• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Tematik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Tematik"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

(Kadir & Asrohah, 2015) mengungkapkan pengertian pembelajaran tematik sebagai berikut:

Pembelajaran Tematik adalah suatu program pembelajaran yang di dalamnya terdapat satu tema/topik tertentu berkaitan situasi siswa.

Satu tema pada pembelajaran tematik memiliki beberapa muatan seperti dalam suatu pembelajaran dibagi lagi menjadi 4 subtema dan dibagi lagi menjadi 6 pembelajaran pada subtema telah di ajarkan di sekolah saat ini.

Sedangkan menurut (Kadarwati & Malawi, 2017) “pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik”.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang menggunakan tema memiliki muatan dan mengaitkan pada beberapa mata pelajaran menjadi 4 subtema dibagi 6 pembelajaran sesuai dengan

(2)

hal dipelajari atau di ajarkan di sekolah saat ini. Pembelajaran tematik juga mengajarkan siswa menjadi lebih mandiri dan memiliki berbagai macam untuk memberikan siswa informasi pengalaman yang bermakna untuk diterapkan pada kehidupan sehari – hari bagi peserta didik.

b. Landasan Pembelajaran Tematik

Menurut Retno (dalam Muh. Shaleh, 2019) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) landasan pembelajaran tematik, yakni landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis.

1) Landasan filosofis

Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik difaktorisasi atas tiga aliran filsafat, yaitu:

(a) progresivisme, proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa.

(b) konstruktivisme, anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia melakukan langkah konstruksif terhadap ilmunya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.

Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing- masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi,

(3)

melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus.

Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan kognitifnya

(c) Humanisme, melihat siswa dari sisi uniknya, setiap anak memiliki potensi kecerdasan, dan motivasi yang dimilikinya.

Sehingga siswa dipandang memiliki kesamaan dan keunikan masing-masing.

2) Landasan psikologis

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Lebih lanjut Retno menjelaskan psikologi perkembangan dibutuhkan, lebih utama dalam upaya menentukan isi, bahan ajar atau materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan fase perkembangan peserta didik. Kemudian pada tahap selanjutnya, dibutuhkan dukungan dari aspek psikologi belajar untuk memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan atau diajarkan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

3) Landasan yuridis

Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan erat dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik pada anak usia dini. Adapun landasan yuridis yang dimaksud ialah sebagai berikut.

(4)

(a) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

“Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.”

(b) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

“Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.”

Dari pemaparan diatas, dapat dipahami bahwa pembelajaran tematik mempunyai 3 landasan pembelajaran dimana setiap landasan memiliki karakteristik masing – masing.

c. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Tematik

Menurut (Lubis & Azizan, 2020) “pembelajaran tematik berfungsi sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran, dengan memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus (antarmata pelajaran) untuk pembelajaran sekolah dasar”.

BPSDMPK-PMP Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam (Lubis & Azizan, 2020) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

(1) Mudah memusatkan perhatian pada satu tema ataupun topik tertentu. (2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama. (3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. (4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik

(5)

dengam mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik. (5) Lebih bergairah belajar karena siswa dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pembelajaran yang lain. (6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas. (7) Guru dapat mengehemat waktu, karena mata pelajaran yang dissajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertermuan bahkan lebih dan/atau pengayaan. (8) Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuhkembangkan dengan mengangkat sejumlah niali budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan paparan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa beberapa tujuan pembelajaran tematik yaitu untuk menyatukan kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus.

Selain itu dengan adanya pembelajaran tematik siswa dapat meningkatkan pemahaman yang memudahkan siswa dalam proses pembelajaran dengan mengembangkan keterampilan serta mengajarkan siswa untuk berkomunikasi secara langsung sesuai cerita pengalamannya, memilih kegiatan yang sesuai dengan materi diberikan berdasarkan minat dan kebutuhan siswa sehingga dapat mengaplikasikan pelajaran telah diperolehnya dalam kehidupan sehari - hari.

Menurut pendapat (Hidayah N. , 2015) adapun beberapa manfaat pembelajaran tematik sebagai berikut:

1) Mempermudah guru dalam mengatur waktu pembelajaran tematik menggabungkan antara muatan pembelajaran tema satu dengan tema lainnya

2) Sangat memudahkan siswa dalam proses pembelajaran untuk pemusatan perhatian.

(6)

3) Siswa lebih tertarik dengan proses pembelajaran yang dituntut mengungkapkan informasi telah di dapatkannya.

Pendapat lain menjabarkan pentingnya penerapan pembelajaran tematik di tingkat sekolah dasar. Menurut Rusman dalam (Prastowo, 2019) ada 5 manfaat dalam penerapan pembelajaran tematik, antara lain:

(1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena itu tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. (2) Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna, sebab isi atau materi pembelajaran lebiih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir. (3) Pembelajaran tidak akan terpecah-pecah karena siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang lebih terpadu juga. (4) Memberikan penerapan-penerapan dari dunia nyata, sehingga dapat memeprtinggi kesempatan transfer belajar. (5) Dengan adanya pemaduan antar-mata pelajaran, maka penguasaan materi pembelajaran akan semakin baik dan meningkat.

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan manfaat pembelajaran tematik diatas yaitu siswa akan lebih tertarik dalam proses pembelajaran dan memudahkan guru untuk menggabungkan dari pembelajaran satu ke pembelajaran lainnya.

d. Prinsip Dasar dan Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pada pembelajaran tematik menurut (Akbar, 2017) memuat prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik sebagai berikut:

1) Memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Pemberian nama tema dalam

(7)

pembelajaran tematik berkaitan langsung dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar siswa.

2) Terdiri beberapa muatan yang di dalamnya memiliki materi-materi yang saling terkait satu sama lain meskipun berasal muatan yang berbeda

3) Tujuan dalam pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, namun harus mendukung pencapaian seluruh tujuan kegiatan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Dengan kata lain, tujuan dalam pembelajaran tematik berjalan seiringan dengan tujuan kurikulum yang berlaku.

4) Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal, maka materi yang diberikan harus mempertimbang karakteristik siswa, seperti kemampuan, kebutuhan, minat dan pengetahuan awal.

5) Tidak perlu memaksakan materi yang sekiranya tidak cocok dan tidak mungkin dipadukan dengan materi lain. Materi yang dipaksakan hanya akan membuat pembelajaran kurang optimal.

Menurut Mamat SB, dkk (dalam Prastowo,2019:10) menyatakan ada sembilan prinsip yang mendasari pembelajaran tematik, yaitu:

1) Terintegrasi dengan lingkungan atau bersifat kontekstual.

Pembelaran tematik memiliki tema berdasarkan lingkungan dan kehidupan siswa sehari-hari.

2) Memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa mata pelajaran atau bahkan kajian. Dalam satu tema terdiri dari beberapa materi dari beberapa mata pelajaran yang berbeda

(8)

3) Menggunakan prisnip belajar sambil bermain dan menyenangkan (joyful learning) agar siswa tidak cepat bosan selama proses pembelajaran berlangsung.

4) Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peserta didik.

5) Menanamkan konsep berbagai mata pelajaran atau bahkan kajian dalam suatu proses pembelajaran tertentu.

6) Pemisahan atau pembedaan antara satu pelajaran dengan mata pelajaran yang sulit dilakukan. Dikarenakan dalam pembelajaran tematik beberapa mata pelajaran dipadukan dalam satu tema berdasarkan materi yang saling berkaitan.

7) Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didik.

8) Pembelajaran bersifat fleksibel. Dapat diambil contoh pada proses pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas namun juga di luar sekolah, alam sekitar, dan lain sebagainya.

9) Penggunaan variasi metode dalam pembelajaran. Tidak hanya sekedar memberikan teori (ceramah), siswa dapat merasakan pengalaman langsung melalui metode pembelajaran yang beragam.

Berdasarkan paparan di atas maka peneliti menyimpulkan pendapat beberapa prinsip dasar pembelajaran tematik yaitu mempunyai satu tema yang dapat digabungkan dengan berbagai muatan materi pelajaran lainnya sesuai pada keseluruhan proses pembelajaran tematik

(9)

berpengaruh terhadap karakteristik siswa, kemampuan siswa, minat siswa dalam mencakup jadi satu pembelajaran. Dalam kegiatan apapun untuk mengetahui hasil kerja siswa maka dengan adanya evaluasi supaya siswa memahami kegiatan yang di lakukan tersebut.

Lebih rinci, berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional (Assingkily & Br. Barus, 2019) pembelajaran tematik sebagai suatu model proses, yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, (3) Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu kelihatan, (4) konsep dari beberapa mata pelajaran disajikan dalam satu pembelajaran, (5) bersifat luwes atau fleksibel, (6) hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Di bawah ini merupakan penjelasan dari ke-enam karakteristik pembelajaran tematik tersebut.

1) Berpusat pada siswa.

Pembelajaran tematik menggunakan konsep student centered, dimana pelajaran dipusatkan kepada siswa sebagai subjek dan objek pendidikan.

2) Memberikan pengalaman langsung pada peserta didik.

Tidak hanya mendengarkan ceramah di dalam kelas, melalui pembelajaran tematik siswa dapat merasakan pengalaman langsung ketika guru memberikan materi menggunakan metode belajar yang beragam. Dengan pengalaman langsung, siswa akan memahami

(10)

konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

3) Pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu kelihatan.

Pada pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas atau kelihatan karena memang beberapa mata pelajaran tersebut dipadukan menjadi satu sesuai tema yang saling berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

4) Konsep dari beberapa mata pelajaran disajikan dalam satu pembelajaran.

Dalam satu mata pelajaran pasti terdiri dari beberapa materi.

Kemudian materi-materi dalam beberapa mata pelajaran yang memiliki konsep yang saling berkaitan tersebut akan dipadukan menjadi satu ke dalam suatu tema. Dengan perpaduan beberapa konsep tersebut, siswa diajarkan untuk belajar secara (terpadu) dan utuh (komprehensif).

5) Bersifat luwes atau fleksibel.

Tidak hanya terpaku pada satu bahan ajar dan metode, pembelajaran tematik bersifat luwes atau fleksibel di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran sesuai materi yang diajarkan. Selain itu, guru dapat mengaitkan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekitar siswa sebagai contoh nyata saat mempraktikkan materi yang sedang dipelajari.

(11)

6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

Dalam hal ini, satu siswa dengan siswa lainnya akan mendapat hasil belajar yang berbeda-beda sesuai dengan karakter dan potensi masing-masing.

Berdasarkan paparan karakteristik pembelajaran tematik diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa karena dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam mempelajari konsep-konsep dari materi yang diajarkan.

