ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD N PUREN TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
Oleh: Ikawati Prasiwi
111134159
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen dan rendahnya prestasi belajar siswa pada materi energi dan perubahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan keterampilan eksperimen, (2) peningkatan prestasi belajar, (3) upaya peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Objek penelitian ini adalah keterampilan eksperimen dan prestasi belajar. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD N Puren Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 39 siswa. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai Desember 2014. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan keterampilan eksperimen dan tes yang berupa pilihan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen siswa. Terlihat dari kondisi awal rata-rata persentase keterampilan eksperimen siswa 40,62% meningkat menjadi 62, 07% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 77,76%. Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Terlihat pada kondisi awal rata-rata pada tahun sebelumnya yaitu 66,53, meningkat pada siklus I yaitu 70,66 dan pada siklus II juga meningkat menjadi 81,28. Persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 42,92% meningkat di siklus I menjadi 76,92% dan siklus II 100%. (3) Upaya peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar ditempuh dengan menerapkan pendekatan saitifik yang terdiri dari tahapan (a) mengamati, (b) menanya, (c) mencoba, (d) menalar, dan (e) mengkomunikasikan.
ABSTRACT
THE ENHANCEMENT OF EXPERIMENTAL SKILL AND LEARNING ACHIEVEMENT ON THE USE OF ENERGY SUBJECT THROUGH SCIENTIFIC APPROACH FOR FOURTH-GRADERS AT SD N PUREN IN
ACADEMIC YEAR 2014/2015 By:
Ikawati Prasiwi 111134159
The research background is the lack of student’s skills in conducting experiment and student’s low achievement on the subject of energy and its change. This research aims for (1) the enhancement of experimental skills, (2) the enhancement of learning achievement, (3) the enhancement effort of experimental skill and learning achievement on the use of energy subject through scientific approach for IV graders of SD N Puren, Yogyakarta, in Academic Year 2014/2015.
Type of this research is Classroom Action Research (CAR). The research objects are experimental skills and learning achievement. The research subject is 39 students of IV grade SD N Puren in Academic Year 2014/2015. This research was conducted on April 2014 to December 2014. The instruments used are experimental skills observation sheet and a test in a form of multiple choice.
The result of this research revealed that (1) the scientific approach application could enhance student’s experimental skills. It was seen from the average percentage of initial condition of student’s experimental skills 40,62% increased to 62, 07% on the first cycle and it increased to 77,76% on the second cycle. The application of scientific approach could also increase student’s learning achievement. It was seen from the initial average condition in the previous year which was 66,53, increased to 70,66 on the first cycle and it also increased to 81,28 on the second cycle. The percentage of students who achieved the Minimum Mastery Criterion (KKM) in initial condition increased from 42,92% in first cycle to 76,92% and 100% in second cycle. (3) The enhancement effort of experimental skills and learning achievement was reached by applying scientific approach which consists of (a) observing, (b) asking, (c) experimenting, (d) reasoning, and (e) communicating.
PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN
PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI
MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD N
PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Ikawati Prasiwi
111134159
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD N PUREN TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Ikawati Prasiwi NIM : 111134159
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT yang selalu menguatkan dalam setiap
perjuangan saya.
Orang tua saya, bapak Sadiman dan ibu Suwarsi yang
telah senantiasa memberikan dukungan serta doa setiap
waktu.
Adik saya, Andi Yuwono yang selalu memberikan
semangat serta menghibur setiap hari.
Saudara-saudaraku yang selalu memberikan doa serta
semangat.
Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan
bantuan semangat dan menghibur saya.
Kepala Sekolah, guru-guru, serta para staf di SD Negeri
Puren dimana saya melakukan penelitian.
v
HALAMAN MOTO
“Pekerjaan yang sulit diselesaikan adalah pekerjaan yang
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD N PUREN TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
Oleh: Ikawati Prasiwi
111134159
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen dan rendahnya prestasi belajar siswa pada materi energi dan perubahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan keterampilan eksperimen, (2) peningkatan prestasi belajar, (3) upaya peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Objek penelitian ini adalah keterampilan eksperimen dan prestasi belajar. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD N Puren Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 39 siswa. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai Desember 2014. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan keterampilan eksperimen dan tes yang berupa pilihan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen siswa. Terlihat dari kondisi awal rata-rata persentase keterampilan eksperimen siswa 40,62% meningkat menjadi 62, 07% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 77,76%. Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Terlihat pada kondisi awal rata-rata pada tahun sebelumnya yaitu 66,53, meningkat pada siklus I yaitu 70,66 dan pada siklus II juga meningkat menjadi 81,28. Persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 42,92% meningkat di siklus I menjadi 76,92% dan siklus II 100%. (3) Upaya peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar ditempuh dengan menerapkan pendekatan saitifik yang terdiri dari tahapan (a) mengamati, (b) menanya, (c) mencoba, (d) menalar, dan (e) mengkomunikasikan.
ix ABSTRACT
THE ENHANCEMENT OF EXPERIMENTAL SKILL AND LEARNING ACHIEVEMENT ON THE USE OF ENERGY SUBJECT THROUGH SCIENTIFIC APPROACH FOR FOURTH-GRADERS AT SD N PUREN IN
ACADEMIC YEAR 2014/2015 By:
Ikawati Prasiwi 111134159
The research background is the lack of student’s skills in conducting
experiment and student’s low achievement on the subject of energy and its change. This research aims for (1) the enhancement of experimental skills, (2) the enhancement of learning achievement, (3) the enhancement effort of experimental skill and learning achievement on the use of energy subject through scientific approach for IV graders of SD N Puren, Yogyakarta, in Academic Year 2014/2015.
Type of this research is Classroom Action Research (CAR). The research objects are experimental skills and learning achievement. The research subject is 39 students of IV grade SD N Puren in Academic Year 2014/2015. This research was conducted on April 2014 to December 2014. The instruments used are experimental skills observation sheet and a test in a form of multiple choice.
