh konteks

dalam perkembangan anak. Konteks yang dimaksud ialah meliputi: mikro sistem, meso sistem, eko sistem dan makro sistem. Pendekatan ekologi memfokuskan pada

2

hal,

yaitu: pertama, perkembangan dalam konteks

menyoroti terhadap perkembangan

individu.

Kedua, menyoroti

perkem-bangan sepanjang hidup yang menggarisbawahi pentingya dimensi waktu

dalam perkembangan manusia. Dengan demikian, konteks dimaknakan dalam kaitan rentang hidup individu yang berkembang, Di dalam kehidupan

remaja, konteks

mikro

sistem yang berperan adalah konteks keluarga, konteks sekolah dan konteks teman sebaya.

Dalam penelitian

ini

diutamakan konteks keluarga dan sekolah, yang

diwakili oleh orang-orang signirikan bagi remaja, yaitu orang tua dan guru.

(7)

Pentingnya pencapaian dari tugas perkembangan remaja, karena

jika

tugas perkembangan tercapai maka remaja akan bahagia artinya aspirasi

remaja terpenuhi, demikan pula dengan harapan masyarakat. Kondisi ini akan memberi peluang terjadinya gambaran yang

dimiliki

tentang diri (konsep

diri)

menjadi

baik, serta

akan

memudahkan

remaja

untuk menyesuaikan

diri

terhadap lingkungan. Pada masa remaja terjadi proses belajar untuk menyesuaikan

diri

dengan standar dan kebiasaan kelompok.

Semua perubahan yang terjadi di dalam diri pada masa ini menuntut individu untuk melakukan penyesuaian, menerima perubahan

itu

sebagai bagian dari dirinya, dan membentuk suatu sense of self yang baru tentang siapa dirinya, untuk mempersiapkan diri menghadapi masa dewasa.

Pengukuran terhadap tugas perkembangan remaja dapat memberikan gambaran prediktif yang berguna untuk optimasi perkembangan diri remaja,

Hasil penelitian

ini

berfaedah sebagai landasan untuk melakukan penelitian lanjutan dalam usaha untuk membuat norma dari profil Tugas Perkembangan Remaja di Indonesia.

METODE

PENELITIAN

Penelitian

ini

berdasarkan pada pendekatan deduktif atau disebut sebagai Hipothetico Deductive Met|tod Penelitian

ini

dimulai dari asumsi-asumsi khusus, kemudian dilakukan deduksi

untuk

menurunkan suatu hipotesis, seb elum melakukan pengumpulan data.

RANCANGAN

PENELITIAN

Penelitian

ini

dapat digolongkan pada

jenis

penelitian korelasional (correl ational res earch ).

Melalui penelitian

ini

ingin

diketahui hubungan antar variabel penelitian,

yaitu

apakah perubahan

pada

variabel pertama berhubungan dengan perubahan pada variabel kedua. Kekuatan hubungan antar variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi

(Lewis,

1919;39-49).

SAMPEL

PENELITIAN

Teknik sampling yang digunakan adalah two stage cluster samplhtg.

Unit

sampling

prime

(USP) adalah kelas-kelas yang ada

di

SMUN

22 Bandung. Sedangkan wt,it sarupling sekmtder (USS) yang merupakan unit

observasi adalah para siswa dari kelas

I

dan kelas

II

yang terpilih secara

random sampling (SRS).

(8)

TEKNIK

ANALISIS

DATA

Sesuai dengan rancangan penelitian

yaitu

studi korelasional, maka analisis data dilakukan dengan menghitung korelasi Rank Spearman.

HASIL PENELITIAN

Pembahasan mengenai tugas perkembangan, tentunya harus

memper-hatikan kondisi lingkungan dimana individu berada, Kondisi linglmngan akan mewarnu content dari tugas perkembangan, maka content lokal akan

memberi konuibusi

pada

tugas

perkembangan. Hasil penelitian

menunjukkan hahwa orang tua masih dianggap sebagai

fakor

yang berperan

bagi kehidupan remaja. Remaja maupun guru menganggap bahwa orang tua

merupakan orang pertama bagi remaja yang dijadikan tempat bertanya dalam menghadapi masalah yang serius serta membutuhkan alternatif pemecahan

rnasalah. Faktor-faktor

tugas

perkembangan

yang memiliki

hubungan

signifikan antara remaja dengan orang

tua, adalah

faktor-faktor tugas

perkembangan yang erat kaitannya dengan tuntutan dan harapan masyarakat'

Dengan demikian pada dasarnya remaja sudah mampu mengakomodasi harapan masyarakat. Tentunya dengan kondisi

ini diharapkan tidak terjadi

adanya kesenjangan yang

tinggi antara remaja

dan harapan masyarakat

dalam

menjalankan

tugas

perkembangannya.

Bagi

faktor-faktor tugas

perkembangan

yang

memerlukan

otonomi

cukup

luat

dari

remaja,

tampaknya masih

terjadi

pemaknaan yang berbeda. Kondisi

ini

terjadi karena pada masa remaja unsur ketergantungan terhadap orang tua masih cularp mewarnai dalam diri remaja. Dilain pihak orang tua pun belum cukup

menunjukkan kepercayaan yang penuh pada anak remajanya. Tampaknya

orang

tua

masih memandang

remaja

belum cukup

mampu

untuk

bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilalo*an oleh remaja'

Hasil

penelitian

mengenai

tugas perkembangan

remaja

dapat

menghasilkan

profil mengenai pencapaian

tugas perkembangan remaja'

Profil

tugas

perkembangan remaja adalah pencapaian faktor-faKor tugas

perkembangan remaja berdasarkan standar dari sampel penelitian' Secara umum untuk sampel penelitian

ini

pencapaian tugas perkembangan remaja

relatif sudah tercapai (semua faktor di atas rata-rata), Jika dikaitkan dengan

variabel lain yaitu Konsep

Diri

Remaja dan Penyesuaian

Diri

Remaja, maka

profil

tugas perkembangan remaja ini dapat dijadikan acuan untuk melihat faktor-faKor tugas Perkembangan remaja yang mendukung bagi Konsep

Diri

Remaja dan Penyesuaian Remaja. Pendekatan ekologi dapat digunakan

untuk

membantu

dan

mengarahkan kerangka pikir

dan

pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada remaja sebagai refleksitas yang terjadi selama
(9)

masa remaja. Dalam pendekatan ekologi maka orang

tua

dan guru dapat

dijadikan sebagai lingkungan yang dapat membantu pengembangan Konsep

Diri

Remaja dan Penyesuaian

Diri

Remaja. Kondisi

ini

tentunya selaras

dengan tugas perkembangan yang dapat dijadikan sebagai "educational

perspective" ,

Penelitian

ini

tidak bermaksud untuk menghasilkan apa yang disebut

"inrligenous ps1'cholog1," yang dapat merumuskan suatu bangunan teori khas

Indonesia, suatu ilmu psikologi yang sesuai dengan realitas sosial budaya

masyarakat setempat. oleh karena itu, dilakukan pembatasan masalah seperti

telah

diuraikan

lebih

dahulu,

yaitu

pembahasan mengenai tugas

perkembangan pada masa remaja dalam konteks budaya Indonesia yang

mengandung

isi

setempat/lokal

yang

khas,

yang

akan mewarnai arah

perkembangan kepribadiannya, Konsisten dengan pendekatan ekologi,

tindak

lanjut dari

hasil penelitian

ini

adalah intervensi ekologis, berupa

pemberdayaan orang

tua

dan guru untuk mengoptimalkan perkembangan

kepribadian remaja melalui pencapaian tugas perkembangan serta kaitannya

dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri.

Secara Ringkas Hasil Penelitian adalah sebagai berikut:

l)

Pendekatan ekologi digunakan untuk membahas tugas perkembangan pada masa remaja dan dalam upaya mengakomodasi kompleksitas yang

terjadi pada masa remaja. Orang tua sebagai konteks eksternal bagi

remaja, mempengaruhi proses perkembangan pada remaja. Dari hasil

penelitian remaja masih menunjukkan ketergantungan terhadap orang

tua terutama jika dihadapkan pada masalah penting yang membutuhkan

pengambilan keputusan, Antara remaja

dan

orang

tua

juga

masih

terdapat perbedaan pemaknaan mengenai tugas perkembangan yang

harus dilakukan oleh remaja yang memerlukan otonomi dari remaja.

2)

Guru lebih memusatkan perhaflan pada teknis didaktis remaja yang

diarahkan untuk mencapai tujuan belajar. Dari hasil penelitian pada

dasarnya guru dapat dijadikan sebagai konteks eKternal bagi remaja

untuk membantu pengembangan konsep diri dan penyesuaian diri pada

remaJa.

