• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 2 SIMEULUE BARAT SKRIPSI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 2 SIMEULUE BARAT SKRIPSI."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 2 SIMEULUE BARAT

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

AL DISAN NIM. 150201179

Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM - BANDA ACEH 2020 M/1442 H

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunianya dan Salawat beriring salam penulis sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul judul Kompetensi Profesional Guru dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Simeulue Barat ini dapat terselesaikan.

Ucapan penuh cinta dan kasih sayang yang tak terhingga penulis haturkan kepada Ibunda Raini dan Ayahanda Akhrudin yang telah mendidik, mengasuh penulis dengan kasih sayang dan do’anya selalu mengiringi penulis setiap saat sejak kecil sampai menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi. Yang penulis hormati kepada adek saya Aji Rahman yeng telah memberikan semangat, motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari tidak dapat mebalasnya, hanya do’a yang penulis panjatkan semoga jerih paya dan ketulusan orang tua, dan adik diridhoi dan dibalas oleh Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terwujud tanpa bantuan semua pihak, maka pada kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Muslim Razali, SH., M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, para Wakil Dekan serta karyawan dan karyawati dilingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang telah

(6)

vi

membantu penulisan dalam urusan administrasi perkuliahan dan penelitian yang diperlukan dan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Husnizar, S. Ag., M.Ag selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam dan kepada staf Program Pendidikan Agama Islam serta seluruh dosen yang telah memberikan ilmu, bimbingan, serta motivasi selama penulis menjalani pendidikan perkuliahan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

3. Ibuk Dr. Hj. Nurjannah Ismail, M.Ag selaku Penasehat Akademik (PA) sekaligus selaku pembimbing I yang selalu mengontrol, memotivasi, meluangkan waktu, pikiran serta tangannya dalam membimbing sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Saifullah Maysa, S.Ag., MA selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, pikiran serta tangannya dalam membimbing sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Kepala sekolah SMA Negeri 2 Simeulue Barat, para wakil kepala sekolah, seluruh dewan guru dan peserta didik kelas VIII yang sudah banyak membantu dan telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian yang diperlukan dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.

6. Kepada seluruh keluarga sanak family di kampung, Nenek, tuo Asarudin, pakcik Ashadin, Ajislan, M. Sahada, Khairusalam serta daudo Marmin. Dan abang/kakak serta adik-adik, Safwan, Hasral, Juli Harsono, Sarti, Armika Wati, Wawan Sapurta, Martoni, Yudi Mariyon, Aji Rahman, Farma, Yeldi Maslan, Elwa, Elwi yang selalu memberikan dukungan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

vii

7. Kepada seluruh teman-teman sejawat, Felma Ewita, Erdi Asim, Hesmi Yulisa, Alfahmijar, Iwal Fabli, Ronal Fitrah, Denil Maheswara. Dan teman-teman mahasiswa/i Angkatan 15, Riki Main Aksi, Rizki Zamzari, Besa Nasri Elgi, Linda Maulida, Harto Darsim merupakan teman sejawat pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang sering memberikan semangat, masukan dan motivasi demi terselesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Banda Aceh, 21 Desember 2020 Penulis,

Al Disan

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman LEMBARAN JUDUL

LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBARAN PENGESAHAN SIDANG

SURAT PENGESAHAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Penjelasan Istilah ... 10

BAB II HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU A. Pengertian Kompetensi Guru ... 14

B. Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran ... 17

C. Pengertian Profesional Guru ... 31

D. Profesional Guru dalam Proses Pembelajaran ... 37

E. Kompetensi Profesional Guru dalam Pendidikan Islam ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Data yang Dibutuhkan ... 47

B. Lokasi dan Subjek Penelitian... 50

C. Teknik Pengumpulan Data ... 52

D. Teknik Pengelolahan Data ... 57

E. Pedoman Penulisan ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 59 B. Kompetensi Profesional Guru dalam Proses

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

(9)

ix

Halaman Negeri 2 Simeulue Barat ... 67 C. Bagaimana Solusi Untuk Meningkatkan

Kompetensi Profesionalisme Guru

Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2

Simeulue Barat ... 78 D. Analisis Hasil Penelitian ... 80 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 85 B. Saran ... 86 DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(10)

x DAFTAR TABEL

Tabel No. Halaman

1.1 Profil sekolah ... 61 1.2 Sarana dan prasarana... 64 1.3 Data jumlah guru dan pegawai di SMA

Negeri 2 Simeulue Barat ... 64 1.4 Data nama-nama guru dan pegawai di SMA

Negeri 2 Simeulue Barat ... 65 1.5 Jumlah peserta didik di SMA Negeri 2

Simeulue Barat ... 65

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

I. Struktur organisasi SMA Negeri 2 Simeulue Barat

II. Pedoman wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Simeulue Barat

III. Pedoman wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 2 Simeulue Barat

IV. Surat keterangan pembimbing

V. Surat izin penelitian dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

VI. Surat telah melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Simeulue Barat VII. Foto dokumentasi penelitian

VIII. Riwayat hidup penulis

(12)

xii ABSTRAK

Nama : Al Disan

NIM : 150201179

Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam Judul : Kompetensi Profesional Guru dalam Proses

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Simeulue Barat

Tanggal Sidang : 13 Januari 2021 Tebal Skripsi : 87 Halaman

Pembimbing I : Dr. Hj. Nurjannah Ismail, M.Ag Pembimbing II : Saifullah Maysa, S.Ag., MA Kata Kuci : Kompetensi, Profesional

Kompetensi merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan layak, kompetensi menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Sedangkan profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran, profesional merupakan kemampuan dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Di SMA Negeri 2 Simeulue Barat pada awalnya pembelajaran berjalan kurang baik dimana guru hanya memberikan buku paket untuk dicatat oleh peserta didik, karena guru tidak menguasai materi pelajaran dengan mendalam dan kurangnya kemampuan guru dalam membuka pembelajaran dengan baik serta tujuan pembelajaran tidak dijelaskan. Dan kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media, metode, strategi dalam proses pembelajaran. Akibatnya, peserta didik sulit mengerti dan memahami materi pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis ingin melihat sejauh mana kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, serta upaya dalam meningkatkan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Simeulue Barat.

Penelitian ini bersifat diskriptif, dengan menggunakan penelitian kualitatif.