The result of this research revealed that (1) the scientific approach
application could enhance student’s experimental skills. It was seen from the average percentage of initial condition of student’s experimental skills 40,62%
increased to 62, 07% on the first cycle and it increased to 77,76% on the second
cycle. The application of scientific approach could also increase student’s learning
achievement. It was seen from the initial average condition in the previous year which was 66,53, increased to 70,66 on the first cycle and it also increased to 81,28 on the second cycle. The percentage of students who achieved the Minimum Mastery Criterion (KKM) in initial condition increased from 42,92% in first cycle to 76,92% and 100% in second cycle. (3) The enhancement effort of experimental skills and learning achievement was reached by applying scientific approach which consists of (a) observing, (b) asking, (c) experimenting, (d) reasoning, and (e) communicating.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar Materi Pemanfaatan Energi Melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV SD N Puren Tahun Pelajaran 2014/2015” ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada :
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, USD
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, USD
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, USD
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.
5. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. dosen pembimbing II yang membimbing peneliti.
6. Suyadi, S.Pd.SD Kepala SD Negeri Puren yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
7. Seluruh guru dan staf SD Negeri Puren yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama melaksanakan penelitian di sekolah.
8. Para ahli yang telah melakukan uji validitas terhadap penelitian saya yang tidak dapat saya sebut satu per satu.
9. Dosen dan para ahli yang telah menjadi validator ahli terhadap instrument penelitian yang saya lakukan.
10.Kedua orang tuaku, Sadiman dan Suwarsi yang telah memberikan doa dan dukungannya setiap waktu.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………...…i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...ii
HALAMAN PENGESAHAN………...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………...iv
HALAMAN MOTTO..………..v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...………vii
ABSTRAK………...viii
ABSTRACK………ix
KATA PENGANTAR………....x
DAFTAR ISI………....xii
DAFTAR GAMBAR………....xv
DAFTAR TABEL………...xvi
DAFTAR LAMPIRAN……….xviii
BAB I PENDAHULUAN ………..1
A. Latar Belakang Masalah.………..1
B. Pembatasan Masalah………4
C. Rumusan Masalah………5
D. Pemecahan Masalah……….5
E. Tujuan Penelitian……….6
F. Pembatasan Pengertian………....6
G. Manfaat Penelitian….………..7
BAB II LANDASAN TEORI………......9
xiii
1. Eksperimen………9
2. Prestasi Belajar………..………...14
3. Pembelajaran IPA di SD………..…………18
4. Pendekatan Saintifik………....20
5. Materi Pemanfaatan Energi………..24
B. Penelitian yang Relevan………...…..26
C. Kerangka Berpikir………...………...30
D. Hipotesis Tindakan………...………..……...31
BAB III METODE PENELITIAN………32
A. Jenis Penelitian………...32
B. Setting Penelitian………...34
C. Rencana Tindakan………..35
1. Persiapan………....35
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus………37
D. Teknik Pengumpulan Data……….44
1. Non tes………44
2. Tes………..45
E. Instrumen Pengumpulan Data………45
1. Lembar Pengamatan dan Rubrik………45
2. Soal Tes………..46
3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen………...49
F. Analisis Data………..57
1 Keterampilan Eksperimen……….58
xiv
G. Kriteria Keberhasilann………...60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………62
A. Hasil Penelitian………..62
1. Kondisi Awal Sebelum Penelitian………62
2. Pelaksanaan Siklus I……….64
3. Pelaksanaan Siklus II………72
B. Pembahasan………81
1. Keterampilan Eksperimen……….86
2. Prestasi Belajar………..87
BAB V PENUTUP………89
A. Kesimpulan………....89
B. Keterbatasan Penelitian………..90
C. Saran………...90
DAFTAR REFERENSI………...91
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Terdahulu………...……29
Gambar 2.2 Bagan dan Alur Kerangka Berpikir………..……..30
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Eksperimen ………45
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Siklus I……….………...47
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Siklus II………..48
Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Tes………...48
Tabel 3.5 Kriteria Validasi………….………....49
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Validasi Pengamatan Keterampilan Eksperimen ....50
Tabel 3.7 Validitas Soal Siklus I………...……….52
Tabel 3.8 Validitas Soal Siklus II..……….………..……….53
Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus………...54
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran……….…..55
Tabel 3.11 Kualifikasi Reliabilitas………..…...56
Tabel 3.12 Statistik Reliabilitas Siklus I………56
Tabel 3.13 Statistik Reliabilitas Siklus II………...57
Tabel 3.14 Target Pencapaian Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar…61 Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Ulangan IPA Siswa kelas IV………..63
Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Pengamatan Keterampilan Eksperimen Siklus I…….67
xvii
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Pengamatan Keterampilan Eksperimen Siklus II…..76
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Prestasi Belajar Siklus II……….77
Tabel 4.6 Data Keterampilan Eksperimen Siklus I dan II……….84
Tabel 4.7 Data Hasil Capain Keterampilan Eksperimen ………..84
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SILABUS ………..…94
Lampiran 2 RPP SIKLUS I………..113
Lampiran 3 LKS ……… ………167
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I dan II ……….175
Lampiran 5 Penilaian Validasi Pengamatan Eksperimen ...………183 Lampiran 6 Tabulasi Uji Validitas Siklus I dan II ...………...185
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Siklus I dan II………...189
Lampiran 8 Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I dan II ………..191
Lampiran 9 Indeks Kesukaran Soal……….195
Lampiran 10 Penilaian Validasi Perangkat Pembelajaran ………..199
Lampiran 11 Daftar Nilai Kondisi Awal………..218
Lampiran 12 Hasil Pengamatan Keterampilan Eksperimen Siklus I dan II ...….221
Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus I ...……….231
Lampiran 14 Soal Evaluasi Silus II ...………..………....234
Lampiran 15 Nilai Siklus Siklus I dan II ...……….237
Lampiran 16 Hasil Pekerjaan Siswa ...………....239
Lampiran 17 Dokumentasi ………. 249
Lampiran 18 Surat Penelitian………...252
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendekatan saintifik dan tematik-integratif adalah pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013. Daryanto (2014:51),
menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,
menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik
adalah proses pembelajaran yang dirancang secara menarik dan menyenangkan
bagi siswa agar siswa aktif dan menemukan sendiri pengetahuan melalui
tahapan-tahapan ilmiah.
Siswa disediakan ruang yang luas untuk mengembangkan pemahamannya
melalui tahapan dalam pendekatan saintifik. Selain itu pendekatan saintifik juga
dapat meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa dalam proses
belajar. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses. Keterampilan proses tersebut menurut Fadlillah (2014:176),
meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan (5M). Dari apa yang diuraikan tersebut, dapat dijabarkan
guru. Setelah siswa mengamati mereka mengajukan pertanyaan dari yang bersifat
faktual dan merancang hipotesis dari apa yang dilihat.