Serta pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai beberapa karakteristik yang dapat disimpulkan yaitu subjek belajar utama menuju kepada siswa, seorang guru hanya sebagai motivator serta fasilitator.

Dalam aktivitas pembelajaran, siswa dengan diberikan pengalaman secara langsung yang berhubungan dengan menyajikan konsep dalam berbagai muatan sehingga mempunyai sifat fleksibel dengan menggunakan prinsip bermain untuk menyenangkan siswa.

e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik 1) Kelebihan Pembelajaran Tematik

Beberapa kelebihan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:

a) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.

(12)

b) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.

c) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

d) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

e) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan dihadapi dalam lingkungan anak didik.

2) Kelemahan Pembelajaran Tematik

Ada beberapa kelemahan pada pembelajaran tematik, antara lain sebagai berikut:

a) Guru dituntut untuk mempunyai keterampilan tinggi, kepercayaan diri, dan mampu mengembangkan materi.

b) Siswa dituntut untuk mempunyai kemampuan belajar yang relatif baik dari aspek intelegensi maupun kreatifitasnya.

c) Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik.

(13)

f. Materi Pembelajaran Tematik 1) KI (Kompetensi Inti)

Kompetensi inti adalah elemen baru dalam pendidikan yang tidak dimiliki oleh kurikulum-kurikulum sebelumnya. Kompetensi inti dapat diartikan sebagai kualitas yang harus dicapai seorang siswa melalui proses pembelajaran secara aktif.

Rumusan Kompetensi Inti sebagai berikut:

a) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual.

b) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial.

c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan.

d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan Tabel 2.1. Kompetensi Inti Tema 4 Subtema 1

(Sumber: (Buku Guru, 2018))

NO Kompetensi Inti

1 Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga.

3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

(14)

2) KD (Kompetensi Dasar)

Kompetensi dasar adalah kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu: (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, atau ekstrakurikuler. Di dalam kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial terkandung lima nilai utama karakter yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.

Tabel 2.2. Kompetensi Dasar Tema 4 Subtema 1

NO MAPEL KOMPETENSI DASAR

1 Bahasa Indonesia 3.10 Mencermati ungkapan atau kalimat saran, masukan, dan penyelesaian masalah (sederhana) dalam teks tulis.

4.10. Memperagakan ungkapan atau kalimat saran, masukan, dan penyelesaian masalah (sederhana) sebagai bentuk ungkapan diri menggunakan kosa kata baku dan kalimat efektif yang dibuat sendiri

2 Matematika 3.3 Menyatakan suatu bilangan sebagai jumlah, selisih, hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah

4.3 Menilai apakah suatu bilangan dapat dinyatakan sebagai jumlah, selisih, hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah

3 SBDP 3.2 Mengetahui bentuk dan variasi pola irama dalam lagu 4.2 Menampilkan bentuk dan variasi irama melalui lagu 4 PPKn 3.2 Mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota

keluarga

4.2 Menyajikan hasil identifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga

(15)

5 PJOK 3.8 Memahami bentuk dan manfaat istirahat dan pengisian waktu luang untuk menjaga kesehatan

4.8 Menceritakan bentuk dan manfaat istirahat dan pengisian waktu luang untuk menjaga kesehatan

(Sumber: (Buku Guru, 2018))

3) Indikator

Indikator adalah penanda pencapaian KD (kompetensi dasar) yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan dan potensi daerah. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Berikut adalah indikator dari tema 4 subtema 1 untuk pembelajaran 1 dan 2:

Tabel 2.3. Indikator Tema 4 Subtema 1

NO MAPEL INDIKATOR

1 Bahasa Indonesia 3.10.1 Menunjukkan kalimat saran dalam teks tulis

3.10.2 Memberi contoh kalimat saran dalam penyelesaian masalah

4.10.1 Menuliskan saran tentang kewajiban yang seharusnya dilakukan di rumah

4.10.2 Menjelaskan ungkapan kalimat saran dalam kegiatan di rumah

2 Matematika 3.3.1 Mengidentifikasi suatu bilangan hasil jumlah dari bilangan cacah

3.3.2 Memberi contoh dua bilangan yang jumlahnya sudah diketahui

4.3.1 Membuat permasalahan berkaitan dengan penjumlahan dua bilangan cacah dengan hasil yang ditentukan sendiri 4.3.2 Mengkreasikan penjumlahan dengan bilangan cacah

(16)

3 SBDP 3.2.1 Mengidentifikasi bentuk pola irama sederhana dalam lagu

3.2.2 Menghafalkan pola irama dalam lagu

4.2.1 Memeragakan pola irama sederhana dalam lagu dengan tepukan

4.2.2 Memberi contoh pola irama dengan lagu yang sudah ditentukan

4 PPKn 3.2.1. Menjelaskan pengertian kewajiban dan hak anggota keluarga

3.2.2 Memberikan contoh hak dan kewajiban di rumah

4.2.1 Menceritakan pengalaman pelaksanaan kewajiban dan hak di rumah

4.2.2 Memberikan contoh kewajiban dan hak di rumah.

5 PJOK 3.8.1. Memberi contoh bentuk-bentuk aktivitas istirahat dalam kehidupan sehari-hari di rumah

3.8.2. Membedakan antara menjaga kesehatan

4.8.1. Menjelaskan cerita manfaat istirahat dengan tepat 4.8.2. Memberikan contoh macam-macam manfaat istirahat dengan benar

(Sumber: (Buku Guru, 2018))

g. Pembelajaran Tematik Dalam Kurikulum 2013

Pembelajaran tematik dala, kurikulum 2013 menggabungkan kompetensi dengan beberapa muatan pembelajaran untuk menjadi sebuah tema. Di dalam kurikulum 2013, tema yang dipilih berhubungan dengan kondisi di sekitar siswa.

