• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung bilangan bulat kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motivasi dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung bilangan bulat kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes"

Copied!
323
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS VII SMP KATOLIK SANTO HUBERTUS

YOHANES LAJA TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh: Maria Januaria Bay

NIM: 121414013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS VII SMP KATOLIK SANTO HUBERTUS

YOHANES LAJA TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh: Maria Januaria Bay

NIM: 121414013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.

(Matius 11:24)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktuNya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka yang percaya.

(Pengkotbah 3:11)

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Januari 2017

Penulis,

(7)

vi ABSTRAK

Maria Januaria Bay, 2017. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Proses Pembelajaran dengan Menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD, mengetahui motivasi belajar dan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja yang berjumlah 24 orang. Sedangkan objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, penyebaran kuesioner dan tes tertulis. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi dengan menggunakan pendapat dari para ahli.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh, penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD telah terlaksana dengan baik dengan keterlaksanaan RPP sebesar . Motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD tergolong sangat tinggi dengan perolehan motivasinya sebesar 80,25. Sedangkan bila ditinjau dari hasil belajar siswa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD masih belum cukup baik pada siswa kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi hasil belajar siswa dan perlu untuk dievaluasi serta diperbaiki agar menjadi lebih baik.

(8)

vii ABSTRACT

Maria Januaria Bay. 2017. Students Motivation and Learning Outcomes in the Learning Process with Implementing STAD Cooperative Learning on The Topic Integer Arithmetic Operations of 7th Grade in Santo Hubertus Yohanes Laja Junior High School, in Academic Year 2016/2017. Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The purpose of this research is to know about the implementation of learning by implementing STAD cooperative learning, and to know about students’ motivation and learning result after implementation of STAD cooperative learning.

This research is a descriptive quantitative and qualitative research. The subjects of this research are the 24 students of 7th grade of Santo Hubertus Yohanes Laja Catholic Junior High School. The observed object are motivation and students’ learning result. Data collection techniques used observation, distributed questionnaires and written test. The research instrument used in this research using the opinion of experts judgement.

Based on the analysis results obtained, the implementation of STAD cooperative learning has run well average percentage of Lesson Plan is about 89,21%. Students motivation after applying cooperative learning STAD is very high with the acquisition of 80,25. Meanwhile, when the viewed of the implementation STAD cooperative learning, students learning result is still not good enough in 7th grade students of Santo Hubertus Yohanes Laja Catholic Junior High, because there are several internal and external factors that should affect students learning result and need to be evaluated and improved in order to make it better.

(9)

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Maria Januaria Bay

Nomor Induk Mahasiswa : 121414013

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA

MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS VII SMP KATOLIK

SANTO HUBERTUS YOHANES LAJA TAHUN AJARAN 2016/2017”.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Januari 2017 Yang menyatakan,

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya halangan. Skripsi ini disusun dengan judul “MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI OPERASI HITUNG

BILANGAN BULAT KELAS VII SMP KATOLIK SANTO HUBERTUS YOHANES

LAJA TAHUN AJARAN 2016/2017”, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, rasa terima kasih yang tulus ini peneliti persembahkan secara khusus kepada:

1. Tuhan Yesus yang selalu memberikan berkat dan anugerah yang begitu luar biasa bagi peneliti;

2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Dr. Hongkie Julie, M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika;

4. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku wakil ketua Program Studi Pendidikan Matematika;

5. Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan bagi peneliti selama proses pengerjaan skripsi;

(11)

x

7. Segenap staf sekretariat JPMIPA, yang telah memberikan bantuan dan kemudahan bagi peneliti dalam mengurus surat-surat dan mempersiapkan segala sesuatu yang peneliti butuhkan selama proses pengerjaan skripsi ini; 8. Ibu Monika Fao, A.Md., selaku kepala sekolah SMP Katolik Santo Hubertus

Yohanes Laja yang telah memberikan kesempatan dan ijin bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian;

9. Ibu Rosalia Deme, S.Pd., selaku guru mata pelajaran matematika yang telah memberikan bimbingan dan arahan bagi peneliti selama proses pelaksanaan penelitian;

10.Siswa kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja yang telah membantu selama proses penelitian;

11.Bapak Rofinus Rangga, Mama Lutgardis Noe, Kakak Maria Cicilia Ari, Adik Regina Theresia Eku dan seluruh Keluarga Besar Udi-Nasawewe yang telah memberikan dukungan semangat dan doa bagi peneliti selama menyelesaikan skripsi;

12.Sahabat-sahabat tersayang Cici, Helen, Ceci, Themy, Nadus, Venta, Dewi, Siska, Adi, Apri, Reny, Mba Apri, Archa, Rista, Vinny, Wiwik dan Lia Margaretha Simanjuntak yang telah memberikan semangat dan selalu mengingatkan peneliti untuk mengerjakan skripsi;

13.Semua pihak yang telah membantu peneliti selama proses penyelesaian skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 30 Januari 2017

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... ... vi

ABSTRACT ... ... vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... ... xi

DAFTAR TABEL ... ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Pembatasan Istilah ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Belajar ... . ... 9

a. Pengertian Belajar... 9

b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar ... 10

2. Pembelajaran dan Jenis-Jenisnya ... 12

a. Pengertian Pembelajaran ... 12

(13)

xii

c. STAD (Student Teams Achievement Divisions) ... 17

3. Motivasi Belajar ... 24

4. Hasil Belajar ... 28

5. Operasi Hitung Bilangan Bulat ... 30

a. Penjumlahan pada bilangan bulat ... 30

b. Pengurangan pada bilangan bulat ... 36

c. Perkalian pada bilangan bulat ... 38

d. Pembagian bilangan bulat... 40

e. Operasi hitung campuran pada bilangan bulat ... 41

f. Penggunaan operasi hitung pada bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah ... 43

