• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) LATIOMOJONG MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) LATIOMOJONG MAKASSAR"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG

PEMBANTU (KCP) LATIOMOJONG MAKASSAR

ANDI FITRIANI SURYANINGSIH 10572 03262 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

(2)

ANDI FITRIANI SURYANINGSIH 10572 03262 11

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi dan Bisnis pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

(3)
(4)

ii Nama : Andi Fitriani S.

Stambuk : 10572 03262 11

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Telah diseminar hasilkan pada tanggal 19 September 2015

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

H. Sutarjo Tui, SE., M.Si St. Marhumi, SE, MM

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan Manajemen

Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Moh.Aris Pasigai,SE, MM

NBM : 497 794 NBM: 1093 485

(5)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI

JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259 TLP. 0411-2250400 FAX 0411-865588 MAKASSAR 90221

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI Nama Mahasiswa : ANDI FITRIANI S.

No. Stambuk : 105720 326211

Nama Pembimbing I : H. Sutardjo Tui, SE, MSi

Judul Proposal : Pengaruh Non Performing Load Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Rakyat Indonesia KCP Latimojong Makassar.

No Hari / Tanggal Uraian Perbaikan Paraf Dosen

Makassar, Juni 2015 Mengetahui : Ketua prodi Manajemen

Moh. Aris Pasigai, SE, MM NBM : 1093 485

(6)

JL. SULTAN ALAUDDIN NO. 259 TLP. 0411-2250400 FAX 0411-865588 MAKASSAR 90221

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI Nama Mahasiswa : ANDI FITRIANI S.

No. Stambuk : 105720 326211 Nama Pembimbing II : St. Marhumi, SE, MM

Judul Proposal : Pengaruh Non Performing Load Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Rakyat Indonesia KCP Latimojong Makassar.

No Hari / Tanggal Uraian Perbaikan Paraf Dosen

Makassar, Juni 2015 Mengetahui : Ketua prodi Manajemen

Moh. Aris Pasigai, SE, MM NBM : 1093 485

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah yang dapat diucapkan selain rasa syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan taufiq-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dalam bentuk yang sangat sederhana.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini, tidak lepas adri segala hambatan dan kesulitan. Namun, berkat bantuan, usaha keras, serta bimbingan dari berbagai pihak maka semua itu dapat diatasi dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tiada batas waktu member semangat, doa dan dorongan kepada penulis serta seluruh keluarga besar yang tersayang.

Terima kasih pula penulis ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dan memberikan bantuannya dalam penulisan skripsi ini, mulai dari awal sampai selesai.

Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Dr. H. Irwan Akib, MPd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. H. Mahmud Nuhung, MA, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta staf atas bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

(8)

v

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Moh. Aris Pasigai, SE, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Muh. Nur Rasyid, SE, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. H. Sutarjo Tui, SE., M.Si, selaku Pembimbing I yang telah banyak menuntun penulis dalam penyelesaian skripsi.

7. St. Marhumi, SE, MM, selaku Pembimbing II yang dengan sabar dan tulus ikhlas telah banyak memberikan bantuan dan bimbingan dalam menjalani prosedur penelitian serta menuntun penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Seluruh staf pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali ilmu serta memberikan bimbingan dan dorongan.

9. Dr. H. Ramli Hatma, MM, selaku Pimpinan Cabang Pembantu PT.

Bank Rakyat Indonesia KCP Latimojong Makassar yang telah sabar dan tulus ikhlas dalam memberikan fasilitas untuk penelitian.

(9)

vi

10. Ayah dan ibu yang telah memberi semangat, selalu menjadi simultan yang tak pernah lelah memberi cinta dan kasih sayang yang amat sangat besar. Serta teman – teman dan sahabat – sahabat ku tersayang yang saling memberi kekuatan untuk menyelesaikan studi tepat waktu.

Proposal ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang dengan penuh ketulusan dan keikhlasan memberikan motivasi kepada penulis. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati, penulis mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak atas segala bantuan yang telah diberikan, terutama kepada Bapak H. Sutarjo Tui, SE., M.Si, selaku dosen Pembimbing I, dan Ibu St. Marhumi, SE, MM,

selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk mencurahkan segenap perhatian, arahan, dorongan, dan semangat serta pandangan-pandangan dengan penuh rasa kesabaran sehingga dapat membuka wawasan berpikir yang sangat berarti bagi penulis. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada yang terhormat Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, beserta staf dan jajarannya atas bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Bapak Moh. Aris Pasigai, SE, MM selaku ketua jurusan program studi manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

Ucapan terima kasih pula kepada Bapak Dr. H. Ramli Hatma, SE., MM selaku dosen mata kuliah Manajemen Perbankan dan sebagai Pincapem BRI KCP Latimojong yang dengan tulus dan ikhlas memberikan masukan dan memberi data keuangan perusahaan BRI KCP Latimojong sebagai materi kuantitatif yang sangat kami butuhkan.

(10)

vii penulis.

Makassar, Oktober 2015

Andi Fitriani S.

(11)

viii ABSTRAK

Andi Fitriani Suryaningsih, 2015. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk KCP Latimojong Makassar, dibimbing oleh Sutarjo Tui dan St. Marhumi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran sejauh mana pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA). Dalam penelitian ini Non Performing Loan merupakan variabel bebas sedangkan profitabilitas yang dinyatakan dalam Return On Assets ( ROA ) merupakan variabel terikat. Untuk memperoleh gambaran sejauhmana Non Performing Loan (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA), maka dilakukan penelitian terhadap variabel –variabel tersebut dalam periode 2010 sampai tahun 2014 dengan metode deskriptif dan analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini dilakukan pada PT.

