• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA ACUAN KEGIATAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

LOKAKARYA NASIONAL KONSERVASI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

“Melestarikan Laut Kita: Peran Pemangku Kepentingan mendorong Pengelolaan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil untuk Masa Depan Kelautan dan Perikanan Indonesia”

Jakarta, 25-26 Juni 2013 1 Latar Belakang

Pemerintah Indonesia berkomitmen pada dunia Internasional untuk membangun 20 juta ha Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil pada tahun 2020 sekaligus mengelolanya secara efektif dan berkelanjutan. Target capaian luasan tersebut mutlak harus dibarengi dengan pengelolaan efektif sehingga eksistensi sebuah kawasan konservasi diharapkan dapat segera memberikan manfaat bagi masyarakat melalui kegiatan perikanan yang berkelanjutan dan pengembangan ekowisata bahari. Untuk mengukur efektivitas pengelolaan kawasan konservasi ini, Indonesia telah mempunyai standar nasional perangkat evaluasi yakni Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K). Berdasarkan E-KKP3K tersebut, sebuah kawasan konservasi dikatakan efektif ketika sudah memenuhi tujuan-tujuan konservasi dan telah berdampak positif terhadap masyarakat sekitar.

Sampai saat ini telah dicapai sekitar 16 juta ha luas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil yang tersebar di seluruh Indonesia. Kawasan tersebut berada dalam kewenangan pengelolaan yang berbeda baik oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan maupun Pemerintah Daerah. Sebagai kementerian teknis, Kementerian Kelautan dan Perikanan mempunyai tupoksi dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumberdaya ikan serta spesies-spesies akuatik lainnya. Kementerian Kelautan dan Perikanan secara aktif melaksanakan berbagai kegiatan dalam mendukung target-target pemerintah tersebut antara lain pembinaan kawasan konservasi perairan daerah, pelatihan pengelolaan perikanan berkelanjutan, pengembangan wisata selam, bimbingan teknis pengelolaan kawasan, rehabilitasi habitat dan upaya lainnya

Di era otonomi saat ini, Pemerintah daerah merupakan pelaku utama pengelolaan

kawasan. Pemerintah Daerah diberikan kewenangan dalam perencanaan dan pengelolaan

kawasan konservasi sesuai yang diamanatkan undang-undang. Dalam konteks ini,

pemerintah pusat berperan sebagai pendukung dan katalis percepatan pengelolaan melalui

penyusunan kebijakan, program dan prioritas nasional. Kementerian Kelautan dan

Perikanan hanya mengelola secara langsung kawasan-kawasan konservasi tertentu yang

bersifat strategis, misalnya pada kawasan konservasi di area pulau terluar.

(2)

Dewasa ini, sesungguhnya perkembangan dalam perencanaan dan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil telah banyak terjadi. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, BUMN, swasta, LSM dan para pihak lain telah berbuat banyak dalam perlindungan dan pelestarian sumberdaya ikan di Indonesia. Kita harus menyatukan langkah dan bahu membahu mewujudkan target di pelestarian sumberdaya ikan yang pada muaranya diharapkan mampu berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat. Dalam hal ini para pihak tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.

Lokakarya nasional ini diharapkan bisa menjadi ajang peningkatan komunikasi sekaligus momen pertukaran informasi bagi para pihak di level pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, BUMN, swasta dan LSM. Program-program dan upaya apa saja yang telah dan akan dilaksanakan masing-masing pihak akan diurai, serta bentuk kolaborasi seperti apa yang bisa diwujudkan bersama dalam rangka peningkatan pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil untuk kesejahteraan masyarakat.

Pada kegiatan ini juga akan dicanangkan program apresiasi Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam pengelolaan kawasan konservasi berupa Anugerah E-KKP3K (E-MPA Award). Pada bagian lain, pengelolaan konservasi jenis ikan -khususnya penyu- juga akan menjadi agenda pembahasan site meeting pada hari ke-2 melalui forum kepala daerah pengelolaan penyu yang dirangkai dengan pengelolaan perikanan berbasis kearifan lokal dan kebijakan perikanan berkelanjutan.

2. Tujuan

Tujuan pelaksanaan kegiatan ini dibagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah untuk mendapatkan informasi terkini program-program konservasi yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, BUMN, pihak swasta, dan LSM kepada para pemegang kepentingan yang lebih luas. Secara spesifik, beberapa tujuan kegiatan lokakarya ini meliputi:

a. Meningkatkan komunikasi antara pemerintah dan pemerintah daerah dengan media masa, perguruan tinggi, BUMN, dan sektor swasta terkait status perencanaan dan pengelolaan Konservasi Kawasan di level Nasional dan Daerah.

b. Meningkatkan kerjasama program-program konservasi antara pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, bersama sektor swasta, perguruan tinggi dan LSM untuk mempercepat target-target nasional.

c. Memberikan informasi terkini terkait program-program konservasi spesies antara lain

konservasi penyu dan perlindungan spesies akuatik lainnya.

(3)

d. Meningkatkan pemahaman terkait peningkatan status pengelolaan kawasan konservasi menggunakan perangkat ukur pedoman teknis E-KKP3K.

e. Mendiskusikan tantangan-tantangan program konservasi dan merekomandasikan alternatif solusinya.

3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 25-26 Juni 2013 di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng Jakarta Pusat.

4. Daftar Undangan

No. Undangan Jumlah

1 Menteri Kelautan dan Perikanan 1

2 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 1

3 Menteri Negara BUMN 1

4 Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan 4

5 Pejabat Eselon 1 lingkup KKP 10

6 Pejabat Eselon 2, 3 dan 4 Lingkup Ditjen KP3K 65 7 Marine Protected Area Governance (MPAG) 5

8 USAID 2

9 Mahasiswa 30

10 Wartawan Media Cetak dan Elektronik 23

11 Lembaga Swadaya Masyarakat 72

12 Kepala Dinas Kab/Kota-pengelola kawasan konservasi 66

13 Perusahaan BUMN/Sektor Swasta 35

TOTAL 315

(4)

AGENDA TENTATIF LOKAKARYA NASIONAL

“Melestarikan Laut Kita: Peran Pemangku Kepentingan mendorong Pengelolaan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil untuk Masa Depan Kelautan dan Perikanan Indonesia”

Waktu Acara Keterangan

Selasa, 25 Juni 2013

Session 1 LOKASI : Hotel Borobudur

08.30-09.00  Registrasi peserta Panitia

09.00-09.15 Sambutan Selamat Datang

Dirjen KP3K

09.15-10.15  “Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil”;

Keynote Speaker Kementerian KP 10.15-10.30 Coffee Break

10.30-.12.30  Presentasi Panel dan Diskusi

“Komitmen Swasta dalam Mendukung

Pengelolaan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau- pulau Kecil : Pengalaman dan Tantangan”

Moderator:

Dr. Maria Nindita Radyati Narasumber/pemapar:

1. Dir. KKJI

2. CEO Biofarma 3. Newmont 4. Conoco Philips*

12.30-13.30  ISHOMA

13.30-14.00

 Laporan Panitia  Dirjen KP3K

14.00-14.30

Menyanyikan Indonesia Raya

Sambutan dan Pembukaan Lokakarya Nasional

Launching program konservasi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan

a. Launching Pedoman teknis E-KKP3K dan Anugerah E-KKP3K (E-MPA Award).

b. Launching Buku Status Perikanan Hiu Indonesia;

c. Launching Buku Panduan Penanganan Mamalia Laut yang Terdampar;

d.

Launching Website dan Database Konservasi.

 Menteri Kelautan dan Perikanan

14.30-15.00

 Coffee Break

 Press Conference

15.00-17.00

 Talkshow:

TEMA : “Melestarikan Laut Kita: Peran Pemangku Kepentingan mendorong Pengelolaan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil untuk Masa Depan Kelautan dan Perikanan Indonesia”

 Moderator: M. Farhan

 Narasumber:

o Men KP/Dirjen KP3K

o Men Parekraf*/Dirjen. Destinasi Pengembangan Pariwisata;

o Men BUMN*/Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis-Kem BUMN

17.00-18.00

 ISTIRAHAT

Session 2

18.00-21.00  MAKAN MALAM ROUND TABLE DAN HIBURAN

“Peran, Tantangan dan Tukar Pengalaman Pemerintah Daerah dalam pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil”;

“Penjelasan Anugerah E-KKP3K” (E-MPA Award)

Moderator : M. Farhan Narasumber:

1. Direktur KKJI

2.