B. Kerangka Berpikir ... 44

BAB III METODE PENELITIAN... 46

A. Jenis Penelitian ... 46

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 46

C. Subjek Penelitian ... 46

D. Objek Penelitian ... 46

E. Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian ... 47

F. Bentuk Data ... 49

G. Teknik Pengumpulan Data ... 50

H. Instrumen Penelitian... 52

I. Validitas Instrumen ... 55

J. Teknik Analisis Data ... 56

BAB IV PEMBAHASAN ... 62

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 62

B. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Pada Setiap Pertemuan ... 64

C. Data Penelitian ... 78

D. Analisis Data Hasil Penelitian ... 79

1. Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 79

2. Analisis Data Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 81

(14)

xiii

E. Pembahasan ... 90

F. Keterbatasan Penelitian ... 104

BAB V PENUTUP ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 16

Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Individu ... 23

Tabel 2.3 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 24

Tabel 3.1 Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar ... 51

Tabel 3.2 Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 58

Tabel 3.3 Kriteria Motivasi Belajar Siswa . ... 60

Tabel 3.4 Kualifikasi Ketuntasan Hasil Belajar ... 61

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... ... 62

Tabel 4.2 Nilai Kuis 1 dan Skor Individu .. ... 69

Tabel 4.3 Perkembangan Skor Setiap Kelompok ... 70

Tabel 4.4 Nilai Kuis 2 dan Skor Individu .. ... 73

Tabel 4.5 Perkembangan Skor Setiap Kelompok ... 73

Tabel 4.6 Nilai Kuis 3 dan Skor Individu .. ... 76

Tabel 4.7 Perkembangan Skor Setiap Kelompok ... 77

Tabel 4.8 Keterlaksanaan Proses Pembelajaran ... 79

Tabel 4.9 Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Setiap indikator... 82

Tabel 4.10 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa Pada Setiap Indikator ... 86

Tabel 4.11 Motivasi Belajar Masing-Masing Siswa ... 86

Tabel 4.12 Hasil Analisis Kuis Siswa Pada Setiap Pertemuan ... 87

Tabel 4.13 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Semua Siswa ... 88

Tabel 4.14 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa . ... 89

Tabel 4.15 Ketelitian Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Tes Hasil Belajar Pada Setiap Indikator .... ... 99

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Alat Peraga Garis Bilangan .... ... 65

Gambar 4.2 Boneka Penunjuk ... ... 66

Gambar 4.3 Peneliti Menjelaskan Penggunaan Alat Peraga Garis Bilangan ... ... 66

Gambar 4.4 Siswa Menyelesaikan Soal Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan Bulat Setelah Menggunakan Alat Peraga Garis Bilangan ... ... 67

Gambar 4.5 Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 67

Gambar 4.6 Aktivitas Siswa Saat Berdiskusi Kelompok ... 68

Gambar 4.7 Aktivitas Siswa Saat Mempersentasikan Hasil Diskusi ... 68

Gambar 4.8 Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 71

Gambar 4.9 Aktivitas Siswa Saat Pelaksanaan Diskusi Kelompok ... 71

Gambar 4.10 Aktivitas Siswa Saat Mempersentasikan Hasil Diskusi ... 72

Gambar 4.11 Aktivitas Siswa Saat Melaksanakan Diskusi Kelompok... 75

Gambar 4.12 Aktivitas Siswa Mempersentasikan Hasil Diskusi ... 75

Gambar 4.13 Diagram Motivasi Belajar Siswa... 93

Gambar 4.14 Diagram Ketuntasan Kuis Siswa ... 96

Gambar 4.15 Diagram Data Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 97

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Sudah Penelitian ... 112

Lampiran 2 Soal Tes Awal dan Pedoman Penskoran Soal Tes Awal ... 113

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 116

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa ... ... 142

Lampiran 5 Kisi-Kisi dan Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... ... 150

Lampiran 6 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 153

Lampiran 7 Lembar Kuesioner Motivasi Belajar... 154

Lampiran 8 Kisi-Kisi, Soal Kuis dan Pedoman Penskoran Kuis ... 157

Lampiran 9 Kisi-Kisi, Soal Tes Akhir dan Pedoman Penskoran Tes Akhir ... ... 167

Lampiran 10 Lembar Validasi Instrumen Pembelajaran dan Penelitian ... 176

Lampiran 11 Hasil Validasi ... ... 191

Lampiran 12 Hasil dan Nilai Tes Awal Siswa ... 231

Lampiran 13 Pembagian Kelompok Siswa . ... 233

Lampiran 14 Scanning Hasil Lembar Kerja Siswa 1 ... 234

Lampiran 15 Scanning Hasil Lembar Kerja Siswa 2 ... 240

Lampiran 16 Scanning Hasil Lembar Kerja Siswa 3 ... 248

Lampiran 17 Scanning Hasil Kuis 1 ... ... 252

Lampiran 18 Nilai Siswa Pada Kuis 1 ... ... 258

Lampiran 19 Scanning Hasil Kuis 2 ... ... 259

Lampiran 20 Nilai Siswa Pada Kuis 2 ... ... 265

Lampiran 21 Scanning Hasil Kuis 3 ... ... 266

Lampiran 22 Nilai Siswa Pada Kuis 3 ... ... 269

Lampiran 23 Scanning Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 270

Lampiran 24 Perhitungan Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... ... 282

Lampiran 25 Scanning Hasil Kuesioner Motivasi Belajar ... 284

(18)

xvii

Lampiran 27 Scanning Hasil Tes Akhir Siswa ... 294

Lampiran 28 Nilai Tes Akhir Siswa... ... 301

Lampiran 29 Daftar Hadir Siswa ... ... 302

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh setiap siswa sejak di bangku sekolah dasar sampai di tingkat sekolah menengah. Materi yang diajarkan selalu berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan diberikan melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam proses pembelajaran, siswa seringkali dihadapkan pada berbagai kesulitan saat mempelajari dan memecahkan persoalan-persoalan matematika. Kesulitan-kesulitan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor baik dari dalam diri siswa tersebut maupun faktor yang berasal dari luar siswa, misalnya lingkungan sekolah (Paridjo: 10). Kesulitan-kesulitan ini pada akhirnya dapat memengaruhi semangat, motivasi, minat dan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika.