Pendekatan tematik integratif disini merupakan kegiatan pembelajaran yang
dibuat pertema dengan menggabungkan beberapa muatan pelajaran yang satu
dengan yang lain. Penelitian ini lebih difokuskan pada muatan pelajaran IPA
terutama pada materi pemanfaatan energi. Muatan pelajaran IPA merupakan salah
satu muatan pelajaran yang memberikan ruang yang luas bagi para siswa untuk
mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. IPA sendiri
menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014:22), adalah merupakan rumpun ilmu,
memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang factual
(factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibatnya. Dari uraian tadi dapat di katakan bahwa IPA adalah ilmu yang
memiliki karakteristik khusus sebab mempelajari segala fenomena-fenomena
yang ada di alam berupa kenyataan.
Dengan mempelajari IPA di jenjang pendidikan terutama di sekolah dasar
dapat membangun pola berpikir yang paling mendasar bagi para siswa melalui
berbagai metode serta pendekatan yang diterapkan oleh guru di setiap muatan
pelajaran IPA. Keterampilan melakukan eksperimen merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA. Eksperimen menurut Roestiyah
(dalam Putra, 2013:132) adalah suatu cara mengajar saat siswa melakukan suatu
percobaan, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Dengan eksperimen siswa mampu
Melalui wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas IV pada
tanggal 1 April 2014, ada beberapa masalah yang ditemui di SD N Puren. Di
antaranya pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung terlebih untuk
mata pelajaran IPA, guru jarang melakukan kegiatan eksperimen, karena
terbatasnya waktu. Serta alat-alat yang digunakan untuk eksperimen kurang
lengkap. Selain itu apabila siswa diminta untuk membawa peralatan untuk
eksperimen yang mereka bawa tidak sesuai arahan guru. Setelah melakukan
wawancara hari selanjutnya peneliti melakukan pengamatan di kelas IV pada
tahun pelajaran 2013/2014. Ketika itu guru dan siswa sedang melakukan kegiatan
eksperimen di luar kelas, eksperimen tersebut mengenai membuat rangkaian
listrik. Dari pengamatan tersebut diperoleh data, dari 32 siswa yang dapat
merancang hipotesis dengan benar sebanyak 10 siswa, siswa yang merangkai alat
dengan benar ada 20 siswa dari 32 siswa. Terlebih ketika para siswa melakukan
eksperimen sesuai dengan prosedur, ada 15 siswa dari 32 yang dapat
melakukannya dengan baik dan benar. Yang terakhir ketika mencatat data dan
membuat kesimpulan ada 10 dari 32 siswa yang melakukanya.
Permasalahan yang kedua yaitu prestasi belajar siswa yang kurang, ini
terlihat dari nilai ujian tengah semester (UTS) siswa terdahulu. Prestasi belajar
menurut Mulyasa (2013:189), adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah
menempuh kegiatan belajar. Di SD N Puren pada tahun pelajaran 2012/2013 ada
22 siswa dari 38 siswa yang nilai ulangannya pada materi energi dan
perubahannya masih di bawah KKM, KKM pada waktu itu adalah 65. Berikutnya
pada tahun 2013/2014, masih ada 18 siswa dari 32 siswa yang nilai ulangannya
dinyatakan tuntas dalam mata pelajaran IPA apabila nilai yang didapat sudah
memenuhi KKM dan tidak di bawah KKM.
Untuk itu pendekatan saintifik ini penting membantu meningkatkan
keterampilan eksperimen dan prestasi belajar, sebab dengan menggunakan
pendekatan saintifik melalui tahapan 5M, dapat memberikan pengalaman
langsung serta pengetahuan yang berharga bagi siswa, sehingga siswa tidak
mudah lupa dengan apa yang mereka dapatkan melalui eksperimen. Selain itu
dapat memberikan dampak bagi prestasi belajar siswa agar semakin meningkat.
Dalam penelitian ini peneliti memilih dua variabel yaitu keterampilan
eksperimen dan prestasi belajar. Dua variabel ini dipilih karena untuk melihat
respon siswa terhadap pendekatan yang dilakukan saat mengajar apakah dapat
meningkatkan keterampilan dalam melakukan eksperimen dan prestasi belajar
siswa melalui pendekatan yang dilakukan oleh guru.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan
penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi
Belajar Materi Pemanfaatan Energi melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV
SD N Puren, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, dan terarah dapat dikaji lebih dalam
maka diperlukan pembatasan masalah. Fokus pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Peneliti mengambil data di kelas IV SD N Puren semester ganjil tahun
2. Objek yang akan diteliti ada dua yaitu, keterampilan eksperimen dan prestasi
belajar IPA.
3. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik.
4. Muatan pelajaran yang terkait yaitu muatan pelajaran IPA dengan materi
pemanfaatan energi.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut :
1. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen
materi pemanfaatan energi siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta tahun
pelajaran 2014/2015?
2. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar materi
pemanfaatan energi siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta tahun pelajaran
2014/2015?
3. Bagaimana upaya penggunaan pendekatan saintifik untuk meningkatkan
keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi
siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?
D. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam penelitian ini mencakup :
1. Peningkatan keterampilan eksperimen melalui pendekatan saintifik siswa
2. Peningkatan prestasi belajar melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV
SD N Puren, Yogyakarta, tahun pelajaran 2014/2015.
3. Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar materi
pemanfaatan energimelalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren,
Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2014/2015.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui :
1. Peningkatan keterampilan eksperimen melalui pendekatan saintifik siswa
kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, tahun pelajaran 2014/2015.
2. Peningkatan prestasi belajar melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV
SD N Puren, Yogyakarta, tahun pelajaran 2014/2015.
3. Upaya penggunaan pendekatan saintifik untuk meningkatkan keterampilan
eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energisiswa kelas IV SD
N Puren, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2014/2015.
F. Pembatasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi tafsir
suatu istilah yang dikemukakan maka perlu adanya batasan pengertian. Berikut ini
merupakan batasan pengertian yang peneliti ambil, yaitu sebagai berikut :
1. Keterampilan eksperimen adalah cara belajar dengan melakukan percobaan,,
mengamati perubahan apa yang terjadi, dan melaporkan hasilnya di kelas.
merangkai alat/ menggunakan alat dengan benar, melakukan eksperimen
sesuai prosedur, mencatat data, dan membuat kesimpulan.
2. Prestasi belajar adalah perubahan perilaku siswa menyangkut ilmu
pengetahuan setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Indikator
prestasi belajar sendiri sesuai dengan KKM, dan aspek yang terkait aspek
kognitif.
3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang berupa kesatuan fakta yang
dapat dijelaskan dengan penalaran meliputi proses mengamati, menanya,
mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.
4. Pemanfaatan energi adalah memanfaatkan energi yang ada di bumi dengan
baik untuk kegiatan sehari-hari.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak yaitu:
1. Teoritis
a. Untuk menambah kajian mengenai aplikasi pendekatan saintifik dalam
proses pembelajaran muatan pelajaran IPA.
2. Praktis
a. Bagi Siswa :
Peneliti berharap dengan penelitian ini dapat mengembangkan
keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen melalui pendekatan
b. Bagi Guru :
Penelitian ini dapat dijadikan guru sebagai referensi untuk mengajarkan
kepada siswa cara belajar yang menarik dan menyenangkan serta
mengaktifkan para siswa saat proses belajar mengajar berlangsung.
c. Bagi Peneliti :
Penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam
pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan
eksperimen dan prestasi belajar siswa materi pemanfaatan energi melalui
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada penelitian ini akan membahas teori-teori yang
mendukung penelitian, yaitu eksperimen, prestasi belajar, pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, pendekatan saintifik, dan materi pemanfaatan energi.
1. Eksperimen
a. Pengertian Eksperimen
Ada beberapa metode yang dapat digunakan ketika guru mengajar di
kelas, salah satunya adalah metode eksperimen. Metode eksperimen
menurut Fadlillah (2014:1194), adalah cara menyampaikan materi
pembelajaran di mana para peserta didik diminta untuk mencoba,
mengamati, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan tertentu yang berhubungan
dengan tema pembelajaran. Sedangkan metode eksperimen sendiri menurut
Djamarah (2005:234), adalah metode pemberian kesempatan kepada anak
didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses
percobaan. Kemudian metode eksperimen menurut Roestiyah (dalam Putra,
2013:132) adalah suatu cara mengajar saat siswa melakukan suatu
percobaan, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Dari ketiga
penjelasan tersebut sama-sama mengatakan bahwa metode eksperimen ini
adalah cara mengajar di mana siswa diberikan kesempatan untuk melakukan
sedikit berbeda pada pengertian metode eksperimen. Perbedaan tersebut
terlihat pada penjelasan yang kedua, dalam penjelasan tersebut siswa hanya
dilatih untuk melakukan percobaan dan tidak dilatih untuk menuliskan hasil
percobaannya dan melaporkannya atau mengevaluasi kegiatan yang sudah
dilakukan. Namun dari penjelasan-penjelasan tadi selanjutnya dapat ditarik
sebuah kesimpulan bahwa metode eksperimen sendiri adalah metode
mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
percobaan sendiri atau kelompok di mana siswa diminta untuk mencoba,
mengamati, mencatat apa yang terjadi dan melaporkannya atau lebih
tepatnya menyampaikannya di kelas untuk dievaluasi guru.
Kegiatan dalam eksperimen ini sendiri bertujuan untuk membantu
siswa dalam memperoleh informasi ataupun data untuk memecahkan suatu
masalah apa yang siswa lakukan. Dalam memecahkan permasalahan ini
para siswa belum mengetahui jawaban secara pasti, yang mereka tahu
berupa jawaban sementara. Kegiatan melakukan eksperimen ini tidak harus
dilakukan didalam laboratorium, guru dapat menggunakan halaman sekolah
sebagai tempat untuk melakukan eksperimen.
Kegiatan dalam eksperimen dilakukan melalui tiga tahap, seperti yang
telah diungkapkan oleh Daryanto (2014:79) yaitu persiapan, pelaksanaan,
dan tindak lanjut. Ketiga tahapan eksperimen dijelaskan sebagai berikut ini:
1) Persiapan, dalam persiapan ini harus menetapkan tujuan eksperimen,
mempersiapkan alat dan bahan, mempersiapkan tempat eksperimen
sesuai dengan jumlah siswa serta alat dan bahan yang tersedia,
menghindari resiko yang mengkin timbul, dan memberikan penjelasan
mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapan yang harus
dilakukan oleh para siswa.
2) Pelaksanaan, dalam tahap ini ada dua yang harus diperhatikan yaitu
dalam proses eksperimen guru ikut membimbing serta mengamati
proses percobaan dan guru perlu memperhatikan situasi secara
keseluruhan termasuk membantu dan memecahkan masalah yang akan
menghambat proses pembelajaran.
3) Tindak Lanjut, tahap ini siswa mengumpulkan laporan hasil
eksperimen kepada guru, guru memeriksa hasil eksperimen siswa, guru
memberikan umpan balik kepada siswa atas hasil eksperimen, guru
dan siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama
eksperimen, dan yang terakhir guru dan siswa memeriksa dan
menyimpan kembali segala bahan dan alat yang digunakan.
b. Kelebihan Eksperimen
Eksperimen sendiri mempunyai beberapa kelebihan,
kelebihan-kelebihan tersebut menurut Djamarah (2006:84) adalah sebagai berikut ini:
1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya.
2) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
c. Kekurangan Eksperimen
Selain memiliki beberapa kelebihan, eksperimen juga memiliki
beberapa kekurangan, kekurangan tersebut menurut Djamarah (2006:84)
adalah sebagai berikut ini:
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2) Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperoleh dan mahal.
3) Menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan.
4) Setiap percobaan yang dilakukan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena ada faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan.
Untuk lebih meningkatkan keterampilan eksperimen ada beberapa
keterampilan proses yang harus dikembangkan guru bagi para siswa.
Keterampilan proses tersebut menurut Dewi (2008:52), mencakup yang
pertama keterampilan mengamati. Keterampilan ini merupakan keterampilan
paling dasar yang harus dimiliki seorang ilmuwan. Dengan mengamati
membantu siswa untuk mengamati percobaan yang mereka lakukan dan
mencatat apa yang terjadi. Pertanyaan akan muncul dengan proses
mengamati tersebut. Yang kedua keterampilan mengukur. Keterampilan
mengamati dan menggunakan alat berkaitan dengan keterampilan
mengukur. Mengukur disini yaitu seperti mengukur panjang, berat, luas
permukaan, volume, dan suhu. Keterampilan mengukur ini penting dalam
kegiatan eksperimen, karena apabila dalam mengukur suatu benda atau suhu
Kemudian keterampilan yang ketiga yaitu keterampilan mengklasifikasikan.
Mengklasifikasikan ini merupakan proses memisahkan benda-benda atau kejadian
berdasarkan bentuk-bentuk yang umum. Sebelum menglasifikasikan kegiatan
yang pertama dilakukan adalah mengamati ciri benda atau kejadian tersebut.
Keterampilan yang keempat yaitu keterampilan menyimpulkan. Setelah
melakukan percobaan para siswa diminta untuk membuat kesimpulan.
Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengamatan dan data yang akurat kemudian
menjelaskannya. Keterampilan yang kelima yaitu keterampilan memprediksi.
Keterampilan ini mirip dengan keterampilan menyimpulkan. Keterampilan
memprediksi ini merupakan proses membuat tebakan ilmiah tentang kejadian
yang akan terjadi. Dapat juga memprediksi terkait eksperimen yang sedang
dilakukan siswa. Yang terakhir yaitu keterampilan mengkomunikasikan. Siswa
harus berkomunikasi untuk saling berbagi hasil pengamatan yang sedang
dilakukan dan untuk saling melengkapi satu sama lain.
Keterampilan-keterampilan tersebut haruslah selalu dikembangkan dengan baik karena
merupakan keterampilan yang penting dalam melakukan eksperimen.
Sesuai dengan pengertian dari eksperimen dan keterampilan proses yang
telah diungkapkan oleh Daryanto dan Dewi, peneliti membuat 5 indikator
keterampilan eksperimen penelitian ini. Indikator tersebut meliputi, merancang
hipotesis, merangkai alat/menggunakan alat dengan benar, melakukan eksperimen
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar adalah salah satu hal yang terpenting untuk meraih cita-cita,
dengan belajar bersungguh-sungguh akan mendapatkan manfaat yang
berguna untuk kehidupan sehari-hari. Belajar sendiri menurut Siregar &
Nara (2011:3), adalah sebuah proses yang kompleks terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak bayi (bahkan dalam kandungan)
hingga liang lahat. Sedangkan belajar menurut Burton (dalam Hosnan,
2014:3) adalah suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antar individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Dari apa yang sudah dijelaskan tadi terkait pengertian belajar, terlihat jelas
pada penjelasan pertama yang lebih menjelaskan arti belajar pada prosesnya
sedangkan penjelasan kedua menekankan dengan siapa orang belajar. Untuk
itu dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku yang terjadi pada individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya selama seumur hidup dengan kata lain dari mulai individu
itu lahir sampai meninggal.
Belajar sendiri mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa di sekolah.
Prestasi belajar menurut Arifin (2009:12), menyatakan bahwa kata prestasi
berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berati “hasil usaha”. Prestasi belajar pada
umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Sedangkan prestasi belajar
menempuh kegiatan belajar. Pada penjelasan yang pertama yaitu Arifin,
beliau lebih menekankan prestasi belajar itu ke aspek pengetahuan.
Sedangkan Mulyasa, lebih menekankan pada hasil yang diperoleh siswa
setelah menempuh kegiatan belajar tidak dijelaskan pada aspek tertentu,
maka dari penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
suatu hasil usaha atau bukti keberhasilan pada aspek pengetahuan dari
sebelum dan sesudah belajar para siswa melalui usaha-usaha yang telah
dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung.
Setiap kegiatan dalam proses belajar mengajar siswa di sekolah akan
menghasilkan beberapa perubahan dalam diri pada siswa. Perubahan
tersebut mengarah pada tiga ranah penting yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ranah kognitif sendiri yaitu tentang pengetahuan siswa.
Bagaimana pengetahuan siswa setelah menerima pelajaran dan penjelasan
dari guru, apakah bertambah atau biasa saja. Begitu juga pada ranah afektif,
dalam ranah ini yang dilihat adalah sikap siswa saat proses belajar mengajar
sedang berlangsung. Yang terakhir psikomotorik, pada ranah ini umumnya
merupakan ranah yang erat hubungannya dengan keterampilan siswa.
Keterampilan tersebut bermacam-macam misal keterampilan
menggambar, menghitung, bernyanyi dan masih banyak lagi. Untuk melihat
perubahan dalam setiap ranah, guru melakukan tes evaluasi saat satu materi
telah selesai diajarkan, melakukan observasi, dan yang terakhir yaitu untuk
melihat keberhasilan siswa di akhir semester guru melakukan ujian akhir
Prestasi belajar tersebut berupa angka, semakin tinggi nilai siswa maka
semakin bagus prestasi belajar mereka.
b. Fungsi Prestasi Belajar
Berikut ini adalah fungsi utama prestasi belajar yang dikemukakan oleh
Arifin (2009:12):
Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai peserta didik. Fungsi ini bermanfaat bagi guru, sebab guru
dapat melihat pemahaman pengetahuan siswa melalui tes evaluasi dan
hasilnya.
1) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan rasa ingin tahu. Semakin
tinggi prestasi belajar siswa, menambah rasa ingin tahu siswa terhadap
pelajaran yang didapatnya di kelas.
2) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Maksud dari fungsi ini adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
pendorong belajar siswa untuk meningkatkan dan sebagai umpan balik
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi
pendidikan.
4) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap peserta didik.
Proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus
diperhatiakan, karena siswa yang diharapkan dapat menyerap materi
yang disampaikan oleh guru.
Untuk mendongkrak atau meningkatkan prestasi belajar ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan, menurut Mulyasa (2013:191), faktor tersebut
ada dua yaitu eksternal dan internal. Faktor internal (diri), baik secara
fisiologis atau pun psikologis. Kondisi fisiologis ini berkaitan dengan
kondisi fisik seseorang, yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu kondisi
jasmani pada umumnya dan kondisi yang berkaitan fungsi-fungsi jasmani
tertentu terutama panca indera, sedangkan faktor psikologis ini berhubungan
dengan intelegensi seseorang misal bakat, minat, pengetahuan dan lain-lain.