Para Bupati/Walikota

21.00-21.30 Penutupan Hari 1

(5)

Hari 2

Rabu, 26 Juni 2013

(Peserta Menyesuaikan Forum Pertemuan yang akan diikuti, Lokasi Hotel Borobudur) Kegiatan

Waktu

Pengelolaan Penyu Pengelolaan KKP/KKP3K Perikanan Berkelanjutan

08.30-09.00  Registrasi  Registrasi  Registrasi

09.00-11.30  “Perundangan Konservasi Penyu di Indonesia” (oleh Dirjen PHKA )

“Upaya Perlindungan Penyu di Indonesia” (oleh Dirjen KP3K)

“Status Pengelolaan Penyu di Indonesia” (oleh WWF Indonesia)

Moderator:

Dr. Luky Adrianto

“Harmonisasi Zonasi Kawasan Konservasi dengan RZWP3K- nya” (oleh Dir. TRLP3K)

“Paradigma perkembangan dan Pengelolaan KKP3K”

(oleh Dir. KKJI)

Peran Daerah dalam pengembangan kawasan Konservasi (oleh Kadis KP Berau*,Kadis KP Raja Ampat*)

Moderator:

Dr. Handoko Adi

“Kebijakan perikanan berkelanjutan” (oleh

Direktur Sumberdaya Ikan)

“Right Based Fisheries Management (RBFM):

Pengelolaan Perikanan berbasis Kearifan Lokal”

(oleh TNC & LIPI)

 Program Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di NTB (Tim P2B NTB)

 Pengembangan Perikanan Berkelanjutan di Teluk Waworada, Kab. Bima (DKP Kab. Bima) Moderator:

Pak Jimmy Peserta :

Forum Bupati/Kepala Daerah Pengelolaan Penyu

Peserta:

Forum Kepala Dinas KP, Satker KKPN-PSPL

Peserta:

Pemda NTB, Pemda Sumbawa Barat, Pemda Sumbawa, Pemda Dompu, Pemkab Bima, Pemkot Bima, Asosiasi

NElayan Teluk Waworada, Dit. SDI dan peserta lain

11.30-12.00 Penutupan oleh Dirjen KP3K

12.00-12.30 Makan Siang

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan persen perakaran stek nyamplung dari bahan stek yang sudah dewasa dapat dilakukan rejuvenasi. Teknik rejuvenasi bahan stek antara lain dengan cara: 1)

Pada penentuan pengaruh decocta daun lidah buaya dengan dosis 2,5 ml pada hewan coba kelompok II terhadap penurunan kadar rata-rata glukosa darah menunjukkan bahwa tidak ada

Sedangkan menurut Djaslim Saladin (2006:163) “Penjualan eceran meliputi semua aktifitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang

kimia tanah ultisol; 4) Penyediaan benih kelapa untuk peremajaan pertanaman di Indonesia; 5) Prospek pengembangan pertanian berorientasi ekspor di wilayah

In borrowing, the phonological adaptation as the process showed the simplification process toward the derived kind of word formation results some change in sound both of

Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas sehingga dapat menilai status ibu dan bayinya, untuk melaksanakan skreening yang komprehensif mendeteksi masalah,

Begadang yang berdampak bagi kesehatan tubuh karena permulaan dari tidak bisa tidur yang mungkin karena keadaan depresi/stress, mengerjakan sesuatu dan lupa waktu, paling banyak

Dari hasil pengukuran beban sistem distribusi yang ada di PT PLN (Persero) Area Tahuna Rayon Siau khususnya gardu Tarorane sebagaimana tercantum dalam tabel 1 diperoleh data