(20)

Faktor lain yang memengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah karena matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit, dibenci dan ditakuti oleh sebagian besar siswa. Mardijono (2000) mengemukakan bahwa, sampai saat ini matematika baik di sekolah dasar maupun di sekolah menengah masih dianggap sebagai “momok” yang menakutkan. Sikap ini tidak menguntungkan bagi pendidikan matematika, apalagi dalam upaya pengembangannya terutama pengembangan konsep dan pembelajarannya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti laksanakan di kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohaens Laja. Peneliti mengamati bahwa siswa kadang takut untuk bertanya kepada guru dan lebih memilih untuk bertanya dan bertukar pendapat kepada teman yang dianggap mampu untuk membantunya dalam memecahkan masalah matematika. Ini tentunya dapat memacu dan mendorong siswa yang mampu untuk membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan. Sehingga siswa pada akhirnya dapat mencapai hasil yang maksimal saat mengikuti tes ataupun ulangan harian karena mereka dapat belajar dan menyelesaikan persoalan matematika dengan bantuan temannya sendiri.

(21)

beberapa siswa masih kurang memiliki motivasi dalam belajar. Hal ini dikarenakan adanya sikap malas dan kurang bersemangat yang ditunjukan beberapa siswa selama pembelajaran.

Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas VII dan kelas IX. Mereka menyampaikan bahwa selama proses pembelajaran kadang mereka kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mereka akan bertanya kepada siswa lain yang dianggap mampu untuk membantu dalam menyelesaikannya. Selain itu, siswa juga menyampaikan bahwa guru belum menggunakan metode pembelajaran yang lebih bervariasi. Dalam pembelajaran guru selalu menyampaikan materi menggunakan metode ceramah. Guru juga kurang mengadakan diskusi kelompok. Hal inilah yang membuat beberapa siswa menjadi malas dan tidak tertarik untuk mempelajari matematika. Berdasarkan hasil wawancara, guru juga menyampaikan bahwa pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa cukup rendah yaitu masih di bawah di setiap ulangan akhir.

(22)

adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Salah satu implementasi pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah STAD (Student Teams Achievement Division).

STAD merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert Salvin dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkin. Mereka mengemukakan bahwa tujuan utama STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Para siswa akan diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran yang diberikan guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis, mereka memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Siswa akan bekerja berpasangan dan bertukar jawaban, berdiskusi, dan saling membantu satu sama lain.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, peneliti akan melaksanakan penelitian dengan judul “MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI OPERASI

HITUNG BILANGAN BULAT KELAS VII SMP KATOLIK SANTO HUBERTUS

YOHANES LAJA TAHUN AJARAN 2016/2017”.

B.Pembatasan Masalah

(23)

kognitif kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja dalam mempelajari operasi hitung bilangan bulat.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keterlaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD bagi siswa kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja dalam mempelajari materi operasi hitung bilangan bulat?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja dalam proses pembelajaran yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung bilangan bulat?

3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja dalam dalam proses pembelajaran yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung bilangan bulat?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

(24)

2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja dalam proses pembelajaran yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung bilangan bulat. 3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus

Yohanes Laja dalam dalam proses pembelajaran yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung bilangan bulat.

E.Pembatasan Istilah

Istilah-istilah yang akan digunakan dan dibahas dalam penelitian ini antara lain:

1. Belajar

Belajar adalah suatu proses menuju perubahan yang bersifat menetap atau permanen melalui proses latihan dalam interaksi dengan lingkungan dan meliputi perubahan baik fisik maupun mental.

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaaan sumber belajar. Kegiatan pembelajaran dilakuakan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar.

3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

(25)

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa.

4. STAD (Student Teams Achievement Division)

STAD merupakan salah satu metode yang menjadi implementasi dari pembelajaran kooperatif. Metode ini dapat memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.

5. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakan individu tersebut untuk melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Pada penelitian ini lebih ditekankan pada hasil belajar kognitif (pengetahuan).

F. Manfaat Penelitian

(26)

1. Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi sekolah mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan STAD sehingga jika dipandang perlu, implementasi pembelajaran kooperatif dengan STAD bisa didayagunakan dalam pembelajaran matematika agar para siswa lebih terbantu dalam belajar.

2. Siswa

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar ke arah yang lebih baik setelah diterapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3. Peneliti

(27)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Landasan Teori 1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk dapat memperoleh sesuatu. Belajar dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.

Para pakar di bidang ilmu tentang belajar juga mengemukakan berbagai variasi batasan tentang belajar, tentunya didasarkan pada pemahaman dan alirann yang mereka anut. Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai belajar yaitu:

1) Muhibbin (2006) berpendapat bahwa belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

(28)

3) Menurut Winkel, belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.

4) Mudzakir (1997) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampilan dan sebagainya.

Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses menuju perubahan yang bersifat menetap atau permanen melalui proses latihan dalam interaksi dengan lingkungan dan meliputi perubahan baik fisik maupun mental.

b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang memengaruhi seseorang dalam belajar dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat memengaruhi seseorang dalam proses belajarnya. Faktor eksternal dibedakan menjadi tiga yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

(29)

2) Faktor sekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

(30)

Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong motivasi dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Proses belajar memerlukan metode yang tepat. Penggunaan metode belajar yang tepat sangat penting bagi guru dan siswa, karena dengan metode belajar yang tepat akan memungkinkan seorang siswa menguasai ilmu yang lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. 2. Pembelajaran dan Jenis-Jenisnya

a. Pengertian Pembelajaran

(31)

Tujuan pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.