Bank Rakyat Indonesia KCP Latimojong Makassar selama dua bulan dari April hingga Juni 2015.

Dari hasil penelitian analisis data menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negative signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) yang ditunjukkan dengan nilai -1,417% dengan signifikansi 0,003.

Hasil analisis determinasi menunjukkan bahwa variabel Non Performing Loan berpengaruh sebesar 0,0962 % terhadap profitabilitas ( ROA ) dan sisanya sebesar 0,038% faktor lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Kata kunci : Non Performing Loan (NPL) dan Profitabilitas (ROA).

(12)

viii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Bank ... 6

1. Pengertian Bank ... 6

2. Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan ... 8

3. Jenis-Jenis Bank ... 8

4. Fungsi Bank ... 12

B. Kredit ... 14

1. Pengertian Kedit ... 14

2. Jenis-Jenis Kredit ... 15

(13)

ix

3. Fungsi Kredit ... 19

4. Tujuan Kredit ... 19

5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 20

C. Non Perfoming Loan (NPL) ... 26

D. Profitabilitas Bank ... 36

E. Pengaruh NPL terhadap Return On Assets ... 39

F. Kerangka Pikir ... 40

G. Kajian Penelitian Terdahulu ... 41

H. Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

C. Metode Pengumpulan Data ... 43

D. Jenis dan Sumber Data ... 44

E. Metode Analisis ... 45

F. Definisi Operasional Variabel ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47

A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Rakyat Indonesia ... 47

B. Visi dan Misi PT. BRI (Persero)Tbk ... 47

C. Produk dan Jasa ... 49

D. Aktivitas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk ... 54

E. Struktur Organisasi dan Uraian Kerja ... 55

(14)

x

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 67 A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 67 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Return On Asset (ROA) pada Bank Rakyat Indonesia KCP Latimojong Makassar Periode 2010

sampai 2014 ... 60

Tabel 5.2 Nilai ROA dan NPL ... 61

Tabel 5.3 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ... 62

Tabel 5.4 Hasil Uji R2 ... 63

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat membawa dampak terhadap munculnya peluang di berbagai bidang usaha yang menyebabkan dinamika kehidupan perekonomian dan sosial yang menjadi dinamis. Pendapatan masyarakat meningkat begitu pun dengan jenis kebutuhan hidup mereka yang tidak hanya mengkomsumsi barang produk seperti makanan, minuman, pakaian, rumah,tetapi mereka juga mengkomsumsi barang tidak nyata jasa.

Perkembangan perekonomian Indonesia yang semakin pesat membutuhkan suatu lembaga keuangan yang mengatur, menghimpun dan menyalurkan dana yang dipercayakan oleh masyarakat dalam bentuk simpanan.

Hal inilah yang mendorong perkembangan yang cukup pesat dari industri.

Sebagaimana dikemukan oleh Totok dan Sigit peran strategis bank sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kearah peningkatan taraf hidup rakyat.

Pada dasarnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah selalu berusaha untuk memperoleh laba / keuntungan yang maksimal, yaitu baik yang berasal dari kegiatan operasionalnya maupun kegiatan non operasional pada perusahaan yang bersangkutan. Begitu pula bagi setiap perusahaan perbankan, keuntungan / laba juga merupakan hal yang mutlak untuk diperoleh, yaitu agar dapat

(17)

2

mempertahankan kontinuitas operasional perusahaan atau dalam istilah akuntansi disebut dengan going concern.

Melihat kondisi satu dasawarsa belakangan yang ada, perusahaan perbankan khususnya yang berada di Indonesia mengalami perkembangan bisnis yang sangat pesat, yaitu baik dari segi volume usaha, mobilisasi dana dari masyarakat maupun tingkat profitabilitas yang diperoleh.

Perusahaan akan memperoleh laba jika jumlah pendapatan / penghasilan yang diterima nilainya lebih besar dibandingkan dengan besarnya pengeluaran (biaya) yang dikeluarkan. Penghasilan bank dapat berasal dari hasil penerimaan bunga kredit yang diberikan, agio saham, jasa di bidang keuangan dan lain-lain.

Industri perbankan merupakan industri yang syarat dengan risiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk berbagai investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman dana lainya. Apabila semakin rendah resiko kredit yang diberikan maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat resiko kredit yang diberikan tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Jika debitur tidak dapat membayar kembali pinjaman kredit maka akan menimbulkan resiko kredit bermasalah atau non performing loan.Ditengah beratnya tantangan yang dihadapi, bank pada umumnya mampu mempertahankan kinerja yang positif.

Menurut Dahlan Siamat menjelaskan Kredit bermasalah (Non performing Loan) dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar

(18)

kemampuan kendali debitur.Kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami resiko kegagalan, bahkan cenderung menuju atau mengalami kerugian potensial. Perlu diketahui bahwa menganggap kredit bermasalah selalu dikarenakan kesalahan nasabah merupakan hal yang salah. Kredit bermasalah dapat dikarenakan oleh berbagai hal yang berasal dari nasabah, dari kondisi internal dan pemberi kredit.

Profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang mampu dihasilkan oleh perusahaan dalam satu atau setiap periode. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan aspek yang mencerminkan kemampuan setiap perusahaan untuk menghasilkan laba, dimana perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa keuntungan yang diperoleh setiap perusahaan akan sangat mempengaruhi kontinuitas perusahaan yang bersangkutan, yaitu baik pada masa sekarang maupun di masa-masa yang akan datang.

Faktor - faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank dapat bersumber dari berbagai kinerja profitabilitas yang ditunjukkan beberapa indikator. Rasio profitabilitas yang penting bagi bank adalah return on asset (ROA). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Pada penelitian ini penulis akan meneliti salah satu bank BUMN yaitu Bank Rakyat Indonesia yang merupakan milik pemerintah yang didirikan untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Dalam memberikan kredit, bank ini mencakup pada seluruh

(19)

4

kalangan masyarakat. Keberadaan bank ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menjalankan usahanya sekaligus membantu pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik mengangkat Judul: “Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu (KCP) Latimojong Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas masalah yang diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah :

“ Apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas khususnya Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu (KCP) Latimojong Makassar ?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu (KCP) Latimojong Makassar.

(20)

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pimpinan perusahaan untuk menghindari risiko kredit bermasalah yang akan berdampak pada profitabilitas perusahaan.

2. Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dalam penelitian yang sejenis.

3. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

(21)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank

1. Pengertian Bank

Ditinjau dari asal mula terjadinya, bank berasal dari sebuah kata Italia

“banco” yang artinya meja atau tempat menukarkan uang. Meja inilah yang digunakan oleh para banker untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah banco resmi dan populer menjadi bank. Secara umum pengertian bank adalah suatu lembaga yang menghimpun dana masyarakat yang berupa giro, tabungan, deposito, dan pemberian jasa bank serta menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat atau pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit.

Pengertian bank terdapat pada pasal 1 Undang – Undang No.10 Tahun 1998 (Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan)yang menjelaskan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank termasuk industri jasa karena produknya hanya memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat.

Perbankan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1998 :

a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

(22)

pemberian kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

b. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya

c. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa- jasa bank lainnya (Kasmir).

Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya).

Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik secara langsung berupa tabungan, giro dan deposito maupun secara tidak langsung berupa kertas berharga, penyertaan dan sebagainya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Sigit Triandaru & Totok Budisantoso).

(23)

8

2. Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan

Dalam pasal 2, 3, dan 4 UU No.7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998 dinyatakan asas, fungsi dan tujuan perbankan:

Asas: Perbankan Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.

Fungsi: Fungsi Utama perbankan adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat.

Tujuan: Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan Nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

3. Jenis-Jenis Bank

Ditinjau dari segi imbalan atau jasa atas penggunaan dana, baik simpanan maupun pinjaman bank dapat dibedakan menjadi dua (Y. Sri Susilo, Totok Budi Santoso, dan Sigit Triandaru), yaitu :

a. Bank Konvensional, yaitu bank yang aktivitasnya baik penghimpunan dana maupun dalam penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan yang berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam presentase dari dana untuk suatu periode tertentu.

b. Bank Syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah, yaitu jual beli dan bagi hasil.

(24)

Dalam melaksanakan kegiatan usaha perbankan, menurut Kasmir bank berdasarkan jenis usahanya dapat dibedakan menjadi :

a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Menurut Lukman, jenis perbankan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :

a. Dilihat Dari Segi Fungsinya, dibagi menjadi : 1) Bank Umum

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2) Bank Perkreditan Rakyat

Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, tetapi tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

(25)

10

b. Dilihat Dari Segi Kepemilikan, dibagi menjadi : 1) Bank Milik Negara (BUMN)

Bank yang akte pendirian maupun modal bank sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah.

2) Bank Milik Pemerintah Daerah (BUMD)

Bank yang akte pendirian maupun modal bank sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah, sehingga keuntungan bank dimiliki oleh Pemerintah Daerah.

3) Bank Milik Koperasi

Merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.

4) Bank Milik Swasta Nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagaian besar sahamnya dimiliki oleh Swasta Nasional, akte pendiriannya didirikan oleh swasta dan pembagian penuh untuk keuntungan swasta pula.

5) Bank Milik Asing

Merupakan cabang dari bank yang ada di Luar Negeri baik milik swasta asing atau pemerintah asing.

(26)

6) Bank Milik Campuran

Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.

c. Dilihat Dari Segi Status, dibagi menjadi : 1) Bank Devisa

Bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

2) Bank Non Devisa

Bank yang belum mempunyai izin untuk melakukan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa.

d. Dilihat Dari Segi Cara Menentukan Harga, dibagi menjadi : 1) Bank Konvensional

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya menggunakan metode penetapan bunga, sebagai harga untuk produk simpanan demikian juga dengan produk pinjamannya. Penentuan harga seperti ini disebut spreaa based. Sedangkan untuk jasa bank lainnya menerapkan biaya dengan nominal atau presentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

(27)

12

2) Bank Berdasarkan Prinsip Syariah

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga berdasarkan prinsip syariah adalah pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), prinsip penyertaan modal (musyarokah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atau barang yang disewa dari pihak bank kepada pihak penyewa (ijarah wa igtina).

Sedangkan penentuan harga biaya jasa bank lainnya juga sesuai dengan prinsip Syariah Islam, sebagai dasar hukumnya adalah Al- Qur’an dan sunnah Rosul.

