• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purwono et al., (2015) dengan judul penelitian ”Strategi Pengembangan Bisnis Rumah Tempe Indonesia di Kota Bogor Provinsi Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan dari faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis rumah tempe Indonesia, merumuskan dan memilih prioritaskan alternatif strategi yang didasarkan pada hasil analisis lingkungan internal dan eksternal RTI. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif dan perumusan strategi yang tepat.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa posisi RTI dalam matriks IE di kuadran dua yakni tumbuh dan membangun. Strategi yang paling sesuai untuk digunakan yaitu strategi intensif dan integratif, terdapat 5 alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh RTI berdasarkan hasil analisis the matriks SWOT berdasarkan analisis matrik QPM menunjukkan prioritas strategi untuk diimplementasikan adalah pengembangan pasar baru untuk bisnis rumah tempe Indonesia.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ariana & Ekasari, (2021) dengan judul penelitian “Strategi pengembangan Usaha UMKM Dalam Meningkatkan Laba Usaha Pada Era Pandemi Covid-19 Pada Usaha Keripik Tempe “Mbak Nik”

di Merangin”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman usaha keripik tempe Mbak Nik di Merangin dan untuk merumuskan strategi pengembangan usaha keripik tempe Mbak Nik di Merangin. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan matriks IE dan matriks SWOT. Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis SWOT pada usaha keripik tempe Mbak Nik di Merangin berada pada kuadran satu, maka rekomendasi strategi yang direkomendasikan adalah agresif (Growth oriented strategy). Usaha ini harus memanfaatkan semua peluang yang ada untuk memenuhi permintaan pasar yang

(2)

tinggi seperti memanfaatkan pinjaman modal dari pihak perbankan atau koperasi untuk strategi agresif usaha keripik tempe Mbak Nik harus melakukan penetrasi pasar baru diluar Merangin sehingga, usaha keripik tempe Mabk Nik sebaiknya menambah kapasitas produksinya agar bisa memperluas pasar.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hasanah et al., (2020) dengan judul penelitian “Strategi Pemasaran Keripik Tempe di Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi yang tepat diterapkan dalam pemasaran keripik tempe pada UMKM di Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, dan memntukan strategi prioritas pemasaran keripik tempe pada UMKM di Kecamatan pedan, Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, analitik dan metode integrasi SWOT- AHP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal yang menjadi indikator kekuatan adalah kualitas keripik tempe terjaga, sedangkan yang menjadi indikator kelemahan dari pemasaran keripik tempe adalah kurangnya inovasi produk. Faktor eksternal yang menjadi indokator peluang dari pemasaran keripik tempe yaitu permintaan keripik tempe dari konsumen tinggi, sedangkan yang menjadi indikator ancaman pemasaran keripik tempe yaitu pesaing membuat produk keripik lebih bervariasi. Strategi prioritas yang tepat dalam pemasaran keripik tempe adalah mempertahankan harga keripik tempe untuk mempertahankan pelanggan tetap.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulistiani et al., (2016) dengan judul penelitian “Strategi Pengembangan Usaha kecil Keripik Tempe di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alternatif strategi yang tepat diterapkan guna mengembangkan usaha kecil keripik tempe. Metode penelitian ini menggunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi pengembangan yang tepat untuk meningkatkan usaha kecil keripik tempe. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha kecil keripk tempe di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberia Kabupaten Indragiri Hulu Berada pada posisi V dengan strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal atau stabilitas. Strategi Alternatif yang dapat diterapkan untuk mengembangkan usaha