Kegiatan pembelajaran dilakuakan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Kegiatan pembelajaran, dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini, begitu banyak model ataupun metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.

(32)

1) Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), 2) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning),

3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM), 4) Model Pembelajaran Tematik, dan

5) Model Pembelajaran Berbasis Komputer.

Pada penelitian ini, model pembelajaran yang digunakan oleh peneliti adalah model pembelajaran kooeperatif.

b. Pembelajaran Kooperatif

(33)

antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic comunication).

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling mengajarkan sesama siswa lainnya. Terdapat empat hal penting dalam model pembelajaran kooperatif, yakni: (1) adanya peserta didik dalam kelompok, (2) adanya aturan main (role) dalam kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai dalam kelompok. Berkenaan dengan pengelompokan siswa dapat ditentukan berdasarkan atas: (1) minat dan bakat siswa, (2) latar belakang kemampuan siswa, (3) perpaduan antara minat dan bakat siswa dan latar belakang kemampuan siswa.

(34)

meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain.

[image:34.595.84.519.240.702.2]

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tahap Proses Pelaksanaan Pembelajaran Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar. Tahap 2

Menyajikan infomasi

Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien. Tahap 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

(35)

Model pembelajaran kooperatif dalam pelaksanaan belajar mengajar dapat diterapkan melalui metode pembelajaran. Berikut ini disajikan beberapa metode dalam pembelajaran kooperatif antara lain:

1) Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) 2) Metode Jigsaw

3) Metode G (group investigation)

4) Metode TGT (Teams Games Tournaments) 5) Metode Struktural, yang terdiri atas:

a) Mencari pasangan (make a match) b) Bertukar pasangan

c) Berkirim salam dan soal

d) Bercerita berpasangan (paired-storry telling) e) Dua tinggal dua tamu (two stay two stay) f) Keliling kelompok

g) TQ (team quiz)

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan implementasi dari pembelajaran kooperatif tipe STAD.

c. STAD (Student Teams Achievement Divisions)

(36)

menggunakan pendekataan kooperatif. STAD menggunakan kuis-kuis individual pada tiap akhir pelajaran.

Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang memiliki beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Pada akhir pembelajaran semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh sebelumnya, dan nilai-nilai tersebut diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai-nilai ini kemudian dijumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapat hadiah.

Salvin memaparkan bahwa, “gagasan utama di belakang STAD adalah memicu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.” Mereka harus

(37)

mereka bisa mendikusikan pendekatan-pendekatan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian tujuan dan motivasi

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

2) Pembagian kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender, jenis kelamin, rasa atau etnik. Dalam pelaksanaan penelitian ini lebih memprioitaskan pada prestasi akademik siswa. Dimana siswa akan dibagi kedalam kelompok sesuai dengan kemampuan intelektualnya yang diketahui melalui tes awal dan informasi dari guru mata pelajaran.

3) Guru menjelaskan materi yang dipelajari

(38)

dibantu oleh media yang berupa alat peraga dan LKS. Alat peraga yang diberikan berupa alat peraga garis bilangan untuk menyelesaikan dan memahami konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. a) Alat peraga garis bilangan

Menurut Baharim Shamsudin (2007: 42) garis bilangan adalah garis lurus yang ditandai dengan sejumlah titik, jarak dari satu titik ke titik lainnya sama panjang. Pada setiap titik tertulis satu bilangan, bilangan-bilangan itu merupakan rangkaian bilangan berurutan dari bilangan bulat negatif terkecil di sebelah kiri nol sampai dengan bilangan bulat terbesar di sebelah kanan nol. Cara pembuatan alat peraga garis bilangan adalah sebagai berikut:

 Batang model garis bilangan dibuat dari kayu berbentuk balok dengan ukuran panjang 150 cm – 200 cm, lebar dan tingginya 10-15 cm. Setiap titik bilangan bulat berupa lubang-lubang. Gambar garis bilangan bulat dan angka-angka dapat dibuat dari cat.  Penunjuk bilangannya dapat dibuat dari kayu atau bahan lain.

Benda yang dipilih merupakan tiruan benda (hidup atau mati) yang bisa bergerak maju dan mundur.

(39)

bulat negatif, maka boneka menghadap bilangan-bilangan bulat negatif. Sedangkan untuk mendemonstrasikan pengurangan dua bilangan bulat prinsip pengoperasiannya, yaitu perpindahan boneka selalu mundur mengikuti nilai bilangan bulat yang dioperasikan. Apabila bilangan yang dioperasikan berupa bilangan bulat positif, maka boneka menghadap bilangan-bilangan bulat positif. Apabila bilangan bulat negatif, maka boneka menghadap bilangan-bilangan bulat negatif. Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari sampai 10.

b) Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS adalah lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Trianto (2008: 148) mendefinisikan bahwa LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah. Tujuan lembar kerja siswa menurut Achmadi (1996: 35) adalah:

 Mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran  Membantu siswa dalam mengembangkan konsep

 Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan proses

 Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran

(40)

4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberi kontribusi. Siswa yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada siswa lain sampai semua siswa dalam kelompok itu mengerti. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.

5) Evaluasi

Siswa dalam kelompok ditunjuk dan diberikan kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya tersebut. Kelompok yang tidak mempersentasikan hasil diskusi kelompok diberikan kesempatan untuk bertanya.

6) Kuis

(41)

digunakan ini disesuaikan dengan standar ketuntasan yang berlaku di SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja.

7) Penghargaan prestasi tim

Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Menghitung skor individu

[image:41.595.86.510.190.631.2]

Menurut Salvin (Trianto, 2007:55), untuk menghitung perkembangan skor individu dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Individu

No Nilai Tes Skor Individu

1. 2. 3. 4.

5 poin 10 poin 20 poin 30 poin

Keterangan : N = Nilai yang diperoleh siswa

b) Menghitung skor kelompok

(42)

Tabel 2.3 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok No Rata-Rata Skor Setiap

Kelompok

Kualifikasi

1. 2. 3. 4.

0 ≤ S≤ 5 6 ≤ S≤ 15 16 ≤ S≤ 20 21 ≤ S≤ 30

Kurang baik

Tim yang baik (good team) Tim yang baik sekali (great team) Tim yang istimewa (super team)

Keterangan : S = Rata-rata skor yang diperoleh kelompok

8) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh kualifikasi, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.

3. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakan individu tersebut untuk melakukan kegiatan guna mencapai suatu tujuan (Sukmadinata, 2005:61). Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar.

[image:42.595.82.515.129.615.2]
(43)

kegiatan belajar, (4) Membesarkan semangat belajar, (5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang bersinambungan. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut: (1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil; membangkitkan, bila siswa tak bersemangat; meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tenggelam; memelihara, bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar. Dalam hal ini, hadiah, pujian, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar. (2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-ragam; ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan perhatian, ada yang bermain, di samping ada yang bersemangat untuk belajar. Diantara yang bersemangat belajar ada yang berhasil dan ada yang tidak berhasil. (3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik. (4) Memberi peluang bagi guru untuk melakukan unjuk kerja. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil.

(44)

kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar para dirinya tumbuh motivasi.

Menurut Sardiman (2001) motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Motivasi intrinsik dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam belajar adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai perasaan senang dalam belajar

Seseorang yang mempunyai motivasi intrinsik akan merasa senang dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

2) Bersemangat, ulet dan tekun untuk belajar

Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki semangat juang yang tinggi dalam belajar dan selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

3) Memiliki kemauan dan minat untuk mempelajari sesuatu

(45)

menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.

4)Memiliki keinginan untuk menambah pengetahuan dan berprestasi

Seseorang yang mempunyai motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan dan ahli dalam bidang studi tertentu. Sebagai contoh, seorang siswa belajar karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya dan menambah wawasannya.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik juga mempunyai peranan penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa. Adapun ciri-ciri seseorang yang memiliki motivasi ekstrinsik dalam belajar adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai motivasi belajar karena adanya dorongan dari orang lain Misalnya, seseorang akan belajar jika diingatkan oleh orang tuanya ataupun teman-temannya. Contoh lainnya, seseorang akan belajar karena akan ada ulangan ataupun ujian

(46)

Misalnya, seseorang akan belajar karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai yang baik sehingga akan dipuji oleh guru, keluarga ataupun temannya.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Penelitian ini lebih menekankan pada ranah kognitif yang dicapai siswa. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Ranah kognitif mencakup pemahaman (comprehension), penerapan (application), Analisis (analysis), Sintesis (syntesis), dan penilaian/evaluasi (evaluation).

(47)

proses belajar-mengajar yang optimal cenderung menunjukan hasil yang berciri sebagai berikut :

a. Kepuasan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak akan mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mendorong pula untuk meningkatkan, setidaknya mempertahankan, apa yang telah dicapainya. b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya, ia tahu

kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia punya potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana harusnya. Ia juga yakin tidak ada sesuatu yang tak dapat dicapai apabila ia berusaha sesuai dengan kesanggupannya.

c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya.

(48)

baik efek instruktusional maupun efek nurturant atau efek samping yang tidak direncanakan dalam pengajaran.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. Ia tahu dan sadar bahwa tinggi-rendahnya hasil belajar yang dicapainya bergantung pada usaha dan motivasi belajar dirinya sendiri.

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh bebrapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun faktor luar siswa (faktor eksternal). Adapun faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

a. Faktor fisiologis seperti kondisi fisik dan kondisi indera.

b. Faktor psikologis meliputi kecerdasan motivasional, bakat, minat, kemampuan kognitif dan tingkat intelegensi.

Faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar adalah : a. Lingkungan meliputi alam, keluarga/masyarakat.

b. Faktor instrumental meliputi metode pengajaran, kurikulum/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas.

5. Operasi Hitung Bilangan Bulat a. Penjumlahan pada bilangan bulat

1) Penjumlahan dengan alat bantu

(49)

dijumlahkan digambarkan dengan tanda panah dengan arah sesuai dengan bilangan tersebut. Bilangan positif pada garis bilangan menunjuk ke arah kanan. Sebaliknya, apabila bilangan negatif pada garis bilangan menunjuk ke arah kiri.

Contoh:

Hitunglah hasil penjumlahan berikut dengan menggunakan garis bilangan.

a) Penyelesaian:

Untuk menghitung dapat menggunakan alat peraga garis bilangan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut:

 Letakan boneka tepat pada angka 0.

 Boneka berjalan sejauh enam langkah ke kanan dan berhenti di angka 6.

 Perhatikan angka yang terletak setelah operasi penjumlahan yaitu . Sehingga boneka berbalik arah menghadap ke arah bilangan negatif. Karena operasinya adalah penjumlahan maka boneka bergerak maju sejauh 8 langkah ke kiri dan berhenti tepat pada angka .

 Gambar garis bilangannya adalah:

3

-8 -2 -1

-10 -9 -7 -6 -5 -4 -3 0 1 2 4 5 6 7 8 9 10

6 -8

(50)

Jadi, . b)

Untuk menghitung dapat menggunakan alat peraga garis bilangan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut:

 Letakan boneka tepat pada angka 0.