Dalam pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian yang penulis dapatkan, guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Simeulue Barat sudah memiliki kompetensi yang dapat dilihat dari latar belakang guru tersebut merupakan lulusan sarjana dan mengajar pada mata pelajaran yang linier dengan keilmuannya dan sudah memiliki sertifikat Pendidik. Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Simeulue Barat sudah malaksanakan proses pembelajaran dengan baik, mulai dari awal pembukaan hingga akhir proses pembelajaran. Sedangkan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Simeulue Barat, diantaranya guru tersebut selalu mengikuti pelatihan dan bimbingan guru baik di sekolah maupun ketingkat kabupaten.

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang pengajaran dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari tugas-tugas guru, keterampilan pengajaran dan profesional guru merupakan hal yang diperlukan dalam proses pembelajaran terutama sekali dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Mengajar pada hakikatnya adalah membimbing aktivitas belajar peserta didik, aktivitas peserta didik dalam belajar sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang optimal. Agar dapat mengajar secara efektif, guru harus meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya serta melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Mulailah dan akhirilah mengajar tepat pada waktunya, dan guru menunjukan keseriusan dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Semakin banyak peserta didik terlibat aktif dalam belajar, semakin tinggilah kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengejaran yang dilaksanakannya, untuk memenuhi hal tersebut seorang guru harus mampu mengelola proses belajar mengajar di dalam kelas. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. Hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan oleh peranan kompetensi profesional seorang guru, guru yang memiliki kompetensi profesional akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.

(14)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan kompetensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bagi masyarakat bangsa dan Negara.1 Usaha pendidikan sudah di mulai sejak manusia itu lahir dari kandungan ibunya sampai ia tutup usia. Pendidikan akan berlangsung dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.2

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:

ٱ

ۡ ۡ أَرۡق

ۡۡ بٱ

ۡ مۡس

ۡ َك بَر ۡ ٱ ي لَّ ذ

ۡ

ۡ َقَلَخ ١ۡۡ

ۡ َقَلَخ

َۡنَٰ َسن ۡ ٱ لۡ

ۡ ٍق َلَعۡۡن م ۡ ٢ۡۡ

ٱ

ۡ ۡ أَرۡق

ۡ

ۡ َكُّبَرَو ٱ

ۡ مَرۡك َ ۡ لۡ

ۡ٣

ۡۡٱ ي لَّ ذ

ۡ

ۡ بَۡم ذلَع

ۡ مَلَقۡل ٱ

ۡ٤ۡ

َۡمذلَع

َۡنَٰ َسن ۡ ۡٱ لۡ

ۡ

ۡۡمَلۡعَيۡۡمَلۡاَم ٥ۡ

ۡ

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan TuhanmulahYang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(Q.S. Al-Alaq ayat 1-5).

Dan dalam ayat lain Allah swt berfirman tentang orang-orang yang Allah swt angkat derajatnya karna ilmu pengetahuannya, dalam Al-Qur’an surah Al Mujadila ayat 11 yang berbunyi:

___________

1Abdul Racman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 2.

2Burhaduddin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal.

10.

(15)

اَهُّي َ أََٰٓي

ۡٱ

َۡني لَّ ذ

ۡ فِْۡاو حذسَفَتۡۡم كَلۡ َلي قۡاَذ إْۡآو نَماَء ۡ

ۡ س لَٰ َجَم ۡ ل ٱ

َۡۡف ٱ

ْۡاو ح َسۡف

ۡ

ۡ ح َسۡفَي ٱ

ۡ ذللّ

ۡۡۖۡم كَل ۡ

ۡ َلي قۡاَذوَإِ

ٱ

ْۡاو شُن

َۡۡف ٱ

ْۡاو شُن

ۡ

ۡ عَفۡرَي ٱ

ۡ ذللّ

ۡٱ

َۡني لَّ ذ

ۡ

َۡوۡۡم كن مْۡاو نَماَء ٱ

َۡني لَّ ذ

ۡ

ْۡاو تو أ

َۡمۡل عۡل ٱ

ٖۡۚ تَٰ َجَرَد ۡ

َۡوٱ

ۡ ذللّ

ۡٞير بَخَۡنو لَمۡعَتۡاَم ب ۡ ١١ۡ

ۡ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al Mujadilah ayat 11).

Guru merupakan pendidik sekaligus merupakan figur utama bagi berhasilnya proses pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan. Guru bukan hanya ditugaskan untuk menyampaikan materi pembelajaran pada peserta didik namun guru juga ditugaskan untuk bagaimana membuat peserta didik aktif berintraksi dalam proses pembelajaran, agar suasana pembelajaran di dalam kelas tersebut aktif. namun begitu juga sebaliknya dengan peserta didik, juga harus supaya untuk bisa aktif dalam proses pembelajaran.

Anak-anak saat ini mengalami tekanan dari tantangan emosi, mental, yang mempengaruhi perilaku dan kemampuan prestasi mereka.

Mengajar merupakan pekerjaan yang sulit dan menantang, namun mengajar merupakan suatu profesi yang indah di dunia. Seorang guru yang memilki kompetensi profesional bisa berkontribusi langsung dengan peserta didik untuk menambah ilmu pengetahuan peserta didik,

(16)

dengan bertambahnya ilmu pengetahuan peserta didik maka peserta didik dapat aktif dan berprestasi di sekolah.3

Oleh karena itu diperlukan pengajar atau guru yang memiliki kompetensi profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran, agar bisa membuat peserta didik berprestasi, aktif dan berakhlak yang mulia yang bisa memberi manfaat untuk berhasilnya proses pembelajaran.

Ketika menurunnya keaktifan dan prestasi peserta didik dalam proses pembelajaran, guru langsung mengatasi hal tersebut. Guru tidak boleh bersikap tidak peduli, guruyang memiliki kompetensi profesional merupakan kunci keberhasilan bagi proses belajar mengajar. Karena sekarang ini masih ada pengajar yang hanya memberi tugas mencatat pembelajaran di dalam buku pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran di dalam kelas, sehingga sebagian peserta didik ketika masuk dalam kelas dan belajar mereka hanya datang, duduk, diam, dan mendengar setelah itu pulang. Pada persoalan ini ada sebagian guru yang memang tidak peduli akan hal seperti ini atau memang masih kurang mengetahui metode dan strategi apa yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran. Sehingga hal tersebut, akan berdampak terhadap menurunya prestasi peserta didik dalam proses pembelajaran yang di sebabkan oleh guru yang tidak memiliki kompetensi profesional dalam mengajar.