4. Fungsi Bank

Menurut Sinungan, fungsi bank dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Fungsi Penghimpun Dana

Fungsi Penghimpun Dana adalah fungsi daripada bank yang melakukan kegiatan untuk mengumpulkan, menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang berupa deposito berjangka, tabungan, atau giro.

b. Fungsi Penyaluran Dana

Fungsi Penyaluran Dana adalah fungsi dari bank yang melakukan kegiatan untuk penyaluran dana yang telah diperoleh bank ke dalam bentuk pemberian pinjaman atau kredit.

c. Fungsi Jasa Keuangan

Fungsi Jasa Keuangan adalah fungsi bank dalam rangka memberikan jasa- jasa untuk memperlancar lalu lintas pembayaran peredaran uang. Fungsi

(28)

ini antara lain dari produk-produk jasa bank seperti jasa pengiriman uang, kartu kredit, jasa penitipan barang-barang berharga (safe deposito box), dan lain-lainnya. Menurut Susilo dkk, secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.

Secara lebih spesifik fungsi bank sebagai berikut :

a. Agent of Trust

Kepercayaan merupakan suatu dasar utama kegiatan perbankan baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyetor dana. Dalam hal ini masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi unsur kepercayaan.

Pihak bank juga akan menempatkan dan menyalurkan dananya kepada debitur atau masyarakat, jika dilandasi dengan unsur

kepercayaan.

b. Agent of Development

Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil, kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

(29)

14

c. Agent of Service

Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran-penawaran atas jasa-jasa perbankan yang lain pada masyarakat. Jasa-jasa yang diberikan bank erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank di antaranya adalah jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian penagihan.

B. Kredit

1. Pengertian Kredit

Kata kredit sesungguhnya berasal dari bahasa latin “credere” yang berarti kepercayaan atau “credo” yang berarti saya percaya. Karena itu dasar pemberian kredit kepada seseorang atau badan usaha landasannya adalah kepercayaan, bahwa si penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan, apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa uang, barang atau jasa, dan lain-lainnya.

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pinjaman melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

(30)

Pengertian kredit menurut Firdaus dan Arianti :

“kredit adalah suatu rekapitulasi yang dimiliki seseorang yang memungkinkan dia bisa memperoleh uang, barang-barang atau buruh/tenaga kerja, dengan jalan menukarkannya dengan suatu janji untuk pembayaran di suatu waktu yang akan datang.”

2. Jenis-Jenis Kredit

Selanjutnya untuk memahami lebih mendalam apa yang dimaksud dengan kredit, dibawah ini disebutkan jenis-jenis kredit sebagai berikut :

a. Dilihat Dari Segi Kegunaan

1) Kredit Investasi

Merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi.

2) Kredit Modal Kerja

Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

b. Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit 1) Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha/produksi/investasi.

Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

(31)

16

2) Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk konsumsi pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.

3) Kredit Perdagangan

Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

c. Dilihat Dari Segi Jangka Waktu 1) Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

2) Kredit Jangka Menengah

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

(32)

3) Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang pengembaliannya paling panjang, jangka waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, manufaktur atau kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

d. Dilihat Dari Segi Jaminan 1) Kredit dengan Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai dengan jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan calon debitur.

2) Kredit tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas atau nama bank calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihal lain.

(33)

18

e. Dilihat Dari Segi Sektor Usaha 1) Kredit Pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau sektor pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka-jangka pendek atau jangka panjang.

2) Kredit Peternakan

Merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

3) Kredit Industri

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana, baik industri kecil, industri menengah, dan industri besar.

4) Kredit Pertambangan

Merupakan kredit yang diberikan untuk usaha tambang, jenis tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak, dan timah.

5) Kredit Pendidikan

Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula kredit untuk para mahasiswa.

6) Kredit Profesi

(34)

Merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.

7) Kredit Perumahan

Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang.

8) Dan sektor-sektor lainnya.

3. Fungsi Kredit

Menurut Firdaus dan Ariyanti, fungsi-fungsi kredit adalah sebagai berikut :

a. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang dan jasa.

b. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle (sejumlah dana yang tidak digunakan).

c. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru.

d. Kredit sebagai alat pengendalian harga.

e. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat atau kegunaan potensi-potensi ekonomi yang ada.

4. Tujuan Kredit

Pemberian kredit mempunyai tujuan tertentu dan tujuan tersebut tidak lepas dari misi bank tersebut. Adapun tujuan utama kredit sebagai berikut :

(35)

20

a. Mencari Keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.

Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Kemudian hasil lainnya bahwa nasabah yang memperoleh kredit pun bertambah maju dalam usahanya. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi.

b. Membantu Usaha Nasabah

Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.

5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Adapun penjelasan untuk analisis 5 C menurut Kasmir adalah sebagai berikut :

a. Character

Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar

(36)

belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobby dan social standingnya.

b. Capacity

Untuk melihat kemampuan nasabah dalam bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.

c. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba).

d. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan baiknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan.

e. Condition of Economy

Dalam melihat kredit hendaknya juga dinilai dari kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk masa mendatang sesuai sektor masing-masing serta dikaitkan dengan prospek usaha dari sektor yang dijalankan.

Menurut Kasmir, prinsip-prinsip pemberian kredit berdasarkan analisis 7P adalah sebagai berikut :

(37)

22

a. Personality

Yaitu mengenai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

b. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Berdasarkan golongan-golongan tersebut tentu akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank. Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredit untuk pengusaha yang modalnya kuat baik dari segi jumlah, bunga, dan persyaratan lainnya.

c. Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan.

d. Prospect

Yaitu untuk menilai nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek bukan hanya bank yang rugi akan tetapi nasabah juga.