Pada kelas rendah ada beberapa muatan pelajaran yaitu PPKN, Bahasa Indonesia, Matematika, SBDP dan PJOK. Sedangkan di kelas tinggi juga ada beberapai muatan pelajaran yaitu IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS

(17)

(Ilmu Pengetahuan Sosial), Bahasa Indonesia, PPKN, SBDP, Matematika, dan PJOK.

Pelaksanaan pembelajaran tematik menggunakan dengan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran untuk mengedepamkan proses belajar siswa yaitu 1) mendiskusikan, 2) menalar, 3) mencoba, 4) menanya, dan 5) mengamati. (Sari, Akbar, & Yuniastuti, 2019)

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik dalam kurikulum 2013 merupakan penggabungan materi suatu pelajaran yang ada di suatu tema dengan tema lainnya dengan acuan buku guru dan buku siswa. Memadukan dalam integrasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pelaksanaan pembelajaran tematik menggunakan proses pendekatan saintifik.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

“Media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens atau siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa tersebut” (Ega (Wati, 2016).

Kemudian Suryani dan Agung, dalam (Suryani, Setiawan, & Putra, 2018) memaparkan bahwa “media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam

(18)

mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa)”.

(Arsyad, 2016) menyatakan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada umumnya.

Sementara menurut Daryono dalam (Hamid, et al., 2020) “media pembelajaran adalah segala sesuatu (baik manusia, benda, atau lingkungan sekitar) yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan dalam pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan”.

Peneliti menyimpulkan pendapat berdasarkan beberapa pengertian diatas bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh pengajar untuk menunjang proses pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk menyalurkan informasi dari sumber belajar kepada penerima pesan belajar (siswa) demi tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut (Syahabarina, 2017) ada 3 fungsi utama dari media pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

(1) Media dapat membantu guru saat memberikan arahan kepada siswa saat proses pembelajaran. (2) Media dapat berfungsi untuk memotivasi siswa pada proses pembelajaran sehingga siswa

(19)

mempunya jiwa yang lebih bersemangat di saat dalam proses pembelajaran. (3) Melalui media pembelajaran siswa dan guru sangat mudah untuk menyampaikan suatu informasi pada saat pembelajaran berlangsung.

Sedangkan (Daryanto, 2015) mengungkapkan bahwa pada proses pembelajaran, media pembelajaran berfungsi sebagai perantara informasi dari sumber guru menuju penerima yaitu siswa.

Berdasarkan penjelasan fungsi media pembelajaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mempunyai banyak manfaat dari segi siswa dan guru sendiri. Lebih mudah berinteraksi dengan siswanya saat pembelajaran langsung, media pembelajaran membuat suasana menyenangkan dan tidak bosan serta membuat menarik bagi siswa dengan menggunakan media pembelajaran.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Suryani, dalam (Hermawan, 2019) menyatakan bahwa manfaat media pembelajaran terbagi menjadi dua, yaitu manfaat media bagi guru dan manfaat media bagi siswa.

Manfaat media pembelajaran bagi guru yaitu membantu guru dalam menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran, serta membantu guru dalam memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Sedangkan bagi siswa, media pembelajaran bermanfaat dalam memahami dan menangkap materi pembelajaran dengan lebih mudah, merangsang rasa ingin tahu dan minat belajar, serta mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan.

(20)

Menurut (Hidayah Y. F., Sudiyanto, & Siswandari, 2017)

“pemanfaatan teknologi dan media di dalam sebuah pembelajaran dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri”.

Sedangkan menurut (Sumiharsono & Hasanah, 2017) ada enam manfaat utama media pembelajaran dalam proses pembelajaran, yaitu:

(1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. (2) Penggunaan media belajar merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. (3) Media belajar dalam penggunaanya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. (4) Media belajar bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap.

(5) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap materi yang diberikan guru. (6) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media mempunyai banyak manfaat diantaranya dengan memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu verbalitas dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik sehingga pesan atau informasi yang disampaikan dapat berjalan lancar atau untuk meningkatkan proses hasil belajar berpengaruh bagi siswa pada motivasi semanagat belajar siswa.

d. Jenis – Jenis Media Pembelajaran

Menurut (Haryono, 2015), ada 2 jenis media pembelajaran yaitu media yang dirancang dan media yang dimanfaatkan.

(21)

1) Media yang dirancang

Media yang dirancang adalah media pembelajaran yang sengaja digunakan untuk memfasilitasi proses pembelajaran. Media yang dirancang termasuk dalam bagian pembelajaran.

2) Media yang dimanfaatkan

Media yang dimanfaatkan adalah media tidak dirancang dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang dimanfatkan lebih mudah didapatkan dimana saja. Media ini dapat dipraktikkan serta dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran (belajar mengajar).