(3)

kecil keripik tempe di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu adalah mempertahankan keripik tempe sebagai makanan khas masyarakat, pemanfaatan tenaga kerja dari wilayah sekitar untuk meningkatkan produksi, pengoptimalan pengelolaan usaha dengan manambah modal sehingga barang yang dihasilkan lebih memperkenalkan lagi bahwa keripik tempe sebagai sentra makanan kecil di Desa Buluh Rampai kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sari et al., (2016) dengan judul penelitian “Strategi Pemasaran Agroindustri keripik Tempe di Desa Buuh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu (Studi Kasus Agroindustri Keripik Tempe Dua Putri Mbak Siti)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi dalam pemasaran agroindustri keripik tempe Dua Putri dan merumuskan strategi yang tepat untuk pemasaran agroindustri keripik tempe Dua Putri dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor internal yang dihadapi dalam pemasaran agroindustri keripik tempe Dua Putri di Indragiri hulu yaitu indikator kekuatan: memilih label dan produk bermerek, pengusaha memiliki pengalama panjang, produk ini cukup menarik untuk semua orang, dan produk tidak menggunakan pengawet. Indikator kelemahan: produk yang dihasilkan mudah rusak dan hancur, kemasan produk keripik tempe masih menggunakan pembungkus sederhana, pemasaran produk tidak sampai keluar Indragiri Hulu, dan promosi produk yang dilakukan masih terbatas. Faktor eksternal yaitu, Peluang : produk keripik tempe yang sudah terkenal, produk yang dapat bersaing dengan produk sejenis, peluang pasar keripik tempe yang luas, pameran dan promosi peluang.

Ancaman: banyak pesaing dengan produk sejenis, permintaan pasar yang fluktuasi, dan keterbatsan informasi pasar. Strategi pemasaran agroindustri keripik tempe Dua Putri adalah untuk mempertahankan pasar yang sudah ada dan mencari pasar baru termasuk Bazar makanan.

(4)

2.2 Strategi Pengembangan Usaha 2.2.1 Pengertian Strategi

Menurut Juliansyah (2017) strategi merupakan seni dan ilmu perencanaan dan memanfaatkan sumber daya untuk penggunaan yang paling efisien dan efektif.

Strategi merupakan beberapa keputusan yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan dalam menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang sedang dihadapi dalam lingkungan perusahaan. Strategi adalah sesuatu rencana dari suatu perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Tujuan strategi adalah suatu perencanaan yang dibuat agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanana ataupun yang sedang berjalan untuk tetap berada di jalur yang benar serta dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Strategi memiliki tujuan sebagai pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang sebelumnya telah dibuat. Tujuan strategi dibentuk untuk mencari peluang-peluang yang dimiliki suatu perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan menghadapi pesaingan dengan perusahaan lain agar perusahaan tersebut tidak kalah da6lam persaingan dagang yang begitu ketat.

2.2.2 Pengertian Pengembangan Usaha

Menurut Maulidah & Oktafia (2020), pengembangan usaha merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah atau organisasi melalui pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha usaha kecil agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

Pengembangan usaha merupakan ide, inisiatif, dan aktivitas yang bertujuan untuk menjadikan bisnis lebih baik, termasuk meningkatkan pendapatan, pertumbuhan dalam hal ekspansi bisnis, meningkatkan profitabilitas dengan membangun kemitraan strategis, dan membuat keputusan bisnis strategis.

Tujuan pengembangan usaha berfokus pada ekspansi fisik usaha, sehingga usaha yang dimiliki dapat di kenal lebih banyak orang dan dapat melayani lebih banyak pelanggan. Pengembangan usaha dapat terhubung ke tujuan lain seperti menambah pendapatan dan meningkatkan profitabilitas dari usaha tersebut.

Perkembangan suatu usaha tidak lepas dari pengembangan usaha yang bertindak

(5)

sebagai benang merah yang mengikat semua fungsi atau departemen perusahaan, membantu bisnis memperluas dan meningkatkan penjualan, pendapatan, penawaran produk, bakat, layanan pelanggan, dan kesadaran merek. Berikut empat alasan mengapa pengembangan usaha menjadi hal yang penting dan bermanfaat yaitu :

1. Membangun hubungan penting

Pengembangan usaha dapat menumbuhkan bakat baru, membangun jaringan dan hubungan dengan calon mitra. Pengembangan usaha yang cerdas dapat mengasah hubungan yang paling membutuhkan perhatian. Terhubung dengan pelanggan dari jaringan seseorang dapat menjadi hal mendasar untuk mengidentifikasi peluang usaha baru, menghasilakn prospek, dan membuat perekrutan penting. Memperkuat hubungan yang ada akan membantu memberikan pelanggan tetap, atau memberikan kesempatan untuk mengasah dan meningkatkan bakat dari dalam.