(38)

e. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik, sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

f. Profitability

Untuk menganalisa bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.

Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.

g. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan asuransi.

C. Non Performing Loan (NPL)

Penilaian asset harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank indonesia. Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan

(39)

24

menentukan kolektibilitasnya, yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan atau bahkan macet.

Penilaian tingkat kesehatan aktiva produktif didasarkan pada penilaian terhadap kualitas aktiva produktif yang dikuantifikasikan dan didasarkan pada dua rasio yaitu rasio perbandingan aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap jumlah seluruh aktiva produktif dan rasio perbandingan cadangan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva yang diklasifikasikan.

Aktiva produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan utama bank.

Sebagai sumber utama, asset ini juga terdapat risiko besar. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh tingkat kolektibilitas yang buruk pada asset ini dapat membawa kebangkrutan bank, oleh karena itu bank wajib membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna menutupi risiko kemungkinan kerugian tersebut.

Rasio yang digunakan mewakili aspek kualitas asset adalah Non Performing loan. Non Performing Loan (NPL) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain (Luciana &

Winny).

Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran

(40)

modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit. Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit.

Salah satu resiko yang dihadapi oleh bank adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada debitur atau disebut dengan resiko kredit.

Kredit bermasalah merupakan kredit yang mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya terhadap bank, dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya, pembayaran bunga, pembayaran ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan (Rivai).

Resiko kredit merupakan suatu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan atau dijadwalkan (Siamat).

Resiko kredit di dalamnya termasuk Non Performing Loan. Non Performing Loan (NPL) adalah kredit yang bermasalah dimana debitur tidak dapat memenuhi pembayaran tunggakan peminjaman dan bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (revisi 2000) yang menyebutkan bahwa Non Performing Loan (NPL) pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok/atau bunganya telah lewat sembilan puluh hari atau lebih setelah jatuh tempo atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan.

Kredit bermasalah/problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur (Siamat)

(41)

26

Non performing loan merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.

Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet (Almilia dan Herdiningtyas).

Menurut Riyadi, risiko kredit yaitu risiko yang timbul apabila peminjam tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjam dan bunga yang harus dibayarnya.

Menurut Kuncoro dan Suharjono : “Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank sesuai dengan perjanjian.

Menurut Dendawijaya Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari 1 (satu) tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan. Kredit bermasalah (Non Performing Loan) dapat diartikan juga sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan debitur yang dapat diukur dari kolektibilitas.

Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga. Penilaian kolektibilitas berdasarkan

(42)

ketentuan Bank Indonesia No.31 / 147 / Kep / DIR Tanggal 12 November 1998 tentang kualitas aktiva produktif pasal 6 ayat 1,adalah sebagai berikut :

1. Kredit Lancar

Adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Adapun kriteria dari kredit lancar, yakni :

a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu b. Memiliki mutasi rekening yang aktif

c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai.

2. Dalam Perhatian Khusus

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui 90 hari

b. Mutasi rekening aktif

c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan d. Didukung oleh pinjaman baru

3. Kredit kurang lancar

Adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama (3) tiga bulan dari waktu yang diperjanjikan. Adapun kriteria yang memenuhinya, adalah :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga yang telah melebihi 90 hari

b. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah

c. Terjadinya pelanggaran kontrak yang telah diperjanjikan lebih dari 90 hari

(43)

28

d. Terdapat indikator masalah keuangan yang dihadapi debitur e. Dokumentasi pinjaman yang lebih

4. Kredit diragukan

Adalah kredit yang mengembalikan pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 6 (enam) bulan atau dua kali dari jadwal yang diperjanjikan yaitu terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 180 hari. Namun berdasarkan hasil penilaian kreditur, dapat disimpulkan bahwa :

a. Kredit tersebut dapat diselamatkan serta mempunyai jaminan kredit yang nilainya tidak kurang dari 75 % jumlah pinjaman pokok dan bunga yang tertunggak, atau

b. Kredit tersebut tidak dapat diselamatkan, tetapi nilai jaminan kreditnya yang nilainya kurang dari 100 % nilai kredit dan bunga yang tertunggak, atau

c. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari, atau

d. Terjadi cerukan yang permanen

e. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari, atau f. Terjadi kapitalisasi harga, atau

g. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun peningkatan jaminan kredit macet

(44)

5. Kredit Macet

Adalah kredit yang mengembalikan pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari 1 (satu) tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan dengan kriteria sebagai berikut :

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari.

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah dapat berupa, anatara lain :

1) Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan pengaruh buruk bagi profitabilitas bank.

2) Rasio kualitas Aktiva Produktif atau yang lebih dikenal Bad Debt Ratio menjadi semakian besar karena menggambarkan kondisi buruk.

3) Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada.

Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR).

4) Return On Asset (ROA) mengalami penurunan

Menurut Mahmoedin, gejala-gejala kredit macet antara lain disebabkan oleh :

a. Menurunnya Pendapatan Bersih

(45)

30

Turunnya pendapatan bersih dapat disebabkan oleh menurunnya penerimaan atau naiknya biaya.

b. Menurunnya Penjualan Secara Tajam

Turunnya penjualan secara tajam adalah wajar dalam siklus hidup perusahaan, tetapi jika penurunan penjualan secara sangat tajam merupakan tanda perusahaan akan menemui titik kritis.

c. Menurunnya Perputaran Persediaan

Perputaran persediaan yang cepat akan memberikan kelancaran bagi perusahaan. Tetapi jika perputaran tersebut kecepatannya menurun berarti banyak barang yang tidak laku, berarti perusahaan diambang kesulitan.

d. Meningkatnya Penjualan Secara Tajam

Naiknya penjualan secara tajam disebabkan perusahaan ingin mempunyai uang secara cepat guna melakukan penjualan sehingga harga jual dibawah harga pokok.

e. Menurunnya Perputaran Piutang

Perputaran piutang yang cepat juga akan memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan untuk segera melikuiditas. Tetapi jika piutang sulit ditagih akan menimbulkan masalah bagi perusahaan dalam melanjutkan operasionalnya.

f. Menurunnya Modal Lancar

Turunnya modal lancar dapat disebabkan karena melakukan pembelian, membekaknya hutang kepada pihak ketiga dan mungkin karena pemborosan.

(46)

g. Nasabah Mulai Ingkar Janji Nasabah Membuat Laporan Fiktif.

h. Nasabah Tidak Terbuka

Dengan merahasiakan sesuatu hal yang erat kaitannya dengan penggunaan kredit.

Suyatno menyebutkan penyebab macetnya kredit dapat berupa hal-hal yang bersifat teknis perusahaan maupun kejadian diluar kemampuan perusahaan (faktor eksternal/forse majure), yaitu sebagai berikut :

a. Faktor Internal 1. Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran merupakan penyebab kesulitan yang sering sulit diatasi. Ada satu ungkapan yang mengatakan “menjual lebih sulit dari pada membuat”. Jadi kurang lakunya produk yang dihasilkan dapat disebabkan karena kondisi perusahaan.

2. Aspek Pengaturan Keuangan

Kebijaksanaan yang kurang serasi dalam mengatur alat likuid perusahaan dan permodalan, khususnya modal pihak ketiga dapat menimbulkan kesulitan yang dapat mengganggu likuiditas ataupun rentabilitas.

(47)

32

3. Aspek Dana

Kesulitan keuangan mungkin disebabkan kekurangan dana untuk skala perusahaan tersebut baik dana untuk keperluan modal kerja maupun tambahan investasi.

4. Aspek Teknis

Hal-hal yang menyebabkan kesulitan di dalam kaitan dengan teknis ini dapat merupakan kondisi intern, misalnya : desain model, dan sebagainya yang tidak menarik lagi dan ketuaan mesin. Di samping itu ada pula sebab-sebab ekstern, misalnya : perkembangan teknologi, seperti penciptaan mesin-mesin baru sehingga operasi perusahaan tidak efisien lagi dan produknya sudah ketinggalan dan kesulitan bahan baku.

5. Aspek Manajemen

Kesulitan yang diakibatkan oleh organisasi dan manajemen, antara lain berupa : konflik diantara pimpinan, tenaga yang kurang terampil dan kurang berpengalaman, itikad yang tidak baik, seperti manipulasi dan korupsi serta tidak efisien (pemborosan bahan, kelebihan tenaga kerja dan sebagainya).

(48)

b. Faktor Eksternal

1. Kebijakan Pemerintah (devaluasi atau menurunnya nilai rupiah, revaluasi atau naiknya nilai rupiah, kenaikan BBM, kenaikan bahan baku, peraturan pemerintah dalam rangka peremajaan alat-alat).

2. Perkembangan Teknologi 3. Persaingan

4. Bencana Alam

Berikut ini, bagan mengenai kolektibilitas pinjaman dan jumlah PPAP dari masing-masing kategori kredit.

Kolektibilitas Pinjaman Biaya PPAP

Lancar 1 %

Dalam Perhatian Khusus 5 %

Kurang Lancar 15 %

Diragukan 50 %

Macet 100 %

Penyelesaian pembayaran kembali kredit yang bersangkutan telah diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau PUPN/BUPLN, atau telah diajukan permintaan ganti rugi perusahaan asuransi kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan ke dalam kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet”. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

(49)

34

Kredit Bermasalah

NPL = x 100 %

Total Kredit

Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL (Non Performing Loan) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL

Rasio Predikat

NPL < 5 % Sehat NPL > 5% Tidak Sehat

Sumber : Bank Indonesia

Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio NPL (Non Performing Loan). Berdasarkan tabel di atas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5%, apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.

Adapun beberapa hal yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah adalah sebagai berikut (Rivai):

1. Karena Kesalahan Bank

a. Kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah

b. Kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan kredit dan sumber pembayaran kembali

c. Kurang mahir dalam menganalisis laporan keuangan calon nasabah d. Kurang lengkap mencantumkan syarat-syarat

e. Pemberian kelonggarabn yang terlalu banyak

(50)

f. Tidak punya kebijakan perkreditan yang sehat 2. Karena Kesalahan Nasabah

a. Nasabah tidak kompeten b. Nasabah kurang pengalaman c. Nasabah tidak jujur

d. Nasabah serakah 3. Faktor Eksternal

a. Kondisi perekonomian b. Bencana alam

c. Perubahan peraturan.