3)

Penilaian remaja mengenai dirinya, menyangkut perhatian terhadap

terjadinya

perubahan

proporsi

tubuh serta usahanya

untuk

menyesuaikan

diri

terhadap perubahan

fisik

yang terjadi menentukan

tindakan yang akan dilakukan

oleh

remaja. Remaja

pun

memiliki

kesadaran mengenai

"apa yang akan

dilakukan

oleh

dirinya,,.
(10)

Kemampuan

remaja

untuk

mencapai ketidaktergantungan secara emosional dengan orang

tua

memiliki

hubungan dengan penilaian remaja terhadap konsep diri dipengaruhi oleh interaksi remaja dengan orang lain. Jadi tanggapan dan reaksi dari orang lain disekitar remaja

memiliki

peranan yang besar.

Artinya faktor

tugas perkembangan

remaja yang mengandung aspek pemaknaan tentang

diri

dan relasi

dengan orang lain berhubungan dengan konsep diri remaja,

4)

Jika remaja remaja telah mengetahui dan mampu melakukan peran yang

harus dilakukan dilingkungan maka orang

tua

menganggap bahwa remaja remaj telah mampu melakukan penyesuaian diri.

KESIMPULAN

1)

Pendekatan ekologi dapat menggambarkan tugas perkembangan remaja yang sesuai dengan kondisi setempat.

2)

Penjelasan mengenai faktor-faklor tugas perkembangan remaja bersifat kontekstual, sehingga faktor-faKor tugas perkembangan remaja yang

mengandung content

lokll

memiliki

peran penting dalam

tugas

perkembangan remaja.

3)

Pengukuran terhadap Tugas Perkembangan Remaja dapat memberikan gambaran prediktif yang berguna untuk optimalisasi konsep

diri

dan

penyesuaian diri remaja.

4)

Tugas Perkembangan Remaja dapat

dijadikan sebagai

alat

bantu

diagnostik untuk melakukan tindakan preventif bagi upaya optimalisasi

Konsep Diri dan Penyesu-aian Diri Remaja.

PROPOSISI

Optimalisasi Perkembangan Remaja mencapai tugas perkembangan tidak

hanya bergantung pada kemampuan atau usaha dari remaja. Peran orang tua dan guru masih dibutuhkan untuk mengoptimalkan Perkemabangan Remaja. REKOMENDASI

Beberapa rekomendasi

yang diajukan

dari

keseluruhan

hasil penelitian

adalah sebagai berikut :

1)

Berdasarkan temuan bahwa faktor-faktor tugas perkembangan remaja

yang mengandung content lokal memiliki peran penting dalam pem-bentukan tugas perkembangan remaja, upaya untuk

mempertimbang-kun content

lokal dalam

menelaah remaja dari tugas perkembangan hendaknya menj adi perhati an u ntuk penelitian b eri kutnya.

Jurnal Psikologi. Vol. 9, No. 1, Maret2002

(11)

2)

Penelitian mengenai tugas perkembangan remaja terbatas pada remaja

di

lingkungan

SMU

Bandung. Tentunya memberi peluang untuk

melakukan penelitian lanjutan pada remaja dengan lingkungan lain

seperti etnih desa-kota, remaja bermasalah.

3)

Perlu dilakukan penelitian lanjutan tugas perkembangan remaja yang

dilihat

keterkaitannya dengan

peran

dari

teman

sebaya dalam

pencapaian tugas perkemb angan.

4)

Perlunya orang tua tanggap untuk memberikan kesempatan pada remaja

dalam menghadapi peran-peran sosial baru yang akan dilalokan oleh remaja, agar remaja mampu untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan linglarngan.

5)

Guru

sebagai

pendidik

palu

menyadari

bahwa

,,educational

perspective"

dari perkembangan

individu merupakan aspek

penting.

Atinya

perlu ada pembinaan pada guru agar menyadari bahwa remaja

perlu dibina tidak hanya aspek teknis didaktis tetapi juga pada aspek

pengembangan pribadi remaj a.

6)

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam usaha untuk membuat norma

dari profil tugas perkembangan remaja.

KEPUSTAKAAN

Agustiani,

H.

1994. Survq, mengenai Tugas perkembangan Remaja pada

Siswa SMA. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas padjadjaran. Berry, John W.; Poortinga Ype

H.;

Segall Marshall H.

&

Dosen pierre R.

1992. C ros s - C ultural P sl,cholo g1,. Cambridge University Press.

Berry, John

W.;

Poortinga Ype

H.;

Pandey Janak. 1997. Handbook

of

Cross-Cultural Psychology. Bostorl London, Toronto, Sydney, Tokyo,

Singapore: Allyn and Bacon.

Bolger,

Niall;

Caspi Avshalom; Downey Geraldine; Moorehouse Martha.

1988.

Person

in

Context Developmental processes.

Cambridge

.

University Press.

