Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang Bandung
Wanda Wulandari
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: [email protected]
ABSTRAK
Semakin berkembangnya zaman maka kebutuhan mobilitas juga semakin meningkat, alat transportasi pun terus mengalami perkembangan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satunya adalah bus.
Bus merupakan alat transportasi darat yang umum dipakai, karena tarif bus yang relatif murah dan efektif. Seiring meningkatnya peminat yang menggunakan jasa transportasi bus, maka kualitas dari terminal harus ditingkatan demi mencapai kenyamanan, keamanan dan keselamatan penumpang.
Terminal selain wadah bagi calon penumpang juga merupakan gerbang sebuah kota bagi pengunjung yang datang ke suatu kota. Pada desain Terminal Bus Leuwipanjang ini terdapat fasilitas penunjang seperti area sentra industri dan retail mengingat lokasi terminal dan sentra industri Cibaduyut berdekatan. Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang yang berlokasi di kawasan pemukiman padat ini mengusung tema Arsitektur Post-Modern. Penerapan tema tidak sekedar untuk fasad dan interior saja karena perlu memperhatikan beberpa faktor lain, salah satunya mendesain aksesibilitas yang efisien bagi pengunjung maupun pengelola yang berada di terminal mengingat sirkulasi adalah permasalahan utama pada terminal. Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang Bandung diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum agar dapat menjadi solusi bagi kemacetan di Kota Bandung.
Kata kunci: Terminal Bus, Post-Modern, Leuwipanjang, Bandung.
ABSTRACT
Bandung is the capital of West Java Province which is experiencing rapid development. As time as goes, the era of mobility needs is also increasing, the transportation also developed to maintan the mobility needs. Bus are a commonly used land transportation, because bus fares are relatively cheap and effective. As the user of the bus goes, the quality of the bus station need to be mainteneced to fulfill the user need. Its because to keep the user comfortable, bus station is also a gate for tourist come. In the design of The Leuwipanjang Integrated Bus Station, there are supporting facilities such as industrial and retail centers, considering the location of the terminal and the Cibaduyut industrial center adjacent. location of the Leuwipanjang Bandung Integrated Bus station is a densely populated area with a theme of postmodern architecture desain. The application of the theme of Post-Modern Architecture is not only on the facade and interior because it needs to pay attention to several other factors, one of which is designing efficient accessibility for visitors and managers who are in the bus station considering that circulation is the main problem in the bus station design. Leuwipanjang Bandung Integrated Bus Terminal can be used to people use public transportation to be a solution for traffic jam in Bandung.
Keywords: Bus Station, Post-Modern, Leuwipanjang, Bandung.
1. PENDAHULUAN
Transportasi di Indonesia memegang peranan yang sangat vital dalam berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, dan sebagainya. Hal ini dikarenakan transportasi merupakan alat mobilitas manusia. Maka untuk memenuhi tingginya mobilitas, alat transportasipun terus mengalami perkembangan yang disertai dengan pengendalian khusus. Masalah yang akan timbul jika tidak ada pengendalian dan penanganan khusus terhadap alat transportasi salah satunya adalah kemacetan. Kemacetan tidak dapat dihindari apabila volume kendaraan terus bertambah, sementara mobilitas manusia akan alat transportasi terus meningkat, dengan permasalahan tersebut maka pemerintah melakukan pengembangan transportasi guna menyediakan jasa transportasi yang cepat, nyaman, aman dan berkelanjutan.
Terminal adalah pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan. Selain itu terdapat juga pengunjung umum dan tidak memiliki Batasan rentang usia terutama wisatawan lokal dan wisatawan asing.
Terminal Bus Leuwipanjang merupakan terminal bus terbesar di Kota Bandung saat ini, dengan demikian sarana dan prasarana harus efisien demi kenyamanan calon penumpang bus maupun wisatawan yang datang ke Kota Bandung.
Tema perancangan yang diambil yaitu “Arsitektur Post-Modern”. Arsitektur post-modern adalah percampuran antara tradisional dan non-tradisional, gabungan setengah modern dan setengah non- modern, perpaduan antara lama dan baru.
Menurut Charles Jencks, arsitektur post-modern dapat dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, yaitu Sintaksis merupakan penyusunan komponen-komponen bangunan (pintu, jendela,tangga, atap, kolom, dinding dan sebagainya) secara tepat sehingga mampu menghasilkan penampilan visual bangunan yang bermakna, Semantik merupakan unsur yang menentukan gambaran yang tercipta dalam ingatan seseorang manakala mendengar serangkaian kata atau kalimat yang diucapkan oleh orang lain, dan Metafora yaitu hadirnya suatu arti kiasan dari „kalimat‟ yang dihasilkan setelah kata-kata dirangkaikan.
2.4 Klasifikasi Terminal
Menurut keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 tahun 1995, kriteria terminal terbagi menjadi 3 jenis yaitu terminal tipe A, terminal tipe B dan terminal tipe C yang membedakan ketiganya adalah layanan jaringan trayek, lokasi, kelas jalan, jarak antar 2 terminal, luas lahan dan akses keluar masuk terminal. Pada Tugas Akhir ini, Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang dikategorikan sebagai terminal dengan kelas B.
Tabel 1 Elaborasi Tema
F A C T S
Salah satu transportasi yang sering di gunakan masyarakat dalam berpergian di dalam maupun ke luar kota adalah bus,karena transportasi ini masih menjadi
Pilihan terutama bagi masyarakat menengah kebawah.
Terminal Leuwi Panjang Bandung merupakan terminal terbesar di Bandung saat ini dan masih menjadi pilihan bagi para pendatang baru yang mendatangi kota Bandung dari berbagai kota khususnya dalam moda transportasi bus dan angkutan kota.
Desain zoning dan penempatan ruang yang masih kurang baik dan kurang menarik untuk pengunjung dan penumpang. Sirkulasi dirasa belum mempermudah pengunjung untuk beraktifitas di dalamnya.
N E E D S
Dapat merancang bangunan transportasi berupa terminal tipe B yang sesuai dengan standar dan dapat membuat pengguna bangunan merasa nyaman.
Dibutuhkannya sarana yang memadai, modern, bersih, aman dan layak, serta aksesibilitas yang efisien.
Dibutuhkan desain terminal yang lebih modern dengan penataan pedestrian, sirkulasi dan zoning yang tepat serta memudahkan pengunjung yang beraktifitas di dalamnya.
G O A L S
Mendesain bangunan terminal yang nyaman,aman,bersih dan jauh dari kesan kumuh.
Mendesain terminal dengan sarana yang memadai, modern, bersih, aman dan layak, serta aksesibilitas yang efisien bagi seluruh pengunjung, penumpang, dan semua yang terlibat di dalam terminal.
Penerapan tema Post-Modern di harapkan dapat menjadi solusi untuk perencanaan re-desain Terminal Leuwipanjang yang mengacu pada beberapa point TOD dengan penerapan ciri-ciri dan prinsip arsitektur post-modern.
C O N C E P T
Mendesain bangunan terminal yang dapat mengakomodir seluruh kegiatan didalamnya
namun tetap
nyaman,aman,bersih dan jauh dari kesan kumuh.
Bangunan terminal Leuwi Panjang Bandung yang mempunyai kondisi lingkungan yang kumuh, kurang aman, nyaman dan aksesibilitas yang kurang efisien maka dibutuhkan bangunan yang menerapkan tema Arsitektur Post-Modern.
Merancang bangunan terminal Leuwi Panjang Bandung dengan dengan konsep Arsitektur dinamis dengan tidak mengesampingkan fungsinya yaitu sebagai terminal bus terpadu dan memudahkan aksesibilitas bagi para pengunjung, penumpang dan seluruh aspek didalamnya.
Tabel 2 Klasifikasi Terminal
No Kriteria Terminal Tipe A Terminal Tipe B Terminal Tipe C
1 Jaringan Trayek AKAP + Tipe B AKDP+Tipe C Angdes/Angkot
2 Lokasi Jl. Arteri Primer Jl. Arteri/ Kolektor
Primer
Jl. Kolektor/Lokal Sekunder
3 Kelas Jalan Minimal III A Minimal III B Minimal III B
4 Jarak Minimal Antar 2 (Dua) Terminal Min. 20 Km Min. 15 Km -
5 Luas Lahan Min. 5 Ha Min. 3 Ha Sesuai Permintaan
6 Akses Keluar Masuk Terminal Min.
100 m Min. 50 m Sesuai Kebutuhan
2.5 Konsep Gubahan Massa
Bentuk dasar bangunan utama adalah susunan dari 3 persegi panjang/balok yang berbda dimensi kemudian diberi beberapa substraktif pada lantai bawah untuk main entrance agar tetap teduh, kemudian di area lain sebagai bangunan penunjang, bangunan tetap memiliki dasar bentuk yang sama hanya saja beda dimensi.
Connector bridge ditamahkan unuk menghubungkan bangunan utama dna bangunan pendukung agar dapat menghindari terjadinya cross sirkulasi antara bus dan pejalan kaki di terminal.
3. HASIL RANCANGAN 3.1 Data Proyek
Luas lantai dasar pada rancangan 4.809 m² dan luas lahan yang boleh dibangun adalah 24.700 atau (KDB) 65% dari luas seluruh lahan yaitu 38.000 m², sedangkan luas seluruh lantai yang boleh dibangun (KLB) sebesar 247.000 m² dan total luas rangancangan keseluruhan adalah 10.229m2.
Adapun luas minimal lahan hijau (KDH) pada site sebesar 11.400 m². Sementara GSB pada site sebesar 7.5 m dari jalan Soekarno Hatta.
Tabel 2. Regulasi Terminal Leuwipanjang
Ko de Zo- na
Zo- na
Sub Zona
Kode Sub Zona
KDB Maksimum KLB Minumum
KDH Minimum
Tata Bangunan
Fungsi Jalan Fungsi Jalan
Arteri Kolektor Lokal
Lingk. Arteri Kolektor Lokal Lingk.
c Ca mpu ran
Camp uran Tingg i
c1 65% 65% - 65% 65% - 30%
GSB Min. ½ Lebar jalan.Luas Lantai Max.
100.000m2
3.2 Deskripsi Rancangan
Luas lantai dasar 4.809 m2, dimana bangunan utama terminal bus seluas 4.256 m², bangunan bengkel dan ruang istirahat supir seluas 131 m2, shelter non AKDP seluas 422 m²; kemudian total luas lantai 1 adalah 5.420 m² dengan rincian bangunan utama seluas 3.998 m², shelter non AKDP seluas 422 m² dan luas connector bridge 558 m². Total luas keseluruhan dari Bangunan Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang Bandung ini seluas adalah 10.226 m² dengan area KDH seluas 15.405 m² (min. 30%) dan perkerasan di dalam site seluas 20.206 m².
Gambar 1 Gubahan Massa
Gambar 2 Zoning pada Site Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang Bandung
Bentuk dasar Menyusun 3 bentuk dasar.
Menambahkan massa bangunan pendukung
Menambah connector bridge sebagai penghubung.
Sumber: RDTRW Kota Bandung, 2016
Pembagian zoning pada site ada 3 zona yaitu publik mencakup pedestrian, parkir, area tunggu, retail dan foodcourt, zona service adalah area utilitas dan semi publik adalah peron bus, mushola, shelter dan pengendapan bus (lihat Gambar 2).
Pembagian zoning di lantai dasar terdapat 5 pembagian zona ruang yaitu publik mencakup pedestrian, parkir, area tunggu, retail dan foodcourt, servis untuk area utilitas, semi publik area peron bus, mushola, shelter dan pengendapan bus, area darurat dan area privat seperti kantor, ruang laktasi, ruang kesehatan (lihat Gambar 3), sedangkan pada lantai 1 terdapat 4 pembagian zona seperti lantai dasar namun tanpa ruang servis atau ruang utilitas (lihat Gambar 4).
Berdasarkan hasil analisa tapak dan pertimbangan yang lain maka bangunan Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang Bandung menghadap ke arah jalan Soekarno Hatta untuk bangunan terminal utama karena memiliki view terbaik dan bangunan shelter menghadap ke jalan Leuwipanjang karena shelter merupakan penunjang, namun tetap diberi akses untuk pejalan kaki agar mempermudah pencapaian dari jalan Leuwipanjang menuju shelter.
Site entrance dibagi menjadi beberapa jenis yaitu entrance bus AKDP, entrance kendaraan bus non AKDP dan non bus dari jalan Lewuipanjang, yang sama-sama meuju jalan Kopo sebagai jalan keluar untuk semua kendaraan. Entrance pejalan kaki (pedestrian) dan entrance kendaraaan umum/pribadi berada di jalan Soekarno Hatta.
Gambar 3 Zoning pada Lantai Dasar Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang Bandung
Gambar 4 Zoning pada Lantai 1 Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang Bandung
Gambar 6 Pola Sirkulasi dalam Tapak Gambar 5 Solusi Orientasi Massa Bangunan Terminal Leuwipanjang
Bandung
Dinding bangunan terminal menggunakan dinding precast atau dinding pracetak untuk memenuhi atau mencirikan dari tema Arsitektur post-modern. Dinding kaca menggunakan temperred glass tak lupa pula diberi secondary skin dengan pola vertikal dan horizontal untuk mempertegas garis lurus sesuai dengan tema pada fasadnya.
Sesuai dengan tema Arsitektur Post-Modern bangunan terminal ini menerapkan garis lurus baik vertikal maupun horizontal pada fasadnya sebagai secondary skin untuk dinding curtain wall. Garis lurus juga memperkuat kesan sederhana dan dinamis dibandingkan bentuk-bentuk yang abstak.
Gambar 8 Tampak Depan Bangunan
Gambar 9 Tampak Samping Bangunan
Gambar 10 Fasad Bangunan curtain wall + secondary skin
Gambar 11 Fasad Bangunan precast + ACP Gambar 7 Tema Perancancangan
Connector bridge sebagai penghubung antara bangunan terminal utama dan bangunan shelter, terdapat 5 shelter angkutan kota sesuai trayek dengan sistem peron mengantri agar menghindari supir angkot berlama-lama menunggu angkot penuh. Berikut adalah suasana yang ada pada Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang Bandung.
4. SIMPULAN
Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang Bandung ini di desain dengan tema arsitektur post-modern, penerapan tema terdapat pada fasad dan material bangunan juga pada sistem aksesibilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dari arsitektur post-modern. Salah satu dari ciri arsitektur post-modern itu sendiri diantaranya yaitu menyoroti dan menonjolkan garis lurus bersih pada furnitur dan dapat dilihat terdapat banyak elemen garis baik itu horizontal maupun vertikal, serta penggunaan bahan atau material pada bangunan yaitu penggunaan bahan precast pada desain bangunan Terminal Bus Terpadu Leuwipanjang Bandung ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jenks, Charles; 1977; The Language of Post Modern Architecture
Menteri Perhubungan RI; 2016; PM Perhubungan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek;
Jakarta: Menteri Perhubungan RI
Menteri Perhubungan RI; 2017; PM Perhubungan Republik Indonesia No. 26 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek;
Jakarta: Menteri Perhubungan RI
Dinas Perhubungan Kota Bandung; bandung-urban-mobility-project-dinas-perhubungan:
Bandung: Dinas Perhubungan Kota Bandung
Gambar 12 Perspektif Eksterior