Ada beberapa prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar yang mestinya di terapkan oleh seorang guru selain guru menguasai materi pembelajaran, yakni perhatian dan motivasi, respon

___________

3Lou Anne Johnson, Pengajar yang Kreatif dan Menarik dan Cara Membangkitkan Minat Siswa Melalui Pemikiran, (Jakarta: Macan Jaya Cemerlang, 2009), hal. 4.

(17)

yang di pelajari, penguatan dan umpan balik.4 Sehingga dengan berprestasinya peserta didik dalam proses belajar mengajar di dalam kelas ilmu pengetahuan yang sudah ada pada diri peserta didik tersebut dapat bertambah dan juga dapat bermanfaat bagi peserta didik yang lainnya.

Sebagai tenaga pengajar, setiap guru harus memiliki kemampuan profesional dalam bidang pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut guru dapat melaksanakan perannya sebagai fasilitator yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dan juga guru sebagai pembimbing yang membantu siswa mengatasi kesulitan pada proses belajar mengajar, dan juga guru sebagai penyedia lingkungan yang berupaya menciptakan lingkungan belajar yang menantang bagi siswa agar mereka melakukan kegiatan belajar dengan aktif dan bersemangat. Dan juga guru sebagai model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada peserta didik agar berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku. Selanjutnya guru sebagai motivator yang turut menyebar luaskan pembaharuan kepada masyarakat khususnya kepada subjek didik yaitu siswa. Selanjunya guru sebagai manajer yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga keberhasilan proses belajar mengajar tercapai. Yang mesti di lihat sebagai seorang guru yang profesional adalah bagaimana dapat menciptakan, memperkaya dan menyesuaikan metode pengajarannya untuk menarik sekaligus memelihara minat peserta didiknya.5

___________

4Sriyano, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, (Jakarta: Renika Cipta, 1992), hal. 15.

5Muhammad Anwar,Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Prenamedia Group, 2018), hal. 2.

(18)

Berdasarkan hasil observasi penulis di SMA Negeri 2 Simeulue Barat, proses pembelajaran di dalam kelas berjalan dengan baik. Namun dalam proses pembelajaran guru sedikit sekali menggukan metode, sterategi, media, dalam proses pembelajaran, kurangnya kemampuan guru dalam membuka pembelajaran dengan baik sehingga tujuan pembelajaranpun lupa atau tidak dijelaskan, dan juga kurangnya kemampuan dalam melaksanakan kegiatan inti pembelajaran serta guru sedikit sekali menggukan media-media seperti media teknologi, kurangnya kompetensi profesional guru dalam memberi atau menyampaikan materi pembelajaran sehingga peserta didikpun sedikit sekali yang aktif dan peserta didikpun lambat dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan. Sehingga proses pembelajaran pada saat itu masih kurang tepat sasaran dan belum sempurna, karena belum sepenuhnya menerapkan tahap-tahap pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Proses Pembelajaran (RPP), kemampuan dalam pengelolaan kelas masih kurang, penggunaan media-media pembelajaran masih kurang, sehingga akan berpengaruh terhadap kurang aktifnya peserta didik serta lambatnya peserta didik dalam memahami pembelajaran.

Terkadang ada siswa yang senang bertanya, yang ingin bertanya atau yang jarang bertanya, namun dengan kuarangnya metode, strategi, serta pengelolaan kelas yang kurang maksimalsehingga siswapun hanya mendengardan menulis.Maka hal tersebut akan berdampak terhadap menurunya prestasi siswa.

Dalam hal seperti ini sangat bertolak belakang dengan bagaimana penerapan kurikulum K13 dalam proses pembelajaran, yang mana dalam proses belajar mengajar guru di haruskan memiliki kompetensi profesional. Untuk kepentingan sekolah, memiliki guru yang profesional

(19)

merupakan kunci keberhasilan bagi proses belajar mengajar di sekolah itu. Bahkan, John Goodlad seorang tokoh pendidikan Amerika Serikat, pernah melakukan penelitian yang hasilnya menunjukan bahwa peran guru sangat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran.6

Oleh karna itu dengan latar belakang masalah di atas penulis ingin melihat sejauh mana kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada saat ini di SMA Negeri 2 Simeulue Barat, maka penulis tertarik akan meneliti ke sekolah tersebut.

Namun karena banyaknya peserta didik, maka penulis hanya melakukan penelitian pada kelas XI1 dan XI2 dengan alasan kelas XI1 dan XI2 itu merupakan kelas IPA dan IPS yang mana watak serta tabiat siswanya kurang patuh, berbeda dengan kelas X dan kelas XII. Pada kelas X watak serta tabiat siwanya masih patuh terhadap guru karena mereka merupakan masih siswa baru, sedangkan pada kelas XII mereka sudah sedikit sekali masuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan waktu pembelajaran merakapun sudah tidak lama lagi dan juga meraka sudah sibuk dengan kegiatan-kegiatan untuk persiapan Ujian Akhir Nasional.

Sendangkan pada kelas XI1 dan XI2 mereka sudah lebih terfokus dalam pembelajaran dan kelas XI1 dan XI2 mereka harus lebih diperhatikan oleh guru Pendidikan Agama Islam sehingga watak dan tabiat mereka bisa berubah menjadi lebih baik, sehingga guru Pendidikan Agama Islampun bisa mengerahkan semua kemampuannya. Supaya juga memudahkan bagi penulis dalam mengamati sejauh mana kemampuan kompetensi profesional yang sebenarnya dimiliki oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Simeulue Barat.

___________

6Muhammad Anwar, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Prenamedia Group, 2018), hal. 3.

(20)

Dan nantik hasil penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi tenaga pengajar supaya bisa menyempurnakan kekurangan-kekurangan mengajar dalam proses pembelajaran khususnya di dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Simeulue Barat. Maka dalam tulisan ini, penulis membuat dengan judul “KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 2 SIMEULUE BARAT”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam judul ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas XI1 dan XI2 di SMA Negeri 2 Simeulue Barat ?

2. Bagaimana solusi untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Semeulue Barat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas XI1 dan XI2 di SMA Negeri 2 Simeulue Barat ?