Gejala dini kredit bermasalah adalah sebagai berikut (Rivai):

1. Ada tunggakan

2. Mengajukan perpanjangan 3. Kondisi keuangan menurun

4. Laporan keuangan terlambat atau yang tadinya selalu diaudit akuntan menjadi tidak.

5. Hubungan semakinrenggang, menghindar setiap kali dihubungi 6. Penurunan nilai/hilangnya jaminan

7. Penggunaan kredit tidak sesuai rencana.

Dalam usaha mengatasi timbulnya kredit bermasalah pihak bank dapat melakukan beberapa tindakan penyelamatan yaitu Dendawijaya :

a. Penjadwalan ulang (Rescheduling)

Rescheduling adalah penjadwalan kembali sebagian atau seluruh kewajiban debitur.

(51)

36

b. Persyaratan ulang (Reconditioning)

Reconditioning adalah perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit.

c. Penataan ulang (Restructuring)

Restructuring adalah usaha penyelamatan kredit yang terpaksa harus dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.

d. Eksekusi barang jaminan

Yaitu penjualan barang-barang yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan utang.

D. Profitabilitas Bank

Laporan keuangan memperlihatkan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran kualitatif. Melihat analisis laporan keuangan tingkat profitabilitas dapat diukur selama periode tertentu.

Riyanto menjelaskan bahwa “Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut”.

(52)

Sedangkan Malayu Hasibuan menjelaskan bahwa “Profiabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase profit”.

Meski ada beragam indikator penilaian profitabilitas yang lazim digunakan oleh bank, peneliti akan menggunakan rasio ROA (Return on Assets), dengan beberapa alasan antara lain :

1. Rasio Return on Assets (ROA) memperhitungkan bagaimana kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya dan manajerial efisiensi secara menyeluruh.

Dendawijaya menjelaskan bahwa :

“Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva”.

2. Penilaian kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilihat dari aspek rentabilitas/profitabilitas dilakukan dengan menggunakan indikator Return on Assets (ROA).

Maksud dan tujuan dari analisis profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan kemampuan perolehan laba yang dicapai oleh bank

(53)

38

yang bersangkutan. Dalam analisis ini akan dicari hubungan timbal balik antara pos-pos yang ada pada laporan laba rugi dengan pos-pos yang ada pada neraca bank. Dengan demikian melalui analisis profitabilitas dapat diketahui efisiensi dan efektifitas bank selama periode tertentu.

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Laba Setelah Pajak

ROA = x 100 %

Total Asset

Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio ROA (Return on Assets) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio ROA

Rasio Predikat

ROA ≥ 1.215%

0.99% ≥ ROA < 1.215%

0.765% ≥ ROA < 0.99%

ROA < 0.765%

Sangat Sehat Sehat

Cukup Sehat Tidak Sehat

Sumber : Bank Indonesia

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio ROA dikatakan sangat sehat apabila lebih tinggi dari 1,215%, dikatakan sehat apabila rasio ROA antara 0,99% sampai dengan 1,214%, dikatakan cukup sehat apabila rasio ROA

(54)

antara 0,765% sampai dengan 0,98%, dan dikatakan tidak sehat apabila rasio ROA dibawah 0,765%.

E. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return on Assets (ROA) Kredit adalah sumber pendapatan utama bagi bank, kinerja bank yang baik ditandai dengan lancarnya penyaluran kredit perbankan kepada masyarakat.

Tetapi tingginya penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank akan memberikan resiko yang tinggi pula bagi bank yaitu akan terjadinya kredit bermasalah dan NPL akan tinggi.

Jika debitur tidak dapat membayar kembali pinjaman kredit maka akan menimbulkan resiko kredit bermasalah atau non performing loan. Tingginya rasio NPL yang dimiliki oleh bank akan berpengaruh terhadap nilai asset bank dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba, hal itu akan berdampak pada nilai profitabilitas bank itu sendiri.

NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengukur risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya.

Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya.

Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil risiko kredit. Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu

(55)

40

pengukuran dari rasio risiko usaha bank yang menunjukkan besarnya risiko kredit bermasalah yang ada pada suatu bank.

Akibat dari timbulnya kredit bermasalah dapat berupa (Dendawijaya) :

1. Dengan adanya kredit bermasalah bank akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas atau rentabilitas bank.

2. Return On Assets (ROA) mengalami penurunan.

F. Kerangka Pikir

Telah diketahui bersama bahwa kredit merupakan pendapatan utama dari suatu bank, sehingga menjadikan kegiatan ini selalu menjadi perhatian khusus.

Kondisi perkreditan bank yang berkaitan dengan kolektibilitas kredit mempunyai hubungan erat dengan penyaluran kredit. Pada saat jumlah Non Performing Loan (NPL) meningkat menyebabkan penurunan keuntungan ( profitabilitas).

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka diatas, kerangka pikir yang diajukan pada penelitian ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

(56)

Gambar Kerangka Pikir

G. Kajian Penelitian Terdahulu

1. Nazrantika Sunarto (2012), dengan judul “Pengaruh Non Performing Loan terhadap Return On Assets Sektor Perbankan Di Indonesia”; dimana Non Performing Loan merupakan variabel bebas, sedangkan Return On Asset merupakan yang merupakan variabel tetap. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 dengan menggunakan laporan keuangan pada tahun 2006 sampai tahun 2010 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode kuantitatif dan analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh hasil NPL secara signifikan berpengaruh negatif terhadap ROA.NPL (Non Performing Loan) merupakan rasio yang menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit Non Performing Loan

(NPL)

 KURANG LANCAR

 DIRAGUKAN

 MACET

PROFITABILITAS

(57)

42

bermasalah semakin besar, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini, adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

(SE BI No 3/30 DPNP tgl 14 Desember 2001).

2. Julita, SE, M.Si, dengan judul Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI”. dimana Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio merupakan variabel bebas, sedangkan Profitabilitas (ROA) merupakan variabel tetap. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dengan menggunakan laporan keuangan pada tahun 2008 sampai tahun 2011 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode kuantitatif dan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis Regresi linear berganda dari hasil uji t pada penelitian ini, maka diperoleh hasil bahwa ada pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA) pada bank umum yang terdaftar di BEI. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kredit macet dalam pengelolaan kredit bank yang ditunjukkan dalam NPL maka akan menurunkan tingkat pendapatan bank yang tercermin melalui ROA.

H. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah :

“Non Performing Loan berpengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Rakyat Indonesia KCP Latimojong.”

(58)

43 A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif sering juga disebut dengan metode tradisional, ilmiah, positivistic dan metode discovery.

Metode penelitian kuantitatif adalah suatua metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populas atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya diambil secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistiK dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitiaan

Lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitiaan adalah PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Pembantu (KCP) Latimojong Makassar. Dengan waktu penelitian selama 2 (dua) bulan. Dimulai pada bulan April sampai bulan Mei tahun 2015.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan penelitiaan ini adalah sebagai berikut:

(59)

44

1. Peneletian Pustaka ( library research)

Penelitian pustaka adalah pengumpulan data teoritis dengan cara menelaah berbagai buku literature dan bahan pustaka lainnya yang berhubugan dengan masalah yang di bahas.

2. Penelitian lapangan (field research)

Pengumpulan data lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan mengadakan kunjungan secara lansung kepada obyek penelitian yang telah ditetapkan.

Pengumpulan data lapangan yang diperlukan mengunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi yaitu pengamatan langsung pada bagian-bagian, seperti bagian keuangan dan akuntansi yang berhubungan dengan masalah Non Performing Loan ( NPL ) dan Profitabilitas perusahaan.

b. Dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data kualitatif adalah semua data yang bersifat keterangan atau informasi menyangkut kinerja keuangan.

b. Data kuantitatif. Adalah semua data yang bersifat angka-angka berupa laporan keuangan untuk 4 tahun terakhir.

(60)

2. Sumber data

a. Data primer adalah semua data yang di kumpulkan melalui penelitiaan lapangan termasuk didalamnya data kualitatif dan kuantitatif.

b. Data sekunder adalah semua data yang dikumpulkan melalui penelitiaan kepustakaan dan dokumen perusahaan yang dapat mendukung penulisan.

E. Metode Analisis

Untuk analisis deskriptif dibahas secara kuantitatif rasio – rasio dari laporan keuangan perusahaan yang ditujukan untuk mengetahui gambaran atau kondisi kebijakan pendanaan. Analisis yang digunakan adalah :

1. Menghitung profitabilitas dengan menggunakan Return On Asset ( ROA ).

a. Return On Assets (ROA)

Selain analisis deskriptif, juga digunakan analisis statistik untuk menguji hipotesis penelitian. statistik untuk menguji hipotesis tersebut bias melalui pendekatan analisis regresi linier sederhana. Menurut J. Supranto, perumusannya sebagai berikut :

nilai a dan b dapat dihitung dengan rumus :

∑ ∑ ∑

∑ – ∑ ………(2)

(61)

46

a = y – bx ……….. (3)

Dimana:

a = Y pintasan

b = kemiringan garis regresi x = nilai tertentu dai variable bebas

F. Definisi Operasional Variabel

1. Non Performing Loan adalah suatu keadaan dimana pihak debitur memiliki masalah dengan usahanya, sehingga tidak mampu memenuhi perjanjian yang telah disepakati dengan pihak kreditur baik pokok maupun bunganya.

2. Profitabilitas adalah suatu rasio yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba atau profit atau dapat pula dikatakan bahwa suatu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu.

3. PT. Bank Rakyat Indonesia KCP Latimojong merupakan kantor cabang pembantu yang terletak di Jalan Gunung Latimojong no. 42 Makassar. PT.

Bank Rakyat Indonesia KCP Latimojong berada di bawah naungan PT.

Bank Rakyat Indonesia kantor cabang Somba Opu Makassar. Dan merupakan satu – satunya kantor cabang pembantu di region Somba Opu.

(62)

47 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Bank Rakyat Indonesia

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau " Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi).

Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepemilikan asing dan leverage berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan, sedangkan kepemilikan keluarga

[r]

Berdasarkan situasi tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai gambaran pola kuman dan kepekaannya terhadap antibiotik pada pasien sepsis di RSMH Palembang periode 2017

Maka dari itu, dirancang sebuah aplikasi pengenalan rambu lalu lintas menggunakan metode fuzzy mamdani berbasis android, yang diharapkan dapat memberi pemahaman dan

Penelitian sebelumnya tentang estimasi parameter model regresi data panel random effect dengan metode generalized least squares ( GLS) yang dilakukan oleh Novi Aulia

Kondisi demikian semakin memperlihatkan posisi strategis SATPOL PP Kabupaten Tabanan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya Pemerintah Kabupaten Tabanan

Berdasarkan hasil tes yang sudah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil post test pada kelas kontrol dan kedua kelas

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah 1) Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar mahasiswa antara yang menerapkan strategi kognitif multipurpose: rehearsal, imagery