Bronfenbrenner,

Urie.

1979. The Ecologl'

of

Human

Development

Experiments b7, Nature and Design, Cambridge, Massachusetts, and London: Harvard University Press.

Calhoun F, James; Acocella Joan Ross. 7978. ps1,chotog1, of Adjustment and

Huntan Relationships. Random House Inc.

collins,

Andrew

w.

1994. hdividual

Development

and

personar

Relatiortships. Change and Differentiation

in

Relationships During
(12)

Adolescence; International Conference

on

Personal Relationships, Groningen, The Netherlands.

Denzin, Norman,

K.

1994. Handbook of Qualitative Research. London, New

Delhi : Stage Publications,

Heymans, P. 1992. Developmental Tasks.

A.

Program of Research Into the

General

Characteristics

of

the

Processes Responsible

for

the

Development

of Individual

Competences Over

Life

Span. Utrecht Universiteit, Netherlands.

Hooker, K. Developmental Task", In Lerner R.M., Peterson, A.C

&

Brooks Gunn. J. (Eds). Encyclopedia of Adolescence, Bond l.S. 2ZB-23L

New-York: Garland Publishing, Inc.

Hurloch B. Elizabeth. 1973. Adolescent Developmenr. McGraw-Hill Inc. 1975. Developmental Ps1,cholog1,. Fourth Edition. New-Delhi: Tata

McGraw-Hill Publishing Company Lrd.

oerter, Rolf; Dreher Eva. 1983. Adolescents conception od Developmental

Tasks. Paper hesented

at

International Conference Integradve

Perspectives on Youth Development, Person and Ecology Berlin. Oerter, Rolf. 1986. Developmental Task Through the Life-Span:

A

New

Approach to an Old Concept. Baltes. P.B.; Featherman D.L., and Lerner

R.M.

Life-Span Development and Behavior, Hillsdale, New-Jersey,

Erlbaum, Yol7,233-27L

Oerter, Rolf; Agustiani, H.; Kim Hye On; Wibowo, Sutji. 1996. The Concept

af Human Nature in East Asia: Etic and Emic Characterislics. Culture & Psychology. London and New

Delhi:

Sage.

Robert,

J.

Havighurst..l972. Developmental Tasks and Education. New York: Longman Inc.

Robinson, John

P.; Shaves

Phillip

R; Wrightsman

S. Laurrence.

1991. Measures of Personality and Social Psychological Attitude. Academic Prqss Inc.

S amana,

A.

199 4. P rofe sionali s me Ke g ur uan. Penerbit Kanisius.

Terlaalg

Jan

J.

F.;

Heymans.

Peter

G.;

I.

Podol'skij

Andree.

1994.

Developmental

Tasks:

Towards

a

Cultural

Analysis

of

Human

Developmenl. Kluwer Academic Publisher Dordrecht. London, Boston.' Tilaar,

H. A.R.

1998. Beberapa Agenda Reformasi pendidikan Nasional

dalam Perspektif Abod 21. Tera Indonesia.

Youniss, James. 1980. Parent's and Peers

in

sosial Development A

sullivan-Piaget Perspective. The University of Chicago Press.

**tr<

,.1

Referensi

Dokumen terkait

menjadi ayat yang lengkap seperti dalam al-Quran. • And dikehendaki menulis nombor dan jawapan yang betul (A atau

 Banyak bahan obat yang mempunyai rasa yang tidak Banyak bahan obat yang mempunyai rasa yang tidak menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak pada

Kondisi guru yang sebelumnya menggunakan teknik lama (cara konvensional dengan istilah “hutang dan membayar hutang”) dalam pengelolaan pembelajaran matematika materi penjumlahan

Demikian pula dengan diketahuinya jumlah 4 komponen uang pensiun secara terpisah, menjadi dasar penerapan ketentuan Pasal 167 UU Ketenagakerjaan, menyatakan bahwa: pertama

Dari penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan moral adalah suatu upaya dalam rangka membantu manusia (peserta didik) untuk menanamkan nilai- nilai moral

Melakukan seleksi terhadap putra/putri karyawan/ karyawati PT PLN (Persero) sebagai calon mahasiswa ITS tahun akademik 701612017 yang dipandang memenuhi persyaratan

Keberhasilan pengelolaan mangrove dapat dioptimalkan melalui strategi pengelolaan hutan mangrove berbasis masyarakat yang mengandung arti keterlibatan langsung

Tujuan dari munculnya algoritma baru ini untuk meningkatkan nilai keakuratan pada data mining, dan terbukti bahwa hasil yang diperoleh lebih baik dibandingkan