2. Untuk Mengetahui apa solusi untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 2 Semeulue Barat ?

(21)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini ingin mengungkap tentang bagaimana kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran di dalam kelas dalam aspek kompetensi profesional guru. Maka jika guru tersebut berhasil dalam mengelolah proses pembelajaran di dalam kelas, maka dimungkinkan akan memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran pada umumnya, khususnya pada mata pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan juga peserta didik bisa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Adapun Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat penulis rangkum kedalam dua bagian yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi studi/kajian Pendidikan Agama Islam.

b. Memberikan sumbangsih maupun rujukan referensi bagi peneliti dari fakultas Tarbiyah khususnya Pendidikan Agama Islam.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta pemahaman terhadap kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas XI1 dan XI2 di SMA Negeri 2 Simeulue Barat.

b. Bagi pembaca penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai kompetensi profesional dan solusi untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 2 Simeulue Barat.

(22)

c. Hasil penelitian ini nantinya juga akan di sumbangkan kepada pihak sekolah di SMA Negeri 2 Simeulue Barat, sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kompetensi profesional dalam proses belajar mengajar di sekolah, terutama sekali dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari adanya kekeliruan pembaca, maka penulis perlu menjelaskan definisi beberapa istilah-istilah yang di rasa perlu.

Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi berarti kewenangan, kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu.

Menurut Poerwardaninta, kompetensi berarti kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau merumuskan suatu hal. Pengertian dasar kompetensi (Competency) yakni kemampuan atau kecakapan.

Muhibbin Syah, kompetensi berarti the state of being legally competent or qualified yaitu keadaan berwenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.7 Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kauntitatif.8

___________

7Iwan Wijaya, Profesional Teacher Menjadi Guru Profesional, (Jawa Barat:

Jejak, 2018), hal. 20.

8Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 1.

(23)

b. Profesional

Profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran, profesional merupakan kemampuan dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkanya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.

a. Menguasai meteri, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

c. Mengembangkan materi pelajaran yang di ampu secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesional secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.9

c. Guru

Secara etimologi guru sering disebut pendidik, menurut Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 39, dinyatakan bahwa pendidik (guru) adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran.10 Secara normatif guru adalah mereka yang bekerja di sekolah atau madrasah, mengajar dan membimbing serta melatih para peserta didik agar mereka memiliki kemampuan dan keterampilan.

___________

9Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 22.

10Khusnul Wardan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Budi Utama, 2019), hal.

109.

(24)

d. Proses

Suatu kegiatan yang di lakukan secara bertahap untuk mencapai suatu tujuan yang di maksud. Sedangkan makna proses dalam konteks pembelajaran yakni suatu kegiatan intraksi antara guru dan peserta didik yang berlangsung secara edukatif untuk mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan prilaku peserta didik. Yang harus memperhintungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi, kemungkian-kemungkinan itulah yang selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.11

e. Pembelajaran

Pembelajaran di dalamnya terdapat interaksi antara peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar di dalam ruang kelas.

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar. Dalam istilah lain pembelajaran adalah sesuatu yang sengaja melibatkan pengetahuan profesional yang di miliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum, dalam pengertian lain pembelajaran dapat di artikan suatu proses intraksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

___________

11Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:

Kencana, 2015), hal. 31-32.

(25)

kemahiran dan tabiat serta membentuk sikap dan kepercayaan pada peserta didik.12

f. Pendidikan agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.13

g. SMA Negeri 2 Simeulue Barat

SMA Negeri 2 Simeulue Barat merupakan sekolah yang beralamat di jalan lingkar Simeulue Desa Sigulai Kecamatan Simeulue Barat yang didirikan di atas tanah seluas 5950 m2. Yang mana sekolah tersebut sudah berdiri sejak lama, namun sekolah tersebut baru memiliki SK pendirian pada tanggal 12 Februari 2006, dengan nomor SK 421.5/006/2006. Sekolah tersebut dikelola oleh Dinas Pendidikan Provinsi Aceh.

___________

12Suariadi, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Budi Utama, 2018), hal. 6- 7.

13Abdul Racman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 6.

(26)

1 BAB II

HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

A. Pengertian Kompetensi Guru

Tujuan pendidikan nasional adalah muara dari proses pendidikan yang diselenggarakan satuan pendidikan pada semua jenjang.

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 3, keberhasilan satuan pendidikan mencapai tujuan pendidikan dimaksud ditentukan oleh beberapa faktor antara lain kurikulum, guru, peserta didik, sarana dan prasarana, manajemen serta hubungan sekolah dan masyarakat. Guru sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan, dalam menjalankan tugasnya perlu memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana ia mendidik peserta didiknya. Guru bukan hanya sekedar terampil dalam menyampaikan materi ajar, namun ia juga harus mampu mengembangkan pribadi anak, mengembangkan watak anak dan serta mempertajam hati nurani anak.1

Pembelajaran yang dilaksanakan guru diharapkan dapat mampu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Pembelajaran pada satuan pendidikan seharusnya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk ___________

1Rifma, Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru, (Jakarta:

Kencana, 2016), hal. 1-2.

14

(27)

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran di dalam ruang kelas.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, masih banyak guru kurang memahami berbagai strategi pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan seorang guru kurang bervariasi. Sebagian guru di sekolah belum mampu menunjukan adanya intraktif antara guru dan peserta didik, guru hanya cenderungmenyampaikan materi pembelajaran yang ada dalam buku teks peserta didik saja tanpa diiringi dengan penjelasan dan contoh-contoh yang lebih kontekstual. Akibatnya peserta didik tidak menemukan konsep yang jelas materi pelajaran yang diajarkan susah diingat oleh peserta didik. Jadi seorang guru baru disebut memiliki kompetensi jika ia dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan baik, begitu juga dengan seorang guru ia bisa dikatakan memiliki kompetensi mengajar jika ia mampu mengajar siswanya dengan baik.2

Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki oleh seorang guru, setelah dimiliki tentu harus dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran.3 Pentingnya seorang guru menguasai pengetahuan yang mendalam terkait bidang studinya masing-masing, bahkan pengetahuan lainnya yang berkorelasi dengan bidang studinya tersebut agar mereka bisa menjawab pertanyaan dan memberikan pengetahuan yang luas bagi siswanya. Jika kompetensi guru rendah, maka muridnya kelak menjadi generasi yang bermutu rendah. Jangankan mampu ___________

2Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga, 2013), hal. 40.

3M. Gorky Sembiring, Mengungkap Rahasia dan Tips Mengajar Menjadi Guru Sejati, (Yogyakarta: Best Publisher, 2009), hal. 39.

(28)

bersaing mencari pekerjaanpun sulit, sehingga bukan tidak mungkin kelak mereka menjadi beban sosial bagi masyarakat dan negeri ini.

Rasulullah SAW memberi peringatan dalam Hadis riwayat Bukhari:

ُرأمَألْا َدِنأسُأ اَذِإ ِهِلأهَأ ِأيَْغ َلَِإ َةَعاَّسلا أرِظَتأ ناَف

ىرخبلا هاور

)

)

“Ketika suatu perkara (pekerjaan) tidak diserahkan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” (H.R. Bukhari).4 Pemaknaan kompetensi dari sudut istilah mencakup beragam aspek, tidak saja terkait dengan fisik dan mental, tetapi juga aspek spritual. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas. Kompetensi terkait dengan kemampuan, seorang guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Kompetensi merujuk pada hasil kerja, atau kompetensi berarti kemampuan mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang diberikan kepada seseorang, seseorang disebut kompeten dalam bidangnya jika pengetahuan, keterampilan, sikapnya, dan hasil kerjanya sesuai dengan standar yang ditetapkan atau diakui oleh lembaga pemerintah.5

Kompetensi dalam bahasa Indonesia adalah merupakan serapan dari bahasa Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi merupakan perilaku rasional guru mencapai ___________

4Jejen Mustafa, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 2-3.

5Jejen Mustafa, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 26-28.

(29)

tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, maka dengan demikian kompetensi itu di tunjukan dengan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggung jawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu kemampuan.6

Kompetensi juga dapat diartikan sebagai kumpulan pengetahuan, perilaku dan keterampilan seseorang atau yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dan pendidikan kompetensi ini diperoleh melalui proses pendidikan, penelitian, dan belajar secara mandiri dengan meManfaatkan sumber belajar.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 tahun 2007 tentang guru, dinyatakan bahwasanya kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan suatu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung.7

B. Kompetensi Guru dalam Proses Pembelajaran

Guru merupakan seorang insan yang mulia dan berjasa, karena mereka adalah yang diberi amanah atau tanggung jawab untuk mengajar, mendidik manusia dan untuk melahirkan generasi yang baik pada umumnya. Khususnya supaya melahirkan generasi yang beriman dan berakhlak mulia yang sesuai dengan norma-norma agama yang bisa memberi manfaat yang baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat ___________

6Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hal. 17-18.

7Jejen Mustafa, Peningkatan Kompetensi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 22.

(30)

dan untuk negara. Profesi menjadi seorang guru merupakan tugas yang mulia yang sebagian waktunya ia gunakan untuk mengajar, setiap langka yang ia lalui akan bernilai satu pahala dan dihapuskan satu dosa.

Ilmu yang ia sampaikan dengan hikmah dan ikhlas semata-mata hanya karna Allah SWT semata merupakan suatu bagian dari jihad di jalan Allah SWT. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 122 yang berbunyi:

ۡ َن َكَۡاَمَو ٱ

َۡنو ن مۡؤ م ۡ ل

ۡ فِۡ ْاو هذقَفَتَ لِۡٞةَف ئٓاَطۡۡم هۡن مۡ ةَقۡر فۡ كۡن مَۡرَفَنۡ َلَۡوَلَفۡٗۚ ةذفَٓكَْۡاو ر فنَ لِ ۡ

ۡ ني ل ٱ

َۡنو رَذۡ َيَۡۡم هذلَعَلۡۡم هۡ َلِ إْۡآو عَجَرۡاَذ إۡۡم هَمۡوَقْۡاو ر ذن لَِو ۡ ١٢٢

ۡ

ۡ

Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap- tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(Q.S. At-Taubah ayat 122).

Ayat di atas menunjukan kepada kita bahwa Allah SWT menghendaki agar sebagian mukmin untuk mencari pengetahuan, keahlian dan keterampilan kemudian mengajarkannya kepada saudara- saudaranya agar mereka dapat menjaga dirinya. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran yang di berikannya, hendaknya dapat menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu kepada para peserta didikanya. Para peserta didik akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran tidak dapat

(31)

diserap sehingga siswa mulai bosan menghadapi pelajaran yang diberikan oleh guru itu.

Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru ditempatkan pada tempat yang lebih terhormat bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa bahkan keberadaan guru merupakan faktor yang tidak bisa digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer ini. Guru tidak hanya diperlukan oleh murid- murid di ruang kelas, tetapi juga diperlukan dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan memberi suri teladan yang baik, di tengah- tengah membangun, dan di belakang memberi dorongan dan motivasi.

Ing ngarsa sung telada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.8 Kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun diperlukan. Kedudukan seperti itu merupakan penghargaan masyarakat yang tidak kecil artinya bagi para guru, tetapi juga sekaligus merupakan tantangan yang menuntut prestasi yang senantiasa terpuji dan teruji dari setiap guru, bahkan saja di depan kelas, tidak saja di batas-batas pagar sekolah tetapi juga di tengah- tengah masyarakat.9

Guru yang berkompetensi tinggi adalah guru yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan dengan guru yang lain, sehingga keberadaanya selalu dibutuhkan oleh peserta didik. Di tangan guru yang berkompetensi tinggi, masalah pendidikan dapat diselesaikan dengan ___________

8Haryati, Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Studi Tentang Among Dalam Proses Pendidikan, (Ponorogo: Uais Inspirasi Indonesia, 2019), hal. 79.

9Ny. Nani Soedarsono, Suara Daerah No. 185, Agustus 1986.

(32)

sebaik-baiknya. Guru yang mempunyai kompetensi tinggi lebih biasanya:

a. Mampu mengenal peserta didiknya dengan cepat dan mendalam.

b. Menguasai materi yang akan diajarkannya dengan sangat baik.

c. Mempunyai kemampuan menyelenggarakan pembelajaran dengan baik, meliputi:

1. Perancangan pembelajaran (membuat RPP, bahan evaluasi, media pembelajaran, dan alat peraga).

2. Dapat melaksanakan pembelajaran dengan cukup baik, mulai dari pemberian apersepsi, proses pembelajaran, dan menutup materi pembelajaran.

3. Mampu memberikan penilaian dengan baik, adil, dan profesional.

4. Dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk pembinaan peserta didik lebih lanjut, peserta didik yang pintar akan diberi materi tambahan, sementara peserta didik yang kurang akan diberi pendamping lebih lanjut.

d. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu mengembangkan diri sebaik-baiknya.

e. Mampu membuat inovasi pembelajaran dengan baik.

f. Dapat menciptakan model dan metode pembelajaran dengan baik.10

Ada banyak ragam tentang kompetensi guru. Ahmadi, mengemukakan seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya:

___________

10Mulyana, Rahasia Menjadi Guru Hebat, (Surabaya: Grafindo, 2010), hal. 126.

(33)

1. Menguasai secara tuntas materi pembelajaran yang diajarkannya.

2. Mampu memiliki dan menerapkan metode yang tepat.

3. Dapat memotivasi peserta didik.

4. Memiliki keterampilan sosial yang tinggi.

Lebih lanjut, menurut Muhibin Syah dalam menjelaskan kewenangan profesionalnya, guru harus memiliki keanekaragaman kecakapan (Competencies) yang bersifat psikologis yang meliputi:

a. Kompetensi kognitif (kecakapan rana cipta).

b. Kompetensi afektif (kecakapan rana rasa).

c. Kompetensi psikomotor (kecakapan rasa karsa).

Zamroni, menyatakan bahwa guru memerlukan tiga kemampuan dasar, yakni pertama, kemampuan untuk menyampaikan sesuatu secara oral atau ceramah, yang dibantu dengan buku teks, demonstrasi, tes, dan alat bantu tradisional lainnya. Kedua, coaching dimana guru memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berlatih dan mempraktikkan keterampilannya, mengamati sejauh mana siswa mampu mempraktikkan keterampilan tersebut serta segera memberi umpan balek atas apa yang dilakukan siswa. Ketiga, socratic atau manatic question dimana guru menggunakan pertanyaan pengaruh untuk membantu siswa mengembangkan pandangan internalisasi terhadap materi yang dipelajari. Dengan menguasai tiga kemampuan tersebut serta penguasaan materi pelajaran dengan baik, maka guru akan dapat mengajar dengan baik pula. Agar kompetensi guru memperoleh kemajuan dan peningkatan, maka guru harus aktif dalam program- program pelatihan guru baik di dalam maupun di luar sekolah. Dengan

(34)

mengikuti pelatihan-pelatihan guru akan dapat saling bertukar pikiran dengan guru lain dalam pengembangan kompetensinya.

Selain itu guru juga harus dapat mengembangkan kompetensinya melalui perpustakaan-perpustakaan, dengan demikian diharapkan guru tidak ketinggalan dalam menyerap informasi-informasi baru tentang pengajaran. Agar kompetensi benar-benar dikuasai oleh guru, maka seorang guru harus memiliki motivasi kompetensi dalam dirinya.

“Motivasi kompetensi adalah dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, dan berusaha keras untuk inovatif. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru harus kreatif dalam mengembangkan pengetahuan dalam dirinya.

Apalagi dalam menyonsong era globalisasi kemampuan guru harus ditambah dengan menguasai teknologi canggih.11

Selain itu dalam dunia pendidikan guru memiliki peran yang sangat penting untuk membentuk karakter peserta didik dalam pembelajaran di sekolah (kelas), guru menjadi ujung tombak dalam keberhasilan tersebut. Guru sebagai sosok yang ditiru, mempunyai peran penting dalam aplikasi pendidikan karakter di sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai seorang pendidik guru menjadi sosok figur dalam pandangan anak, guru akan menjadi patokan bagi sikap anak didik.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional diamanatkan bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang baik.

Dalam konteks pendidikan karakter, pendidikan dilaksanakan untuk mendidik siswa menjadi manusia ihsan, yang berbuat baik dengan tindakan yang baik berdasarkan ketakwaan kepada Allah SWT. Konsep ___________

11Khusnul Wardan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Budi Utama, 2012), hal.

131-132.

(35)

keteladanan dalam pendidikan sangat penting, ketika seorang guru mengajar di dalam kelas ia harus menunjukan tingkah laku yang baik.

Sebab tingkah laku seorang guru akan menjadi contoh bagi peserta didiknya, dalam dunia pendidikan itu merupakan hal yang sangat penting dan bisa berpengaruh terhadap proses pendidikan khususnya dalam membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak. Untuk itu, guru harus terlebih dahulu mengenal siswa secara pribadi. Hal ini bisa ditempuh dengan cara, pertama, guru harus mengenali dan memperhatikan pengertian-pengertian yang dibawa siswa pada pengertian tentang diri sendiri, yang harus dilaksanakan secara bersama- sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis.12

Ada beberapa strategi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi guru untuk memainkan perananya secara optimal, dalam hal ini ada beberapa faktor sebagai berikut:

1. Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak seharusnya menempatkan diri sebagai aktor yang dilihat dan didengar oleh peserta didik, tetapi guru seyogyanya berperan sebagai sutradara yang mengarahkan, membimbing, memfasilitasi dalam proses pembelajaran. Sehingga peserta didik dapat melakukan dan menemukan sendiri hasil belajarnya.

2. Guru diberikan tanggung jawab untuk peduli, mau dan mampu mengaitkan kosep-konsep pendidikan pada materi-materi pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampunya.

3. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia. Para guru melalui ___________

12Darmadi, Guru Abad 21 Prilaku dan Pesona Pribadi, (Lampung: Guepedia, 2018), hal. 273.

(36)

program pembiasaan diri lebih mengedepankan atau menekankan kepada kegiatan-kegiatan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia.

Dengan demikian guru harus memposisikan diri pada hakekat yang sebenarya, yaitu: a) guru merupakan pengajar dan pendidik, yang berarti disamping mentransfer ilmu pengetahuan, juga mendidik dan mengembangkan kepribadian peserta didik melalui intraksi yang dilakukannya di kelas dan di luar kelas. b) guru hendaknya diberikan hak penuh (hak mutlak) dalam melakukan penilaian (evaluasi) proses pembelajaran, karena dalam masalah kepribadian atau karakter peserta didik , guru merupakan pihak yang paling mengetahui tentang kondisi dan perkembangannya. c) guru hendaknya mengembangkan sistem evaluasi yang lebih menitikberatkan pada aspek efektif, dengan menggunakan alat dalam bentuk assay dan wawancara langsung dengan peserta didik. Alat dan bentuk penilaian seperti itu lebih dapat mengukur sikap kejujuran, kemandirian, kemampuan berkomunikasi, struktur logika, dan lain sebagainya yang merupakan bagian dari proses pembentukan karakter positif.13

Secara umum, ada tiga tugas guru sebagai profesi, yakni mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sedangkan melatih mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk kehidupan siswa.

Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dan kompetensi tentu sebagai ___________

13Darmadi, Guru Abad 21 Prilaku dan Pesona Pribadi, (Lampung: Guepedia, 2018), hal. 274-283.

(37)

bagian dari profesionalisme guru. Kompetensi guru itu sendiri merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban bertanggung jawab dan layak. Hakikat mengajar adalah proses mengantarkan siswa untuk belajar. Oleh karena itu, kegiatan mengajar meliputi persiapan materi, persiapan menyampaikan dan mendiskusikan materi, memberi fasilitas, memberikan ceramah dan instruksi, memecahkan masalah, membimbing, serta mengarahkan dan memberikan motivasi. Untuk merealisasikan hakikat mengajar yang sesungguhnya di sekolah, guru harus memiliki pengetahuan/bidang ilmu yang diajarkan secara luas dan mendalam iktikat yang baik untuk membagi ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan siswa dan komitmen untuk terus belajar sepanjang hayat.

Komitmen guru untuk belajar dalam konteks ini mencakup belajar bidang ilmu yang diajarkan, belajar memaklumi siswanya, serta belajar metode atau cara mengajarkan ilmu/bidang studinya sendiri.

Dalam hal belajar metode, jika guru merasa yakin bahwa cara atau metode mengajarnya tidak memadai, maka ia harus memperbaikinya melalui berbagai bidang pelatihan, membaca berbagai buku baru pada bidang pembelajaran tersebut, dan mengakses Internet untuk mencari berbagai metode pembelajaran baru yang bisa diadopsi. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya.14

Seiring dengan pentingnya mutu pendidikan, maka pemerintah membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang kompetensi dan sertifikasi guru. Dalam peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, guru wajib memiliki ___________

14Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013), hal. 1-3.

(38)

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Menurut Kunandar, kompetensi seorang pendidik atau guru meliputi beberapa kompetensi diantaranya kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.15

Keempat jenis kompetensi guru beserta subkompetensi dan indikator esensinya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kompetensi Kepribadian

Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

2. Kompetensi Pedagogik

Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik yaitu meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan proses belajar mengajar, evaluasi hasil belajar peserta didik, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kemampuan yang mutlak harus dikuasai oleh seorang guru dalam mengelolah pembelajaran peserta didik.

3. Kompetensi sosial

Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif

___________

15Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 75- 77.

(39)

dengan peserta didik, dengan sesama rekan seprofesi, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi Profesional

Yang dimaksud dengan kompetensi profesional yakni merupakan suatu kemampuan yang dikuasai atau dimiliki oleh seorang guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan menyeluruh yang mencakup penguasaan materi dalam kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang manaungi materinya, dan juga penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.16

Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses mengajar dan hasil belajar peserta didik sebagian besar di tentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelolah kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada tingkat optimal. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam dan Decey dalam Basic Principles of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspediator, perencanaan, supervisor, motivator, penanya, evaluator, dan konselor.17

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan ___________

16Abdul Rachman Shaleh, Madrasa dan Pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 75-77.

17Adam dan Decey, Basic Principles of Student Teaching, (Amerika: American Book, 1956), hal. 5.

(40)

berfikir dan bertindak. McAshan mengemukakan bahwa kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotor dengan sebaik-baiknya.18 Sejalan dengan itu, kompetensi dapat diartikan sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.

Ada beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:

1. Pengetahuan

Yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

2. Pemahaman

Yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu, misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksankan pembelajaran secara efektif dan efisien.

3. Kemampuan

Yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.

___________

18Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2016), hal. 134.

(41)

4. Nilai

Yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain).

5. Sikap

Yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan sebagainya.

6. Minat

Yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya seperti minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.19

Dengan ringkas, seorang guru harus mencerminkan lima karakter dasar yang harus ada pada dirinya, dan yang dijadikan sebagai modal terpenting untuk semakin meningkatkan kompetensinya dari segi teknis profesionalnya dalam proses pembelajaran.

Ada beberapa karakter dasar yang harus ada pada diri seorang guru untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya, adapun karakter dasar tersebut diantaranya sebagai berikut:

1. Mereka yang amanah, menerimah tugas sebagai ibadah Manusia ini menerima tanggung jawab mengajar sebagai pengabdian. Berbeda halnya dengan orang pencari kerja (kerja apa saja),

___________

19Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 37-39.

(42)

guru adalah orang yang lebih dari sekedar pengawal atau pencari nafkah.

Mengajar bukan sekedar pekerjaan, tetapi lebih bernilai ibadah.

2. Mereka yang memiliki sifat interpersonal yang kuat

Manusia secara alami menyukai, dan mudah bergaul dengan sesama manusia, khususnya dengan anak didiknya. Dalam sikap dan tingkah lakunya ia senantiasa melahirkan suasana yang ramah dan bersahabat.

3. Mereka yang berpandangan hidup moral yang beradab Manusia ini mempunyai prinsip dan pola hidup yang jelas dan konsisten. Dalam sikap dan perilakunya, guru menjadikan prinsip dan nilai hidup itu moral, spritual, sebagai rujukan di dalam pergaulan dalam pekerjaan.

4. Mereka yang menjadi teladan dalam kehidupan

Manusia ini hidup dengan moral yang bersih, jujur, teratur, dan efesien. Dari guru diperlukan kemampuan dan kebiasaan hidup berencana, rapih dan sistematis, sebagai karakteristik perangai yang diperlukan untuk memotivasi peserta didik.

5. Yang mempunyai hasrat untuk terus berkembang

Manusia ini belajar. Dia gemar ilmu dan kemajuan, dan menerima perubahan sebagai syarat kemajuan. Dengan jiwa terbuka dan objektif, guru lebih mudah melibatkan diri di dalam proses inovatif dan pembaruan pada umumnya.

Dengan guru yang memiliki karakteristik kepribadian tersebut kita dapat berharap lahirnya generasi baru, guru yang lebih siap untuk mengemban tugas-tugas khusus keguaruan dalam rambu-rambu

(43)

pendidikan yang luas.20 Selanjutnya, suparlan juga menambahkan terdapat tujuh kompetensi dasar yang di miliki oleh guru antara lain:

1. Penyusunan rencana pembelajaran 2. Pelaksanaan intraksi belajar mengajar 3. Penilaian prestasi belajar peserta didik

4. Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik

5. Pengembangan profesi

6. Pemahaman wawasan kependidikan

7. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan).21

Demikian tentang tugas, peranan dan kompetensi guru yang merupakan landasan dalam rangka mengabdikan profesinya. Guru yang baik tidak hanya mengetahui, tetapi betul-betul melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas peranannya.

C. Pengertian Profesional Guru

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, guru yang profesional memiliki peran utama dalam sistem pendidikan nasional khususnya dan kehidupan umumnya. Penghargaan yang bernilai tinggi dari pemerintah, akan membantu mewujudkan pendidikan yang diinginkan, dalam konteks ini seorang guru yang ideal dapat bertugas dan berperan, antara lain sebagai berikut (1) konservator (pemeliharaan) yakni sistem nilai merupakan sumber norma kedewasaan ___________

20Departemen Agama Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Depertemen Agama, 2005), hal. 15-16.

21Mohammad Ahyan Yusuf Sya’bani, Profesi Keguruan Menjadi Guru yang Religius dan Bermartabat, (Gresik: Caremedia Communication, 2018), hal. 74.

(44)

dan inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan. (2) transmitor (penerus) sistem-sistem nilai teresebut kepada peserta didik.

(3) transformator (penerjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam diri peribadi dan perilakunya melalui proses interaksinya dengan sasaran peserta didik. Guru yang ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin, wawasan masa depan, kepastian karir dan kesejahtraan lahir batin.22

Profesionalisme berasal dari kata profesi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Modren profesi diartikan sebagai pekerjaan yang dilandasi keahlian yaitu yang berasal dari kata profeteor yang berarti mengumumkan, menyatakan kepercayaan, menegaskan, membuka, mengakui dan membenarkan.23 Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 1 ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru merupakan pendidik yang harus memiliki keterampilan profesional yang untuk menyandang profesi tersebut harus menempuh jenjang pendidikan tinggi pada program studi kependidikan. Dalam istilah lain profesional merupakan orang yang melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan keahliannya dan iamengabdikan diri pada pengguna jasa dengan disertai

___________

22Mintarsih Danumiharja, Profesi Tenaga Kependidikan, (Yogyakarta: Budi Utama, 2014), hal. 4-5.

23Barnawi dan Arifin, Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan Bagi Guru, (Yogyakarta: Gava Media, 2014), hal. 1.

(45)

rasa tanggung jawab atas kemampuan dan keahliannya.24 Profesional adalah merupakan pekerjaan yang hanya dapat dilakukan mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu, dan bukan pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain. Guru profesional mampu mengembangkan, menetapkan dan menggunakan semua metode mengajar secara efektif dan efesien. Suatu metode yang dianggap kurang baik memungkinkan menerapkan metode lain yang dianggap baik untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.25

Di sini dipahami bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang didasarkan kepada pendidikan dan pelatihan khusus dengan tujuan memberikan layanan dengan keahliannya kepada orang lain dengan imbalan dan gaji tertentu. Pekerjaan atau jabatan itu dilaksanakan seseorang apabila dia telah mendapatkan ijazah tertentu sehingga tidak sembarangan orang dapat melakukan pekerjaan tersebut demikian halnya pekerjaan yang dikatagorikan profesi seperti doktor, pengacara, bidan, guru dan lain sebagainya. Ada beberapa alasan yang rasional sehingga tugas mengajar tersebut sebagai profesi yaitu:

1. Bidang tugas guru memerlukan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang mantap dan pengendalian yang baik. Tugas mengajar didasarkan atas sistem.

2. Bidang pekerjaan mengajar memerlukan dukungan ilmu teoritis pendidikan dan mengajar.

___________

24Halid Hanafi dan Muzakkir, Profesionalisme Guru Dalam Pengelolahaan Kegiatan Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta: Budi Utama, 2018), hal. 3.

25Halid Hanafi dan Muzakkir, Profesionalisme Guru Dalam Pengelolahaan Kegiatan Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta: Budi Utama, 2018), hal. 7.

Gambar

Tabel No.   Halaman
Tabel 1.1 Profil Sekolah
Tabel 1.2 Sarana dan Prasaran
Tabel 1.3  Data  jumlah  guru  dan  pegawai  di  SMA  Negeri  2  Simeulue  Barat
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kehidupan Petinggi Hulu Dusun dengan istrinya, yang bernama Babu Jaruma, hampir mirip dengan kehidupan rumah tangga Petinggi Jaitan Layar?. Di Hulu Dusun, tepatnya di Kampung

7) Alat pengering dapat di pindah dengan mudah karena menggunakan roda-roda yang dipasangkan pada kaki-kaki alat pengering. Disamping memudahkan dalam hal pemindahan

1) Merencanakan desain, ada dua buah cara untuk merencanakan desain produk kerajinan yang akan dibuat, pertama adalah dalam pembuatan produk

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tentang Prosedur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan nelayan tradisional di Kelurahan Belawan Bahagia Kecamatan Medan Belawan Kota Medan sebesar Rp 771.757

Pada penelitian ini digunakan 2 jenis perlakuan awal dalam pembuatan tepung kacang hijau ( steaming dan ekstrusi) dan 4 konsentrasi tepung konjak (1,2%, 1,3%, 1,4%, 1,5%) sebagai

Latar Belakang: Harga diri tidak terbentuk dari lahir, tetapi dipelajari dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan

H UMUR 21 TAHUN G2P0A1 DARI KEHAMILAN DENGAN SUSPECT LETAK LINTANG, PERSALINAN DENGAN SUSPECT CPD, MASA NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN KELUARGA BERENCANA DI