Sedangkan menurut (Wati, 2016), “setiap jenis media memiliki kemampuan dan karakteristik atau fitur spesifik yang dapat digunakan untuk keperluan yang spesisik pula”. Berikut beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran menurut Ega, antara lain media visual, audio visual, komputer, microsoft power point, internet, multimedia, media cetak, dan media elektronik. Adapun penjelasan dari berbagai media tersebut adalah sebagai berikut:

1) Media visual

Media visual biasanya ditampilkan dalam 2 bentuk, yaitu visual gambar diam dan gambar bergerak.

2) Audio visual

Merupakan jenis media yang menampilkan unsur gambar dan suara dalam satu kesatuan. Contoh dari media audio visual adalah film.

(22)

3) Komputer

Komputer adalah perangkat elektronik canggih yang dapat menampilkan berbagai bentuk media, baik visual, audio dll. Saat ini komputer merupakan salah satu perangkat penunjang pembelajaran yang paling sering digunakan dalam pembelajaran.

4) Microsoft Power Point

Merupakan salah satu software atau aplikasi yang ada di dalam komputer yang digunakan oleh pendidik sebagai media untuk melakukan presentasi. Presentasi yang ditampilkan dapat diolah semenarik mungkin dengan tidak hanya menampilkan teks saja, namun dapat dilengkapi dengan gambar, audio, bahkan video.

5) Internet

Internet merupakan sebuah jaringan komunikasi yang memiliki fungsi untuk menghubungkan antara satu media elektronik dengan media elektronik yang lain dengan cepat dan tepat. Melalui internet, segala bentuk informasi dapat diakses dengan cepat kapanpun dan dimanapun.

6) Multimedia

Merupakan perpaduan dari beberapa bentuk media, seperti teks, gambar, audio, video dll.

7) Media cetak

Media cetak dapat diartikan sebagai jenis media yang biasanya dicetak diatas kertas, dapat berupa buku, modul, majalah, pamflet

(23)

dll. Bentuk media yang ditampilkan hanya sebatas teks, bagan, dan gambar diam saja.

8) Media elektronik

Dikarenakan zaman semakin canggih, muncul berbagai media baru salah satunya yairu media elektronik. Media elektronik merupakan media yang dapat ditampilkan di semua perangkat elektronik, seperti komputer, handphone, televisi. Banyak sekali bentuk media yang dapat ditampilkan dia media elektronik, dari media visual, audio visual, multimedia dll.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis media pembelajaran dapat berupa media yang dirancang atau di desain secara khusus maupun media yang sudah ada sehingga tinggal dimanfaatkan saja. Media pembelajaran yang disengaja atau dirancang dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk seperti media visual, media audio, media audio visual, media multimedia, dan lain sebagainya.

e. Kriteria Memilih Media Pembelajaran

Kriteria pemilihan media pembelajaran haruslah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi, dan keterbatasan yang ada. Menurut Nunuk Suryani, dkk (2018:59-61), kriteria untuk pemilihan media pembelajaran yang baik haruslah sesuai dengan tujuan; memiliki ketepatan; bersifat praktis, luwes dan dapat bertahan lama; dapat digunakan guru dengan mudah; sesuai sasaran; dan memenuhi mutu teknis. Berikut penjelasan dari kriteria tersebut.

(24)

1) Sesuai dengan tujuan. Media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Media yang digunakan juga sebaiknya mengandung segala pembelajaran baik dari ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.

2) Memiliki ketepatan. Media yang dipilih sebaiknya memiliki ketepatan untuk mendukung materi yang bersifat fakta, konsep, prinsip, generalisasi, dan mampu digunakan sesuai kemampuan dan kebutuhan siswa.

3) Praktis, luwes, dan bertahan. Media yang praktis dan luwes akan lebih mudah digunakan karena lebih simpel dan tidak bertele-tele.

Selain itu, harga dan daya tahan media merupakan aspek pertimbangan untuk memilih suatu media tersebut. Media dengan harga yang terjangkau akan lebih banyak digunakan daripada media dengan harga yang tinggi, dan media yang baik merupakan media yang memiliki daya tahan lebih lama.

4) Guru mampu dan terampil menggunakan media. Tercapainya keefektifan suatu media tidak lepas dari kemampuan dan ketrampilan guru saat menggunakan media tersebut. Hal ini berhubungan erat dengan karakter media yang dipilih. Memilih media yang lebih praktis dan simpel akan mempermudah guru dalam mengoperasikannya.

5) Media yang dipilih sebaiknya sesuai denga sasaran. Dalam suatu tingkatan belajar, biasanya terdiri dari banyak kelompok siswa yang berbeda-beda, tergantung karakter dan lingkungan sekitar siswa.

(25)

Untuk itu pemilihan media pembelajaran sebaiknya tidak disamaratakan dan harus disesuaikan dengan kebutuhan suatu kelompok siswa tersebut.

6) Mutu teknis. Pemilihan media yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Meski simpel dan mudah digunakan, guru tidak bisa begitu saja menggunakan suatu media pembelajaran jika media tersebut belum memenuhi kualitas dan persyaratan teknis, misalnya kesesuaian dengan kriteria lain.

Adanya kriteria pemilihan media, dapat memudahkan guru dalam memilih media yang sesuai dengan materi serta memudahkan guru dalam menggunakan media untuk membantu dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Melalui penggunaan media diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang akan berdampak pada kualitas hasil belajar peserta didik.

3. Media Ular Tangga

a. Pengertian Ular Tangga

Ular tangga merupakan salah satu permainan papan yang hampir setiap anak pernah memainkannya. Permainan ini hanya dapat dimainkan oleh minimal 2 orang. “Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah tangga atau ular yang menghubungkan dengan kotak lainnya” (Teguh Sumantro dalam (Fitriana, 2018).

(26)

Permainan ular tangga ini memiliki tujuan serta tata cara permainan yang cukup mudah dan tentunya mengasyikkan. Permainan ular tangga sebagai media pembelajaran tematik ini memiliki peraturan yang sama dengan permainan ular tangga pada umumnya. Setiap pemain melemparkan dadu secara bergantian untuk memindahkan bidaknya.

Namun dalam permainan ular tangga sebagai media pembelajaran, setelah pemain (siswa) mendarat di nomor tertentu, maka pemain harus menjawab pertanyaan telah disediakan. Namun bagi para pemain yang tidak bisa menjawab pertanyaan maka mundur 3 langkah dan yang bisa menjawab maka maju 3 langkah, dan begitu seterusnya. Permainan ini mempunyai unsur pembelajaran tematik dengan diberikannya soal-soal di setiap kotak yang dilalui oleh pemain.

Media permainan ular tangga ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa, semangat dalam belajar, dan memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa, serta dapat mempermudah guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Permainan ini dirasa tepat sebagai salah satu media pembelajara di sekolah dasar karena sembari bermain, siswa dapat mengasah strategi, kejujuran, pengetahuan dan kerja sama yang baik.

b. Manfaat

Media ular tangga memiliki manfaat seperti menambah daya tarik siswa dalam pembelajaran secara berlangsung. Selain itu media ini juga

(27)

membuat siswa menjadi lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, Merangsang pengembangan daya pikir, daya cipta, dan bahasa agar mampu menumbuhkan sikap, mental, serta akhlak yang baik.

c. Kemenarikan

Media ular tangga ini memiliki kemenarikan yaitu di permainan ular tangga ini setiap nomor/kotak mempunyai pertanyaan masing-masing untuk siswa. Cara memainkan ular tangga yaitu siswa mempunyai kelompok dan perwakilan setiap kelompok mengocok dadu, angka yang paling besar maka akan memainkan ular tangga terlebih dahulu jika mendapatkan angka 6 kembar diberikan kesempatan untuk mengocok dadu lagi. Bagi kelompok yang menempati angka dari hasil pengocokan dadu akan mendapatkan pertanyaan serta menjawab langsung dari pertanyaan tersebut dengan durasi waktu 2 menit jika tidak bisa menjawab maka mundur 3 langkah dan menjawab pertanyaan lagi

Untuk siswa yang mempunyai skor paling tinggi akan di ajukan dalam babak terakhir supaya mendapatkan pertanyaan serta hadiah kepada siswa. Dengan adanya seperti itu maka siswa dapat menigkatkan daya tarik dalam proses pembelajaran.

d. Cara menggunakan

Peneliti akan menjelaskan cara menggunakan ular tangga sebagai berikut:

(28)

1) Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok.

2) Siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing – masing.

3) Sebelum memulai permainan, setiap kelompok diberikan panduan terlebih dahulu.

4) Untuk menentukan giliran bermain, setiap kelompok melempar dadu secara bergantian dan diberikan kesempatan sebanyak 3 kali.

Kelompok yang mendapat angka paling besar akan memulai permainan terlebih dahulu, diikuti oleh kelompok dengan jumlah dibawahnya hingga kelompok dengan angka terkecil akan bermain paling akhir.

5) Ketika siswa berhenti di kotak yang ditempati maka akan mendapatkan pertanyaan yang telah disediakan sesuai dengan nomor yang tertera pada kotak tersebut.

6) Bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang telah disediakan pada setiap nomor, maka akan mendapatkan skor

7) Jika ada siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut maka akan mundur 3 langkah dan menjawab pertanyaan lain dari angka yang baru ditempati.

8) Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan secara berturut turut maka tidak diberikan kesempatan selanjutnya sampai kedua temannya sudah mendapatkan 2 kali kesempatan melempar dadu dan menjawab pertanyaan secara benar.

(29)

9) Kelompok yang sudah menyelesaikan permainan sampai finish diharuskan mengangkat tangan kemudian dihitung jumlah skor dari hasil menjawab pertanyaan pada setiap nomor.

e. Kelebihan dan Kekurangan Media Ular Tangga 1) Kelebihan Media Ular Tangga

a) Siswa tidak belajar sendiri tetapi belajar secara kelompok.

b) Siswa belajar sambil bermain.

c) Memudahkan siswa belajar.

2) Kekurangan Media Ular Tangga

a) Siswa memerlukan waktu lebih lama.

b) Bagi siswa yang tidak menguasai materi dengan baik akan mengalami kesulitan dalam bermain.

c) Jika siswa turun tangga maka kemungkinan mendapatkan jenis soal yang sama.

f. Indikator Pengembangan

Indikator pengembangan media sebagai berikut:

Tabel 2.4. Indikator Pengembangan Media Ular Tangga

Kompetensi Dasar dan Indikator

Tahapan Kegiatan

Bahasa Indonesia

3.10 Mencermati ungkapan atau kalimat saran, masukan, dan penyelesaian masalah (sederhana) dalam teks tulis.

4.10. Memperagakan ungkapan atau kalimat saran, masukan, dan penyelesaian

Guru menjelaskan kalimat saran melalui metode ceramah.

Guru memberi contoh macam-macam kalimat saran

Siswa mendengarkan penjelasan guru

Siswa melihat contoh macam kalimat saran menggunakan kosakata

(30)

masalah (sederhana) sebagai bentuk ungkapan diri menggunakan kosa kata baku dan kalimat efektif yang dibuat sendiri

3.10.1 Menunjukkan kalimat saran dalam teks tulis

3.10.2 Memberi contoh kalimat saran dalam penyelesaian masalah

4.10.1 Menuliskan saran tentang kewajiban yang seharusnya dilakukan di rumah

4.10.2 Menjelaskan ungkapan kalimat saran dalam kegiatan di rumah

menggunakan kosakata baku dalam kehidupan sehari-hari

Guru memberi pertanyaan untuk menunjukkan kaliamt saran dalam teks tulis.

Guru memberikan contoh kalimat saran dalam penyelesaian masalah.

Guru memberikan

pertanyaan untuk menuliskan saran mengenai kewajiban yang seharusnya dilakukan di rumah.

Guru menjelaskan ungkapan kalimat saran dalam kegiatan di rumah

baku dalam kehidupan sehari-hari

Siswa menjawab pertanyaan dengan menunjukkan kaliamt saran dalam teks tulis Siswa melihat contoh kalimat saran dalam penyelesaian masalah

Siswa menjawab pertanyaan dengan menuliskan saran mengenai kewajiban yang seharusnya dilakukan di rumah.

Siswa mendengarkan penjelasan guru

Matematika

3.3 Menyatakan suatu bilangan sebagai jumlah, selisih, hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah 4.3 Menilai apakah suatu bilangan dapat dinyatakan sebagai jumlah, selisih, hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah

3.3.1 Mengidentifikasi suatu bilangan hasil jumlah dari bilangan cacah

3.3.2 Memberi contoh dua bilangan yang jumlahnya sudah diketahui

4.3.1 Membuat

permasalahan berkaitan dengan penjumlahan dua bilangan cacah dengan hasil yang ditentukan sendiri

Guru menjelaskan , hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah

Guru mejelaskan apakah suatu bilangan dapat dinyatakan sebagai jumlah, selisih, hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah Guru mengidentifikasi suatu bilangan hasil jumlah dari bilangan cacah

Guru memberi contoh dua bilangan yang jumlahnya sudah diketahui

Siswa mendengarkan penjelasan guru

Siswa mendengarkan penjelasan guru

Siswa mendengarkan penjelasan guru

Siswa melihat contoh dua bilangan yang jumlahnya sudah diketahui

Siswa membuat contoh soal yang berkaitan dengan penjumlahan dua bilangan cacah dengan hasil yang ditentukan sendiri

(31)

4.3.2 Mengkreasikan penjumlahan dengan bilangan cacah

Guru meminta siswa mengkreasikan penjumlahan dengan bilangan cacah

Siswa membuat contoh

soal dengan

mengkreasikan

penjumlahan dengan bilangan cacah

SBDP

3.2 Mengetahui bentuk dan variasi pola irama dalam lagu

4.2 Menampilkan bentuk dan variasi irama melalui lagu

3.2.1 Mengidentifikasi bentuk pola irama sederhana dalam lagu

3.2.2 Menghafalkan pola irama dalam lagu

4.2.1 Memeragakan pola irama sederhana dalam lagu dengan tepukan

4.2.2 Memberi contoh pola irama dengan lagu yang sudah ditentukan

Guru menjelaskan bentuk dan variasi pola irama dalam lagu

Guru memberikan contoh bentuk dan variasi irama melalui lagu

Guru memberikan contoh pola irama sederhana dalam lagu dengan tepukan

Siswa mendengarkan penjelasan guru

Siswa melihat contoh bentuk dan variasi irama melalui lagu

Siswa mengidentifikasi bentuk pola irama sederhana dalam lagu

Siswa menghafalkan pola irama dalam lagu Siswa melihat contoh pola irama sederhana dalam lagu dengan tepukan

Siswa mempraktekkan pola irama dengan lagu yang sudah ditentukan

PPKn

3.2 Mengidentifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga

4.2 Menyajikan hasil identifikasi kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga 3.2.1. Menjelaskan pengertian kewajiban dan hak anggota keluarga 3.2.2 Memberikan contoh hak dan kewajiban di rumah 4.2.1 Menceritakan pengalaman pelaksanaan kewajiban dan hak di rumah

Guru menjelaskan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga

Guru menjelaskan pengertian kewajiban dan hak anggota keluarga

Guru memberikan contoh hak dan kewajiban di rumah

Siswa mendengarkan penjelasan guru

Siswa mendengarkan penjelasan guru

Siswa melihat contoh hak dan kewajiban di rumah Siswa menceritakan pengalaman pelaksanaan kewajiban dan hak di rumah

(32)

4.2.2 Memberikan contoh kewajiban dan hak di rumah

Siswa menceritakan contoh kewajiban dan hak di rumah

PJOK

3.8 Memahami bentuk dan manfaat istirahat dan pengisian waktu luang untuk menjaga kesehatan

4.8 Menceritakan bentuk dan manfaat istirahat dan pengisian waktu luang untuk menjaga kesehatan

3.8.1. Memberi contoh bentuk-bentuk aktivitas istirahat dalam kehidupan sehari-hari di rumah

3.8.2. Membedakan antara menjaga kesehatan

4.8.1. Menjelaskan cerita manfaat istirahat dengan tepat

4.8.2. Memberikan contoh macam-macam manfaat istirahat dengan benar

Guru menjelaskan bentuk dan manfaat istirahat dan pengisian waktu luang untuk menjaga kesehatan

Guru memberikan contoh bentuk-bentuk aktivitas istirahat dalam kehidupan sehari-hari di rumah

Guru memberikan contoh macam-macam manfaat istirahat dengan benar

Siswa mendengarkan penjelasan guru

Siswa menceritakan bentuk dan manfaat istirahat dan pengisian waktu luang untuk menjaga kesehatan Siswa melihat contoh bentuk-bentuk aktivitas istirahat dalam kehidupan sehari-hari di rumah

Siswa menceritakan manfaat istirahat dengan tepat

Siswa mendengarkan contoh macam-macam manfaat istirahat dengan benar

(Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

(33)

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Beberapa contoh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5. Daftar Penelitian yang Relevan

(Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

No Nama Judul Persamaan Perbedaan

1 Ina Laili Taslimah (2019)

“Pengembangan Media Ular Tangga Dengan Aktivitas Outdoor Dalam Pembelajaran Seni Tari Kelas II SDN Karang-jati

Banjarnegara”

Sama-sama menggunakan media ular tangga

 Pelajaran yang di- gunakan hanya satu mata pelajaran yaitu Seni Tari

 Pembelajaran dilakukan secara outdoor

2 Zhian Syahrival Arisandi (2019)

“Pengembangan Media Ular Tangga Pintar (ULATPI) Pembelajaran Tematik Pada Tema Pahlawanku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”

Sama-sama menggunakan Pembelajaran Tematik

Pelajaran yang di- gunakan untuk siswa SD kelas IV

3 Dian Maharani (2018)

“Pengembangan Media Pembelajaran

Permainan Ular Tangga Tema Daerah Tempat Tinggalku Pada Siswa Kelas IV Di SDN Kepatihan 01 Jember”

Sama-sama menggunakan pembelajaran Tematik

Pelajaran yang di- gunakan hanya di kelas IV sedangkan peneliti melakukan penelitian untuk kelas III SD

4 Sasanty Ratna Gumelar (2018)

“Pengembangan Media Pembelajaran PKN UTAG-ATIK (Ular Tangga Anti Korupsi) Kelas V Semester I”

Sama-sama mengembangkan media ular tangga

 Hanya meng- gunakan satu mata pelajaran yaitu PKN padahal penelitian yang dilakukan meneliti tentang tematik

 Pelajaran hanya fokus tentang pembahasan Anti Korupsi siswa kelas V SD

(34)

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Media yang digunakan dalam proses

pembelajaran masih belum maksimal

Analisis kebutuhan sekolah bahwa pendidik kesulitan dalam memberikan pembelajaran yang menarik. Sehingga peserta didik mengalami kesulitan menangkap materi dalam pembelajaran yang kurang maksimal terhadap proses pembelajaran berlangsung.

1. Subjek : Siswa kelas III SDN Punten 01 Batu

2. Waktu : Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2019/2020 3. Pengumpulan Data :

Observasi, angket, wawancara

4. Instrumen Data : Lembar observasi, pedoman wawancara, lembar angket 5. Model Penelitian : ADDIE Siswa akan diberikan

pembelajaran secara bekelompok dan bekerja sama serta

sportivitas dengan menggunakan media pembelajaran yang sangat menarik

Solusi yang diberikan oleh peneliti yaitu pembelajaran tematik menggunakan media ular tangga

Pengembangan media

pembelajaran yang mendorong siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran

Menghasilkan produk Ular Tangga Tema 4 Subtema 1 pada kelas III Sekolah Dasar

Gambar

Tabel 2.2. Kompetensi Dasar Tema 4 Subtema 1
Tabel 2.3. Indikator Tema 4 Subtema 1
Tabel 2.4. Indikator Pengembangan Media Ular Tangga
Tabel 2.5. Daftar Penelitian yang Relevan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang disampaikan oleh bahasa tubuh atau gerakan, dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik

Salah satu masalah utama dalam pengukuran tahanan tinggi adalah kebocoran yang terjadi di sekitar dan sekeliling komponen atau bahan yang diukur, atau didalam

Media Rugasi digunakan untuk membantu siswa dalam memahami petunjuk proses daur hidup hewan yang memiliki proses tahapan berbeda-beda antara hewan satu dengan

Memang tidak sedikit yang menuding bahwa ulama atau kiai telah kehilangan arah orientasi dakwahnya karena terlalu berbau poilitik praktis (padahal tidak semua ulama yang tergabung

Tentunya fungsi management yang lainnya yang terkait dengan PIMS ini adalah fungsi Control yang diaplikasikan sebagai technical audit yang sangat diperlukan untuk mencegah

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas oleh peneliti sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran tematik

Menurut Majid (2014:92) pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut: a) pengelaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat

Berdasarkan definisi di atas, maka program pembelajaran tematik adalah rancangan atau perencanaan satu unit atau kesatuan kegiatan yang berkesinambungan dalam