• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 1, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

P U T U S A N Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Banjarbaru yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata pada peradilan tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan antara:

WALIKOTA BANJARBARU, tempat kedudukan Jalan Panglima Batur No. 1 Kota

Banjarbaru dalam hal ini memberikan kuasa kepada H. Rizana Mirza, S.H., M.Kes., Jabatan Kepala Bagian Hukum Setdako Banjarbaru dan Gugus Sugiarto, S.H., M.M., Jabatan Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum Setdako Banjarbaru, yang berkedudukan dikantor Walikota Banjarbaru Jalan Panglima Batur Nomor 1 Kota Banjarbaru berdasarkan surat kuasa tanggal 30 September 2019, yang didaftar di Kepaniteraan Negeri Banjarbaru dengan Nomor Register 137/PEN.SK/PDT/2019/PN BJB, tanggal 30 September 2019, Selanjutnya disebut sebagai---PENGGUGAT KONVENSI/ TERGUGAT REKONVENSI;

Lawan

SAKIRUN, bertempat tinggal diJalanRO. Ulin Rt. 009 Rw. 006 Kelurahan Loktabat

Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan, Selanjutnya disebut sebagai---TERGUGAT KONVENSI/ PENGGUGAT REKONVENSI;

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BANJARBARU, tempat kedudukan

Jalan Panglima Batur Timur No. 01 Loktabat Utara, Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru, Selanjutnya disebut sebagai --- TURUT TERGUGAT KONVENSI;

Pengadilan Negeri tersebut; Telah membaca berkas Perkara;

Telah mendengar Para Pihak serta saksi-saksi Para Pihak di persidangan; Telah memperhatikan surat-surat bukti yang diajukan oleh Para Pihak;

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 16 September 2019, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Banjarbaru pada tanggal 30 September 2019, dengan No. Reg. : 43/Pdt.G/2019/PNBjb, telah

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 2, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

mengajukan gugatan terhadap Tergugat dan Turut Tergugat yang berbunyi sebagai berikut:

I. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PENGGUGAT,

PENGGUGAT adalah warga negara Republik Indonesia selaku Wali Kota Banjarbaru pemilik Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKT) Nomor: 314/SHMT. An. RUDY S. SUHERMAN dengan luas 10.500 M2 yang terletak di Jalan Trikora RT. 09/04, Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru yang tumpang tindih dengan tanah TERGUGAT ;

II. KEDUDUKAN HUKUM TERGUGAT,

1. TERGUGAT adalah warga negara Republik Indonesia, Pemilik Sertfikat Hak Milik yang menguasai secara tidak sah di atas Tanah Milik PENGGUGAT dan perolehan Sertfikat Hak Milik milik TERGUGAT adalah cacat hukum, karena TERGUGAT mengaku menguasai tanah sejak Tahun 1979 yang kemudian TERGUGAT menyalahgunakan surat a quo untuk memanfaatkannya dalam beberapa perbuatan secara melawan hukum;

2. TURUT TERGUGAT adalah warga negara Republik Indonesia, Kepala Kantor Pertanahan (BPN) Kota Banjarbaru, yang telah menerbitkan Sertfikat Hak Milik milik TERGUGAT yang selanjutnya dipakai untuk menguasai secara tidak sah di atas Tanah Milik PENGGUGAT.

III. DASAR HUKUM DIAJUKAN GUGATAN,

1. Bahwa PENGGUGAT mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Banjarbaru melalui mekanisme pertanggungjawaban perdata berdasarkan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, yang bunyinya menentukan:"Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang objektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar" ;

2. Bahwa PENGGUGAT mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Banjarbaru melalui mekanisme pertanggungjawaban perdata berdasarkan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), yang bunyinya menentukan:"Setiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut";

IV. URAIAN FAKTA-FAKTA HUKUM,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 3, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

1. Bahwa PENGGUGAT adalah pemilik sebidang tanah yang menjadi asset Pemerintah Kota Banjarbaru dengan alas Hak berupa Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKT) Nomor : 314/SHMT. An. RUDY S. SUHERMAN yang terletak di Jalan Trikora RT. 09/04, Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru melalui mekanisme prosedur yang benar, dengan luas tanah :

a. Lebar = 42 meter x panjang 250 meter = 10.500 meter2 ; b. Batas-batas :

 sebelah Utara dengan tanah Burhan ;  sebelah Selatan dengan tanah Sakin Auri ;  sebelah Timur dengan tanah Imis S.  sebelah Utara dengan tanah Sukandi

2. Bahwa dalam rangka rencana pembangunan Perumahan Pegawai maka di tahun 2003, Pemerintah Kota Banjarbaru melakukan pengadaan tanah melalui Tim Pengadaan Tanah Pemerintah Kota Banjarbaru ;

3. Maka rencana wilayah yang akan dibangun Perumahan Pegawai tersebut ditetapkan oleh Walikota Banjarbaru dengan Surat Keputusan Walikota Banjarbaru Nomor : 42.A Tahun 2003 tentang Persetujuan Penetapan Lokasi Untuk Kepentingan Umum;

4. Diputuskan oleh Tim saat itu tanah yang dibeli salah satunya adalah sekarang yang menjadi obyek sengketa aquo yang terdiri dari :

1) Sertifikat 8137 an. H. Mistar ; 2) SKT. An. RUDY S. SUHERMAN ; 3) SKT. An. Gustaf Rumondor ; 4) SKT. An. Rajihan ;

5) SKT. An. Amat/Frans Basuki.

5. Adanya pengecekan ke objek lokasi dan pengukuran dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan berwenang;

Yang mana untuk bukti-bukti yang PENGGUGAT sebutkan di atas disampaikan nanti pada saat dipersidangan.

6. Bahwa sekitar tahun 2015 TERGUGAT pernah mendatangi Kantor Kelurahan Loktabat Selatan untuk menanyakan posisi (letak) tanahnya ; 7. Bahwa TERGUGAT terang dan jelas kebingungan dimana letak tanahnya

sendiri yang diakui telah menguasai tanah negara atas dasar membuka tanah Negara sejak tahun 1979 sesuai surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah Tanggal 30 Juli 1999 dapat menyesatkan pandangan atau

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 4, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

mengelabui pejabat Lurah untuk membuatkan atau diketahui Kepala Kelurahan saat itu ;

8. Bahwa selanjutnya Tergugat pada tanggal 21 September 2007 mengajukan Surat permohonan Hak Milik ke TURUT TERGUGAT dan oleh TURUT TERGUGAT ditindaklanjuti hingga menjadi Sertifikat Nomor 9206 dengan tanggal penerbitan Sertifikat tanggal 07 Juli 2009 ;

9. Bahwa selain itu TERGUGAT, berdasarkan informasi dari RANI (Staf Sekretariat Kelurahan Guntung Paikat sekaligus sepupu dari istri Samsul Adha) telah menjual obyek sengketa kepada seorang bernama Samsul Adha lewat perantara yang bernama Suriani, yang selanjutnya di obyek sengketa telah diratakan tanahnya (di dozer) oleh Samsul Adha yang sebagiannya akan/telah dijual secara kaplingan ;

10. Bahwa perbuatan TERGUGAT yang tanpa izin dari PENGGUGAT menguasai obyek sengketa adalah PERBUATAN MELAWAN HUKUM (PMH) ;

11. Bahwa karena di atas obyek sengketa dibangun jalan dan patok-patok oleh TERGUGAT, maka supaya jalan dan patok-patok tersebut harus dibongkar dan bila diperlukan dengan bantuan aparat kepolisian.