Intelegensi ini sangat erat hubungannya dengan tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa. Intelegensi ini merupakan dasar ketercapaian hasil
belajar siswa. Artinya hasil belajar seseorang siswa bergantung pada tingkat
intelegensinya. Semakin tinggi intelegensi siswa maka semakin tinggi pula
prestasi yang akan ia dapat. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua
prestasi belajar siswa yang rendah dipengaruhi karena intelegensi siswa
yang rendah, sebab faktor prestasi belajar ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang lain.
Minat merupakan keinginan yang besar atau tinggi terhadap sesuatu.
Misal apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran
tertentu contohnya matematika. Siswa ini akan giat belajar matematika dan
memusatkan perhatiannya pada saat pelajaran matematika. Minat ini juga
termasuk faktor yang penting terhadap prestasi belajar siswa. Minat tidak
selalu pada mata pelajaran tertentu bisa semua mata pelajaran diminati
Selain faktor internal di atas ada faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor eksternal ini meliputi faktor
sosial dan non sosial. Faktor sosial sendiri menyangkut hubungan manusia
antarmanusia yang terjadi dalam berbagai situasi. Faktor eksternal dalam
lingkungan keluarga bisa berpengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa.
Selain itu peran fasilitator di sekolah yaitu guru juga mempengaruhi proses
belajar siswa. Sehingga sebisa mungkin saat siswa berada di sekolah
terlebih saat di kelas guru harus menjadi fasilitator yang baik bagi siswa.
3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD
a. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional dan
obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya, (Hendro Darmojo
dalam Samatowa, 2011:2). Sedangkan menurut Putra (2013:51), Sains atau
IPA adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, serta
menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat
empiris. Kemudian Wisudawati & Sulistyowati (2014:22) menambahkan
bahwa IPA merupakan ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu
mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan
(reality) atau kejadian (events). Dari apa yang diungkapkan oleh ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang berkaitan dengan gejala-gejala alam dan tersusun secara
sistematis dan nyata melalui berbagai percobaan dan pengamatan yang
Hakekat IPA sendiri menurut Wisudawati & Sulistyowati (2014:24)
memiliki 4 unsur utama, yaitu:
a) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat.
b) Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya
prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. produk,
sikap, dan aplikasi. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan
penarikan kesimpulan.
c) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan
hukum.
d) Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD
Tujuan-tujuan pembelajaran IPA di SD ditandai sebagai sesuatu yang
diharapkan akan dicapai oleh para siswa setelah melalui berbagai
proses-proses dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Tujuan pembelajaran
yang dirumuskan di awal pembelajaran sebagai acuan untuk kegiatan
pembelajaran dan proses penilaian. Tujuan pembelajaran IPA di SD
menurut Samatowa (2011:6) di antaranya adalah sebagai berikut ini:
1) IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu
dipersoalkan panjang lebar. Artinya di sini IPA merupakan suatu dasar
2) Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu
mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir
kritis.
3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan sendiri oleh anak, maka
IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat
membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
4. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik atau alamiah merupakan suatu pendekatan
kesatuan fakta yang dapat dijelaskan dengan penalaran bukan sebatas ilmu
kira-kira semata. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan
membantu para siswa untuk memecahkan masalah terhadap
fenomena-fenomena yang terjadi. Pendekatan saitifik sendiri menurut beberapa sumber
buku hampir sama di antaranya menurut Fadllilah (2014:176), adalah
pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati
(observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar
(associating), dan mengkomunikasikan (communicating). Sedangkan pendekatan saintifik menurut Hosnan (2014:34) adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep hukum atau prinsip yang
ditemukan.
Pada penjelasan yang pertama mengenai pendekatan saintifik sedikit
kurang jelas mengenai kegiatan seperti apa yang dilakukan berbeda pada
penjelasan kedua yang lebih detail bagaimana kegiatan itu dilakukan.
Namun dari apa yang sudah dijelaskan oleh kedua ahli tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran dimana
siswa lebih aktif untuk melakukan kegiatan di kelas maupun luar kelas
dengan cara mengamati sesuatu untuk menemukan masalah, kemudian
menanya apa yang sudah mereka amati setelah itu mencoba untuk
mendapatkan fakta dan menalar serta mengkomunikasikannya di kelas.
Dalam Putra (2013:41) langkah-langkah dalam pendekatan saintifik ini
pada dasarnya merujuk pada model penelitian yang dilakukan oleh Francis
Bacon (1561-1626). Langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi masalah (dari fakta yang ditemukan).
2) Mengumpulkan data sesuai permasalahan yang ditemukan.
3) Memilah data yang sesuai dengan permasalahan yang ada
4) Merumuskan hipotesis.
5) Menguji hipotesis dengan mencari data yang lebih akurat dan faktual.
6) Menguji keakuratan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya agar
bisa menentukan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Pendekatan saintifik ini memiliki beberapa ciri, ciri yang utama yaitu
proses dalam pembelajarannya mengacu pada cara kerja / metode ilmiah.
Sedangkan karakteristik kegiatan dalam pendekatan saintifik menurut Majid
(2014:211), adalah mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membuat
jejaring. Dalam kegiatan mengamati ini memacu rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu permasalahan, mendorong siswa untuk selalu aktif dalam
berpikir dan membantu aktivitas siswa dalam bertanya. Proses mengamati
sendiri dapat dilakukan dengan indra penglihatan, namun dapat pula
dilakukan dengan bantuan-bantuan dari alat. Seperti mikroskop, kaca
pembesar, termometer dan masih banyak lagi. Kegiatan mengamati dalam
pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut:
1) Menemukan objek apa yang akan diamati atau diobservasi.
2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi.
3) Menemukan secara jelas data-data yang perlu diobservasi.
4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.
Yang kedua kegiatan dalam menanya, peran guru dalam kegiatan ini
untuk mengeksplorasi segala pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa dan melatih siswa untuk berpikir secara spontan. Dalam menanya
akan lebih baik apabila guru menggali kemampuan siswa dalam bertanya.
dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 menurut Daryanto
(2014:65), adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan bersifat hipotetik). Kegiatan menanya atau bertanya sendiri
mempunyai fungsinya, fungsi-fungsi tersebut menurut Majid (2013:216)
adalah sebagai berikut ini:
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
2) Mendorong dan menginsiprirasi siswa untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan bentuk dirinya sendiri.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
rancangan atau solusinya.