 Boneka berjalan sejauh tiga langkah ke kiri dan berhenti di angka .

 Perhatikan angka yang terletak setelah operasi penjumlahan yaitu . Sehingga boneka berbalik menghadap ke arah bilangan negatif. Karena operasinya adalah penjumlahan maka boneka bergerak maju sejauh 4 langkah ke kiri dan berhenti tepat pada angka .

 Gambar garis bilangannya adalah:

Jadi, 2) Penjumlahan tanpa alat bantu

Penjumlahan pada bilangan yang bernilai kecil dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan. Namun, untuk bilangan-bilangan yang

3

-8 -2 -1

-10 -9 -7 -6 -5 -4 -3 0 1 2 4 5 6 7 8 9 10 -3

-4

(51)

bernilai besar, hal itu kurang efektif untuk dilakukan. Oleh karena itu, kita harus dapat menjumlahkan bilangan bulat tanpa alat bantu.

a) Kedua bilangan bertanda sama

Jika kedua bilangan bertanda sama (kedua bilangan positif atau kedua bilangannya negatif), jumlahkan kedua bilangan tersebut dan berilah tanda sesuai dengan tanda pada kedua bilangan tersebut.

Contoh:

(1) (2)

b) Kedua bilangan berlawanan tanda

Jika kedua bilangan berlawanan tanda (bilangan positif dan bilangan negatif), kurangi bilangan yang bernilai lebih besar dengan bilangan yang bernilai lebih kecil tanpa memperhatikan tanda pada kedua bilangan tersebut. Hasilnya, berilah tanda sesuai bilangan yang bernilai lebih besar.

Contoh:

(1)

(2)

3) Sifat-sifat penjumlahan

(52)

a) Sifat tertutup

Pada penjumlahan bilangan bulat, selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Contoh:

dan 25 merupakan bilangan bulat. 9 juga merupakan bilangan bulat. 

merupakan bilangan bulat. juga merupakan bilangan bulat. b) Sifat komutatif

Sifat komutatif disebut juga sifat pertukaran. Penjumlahan dua bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama walaupun kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Contoh:

Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan c juga bilangan bulat.

(53)

c) Mempunyai unsur identitas

Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada penjumlahan. Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0 (nol) hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

d) Sifat asosiatif

Asosiatif disebut juga sifat pengelompokan. Sifat ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Contoh:

 ( )

( )

Jadi, ( ) ( )  ( )

( )

Jadi, ( ) ( ) e) Mempunyai invers

Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan tersebut. Suatu bilangan dikatakan mempunyai invers jumlah, apabila hasil Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku

(54)

penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya (lawannya) merupakan unsur identitas yaitu 0.

Dengan kata lain, untuk setiap bilangan bulat selain nol pasti mempunyai lawan, sedemikian sehingga berlaku a + ( ) = ( ) + a = 0.

b. Pengurangan pada bilangan bulat 1) Pengurangan tanpa alat bantu

Pada pengurangan bilangan bulat, mengurangi dengan suatu bilangan sama artinya menambah dengan lawan pengurangnya.

Bukti:

Misal � �

� ( � � (sifat asosiatif)

� (invers penjumlahan) � (identitas penjumlahan)

Jadi, terbukti bahwa .

Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.

(55)

2) Pengurangan dengan alat bantu

Pengurangan dengan alat bantu dapat dilakukan dengan bantuan garis bilangan.

Contoh: a)

Penyelesaian:

Untuk menghitung , dapat menggunakan alat peraga garis bilangan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut:

(1) Letakan boneka tepat pada angka 0

(2) Boneka berjalan sejauh empat langkah ke kanan dan berhenti di angka 4.

(3) Perhatikan angka yang terletak setelah operasi pengurangan yaitu . Sehingga boneka masih menghadap ke arah bilangan positif. Karena operasinya adalah pengurangan maka boneka bergerak mundur sejauh 7 langkah ke kiri dan berhenti tepat pada angka .

(4) Gambar garis bilanganya adalah:

Jadi,

3

-8 -2 -1

-10 -9 -7 -6 -5 -4 -3 0 1 2 4 5 6 7 8 9 10 4

7

(56)

b) Penyelesaian:

Untuk menghitung dapat menggunakan alat peraga garis bilangan dengan langkah-langkahnya sebagai berikut:

(1) Letakan boneka tepat pada angka 0

(2) Boneka berjalan sejauh tiga langkah ke kiri dan berhenti di angka .

(3) Perhatikan angka yang terletak setelah operasi pengurangan yaitu Sehingga boneka masih menghadap ke arah bilangan negatif. Karena operasinya adalah pengurangan maka boneka bergerak mundur sejauh 5 langkah dan berhenti tepat pada angka

(4) Gambar garis bilangannya adalah:

Jadi, c. Perkalian pada bilangan bulat

Perhatikan contoh berikut : 4 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20 5 4 = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20

Meskipun hasilnya sama, perkalian 4 5 dan 5 4 berbeda artinya. Secara umum, dapat dituliskan sebagai berikut :

3

-8 -2 -1

-10 -9 -7 -6 -5 -4 -3 0 1 2 4 5 6 7 8 9 10 - 5

-3

(57)

1) Menghitung hasil perkalian bilangan bulat

2) Sifat-sifat perkalian pada bilangan bulat a) Sifat tertutup

Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku dengan r juga bilangan bulat

b) Sifat komutatif

Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu . c) Sifat asosiatif

Untuk setiap bilangan bulat p, q dan r berlaku

d) Sifat disributif perkalian terhadap penjumlahan

Untuk setiap bilangan bulat p, q, dan r selalu berlaku

� … Jika n adalah sembarang bilangan bulat positif maka :

sebanyak n suku

Jika p dan q adalah bilangan bulat maka : a)