12. Bahwa, dengan uraian di atas perbuatan-perbuatan TERGUGAT dan TURUT TERGUGUAT sudah dapat dikatagorikan sebagai Perbuatan Melawan Hukum (PMH) (onrechtmatige daad) yang sangat merugikan PENGGUGAT.

V. KERUGIAN PENGGUGAT

1. Bahwa, pengakuan dan pernyataan TERGUGAT yang menguasai tanah Negara atas dasar membuka tanah Negara sejak tahun 1979 sesuai surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah Tanggal 30 Juli 1999 dapat menyesatkan pandangan atau mengelabui pejabat Lurah untuk membuatkan atau diketahui Kepala Kelurahan saat itu ;

2. Terkait dengan perbuatan TERGUGAT melakukan tindakan menguasai tanah milik PENGGUGAT dengan melawan hukum, sehingga sangat merugikan pihak PENGGUGAT dengan perincian kerugian materiil sebesar, Luas Obyek sengketa sebesar 10.500 m2 dikalikan harga tanah saat ini per meter persegi

sebesar Rp. 300.000,- jadi jumlah total kerugian adalah Rp. 3.150.000.000,- (tiga milyar seratus lima puluh juta rupiah);

3. Bahwa tanah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Banjarbaru yang dikuasai oleh TERGUGAT dengan melawan hukum, maka tanah tersebut berpotensi hilang dari kepemilikan (asset) Pemerintah Kota Banjarbaru sehingga sangat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 5, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

merugikan PENGGUGAT, maka perbuatan TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT demikian ini jelas-jelas melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) ;

4. Bahwa dengan penjelasan ini PENGGUGAT benar-benar telah dirugikan baik secara materil dan immaterial ;

5. Karena itu PENGGUGAT memohon Kepada Yang Mulia Majelis Hakim untuk menguji semua alat bukti dan memeriksa saksi-saksi untuk dapat membuktikan kebenaran keabsahan surat-surat yang dimiliki para pihak. VI. PETITUM

Berdasarkan alasan dan uraian tersebut di atas maka PENGGUGAT mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banjarbaru yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar berkenan memberikan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

1. Mengabulkan Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya ;

2. Menyatakan semua alat bukti yang diajukan PENGGUGAT dalam perkara ini sah dan berharga secara hukum ;

3. Menyatakan sah menurut hukum surat alas hak tanah Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKKT) Nomor 313/SHMT/KLTB/1982 yang terletak di Jalan Trikora RT. 09/04, Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru milik PENGGUGAT adalah surat yang sah dengan ukuran :

a. Lebar = 42 meter x panjang 250 meter = 10.500 meter2 b. Batas-batas :

 sebelah Utara dengan tanah Burhan ;  sebelah Selatan dengan tanah Sakin Auri ;  sebelah Timur dengan tanah Imis, S.  sebelah Utara dengan tanah Sukandi

4. Menyatakan sertifikat milik TERGUGAT nomor 9206 cacat hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat ;

5. Menyatakan perbuatan TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT adalah PERBUATAN MELAWAN HUKUM (PMH) ;

6. Menghukum TERGGUGAT untuk membayar ganti rugi materiil sebesar dengan perincian kerugian materiil sebesar, Luas Obyek sengketa sebesar 10.500 m2 dikalikan harga tanah saat ini per meter persegi sebesar Rp.

300.000,- jadi jumlah total kerugian adalah Rp. 3.150.000.000,- (tiga milyar seratus lima puluh juta rupiah) ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 6, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

7. Menghukum TERGUGAT untuk membayar ganti rugi immateriil sebesar dengan perincian kerugian materiil sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) ;

8. Menghukum TERGUGAT, untuk membayar ganti rugi materil dan moril sebesar Rp 250.000.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) ;

9. Menghukum TERGUGAT untuk menyerahkan obyek sengketa yang menjadi asset Pemerintah Kota Banjarbaru dengan alas Hak berupa Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKT) Nomor :314/SHMT. An. RUDY S. SUHERMAN dengan luas tanah sebesar 10.500 meter2 yang terletak di Jalan Trikora Rt.09/ 04 Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru;

10. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walau ada Verzet, Banding, Kasasi (uit voerbaarheid bij voorraad) atau Peninjauan Kembali (PK) dari TERGGUGAT dan TURUT TERGUGAT ; 11. Menghukum TENGGUGAT dan TURUT TERGUGAT, untuk membayar

uang paksa (dwangsom) sebesar Rp 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) kepada PENGGUGAT untuk setiap harinya, setiap lalai memenuhi isi putusan, terhitung sejak putusan diucapkan hingga dilaksanakan ;

12. Menghukum TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk membayar biaya dalam perkara ini.

Atau, apabila Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banjarbaru yang memeriksa, dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon kiranya diputus dengan Putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Penggugat datang menghadap diwakili oleh Kuasanya yang bernama Gugus Sugiarto, S.H., M.M,dan Edwin Setiawan, S.H., semua Aparatur Sipil Negara yang berkedudukan diKantor Walikota Banjarbaru Jalan Panglima Batur Nomor 1 Kota Banjarbaru berdasarkan surat kuasa tanggal 30 September 2019 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Banjarbaru dibawah Register Nomor: 137/PEN.SK/PDT/2019/PN BJB, tanggal 30 September 2019 dan Surat Kuasa tanggal 8 Januari 2020 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Banjarbaru dibawah Register Nomor: 1/PEN.SK/PDT/2020/PN BJB, tanggal 9 Januari 2020 serta Kuasa Subsitusinya yang bernama Iin Dwi Mulia, S.H., berdasarkan Kuasa Subsitusi tanggal 17 Februari 2020, yang di daftarkan di Kepaniteran Pengadilan Negeri Banjarbaru pada tanggal 17 Februari 2020, untuk Tergugat datang menghadap Kuasa Hukumnya yang bernama Sudarsono, S.H.,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 7, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

Advokat/ Penasihat Hukum/ Pengacara/ Konsultan Hukum pada Kantor Hukum “SUDARSONO, SH. Dan Rekan” yang beralamat di jalan Pinus II Komplek Perumahan Pinus Indah Rt.002 Rw.003 Nomor 3 Kelurahan Mentaos Kecamatan Banjarbaru Utara Kota Banjarbaru, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 Oktober 2019, yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Banjarbaru dibawah Register Nomor: 157/PEN.SK/PDT/2019/PN BJB, tanggal 24 Oktober 2019, Sedangkan untuk Turut Tergugat datang menghadap diwakili oleh Kuasanya yang bernama Alkaf, S.Si.T., S.H., Gazali Rahman, S.H., Sufruddin dan Muhammad Ramadhani, SH., semua Aparatur Sipil Negara pada Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: 081/SKK/ATR.Bjb/X/2019 tanggal 28 Oktober 2019, yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Banjarbaru dibawah Register Nomor: 159/PEN.SK/PDT/2019/PN BJB, tanggal 31 Oktober 2019;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian terhadap para pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2016 dengan difasilitasi oleh mediator yang bernama Mochamad Umaryaji, S.H., M.H., berdasarkan penunjukan oleh Ketua Majelis Hakim dengan Penetapan tanggal 10 Oktober 2019, Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb, akan tetapi upaya tersebut tidak berhasil mendamaikan para pihak sebagaimana laporan tertulis dari mediator tersebut tanggal 15 Oktober 2019;

Menimbang, oleh karena perdamaian yang dilakukan Penggugat dan Para Tergugat tidak berhasil, maka persidangan dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan tertanggal 16 September 2019, yang atas gugatan tersebut tidak ada perbaikan atau penambahan;

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan Jawaban tertanggal 07 Nopember 2019 yang bunyinya sebagai berikut:

I. DALAM KONPENSI : A. DALAM EKSEPSI :

1. Bahwa Gugatan Penggugat ini telah secara keliru diajukan oleh Penggugat kepada Pengadilan Negeri Banjarbaru.

2. Bahwa faktanya untuk Tergugat berdasarkan Kartu Tanda Penduduknya (KTP No : 6305101501570005). Tergugat yang bernama :

Nama :SAKIRUN.

Tempat/TanggalLahir : BOJONEGORO,15/01/1957; Jenis Kelamin :Laki-laki;

Agama :Islam;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 8, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

Pekerjaan : Petani.

sekarang bertempat tinggal di : Desa Puncak Harapan RT 003, RT 002, Desa / Kelurahan Puncak, Kecamatan Lokpaikat, Kabupaten TAPIN, Kalimantan Selatan.( Foto copy KTP Tergugat Terlampir)

3. Bahwa pada pokoknya sebagaimana dalam Gugatan Penggugat dikatakan bahwa TERGUGAT (SAKIRUN), bertempat tinggal di Jalan RO. Ulin RT 009 RW 006, Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan selatan.

4. Bahwa sebagaimana telah diuraikan tersebut diatas, yakni bahwa Gugatan Penggugat sangat bertentangan dengan ketentuan sebgaimana dibawah ini:

Bertentangan dengan Asas dalam Hukum Acara Perdata yaitu : bahwa Yang berwenang adalah Pengadilan Negeri Tempat Tergugat(distributie van rechtsmacht). Dan

 Bertentangan dengan Ketentuan Pasal 17 BW, yang menyatakan bahwa

 Tempat Tinggal Orang adalah Tempat dimana seseorang menempatkan pusat Kediamannya (Tempat Tinggal seseorang dapat dilihat dari Kartu Tanda Penduduk / KTP seseorang). Dan

 Bertentangan pula Pasal 142 R.Bg ayat (1) bahwa oleh karena itu Gugatan harus diajukan dan atau dialamatkan Pada Pengadilan Tempat Tinggal Tergugat.

5. Bahwa berdasarkan Petitum Penggugat nomor 4, Memuat tentang Menyatakan Sertifikat Milik Tergugat Nomor : 9206 cacat hukum, menurut Tergugat dikarenakan Sertifikat Hak Milik A quo merupakan Surat Keputusan Final maka Penggugat Telah Keliru mengajukan Gugatan kePengadilan Negeri Banjarbaru.

Maka berdasarkan dalil-dalil sebagaimana yag telah diuraikan tersebut diatas, denganini Tergugat mohon sudi kiranya Ketua/Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Banjarbaru Yang memeriksa dan Mengadili berkenan memutuskan dengan putusan sebagai berikut :

1. Menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Banjarbaru Tidak Berwenang untuk Mengadili Perkara A quo.

2. Menghukum Penggugat Untuk membayar biaya yang timbul dalam Perkara ini,

B. DALAM POKOK PERKARA :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 9, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

1. Bahwa Tergugat (SAKIRUN) menolak semua dalil – dalil Gugatan yang dikemukan oleh Penggugat dalam Konpensi kecuali apa yang diakuinya secara tegas-tegas.

2. Bahwa Tergugat menyatakan hal-hal yang telah diuraikan sebagaimana tersebut diatas yang masih relevan dianggap terulang kembali.

3. Bahwa menurut Tergugat, bahwa Gugatan Penggugat (H. NADJMI ADHANI. Selaku Walikota) adalah Gugatan Yang Kabur (OBSCUR LIBEL), Gugatan Tidak Jelas, Tifak Lengkap, Gugatan Yang Tidak Benar, yangmana dalil yang dikemukakan Penggugat dalam Gugatan A quo sebagaimana diuraikan didalam halaman 2 (dua), angka IV Romawi, angka 1 (satu) A quo, yang berbunyi sebagai berikut :

- Bahwa Penggugat adalah Pemilik sebidang Tanah yang menjadi asset Pemerintah Kota Banjarbaru dengan alas hak berupa Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKT) Nomor : 313/SHMT/KLTB/1982 An RUDY S. SUHERMAN ……dst, melalui mekanisme prosedur yang benar. - Bahwa seharusnya dan atau sepatutnya Penggugat mempertanyakan

kepada pemilik SKT atas nama Rudy S.Suherman., mengapa menyerahkan / memberikan sebidang Tanah kepada Pemerintah Kota Banjarbaru yangmana Tanah A quo terdapat diatas Tanah Milik Penggugat yang sudah mempunyai Alas Hak berdasarkan Sertifikat Hak Milik ( SHM ) Nomor : 9206 Tahun 2009., NIB : 17.11.71.02.02625.atas nama SAKIRUN.

4. Bahwa menurut Tergugat adalah bahwa Penggugat selaku Walikota Banjarbaru untuk mendapatkan Hak Milik atas Tanah A quo melalui Mekanisme Prosedur yang Tidak benar dan memaksakan kehendak, yaitu terbukti dengan Terjadi Tumpang Tindih dengan Tanah Milik Tergugat sebagai Pemilik Hak berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 9206 Tahun 2009., NIB: 17.11.71.02.02625., yangmana Penggugat bukan memberikan jalan untuk dikembalikan kepada asal Haknya (A/n Rudy S. Suherman) dan Tergugat (masing-masing Pihak), tetapi justru Penggugat langsung mengajukan Gugatan.

5. Bahwa menurut Tergugat, yakni Penggugat selaku Walikota Banjarbaru dalam Gugatan A quo Tidak Jelas kedudukan Hukumnya (Legal Standing), terbukti bahwa Penggugat apakah atas nama Pribadi atau atas nama Pemerintah Kota Banjarbaru, apabila atas nama Pribadi Penggugat bukan Pemilik asal atas Tanah A quo dan apabila Penggugat atas nama Pemerintah apakah Penggugat menggunakan atas biaya untuk

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 10, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

mengajukan Gugatan perkara A quo sudah mendapat persetujuan dari DPRD Kota Banjarbaru.

6. Bahwa selanjutnya menurut tergugat Tindakan Penggugat dalam Perkara A quo dalam rangka mau mengambil Hak atas Tanah Milik Tergugat A quo dengan menggunakan Tangan Hukum (melalaui Gugatan ke Pengadialan) agar terlihat prosedural formal yuridis, justru menurut Tergugat, Tindakan Penggugat A quo yang Nampak adalah Penggugat selaku Pribadi maupun atas nama Pemerintah (Walikota Banjarbaru), hal ini Nampak jelas mencerminkan serta menunjukkan sebagai Pribadi yang Arogan / Tidak Baik dan Pemimpin Pemerintahan yang Arogan / Tidak Baik, karena Tidak Mengayomi Hak Rakyat/masyarakat.

7. Bahwa fakta maupun fakta yuridis membuktikan bahwa berdasarkan segala yang telah diuraikan diatas, pada pokoknya yakni Tergugat adalah Orang yang bernama : SAKIRUN adalah Sah menurut Hukumsebagai Pemilik Hak atas Tanah A quo, berdasarkan prosedur yang benar serta mengikuti mekanisme yang benar yaitu bukti tercantum didalam ketentuan sebagai berikut dibawah ini :

7.1. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor: 24-HM-BPN RI-2009 ditetapkan di Jakarta tanggal 11 Mei 2009, tentang Pemberian Hak Milik Atas Nama SAKIRUN atas Tanah Terletak di Jalan Trikora RT 06/RW 04, Kelurahan Loktabat Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, dengan luas : 7.425 m2 (Tujuh Ribu Empat Ratus Dua Puluh Lima

Meter Per segi).

7.2. Berdasarkan hal tersebut diatas menjadi Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 9206 Tahun 2009., NIB : 17.11.71.02.02625. atas nama SAKIRUN.

8. Bahwa berdasarkan fakta maupun fakta yuridis serta hal-hal maupun dalil-dalil yang telah diurakan diatas, maka dengan adanya Gugatan Penggugata quo yaitu terbukti atas sebidang Tanah Milik Tergugat sebagaimana SHM NO : 9026 Tahun 2009 dengan luas :7.425 m2, telah

diakui oleh Penggugat dengan alas hak berupa Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKT) Nomor : 313/SHMT/KLTB/1982 An RUDY S. SUHERMAN dengan luas tanah : 10.500 m2 (Sepuluh Ribu Lima Ratus Meter Per segi)

A quo, maka menurut Tergugat terbukti bahwa Perbuatan Penggugat Telah Melakukan Perbuatan Melawan Hukum dan secara otomatis / sekaligus Segala Akibat Hukumnya dinyatakan Batal Demi Hukum.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 11, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

9. Bahwa berdasarkan faktanya telah terbukti pula bahwa Penggugat dengan Perbuatan Melawan Hukum nya lah maka secara nyata Tergugat mengalami Kerugian, karena Tergugat tidak dapat memanfaatkan Tanah Milik Tergugat A quo sebagaimana Fungsinya, maka kerugian tersebut secara nyata dapat diperincikan sebagai berikut :

9.1. Kerugian materiel: 7.425m2 x Rp 500.000,- permeter =

Rp.3.625.000.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Dua puluh Lima Juta Rupiah);

9.2. Kerugian secara Immateriel dapat diperinci secara materiel dengan adanya Gugatan A quo, maka Tergugat harus beurusan dengan instansi-instansi, menghadiri Sidang dan harus menggunakan jasa Pengacara/Jasa bantuan Hukum, Tanah A quo Tidak dapat diperjualbelikan, maka biaya tersebut dikalkulasikan secara materiel sebesar Rp.1.500.000.000,- (Satu Milyar Lima Ratus Juta Rupiah).

Maka berdasarkan segala apa yang telah diuraikan diatas, Tergugat dalam Konpensi mohon sudi kiranya Ketua/Majelis Hakim yang memeriksa dan Mengadili Perkara ini berkenan memutusakan sebagai berikut :

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan Penggugat dalam Konpensi Tidak dapat diterima;

2. Menyatakan Penggugat Melakukan Perbuatan Melawan Hukum;

3. Menyatakan Batal Demi Hukum alas hak tanah Penggugat berupa Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKT) Nomor : 313/SHMT/KLTB/1982 An Rudy. S. Suherman., dengan luas tanah : 10.500 m2 (Sepuluh Ribu Lima

Ratus Meter Per segi);

4. Menyatakan Tergugat adalah Pemilik Tanah yang Sah Menurut Hukum berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor : 24-HM-BPN RI -2009 ditetapkan di Jakarta tanggal 11 Mei 2009, tentang Pemberian Hak Milik Atas Nama SAKIRUN dan Berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 9206 Tahun 2009, NIB : 17.11.71.02.02625. atas nama SAKIRUN, Atas Tanah Terletak di Jalan Trikora RT 09/RW 04, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, dengan luas : 7.425 m2 (Tujuh Ribu Empat Ratur Dua Puluh Lima Meter

Per segi);

5. Menghukum Penggugat dan atau siapapun maupun kuasanya untuk Mengembalikan, menyerahkan sebidang Tanah seluas: 7.425 m2berdasarkan SHM N0: 9026 Tahun 2009 atas nama SAKIRUN kepada

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 12, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

Tergugat dalam keadaan semula, keadaan kosong dan tanpa beban apapun;

6. Menghukum Penggugat dengan membayar kerugian kepada Tergugat tersebut secara nyata dapat diperincikan sebesar sebagai berikut : 6.1. Kerugian materiel: 7.425 m2 x Rp.500.000,- per meter

=Rp.3.625.000.000,-(Tiga Milyar Enam Ratus Dua puluh Lima Juta Rupiah )

6.2. Kerugian secara Immateriel dapat diperinci secara materiel dengan adanya Gugatan A quo, maka Tergugat harus beurusan dengan istansi-instansi, menghadiri Sidang dan harus menggunakan jasa Pengacara/Jasa bantuan Hukum, Tanah A quo Tidak dapat diperjualbelikan, maka biaya tersebut dikalkulasikan secara materiel sebesar Rp 1.500.000.000,- (Satu Milyar Lima Ratus Juta Rupiah); 7. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara

ini.

II. DALAM REKONPENSI / GUGATAN BALIK :

1. Bahwa segala dalil-dalil sebagaimana yang telah diuraikan dalam Konpensi dianggap terulang kembali serta digunakan kembali dalam Rekonpensi ini selama dianggap relevan.

2. Bahwa pada pokoknya sekarang Penggugat dalam rekonpensi semula Tergugat dalam Konpensi adalah SAKIRUN., sebagai Pemilik sebidang Tanah yang Sah Menurut Hukum berdasarkan Sertifikat Hak Milik ( SHM ) Nomor : 9206 Tahun 2009., NIB : 17.11.71.02.02625. A quo, dan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Nomor : 24 – Hm-BPN RI -2009, Tentang Pemberian Hak Milik atas nama SAKIRUN atas Tanah yang terletak di Jalan Trikora Rt 06/Rw 04, Kelurahan Loktabat, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, dengan luas Tanah 7.425 M2 (Tujuh Ribu Empat Ratus dua Puluh Lima Meter per segi ) A quo.

3. Bahwa faktanya sejak semula Tanah Milik Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat dalam Konpensi tidak pernah bermasalah maupun bersengketa dengan pihak siapa pun / Pihak lain, menurut kami sebagai Penggugat dalam Rekonpensi permasalah ini baru saja muncul pada saat gugatan ini diajukan oleh Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam Konpensi ( H. Nadjmi Adhni selaku Walikota Banjarbaru ) di Pengadilan Negeri Banjarbaru yang mengatakan bahwa kami Penggugat dalam

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 13, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

Rekonpensi telah Melakukan Perbuatan Melawan Hukum yaitu atas Tumpang Tindihnya Tanah A quo.

4. Bahwa berdasarkan faktanya maupun fakta yuridis terbukti bahwa kami sebagai Penggugat dalam Rekonpensi Memiliki Sebidang Tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik ( SHM ) Nomor : 9206 Tahun 2009., NIB : 17.11.71.02.02625.A quo, dan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Nomor : 24 – Hm-BPN RI -2009, Tentang Pemberian Hak Milik atas nama SAKIRUN atas Tanah yang terletak di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, dengan luas Tanah 7.425 M2 ( Tujuh Ribu Empat Ratus dua Puluh lima Meter per segi ).

5. Bahwa berdasarkan fakta maupun fakta yuridis terbukti bahwa Tergugat dalam Rekonpensi / Penggugat dalam konpensi memiliki sebidang Tanah berasal dari dengan alas hak berupa Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKT) Nomor : 313/SHMT/KLTB/1982 a/n Rudy S. Suherman., maka Tergugat dalam Rekonpensi / Penggugat dalam Konpensi Tidak Punya Dasar sebagai Subjek Hukum sebagai Penggugat dalam Konpensi dalam Gugatan A quo.

6. Bahwa berdasarkan fakta maupun fakta yuridis nya terbukti yaitu atas Gugatan A quo yang diajukan oleh Tergugat dalam Rekonpensi yang pada pokoknya dijadikan Objek Sengketa adalah diatas Tanah Milik Penggugat dalam Rekonpensi, yangmana akibatnya Penggugat dalam Rekonpensi Tidak Dapat memanfaatkan/Tidak dapat digunakan sebagaimana fungsinya maka secara nyata kami sebagai Penggugat dalam Rekonpensi merasa dirugikan baik secara nyata.

7. Bahwa berdasarkan segala yang telah diuraikan diatas Maka menurut kami sebagai Penggugat dalam Rekonpensi, atas perbuatan yang dilakukan Tergugat dalam Rekonpensi / Penggugat dalam Konpensi yang pada pokok nya terbukti Memiliki Sebidang Tanah atas nama Orang Lain bukan atas nama Tergugat dalam Rekonpensi/ Penggugat dalam Konpensi dan selanjutnya hal tersebut dijadikan dasar untuk Menguasai / Mengklaim dan Menggugat pihak lain A quo, “ Maka Perbuatan Tergugat dalam Rekonpensi adalah Suatu Perbuatan Melawan Hukum ( PMH ).

8. Bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas bahwa Perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat dalam Rekonpensi adalah terbukti suatu Perbuatan Melawan Hukum maka segala sesuatu baik berupa surat Keterangan Hak Milik Tanah A quo maupun segala akibat hukum yang timbul secara langsung dinyatakan Batal Demi Hukum., maka Sebidang Tanah

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 14, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

berdasarkan Sertifikat Hak Milik atas Nama Penggugat dalam Rekonpensi A quo Harus dikemballikan dan diserahkan dalam Keadaan Semula dan dalam keadaan Kosong serta tanpa beban apapun baik pihak lain maupun kuasanya kepada SAKIRUN ( Penggugat dalam Rekonpensi )

9. Bahwa berdasarkan uraian sebagaimana tersebut diatas bahwa atas Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Tergugat dalam Rekonpensi A quo maka Penggugat dalam Rekonpensi mengalami kerugian baik secara Materiel maupun im materiel, dengan perincian kerugian sebagai berikut : 9.1. Kerugian secara materiel apabila tanah Milik Penggugat dalam

Rekonpensi Aquo di jual maka dapat diketahui kerugiannya sebesar : Luas Tanah : 7.425 M2 x Rp 500.000,- per meter = Rp 3.625.000.000,- (Tiga Milyar Enam Ratus Dua puluh Lima Juta Rupiah)

9.2. Kerugian secara Im materiel dapat diperinci secara materiel dengan adanya Gugatan A quo, maka Penggugat dalam Rekonpensi harus berurusan dengan instansi2 dan harus menggunakan jasa Pengacara biaya tersebut dikalkulasikan secara materiel sebesar Rp 1.500.000.000,- (Satu Milyar Lima Ratus Juta Rupiah)

10. Bahwa Penggugat dalam Rekopensi mempunyai sangka yang beralasan bahwa Tergugat dalam Rekonpensi berupaya mengalihkan, memindah-tangankan, atas Objek Tanah A quo, maka mohon kiranya terlebih dahulu Pengadilan Negeri Banjarbaru berkenan meletekkan Sita Jamianan.

Maka berdasarkan segala yang telah diuraikan tersebut diatas, mohon sudi kiranya Ketua/Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan dengan putusan sebgai berikut :

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat dalam Rekonpensi untuk seluruhnya. 2. Menyatakan Penggugat dalam Rekonpensi adalah Pemilik Sah Menurut

Hukum atas sebidang tanah Tanah berdasarkan Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor : 9206 Tahun 2009., NIB : 17.11.71.02.02625, dan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Nomor: 24 – HM - BPN RI -2009,ditetapkan Dijakarta tanggal 11 Mei 2009, Tentang Pemberian Hak Milik Atas Nama SAKIRUN Atas Tanah yang terletak di Jalan Trikora RT 09 / RW 04, Kelurahan Loktabat Selatan Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, dengan luas Tanah 7.425 M2 ( Tujuh Ribu Empat Ratus dua Puluh Lima Meter per segi ).

3. Menyatakan Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam Konpensi Terbukti secara Sah menurut hukum Melakukan Perbuatan Melawan Hukum.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 15, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

4. Menyatakan atas sebidang Tanah berasal dengan alas hak berupa Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKT) Nomor : 313/SHMT/KLTB/1982 An Rudy S. Suherman., milik Tergugat dalam Rekonpensi adalah Batal Demi Hukum. 5. Menghukum Tergugat dalam Rekonpensi, Siapa saja dan atau Kuasanya untuk Mengembalikan dan Menyerahkan sebidang Tanah Milik Penggugat dalam Rekonpensi A quo dalam keadaan seperti semula, dalam keadaan kosong dan beban apapun kepada Penggugat dalam Rekonpensi.

6. Menghukum Tergugat dalam Rekonpensi untuk membayar kerugian materiel maupun kerugian im materiel kepada Penggugat dalam Rekonpensi, adapun perinciannya sebagai berikut :

6.1. Kerugian secara materiel apabila tanah Milik Penggugat dalam Rekonpensi Aquo di jual maka dapat diketahui kerugiannya sebesar : Luas Tanah : 7.425 M2 x Rp 500.000,- per meter = Rp 3.625.000.000,- ( Tiga Miliyar Enam Ratus Dua Puluh Lima Juta Rupiah )

6.2. Kerugian secara Im materiel dapat diperinci secara materiel dengan adanya Gugatan A quo, maka Penggugat dalam Rekonpensi harus berurusan dengan instansi-instansi dan harus menggunakan jasa Pengacara biaya tersebut dikalkulasikan secara materiel sebesar Rp1.500.000.000,-

7. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu walau ada verzet, Banding, Kasasi, atau Peninjauan Kembali ( PK ) dari Tergugat dalam Rekonpensi /Penggugat dalam Konpensi.

8. Menghukum Tergugat dalam Rekonpensi untuk membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar Rp 1.000.000,- (satu Juta Rupiah) untuk setiah harinya kepada Penggugat dalam Rekonpensi dalam setiap harinya apabila lalai memenuhi isi putusan ini, terhitung sejak diucapkan hingga dilaksanakan putusan ini.

9. Menghukum Tergugat dalam Rekonpensi/Penggugat dalam Konpensi untuk membayar biaya yang ditimbulkan dalam perkara ini.

Atau :

Apabila Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banjarbaru yang Memeriksa dan Mengadili Perkara ini berpendapat lain, maka dalam peradilan yang baik mohon kiranya untuk dapat memutuskan dengan putusan yang seadil-adilnya ( ex aequo et bono )

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 16, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Turut Tergugat telah mengajukan Jawaban tertanggal 13 Nopember 2019 yang bunyinya sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI

A. OBSCUUR LIBELS / GUGATAN KABUR

1. Bahwa Turut Tergugat dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil dalam gugatan Penggugat sebagaimana gugatannya tertanggal 16 September 2019, kecuali yang tegas-tegas diakui oleh Turut Tergugat ;

2. Bahwa Penggugat dalam gugatan a quo (Posita No.IV point 1) mendalilkan tanah yang menjadi objek perkara a quo,yang berbunyi sebagai berikut : - Bahwa Penggugat adalah Pemilik sebidang Tanah yang menjadi Asset

Pemerintah Kota Banjarbaru dengan Alas Hak berupa Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKT) Nomor : 303/SHMT/KLTB/1982 An. Rudy S.Suherman dengan luas 10.500 m2yang terletak di Jalan Trikora RT.09/04, Kelurahan

Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru melalui mekanisme prosedur yang benar, lebar = 42 m x panjang 250 m = 10.500 m2,

dalam hal ini terdapat kekaburan mengenai ukuran luas bidang tanah yang menjadi objek perkara a quo,sedangkan luas Sertipikat Hak Milik Nomor : 9206 atas nama Sakirun, Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan adalah seluas 7.425 m2, dalam hal ini terdapat kekaburan mengenai

ukuran luas bidang tanah yang menjadi objek perkara a quo, dengan memperhatikan fakta-fakta tersebut maka gugatan a quo mengandung cacat dalam bentuk gugatan yang kabur (Obscuur Libel), yang mana tidak memenuhi syarat formil/cacat formil;

3. Bahwa Penggugat dalam gugatan a quo (Posita No.IV point 1.b.) Batas-batas: - Sebelah Utara dengan tanah Burhan ;

- Sebelah Selatan dengan tanah Sakin Auri ; - Sebelah Timur dengan tanah Imis. S ; - Sebelah Utara dengan Tanah Sukandi ;

Berdasarkan Surat Ukur Nomor : 142/LTBS/2009, tanggal 2 Juli 2009 Batas-batas:

- Sebelah Utara dengan Amat Salim ; - Sebelah Selatan dengan tanah Sakirun ; - Sebelah Timur dengan tanah Sofyanus Sauri ; - Sebelah Barat dengan Tanah Bambang Wahyudi ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 17, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

Dengan memperhatikan fakta-fakta tersebut maka gugatan a quo mengandung cacat dalam bentuk gugatan yang kabur (Obscuur Libel), yang mana tidak memenuhi syarat formil/cacat formil;

4. Bahwa Penggugat di dalam gugatan a quo tidak menyebut dengan jelas batas-batas, dan ukuran tanah Surat Keterangan Hak Milik Tanah (SKT) Nomor : 303/SHMT/KLTB/1982 An. Rudy S.Suherman.Sebagaimana hal dimaksud sesuai dengan kaidah Yurisprudensi dari Mahkamah Agung (MA) yang menyatakan sebagai berikut :

“Khusus gugatan mengenai tanah harus menyebut dengan jelas letak tanah, batas-batas, dan ukuran tanah (Putusan MA Nomor 81 K/Sip/1971 tanggal 9 Juli 1973)”

Dengan memperhatikan fakta-fakta dan kaidah yurisprudensi di atas, maka gugatan a quo mengandung cacat dalam bentuk gugatan yang kabur (Obscuur Libel), sehingga gugatan tidak memenuhi syarat formil sehingga patut dan beralasan menurut hukum untuk ditolak atau dinyatakan tidak diterima (Niet Onvankelijke Verklaard).

B. KOMPETENSI ABSOLUT

1. Bahwa Turut Tergugat berpendapat bahwa Pengadilan Negeri Banjarbaru secara absolut tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, sebab sebagaimana dalam Petitum gugatan nomor 4 (empat), Penggugat mendalilkan menyatakan Sertipikat Hak Milik Nomor : 9206 Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru, atas nama Sakirun cacat hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. yang mana persoalan cacat hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sebagaimana dalil Penggugat a quo didalam Petitum nomor 4 ( empat ) maka berkaitan dengan Keputusan Tata Usaha Negara yang secara de jure merupakan Kompetensi Absolut dari Pengadilan Tata Usaha Negara Banjarmasin;

2. Bahwa sebagaimana hal dimaksud sesuai dengan kaidah Yurisprudensi dari Mahkamah Agung (MA) yang menyatakan sebagai berikut :

“Bila yang digugat adalah badan atau pejabat Tata Usaha Negara dan objek gugatan menyangkut perbuatan yang menjadi wewenang pejabat tersebut, maka yang berwenang untuk mengadili perkara tersebut adalah Peradilan Tata Usaha Negara bukan wewenang Pengadilan Negeri (Putusan MA Nomor 620 K/Pdt/1999 tanggal 29 Desember 1999)”.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 18, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

Dengan memperhatikan fakta-fakta dan kaidah yurisprudensi di atas, maka gugatan a quo patut dan beralasan menurut hukum untuk dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke Verklaard).

C. DALUARSA

1. Bahwa gugatan a quo telah bertentangan dengan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yang menyebutkan sebagai berikut :

“ Pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah, tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat atau mengajukan gugatan ke Pengadilan”

Ketentuan dalam Pasal 32 ayat (2) PP No.24 tahun 1997 ini telah dikukuhkan dan diperkuat pula dalam beberapa putusan MA RI, yakni putusan MA RI No.210 K/Sip/1955 Tgl.10-1-1957, No.329 K/Sip/1957 Tgl.24-9-1958, No.361 K/Sip/1958 Tgl.26-11-1958 dan No.70 K/Sip/1959 Tgl.7-3-1959. Dengan demikian, jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut berlaku sejak diterbitkannya sertipikat yang bersangkutan.

2. Bahwa hal ini diperkuat kembali dengan Yurisprudensi Pengadilan Tinggi Banjarmasin dalam perkara No.53/Pdt/2008/PT.BJM tanggal 09 Oktober 2008 hal 9 yang menyatakan :

“Menimbang bahwa menunjuk kepada ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang juga sudah dipertimbangkan Pengadilan Tingkat Pertama, maka Penggugat sudah tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak atas tanah sengketa tersebut, karena telah melewati batas waktu yang telah ditentukan yaitu 5 tahun, sejak diterbitkannya sertipikat dimaksud.”

3. Bahwa hal yang senada telah pula disebutkan di dalam putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin No.70/Pdt.G/2007/PN.Bjm tanggal 12 September 2007 yang dalam pertimbangannya menegaskan :

“Menimbang bahwa Sertipikat Hak Milik No.4088 dan No.4225 tersebut sejak diterbitkan sekarang sudah melewati waktu 5 (lima) tahun tidak ada pihak yang mengajukan keberatan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang berbunyi : Pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah, tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya Sertipikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 19, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

pemegang Sertipikat atau mengajukan gugatan ke Pengadilan.(hal.38 putusan).”

4. Bahwa berdasarkan ketentuan hukum dan kaidah-kaidah Yurisprudensi di Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 harus dipahami sebagai aturan yang bersifat memaksa (dwingenrecht) bukan aturan yang mengatur (unvullenrecht). Pandangan umum yang tidak terbantahkan (notoir feiten) banyak suatu putusan yang telah berkekuatan hukum tetap (Yurisprudensi) menerapkan aturan dasar ini untuk memutus suatu perkara sengketa a quo di atas sehingga telah patut secara hukum bahwa gugatan Penggugat haruslah ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (Niet Onvantkelijke Verklaard);

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan di atas, mohon kiranya untuk dapat dianggap terulang kembali dalam jawaban mengenai pokok perkara ini, sepanjang relevan dan ada hubungannya dengan jawaban mengenai pokok perkara ini;

2. Bahwa Turut Tergugat dengan tegas menolak semua dalil Penggugat khususnya yang berkaitan dengan pokok perkara, kecuali terhadap hal-hal yang diakui oleh Turut Tergugat ;

3. Bahwa tidak benar dalil Penggugat yang menyatakan bahwa perbuatanTurut Tergugat merupakan perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige daad), sebab pada dasarnya perbuatan Tergugat a quo telah memenuhi kaidah-kaidah teknis dalam pensertipikatan/pendaftaran hak atas tanah sesuai asas publisitas (openbaarheid) dalam pendaftaran hak atas tanah;

4. Bahwa terdapat Kekaburan Hukum (Obscuur Libels) mengenai luas bidang tanah dan batas-batas bidang tanah yang menjadi objek perkara a quo, dengan memperhatikan fakta-fakta tersebut maka gugatan a quo mengandung cacat dalam bentuk gugatan yang kabur (Obscuur Libel), yang mana tidak memenuhi syarat formil/cacat formil;

5. Bahwa Turut Tergugat telah menerbitkan Sertipikat Hak Milik Nomor 9206 atas nama Sakirun, telah melalui kaidah-kaidah teknis dan prosedur serta berdasarkan ketentuan yang berlaku terutama Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;

6. Secara yuridis, Sertipikat hak atas tanah yang diterbitkan oleh Turut Tergugat (termasuk Sertipikat Hak Milik) merupakan surat bukti kepemilikan hak atas tanah yang diatur dan dijamin oleh undang-undang sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka (20) dan Pasal 32 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 20, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

1997 tentang Pendaftaran Tanah, baik untuk melakukan perbuatan hukum sehari-hari maupun dalam berperkara di pengadilan;

7. Bahwa selama proses sampai dengan penerbitan Sertipikat Hak Milik Nomor 9206 atas nama Sakirun tidak ada keberatan dan atau sanggahan dari pihak manapun, khususnya dari Pihak Penggugat sendiri, sehingga penerbitan sertipikat tersebut telah sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Demikian pula bahwa selama proses dimaksud tidak pernah ada perintah status quo atau penundaan dari Pengadilan atas proses pensertipikatan tanah tersebut, sehingga beralasan menurut hukum prosesnya dilanjutkan sampai dengan penerbitan sertipikat dimaksud. Dengan memperhatikan fakta-fakta hukum tersebut, maka perbuatan Turut Tergugat sebagaimana yang diuraikan di atas telah dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku, sekaligus membantah dalil Penggugat yang menyatakan perbuatan Tergugat merupakan Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatige daad); 8. Bahwa Turut Tergugat dengan tegas menolak dalil-dalil Penggugat selebihnya,

sebab tidak ada relevansinya dengan pokok perkara ini, sehingga patut dan beralasan menurut hukum untuk ditolak atau dinyatakan tidak diterima (Niet Onvankelijke Verklaard).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, Turut Tergugat mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat agar berkenan memutus perkara ini dengan menyatakan :

DALAM EKSEPSI :

a. Menerima Eksepsi Turut Tergugat untuk seluruhnya ; DALAM POKOK PERKARA :

a. Menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvantkelijke Verklaard);

b. Menyatakan sah dan berharga alat bukti yang disampaikan Turut Tergugat ; c. Menyatakan objek perkara berupa Sertipikat Hak Milik Nomor 9206 atas nama

Sakirun telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara.

Demikian Jawaban inidiajukan sebagai pertimbangan untuk keputusan seluruhnya, jika Majelis Hakim berpendapat lain mohon menjatuhkan Putusan yang seadil-adilnya.

Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat telah mengajukan Replik tertanggal 21 Nopember 2019, kemudian Tergugatdan Turut Tergugat masing-masing telah mengajukan Duplik tertanggal 28 Nopember 2019 yang untuk

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 21, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

singkatnya putusan ini tidak dikutip lagi, tetapi dianggap sudah termasuk dalam putusan ini dan sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan;

Menimbang, bahwa oleh karena dalam Jawaban Tergugat dan Turut Tergugat terdapat Eksepsi menyangkut Kompetensi Absolut Pengadilan, maka sebelum Majelis Hakim melanjutkan apakah akan meneruskan memeriksa dalam pokok perkara atau tidak, terlebih dahulu akan diputuskan mengenai Eksepsi tentang Kewenangan Absolut Pengadilan tersebut, maka oleh Majelis Hakim eksepsi-eksepsi Tergugat dan Turut Tergugat tersebut setelah dipertimbangkan sebagaimana telah termuat dan terurai dalam putusan sela yang pada pokoknya memutuskan :

1. Sebelum memutus pokok perkara : Menolak eksepsi kompetensi absolut dari Tergugat dan Turut Tergugat;

2. Menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Banjarbaru berwenang untuk mengadili perkara Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb;

3. Memerintahkan kepada para pihak untuk melanjutkan pemeriksaan pokok perkara tersebut ;

4. Menangguhkan putusan tentang biaya perkara hingga Putusan Akhir.

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil terhadap gugatannya, Penggugat telah mengajukan surat-surat bukti sebagai berikut :

1. Fotokopi Surat Idzin Pembukaan Tanah, tanggal 6 Mei 1979, diberi tanda bukti P-1;

2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atas nama Sakirun No: 556/06/2006/10/1999, tanggal 6 Juli 1999, yang dikeluarkan oleh Bupati KDH TK.II Tapin dan Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atas nama Sakirun NIK 6305101501570005, tanggal 26 November 2012, diberi tanda bukti P-2; 3. Fotokopi Surat Keterangan Hak Milik Tanah Nomor: 313/SHMT/KLTB/1982,

tanggal 23 September 1982, diberi tanda bukti P-3;

4. Fotokopi Surat Keterangan Tanah No: 160/SKT/KLTB/93, tanggal 26 Nopember 1993 Mei 1979, diberi tanda bukti P-4;

5. Fotokopi Surat Keterangan Hak Milik Tanah Nomor: 314/SHMT/1982, tanggal 23 September 1982, diberi tanda bukti P-5;

6. Fotokopi Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang tanah, tanggal 30 Mei 1999 dengan diketahui oleh Kepala Kelurahan Loktabat, yang teregister dengan Nomor: 199/SPFBT/KLTB/99, tanggal 13 November 1999, diberi tanda bukti P-6;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 22, Putusan Nomor 43/Pdt.G/2019/PN Bjb

7. Fotokopi Surat Keputusan Walikota Banjarbaru No: 42.A. Tahun 2003 Tentang Persetujuan Penetapan Lokasi Untuk Kepentingan Umum, tanggal 5 Mei 2003, diberi tanda bukti P-7;

8. Fotokopi Sertifikat Hak Milik No.8173 atas nama pemegang hak Haji Mistar, tanggal 20 Agustus 2003, diberi tanda bukti P-8;

9. Fotokopi Sertifikat Hak Milik No.9206 atas nama pemegang hak Sakirun, tanggal 07 Juli 2009, diberi tanda bukti P-9;

Menimbang, bahwa bukti-bukti tersebut berupa fotocopy bukti 1, 3, P-5, P-7 dan P-8 yang telah disesuaikan dengan aslinya kecuali bukti P-2, P-4, P-6 dan P-9 tidak ada aslinya, dan bukti-bukti tersebut telah pula dibubuhi materai secukupnya sehingga secara formalitas bukti mana dapat dipertimbangkan untuk bukti Penggugat dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa Tergugat telah mengajukan surat-surat bukti sebagai berikut :

1. Fotokopi Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor: 24-HM-BPN RI-2009, tanggal 11 Mei 2009, diberi tanda bukti T-1;

2. Fotokopi Sertifikat Hak Milik No.9206 atas nama pemegang hak Sakirun, tanggal 07 Juli 2009, diberi tanda bukti T-2;

3. Fotokopi Surat Tanda Terima Pembayaran biaya Pengukuran Ulang dan Pemetaan Kadaastral HM 09206 kepada Badan Pertanahan Naional (BPN) Kota Banjarbaru, tanggal 18 April 2016, diberi tanda bukti T-3;

4. Fotokopi Tanda Terima Dokumen Nomor berkas 6646/2016 dari Sakirun kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Banjarbaru, tanggal 18 April 2016, diberi tanda bukti T-4;

5. Fotokopi Surat Undangan Nomor 249.1/200-63.72/V/2016, tanggal 16 Mei 2016 tentang Pengukuran Ulang dan Pemetaan Kadaastral dengan Sertifikat Hal Milik 9206, yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Naional (BPN) Kota Banjarbaru, diberi tanda bukti T-5;

6. Fotokopi Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) PBB, atas nama Wajib Pajak Sakirun, tanggal 15 Juli 2019, diberi tanda bukti T-6;

Menimbang, bahwa bukti-bukti tersebut berupa fotocopy bukti T-1sampai dengan T-6 yang telah disesuaikan dengan Aslinya dan bukti-bukti tersebut telah pula dibubuhi materai secukupnya sehingga secara formalitas bukti mana dapat dipertimbangkan untuk bukti Tergugat dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa Turut Tergugat telah mengajukan surat-surat bukti sebagai berikut:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Referensi

Dokumen terkait

A Lorentz telah menurunkan persamaan transformasi dengan menganggap bahwa kecepatan cahaya tetap sama di semua kerangka acuan inersial dan koordinat waktu (t) juga

Kedua deiksis ich yang terdapat dalam kutipan di atas merujuk kepada seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan. Pada kedua contoh di atas,

Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Muchtadi (1997) dalam Martunis (2012) yang menyatakan bahwa nilai kadar air yang meningkat dan tidak merata merupakan akibat dari

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan musikalisasi puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pringsewu tahun pelajaran 2016/2017 dengan

selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. selaku Dosen Wali yang

Informasi ini diperoleh dari tenaga kesehatan (PUSKESMAS dan bidan desa), membaca buku KIA, majalah, koran, radio, TV, internet sebelum ibu hamil di rujuk ke

Namun, bila JCI tidak berhasil bertahan diatas Resistance 6.414 akan kembali menguji Support 6.348 dan 6.312. Indikator MACD mengindikasikan pola Downtrend dan Stoc osc

motif gerakan yang dilakukan penari Sêblang selalu sesuai dengan hitungan lagu. Contohnya motif sapon yang terdiri darigerak kanan lalu kiri dalam empat hitungan,