4) Membangkitkan keterampilan dalam berbicara siswa, mengajukan
pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis.
5) Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, beragumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.
Yang ketiga yaitu mencoba, dalam kegiatan ini dapat dipadukan dengan
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui mempraktekkan,
mengolah, menyajikan dan lain-lain. Mencoba dapat dilakukan dengan guru
melakukan eksperimen sederhana dengan siswa, baik di dalam maupun luar
kelas. Sebelum melakukan kegiatan eksperimen pun guru juga perlu
memperhatikan tahapan-tahapan dalam melakukan eksperimen.
Yang keempat menalar, dalam kegiatan ini guru dapat membantu para
observasi. Menalar dapat mendukung pengambilan keputusan dan
kesimpulan dalam melakakukan suatu percobaan.
Untuk yang terakhir mengkomunikasikan dapat dilakukan setelah siswa
melakukan eksperimen. Mengkomunikasikan ini menurut Daryanto
(2014:80) dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi. Hasil tersebut disampaikan di
kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa
tersebut.
Dari penjelasan-penjelasan mengenai langkah pendekatan saintifik tadi
peneliti menggunakan beberapa langkah dalam melakukan pendekatan
saintifik di kelas yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomonikasikan.
5. Materi Pemanfaatan Energi
a. Pengertian Energi
Energi menurut Yousnelly dkk (2010:89), adalah kemampuan untuk
melakukan usaha atau kegiatan. Energi mempunyai manfaat bagi kehidupan
manusia. Sumber-sumber energi sendiri meliputi matahari, angin, air, bahan
bakar minyak, gas, baterai, serta makanan.
b. Macam-macam Energi Alternatif
Setiap melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, semua manusia
memerlukan energi. Energi-energi alternatif yang dimanfaatkan oleh manusia
tersebut menurut Sumantoro (2009:161), adalah sebagai berikut ini:
Matahari merupakan sumber energi utama bagi bumi dan kehidupan
manusia setiap hari. Energi dari matahari ini tidak akan habis meskipun
digunakan terus menerus. Matahari dimanfaatkan untuk menjemur
pakaian, menggerakkan mobil, dan mengaliri listrik.
2) Air
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Selain
dimanfaatkan untuk minum, air juga dapat dimanfaatkan untuk
keperluaan sehari-hari misalkan saja memasak, mencuci, menyiram
tanaman. Air yang mengalir juga dapat digunakan sebagai sumber
energi. Sumber tersebut di dapat dari air terjun yang mengalir deras.
Aliran yang deras ini dimanfaatkan untuk menggerakan generator
sehingga menghasilkan energi listrik.
3) Angin
Angin menurut Zuneldi (2011:126), adalah udara yang bergerak. Angin
dapat merusak dan menghanccurkan lingkungan, namun angin juga
mempunyai manfaat diantaranya dapat menggerakan perahu layar ketika
berada di lautan, angin juga membantu untuk menerbangkan
layang-layang dan menggerakan kincir angin. Selain matahari dan air, angin
juga dapat menghasilkan energi listrik. Tenaga angin diubah menjadi
listrik dengan mesin yang disebut turbin. Turbin angin memiliki
baling-baling apabila terkena angin akan berputar. Baling-baling-baling tersebut dapat
B. Penelitian yang Relevan
Pada penelitian relevan akan dibahas beberapa penelitian terdahulu
yang mendukung penelitian ini. Berikut adalah beberapa penelitian yang
relevan
Judul penelitian pertama: Pengaruh Strategi Konflik Kognitif dan Berpikir Kritis terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VII SMP N 1 Nusa Penda. (2011). Penelitian ini dilakukan oleh I Wayan Gede Wiradana, yang bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perbedaan prestasi belajar fisika antara
siswa yang mengikuti strategi konflik kognitif dengan siswa yang mengikuti
model pembelajaran konvensional, (2) mendeskripsikan perbedaan prestasi
belajar fisika antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi
dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. (3)
mendeskripsikan pengaruh interaktif antara strategi pembelajaran konflik
kognitif dengan pembelajaran konvensional dan kemampuan berpikir kritis
terhadap prestasi belajar fisika siswa.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nusa Penida
tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini dirancang menggunakan kuasi eksperimen dengan desain faktorial 2 × 2, di mana strategi pembelajaran konflik kognitif sebagai
variabel independen sedangkan kemampuan berpikir kritis sebagai variabel
moderator atau variabel psikologi, prestasi belajar sebagai variabel dependen
dengan desain ”Posttest only Control Group Design”. Data dianalisis dengan
fisika antara siswa yang mengikuti strategi konflik kognitif dengan siswa yang
mengikuti model pembelajaran konvensional dengan nilai F=20,882 dengan
taraf signifikan 0,001 (p<0,05), (2) tidak terdapat perbedaan prestasi belajar
fisika antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dengan
yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah dengan nilai F= 1,437
dengan angka signifikansi 0,234 (p>0,05), (3) terdapat pengaruh interaktif
antara strategi pembelajaran konflik kognitif dengan pembelajaran
konvensional dan kemampuan berpikir kritis tehadap prestasi belajar fisika
dengan nilai F=19,631 dengan taraf signifikansi 0,001 (p<0,05).
Judul penelitian kedua: Pengajaran pokok bahasan pesawat sederhana dengan metode eksperimen pada siswa sekolah dasar. (2009). Penelitian ini dilakukan oleh Z. Muna, M. Sukisno, A. Yulianto. Tujuan penelitiannya
untuk mengetahui apakah penerapan metode eksperimen pada pengajaran
pokok bahasan pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa
sekolah dasar. Penerapan metode ini dilakukan pada siswa kelas V semester 2
SD negeri Tayu Wetan 02. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk tindakan
kelas yang dilaksanakan dengan tiga siklus dengan materi yang berbeda,
setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Data hasil belajar kognitif diperoleh melalui postest pada akhir
siklus, hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh melalui lembar
observasi, sedangkan tanggapan siswa diperoleh melalui angket. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengajaran pokok bahasan pesawat sederhana
Judul penelitian ketiga: Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan
Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau Dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa (2012). Penelitian ini dilakukan oleh Rina Astuti, Widha Sunarno, Suciati Sudarisman. Tujuan penelitiannya untuk mengetahui
mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran keterampilan proses sains
dengan eksperimen bebas termodifikasi dan eksperimen terbimbing ditinjau
dari sikap ilmiah dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMK “Kasatrian
Solo” Sukoharjo. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik
cluster random sampling yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas XIR.1 dan XIR.2. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk prestasi belajar,
angket untuk sikap ilmiah dan motivasi belajar, lembar observasi untuk
penilaian afektif dan psikomotorik. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan
analisis variansi tiga jalan dengan isi sel tak sama. Uji lanjut menggunakan
metode Scheffe. Hasil penelitian menunjukkan: 1. pendekatan keterampilan proses sains dengan metode eksperimen berpengaruh terhadap prestasi belajar
IPA, metode eksperimen terbimbing lebih efektif dibandingkan dengan
metode eksperimen bebas termodifikasi; 2. sikap ilmiah tidak berpengaruh
terhadap prestasi kognitif dan psikomotorik tetapi memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi afektif; 3. tidak terdapat pengaruh motivasi belajar
terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotorik tetapi berpengaruh
sikap ilmiah terhadap prestasi kognitif dan tidak terdapat interaksi untuk
prestasi afektif dan psikomotorik; 5. tidak terdapat interaksi antara metode
pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik; 6. tidak terdapat interaksi antara sikap ilmiah
dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA baik dari aspek kognitif,
afektif maupun psikomotorik; 7. tidak terdapat interaksi antara metode
pembelajaran eksperimen dengan sikap ilmiah dan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar IPA dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Berikut
ini adalah gambar tentang literatur map penelitian-penelitian terdahulu.
Gambar dapat dilihat di bawah ini:
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Terdahulu
Z. Muna, M. Sukisno, A. Yulianto:
Pengajaran Pokok Bahasan Pesawat
Sederhana dengan Metode Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar tahun pelajaran 2009/2010.
Wiradana: Pengaruh Strategi Konflik
Kognitif dan Berpikir Kritis terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VII SMP N 1 Nusa Penda tahun pelajaran 2011/2012.
Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Materi Pemanfaatan Energi Melalui Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas IV SD N Puren, Tahun Pelajaran 2014/2015.
C. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang bersifat nyata,
teori-teori atau konsep dalam IPA dapat dibuktikan kebenarannya, sehingga IPA
sendiri bukanlah ilmu yang mengada-ada. Dalam mengajarkan IPA guru
dapat menggunakan Pendekatan Saintifik, yaitu pendekatan dengan model
alamiah seperti melakukan eksperimen. Eksperimen adalah salah satu cara
yang dapat digunakan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan para
siswa. Dengan melakukan eksperimen diharapkan siswa mengerti dan
paham apa yang sedang guru ajarkan melalui pengalaman saat siswa sedang
melakukan eksperimen. Kegiatan eksperimen ini sendiri diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa yang sebelumnya kurang menjadi lebih
sedangkan yang sudah mendapat nilai atau prestasi yang bagus dapat
mempertahankannya dengan baik.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2 di
bawah ini.
Gambar 2.2 Bagan dan Alur Kerangka Berpikir
Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Saintifik Muatan pelajaran IPA
Siswa
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan
eksperimen materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD N Puren
tahun pelajaran 2014/2015.
2. Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar materi
pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD N Puren tahun pelajaran
2014/2015.
3. Upaya penggunaan pendekatan saintifik untuk meningkatkan keterampilan
eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi siswa kelas IV
SD N Puren, Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015, ditempuh dengan
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan pendekatan
saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, dkk, 2006:3). Penelitian ini
termasuk dalam penelitian tindakan kelas karena masalah yang diangkat dalam
penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang ada di kelas dan untuk
memperbaiki keadaan kelas yang kurang memuaskan.
Sesuai dengan penelitian tindakan kelas (PTK), maka peneliti menggunakan
model Kemmis Mc Taggart. Siklus ini meliputi perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (obseving), dan refleksi (refleting)
(Aqib, 2006:22). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.
Gambar 3.1 Bagan Model Siklus PTK Kemmis dan Tagart Pelaksanaan SIKLUS 1
Pengamatan Refleksi
Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan Refleksi
Perencanaan Tindakan 1
Arikunto (2010:17), menguraikan langkah-langkah PTK model Kemmis
dan Tagart sebagai berikut ini :
1 Perencanaan
Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika memulai
tindakannya. Dalam perencanaan ini menyusun rencana-rencana tindakan
yang akan dilakukan selama satu siklus atau dua siklus, seperti
kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa, waktu dan tempat penelitian, peralatan atau
pun sarana yang diperlukan, hasil keseluruhan dari tindakan yang sudah
dilakukan.
2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat.
Beberapa hal harus diperhatikan pada langkah ini diantaranya kesesuaian
antara pelaksanaan dengan perencanaan, proses tindakan yang dilakukan
siswa cukup lancar atau tidak, situasi proses tindakan, perasaan siswa seperti
bersamangat atau antusias, dan hasil keseluruhan dari tindakan.
3 Pengamatan
Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan.
Hal-hal yang diamati yang sudah disebutkan dalam pelaksanaan. Dalam
pengamatan ini diperlukan format pengamatannya.
4 Refleksi
Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau
yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam langkah ini guru mengingat
kembali peristiwa yang sudah lampau, ketika tindakan tersebut berlangsung.
mengingat kembali peristiwa yang terjadi ketika pelaksanaan tindakan
berlangsung, ditanya senang atau tidak, diminta pendapatnya sebagai usulan
untuk siklus selanjutnya.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Puren. SD N Puren sendiri
beralamat di Jalan Tantular No 93, Pringwulung, Condongcatur, Depok,
Sleman, Yogyakarta.
2. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri Puren,
Sleman, Yogyakarta. Jumlah siswa kelas IV adalah 39 orang yang terdiri
dari siswa perempuan 21 dan 18 siswa laki-laki.
3. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan dalam
melakukan eksperimen dan prestasi belajar. Keterampilan ini meliputi
merancang hipotesis dengan benar, merangkai alat dengan benar,
melaksanakan eksperimen sesuai dengan prosedur, melakukan percobaan dari
awal hingga akhir dengan runtut, mencatat data, dan membuat kesimpulan
dari hasil eksperimen..
4. Lama Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015,
dari bulan Maret sampai bulan Desember 2014. Penyusunan proposal sendiri