35
Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa atau hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas 4 pada SD Negeri 4 Katekan, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan. Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang belum tuntas. Ketuntasan klasikal belajar siswa kelas 4 pada pelajaran IPA hanya 38% dengan nilai rata-rata kelas 52,3. Hal ini belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA yaitu 60. Hasil belajar IPA selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan Pra Siklus No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 5 38%
2 Tidak tuntas 8 62%
Jumlah 13 100%
Rata-rata 52,3
Nilai Minimum 30
Nilai Maksimum 80
Berdasarkan Tabel 4.1, tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan hanya 5 orang siswa yang berhasil melampaui kriteria ketuntasan minimal dan 8 orang siswa masih belum mampu melampaui kriteria ketuntasan minimal. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri 4 Katekan adalah 60. Nampak pula adanya kesenjangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 80 dengan nilai terendah 30.
Masalah tersebut disebabkan selama proses pembelajaran berlangsung siswa tidak berani menjawab pertanyaan yang diajukan guru, siswa tidak berani bertanya, konsentrasi siswa dalam pembelajaran rendah, hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam memperhatian penjelasan guru. Hal demikian terjadi karena cara guru dalam
menyampaikan materi pelajaran sepenuhnya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan alat peraga pembelajaran, hanya menjelaskan gambar- gambar yang ada di buku ajar sehingga siswa dalam mengikuti pelajaran ada rasa bosan atau tidak memperhatikan penjelasan guru bahkan sibuk bermain-main sendiri di dalam kelas.
Faktor penyebab lain adalah siswa saat mengikuti berlangsungnya pembelajaran berada pada masa transisi dari suasana pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik menjadi pembelajaran yang menggunakan sistem kelas/ mata pelajaran.
Hal ini tentunya membutuhkan proses adaptasi baik dalam materi pelajaran, sistem pembelajaran maupun interaksi personal.
Analisis data hasil belajar kondisi awal selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam penelitian hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan dalam pelajaran IPA. Penelitian dilakukan melalui pembelajaran yang dilaksanakan selama 2 siklus dimana pada setiap siklusnya terdapat 3 kali pertemuan dengan menerapkan metode diskusi whole group berbantuan media gambar dalam pembelajaran IPA pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
4.2.1 Siklus Pertama ( 6 x 35 menit )
Siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yang pelaksanaannya sesuai dengan jadwal pelajaran kelas 4 SD Negeri 4 Katekan. Dalam kegiatan pembelajaran peneliti dinilai oleh 2 ( dua ) orang observer yang berasal dari pendidik di lingkungan setempat / teman sejawat.
Perencanaan Tindakan
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut : 1) Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20 Juli 2013 Kegiatan Awal
(1) Guru menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan menerapkan metode whole group berbantuan media gambar sebagai pemecah permasalahan pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya;
(2) Guru menyiapkan media yang digunakan yaitu perangkat proyektor gambar berupa LCD Proyektor;
(3) Guru menyiapkan materi ajar sesuai dengan indikator pertemuan 1 dalam bentuk slide tentang rangka manusia;
(4) Siswa menyiapkan alat tulis untuk mencatat dan mengerjakan tugas;
(5) Guru menyiapkan Lembar Kerja Siswa;
2) Implementasi
(1) Guru menyiapkan kelas dalam formasi membentuk huruf U;
(2) Guru memberi salam kepada siswa;
(3) Guru memeriksa kehadiran siswa;
(4) Guru melaksanakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi yang akan dibahas;
(5) Guru memotivasi siswa dengan cerita-cerita pendek yang ada hubungannya dengan materi yang akan disampaikan;
(6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta tugas yang akan dilakukan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang rangka tubuh manusia dengan menggunakan gambar melalui proyektor;
(2) Siswa memperhatikan sambil mencatat hal-hal yang penting / baru;
(3) Guru menjawab pertanyaan dari siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
Elaborasi
(1) Guru membagi Lembar Kerja Siswa kemudian memberikan petunjuk cara pengerjaannya;
(2) Siswa melaksanakan tugas diskusi dipimpin guru;
Konfirmasi
(1) Siswa bersama guru merumuskan hasil diskusi;
(2) Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi.
3) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru melaksanakan tes formatif untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dilakukan selama 1 pertemuan.
Pertemuan 2 dilaksanakan hari Senin, tanggal 22 Juli 2013 1) Kegiatan Awal
(1) Guru menyiapkan media yang digunakan yaitu perangkat proyektor gambar berupa LCD Proyektor;
(2) Guru menyiapkan materi ajar sesuai dengan indikator pertemuan 2 dalam bentuk slide tentang rangka manusia;
(3) Siswa menyiapkan alat tulis untuk mencatat dan mengerjakan tugas;
(4) Guru menyiapkan Lembar Kerja Siswa;
2) Implementasi
(1) Guru menyiapkan kelas dalam formasi membentuk huruf U;
(2) Guru memberi salam kepada siswa;
(3) Guru memeriksa kehadiran siswa;
(4) Guru melaksanakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi pada pertemuan 1;
(5) Guru memotivasi siswa dengan cerita-cerita pendek yang ada hubungannya dengan materi yang akan disampaikan;
(6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta tugas yang akan dilakukan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang macam-macam sendi dengan menggunakan gambar melalui proyektor;
(2) Siswa memperhatikan sambil mencatat hal-hal yang penting / baru;
(3) Guru menjawab pertanyaan dari siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
Elaborasi
(1) Guru membagi Lembar Kerja Siswa kemudian memberikan petunjuk cara pengerjaannya;
(2) Siswa melaksanakan tugas diskusi dipimpin guru.
Konfirmasi
(1) Siswa bersama guru merumuskan hasil diskusi;
(2) Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi.
(3) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru melaksanakan tes formatif untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dilakukan selama 1 pertemuan.
Pertemuan 3 dilaksanakan hari Selasa, tanggal 23 Juli 2013 1) Kegiatan Awal
(1) Guru menyiapkan materi ajar sesuai dengan indikator pertemuan 3;
(2) Siswa menyiapkan alat tulis untuk mencatat dan mengerjakan tes;
(3) Guru menyiapkan Lembar Evaluasi;
(4) Guru menyiapkan soal perbaikan dan pengayaan.
2) Implementasi
(1) Guru menyiapkan kelas dalam formasi kelas biasa;
(2) Guru memberi salam kepada siswa;
(3) Guru memeriksa kehadiran siswa;
(4) Guru melaksanakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi pada pertemuan 2;
(5) Guru memotivasi siswa dengan cerita-cerita pendek yang ada hubungannya dengan materi yang akan disampaikan;
(6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta tugas yang akan dilakukan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang cara merawat rangka tubuh dengan menggunakan gambar melalui proyektor;
(2) Siswa memperhatikan sambil mencatat hal-hal yang penting / baru;
(3) Guru menjawab pertanyaan dari siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
Elaborasi
(1) Guru membagi Lembar Evaluasi serta memberikan petunjuk cara pengerjaannya;
(2) Siswa mengerjakan evaluasi.
Konfirmasi
(1) Guru melaksanakan koreksi;
(2) Guru memberikan penguatan terhadap jawaban soal evaluasi (3) Guru menganalisa hasil belajar para siswa.
3) Kegiatan Akhir
(1) Guru menyampaikan tindak lanjut yaitu melaksanakan remidi atau pengerjaan ulang kepada siswa yang dinyatakan belum tuntas hasil belajarnya;
(2) Guru memberikan tugas pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi pembelajaran dengan baik.
(3) Guru menutup kegiatan pembelajaran.
Refleksi
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil belajar IPA pada materi mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih ada 4 siswa yang belum tuntas hasil belajarnya. Oleh sebab itu sebelum dilaksanakan tindakan siklus 2 perlu diadakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1. Kegiatan refleksi ini melibatkan 2 orang teman sejawat selaku observer dengan tujuan untuk mendapatkan kritik maupun input positif agar pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dapat mencapai target yang telah ditentukan.
Hasil refleksi adalah sebagai berikut :
(1) Pertemuan pertama, pelaksanaan pembelajaran dalam penerapan metode diskusi whole group berbantuan media gambar masih belum efektif, karena siswa belum terbiasa menerima informasi melalui media proyektor gambar. Hal ini terjadi karena siswa dipengaruhi oleh rasa kagum terhadap hasil teknologi serta cara penyampaian yang baru ditemuinya.
(2) Pertemuan kedua, hampir semua kegiatan yang direncanakan dapat dilakukan, walaupun belum maksimal. Oleh sebab itu pada tindakan siklus 2 diharapkan peneliti dapat meningkatkan kegiatan proses pembelajaran seoptimal mungkin.
(3) Prosentase ketuntasan klasikal belajar siswa pada siklus 1 adalah 69% siswa yang tuntas. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi ketuntasan hasil belajar siswa sebelum diadakan tindakan yaitu 38%.
Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 1 mencapai 66,2 sedangkan rata-rata hasil belajar sebelumnya adalah 52,3. Namun ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu ≥ 60 atau ketuntasan klasikal mencapai 85%. Sehingga perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran dalam menerapkan metode diskusi whole group berbantuan media gambar pada siklus 2.
4.2.2 Siklus 2 ( 6 x 35 menit ) Perencanaan Tindakan
Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus 1, maka peneliti merasa berkewajiban untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran maupun hasil belajar para siswa. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 3 pertemuan dengan Kompetensi Dasar 1.1 Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya dan 1.2 Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh.
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : Pertemuan 1
Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Agustus 2013.
1) Kegiatan Awal
(1) Guru menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan menerapkan metode whole group berbantuan media gambar sebagai pemecah permasalahan pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya dan Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh ;
(2) Guru menyiapkan media yang digunakan yaitu perangkat proyektor gambar berupa LCD Proyektor;
(3) Guru menyiapkan materi ajar sesuai dengan indikator pertemuan 1 dalam bentuk slide tentang rangka manusia;
(4) Siswa menyiapkan alat tulis untuk mencatat dan mengerjakan tugas;
(5) Guru menyiapkan Lembar Kerja Siswa;
2) Implementasi
(1) Guru menyiapkan kelas dalam formasi membentuk huruf U;
(2) Guru memberi salam kepada siswa;
(3) Guru memeriksa kehadiran siswa;
(4) Guru melaksanakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi yang akan dibahas;
(5) Guru memotivasi siswa dengan cerita-cerita pendek yang ada hubungannya dengan materi yang akan disampaikan;
(6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta tugas yang akan dilakukan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang macam-macam sendi dengan menggunakan gambar melalui proyektor;
(2) Siswa memperhatikan sambil mencatat hal-hal yang penting / baru;
(3) Guru menjawab pertanyaan dari siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
Elaborasi
(1) Guru membagi Lembar Kerja Siswa kemudian memberikan petunjuk cara pengerjaannya;
(2) Siswa melaksanakan tugas diskusi dipimpin guru;
Konfirmasi
(1) Siswa bersama guru merumuskan hasil diskusi;
(2) Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi.
3) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru melaksanakan tes formatif untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dilakukan selama 1 pertemuan., memberikan tugas rumah dan menutup pelajaran.
Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan hari Senin, tanggal 26 Agustus 2013 1) Kegiatan Awal
(1) Guru menyiapkan media yang digunakan yaitu perangkat proyektor gambar berupa LCD Proyektor;
(2) Guru menyiapkan materi ajar sesuai dengan indikator pertemuan 2 dalam bentuk slide tentang rangka manusia;
(3) Siswa menyiapkan alat tulis untuk mencatat dan mengerjakan tugas;
(4) Guru menyiapkan Lembar Kerja Siswa;
2) Implementasi
(1) Guru menyiapkan kelas dalam formasi membentuk huruf U;
(2) Guru memberi salam kepada siswa;
(3) Guru memeriksa kehadiran siswa;
(4) Guru melaksanakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi pada pertemuan 2;
(5) Guru memotivasi siswa dengan cerita-cerita pendek yang ada hubungannya dengan materi yang akan disampaikan;
(6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta tugas yang akan dilakukan.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran : Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang macam-macam sendi dengan menggunakan gambar melalui proyektor;
(2) Siswa memperhatikan sambil mencatat hal-hal yang penting / baru;
(3) Guru menjawab pertanyaan dari siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
Elaborasi
(1) Guru membagi Lembar Kerja Siswa kemudian memberikan petunjuk cara pengerjaannya;
(2) Siswa melaksanakan tugas diskusi dipimpin guru.
Konfirmasi
(1) Siswa bersama guru merumuskan hasil diskusi;
(2) Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi.
3) Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir guru melaksanakan tes formatif untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dilakukan selama 1 pertemuan, memberikan tugas rumah dan menutup pelajaran.
Pertemuan 3
Pertemuan 3 dilaksanakan hari Sabtu, tanggal 31 Agustus 2013
Perencanaan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan ke 3 digunakan untuk mengerjakan evaluasi siklus 2. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum memberikan soal evaluasi pada pertemuan 3 adalah :
(1) Menyiapkan evaluasi sesuai dengan RPP mata pelajaran IPA, Kompetensi Dasar Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya dan Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh untuk perencanaan evaluasi.
(2) Menyiapkan lembar evaluasi, (3) Menyiapkan Lembar Penilaian Pelaksanaan Tindakan
(1) Guru menyiapkan kelas dalam formasi kelas biasa;
(2) Guru memberi salam kepada siswa;
(3) Guru memeriksa kehadiran siswa;
(4) Guru membagi Lembar Evaluasi serta memberikan petunjuk cara pengerjaannya;
(5) Siswa mengerjakan evaluasi.
(6) Guru melaksanakan koreksi;
(7) Guru memberikan penguatan terhadap jawaban soal evaluasi (8) Guru menganalisa hasil belajar para siswa.
(9) Guru menyampaikan tindak lanjut yaitu melaksanakan remidi atau pengerjaan ulang kepada siswa yang dinyatakan belum tuntas hasil belajarnya;
(10) Guru memberikan tugas pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi pembelajaran dengan baik.
(11) Guru menutup kegiatan pembelajaran.
4.3 Hasil Tindakan
4.3.1 Analisis data hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan Pra Siklus Dari tes evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk siswa diperoleh data hasil belajar IPA sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Katekan
Semester 1/ 2013-2014 Pra Siklus
No Interval Frekwensi Persentase
1 86,8 100 0 0%
2 72,6 85,8 2 15%
3 58,4 71,6 3 23%
4 44,2 57,4 2 15%
5 30 43,2 6 46%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diuraikan bahwa bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan hanya 2 orang siswa (15%) yang berhasil mendapatkan nilai diatas 72,6 dan 3 orang siswa (23%) mendapatkan nilai antara 60 s.d 71. Sedangkan 8 orang siswa (61%) masih belum mampu melampaui kriteria ketuntasan minimal. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri 4 Katekan adalah 60.
Tabel 4.3
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Katekan
Semester 1/ 2013-2014 Pra Siklus
No Ketuntasan Frekwensi Persentase
1 Tuntas 5 38%
2 Tidak Tuntas 8 62%
Rerata 52,3
Maksimum 80,0
Minimun 30
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai di atas KKM 60 ada 5 siswa dan yang belum tuntas atau masih di bawah KKM ada 8 siswa. Dari tabel 4.2 dapat dibuat diagram lingkaran seperti pada diagram 4.1 berikut :
Diagram 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus Siswa Kelas 4 SDN 4 Katekan Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014
Berdasarkan diagram 4.1 hasil analisis yang digambarkan nampak bahwa presentase ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan Pra Siklus masih rendah.
Dari jumlah siswa sebanyak 13 orang yang berhasil tuntas baru 38% , sedangkan yang belum berhasil tuntas jauh lebih banyak yaitu 62%. Dari diagram 4.1 selanjutnya dapat dibuat grafik seperti berikut.
Grafik 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Siswa Kelas 4 SDN 4 Katekan Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014
Berdasarkan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa data siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan dalam hasil belajar IPA Pra Siklus yang berhasil melampaui KKM sebanyak 5 orang, sedangkan yang belum mampu melampaui KKM sebanyak 8 orang.
Tuntas 38%
Tidak Tuntas
62%
Prasiklus
Tuntas 5
Tidak Tuntas 8 0 2 4 6 8 10
4.3.2 Analisis Data
4.3.2.1 Hasil Belajar IPA Siklus 1
Pembelajaran IPA pada siklus 1 dengan metode diskusi whole group berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan, walaupun peningkatannya masih kecil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Katekan
Semester 1/ 2013-2014 Siklus 1
No Interval Frekwensi Persentase
1 86,8 100 1 7%
2 72,6 85,8 4 31%
3 58,4 71,6 4 31%
4 44,2 57,4 4 31%
5 30 43,2 0 0%
Berdasarkan tabel 4.4 di atas. dapat diuraikan bahwa bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 1 orang siswa (7%) yang berhasil mendapatkan nilai diatas 86,8 dan 4 orang siswa (31%) mendapatkan nilai antara 72,6 s.d 85,8. Sedangkan 4 orang siswa (31%) mendapatlan nilai antara 58,4 s.d 71,6, dan 4 orang siswa (31%) mendapatlan nilai antara 44,2 s.d 57,4 yang menunjukkan masih belum mampu melampaui kriteria ketuntasan minimal. Dari data pada tabel 4.4 dapat dibuat tabel Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA berikut.
Tabel 4.5
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Katekan
Semester 1/ 2013-2014 Siklus 1
No Ketuntasan Frekwensi Persentase
1 Tuntas 9 69%
2 Tidak Tuntas 4 31%
Rerata 66,2
Maksimum 80,0
Minimun 50
Berdasarkan penyajian pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai di atas KKM 60 ada 9 siswa dan yang belum tuntas atau masih di bawah KKM ada 4 siswa. Dari tabel 4.5 dapat dibuat diagram lingkaran seperti pada diagram 4.2 berikut :
Diagram 4.2 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 1
Siswa Kelas 4 SDN 4 Katekan Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014
Berdasarkan diagram 4.2 nampak bahwa bahwa presentase ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan Siklus 1 sudah mengalami peningkatan. Dari jumlah siswa sebanyak 13 orang yang berhasil tuntas 69% , sedangkan yang belum berhasil tuntas 31%. Dari diagram 4.2 selanjutnya dapat dibuat grafik seperti berikut.:
Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 4 SDN 4 Katekan Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014
Berdasarkan presentase ketuntasan belajar pada diagram lingkaran data hasil belajar IPA yang terdapat pada diagram 4.2 maka dibuatlah dan disajikan grafik 4.2. Dari grafik 4.2 terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dimana jumlah siswa yang tuntas sebelumnya sebanyak 5 orang meningkat menjadi 9 orang. Hal ini berarti telah terjadi perubahan pula dalam kemampuan akademik siswa yaitu meningkat sebanyak 4 orang siswa yang tuntas. Sedangkan peningkatan berarti pula berkurangnya jumlah siswa yang
Tuntas 69%
Tidak Tuntas
31%
Prasiklus Siklus 1
Tuntas 5 9
Tidak Tuntas 8 4
0 2 4 6 8 10
belum tuntas. Nampak pada grafik 4.2 bahwa data siswa belum tuntas pada awalnya sejumlah 8 orang siswa, tetapi pada siklus 1 jumlah tersebut berkurang menjdi 4 orang siswa yang belum tuntas. Hal ini berarti terjadi peningkatan pula pada kemampuan akademik kelompok siswa yang awalnya belum tuntas sebamyak 4 orang siswa.
Hasil Observasi
Hasil observasi kegiatan pembelajaran siklus 1 berupa penilaian yang dilaksanakan oleh observer terhadap implementasi RPP yang telah dibuat peneliti terkait dengan kesesuaian antara rencana dengan tindakan dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi kegiatan pembelajaran ini dapat dilihat pada lampiran.
Refleksi
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil belajar IPA pada materi mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih ada 4 siswa yang belum tuntas hasil belajarnya. Oleh sebab itu sebelum dilaksanakan tindakan siklus 2 perlu diadakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1. Kegiatan refleksi ini melibatkan 2 orang teman sejawat selaku observer dengan tujuan untuk mendapatkan kritik maupun input positif agar pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dapat mencapai target yang telah ditentukan.
4.3.3 Hasil Belajar IPA Siklus 2 4.3.3.1 Hasil Belajar IPA
Hasil refleksi pembelajaran pada siklus 1 yang dilakukan antara peneliti bersama observer selanjutnya menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan siklus 2.
Dalam siklus 2 ini peneliti berusaha mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan tetap melaksanakan penerapan metode diskusi whole group berbantuan media gambar mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan dengan materi mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya dan menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh. Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6
Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Katekan
Semester 1/ 2013-2014 Siklus 2
No Interval Frekwensi Persentase
1 86,8 100 3 23%
2 72,6 85,8 2 15%
3 58,4 71,6 6 46%
4 44,2 57,4 2 15%
5 30 43,2 0 0%
Berdasarkan tabel 4.6 di atas. dapat diuraikan bahwa bahwa ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 3 orang siswa (23%) yang berhasil mendapatkan nilai diatas 86,8 dan 2 orang siswa (15%) mendapatkan nilai antara 72,6 s.d 85,8. Sedangkan 6 orang siswa (46%) mendapatlan nilai antara 58,4 s.d 71,6, dan 2 orang siswa (15%) mendapatlan nilai antara 44,2 s.d 57,4 yang menandakan bahwa siswa masih belum mampu melampaui kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan. Dari data pada tabel 4.6 dapat dibuat tabel Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA berikut.
Tabel 4.7
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Katekan
Semester 1/ 2013-2014 Siklus 2
No Ketuntasan Frekwensi Persentase
1 Tuntas 11 85%
2 Tidak 2 15%
Rerata 66,0
Maksimum 90,0
Minimun 50
Berdasarkan penyajian pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai di atas KKM 60 ada 11 orang siswa dan yang belum tuntas atau masih di bawah KKM ada 4 orang siswa dengan nilai rata-rata kelas 66,0 dari 13 orang siswa.Nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 50. Dari tabel 4.7 dapat dibuat diagram lingkaran seperti pada diagram berikut .
Diagram 4.3 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 2
Pada diagram 4.3 nampak bahwa dari 13 orang siswa yang berhasil melampaui KKM sebanyak 11 orang (85%) dan yang belum tuntas dikarenakan belum mampu melampaui KKM sebanyak 2 orang (15%).
Grafik 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 4 SDN 4 Katekan Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014
Berdasarkan Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 2 yang terdapat pada grafik 4.3 terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan, dimana jumlah siswa yang tuntas sebelumnya sebanyak 5 orang meningkat menjadi 9 orang kemudian meningkat lagi 2 orang siswa sehingga di akhir siklus 2 terdapat 11 orang siswa yang tuntas . Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas semakin berkurang. Nampak pada grafik 4.3 bahwa data siswa belum tuntas pada awalnya sejumlah 8 orang siswa, tetapi pada siklus 1 jumlah tersebut berkurang menjadi 4 orang siswa dan siklus 2 berkurang lagi 2 orang siswa. Hal ini berarti terjadi peningkatan pula pada kemampuan akademik kelompok siswa yang awalnya belum tuntas sebanyak 8 orang siswa menjadi 4 orang siswa dan terakhir menjadi 2 orang.
Tuntas Tidak Tuntas
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas 5 9 11
Tidak Tuntas 8 4 2
0 2 4 6 8 10 12
4.4 Hasil Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengamatan dalam penelitian ini meliputi hasil pembelajaran dan kegiatan pembelajaran baik dari siklus 1 dan siklus 2 adalah sebagai berikut.
4.4.1 Hasil Penilaian Kegiatan Guru dalam Penerapan Metode Diskusi Whole Group Berbantuan Media Gambar.
Setelah diamati atau dicatat oleh observer mengenai kinerja peneliti dalam menerapkan metode diskusi whole group berbantuan media gambar diperoleh data seperti yang tampak pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8
Perbandingan Kegiatan Guru Mengajar dalam Penerapan Metode Diskusi Whole Group Berbantuan Media Gambar Siklus 1 dan Siklus 2
Aktivitas Mengajar Skor Kriteria
Siklus 1 Observer 1 54 Cukup
Siklus 1 Observer 2 54 Cukup
Siklus 2 Observer 1 58 Baik
Siklus 2 Observer 2 60 Baik
Tampak dalam tabel 4.8 bahwa hasil kegiatan peneliti dalam penerapan metode diskusi whole group berbantuan media gambar pada siklus 1 peneliti mendapatkan rerata skor 54 yang termasuk dalam kategori cukup, kemudian pada siklus 2 peneliti mendapatkan rerata skor 59 yang sudah termasuk kategori baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang menyajikan penerapan metode diskusi whole group berbantuan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan di setiap siklusnya mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan skor nilai kegiatan peneliti dalam pembelajaran.
Jika dilihat dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran secara klasikal sudah berhasil karena hasil belajar siswa pada akhir siklus 2 telah mencapai indikator keberhasilan yang direncanakan yaitu persentase jumlah siswa yang berhasil tuntas mencapai 85%.
4.4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Katekan
Setelah diamati dan dicatat oleh guru ataupun observer mengenai hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan pada pelajaran IPA materi mendeskripsikan hubungan
antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya diperoleh data seperti terlihat pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Katekan
Semester 1/ 2013-2014
No Ketuntasan Prasiklus Siklus Siklus 2
f % f % f %
1 Tuntas 5 38% 9 69% 11 85%
2 Tidak 8 62% 4 31% 2 15%
Rerata 52,3 66,2 70,8
Maksimum 80,0 90,0 100,0
Minimun 30 50 50
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil belajar dari pra siklus, siklus 1 sampai siklus 2. Nilai siswa yang telah berhasil melampaui KKM dari pra siklus 5 orang siswa meningkat pada siklus 1 menjadi 9 orang siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 11 siswa dari 13 orang siswa. Peningkatan ketuntasan hasil belajar para siswa dapat pula dimaknai berkurangnya jumlah siswa yang tidak tuntas. Hal ini ditandai dengan data siswa tidak tuntas pada pra siklus sejumlah 8 orang siswa berkurang menjadi 4 orang siswa pada siklus 1 dan semakin berkurang hingga menjadi 2 orang pada siklus 2.
4.5. Pembahasan
4.5.1 Penggunaan Media Gambar dalam Penerapan Metode Diskusi Whole Group
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini berlangsung selama 2 putaran terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada siklus 1 pertemuan pertama menyajikan materi mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan antara lain siswa belum memahami materi yang terasa masih asing walaupun kajian materi berkisar pada tubuh manusia sendiri. Begitu pula dalam pelaksanaan kegiatan diskusi kelas/whole group dimana guru berperan sebagai pemimpin diskusi, sehingga siswa tidak berani bertanya / mengeluarkan pendapat layaknya bila berdiskusi sendiri dalam kelompok kecil.
Guru dalam penggunaan media kurang optimal, hal ini terlihat dari kegiatan-kegiatan yang direncanakan belum dilakukan disebabkan kondisi siswa yang belum bisa menyerap konsep materi dalam bentuk gambar. Sehingga pada pertemuan berikutnya guru harus
berusaha lebih keras agar pembelajaran dapat berlangsung secara optimal dan semua kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik.
Pada pertemuan kedua siklus 1 masih juga terdapat permasalahan yang relatif sama dengan pertemuan pertama. Sehingga guru harus berusaha terus menerus memotivasi siswa agar ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan gurupun belum dapat meningkat, hal ini nampak pada hasil penilaian dari teman sejawat/observer yang menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih dibawah kriteria baik sekali. Prestasi hasil belajar para siswa ada peningkatan, namun peningkatannya belum signifikan, oleh sebab itu sangat diharapkan adanya usaha yang kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
Pada siklus 2 pertemuan pertama permasalahan sudah mulai nampak berkurang, sebagian siswa sudah berani bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru, siswa sudah mulai memperhatikan sajian pembelajaran melalui media gambar, siswa juga sudah mulai ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran baik dalam kerjasama kelompok maupun mengemukakan pendapat.
4.5.2 Hasil Belajar IPA siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Katekan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, pembelajaran menggunakan metode diskusi whole group berbantuan media gambar pada pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan.
Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar dan nilai rata-rata tes siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran, hasil tes siklus 1 dan siklus 2 yang tersusun dalam tabel berikut.
Tabel 4.10
Ketuntasa Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri 4 Katekan pada Pra Siklus Siklus 1, dan siklus 2
Kategori Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah
siswa Persentase Jumlah
siswa Persentase Jumlah
siswa Persentase
Tuntas 5 38% 9 69% 11 85%
Tidak Tuntas 8 62% 4 31% 2 15%
Jumlah 13 100% 13 100% 13 100%
Dari tabel 4.10 dapat dikelompokkan menjadi 4 kategor i. Kategori 1 menunjukkan jumlah siswa yang tuntas sebelum dilaksanakan pembelajaran metode diskusi whole group berbantuan media gambar berjumlah 5 orang siswa atau 38%, sedangkan siswa
yang belum tuntas berjumlah 8 orang atau 62% dengan nilai rata-rata 52,3.
Hal ini disebabkan oleh guru kelas 4 SD Negeri 4 Katekan kurang kreatif, dalam kegiatan pembelajaran hany berceramah saja, belum memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai, metode yang dipergunakan guru kurang bervariasi serta kurang melibatkan peran aktif siswa. Selain itu siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak berani bertanya dan banyak yang bermain-main sendiri. Kategori 2 yaitu setelah diberikan tindakan pada siklus 1 hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu jumlah siswa yang tuntas bertambah 4 orang siswa dengan jumlah total sebanyak 9 orang siswa, ketuntasan klasikal mencapai 69%, sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 4 orang siswa atau 31%, dengan nilai rata-rata kelas 66,2. Meskipun mengalami peningkatan pada siklus 1 tetapi ketuntasan klasikal nilai siswa yang dicapai masih berada dibawah indikator pencapaian yang
diharapkan yaitu ≥ 60 mencapai 11 orang atau ketuntasan klasikal 85%.
Kategori 3 yaitu setelah dilaksanakan tindakan penerapan metode diskusi whole group berbantuan media gambar pada siklus 2 diperoleh hasil siswa yang tuntas bertambah 2 orang dengan jumlah total 11 orang atau 85% dengan nilai rata-rata kelas menjadi 70,8.
Kategori 4 yaitu jumlah siswa yang tidak tuntas pada siklus 2 sebanyak 2 orang atau 15%
dari jumlah siswa dan merupakan siswa yang kurang dalam kemampuan akademiknya dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya.Terkait dengan kenyataan ini, maka guna menindaklanjuti kekurangmampuan siswa diperlukan perlakuan khusus sesuai dengan kelemahan dan karakteristik individualnya.
Dengan hasil tersebut maka diambil simpulan bahwa penerapan metode diskusi whole group berbantuan media gambar yang dilakukan peneliti dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri 4 Katekan Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan.