METODE ISOLASI DAN
IDENTIFIKASI STRUKTUR
SENYAWA ORGANIK
Referensi
YANA MAOLANA SYAH, ITB Seminar Nasional
Kimia Dan Pembelajarannya (SNKP) 2014 Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Malang 06 September 2014
Sri Atun Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta Email :
Atun_1210@yahoo.com
Sudjadi, Drs., (1986), "Metode Pemisahan",
UGM Press, Yogyakarta
Alauddin: Makassar. 24-26.Stahl, Egon.
1985.Analisis Obat Secara Kromatografi dan
Pendahuluan
Struktur molekul suatu zat atau senyawa (kimia) memegang peranan yang sangat penting dan dan sangat menentukan, karena sifat-sifat fisika dan kimia pada akhirnya harus dapat dijelaskan atas dasar struktur molekul-molekul yang
membentuk zat tersebut
Pengembangan teori struktur atom dan molekul juga
merupakan implikasi dari penerimaan teori Dalton di awal abad 18, terutama yang dilakukan oleh para ahli fisika, yang puncaknya adalah teori atom dan struktur molekul
berdasarkan teori mekanika kuantum pada kurun waktu pertengahan abad-19.
Karena struktur atom dan molekul merupakan objek teoritis, masalah terberat yang dihadapi oleh para ilmuwan kimia
Untuk memulai mencari jawaban kepada pertanyaan
tersebut,
marilah kita berpaling kepada objek
senyawa-senyawa organik alam
Asam klorogenat
Metode Isolasi Senyawa Organik
Ektraksi ( maserasi ,perkolasi, ekstraksi panas, soxhletasi )
Partisi ( Ekstraksi Pelarut )
Kromatografi
KLT ( Kromatografi Lapis Tipis )
KVC ( Kromatografi Vakum Cair )
KKG ( Kromatografi kolom grafitasi )
HPLC ( Hight Ferformace Lequide Chromatography )
GLC ( Gas Lequide Chromatography )
Spektrofotometri
BAGIAN
FITOKIMIA
Pengertiaan
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif
dari bagian tanaman obat. Adapun
tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik
komponen kimia yang terdapat dalam
Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi
adalah untuk menarik
semua komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia.
Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan
massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi
pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk kedalam
Secara umum, terdapat
empat
situasi
dalam menentukan tujuan
ekstraksi:
.
1.
Senyawa kimia telah diketahui
identitasnya untuk diekstraksi dari
organisme.
Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasi kan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang
2.
Bahan diperiksa untuk menemukan
kelompok senyawa kimia tertentu,
misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari
senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari
3.
Organisme (tanaman atau hewan)
digunakan dalam pengobatan
tradisional,
Biasanya dibuat dengan cara, misalnya
Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dilarutkan dalam air untuk diberikan sebagai obat.
Proses ini harus ditiru semirip mungkin jika ekstrak akan diteliti melalui kajian ilmiah
biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi penggunaan
.4.
Sifat senyawa yang akan diisolasi belum
ditentukan sebelumnya dengan cara
apapun.
Situasi ini (utamanya dalam program
skrining) dapat timbul jika tujuannya adalah
untuk menguji organisme, baik yang dipilih
secara acak atau didasarkan pada
Catatan
Proses pengekstraksian komponen kimia
dalam sel tanaman
yaitu pelarut organik akan menembus dinding
sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut
dalam pelarut organik di luar sel,
maka larutan terpekat akan berdifusi keluar
sel dan proses ini akan berulang terus sampai
Prinsip ekstraksi
Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur
kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk kedalam sel melewati dinding sel.
Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan didalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti olehcairan penyari dengan
Alat Maserasi
sederhana
Alat Maserasi
Peristiwa tersebut berulang sampai
terjadikeseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari.
Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam,
kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana
cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalamsel-sel simplisia yang
dilalui sampai keadan jenuh.
Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena
gravitasi,kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi
gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah.
Perkolat yangdiperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan.
Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan
dalamklonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa,
cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan
oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika
cairan penyari telahmencapai permukaan sifon,
Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampaknoda jika di KLT, atau
sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dandipekatkan.
Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas
bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan,
uap-uap cairan penyari terkondensasi pada
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian
sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam.
Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Prinsip Destilasi Uap Air
Airdipanaskan dan akan menguap, uap air akan
masuk ke dalam labu sampel sambil
mengekstraksi minyakmenguap yang terdapat
dalam simplisia,
uap air dan minyak menguap yang telah
terekstraksi menuju kondensor dan akan
Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat,
cairan penyari dapat menguap 5-10º C di bawah titik
didih pelarutnya disebabkanoleh karena adanya penurunan tekanan.
Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akanmenguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat
Prinsip Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di antara 2 fase pelarutyang tidak saling bercampur
di mana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut padafase kedua,
lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok,
lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalamkedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan
Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan oleh fase diam(adsorben) dan fase gerak (eluen),
komponen kimia bergerak naik mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap
komponen-komponen kimia tidak sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan
Prinsip Penampakan Noda
a. Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan tampak berwarna gelap.
Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah
karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada lempeng.
b. Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap.
Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah
karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh
auksokrom yang ada pada noda tersebut.
Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil
Sehingga noda yang tampak pada lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang
digunakantidak berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.
c. Pereaksi Semprot H
2SO
410%
Prinsip penampakan noda pereaksi semprot
H
2SO
410% adalah berdasarkan kemampuan
asam sulfat yang bersifat reduktor dalam
merusak gugus kromofor dari zat aktif
simplisia sehingga panjanggelombangnya
Pendahuluan
Kromatografi adalah suatu teknik
pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam
untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.[1] Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang
merupakan fase diam.[1]
Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding molekul yang berikatan lemah.[2]
Beberapa alat-alat analitik dapat
Jenis Kromatografi
Kromatografi Cair
(Liquid Chromatography)
Kromatografi cair merupakan teknik
yang tepat untuk
Kromatografi fase terbalik (Reverse phase
chromatography)
Reverse phase chromatography merupakan
alat analitikal yang kuat dengan
memadukan sifat
hidrofobik
serta
rendahnya
polaritas
fase stasioner yang
terikat secara kimia pada padatan
inert
seperti
silika
.
Kromatografi cair kinerja tinggi,
KCKT (High performance liquid
chromatography, HPLC)
High performance liquid chromatography (HPLC)
mempunyai prinsip yang mirip dengan reverse
phase.
Hanya saja dalam metode ini, digunakan tekanan
dan kecepatan yang tinggi.
Kromatografi Pertukaran Ion
(Ion-Exchange Chromatography)
Kromatografi pertukaran ion (ion-exchange
chromatography) biasa digunakan untuk
pemurnian materi biologis, seperti
asam
amino
,
peptida
,
protein
.
Metode ini dapat dilakukan dalam dua tipe, yaitu
dalam kolom maupun ruang datar (planar).
Terdapat dua tipe pertukaran ion, yaitu
pertukaran
kation
(cation exchange) dan
Kromatografi Kolom
Kolom kromatografi adalah metode kromatografi
klasik yang sampai saat ini penggunaannya masih banyak digunakan. Kolom kromatografi digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah banyak. Prinsip dari kromatografi kolom adalah
Kromatografi Vakum Cair
Kromatografi Suction Column atau Kromatografi
Cair Vakum adalah bentuk kromatografi kolom yang khususnya berguna untuk fraksinasi kasar yang cepat terhadap suatu ekstrak.
Kolom dapat berupa kolom dengan adsorben
grade-KLT normal atau fase-terbalik ini
relatif bermutu dan fase gerak terhisap dengan adanya penurunan tekanan.
Fraksi biasanya dikoleksi dengan alikuot eluen
dengan satu kepolaran.
Alikuot eluen selanjutnya dapat dirancang untuk
Dalam perkembangan selanjutnya metode KLT tidak
hanya digunakan untuk mengidentifikasi noda akan tetapi juga untuk mengisolasi ekstrak,
metode ini kemudian dikenal sebagai KLT preparatif. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling
sederhana dan murah untuk mengisolasi komponen kimia dari suatu bahan alam.
Prinsip kerjanya yaitu adsorpsi dan partisi, dengan
1. SPEKTROFOTOMETR UV 2. SPEKTROFOTOMETR IR 3. NMR
4. GC-MS
Analisis Struktur secara
SPEKTROSKOPI
Analisis Fisikokimia yang membahas Interaksi
Radiasi Elektromagnetik dengan Atom atau Molekul
Interaksi REM dengan Atom/Molekul : 1. Hamburan ( scattering )
2. Absorpsi ( absorption ) 3. Emisi ( Emision )
Spektrofotometer (Instrument = alat) Spektrofotometri (Metode)
SPEKTRA ULTRA VIOLET (UV)
Panjang Gelombang Radiasi Elektro Magnetik (REM) UV dan NAMPAK jauh lebih pendek dari pada INFRA
MERAH
ULTRA VIOLET 100 – 400 nm (190 – 400 nm) SINAR NAMPAK 400 – 750 nm
INFRA MERAH ENERGI RADIASI RENDAH Absorpsi Radiasi Infra Merah Oleh suatu molekul
mengakibatkan naiknya Vibrasi Ikatan-ikatan Kovalen . Transisi molekul dari keadaan dasar ke suatu keadaan vibrasi tereksitasi yang memerlukan energi 2 – 15
Radiasi Ultra Violet dan Sinar Nampak berenergi
lebih tinggi dari pada radiasi Infra Merah
Absorpsi UV/Nampak akan mengakibatkan
terjadinya Transisi Elektronik
Promosi elektron-elektron dari orbital dasar ,
berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi
yang memiliki energi lebih tinggi
Transisi memerlukan 40 – 300 kkal/mol.
Energi yang terserap selanjutnya terbuang
EXCITED STATE
GROUND STATE
Panjang Gelombang Radiasi UV atau SINAR NAMPAK
Tergantung pada kemudahan promosi Elektron
Molekul yang memerlukan lebih banyak energi pada
promosi elektronnya akan menyerap panjang gelombang yang lebih pendek
Molekul yang memerlukan lebih sedikit energi pada
promosi elektronnya akan menyeram panjang gelombang yang lebih panjang.
Senyawa yang menyerap cahaya daerah Sinar
Nampak ( senyawa berwarna ) mempunyai elektron
MOLEKUL HANYA AKAN BERINTERAKSI DENGAN
RADIASI YANG ENERGINYA SESUAI
JENIS ENERGI RADIASI YANG BERINTERAKSI
DENGAN MOLEKUL :
1. ENERGI ELEKTRONIK (Ee) 2. ENERGI VIBRASI (Ev) ;
3. ENERGI TRANSLASI (Et) 4. ENERGI ROTASI (Er)
Absorpsi sampel oleh gelombang elektronik
Absorpsi Radiasi oleh suatu sampel ditentukan pada
pelbagai Panjang Gelombang dan dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan Spektrum
Karena Absorpsi energi oleh suatu molekul
terkuantitasi, maka absorpsi untuk transisi elektron seharusnya nampak pada panjang gelombang diskrit sebagai suatu spektrum garis atau peak ( puncak ) yang tajam.
Ternyata tidak demikian. Sepektrum UV maupun
0 0,5 1,0 1,2 1,5 200 250 300 350 400 nm AB SORB NS PANJANG GELOMBANG mak = 232 nm (CH2)2C=CHCCH3 O
Hal ini disebabkan oaleh terbaginya keadaan Dasar dan Keadaan Tereksitasi sebuah molekul dalam subtingkat subtingkat ROTASI dan VIBRASI
TRANSISI ELEKTRON dapat terjadi dari SUB TINGKAT apa saja , dari keadaan dasar KE SUB TINGKAT apa saja ke KEADAAN TEREKSITASI.
Karena pelbagai transisi ini berbeda energi sedikit sekali , maka PANJANG GELOMBANG ABSORPSINYA juga berbeda sedikit sehingga menimbulkan PITA LEBAR yang nampak dalam spektrum
SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE digunakan terutama untuk ANALISIS KUANTITATIF,
Untuk Analisis KUALITATIF perlu dikonfirmasi dengan
E
E2 E1
sub tingkat
sub tingkat
SPEKTRUM MESITIL OKSIDA MENUNJUKKAN SUATU HASIL SUSURAN (SCANNING) DARI PANJANG
GELOMBANG 200 SAMPAI DENGAN 400 nm. DIBAWAH 200 nm ADA ABSORPSI OLEH
KARBONDIOKSIDA YANG ADA DI UDARA, 100 – 200 nm TIDAK DI SCAN
DISEKITAR 200 nm JUGA AKAN ADA GANGGUAN ABSORPSI OLEH METANOL SEANDAINYA METANOL DIPAKAI SEBAGAI PELARUT
PANJANG GELOMBANG PADA TITIK TERTINGGI DARI KURVA/SPEKTRUM DISEBUT PANJANG GELOMBANG
0 0,5 1,0 1,2 1,5 200 250 300 350 400 nm AB SORB NS PANJANG GELOMBANG mak = 232 nm (CH2)2C=CHCCH3 O
ABSORPSI ENERGI DIREKAM SEBAGAI ABSORBANS
( bukan transmitan seperti pada spektrum Infra Merah)
ABSORBANS PADA PANJANG GELOMBANG TERTENTU DIDEFINISIKAN SEBAGAI :
A = log Io/I
A = ABSORBANS
I0 = INTENSITAS CAHAYA RUJUKAN (STANDARD) I = INTENSITAS CAHAYA SAMPEL
ABSORBANS SUATU SENYAWA PADA PANJANG GELOMBANG
ABSORBANS TERGANTUNG PADA
1. Struktur Elektronik Senyawa
2. Konsentrasi Larutan Sampel
3. Panjang SEL Tempat Sampel ( 1 cm)
Karenanya Absorpsi Energi disebut pula sebagai
Absorptivitas Molar (
)
– kadang-kadang disebut
Koefisien Ekstingsi Molar
dan bukan sebagai
Absorbans
NILAI log TERUTAMA BERMANFAAT BILA HARGA
SANGAT BESAR
= A/c.l
= ABSORPTIVITAS MOLAR
A = ABSORBANS
c = konsentrasi sampel dalam M
l = panjang sel, dalam cm
ABSORPTIVITAS MOLAR (BIASANYA DILAPORKAN PADA
Maski
Mempunyai Satuan M
-1cm
-1, biasanya
dipaparkan sebagai Kuantitas Tanpa Satuan.
Untuk
MESITIL OKSIDA
misalnya
mak adalah 1,2 : (9,2 X 10
-5X 1,0) atau
TIPE TRANSISI ELEKTRON
ADA BERBAGAI TIPE TRANSISI ELEKTRON YANG
MENIMBULKAN SPEKTRA ULTRA VIOLET DAN NAMPAK PADA KEADAAN DASAR SUATU MOLEKUL ORGANIK
MENGANDUNG ELEKTRON VALENSI DALAM TIGA TIPE UTAMA ORBITAL MOLEKUL :
1. ORBITAL SIGMA () 2. ORBITAL PHI ()
3. ORBITAL TERISI TETAPI NONBONDING (n)
ORBITAL MAUPUN DIBENTUK DARI TUMPANGTINDIH
(bonding/terikat) * (anti bonding) * (anti bonding) (bonding/terikat) n = non bonding E
SUATU ORBITAL YANG MENGANDUNG n ELEKTRON
TIDAK MEMPUNYAI SUATU ORBITAL ANTI
BONDING (KARENA ORBITAL ITU TIDAK TERBENTUK DARI DUA ORBITAL)
TRANSISI ELEKTRON MENCAKUP PROMOSI SUATU
ELEKTRON DARI SALAH SATU DARI TIGA KEADAAN DASAR (, DAN n) KE SALAH SATU DARI DUA
KEADAAN EKSITASI (* ATAU *).
TERDAPAT ENAM TRANSISI YANG MUNGKIN TERJADI
* * n E
PERSYARATAN ENERGI UNTUK TERJADINYA TRANSISI ELEKTRONIK YANG PENTING
DAERAH YANG PALING BERGUNA DARI SPEKTRUM UV ADALAH DAERAH DENGAN PANJANG GELOMBANG DI
ATAS 200 nm. TRANSISI BERIKUT MENIMBULKAN ABSORPSI DALAM DAERAH 100 – 200 nm YANG TAK BERGUNA :
* UNTUK IKATAN RANGKAP MENYENDIRI
* UNTUK IKATAN KARBON-KARBON BIASA
TRANSISI YANG BERGUNA PADA DAERAH 200 – 400 nm ADALAH TRANSISI :
* UNTUK IKATAN RANGKAP TERKONJUGASI
ABSORPSI OLEH POLIENA
( - CH =CH – C = CH - )
DIBUTUHKAN ENERGI YANG LEBIH RENDAH UNTUK MEMPROMOSIKAN SEBUAH ELEKTRON DARI 1,3
BUTADIENA DARIPADA UNTUK MEMPROMOSIKAN SEBUAH ELEKTRON DARI ETILENA
INI DISEBABKAN LEBIH RENDAHNYA SELISIH ENERGI
ANTARA HOMO (ORBITAL MOLEKUL TERHUNI TERTINGGI) DAN LUMO (ORBITAL MOLEKUL KOSONG TERENDAH) BAGI IKATAN TERKONJUGASI DIBANDING SELISIH IKATAN
RANGKAP MENYENDIRI
4* 3* 1 2* 1 2 2* 1 4* 3* 2 1 CH2=CH2 CH2=CHCH=CH2
E LEBIH BESAR
KARENA DIBUTUHKAN ENERGI YANG LEBIH KECIL UNTUK SUATU TRANSISI * DARI 1,3 BUTADIENA, DIENA INI MENYERAP RADIASI UV PADA PANJANG GELOMBANG YANG LEBIH PANJANG DARIPADA ETILENA
MAKIN BANYAK IKATAN TERKONJUGASI DITAMBAHKAN PADA
SUATU MOLEKUL MAKIN KECIL ENERGI YANG DIPERLUKAN UNTUK MENCAPAI KEADAAN TEREKSITASI PERTAMA
KONJUGASI YANG CUKUP AKAN MENGGESER ABSORPSI KE DAERAH PANJANG GELOMBANG DAERAH NAMPAK ; SUATU SENYAWA DENGAN IKATAN RANGKAP TERKONJUGASI YANG CUKUP AKAN TERLIHAT BERWARNA
STRUKTUR maks CH3CH=CHCHO 217 nm CH3(CH=CH)2CHO 270 nm CH3(CH=CH)3CHO 312 nm CH3(CH=CH)4CHO 343 nm CH3(CH=CH)5CHO 370 nm
POSISI ABSORPSI BERGESER KE PANJANG GELOMBANG
YANG LEBIH PANJANG BILA KONJUGASI BERTAMBAH,
ABSORPSI OLEH SISTEM AROMATIK
BENZENA DAN SENYAWA AROMATIK MENUNJUKKAN
SPEKTRA YANG LEBIH KOMPLEKS DARIPADA YANG DAPAT DITERANGKAN OLEH TRANSISI *
KOMPLEKSITAS DISEBABKAN ADANYA BEBERAPA KEADAAN EKSITASI RENDAH
BENZENA MENYERAP DENGAN KUAT PADA 184 nm ( = 47.000) DAN PADA 202 nm ( = 7.000) DAN MEMPUNYAI SEDERET PITA ABSORPSI ANTARA 230 – 270 nm. 260 nm SERING DILAPORKAN SEBAGAI mak BENZENA, KARENA MERUPAKAN POSISI ABSORPSI TERKUAT DI ATAS 200 nm PELARUT DAN SUBSTITUEN PADA CINCIN BENZENA
ABSORPSI RADIASI UV OLEH SENYAWA AROMATIK YANG TERDIRI DARI CINCIN BENZENA TERPADU BERGESER KE PANJANG GELOMBANG YANG LEBIH PANJANG DENGAN BERTAMBAHNYA CINCIN, KARENA BERTAMBAHNYA
KONJUGASI DAN MEMBESARNYA STABILITAS RESONANSI DARI KEADAAN TEREKSITASI
BENZENA
ABSORPSI YANG DITIMBULKAN OLEH TRANSISI ELEKTRON
n
SENYAWA YANG MENGANDUNG ATOM NITROGEN,
OKSIGEN, SULFUR ATAU SALAH SATU HALOGEN SEMUANYA MEMPUNYAI ELEKTRON n YANG MENYENDIRI
(UNSHARED). JIKA STRUKTUR TIDAK MEMILIKI IKATAN
, ELEKTRON n INI HANYA DAPAT MENJALANI TRANSISI n *. KARENA ELEKTRON n MEMILIKI ENERGI YANG LEBIH TINGGI DARI PADA ELEKTRON dan
, MAKA DIPERLUKAN ENERGI YANG LEBIH KECIL UNTUK MEMPROMOSIKAN SUATUENERGI ORBITAL * LEBIH RENDAH DARIPADA ORBITAL * ; JADI TRANSISI n * MEMERLUKAN ENERGI LEBIH KECIL DARIPADA TRANSISI n *
ELEKTRON n BERADA DALAM BAGIAN RUANG YANG
BERBEDA DARI ORBITAL * DAN * DAN PROBABILITAS SUATU TRANSISI ELEKTRON n ADALAH RENDAH.
ABSORPTIVITAS MOLAR TERGANTUNG PADA BANYAK ELEKTRON YANG MENJALANI TRANSISI MAKA NILAI
UNTUK TRANSISI n ADALAH RENDAH YAKNI ANTARA 10 – 100 (BANDINGKAN DENGAN SEKITAR 10.000 UNTUK
SUATU SENYAWA SEPERTI ASETON YANG MENGANDUNG IKATAN
MAUPUN ELEKTRON n MENUNJUKKAN BAIK TTRANSISI *
MAUPUN n *. ASETON MENUNJUKKAN ABSORPSI PADA 187
nm ( *) dan 270 nm (n *) n n n * * * n * *
KEADAAN DASAR (GROUND STATE)
KEBOLEHJADIAN TERJADINYA EKSITASI ELEKTRON
= k.P.a
= 0,87.10
20.P.a
k = konstante
P = probabilitas (antara 0 – 1)
a = area of cross section of molecule
= < 10
3atau P < 0,01 ; forbidden transition
STRUKTUR ELEKTRONIK DAN TRANSISI
STRUKTUR CONTOH TRANSISI maks (nm) maks
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi
apabila peralatan yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa
sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).
Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan
tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas
penampang (tebal kuvet) yang sama.
Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor.
Artinya larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau
suspensi yang ada di dalam larutan.
Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam
menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan
penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain
komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan
gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan
absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
Pergeseran Kimia
Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam spektroskopi ultra violet-visibel adalah:
1. Gugus kromofor, yaitu suatu gugus kovalen tidak jenuh
yang dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-vis.
2. Gugus auksokrom, yaitu suatu gugus fungsional bersifat
jenuh yang jika terikat pada suatu gugus kromofor maka akan menyebab-kan timbulnya pergeseran puncak
serapan gugus kromofor tersebut ke panjang gelombang yang lebih besar dan juga mempertinggi intensitasnya.
3. Pergeseran Batokromik adalah pergeseran puncak
4. Pergeseran Hipsokromik (hipsocromic shift atau blue
shift) adalah pergeseran ke arah panjang gelombang yang lebih kecil/pendek.
5. Efek Hiperkromik adalah efek yang disebabkan oleh
gugus fungsi sehingga menyebabkan kenaikan nilai intensitas serapan maksimum.
6. Efek Hipokromik adalah efek yang disebabkan suatu
gugus sehingga menyebabkan penurunan nilai intensitas serapan maksimum.
7. ε1 ; 1% cm adalah ekstingsi suatu lintasan sinar
dengan panjang 1 cm dari larutan dengan konsentrasi 1%. Instrumen yang digunakan untuk mempelajari