2. Strategi kunci untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya Kunci dari proses pengembangan usaha adalah menyusun strategi untuk membantu meningkatkan jumlah uang yang masuk ke dalam organisasi dan memastikan lebih sedikit uang yang keluar. Berfokus pada pengembangan usaha dapat membantu organisasi mengidentifikasi pasar dan produk mana yang meiliki potensi keuntungan paling besar, dan kesepakatan mana yang dikejar terlebih dahulu.

3. Membantu meningkatkan citra perusahaan secara keseluruhan

Pemasaran sangat penting untuk pertumbuhan usaha, dan pengembangan usaha dapat membantu organisasi membangun merek yang lebih baik.

Pengembangan usaha dapat bekerja sama dengan tim pemasaran untuk mengembangkan kampanye yang memperkuat audiens target perusahaan dam menjangkau pelanggan dan pasar baru. Aspek penting dari pengembangan usaha adalah memahami cara kerja produk dan layanan perusahaan, serta pelanggannya.

Pemimpin pengembangan usaha dapat menggunakan wawasan ini untuk membantu

(6)

menginformasikan promosi pemasaran baru yang memandu calon pelanggan ke produk dan layanan yang dapt menguntungkan mereka.

4. Membuka ekspansi ke pasar baru

Memanfaatkan area peluang yang baru bisa menjadi strategi pertumbunhan yang menguntungkan, dan pengembangan bisnis melibatkan tetap berada diatas trend peluang pasar. Menganalsis demografi dan data pelanggan, pengembangan usaha dapat menemukan cara untuk memasuki pasar ini dan mengakses segmen pelanggan baru.

2.3 Usaha Mikro

Usaha mikro merupakan usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha mikro. Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp.

50.000.000, dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Usaha mikro dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk sumber daya manusia yang berada di pelosok dan daerah-daerah terpencil. Hadirnya Usaha Mikro dapat mengurangi tingkat pengangguran dan dapat mensejahterakan masyarakat yang ikut terjun langsung dalam Usaha Mikro. Menurut Alfian & Sumarni, (2020) kesejahteraan merupakan cita-cita masyarakat yang tidak hanya dinginkan untuk dimiliki, tetapi juga harus diusahakan. Tanpa adanya usaha dan kerja keras diantara berbagai pihak, kesejahteraan merupakan suatu fatamorgana. Usaha mikro tidak memerlukan modal yang begitu besar sehingga banyak masyarakat terjun ke usaha mikro sebagai mata pencaharian. Usaha mikro memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1). Usaha relatif kecil.

2). Lokasi usaha berada di lingkungan rumah.

3). Manajemen usaha dilakukan sendiri dengan sederhana.

4). Tempat usaha dapat berpindah-pindah/tidak menetap.

5). Tenaga kerja yang dimiliki biasanya sekitar 1-5 orang.

6). Non ekspor impor.

(7)

7). Pemilik Usaha Mikro biasanya jujur dan mau dibimbing jika menerima pendekatan yang tepat.

2.4 Keripik Tempe

Keripik tempe merupakan makanan ringan hasil olahan dari bahan dasar tempe yang renyah, gurih, dan lezat. Kandungan vitamin C dan kadar lemak 7.48%

AKG per 100 gram pada setiap keripik tempe menjadikan makanan ini sangat di gemari oleh masyarakat (Yuniarti et al., 2015). Keripik tempe di Indonesia memiliki berbagai macam bentuk mulai dari kotak sampai bulat. Kota malang yang merupakan sentra keripik tempe, memiliki bentuk keripik tempe yang khas yaitu berbentuk bulat. Bentuk keripik tempe yang bulat dapat menjadikan pembeda keripik tempe kota Malang dengan keripik tempe yang ada di kota lainnya. Keripik tempe saat ini telah banyak dijumpai di pasar tradisional maupun di toko oleh-oleh.