(58)

e) Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan

Untuk setiap bilangan bulat p, q. dan r selalu berlaku

f) Memiliki elemen identitas

Untuk setiap bilangan bulat p, selalu berlaku Elemen identitas pada perkalian adalah 1.

d. Pembagian bilangan bulat

1) Pembagian bilangan bulat sebagai opersai kebalikan dari perkalian Perhatikan uraian berikut :

Di lain pihak, 12 : 3 = 4 atau dapat ditulis : 12 : 3 = 4

Di lain pihak, 12 : 4 = 3 atau dapat ditulis : 12 12 : 4 = 3

Dari uraian di atas, tampak bahwa pembagian merupakan operasi kebalikan (invers) dari perkalian. Secara umum dapat ditulis sebagai berikut :

Jika p, q dan r bilangan bulat, dengan q faktor p, q ≠ 0 maka berlaku:

(59)

2) Menghitung hasil pembagian bilangan bulat

3) Pembagian dengan nol

Untuk menentukan hasil pembagian bilangan bulat dengan bilangan nol (0), ingat kembali perkalian bilangan bulat dengan bilangan nol. Untuk setiap a bilangan bulat berlaku:

Jadi, dapat dituliskan sebagai berikut:

4) Sifat pembagian pada bilangan bulat

Pada pembagian bilangan bulat tidak berlaku sifat tertutup, komutatif, asosiatif, tidak mempunyai invers.

e. Operasi hitung campuran pada bilangan bulat

Dalam menyelesaikaan operasi hitung bilangan bulat, terdapat dua hal yang perlu kalian perhatikan yaitu :

 Tanda operasi hitung  Tanda kurung.

Untuk setiap p, q, r bilangan bulat, q ≠ 0 dan memenuhi p : q = r berlaku: (i) jika p, q bertanda sama, r adalah bilangan bulat positif.

(ii) jika p,q berlainan tanda, r adalah bilangan bulat negatif

(60)

Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat terdapat tanda kurung, pengerjaan yang berada dalam tanda kurung harus dikerjakan terlebih dahulu.

Operasi hitung bilangan bulat diselesaikan berdasarkan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat berikut:

1) Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.

2) Operasi perkalian dan pembagian sama kuat, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.

3) Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat dari pada operasi penjumlahan dan pengurangan, artinya operasi perkalian dan pembagian dikerjakan terlebih dahulu dari pada operasi penjumlahaan dan pengurangan.

Contoh :

Tentukan hasil dari operasi hitung bilangan bulat berikut ini. a.

b. Penyelesaian:

a. = =

(61)

b. ( ) = = -5

f. Penggunaan operasi hitung pada bilangan bulat untuk menyelesaikan masalah

Contoh :

1) Pada percobaan fisika, seorang siswa melakukan pengukuran pada sebongkah es. Suhu es tersebut mula-mula . Setelah dipanaskan, es berubah menjadi air yang bersuhu . Berapa kenaikan suhu es tersebut?

Penyelesaian :

Suhu es mula-mula . Setelah dipanaskan, es berubah menjadi air yang bersuhu . Artinya, suhu es mengalami kenaikan. Misalkan kenaikan suhu es tersebut = t, maka kondisi ini dapat dituliskan sebagai t = 3 – ( 5) = 8. Jadi, suhu es naik hingga berubah menjadi air.

(62)

Penyelesaian:

Dari 30 soal, siswa tersebut menjawab 25 soal, 19 soal dijawab dengan benar dan 6 soal dijawab salah. Dengan demikian, ada 5 soal yang tidak dijawab siswa.

NS ( ) ( )

2

Keterangan:

Banyaknya jawaban benar Banyaknya jawaban salah

Banyaknya soal yang tidak dijawab Nilai yang diperoleh siswa

Jadi nilai yang diperoleh siswa tersebut adalah 32.

B.Kerangka Berpikir

(63)

Sehingga siswapun tidak akan mengeluh dengan hasil belajar yang rendah, karena ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya. Hal inilah yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang baik akan mendorong siswa untuk meningkatkan, setidaknya mempertahankan, apa yang telah dicapainya. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar tersebut seorang guru perlu menggunakan berbagai metode pembelajaran yang lebih bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah melalui implementasi pembelajaran kooperatif dengan STAD.

(64)

46 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif karena data dalam penelitian ini adalah data dalam bentuk angka yang diperoleh dari hasil observasi, kuesioner dan tes. Selanjutnya data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kuantitatif dan dideskripsikan secara kualitatif.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus Tahun Ajaran 2016/2017.

2. Tempat pengambilan data dilaksanakan di Kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja, Kabupaten Ngada.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang.

D.Objek Penelitian

(65)

E.Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian

Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meminta ijin kepada pihak sekolah yang akan digunakan sebagai tempat pelaksanaan penelitian.

2. Penetapan masalah penelitian

Dalam penetapan fokus masalah penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Merasakan adanya masalah, yang diketahui melalui wawancara dengan guru matematika dan siswa dan melalui observasi di kelas.

b. Analisis masalah berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilaksanakan. c. Penetapan materi dan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam

pelaksanaan penelitian

d. Perumusan masalah-masalah yang telah diperoleh dari hasil analisis masalah.

3. Menyusun instrumen penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 3 kali

pembelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran STAD dan 1 kali pertemuan untuk melaksanakan tes akhir.

(66)

4. Pelaksanaan proses penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pengujian terhadap instrumen yang telah dibuat untuk mengetahui baik dan tidaknya instrumen tersebut. Apabila instrumen yang dibuat belum baik akan dilakukan perbaikan sampai instrumen tersebut layak untuk digunakan. Dalam penelitian ini pengujian terhadap instrumen melalui validasi ahli yang dilakukan oleh dosen-dosen pendidikan matematika.

b. Melaksanakan wawancara dan observasi untuk mengetahui motivasi belajar dan penggunaan metode belajar siswa guna melengkapi latar belakang. c. Melaksanakan tes awal yang berguna untuk membagi siswa ke dalam 6

kelompok berdasarkan nilai yang diperoleh. Soal tes awal dapat dilihat pada dan pedoman penskoran tes awal pada lampiran 2.

d. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD selama tiga kali pertemuan.

e. Melaksanakan tes akhir pada pertemuan keempat.

f. Melaksanakan observasi pada setiap pembelajaran untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran melalui implementasi pembelajaran kooperatif dengan STAD oleh dua orang observer.

g. Membagikan kuesioner kepada siswa kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes Laja.

(67)

F. Bentuk Data

Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data mengenai keterlaksanaan pembelajaran melalui implementasi pembelajaran kooperatif dengan STAD, data mengenai motivasi belajar siswa dan data mengenai hasil belajar siswa.

1. Data keterlaksanaan pembelajaran melalui implementasi pembelajaran kooperatif dengan STAD

Data keterlakasanaan pembelajaran melalui implementasi pembelajaran kooperatif dengan STAD merupakan data yang diperoleh dari observasi saat pembelajaran pada materi operasi hitung bilangan bulat. Observasi akan dilaksanakan disetiap pembelajaran. Observasi ini dilakukan oleh 2 orang observer dengan perolehan data yang berbeda-beda dari masing-masing observer. Data yang diperoleh dari hasil observasi adalah data kuantitatif.

2. Data motivasi belajar siswa

Data motivasi belajar siswa diperoleh melalui kuesioner. Kuesioner akan dibagikan terhadap seluruh siswa kelas VII setelah pelaksanaan pembelajaran. Data yang diperoleh dari angket berupa data kuantitatif.

3. Data hasil belajar siswa

(68)

menerapkan metode STAD dalam pembelajaran. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.Observasi (observation)

Pengamatan (observation) adalah teknik evaluasi program pendidikan luar sekolah yang digunakan dengan mengkaji segala gejala dan/atau peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data secara sistematis. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak menggunakan perkataan atau tidak disertai dengan komunikasi lisan. Observasi dilaksanakan untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran matematika melalui implementasi pembelajaran kooperatif dengan STAD menggunakan kurikulum 2006. Dalam lembar observasi ini terdapat dua pilihan yang dapat diisi oleh observer dengan memberikan tanda check list ( ) pada kolom “ya” untuk kegiatan yang terlaksana atau pada kolom “tidak” untuk kegiatan yang tidak terlaksana.

Untuk kegiatan yang terlaksana akan diberikan skor 1 dan kegiatan yang tidak terlaksana akan diberikan skor 0.

2. Penyebaran Kuesioner

(69)
[image:69.595.86.511.239.640.2]

kuesioner ini berfungsi untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab mengenai motivasi belajar siswa. Bentuk kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup terdiri atas pernyataan yang jawabannya telah disediakan sebagai pilihan (option) jawaban pada setiap pernyataan. Responden dapat memilih alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau kehendaknya. Dalam kuesioner tertutup terdapat pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pilihan jawaban pada kuesioner ini menggunakan skala Likert dan siswa juga diminta memberikan tanda check-list (√) pada kolom yang disediakan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang mengenai objek atau fenomena tertentu (Djaali dan Muljono, 2001: 28). Penskoran yang diberikan pada kuesioner ini menurut Syofian Siregar adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar

No Pernyataan SS S R TS STS

1 Positif 5 4 3 2 1

2 Negatif 1 2 3 4 5

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

R : Ragu-Ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

3.Tes Tertulis

(70)

dibagi menjadi dua jenis, yaitu tes tertulis dan tes lisan. Tes tertulis atau sering disebut paper and pencil test adalah tes yang menuntut jawaban responden dalam bentuk tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk, yaitu tes bentuk uraian (essay) dan bentuk objektif (objective).

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis bentuk uraian (essay) yang diberikan kepada siswa berupa kuis dan tes akhir (ulangan) pada materi operasi hitung bilangan bulat.

H.Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua bagian, yaitu: instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal kuis sedangkan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner, lembar observasi dan tes.

1.Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa RPP dan LKS.

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(71)

mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas beberapa indikator untuk 1 kali pertemuan atau lebih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran pada penelitian ini berdasarkan kurikulum 2006 yang memuat identitas, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian. Lembar RPP dapat dilihat pada

Gambar

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Individu
Tabel 2.3 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok
Tabel 3.1 Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

ditambah oleum citri diaduk hingga homogen Vitamin E Massa I Xanthan Gum Massa II Massa III Massa IV. essence masker

Langkah-langkah untuk memastikan bahwa sistem benar-benar mampu menjamin keamanan data dan informasi dapat dilakukan dengan menerapkan kunci-kunci pengendalian yang teridentifikasi

Pada jaringan ini, komunikasi antara satu perangkat komputer satu dengan yang lain dilakukan secara spontan/ langsung tanpa melalui konfigurasi tertentu selama sinyal dari Access

HUBUNGAN SELF TALK TERHADAP MOTIVASI DAN KEPERCAYAAN DIRI ATLET RENANG PADA KEJUARAAN WALIKOTA CUP BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Untuk siklus ini, kegiatan belajar mengajar dengan metode Jigsaw sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana, meski peran guru masih cukup dominan untuk memberikan

Pada titik B beban mencapai maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik maksimum atau kekuatan tarik bahan (  B ).. Pada titik ini terlihat jelas benda kerja

pada pemulihan atau restorative bagi para pihak yang berhadapan dengan hukum. yakni

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi,evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran