41
Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT. Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo
PT Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo berawal dari perusahaan yang bernama PT Makro Indonesia yang didirikan pada tahun 1991. PT Makro Indonesia membuka toko ritel yang bernama Makro Cash and Carry yang membuka cabang di berbagai wilayah Indonesia dengan total 23 cabang. PT Makro Indonesia kemudian diakui sisi oleh PT Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo, sehingga nama toko ritelnya berubah menjadi Lotte Wholesale dan berubah nama lagi menjadi Lotte Grosir pada tanggal 24 April 2010.
PT. Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa perdagangan dengan sistem penjualan partai besar atau perkulakan (whole seller) yang berarti menjual barang dalam jumlah besar dengan sasaran utamanya yaitu para pengusaha yang memerlukan penyediaan barang dalam jumlah besar, misalnya pengusaha kantin, hotel maupun restoran, warung skala menengah atas (retailer), perkantoran, koperasi atau perdagangan lain (trader) maupun agen penjualan.
4.1.1 Visi dan Misi
Visi dari PT. Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo adalah selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen yaitu dari segi harga dengan memberikan harga yang murah untuk konsumen dan dari segi pemenuhan barang yaitu dengan menyediakan variatif barang yang dicari oleh banyak konsumen. Target market dari PT. Lotte Shopping indonesia Sidoarjo ialah pengusaha besar ataupun perorangan, dimana keduanya memperoleh keuntungan dengan mendapat harga yang murah. Maka dari itu PT. Lotte selalu berusaha menjadi ritel yang terdepan di antara ritel-ritel yang lain.
Misi dari PT. Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo adalah pendistribusian produk dengan harga, kualitas, dan ragam terbaik kepada pelanggan profesional, sehingga dapat memberikan mereka keuntungan dan kesempatan untuk berkembang. Sasaran PT.Lotte Shopping Indonsia Sidoarjo adalah :
42
Universitas Kristen Petra
Untuk para pelanggan adalah sebagai sumber pasokan yang paling dapat di andalkan yang memberikan mereka kesempatan untuk bersaing dalam segmen pasarnya.
Untuk para pemasok adalah pendistribusian mereka dengan biaya terendah untuk jangkauan titik penjualan terbanyak.
4.1.2 Struktur Organisasi PT.Lotte Shopping Indonesia
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Sumber: Human Resourse PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo
Struktur organisasi PT.Lotte Shopping Indonesia di bagi menjadi 8 departemen, dimana masing-masing karyawan memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda-beda. Jabatan tertinggi di pegang oleh store general maneger yang bertugas mengontrol kerja semua departemen yang ada dan merekap setiap laporan keuangan yang masuk dengan tujuan untuk mengetahui semua transaksi yang ada dan juga sebagai acuan untuk membuat satu keputusan. Adapun job description karyawan PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo adalah sebagai berikut:
Store General Manager
Assistant Store General
Manger
Good Mercendise
-
Senior Staff
Staff
Enginering Servivce Manager
Assistant DM
Senior Staff
Staff
Fresh Food Manager
Assistant Manager
Senior Staff
Staff
Dry Food Manager
Assitant DM
Senior Staff
Staff
Good Receiving
Manager
Assitant DM
Senior Staff
Staff
Human Resource Manager
Assistant DM
Senior Staff
Staff
Costumer Development
Assistant DM
Senior Staff
Staff
ALC Manager
Assistant DM
Senior Staff
Staff
43
Universitas Kristen Petra
1. Bagian store general maneger bertugas mengkontrol kerja semua divisi yang ada dan merekap setiap laporan keuangan yang masuk untuk mengetahui semua transaksi yang ada juga sebagai acuan untuk membuat satu keputusan.
2. Bagian good mercendise bertugas untuk mendisplay barang, mengecek harga barang, mengecek barang kadaluwarsa, melakukan kontrol kualitas barang, dan menjaga ketersediaan barang
3. Bagian enginering service bertugas untuk membuka dan menutup toko, memastikan dan mengecek ketersediaan daya listik, memastikan semua peralatan yang ada berfungsi dengan baik, dan memperbaiki sistem teknik.
4. Bagian fresh food bertugas untuk mendisplay barang, mengecek harga barang, mengecek barang kadaluwarsa, melakukan kontrol kualitas barang, dan menjaga ketersediaan barang.
5. Bagian dry food bertugas untuk mendisplay barang, mengecek harga barang, mengecek barang kadaluwarsa, melakukan kontrol kualitas barang, dan menjaga ketersediaan barang.
6. Bagian good receiving bertugas untuk menerima barang yang dikirim dari supplier, mengecek barang sebelum dan masuk gudang, mengecek surat jalan dari pemasok, dan meretur barang yang rusak kepada pemasok.
7. Bagian human resouces bertugas untuk melayani kebutuhan karyawan, merekrut karyawan, menggaji karyawan, dan mengkontrol kehadiran karyawan
8. Bagian costumer development bertugas untuk mendapatkan pelanggan baru, mempertahankan pelanggan yang telah ada, melayani pendaftaran anggota, melayani penitipan barang, menangani komplain, dan mengeluarkan SCN dan nota retur untuk penukaran barang
9. Bagian admin logistic center bertugas untuk menangani perubahan harga barang, mengelola barang-barang keperluan Lotte, mengecek kondisi barang sebelum dan sesudah masuk gudang, melakukan order, mengelola penggunaan kebutuhan keuangan toko, dan menyiapkan ATK.
44
Universitas Kristen Petra
4.2 Analisis Responden Penelitian
Tabel 4.1 Data karyawan PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo
Departemen Jumlah
Service Enginering 3
Fresh Food 28
Dry Food 13
General Merchandise 4
Good Receiving 11
Human Resources 2
Costumer Development 28
Admin Logistic Center 31
Total 120
Sumber: Human Resoursce PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo
Responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 120 karyawan PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo pada departemen Service Enginering, Check Out, Fresh Food, Dry Food, Good Receiving, Human Resources, Costumer Development, Costumer Information Service, dan Admin Logistic Center. Hal ini sesuai dengan metode sample yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu non probability sampling dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang diterapkan dalam penelitian ini yakni karyawan dengan lama bekerja minimal 1 tahun.
Penelitian dilakukan terhadap 120 responden berumur 20 tahun ke atas.
Penyebaran kuisioner dilakukan mulai tanggal 7 November – 25 November 2017 dengan cara menyebarkan langsung kuisioner tersebut kepada masing-masing departemen. Kuisioner yang telah disebar semuanya kemudian diambil dan digunakan sebagai bahan penelitian. Selanjutnya, Peneliti melakukan analisa terhadap profil dan karakteristik responden, dimensi-dimensi work engagement, job satisfaction dan turnover intention.
45
Universitas Kristen Petra 0
20 40 60 80
Laki-laki Perempuan 55%
45%
Jenis Kelamin
4.3 Analisis Demografi Responden
Kuisioner disebarkan kepada 120 responden yang diambil dari seluruh karyawan di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo yang telah bekerja lebih dari 1 tahun. Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian berdasarkan pada jenis kelamin, usia, dan departemen. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut:
4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian, gambaran karakteristik responden karyawan mengenai jenis kelamin dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Responden Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan pada Gambar 4.2 diketahui bahwa mayoritas karyawan yang bekerja di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo ialah berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah sebanyak 66 atau memiliki presentase sebesar 55%. Sedangkan untuk karyawan di PT.Lotte Shopping Indoensia Sidoarjo yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 54 atau memiliki nilai presentase sebesar 45%. Persentase jumlah karyawan laki-laki lebih banyak dari pada perempuan di karenakan sebagian besar proses/ pekerjaan yang dilakukan lebih cocok untuk dikerjakan oleh pekerja berjenis kelamin laki-laki. Di samping itu karena banyaknya pekerjaan yang membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, maka lebih cocok untuk memperkerjakan pekerja laki-laki. Pekerja laki-laki paling banyak ditempatkan pada departemen Admin Logistic Center (ALC) yaitu sebesar
46
Universitas Kristen Petra
16,7% dari total keseluruhan responden. Hal tersebut dikarenakan pada bagian tersebut dibutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan tangkap. Selanjutnya, pekerja wanita paling banyak ditempatkan pada departemen Fresh Food (FF) yakni sebesar 15% dari total keseluruhan responden. Hal tersebut dikarenakan tugas utama departemen Fresh Food yaitu men-display barang dan mensortir buah/ sayur yang busuk.
4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian, gambaran karakteristik responden karyawan tentang usia dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut:
Gambar 4.3 Responden Karyawan Berdasarkan Usia Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan pada Gambar 4.3 dikethaui bahwa mayoritas responden yang bekerja di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo ialah berumur 25-35 tahun dengan jumlah sebanyak 37 atau memiliki persentase sebesar 31%, kemudian diikuti oleh karyawan yang berumur <25 tahun dan 36-45 tahun dengan jumlah masing masing 36 dan 35 dengan persentase 30% dan 29%, serta karyawan yang berusia >46 tahun sebanyak 12 orang dengan presentase 10%. Di samping itu, usia <25 tahun dan 25-35 tahun paling banyak di tempatkan pada divisi Admin Logistic Center (ALC) dikarenakan pada usia tersebut karyawan lebih produktif dan memiliki gairah kerja yang tinggi. Usia 36-45 tahun paling banyak ditempatkan pada departemen fresh food dikarenakan sebagian besar karyawan telah bekerja lama dan memiliki koneksi dengan berbagai hotel, restaurant dan café. Usia > 46 tahun memiliki presentase terkecil yaitu 10% dikarenakan sebagian besar menempati posisi sebagai manajer yang disebar ke 8 departemen.
0 10 20 30 40
<25 25-35 36-45 >46
30% 31%
29%
10%
Usia
47
Universitas Kristen Petra
4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Departemen
Berdasarkan hasil penelitian, gambaran karakteristik responden karyawan berdasarkan departemen dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut:
Gambar 4.4 Responden Karyawan Berdasarkan Departemen Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan pada gambar diagram di atas diketahui bahwa mayoritas karyawan yang bekerja di PT.Lotte Shopping Indonesia bekerja di departemen ALC (Admin Logistic Center) sebanyak 31 orang dengan presentase 26%, kemudian di departemen CD (Costumer Development) dan FF (Fresh Food) masing masing sebanyak 28 orang dengan presentase 23%, DF (Dry Food) sebanyak 13 orang dengan presentase sebesar 11%, GR (Good Receiving) sebanyak 11 orang dengan persentase 9%, GMS (General Mercendise) sebanyak 4 orang dengan presentase sebesar 3%, ES (Enginering Service) sebanyak 3 orang dengan presentase sebesar 3%, dan sisanya sebanyak 2 orang pada departemen HR (Human Resources) dengan presentase sebesar 2%. Jumlah karyawan paling banyak terdapat pada departemen admin logistic center yakni berjumlah 31 orang.
Jumlah tersebut memiliki presentase terbesar dikarenakan tugas dan peranan ALC sebagai peranan terpenting dalam mengatur jalannya aktivitas di perusahaan.
Selain itu dikarenakan divisi cashier yang membutuhkan banyak pekerja berada dibawah departemen ALC, hal tersebut membuat ALC memiliki persentase jumlah pekerja terbanyak.
4.4 Deskripsi Variabel Penelitian
Gambaran jawaban responden diperoleh dari besarnya interval kelas mean, dengan cara dibuat rentang skala, sehingga dapat diketahui di mana letak
0 10 20 30 40
ES FF DF GMS GR HR CD ALC 3%
23%
11%
3%
9%
2%
23% 26%
Departemen
48
Universitas Kristen Petra
rata-rata penilaian responden terhadap setiap variabel yang dipertanyakan. Contoh rentang skala mean tersebut ditunjukkan sebagai berikut:
Interval kelas= Nilai Tertinggi-Nilai Terendah = 5-1= 0,8 Jumlah Kelas 5
Dengan hasil interval kelas 0,8 maka dapat disimpulkan kriteria rata-rata jawaban responden adalah:
1,00 - <1,80 = Sangat Rendah 1,81 - <2,30 = Rendah
2,31 - <3,40 = Sedang 3,41 – 4,20 = Tinggi
4,21 – 5,00 = Sangat Tinggi
Sebagaimana dijelaskan dalam definisi operasional, variabel dalam penelitian ini antara lain Work Engagement (X), yang terdiri dari Vigor (X1), Dedication (X2), Absorption (X3), Job satisfaction (Z), yang terdiri dari Pekerjaan Secara Keseluruhan (Z1), Rekan Kerja (Z2), Atasan (Z3), Peraturan (Z4), Gaji (Z5) dan Promosi (Z6), dan Turnover Intention (Y), hasil analisa deskriptif ditunjukkan sebagai berikut:
4.4.1 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Work Engagement (X)
Tabel 4.2 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Vigor (X1)
No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah Mean Kategori
Vigor
1 Saya merasa
pekerjaan yang saya kerjakan menguras energi saya
0 6 65 43 6 120 3,41 Tinggi
2 Ketika saya bangun di pagi hari, saya merasa ingin cepat- cepat menuju tempat kerja saya
0 1 46 68 5 120 3,64 Tinggi
3 Saya merasa kuat dan bersemangat ketika saya mengerjakan pekerjaan saya.
0 0 42 72 6 120 3,7 Tinggi
4 Dalam bekerja saya tetap gigih (tekun) bahkan ketika sesuatu yang tidak saya inginkan terjadi.
0 0 45 66 9 120 3,70 Tinggi
49
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.2 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Vigor (X1) (Sambungan)
5 Saya dapat bekerja pada waktu yang lama (lembur) pada saat tertentu.
0 1 47 66 6 120 3,64 Tinggi
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan pertama, rata-rata jawaban responden adalah 3,41 yang artinya sebagian besar karyawan merasa bahwa pekerjaan yang dilakukannya menguras energi. Hal ini disebabkan karena pekerjaan yang dilakukan karyawan berhubungan langsung dengan fisik.
Selanjutnya pada pertanyaan kedua, rata-rata jawaban responden adalah 3,64 yang artinya secara keseluruhan karyawan memiliki niat/ kemauan yang kuat untuk pergi bekerja. Lingkungan kerja yang nyaman membuat karyawan memiliki niat/ kemauan yang kuat untuk pergi bekerja. Selanjutnya pada pertanyaan ketiga, rata-rata jawaban responden adalah 3,7 yang artinya secara keseluruhan karyawan merasa kuat dan bersemangat ketika melakukan pekerjaan. Hal ini berarti karyawan memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya, sehingga menjadikan dirinya bersedia untuk mengerluarkan kemampuannya ketika bekerja. Selanjutnya pada pertanyaan keempat, rata-rata jawaban responden adalah 3,7 yang artinya secara keseluruhan karyawan pada PT.Lotte Shopping Indonsia Sidoarjo bersikap pantang menyerah dalam menghadapi masalah maupun tantangan dalam melakukan pekerjaan. Hal ini disebabkan karena karyawan memiliki komitmen yang kuat dalam bekerja. Terakhir pada pertanyaan kelima, rata-rata jawaban responden adalah 3,64 yang artinya secara keseluruhan karyawan pada PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo bersedia bekerja lembur pada saat tertentu. Hal ini disebabkan karena adanya bentuk tanggung jawab untuk mencapai target harian yang diberikan perusahaan. Secara keseluruhan penilaian karyawan terhadap Vigor (X1) yang dirasakan atau dialami oleh karyawan masih dalam kategori tinggi.
50
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.3 Hasil Tanggapan Responden terhadap Dedication (X2)
No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah Mean Kategori
Dedication 1 Saya menemukan
bahwa pekerjaan yang saya kerjakan sangat berarti dan bertujuan
0 1 51 59 9 120 3,63 Tinggi
2 Saya antusias
terhadap pekerjaan saya
0 0 42 72 6 120 3,70 Tinggi
3 Pekerjaan saya menginspirasi saya
0 1 44 66 9 120 3,69 Tinggi
4 Saya bangga terhadap pekerjaan yang saya lakukan
0 1 35 72 12 120 3,79 Tinggi
5 Bagi saya, pekerjaan yang saya lakukan menantang
0 0 45 65 10 120 3,71 Tinggi
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan pertama, rata-rata jawaban responden adalah 3,63 yang artinya sebagian besar karyawan merasakan bahwa pekerjaan yang dilakukan berarti dan bertujuan. Hal ini disebabkan karena adanya sistem target yang diterapkan lotte membuat karyawan memiliki tujuan yang jelas dalam bekerja. Selanjutnya pada pertanyaan kedua, rata-rata jawaban responden adalah 3,7 yang artinya sebagian besar karyawan merasa antusias dalam bekerja.
Hal ini disebabkan karena adanya komunikasi dua arah yang jelas antara atasan dan karyawan. PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo juga melakukan evaluasi dan doa bersama di setiap pagi untuk membangun semangat para pekerja.
Selanjutnya pada pertanyaan ketiga, rata-rata jawaban responden adalah 3,69 yang artinya responden merasakan bahwa pekerjaan yang dilakukan dapat menginspirasi untuk berkembang lebih baik. PT.Lotte Shopping Indonesia selalu menuntun karyawannya untuk berinovasi dan mengembangkan kreativitas yang berguna bagi karyawan maupun perusahaan. Selanjutnya pada pertanyaan keempat, rata-rata jawaban responden adalah 3,69 yang artinya responden merasa bangga menjadi bagian dari PT.Lotte Shopping Indonesia. Kebanggaan karyawan akan muncul ketika ia diberikan tugas oleh perusahaan. Ketika tugas yang diberikan dapat terselesaikan dengan baik, maka kebanggaan akan muncul dengan sendirinya tanpa disadari. Kebanggaan yang dirasakan karyawan juga muncul
51
Universitas Kristen Petra
ketika ia dipercaya menjadi bagian dari PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo yang telah memiliki citra baik di masyarakat. Terakhir pada pertanyaan kelima, rata-rata jawaban responden adalah 3,71 yang berarti bahwa sebagian besar karyawan merasa bahwa pekerjaan yang dilakukannya menantang. Tantangan dalam bekerja akan menjadikan karyawan menjadi pribadi yang lebih baik.
Tantangan dapat membuat seorang karyawan untuk meyakinkan dirinya bahwa ia mampu menyelesaikan tantangan tersebut dan akhirnya ia akan merasa bahwa bekerja di perusahaan dapat mendorong dirinya ke arah yang lebih baik. Salah satu tantangan yang seringkali dihadapi karyawan ketika bekerja yaitu ketika target penjualan harian belum terpenuhi. Karyawan harus mampu mencari pembeli dengan omset yang besar agar target penjualan pada hari itu dapat terpenuhi. Secara keseluruhan penilaian karyawan terhadap Dedication (X2) yang dirasakan atau dialami oleh karyawan masih dalam kategori tinggi.
Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Responden terhadap Absorption (X3)
No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah Mean Kategori
Absorption 1 Waktu terasa berlalu
dengan cepat ketika saya sedang bekerja
0 1 47 63 9 120 3,67 Tinggi
2 Ketika saya bekerja, saya sering melupakan hal-hal lain yang ada di sekitar saya
0 3 57 56 4 120 3,51 Tinggi
3 Saya merasa bahagia ketika saya bekerja dengan intens
0 0 52 59 9 120 3,64 Tinggi
4 Saya terlarut/ menyatu dalam pekerjaan saya
0 1 52 61 6 120 3,6 Tinggi
5 Saya merasa terbawa dalam pekerjaan saya
0 2 53 59 6 120 3,58 Tinggi
6 Sulit bagi saya untuk melepaskan diri saya dari pekerjaan ini
0 1 52 60 7 120 3,61 Tinggi
Sumber: Lampiran 4
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan pertama, rata-rata jawaban responden adalah 3,67 yang artinya sebagian besar karyawan merasa waktu berlalu dengan cepat ketika ia sedang bekerja. Hal ini disebabkan karena bekerja di PT.Lotte Shopping Indonesia memberikan kenyamanan sehingga responden sangat menikmati pekerjaannya dan terkadang dirinya terlalu fokus dengan
52
Universitas Kristen Petra
pekerjaan sehingga tanpa disadari waktu telah berlalu. Dalam bekerja di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo responden juga sering merasa waktu yang diberikan untuk bekerja terlalu singkat padahal masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan. Di kala karyawan merasa waktu berlalu dengan cepat ketika sedang bekerja, maka dapat dikatakan karyawan tersebut telah memberikan dirinya sepenuhnya terhadap pekerjaannya. Selanjutnya pada pertanyaan kedua, rata-rata jawaban responden adalah 3,51 yang artinya responden seringkali melupakan hal- hal disekitarnya ketika sedang bekerja. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar karyawan PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo memberikan batasan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain sehingga seringkali karyawan terlalu fokus pada satu hal dan melupakan hal lain yang ada disekitarnya. Selanjutnya pada pertanyaan ketiga, rata-rata jawaban responden adalah 3,64 yang artinya secara keseluruhan responden merasa bahagia ketika ia sedang bekerja dengan intens.
Hal tersebut menandakan bahwa rutinitas kerja yang rutin membuat karyawan bahagia karena karyawan sangat menyukai pekerjaannya. Terkadang karyawan PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo juga rela untuk pergi bekerja pada hari libur. Pada pertanyaan keempat, rata-rata jawaban responden adalah 3,6 yang artinya responden setuju jika dirinya telah menyatu dengan pekerjaannya.
Selanjutnya pada pertanyaan kelima, rata-rata jawaban responden adalah 3,58 yang artinya karyawan merasa terbawa dengan pekerjaannya. Hal tersebut menandakan bahwa bekerja di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo telah membuat karyawan merasa memiliki keterikan yang sangat kuat dengan pekerjaannya sehingga membuat karyawan bersedia untuk memberikan dirinya seutuhnya dan menjadikan pekerjaannya adalah sesuatu yang tak dapat dipisahkan dari dirinya. Terakhir pada pertanyaan keenam, rata-rata jawaban responden adalah 3,61 yang berarti karyawan merasa sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan. Hal demikian dapat terjadi ketika karyawan merasakan banyak hal-hal positif yang karyawan dapatkan ketika bekerja sehingga membuat dirinya tidak mampu untuk lepas dari pekerjaannya. Secara keseluruhan penilaian karyawan terhadap Absorption (X3) yang dirasakan atau dialami oleh karyawan masih dalam kategori tinggi.
53
Universitas Kristen Petra
4.4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Job satisfaction (X)
Sebagaimana dijelaskan dalam definisi operasional, variabel Job satisfaction (Z) merupakan variabel intervening. Job satisfaction (Z), yang terdiri dari Pekerjaan Secara Keseluruhan (Z1), Rekan Kerja (Z2), Atasan (Z3), Peraturan (Z4), Gaji (Z5), dan Promosi (Z6).
Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Responden terhadap Pekerjaan Secara Keseluruhan (Z1)
No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah Mean Kategori
Pekerjaan Secara Keseluruhan 1 Pekerjaan saya
membuat saya menjadi lebih maju dan berkembang
0 0 32 68 20 120 3,90 Tinggi
2 Saya puas terhadap hasil kerja saya
0 0 30 71 19 120 3,91 Tinggi
3 Pekerjaan yang saya lakukan bermanfaat
0 0 17 81 22 120 4,04 Tinggi
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan pertama, rata-rata jawaban responden adalah 3,90 yang artinya sebagian besar karyawan setuju jika pekerjaan yang dilakukannya dapat membuat dirinya lebih maju dan berkembang. Hal ini menunjukkan PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo senantiasa mendorong serta membimbing karyawannya untuk bergerak lebih maju dari para pesaing. Lotte senantiasa membina karyawannya untuk berinovasi dan berkreativitas dalam menetapkan promo-promo pasar. Selanjutnya pada pertanyaan kedua, rata-rata jawaban responden adalah 3,91 yang artinya secara keseluruhan karyawan merasa puas terhadap hasil kerja. Hal ini berarti karyawan pada PT.Lotte Shopping Indonesia memiliki kerja sama yang baik antar rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Hubungan dan komunikasi yang baik antar departemen membuat karyawan dapat mencapai target dalam bekerja sehingga hasil kerja karyawan tidak mengecewakan. Terakhir pada pertanyaan ketiga, rata-rata jawaban
54
Universitas Kristen Petra
responden adalah 4,04 yang artinya karyawan merasa pekerjaan yang ia lakukan bermanfaat. Dalam memberikan tugas kerja PT.Lotte Shopping Indonesia selalu mengkomunikasikan target dan tujuan sehingga apa yang dilakukan karyawan menjadi tidak sia-sia. Secara keseluruhan penilaian karyawan terhadap Pekerjaan Secara Keseluruhan (Z1) yang dirasakan atau dialami oleh karyawan masih dalam kategori tinggi.
Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Responden terhadap Rekan Kerja (Z2)
No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah Mean Kategori
Rekan Kerja 1 Rekan kerja saya
menyenangkan
0 0 20 75 25 120 4,04 Tinggi
2 Komunikasi saya dengan pekerja lain terjalin dengan baik
0 1 26 73 20 120 3,93 Tinggi
3 Rekan kerja saya ramah
0 0 27 76 17 120 3,92 Tinggi
4 Saya dan rekan kerja saya dapat saling membantu dalam melakukan pekerjaan
0 0 23 74 23 120 4,00 Tinggi
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan pertama, rata-rata jawaban responden adalah 3,90 yang artinya 4,04 yang artinya karyawan merasa rekan kerja mereka menyenangkan. Hal ini berarti karyawan pada PT.Lotte Shopping Indonesia telah memiliki sistem kerja sama yang baik antar karyawan dalam bekerja. Selanjutnya pada pertanyaan kedua, rata-rata jawaban responden adalah 3,93 yang artinya karyawan setuju bahwa komunikasi antar rekan kerja terjalin dengan baik. PT.Lotte Shopping Indonesia selalu menerapkan sistem komunikasi 2 arah yang baik sehingga dapat membuat kesalahpahaman antar karyawan jarang terjadi di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo. Selanjutnya pada pertanyaan ketiga, rata-rata jawaban responden adalah 3,92 yang artinya karyawan setuju bahwa rekan kerja mereka ramah. Hal tersebut dikarenakan PT.Lotte Shopping Indoesia Sidoarjo mewajibkan para karyawannya untuk saling mengenal satu sama lain dan saling bertegur sapa ketika berpapasan. Terakhir pada pertanyaan keempat, rata – rata jawaban responden adalah 4,00 yang artinya karyawan setuju jika dirinya dapat bekerja sama dengan baik. PT.Lotte Shopping Indonesia
55
Universitas Kristen Petra
menerapkan sistem kerja yang fleksibel sehingga karyawan dapat bertukar departemen pada saat tertentu. Hal tersebut dapat membuat terciptanya hubungan kerja sama yang baik. Salah satunya ketika departemen dry food kekurangan tenanga kerja untuk men-display barang, maka departemen Good Receiving dapat langsung membantu. Secara keseluruhan penilaian karyawan terhadap Rekan Kerja (Z2) yang dirasakan atau dialami oleh karyawan masih dalam kategori tinggi.
Tabel 4.7 Hasil Tanggapan Responden terhadap Atasan (Z3)
No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah Mean Kategori
Atasan 1 Saya puas dengan
dukungan
(motivasi, pujian, dan apresiasi) yang diberikan atasan
0 0 31 74 15 120 3,87 Tinggi
2 Saya merasa
pembagian tugas yang diberikan atasan saya adil
0 0 32 77 11 120 3,83 Tinggi
3 Atasan saya
mendorong saya untuk menciptakan ide-ide baru
0 0 24 78 18 120 3,95 Tinggi
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan pertama, rata-rata jawaban responden adalah 3,87 yang artinya secara keseluruhan karyawan puas dengan dukungan yang diberikan oleh atasan. Hal ini disebabkan karena atasan senantiasa memberikan bimbingan dan mendengarkan feedback dari bawahan. Selanjutnya pada pertanyaan kedua, rata-rata jawaban responden adalah 3,83 yang artinya karyawan terpuaskan dengan keadilan dalam pembagian tugas yang diberikan oleh atasan. Hal ini disebabkan karena dalam pembagian tugas, atasan tidak pernah membeda-bedakan karyawan. Atasan membagi tugas berdasarkan minat dan kemauan karyawan. Terakhir pada pertanyaan ketiga, rata-rata jawaban responden adalah 3,95 yang artinya karyawan merasa terpuaskan dengan dorongan yang diberikan atasan untuk menciptakan ide-ide baru. Dengan dilakukannya kunjungan rutin ke perusahaan lain, atasan berusaha untuk
56
Universitas Kristen Petra
mendorong karyawan agar dapat termotivasi dengan pengembangan yang dilakukan perusahaan lain sehingga nantinya karyawan dapat menciptakan ide-ide baru. Secara keseluruhan penilaian karyawan terhadap Atasan (Z3) yang dirasakan atau dialami oleh karyawan masih dalam kategori tinggi.
Tabel 4.8 Hasil Tanggapan Responden terhadap Peraturan (Z4)
No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah Mean Kategori
Peraturan
1 Saya dapat
memahami peraturan yang ada
0 0 23 80 17 120 3,5 Tinggi
2 Saya mengerjakan pekerjaan saya berdasarkan
peraturan yang ada
0 0 19 82 19 120 4,00 Tinggi
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan pertama, rata-rata jawaban responden adalah 3,5 yang artinya secara keseluruhan karyawan setuju jika dirinya dapat memahami peraturan yang ada. Hal ini berarti peraturan yang ada telah jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti dan digunakan sebagai pedoman bagi karyawan dalam bekerja. Selanjutnya pada pertanyaan kedua, rata-rata jawaban responden adalah 4,00 yang artinya karyawan setuju jika peraturan yang ada dirinya bekerja berdasarkan peraturan yang ada. Hal ini berarti dalam menjalankan aktivitas kerja, karyawan menggunakan peraturan yang ada sebagai pedoman yang dapat memberikan manfaat bagi karyawan. Secara keseluruhan penilaian karyawan terhadap job satisfaction karyawan terhadap Peraturan (Z4) yang ada masih dalam kategori tinggi.
57
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.9 Hasil Tanggapan Responden terhadap Gaji (Z5)
No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah Mean Kategori
Gaji 1 Saya merasa gaji
yang saya terima sesuai dengan beban kerja saya
0 0 32 70 18 120 3,88 Tinggi
2 Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan hidup saya
0 1 41 66 12 120 3,74 Tinggi
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan pertama, rata-rata jawaban responden adalah 3,88 yang artinya karyawan merasa telah terpuasakan dengan gaji yang diberikan. Hal ini berarti dalam memberikan gaji, perusahaan telah memberikan porsi yang sesuai dengan beban dan tanggung jawab yang ditugaskan. Semakin besar beban dan tanggung jawab yang diberikan, maka semakin besar pula gaji yang didapat karyawan. Selanjutnya pada pertayaan kedua, rata-rata jawaban responden adalah 3,74 yang artinya gaji yang diberikan telah tercukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup.. Secara keseluruhan penilaian karyawan terhadap Gaji (Z5) yang diberikan perusahaan masih dalam kategori tinggi.
Tabel 4.10 Hasil Tanggapan Responden terhadap Promosi (Z6).
No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah Mean Kategori
Promosi
1 Saya merasa
perusahaan
memberikan saya kesempatan promosi ke jabatan yang lebih tinggi
7 16 51 41 5 120 3,18 Sedang
2 Kesempatan promosi yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan kemampuan
7 16 51 41 5 120 3,18 Sedang
Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan pertama, rata-rata jawaban responden adalah 3,18 yang artinya sebagian karyawan merasa diberikan kesempatan promosi dan sebagian lagi merasa belum diberikan kesempatan
58
Universitas Kristen Petra
promosi. Hal ini disebabkan karena terkadang perusahaan hanya memberikan kesempatan tersebut kepada senior staff yang dianggap lebih mampu untuk diberikan tanggung jawab lebih. Selanjutnya pada pertanyaan kedua, rata-rata jawaban responden adalah 3,18 yang artinya sebagian karyawan merasa kesempatan promosi yang berikan telah sesuai dengan kemampuan karyawan dan sebagian lagi merasa kesempatan promosi yang diberikan bukan berdasarkan kemampuan karyawan. Hal ini disebabkan karena kurangnya peraturan yang jelas mengenai syarat-syarat promosi, sehingga karyawan merasa kesempatan promosi jabatan yang diberikan kurang adil.
4.4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Turnover Intention (Y)
Sebagaimana telah dijelaskan dalam definisi operasional, variabel Turnover Intention (Y) merupakan variabel terikat dengan hasil tanggapan responden terhadap masing-masing indikator dari variabel Turnover Intention (Y) yang ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Hasil Tanggapan Responden terhadap Turnover Intention
No Pertanyaan STS TS N S SS Jumlah Mean Kategori
Promosi 1 Saya berencana
untuk keluar/ resign
dari perusahaan
0 31 48 38 3 120 3,11 Sedang
2 Saya berniat untuk mencari pekerjaan yang lebih baik di tempat lain
0 30 50 46 4 120 3,12 Sedang
Sumber: Lampiran 6
Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan pertama, rata-rata jawaban responden adalah 3,11 yang artinya sebagian karyawan berencana untuk keluar dari perusahaan dan sebagian lagi masih ingin bekerja di perusahaan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar usia kerja di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo berkisar 25-35 tahun. Di saat usia tersebut, gejolak seseorang dalam bekerja tinggi dan mempunyai keinginan yang besar untuk mencoba hal-hal baru yang dianggap lebih manantang. Turnover akan berkurang pada saat usia
59
Universitas Kristen Petra
karyawan di atas 45 tahun dimana karyawan sudah menemukan jati diri sehingga karyawan enggan untuk melakuakan turnover. Ajakan teman juga menjadi salah satu penyebab karyawan ingin pindah kerja. Selanjutnya pada pertanyaan kedua, rata-rata jawaban responden adalah 3,12 yang artinya sebagian karyawan berniat untuk mencari pekerjaan baru ditempat lain dan sebagian lain masih ingin bekerja di perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya tawaran kerja di tempat lain yang membuat karyawan tergiur dengan ketentuan-ketentuan yang diberikan.
Dengan kata lain, turnover intention di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo termasuk sedang.
4.5 Analisis Data
4.5.1. Evaluasi Outer Model
Outer model digunakan untuk menguji validitas dan realibilitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kemampuan intrumen penelitian apa yang seharusnya diukur (Cooper et al., 2006; dalam Abdillah & Jogiyanto, 2015).
Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non-parametrik. Validitas indikator atau disebut outer model dalam PLS dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity.
Sedangkan uji realibilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep dan juga untuk mengukur konsistensi reponden dalam menjawab item pertanyaan kuisioner (Abdillah & Jogiyanto, 2015, p.194). Pada PLS reliabilitas dievaluasi melalui Composite Reliability dan Cronbach Alpha untuk block indikator.
4.5.1.1 Uji Validitas 1. Validitas Konvergen
Validitas kovergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur- pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkolerasi tinggi. Uji validitas konvergen dalam PLS dengan indikator dinilai berdasarkan loading factor (kolerasi antara skor item/ skor komponen dengan skor konstruk) indikator- indikator yang mengukur konstruk tersebut. Semakin tinggi nilai loading factor, maka semakin penting peranan loading dalam mengintrepretasikan
60
Universitas Kristen Petra
matrik faktor. Role of thumb yang digunakan validitas konvergen adalah outer loading > 0,7, communality > 0,5 dan average variance extracted (AVE) > 0,5 (Chin, 1995; dalam Abdillah & Jogiyanto, 2015).
Hasil perhitungan nilai validitas konvergen untuk masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.12. Indikator dianggap valid apabila nilai loading factor minimal sebesar 0,7.
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Konvergen
Variabel Indikator Loading Factor
Work Engagement (X) X1.1 0,8615
X1.2 0,7224
X1.3 0,7366
X1.4 0,737
X1.5 0,7461
X2.1 0,7394
X2.2 0,7064
X2.3 0,7304
X2.4 0,7195
X2.5 0,7036
X3.1 0,7433
X3.2 0,7213
X3.3 0,7455
X3.4 0,7201
X3.5 0,7425
X3.6 0,726
Job satisfaction (Z) Z1.1 0,7585
Z1.2 0,7575
Z1.3 0,7593
Z2.1 0,7733
Z2.2 0,7549
Z2.3 0,7425
Z2.4 0,7454
Z3.1 0,7436
Z3.2 0,7664
Z3.3 0,7507
Z4.1 0,7611
Z4.2 0,7615
Z5.1 0,7568
Z5.2 0,766
Z6.1 0,8443
Z6.2 0,8543
61
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Konvergen (sambungan)
Turnover Intention (Y1) Y1.1 0,9443
Y1.2 0,9224
Sumber: Lampiran 7
Hasil analisis validitas konvergen menunjukkan bahwa semua loading factor masing-masing variabel memiliki nilai lebih besar dari 0,7. Hal ini menunjukkan bahwa semua indikator variabel penelitian tersebut telah memenuhi
2. Validitas Diskriminan
Validitas ini berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi. Validitas diskriminasi terjadi jika ada dua instrument yang berbeda yang mengukur dua konstruk yang diprekdisi tidak berkolerasi menghasilkan skor yang memang tidak berkolerasi (Hartono, 2008; dalam Abdillah & Jogiyanto, 2015). Konstruk memiliki nilai validity yang baik apabila nilai AVE yang ada lebih dari 0,5. Berdasarkan tabel berikut di bawah ini, semua nilai AVE dari konstruk Work Engagement, Turnover Intention, dan Job satisfaction mrmiliki nilai AVE di atas 0,5
Tabel 4.13 Hasil Avarage Variance Extracted pada Output PLS
AVE
Work Engagement (X) 0.5452
Turnover Intention (Y) 0.8712
Job satisfaction (Z) 0.5916
Sumber: Lampiran 7
Uji validitas diksriminan dinalai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruknya. Cara lainnya yaitu dengan membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Model mempunyai nilai
62
Universitas Kristen Petra
diksriminan yang cukup jika akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar daripada korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model.
Tabel 4.14 Matriks Perbandingan Akar AVE dengan Latent Variable Correlations
X Y Z
Work Engagement (X) 0,7384 0 0
Turnover Intention (Y) -0,4485 0,9334 0
Job satisfaction (Z) 0,5341 -0,4806 0,7692
Sumber: Lampiran 7
Hasil analisis menunjukkan bahwa akar AVE konstruk work engagement (X) sebesar 0,7384 lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk work engagement (X) dengan job satisfaction (Z), dan turnover intention (Y), angka negatif (-) hanya menunjukkan arah hubungan bukan nilai. Nilai akar AVE konstruk job satisfaction (Z) sebesar 0,7692 lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk job satisfaction (Z) dengan work engagement (X), dan turnover intention (Y). Nilai akar AVE konstruk turnover intention (Y) sebesar 0,9334 lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk turnover intention (Y) dengan work engagement (X), dan job satisfaction (Y). Maka dapat dinyatakan bahwa indikator-indikator masing- masing variabel telah tepat mengukur konstruk variabelnya.
Tabel4.15 Cross Loading
Indikator X Y Z
X1.1 0.8615 -0.4371 0.5004
X1.2 0.7224 -0.3720 0.3232
X1.3 0.7366 -0.3648 0.4857
X1.4 0.7370 -0.3454 0.3935
X1.5 0.7461 -0.3460 0.3450
X2.1 0.7394 -0.3378 0.4998
X2.2 0.7064 -0.2651 0.3329
X2.3 0.7304 -0.3549 0.3528
X2.4 0.7195 -0.4066 0.4224
X2.5 0.7036 -0.3591 0.2735
X3.1 0.7433 -0.2989 0.3881
X3.2 0.7213 -0.2498 0.3056
X3.3 0.7455 -0.2868 0.4574
X3.4 0.7201 -0.1661 0.2699
X3.5 0.7425 -0.2429 0.3718
X3.6 0.7260 -0.3358 0.4283
Y1 -0.4300 0.9443 -0.4973
Y2 -0.4060 0.9224 -0.3922
Z1.1 0.4520 -0.3224 0.7585
63
Universitas Kristen Petra
Tabel4.15 Cross Loading (sambungan)
Z1.2 0.4734 -0.3538 0.7575
Z1.3 0.4158 -0.4088 0.7593
Z2.1 0.3957 -0.4065 0.7733
Z2.2 0.3801 -0.4209 0.7549
Z2.3 0.3059 -0.3356 0.7425
Z2.4 0.1996 -0.3111 0.7454
Z3.1 0.2385 -0.2680 0.7436
Z3.2 0.4500 -0.3988 0.7664
Z3.3 0.3070 -0.3143 0.7507
Z4.1 0.4492 -0.3149 0.7611
Z4.2 0.4422 -0.3139 0.7615
Z5.1 0.4569 -0.3918 0.7568
Z5.2 0.5127 -0.3895 0.7660
Z6.1 0.4378 -0.4254 0.8443
Z6.2 0.4609 -0.4492 0.8543
Sumber: Lampiran 7
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa korelasi konstruk work engagement (X) dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator work engagement (X) dengan konstruk lainnya. Hal ini juga berlaku untuk kedua variabel lainnya, yaitu job satisfaction (Z) dan turnover intention (Y). Maka berdasarkan hasil pengujian crossloading menunjukkan bahwa masing masing konstruk laten memprediksi indikator bloknya lebih baik dibandingkan dengan indikator pada blok variabel lainnya.
4.5.1.2 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketepatan suatu alat ukur melakukan pengukuran. Uji realibiltas dalam PLS menggunakan dua metode, yaitu Cronbach Alpha (α ) dan Composite realibility. Cronbach Alpha (α ) mengukur batas bawah nilai realibilitas suatu konstruk. Sedangkan Composite realibility mengukur nilai sesungguhnya realibilitas suatu konstruk. Rule of thumb nilai alpha atau Composite realibility harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima (Hair et al., 2008; dalam Abdillah & Jogiyanto, 2015, p.196)
Tabel 4.16 Hasil Analisis Composite Reliability dan Cronbach Alpha Variabel Composite Reliability Cronbach Alpha
Work Engagement (X) 0,9504 0,9443
Turnover Intention (Y) 0,9311 0,853
Job satisfaction (Z) 0,9586 0,954
Sumber: Lampiran 7
64
Universitas Kristen Petra
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Composite Reliability dan Cronbach Alpha untuk masing-masing variabel work engagement (X), job satisfaction (Z), dan turnover intention (Y) menunjukkan nilai di atas 0,70, sehingga dapat dinyatakan bahwa konstruk masing-masing variabel memiliki reliabilitas yang baik.
Hasil analisis atas Outer Model dapat digambarkan dengan jelas seperti yang terlihat pada Gambar 4.5
Gambar 4.5 Hasil Analisis Outer Model Sumber: Lampiran 7
4.5.2 Evaluasi Inner Model (Model Struktural) 1. Uji Kolinearitas
Sebelum melakukan penilaian hasil model struktural, harus dilakukan terlebih dahulu pengujian kolinearitas atas model struktural. Hal ini dikarenakan estimasi koefisien jalur (path) pada variabel latent endogen yang diprediksi oleh konstruk prediktor dalam model struktural didasarkan pada regresi OLS (Ordinary Least Squares) (Hair et al., 2014). Seperti dalam regresi berganda, koefisien jalur (path) ada kemungkinan bias apabila dalam estimasi terjadi level kolinearitas yang signifikan diantara konstruk prediktor. Untuk menilai kolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau
65
Universitas Kristen Petra
VIF. Apabila nilai VIF diatas 5,00 maka ada indikasi terjadinya kolinearitas.
Hasil analisis atas uji kolinearitas ditunjukkan pada Tabel 4.17
Tabel 4.17 Pengujian Kolinearitas
Variabel Endogen Konstruk VIF
Turnover Intention (Y) Work Engagement (X) 1,399 Job satisfaction (Z) 1,399 Sumber: Lampiran 7
Hasil pengujian kolinearitas pada konstruk prediktor untuk variabel endogen turnover intention (Y) menunjukkan bahwa nilai VIF seluruh konstruk prediktor masih dibawah nilai batas sebesar 5,00, maka dapat disimpulkan tidak terjadi kolinearitas diantara konstruk prediktor dalam model struktural.
2. Model Stuktural
Uji pada model stuktural dilakukan untuk menguji hubungan antara konstruk laten. R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square adalah koefisien determinasi pada konstruk endogen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, dimana nilai yang semakin tinggi mengindikasikan tingkatan yang lebih tinggi atas akurasi prediktif. Menurut Cohen et al.
(2003), aturan umum (rules of thumbs) untuk nilai R2 sebesar 0,01- 0,09;
0,09-0,25; dan 0,25-1,00 dapat deskripsikan secara respektif sebagai pengaruh yang kecil, sedang, dan besar.
Tabel 4.18 Nilai Koefisien Determinasi atau R Square (R2)
Variabel Endogen Nilai R2
Job satisfaction (Z) 0,2852
Turnover Intention (Y) 0,2825
Sumber: Lampiran 7
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai R2 untuk variabel sikap atas job satisfaction (Z) adalah sebesar 28,52%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk variabel work engagement (X) menunjukkan pengaruh yang besar terhadap job satisfaction (Z). Adapun nilai R2 untuk variabel turnover intention (Y) adalah sebesar 28,25%, hal ini menunjukkan bahwa untuk
66
Universitas Kristen Petra
variabel work engagement (X) dan job satisfaction (Z) juga menunjukkan pengaruh yang besar terhadap turnover intention (Y) karena sama-sama menunjukkan nilai R2 diatas 0,25.
Sebagai pelengkap evaluasi nilai koefisien determinasi (R2) dari seluruh konstruk endogen, perubahan dalam nilai R2 ketika konstruk eksogen tertentu dikeluarkan dari model dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah konstruk yang dikeluarkan tersebut memiliki pengaruh yang substansial pada konstruk endogen. Ukuran ini dinamakan sebagai f2 effect size. Effect size dapat dikalkulasi sebagai berikut:
f2=
Keterangan:
f2 = effect size
R2included = nilai R2 variabel endogen ketika variabel eksogen tertentu dimasukkan dalam model
R2excluded = nilai R2 variabel endogen ketika variabel eksogen tertentu dikeluarkan dari model
Hasil analisis koefisien determinasi (R2) untuk variabel eksogen yang dimasukkan dalam model dan dikeluarkan dari model diperinci pada Tabel 4.19
Tabel 4.19 Analisis Nilai R2 Atas Variabel Eksogen yang Dimasukkan dalam Model dan Dikeluarkan dari Model
Variabel Variabel Endogen Y
R2 Included R2 Excluded
X 0,2825 0,2333
Z 0,2825 0,2058
Sumber: Lampiran 7
Hasil perhitungan nilai f2 effect size untuk masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 4.20
67
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan f2 Effect Size
Variabel Variabel Endogen Y
f2 Effect Size
Work Engagement (X) 0,0686
Job satisfaction (Z) 0,1069
Sumber: Tabel 4.19 yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.21 dapat dijelaskan bahwa variabel work engagement (X) dan job satisfaction (Z) dalam menjelaskan variabel endogen turnover intention (Y) masing-masing memiliki f2 effect size sebesar 0,0686 dan 0,1069. Menurut Cohen (1988), dalam Hair et al.
(2014), nilai f2 berturut-turut sebesar 0,02; 0,15; dan 0,35 merepresentasikan pengaruh yang kecil, sedang dan besar dari suatu variabel. Merujuk pada pendapat Cohen (1988), maka dapat disimpulkan bahwa work engagement (X) dan job satisfaction (Z) masing-masing memiliki effect size yang kecil.
Pengaruh job satisfaction (Z) terhadap turnover intention (Y) lebih besar daripada variabel work engagement (X) terhadap turnover intention (Y), karena memiliki nilai effect size yang lebih besar, yaitu 0,1069.
3. Path Estimate for Path Coefficients
Merupakan nilai koefisien jalur atau besarnya hubungan atau pengaruh konstruk laten yang dilakukan dengan prosedur bootstrapping.
Tabel 4.21 Hasil Pengujian Signifikansi Koefisien Jalur (Path) Model Struktural
Hubungan Koefisien Jalur (Path) t statistics Keterangan
X Z 0,5341 6,8745 Signifikan
X Y -0,2684 2,7224 Signifikan
Z Y -0,3373 3,7264 Signifikan
X Z Y -0,4485 5,1393 Signifikan
Sumber: Lampiran 7
Hasil Uji work engagement (X) terhadap job satisfaction (Z) adalah positif sebesar 0,5341, dengan nilai t statistics sebesar 6,8745 > nilai t tabel sebesar 1,96.Menunjukkan bahwa work engagement (X) berpengaruh signifikan positif terhadap job satisfaction (Z). Hasil Uji work engagement (X) terhadap turnover intention (Y) adalah negatif sebesar 0,2684, dengan
68
Universitas Kristen Petra
nilai t statistics sebesar 2,7224 > nilai t tabel sebesar 1,96. Menunjukkan bahwa work engagement (X) berpengaruh signifikan negatif terhadap turnover intention (Y).
Hasil Uji job satisfaction (Z) terhadap turnover intention (Y) adalah negatif sebesar 0,3373, dengan nilai t statistics sebesar 3,7264 > nilai t tabel sebesar 1,96. Menunjukkan bahwa job satisfaction (Z) berpengaruh signifikan negatif terhadap turnover intention (Y).
Hasil uji work engagement (X) terhadap turnover intention (Y) melalui job satisfaction (Z) adalah negatif sebesar 0,4485, dengan nilai t statistics sebesar 5,1393 > nilai t tabel sebesar 1,96. Menunjukkan bahwa work engagement (X) berpengaruh negatif terhadap turnover intention (Y) melalui job satisfaction (Z). Hasil analisis model struktural atau inner model dengan metode PLS dapat dilihat pada Gambar 4.6
Gambar 4.6 Hasil Analisis Inner Model Sumber: Lampiran 7
H1 :Terdapat pengaruh diantara work engagement dan job satisfaction Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa koefisien jalur (path) bernilai positif dengan nilai t statistik sebesar 6,8745 > nilai t tabel sebesar 1,96, hal ini menunjukkan bahwa work engagement (X) berpengaruh signifikan positif terhadap job satisfaction (Z). Hasil analisis nilai R2 sebesar 28,52% menunjukkan bahwa work engagemen (X) memiliki pengaruh yang lemah terhadap job satisfaction (Z). Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
69
Universitas Kristen Petra
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh variabel work engagement terhadap job satisfaction di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo, diterima. Hal ini menunjukkan bahwa work engagement memberikan dampak terhadap job satisfaction karyawan di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo.
H2 :Terdapat pengaruh diantara work engagement dan turnover intention Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa koefisien jalur (path) bernilai negatif dengan nilai t statistik sebesar 2,7224 > nilai t tabel sebesar 1,96, hal ini menunjukkan bahwa work engagement (X) berpengaruh signifikan negatif terhadap turnover intention (Y). Hasil analisis nilai R2 sebesar 28,52%
menunjukkan bahwa work engagemen (X) memiliki pengaruh yang lemah terhadap turnover intention (Y). Hasil f2 effect size sebesar 0,0686) menunjukkan pengaruh work engagement (X) terhadap turnover intention (Y) lebih kecil dibandingkan pengaruh job satisfaction (Z) terhadap turnover intention (Y).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh variabel work engagement terhadap turnover intention di PT Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo, diterima. Hal ini menunjukkan bahwa work engagement memberikan dampak penurunan terhadap turnover intention karyawan di PT.Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo.
H3 :Terdapat pengaruh diantara job satisfaction dan turnover intention Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa koefisien jalur (path) bernilai negatif dengan nilai t statistik sebesar 3,7264 > nilai t tabel sebesar 1,96, hal ini menunjukkan bahwa job satisfaction (Z) berpengaruh signifikan negatif terhadap turnover intention (Y). Hasil analisis nilai R2 sebesar 28,52% menunjukkan bahwa job satisfaction (Z) memiliki pengaruh yang lemah terhadap turnover intention (Y). Hasil f2 effect size sebesar 0,1069 menunjukkan pengaruh job satisfaction (Z) terhadap turnover intention (Y) lebih besar dibandingkan pengaruh work engagemen (X) terhadap turnover intention (Y). Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh variabel turnover intention terhadap job satisfaction di PT Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo, diterima. Hal ini menunjukkan bahwa job