Keripik tempe merupakan salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Keripik tempe memiliki daya tahan yang cukup lama sekitar 3-5 bulan serta cara pembuatannya yang relatif mudah, sehingga usaha keripik tempe ini berkembang dan menjadi salah satu makanan yang sering di jumpai. Produk keripik tempe saat ini banyak dihasilkan oleh Usaha Kecil Menengah (UKM). Kota Malang yang merupakan salah satu penghasil keripik tempe terbesar di Indonesia. Hampir di setiap sudut kota di temukan tempat penjualan keripik tempe. Kripik tempe malang sering di jadikan bingkisan tangan oleh wisatawan luar kota yang berkunjung ke kota Malang. Tingginya minat masyarakat akan produk keripik tempe merupakan salah satu peluang bisnis bagi pelaku usaha untuk mencari nafkah dari keripik tempe (T.

Yulianti & Prihtanti, 2020). Keripik tempe memiliki protein yang cukup tinggi berkisar antara 23%-25%.tempe yang digunakan untuk pembuatan keripik tempe melaui proses yang sedikit berbeda dengan proses pembuatan temp untuk sayur.

Tempe yang akan dijadikan keripik tempe di potong dengan ukuran sangat tipis agar ketika di goreng teksturnya akan garing dan renyah.

(8)

Langkah- langkah proses pembuatan tempe sampai menjadi keripik tempe sebagai berikut:

1. Perebusan kedelai sekitar 30 menit atau sampai setengah matang.

2. Kedelai di rendam sampai berbusa dan mengeluarkan bau asam.

3. Memisahkan kedelai dengan kulitnya.

4. Pencucian kedelai sampai bersih.

5. Perebusan kedelai sampai matang.

6. Penirisan dan pendinginan.

7. Setelah dingin, kedelai ditaburi dengan ragi.

8. Proes selanjutnya yaitu pengadukan adonan sehingga kedelai dan ragi tercampur merata.

9. Proses selanjutnya yaitu pembungkusan dengan plastik yang memiliki panjang 110 cm.

10. Proses selanjutnya yaitu pemeraman adonan tempe selama 12 sampai 14 jam.

11. Setelah di peram, bungkusan tempe dibuka dan dilakukan proses pengirisan menggunakan mesin atau secara manual menggunakan pisau.

12. Setelah proses pengirisan, potongan tempe dimasukkan ke dalam adonan tepung yang telah dibumbui kemudian digoreng setengah matang.

13. Tempe yang setengah matang digoreng lagi dalam minyak panas sampai berwarna kuning kecoklatan kemudian diangkat dan ditiriskan.

2.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan suatu identifikasi berbagai faktor dengan cara sistematis dalam merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 1997). Analisis SWOT merupakan bagian dari suatu proses perencanaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Hal utama yang akan ditekankan adalah dalam proses perencanaan, suatu perusahaan/organisasi membutuhkan penilaian mengenai kondisi saat ini dan kondisi kedepan yang mempengaruhi proses

(9)

pencapaian perusahaan/organisasi. Penggunaan analisis SWOT akan didapatkan karakteristik dari kekuatan utama, kekuatan tambahan, faktor netral, kelemahan utama dan kelemahan tambahan berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal.

Analisis SWOT merupakan bentuk analisis situasi untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) suatu perusahaan atau organisasi dan kesempatan (opportunities) serta ancaman (threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi perusahaan.

Ada beberapa faktor-faktor strategis dalam analisis SWOT yaitu:

1. Faktor Kekuatan (Strength)

Situasi internal perusahaan yang berupa kompetensi/sumberdaya yang dimiliki perusahaan, yang dapat digunakan untuk menangani ancaman yang terjadi.

2. Faktor Kelemahan (Weakness)

Situasi internal perusahaan dimana kompetensi/sumberdaya perusahaan sulit digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman yang terjadi.

3. Faktor Peluang (Opportunity)

Situasi eksternal perusahaan yang berpotensi menguntungkan. Perusahaan yang berada dalam suatu indsustri yang sama secara umum akan merasa diuntungkan jika dihadapkan pada kondisi eksternal tersebut.

4. Faktor Ancaman (Threat)

Situasi eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan. Perusahaan yang berada dalam suatu industri yang sama secara umum akan merasa dirugikan jika diharapkan pada kondisi eksternal tersebut.

2.6 Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal 2.6.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan proses untuk menentukan dimana perusahaan atau pemerintah daerah mempunyai kemampuan yang efektif sehingga perusahaan dapat memanfaatkan peluang secara efektif dan

(10)

dapat menagngai ancaman didalam lingkungan. Menurut Suryanata (2019) faktor- faktor lingkungan internal perusahaan sebagai berikut :

a. Aspek Produksi

Fungsi produksi suatu perusahaan terdiri dari semua aktivitas yang merubah masukan (input) menjadi barang atau jasa. Manajemen produksi memperlakukan masukan (input), mentranformasi, dan keluaran (output) sangat beragam diantara industri dan pasar.

b. Aspek Pemasaran

Pemasaran merupakan proses pengantisipasian, penciptaan, dan pemenuhan keinginan dan kebutuhan pelanggan atas produk atau jasa. Fungsi-fungsi dasar pemasaran terdiri dari: analisis pelanggan, pembelian persediaan, penjualan produk, perencanaan produk, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan tanggung jawab sosial.

c. Aspek Keuangan dan Akuntasi

Penetapan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan merupakan hal yang penting dalam formulasi strategi secara efektif. Fungsi keuangan dan akuntasi terdiri terdiri dari tiga keputusan, yaitu: keputusan investasi, keputusan pembelanjaan, dan keputusan deviden.

2.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berada diluar batas perusahaan dan mempengaruhi perusahaan tersebut. Menurut Suratman (2021) faktor-faktor yang termasuk ligkungan eksternal perusahaan sebagai berikut:

a. Pelanggan (Costumer), yaitu masyarakat umum yang berpotensi untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

b. Pemasok, adalah pihak yang menyediakan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi produk atau jasanya.

(11)

c. Pesaing, yaitu perusahaan pendatang baru yang menawarkan barang atau jasa yang sama atau serupa kepada customer atau prospek yang sama.

d. Pemerintah, yaitu badan atau perwakilan yang membuat peraturan perekonomian dalam tingkat lokal, daerah atau pusat sebagai penegak hokum yang berlaku serta peraturan yang berpengaruh terhadap kegiatan operasional perusahaan.

2.7 Atribut Produk

Atribut produk merupakan unsur-unsur yang menjadi pengembangan atau pembeda pada suatu produk, sehingga memberikan nilai tambah pada produk, manfaat serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam proses pembelian. Atribut memiliki pengaruh besar terhadap persepsi konsumen terhadap suatu produk. Menurut Sumawati et al., (2014) atribut yang memiliki hubungan dengan produk keripik terdiri dari 8 dimensi kualitas produk yang dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 1. Dimensi dan Atribut Produk Keripik Tempe

Dimensi Kualitas Produk Atribut Produk Keripik tempe

Performance 1. Rasa

2. Harga 3. Kerenyahan Reliability 4. Kondisi Kemasan

Feature 5. Variasi rasa

Durability 6. Tenggang waktu kadaluarsa keripik tempe Serviceability 7. Kemudahan memperoleh produk

8. kecepatan dan kesabaran karyawan dalam melayani pembeli

Conformance 9. Bentuk

Aesthetic 10. Keseragaman ukuran

11. Desain kemasan Perceived Quality 12. Informasi Produk

13. Keterkenalan merek

(12)

2.8 Kerangka Berfikir

Penelitian ini bermula dari pemikiran peneliti tentang keadaan persaingan bisnis saat ini yang begitu ketat. Pelaku bisnis berlomba-lomba mencari inovasi atau peluang yang dimiliki dari bisnisnya untuk dikembangkan sehingga bisnisnya dapat bersaing dengan kompetitor bisnis yang sama ditengah persaingan bisnis yang begitu ketat. Keripik tempe merupakan salah satu makanan ringan yang berbahan dasar dari tempe dan menjadi salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. masyarakat saat ini sudah banyak terjun ke usaha keripik tempe, karena pembuatannya yang begitu mudah dan usaha ini dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Banyaknya bisnis keripik tempe, membuat pelaku usaha harus mencari peluang atau inovasi untuk mengembangkan bisnisnya sehingga dapat terus berjalan di tengah banyaknya kompetitor usaha yang sama.

Pengembangan usaha kripik tempe dapat dilakukan dengan melihat 2 faktor yaitu yang pertama faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan dan yang kedua faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman. Indikator untuk menilai produk dari segi kekuatan yaitu produk keripik tempe memiliki tekstur yang garing dan renyah, memiliki berbagai varian rasa keripik tempe, memiliki bahan kemasan yang aman, harga keripik tempe sesuai dengan kualitas yang ditawarkan, dan lokasi usaha yang strategis. Indikator untuk menilai segi kelemahan yaitu kurangnya promosi produk, daerah pemasaran produk yang sempit, dan keterbatasan lahan parkir pada gerai Usaha Mikro Putra Ridlo. Indikator untuk menilai segi peluang yaitu produk keripik tempe memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan usia, dan peminat keripik tempe tidak hanya dari kota Malang. Indikator untuk menilai segi ancaman yaitu munculnya pesaing dengan produk sejenis, banyaknya produk keripik tempe dengan berbagai label ditawarkan dipasaran, dan jaringan pemasaran pesaing lebih luas. Kedua variabel tersebut baik internal dan eksternal akan dianalisis menggunakan matriks IFAS, EFAS, dan SWOT.

(13)

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Usaha Mikro Keripik Tempe Putra Ridlo

Faktor Eksternal

 Peluang :

1. Produk keripik tempe memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan usia.

2. Peluang pasar yang cukup besar.

3. Peminat keripik tempe tidak hanya dari kota Malang.

 Ancaman :

1. Munculnya pesaing dengan produk sejenis.

2. Banyaknya produk keripik tempe dengan berbagai label ditawarkan dipasaran.

3. Jaringan pemasaran pesaing lebih luas.

Faktor Internal

 Kekuatan :

1. Produk keripik tempe memiliki tekstur yang garing dan renyah.

2. Memiliki berbagai varian rasa keripik tempe.

3. Memiliki bahan kemasan yang aman.

4. Harga keripik tempe sesuai dengan kualitas yang ditawarkan.

5. Lokasi usaha yang strategis.

 Kelemahan :

1. Kurangnya promosi produk.

2. Area sasaran pemasaran produk masih terbatas/minim.

3. Keterbatasan lahan parkir pada gerai Usaha Mikro Putra Ridlo.

Perumusan Strategi (Matriks SWOT)

Matriks IFAS Matriks EFAS

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan usaha; mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman agroindustri kelanting; serta merumuskan

Dari segi eksternal, industri tempe di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar mempunyai peluang permintaan produk yang tinggi serta ancaman yang harus dihadapi yaitu

1) Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil

Diperlukannya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kopi bubuk Jalakku melalui telaah terhadap faktor

1. Faktor Internal: yaitu kekuatan dan kelemahan internal organisasi. Faktor Eksternal: yaitu peluang dan ancaman yang disajikan oleh lingkungan eksternal organisasi.

Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam mengembangkan agroindustri minyak atsiri jahe dan

Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu organisasi (internal) termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan

Kegiatan penelitian dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terdapat pada TB Rumah Buku dengan menggunakan konsep analisis SWOT